99
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN SELAT HILIR KUALA KAPUAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH SYAHRUDIN NOOR NIM. 11.23.12934 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA · PDF file3 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : Syahrudin Noor N I M : 11.23.12934 Program Studi : S-1 PGSD Lembaga Asal

Embed Size (px)

Citation preview

1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN SELAT HILIR KUALA KAPUAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

OLEH SYAHRUDIN NOOR

NIM. 11.23.12934

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014

2

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN 5 SELAT HILIR KUALA KAPUAS

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI Ditulis memenuhi sebagian persyaratan

Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD

Oleh Syahrudin Noor

NIM 10.23.11.23.12934

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2015

3

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : Syahrudin Noor

N I M : 11.23.12934

Program Studi : S-1 PGSD

Lembaga Asal : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri

dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan

Tinggi, dari sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palangka Raya, Juni 2015

SYAHRUDIN NOOR

i

4

ABSTRAK

Syahrudin Noor. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi. Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing ( I ) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi ( II ) Dian Lufia Rahmawati, M.Pd. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kolaborasi.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui aktivitas berbicara peserta didik dalam Bahasa Indonesia melalui model kolaborasi, (2) mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik dalam Bahasa Indonesia setelah belajar melalui model pembelajaran kolaborasi

Penelitian ini dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan mei 2015 yang berlokasi di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan subjek penelitian seluruh peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas yang berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ketuntasan aktivitas belajar peserta didik secara klasikal mencapai skor minimal 3, hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal 60 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai nilai minimal 85%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) penggunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas berbicara peserta didik yang ditunjukkan dengan perolehan skor hasil pengamatan di atas 3, (2) pengunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indoneia dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata 60,11 pada siklus I meningkat menjadi 72,02 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan dengan nilai 61% pada siklus I meningkat menjadi 85,7% pada siklus II.

ii

5

ABSTRACT

Syahrudin Noor. 2015. The Efforts to Improve Learning OutComes of Indonesian Using Colaboration Learning Model in Fourth Grade Learners SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas. Academic Year 2014/2015 . Thesis PGSD Studies Program Faculty of Teacher Training and Education , University of Muhammadiyah Palangkaraya. Supervisor ( I) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi ( II ) Dian Lufia Rahmawati, M.Pd.

Keywords : Learning OutComes, Colaboration Learning Model

This research aims to : ( 1 ) determine the activity of Speaking Learning in

Indonesian Discussed through Colaboration Learning Model , ( 2 ) determine the increase in the Ability of Learners to Speak.

This research was conducted at weeks 3 and 4 in May 2015 , located at SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas . This research is Class Action Research

( PTK) with the subject of study all fourth grade students in SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas that totalling 21 students . The data collection techniques in this study using tests and observation . Analysis of data using qualitative and quantitative data analysis . Indicators of success in this study is that if mastery learning activities of students in the classical achieve a minimum score of 3 , the results of studying the completeness criteria of at least 60 with a passing grade in the classical reaching a minimum value of 85 % .

The results of this study indicate that : ( 1 ) the use Colaboration Learning Model on Subjects Indonesian can increase the activity of Speaking learners indicated by the acquisition of a score above 3 observations , ( 2 ) the use of Colaboration Learning Model on Subjects Indonesian can improve the reading skills of students as indicated by the acquisition nilair average of 60.11 in the first cycle improving be 72.02 on the second cycle . Mastery learning in the classical values also increased with 61 % in the first cycle increased to 85.7 % in the second cycle .

iii

6

HALAMAN PERSEMBAHAN

Rasa syukur atas nikmat dan kemudahan atas terselesaikannya skripsi ini,

suka dan duka senantiasa membersamai pada setiap langkag perjuangan, tentunya

tidak terlepas dengan orang-orang yang membersamaiku, membantu baik dari segi

fikiran, dorongan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa syukur

dan terima kasih ku persembahkan kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kemudahan, dan

barokah atas setiap langkah dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai

sampai akhir yang Insya Allah tepat pada waktunya sesuai dengan

harapan.

2. Kedua orang tua dan keluargaku serta andim, yang senantiasa selalu

mendoakanku, menyemangatiku, memberi dorongan dan motivasi,

Alhamdulillah saat ini aku hampir selesai sampai akhir.

3. Sahabat dan teman-teman yang selalu membersamaiku dalam suka

maupun duka, lokal B angkatan 2011 dan teman-teman himpunanku,

terima kasih kawan.

4. Almamater kebanggaanku.

iv

7

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Syahrudin Noor

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Palangkaraya, Juni 2015

Pembimbing I

Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi

Palangkaraya, Juni 2015

Pembimbing II

Dian Lufia Rahmawati, M.Pd

v

8

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Syahrudin Noor ini

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Pada tanggal ...... Juni 2014

Dewan Penguji,

1. Drs. Orhan, M.Pd Ketua 1. ...................

2. Drs. M. Fatchurahman, M. P.d, M. Psi Sekretaris 2. ...................

3. Dian Lufia Rahmawati, M.Pd Anggota 3. ...................

4. Ichyatul Afrom, M.Pd Anggota 4. ...................

5. A’am Rifaldi Khunaifi, M.pd Anggota 5. ...................

Mengetahui, Mengesahkan, Ketua Program Studi PGSD Dekan FKIP

DIPLAN, M.Pd Drs. M. Fatchurahman, M. P.d, M. Psi NIP. 19811116201001 1 004 NIP. 19660805199412 1 001

vi

9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat

dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala

Kapuas Tahun Pelajaran 2014 / 2015 “.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar – besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan

berupa arahan, dorongan dan saran – saran dalam penulisan Skripsi ini. Oleh

karena ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang

terhormat :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staf, atas segala kebijakan, perhatian,

dan dorongan sehingga penulis selesai studi.

2. Diplan, M.Pd selaku Ka. Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

beserta staff.

3. Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi selaku pembimbing I yang telah

membantu mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai

Skripsi ini selesai.

4. Dian Lufia Rahmawati, M.Pd selaku pembimbig II yang telah membantu

mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai Skripsi ini

selesai.

vii

10

5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kuala Kapus beserta

para staff.

6. Kepala Sekolah SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas dan guru – guru beserta staff

yang telah bekerja sama membantu kelancaran selama pelaksanan penelitian.

7. Kedua orang tua saya tercinta dan semua keluarga serta andim, terima kasih

untuk doa dan motivasi yang telah diberikan selama ini sehingga saya dapat

menyelesaikan studi saya tepat waktu.

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya dan semua pihak yang tidak saya sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis selesai studi.

Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan pahala

yang belipat ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya. Aamiin.

Palangka Raya, Juni 2014 Peneliti

SYAHRUDIN NOOR NIM. 11.23.12934

viii

11

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i LEMBAR ABSTRAK ................................................................................... ii LEMBAR ABSTRACK ................................................................................ iii LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4 C. Batasan Masalah ................................................................. 4 D. Rumusan Masalah ............................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... 7 A. Analisi Teoritis ................................................................... 7

1. Belajar ........................................................................... 7 a. Pengertian Belajar ..................................................... 7 b. Tujuan Belajar ........................................................... 8 c. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 9

2. Bahasa Indonesia ........................................................... 10 a. Pengertian Bahasa Indonesia ...................................... 10 b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................... 11 c. Berbicara ................................................................... 13

3. Model Pembelajaran ....................................................... 14 4. Model Pembelajaran Kolaborsi......................................... 15

a. Pengertian Model Pembelajaran Kolaborasi .............. 15 b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kolaborasi.. ......... 19 c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kolaborasi.................... 21 d. Langkah-langkah Model Pembelajaran

Kolaborasi................ ................................................. 23 e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Kolaborasi..................................................................... 26 B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 28 C. Kerangka Berpikir ................................................................. 29 D. Hipotesis Tindakan ............................................................... 30

ix

12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 32

1. Tempat Penelitian .......................................................... 32 2. Waktu Penelitian ............................................................ 32

B. Jenis Penelitian ..................................................................... 32 C. Subyek Penelitian ................................................................. 39 D. Prosedur Penelitian ............................................................... 40

1. Repleksi awal..................................................................... . 40 2. Penyusunan Perencaanaa..................................................... 41 3. Pelaksanaan Tindakan......................................................... 41 4. Pengamatan Persiklus......................................................... 42 5. Repleksi............................................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 43 1. Teknik pengumpulan data .............................................. 43 2. Instrumen Penelitian ...................................................... 44

F. Teknik Analisis Data ............................................................. 47 1. Kuantitatif........................................................................... 48 2. Kualitatif............................................................................. 49

G. Indikator Keberhasilan Penelitian .......................................... 50 H. Jadwal Penelitian .................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ............................... 51

A. Deskripsi Data ....................................................................... 51 1. Deskripsi Data Pra Tindakan ............................................ 51 2. Deskripsi Data Siklus I ..................................................... 54 3. Deskripsi Data Siklus II ................................................... 65

B. Pengujian Hipotesis Tindakan ................................................ 75 1. Peningkatan Aktivitas Peserta Didik.................................... 75 2. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik.............................. 76

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 76

BAB V PENUTUP .................................................................................. 81

A. Simpulan ............................................................................... 81 B. Rekomendasi ......................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Tindakan Persiklus ....................................... 41 Tabel 2. Lembar Pengamatan Terhadap Peserta Didik ................................... 45 Tabel 3. Lembar Pengamatan Terhadap Pendidik .......................................... 46 Tabel 4. Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................ 47 Tabel 5. Jadwal Penelitian ............................................................................. 50 Tabel 6. Hasi Tes Awal ................................................................................. 52 Tabel 7. Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat I (guru) ................ 57 Tabel 8. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta

Didik Oleh Pengamat I (guru)........................................................... 58 Tabel 9. Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat II (Teman) ........... 59 Tabel 10 Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta

Didik Oleh Pengamat II (Teman Sebaya) ........................................ 61 Tabel 11 Data Hasil Tes Siklus I .................................................................... 62 Tabel 12 Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat I (guru) ................ 67 Tabel 13 Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta

Didik Oleh Pengamat I (guru) ........................................................ 68 Tabel 14 Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat II (Teman) ........... 69 Tabel 15 Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta

Didik Oleh Pengamat II (Teman Sebaya) ........................................ 71 Tabel 16 Data Hasil Tes Siklus II ................................................................... 72 Tabel 17 Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Peserta Didik .... 77 Tabel 18 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik............................................ 78

xi

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian ................................................................ 30 Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 36

xii

15

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

LAMPIRAN I ....................................................................................... LAMPIRAN II ....................................................................................... LAMPIRAN III ...........................................................................................

xiii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber

daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualiatas hidupnya. Selain

itu, melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berakal

dan mempunyai pengetahuan. Hal ini sangat diperlukan untuk menguasai dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah

yang diajarkan secara berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan

formal dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai kejenjang lanjutan yang lebih

tinggi. Bahasa Indonesia sekolah berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi, baik dalam membantu menjelaskan dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari.

Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting

yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah. Tak heran apabila mata

pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus

SMA. Dari situ diharapkan peserta didik mampu menguasai, memahami dan

dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara.

Logikanya, selama 12 tahun mereka telah merasakan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) dibangku sekolah. Selama itu pula peserta didik

2

mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya kualitas

berbahasa Indonesia peserta didik yang telah lulus SMA masih saja jauh dari

apa yang dicita- citakan sebelumnya, misalnya untuk berkomunikasi dengan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tujuan pengejaran Bahasa Indonesia

pada semua jenjang pendidikan adalah membimbing peserta didik agar

mampu memfungsikan Bahasa Indonesia dalam komunikasi dengan segala

aspeknya.

Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai beberapa fungsi

diantaranya : penggunaan bahasa dengan maksud menjadi anggota

masyarakat yang disenangi dan diterima secara baik oleh masyarakat, untuk

tujuan praktis seperti meraih ilmu dan teknologi, menggerakan suatu massa,

memperoleh suatu pekerjaan, memperlancar pekerjaan, dan sebagainya,

bahasa untuk pemakaian dalam konteks berpikir, mengerti tentang suatu hal,

menyimpan pengertian dan mengembangkan pengertian baru, serta digunakan

untuk memasuki dan mendalami suatu tata cara dan tata nilai hidup suatu

masyarakat.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan yaitu pada

proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dimana peserta didik

kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Hal itu

dipengaruhi karena saat proses pembelajaran pendidik cenderung

menggunakan metode ceramah dan guru kurang melibatkan peserta didik

secara langsung sehingga menyebabkan situasi pembelajaran kurang

menyenangkan dan membuat peserta didik menjadi kurang memperhatikan

3

penjelasan guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang masih

rendah pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) adalah 60, dari seluruh peserta didik yang berjumlah 21

orang, ada 7 orang (37%) yang mendapat nilai di atas 60 dan 14 orang (63%)

mendapat nilai di bawah KKM.

Proses belajar mengajar yang demikian akan membuat peserta

didik menjadi jenuh. Penyampaian materi secara konvensial misalnya

ceramah, akan membuat peserta didik jenuh sebagai akibatnya peserta didik

malas belajar dan pengaruh hasil belajar akan semakin menurun.

Maka dari itu, setiap proses pembelajaran yang menyangkut materi,

metode, media alat peraga dan sebagainya harus mengalami perubahan

kearah pembaharuan . Dengan adanya inovasi tersebut di atas, maka seorang

guru akan selalu dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam

menentukan model dan metode, karena model pembelajaran sangatlah

penting seperti halnya yang dikemukakan oleh Toeti Soekamto dan

Winaputra (Wulandari, 2012 ) model pembelajaran sebagai kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan

aktivitas belajar mengajar.

4

Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka

peneliti tertarik untuk mengangkat judul “ Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang di

atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan.

2. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia.

3. Hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan, maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti,

untuk menghindari terjadinya kerancuan dan luasnya masalah yang diteliti.

Adapun penelitian ini dibatasi pada :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat

Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

5

D. Rumusan Masalah

Berdasrkan permasalahan yang telah dibatasi maka penulis dapat

merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

diterapkannya model pembelajaran kolaborasi pada siswa siswi Kelas IV

SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi

Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka

tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kolaborasi.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar Bahasa

Indonesia dengan diterapkannya model Pembelajaran kolaborasi pada

siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran

2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam rangka memperbaiki

dan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya, dan mata

pelajaran lain umumnya di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun

Pelajaran 2014/2015.

6

2. Bagi guru, model pembelajaran kolaborasi ini dapat dijadikan salah satu

alternatif strategi pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 5 Selat Hilir

Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Bagi peserta didik, model pembelajaran Kolaborasi merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia di kelas IV SDN

5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis Teoretis

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam

kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam

bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang

intelektual pada khususnya. Hal ini sependapat dengan Surya (Tohirin,

2011: 8) bahwa “ belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannnya”.

Menurut Anitah W, Dkk. (2007:3) “belajar adalah proses

mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan seseorang

dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif”. Menurut

Oemar Hamalik (2002:35) berpendapat bahwa “belajar merupakan

merupakan suatu proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja

yang menimbulkan perubahan yang keadaan berbeda dari perubahan

yang ditimbulkan oleh lainya”.

Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus

merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama

8

waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan

itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin

berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau

bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat

dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang yang

sedang mengalami belajar.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa

ahli tersebut diatas, dapat disimpulakan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu,

dan perubahan tersebut berupa perubahan dalam pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap serta proses mental dan emosional dari

seseorang.

b. Tujuan Belajar

Menurut Abbas (Sumarmi 2011:10) mengemukakan

beberapa pendapat bahwa “tujuan belajar secara umumnya yaitu

untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan,

serta pembentukan sikap”.Sardiman (2001:79) mengemukakan bahwa

“Tujuan belajar secara umum ada tiga jenis yaitu untuk mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan serta pembentukan

sikap”. Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai,

ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil

belajar menurut Bloom (Sudjana, 2010: 22-23), yaitu:

a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajara intelektual yang

9

terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisi, sintesis, dan evaluasi.

b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi,

dan internalisasi.

c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek

yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan

perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Dengan demikian tujuan belajar adalah ingin mendapatkan

pengetahuan, ketrampilan dan menanamkan sikap mental. Dengan

mencapai tujuan belajar maka akan diperoleh hasil dari belajar itu

sendiri. Jadi pada dasarnya tujuan belajar peserta didik adalah untuk

mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap mental

dan nilai. Tercapainya pembelajaran apabila pendidik menguasai tujan

pembelajaran

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010:22), bahwa “Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya”.

Patmonodewo (Setiawan 2011:8) mengatakan bahawa “Hasil

belajar adalah kemempuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

10

setelah menerima pengalaman belajar, dan hasil belajar peserta didik

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku”.

Menurut Hamalik (2009:155) “hasil belajar tampak sebagai

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang dapat diamati dan

diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan”.

berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajar akibat dari suatu aktivitas

pada perubahan tingkah lakunya.

2. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Marlina, (2012), Bahasa Indonesia merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Dengan pembelajaran bahasa memungkinkan manusia untuk saling

berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang

lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan

kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman

tersebut.

Wibowo (2001:3) mengemukakan bahasa adalah sistem

simbol buyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat

ucap) yang bersifat arbitrer dan konvesional, yang dipakai sebagai alat

komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan

11

pikiran. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija ( 1996:4)

mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap

dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

pendapat kepada orang lain.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan

membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam

dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun

tulis, serta menumbuhkan kesadaran terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Secara umum tujuan belajar Bahasa Indonesia dinyatakan

dalam kurikulum 2001 (Depdiknas,2004 : 6 ) sebagai berikut :

1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa dan sastra

indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.

2. Siswa memahami sastra dan bahasa indonesia dari segi bentuk,

makna dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk macam-macam tujuan, keperluan dan keadaan.

12

3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa dan sastra

indonesia untuk meningatkan kemampuan intelektual, kematangan

emosional dan kematangan sosial.

4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara

dan menulis).

5. Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk

mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,

serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Siwa menghaargai dan membanggakan satra indonesia dengan

khasanah buday dan intelektual indonesia.

Menurut Basiran (1999) tujuan pembelajaran bahasa

indonesia adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks

komunikasi. Adapun Menurut Akhadiah dkk (1991:1) tujuan

pembelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa memiliki

kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar serta dapat

menghayati bahasa dan sastra indonesia sesuai dengan situasi dan

tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan pembelajaran ditunjukan agar para siswa mampu

menghayati bahasa dan juga sastra indonesia serta mempunyai

kemampuan yang baik dan benar dalam berbahasa.

13

c. Berbicara

Secara garis besar keterampilan berbahasa manusia dapat

digolongkan menjadi 4 macam yaitu : Menyimak, Berbicara,

Membaca, dan Menulis. Berdasarkan penelitian Donald E. Bird

aktivitas hidup manusia didominasi aktivitas menyimak (42 %),

sementara aktivitas berbicara (25%), aktivitas membaca (15%),

aktivitas menulis (15%). Realitas tersebut hampir sama keadaannya

dengan di Indonesia (Tarigan, 1990:48). Jadi pengertian berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi artikulasi atau kata –

kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Adapun Pageyasa (2004:43) mengemukakan

bahwa berbicara adalah kemempuan mengungkapkan pendapat atau

pikiran dan perasaan kepada seseorangg atau sekelompok orang secara

lisan baik berhadapan ataupun dengan jarak jauh.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa berbicara adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang yang mengucapkan kata-kata untuk menyatakan

dan mengekspresikan pemikiran, gagasan dan perasaan kepada

sekelompok orang atau individu sebagai pendengar. Berbicara

memiliki tujuan yang bermacam-macam. Keterampilan dalam

berbicara juga dibagi berdasarkan jumlah pendengar atau penyimak,

serta kegiatan yang dilakukan. Keterampilan dalam berbicara harus

selalu ditingkatkan, dengan begitu, kita dapat berkomunikasi dengan

14

baik dan menyampaikan pikiran kita dengan baik. Cara untuk

meningkatkan keterampilan dalam berbicara yaitu dengan

meningkatkan rasa percaya diri dan sering berlatih berbicara di depan

umum.

3. Model Pembelajaran

Menurut Khalibah ( Trianto, 2010:76 )“untuk melihat tingkat

kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan

ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang

dikembangkan”. Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan

‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar

mengajar. Menurut Soekunto, dkk ( Trianto, 2010:74 ) “Model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan proesdur

yang sistematis dalam mengkordinasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas

belajar mengajar”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, model

pembelajaran adalah kerangka (pedoman) pembelajaran yang tersusun

15

secara sistematis untuk meningkatkan aktivitas belajar mengajar guna

membantu ketercapaiannya tujuan pembelajaran itu sendiri.

4. Model Pembelajaran Kolaborasi (Colaborative Learning)

a. Pengertian Model Pembelajaran Kolaborasi (Colaborative

Learning)

Pembelajaran kolaboratif merupakan model pembelajaran

yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar

(Yufiarti:2003). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu

model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang

sama (Sulhan, 2006:69).

Pembelajaran seperti ini sering digambarkan sebagai suatu

model pengajaran yang mana para siswa bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Hal yang

perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar kolaboratif, para siswa

bekerja sama menyelesaikan masalah yang sama, dan bukan secara

individual menyelesaikan bagian-bagian yang terpisah dari masalah

tersebut. Dengan demikian, selama berkolaborasi para siswa bekerja

sama membangun pemahaman dan konsep yang sama menyelesaikan

setiap bagian dari masalah atau tugas tersebut.

Pendekatan kolaboratif semacam ini dipandang sebagai

proses membangun dan mempertahankan konsepsi yang sama tentang

suatu masalah. Dari sudut pandang ini, model belajar kolaboratif

16

menjadi efisien karena para anggota kelompok belajar dituntut untuk

berpikir secara interaktif. Para ahli berpendapat bahwa berpikir

bukanlah sekedar memanipulasi objek-objek mental, melainkan juga

interaksi dengan orang lain dan dengan lingkungan.

Dalam kelas yang menerapkan model kolaboratif, guru

membagi otoritas dengan siswa dalam berbagai cara khusus. Guru

mendorong siswa untuk menggunakan pengetahun mereka,

menghormati rekan kerjanya, dan memfokuskan diri pada pemahaman

tingkat tinggi.

Peran guru dalam model pembelajaran kolaboratif adalah

sebagai mediator. Guru menghubungkan informasi baru terhadap

pengalaman siswa dengan proses belajar di bidang lain, membantu

siswa menentukan apa yang harus dilakukan jika siswa mengalami

kesulitan, dan membantu mereka belajar tentang bagaimana caranya

belajar. Lebih dari itu, guru sebagai mediator menyesuaikan tingkat

informasi siswa dan mendorong agar siswa memaksimalkan

kemampuannya untuk bertanggung jawab atas proses belajar mengajar

selanjutnya.

Sebagai mediator, guru menjalani tiga peran, yaitu berfungsi

sebagai falisitator, model, dan pelatih. Sebagai fasilitator, guru

menciptakan lingkungan dan kreativitas yang kaya guna membantu

siswa membangun pengetahunnya. Dalam rangka menjankan peran ini,

ada tiga hal pula yang harus dikerjakan, antara lain :

17

a) Mengatur lingkungan fisik, termasuk pengaturan tata letak perabot

dalam ruangan serta persediaan berbagai sumber daya dan

peralatan yang dapat membantu proses belajar mengajar siswa.

b) Menyediakan lingkungan sosial yang mendukung proses belajar

siswa, seperti mengelompokkan siswa secara heterogen dan

mengajak siswa mengembangkan struktur sosial yang mendorong

munculnya perilaku yang sesuai untuk kolaborasi antarsiswa.

c) guru memberikan tugas memancing munculnya interaksi

antarsiswa dengan lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya.

Dalam hal ini, guru harus mampu memotivasi anak.

Peran sebagai model dapat diwujudkan dengan cara membagi

pikiran tentang suatu hal atau menunjukkan pada siswa tentang

bagaimana melakukan sesuatu secara bertahap (Sulhan, 2006:70-71)

Di samping itu, menunjukkan pada siswa bagaimana cara berpikir

sewaktu melalui situasi kelompok yang sulit dan melalui masalah

komunikasi adalah sama pentingnya dengan mencontohkan

bagaimana cara membuat perencanaan, memonitor penyelesaian

tugas, dan mengukur apa yang sudah dipelajari.

Peran guru sebagai pelatih mempunyai prinsip utama, yaitu

menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan

sehingga siswa tetap memegang tanggung jawab atas proses belajar

mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dan

18

umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa, serta membantu

mereka menggunakan strategi tertentu.

Salah satu ciri penting dari kelas yang menerapkan model

pembelajaran kolaboratif adalah siswa tidak dikotak-kotakan

berdasarkan kemampuannya, minatnya, ataupun karakteristik lainnya.

Pengkotakan tersebut dinilai menghambat munculnya kolaborasi dan

mengurangi kesempatan siswa untuk belajar bersama siswa lain.

Dengan demikian, semua siswa dapat belajar dari siswa lain dan tidak

ada siswa yang tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan

masukan dan menghargai masukan yang diberikan orang lain.

Model kolaboratif dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika

terjadi kolaborasi, semua siswa aktif. Mereka saling berkomunikasi

secara alami. Dalam sebuah kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6

anak, di sana guru sudah membuat rancangan agar siswa yang satu

dengan yang lain bisa berkolaborasi. Dalam kelompok yang sudah

ditentukan oleh guru, fasilitas yang ada pun diusahakan anak mampu

berkolaborasi. Misalnya, dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6

tersebut seorang guru hanya menyiapkan 2 sampai 3 kotak alat

mewarna yang dipakai secara bergantian. Dengan harapan, setiap

siswa bisa bekomunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan

komunikasi aktif antar siswa, akan terjalin hubungan yang baik dan

saling menghargai. Alat tersebut bukan milik pribadi, melainkan

sudah menjadi milik bersama. Setiap anak tidak merasa memiliki

19

secara pribadi, tetapi bisa dipakai bersama. Pada saat yang sama

mempunyai keinginan untuk memakainya maka akan terjadi

komunikasi yang alami dengan penggunaan santun bahasa. Dalam

kondisi seperti ini seorang guru hanya mengamati cara kerja siswa dan

cara berkomunikasi serta menjadi pembimbing saat siswa memerlukan

bantuan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa,

Pembelajaran kolaborasi (Colaborative Learning) merupakan model

pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori

belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model

pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kolaborasi

Pendekatan kolaboratif bertujuan agar siswa dapat

membangun pengetahunnya melalui dialog, saling membagi informasi

sesama siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan

kemampuan mental pada tingkat tinggi. Yufiarti :2003

(Sulhan,2006:69)

Menurut Sulhan (2006) bahwa tujuan dari pembelajaran

kolaboratif adalah sebagai berikut:

a) Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara

alamiah di antara para siswa.

20

b) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa,

kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.

c) Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa

dalam kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar.

d) Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam

proses belajar.

e) Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah.

f) Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-

macam sudut pandang.

g) Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.

h) Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling

menghargai di antara para siswa, dan di antara siswa dan guru.

i) Membangun semangat belajar sepanjang hayat

Sedangkan manfaat dari model pembelajaran kolaboratif ini

antara lain sebagai berikut :

a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi

dalam kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap

penguasaan konsep.

b) Belajar memecahkan masalah secara bersama dalam kelompok.

c) Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak bisa

lepas dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat

yang berbeda dan mampu mengelolanya. Selain itu hakikat

21

manusia sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat menyendiri

melainkan memerlukan orang lain dalam hidupnya.

d) Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu

tujua bersama dalam bekerja tidak terjadi tumpang tindih atau

perbedaann pendapat yang prinsip.

e) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk

pemecahan bersama setiap individu diarahkan untuk mengajarkan

atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui

dan menguasai permasalahan.

f) Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang

merasa memiliki tanggung jawab karena kebersmaan dalam belajar

menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok.

c. Ciri-ciri model Pembelajaran Kolaborasi

Menurut Isjoni (2009:27), ciri-ciri pembelajaran kolaboratif

adalah sebagai berikut :

a) Setiap anggota memiliki peran dan tugas masing-masing serta

bertanggung jawab atas belajarnya teman-teman sekelompoknya.

b) Terjadi interaksi secara langsung antar peserta didik.

c) Guru membantu pesertaa didik untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

d) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Menurut Stahl ( Ismail 2002: 12) bahwa ciri-ciri

pembelajaran koaborasi adalah :

22

a) Belajar dengan teman dalam kelompok kecil

b) Tatap muka antar teman

c) Mendengarkan diantara anggota

d) Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat

e) Siswa membuat keputusan dan aktif

Adapun menurut Johnson (2002: 12) belajar dengan

kolaborasi mempunyai ciri :

a) Saling ketergantungan yang positif

b) Dapat dipertanggungjawabkan secara individu

c) Heterogen

d) Berbagi kepemimpinan

e) Berbagi tanggung jawab

f) Ditekankan pada tugas dan kebersamaan

g) Mempunyai ketrampilan dalam berhubungan sosial

h) Guru mengamati

i) Efektifitas tergantung kepada kelompok

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kolaborasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar,

mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama.

2. Kelompok siswa yang dibentuk merupakan percampuranyang

ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin, dan kemampuan

belajar.

23

3. Panghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kolaborasi

Menurut Joyce (1996) pembelajaran koalboratif mempunyai

6 langkah utama, yaitu:

a) Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa

b) Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan

bacaan

c) Pengorganisasian siswa kedalam bentuk kelompok-kelompok

belajar.

d) Membimbing kelompok untuk belajar

e) Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu

Sependapat dengan Joyce, Weil (2002) mengemukakan

tentang langkah-langkah model pembelajaran kolaborasi sebagai

berikut :

a) Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa

b) Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan

bacaan

c) Pengorganisasian siswa kedalam bentuk kelompok-kelompok

belajar.

d) Membimbing kelompok untuk belajar

e) Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu

Menurut Jhonson (2002), bahwa model pembelajaran

kolaborasi memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

24

a) Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan

membagi tugas sendiri-sendiri.

b) Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.

c) Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,

mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan

jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah

yang ditemukan sendiri.

d) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan

masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri

secara lengkap.

e) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya

diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk

melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di

depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,

membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi.

Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.

f) Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan

elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan

yang akan dikumpulan.

g) Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah

dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.

h) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada

pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.

25

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah model pembelajaran kolaborasi adalah sebagai

berikut :

a) Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa.

b) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.

c) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang

harus dikerjakan.

d) Masing-masing kelompok kolaboratif berdiskusi dan membahas

materi tugas secara bersinergi mengidentifikasi,mendemontrasikan,

meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yang

ditemukan sendiri.

e) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan

masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri

secara lengkap.

f) Setelah selesai, guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

menyampaikan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya

didepan kelas.

g) Masing-masing siswa kelompok lain dapat memberikan tanggapan

terhadap hasil pembahasannya.

h) Guru memberikan penjelasan singkat (klarikasi) bila terjadi

kesalahan dan melakukan koreksi serta kesimpulan.

26

e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kolaborasi

Menurut Sulhan (2006), kelebihan dalam menerapkan model

pembelajaran kolaborasi adalah :

penerapan model pembelajaran kolaboratif yaitu sebagai berikut:

a) Siswa belajar bermusyawarah.

b) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain.

c) Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional.

d) Dapat memupuk rasa kerja sama.

e) Adanya persaingan yang sehat.

Menurut Alwasilah (2007: 109) kelebihan model kolaborasi

ini diantaranya sebagai berikut.

a) Menanamkan kerjasama dan toleransi terhadap pendapat orang lain

dan meningkatkan kemampuan menyatakan gagasan.

b) Menanamkan sikap akan menulis sebagai suatu proses karena kerja

kelompok menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari

sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah mengenal

tulisan karya sejawat yang lebih kuat

c) Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok dan

menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami dalam dunia

professional di masa mendatang

Jadi, dengan menggunakan metode kolaborasi dapat

merangsang kreativitas siswa, dapat mengembangkan sikap, dan dapat

27

memperluas wawasan. Dengan menggunakan metode kolaborasi ini

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Sedangkan Kelemahannya Menurut Alwasilah (2007:47) adalah

sebagai berikut.

a) Memerlukan pengawasan yang baik dari guru, karena jika tidak

dilakukan pengawasan yang baik, maka proses kolaborasi tidak

akan efektif.

b) Ada kecenderungan untuk saling mencontoh pekerjaan orang lain.

c) Memakan waktu yang cukup lama, karena itu harus dilakukan

dengan penuh kesabaran.

d) Sulitnya mendapatkan teman yang dapat bekerjasama.

Menurut Sulhan (2006), beberapa kelemahan dari model

kolaborasi sebagai berikut.

a) Padapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok

persoalan.

b) Membutuhkan waktu cukup banyak.

c) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau

sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung

pada orang lain.

d) Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.

Kelemahan dalam metode kolaborasi adalah diperlukannya

pengawasan dari guru, ada kecenderungan mencontoh pekerjaan orang

lain, memekan waktu yang cukup lama, sulitnya mendapatkan teman

28

yang dapat bekerjasama. Berdasarkan uraian di atas, penulis

simpulkan bahwa kelemahan metode kolaborasi yaitu memakan waktu

yang cukup lama dan memerlukan pengawasan yang baik dari guru.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relavan dengan penelitian model

pembelajaran kolaboratif ini adalah sebagai berikut :

1. Dwi Johartono (2011) dengan judul “ Penerapan model pembelajaran

kolaboratif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar IPA siswa-siswi

kelas V SD”. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan dalam

hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kolaboratif. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I

sampai siklus II terjadi kenaikan, hal ini dapat di lihat bahwa hampir 78%

nilai siswa telah memenuhi standart kelulusan yang telah ditentukan yaitu

75, dan pada siklus II siswa lebih aktif daripada siklus I. Tanggapan

siswa terhadap penerapan model pembelajaran kolaboratif secara umum

positif yaitu antara lain, siswa merasa bahwa model pembelajaran

kolaboratif menyenangkan dan bisa dijadikan variasi kegiatan

pembelajaran sehingga pembelajaran tidak menoton.

2. M. Funal (2011) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kolaborasi Pada Siswa Kelas V SDN I Siboang”. Hasil penelitian ini

menunjukan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah

29

diterapkannya model pembelajaran kolaboratif. Hal ini ditunjukan

dengan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus II terjadi

kenaikan. Hasil belajar siswa dari 60,15 (nilai rata-rata hasil belajar

sebelum penelitian) menjadi 69,12 (siklus I) dan 81,64 (siklus II).

Begitupun dengan ketuntasan klasikal meningkat dari ketuntasan 62,5%

pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Demikian pula peningkatan

daya serap klasikal dari 69,12% pada siklus I menjadi 81,64% pada

siklus II.

C. Kerangka Berpikir

Menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peran seorang guru dalam

menentukan model pembelajaran yang lebih tepat dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Model pembelajaran kolaborasi (Colaborative Learning)

merupakan ssalah satu model pembelajaran yang digunakan untuk dapat

melibatkan langsung peserta didik dalam proses belajar mengajar, dengan

penerapan model pembelajaran seperti ini dan sesuai dengan materi yang

diajarkan, maka diharapkan peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan

dan mendapatkan hasil yang maksimal.

30

Kondisi Awal : Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Masih Rendah

Penelitian tindakan Kelas :

Pembelajaran menggunakan

Model Kolaborasi

Kondisi Akhir : Hasil Belajar Meningkat

pada Mata pelajaran Bahasa

Indonesia

Siklus n : Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Meningkat tiap akhir siklus

Model ini cocok digunakan dalam mata pelajaran bahasa indonesia,

sehingga peneliti berpendapat penggunaan model pembelajaran kolaboratif

dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik khususnya.

Gambar 1.

Diagram Alur Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Good dan Scates (Nazir, 2005:151 ) bahwa “ Hipotesis

adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk

sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-

kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah

penelitian selanjutnya”. Demikian juga dengan Kerlinger (Sopiah, 2010:90 )

mendefinisikan bahwa “Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural)

tentang hubungan antaraa dua variabel atau lebih”. Menurut Purwanto dan

31

Sulistyastuti (2007:137) hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang

bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya

masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia

dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Colaborative

Learning) lebih aktif.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran kolaborasi kolaborasi (Colaborative

Learning) pada siswa-siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

Tahun Pelajaran 2014/2015.

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

November 2014 sampai dengan Januari 2015.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin,dkk (Tukiran, dkk 2010:16 ) bahwa “penelitian

tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

33

memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas

secara lebih profesional”.

Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian

tindakan kelas, yaitu:

1. penelitian tindakan guru sebagai peneliti.

2. penelitian tindakan kolaboratif.

3. penelitian tindakan simultan terintegratif.

4. penelitian tindakan sosial eksperimental.

Dalam penelitian ini menggunakan guru sebagai peneliti, dimana

guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam

bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat

langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan

dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2002: 83), menyatakan

bahwa model penelitian tindakan kelas adalah berbentuk spiral. Tahapan

penelitian tindakan kelas pada suatu siklus meliputi perencanaan atau

pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan

jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian

tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan

34

hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan

(Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan

adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota

kelompok sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan

invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut

dapat saling mendukung satu sama lain.

Tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip

sebagai berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu

benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani

serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan

tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih

dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah

dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat

terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan

pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

35

terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi

tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini menggunakan model penelitian

tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus

meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan

reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang

sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada

siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat

dilihat pada gambar berikut:

36

Gambar 2.

Penelitian Tindakan Kelas

Model : Kemmis dan Mc Taggrat (1998)

Sumber : Nizar Alam Hamdani, dan Dody Hermana(2008:52)

37

SIKLUS I

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang di laksanakan dalam tahap perencanaan sebagai

berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat lembar observasi peserta didik untuk melihat proses belajar

mengajar berlangsung di dalam kelas ketika metode pembelajaran

kolaborasi diterapkan.

c. Membuat tes akhir atau LKPD untuk melihat hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi

diterapkan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah

dibuat yang dapat berupa suatu penerapan metode pembelajaran tertentu

yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan metode

pembelajaran yang sedang dijalankan. Pada tahap ini guru menerapkan

metode pembelajaran kolaborasi dalam skenario pembelajaran yang telah

dirancang pada proses pembelajaran bahasa indonesia . Adapun rincian

pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1.) Kegiatan awal meliputi :

- Guru mengucapakan salam, berdoa, memeriksa kehadiran peserta

didik, dan mengkondisiskan peserta didik untuk siap belajar.

38

- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan melakukan

apersepsi untuk mengaitkan pengalaman anak dengan materi yang

akan dipelajari.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2.) Kegiatan Inti :

- Mengajak peserta didik mengucapkan kata “sakit, aduh, astaga,

dan lain – lain”

- Membagi peserta didik kedelam beberapa kelompok

- Menjelaskan aturan permainan ular tangga dan apa yang harus

peserta didik lakukan jika berhenti dikotak – kotak ular tangga

- Memberikan contoh permainan ular tangga

- Mengajak peserta didik memainkan permainan ular tangga yang

tersedia dan meminta peserta didik membaca bacaan yang ada

dikolom ular tangga. Kelompok pertama yang menjalankan bidak

permainan sebagai pendemostrasi dan kelompok kedua sebagai

pemerhati. Ketika bidak ular tangga dijalankan oleh kelompok

kedua maka pasangan akan bertukar tugas, kelompok kedua

menjadi pendemonstrasi dan kelompok pertama sebagai

pemerhati.

- Begitu seterusnya sampai keterampilan yang ingin dicapai dapat

mulai dicapai.

- Melaksanakan evaluasi

39

3.) Kegiatan penutup

- Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang telah

diajarkan

- Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya.

- Guru menutup kegiatan belajar dengan mengucapkan salam.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.

Sesuai dengan pendapat Sugiyono(2010:13) bahwa “subyek penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel

tertentu)."Sedangkan menurut pengertian menurut Suharsmi Arikunto

(2006:29) subyek penelitian adalah “Sesuatu yang merupakan inti dari

problematika penetian”. Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek

penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa subyek

penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu

untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran

yang berbeda. Subyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan

tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk

mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu.

40

Adapun Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Ajaran Tahun Pelajaran

2014/2015 berjumlah 21 orang yang terdiri dari 8 perempuan dan 13 laki-laki.

D. Prosedur Penelitian

1. Refleksi awal

a) Peneliti mengumpulkan data – data berupa dokumentasi kondisional

yang meliputi jumlah peserta didik, nama peserta didik dan nilai Bahasa

Indonesia peserta didik pada kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

Tahun Pelajaran 2014/2015.

b) Peneliti melakukan observasi langsung dikelas dengan mewawancarai

pendidik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran

2014/2015.

c) Identifikasi masalah, masalah dalam penelitian ini adalah belum

tercapainya indikator pembelajaran Bahasa Indonesia.

d) Peneliti dan pendidik kelas memutuskan rencana tindakan yang paling

mungkin dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

melalui Model Pembelajaran Kolaborasi. Peneliti berkolaborasi dengan

pendidik kelas menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan tindakan kelas.

41

2. Penyusunan Perencanaan

Peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam penelitian yaitu

peneliti merupakan pemberi tindakan yaitu sebagai praktisi membuat dan

menyajikan bahan pembelajaran, motivator, dan fasilitator dalam kegiatan

pembelajaran. Peranan peneliti selama pemberian tindakan adalah :

a) Penyusunan rencana program pembelajaran ( RPP )

b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

c) Pengamatan kegiatan belajar peserta didik

d) Disamping itu dalam penelitian ini selain peneliti personil yang terlibat

ada peserta didik dan pendidik serta pengawas

3. Pelaksanaan tindakan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran peneliti berperan

sebagai pendidik, mengobservasi aktifitas murid pada saat pelaksanaan

pembelajaran berlangsung, memberikan tes pada awal siklus dan tes pada

akhir siklus, sesuai dengan materi, maka kegiatan dilaksanakan dalam 2.

Rincian pelaksanaan tindakan tergambar dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Tindakan Persiklus

SIKLUS I Perencanaan Perencanaan, identifikasi masalah dan penetapan alternatif

- Menyusun RPP / mengembangkan skenario pembelajaran yang metode pembelajaran

- Mengembangkan format observasi

Tindakan - Melaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP / skenario pembelajaran yang telah tersusun

Observasi atau pengamatan - Melaksanakan observasi dengan menggunakan format yang tepat

42

dikembangkan pada perencanaan - Memberi nilai hasil pelaksanaan

tindakan Refleksi - Memberi nilai hasil pelaksanaan

tindakan - Melakukan pertemuan dengan

pendidik membahas hasil tindakan

- Merencanakan perbaikan tindakan lanjutan

Siklus II Perencanaan - Identifikasi masalah dan

penetapan alternatif pemecahan masalah tindakan siklus II

Pelaksanaan - Pelaksanaan siklus II Observasi - Pengumpulan data siklus II Refleksi - Evaluasi kegiatan pembelajaran

siklus II

4. Pengamatan persiklus

Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap peserta didik.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan menganalis,

sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan

tindakan.

43

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian penting dalam

pencapaian keberhasilan penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan

dalam Penelitian Tindakan kelas harus diuraikan dengan jelas.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru

yang fungsinya adalah:

1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan

pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.

2) Untuk menentukan apakah suatau tujuan telah tercapai.

3) Untuk memperoleh suatu nilai.

Menurut Arikunto, (2002:149), Tujuan dari tes adalah untuk

mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara

klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya

pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang

dikumpulkan maka juga digunakan metode sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut Sugiyono ( 2007 : 203 ), bahwa “teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

perilaku manusi, proses kerja, gejala – gejala alam, dan responden yang

diamati tidak terlalu besar”. Dengan demikian maka observasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung

44

kemudian mencatat data dengan format observasi sebagaimana yang

terjadi dalam keadaan yang sebenarnya. Observasi dalam penelitian ini

bertujuan untuk gambaran aktivitas peserta didik pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran dengan berpedoman pada format

observasi yang disusun oleh peneliti sendiri.

b. Tes

Menurut Zainal dan Nasoetion (Suryanto,2009 : 13-14) bahwa

Tes adalah seperangkat pernyataan atau tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dimana setian

butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang

dianggap benar. Dengan demikian maka setiap tes menuntut peserta didik

untuk memberi respon atau jawaban. Respon yang diberikan peserta

didik dapat benar atau salah.

Menurut Supardi, ( 2004 : 16 ) “ bahwa tes merupakan salah

satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan

peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran”. Maka untuk

mendapatkan hasil tanggapan atau respon belajar yang dibutuhkan oleh

peneliti, maka peneliti menggunakan tes.

2. Instrumen Penelitian

Menurut Arintoko ( 2006 : 160 ) instrumen adalah “alat ukur

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.”

45

Adapun Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

instrumen tes terulis, dimana dalam pembuatan alat tes peneliti berpegang

pada materi – materi yang diajarkan sesuai dengan indikator dari mata

pelajaran. Tes yang diberikan dalam bentuk isian dengan berpedoman pada

KTSP.

a. Observasi

Tabel 2.

Lembar Pengamatan Terhadap Peserta Didik

No Kegiatan awal guru Skor 4 3 2 1

Kegiatan awal 1 guru mengucapkan salam 2 guru memimpin peserta didik berdo’a 3 guru mengecek kehadiran pesera didik 4 menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi

siswa Kegiatan inti 1 Masing-masing kelompok berdiskusi dan

membahas materi tugas secara bersinegri mngidentifikasi, mendemotrasikan, meneliti, menganalisis masalah dadlam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri

2 Masing-masing kelompok menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap.

3 Masing-masing siswa kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasanya.

Kegiatan penutup 1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

agar lebih giat lagi belajar di rumah 2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan

salam penutup

Teknik penskoran : Dikutip dari Alfy ( 2013 ) dalam contoh – contoh instrumen penilaian :

“ Intrumen yang digunakan untuk mengukur minat peserta didik yang dibuat ada lima butir. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi

46

atau pengamatan ini ditransfer menjadi data kualitatif melalui pengklasifikasian data dengan cara diberi bobot. Pemberian bobot terendahnya adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, dalam karena rentang yang dipakai ada lima. Dengan demikian mediannya adalah jumlah penilaian terhadap 4 item dibagi 4 item yang dinilai dikali dengan bilangan konstanta ( 100% ). Jika menjadi 4 kategori, maka skala 0 – 1kurang, 1 – 2 cukup, 2 – 3 baik, 3 – 4 sangat baik. “

Klasifikasi penilaian

Catatan :

0,0 – 1,0 kurang

1,1 – 2,0 cukup

2,1 – 3,0 baik

3,1 – 4,0 sangat

Tabel 3. Lembar Pengamatan Terhadap Pendidik

No Kegiatan awal guru Skor 4 3 2 1

Kegiatan awal 1 guru mengucapkan salam 2 guru memimpin peserta didik berdo’a 3 guru mengecek kehadiran pesera didik 4 menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi

siswa Kegiatan inti 1 Membagi siswa kedalam beberapa kelompok 2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas

kelompok yang harus dikerjakan. 3 Guru menunjukan salah satu anggota kelompok

untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas

4 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan koreksi serta kesimpulan.

Kegiatan penutup 1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

agar lebih giat lagi belajar di rumah 2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan

salam penutup

47

Teknik penskoran :

Dikutip dari Alfy ( 2013 ) dalam contoh – contoh instrumen penilaian :

“ Data kualitatif yang diperoleh dari observasi atau pengamatan ini ditransfer menjadi data kualitatif melalui pengklasifikasian data dengan cara diberi bobot. Pemberian bobot terendahnya adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, dalam karena rentang yang dipakai ada empat. Dengan demikian mediannya adalah jumlah penilaian terhadap 4 item dibagi 4 item yang dinilai dikali dengan bilangan konstanta ( 100% ). Jika menjadi 4 kategori, maka skala 0 – 1kurang, 1 – 2 cukup, 2 – 3 baik, 3 – 4 sangat baik. “

Klasifikasi Penilaian :

4 : Sangat Baik

3 – 3,9 : Baik

2 – 2,9 : Cukup

1 – 1,9 : Kurang

b. Tes

Tabel 4. Kisi – Kisi Soal Tes

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Jumlah

Item No

Soal

2,5

1,3,4

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun

Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat

Membaca pantun secara berbalasan

Menjawab pertanyaan tentang isi pantun

1, 2,

3,4,5

Sumber : Buku bina bahasa indonesia kelas IV

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan

dalam siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan mengguanakan teknik

persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran.

48

Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya

diolah menjadi dua jenis data yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah peningkatan

hasil belajar yang terjadi pada peserta didik setelah pembelajaran berlangsung.

Sedangkan data kualitatif adalah data untuk menerangkan tentang terjadinya

pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat dirinci dan diterangkan melalui

data kualitatif.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari hasil tes yang diberikan pada setiap

akhir siklus kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar peserta didik pada media yang diterapkan. Adapun rumus yang

digunakan pada perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini dengan

rumus :

a. Menyusun tabel frekuensi data kelompok

b. Menurut Sugiyono ( 2003:47) menghitung nilai rata – rata ( mean )

dengan rumus :

X =∑풇풊.풙풊∑ 풇풊

Keterangan :

x = nilai rata rata hitung

∑풇풊.풙풊 = total nilai interval kelas

∑풇풊 = frekuensi interval kelas

49

c. Menurut Suhardi R ( 2012) menghitung persentase ketuntasan belajar

peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang

ditentukan yakni 60 dengan rumus :

TB = ∑풔 ퟔퟎ풏

× ퟏퟎퟎ%

Keterangan :

∑풔 ≥ ퟔퟎ= jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar

dari atau sama dengan 60

N = banyak peserta didik

100% = bilangan tetap

TB = Ketuntasan belajar

2. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang dimaksud

untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dari pembelajaran yang

dilakukan. Data kualitatif diperoleh dari aktivitas terhadap peneliti dan

aktivitas terhadap peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar

dengan menganalisis aspek – aspek yang dilihat dalam proses belajar

mengajar dengan menerapkan pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Kolaborasi.

Menghitung pencapaian pada lembar observasi :

X =∑풇풊.풙풊∑ 풇풊

Keterangan :

x = nilai rata rata hitung

∑풇풊.풙풊 = total nilai interval kelas

∑풇풊 = frekuensi interval kelas

50

G. Indikator keberhasilan penelitian

Indikator merupakan suatu patokan atau acuan yang digunakan

untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program, Sehingga

dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen yang ditetapkan

sebagai indikator. Untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian ini dengan

indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat ketercapaian ketuntusan aktivitas belajar peserta didik secara

klasikal dapat mencapai skor 3.

2. Hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 60.

3. Tingkat ketercapaian ketuntusan belajar klasikalnya sesuai dengan

ketuntusan dari sekolah dimana tempat peneliti melakukan penelitian yaitu

85%.

H. Jadwal Penelitian

Tabel 5. Jadwal rencana kegiatan penelitian

No. Kegiatan

B u l a n

Januari 2015

Februari 2015

Maret 2015

April 2015

Mei 2015

Juni 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

x x x x x x x x x

2 Observasi x

3 Seminar Proposal

x

4 Revisi Proposal

x x x x x

5 Pelaksanaan Penelitian

x x x x

6 Ujian Skripsi x

7 Revisi Skripsi x x

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Pra Tindakan

Pra tindakan adalah perlakukan awal seorang guru kepada peserta

didik sebelum memberikan atau memasuki materi pembelajaran. Dalam

melakukan pra tindakan peneliti harus melakukan observasi pra tindakan

dan tes pra tindakan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan

pembelajaran selanjutnya. Data-data tersebut disajikan dalam

pendeskripsian sebagai berikut :

a. Deskripsi Data Observasi Pra Tindakan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer ( peneliti ) ketika

guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran dengan materi membaca

maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1) Dalam membaca pengucapan atau pelafalan peserta didik kurang

jelas.

2) Dalam membaca Peserta didik berhenti membaca dan menarik nafas

dimana dia mau dan dimana dia merasa nafasnya habis.

3) Intonasi membaca peserta didik yang datar.

4) Rendahnya minat membaca peserta didik.

52

b. Deskripsi Data Tes Pra Tindakan ( Pretest )

Tes pra tindakan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan

peserta didik terhadap materi yang diambil oleh peneliti. Tes yang

diberikan berupa soal isian. Data hasil tes pra tindakan disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 6. Hasil Tes Awal ( Pretest )

No Nama Peserta Didik KKM Skor Maks

Skor yang diperoleh Keterangan

1 A 60 100 50 Tidak Tuntas 2 AO 60 100 50 Tidak Tuntas 3 AOR 60 100 37,5 Tidak Tuntas 4 API 60 100 25 Tidak Tuntas 5 ARP 60 100 62,5 Tuntas 6 BY 60 100 12,5 Tidak Tuntas 7 JY 60 100 50 TidakkTuntas 8 KY 60 100 50 TidakkTuntas 9 M 60 100 75 Tuntas 10 MDA 60 100 75 Tuntas 11 MDC 60 100 87,5 Tuntas 12 MR 60 100 75 Tuntas 13 MR 60 100 50 Tidak Tuntas 14 NA 60 100 50 Tidak Tuntas 15 N 60 100 87,5 Tuntas 16 NES 60 100 50 Tidak Tuntas 17 NS 60 100 12,5 Tidak Tuntas 18 RDS 60 100 37,5 Tidak Tuntas 19 RLI 60 100 12,5 Tidak Tuntas 20 RT 60 100 87,5 Tuntas 21 YTS 60 100 0 Tidak Tuntas Jumlah 1037,5

Tidak Tuntas Rata-rata 49,40 Ketuntasan Hasil Belajar 33%

53

Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada

kemampuan tes awal, yaitu ;

a. Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian

nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai

seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan

rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟏퟎퟑퟕ,ퟓퟐퟏ

= ퟒퟗ,ퟒퟎ

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil

nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 49,40.

b. Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana

indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan

klasikal 85%.

TB = ∑풔 ퟔퟎ풏

× ퟏퟎퟎ%

= × 100% = 0,33 × 100% = 33%

Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka

dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah

33 %.

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata dan ketuntasan hasil

belajar didapat hasil tes awal membaca peserta didik kelas IV SDN 5

Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 49,40 dengan

ketuntasan belajar sebesar 33% yang termasuk kedalam kategori sangat

kurang tercapai. Nilai rata-rata peserta didik yang sebesar 49,40 masih

54

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 60 dan nilai

ketuntasan belajar sebesar 33% masih jauh dari kriteria ketuntasan secara

klasikal yaitu 85%. Sehingga pada tes awal tingkat ketercapaian

keberhasilan pembelajaran masih belum memenuhi syarat ketuntasan

belajar.

Data tes awal pada tabel di atas menunjukkan tingkat kemampuan

peserta didik sebelum dilakukan atau diberi tindakan dalam penelitian.

Secara rinci data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Dari 21 peserta didik,tidak ada peserta didik yang mendapat skor 90 –

100.

2) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik yang mendapat skor 80 – 89.

3) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik yang mendapat skor 70 -79.

4) Dari 21 peserta didik, ada 1 peserta didik yang mendapat skor 60 – 69.

5) Dari 21 peserta didik, ada 14 peserta didik yang mendapat skor 0 – 59.

2. Deskripsi Data Siklus I

Deskripsi data siklus I terdiri atas data yang diperoleh dari data

tindakan siklus I berupa data pengamatan atau observasi siklus I,data hasil

penelitian siklus I, dan data refleksi.

Siklus I dilaksanakan pada hari senin, 25 mei 2015 pada pukul

07.00-08.30 WIB. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri atas empat

tahap pelaksanaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan refleksi.

55

1. Perencanaan siklus I

a. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisikan

kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan model pembelajaran

kolaborasi dengan membaca pantun secara berbalasan.

b. Membuat lembar observasi guru, peserta didik dan ciri-ciri

keberhasilan peserta didik selama proses belajar mengajar yang diisi

oleh observer.

c. Menyiapkan buku- buku kumpulan pantun yang digunakan dalam

pembelajaran.

d. Mempersiapkan lembar evaluasi yang akan diberikan kepada peserta

didik.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I secara rinci diuraikan sebagai berikut :

a. Peneliti bertindak sebagai pendidik

b. Pengamat I dan II yang bertindak sebagai pengamat proses

pembelajaran saat peneliti melaksanakan pembelajaran, pengamat

mengisi nilai pada lembar observasi.

c. Kegiatan awal, pada tahap ini guru mengucap salam dan mengajak

peserta didik berdoa lalu mengecek daftar hadir pserta didik.

d. Kegiatan inti, tahap ini guru mengajar peserta didik mengucapkan kata

“ sakit, aduh, astaga, dan lain –lain. Stelah itu guru menyampaikan

atau memilih satu keterampilan yang akan dipelajari ( keterampilan

atau kemapuan membaca ) kemudian membentuk peserta didik dalam

56

bentuk kelompok secara berpasangan. Kelompok yang berpasangan

ini memiliki peran yaitu satu sebagi demonstator dan satu lagi sebagai

pemerhati. Peserta didik yang bertugas sebagai demonstrator

mempraktikkan ketarampilan yang dipilih tadi. Pemerhati bertugas

mengamati yang dilakukan temannya. Ketika selesai sebaliknya

pasangan bertukar peran. Proses diteruskan sampai keterampilan yang

ditentukan ada dikuasai. Setelah selesai guru mengajak peserta didik

membaca cerita secara lengkap kemudian melakukan evaluasi.

e. Pada kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada peserta

didik agar belajar lagi di rumah dan mengucapkan salam.

3. Observasi Siklus I

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh seorang

pengamat. Observasi ini berupa obeservasi kegiatan guru mengajar dan

aktivitas peserta didik ketika guru memberikan materi pembelajaran di

dalam ruangan kelas. Tabel kegiatan observasi guru ketika mengajar dan

observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai

berikut :

57

Tabel 7. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal dan Intonasi Tepat Oleh Pengamat I ( Guru )

NO

Kegiatan awal guru

Skor

1 2 3 4 1 guru mengucapkan salam 4

2 guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa 4

3 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa 3

Kegiatan Inti

1 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

3

2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan 3

3 Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok 3

4 Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain

2

5

Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan

3

6 Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai

3

7

Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas

4

8 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan

3

Penutup

1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah

3

2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup 4

Jumlah 42 Rata-rata 3,2 Kategori Baik

58

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru

dan peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑풇풊

= ퟒퟐퟏퟑ

= ퟑ,ퟐ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata

untuk kegiatan guru yaitu 3,2.

Tabel 8. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada

Peserta didik Oleh Pengamat I ( Guru )

No

Aktivitas yang Diamati

Skor

1 2 3 4

1. Peserta didik mengamati penjelasan pendidik 3 2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model

pembelajaran kolaborasi 3

3. Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri

4

4. Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap

3

5. Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.

4

Jumlah 17 Rata-rata 3,4 Kategori Baik

59

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik

3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟏퟕퟓ

= ퟑ,ퟒ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata

untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,4.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan

guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I

memperoleh nilai rata-rata 3,2 untuk kegiatan guru dan 3,4 untuk peserta

didik yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik.

Tabel 9. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi Tepat Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya )

No

Kegiatan awal guru

Skor

1 2 3 4 1 guru mengucapkan salam 4 2 guru memimpin peserta didik

berdo’a dan mengecek kehadiran siswa

4

3 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa 3

Kegiatan Inti 1 Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok 3

2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan

3

3 Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok

3

4 Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, 2

60

astaga, dan lain-lain 5 Guru meminta peserta didik

bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan

3

6 Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai

3

7 Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas

3

8 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan

3

Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan motivasi

kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah

3

2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup 3

Jumlah 40 Rata-rata 3,07 Kategori Baik

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru

dan peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑풇풊

= ퟒퟎퟏퟑ

= ퟑ,ퟎퟕ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata

untuk kegiatan guru yaitu 3,07.

61

Tabel 10. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada

Peserta didik Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya )

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik 풙 = ∑풇풊풙풊

∑ 풇풊 = ퟏퟓ

ퟓ= ퟑ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata

untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan

guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I

memperoleh nilai rata-rata 3,07 untuk kegiatan guru dan 3untuk hasil

pengamatan terhadap peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan

kedalam kategori baik.

No

Aktivitas yang Diamati

Skor

1 2 3 4 1. Peserta didik mengamati penjelasan pendidik 2

2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kolaborasi

3

3.

Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri

4

4. Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap

2

5. Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.

4

Jumlah 15 Rata-rata 3 Kategori Baik

62

4. Data Hasil Penelitian Siklus I

Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus I. Soal yang

diberikan pada tes ini sama dengan soal pretes yaitu berupa isian sebanyak

delapan soal. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 11. Data Hasil Tes Siklus I Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir

Kuala Kapuas

No Nama Peserta Didik KKM Skor Maks

Skor yang diperoleh Keterangan

1 A 60 100 75 Tidak Tuntas 2 AO 60 100 62,5 Tidak Tuntas 3 AOR 60 100 50 Tidak Tuntas 4 API 60 100 25 Tidak Tuntas 5 ARP 60 100 62,5 Tuntas 6 BY 60 100 12,5 Tidak Tuntas 7 JY 60 100 100 Tidak Tuntas 8 KY 60 100 62,5 Tidak Tuntas 9 M 60 100 75 Tuntas 10 MDA 60 100 75 Tuntas 11 MDC 60 100 75 Tuntas 12 MR 60 100 87,5 Tuntas 13 MR 60 100 37,5 Tidak Tuntas 14 NA 60 100 50 Tidak Tuntas 15 N 60 100 87,5 Tuntas 16 NES 60 100 100 Tidak Tuntas 17 NS 60 100 12,5 Tidak Tuntas 18 RDS 60 100 50 Tidak Tuntas 19 RLI 60 100 12,5 Tidak Tuntas 20 RT 60 100 87,5 Tuntas 21 YTS 60 100 62,5 Tidak Tuntas Jumlah 1175

Tidak Tuntas Rata-rata 5,95

Ketuntasa Hasil Belajar 61%

63

Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada

kemampuan tes awal, yaitu :

Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian

nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai

seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑ 풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟏퟏퟕퟓퟐퟏ

= ퟓퟓ,ퟗퟓ

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil

nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 55,95.

Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal,

dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan

klasikal 85%.

TB = ∑풔 ퟔퟎ풏

× ퟏퟎퟎ%

= × 100% = 0,61 × 100% = 61%

Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka dapat

dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah 61%.

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata ketuntasan belajar, didapat

dari hasil tes siklus I dengan materi berbicara pada peserta didik kelas IV

SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 55,95 dengan

ketuntasan belajar sebesar 61%. Sehingga pada siklus I dalam tingkat

ketercapaian nilai rata-rata ketuntasan minimal telah memenuhi syarat

ketuntasan belajar, tetapi masih belum mencapai kriteria ketuntasan

secara klasikal.

64

Berdasarkan data hasil tes di atas menunjukkan tingkat kemampuan

peserta didik pada saat penelitian tindakan siklus I yang diuraikan secara

rinci sebagai berikut :

1) Dari 21 peserta didik, ada 2 peserta didik mendapat skor 90 – 100

2) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik mendapatkan skor 80 – 89.

3) Dari 21 peserta didik, ada 4 peserta didik mendapat skor 70 – 79.

4) Dari 21 peserta didik, ada 4 peserta didik mendapat skor 60 – 69.

5) Dari 21 peserta didik, ada 8 peserta didik mendapat skor 0 – 59.

5. Data Hasil Refleksi Siklus I

Refleksi dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus

I selesai, saat melakukan refleksi, peneliti dan dua orang pengamat

berdiskusi membahas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar yang diperoleh peserta

didik. Dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kekurangan

baik pada peneliti ataupun pada peserta didik berdasarkan hasil

pengamatan observer, ditunjukkan dengan ada beberapa poin penilaian

yang hanya mendapat kategori cukup kurang baik. Pada hasil tes juga

masih belum memenuhi nilai rata-rata ketuntasan minimal dengan nilai

55,95, dan juga belum memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal

dengan nilai sebesar 61%.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, pengamat memberikan

saran agar peneliti memaksimalkan lagi pembelajaran dengan

memperkuatkan pada bagian konfirmasi agar peserta didik lebih jelas

65

memahami materi. Observer juga menyarankan agar membimbing

peserta didik aktif dan berpartisipasi dengan tertib. Sehingga diharapkan

tidak ada lagi kategori kurang.

3. Deskripsi Data Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal

29 mei 2015 pukul 07.00-08.30 WIB. Pedoman pelaksanaan mengacu pada

RPP yang telah disusun dan hasil belajar pada siklus I.

1. Perencanaan tindakan siklus II

Langkah-langkah perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Rancangan pembelajaran yang dibuat berdasarkan hasil tindakan pada

siklus I, pada siklus I kurang jelas dalam penyampaian materi

membaca.

b. Memperfokuskan penjelasan pada bagian konfirmasi.

c. Menumbuhkan setiap aktivitas peserta didik dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kolaborasi

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II antara lain:

a. Melaksanakan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kolaborasi.

b. Observer mengamati dan menilai tahap pelaksanaan pembelajaran.

c. Kegiatan awal, pada tahap ini guru mengucap salam dan mengajak

peserta didik berdoa lalu mengecek daftar hadir pserta didik.

66

d. Kegiatan inti, tahap ini guru mengajar peserta didik mengucapkan kata

“ sakit, aduh, astaga, dan lain –lain. Stelah itu guru menyampaikan

atau memilih satu keterampilan yang akan dipeajari ( keterampilan

atau kemapuan membaca ) kemudian membentuk peserta didik dalam

bentuk kelompok secara berpasangan. kelompok yang berpasangan ini

memiliki peran yaitu satu sebagi demonstator dan satu lagi sebagai

pemerhati. Peserta didik yang bertugas sebagai demonstrator

mempraktikkan ketarampilan yang dipilih tadi. Pemerhati bertugas

mengamati yang dilakukan temannya. Ketika selesai sebaliknya

pasangan bertukar peran. Proses diteruskan sampai keterampilan yang

ditentukan ad dikuasai.

e. Setelah selesai guru mengajak peserta didik membaca cerita secara

lengkap kemudian melakukan evaluasi.

f. Pada kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada peserta

didik agar belajar lagi di rumah dan mengucapkan salam.

3. Observasi

Observasi adalah yang dilakukan oleh penilaian dari pengamat

baik berupa obeservasi kegiatan guru mengajar siklus II dan aktivitas

peserta didik ketika guru mengajar di dalam ruangan kelas. Tabel

kegiatan observasi guru ketika mengajar dan obeservasi aktivitas peserta

didik dalam proses pembelajaran sebagai berikut :

67

Tabel 12. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi YangTepat Oleh Pengamat I ( Guru )

No

Kegiatan awal guru

Skor

1 2 3 4 1 guru mengucapkan salam 4 2 guru memimpin peserta didik berdo’a dan

mengecek kehadiran siswa 4

3 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa 4

Kegiatan Inti 1 Guru membagi siswa kedalam beberapa

kelompok 3

2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan 4

3 Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok 4

4 Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain

3

5 Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan

4

6 Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai 4

7 Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas

4

8 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan

4

Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik agar lebih giat lagi belajar di rumah 3

2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup 4

Jumlah 49 Rata-rata 3,7 Kategori Baik

68

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori

guru dan peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟒퟗퟏퟑ

= ퟑ,ퟕ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata

untuk kegiatan guru yaitu 3,7.

Tabel 13. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada

Peserta didik Oleh Pengamat I ( Guru )

No

Aktivitas yang Diamati

Skor

1 2 3 4 1. Peserta didik mengamati penjelasan pendidik 3 2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model

pembelajaran kolaborasi 4

3. Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri

4

4. Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap

3

5. Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.

4

Jumlah 18 Rata-rata 3,6 Kategori Baik

69

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik 풙 = ∑풇풊풙풊

∑ 풇풊 = ퟏퟖ

ퟓ= ퟑ,ퟔ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata

untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,6.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan

guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I

memperoleh nilai rata-rata 3,7 untuk kegiatan guru dan 3,6 untuk peserta didik

yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik.

Tabel 14. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi YangTepat Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya )

No Kegiatan awal guru Skor

1 2 3 4 1 guru mengucapkan salam 4

2 guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa

4

3 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa

4

Kegiatan Inti

1 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

3

2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan

4

3 Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok

3

4 Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain

3

70

5

Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan

4

6 Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai

4

7 Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas

4

8 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan

4

Kegiatan Penutup

1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah

3

2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup

4

Jumlah 48 Rata-rata 3,6 Kategori Baik

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori

guru dan peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟒퟖퟏퟑ

= ퟑ,ퟔ

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata

untuk kegiatan guru yaitu 3,6.

71

Tabel 15. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Pada

Peserta didik Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya )

Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟏퟖퟓ

= ퟑ,6

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata

untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,6.

No

Aktivitas yang Diamati

Skor

1 2 3 4

1. Peserta didik mengamati penjelasan pendidik 3

2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model

pembeljaran kolaborasi 4

3. Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan

membahas materi tugas secara bersinegri

mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti,

menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan

ditemukan sendiri

4

4. Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati

hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan

sendiri-sendiri secara lengkap

3

5. Masing-masing kelompok Peserta didik lain

memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. 4

Jumlah 18

Rata-rata 3,6

Kategori Baik

72

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan

guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I

memperoleh nilai rata-rata 3,7 untuk kegiatan guru dan 3,6untuk hasil

pengamatan terhadap peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan

kedalam kategori baik.

4. Data Hasil Penelitian Siklus II

Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus II. Soal yang

diberikan pada tes ini sama dengan soal pretes yaitu berupa isian sebanyak

delapan soal. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 16. Data Hasil Tes Siklus II Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala

Kapuas

No Nama Peserta Didik KKM Skor Maks

Skor yang diperoleh

Kerangan

1 A 60 100 87,5 Tuntas 2 AO 60 100 62,5 Tuntas 3 AOR 60 100 87,5 Tuntas 4 API 60 100 62,5 Tuntas 5 ARP 60 100 75 Tuntas 6 BY 60 100 12,5 Tidak Tuntas 7 JY 60 100 100 Tuntas 8 KY 60 100 75 Tuntas 9 M 60 100 87,5 Tuntas 10 MDA 60 100 87,5 Tuntas 11 MDC 60 100 87,5 Tuntas 12 MR 60 100 87,5 Tuntas 13 MR 60 100 75 Tuntas 14 NA 60 100 75 Tuntas 15 N 60 100 87,5 Tuntas 16 NES 60 100 77,5 Tuntas 17 NS 60 100 12,5 Tidak Tuntas

73

18 RDS 60 100 87,5 Tuntas 19 RLI 60 100 0 Tidak Tuntas 20 RT 60 100 87,5 Tuntas 21 YTS 60 100 87,5 Tuntas

Jumlah 1512,5

Rata-rata 72,02 Tuntas

Ketuntasan Hasil Belajar 85,7%

Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada

kemampuan tes awal, yaitu :

Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian

nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai seluruh

peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan rumus :

풙 = ∑풇풊풙풊∑ 풇풊

= ퟏퟓퟏퟐ,ퟓퟐퟏ

= ퟕퟐ,ퟎퟐ

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil

nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 72,02.

Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal,

dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan

klasikal 85%.

TB = ∑풔 ퟔퟎ풏

× ퟏퟎퟎ%

= × 100% = 0,875 × 100% = 85,7%

Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka

dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah

85,7%.

74

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata ketuntasan belajar,

didapat dari hasil tes siklus II dengan materi membaca pada peserta didik

kelas IV SDN 5Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 72,02

dengan ketuntasan belajar sebesar 85,7%. Sehingga pada siklus IIdalam

tingkat ketercapaian nilai rata-rata ketuntasan minimal telah memenuhi

syarat ketuntasan belajar, tetapi masih belum mencapai kriteria

ketuntasan secara klasikal.

Berdasarkan data hasil tes di atas menunjukkan tingkat

kemampuan peserta didik pada saat penelitian tindakan siklus II yang

diuraikan secara rinci sebagai berikut :

1) Dari 21 peserta didik, ada 1 peserta didik mendapat skor 90 – 100.

2) Dari 21 peserta didik, ada 10 peserta didik mendapat skor 80 – 89.

3) Dari 21 peserta didik, ada 5 peserta didik mendapat skor 70 – 79.

4) Dari 21 peserta didik, ada 2 peserta didik mendapat skor 60 – 69.

5) Dari 21 peserta didi, ada 3 peserta didik mendapat skor 0 – 59.

5. Data Hasil Refleksi Siklus II

Refleksi dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus II

selesai. Saat melakukan refleksi, peneliti dan dua orang pengamat

berdiskusi membahas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

berdasarkan hasil observasi dan hasil belahar yang diperoleh peserta

didik. Dari hasil diskusi dengan observer pada siklus II peneliti

memutuskan untuk menghentikan tindakan karena tujuan penelitian

dianggap sudah tercapai dimana pada pengamatan aktifitas guru dan

75

peserta didik tidak ada lagi aktifitas yang memiliki kategori kurang baik.

Kemudian dari hasil tes peserta didik pada siklus II ini juga mencapai

rata-rata ketuntasan minimal dengan nilai 72,02 dan ketuntasan secara

klasikal mencapai 85,7%. Ada hal yang menjadi catatan peneliti atas

keberhasilan tindakan siklus II ini selesai yaitu :

1. Guru harus memberikan bimbingan lebih agar peserta didik dapat

benar-benar aktif dan tertib dalam mengikuti pembelajaran.

2. Memberikan konfirmasi yang berulang agar peserta didik mengerti

dan lebih memahami materi.

Setelah dilaksanakan beberapa perbaikan pembelajaran pada

siklus II maka tujuan pembelajaran sudah dianggap berhasil.

B. Pengujian Hipotesis Tindakan

1. Peningkatan aktivitas peserta didik

Hipotesis tindakan peserta didik adalah aktivitas peserta didik

setelah menggunakan model pembelajaran kolaborasi pada kelas IV SDN 5

Selat Hilir Kuala Kapuas dari awal post tes siklus I diperoleh nilai skor 3,2

dari hasil pengamat I dan pengamat II diperoleh skor 3,07, sedangkan

setelah melakukan post tes siklus II, hasil pengamatan aktivitas peserta didik

dari pengamat I diperoleh skor 3,7 sedangan pengamat II diperoleh skor 3,6.

Jadi aktivitas pesserta didik cukup meningkat dari hasil pengamatan yang

dilakukan.

76

2. Peningkatan hasil belajar

Hipotesis tindakan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari hasil

post tes siklus I dari hasil evaluasi yang dilakukan peneiliti diperoleh nilai

rata - rata 55,95 dari seluruh hasil peserta didik, sedangkan dari hasil post

tes siklus II diperoleh nilai rata-rata 72,02 dari seluruh hasil evaluasi

peserta didik yang cukup meningkat dari hasil post tes siklus I. Jadi terdapat

peningkatan hasil belajar peserta didik di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

tahun pelajaran 2013/2014.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang hasil

pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dan hasil pos test peserta didik.

1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan peserta didik dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi berbicara yang menggunakan

model pebelajaran kolaborasi saat pembelajaran berlangsung didata oleh

dua orang observer yaitu guru dan teman sebaya tergambar dalam tabel

sebagai berikut :

77

Tabel 17. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktifitas Guru dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Materi Berbicara Peserta Didik

Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

No Aktivitas

Rata – rata nilai

Pengamat 1 ( Guru )

Pengamat II ( Teman Sebaya )

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 Aktivitas Guru 3,2 3,7 3,7 3,6

2 Aktivitas Peserta didik

3,4 3,6 3 3,6

Berdasarkan tabel diatas, melalui pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kolaborasi pada materi berbicara oleh peneliti di kelas

IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas aktivitas guru dan peserta didik

menunjukkan perkembangan yang baik. Aktivitas guru dan peserta didik

pada siklus I oleh pengamat I memperoleh nilai rata-rata 3,2 dan 3,4 dan

pengamat II dengan nilai 3,07 dan 3. Sedangkan pada siklus II ada

peningkatan menjadi lebih baik, dengan penilaian rata-rata oleh pengamat I

sebesar 3,7 dan 3,6 dan oleh pengamat II dengan nilai rata-rata 3,6 dan 3,6.

2. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar yang diperoleh berdasarkan hasil tes pada peserta

didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas yang menggunakan model

pembelajaran kolaborasi rekapitulasi datanya dapat dilihat sebagai berikut :

78

Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Materi Berbicara

Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas

No Nama Nilai Data Awal Siklus I Siklus II

1 A 50 75 87,5 2 AO 50 62,5 62,5 3 AOR 37,5 50 87,5 4 API 25 25 62,5 5 ARP 62,5 62,5 75 6 BY 12,5 12,5 12,5 7 JY 50 100 100 8 KY 50 62,5 75 9 M 75 75 87,5 10 MDA 75 75 87,5 11 MDC 87,5 75 87,5 12 MR 75 87,5 87,5 13 MR 50 37,5 75 14 NA 50 50 75 15 N 87,5 87,5 87,5 16 NES 50 100 87,5 17 NS 12,5 12,5 12,5 18 RDS 37,5 50 87,5 19 RLI 12,5 12,5 0 20 RT 87,5 87,5 87,5 21 YTS 0 62,5 87,5

Jumlah 1037,5 1175 1512,5

Rata-rata 49,40 55,95 72,02

Ketuntasan Belajar 33% 61% 85,7%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tes awal nilai

rata-rata peserta didik hanya memperoleh nilai rata-rata 49,40. Nilai ini

masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 60. Hasil

ketuntasan belajar secara klasikal juga hanya memperoleh nilai sebesar

33%, sedangkan kriteria ketuntasan klasikalnya minimal 85%. Kemudian

79

pada siklus I nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan sebesar

55,95 meskipun masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, secara

klasikal pun hanya masih belum mencapai 85%, karena nilai yang diperoleh

pada siklus I hanya sebesar 61%. Pada siklus II nilai rata-rata peserta didik

mengalami peningkatan cukup bagus dengan perolehan nilai rata-rata 72,02

dengan kriteria ketuntasan secara klasikal mencapai 85,7%. Peneliti

menganggap pada siklus II ini sudah berhasil karena telah mencapai nilai

ketuntasan secara kalsikal. Namun pada hasil belajar peserta didik terdapat

tiga peserta didik yang tidak tuntas sejak tes awal hingga tes siklus II, hal ini

menjadi kekurangan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka pelaksanaan perbaikan

aktivitas, kemampuan membaca dan hasil belajar peserta didik pada materi

berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi dapat

membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Motivasi dan

ketertarikan peserta didik terhadap membaca juga meningkat, maka

pemahaman peserta didik terhadap bacaan secara sederhana juga akan

meningkat yang juga akan berimbas pada hasil belajar peserta didik.

Indikator yang menunjukkan motivasi dan ketertarikan peserta didik dalam

pembelajaran yang menjadi indikator penilaian pengamatan guru dalam

penelitian ini adalah :

80

1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran indikator

pencapaiannya adalah : peserta didik tidak sabar menunggu giliran

membaca pantun dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah, berusaha mengeluarkan suara keras ketika membaca.

2. Keceriaan, indikator pencapaiannya adalah : wajah gembira yang

ditunjukkan peserta didik dan semangat yang tinggi.

81

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian

tindakan kelas (PTK) yang didapat peneliti selama penelitian dilakukan di SDN

5 Selat Hilir Kuala Kapuas dikelas IV adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran kolaborasi lebih aktif. Hal tersebut

sesuai dengan data observasi yakni, pada siklus I memperoleh skor rata-rata

3,2 dengan kriteria baik, meningkat menjadi baik pada siklus II dengan skor

rata-rata 3,7 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa peserta didik merespon terhadap kegiatan pembelajaran

yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggnakan

model pembelajaran kolaborasi pada peserta didik kelas IV SDN 5 Selat

Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. Pada siklus I ada

peningkatan hasil belajar peserta didik memperoleh data presentase 61% 13

orang peserta didik memperoleh nilai di atas KKM dari 21 orang jumlah

peserta didik di kelas IV sedangkan sisa 8 orang peserta didik masih

memperoleh nilai<60. Siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata

skor presentase 85,7% dengan kriteria baik dari 18 orang peserta didik

mendapatkan nilai di atas KKM >60 sehingga siklus II dinyatakan tuntas

dari klasikal yang diharapkan ditempat penelitian di atas 85%.

82

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas IV

di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kolaborasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi

berbicara dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik

maka disarankan :

1. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat mendukung dan menyarankan guru-

guru agar menggunakan dan manfaatkan media yang sudah ada dan guru-

guru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

2. Bagi guru sebaiknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan

model pembelajaran kolaborasi agar peserta didik menjadi lebih fokus dan

bersemangat juga termotivasi untuk belajar. Sebelum menerepkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi guru

harus menguasai materi membaca pembelajaran yang sudah ada dipelajari

maupun materi yang akan dipelajari sebagai data awal dan mampu

mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan yang nyata.

3. Bagi peserta didik, disarankan agar lebih aktif mampu berfikir secara kritis,

logis dengan penerapan model pembelajaran kolaborasi pada pembelajaran

Bahasa Indonesia, serta lebih giat belajar agar mendapatkan hasil belajar

yang baik.

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa

Cipta.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Nana Sadjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajara Mengajar, Bandung : Sinar

Baru Algensindo

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.

Universitas Negeri Surabaya.

Putradnyana-ptk. blogspot.com/2010/01/ Model Pembelajaran Kolaborasi Html

Rika Marlina. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Membaca Pemahaman dengan

Metode Kerja Kelompok dan Metode Konvensional Peserta didik Kelas V

SDN-1 Kelampngan Tahun Pelajaran 2011/2012. Palangkaraya :

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Sardiman, Arief. 2001. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali dan Pustekkom

Pers

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan

Cendekia.

Sulhan, Najib. 2006. Pembangungan Karakter pada Anak. Manajemen

Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif. Surabaya: Surabaya

Intelektual Club.

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi. 2013. Buku Pedoman Penulisan

Skripsi.Palangka raya : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

84

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). 2003. Bandung: Citra Umbaran.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya.