Upload
trinhdieu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
44
BABBABBABBAB IVIVIVIV
HASILHASILHASILHASIL PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN
4.14.14.14.1.... KondisiKondisiKondisiKondisi AwalAwalAwalAwal
Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN
Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar matematika kelas 4 semester 1
sebelum pelaksanaan siklus1 dan siklus 2, masih rendah.
Data diperoleh dari analisis hasil belajar matematika pada tes formatif dengan
Kompetensi Dasar:menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan, nilai tertinggi 72, nilai
terendah 30, nilai rata-rata 52.3, dengan KKM mata pelajaran Matematika 65. Siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) , hanya 5 (25 %).dari 20 siswa. Analisis nilai
hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1Analisis Nilai Tes Formatif Pra Siklus
NilaiNilaiNilaiNilai FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi %%%% KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan NilaiNilaiNilaiNilai Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata<<<< 65656565 15 75 Belum Tuntas 52,3≥≥≥≥ 65656565 5 25 TuntasJumlahJumlahJumlahJumlah 20 100
4.2.4.2.4.2.4.2. RencanaRencanaRencanaRencana TindakanTindakanTindakanTindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika,
penelitian difokuskan pada permasalahan menyusun strategi yang tepat agar siswa
aktif mengikuti pembelajaran yaitu dengan penerapan pembelajaran model STAD.
Rencana Tindakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri 3 kali pertemuan pembelajaran, pertemuan pembelajaran ke-1
dan ke-2 adalah kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 adalah kegitan evaluasi hasil
pembelajaran yaitu tes formatif. Masing-masing setiap pertemuan pembelajaran alokasi
waktu 70 menit (2 jam pelajaran).
45
4.2.1.4.2.1.4.2.1.4.2.1. SiklusSiklusSiklusSiklus PertamaPertamaPertamaPertama
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-1Ke-1Ke-1Ke-1
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Agustus 20013 pukul 07.15
sampai 08.35. Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: Mengurutkan bilangan.
Indikator : Membaca Lambang Bilangan, Menulis Lambang Bilangan Menulis Nama
Bilangan 10.000 sampai 50.000
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Menjelaskan cara belajar dengan model
STAD, (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) Apersepsi. Kegiatan inti: (1)
Menyampaikan materi pembelajaran membaca lambang bilangan, menulis lambang
bilangan menulis nama bilangan 10.000 sampai 50.000, (2) Mengelompokkan siswa, (3)
Membimbing diskusi kelompok, (4) Presentasi Kelompok, (5) Pebahasan diskusi kelompok.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-1Ke-1Ke-1Ke-1
Sebelum proses belajar dimulai, guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan alat
evaluasi, LKS. Awal pembelajaran guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk
berdoa dilanjutkan dengan presensi kemudian pemberian apersepsi dan motivasi.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang
mengurutkan bilangan. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi sebagian
siswa dibelakang gaduh. Suasana tenang kembali setelah guru memberikan pengarahan
dan nasehat. Dalam pembelajaran kooperatif model STAD ini sebagian besar siswa
terlibat aktif, meskipun masih ada siswa yang belum mau karena masih merasa kesulitan,
Dalam menyelesaikan lembar kerja sudah ada kerjasama antar anggota meskipun
belum menyeluruh pada semua kelompok.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-1Ke-1Ke-1Ke-1
Setelah proses pembelajaran selesai, diadakan refleksi bersama observer/teman
sejawat berdasarkan catatan hasil temuan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru
46
perlu memberi pengertian pada siswa untuk bekerjasama dengan teman dalam
kelompoknya, dalam menyelesaikan tugas karena kerjasama sangat diperlukan untuk
mencapai keberhasilan. Dalam pembelajaran, hendaknya guru memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Guru juga harus
memberikan perhatian secara merata pada semua kelompok.
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-2Ke-2Ke-2Ke-2
Pertemuan ke-2 pada hari kamis, 22 Agustus 2013, pukul 07.15 sampai 08.35.
difokuskan pada perbaikan pembelajaran pertemuan ke-1. Pelaksanaan pertemuan ke-2.
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: Mengurutkan bilangan. Indikator:
menentukan nilai tempat bilangan 10.000 sampai 50.000 dan membandingkan dua
bilangan yang melibatkan dua tempat.
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Menjelaskan cara belajar dengan model
STAD, (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (5) Apersepsi.
Kegiatan inti: (1) Menyampaikan materi pembelajaran mengurutkan suatu
bilangan, (2) Mengelompokkan siswa, (3) Membimbing diskusi kelompok, (4) Presentasi
Kelompok, (5) Pebahasan diskusi kelompok.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-Ke-Ke-Ke-2222
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2,
mengungkap beberapa hal yang terjadi dalam pembelajaran: Secara umum, pelaksanaan
pembelajaran sudah baik, namun ada kekurangan yaitu masih ada siswa yang mengalami
kesulitan, guru belum sepenuhnya memberi bantuan pada siswa yang mengalami
kesulitan dalam kerjasama kelompok. Guru hanya melibatkan kelompok siswa yang duduk
di bangku depan saja dan tidak menyeluruh. Hasil catatan dari observer dijadikan
pedoman untuk perbaikan pertemuan berikutnya.
47
Pada pertemuan ke-2, guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, menunjukkan bahwa siswa
antusias mengikuti pembelajaran, hal itu terlihat dari keaktifan siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, dan menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi ada
beberapa siswa yang masih mengalami sedikit kesulitan mengerjakan tugas.
Pada akhir pembelajaran diberi kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang yang telah dipelajari.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi pertemuanpertemuanpertemuanpertemuan ke-ke-ke-ke-2222
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2,
mengungkap beberapa hal yang terjadi dalam pembelajaran: Secara umum, pelaksanaan
pembelajaran sudah baik, namun ada kekurangan yaitu masih ada siswa yang mengalami
kesulitan, guru belum sepenuhnya memberi bantuan pada siswa yang mengalami
kesulitan dalam kerjasama kelompok. Guru hanya melibatkan kelompok siswa yang duduk
di bangku depan saja dan tidak menyeluruh. Hasil catatan dari observer dijadikan
pedoman untuk perbaikan pertemuan berikutnya.
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-3Ke-3Ke-3Ke-3
Pertemuan ke-3 pada hari Selasa, 27 Agustus 2013, pukul 07.15 sampai 08.35.
difokuskan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan penilaian.
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Megulang kembali materi yang telah
dipelajari pertemuan sebelumnya sebagai apersepsi.
Kegiatan inti: difokuskan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan
penilaian formatif berupa tes tertulis berbentuk mejawab singkat 10 nomor soal.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-Ke-Ke-Ke-3333
Pada pertemuan ke-3, guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan. Saat Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung, siswa tampak antusias
48
mengikuti pembelajaran, hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi pertemuanpertemuanpertemuanpertemuan ke-ke-ke-ke-3333
Didkusi hasil pengamatan selama proses pembelajaran pertemuan ke-3,
mengungkap Secara umum, pelaksanaan pembelajaran sudah baik, namun ada
kekurangan yaitu masih ada siswa yang mengalami kesulitan, guru belum sepenuhnya
memberi bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam kerjasama kelompok,
perhatian guru kurang merata. Catatan observer sebagai masukan untuk perbaikan pada
siklus berikutnya.
4.2.2.4.2.2.4.2.2.4.2.2. SiklusSiklusSiklusSiklus KeduaKeduaKeduaKedua
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-1Ke-1Ke-1Ke-1
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Agustus 20013 pukul 07.15
sampai 08.35. Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: Mengurutkan bilangan.
Indikator : mengidentifikasi operasi pengerjaan hitung perkalian sebagai penjumlahan
berulang, mengalikan bilangan kelipatan 10 dengan bilangan satu angka, mengalikan
bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka dan mengalikan bilangan dengan cara
bersusun.
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Menjelaskan cara belajar dengan model
STAD, (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (5) Apersepsi. Kegiatan inti: (1)
Menyampaikan materi pembelajaran membaca lambang bilangan, menulis lambang
bilangan menulis nama bilangan 10.000 sampai 50.000, (2) Mengelompokkan siswa, (3)
Membimbing diskusi kelompok, (4) Presentasi Kelompok, (5) Pebahasan diskusi kelompok.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-Ke-Ke-Ke-2222
Pertemuan ke-2 pada hari Kamis, 3 September 2013, pukul 07.15 sampai 08.35.
difokuskan pada perbaikan pembelajaran pertemuan ke-1. Pelaksanaan pertemuan ke-2.
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
49
dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: Mengurutkan bilangan. Indikator: membagi
bilangan dengan cara bersusun pembagi satu angka, membagi bilangan dengan cara
bersusun pembagi satu angka bersisa dan membagi bilangan dengan cara bersusun
pembagi dua angka..
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Menjelaskan cara belajar dengan model
STAD, (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (5) Apersepsi.
Kegiatan inti: (1) Menyampaikan materi pembelajaran mengurutkan suatu
bilangan, (2) Mengelompokkan siswa, (3) Membimbing diskusi kelompok, (4) Presentasi
Kelompok, (5) Pebahasan diskusi kelompok.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan TindakanTindakanTindakanTindakan PertemuanPertemuanPertemuanPertemuan Ke-Ke-Ke-Ke-3333
Pertemuan ke-3 pada hari Selasa, 5 September 2013, pukul 07.15 sampai 08.35.
difokuskan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan penilaian.
Kegiatan Awal: (1) Memotivasi siswa, (2) Megulang kembali materi yang telah
dipelajari pertemuan sebelumnya sebagai apersepsi.
Kegiatan inti: difokuskan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan
penilaian formatif berupa tes tertulis berbentuk uraian 5 nomor soal.
Kegiatan Akhir: (1) Menyimpulkan materi pembelajaran, (2) Menutup kegiatan
pembelajaran.
PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan TindakanTindakanTindakanTindakan SiklusSiklusSiklusSiklus IIIIIIII
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 sesuai dengan perencanaan, semua aspek
observasi terlakasana dengan baik. Siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran,
hal itu terlihat dari kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok dan keberanian
siswa dalam mengungkapkan pendapat.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi SiklusSiklusSiklusSiklus IIIIIIII
Hasil diskusi dengan observer / teman sejawat tentang hasil pengamatan proses
pembelajaran siklus 2 pertemuan ke-3. Pada pertemuan ke-3 siswa sudah dapat
50
beradaptasi dengan cara belajar menggunakan model STAD, yang ditandai dengan
keaktivan dan kerjasama siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru.
4.3,4.3,4.3,4.3, HasilHasilHasilHasil TindakanTindakanTindakanTindakan
4.3.1.4.3.1.4.3.1.4.3.1. AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MatematikaMatematikaMatematikaMatematika PraPraPraPra SiklusSiklusSiklusSiklus
Data diperoleh dari tes evaluasi hasil belajar matematika yang dilaksanakan
sebelum tindakan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
No.No.No.No. IntervalIntervalIntervalInterval FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi PersentasiPersentasiPersentasiPersentasi
1111 21 - 30 1 5%
2222 31 - 40 3 15%
3333 41 - 50 10 50%
4444 51 - 60 2 10%
5555 61 - 70 4 20%
6666 71 - 80 1 5%
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100%
Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata nilainilainilainilai 52,3
NilaiNilaiNilaiNilai tertinngitertinngitertinngitertinngi 72
NilaiNilaiNilaiNilai terendahterendahterendahterendah 30
Hasil analisis nilai tes formatif hasil belajar matematika pra siklus disajikan dalam
bentuk tabel, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 65)adalah seperti tabel
berikut:
Tabel 4.3Analisis Nilai Tes Formatif Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
NilaiNilaiNilaiNilai FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi %%%% KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan NilaiNilaiNilaiNilai Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata<<<< 65656565 15 75 Belum Tuntas 52,3≥≥≥≥ 65656565 5 25 Tuntas
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100
51
Ketuntasan belajar siswa yang memperoleh skor kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ˂ 65 ) sebanyak 15 siswa (75%) dari seluruh siswa yang ada. Siswa yang
sudah tuntas sebanyak 5 siswa (25%) dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan belajar
siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.
25%
75%
Persentase Ketuntasan Belajar Pra SiklusPersentase Ketuntasan Belajar Pra SiklusPersentase Ketuntasan Belajar Pra SiklusPersentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.1Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematka Siswa Kelas 4
SDN Wonomerto 03 Semester I Tahun Pelajaran 20113/2014 pada Pra Siklus
Berdasarkan diagram 4.1 hasil analisis yang digambarkan adalah proses
pembelajaran belum berhasil karena sebagian besar siswa (75%) belum mengalami
ketuntasan belajar, karena nilai hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu ≥ 65.
4.3.2.4.3.2.4.3.2.4.3.2. AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData
4.3.2.1.4.3.2.1.4.3.2.1.4.3.2.1. HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MatematikaMatematikaMatematikaMatematika SiswaSiswaSiswaSiswa KelasKelasKelasKelas 4444 SDNSDNSDNSDNWonomertoWonomertoWonomertoWonomerto 03030303 SiklusSiklusSiklusSiklus IIII
Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Akhir pertemuan ke-3 diadakan tes
formatif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu materi
Mengenal dan mengurutkan bilangan. Data hasil tes formatif : nilai tertinggi 80, nilai
52
terndah 40, nilai rata-rata 65,50, siswa yang mencapai ketuntasan 13 orang (65%), siswa
yang belum mencapai ketuntasan 7 orang, (35%). Analisis hasil tes formatif siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I
No.No.No.No. IntervalIntervalIntervalInterval FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi PersentasiPersentasiPersentasiPersentasi
1111 31- 40 1 5%
2222 41 - 50 2 10%
3333 51 - 60 4 20%
4444 61 - 70 11 55%
5555 71 - 80 2 10%
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100%
Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata nilainilainilainilai 65.5
NilaiNilaiNilaiNilai tertinngitertinngitertinngitertinngi 80
NilaiNilaiNilaiNilai terendahterendahterendahterendah 40
Hasil analisis nilai tes formatif hasil belajar matematika siklus I disajikan dalam
bentuk tabel, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 65) adalah seperti tabel
berikut:
Tabel 4.5Analisis Nilai Tes Formatif Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
NilaiNilaiNilaiNilai FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi %%%% KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan NilaiNilaiNilaiNilai Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata
<<<< 65656565 7 35 Belum Tuntas 71,0
≥≥≥≥ 65656565 13 65 Tuntas
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100
53
Tabel 4.5 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika
dibandingkan dengan sebelum diterapkannya model STAD dalam pembelajaran. Jika
data hasil tes formatif siklus I disajikan dalam bentuk diagram, akan terlihat seperti
gambar Diagram 4.2.
65%
35%
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus IPersentase Ketuntasan Belajar Siklus IPersentase Ketuntasan Belajar Siklus IPersentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.2
Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematka Siswa Kelas 4SDN Wonomerto 03 Semester I Tahun Pelajaran 20113/2014 pada Siklus I
Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematka menunjukkan, hasil belajar
aspek kognitif Siswa Kelas 4 SDN Wonomerto 03 Semester I Tahun Pelajaran 20113/2014
pada Siklus I mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar, dibandingkan dengan
hasil tes formatif kondisi awal, dan tes formatif siklus I.
HasilHasilHasilHasil ObservasiObservasiObservasiObservasi
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran model kooperatif tipe STAD siklus I adalah 75%.
Sebelum diterapkan pembelajaran model STAD, dalam pembelajaran matematika,
siswa pasif, belum bisa diajak bekerjasama. Mereka cenderung bekerjasama hanya
dengan teman tertentu. Setelah diterapkan pembelajaran model STAD, aspek ketrampilan
sosial meningkat. Mereka sudah mulai bisa diajak bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi
54
Penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD telah mampu meningkatkan
hasil belajar matematika. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang
dicapai siswa yakni 65% atau 13 siswa sudah memperoleh nilai lebih dari KKM,
sedangkan 7 siswa (35%) masih belum mencapai ketuntasan. Jika dilihat dari indicator
kinerja, yaitu penelitian dianggap berhasil bila siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 80%,
maka hasil belajar pada siklus I ini dianggap belum berhasil, karena pencapaian
ketuntasan hanya 65%. Untuk itu, peneliti akan melanjutkan pada siklus kedua.
4.3.2.2.4.3.2.2.4.3.2.2.4.3.2.2. HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MatematikaMatematikaMatematikaMatematika SiswaSiswaSiswaSiswa KelasKelasKelasKelas 4444 SDNSDNSDNSDNWonomertoWonomertoWonomertoWonomerto 03030303 SiklusSiklusSiklusSiklus IIIIIIII
Hasil tes formatif siklus II nilai tertinggi 100, nilai terendah 60. Nilai rata-rata 75,00.Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 18 atau 90%, sedangkan siswa yang belummencapai ketuntasan 2 siswa atau 10%. Analisis nilai hasil tes formatif dapat dilihat padatabel 4.6
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II
No.No.No.No. IntervalIntervalIntervalInterval FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi PersentasiPersentasiPersentasiPersentasi
1111 51 - 60 2 10%
2222 61 - 70 10 50%
3333 71 - 80 5 25%
4444 81 - 90 2 10%
5555 91 - 100 1 5%
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100%
Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata nilainilainilainilai 75.0
NilaiNilaiNilaiNilai tertinngitertinngitertinngitertinngi 100
NilaiNilaiNilaiNilai terendahterendahterendahterendah 60
Hasil analisis nilai tes formatif hasil belajar matematika siklus II disajikan dalam
bentuk tabel, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 65) adalah seperti tabel
berikut:
Tabel 4.7
Analisis Nilai Tes Formatif Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
NilaiNilaiNilaiNilai FrekuensiFrekuensiFrekuensiFrekuensi %%%% KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan NilaiNilaiNilaiNilai Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata
55
<<<< 65656565 2 10 Belum Tuntas 75,0≥≥≥≥ 65656565 18 90 Tuntas
JumlahJumlahJumlahJumlah 20 100Tabel 4.7 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika pada
SiklusI dan Siklus II dengan diterapkannya model STAD dalam pembelajaran. Jika data
hasil tes formatif siklus II disajikan dalam bentuk diagram, akan terlihat seperti gambar
Diagram 4.3.
90%
10%
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus IIPersentase Ketuntasan Belajar Siklus IIPersentase Ketuntasan Belajar Siklus IIPersentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.3Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematka Siswa Kelas 4
SDN Wonomerto 03 Semester I Tahun Pelajaran 20113/2014 pada Siklus II
Dengan penerapan pembelajaran model STAD , hasil belajar aspek kognitif siswa
mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar matematika, dapat dilihat dari hasil
tes formatif siklus I dan tes formatif siklus II. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa
siklus 1 adalah 65%. Pada siklus 2, mengalami peningkatan menjadi 90%.
HasilHasilHasilHasil observasiobservasiobservasiobservasi
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II,adalah 80%,
berdampak pada aspek ketrampilan sosial. Mereka dapat bekerjasama dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, lebih berani mengemukakan
pendapat saat diskusi. Siswa menyelesaikan tugas dengan lebih mudah dengan kerja
kelompok, sehingga mempengaruhi hasil belajar yang mereka capai.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi
56
Penerapan pembelajaran dengan model STAD telah mampu meningkatkan hasil
belajar matematika. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang
dicapai siswa yakni 90,% atau 18 siswa memperoleh nilai lebih dari KKM, sedangkan 1
siswa masih belum mencapai ketuntasan, sehingga diperlukan remidiasi supaya dapat
menyesuaikan dengan teman-temannya. Jika dilihat dari indikator kinerja, yaitu penelitian
dianggap berhasil bila siswa yang mencapai ketuntasan 80%, maka penelitian ini
dianggap sudah berhasil.
4.4.4.4.4.4.4.4. HasilHasilHasilHasil AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData
Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Wonomerto 03 mengalami peningkatan setelah
diterapkan model STAD dalam pembelajaran matematika, Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar setiap siklus. Analisis data
antar siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8Analisis Data Antar Siklus
NoNoNoNo
KategoriKategoriKategoriKategoriKondisiKondisiKondisiKondisi AwalAwalAwalAwal SiklusSiklusSiklusSiklus IIII SiklusSiklusSiklusSiklus IIIIIIII
Jumlah % Jumlah % Juumlah %
1111 Siswa tuntas 5 25 13 65 18 90
2222 Siswa belum tuntas 15 75 7 35 2 10
3333 Jumlah 20 100 20 100 20 100
4444 Nilai maksimum 72 - 80 - 100 -
5555 Nilai minimum 30 - 40 - 60 -
6666 Nilai rata-rata 52,30 - 65.50 - 75,00 -
Analisis data antar siklus pada tabel 4.8 menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa, terlihat nilai rata-rata kondisi awal (pra siklus) 52,30 pada siklus I meningkat
menjadi 71,00 pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 75,00.
Presentase ketuntasan siswa pada kondisi awal (pra siklus) adalah 25%, pada siklus
I menigkat menjadi 65%, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90%. Grafik
peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.4
57
25
7590
65
35
10
53.265.5
757280
100
3040
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Analisis Data Antar SiklusAnalisis Data Antar SiklusAnalisis Data Antar SiklusAnalisis Data Antar Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Gambar 4.4
Diagram Peningkatan Hasil Belajar Matematka Siswa Kelas 4
SDN Wonomerto 03 Semester I Tahun Pelajaran 20113/2014 Antar Siklus
4.3.4.3.4.3.4.3. PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang
signifikan pada hasil belajar siswa, setelah guru menerapkan pembelajaran model STAD
pada mata pelajaran matematika. Prosentase ketuntasan siswa pada siklus I mencapai
65%, meningkat sebesar 40% dari kondisi awal (pra siklus). Pada siklus II prosentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 90% meningkat sebesar 25% dari siklus I. Nilai rata-
rata pada siklus I adalah 71,0 pada siklus II meningkat menjadi 75,0. Peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas 4 SDN Wonomerto 03 menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa.
58
Peningkatan hasil belajar matematika tersebut, menunjukkan bahwa pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran lebih mendalam. Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD sesuai untuk diterapkan pada proses pembelajaran siswa kelas 4. Ditunjukkan
dengan keaktifan dan antusias siswa dalam mengerjakan tugas belajar baik kelompok
maupun individu..
Pembelajaran kooperatif model STAD menekankan pada keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses belajar. Menurut Slavin dalam Lie (2005:57) pembelajaran
STAD lebih menekankan kerjasama antar siswa. Kelas dibagi menjadi kelompok belajar
yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerjasama dalam satu perencanaan kegiatan
mengajar. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat bekerjasama secara sportifsatu
sama lain dan bertanggung jawab baik kepada dirinya maupun pada anggota dalam satu
kelompok.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran lebih meningkat
dibanding sebelum diadakan. Hasil analisis observasi aktifitas siswa siklus I pertemuan
ke-1 diperoleh skor 65 hasil analisis kinerja guru pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi
70. Pada siklus II pertemuan ke-1 diperoleh skor 55, hasil analisis kinerja guru pada
pertemuan ke-2 meningkat menjadi 95.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
yang didesain menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang ditandai
dengan antusias belajar dalam kelompok, keberanian mengeluarkan ide atau pendapat,
kerjasama dalam mengerjakan tugas saling membantu kepada anggota kelompok belajar
yang belum memahami materi belajar.
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran juga mengalami
peningkatan berdasarkan skor penilaian yang dibantu teman sejawat sebagai observer.
Diperoleh masukan hasil refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran aspek yang diamati
mana yang belum terlaksana secara optimal, dievaluasi untuk lebih ditingkatan pada
pertemuan berikutnya tiap siklus.