12
Vol. 5 No. 2 Hal. 16 - 27 ISSN (Print): 2337-6198 Juli Desember 2017 ISSN (Online): 2337-618X 16 Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258 Medan Amplas Fatmawati Guru SD Negeri 067258 Medan Amplas Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat membaca siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe tari bamboo pada komptensi dasar menanggapi isi cerita secara lisan pada siswa kelas Va SD Negeri 067258 Medan Amplas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas Tahun Ajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat belajar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas yang berjumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada observasi minat belajar siswa siklus I rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh hanya mencapai 44, persen (%) yang diperoleh sebesar 55%. Dari hasil hitungan observasi siswa siklus I masih tergolong rendah. Pada siklus II rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh yaitu sebesar 69, persen (%) yang diperoleh adalah sebesar 87%. Pada siklus II dapat dilihat bahwa peneliti sudah meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu dengan baik dan perilaku belajar siswa sudah meningkat. Kata Kunci: Minat Membaca, Pembelajaran Kooperatif, Tari Bambu. I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin tingginya jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang maka semakin besar pula kesempatan untuk meraih sukses hidup di masa mendatang. Secara garis besarnya, pendidikan sangat berkompeten dalam kehidupan, baik kehidupan diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun kehidupan bangsa dan negara. Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Salah satu pendidikan di Indonesia yang sangat perlu dan penting untuk pengetahuan peserta didik yaitu Bahasa Indonesia. Karena Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi lisan maupun tulisan yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca dan menulis, yang akan menunjang peserta didik di setiap mata pelajaran. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting sebagai sarana belajar bagi peserta didik. Bahasa Indonesia juga memiliki tujuan membekali peserta didik untuk mengembangkan bahasa di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa tidak hanya sebatas bahasa dan sastra. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan). Di samping pentingnya Bahasa Indonesia sebagai sarana belajar, peserta didik juga harus memiliki minat belajar yang besar, ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Vol. 5 No. 2 Hal. 16 - 27 ISSN (Print): 2337-6198

Juli – Desember 2017 ISSN (Online): 2337-618X

16

Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu pada Kompetensi Dasar

Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri

067258 Medan Amplas

Fatmawati

Guru SD Negeri 067258 Medan Amplas

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat membaca siswa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe tari bamboo pada komptensi dasar menanggapi isi cerita secara

lisan pada siswa kelas Va SD Negeri 067258 Medan Amplas. Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas Tahun Ajaran 2015/2016. Objek penelitian

ini adalah peningkatan minat belajar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

tari bambu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan

Amplas yang berjumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada observasi

minat belajar siswa siklus I rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh hanya mencapai 44, persen

(%) yang diperoleh sebesar 55%. Dari hasil hitungan observasi siswa siklus I masih tergolong

rendah. Pada siklus II rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh yaitu sebesar 69, persen (%)

yang diperoleh adalah sebesar 87%. Pada siklus II dapat dilihat bahwa peneliti sudah

meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu dengan baik dan

perilaku belajar siswa sudah meningkat.

Kata Kunci: Minat Membaca, Pembelajaran Kooperatif, Tari Bambu.

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan

sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin tingginya

jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang maka semakin besar pula kesempatan untuk

meraih sukses hidup di masa mendatang. Secara garis besarnya, pendidikan sangat

berkompeten dalam kehidupan, baik kehidupan diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun

kehidupan bangsa dan negara.

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,

belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang

berkaitan dengan upaya kependidikan. Salah satu pendidikan di Indonesia yang sangat perlu

dan penting untuk pengetahuan peserta didik yaitu Bahasa Indonesia. Karena Bahasa

Indonesia merupakan alat komunikasi lisan maupun tulisan yang terintegrasi, mencakup

bahasa ujaran, membaca dan menulis, yang akan menunjang peserta didik di setiap mata

pelajaran.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting sebagai

sarana belajar bagi peserta didik. Bahasa Indonesia juga memiliki tujuan membekali peserta

didik untuk mengembangkan bahasa di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga

pengetahuan dan informasi yang diterima siswa tidak hanya sebatas bahasa dan sastra.

Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan

pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan). Di samping pentingnya

Bahasa Indonesia sebagai sarana belajar, peserta didik juga harus memiliki minat belajar

yang besar, ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

Page 2: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

17

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan diperoleh kemudian. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Menurut

Slameto (2010:180), “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

dengan hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada hal

lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh

kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil

belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada

dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Arikunto (2007:217), “Minat adalah keasadaran seseorang, bahwa suatu objek,

seseorang, suatu soal atau situasi yang mengandung sangkut-paut dengan dirinya”. Minat

besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya

tarik baginya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah

diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang

menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta

kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya itu. Menurut Djamarah (2011:167),

ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik

sebagai berikut: (a) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga

dia rela belajar tanpa ada paksaan, (b) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan

dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah

menerima bahan pelajaran, (c) Memberikan kesempatan anak didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif,

(d) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan

individual anak didik. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi minat belajar di atas, penulis

simpulkan bahwa faktor-faktor minat belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks.

Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Semakin aktif

siswa tersebut di kelas, maka semakin besar minat belajar siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Yang dapat melatih

keterampilan siswa baik keterampilan mendengar (listening), berbicara (speaking),

membaca (reading) dan menulis (writing). Selain itu model pembelajaran yang menunjang

aktifitas siswa belajar dengan model pembelajaran yang aktif dan tidak monoton akan

membantu meningkatkan minat belajar siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu. Menurut Isjoni (2009:14), “Pembelajaran

Kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran”.

Page 3: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

18

Teknik ini diberi nama Tari Bambu, karena siswa berjajar dan saling berhadapan

dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu

Filipina yang juga popular di beberapa daerah di Indonesia. Menurut Lie (2010:67) tari

bambu adalah suatu pendekatan untuk melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil

untuk berdiskusi, menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan

teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bisa

digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, agama,

matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini

adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antarsiswa.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa

untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa

bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tari

bambu bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa

melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan

dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana

pegetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan

suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat

bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya,

kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya. Di sana,

mereka saling berkomunikasi secara lisan dengan lancar tanpa hambatan. Siswa-siswa itu

begitu mudah menuturkan isi hati mereka, ide, gagasan, dan pengalaman dengan mudah

disampaikan dengan bahasa lisan. Ini menunjukkan bahwa siswa-siswa memiliki minat

belajar yang cukup besar.

Model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu merupakan model pembelajaran yang

tepat dipilih dan dipergunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dalam metode ini

siswa bermain seperti yang dialami dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penerapan

metode ini siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan pemikiran diatas, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan judul “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Pada Kompetensi Dasar

Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VA SD

Negeri 067258 Medan Amplas.

II. METODE

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang

bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar

Bahasa Indonesia siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tari

bambu. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VA SD Negeri 067258

Medan Amplas Tahun Ajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat

belajar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas yang

berjumlah 30 orang.

Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan taggart dalam Arikunto

(2006:16). Menurut Arikunto mengemukan secara garis besar terdapat empat tahapan yang

dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di mana masing-masing siklus terdiri

dari empat langkah, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3)

Page 4: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

19

pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Adapun model dan penjelasan untuk

masing-masing tahap adalah seperti disajikan pada gambar di bawah.

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK)

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini

memiliki beberapa tahap yang merupakan suatu siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai

dengan perubahan yang dicapai. Pada penelitian ini akan dilaksnakan dua siklus, yaitu:

Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan Tes awal. Tes awal diberikan untuk mengetahui

bagaimana minat belajar siswa dalam menanggapi isi cerita secara lisan. Sebelum

pelaksanaan siklus I siswa diberi tes terlebih dahulu, untuk mengetahui letak kesulitan

masing-masing siswa. Selain itu, pada siklus I dilakukan juga observasi dan evaluasi

terhadap siswa. Dari observasi dan evaluasi maka dilakukan refleksi tehadap pemberian

tindakan pada siklus I yang dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan siklus I. Apabila pada

siklus I minat belajar siswa dalam menanggapi isi cerita secara lisan belum menujukkan

ketuntasan maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Adapun prosedur dilaksankan

sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi, yang

dilaksnakan dalam setiap siklus.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan

Guru mempersiapkan siklus I dengan beberapa kegiatan dalam pembelajaran dan

instrumen penelitian siswa dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe tari bambu dengan membagi siswa dalam kelompok belajar.

Langkah-langkah yang disusun dalam RPP dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe tari bambu, dimana model pembelajaran ini akan mengaktifkan siswa untuk

mempelajari dan mengerjakan latihan baik secara individu maupun berkelompok.

Sedangkan instrumen penelitian adalah lembar observasi. Pada siklus ini dilakukan 2 kali

pertemuan, pertemuan berlangsung selama 4 jam pelajaran (4 x 35 menit).

Pelaksanaan

Pada kegiatan ini peneliti menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe tari bambu yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

?

Page 5: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

20

Bahasa Indonesia pokok bahasan menanggapi isi cerita secara lisan, dengan alokasi waktu 2

x 35 menit (kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 50 menit, dan kegiatan akhir 10 menit).

Kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan minat belajar siswa adalah membagi peserta

didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen agar merata antara kemampuan masing-

masing peserta didik, memberikan informasi kepada siswa bagaimana prosedur model

pembelajaran kooperatif tipe tari bambu, menjelaskan materi pelajaran yaitu menanggapi isi

cerita secara lisan berdasarkan gambar dengan kalimatnya sendiri, dengan jelas dan singkat.

Selanjutnya peneliti meminta peserta didik untuk melakukan pemahaman tentanng materi

menanggapi isi cerita secara lisan berdasarkan gambar dengan kalimatnya sendiri, kemudian

guru membimbing peserta didik selama proses belajar mengajar. Setelah peserta didik

menyelesaikan tugasnya untuk menanggapi isi cerita secara lisan berdasarkan gambar

dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru, kemudian peserta didik didorong untuk saling

bertukar informasi tentang hasil tulisannya kepada teman yang berada di hadapannya

berdasarkan kelompok yang telah disusun dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang hal-

hal yang kurang dimengerti peserta didik pada materi pelajaran menanggapi isi cerita secara

lisan berdasarkan gambar, serta menjelaskan kembali secara singkat, peneliti bertanya jawab

dengan peserta didik tentang seputar materi pelajaran menanggapi isi cerita secara lisan

berdasarkan gambar dan bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan.

Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas melakukan observasi guru dan observasi

siswa dengan menggunakan alat bantu check list terhadap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berlangsung yang menggunakan metode pemberian tugas. Pada saat

pembelajaran berlangsung, obsever melakukan observasi terhadap peneliti, obsever dan

peneliti melakuakan observasi perilaku belajar siswa terhadap minat belajar siswa. Setelah

pelaksanaan siklus I berakhir, guru memberikan evaluasi belajar untuk menambah penguatan

dalam dalam mengetahui minta belajar siswa dan keberhasilan metode pemberian tugas

yangn digunakan.

Selama pengamatan, banyak hal yang diperoleh antara lain: 1) siswa belum dapat

berinteraksi dengan peneliti maupun berinteraksi dengan teman-teman sekelas, 2) pada

kegiatan ini, ada beberapa siswa yang masih enggan untuk mengemukakan pendapatnya, 3)

pada kegiatan ini, masih ditemukan siswa yang lebih mementingkan bermain daripada

langsung mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan

tugas yang diberikan dengan tepat waktu, 4) peneliti kurang menguasai kelas, 5) ada

beberapa siswa yang sama sekali tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, 6) siswa

belum aktif dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Tabel 1. Hasil Observasi Guru Siklus I

No. Indikator Deskriptor Nilai

1 2 3 4

1 Apersepsi (a) Melakukan appersepsi

(b) Memotivasi seluruh siswa

2

Penjelasan Materi

(a) Menjelaskan pokok bahasan

Menanggapi isi cerita secara

lisan

(b) Menjelaskan dengan cara yang

mudah di mengerti oleh siswa

(c) Menjelaskan materi dengan

tidak bertele-tele

3 Penguasaan

Materi (a) Memberi contoh Menanggapi isi

cerita secara lisan

Page 6: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

21

(b) Menjelaskan manfaat

menanggapi isi cerita secara

lisan

(c) Memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya dan

mampu menjawab pertanyaan

dari siswa

4

Langkah-langkah

Metode Kerja

Kelompok

(a) Menjelaskan tugas kepada siswa

(b) Membagikan siswa dalam

kelompok dan memberikan

tugas

(c) Mengawasi kegiatan selama

kerja kelompok itu berlangsung,

bila perlu memberi

saran/pertanyaan

5

Memberi petunjuk

tugas yang akan

dikerjakan

(a) Menyuruh siswa untuk saling

bekerjasama dalam tugas

kelompok masing-masing

(b) Mengingatkan siswa untuk

menyelesaikan tugas kelompok

tepat pada waktunya

6

Memberikan

penilaian

individu/kelompok

(a) Memberikan skor kepada

masing-masing kelompok dan

individu

(b) Menyuruh siswa membacakan

hasil diskusi kelompok di depan

kelas

7 Menyimpulkan

materi pelajaran

(a) Menyimpulkan dan merangkum

hasil kerja kelompok

(b) Bertanya kepada siswa tentang

materi yang kurang jelas

(c) Menyuruh siswa mencatat

kesimpulan dari hasil kerja

kelompok

8 Menutup pelajaran

(a) Merangkum bersama-sama hasil

dari pelajaran

(b) Memberikan tugas kepada siswa /

PR

Hasil di atas menunjukkan bahwa kompetensi peneliti masih kurang, sehingga perlu

dilakukan inovasi lebih lanjut agar pembelajaran mencapai tujuan seperti yang diharapkan.

Nilai keseluruhan yang diperoleh sebesar 46 atau persen yang diperoleh rendah sebesar 58%.

Dari hasil perhitungan observasi hitungan peneliti siklus I masih tergolong rendah. Oleh

karena itu peneliti agar dapat meningkatkan kegiatan inti di siklus II guru dapat mencapai

taraf persentase yang tinggi. Sedangkan jumlah siswa yang aktif dan berminat dirangkum

pada tabel berikut ini:

Page 7: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

22

Tabel 2. Siswa yang Aktif Selama Siklus I

Keaktifan F % Keterangan

86% - 100% 0 0 Sangat Berminat

71% - 85% 1 3 Berminat

60% - 70% 5 17 Cukup Berminat

< 60 % 24 80 Kurang Berminat

Jumlah 30 100 -

Data dari hasil observasi siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa minat belajar siswa

Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas, dapat dikatakan masih kurang. Hal ini dapat

dilihat dari data observasi siswa yang berdasarkan dari indikator minat, yaitu:

1) Observasi siswa mengenai minat mengikuti pelajaran terdiri dari 4 deskriptor, yaitu

siswa memperhatikan guru mengajar sebanyak 19 siswa (63%), siswa tidak ribut pada

saat pembelajaran berlangsung sebanyak 16 siswa (53%), siswa menulis pelajaran yang

disampaikan guru sebanyak 13 siswa (43%), siswa mampu mempraktekkan pelajaran

sesuai dengan permintaan guru sebanyak 9 siswa (30%)

2) Observasi siswa mengenai minat pemanfaatan waktu belajar terdiri dari 4 deskriptor,

yaitu siswa menyusun kegiatan belajar sehari-hari sebanyak 6 siswa (20%), siswa tidak

suka berlama-lama di luar kelas pada saat istirahat sudah berakhir sebanyak 10 siswa

(33%), siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk mendiskusikan pelajaran dengan

temannya sebanyak 4 siswa (13%), siswa tidak suka bermain sebelum tugasnya selesai

sebanyak 7 siswa (23%)

3) Observasi siswa mengenai minat mengulang pelajaran kembali terdiri dari 4 deskriptor,

yaitu siswa membaca buku pelajaran setelah pelajaran berakhir sebanyak 3 siswa (10%),

siswa membuat ringkasan setelah pelajaran berakhir sebanyak 5 siswa (17%), siswa

mengingat apa yang sudah dipelajari sebanyak 12 siswa (40%), siswa mengerjakan PR

sebanyak 21 siswa (70%)

4) Observasi siswa mengenai minat menyenangi pelajaran terdiri dari 4 deskriptor, yaitu

siswa cepat datang ke sekolah sebanyak 23 siswa (77%), siswa menyediakan

perlengkapan untuk belajar sebanyak 13 siswa (43%), siswa memberi tanda pada hal-hal

yang penting sebanyak 4 siswa (13%), siswa selalu bersemangat pada saat mengikuti

pembelajaran sebanyak 8 siswa (27%)

5) Observasi siswa mengenai minat aktif di dalam kelas terdiri dari 4 deskriptor, yaitu siswa

selalu menuls dan mencatat pelajaran penting sebanyak 6 siswa (20%), siswa sering

bertanya sebanyak 4 siswa (13%), siswa sering menjawab pertanyaan sebanyak 4 siswa

(13%), siswa selalu mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok sebanyak 7 siswa

(23%)

Dari hasil observasi siklus I pada tabel di atas masih tergolong kurang. Oleh karena itu

peneliti melanjutkan kegiatan ini ke siklus II agar indikator-indikator observasi siswa dapat

mencapai taraf persentase yang tinggi.

Refleksi

Hasil observasi siklus I yang dilakukan oleh guru dari 30 jumlah siswa, yakni diperoleh

nilai sebagai berikut: Siswa yang kurang berminat sebanyak 24 orang dengan persentase

80%. Dari hasil observasi siswa yang telah dilakukan pada siklus I, maka guru melakukan

refleksi pada siklus I yang hasilnya adalah: 1) peneliti kurang menguasai kelas dengan baik,

2) siswa belum aktif dalam menjawab/menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti, karena

peneliti kurang menguasai model pembelajaran, 2) di dalam proses pembelajaran, guru

belum dapat menggunakan waktu yang efektif sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai,

3) aktivitas guru dalam bertanya kepada siswa, memperhatikan dan membimbing siswa

Page 8: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

23

harus lebih ditingkatkan lagi, 4) tahap kegiatan akhir, peneliti diharapkan dapat

melaksanakan penilaian pembelajaran dan lebih sempurna lagi dalam merangkum isi

pelajaran, 5) lebih memfokuskan menyelesaikan tugas siswa dalam menyelesaikan susunan

cerita melalui gambar, serta saling berinteraksi mengeluarkan pendapat tentang gambar yang

dilihatnya dengan teman dalam kelompoknya.

Siklus II

Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I dimana hasil

pada siklus I belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada tahap siklus II ini peneliti

membuat perencanaan tindakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal. Langkah-langkah yang disusun dalam RPP dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu, dimana model pembelajaran ini akan

mengaktifkan siswa untuk mempelajari dan mengerjakan latihan baik secara individu

maupun berkelompok. Sedangkan instrumen penelitian adalah lembar observasi. Pada siklus

ini dilakukan 2 kali pertemuan, pertemuan berlangsung selama 4 jam pelajaran (4 x 35

menit).

Pelaksanaan

Pada kegiatan ini guru menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

tari bambu yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia pokok bahasan menanggapi isi cerita secara lisan, dengan alokasi waktu 2

x 35 menit (kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 50 menit, dan kegiatan akhir 10 menit).

Setelah peserta didik menyelesaikan tugasnya untuk menanggapi isi cerita secara lisan

berdasarkan gambar dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru, kemudian peserta didik

didorong untuk saling bertukar informasi tentang hasil tulisannya kepada teman yang berada

di hadapannya berdasarkan kelompok yang telah disusun dengan waktu yang telah

ditentukan oleh guru. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang hal-hal yang kurang dimengerti peserta didik pada materi pelajaran

menanggapi isi cerita secara lisan berdasarkan gambar, serta menjelaskan kembali secara

singkat, peneliti bertanya jawab dengan peserta didik tentang seputar materi pelajaran

menanggapi isi cerita secara lisan berdasarkan gambar dan bersama-sama dengan peserta

didik membuat kesimpulan.

Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas melakukan observasi guru dan observasi

siswa dengan menggunakan alat bantu check list terhadap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berlangsung yang menggunakan metode pemberian tugas. Pada saat

pembelajaran berlangsung, obsever melakukan observasi terhadap peneliti, obsever dan guru

melakukan observasi perilaku belajar siswa terhadap minat belajar siswa. Setelah

pelaksanaan siklus II berakhir, guru memberikan evaluasi belajar untuk menambah

penguatan dalam dalam mengetahui minta belajar siswa dan keberhasilan metode pemberian

tugas yang digunakan. Selama observasi banyak hal yang diperoleh antara lain: 1) siswa

cepat berinteraksi dengan peneliti maupun berinteraksi dengan teman-teman sekelas, 2) pada

tahap ini siswa tidak enggan lagi untuk mengemukakan pendapatnya, 3) siswa selalu

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat tinggi dan tidak cepat putus asa

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, 4) peneliti sudah dapat menguasai kelas

dengan baik, 5) pada kegiatan ini siswa sudah langsung mengerjakan tugas yang diberikan,

sehingga mereka telah bertanggung jawab dengan tugas yang deiberikan, 6) siswa sudah

aktif dalam menanggapi isi cerita secara lisan melalui gambar yang ditunjukkan kepadanya.

Page 9: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

24

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Hasil observasi kegiatan guru, yang

ditampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 3. Lembar Observasi Guru Siklus II

No. Indikator Deskriptor Nilai

1 2 3 4

1 Apersepsi a) Melakukan appersepsi

b) Memotivasi seluruh siswa

2 Penjelasan Materi (a) Menjelaskan pokok bahasan

Menanggapi isi cerita secara

lisan

(b) Menjelaskan dengan cara

yang mudah di mengerti oleh

siswa

(c) Menjelaskan materi dengan

tidak bertele-tele

3 Penguasaan

Materi

(a) Memberi contoh Menanggapi

isi cerita secara lisan

(b) Menjelaskan manfaat

menanggapi isi cerita secara

lisan

(c) Memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya dan

mampu menjawab

pertanyaan dari siswa

4 Langkah-langkah

Metode Kerja

Kelompok

(a) Menjelaskan tugas kepada

siswa

(b) Membagikan siswa dalam

kelompok dan memberikan

tugas

(c) Mengawasi kegiatan

selama kerja kelompok itu

berlangsung, bila perlu

memberi saran/pertanyaan

5 Memberi petunjuk

tugas yang akan

dikerjakan

(a) Menyuruh siswa untuk

saling bekerjasama dalam

tugas kelompok masing-

masing

(b) Mengingatkan siswa untuk

menyelesaikan tugas

kelompok tepat pada

waktunya

Page 10: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

25

6 Memberikan

penilaian

individu/kelompok

(a) Memberikan skor kepada

masing-masing kelompok

dan individu

(b) Menyuruh siswa

membacakan hasil diskusi

kelompok di depan kelas

7 Menyimpulkan

materi pelajaran

(a) Menyimpulkan dan

merangkum hasil kerja

kelompok

(b) Bertanya kepada siswa

tentang materi yang kurang

jelas

(c) Menyuruh siswa mencatat

kesimpulan dari hasil kerja

kelompok

8 Menutup pelajaran (a) Merangkum bersama-sama

hasil dari pelajaran

(b) Memberikan tugas kepada

siswa / PR

Hasil di atas menunjukkan bahwa kompetensi guru telah mengalami perubahan dan

mencapai taraf persentase yang lebih tinggi, namun masih terdapat beberapa yang masih

memiliki nilai rendah, sehingga perlu dilakukan inovasi lebih lanjut agar pembelajaran

mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Pada siklus II observasi peneliti telah mengalami

perubahan dan mencapai taraf persentase yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai

keseluruhan yang diperoleh sebesar 72, (%) atau persen yang diperoleh sebesar 90%.

Sedangkan jumlah siswa yang aktif dan berminat dirangkum pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Siswa yang Aktif Selama Siklus II

Keaktifan F % Keterangan

86% - 100% 20 67 Sangat Berminat

71% - 85% 10 33 Berminat

60% - 70% - - Cukup Berminat

< 60 % - - Kurang Berminat

Jumlah 30 100 -

Data dari hasil observasi siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa minat belajar

siswa Kelas VA SD Negeri 067258 Medan Amplas, dapat dikatakan sudah lebih meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari data observasi siswa yang berdasarkan dari indikator minat, yaitu:

1) Observasi siswa mengenai minat mengikuti pelajaran terdiri dari 4 deskriptor, yaitu

siswa memperhatikan guru mengajar sebanyak 29 siswa (97%), siswa tidak ribut pada

saat pembelajaran berlangsung sebanyak 25 siswa (83%), siswa menulis pelajaran yang

disampaikan guru sebanyak 26 siswa (87%), siswa mampu mempraktekkan pelajaran

sesuai dengan permintaan guru sebanyak 24 siswa (80%)

2) Observasi siswa mengenai minat pemanfaatan waktu belajar terdiri dari 4 deskriptor,

yaitu siswa menyusun kegiatan belajar sehari-hari sebanyak 24 siswa (80%), siswa tidak

suka berlama-lama di luar kelas pada saat istirahat sudah berakhir sebanyak 26 siswa

(87%), siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk mendiskusikan pelajaran dengan

Page 11: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

26

temannya sebanyak 23 siswa (77%), siswa tidak suka bermain sebelum tugasnya selesai

sebanyak 27 siswa (90%)

3) Observasi siswa mengenai minat mengulang pelajaran kembali terdiri dari 4 deskriptor,

yaitu siswa membaca buku pelajaran setelah pelajaran berakhir sebanyak 24 siswa

(80%), siswa membuat ringkasan setelah pelajaran berakhir sebanyak 26 siswa (87%),

siswa mengingat apa yang sudah dipelajari sebanyak 28 siswa (93%), siswa

mengerjakan PR sebanyak 30 siswa (100%)

4) Observasi siswa mengenai minat menyenangi pelajaran terdiri dari 4 deskriptor, yaitu

siswa cepat datang ke sekolah sebanyak 29 siswa (97%), siswa menyediakan

perlengkapan untuk belajar sebanyak 30siswa (100%), siswa memberi tanda pada hal –

hal yang penting sebanyak 24 siswa (80%), siswa selalu bersemangat pada saat

mengikuti pembelajaran sebanyak 22 siswa (73%)

5) Observasi siswa mengenai minat aktif di dalam kelas terdiri dari 4 deskriptor, yaitu

siswa selalu menuls dan mencatat pelajaran penting sebanyak 27 siswa (90%), siswa

sering bertanya sebanyak 24 siswa (80%), siswa sering menjawab pertanyaan sebanyak

24 siswa (80%), siswa selalu mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok

sebanyak 26 siswa (87%)

Dari hasil observasi siklus II pada tabel di atas telah mencapai taraf persentase yang

cukup tinggi.

Refleksi

Hasil observasi siklus II yang dilakukan oleh guru dari 30 jumlah siswa, yakni

diperoleh nilai sebagai berikut: Siswa yang berminat sebanyak 20 orang dengan persentase

67 %. Dari hasil observasi siswa yang telah dilakukan pada siklus II, maka hasilnya adalah:

1) peneliti sudah menguasai kelas dengan baik, karena peneliti sudah lebih menguasai bahan

ajar, 2) siswa sudah aktif dalam menjawab/menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti,

karena peneliti sudah menguasai model pembelajaran dan menggunakan media gambar, 3)

di dalam proses pembelajaran, peneliti sudah dapat menggunakan waktu yang efektif

sehingga tujuan pembelajaran tercapai, 4) aktivitas guru dalam bertanya kepada siswa, sudah

cukup tinggi, memperhatikan dan membimbing siswa sudah meningkat, karena interaksi

antara peneliti dan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan cukup baik,

5) tahap kegiatan akhir, guru sudah dapat melaksanakan penilaian pembelajaran dan lebih

sempurna lagi dalam merangkum isi pelajaran. Peningkatan minat belajar siswa melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu telah tercapai dengan baik,

sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

IV. PENUTUP

1. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu, dapat

meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pokok

bahasan menanggapi isi cerita secara lisan di Kelas VA SD Negeri 067258 Medan

Amplas Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Pada observasi minat belajar siswa siklus I rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh

hanya mencapai 44, persen (%) yang diperoleh sebesar 55%. Dari hasil hitungan

observasi siswa siklus I masih tergolong rendah. Pada siklus II rata-rata nilai keseluruhan

yang diperoleh yaitu sebesar 69, persen (%) yang diperoleh adalah sebesar 87%. Pada

siklus II dapat dilihat bahwa peneliti sudah meningkatkan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe tari bambu dengan baik dan perilaku belajar siswa sudah

meningkat.

Page 12: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Fatmawati: Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari

Bambu pada Kompetensi Dasar Menanggapi Isi Cerita Secara Lisan di Kelas Va SD Negeri Negeri 067258

Medan Amplas

27

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: AV Publisher

Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Muslich, M. 2011. Melaksanakan PTK itu mudah. Malang: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Suyatno. 2010. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.