188
UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Theresia Tincerustina NIM: 041124002 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA,

MELALUI KATEKESE

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Theresia Tincerustina

NIM: 041124002

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

i

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA,

MELALUI KATEKESE

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Theresia Tincerustina

NIM: 041124002

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

ii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

iii

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kongregasi SMFA

(Suster-Suster Misi Fransiskan Santo Antonius)

dan

para Pendamping Kaum Muda, MUDIKA Miliran dan MUDIKA Paroki

Kristus Raja Baciro Yogyakarta

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

v

MOTTO

“Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”.

(1 Tes 5:24)

“Janganlah katakan: aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu,

haruslah kau sampaikan”. (Yer 1:7b)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar

pustaka sebagaimana selayaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 September 2008

Penulis,

Theresia Tincerustina

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Tincerustina Nomor Mahasiswa : 041124002 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 9 September 2008 Yang menyatakan

(Theresia Tincerustina)

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

viii

ABSTRAK

Judul skripsi “UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE” dipilih berdasarkan pada fakta bahwa pelaksanaan katekese orang dewasa di Lingkungan Miliran memprihatinkan. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam setiap pelaksanaan katekese orang dewasa, jumlah umat maupun kaum mudanya yang hadir sangat sedikit. Dalam proses katekese, kaum muda cenderung pasif dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh katekis. Selama proses berlangsung, orang tua terlalu mendominasi sehingga kaum muda merasa kurang dilibatkan. Be rtitik tolak pada kenyataan ini, maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para pendamping pendalaman iman dan kaum muda mendapatkan cara baru dalam berkatekese dengan menggunakan katekese model Shared Christian Praxis.

Permasalahan pokok dalam skripsi adalah kurangnya kualitas pendamping dalam mengemas suatu pendalaman iman. Maka untuk melihat permasalahan secara lebih mendalam, penulis mengadakan penelitian sederhana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum muda kurang tersapa dan dilibatkan dalam proses pendalaman iman. Berdasarkan penemuan di atas maka penulis menawarkan program pendampingan iman yang menarik dan berkualitas bagi kaum muda dengan model Shared Christian Praxis (SCP) yang dikemas dalam bentuk pendalaman iman, wisata rohani dan outbound. Program ini dibuat dengan tujuan agar kaum muda lebih banyak terlibat dalam mengkomunikasikan pengalaman iman mereka dan berpartisipasi secara aktif dalam proses berkatekese. Dengan demikian program pendampingan dengan model Shared Christian Praxis (SCP) dapat membantu kaum muda dalam meningkatkan penghayatan iman mereka.

Hasil akhir menunjukkan bahwa Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu model katekese yang bersifat dialogis partisipatif. Katekese model ini bertujuan untuk membantu para pendamping dan kaum muda agar memiliki suatu pendekatan berkatekese yang handal dan efektif sehingga mereka mampu berkatekese dengan cara yang lebih menarik dan melibatkan peserta secara aktif dalam proses katekese. Katekese model ini juga mempunyai lima langkah pokok. Oleh karena itu, para pendamping dan kaum muda perlu mengenal dan memahami katekese model ini. Untuk keperluan itu penulis menawarkan suatu program katekese model Shared Christian Praxis (SCP), sekaligus dengan penjabarannya.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

ix

ABSTRACT

This thesis entitled “THE EFFORT TO ENHANCE THE PRACTICE OF

MILIRAN YOUTH CHRISTIAN FAITH THROUGH CATECHESES AT BACIRO PARISH, YOGYAKARTA” was chosen based on the fact that implementation of the adult catechesis at Miliran is inadeguate. The fact shows that there are only few people attending in every time the adult catechesis is conducted. During the process of catechesis, the participants of youth are passive and only to listen to the catechist’s words, and the catechists plays the main role. Based on this concern, this thesis is meant to help catechists and the youth and sind a new way in catechizing by using a catecheses model of Shared Christian Praxis.

The main problems discussed in is inability of the catechists to create interesting. Therefore, in order to see the problem in detail, the writer conducted a simple research. The results of catechese activities. The research indicated that the youth were less addressed and involved in the process of catechetical activities. Based on the result above, the writer offered an appealing program of faith deepening for them by using Shared Christian Praxis model (SCP), which was done in the forms of faith deepening, a spiritual tour and an outbound. This program was designed with a specific intention on the youth so they were more involved in communicating the practice of their personal faith and participating actively in the process of the catecheses. Thus, the program of Shared Christian Praxis model (SCP) can assist the youth to enhance their faith practices.

The result also shows that Shared Christian Praxis model (SCP) is the right and expected model of catechizing. This model of catechizing has a goal to help the catechists and the youth to have an effective, reliable catechetical approach so that they have a capability to conduct an interesting catechetical activities. The model of catechesis has, infact, five steps. Therefore, the catechists and the youth necessarily know and understand it for their own benefit. For this purpose, the writer of this thesis has proposed a well planned Shared Christian Praxis model (SCP) of catechesis, as well as how to conduct it.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang telah setia membimbing dan menuntun

penulis selama menyusun hingga terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul

“UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM

MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI

KATEKESE”.

Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatian di lapangan menyangkut kehidupan

keagamaan kaum muda. Mengingat dan menimbang bahwa penulis juga hidup dan

tinggal bersama dengan mereka, maka penulisan skripsi ini ditujukan bagi para kaum

muda, pendamping kaum muda dan siapa saja yang mempunyai hati, minat dan perhatian

kepada perkembangan iman kaum muda. Semoga tulisan ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran, inspirasi dan dorongan untuk meningkatkan kegiatan kaum muda.

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang

dengan penuh kesabaran, kesetiaan senantiasa memberikan semangat dan masukan

kepada penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

2. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku dosen wali yang telah setia membimbing

dan mengarahkan penulis selama menimba ilmu di kampus IPPAK.

3. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen penguji III yang berkenan

memberi masukan yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xi

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

belajar hingga selesainya skripsi ini.

5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan

bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan dan Dewan Umum Kongregasi SMFA beserta anggotanya yang telah setia

memberikan dukungan moral dan spiritual serta semangat hingga terselesaikannya

skripsi ini.

7. Para suster di komunitas Miliran yang dengan penuh kesabaran, kesetiaan

mendukung, mendoakan penulis.

8. Bapak, ibu, kakak, adik yang memberikan semangat dan dukungan selama penulis

menempuh studi di Yogyakarta.

9. Pastor Paroki dan sekretariat Paroki Kristus Raja Baciro, pengurus Lingkungan se-

Miliran yang telah memberi kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian dan mendampingi kegiatan MUDIKA.

10. Pengurus MUDIKA Miliran, S. Deddy Budiawan, Y. Novian Trigunawan, Y. Danang

Kristiyanto, S. Anjar Apriyana Hermawan, A. Ruwi Haryanto, A. Eko Purwanto, C.

Diah Anggraeni, A. Nucifera Haidityasari dan siapa saja yang dengan caranya sendiri

telah mendukung proses penulisan skripsi ini dengan bersedia memberikan informasi

yang diperlukan demi kelengkapan materi skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2004/2005 yang selalu setia memberikan

semangat dan dukungan.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus

telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xii

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir

kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Yogyakarta, 9 September 2008

Penulis

Theresia Tincerustina

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK..................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah........................................................................ 8

D. Rumusan Masalah............................................................................ 8

E. Tujuan Penulisan.............................................................................. 9

F. Manfaat Penulisan............................................................................ 9

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 9

BAB II. PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA DAN KATEKESE...... 11

A. Penghayatan Iman............................................................................ 11

1. Pengertian Iman ........................................................................... 11

2. Penghayatan Iman Kristiani ......................................................... 14

B. Kaum Muda...................................................................................... 15

1. Pertumbuhan Fisik ....................................................................... 16

2. Perkembangan Mental.................................................................. 16

3. Perkembangan Emosional............................................................ 16

4. Perkembangan sosial-Psikologis.................................................. 17

5. Perkembangan Moral................................................................... 17

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xiv

6. Perkembangan Religius................................................................ 18

C. Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda dan Pendampingannya ............................................................................ 18 1. Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda.................. 18

a. Peranan Gereja pada umumnya terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda ................................................................... 20

b. Peranan Gereja Kecil atau Keluarga terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda .................................................................... 22

2. Pengertian Pendampingan ........................................................... 24

a. Tujuan Pendampingan............................................................. 24

b. Materi Pendampingan.............................................................. 24

c. Bentuk Pendampingan............................................................. 25

d. Syarat Pendampingan.............................................................. 25

1) Pelaksanaan Pendampingan................................................ 25

2) Pendamping ........................................................................ 25

3) Evaluasi............................................................................... 26

D. Katekese .......................................................................................... 27

1. Katekese pada umumnya ............................................................. 27

2. Arti Katekese ............................................................................... 28

3. Tujuan Katekese .......................................................................... 29

4. Isi Katekese.................................................................................. 30

5. Katekese Umat dalam upaya Meningkatkan Penghayatan Iman. 31

a. Pengertian Katekese Umat ...................................................... 31

b. Tujuan Katekese Umat ............................................................ 31

c. Model-model Katekese Umat .................................................. 32

1) Katekese Umat dengan Model Pengalaman Hidup ............ 32

2) Katekese Umat dengan Model Biblis ................................. 33

3) Katekese Umat dengan Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup .............................................................. 33

d. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat ........................................................................ 34

1) Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ......................... 34

a) Praxis ............................................................................... 35

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xv

b) Kristiani........................................................................... 36

c) Sharing ............................................................................ 36

2) Langkah- langkah Shared Christian Praxis (SCP).............. 37

a) Langkah Nol : Pemusatan Aktivitas ............................... 37

b) Langkah I : Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta ..................................................... 38

c) Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta .. 39

d) Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani .... 39

e) Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit Peserta........................... 40

f) Langkah V : Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit ....... 41

BAB III. METODOLOGI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA SERTA PELAKSANAAN KATEKESE DI MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA ........................................ 42

A. Metodologi Penelitian.................................................................. 42

1. Jenis Penelitian........................................................................ 42

2. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 43

3. Populasi dan Sampel ............................................................... 43

4. Identifikasi Variabel................................................................ 43

a. Definisi Operasional Variabel............................................. 43

b. Pengembangan Instrumen ................................................... 44

5. Tehnik Pengumpulan Data...................................................... 46

a. Observasi............................................................................. 46

b. Wawancara.......................................................................... 46

c. Kuesioner ............................................................................ 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 47

a. Gambaran Umum Tempat Penelitian...................................... 47

a. Latar Belakang Berdirinya Paroki Baciro Yogyakarta....... 47

b. Lingkungan Miliran............................................................ 49

b. Laporan Hasil Penelitian......................................................... 50

c. Statistik Katekese dan Penghayatan Iman .............................. 53

a. Penjabaran Statistik Penghayatan Iman.............................. 54

b. Penjabaran Statistik Katekese ............................................. 54

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xvi

c. Penjabaran Statistik Penghayatan Iman dan Katekese per Item..................................................................................... 55

d. Tabel Hasil Penelitian di Lapangan........................................ 73

a. Tabel Penghayatan Iman .................................................... 73

b. Tabel Katekese ................................................................... 78

C. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian.............................................. 84

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP) BAGI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA.......... 88

A. Latar Belakang Penyusunan Program............................................ 88

a. Wisata Rohani............................................................................ 90

b. Outbound ................................................................................... 90

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan................................................ 91

C. Penjabaran Program......................................................................... 94

D. Petunjuk Pelaksanaan Program........................................................ 97

E. Persiapan Pendampingan Katekese.................................................. 98

1. Contoh Persiapan Pendampingan Iman Model Shared Christian Praxis (SCP).................................................... 98

2. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Bentuk Wisata Rohani ......................................................................................... 111

3. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Bentuk Outbound..................................................................................... 122

4. Contoh Persiapan Pendampingan Iman Model Pengalaman Hidup........................................................................................... 133

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 145

A. Kesimpulan...................................................................................... 145

1. Permasalahan Pokok Berkaitan dengan Kaum Muda ................. 145

2. Peranan Orang Tua dan Gereja dalam Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kaum Muda .................................................. 146

3. Peranan Pendamping Pendalaman Iman..................................... 148

B. Saran ................................................................................................ 150

1. Saran Umum bagi MUDIKA, Orang Tua, Pendamping Kaum Muda................................................................................. 150

2. Saran Khusus bagi Gereja Paroki Baciro Yogyakarta ................ 151

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 152

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xvii

LAMPIRAN .................................................................................................. 154

Lampiran 1: Pengantar Kuesioner.......................................................... (1)

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian.......................................................... (2)

Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Wawancara bagi MUDIKA................. (6)

Lampiran 4: Daftar Pertanyaan Wawancara bagi Pengurus Lingkungan, Pendamping MUDIKA, dan Orang Tua ...... (7)

Lampiran 5: Hasil Wawancara............................................................... (8)

Lampiran 6: Photo Kegiatan Wisata Rohani di Sendang Sono.............. (13)

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru:

dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam

rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1976/1977, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7

Desember 1965.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada

para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa

kini, 16 Oktober 1979.

DCG : Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik Umum

yang dikeluarkan oleh Kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971.

DH : Dignitatis Humanae, Pernyataan Konsili Vatikan II, tentang Kebebasan

Beragama 7 Desember 1965.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu

Ilahi, 18 November 1965.

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di

Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja,

21 November 1964.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

xix

C. Singkatan Lain Art : Artikel

Dll : dan lain- lain

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KKI : Karya Kepausan Indonesia

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

LCD : Liquid Cristal Display

MUDIKA : Muda-mudi Katolik

PIA : Pendampingan Iman Anak

PIRA : Pendampingan Iman Remaja

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PT : Perseroan Terbatas

RINSTRA : Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki Kristus Raja Baciro

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas

VCD : Video Compact Disk

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan

Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui

Katekese”. Dalam bagian pendahuluan ini, penulis akan menguraikan hal-hal yang

berkaitan dengan judul skripsi tersebut, seperti: latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan. Untuk

lebih jelasnya akan diuraikan satu per satu.

A. Latar Belakang

Dalam kurun waktu tertentu, manusia mengalami perubahan dan pertumbuhan, baik

itu secara jasmani maupun rohani. Perubahan dan pertumbuhan tentunya melalui

perkembangan. Dalam siklus kehidupan terjadi perkembangan yaitu mulai dari bayi,

anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua; dan yang akan dibahas pada kesempatan ini

adalah remaja-dewasa. Mereka ini sering dikenal dengan nama kaum muda.

Kaum muda dalam arti kata dipergunakan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang muda usia. Kaum muda adalah para muda-mudi yang berumur 15-21 tahun. Menurut organisasi pemuda, kaum muda dapat mencakup semua muda-mudi yang berumur antara 15-40 tahun (Mangunhardjana, 1986: 11-12). Bagi kaum muda masa ini merupakan masa yang tidak seimbang dalam hidupnya

karena sedang dalam proses pencarian dan penentuan identitas dirinya. Pada masa ini

biasanya kaum muda mengalami berbagai persoalan seperti kebebasan, ketaatan, masa

depan, hidup seksual dan hidup keagamaan. Masa ini akan menjadi lebih berat kalau

orang-orang di sekitar ikut menolak, memarahi dan tidak mau memahaminya. Ilmu

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

2

Psikologi mendeskripsikan kaum muda sebagai orang-orang yang secara fisik berada

pada taraf di mana daya tahan tubuh berada pada puncak perkembangannya. Sejalan

dengan perkembangan fisik, fungsi intelektual orang muda pun berada pada satu tingkat

yang tinggi dan baik. Mereka dapat berpikir secara kritis pada tingkat lintas ilmu dan

dapat melahirkan gagasan-gagasan serta ide-ide, membentuk konsep-konsep yang dapat

mempertajam kemampuan inteligensi yang meliputi kosa kata, informasi umum dan

pemikiran untuk memperbaiki hidup secara menyeluruh, pengembangan bakat dan minat

yang makin terarah kepada tujuan hidup yang telah ditentukan (Suban, 1994: 89). Dengan

kata lain, pada puncak perkembangannya kaum muda menjadi orang yang penuh vitalitas

dan memiliki berbagai kemungkinan untuk mewujudkan diri. Mereka menjadi sangat

peka terhadap segala kejadian dan peralihan suasana di sekitarnya.

Kaum muda Katolik adalah kelompok kaum muda yang menjalankan kegiatannya

dalam wadah MUDIKA (Muda-mudi Katolik). Sebagai orang Katolik maka mereka

menghayati imannya dalam Gereja Katolik. MUDIKA menyatakan imannya kepada

Allah Tritunggal dengan ikut serta dalam kehidupan menggereja. Iman adalah penyerahan

total kepada Allah yang menyatakan diri tidak karena terpaksa, melainkan dengan “suka

rela”. Ungkapan tersebut seperti terdapat dalam Dokumen Gereja, yaitu:

Salah satu pokok yang amat penting dalam ajaran Katolik, yang tercantum dalam Sabda Allah dan terus menerus diwartakan oleh para Bapa Gereja, yakni manusia wajib secara suka rela menjawab Allah dengan beriman; maka dari itu tak seorang pun boleh dipaksa melawan kemauannya sendiri untuk memeluk iman. Sebab pada hakikatnya kita menyatakan iman kita dengan kehendak bebas, karena manusia…tidak dapat mematuhi Allah yang mewahyukan Diri, kalau ia, sembari ditarik oleh Bapa, tidak dengan bebas menyatakan kepada Allah ketaatan imannya, yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan (DH 10). Iman tidak terlepas dari pengalaman hidup, maka penghayatan iman yang dianut

hendaknya terwujud dalam perbuatan hidup nyata sehari-hari, baik dalam Lingkungan

keluarga, hidup menggereja maupun dalam hidup bermasyarakat. Hal ini seperti yang

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

3

terungkap dalam teks Kitab Suci “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu

pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:17). Di dalam wadah MUDIKA sendiri juga telah

ada upaya untuk mewujudkan penghayatan iman melalui menjadi anggota MUDIKA,

aktif di karang taruna, melibatkan diri dalam kegiatan kemanusiaan, baik di Lingkungan

Gereja maupun masyarakat, dll. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa MUDIKA adalah

harapan dan generasi penerus Gereja, sebab di pundak merekalah keberlangsungan hidup

beriman terus bertumbuh dan berkembang. Maka sudah selayaknya kalau MUDIKA

mendapat pendampingan yang benar dan terus menerus. Membangun manusia muda

adalah tugas bersama, maka diperlukan kerja sama berbagai pihak yaitu MUDIKA

sendiri, orang tua, keluarga, Lingkungan, masyarakat dan Gereja. MUDIKA yang

memperoleh bekal memadai untuk meneruskan karya Gerejani yang telah dimulai,

menjadikan mereka siap terjun ke masyarakat guna memberikan kesaksian melalui

keterlibatannya di dalam hidup menggereja maupun bermasyarakat. Pengalaman ini

penulis alami ketika mengamati proses kegiatan yang berlangsung di Miliran, Lingkungan

Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul. Pada

umumnya ketika waktu anak-anak, remaja aktif terlibat di Lingkungan dengan sendirinya

ketika menjadi mudika dan dewasa mereka juga tetap aktif di Lingkungan.

Di Paroki Baciro terdapat tiga puluh tujuh Lingkungan. Hal ini memberi gambaran

secara sepintas bahwa Paroki Baciro sangat potensial dalam membantu umatnya untuk

menumbuhkembangkan iman mereka sehingga umat terbantu dalam mewujudkan

penghayatan imannya di dalam lingkup Gereja. Fakta di lapangan menunjukkan kurang

dirasakan karena tidak semua Lingkungan mempunyai usaha yang sama dalam

mengembangkan bidang pastoral terutama model pertemuan pendalaman iman yang

bervariasi. Kegiatan MUDIKA juga bervariasi dalam mengembangkan usahanya, seperti

beberapa Lingkungan yang ada mencoba tetap bertahan meneruskan kegiatan MUDIKA

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

4

yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kegiatan MUDIKA tetap berjalan karena

proses regenerasi sungguh diperhatikan. Artinya sebelum terjadi pergantian pengurus,

sudah ada tenaga yang dipersiapkan untuk mengganti sehingga ketika terjadi pergantian

pengurus baru sudah ada tenaganya, sedangkan beberapa Lingkungan yang lain sudah

mati. Penyebabnya adalah: permasalahan pribadi, di mana di antara MUDIKA ada yang

merasa minder untuk mengikuti kegiatan karena sudah lama tidak aktif; kesenjangan usia

sehingga kalau tidak ada teman sebaya tidak mau datang; tuntutan tugas dari sekolah atau

tempat kerja. Selain itu juga karena jumlah MUDIKA di Lingkungan hanya sedikit

sehingga kegiatan MUDIKA tidak jalan. Ada pula MUDIKA yang di Lingkungan tidak

aktif karena lebih suka mengikuti kegiatan di komunitas atau di gereja lain yang lebih

maju kegiatannya. Di dalam organisasi MUDIKA sendiri juga terjadi pergesekan antara

pengurus dan anggotanya yang disebabkan oleh ketidakpuasan anggota terhadap pengurus

yang kurang mampu mempertanggungjawabkan tugas yang telah dipercayakan

kepadanya. Contohnya meninggalkan tugas kepengurusan begitu saja karena mendapat

tugas di luar kota. Hal ini menunjukkan lemahnya sistim organisasi dalam MUDIKA

tersebut. Selain itu juga problem keluarga menyangkut keadaan ekonomi di mana orang

tua menuntut para anggota keluarga untuk bersama-sama berusaha bekerja mencari

nafkah untuk menghidupi keluarganya. Selain itu juga situasi dan kondisi tempat kerja

yang kurang memungkinkan MUDIKA untuk dapat membagi waktunya antara kerja dan

kegiatan MUDIKA. Peran orang tua dalam mendorong dan mendukung putra-putrinya

untuk terlibat, baik itu di Lingkungan Gereja maupun masyarakat sangat penting. Hal ini

dipengaruhi oleh pendidikan nilai yang telah ditanamkan para orang tua sejak anak masih

kecil. Segala sesuatu yang diperoleh pada masa anak-anak itulah yang akan

dikembangkan ketika menginjak dewasa. Apabila sejak usia dini anak telah ditanamkan

atau dididik untuk melibatkan diri dalam kegiatan hidup menggereja seperti PIA, rajin

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

5

ikut misa mingguan, rajin berdoa bersama dalam keluarga, mengikuti pendalaman iman

Lingkungan, dll, maka sikap yang telah ditanamkan sejak masa anak-anak inilah yang

nantinya akan membuahkan hasil. Hasil itu adalah mereka aktif terlibat dalam kegiatan di

Lingkungan Gereja dan masyarakat dengan kesadaran serta kebebasan bukan hanya

sekedar ikut- ikutan, karena diajak teman atau karena tidak mempunyai teman. Selain itu

juga ada beberapa orang tua yang masih memiliki anggapan bahwa sekolah adalah yang

utama sedangkan kegiatan MUDIKA itu kurang penting. Menurut orang tua kegiatan

MUDIKA banyak menyita waktu dan tenaga anak sehingga mengurangi porsi anak untuk

belajar. Dengan kata lain orang tua memiliki ketakutan kalau kegiatan MUDIKA dapat

mengganggu proses belajar anaknya. Mereka lupa bahwa MUDIKA adalah generasi

penerus Gereja.

Penyebab lain adalah kurangnya kesediaan dari para orang tua untuk merelakan

dirinya menjadi pendamping MUDIKA. MUDIKA dibiarkan berjalan sendirian dalam

menjalankan kegiatannya sehingga tidak rutin dilakukan. Oleh karena itu kurangnya

pendampingan bagi MUDIKA secara berkesinambungan dan terus menerus menyebabkan

mereka merasa berjalan sendirian. Meskipun disadari bahwa tidak selamanya MUDIKA

harus menggantungkan diri kepada generasi tua tetapi paling tidak, masih ada bentuk

perhatian yang diberikan oleh para orang tua. Perhatian itu dapat berupa memberikan

dukungan dan motivasi bagi MUDIKA untuk bergerak mewujudkan potensi dan imannya

melalui keterlibatan mereka, baik di dalam Lingkungan Gereja maupun masyarakat.

Kesadaran dan peranan kaum tua yang kurang berani memberi kepercayaan kepada

MUDIKA untuk bergerak dan terlibat dengan leluasa mengekspresikan diri dalam

kegiatan Gereja juga masih kuat mewarnai kegiatan di paroki Baciro. Hal ini disebabkan

oleh budaya Jawa yang menganggap bahwa orang tua yang layak berada di barisan paling

depan terhadap jalannya perkembangan keagamaan. Selain itu juga karena orang-orang

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

6

yang terlibat dalam reksa pastoral merasa masih mampu sehingga MUDIKA hanya

sekedar membantu. Para orang tua kurang menyadari akan potensi yang dimiliki

MUDIKA, di mana mereka memiliki kemampuan menjadi penggerak bagi sesama kaum

muda sendiri.

Peranan orang tua yang dominan juga nampak dalam hal pendalaman iman.

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan masih seringkali dijumpai pendamping

pendalaman iman dalam penyampaiannya menggunakan cara yang lama sehingga

terkesan monoton, menggurui, kurang menarik dan kurang melibatkan peserta untuk

terlibat aktif menyumbangkan harta kekayaan iman yang mereka miliki. Maka kegiatan

pendalaman iman menjadi terkesan disingkirkan oleh MUDIKA karena mereka hanya

datang, duduk dan diam tanpa diberi kesempatan untuk berpendapat atau bertanya bahkan

mengekspresikan pengalaman imannya, sehingga seringkali MUDIKA merasa enggan

untuk bergabung bersama orang tua dalam kegiatan pendalaman iman.

Ada pun harapan MUDIKA adalah diberi kesempatan untuk terlibat langsung

menangani suatu kegiatan; suasana baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan

zaman; dana yang cukup untuk mendukung kegiatan MUDIKA. Selain itu pendampingan

yang seimbang antara liturgi dan sarana pendukungnya, sebab kaum muda identik dengan

sesuatu yang menyenangkan dan menantang sehingga mereka terpacu untuk kreatif.

Kegiatan MUDIKA bukan hanya sekedar kumpul untuk berdoa atau hura-hura tetapi juga

dapat memberi solusi tentang permasalahan yang mereka hadapi, seperti: menyediakan

lowongan pekerjaan atau memberi informasi yang diperlukan. Dari pihak MUDIKA

sendiri ada suatu kerelaan untuk menyisihkan waktu guna berkumpul bersama, tidak

menganggap remeh kegiatan MUDIKA dan menganggap kegiatan yang lain lebih

penting. Sedangkan dari pihak orang tua diharapkan adanya kerelaan dan kesediaan untuk

mendorong MUDIKA aktif terlibat melalui keteladanan hidup dan juga keterlibatannya

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

7

secara langsung dalam kegiatan MUDIKA guna mendorong dan sekaligus memberi

masukan yang berguna tanpa keharusan untuk persis melakukan apa yang dikehendaki

orang tua. Dengan kata lain MUDIKA memerlukan pendampingan orang tua yang

sungguh memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh MUDIKA. Kini sudah

saatnya bagi MUDIKA untuk menumbuhkan kepercayaan dalam diri bahwa mereka

memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya sebagai salah satu bentuk perwujudan

iman yang dihidupinya selama ini.

Oleh karena itu dengan berbagai persoalan, keprihatinan dan harapan MUDIKA di

atas penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum

Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui Katekese”.

B. Identifikasi Masalah

1. Permasalahan pribadi, seperti merasa minder untuk mengikuti kegiatan yang ada

karena sudah lama tidak aktif.

2. Kesenjangan usia sehingga kalau tidak ada teman yang sebaya tidak mau datang.

3. Tuntutan tugas dari sekolah atau tempat kerja.

4. Jumlah MUDIKA di Lingkungan hanya sedikit sehingga kegiatan tidak jalan.

5. Ada kecenderungan lebih suka mengikuti kegiatan di komunitas atau di Gereja lain

yang lebih maju kegiatannya.

6. Lemahnya sistim organisasi MUDIKA yang ada sehingga pengurus mudah

meninggalkan tugas yang telah dipercayakan kepadanya.

7. Problem keluarga menyangkut keadaan ekonomi sehingga menuntut para anggota

keluarga untuk bersama-sama berusaha bekerja mencari nafkah untuk menghidupi

keluarganya.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

8

8. Situasi dan kondisi tempat kerja yang kurang memungkinkan MUDIKA untuk dapat

membagi waktunya antara kerja dan kegiatan MUDIKA.

9. Peran orang tua dalam mendorong dan mendukung putra-putrinya untuk terlibat, baik

itu di Lingkungan Gereja maupun masyarakat.

10. Anggapan beberapa orang tua bahwa sekolah adalah yang utama sedangkan kegiatan

MUDIKA itu kurang penting bahkan banyak menyita waktu dan tenaga anak

sehingga mengurangi porsi anak untuk belajar.

11. Kurangnya kesediaan dari para orang tua untuk merelakan dirinya menjadi

pendamping MUDIKA.

12. Kesadaran dan peranan kaum tua yang kurang berani memberi kepercayaan kepada

MUDIKA untuk bergerak dan terlibat dengan leluasa.

13. Model pendampingan pendalaman iman yang kurang menarik

14. Kurangnya mutu atau kualitas pendamping pendalaman iman dikarenakan

minimnya tenaga pastoral di bidang katekese.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan judul dari penelitian, pembatasan masalah terfokus pada

“Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro,

Yogyakarta, melalui Katekese”.

D. Rumusan Masalah

1. Sejauhmana penghayatan iman Kristiani kaum muda Miliran, Paroki Baciro,

Yogyakarta selama ini?

2. Sejauhmana proses katekese berlangsung?

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

9

3. Seberapa besar sumbangan katekese dalam meningkatkan penghayatan iman Kristiani

bagi kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta?

E. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejauhmana penghayatan iman Kristiani kaum muda Miliran, Paroki

Baciro, Yogyakarta selama ini.

2. Mengetahui seberapa jauh proses katekese telah dilaksanakan.

3. Mengetahui seberapa besar sumbangan katekese terhadap penghayatan iman Kristiani

bagi kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta.

4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata I (SI) pada Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

F. Manfaat Penulisan

1. Memberi sumbangan bagi Gereja Paroki Baciro, Lingkungan Santo Andreas,

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki Baciro

dalam pendampingan iman MUDIKA.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam rangka mengenal dan

memahami MUDIKA serta permasalahannya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan

menyampaikan pokok-pokok gagasan sebagai berikut:

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

10

Bab I menguraikan tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan

manfaat.

Bab II menguraikan tentang penghayatan iman kaum muda, tantangan dan

pendampingannya serta katekese.

Bab III menguraikan tentang metodologi dan pembahasan hasil penelitian yang

meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, identifikasi

variabel, tehnik pengumpulan data, gambaran umum tempat penelitian, laporan hasil

penelitian dan refleksi kateketis hasil penelitian.

Bab IV menguraikan tentang usulan program yang meliputi: latar belakang

penyusunan program, alasan pemilihan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk

pelaksanaan program dan persiapan pendampingan katekese.

Bab V menguraikan tentang penegasan kembali pokok-pokok atau intisari dari

penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

11

BAB II

PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA DAN KATEKESE

A. Penghayatan Iman

Dalam kehidupan sehari-hari manusia beriman memerlukan suatu bentuk dari

ungkapan iman yang mereka yakini. Iman yang diyakini bukan sekedar diungkapkan

melalui perayaan tetapi perlu perwujudan nyata. Perwujudan nyata dari iman yang

dihayati dapat terungkap melalui keterlibatan mereka di Lingkungan, Gereja dan

masyarakat. Pada kesempatan ini akan diuraikan dua hal yang berkaitan dengan

penghayatan iman yaitu pengertian iman dan penghayatan iman Kristiani:

1. Pengertian Iman

Iman dalam bahasa Yunani disebut “Pistis” atau bahasa Latin “Fides” dan bahasa

Inggris “Faith” diartikan sebagai keyakinan dan penerimaan akan wahyu Allah. Dalam

bahasa Indonesia ”Beriman”, lebih dimaksudkan dalam hubungan dengan Allah;

sedangkan “Percaya” kerap dipakai dalam hubungan antar manusia. Namun perlu

ditegaskan bahwa dalam konteks teologis, kata “iman” dan “percaya” dimaksudkan untuk

menunjukkan hubungan manusia dengan Allah, terutama dalam menerima wahyu-Nya

(Madya Utama, et.al., 2002: 47). Ungkapan yang sama juga dikatakan bahwa iman adalah

tanggapan atas panggilan dan tawaran pernyataan Diri dari Allah. Pengertian mengenai

iman harus dimulai dari pemahaman kita mengenai wahyu, sebab iman merupakan

tanggapan manusia atas wahyu Allah (Martasudjita, 1998: 31-32).

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman (Rm 16:26; Rm 1:5; 2 Kor 10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan dan dengan secara suka rela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya (DV 5).

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

12

Konsili Vatikan II juga menyebut bahwa Gereja merupakan “Persekutuan iman,

harapan dan cinta” (LG 8), persekutuan persaudaraan orang yang menerima Yesus

dengan iman dan cinta kasih (GS 32). Konsili juga mengajarkan bahwa Gereja dibentuk

karena “perpaduan unsur manusiawi dan Ilahi” (LG 8). Kesatuan Gereja bukan hanya

karya Roh Kudus tetapi juga hasil komunikasi antar manusia, khususnya perwujudan

komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi terutama dalam

perayaan iman. Komunikasi iman mengandaikan pengungkapan iman sebagai sarana

komunikasi. Hidup beriman umat pada dasarnya menyangkut dua aspek yaitu

pengungkapan iman dan perwujudan iman. Pengungkapan iman ialah segala pernyataan

iman dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, terutama dalam bentuk pewartaan atau

pengajaran dan perayaan Gereja. Sedangkan perwujudan iman ialah segala perkataan dan

tindakan yang memang dijiwai oleh semangat iman, namun tidak secara khusus (KWI,

1996: 392-393). Dengan demikian menjadi jelas bahwa dalam hidup beriman tidak cukup

hanya mengedepankan pengungkapan iman saja tanpa menyertakan perwujudan iman.

Iman secara nyata diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Iman dalam agama berarti kepercayaan kepada Tuhan. Iman berarti mengandalkan

diri pada Tuhan (Mangunhardjana, 1993: 55-57). Iman merupakan hubungan pribadi

dengan Allah, yang hanya mungkin karena rahmat Allah; akan tetapi iman tidaklah buta

sebab orang beriman mengetahui kepada siapa ia percaya (2 Tim 1:12). Manusia hidup

karena imannya; tanpa iman, manusia tak dapat bertahan. Iman adalah jawaban pribadi

manusia atas prakarsa Allah. Iman bukan hasil refleksi manusia tetapi merupakan buah

cuma-cuma yang dihasilkan oleh Roh Kudus dalam diri kita. Iman tumbuh dan

berkembang melalui cinta kasih yang dialami, serta pengalaman hidup sehari-hari.

Menyambut Firman Allah berarti menyerahkan seluruh dirinya ke dalam persekutuan

dengan Allah. Titik tolak refleksi (Yak 1:2-8) manusia mampu beriman (mengenal dan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

13

berhubungan dengan Tuhan) semata-mata karena kebaikan Tuhan. Dengan iman manusia

menjawab dan menanggapi Tuhan yang memperkenalkan Sabda, kehendak, perintah dan

Diri-Nya.

Iman adalah keputusan: dari pihak manusia, iman berdasarkan pada pemahaman. Dalam beriman manusia menyadari keadaan diri dan memahami Tuhan sebagai yang paling tepat diandalkan dan dapat diharapkan untuk mendatangkan kebaikan pada-Nya. Oleh Karena itu untuk beriman dari pihak manusia harus ada keputusan (Mangunhardjana, 1993: 58).

Iman yang diyakini seseorang mengharapkan suatu tindakan konkrit dalam

menentukan, apakah ia akan mengandalkan Allah ataukah mengandalkan dirinya sendiri.

Tindakan dalam mengambil suatu keputusan hanya dapat dilakukan dalam kehidupan

nyata sehari-hari. Maka selain iman adalah keputusan, iman juga memerlukan

keterlibatan.

Iman adalah keterlibatan. Orang beriman sejati menyerahkan diri (mempercayakan hidup dan masa depannya) kepada Tuhan. Penyerahan diri berdampak pada keterlibatan manusia untuk mencapai kepenuhan hidup dan masa depannya. Iman yang menuntut keterlibatan (cipta, rasa, karya dan karsa) membawa kesetiaan: dalam segala hal dan sepanjang hidup terikat pada Tuhan dan kehendak-Nya (Mangunhardjana, 1993: 59). Sedangkan inti hidup beriman bukan terletak pada orang yang rajin berdoa,

beribadat, tekun ke gereja, hidupnya baik, melainkan juga orang yang berkata, “Ya”

kepada Tuhan, mengakui dan menerima Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat. Iman

perlu diwujudkan dalam keterlibatan dan kesetiaan kepada Tuhan secara nyata dalam

kehidupan sehari-hari (Mangunhardjana, 1993: 60-61). Pada umumnya berkembangnya

iman melalui tahap-tahap yang teratur dan makin mendalam. Proses itu merupakan

dinamika antara pewartaan dan penerimaan wahyu dalam iman yang sekaligus merupakan

perubahan yang terus menerus. Maka iman penting untuk dipahami, diungkapkan serta

diwujudkan. Hubungan ketiga hal tersebut adalah manusia memiliki kemampuan dasar

yaitu berpikir, berperasaan atau berkehendak. Ada pun unsur-unsur iman adalah

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

14

pemahaman iman, perayaan atau ungkapan iman, perwujudan atau penghayatan iman.

Iman perlu dipahami manusia. Pemahaman tentang iman perlu juga diungkapkan melalui

perayaan. Perayaan saja belum cukup karena iman perlu diwujudkan secara nyata dalam

hidup sehari-hari. Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (Yak 2:14-26). Maksud

dari Yakobus mengandung asumsi pokok bahwa orang yang mendengarkan Firman harus

melaksanakannya juga. Iman tidak boleh berhenti pada masalah liturgi melainkan harus

peduli terhadap pelbagai situasi aktual dan lingkungan hidup.

2. Penghayatan Iman Kristiani

Dalam perjalanan hidup rohani, manusia beriman selalu berusaha untuk memaknai

hidupnya. Dalam mencari makna hidup, manusia menyadari akan keterbatasannya bahwa

manusia itu lemah dan terbatas. Pengalaman hidup yang rapuh dan tak berdaya membuat

manusia mencari dan membutuhkan kekuatan dari luar dirinya. Penghayatan berasal dari

kata “Hayat” yang berarti hidup, sedangkan menghayati berarti mengalami dan merasai

sesuatu dalam batin. Maka penghayatan berarti pengalaman batin (Poerwadarminta, 2006:

412). Oleh karena itu pengalaman iman yang dialami dan dirasai perlu diwujudkan dalam

hidup bersama dengan umat beriman lainnya.

Hidup menggereja adalah hidup menampakkan iman kepada Yesus Kristus. Sebagai

orang beriman kita dituntut untuk menampakkan kehadiran Yesus di tengah keluarga dan

masyarakat kita. Kehadiran Yesus dapat dialami oleh orang lain apabila kita

menampakkannya dalam kesaksian hidup sehari-hari. Dalam hidupnya, Yesus senantiasa

terlibat atau ambil bagian dalam hidup manusia. Sebagai pengikut Yesus, kita juga

dipanggil untuk ambil bagian dalam hidup menggereja. Kesadaran ini menuntut dari kita

sikap siap sedia untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan Gereja dan masyarakat,

seperti: MUDIKA, karang taruna, koor Lingkungan, doa bersama, kerja bakti, kunjungan

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

15

keluarga, pendampingan PIA-PIRA, dll. Dengan demikian diharapkan melalui

penghayatan hidup sehari-hari dapat mengubah manusia menjadi semakin dewasa.

Manusia dapat menemukan makna hidup dalam dirinya dengan mengandalkan Allah

sebagai kekuatan utama, sebab yang menjadi titik pangkal penghayatan hidup beriman

bukan dari pikiran manusia melainkan tindakan Allah yang hadir dalam diri kita.

Pengalaman akan kehadiran Allah dalam diri manusia dapat dijumpai melalui

penghayatan pengalaman hidup sehari-hari.

Iman seseorang menjadi berkembang melalui proses yang lama dan panjang, bahkan

selama manusia hidup ia tetap berusaha untuk memupuk dan memperdalam imannya;

maka iman itu perlu kualitas. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang menghayati

kesehariannya selalu dalam inspirasi hubungan pribadi dengan Allah. Dengan kata lain,

manusia yang berkualitas bukan saja mengejar kebahagiaan di dunia melainkan sekalian

memandang hidupnya di dunia ini sebagai persiapan untuk hidup di akhirat. Ada pun ciri-

ciri kedewasaan iman bagi orang Kristiani yaitu tidak mudah cepat melarikan diri dalam

menghadapi perbedaan paham atau sikap tetapi menanggapinya sebagai sesuatu yang

dapat memurnikan dan memperkaya imannya. Selain itu juga mampu berdialog dengan

orang-orang yang seiman maupun yang beragama lain. Ciri yang lain adalah kreatif,

tidak mudah ikut- ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan

seseorang yang mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inisiatif baru.

Dengan demikian iman yang dewasa tidak memiliki perasaan takut terhadap perubahan

tetapi menanggapinya sebagai hal yang biasa dalam suatu perkembangan yang hidup.

B. Kaum Muda

Pengertian kaum muda adalah kaum, golongan atau kelompok orang yang berusia

muda. Kaum muda adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut remaja, adolescent

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

16

yang mencakup para muda-mudi dalam usia sekolah menengah tingkat atas (SMTA),

serta dalam umur studi di perguruan tinggi semester I-IV. Kaum muda sebagai pribadi

sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan: fisik, mental, emosional,

sosial, moral dan religius dengan segala permasalahannya (Mangunhardjana, 1986: 11-

16) yang akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini:

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik merupakan gejala yang paling nampak pada kaum muda. Berkat

pertumbuhan fisik itu, anak laki- laki makin menampilkan diri sebagai pria dan anak-anak

perempuan sebagai wanita. Dalam masa pertumbuhan fisik, muda-mudi mempersoalkan

baik buruknya hasil pertumbuhan fisik dan ini membuat mereka gelisah karena

pertumbuhan tidak menghasilkan seperti yang diharapkan.

2. Perkembangan Mental

Perkembangan ini nampak dalam perkembangan intelektual, cara berpikir kritis dan

abstrak. Mereka mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai orang

dewasa. Dengan kecakapan berpikir ini mereka menggali pengertian tentang siapa

dirinya, membentuk gambaran diri mereka, peranan yang diharapkan, panggilan hidup

dan masa depan. Semua ini merupakan masalah yang tidak ringan bagi mereka. Oleh

karena itu muda-mudi sering nampak resah, suka menyendiri dan melamun.

3. Perkembangan Emosional

Perkembangan ini ada kaitannya dengan perkembangan fisik, di mana terjadi

perubahan dan keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh yang nampak pada

perpindahan gejolak hati yang cepat, sikap masa bodoh, keras kepala dan cepat marah.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

17

Dengan munculnya gejolak hati ini menghantar mereka untuk menahan emosi dan

memahami persoalan positif yakni bahagia, bersemangat, puas, percaya diri dan bangga.

4. Perkembangan Sosial-Psikologis

Perkembangan sosial kaum muda-mudi menyangkut jalinan hubungan dengan

orang-orang lain. Muda-mudi mulai terbuka terhadap pergaulan di luar keluarganya

khususnya pergaulan dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok ini muda-mudi belajar

keterampilan, misalnya : cara masuk dalam kelompok, cara menghadapi pengaruh

kelompok, penerimaan kelompok dan keterlibatan dalam kelompok. Philips Tangdilintin

(1981: 37-38) mengemukakan ciri-ciri sosial-psikologis kaum muda sebagai berikut:

a). Penuh dinamika, gairah hidup dan gelora semangat yang menuntut penyaluran. Mereka tidak suka “Berdiam” dan merasa cepat puas. Mereka cenderung “Bergerak”.

b). Kaum muda cenderung bertualang, mencari dan mencoba nilai-nilai baru. Mereka tidak senang didikte dan tidak menghendaki situasi mapan, karenanya masih terbuka terhadap segala sesuatu yang baru, haus akan perkembangan, tidak senang dengan keadaan yang statis.

c). Perkembangan intelek dan emosi mendorong muda-mudi untuk menjadi selektif-kritis. Mereka membina citarasanya sendiri, alam pikiran dan skala nilainya sendiri.

d). Masa muda merupakan masa “pembangunan” untuk mencari dan menemukan identitas. Dalam keadaan terombang-ambing ketidakpastian, mereka mendambakan sapaan, perhatian, pengertian dan bimbingan orang dewasa yang mereka anggap memiliki pengalaman hidup lebih matang. Potensi-potensi di atas membuka kemungkinan bagi kaum muda untuk menjadi daya pembaharu.

5. Perkembangan Moral

Perkembangan moral membawa kaum muda ke dalam tingkat hidup yang lain dari

pada masa sebelumnya di mana mulai terjadi pergeseran arti antara yang baik dan buruk,

benar dan salah. Dengan bertambah umur dan masuk ke dalam kelompok kaum muda,

para muda-mudi mengalami perubahan sikap. Mereka mempertanyakan dan ingin

mengetahui dasar-dasar mengapa hal-hal dan tindakan itu baik atau buruk. Itu semua

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

18

menghadapkan kaum muda pada masalah pencarian patokan moral yang dapat mereka

gunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar; mana yang tidak baik

dan tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka pergunakan sebagai

pedoman hidup.

6. Perkembangan Religius

Perkembangan ini menyangkut hubungan dengan Tuhan. Muda-mudi bukan hanya

ikut- ikutan dalam menjalankan praktek keagamaan seperti pada masa kanak-kanak,

melainkan mempertanyakannya untuk memperoleh kejelasan perkara dan mencapai taraf

kesejatian dengan Tuhan (mutlak). Hal ini membawa muda-mudi ke suatu krisis yang

harus diartikan secara mendalam yaitu situasi mencari dan memilih. Sikap mencari dan

memilih ini dimiliki oleh mereka terhadap pengetahuan dan tuntutan moral, suatu sikap

positif sebagai jalan untuk beriman secara bertanggungjawab.

C. Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda dan Pendampingannya

Iman pada hakekatnya tidak pernah mati melainkan terus bertumbuh dan

berkembang. Maka seiring dengan perkembangan zaman, kiranya iman juga mengalami

tantangan yang tidak kecil. Oleh karena itu pada kesempatan ini akan diuraikan tentang

tantangan penghayatan iman Kristiani kaum muda dan pendampingannya.

1. Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda

Pembinaan iman kaum muda merupakan suatu kegiatan yang mutlak perlu

dilaksanakan untuk menghindarkan pengaruh negatif dari perkembangan zaman yang

kuat mempengaruhi perkembangan hidup manusia dalam berpikir, menentukan pilihan

dan bertindak. Bagi kaum muda pandangan kritis terhadap dunia tempat mereka hidup

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

19

menghantarkan mereka kepada pertanyaan-pertanyaan rumit bidang keagamaan. Mereka

bertanya apakah agama dapat memberikan jawaban atas masalah-masalah mendesak yang

menyangkut kemanusiaan. Kaum muda secara menggebu-gebu mengungkapkan

kebutuhan-kebutuhan akan kehidupan keagamaan dan menemukan nilai-nilai personal

dalam kehidupan beragama. Kaum muda selalu mengalami kesulitan dalam mengadakan

hubungan, antara mereka dengan Gereja yang institusional. Pada umumnya kaum muda

lebih menekankan nilai-nilai personal, persahabatan dan menekankan norma-norma moral

individual sementara kaum tua lebih menekankan agama yang dilembagakan, yang dalam

hal ini adalah Hierarki.

Pesatnya perkembangan dan kemajuan zaman serta peningkatan taraf hidup

seseorang membawa dampak yang tidak sedikit. Kaum muda sekarang mudah terserang

penyakit seperti materialisme di mana mereka dengan senang hati mengikuti trend-trend

yang membuat mereka diakui oleh lingkungannya. Maka tidak mengherankan kalau

mereka selalu berusaha untuk menjadi lebih. Penyakit yang lain yaitu hedonisme dan

konsumerisme. Kaum muda yang memiliki paham atau sikap hedonisme dan

konsumerisme biasanya mempunyai kebiasaan hidup susah diatur dan hidup menurut

kemauannya sendiri saja sehingga mereka kurang mau berusaha untuk memperjuangkan

hidupnya di masa mendatang. Melalui tingkah lakunya, sebenarnya mereka memprotes

sikap para orang tua.

Melihat begitu banyaknya tantangan yang dihadapi oleh kaum muda, maka Gereja

perlu menyadari betapa pentingnya peran kaum muda bagi tumbuh dan berkembangnya

Gereja itu sendiri. Oleh karena itu Gereja perlu memberikan suatu pembinaan sejak dini

bagi kaum muda. Dalam hal ini Gereja dapat berarti Gereja pada umumnya dan Gereja

kecil yang tidak lain adalah keluarga. Gereja pada umumnya maupun Gereja kecil

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

20

mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan dan penghayatan iman kaum muda.

Ada pun peranan itu adalah:

a. Peranan Gereja pada umumnya terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda

Kaum muda merupakan generasi dan penerus perkembangan serta keberadaan

Gereja, maka kaum muda bukanlah tanpa arti bagi Gereja. Keberadaan mereka di dalam

Gereja, baik secara individual maupun kolektif disadari sebagai sumbangan yang

berharga bagi Gereja. Makna eksistensial tersebut telah mendapat perhatian yang amat

besar dari Konsili Vatikan II dalam dekritnya tentang pendidikan Kristen di mana kaum

muda menjadi prioritasnya. Tentang kaum muda Konsili Vatikan II menegaskan bahwa

mereka harus dibina untuk berperan serta dalam kehidupan kemasyarakatan sedemikian

rupa sehingga dilengkapi dengan sarana yang dibutuhkan dan serasi, mereka dapat

mengintegrasikan diri secara aktif dalam kelompok masyarakat, dapat berdialog dengan

orang lain dan mengusahakan kepentingan bersama secara suka rela. Hanya dalam dan

melalui partisipasi yang aktif kaum muda dapat menyatakan diri serta menyatukan semua

potensinya ke dalam masyarakat dan dengan itu turut membangun dunia sekaligus

mempersiapkan diri untuk menata hari esok. Maka tugas Gereja dalam hal ini adalah

melibatkan mereka dalam kehidupan masyarakat. Untuk merealisasikan himbauan konsili

tersebut Gereja telah mengusahakan sarana-sarana yang tepat dan khas baginya. Perhatian

Gereja yang terungkap dalam berbagai kemungkinan bertujuan untuk mengikutsertakan

kaum muda dalam pembangunan dewasa ini, sebagai sarana untuk belajar sekaligus

sebagai sumbangan yang berharga untuk masyarakat.

Philips Tangdilintin (1981: 61-63) mengungkapkan arah pembinaan bersifat

pendampingan yang hendaknya dilakukan oleh Gereja bagi kaum muda adalah seperti

berikut:

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

21

1. Kepribadian

B Memampukan kaum muda untuk mengerti harga diri, arti dan makna dirinya sebagai pribadi.

B Membimbing mereka mencari dan menemukan sendiri identitasnya, untuk menjadi “ Diri sendiri”, mempribadi.

B Mendampingi mereka meraih cita-cita hidupnya dengan menyadari sikap, kecenderungan dan sifat-sifatnya.

2. Spiritual / Iman Kristiani

B Mengantar kaum muda dengan cara yang menyenangkan, semakin dekat pada Kristus yang mereka imani.

B Membantu mereka menjadi manusia Kristiani sejati dalam hubungan pribadi dengan Kristus.

B Menciptakan kemungkinan dan kesempatan bagi mereka untuk dikembangkan oleh Kristus sendiri: dijiwai, disemangati dan dihidupkan oleh Kristus sendiri.

B Memampukan mereka melayani, baik satu sama lain dalam kelompok bina, maupun dalam masyarakatnya.

B Menyuburkan hidup rohani yang mampu menggerakkan mereka masing-masing ke arah ungkapan dan perwujudan iman dalam tindakan nyata sehari-hari.

3. Ke-Gereja-an ( sebagai Institusi)

B Menolong kaum muda menyadari diri sebagai anggota Gereja yang penuh, dengan peranan dan tanggung jawab yang khas dalam ke-muda-annya.

B Mengantar kaum muda semakin menggereja, menstimulir partisipasi sebanyak mungkin kaum muda dalam Gereja.

B Memampukan mereka sebagai penjamin kontinuitas iman Gereja dengan bekal pengetahuan dan penghayatan iman yang seimbang.

B Memahami arti dan arah perkembangan Gereja, khususnya Gereja setempat dan tempat kaum awam didalamnya.

B Memahami dan menghayati Gereja sebagai komunitas iman dan memampukan mereka membentuk serta menghidupkan komunitas iman itu dalam lingkungan / kelompok setempat.

B Menyadari pelayanan-pelayanan baru dari kebutuhan baru.

4. Masyarakat-Dunia

B Memampukan mereka semakin memasyarakat dengan keterlibatan, peranan dan tanggung jawab yang khas dalam ke-muda-annya.

B Memupuk kesadaran bahwa hidup sehari-hari dengan segala situasinya adalah wujud dari iman Kristiani mereka.

B Menolong mereka untuk memahami hambatan-hambatan struktural yang melestarikan keadaan-keadaan tak manusiawi seperti ketidakadilan, penindasan dan kemiskinan.

B Membuat mereka semakin mampu “Membiaskan” hidup, semangat dan nilai-nilai Kristiani melalui kehadiran dan karya di tengah masyarakat.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

22

Keempat unsur di atas merupakan kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain

karena mencakup totalitas pribadi manusia yang utuh.

b. Peranan Gereja Kecil atau Keluarga terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda

Selain Gereja pada umumnya, keluarga yang merupakan Gereja kecil juga

mempunyai peranan yang besar dalam terwujudnya perkembangan dan penghayatan iman

kaum muda. Keluarga merupakan sekolah pertama dan utama dalam pertumbuhan iman

sejak dini, maka orang tua dalam hal ini sungguh mempunyai peranan yang penting.

Orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab pertama dan utama dalam hal: mendidik

anak, bidang keagamaan, kesusilaan, seksualitas, kemurnian, budaya dan

kemasyarakatan. Maka Tim Pusat Pendampingan Keluarga Brayat Minulyo (2007: 23-25)

memberi masukan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga Katolik dalam

mendidik putera-puterinya, seperti:

• Dalam rangka memenuhi tugas mendidik anak dalam bidang hidup keimanan, orang tua pertama-tama dituntut memiliki pengalaman iman yang baik, menampilkan peri laku hidup yang baik; sebab anak akan lebih mudah mencontoh apa yang diperbuat orang tua. Alangkah baiknya, setiap keluarga Katolik membiasakan diri untuk mengadakan doa bersama, membaca dan merenungkan Sabda Tuhan bersama. Dalam keluarga seorang anak sungguh dapat mengenal dan memahami Allah.

• Dalam keluarga, seorang anak seharusnya juga mendapat pend idikan

mengenai nilai-nilai moral. Untuk itu dalam keluarga, anak-anak dibiasakan belajar membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Berkaitan dengan pendidikan moral dan kesusilaan, orang tua harus menanamkan nilai-nilai luhur, penghormatan terhadap nilai-nilai kehidupan, penghargaan terhadap sesama manusia yang dimulai dalam lingkup keluarga.

• Keluarga juga menjadi tempat pertama dan utama dalam pendidikan

kesetiakawanan dan semangat sosial anak. Bagaimana orang tua menciptakan iklim yang kondusif yang memungkinkan anak dapat saling berbagi dengan sesamanya, mau memperhatikan kebutuhan orang lain, menumbuhkan semangat mau saling membantu dan melayani, semangat rela berkorban dan mau saling menghargai.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

23

• Orang tua juga memiliki tugas dan tanggung jawab utama dan pertama dalam menyelenggarakan pendidikan seksualitas, cinta dan kemurnian. Pendidikan seksualitas tentunya harus diberikan sedikit demi sedikit dan proporsional. Pendidikan seksualitas ini sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak, bagaimana orang tua memberi penjelasan tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang dialami oleh putera-puterinya.

• Keluarga Katolik juga mempunyai tugas untuk berpartisipasi dalam misi

pewartaan Gereja yang diterima dari Yesus Kristus, yaitu misi kenabian, keimaman dan rajawi. Melalui penghayatan cinta kasih dalam seluruh perjalanan hidup, mereka membangun keluarga yang dijiwai oleh semangat pelayanan, pengorbanan, kesetiaan, pengabdian, membagikan kekayaan rohani yang telah mereka terima dalam Sakramen perkawinan sebagai cerminan dari cinta Yesus Kristus kepada Gereja-Nya.

• Dalam bidang kemasyarakatan, orang tua mempunyai kewajiban untuk

mengajarkan kepada anak-anak dimensi sosial manusia. Anak dididik untuk memiliki jiwa dan semangat solider, setia kawan, semangat berkorban dan sehati sejiwa dengan mereka yang berkekurangan. Pendidikan dimulai dalam keluarga. Anak dilatih dan dididik untuk mau membagi apa yang dimiliki. Keluarga Katolik dipanggil untuk terlibat aktif dalam membangun persaudaraan sejati yang didasari cinta, keadilan dan kebenaran.

Ungkapan yang sama juga diungkapkan oleh Dewan Karya Pastoral Keuskupan

Agung Semarang (2003: 34-35) yang terdapat dalam Nota Pastoral dengan tema

“Menghayati Iman dalam Arus-arus Besar Zaman ini”. Orang tua adalah pendidik

pertama dan utama bagi anak-anaknya, terutama dalam penanaman nilai-nilai iman.

Tugas itu semakin relevan dalam era informasi ini. Tugas tersebut dapat terlaksana bila

ada kasih yang tulus dalam kehidupan berkeluarga, sebagai sakramen kasih Allah sendiri

kepada umat-Nya. Di dalam hidup keluarga yang didasarkan atas kasih inilah anak-anak

dapat ”Semakin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya, dan makin

dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52). Betapa pentingnya membangun budaya

kasih dalam keluarga, agar hidup keluarga menjadi sehat. Bila keluarga sehat, masyarakat

menjadi sehat pula. Anak-anak, kaum remaja dan kaum muda adalah bagian sangat

penting untuk membangun masyarakat dan Gereja sekarang dan masa depan. Pendidikan

nilai yang dilaksanakan sekarang merupakan sebuah bentuk kaderisasi berkelanjutan bagi

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

24

warga Gereja dan masyarakat. Kaum muda, remaja dan anak-anak berada di jantung hati

Gereja. Pada merekalah terletak harapan Gereja dan masyarakat untuk membangun masa

depan yang lebih baik. Karena itu perlu dikembangkan gerakan mencintai orang muda,

remaja dan anak-anak melalui berbagai jalur: pendidikan nilai dalam keluarga,

keterlibatan dalam hidup Gereja dan masyarakat.

2. Pengertian Pendampingan

Poerwadarminta (2006: 261), mengungkapkan kata pendampingan berasal dari kata

“damping” yang berarti dekat, karib, rapat; pendampingan juga berarti suatu usaha

membantu kaum muda menyongsong masa depan dengan tujuan, materi, bentuk, metode

dan tehnik pendampingan yang tertentu (Mangunhardjana, 1986: 22). Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan pada bagian berikut :

a. Tujuan Pendampingan

Kaum muda dibantu untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, informasi, kecakapan,

sikap, perbuatan, peri laku, hidup yang memadai dalam segi-segi pokok yang

berhubungan dengan hidup pribadi, kebersamaan dengan orang lain dan peran mereka

dalam masyarakat, bangsa dan dunia (Mangunhardjana, 1986: 25).

b. Materi Pendampingan

Materi atau bahan pendampingan adalah hal-hal yang disajikan kepada para peserta

untuk diolah dalam acara pendampingan berupa penyampaian segala ilmu dan

pengetahuan; kegiatan dan latihan untuk mendapatkan kecakapan; bantuan dan usaha

untuk menanamkan sikap perbuatan, peri laku hidup dalam bidang-bidang kepribadian,

kebersamaan, pengabdian dan peran dalam masyarakat (Mangunhardjana, 1986: 35-36).

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

25

c. Bentuk Pendampingan

Pendampingan yang dilakukan di lapangan akan berjalan dengan baik dan lancar

apabila dari awal sudah ditentukan dan direncanakan dengan matang bentuk apa yang

akan dipakai.

Bentuk pendampingan merupakan wujud atau sosok, forma, dari usaha pendampingan. Berkat bentuk itu jalan atau saluran menuju ke titik tujuan pendampingan diciptakan dan usaha pendampingan menjadi konkrit, dapat diamati dan dapat diukur unsur-unsurnya (Mangunhardjana, 1986: 47).

d. Syarat Pendampingan

Proses belajar yang baik dapat tercapai pada sasaran pendampingan yang dituju,

apabila memenuhi syarat-syarat tertentu baik dalam pelaksanaan pendampingan,

pendamping maupun dalam para peserta sendiri. Mangunhardjana (1986: 58-59)

mengungkapkan syarat-syarat tersebut sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Pendampingan

Agar mendukung tercapainya proses dan sasaran pendampingan, pelaksanaan

pendampingan hendaknya:

1. Menjaga dan memperkembangkan sikap saling menghormati, menerima dan percaya antara pendamping dan kaum muda yang didampingi.

2. Melibatkan kaum muda yang mengikuti acara pendampingan itu sejak penyiapan, pelaksanaan dan evaluasinya. Karena keterlibatan itu membantu proses belajar para peserta.

3. Mengusahakan kebersamaan dan kerja sama, agar ada suasana saling mendukung dan membantu dalam usaha saling memperkembangkan.

4. Menciptakan suasana keterbukaan antar peserta, rasa aman, tak terancam di kalangan mereka, kemerdekaan untuk mengikuti acara pendampingan sesuai dengan kepribadian masing-masing dan tenggang rasa antar mereka, mengingat perbedaan-perbedaan pribadi itu.

2) Pendamping

Untuk dapat menciptakan pelaksanaan pendampingan seperti tersebut di atas, dari

pendamping dituntut pengetahuan, kecakapan, sikap dan peri laku khusus.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

26

Mangunhardjana (1986: 136-137) mengungkapkan kualifikasi sebagai pendamping

adalah:

1. Mengenal diri sendiri: tahu kekuatan dan kelemahan; segi positif dan negatifnya; kelebihan dan kekurangannya sendiri, sehingga mampu bertindak secara tepat dan mengurangi akibat-akibat negatifnya dari kelemahan; segi negatif dan kekurangannya.

2. Aman dengan diri sendiri: tidak ada rasa negatif terhadap diri sendiri dan mantap dengan diri sendiri, sehingga dapat menampilkan diri dengan yakin, tetapi wajar.

3. Integritas diri: seimbang antara lahir dan batin; hati dan budi, dan hidup moral yang tidak menjadi sandungan.

4. Telah mencapai taraf perkembangan pribadi cukup dan bergairah untuk tetap mau maju, sehingga dapat menjadi model.

5. Kreativitas dan kemudahan untuk menemukan, sehingga tidak mudah panik pada saat-saat pendampingan yang gawat.

6. Cerdik menangkap situasi dan bertindak sigap. 7. Bersikap terbuka terhadap perkembangan, sehingga siap untuk belajar terus

menerus. 8. Keberanian untuk eksperimen yang sehat dan menanggung resiko yang wajar,

sehingga tidak kaku dalam pelaksanaan pendampingan dan tidak cepat menjadi kolot karena melulu terpaku pada yang sudah-sudah.

9. Daya tahan dan stamina tinggi sehingga dapat menanggung beban fisik yang wajar dan tetap bersemangat tinggi.

10. Rasa humor yang sehat sehingga dapat tetap santai meskipun serius. 11. Memiliki pengetahuan cukup (kualifikasi ilmiah) dalam seluk beluk

pendampingan: arah, proses, metode, tehnik pendampingan.

3) Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata bahasa Inggris “to evaluate” yang berarti menentukan

nilai, menaksir harga, atau menarik batas akhir atas tingkat kemajuan suatu kegiatan,

usaha atau keadaan. Dalam hal kegiatan pendampingan, evaluasi merupakan sarana

untuk mengumpulkan bahan informasi mengenai unsur-unsur pokok pendampingan, yang

kemudian diolah dan ditarik kesimpulan darinya, bagaimana hasil seluruh program

pendampingan yang sudah diadakan (Mangunhardjana, 1986: 103). Melalui evaluasi

maka pendamping dapat melihat sejauhmana program kegiatan yang telah dilakukan

dapat berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh peserta.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

27

D. Katekese

Dalam kerangka proses pewartaan Injil, katekese bukan hanya ditujukan kepada

anak-anak, remaja atau muda-mudi saja. Katekese juga diarahkan pada orang-orang

dewasa dalam usia berapa pun. Dengan demikian, katekese hendaknya bersifat terus

menerus (CT 43). Pada bagian selanjutnya akan diuraikan tentang katekese dan hal-hal

yang berkaitan dengan pelaksanaannya.

1. Katekese pada umumnya

Katekese adalah salah satu usaha Gereja untuk menjawab keprihatinannya yang

paling mendasar, yakni melayani Kerajaan Allah. Dengan melayani Kerajaan Allah,

Gereja sepenuh hati menginginkan dan mengusahakan terwujudnya keselamatan seluruh

umat manusia secara utuh seperti dikehendaki dan direncanakan Allah. Hal ini dilakukan

karena katekese bukan merupakan hal yang mati tetapi kegiatan Gereja yang terus

berkembang sesuai dengan zamannya. Gereja juga bukan hanya bersatu dalam doa,

ekaristi dan liturgi, melainkan juga terpanggil menjalankan karya pelayanan, lebih- lebih

kepada mereka yang sangat membutuhkan bantuan (Kis 2:41-47).

Dalam AG 36 dikatakan “Setiap anggota Gereja tidak terkecuali kaum mudanya

dipanggil untuk bermisi, menjadi pewarta kabar kebaikan Allah”. Ungkapan ini

didasarkan pada konsekuensi Sakramen Babtis. Maka di dalam proses kegiatan yang

melibatkan kaum muda adalah kesempatan bagi mereka untuk belajar bekerja sama,

menghargai pendapat orang lain. Kesadaran bahwa semua tidak bisa dikerjakan sendiri

melainkan perlu orang lain, mendorong kaum muda untuk menghidupi nilai-nilai

kebersamaan. Dari berbagai macam kegiatan MUDIKA, yang mau ditawarkan adalah

katekese, mengingat kegiatan melalui dialog untuk sharing pengalaman iman sangat

dinanti-nantikan.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

28

Katekese sebagai salah satu bagian dari karya pastoral, merupakan komunikasi iman

yang bertujuan untuk saling mengembangkan dan meneguhkan iman. Yang menjadi

perhatian pokok dalam katekese adalah terjadinya komunikasi iman sehingga lewat

komunikasi itu diharapkan akan terjadi pengertian dan penghayatan iman yang lebih

mendalam, yang mengarah kepada pertobatan yang terus menerus sehingga mencapai

kehidupan Kristen yang penuh (Ruchiyat, 1981: 17-18). Beberapa hal yang dibutuhkan

karya katekese:

1. Kekhususan katekese adalah pengembangan iman pesertanya/jemaatnya dengan komunikasi iman. Perkembangan iman yang diharapkan tidak akan mudah tercapai tanpa orang lain, tanpa hubungan dengan orang lain dalam komunitas orang beriman dan masyarakat. Dengan kata lain, iman akan berkembang dalam kebersamaan, dan dalam kebersamaan itu pulalah iman dihayati dan mendapat arti melalui kehidupan konkrit dalam masyarakatnya.

2. Katekese perlu memperhatikan kebudayaan setempat agar iman berakar dan

dapat dihayati dalam kehidupan sehari-hari.

3. Katekese baru berarti bila mengantarkan orang untuk berkontak dengan Tuhan. Misalnya dalam liturgi: katekese tanpa liturgi atau perayaan sakramen akan merupakan pengetahuan belaka dan liturgi tanpa pengertian iman yang dalam akan mengarah pada ritualisme.

4. Katekese bukan hanya memberikan pengetahuan iman tetapi mengarahkan

pesertanya pada hidup Kristen yang utuh sehingga setiap orang beriman mampu mengartikan hidupnya dalam terang Sabda Allah.

5. Katekese memerlukan sarana, metode dan bahasa yang sesuai dengan

pesertanya untuk menyampaikan warta gembira sehingga iman semakin diperdalam. Maka metode yang digunakan hendaknya diperbaharui terus menerus.

6. Katekese tidak bisa lepas dari pengalaman hidup manusia yang konkrit.

7. Katekese harus menghantarkan orang untuk mampu menghayati imannya

dalam komunitas.

2. Arti Katekese

Pengertian katekese berdasarkan arti aslinya adalah membuat bergema,

menyebabkan sesuatu bergaung. Katekese adalah proses pendidikan iman di mana dengan

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

29

sadar umat beriman berkumpul untuk mengkomunikasikan pengalaman iman mereka,

mengolah serta mendalaminya dalam perspektif Kitab Suci dan Tradisi Kristiani sehingga

dapat menemukan ilham atau inspirasi atau semangat baru untuk mewujudkannya dalam

hidup bersama di tengah jemaat dan masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan

Allah.

Anjuran Apostolik, Paus Yohanes Paulus II dalam Dokumen Catechesi Tradendae,

memberikan pengertian katekese sebagai: Pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-

orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang

pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para

pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT 18).

Rumusan di atas mau menegaskan bahwa katekese perlu diberikan sejak usia dini,

masa perkembangan atau remaja serta kaum muda dan terlebih pada usia dewasa. Dengan

kata lain katekese diberikan kepada siapa saja tanpa memandang usia, kebudayaan, dan

lain- lain. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah katekese diselenggarakan secara organis

dan sistematis, itu berarti perlu perencanaan dan persiapan yang memadai.

3. Tujuan Katekese

Katekese bertujuan untuk membawa orang Kristiani pada kematangan iman dan

memungkinkan mereka untuk menerima Roh Kudus dan mendalami pertobatan mereka

sehingga dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah mampu membangun tata sosial

yang lebih adil dan manusiawi, berani menjadi saksi di tengah masyarakat sehingga

seluruh umat mengalami suasana Kerajaan Allah di tengah masyarakat (DCG 22).

Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae, Paus Yohanes Paulus II tujuan khas

katekese, yaitu: “Mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari

memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan peri hidup Kristen umat

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

30

beriman, muda maupun tua” (CT 20). Ungkapan di atas mau menunjukkan bahwa iman

umat beriman mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Untuk sampai kepada

perkembangan yang utuh perlu adanya pendampingan yang serius dan terus menerus.

Dengan demikian umat terbantu untuk mewujudkan penghayatan imannya melalui

kehidupan nyata sehari-hari di tengah keluarga, Lingkungan, Gereja dan masyarakat.

4. Isi Katekese

Dalam katekese itu kita bersaksi tentang iman akan Yesus Kristus, Pengantara Allah

yang bersabda kepada kita dan pengantara dalam menanggapi Sabda Allah. Yesus Kristus

tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang

mendasari penghayatan iman Gereja di sepanjang Tradisinya. Dengan demikian Yesus

Kristus menjadi isi katekese, di mana kehidupan Kristiani dilihat dalam nilai dan terang

Injil. Melalui katekese, umat diharapkan semakin mendalami isi warta Kristiani seperti

ungkapan Paus Yohanes Paulus II dalam Dokumen Catechesi Tradendae:

Karena katekese merupakan suatu momen dan aspek dalam pewartaan Injil, isinya juga tidak dapat lain kecuali isi pewartaan Injil sendiri secara menyeluruh satu-satunya amanat, yakni warta gembira keselamatan yang telah didengar sekali atau ratusan kali, dan telah diterima setulus hati; dalam katekese terus menerus dialami melalui refleksi atau studi sistematis, melalui kesadaran akan gema pantulannya dalam kehidupan pribadi seseorang, suatu kesadaran yang meminta komitmen yang semakin penuh dan dengan mengintegrasikannya dalam keseluruhan yang organis dan selaras, yakni peri hidup Kristen dalam masyarakat dan dunia (CT 26).

Artikel tersebut menegaskan, bahwa kabar gembira keselamatan diwartakan secara

menyeluruh kepada umat secara terus menerus sehingga warta tersebut sungguh

menyentuh kehidupan pribadi umat sehingga mereka mengalami kepenuhan hidup, baik

sebagai orang Kristen dengan mewujudkan imannya akan Kristus di tengah masyarakat

dan dunia.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

31

5. Katekese Umat dalam upaya meningkatkan Penghayatan Iman

Katekese Umat dicetuskan dalam Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan se-

Indonesia (PKKI) pertama yang berlangsung di Sindanglaya, Jawa Barat dari tanggal 10

s/d 17 Juli 1977. Peserta pertemuan terdiri dari utusan keuskupan yang pada waktu itu

berjumlah 30 dari 33 keuskupan yang ada. Pertemuan pertama PKKI I mencari dan

membahas arah katekese di Indonesia yang kemudian disepakati bahwa yang

dikembangkan di Indonesia adalah Katekese Umat. Perumusan arti dan makna Katekese

umat terjadi pada pertemuan PKKI II di Wisma Samadi Klender, pada tanggal 29 Juni s/d

5 Juli 1980.

a. Pengertian Katekese Umat

Katekese Umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman

(penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Melalui kesaksian, para

peserta saling membantu sedemikian rupa sehingga iman masing-masing diteguhkan dan

dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan

pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat

mengandaikan adanya perencanaan. Rumusan di atas menekankan bahwa katekese umat

merupakan komunikasi iman. Komunikasi iman bukan saja antara pembimbing dengan

peserta, tetapi lebih- lebih komunikasi antar peserta sendiri (Huber, 1981: 15-16).

b. Tujuan Katekese Umat

Dalam hubungan dengan tujuan Katekese Umat, PKKI II seperti yang dirangkum

oleh Yosef Lalu (2005: 73) menegaskan bahwa tujuan komunikasi iman adalah:

• Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

32

• Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari.

• Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan dalam hidup Kristiani.

• Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.

• Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.

c. Model-model Katekese Umat

Pendalaman iman menjadi menarik dan tidak terkesan monoton apabila pendamping

mengetahui berbaga i macam model katekese yang ada seperti diungkapkan dalam diktat

mata kuliah PPL Paroki untuk mahasiswa semester V (Sumarno Ds., 2005: 11-14).

1) Katekese Umat dengan Model Pengalaman Hidup

Model pengalaman hidup merupakan model katekese yang bertitik tolak pada

pengalaman hidup peserta. Katekese dengan model pengalaman hidup ini bermaksud

mengusahakan umat beriman agar dapat mengalami kehadiran Allah dan mampu

menangkap kehendak Allah dalam peristiwa hidup sehari-hari dalam terang iman. Secara

garis besar, model pengalaman hidup meliputi langkah- langkah sebagai berikut :

• Introduksi yang berisi lagu dan doa pembukaan

• Penyajian pengalaman hidup peserta

• Penggalian dan pendalaman pengalaman peserta

• Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

• Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja

• Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja

• Rangkuman Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja, inti pesan pengalaman

dan pesan Kitab Suci atau Tradisi Gereja

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

33

• Penerapan dalam hidup konkrit

• Penutup

2) Katekese Umat dengan Model Biblis

Model Biblis merupakan model katekese yang bertitik tolak pada teks Kitab Suci.

Katekese dengan model Biblis ini mengajak peserta untuk mendalami Sabda Tuhan,

merenungkan dan berusaha mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Katekese

model ini mengusahakan agar umat mengalami kehadiran Allah dalam hidupnya dengan

merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab suci. Secara garis besar, model Biblis meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

• Doa pembukaan atau nyanyian pembukaan

• Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi

• Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

• Pendalaman pengalaman hidup peserta

• Penerapan dalam hidup peserta

• Doa penutup

3) Katekese Umat dengan Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup

Katekese dengan model campuran bertitik tolak pada pengalaman hidup religius

pengalaman tradisi. Model ini bertujuan membantu umat dalam mengkonfrontasikan

antara nilai-nilai pengalaman hidup peserta dengan nilai-nilai tradisi maupun dengan teks

Kitab Suci. Diharapkan melalui model ini peserta mampu menarik pelajaran nyata dalam

hidup menggereja maupun memasyarakat. Model berlangsung melalui langkah- langkah:

• Doa pembukaan

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

34

• Pembacaan teks Kitab Suci atau Tradisi

• Penyajian pengalaman hidup

• Pendalaman pengalaman hidup dan teks Kitab Suci atau Tradisi

• Penerapan meditatif

• Evaluasi singkat atas jalannya katekese

• Doa penutup

4) Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat

Di lapangan begitu banyak kita jumpai model-model pendalaman iman yang

dilaksanakan. Dari berbagai model itu, Shared Christian Praxis (SCP) dipilih sebagai

salah satu model Katekese Umat.

a) Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)

Model Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu alternatif katekese model

pengalaman hidup. Shared Christian Praxis menekankan proses berkatekese yang bersifat

dialogal dan partisipatif, berawal dari pengalaman hidup konkrit (fakta) yang selanjutnya

direfleksi secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani

(idealitas) supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru (aktualitas) yang

memberi motivasi pada keterlibatan baru. Dan pada akhirnya baik secara pribadi maupun

bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin

terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP) ini pertama kali

diperkenalkan oleh Thomas H. Groome seorang ahli katekese yang berusaha mencari

pendekatan katekese yang handal dan efektif, yaitu suatu model yang sungguh

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

35

mempunyai dasar teologis yang kuat, mampu memanfaatkan perkembangan ilmu

pendidikan dan memiliki keprihatinan pastoral yang aktual. Model ini ditawarkan untuk

menjawab kebutuhan para katekis dalam membantu umat demi perkembangan iman

mereka. Orientasi model ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang bebas dan

bertanggung jawab. Sesuai dengan tiga huruf (S-C-P), model ini memiliki tiga komponen

yaitu praxis, Kristiani dan “shared”. Penjelasan masing-masing komponen itu sebagai

berikut:

1) Praxis

Praxis adalah suatu tindakan manusia yang sudah direfleksikan sebagai tindakan.

Praxis meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia yang mempunyai tujuan untuk

mencapai perubahan hidup yang meliputi kesatuan antar praktek dan teori, antara refleksi

kritis dan kesadaran historis, sintesis praktek dan teori akan membentuk suatu kreativitas,

sedangkan refleksi kritis dan kesadaran historis akan mengarah pada keterlibatan baru.

Praxis mempunyai tiga unsur yaitu aktivitas, refleksi dan kreativitas. Ketiga unsur

itu berfungsi membangkitkan berkembangnya imajinasi, meneguhkan kehendak dan

mendorong praksis baru yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan moral.

Penjelasan singkat arti ketiga unsur itu adalah sebagai berikut:

Unsur pertama, aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran. Tindakan

personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang merupakan medan untuk

perwujudan diri sebagai manusia.

Kedua, refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan

sosial terhadap kehidupan bersama serta terhadap ”Tradisi” dan “Visi” iman Kristiani

sepanjang sejarah. Ketiga, kreativitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

36

yang menekankan transendensi manusia dalam dinamika menuju masa depan yang terus

berkembang sehingga melahirkan praksis baru (Sumarno Ds., 2005: 15-16).

2) Kristiani

Maksud Kristiani dalam Shared Christian Praxis (SCP) adalah mengusahakan agar

kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya makin terjangkau dan relevan

untuk kehidupan peserta. Kekayaan iman Kristiani yang ditekankan dalam model ini

adalah pengalaman iman tradisi Kristiani sepanjang sejarah dan visinya.

Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup dan sungguh

dihidupi. Ini mengungkapkan tanggapan manusia terhadap pewahyuan diri Allah yang

terlaksana dalam hidup mereka sebagai realitas iman, tradisi senantiasa mengundang

keterlibatan praktis. Sedang visi Kristiani menegaskan tuntutan dan janji Allah yang

terkandung di dalam tradisi, tanggung jawab dan pengutusan orang Kristiani sebagai jalan

untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan. Visi Kristiani yang paling hakiki

adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia (Groome,

1997: 3).

3) Sharing

Istilah shared atau sharing mengandung pengertian komunikasi timbal balik,

partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta. Istilah ini juga merupakan proses katekese

yang menekankan unsur dialog partisipatif peserta yang ditandai dengan suasana

kebersamaan, persaudaraan, keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing semua peserta

diharapkan untuk ikut aktif, terbuka, siap mendengar dengan hati pengalaman orang lain

dan berkomunikasi dengan kebebasan hati (Groome, 1997: 4).

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

37

Dikatakan pula bahwa sharing berarti berbagi rasa, pengetahuan serta saling

mendengarkan pengalaman orang lain. Ada dua unsur penting yaitu membicarakan dan

mendengarkan. Arti dari membicarakan di sini adalah lebih pada menyampaikan atau

mengungkapkan pengalaman hidup yang didasari oleh sikap keterbukaan, kepercayaan

dan kerendahan hati untuk mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata

dalam dirinya. Sedangkan maksud dari mendengarkan di sini adalah berarti mendengar

dengan hati yang disharingkan. Mendengarkan berarti juga melibatkan keseluruhan diri

sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati, empati terhadap apa yang

disharingkan peserta yang lain (Sumarno Ds., 2005: 17).

b) Langkah- langkah Shared Christian Praxis (SCP)

Shared Christian Praxis (SCP) sebagai suatu model berkomunikasi tentang makna

pengalaman hidup antar peserta, dalam prosesnya memiliki langkah- langkah yang

berurutan dan terus mengalir. Thomas H. Groome mengemukakan lima langkah pokok

yang didahului dengan langkah awal / pendahuluan sebagai berikut:

1. Langkah 0: Pemusatan Aktivitas

Langkah ini bertujuan mendorong peserta sebagai subyek utama untuk menemukan

topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkrit yang selanjutnya menjadi tema

dasar pertemuan. Dengan demikian tema dasar pertemuan dapat sungguh-sungguh

mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan, permasalahan dan kebutuhan peserta.

Pemilihan tema pertemuan perlu memperhatikan situasi konkrit peserta, tujuannya,

dinamika pendekatan perlu yang bersifat dialogis, dan sumber-sumber iman Kristiani.

Tema dasar hendaknya sungguh-sungguh mendorong peserta untuk terlibat aktif dalam

pertemuan, menekankan partisipasi dan dialog, dan tidak bertentangan dengan iman

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

38

Kristiani. Untuk itu seorang pendamping harus dapat membantu peserta merumuskan

prioritas tema yang tepat.

Pada tahap ini pendamping dapat menggunakan sarana-sarana yang menunjang

untuk dapat menemukan salah satu aspek yang dapat menjadi topik dasar pertemuan.

Sarana-sarana tersebut dapat melalui cerita, simbol, poster, video, kaset suara lainnya

yang dapat mendukung dalam pemilihan tema bersama. Untuk itu seorang pendamping

harus dapat memilih sarana yang tepat (Sumarno Ds., 2005: 19).

2. Langkah I: Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta

Pada langkah ini, peserta dibantu untuk mengungkapkan pengalaman hidup aktual.

Pengalaman itu dapat berupa pengalamannya sendiri maupun kehidupan serta

permasalahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi di dalam masyarakat atau pun

gabungan keduanya. Ada pun cara yang dipakai pada kesempatan ini adalah sharing.

Peserta membagikan pengalaman hidup yang sungguh-sungguh dialami dan tidak boleh

ditanggapi sebagai suatu laporan. Dalam dialog ini peserta boleh diam karena “diam” pun

merupakan salah satu cara berdialog. “Diam” tidak sama dengan “tidak terlibat”. Pada

tahap ini pendamping dapat menggunakan: lambang, tarian, nyanyian, puisi, pantomim,

dan sebagainya; yang penting, bentuk itu bisa dimengerti oleh peserta lain dan betul-betul

mengungkapkan pengalaman hidup faktual. Peran dan tanggung jawab pembimbing

dalam hal ini adalah: Pertama, sebagai fasilitator yang menciptakan suasana pertemuan

menjadi hangat dan mendukung peserta untuk membagikan praxis hidupnya berkaitan

dengan tema dasar; kalau pesertanya banyak, sebaiknya dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil. Kedua, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang (a) jelas, (b) terarah,

(c) tidak menyinggung harga diri seseorang, (d) sesuai dengan latar belakang peserta, dan

(e) bersifat terbuka dan obyektif (Sumarno Ds., 2005: 19-20).

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

39

3. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

Pada langkah kedua ini, tujuan pertemuan adalah memperdalam saat refleksi dan

mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup dan tindakannya yang

meliputi: (a) pemahaman kritis dan sosial (alasan, minat, asumsi), (b) kenangan analitis

dan sosial (sumber-sumber historis) dan (c) imajinasi kreatif dan sosial (harapan

konsekuensi historis).

Pada tahap ini pembimbing bertanggung jawab: Pertama, menciptakan suasana

pertemuan yang menghormati dan mendukung setiap gagasan serta sumbang saran

peserta; Kedua, mengundang refleksi kritis setiap peserta; Ketiga, mendorong peserta

supaya mengadakan dialog dan penegasan bersama yang bertujuan memperdalam,

menguji pemahaman, kenangan dan imajinasi peserta; Keempat, mengajak setiap peserta

untuk berbicara tetapi tidak memaksa; Kelima, menggunakan pertanyaan yang menggali

tidak menginterogasi dan mengganggu harga diri dan apa yang dirahasiakan peserta;

Keenam, menyadari kondisi peserta, lebih- lebih mereka yang tidak biasa melakukan

refleksi kritis terhadap pengalaman hidupnya (Sumarno Ds., 2005: 20).

4. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

Pokok dari langkah ini adalah mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih

terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar belakang

kebudayaan berbeda. Tradisi dan Visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan Diri dan

kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus serta

mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Sifat pewahyuan Ilahi:

dialogal, menyejarah dan normatif; maka perlu ditafsirkan supaya menjadi relevan.

Pada tahap ini pendamping dapat berfungsi sebagai “guru” dan sekaligus sebagai

“murid”. Sebagai guru pendamping bukanlah pengajar tetapi sebagai patner, yang

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

40

bersama peserta berusaha untuk menyadari kehendak Allah. Sedangkan sebagai murid,

pendamping siap belajar dan maju untuk segala ilmu. Sementara itu dalam memberikan

penafsiran, pendamping perlu mengikutsertakan kesaksian iman, harapan dan cinta pada

nilai Tradisi dan Visi Kristiani. Untuk itu seorang pendamping harus membuat persiapan

yang matang sebelum melaksanakan proses katekese (Sumarno Ds., 2005: 21).

5. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit

Langkah ini lebih menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi

faktual peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani yang akan melahirkan kesadaran sikap

dan niat baru sebagai jemaat Kristiani. Jadi dalam langkah ini bertujuan untuk mengajak

peserta, berdasar nilai Tradisi dan Visi Kristiani untuk menemukan sikap dan nilai hidup

yang hendak dipertahankan dan diperkembangkan. Di satu pihak peserta

mengintegrasikan nilai-nilai hidup mereka ke dalam Tradisi dan Visi Kristiani.

Pada langkah ini peserta mendialogkan pengolahan mereka pada langkah pertama

dan kedua dengan isi pokok pada langkah ketiga peserta diberi kebebasan untuk

mempertimbangkan dan menilai mengenai nilai Tradisi dan Visi Kristiani berdasar situasi

konkrit. Peserta dapat mengungkapkan perasaan, sikap, intuisi, persepsi, evaluasi dan

penegasan. Pada tahap ini pendamping perlu menghormati kebebasan dan hasil

penegasan peserta dengan meyakinkan peserta bahwa mereka mampu mempertemukan

nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan Visi Kristiani. Oleh

karena itu, pendamping hendaknya mendorong peserta untuk merubah sikap dari

pendengar pasif menjadi pihak aktif. Selain itu pendamping perlu menyadari bahwa

tafsirannya bukan merupakan harga mati, yang bukan merupakan kebenaran satu-satunya

(Sumarno Ds., 2005: 21-22).

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

41

6. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit

Langkah kelima ini peserta diajak untuk sampai pada keputusan praktis yakni

mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan pertobatan pribadi dan sosial

yang kontinyu. Bentuknya, ada yang menekankan aspek kognitif (pemahaman), afektif

(perasaan) dan tingkah laku (praktis-politis). Ada pun sifatnya: personal, interpersonal

atau sosial-politis. Subyeknya, dapat bersifat aktivitas pribadi/tindakan bersama. Arahnya:

lebih intern untuk kepentingan kelompok/ekstern untuk kepentingan di luar kelompok.

Sesuai dengan tujuan langkah ini, pendamping harus sungguh-sungguh

mengusahakan agar peserta sampai pada keputusan pribadi dan bersama. Pendamping

dapat merangkum hasil langkah keempat, supaya dapat lebih membantu peserta dalam

mengambil keputusan. Dalam hal ini pendamping perlu menekankan pada peserta sikap

optimis dan realistis terhadap masa depan yang lebih baik dengan kesadaran bahwa Allah

senantiasa hadir dalam situasi apa pun (Sumarno Ds., 2005: 22).

Shared Christian Praxis sebetulnya bukan suatu metode pedagogis, melainkan suatu

pendekatan umum yang di dalamnya bermacam-macam metode dapat dipakai. Pada

umumnya Shared Christian Praxis (SCP) membutuhkan sejumlah ketrampilan dasar;

yang pokok adalah bahwa semua langkah itu mengalir dalam suatu kesatuan yang

menyeluruh dan bukan langkah- langkah yang terlepas. Selain itu yang penting ada

kebersamaan tertentu dalam setiap tindakan khususnya menyangkut praxis Kristiani, yang

dapat diungkapkan dan direfleksikan bersama (Sumarno Ds., 2005: 23).

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

42

BAB III

METODOLOGI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGHAYATAN

IMAN KAUM MUDA SERTA PELAKSANAAN KATEKESE DI MILIRAN,

PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA

A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah perpaduan antara

kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode penelitian tersebut memang berbeda namun

penggabungannya dapat dilakukan demi mencapai tujuan penelitian dan memperkuat

data-data yang diperoleh (Brannen, 2005: 22-23). Penelitian kualitatif dilakukan karena

tidak meneliti suatu lahan yang kosong tetapi menggalinya. Maka tehnik kualitatif seperti

wawancara mendalam lebih dibutuhkan. Selain wawancara yang juga dilakukan adalah

observasi partisipatif yang berarti peneliti ikut terlibat langsung dalam proses kegiatan

yang dilakukan. Sedangkan untuk melengkapi data yang diperoleh peneliti menggunakan

metode kuantitatif melalui kuesioner yang diberikan langsung kepada responden.

Harapannya hasil penelitian sedekat mungkin dengan pengalaman MUDIKA itu sendiri

berkaitan dengan penghayatan iman mereka.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan eksperimen sederhana. Eksperimen

dilakukan sebelum maupun sesudah memperoleh hasil data penelitian. Tujuan yang mau

dicapai adalah mau melihat sejauhmana katekese yang diberikan mampu meningkatkan

penghayatan iman kaum muda Miliran, Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo

Don Bosco, dan Lingkungan Santo Simon Rasul, Paroki Baciro Yogyakarta.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

43

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhadap kaum muda Miliran, Lingkungan Santo

Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki

Baciro pada bulan April-Juli 2008. Paroki Baciro sengaja dipilih karena belum pernah

diadakan penelitian tentang kaum muda yang menyangkut penghayatan iman kecuali

menyangkut Legio Maria dan PIA. Selain itu peneliti adalah umat dari paroki yang

bersangkutan sehingga mempermudah penelitian.

3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah kaum muda yang ada di Lingkungan Santo Andreas,

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki Baciro dengan

jumlah 60 orang. Jumlah populasi ini sekaligus menjadi sampel penelitian. Harapannya

bahwa hasil penelitian yang dilakukan melalui katekese dapat meningkatkan penghayatan

iman kaum muda Paroki Baciro.

4. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang berlaku yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas adalah katekese sedangkan variabel terikatnya adalah penghayatan

iman.

a. Definisi Operasional Variabel

Katekese adalah proses pendidikan iman di mana dengan sadar umat beriman

berkumpul untuk mengkomunikasikan pengalaman iman mereka, mengolah serta

mendalaminya dalam perspektif Kitab Suci dan Tradisi Kristiani sehingga dapat

menemukan inspirasi/semangat baru untuk mewujudkannya dalam hidup bersama di

tengah jemaat dan masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Maka di

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

44

dalam proses katekese terdapat interaksi antara pendamping dan peserta; peserta dengan

peserta melalui serangkaian materi, metode, langkah- langkah pelaksanaan, media dan

sarana yang dipakai. Sedangkan penghayatan iman adalah ungkapan perwujudan iman

seseorang yang terungkap melalui keterlibatan mereka di dalam keluarga, hidup

menggereja dan bermasyarakat.

b. Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data.

Kuesioner dalam bentuk pilihan ganda digunakan untuk mengukur sejauhmana katekese

mempengaruhi penghayatan iman.

Kisi-kisi instrumen

No Variabel Aspek Variabel Indikator No. Item

1. Penghayatan Iman

Siapakah MUDIKA • Arti MUDIKA 1

Peranan, hambatan, dukungan dari keluarga dan Gereja

• Peranan orang tua ter- hadap perkembangan iman kaum muda

2

• Hambatan yang dihada-

pi kaum muda dalam lingkupkeluarga, Gereja

3,4

• Dukungan yang diper-

oleh dalam lingkup keluarga, Gereja

5,6

Kegiatan yang dibutuh-

kan dan dilaksanakan MUDIKA

• Yang dibutuhkan kaum muda saat ini

7

• Tantangan yang di-

hadapi kaum muda mempengaruhi keterli- batan di Lingkungan

8

• Kegiatan MUDIKA mengurangi waktu belajar dan kesempatan kerja

9

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

45

• Komunikasi dan relasi yang terjalin dengan baik di antara kaum muda mempengaruhi minat kaum muda untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan

10

• Terlibat dalam kegiatan MUDIKA memberi dampak positif bagi penghayatan iman

11

• Kegiatan yang pernah diikuti di Lingkungan dan masyarakat

12,13

Perkembangan, perwu- judan, penghayatan, dan pendampingan iman

• Kegiatan yang di laku- kan untuk meningkat- kan penghayatan iman pribadi

14

• Iman yang diyakini perlu diwujudkan deng- an perbuatan konkrit

15

• Perkembangan iman

seseorang merupakan tanggung jawab pribadi

16

• Pendampingan iman

bagi kaum muda selama ini sudah baik

17

2. Katekese Kegiatan pendalaman

iman • Dalam mengikuti pen-

dalaman iman yang dilaksanakan seringkali peserta tidak aktif

18

• Yang dialami dan di rasakan setelah mengi- kuti pendalaman iman

19

• Kegiatan pendalaman

iman yang menarik 20

• Sikap yang anda

lakukan dalam kegia- tan pendalaman iman

21

• Pelaksanaan pendala- man iman yang dibuat menarik

22

• Pendalaman iman khu-

sus MUDIKA dilaku- kan secara menarik dan

23

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

46

kreatif

Kualifikasi Pendamping • Yang diharapkan dari pendamping pendala- man iman

24

• Sikap yang dimiliki

pendamping pendala- man iman

25

• Wawasan yang dimiliki

oleh pendamping pendalaman iman

26

Bahan, sarana, suasana,

tema • Bahan atau materi

pendalaman iman yang selama ini diberikan

27

• Sarana yang biasa di

pergunakan selama pro- ses pendalaman iman

28

• Suasana yang terbentuk

selama proses pendala- man iman berlangsung

29

• Tema yang diberikan

selama ini sesuai dengan situasi dan kondisi zaman terutama menyangkut permasa- lahan yang sedang terjadi di masyarakat

30

5. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik atau metode pengumpulan data merupakan salah satu cara yang dilakukan

untuk mendapatkan data atau informasi yang diharapkan. Selama penelitian berlangsung

peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan yaitu:

a. Observasi: peneliti mengadakan penelitian secara langsung pada obyek penelitian

yang berhubungan dengan penulisan skripsi. Observasi dilakukan dengan cara terlibat

langsung dalam proses kegiatan dengan berusaha mengamati dan mencatat segala

sesuatu yang diperlukan (Moleong, 2007: 9).

b. Wawancara: peneliti mengadakan wawancara secara langsung dengan para responden

serta pihak-pihak yang bisa membantu memberi informasi yang dibutuhkan, antara

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

47

lain: ketua atau pengurus lingkungan, orang tua, pendamping MUDIKA, ketua atau

wakil MUDIKA dan orang-orang yang berpengaruh dalam proses kegiatan MUDIKA

[Lampiran 3: (6); 4: (7); 5: (8)-(12)].

c. Kuesioner: untuk mencari data peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang ditujukan kepada responden [Lampiran 2:

(2)-(5)]. Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu penulis menghubungi pamong

Lingkungan yang akan digunakan sebagai tempat pertemuan [Lampiran 1: (1)].

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

a. Latar Belakang Berdirinya Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

Pada kesempatan ini akan diuraikan tentang latar belakang berdirinya paroki Baciro

berdasarkan Buku Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki Gereja Kristus Raja

Baciro Yogyakarta, (2004: 4-6). Paroki Baciro merupakan salah satu paroki yang berada

di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang. Pada awalnya Paroki Kristus Raja

Baciro merupakan salah satu kring bagian dari Paroki Santo Antonius Kota Baru.

Berhubung bertambah pesatnya pertumbuhan umat Paroki Santo Antonius Kota Baru

sedangkan gedung gereja sudah tidak memadai lagi, maka kring Baciro melakukan usaha

mencari tempat ibadat di dalam wilayah Baciro sendiri. Maka untuk selanjutnya misa

kudus diselenggarakan di aula atau bangsal pertemuan PT. Pabrik Cerutu Taru Martani

dan dihadiri oleh sekitar 300 umat Katolik. Dengan demikian, kring Baciro sejak saat itu

telah mulai berkembang menjadi suatu stasi yang meliputi 6 blok yaitu Baciro Lama,

Baciro Baru, Baciro Selatan, Sanggarahan GK (Gondokusuman), Sanggarahan UH

(Umbulharjo) dan Gendeng GK (Gondokusuman). Paroki Kristus Raja Baciro diakui

secara resmi keberadaannya pada tanggal 27 Oktober 1963 bersamaan selesainya

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

48

pembangunan panti paroki pada waktu itu. Sampai sekarang ini, jumlah Lingkungan

yang ada yaitu 37 Lingkungan yang terbagi dalam 3 wilayah yaitu:

1) Wilayah paroki induk: meliputi 24 Lingkungan (Demangan, Balapan, Sapen, Pengok

Perum Kereta Api, Pengok Kidul, Ambarukmo, Baciro Utara, Baciro Selatan,

Gendeng Utara, Gendeng Selatan, Sokowaten, Sorowajan Utara, Sorowajan Selatan,

Semaki Kulon, Semaki Gede, Sanggrahan Gondokusuman, Sanggrahan Umbul Harjo,

Miliran Barat, Miliran Timur, Miliran Selatan, Muja-Muju Utara, Babadan, Gedong

Kuning, Kanoman).

2) Wilayah stasi Babarsari: meliputi 8 Lingkungan (Santo Bartolomeus Babarsari, Santa

Maria Bantulan, Sang Timur Janti, Santo Yusup Tambakbayan, Menara Gading

Mundu Saren, Maria Immaculata Kledokan, Santo Stephanus Polodadi, Santa Elisabet

Seturan).

3) Wilayah Pangkalan: meliputi 5 Lingkungan (Gatak, Pelem, Pangkalan, Wonocatur,

Karang Jambe).

Sejak berdirinya Paroki Kristus Raja Baciro sudah berganti-ganti pastor sebanyak 13

kali. Masing-masing pastor paroki mempunyai keprihatinan sendiri terhadap kebutuhan

umatnya. Di antara para pastor itu belum ada yang secara khusus memberi perhatian bagi

kelangsungan MUDIKA paroki maupun Lingkungan, padahal MUDIKA merupakan

generasi penerus perkembangan Gereja. Ada pun letak geografis pusat Paroki Kristus

Raja Baciro ada di Jalan Melati Wetan, No.47, Yogyakarta.

Paroki Kristus Raja Baciro mempunyai visi, misi serta cita-cita yang tertuang dalam

buku Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki Kristus Raja Baciro 2003-2008

yang disingkat RINSTRA 2003-2008 (2004: 9) yaitu:

o Visi Paroki Baciro yaitu terwujudnya Paroki Kristus Raja Baciro yang inovatif dan memiliki semangat berliturgi, bersaudara dan melayani dengan menjadi saksi Kristus.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

49

o Misi Paroki Baciro yaitu umat Paroki Kristus Raja Baciro semakin inovatif dalam melaksanakan panggilan dan perutusan untuk berliturgi, membangun paguyuban yang hidup dan berkembang dalam pelayanan sejati, baik dalam Gereja maupun masyarakat.

o Cita-cita Paroki Baciro, yaitu:

1. Umat semakin banyak yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan menggereja. 2. Umat semakin sadar perlunya membangun hidup bersama sehingga tidak

merasa sendiri dan berkembang dalam semangat persekutuan (paguyuban) serta saling meneguhkan.

3. Umat semakin meningkat mutu dan kualitas hidup berimannya, hingga lebih berarti bagi Lingkungan dan masyarakat sekitar.

4. Umat semakin peka dan peduli serta memberi perhatian serius bagi mereka yang lemah, miskin, terlantar, menderita dan tersingkirkan.

5. Umat semakin banyak yang terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan konkrit seperti teladan Tuhan Yesus sendiri dengan berbagai cara, antara lain: berdoa, mengajar, memberi makan, menyembuhkan serta menghidupkan.

b. Lingkungan Miliran

Lingkungan Miliran merupakan bagian dari wilayah paroki induk. Penulis memilih

Lingkungan ini sebagai tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan, diantaranya :

MUDIKA paroki kurang terorganisasi dengan baik sehingga kegiatannya berlangsung

hanya dalam peristiwa-peristiwa tertentu seperti hari Valentine, Natal dan Paskah.

MUDIKA Lingkungan yang ada banyak yang tidak aktif dikarenakan jumlah anggota

MUDIKA yang terlalu sedikit dan juga tidak ada penggeraknya sehingga vacum

kegiatannya. MUDIKA Miliran sebelumnya merupakan binaan penulis, akan tetapi

karena berbagai hal maka MUDIKA berjalan sendiri dan akhirnya sempat vacum.

Menimbang timbul tenggelamnya kegiatan MUDIKA di Miliran membuat penulis

tergerak untuk mengetahui lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi dan apa penyebabnya.

Selain itu tempatnya dekat dengan rumah penulis tinggal sehingga mudah terjangkau

dalam mengadakan penelitian. Pada prinsipnya penelitian ini juga dalam rangka

mendukung paroki Baciro dalam mewujudkan visi, misi dan cita-citanya.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

50

Ada pun yang menjadi keprihatinan penulis adalah kurangnya perhatian dan

dukungan para orang tua, pengurus Lingkungan dan Gereja dalam memfasilitasi

MUDIKA sebagai wadah untuk berorganisasi dan sebagai tempat perwujudan

penghayatan iman mereka. Bagaimanapun juga MUDIKA merupakan bagian dari umat

yang perlu ditangani secara serius dan terus menerus. Hal ini disebabkan oleh karena

MUDIKA adalah pribadi yang sedang berkembang yang memerlukan penanganan,

pendampingan dan perhatian sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pada mulanya Miliran merupakan satu Lingkungan, namun mulai tahun 1996 pada

saat Pastor FX. Wiyono, Pr menjabat sebagai pastor Paroki Baciro, Lingkungan ini dibagi

menjadi tiga bagian dengan nama Miliran Timur, Miliran Barat dan Miliran Selatan.

Pembagian ini dilakukan dalam rangka pemekaran mengingat jumlah umat yang semakin

berkembang. Lingkungan masing-masing kemudian mengambil nama pelindung Santo

Andreas untuk Miliran Timur dengan pamong Lingkungan Bapak Andreas Pahino, Bp.;

Santo Simon Rasul untuk Miliran Barat Bapak Albertus Nainggolan dan Santo Don

Bosco untuk Miliran Selatan Bapak FX. Bowo Sudarsono. Data di atas diperoleh

berdasarkan wawancara bersama pengurus Lingkungan Miliran.

2. Laporan Hasil Penelitian

Penelitian dalam rangka Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum

Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta melalui Katekese dilakukan guna melihat dan

memperbandingkan sejauhmana katekese sudah dilakukan dan memberi dampak bagi

MUDIKA. Melalui penelitian dengan cara penyebaran kuesioner langsung kepada

MUDIKA yang bersangkutan menghasilkan sebuah data temuan. Maka pada kesempatan

ini penulis menyajikan hasil temuan itu berdasarkan pendapat Cornelius Trihendradi

(2005: 97-98) sebagai berikut:

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

51

1. Pengukuran Deskriptif: pengukuran deskriptif pada dasarnya memaparkan secara

numerik ukuran tendensi sentral, dispersi, dan distribusi suatu data.

1) Tendensi sentral mengukur pemusatan data. Ada beberapa ukuran umum tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu:

• Mean atau rata-rata adalah nilai rata-rata terukur suatu data. • Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diuraikan dari kecil ke

besar. • Modus adalah nilai yang sering muncul dari suatu data 2) Dispersi mengukur penyebaran suatu data. Ada beberapa ukuran umum dispersi

yang sering digunakan, yaitu: • Standar deviasi adalah nilai simpangan baku. • Varian adalah nilai kuadrat dari standar deviasi. • Standar Error mean (S.E mean) adalah estimasi tentang standar deviasi dari

suatu distribusi rata-rata yang diperoleh dari sampel yang diambil secara random terus menerus dari populasinya.

3) Distribusi mengukur distribusi suatu data. Ada beberapa ukuran umum

distribusi yang sering digunakan, yaitu: • Skewness adalah nilai kemencengan distribusi data. Apabila bernilai positif

maka distribusi data akan menceng ke kanan, apabila negatif sebaliknya. • Kurtosis adalah nilai keruncingan atau tinggi distribusi data. • Kenormalan suatu data dapat dilihat dari nilai perbandingan Skewness dengan

Standar Error of Skewness; dan nilai perbandingan Kurtosis dengan Standar Error of Kurtosis, harus di antara -2 dan 2.

• Maximum adalah nilai tertinggi atau terbesar dari suatu data • Minimum adalah nilai terendah atau terkecil dari suatu data

2. Rumus menghitung Modus, Median, Mean, Range, Varian, Standar deviasi berdasar

pendapat Sugiyono (2006: 45-52) sebagai berikut:

a. Rumus Modus: Mo = b + p (21

1

bbb+

)

Keterangan:

Mo : Modus (mode).

b : Batas klas interval dengan frekuensi terbanyak.

p : Panjang klas interval dengan frekuensi terbanyak.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

52

b 1 : Frekuensi pada klas modus (frekuensi pada klas interval yang terbanyak)

dikurangi frekuensi klas interval terdekat sebelumnya.

b 2 : Frekuensi klas modus dikurangi frekuensi klas interval berikutnya.

b. Rumus Median: Md = b + p (f

Fn21 −

)

Keterangan:

Md : Median.

b : Batas bawah, di mana median akan terletak.

n : Banyak data atau jumlah sampel.

F : Jumlah semua frekuensi sebelum klas median.

f : Frekuensi klas median.

c. Rumus Mean: Me =i

ii

fxf ∑

Keterangan:

Me : Mean untuk data bergolong.

f i : Jumlah data atau sampel.

f i x i Produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda klas (X i ).

Tanda klas X i adalah rata-rata dari batas bawah dan batas pada setiap

interval data.

d. Rumus Rentang: R = X −t X r

Keterangan:

R : Rentang.

X t : Data terbesar dalam kelompok.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

53

X r : Data terkecil dalam kelompok.

e. Rumus Varians: 2σ

( 2

n x)-x i∑=

f. Rumus Standar Deviasi: σ = )( 2

nX Xi −∑

Keterangan:

2σ : Variabel populasi.

σ : Simpangan baku populasi.

n : Jumlah sampel.

3. Statistik Katekese dan Penghayatan Iman

Katekese Penghayatan

Iman Valid 60 60 N Missing 0 0

Mean 41,5333 52,6833 Std. Error of Mean ,58051 ,50337 Median 42,0000 53,0000 Mode 43,00 53,00 Std. Deviation 4,49658 3,89912 Variance 20,219 15,203 Skewness -,555 ,272 Std. Error of Skewness ,309 ,309 Kurtosis ,213 -,551 Std. Error of Kurtosis ,608 ,608 Range 22,00 17,00 Minimum 28,00 46,00 Maximum 50,00 63,00 Sum 2492,00 3161,00

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

54

a. Penjabaran Statistik Penghayatan Iman

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 46,00 2 3,3 3,3 3,3 47,00 2 3,3 3,3 6,7 48,00 8 13,3 13,3 20,0 49,00 3 5,0 5,0 25,0 50,00 4 6,7 6,7 31,7 51,00 6 10,0 10,0 41,7 52,00 3 5,0 5,0 46,7 53,00 9 15,0 15,0 61,7 54,00 4 6,7 6,7 68,3 55,00 2 3,3 3,3 71,7 56,00 5 8,3 8,3 80,0 57,00 5 8,3 8,3 88,3 58,00 4 6,7 6,7 95,0 59,00 1 1,7 1,7 96,7 60,00 1 1,7 1,7 98,3 63,00 1 1,7 1,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

b. Penjabaran Statistik Katekese

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 28,00 1 1,7 1,7 1,7 31,00 1 1,7 1,7 3,3 35,00 4 6,7 6,7 10,0 36,00 2 3,3 3,3 13,3 37,00 2 3,3 3,3 16,7 38,00 6 10,0 10,0 26,7 39,00 4 6,7 6,7 33,3 40,00 5 8,3 8,3 41,7 41,00 3 5,0 5,0 46,7 42,00 3 5,0 5,0 51,7 43,00 7 11,7 11,7 63,3 44,00 3 5,0 5,0 68,3 45,00 6 10,0 10,0 78,3 46,00 6 10,0 10,0 88,3 47,00 3 5,0 5,0 93,3 48,00 3 5,0 5,0 98,3 50,00 1 1,7 1,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

55

c. Penjabaran Statistik Penghayatan Iman dan Katekese per Item

1) MUDIKA N Valid 60 Missing 0

Mean 2,5000 Median 2,0000 Mode 2,00

Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid D 13 21,7 21,7 21,7 A 18 30,0 30,0 51,7 C 15 25,0 25,0 76,7 B 14 23,3 23,3 100,0 Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA menurut para responden adalah

mereka yang saat ini duduk di kelas III SLTP sampai dengan SLTA (30%).

2) Peranan Orang Tua

N Valid 60 Missing 0 Mean 2,5500 Median 2,5000

Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid D 12 20,0 20,0 20,0 B 18 30,0 30,0 50,0 C 15 25,0 25,0 75,0 A 15 25,0 25,0 100,0 Total 60 100,0 100,0

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

56

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan orang tua terhadap perkembangan

iman MUDIKA adalah penting, di mana mereka mendidik kaum muda secara seimbang

sesuai kebutuhan mereka (30%).

3) Hambatan dalam Keluarga

N Valid 60 Missing 0 Mean 2,4167 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid C 16 26,7 26,7 26,7 D 17 28,3 28,3 55,0 B 13 21,7 21,7 76,7 A 14 23,3 23,3 100,0 Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA mengalami hambatan dari dalam

keluarga untuk mengikuti kegiatan MUDIKA karena masih tergantung sepenuhnya pada

orang tua, kurang diberi kepercayaan dan tanggung jawab dan sebagainya (28,3%).

4) Hambatan dalam Gereja N Valid 60 Missing 0 Mean 2,5500 Median 3,0000 Mode 4,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

57

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 15 25,1 25,1 25,0 D 14 23,3 23,3 48,3 A 14 23,3 23,3 71,7 C 17 28,3 28,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA juga mengalami hambatan dalam

lingkup Gereja. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan adanya

hambatan itu yaitu kaum tua yang dominan dalam kegiatan keagamaan (28,3%).

5) Dukungan dari Keluarga N Valid 60 Missing 0 Mean 2,4667 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 15 25,0 25,0 25,0 B 16 26,7 26,7 51,7 A 15 25,0 25,0 76,7 D 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA mengalami dukungan dari keluarga

yaitu orang tua memberi teladan bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan

(26,7%). Dengan demikian mereka dapat meneladan sikap orang tua yang sungguh

memiliki sikap seimbang antara yang dikatakan dengan yang dilakukan sehingga

MUDIKA semakin termotivasi untuk meningkatkan penghayatan iman mereka melalui

keterlibatannya di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

58

6) Dukungan dari Gereja

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5833 Median 3,0000 Mode 3,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 14 23,3 23,3 23,3 B 13 21,7 21,7 45,0 C 17 28,3 28,3 73,3 A 16 26,7 26,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA juga mengalami dukungan dari

pihak Gereja dalam rupa memberikan kemudahan dalam hal fasilitas yang akan

digunakan (28,3%). Hal ini mau menggambarkan bahwa Gereja memberikan dukungan

sepenuhnya kepada MUDIKA.

7) Yang dibutuhkan MUDIKA

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5500 Median 3,0000 Mode 3,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent A 14 23,3 23,3 23,3 B 14 23,3 23,3 46,7 C 17 28,3 28,3 75,0 D 15 25,1 25,1 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

59

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dibutuhkan MUDIKA saat ini adalah

kegiatan yang menantang dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

kaum muda (28,3%).

8) Tantangan MUDIKA

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,3667 Median 2,0000 Mode 1,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 17 28,3 28,3 28,3

A 17 28,3 28,3 56,7 C 13 21,7 21,7 78,3 B 13 21,7 21,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh MUDIKA

adalah perkembangan tehnologi informasi yang semakin maju, kesibukan studi dan kerja

serta kegiatan di komunitas lain yang lebih menarik (A&D= 28,3%).

9) MUDIKA Menyita Waktu

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4500 Median 2,0000 Mode 1,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

60

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent A 16 26,7 26,7 26,7 C 16 26,7 26,7 53,3 D 13 21,6 21,6 75,0 B 15 25,0 25,0 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA menyatakan setuju dan ragu-ragu

bahwa kegiatan MUDIKA mengurangi waktu belajar dan kesempatan untuk kerja

(26,7%). Hal ini berarti responden menyatakan, tidak selamanya kegiatan MUDIKA

mendukung mereka dalam menjalankan tugas studi maupun bekerja.

10) Komunikasi dan relasi yang baik

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5167 Median 2,5000 Mode 4,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 15 25,0 25,0 25,0 D 15 25,0 25,0 50,0 B 14 23,3 23,3 73,3 A 16 26,7 26,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan relasi yang baik di antara

rekan-rekan MUDIKA mempengaruhi minat kaum muda sendiri untuk aktif terlibat

dalam kegiatan MUDIKA yang dilaksanakan (26,7%).

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

61

11) MUDIKA Memberi Dampak Positif

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4667 Median 2,0000 Mode 1,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 16 26,7 26,7 26,7 C 15 25,0 25,0 51,7 D 14 23,3 23,3 75,0 A 15 25,0 25,0 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA berpendapat, terlibat dalam

kegiatan MUDIKA tidak selalu memberi dampak positif bagi penghayatan iman mereka.

Hal ini tergantung dari model kegiatan yang dilaksanakan dan sasaran yang mau dicapai.

Responden (26,7%) menyatakan tidak setuju.

12) Kegiatan yang pernah diikuti di Lingkungan

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5500 Median 2,5000 Mode 4,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 14 23,3 23,3 23,3 A 16 26,7 26,7 50,0 B 13 21,7 21,7 71,7 D 17 28,3 28,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

62

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang pernah diikuti di Lingkungan

adalah latihan koor, terlibat dalam kegiatan MUDIKA di Lingkungan, menghadiri

pendalaman iman Lingkungan bersama orang tua dan yang lainnya (28,3%).

13) Kegiatan yang pernah diikuti di Masyarakat

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4500 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 15 25,1 25,1 25,0 C 17 28,3 28,3 53,3 D 14 23,3 23,3 76,7 A 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA pernah mengikuti kegiatan yang

dilaksanakan di Lingkungan masyarakat (28,3%). Kegiatan itu masih terbatas pada

kegiatan karang taruna, belum meluas pada kegiatan lain.

14) Kegiatan untuk Meningkatkan Penghayatan Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4833 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

63

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 15 25,0 25,0 25,0 A 16 26,7 26,7 51,7 C 14 23,3 23,3 75,0 B 15 25,0 25,0 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang MUDIKA lakukan secara

pribadi untuk meningkatkan penghayatan iman mereka adalah membaca dan

merenungkan Sabda Tuhan setiap hari (26,7%). Hal ini menunjukkan bahwa MUDIKA

menyadari pentingnya doa yang setiap hari dilakukan.

15) Iman perlu diwujudkan secara konkrit

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5000 Median 2,5000 Mode 2,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 14 23,3 23,3 23,3 C 16 26,7 26,7 50,0 B 16 26,7 26,7 76,7 A 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju dan tidak setuju

(B&C=26,7%) bahwa iman yang diyakini perlu diwujudkan dengan perbuatan konkrit.

Artinya yang tidak setuju bahwa penghayatan iman yang diyakini tidak perlu

dinampakkan secara berlebihan. Melalui kehidupan konkrit, orang lain dapat melihat dan

merasakan seberapa besar penghayatan iman yang dimiliki.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

64

16) Perkembangan Iman Tanggung Jawab Pribadi

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,3667 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 14 23,3 23,3 23,3 B 21 35,1 35,1 58,3 A 14 23,3 23,3 81,7 D 11 18,3 18,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju bahwa

perkembangan iman seseorang merupakan tanggung jawab pribadi (35,1%). Ini berarti

yang menjadi tanggung jawab utama perkembangan iman adalah pribadi yang

bersangkutan meskipun disadari juga memerlukan bantuan orang lain.

17) Pendampingan iman untuk MUDIKA cukup baik

Valid 60 N

Missing 0

Mean 2,4833

Median 2,0000

Mode 2,00

Minimum 1,00

Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent A 13 21,7 21,7 21,7 D 18 30,0 30,0 51,7 B 16 26,6 26,6 78,3 C 13 21,7 21,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

65

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan iman bagi kaum muda selama

ini ada yang sudah cukup baik namun ada juga yang belum baik. Buktinya responden

banyak memilih yang lainnya (30%).

18) Peserta tidak aktif

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5500 Median 3,0000 Mode 4,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 14 23,3 23,3 23,3 D 15 25,0 25,0 48,3

A 15 25,0 25,0 73,3 C 16 26,7 26,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengikuti pendalaman iman yang

dilaksanakan seringkali peserta tidak aktif, karena proses pendalaman iman kurang

menarik dalam penyajiannya (26,7%).

19) Pengalaman setelah mengikuti Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4667 Median 2,0000 Mode 1,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

66

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 16 26,7 26,7 26,7 D 15 25,0 25,0 51,7 A 14 23,3 23,3 75,0 B 15 25,0 25,0 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dialami dan dirasakan oleh MUDIKA

setelah mengikuti pendalaman iman adalah merasa terganggu karena mengurangi waktu

untuk belajar dan bekerja (26,7%). Hal ini menunjukkan bahwa proses kegiatan

pendalaman iman terlalu lama waktunya.

20) Pendalaman Iman yang Menarik

Valid 60 N Missing 0

Mean 2,5167 Median 2,5000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 13 21,7 21,7 21,7 D 17 28,3 28,3 50,0 C 16 26,7 26,7 76,7 A 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pendalaman iman yang menarik bagi

MUDIKA adalah kegiatan yang membuat pesertanya menjadi aktif dan kreatif (28,3%).

Hal ini mau menunjukkan betapa besar pengaruh dari proses pendalaman iman yang

dikemas secara menarik dan sesuai dengan kebutuhan peserta.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

67

21) Sikap dalam Ikut Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,3500 Median 2,0000 Mode 1,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 17 28,3 28,3 28,3 D 17 28,3 28,3 56,7 C 14 23,3 23,3 80,0 A 12 20,1 20,1 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap yang MUDIKA lakukan dalam

mengikuti kegiatan pendalaman iman adalah aktif terlibat menanggapi segala sesuatu

yang disampaikan dan berani mengusulkan sesuatu yang berguna bagi perkembangan

pendalaman iman selanjutnya (B&D=28,3%).

22) Pelaksanaan Pendalaman Iman dibuat menarik

Valid 60 N

Missing 0

Mean 2,4000

Median 2,0000 Mode 2,00

Minimum 1,00

Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 16 26,7 26,7 26,7 C 18 30,0 30,0 56,7 B 12 20,0 20,0 76,7 A 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA tidak setuju bahwa pelaksanaan

pendalaman iman sudah dibuat secara menarik (30%). Hal ini menunjukkan bahwa

MUDIKA peka melihat pendalaman iman yang selama ini sudah dilakukan.

23) Pendalaman Iman Khusus MUDIKA dibuat menarik dan kreatif

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4000 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 15 25,1 25,1 25,0 D 20 33,3 33,3 58,3 A 11 18,3 18,3 76,7 B 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memilih yang lainnya kalau

pendalaman iman khusus MUDIKA dilakukan secara menarik dan kreatif dalam

penyampaiannya (33,3%). Ini menunjukkan bahwa pendalaman iman khusus MUDIKA

ada yang sudah dibuat namun ada juga yang belum.

24) Yang diharapkan dari Pendamping Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,5333 Median 3,0000 Mode 4,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

69

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent A 16 26,7 26,7 26,7 D 13 21,7 21,7 48,3 C 14 23,3 23,3 71,7 B 17 28,3 28,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang diharapkan dari pendamping pendalaman

iman adalah berperan aktif dan melibatkan peserta tanpa pilih kasih (28,3%). Hal ini

menunjukkan bahwa seorang pendamping pendalaman iman perlu mengenal pesertanya,

memiliki keterampilan dan menguasai proses pendalaman iman sehingga semua yang

hadir merasa terlibat dan dilibatkan.

25) Sikap yang dimiliki Pendamping Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0

Mean 2,4833 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 14 23,3 23,3 23,3 C 18 30,0 30,0 53,3 A 13 21,7 21,7 75,0 D 15 25,0 25,0 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap yang dimiliki pendamping pendalaman

iman adalah bersikap terampil dalam berkomunikasi dan berelasi dengan peserta (30%).

Hal ini mau menunjukkan bahwa proses pendalaman iman sudah berlangsung seperti

yang diharapkan.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

70

26) Wawasan yang dimiliki Pendamping Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4333 Median 2,0000 Mode 1,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 16 26,7 26,7 26,7 A 16 26,7 26,7 53,3 D 14 23,3 23,3 76,7 C 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wawasan yang dimiliki oleh pendamping

pendalaman iman adalah memahami seluk beluk tentang liturgi dan memahami secara

mendalam tentang ketujuh sakramen dalam Gereja dan penerapannya (B&A=26,7%). Hal

ini memberikan gambaran bahwa pendamping pendalaman iman kurang memahami

tentang apa itu katekese, bagaimana pengolahan dan penyampaiannya.

27) Bahan atau Materi Pendalaman Iman

Valid 60 N Missing 0

Mean 2,4667 Median 2,0000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent A 14 23,3 23,3 23,3 B 18 30,1 30,1 53,3 D 14 23,3 23,3 76,7 C 14 23,3 23,3 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

71

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan atau materi pendalaman iman yang

selama ini diberikan menyangkut kaum muda, persoalan dan tantangannya (30,1%). Hal

ini terjadi karena bahan untuk pendalaman iman menggunakan buku panduan yang sudah

disiapkan oleh Keuskupan Agung Semarang.

28) Sarana yang biasa dipakai dalam Pendalaman Iman

Valid 60 N Missing 0

Mean 2,5500 Median 2,5000 Mode 2,00 Minimum 1,00 Maximum 4,00

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent C 13 21,7 21,7 21,7 D 17 28,3 28,3 50,0 B 14 23,3 23,3 73,3 A 16 26,7 26,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana yang dipergunakan selama proses

pendalaman iman adalah bervariasi atau lainnya (28,3%). Hal ini menunjukkan bahwa

tiap Lingkungan memiliki kebijakan masing-masing.

29) Suasana yang terbentuk selama Pendalaman Iman

Valid 60 N

Missing 0 Mean 2,4167

Median 2,0000 Mode 1,00(a)

Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

72

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent B 16 26,7 26,7 26,7 A 16 26,7 26,7 53,3 C 15 25,0 25,0 78,3 D 13 21,6 21,6 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suasana yang terbentuk selama proses

pendalaman iman berlangsung adalah penuh persaudaraan dan menegangkan sehingga

terkesan kaku dan pasif (B&A=26,7%). Hal ini mau menunjukkan bahwa suasana selama

pendalaman iman berlangsung bervariasi. Artinya Lingkungan yang satu suasana sudah

dialami penuh persaudaraan tetapi di Lingkungan lain masih dialami menegangkan

sehingga terkesan kaku dan pasif.

30) Tema yang diberikan sesuai

Valid 60 N Missing 0

Mean 2,4833 Median 2,0000 Mode 1,00(a) Minimum 1,00 Maximum 4,00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D 16 26,7 26,7 26,7 C 15 25,0 25,0 51,7 A 13 21,6 21,6 73,3 B 16 26,7 26,7 100,0

Valid

Total 60 100,0 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema yang diberikan selama ini sesuai dengan

kebutuhan peserta dan sesuai dengan perkembangan zaman terutama menyangkut

permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat. Responden menyatakan setuju

(D&B=26,7%).

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

73

1. Tabel Hasil Penelitian di lapangan

a. Tabel Penghayatan Iman (N=60)

No Definisi Operasional variabel

No. Item

Pernyataan Frequensi %

1. Siapakah MUDIKA 1. MUDIKA adalah mereka a. yang saat ini duduk di kelas III

SLTP sampai dengan SLTA. b. umur 15-40 tahun atau belum

menikah dan berjiwa muda. c. yang menjadi tulang punggung

perkembangan Gereja. d. lainnya……………….

18

14

15

13

30

23,3

25

21,7

60 100 2. Peranan, hambatan,

dukungan dari keluarga dan Gereja

2. Peranan orang tua terhadap perkembangan iman anda sebagai kaum muda a.mendukung kaum muda untuk

terlibat aktif dalam kegiatan yang positif.

b.mendidik kaum muda secara seimbang sesuai kebutuhan mereka.

c.mendukung kaum muda terlibat di Lingkungan dan di Gereja.

d. lainnya………………

15

18

15

12

25

30

25

20 60 100 3. Hambatan yang anda hadapi sebagai

kaum muda dalam lingkup keluarga a. masih tergantung sepenuhnya pada

orang tua. b. kurang diberi kepercayaan dan

tanggung jawab. c. kurang perhatian dan kasih sayang

dari orang tua. d. lainnya……………….

14

13

16

17

23,3 21,7 26,7 28,3

60 100 4. Hambatan yang anda hadapi sebagai

kaum muda dalam lingkup Gereja a. komunikasi yang tidak searah atau

atas bawah b.pengurus Lingkungan kurang

memberi perhatian. c.kaum tua yang dominan dalam

kegiatan keagamaan. d.kurang diberi kepercayaan dan

kesempatan untuk mandiri.

14

15

17

14

23,3

25,1

28,3

23,3

60 100 5. Dukungan yang anda peroleh dari

keluarga a. diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan di Lingkungan dan

masyarakat. b. orang tua memberi teladan bukan

hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan.

15

16

25

26,7

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

74

c. orang tua selalu mengingatkan kalau ada kegiatan yang dilaksanakan.

d. relasi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

15

14

25

23,3

60 100 6. Dukungan yang anda peroleh dalam

lingkup Gereja a.diberi kesempatan untuk meng-

adakan kegiatan yang membantu penghayatan iman.

b. didampingi secara langsung c. memberikan kemudahan dalam hal fasilitas yang akan digunakan. d. memberikan dukungan dalam hal finansial

16

13 17

14

26,7

21,7 28,3

23,3

60 100 3. Kegiatan yang

dibutuhkan dan dilaksanakan MUDIKA

7. Yang anda butuhkan sebagai kaum muda saat ini a. kepercayaan untuk melaksanakan

kegiatan tanpa campur tangan sepenuhnya dari orang tua atau pendampingan seperlunya saja.

b. pendampingan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan kaum muda.

c.kegiatan yang menantang dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi kaum muda.

d. kegiatan yang membuat kaum muda aktif dan kreatif untuk meneruskan pembinaan iman yang telah dimulai.

14

14

17

15

23,3

23,3

28,3

25,1

60 100 8. Tantangan yang anda hadapi sebagai

kaum muda yang mempengaruhi keterlibatan dalam kegiatan MUDIKA Lingkungan a. perkembangan tehnologi informasi

yang semakin maju. b. kesibukan studi dan kerja c. kegiatan di ko munitas lain yang

lebih menarik. d. lainnya………….

17

13 13

17

28,3

21,7 21,7

28,3

60 100 9. Menurut anda kegiatan MUDIKA

mengurangi waktu belajar dan kesempatan kerja a. setuju b. tidak setuju c. ragu-ragu d. lainnya………….

16 15 16 13

26,7 25

26,7 21,6

60 100 10. Komunikasi dan relasi yang baik di

antara rekan-rekan MUDIKA mempengaruhi minat anda untuk aktif terlibat dalam kegiatan MUDIKA yang dilaksanakan a. sangat setuju

16

26,7

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

75

b. setuju c. tidak setuju d. lainnya…………..

14 15 15

23,3 25 25

60 100 11. Menurut anda, terlibat dalam kegiatan

MUDIKA memberi dampak positif bagi penghayatan iman anda a. setuju b. tidak setuju c. selalu d. lainnya…………..

15 16 15 14

25 26,7 25

23,3 60 100 12. Kegiatan yang pernah diikuti di

Lingkungan a. latihan koor b.terlibat dalam kegiatan MUDIKA

Lingkungan c.menghadiri pendalaman iman

Lingkungan bersama orang tua. d. lainnya………..

16 13

14

17

26,7 21,7

23,3

28,3

60 100 13. Kegiatan yang pernah diikuti di

Lingkungan masyarakat a. kerja bakti membersihkan kampung b. membantu tetangga yang memiliki

hajat c. mengikuti kegiatan karang taruna d. lainnya……………

14 15

17 14

23,3 25,1

28,3 23,3

60 100 4. Perkembangan,

perwujudan, penghayatan dan pendampingan iman

14. Kegiatan yang anda lakukan untuk meningkatkan penghayatan iman pribadi a. membaca dan merenungkan Sabda Tuhan setiap hari. b.terlibat dalam kegiatan yang

berhubungan dengan penghayatan iman.

c. berdoa setiap hari d.saling membagikan pengalaman

iman dengan orang lain.

16

15

14 15

26,7

25

23,3 25

60 100 15. Iman yang diyakini perlu diwujudkan

dengan perbuatan konkrit a. sangat setuju b. setuju c. tidak setuju d. ragu-ragu

14 16 16 14

23,3 26,7 26,7 23,3

60 100 16. Perkembangan iman seseorang

merupakan tanggung jawab pribadi a. sangat setuju b. setuju c. tidak setuju d. lainnya………………..

14 21 14 11

23,3 35,1 23,3 18,3

60 100 17. Pendampingan iman bagi kaum muda

selama ini sudah cukup baik a. sangat setuju

13

21,7

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

76

b. setuju c. tidak setuju d. lainnya……………….

16 13 18

26,6 21,7 30

60 100

Penghayatan iman adalah ungkapan perwujudan iman seseorang yang terungkap

melalui keterlibatan mereka di dalam keluarga, hidup gerejawi dan bermasyarakat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa MUDIKA adalah mereka yang saat ini duduk di kelas III

SLTP sampai dengan SLTA (30%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka kurang

menyadari keberadaan orang-orang muda disekitar yang turut berperan serta dalam

kegiatan MUDIKA yaitu kaum muda yang belum menikah, yang saat ini bekerja atau

kuliah. Selama ini MUDIKA sudah berusaha untuk aktif melibatkan diri dalam kegiatan

yang diadakan di Lingkungan seperti latihan koor, pendalaman iman bersama dengan

orang tua, dan terlibat dalam kegiatan MUDIKA yang diadakan di Lingkungan (28,3%).

Namun di masyarakat, mereka masih terbatas pada kegiatan yang diselenggarakan oleh

karang taruna saja (28,3%). Hal ini menunjukkan bahwa MUDIKA masih berkutat dalam

kegiatan di lingkup gerejawi saja dan kurang melibatkan diri dalam kegiatan me-

masyarakat. Tetapi MUDIKA yang bekerja dan kuliah sudah mengambil bagian keduanya

yaitu baik di Lingkungan maupun di masyarakat.

Keterlibatan dan keaktifan MUDIKA dalam mewujudkan penghayatan iman mereka

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: peranan orang tua dalam mendukung

putera-puterinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya orang tua sudah

memberikan dukungan melalui tindakan mereka yang mendidik kaum muda secara

seimbang sesuai dengan kebutuhan MUDIKA sendiri (30%). Ungkapan di atas

menunjukkan bahwa MUDIKA memerlukan pembinaan sekaligus kepercayaan untuk

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu orang tua juga

memberikan teladan bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga melalui perbuatan

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

77

(26,7%). Hal itu berarti orang tua sungguh melaksanakan apa yang dikatakannya yaitu

terlibat aktif di kegiatan yang diselenggarakan oleh Lingkungan, Gereja maupun

masyarakat. Melalui kesaksian dan teladan hidup yang dibuat oleh orang tua dengan

sendirinya mendorong kaum muda untuk meneladan sikap hidup mereka. Di pihak lain

MUDIKA juga mengalami kendala untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang diadakan

karena mereka masih tergantung sepenuhnya pada orang tua, kurang diberi kepercayaan

dan tanggung jawab (28,3%) sehingga MUDIKA terkesan ragu-ragu untuk mengikuti

kegiatan yang ada, dan memulai kegiatan yang baru terpisah dari orang tua. Hal ini

disebabkan oleh pihak Gereja, yang dalam hal ini menyangkut dewan paroki dan

pengurus Lingkungan yang masih cukup dominan dalam kegiatan keagamaan (28,3%).

Meskipun demikian, pihak Gereja masih memberi dukungan dalam rupa memberikan

kemudahan dalam penggunaan fasilitas yang ada untuk memperlancar kegiatan MUDIKA

(28,3%).

MUDIKA adalah kelompok Muda-mudi Katolik yang menjalankan kegiatan dan

mewujudkan penghayatan imannya dalam lingkup Gereja. Oleh karena itu guna

meningkatkan mutu penghayatan iman mereka, MUDIKA perlu membekali diri dengan

membaca dan merenungkan Sabda Tuhan setiap hari (26,7%). Bagi MUDIKA iman yang

dihayati perlu diwujudkan secara konkrit dalam kehidupan nyata sehari-hari (26,7%).

Namun demikian ada juga MUDIKA yang beranggapan bahwa iman yang dimiliki tidak

perlu diwujudkan secara terang-terangan, sebab melalui kesaksian hidup sehari-hari orang

bisa melihat sejauhmana mereka sudah beriman. Selain itu MUDIKA menyatakan setuju

bahwa perkembangan iman seseorang merupakan tanggung jawab pribadi (35,1%). Hal

ini berarti yang menjadi tanggung jawab utama perkembangan iman seseorang adalah

pribadi yang bersangkutan meskipun disadari bahwa peran serta orang lain juga besar

pengaruhnya.

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

78

MUDIKA adalah pribadi yang dinamis, penuh cita-cita dan harapan serta idealitas

yang tinggi, maka kebutuhan mereka dalam hal pembinaan iman juga besar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa yang dibutuhkan MUDIKA saat ini adalah kegiatan yang

menantang dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi (28,3%).

Hal ini menunjukkan bahwa kaum muda mengharapkan MUDIKA bukan hanya sekedar

wadah untuk kumpul membahas hal-hal yang berbau rohani saja tetapi juga memberikan

solusi terhadap permasalahan yang mereka alami. Di sisi lain MUDIKA juga menyadari

bahwa untuk terlibat aktif dalam kegiatan selalu ada tantangan yang menghalangi, seperti:

perkembangan tehnologi informasi yang semakin maju, kesibukan studi dan kerja serta

kegiatan di komunitas lain yang lebih menarik (28,3%). Penyebab lain yaitu pelaksanaan

kegiatan yang diadakan terlalu lama waktunya dan kadang kurang jelas arahnya sehingga

MUDIKA merasa kegiatan yang ada menyita waktu mereka untuk belajar dan bekerja

(26,7%). Dengan ini responden menyatakan bahwa tidak selamanya kegiatan MUDIKA

mendukung mereka dalam menjalankan tugas studi dan kerja. Ada pun sisi positif yang

ditemukan adalah MUDIKA menyadari bahwa komunikasi dan relasi yang baik di antara

rekan-rekan MUDIKA dapat mempengaruhi minat kaum muda sendiri untuk aktif terlibat

dalam kegiatan MUDIKA yang dilaksanakan (26,7%). Kaum muda juga berpendapat

bahwa terlibat dalam kegiatan MUDIKA memberi dampak positif bagi penghayatan iman

mereka. Akhirnya MUDIKA menyadari bahwa pendampingan bagi kaum muda belum

mencukupi, untuk itu perlu ditingkatkan lagi (30%).

b. Tabel Katekese (N=60)

No Definisi Operasional variabel

No. Item

Pernyataan Frequensi %

1. Kegiatan Pendalaman Iman

18. Dalam mengikuti pendalaman iman yang dilaksanakan seringkali peserta tidak aktif, karena a. tema yang disajikan kurang sesuai

15

25

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

79

dengan minat dan keperluan pesertanya.

b.pesertanya menganggap bahwa pendalaman iman hanya berlaku untuk orang tua saja.

c.proses pendalaman iman kurang menarik dalam penyajiannya.

d. lainnya………

14

16

15

23,3

26,7

25 60 100 19. Yang dialami dan dirasakan setelah

mengikuti pendalaman iman a. biasa saja b.merasa terbantu untuk semakin

mengenal pribadi Yesus dan diriku sehingga memperdalam imanku.

c.merasa terganggu karena mengurangi waktu untuk belajar dan bekerja.

d.merasa tertarik untuk menghadiri pertemuan berikutnya.

14 15

16

15

23,3 25

26,7

25

60 100 20. Kegiatan pendalaman iman yang

menarik a. kegiatan yang dapat membantu

pesertanya untuk semakin terlibat, baik di Lingkungan Gereja maupun

masyarakat. b.kegiatan yang dapat menjawab

kebutuhan para pesertanya. c.kegiatan yang dapat menantang

pesertanya untuk peka menanggapi tantangan zaman yang terus berkembang.

d. kegiatan yang membuat pesertanya menjadi aktif dan kreatif.

14

13

16

17

23,3

21,7

26,7

28,3

60 100 21. Sikap yang anda lakukan dalam

kegiatan pendalaman iman a. duduk manis mendengarkan b.aktif terlibat menanggapi segala

sesuatu yang disampaikan. c. menjawab pertanyaan kalau ditunjuk namanya. d. berani mengusulkan sesuatu yang berguna bagi perkembangan

pendalaman iman selanjutnya.

12 17

14

17

20,1 28,3

23,3

28,3

60 100 22. Menurut anda, pelaksanaan

pendalaman iman yang dibuat menarik a. sangat setuju b. setuju c. tidak setuju d. ragu-ragu

14 12 18 16

23,3 20 30

26,7 60 100 23. Pendalaman iman khusus MUDIKA

dilakukan secara menarik dan kreatif dalam penyampaiannya a. sangat setuju

11

18,3

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

80

b. setuju c. tidak setuju d. lainnya…………….

14 15 20

23,3 25,1 33,3

60 100 2. Kualifikasi

Pendamping 24. Yang anda harapkan dari pendamping

pendalaman iman a.memiliki keterampilan dalam

memimpin pendalaman iman b.berperan aktif dan melibatkan

peserta tanpa pilih kasih. c. mengutamakan kebutuhan dan kepentingan peserta pendalaman

iman. d. lainnya……………….

16

17

14

13

26,7

28,3

23,3

21,7 60 100 25. Sikap yang dimiliki pendamping

pendalaman iman a.bersikap sebagai fasilitator atau

pemudah dalam proses kegiatan b.menguasai tehnik memimpin

pendalaman iman c. terampil berkomunikasi dan berelasi dengan peserta. d. penuh persaudaraan dan melibatkan seluruh peserta untuk bersama-sama

berproses selama pendalaman iman berlangsung.

13

14

18

15

21,7

23,3

30

25

60 100 26. Wawasan yang dimiliki oleh

pendamping pendalaman iman a.memahami seluk beluk tentang

liturgi b.memahami secara mendalam ketujuh

sakramen dalam Gereja dan penerapannya.

c. menyeluruh, dalam arti memahami segala sesuatu yang menyangkut

tentang Gereja, iman dan perwujudannya serta katekese.

d. kurang memadai atau terbatas

16

16

14

14

26,7

26,7

23,3

23,3 60 100 3. Bahan, sarana,

suasana, tema 27. Bahan atau materi pendalaman iman

yang selama ini diberikan a. sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi peserta. b. menyangkut kaum muda, persoalan

dan tantangannya. c.menyangkut permasalahan yang

sedang terjadi di masyarakat. d.sesuai dengan persiapan

pendamping

14

18

14

14

23,3

30,1

23,3

23,3

60 100 28. Sarana yang biasa dipergunakan

selama proses pendalaman iman a. hanya menggunakan Kitab Suci b. menggunakan sarana audio visual

(tape recorder, film, cerita bergambar).

16 14

26,7 23,3

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

81

c. hanya menggunakan pengalaman iman seseorang.

d. lainnya………….

13

17

21,7

28,3 60 100 29. Suasana yang terbentuk selama proses

pendalaman iman berlangsung a. penuh persaudaraan b. menegangkan sehingga terkesan

kaku dan pasif c.santai tetapi serius sehingga

memudahkan peserta untuk terlibat. d. terbuka, yang ditandai dengan saling mendengarkan dan saling

menghargai.

16 16

15

13

26,7 26,7

25

21,6

60 100 30. Tema yang diberikan selama ini sesuai

dengan kebutuhan peserta dan sesuai dengan perkembangan zaman terutama menyangkut permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat a. sangat setuju b. setuju c. tidak setuju d. lainnya………………

13 16 15 16

21,6 26,7 25

26,7 60 100

Katekese adalah proses pendidikan iman, di mana dengan sadar umat beriman

berkumpul untuk mengkomunikasikan pengalaman iman mereka, mengolah serta

mendalaminya dalam perspektif Kitab Suci dan Tradisi Kristiani sehingga dapat

menemukan inspirasi dan semangat baru untuk mewujudkannya dalam hidup bersama di

tengah jemaat dan masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Maka di

dalam proses katekese terdapat interaksi antara pendamping dan peserta; peserta dengan

peserta melalui serangkaian materi, metode, langkah- langkah pelaksanaan, media dan

sarana yang dipakai. Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa pendalaman

iman pada umumnya sudah dilaksanakan oleh masing-masing Lingkungan, namun

prosesnya berbeda-beda. Responden menyatakan bahwa mereka tidak aktif dalam

mengikuti pendalaman iman karena prosesnya kurang menarik dalam penyajiannya

(26,7%). Pendalaman iman yang tidak menarik kemasannya mengakibatkan peserta tidak

berkesan sehingga tidak mendapatkan apa-apa bahkan pengalaman setelah mengikuti

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

82

pendalaman iman justru mengganggu karena mengurangi waktu untuk belajar dan bekerja

(26,7%). Hal ini menunjukkan bahwa proses pendalaman iman memakan waktu yang

lama dan karena pertemuannya digabung antara MUDIKA dan orang tua sehingga bahasa

yang dipergunakan terkadang kurang mengena. Responden menyatakan bahwa

pendalaman iman yang menarik adalah pertemuan yang membuat pesertanya menjadi

aktif dan kreatif (28,3%). Pernyataan ini berarti bahwa proses pendalaman iman yang

menarik dalam kemasannya sangat dibutuhkan dan perlu diusahakan. Pendalaman iman

yang menarik akan membantu proses kelancaran bahan yang telah disiapkan karena

peserta akan menjadi aktif terlibat dalam menanggapi segala sesuatu yang disampaikan

dan berani mengusulkan sesuatu yang berguna bagi perkembangan pendalaman iman

selanjutnya (28,3%). Namun pada kenyataannya belum terlaksana dengan baik, karena

pada umumnya MUDIKA berpendapat bahwa pelaksanaan pendalaman iman belum

dibuat secara menarik (30%). Selain itu MUDIKA juga menyadari bahwa perlu

diadakannya pendalaman iman khusus untuk MUDIKA. Hal ini berdasarkan kenyataan

bahwa belum semuanya Lingkungan menerapkan itu (33,3%). Maka harapan MUDIKA

adalah adanya pendamping yang memiliki kualitas, wawasan yang luas dan mendalam

serta keterampilan dalam mengemas suatu pendalaman iman. Harapan itu terungkap

berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pendamping pendalaman iman

kurang berperan aktif dalam melibatkan peserta tanpa pilih kasih (28,3%). Hal ini terjadi

karena pendamping kurang mengenal pesertanya dengan baik. Selain itu pendamping

hendaknya juga memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dan berelasi dengan peserta

(30%). Para pendamping tidak boleh melupakan kualitas pribadinya sendiri berkaitan

dengan wawasan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan liturgi, ketujuh sakramen

dalam Gereja dan penerapannya serta katekese (26,7%). Wawasan yang dimiliki tersalur

dengan baik apabila pendamping mengetahui apa yang dibutuhkan peserta saat ini.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

83

Bahan/materi pendalaman iman yang disampaikan sudah menyangkut tentang kaum

muda, persoalan dan tantangannya (30,1%). Hal ini terjadi karena pendamping

menggunakan buku panduan yang sudah disiapkan oleh tim komisi-komisi Keuskupan

Agung Semarang (Komisi PSE, Komisi Liturgi, Komisi Kitab Suci, Komisi Kateketik )

seperti: masa APP, Bulan Maria, Bulan Kitab Suci, masa Adven. Guna mendukung

kelancaran bahan yang akan digunakan perlu adanya sarana pendukung yang memadai.

Selama ini sarana yang dipakai bervariasi (28,3%) sesuai dengan kemampuan dan

kebijakan Lingkungan masing-masing. Tema yang disajikan dalam suatu pertemuan

pendalaman iman kiranya tidak boleh diabaikan begitu saja. Tema yang menarik akan

mengundang peserta untuk menghadirinya. Responden menyatakan tema yang

disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta dan sesuai dengan perkembangan

zaman terutama menyangkut permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat (26,7%).

Pendalaman iman dapat berlangsung dengan baik dan lancar apabila didukung oleh

bahan, tema dan sarana pendukung yang saling menunjang sehingga suasana keakraban

dan persaudaraan dapat terjalin. Kenyataannya belum semua Lingkungan

melaksanakannya. Responden menyatakan (26,7%) suasana yang terbentuk selama

pendalaman iman penuh persaudaraan dan ada yang menegangkan sehingga terkesan

kaku dan pasif. Hasil penelitian menyangkut katekese mengungkapkan pentingnya

pendalaman iman yang dikemas secara menarik dan berkualitas. Sebab pendalaman iman

merupakan pertemuan yang dapat membangkitkan antusias mereka dalam berbagi

pengalaman iman sehingga satu sama lain dapat saling mendukung dan meneguhkan.

Harapan itu dapat terwujud jika diimbangi dengan kualifikasi pendamping yang

berkualitas dan memadai sesuai dengan kebutuhan umat setempat. Dengan demikian

selesai mengikuti pendalaman iman, peserta memperoleh kesegaran dan dikuatkan dalam

menjalani hidup sebagai seorang Kristiani.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

84

3. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian

Katekese adalah salah satu usaha Gereja untuk menjawab keprihatinannya yang

paling mendasar yaitu melayani Kerajaan Allah. Maka setiap anggota Gereja tidak

terkecuali kaum mudanya dipanggil untuk bermisi menjadi pewarta kabar kebaikan Allah.

Oleh karena itu di dalam proses kegiatan yang dilakukan hendaknya kaum muda lebih

banyak dilibatkan. Pendalaman iman yang melibatkan kaum muda hendaknya dikemas

sedemikian rupa agar mereka lebih bersemangat dalam mengikutinya terlebih dalam

upaya menumbuhkan iman mereka. Katekese bukan merupakan hal yang mati melainkan

kegiatan Gereja yang terus berkembang sesuai zamannya. Oleh karena itu sarana, metode,

bahan dan cara penyampaiannya hendaknya disesuaikan dengan perkembangan zaman

pula. Dalam penyelenggaraan katekese perlu variasi, baik dari segi tema, sarana, media,

bahan dan cara pendampingan. MUDIKA pada umumnya mengharapkan pendampingan

yang memberi dampak bagi mereka, seperti pendalaman iman yang disampaikan secara

menarik dan kreatif sehingga selesai pertemuan mereka memperoleh semangat baru untuk

menerapkan niat-niat konkrit yang dibuat selama pertemuan. Harapannya katekese

merupakan suatu kegiatan yang selalu ditunggu oleh MUDIKA guna menimba semangat

dan kekuatan baru dalam menjalani hidup sebagai Muda-mudi Katolik. Maka kehadiran

seorang pendamping yang berjiwa muda dan paham tentang katekese serta cara

pengolahannya sangat diharapkan. Pendamping yang kurang memiliki kreativitas dalam

mengemas suatu pendalaman iman juga mempengaruhi minat peserta untuk menghadiri

pertemuan yang diadakan.

Setiap orang yang berkecimpung dalam bidang katekese perlu memperhatikan dua

hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu: dirinya sendiri sebagai pewarta Sabda dan umat

sebagai sidang pendengar. Dalam menyampaikan pewartaannya ia harus yakin bahwa

segala ungkapannya mengalir dari kekayaan rohaninya dan sekaligus dia yakin bahwa

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

85

pewartaannya harus dapat diresapi oleh alam pikiran dari para pendengarnya. Maka

pendamping dalam pengertian ini seharusnya perlu membuat suatu persiapan yang

matang, agar dalam proses katekese sungguh terjadi komunikasi iman yang dialogis,

artinya saling memperhatikan, mendengarkan, menerima dan memberi menuju pertobatan

dan iman yang dewasa. Katekese yang dikemas secara menarik dan menyentuh hati akan

membawa ke suatu pertobatan dan perubahan sikap hidup Kristen yang mendalam (Banyu

Dewa, 1999: 22).

Katekese adalah kegiatan pendalaman iman yang terus berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman. Perkembangan dan tawaran dunia dengan segala daya tariknya

mampu mengalahkan keinginan baik manusia untuk menumbuhkembangkan iman

mereka. Maka pendalaman iman yang dikemas secara menarik kiranya dapat menjadi

budaya tandingan untuk mengatasinya. Oleh karena itu diharapkan para pendamping

MUDIKA selalu mengadakan survey di lapangan tentang kebutuhan mereka saat ini

sehingga bahan dan tema yang disampaikan sungguh aktual, kontekstual dan mengena

pada sasaran. Bagi para pendamping, hendaknya tidak boleh me lupakan pikiran dan

gagasan serta usul-usul yang ada perlu diperhatikan sehingga MUDIKA merasa dihargai,

dimengerti dan dibutuhkan serta dilibatkan secara penuh dalam kegiatan pendalaman

iman guna meningkatkan penghayatan iman mereka. Selain itu juga perlu adanya

kehadiran dan bimbingan secara kontinyu dari para pendamping dalam setiap kegiatan

yang diadakan oleh MUDIKA. Namun bukan berarti semuanya ditangani oleh para orang

tua, melainkan orang tua memberi kepercayaan penuh kepada MUDIKA untuk

menyelenggarakan suatu kegiatan pendalaman iman sendiri. Para orang tua mendukung

melalui hadir bersama mereka, memberi masukan dan dukungan serta memberi fasilitas

yang mereka butuhkan.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

86

Kiranya yang menjadi refleksi penulis berkaitan dengan harapan Keuskupan Agung

Semarang dan KWI. Pada tahun 2004 telah dicanangkan oleh Gereja Indonesia untuk

membangun Habitus baru dalam upaya mencari solusi terhadap permasalahan yang

dialami oleh Negara dan Gereja. Nota Pastoral 2004 bertemakan “Keadaan Publik:

Menuju Habitus Baru Bangsa, Keadilan Sosial Bagi Semua”. Melalui Nota Pastoral

tersebut pihak Gereja membuat suatu pilihan untuk terlibat dalam membangun dan

mewujudkan Habitus Baru bangsa dengan membangun budaya alternatif. Budaya

alternatif bukan sekedar pilihan sosial tetapi pilihan iman yang didasarkan pada Sabda

Yesus di atas bukit, yang menawarkan pola hidup alternatif bagi murid-murid-Nya

(art.17). Dengan demikian, pilihan untuk membangun budaya alterna tif merupakan

pilihan iman untuk mengikuti Yesus yang pada masa hidup-Nya menyerukan dan menjadi

tanda sikap hidup alternatif bagi zamannya. Pilihan ini mempunyai konsekuensi, bahwa

beriman pada masa sekarang bukanlah persoalan individual melulu di hadapan Tuhan

tetapi beriman selalu berdimensi sosial, yaitu menjadi tanda kebaikan Allah di tengah

kehidupan bersama. Dimensi sosial hidup beriman dinyatakan ketika orang berkembang

dalam imannya, maupun orang mewujudkan buah-buah imannya dalam hidup bersama.

Beriman zaman sekarang hanya bermakna bila mampu menyinari persoalan-persoalan

hidup konkrit dalam terang iman. Iman menemukan wujudnya dalam kehidupan bersama,

dalam menjadi tanda pengharapan akan karya Allah di tengah-tengah dunia, menjadi

pelopor dalam pembangunan masyarakat baru.

Masih dalam kaitannya dengan Nota Pastoral di atas, pada tahun 2008, Keuskupan

Agung Semarang juga menghimbau agar kaum muda semakin digiatkan dalam upaya

mengembangkan iman umat melalui keterlibatan kaum muda dalam mendampingi anak

dan remaja. Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang (2008: 44-48) bertemakan

“Melibatkan Anak dan Remaja untuk Pengembangan Umat”. Anak dan remaja tidak lagi

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

87

dipandang sebagai obyek pembinaan tetapi subyek yang berperan serta dalam

pengembangan umat. Oleh karena itu, anak dan remaja diundang untuk mau

mengembangkan iman mereka, terlibat dalam kehidupan menggereja serta berperan

dalam tugas perutusan Gereja sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Kaum

muda juga merupakan subyek aktif dalam pengembangan umat. Banyak kaum muda

terlibat dalam pembinaan iman anak dan remaja. Pembinaan kaum muda diharapkan

mempunyai kesinambungan dengan pembinaan iman anak dan remaja. Salah satu upaya

untuk menjaga kesinambungan pembinaan iman anak dan remaja serta pembinaan kaum

muda ialah dengan melibatkan kaum muda dalam pengembangan iman anak dan remaja.

Diharapkan dengan terlibat dalam pembinaan iman anak dan remaja, kaum muda juga

belajar menghargai anak dan remaja dan melibatkan mereka dalam pengembangan umat.

Kaum muda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keluarga yang adalah basis

hidup beriman, dan generasi penentu masa depan yang dipanggil untuk terlibat dalam

mengembangkan umat. Pendidikan kader dan pelatihan-pelatihan telah banyak dilakukan

agar mereka mampu semakin menumbuhkembangkan paguyuban-paguyuban hidup

beriman yang tanggap. Upaya ini akan semakin bermakna jika disertai dengan

keterlibatan langsung dalam gerak pengembangan umat. Dengan demikian, penetapan

tahun 2008 sebagai tahun dimulainya gerakan anak dan remaja terlibat untuk

pengembangan umat merupakan sarana strategis bagi kaum muda untuk mewujudkan

jiwa misionernya. Kaum muda ditantang untuk ikut ambil bagian dalam derap Gereja

KAS yang secara serius berupaya mengembangkan keterlibatan anak dan remaja untuk

pengembangan umat. Keterlibatan ini sekaligus berguna untuk mempersiapkan situasi

menuju tahun 2009 sebagai tahun kaum muda.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

88

BAB IV

USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN

PRAXIS (SCP) BAGI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO

YOGYAKARTA

Suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan

lancar apabila dipersiapkan dengan matang dan terencana. Para pendamping perlu

membuat suatu program pendampingan. Program merupakan serangkaian kegiatan yang

disusun secara sistematis guna mempermudah pendamping dalam rangka menyusun

kegiatan secara terperinci dan menyeluruh yang dijabarkan sesuai dengan tema yang telah

ditentukan.

Pada bab V ini, penulis akan menguraikan usulan program Katekese Umat dengan

model Shared Christian Praxis (SCP) bagi kaum muda Miliran, Lingkungan Santo

Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki

Baciro Yogyakarta. Judul yang diambil dalam usulan program ini adalah pendalaman

iman yang menarik dan berkualitas guna membantu meningkatkan penghayatan iman

kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta. Uraian dalam bab ini terbagi dalam lima

bagian yaitu latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan tema dan tujuan,

penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan persiapan katekese.

A. Latar Belakang Penyusunan Program

Pendampingan bagi kaum muda merupakan usaha untuk mendampingi para kaum

muda dalam upaya meningkatkan penghayatan iman mereka akan Kristus. Berdasarkan

hasil penelitian sederhana yang penulis lakukan terdapat beberapa permasalahan yang

perlu diperhatikan. Selama ini kaum muda Miliran Lingkungan Santo Andreas,

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

89

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki Baciro

Yogyakarta telah mendapatkan pendampingan namun belum secara maksimal. Hal ini

nampak dalam kegiatan pendalaman iman yang pelaksanaannya masih digabung antara

yang tua dan muda sehingga mereka merasa kurang tersentuh dan tersapa dengan

pelaksanaan pendalaman iman yang selama ini telah dilakukan. Berdasarkan keprihatinan

yang ada, pendamping mengusulkan program pendampingan dengan model yang

diharapkan dapat lebih melibatkan partisipasi kaum muda selama proses pendampingan.

Pendamping memilih model pendampingan katekese dalam bentuk pendalaman iman,

wisata rohani, dan outbound, dengan harapan dapat mengangkat dan mendorong kaum

muda untuk terlibat aktif selama proses pendampingan berlangsung. Pendamping dalam

hal ini hanya berperan sebagai fasilitator. Berikut ini akan diuraikan model Shared

Christian Praxis (SCP) dan bentuk yang akan dipergunakan selama proses

pendampingan.

Kaum muda adalah generasi penerus keberlangsungan Gereja, maka keberadaan

mereka sangat berharga. Keberadaan kaum muda di tengah-tengah umat terkadang kurang

dihargai dan diperhatikan. Hal ini dapat terlihat dalam pelaksanaan pendalaman iman.

Kaum muda lebih banyak diam dan kurang diberi kesempatan untuk membagikan

kekayaan rohani mereka karena kalah dengan orang tua yang dominan dalam kegiatan

pendalaman iman. Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu alternatif katekese

model pengalaman hidup yang menekankan proses berkatekese yang bersifat dialogal dan

partisipatif. Sedangkan menurut Thomas Groome (1997:1) orientasi dari Shared Christian

Praxis (SCP) adalah praksis peserta sebagai subyek yang bebas dan bertanggungjawab.

Lima langkah pokok Shared Christian Praxis (SCP) adalah sebagai berikut:

1. Langkah 0 : Pemusatan aktivitas 2. Langkah I : Mengungkap pengalaman hidup peserta 3. Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

90

4. Langkah III : Menggali pengalaman iman Kristiani 5. Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit 6. Langkah V : Mengusahakan suatu aksi konkrit

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kaum muda melewatkan begitu saja

peristiwa dan pengalaman yang mereka alami dan rasakan. Maka pada pertemuan ini

yang mau ditawarkan adalah pendampingan pendalaman iman dengan bentuk wisata

rohani dan outbound dengan harapan kaum muda terbantu untuk mengungkapkan

pengalaman iman mereka, menggali dan menemukan makna didalamnya. Ada pun

bentuk-bentuk itu adalah sebagai berikut:

1. Wisata Rohani

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memerlukan istirahat setelah bekerja;

demikian pula kaum muda. Kaum muda juga memerlukan suasana santai dalam kegiatan

yang berkaitan dengan memperdalam iman mereka akan Kristus. Salah satu kegiatan itu

adalah wisata rohani. Wisata rohani adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas

pengetahuan sekaligus memperdalam rohani, maka tempat yang dipilih adalah gua Maria.

Harapannya di tempat yang suci itu, kaum muda dapat menimba pengalaman sekaligus

meneladani orang kudus yang ada di dalamnya. Dengan demikian kaum muda terdorong

dan tergerak hatinya untuk mewujudkan penghayatan iman mereka melalui tindakan

nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Outbound

Kaum muda identik dengan suasana gembira, sesuatu yang menyenangkan serta

menantang sehingga mereka terpacu untuk aktif dan kreatif. Menimbang hal tersebut

maka bentuk pendampingan yang dipilih adalah outbound. Outbound dilaksanakan dalam

rangka membuka wawasan kaum muda bahwa alam juga turut berperan serta dalam

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

91

perkembangan iman mereka sehingga alam juga perlu diperlakukan dengan semestinya.

Tujuan outbound dilaksanakan guna membentuk kepribadian kaum muda sehingga

menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan dan perlu disalurkan, baik secara pribadi

maupun kelompok, maka dalam pelaksanaannya outbound menekankan kebersamaan

antar pesertanya. Selain itu outbound juga mengandung unsur pembelajaran yang dikemas

di alam terbuka dan dalam bentuk permainan sehingga kaum muda terdorong untuk

berekspresi dan mudah menangkap maksud serta isi dari berbagai bentuk permainan yang

dilaksanakan. Dengan bentuk outbound, kaum muda tidak merasa sendirian karena lewat

permainan peserta dikondisikan untuk terlibat semuanya tanpa terkecuali, dan

kehadirannya sungguh dibutuhkan oleh sesamanya. Hal tersebut di atas mengandaikan

adanya keterbukaan untuk saling bekerja sama, menerima semua peserta apa adanya.

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan

Sesuai dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani

Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui Katekese maka tema yang

diangkat dalam usulan program ini adalah pendalaman iman yang menarik dan

berkualitas. Tema umum ini dibuat berdasarkan kebutuhan kaum muda Miliran,

Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon

Rasul Paroki Baciro Yogyakarta; sedangkan tujuan pendampingan iman adalah

meningkatkan penghayatan iman Kristiani kaum muda yang terwujud melalui keterlibatan

aktif di Lingkungan, Gereja dan masyarakat.

Tema umum dijabarkan dalam empat judul yaitu: sahabat sejati dalam mencari jati

diri, menjadi MUDIKA yang pantang menyerah, alam adalah bagian dari hidup imanku

dan menyusun rencana kegiatan MUDIKA di masa yang akan datang. Judul pertama

diangkat agar kaum muda menyadari dan menerima siapakah dirinya dan orang lain yang

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

92

ada di sekitarnya sehingga mereka memaknai pentingnya nilai kebersamaan hidup

bersama dengan orang lain sehingga tumbuh kesadaran untuk terlibat dalam kegiatan di

Lingkungan dan masyarakat. Judul kedua diangkat agar kaum muda menyadari bahwa

dalam hidup ini begitu banyak tantangan yang harus dihadapi baik dari dalam maupun

luar diri. Maka sebagai pengikut Kristus, diharapkan kaum muda memiliki sikap pantang

menyerah, tidak mengambil jalan pintas melainkan tetap berusaha seperti Yesus yang

mengalami jatuh dan bangun dalam mewujudkan kehendak Allah namun tidak pernah

menyerah. Dengan demikian kaum muda dapat menemukan nilai-nilai kehidupan yang

telah diperjuangkan oleh Yesus demi keselamatan umat manusia. Judul yang ketiga

diangkat untuk mengajak kaum muda mengenal, memahami, menyadari alam sebagai

bagian dari perkembangan iman mereka sehingga melalui pengalaman nyata hidup sehari-

hari kaum muda terdorong untuk menjaga dan melestarikan alam di sekitarnya.

Sedangkan judul yang keempat diangkat agar kaum muda menyadari bahwa hidup masa

depan perlu direncanakan dengan matang dan sistematis, demikian pula halnya dengan

kegiatan MUDIKA. Harapannya kegiatan MUDIKA bukan hanya sekedar kumpul-

kumpul tetapi merupakan suatu wadah dan sarana penyaluran potensi dan kekayaan

rohani kaum muda serta kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu pelaksanaannya sehingga

ada usaha untuk mengemas kegiatan secara menarik, kreatif dan inovatif.

Tema umum beserta penjabarannya akan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan

berkala. Uraian tema, tujuan, judul serta tujuan pertemuan diuraikan sebagai berikut:

Tema : Pendalaman iman yang menarik dan berkualitas.

Tujuan : Meningkatkan penghayatan iman Kristiani kaum

muda yang terwujud melalui keterlibatan aktif di

Lingkungan, Gereja dan masyarakat.

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

93

Judul pertemuan 1 : Sahabat sejati dalam mencari jati diri

Tujuan : Kaum muda menyadari dan mengungkapkan

dirinya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat agar

MUDIKA memahami pentingnya nilai kebersamaan

hidup bersama orang lain sehingga mereka mampu

terlibat dalam kegiatan di Lingkungan dan

masyarakat.

Judul pertemuan 2 : Menjadi MUDIKA yang pantang menyerah

Tujuan : Kaum muda menyadari dan memahami bahwa

mereka mau berusaha untuk tidak mudah

menyerah, mandiri dan kreatif sehingga mampu

memberikan kesaksian hidup di tengah kaum muda,

Lingkungan dan masyarakat.

Judul pertemuan 3 : Alam adalah bagian dari hidup imanku

Tujuan : Kaum muda menyadari, mengenal, memahami, dan

menghayati alam sebagai bagian dari perkembang-

an iman sehingga mereka termotivasi untuk

menjaga dan melestarikan.

Judul pertemuan 4 : Menyusun rencana kegiatan MUDIKA di masa

yang akan datang.

Tujuan : Kaum muda menyadari perlunya menata hidup

dengan tertib serta merencanakan langkah ke depan

sehingga kegiatan MUDIKA lebih menarik, kreatif

dan inovatif.

C. Penjabaran Program

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

94

C. Penjabaran Program

TEMA : Pendalaman iman yang menarik dan berkualitas. TUJUAN : Meningkatkan penghayatan iman Kristiani kaum muda yang terwujud melalui keterlibatan aktif di Lingkungan,

Gereja dan masyarakat.

NO JUDUL PERTEMUAN

TUJUAN PERTEMUAN

MATERI METODE SARANA SUMBER BAHAN

1 2 3 4 5 6 7 1 Sahabat Sejati

dalam mencari jati diri

ØKaum muda menya- dari dan mengungkap- kan dirinya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat agar MUDIKA memahami pentingnya nilai ke- bersamaan hidup bersa- ma orang lain sehingga mereka mampu terlibat dalam kegiatan di Lingkungan dan masya- rakat

Ø Manusia adalah makhluk sosial yang membu- tuhkan orang lain untuk berkembang Ø Keluarga, Gereja dan

masyarakat adalah tempat untuk bertum- buhkembangnya iman Ø Siapakah aku?

Ø Penyampaian informasi Ø Menyanyi Ø Refleksi Ø Nonton film Ø Dinamika kelompok

ØTeks Kitab Suci Yohanes 15:9-17 “Perintah supaya saling mengasihi”.

ØLCD ØLapTop ØKertas hvs ØSpidol ØTeks lagu ØVCD ØGitar ØLilin ØSalib ØKorek api

Ø Hadiwiyata, A. (1984). Sejenak Bersama Yohanes . Jakarta: Obor. hh. 35 -36. Ø Perhimpunan Pendidikan dan

Pengajaran Kristen PETRA. Tanpa tahun penerbitan. Puji-pujian bagi Tuhan. Kumpulan lagu-lagu yang diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Dewan Pengurus Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristern PETRA. Surabaya. hh. 107 dan 171. Ø Widadaprayitna, YR. (1999).

Kidung Ekaristi. Manuskrip yang berisi kumpulan lagu-lagu untuk kaum muda di Gereja Kota Baru. Yogyakarta. h. 43. Ø Sekretariat Keuskupan Agung

Jakarta. (Ed.). (2002). Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. hh. 49 dan 75. Ø A Blue Sky Studios Production.

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

95

(2002). Ice Age. Lore Forte.

2 Menjadi MUDIKA yang pantang menyerah

ØKaum muda menya- dari dan memahami bahwa mereka mau berusaha untuk tidak mudah menyerah, man- diri, dan kreatif sehing ga mampu memberikan kesaksian hidup di tengah kaum muda, Lingkungan dan masyarakat.

Ø Spiritualitas kaum muda Ø Spiritualitas Gembala

yang baik Ø Menjadi pribadi Kristen

yang dewasa

Ø Sharing Ø Menyanyi Ø Dinamika kelompok Ø Pleno Ø Jalan salib Ø Penyampaian

informasi Ø Refleksi

Ø Teks Yohanes 10:11-15 “Gembala yang baik” Ø Buku renu- ngan

jalan salib Ø Load speaker Ø Kertas Hvs Ø Spidol Ø Teks lagu Ø Gitar Ø Lilin Ø Korek api

Ø Bergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hadiwiyata, Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. Ø Hermanto Riyadi, F. (2005).

Koleksi Aneka Bahan Retret dan Rekoleksi. hh. 62-63 dan 97. Ø Perhimpunan Pendidikan dan

Pengajaran Kristen PETRA. Tanpa tahun penerbitan. Puji-pujian bagi Tuhan. Kumpulan lagu-lagu yang diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Dewan Pengurus Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristern PETRA. Surabaya. h. 112. Ø Karya Kepausan Indonesia (2003).

Kumpulan Lagu Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian. Jakarta: KKI. h. 24. Ø Sekretariat Keuskupan Agung

Jakarta. (Ed.). (2002). Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. hh. 35 dan 38.

3 Alam adalah bagian dari hidup imanku

ØKaum muda menyadari, mengenal, memahami, dan menghayati alam sebagai bagian dari perkembangan iman sehingga mereka termo- tivasi untuk menjaga dan melestarikan.

Ø Manusia mendapat kuasa dan kepercayaan dari Allah untuk meng- olah, menjaga keutuhan semesta Ø Allah menciptakan alam

semesta sungguh baik adanya

Ø Menyanyi Ø Permainan Ø Penyampaian

informasi Ø Penugasan Ø Sharing Ø Pleno Ø Renungan

Ø Teks Kitab Suci Kejadian 1:1-29-2:15 “Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya” Ø Teks lagu Ø Alam Ø Kertas flap Ø Kertas Hvs

Ø Bergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hadiwiyata, Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. Ø Purnawan Kristanto (2000). 77

Permainan Asyik 1. Yogyakarta: Andi. Ø Karya Kepausan Indonesia (2003).

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

96

Ø Spidol Ø Gunting Ø Air Ø Ember Ø Baskom Ø Tali rafia Ø Kain penutup mata Ø Gitar Ø Kacang hijau Ø Pipa Ø Kalung Ø Ikat rambut Ø Gelang Ø Jam tangan Ø Kaos kaki Ø Kipas Ø Tas kain

Kumpulan Lagu Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian. Jakarta: KKI. hh. 41, 67 dan 122.

4 Menyusun rencana kegiatan MUDIKA di masa yang akan datang

ØKaum muda menyadari perlunya menata hidup dengan tertib serta merencanakan langkah ke depan sehingga kegiatan MUDIKA lebih menarik, kreatif dan inovatif.

Ø 10 rahasia menuju sukses Ø Cita-citaku

Ø Penyampaian informasi Ø Menyanyi Ø Permainan Ø Dinamika kelompok Ø sharing

Ø TeksYakobus 2:14-22 “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati” Ø Kertas Hvs Ø Spidol Ø Gunting Ø Tali rafia Ø Isolasi Ø Kertas flap Ø Gitar Ø Bola Ø Uang Ø Buku tulis Ø HP Ø Majalah Ø Teks lagu

Ø Hermanto Riyadi, Ferdinandus (2005). Koleksi Aneka Bahan Retret dan Rekoleksi. hh. 48-50 dan 97-98. Ø Sekretariat Keuskupan Agung

Jakarta. (Ed.). (2002). Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. hh. 33,36 dan 41. Ø Soenarja, A. (1987). Inspirasi

Hidup: Dari Hari ke Hari dalam Terang Alkitab. Yogyakarta: Kanisius. hh. 563-564.

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

97

D. Petunjuk Pelaksanaan Program

Program pendampingan ini dilaksanakan bagi kaum muda Miliran, Lingkungan

Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco, dan Lingkungan Santo Simon Rasul

Paroki Baciro, Yogyakarta yang dikemas dalam bentuk pertemuan berkala. Setiap

pertemuan dilaksanakan dalam waktu kurang lebih dua jam kecuali pendampingan dalam

bentuk outbound dan wisata rohani karena memerlukan waktu yang panjang. Program

yang ditawarkan ini bersifat usulan dan selalu terbuka terhadap masukan yang lebih

menunjang terpenuhinya kebutuhan peserta, artinya waktu pelaksanaan bisa disesuaikan

dengan situasi dan kondisi peserta di lapangan. Judul pertemuan dalam program

pendampingan ini diangkat berdasarkan kebutuhan kaum muda Miliran, Lingkungan

Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco, dan Lingkungan Santo Simon Rasul

Paroki Baciro, Yogyakarta. Program pendampingan ini dilaksanakan oleh penulis secara

langsung namun melibatkan pengurus MUDIKA dan Lingkungan dengan tujuan

memberikan gambaran secara langsung proses pendampingan pendalaman iman dengan

model Shared Christian Praxis (SCP). Selain itu juga menerapkan harapan Keuskupan

Agung Semarang untuk memberdayakan dan melibatkan kaum muda dalam

pengembangan umat, sehingga penulis memilih mendampingi kaum muda secara

langsung.

Kaum muda dalam pelaksanaan program ini dipandang sebagai subyek yang

memiliki kekayaan rohani dan potensi sehingga perlu dibagikan kepada orang lain.

Dengan demikian masing-masing peserta memiliki peran dan tugas yang sama bukan

hanya menjadi penonton atau pendengar setia melainkan terlibat aktif dalam keseluruhan

proses pendalaman iman. Harapannya pendampingan katekese dengan model Shared

Christian Praxis (SCP) dapat membantu usaha kaum muda dalam meningkatkan

penghayatan iman mereka yang terwujud melalui keterlibatan aktif di Lingkungan dan

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

98

masyarakat. Dengan adanya usulan program tersebut, penulis berharap agar kaum muda

yang hadir menjadi terbuka akan bentuk-bentuk pendampingan dan berani mencoba

menggunakannya. Dari empat pertemuan yang disiapkan, ada dua pertemuan yang dapat

dilaksanakan, salah satunya wisata rohani [Lampiran 6: (13)-(14)].

E. Persiapan Pendampingan Katekese:

Berikut ini penulis uraikan persiapan pendalaman iman bagi kaum muda Miliran,

Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco, dan Lingkungan Santo Simon

Rasul, Paroki Baciro Yogyakarta secara keseluruhan. Persiapan untuk langkah I dan II

digabungkan, seperti berikut:

1. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Model Shared Christian Praxis (SCP)

a. Identitas:

1) Pelaksana : Sr. Theresia, SMFA

2) NIM : 041124002

3) Tema : Sahabat sejati dalam mencari jati diri

4) Tujuan : Kaum muda menyadari dan mengungkapkan dirinya

dalam keluarga, Gereja dan masyarakat agar MUDIKA

memahami pentingnya nilai kebersamaan hidup

bersama orang lain sehingga mereka mampu terlibat

dalam kegiatan di Lingkungan dan masyarakat.

5) Peserta : MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan

Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul.

6) Tempat : Lingkungan Andreas, Miliran Timur.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

99

7) Hari / Tanggal : Selasa, 20 Mei 2008

8) Waktu : 10.30-12.30 WIB

9) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

10) Metode : Penyampaian informasi, menyanyi, refleksi, nonton

film, dinamika kelompok.

11) Sarana : Kitab Suci, LCD, LapTop, kertas hvs, spidol, teks lagu,

VCD, gitar, lilin, Salib, korek api.

12) Sumber Bahan : Ø Hadiwiyata, A. (1984). Sejenak Bersama Yohanes.

Jakarta: Obor. hh. 35 -36.

Ø Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen

PETRA. Tanpa tahun penerbitan.. Puji-pujian bagi

Tuhan. Kumpulan lagu- lagu yang diterbitkan untuk

kalangan sendiri oleh Dewan Pengurus Perhimpunan

Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA.

Surabaya. hh. 107 dan 171.

Ø Widadaprayitna, YR. (1999). Kidung Ekaristi.

Manuskrip yang berisi kumpulan lagu- lagu untuk

kaum muda di Gereja Kota Baru. Yogyakarta. h. 43.

Ø Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. (Ed). (2002).

Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk

kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan

Agung Jakarta. hh. 49 dan 75.

Ø A Blue Sky Studios Produc tion. (2002). Ice Age.

Lore Forte.

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

100

b. Pemikiran Dasar

Dalam kenyataan hidup sehari-hari terkadang kita merasa sendirian, tidak

mempunyai teman untuk dijadikan sahabat berbicara, padahal di sekitar kita begitu

banyak manusia yang dapat kita jadikan teman bicara dan berbagi rasa. Hal ini terjadi

karena kita masih menutup diri dan kurang berani memulai untuk membuka diri. Salah

satu ciri manusia adalah makhluk sosial, artinya mereka diciptakan untuk berinteraksi dan

bekerja sama dengan manusia lain. Dengan kata lain tidak ada satu manusia pun yang bisa

dan mampu untuk hidup seorang diri saja. Apalagi dalam kaitannya dengan

perkembangan hidupnya, mereka sangat membutuhkan sentuhan dan masukan dari orang

lain yang telah lebih dahulu bertumbuh dan berkembang. Intinya manusia saling

membutuhkan dan melengkapi, bahkan saling menyempurnakan, baik sebagai komunitas

atau pun kelompok; manusia bersama-sama berusaha menciptakan kedamaian,

kebahagiaan dan kesejahteraan.

Injil Yohanes 15:9-17 menguraikan bagaimana Yesus sebelum menghadap kepada

Bapa-Nya berpesan kepada para murid-Nya,”Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku

telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang

memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau

kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”. Untuk memperoleh dan menjadi

seorang sahabat sejati perlu pengorbanan, baik itu waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan

lain sebagainya. Tidak ada segala sesuatu yang diperoleh tanpa usaha dan kerja keras.

Seperti Yesus sendiri yang rela berkorban hingga wafat di kayu salib demi menunjukkan

kasih-Nya kepada manusia yang dicintai-Nya, demikian pula hendaknya kita. Sebagai

pengikut-Nya sudah layak dan sepantasnya kalau kita dapat berbuat seperti yang telah

Yesus lakukan untuk kita.

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

101

Melalui pertemuan pada siang ini diharapkan, agar kita semua berani mulai untuk

menjadi sahabat bagi orang lain, tanpa memandang agama, suku atau budaya melainkan

menjadi sahabat atas dasar cinta. Maka melalui persahabatan yang kita bangun bersama

dengan orang lain dengan sendirinya kita semakin mampu mengenal jati diri kita yang

sesungguhnya. Dengan demikian kita mulai menyadari akan pentingnya nilai

kebersamaan hidup bersama dengan orang lain sehingga mendorong kita untuk sadar,

peka dan tanggung jawab dalam melibatkan diri terhadap kegiatan yang ada di

Lingkungan maupun masyarakat.

c. Pengembangan Langkah- langkah:

1) Pembukaan:

a) Pengantar

Rekan-rekan muda yang terkasih dalam Yesus Kristus, selamat siang dan selamat

datang dalam acara jumpa kangen bersama dengan MUDIKA Santo Andreas, Santo Don

Bosco dan Santo Simon Rasul. Siang ini kita berkumpul di tempat ini untuk mengenal

dan memahami siapa diriku dan sesamaku bahkan boleh dikatakan siapakah sahabat

sejatiku. Untuk dapat lebih mendalaminya maka diharapkan dari kita semua untuk

terbuka dan rela berbagi pengalaman. Karena dengan memberi dan menerima maka satu

sama lain akan menjadi lebih kaya. Untuk memulai kegiatan kita, mari kita buka dengan

lagu.

b) Lagu Pembukaan: “Hari ini kurasa bahagia” dan “Sungai suka citaku” (Perhimpunan

Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Puji-pujian bagi-

Tuhan, hh. 107 dan 171).

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

102

(1) Hari ini kurasa bahagia

Hari ini kurasa bahagia, berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita, tanpa memandang di antara kita

Bergandengan tangan dalam kasih, dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan

Kau saudaraku…kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita o…o…o Kau saudaraku…kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita

(2) Sungai suka cita-Mu

Sungai suka cita-Mu mengalir dalamku Oh yes…yes…yes…yes Anggur suka cita-Mu melimpah dalamku

Kumenari dan bersuka Puji-Mu di setiap waktu Sebab sungai suka cita-Mu ada dalamku

Mengalir bersama-Mu, bersuka di dalam-Mu Mengikuti-Mu Tuhan dalam kegerakan-Mu Melayani-Mu Tuhan di dalam suka cita-Mu Sbab hanya Tuhan yang membuat suka… citaku penuh

c) Doa Pembukaan

Allah Bapa yang maha baik, syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada-Mu

atas rahmat dan cinta kasih-Mu yang selalu melimpah atas diri kami sehingga pada siang

ini kami boleh berkumpul bersama rekan-rekan mudika tiga Lingkungan. Kami mohon

kepada-Mu, utuslah Roh Kudus-Mu turun ke atas kami, memampukan kami untuk dapat

saling berbagi pengalaman akan cinta yang boleh kami alami bersama Engkau, sesama

dan terlebih sahabat kami. Ajarilah kami untuk memiliki keterbukaan hati untuk saling

berbagi sehingga satu sama lain dapat saling memperkaya. Usirlah perasaan malu, takut

dan cemas dalam diri kami sebab Engkau selalu beserta kami. Doa ini kami haturkan

kepada-Mu dengan perantaraan Yesus, Tuhan dan sahabat sejati kami. Amin.

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

103

2) Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih, sebentar lagi kita akan diajak untuk melihat film “Ice

Age” guna belajar dari mereka, bagaimana usaha dan perjuangan mereka dalam

membentuk sebuah persahabatan yang sejati.

b) Inti sari film Ice Age

Dalam zaman es, hewan-hewan melakukan migrasi untuk mencari tempat yang

lebih aman dan tidak terlalu dingin. Pid adalah seekor Kukang yang pemalas sehingga

setiap tahun selalu ketinggalan untuk pindah; Many adalah seekor gajah besar yang

berkuasa, cuek dan tidak mau direpotkan, sedangkan Diego adalah seekor harimau yang

taat pada pimpinannya dan haus untuk membalas dendam dengan bangsa manusia.

Melalui perjalanan yang panjang, sulit dan melelahkan mereka bertiga tanpa sengaja telah

membentuk sebuah persahabatan yang solid dan tak terpisahkan. Melalui berbagai

tantangan akhirnya mereka menyadari bahwa dalam sebuah persahabatan diperlukan

sebuah pengorbanan dan kesetiaan.

c) Pengungkapan pengalaman hidup peserta dengan pertanyaan penuntun:

(1) Dalam membangun persahabatan sejati, upaya apa saja yang dilakukan oleh tokoh-

tokoh dalam film Ice Age?

(2) Apa saja yang menjadi hambatan dalam menciptakan persahabatan sejati dalam

lingkup MUDIKA? bagaimana solusinya?

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

104

d) Rangkuman

Dalam perjalanan peziarahan hidup ini, kita dibayangi oleh berbagai cita-cita dan

harapan yang mau kita capai. Kita berharap bahwa dalam perjalanan itu dapat menjumpai

orang-orang yang bisa memberi kesejukan hati dan pandangan bagi kita agar semakin

dekat dengan apa yang diharapkan; namun seringkali apa yang kita harapkan tidak sesuai

dengan realita yang ada. Demikian pula dengan cerita dalam Ice Age yang

menggambarkan bagaimana susahnya menyatukan visi dan misi dari ke tiga pribadi yang

sungguh berbeda karakter. Namun melalui peristiwa dan pengalaman yang mereka alami

di sepanjang jalan membuat ketiganya menyadari akan pentingnya suatu pengorbanan,

kesetiaan, terbuka dalam menerima perbedaan itu sehingga mereka mampu membawa

misi mereka yang mulia yaitu menyelamatkan anak manusia dari kebuasan pihak yang

berkuasa yaitu rombongan harimau yang tidak lain adalah kawan Diego sendiri.

Demikian pula dalam menghayati persahabatan yang kita bangun melalui wadah

MUDIKA yang ada di Lingkungan masing-masing. Begitu banyak tantangan dan kendala

yang merintangi terwujudnya suatu kegiatan yang telah direncanakan. Melalui

keterbukaan, kerelaan diri untuk berkorban menyisihkan waktu untuk kegiatan sehingga

menjadikan MUDIKA suatu wadah yang sangat dirindukan untuk berbagi rasa; “Sebab di

mana ada dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, Aku akan hadir di tengah-tengah

mereka”. Di mana ada beberapa MUDIKA yang rela memberikan diri untuk saling

berbagi ide, gagasan, suka-duka dalam kegiatan MUDIKA dengan sendirinya akan

ditemukan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi. Kuncinya ada usaha dan

perjuangan untuk saling mengasihi dan menerima sesama apa adanya tanpa suatu tuntutan

apa pun.

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

105

3) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

a) Lagu selingan: “Keheningan Hati” (Widadaprayitna. Kidung Ekaristi, h. 43).

Di sela hening hati ini, kudengar Sabda-Mu ya Tuhan Menggema lembut dalam kalbu, membuka mata hatiku Kuingin melangkah seturut Sabda-Mu Agar ku selalu dekat dengan-Mu Kan kuwartakan Sabda-Mu Tuhan Ke seluruh penjuru dunia Ajar ku tuk selalu setia, menjadi saksi dan pewarta Hingga di seluruh dunia, memuji-Mu alleluia

b) Pembacaan Sabda Allah dari Injil Yohanes 15:9-17

Peserta yang hadir memperoleh satu lembar teks bacaan yang sudah disiapkan.

Kemudian peserta diminta untuk membaca secara bergiliran. Setelah itu untuk

mengulanginya lagi diminta salah satu peserta untuk membacanya secara perlahan.

Setelah itu masuk dalam kelompok dengan pertanyaan penuntun sebagai berikut :

(1) Apa sih ciri-ciri persahabatan itu?

(2) Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk menjadi sahabat Yesus?

(3) Tugas apa yang diharapkan oleh Yesus untuk anda lakukan sebagai MUDIKA guna

mencapai perkembangan Kerajaan Allah dan terwujudnya persahabatan yang sejati?

c) Lagu selingan: “Jangan lelah” (Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. Kumpulan lagu-

lagu pilihan: Gita Ria, h. 49).

Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan Roh Kudus yang bri kekuatan Yang mengajar dan menopang Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan Yang selalu mencukupkan…atas segalanya Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlobang Menjadi siap dibangun, di atas dasar iman (2x)

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

106

d) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Yohanes 15:9-17 dan menghubungkannya

dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan.

Dalam bacaan Injil yang baru kita dengar bersama, mengajak kita untuk menjadi

seorang sahabat yang produktif. Ayat 9 mengungkapkan,”Seperti Bapa telah mengasihi

Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.”

Kita yang mengakui diri sebagai pengikut Kristus hendaknya juga memiliki sikap hidup

seperti Yesus yaitu selalu tinggal dalam kasih Bapa-Nya. Seperti Yesus yang berinisiatif

untuk mengasihi kita, maka kita juga diharapkan memiliki inisiatif yang sama dalam

mengasihi sesama. Artinya satu sama lain berusaha mengasihi dan memberi masukan

tanpa menunggu siapa dulu yang memulainya melainkan di mulai dari diri sendiri. Dalam

suatu persekutuan yang anggotanya mempunyai macam-macam latar belakang,

keinginan, watak-perangai dan seribu ciri-ciri lainnya, Yesus menunjuk suatu daya

pengikat yaitu “Saling mengasihi”. Dengan adanya sikap saling mengasihi berarti segala

sesuatu dilakukan atas dasar cinta dan bukan pemaksaan. Ayat 14

mengungkapkan,”Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang

Kuperintahkan kepadamu.” Kita sebagai sahabat Yesus di tuntut suatu syarat. Ada pun

syarat untuk menjadi seorang sahabat Yesus adalah mengikuti perintah-Nya;

melaksanakan ajaran dan himbauan-Nya; mengamalkan apa yang dilihat, didengar dan

didapat dari Yesus. Itu semua diwujudkan melalui kesaksian hidup sehari-hari yang

dilandasi cinta kasih. Ayat 16 mengungkapkan,”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi

Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan

menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.” Kita di sebut sahabat Yesus karena Ia sendiri

yang memilih dan memanggil kita sesuai dengan keputusan-Nya. Maka dari pihak kita

sebagai manusia dituntut adanya suatu peran serta untuk berupaya mencari, berusaha

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

107

dengan ikut menghilangkan rintangan dan halangan dari dalam atau luar diri sendiri.

Selain itu juga menciptakan suasana, iklim kehidupan yang memungkinkan kabar

keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus mempunyai bentuk dan wujudnya yang

konkrit. Bila kita bersedia turun tangan berarti kita sudah mewujudkan salah satu

himbauan-Nya yaitu kita berbuah, menghasilkan manfaat yang berguna bagi orang lain.

4) Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit

a) Pengantar

Dalam pembicaraan yang telah kita lalui bersama menunjukkan bahwa kita telah

menemukan berbagai kendala dan kesulitan dalam mengusahakan sebuah persahabatan

yang sejati dalam wadah MUDIKA. Ini berarti bahwa dalam hidup bersama kaum muda

Katolik, kita dihadapkan pada pengalaman kesulitan dan kemudahan dalam menjalin

suatu persahabatan yang dilandasi cinta kasih bukan hanya sekedar suka atau tidak suka.

Dalam Injil Yesus berkata,” Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang

yang memberikan nyawa untuk sahabat-sahabatnya”. Pengorbanan diri yang dilandasi

cinta kasih kiranya perlu menjadi bagian dari hidup kita sebagai pengikut Kristus, sebab

Yesus sendiri telah lebih dahulu berkorban dan mengasihi kita. Dengan menyadari diri,

maka dari pihak pribadi ada upaya untuk berusaha. Melalui perjumpaan dan sharing

bersama teman-teman MUDIKA mengingatkan kita bersama bahwa kita tidak berjuang

seorang diri. Masih banyak tangan-tangan yang rela membantu dan membimbing kita

untuk sampai kepada-Nya.

b) Pertanyaan Penuntun:

(1) Apa arti Sabda Tuhan bagi kehidupanku sebagai orang beriman dan sebagai

MUDIKA?

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

108

(2) Sikap-sikap mana yang perlu kuperbaiki dan kuperbaharui sebagai MUDIKA untuk

mencontoh teladan hidup Yesus yang rela menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabat-

Nya?

c) Rangkuman oleh pemandu

Sebagai MUDIKA, bekerja sama dengan orang lain merupakan syarat utama, sebab

Allah telah memanggil kita bukan untuk hidup sendiri melainkan hidup bersama orang

lain. Maka tidak mengherankan apabila percekcokan dan selisih paham seringkali terjadi

dan tidak dapat dihindari. Namun itu bukan merupakan hal yang serius yang mampu

menggoyahkan iman kita akan Kristus. Perbedaan yang ada di antara MUDIKA

merupakan kesempatan untuk saling memperkaya satu sama lain. Kuncinya adalah

pengertian, keterbukaan yang didasari saling mengasihi sehingga satu sama lain dapat

berkembang bersama.

Yesus melalui perkataan-Nya mau mengingatkan kepada kita agar dalam hidup ini

segala sesuatu dilakukan atas dasar saling mengasihi dan rela berkorban sehingga dalam

kesaksian hidup sehari-hari tidak perlu mempertentangkan perbedaan yang ada melainkan

dengan semangat kasih menggunakan perbedaan untuk saling memperkaya. Apabila

masing-masing pribadi MUDIKA memberi diri dan rela berkorban maka kegiatan yang

ada dapat maju dan berkembang. Melalui keterlibatan, kepekaan dan sikap tanggung

jawab yang dimiliki mendorong masing-masing mudika untuk memberikan yang terbaik

bagi lingkungan. Dengan sendirinya melalui kehadiran dan keterlibatan MUDIKA dalam

setiap kegiatan yang diadakan di Lingkungan, Gereja dan masyarakat dengan sendirinya

Kerajaan Allah semakin nyata terwujud. Berdasarkan pengalaman dikasihi Allah maka

marilah kita bersama-sama berjuang mengalahkan setiap godaan yang dapat merusak

semangat cinta kasih dengan meningkatkan budaya saling mengasihi tanpa pamrih.

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

109

5) Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit

a) Pengantar

Teman-teman MUDIKA yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja bersama-

sama menggali pengalaman hidup rohani dengan bantuan film “Ice Age”. Melalui cerita

yang disajikan kita dapat belajar bagaimana usaha dan perjuangan masing-masing pribadi

dalam mengusahakan terwujudnya persahabatan sejati yang dilandasi sikap “saling

mengasihi”. Dengan saling menerima diri dan orang lain apa adanya membuat suasana

persaudaraan menjadi lebih terbangun.

Melalui Sabda Tuhan yang setiap Minggu kita dengarkan, mengajak kita bersama

untuk tetap bertahan menjunjung kasih yang telah dianugerahkan-Nya bagi kita.

Tantangan zaman semakin menawarkan dan menjanjikan kenikmatan bagi siapa saja

tanpa memandang usia. Hal itu dapat diatasi dengan semangat dan budaya kasih melalui

mengambil hal-hal yang bernilai positif.

b) Membuat niat baru

(1) Niat konkrit apa yang hendak andalakukan sebagai MUDIKA dalam mensikapi Sabda

Tuhan yang telah direnungkan bersama dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-

hari?

(2) Hal-hal apa saja yang perlu diusahakan, baik secara pribadi maupun kelompok dalam

mewujudkan niat-niat tersebut?

Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan niat-niat baru yang

hendak dilakukan setelah pertemuan ini sambil diiringi dengan musik instrumentalia.

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

110

6) Penutup

a) Setelah menentukan niat yang akan dilakukan, masih dalam keadaan hening, lilin

dinyalakan. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan lalu

dilanjutkan dengan doa Bapa Kami.

b) Doa Penutup

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur dan berterima kasih atas rahmat penyertaan-

Mu yang boleh kami alami sepanjang pertemuan ini. Melalui sharing pengalaman dalam

menjalin persahabatan dalam wadah MUDIKA mengajak kami untuk semakin terbuka

menerima perbedaan di antara kami sebagai kekayaan. Selain itu melalui permenungan

Sabda-Mu, kami juga semakin disadarkan untuk mencintai sesama kami apa adanya

seperti Engkau mengasihi dan mencintai kami. Engkau mengharapkan agar kami anak-

anak-Mu saling mengasihi, maka ajarilah kami untuk menghargai pentingnya nilai

kebersamaan hidup bersama dengan orang lain sehingga kami berusaha untuk saling

membagikan apa yang kami miliki tanpa pilih kasih. Dengan demikian berkat rahmat-Mu

kami dimampukan untuk dapat mewujudkan kasih itu melalui keterlibatan kami di

Lingkungan, Gereja maupun masyarakat. Doa ini kami haturkan kepada-Mu sebab

Engkaulah Tuhan dan sahabat kami, hari ini, selalu dan sepanjang masa. Amin.

c) Lagu Penutup : “Jumpa lagi” ( Buku Gita Ria, h. 75).

Lama sudah aku mencari, ketenangan di dalam diri Atau tempat pautan hati, kala ku sendiri Reff: Dikaulah sahabatku, yang lama kucari

Sekarang berjumpa Sahabatku yang baik hati Buatlah hidupku, penuh cinta dan karya

Kini aku sudah bertemu Dikau yang tlah lama kucari Sahabatku yang baik ha ti, jumpa lagi

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

111

2. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan bentuk Wisata Rohani

a. Identitas:

1) Pelaksana : Sr. Theresia, SMFA

2) NIM : 041124002

3) Tema : Menjadi MUDIKA yang pantang menyerah

4) Tujuan : Kaum muda menyadari dan memahami bahwa mereka

mau berusaha untuk tidak mudah menyerah, mandiri

dan kreatif sehingga mampu memberikan kesaksian

hidup di tengah kaum muda, Lingkungan dan

masyarakat.

5) Peserta : MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan

Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul

6) Tempat : Gua Maria Sendang Sono, Kulon Progo

7) Hari / Tanggal : Minggu, 22 Juni 2008

8) Waktu : 08.00 – 14.30 WIB

9) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

10) Metode : Sharing, menyanyi, dinamika kelompok, pleno, jalan

salib, penyampaian informasi, refleksi.

11) Sarana : Kitab Suci, buku renungan, jalan salib, load speaker,

kertas hvs, spidol, teks lagu, gitar, lilin, korek api.

12) Sumber Bahan : ØBergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a).

Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hadiwiyata,

Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah).Yogyakarta:

Kanisius.

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

112

ØHermanto Riyadi, F. (2005). Koleksi Aneka Bahan

Retret dan Rekoleksi. Manuskrip yang berisi

kumpulan Bahan-bahan Retret dan Rekoleksi. Oleh

para Frater SCJ untuk tim pemberi Retret di

Kaliurang: Yogyakarta. hh. 62-63 dan 97.

ØPerhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen

PETRA. Tanpa tahun penerbitan.. Puji-pujian bagi

Tuhan. Kumpulan lagu- lagu yang diterbitkan untuk

kalangan sendiri oleh Dewan Pengurus Perhimpunan

Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA.

Surabaya. hh. 112 dan 113.

ØKarya Kepausan Indonesia. (2003). Kumpulan Lagu

Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian. Jakarta: KKI. h.

24.

ØSekretariat Keuskupan Agung Jakarta. (Ed). (2002).

Kumpulan Lagu- lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk

kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan

Agung Jakarta. hh. 35 dan 38.

b. Pemikiran Dasar

Dalam kenyataan hidup manusia, suasana persaudaraan, kegembiraan, kedamaian

dan sukacita adalah suatu dambaan semua insan di muka bumi ini. Untuk menemukan

situasi seperti di atas merupakan sebuah perjuangan, dan setiap orang berusaha dengan

berbagai upaya untuk melakukannya lewat kelompok persahabatan, pencinta kedamaian,

aktif di kegiatan Gereja, kelompok peziarahan hidup, dll. Mereka bersama-sama

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

113

mempunyai visi dan misi demi sebuah situasi yang teduh dalam kehidupan bersama.

Namun ternyata hal ini tidak mudah untuk dapat dipikirkan, direncanakan dan

dilaksanakan oleh manusia, justru seringkali yang dialami adalah kemalasan, kejenuhan,

ketakutan, kecemasan dan kebingungan.

MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan

Lingkungan Santo Simon Rasul juga mengalami hal yang sama; sebagai kaum muda

Katolik, mereka juga memiliki kesulitan tersendiri. Dalam menempuh peziarahan hidup,

mereka mengalami adanya kendala untuk aktif kembali menghidupkan MUDIKA yang

lama vakum karena kaum tua masih cukup dominan sehingga mudika kurang leluasa

bergerak, juga kurangnya regenerasi. Akibatnya MUDIKA meraba-raba apa yang dapat

mereka lakukan supaya tetap dapat melanjutkan pendampingan iman yang sudah dimulai

oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu MUDIKA mengadakan wisata rohani.

Harapannya melalui jalan salib panjang yang mereka lakukan, dapat menimba kekuatan

dari Yesus sendiri yang mau berusaha melakukan kehendak Bapa-Nya dengan penuh

cinta.

Injil Yohanes 10:11-15 menguraikan bagaimana Yesus menyerahkan nyawa-Nya

bagi domba-domba-Nya. Penyerahan nyawa ini merupakan tindakan pengurbanan Diri

yang total. Selain itu mau menunjukkan bahwa MUDIKA Lingkungan Santo Andreas,

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul tidak mau menyerah

dengan keadaan melainkan mau bangkit lagi. Maka dari pertemuan ini diharapkan peserta

mampu menyadari dan merefleksikan secara mendalam pengorbanan Yesus demi cinta-

Nya yang besar bagi umat manusia. Dengan demikian MUDIKA Lingkungan Santo

Andreas, Lingkungan Santo don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul tidak takut

menderita dan gagal dalam menjalankan kembali kegiatannya, sebab MUDIKA yang

memiliki kepribadian yang dewasa akan selalu berjuang untuk berani diubah dan berubah.

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

114

c. Pengembangan Langkah- langkah:

1) Pembukaan:

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, selamat pagi. Pagi ini kita akan

memulai peziarahan hidup kita bersama dengan Yesus yang menderita di kayu salib.

Teman-teman yang terkasih dalam jalan salib ini, kita mendapat tugas: masing-masing

orang membaca per stasi pemberhentian, sedangkan bagian bawah dibacakan bersama.

Masing-masing orang mendapat buku panduan dengan harapan dapat menyimak dengan

lebih baik. Kemudian selama perjalanan antar stasi kita doakan Bapa Kami dan Salam

Maria. Mari kita ciptakan suasana doa agar kita mampu mendengarkan apa yang

dikendaki Allah dalam diri kita, dan semangat pengorbanan Yesus meresap dalam hati

kita.

b) Lagu Pembukaan: “Allah Peduli” (Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen

PETRA. Puji-pujian bagi Tuhan, h. 113).

Banyak perkara, yang tak dapat aku mengerti Mengapakah harus terjadi, di dalam kehidupan ini Banyak perkara, yang tak dapat aku mengerti

Mengapakah harus terjadi, tanpa Allah peduli Allah mengerti, Allah peduli, segala persoalan yang kita hadapi

Tak akan pernah dibiarkan-Nya, Ku bergumul sendiri, sbab Allah peduli

c) Doa Pembukaan

Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur dan berterima kasih atas anugerah

yang telah Engkau berikan kepada kami berupa rahmat kesehatan, nafas kehidupan serta

cuaca yang sejuk sehingga kami siap memulai hari ini dengan penuh syukur. Pada

kesempatan pagi ini, kami anak-anak-Mu MUDIKA Lingkungan Santo Andreas,

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

115

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul akan mengadakan

jalan salib bersama guna menimba kekuatan dari Putera-Mu sendiri. Maka utuslah Roh

Kudus-Mu menaungi kami agar kami mampu mengarahkan hati dan budi hanya kepada

Allah saja. Kuatkanlah persaudaraan di antara kami sehingga kami bersama-sama

berusaha dan berjuang untuk semakin mengenal Yesus Putera-Mu; dengan demikian kami

semakin mencintai-Mu. Sertailah kami semua dari awal hingga akhir pertemuan sehingga

dapat menemukan nilai-nilai baru untuk memperkaya dan memperkembangkan diri kami

menuju kedewasaan iman. Doa ini kami haturkan kepada-Mu sebab Engkaulah Tuhan

dan junjungan kami. Amin.

2) Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

a) Setelah selesai jalan salib bersama dilanjutkan dengan istirahat dan minum serta snack.

Acara dilanjutkan dengan dinamika kelompok yang terbagi dalam tiga kelompok. Lagu

selingan: “Kasih-Nya seperti sungai” dan “Bertemu dalam kasih-Nya” (Sekretariat

Keuskupan Agung Jakarta. Kumpulan lagu-lagu pilihan: Gita Ria, hh. 28. 35).

(1) Kasih-Nya seperti sungai

Kasih-Nya seperti sungai (2x) Kasih-Nya seperti sungai di hatiku…alleluia Mengalir di waktu susah Mengalir di waktu senang Kasih-Nya seperti sungai di hatiku (kasih diganti damai, cinta, firman)

(2) Bertemu dalam kasih-Nya

Bertemu dalam kasih-Nya Berkumpul dalam anugerah-Nya Bersuka cita semua di dalam rumah Tuhan

Oh, saudaraku dan kau saudariku Tuhan cinta dan mengasihi-Mu

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

116

Mari bersuka cita semua Di dalam rumah Tuhan (2x)

b) Pertanyaan penuntun dalam kelompok:

(1) Apa yang mendorong anda mengikuti ziarah ke Gua Maria Sendang Sono?

(2) Apa yang mendorong anda mau menjadi anggota MUDIKA?

(3) Sebutkan hambatan dan keuntungan yang diperoleh ketika menjadi anggota

MUDIKA!

(4) Usul dan saran untuk kegiatan MUDIKA yang akan datang!

c) Rangkuman

Acara dilanjutkan dengan pleno. Masing-masing kelompok mensharingkan hasil

pembicaraannya dalam kelompok besar kemudian ditanggapi oleh kelompok lain

sehingga saling memperkaya satu sama lain. Setelah semuanya melaporkan, pendamping

merangkum hasilnya.

Teman-teman MUDIKA yang terkasih, kita baru saja mendengar bersama sharing

pengalaman teman-teman berkaitan dengan maksud dan tujuan pergi ke Gua Maria

Sendang Sono: ada yang karena ingin berdoa supaya lulus ujian; semakin akrab dengan

teman-teman MUDIKA Lingkungan; lebih mengenal pribadi Yesus dan Maria secara

lebih dekat, dan lain- lain. Semua itu menggambarkan bahwa masing-masing pribadi

mempunyai maksud dan tujuan bukan hanya sekedar jalan-jalan, dengan demikian

masing-masing pribadi menyadari bahwa MUDIKA adalah sarana dan wadah yang pas

bagi kaum muda untuk mengekspresikan diri. Teman-teman juga menyadari bahwa yang

mendorong anda untuk menjadi anggota MUDIKA adalah untuk menambah teman,

wawasan dan pengalaman; mau berkarya buat Tuhan; berelasi dan berkomunikasi;

melatih berorganisasi dan menciptakan generasi baru. Dengan demikian kegiatan

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

117

MUDIKA menjadi ajang bagi kaum muda untuk mengasah wawasan dan ketrampilan

yang dimiliki. Namun kita juga menyadari bahwa dalam suatu wadah organisasi tentunya

mengalami hambatan dan dukungan dalam menjalankan kegiatan yang sudah terprogram.

Kiranya hambatan yang ada justru semakin menantang para anggotanya untuk kreatif

dalam mencari solusi. Melalui dukungan yang diterima dari berbagai pihak membuat

kaum muda merasa semakin disemangati untuk terus mengembangkan mudika agar

semakin berkualitas. Maka dalam suatu pertemuan MUDIKA perlu adanya usul dan saran

untuk kegiatan yang akan datang supaya kegiatan yang dilaksanakan semakin berkualitas

dan menarik. Hal ini akan berjalan dengan baik kalau di antara MUDIKA sendiri telah

terjalin relasi dan komunikasi; dan ini mengandaikan bahwa antar anggota saling

mengenal satu sama lain, baik itu karakter maupun kemampuan yang dimiliki. Mari kita

belajar dari Yesus sendiri yang sungguh mengenal kita secara dekat; tidak mudah

mengeluh dan pantang menyerah. Yesus bisa melakukan itu semua karena dalam hidup-

Nya, Ia tidak hanya memberi kesaksian dengan kata-kata hampa melainkan melakukan

apa yang dikatakan-Nya. Dengan demikian terdapat keseimbangan antara apa yang

dipikirkan, dikatakan, dilakukan, dihayati dan dihidupi. Kiranya sikap dan teladan hidup

seperti itulah yang perlu kita miliki dan usahakan bersama.

3) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

a) Lagu selingan: “Ada satu sobatku” (Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen

PETRA. Puji-pujian bagi Tuhan, h.112).

Ada satu sobatku yang setia, tak pernah Dia tinggalkan diriku Di waktu aku susah, waktu ku sendirian Dia slalu menemani diriku Nama-Nya Yesus… Nama-Nya Yesus Nama Yesus yang menghibur hatiku (2x)

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

118

b) Pembacaan Sabda Tuhan dari Injil Yohanes 10:11-15 “Gembala yang baik”.

Injil dibacakan oleh salah seorang peserta, kemudian masing-masing peserta hening

sejenak untuk meresapkan Sabda Tuhan. Kemudian masuk dalam kelompok dengan

pertanyaan penuntun:

(1) Ayat mana yang berkesan bagi anda? Jelaskanlah!

(2) Sebagai MUDIKA syarat apa yang harus anda penuhi sebagai seorang gembala yang

baik?

(3) Sikap mana yang hendaknya dilakukan sebagai MUDIKA guna mewujudkan

tercapainya MUDIKA yang pantang menyerah?

c) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Yohanes 10:11-15 dan menghubungkannya

dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan

Ayat 11 mengungkapkan,”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik

memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” Gembala diambil sebagai lambang yang

terkenal di Israel. Di dalam lambang itu diletakkan segala unsur keterlibatan sehidup

semati; rasa tanggung jawab yang tanpa pamrih; mau mempertaruhkan segala demi

keselamatan mereka yang diserahkan kepadanya. Ayat 14 mengungkapkan,” Akulah

gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku

mengenal Aku.” Gembala yang baik adalah gembala yang bekerja dan berjuang: demi

domba-dombanya; melindungi/mengamankan; memelihara domba-dombanya; mengenal

dan di kenal Bapa ; mengenal serta di kenal domba-dombanya.

Demikian pula dengan Yesus. Ia adalah penebus, pembebas dan penyelamat. Ia

mengenal ciptaan-Nya, mengetahui segala sesuatu yang diletakkan pada diri setiap

makhluk dengan pola dan rencana-Nya. Penyerahan nyawa Yesus bagi keselamatan

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

119

manusia merupakan tindakan pengurbanan Diri yang total, tanpa pamrih dan demi

kemuliaan Bapa-Nya. Yesus dapat melaksanakan tugas-Nya di dunia dengan baik karena

Dia selalu tinggal bersama Bapa-Nya. Artinya, Yesus tidak mengandalkan kemampuan

diri sendiri tetapi bersandar pada kasih dan penyelenggaraan Bapa-Nya.

4) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi konkrit peserta

a) Pengantar

Dalam pembicaraan yang telah kita lalui bersama menunjukkan bahwa kita telah

menemukan sikap-sikap mana yang dibuat Yesus dalam penghayatan-Nya sebagai

Gembala yang baik. Sikap Yesus itu mau kita terapkan dalam mengemban tugas sebagai

MUDIKA. Kita menyadari bahwa dalam menjalankan tugas mengalami jatuh dan bangun

dan merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Namun dalam pertemuan ini, Allah

mengingatkan kembali panggilan kita sebagai generasi penerus keberlangsungan Gereja.

Maka menjadi MUDIKA yang pantang menyerah kiranya memberi motivasi bagi kita

bersama untuk mulai sekali lagi.

b) Pertanyaan Penuntun:

(1) Apa makna Yesus sebagai Gembala yang baik bagi kehidupanku sebagai MUDIKA?

(2) Sikap-sikap mana yang perlu kuperbaharui dalam usaha menjadi MUDIKA yang

pantang menyerah?

c) Rangkuman oleh Pemandu

Yesus telah banyak menawarkan nilai-nilai baik yang sangat berguna bagi kita

sebagai MUDIKA. Marilah kita menyadari peran dan tugas yang telah diembankan

kepada kita sehingga semakin berani meninggalkan sesuatu yang kurang mendukung

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

120

usaha dan perkembangan kita untuk menjadi MUDIKA yang pantang menyerah. Maka

upaya yang dapat kita tempuh adalah meningkatkan kerjasama dengan siapa saja yang

dapat membantu perkembangan pribadi kita, dan yang utama adalah menimba kekuatan

dari pada-Nya dengan cara membaca dan merenungkan Sabda Tuhan serta

melaksanakannya dalam kehidupan konkrit sehari-hari.

5) langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja menggali

pengalaman hidup rohani, di mana dalam menjalankan kegiatan MUDIKA kita

mengalami pengalaman suka dan duka. Dengan bantuan jalan salib yang telah kita

lakukan bersama, mengajarkan kita untuk tidak takut menderita dan berkorban. Dari

pengalaman iman penginjil Yohanes, kita dapat memahami bagaimana usaha Yesus untuk

menjadi seorang Gembala yang baik. Yesus selalu menekankan pentingnya rela

menyerahkan nyawa, mengenal serta dikenal oleh domba-dombanya dan mengenal serta

dikenal oleh Bapa. Dari pengalaman Yesus kita juga bisa belajar bagaimana Dia tidak

mementingkan keinginannya sendiri melainkan mengutamakan kehendak Bapa-Nya.

b) Membuat niat baru

(1) Niat-niat apa yang akan anda lakukan untuk menjadi MUDIKA yang pantnag

menyerah?

(2) Hal-hal apa saja yang perlu anda usahakan dalam mewujudkan niat-niat itu?

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja berbagi

pengalaman melalui sharing bersama tentang situasi mudika kita dan mendengarkan

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

121

Sabda Tuhan. Marilah sekarang kita hening sejenak guna mengendapkan semuanya

sambil membuat niat-niat baru secara konkret yang dapat dibuat setelah mengikuti

kegiatan ini.

6) Penutup

a) Setelah selesai merumuskan niat-niat konkrit, lilin dinyalakan. Kemudian dilanjutkan

dengan doa umat secara spontan yang dimulai oleh pendamping kemudian diteruskan

oleh peserta. Akhirnya semua doa yang telah dipanjatkan dipersatukan dengan doa

Bapa Kami sambil bergandengan tangan sebagai tanda bahwa masing-masing peserta

memiliki tanggung jawab untuk saling mendukung dan meneguhkan teman-teman

MUDIKA.

b) Doa Penutup

Allah Bapa yang penuh cinta, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu

karena Engkau telah setia menemani seluruh rangkaian kegiatan kami, dari awal hingga

akhir. Begitu banyak hal yang boleh kami timba dari kesetiaan dan pengorbanan Putera-

Mu Yesus, juga kami telah disegarkan melalui sharing dari teman-teman MUDIKA yang

membuat kami semakin termotivasi untuk bangkit dan mulai sekali lagi. Semoga di hari-

hari mendatang kami masih tetap Kau bimbing untuk berpegang teguh pada Sabda-Mu

sehingga membuat kami tidak mudah menyerah pada situasi melainkan berani berjuang

untuk mandiri dan kreatif dalam memajukan kegiatan mudika kami. Mampukan kami

untuk menjadi saksi-Mu di tengah kaum muda, Lingkungan, Gereja dan masyarakat.

Terpujilah Engkau Tuhanku, hari ini dan sepanjang masa. Amin.

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

122

c) Lagu penutup : “Jalan serta Yesus” (Karya Kepausan Indonesia. Kumpulan lagu anak-

anak: Hatiku Penuh Nyanyian, h. 24).

Jalan serta Yesus Jalan serta-Nya setiap hari Jalan serta Yesus Serta Yesus selamanya

Jalan dalam suka, Jalan dalam duka Jalan serta-Nya setiap hari Jalan dalam suka, Jalan dalam duka Serta Yesus selamanya

3. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan bentuk Outbound

a. Identitas:

1) Pelaksana : Sr. Theresia, SMFA

2) NIM : 041124002

3) Tema : Alam adalah bagian dari hidup imanku

4) Tujuan : Kaum muda menyadari, mengenal, memahami, dan

menghayati alam sebagai bagian dari perkembangan

iman sehingga mereka termotivasi untuk menjaga dan

melestarikan.

5) Peserta : MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan

Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul

6) Tempat : Balai Sinta, Sinduharjo, Sleman.

7) Hari / Tanggal : -

8) Waktu : 08.00 – 17.00 WIB

9) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

10) Metode : Menyanyi, permainan, penyampaian informasi,

penugasan, sharing, pleno, renungan.

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

123

11) Sarana : Kitab Suci, teks lagu, alam, kertas flap, kertas hvs

spidol, gunting, air, ember, baskom, tali rafia, kain

penutup mata, gitar, kacang hijau, pipa, kalung, ikat

rambut, gelang, jam tangan, kaos kaki, kipas, tas kain.

12) Sumber Bahan : ØBergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a).

Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hadiwiyata,

Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah).Yogyakarta:

Kanisius.

Ø Purnawan Kristanto (2000). 77 Permainan Asyik 1.

Yogyakarta: Andi.

ØKarya Kepausan Indonesia (2003). Kumpulan Lagu

Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian. Jakarta: KKI.

hh. 41,67 dan 122.

b. Pemikiran Dasar

Allah menciptakan alam semesta dengan begitu indah dan sempurna; itu semua

diciptakan Allah bagi manusia untuk dinikmati dan demi kesejahteraan manusia. Allah

menciptakan matahari dan bulan; terang dan gelap; cakrawala; lautan dan daratan; hewan

dan tumbuh-tumbuhan. Harapannya semua yang telah diciptakan-Nya dengan baik juga

menghasilkan sesuatu yang baik.

Pada kenyataannya manusia bertindak lain. Manusia dengan sesuka hatinya merusak

alam yang begitu indah demi kepentingan pribadi, padahal manusia tidak bisa hidup tanpa

menjaga keseimbangan antara dirinya dan alam semesta yang ada. Segala sesuatu yang

ada di muka bumi perlu kerja sama, saling menjaga, merawat dan saling menyayangi agar

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

124

dengan demikian semuanya bisa hidup sesuai dengan apa yang dihendaki oleh Bapa

pencipta.

Kitab Kejadian 1:1-2:15 mengisahkan bagaimana Allah menciptakan bumi dan

segala isinya dengan bersabda. Beraneka ragam isi dunia diciptakan-Nya dan yang

terakhir diciptakan adalah manusia; maka meskipun hasil ciptaan yang terakhir tetapi

justru yang paling mulia diantara ciptaan lainnya. Manusia diciptakan menurut gambar

dan rupa Allah, yang berarti manusia diciptakan seperti Allah. Manusia juga diberi kuasa

oleh Allah untuk menjaga, memelihara dan mengolah alam semesta demi kemakmuran

dan kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu sebagai generasi penerus manusia pertama

kita diharapkan dapat melanjutkan tugas itu.

Maka sepanjang hari ini, marilah kita menikmati alam yang ada di hadapan kita

sekarang dengan penuh syukur. Dengan demikian bersama dengan alam, kita akan

sampai kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta dengan begitu indahnya.

c. Pengembangan langkah- langkah:

1) Pembukaan:

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, selamat pagi dan selamat

berjumpa kembali melalui kegiatan MUDIKA kali ini. Tidak seperti biasa, pertemuan

dilakukan di alam yang terbuka. Harapannya kita dapat lepas dari rutinitas harian dan

bersama dengan alam semesta, memuji dan meluhurkan nama-Nya dengan cara

menikmati ciptaan-Nya dengan penuh syukur.

b) Lagu Pembukaan: “Mari kita bersuka ria” (Karya Kepausan Indonesia. Kumpulan

lagu anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian, h. 67).

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

125

Mari kita bersuka ria, Karna ini hari bahagia Kita berkumpul jadi satu, Puji Tuhan semesta alam Tepuk tangan wajah berseri, hilangkanlah hati yang sedih

Bukankah Yesus berkata damai yang dibrikan kita, mari kita bersuka ria c) Doa pembukaan

Allah Bapa yang penuh cinta, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu atas

rahmat kesehatan serta nafas kehidupan yang boleh kami terima pada hari yang baru ini.

Lihatlah kami anak-anak-Mu yang berkumpul di tempat ini untuk bersahabat dengan

alam yang telah Engkau ciptakan dengan begitu indah. Ajarilah kami untuk menghargai

setiap ciptaan-Mu seperti kami menghargai dan mencintai diri kami sendiri sehingga kami

masing-masing terdorong untuk melestarikan alam semesta yang ada disekitar kami.

Bimbinglah dan tuntunlah kami semua agar seluruh rangkaian kegiatan pada hari ini

dapat berjalan dengan baik sesuai rencana dan kehendak-Mu. Doa ini kami haturkan

kehadirat-Mu dengan perantaraan Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

2) Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih, seluruh rangkaian kegiatan kita akan dikemas melalui

permainan dan dalam kelompok. Dengan lagu peserta dibentuk menjadi beberapa

kelompok dengan jumlah anggota 5-10 orang. Kemudian dijelaskan bentuk-bentuk

permainan yang akan dilakukan secara singkat.

b) Pelaksanaan Outbound

(1) Peserta diminta jalan-jalan di sekitar lokasi yang telah ditentukan bersama dengan

anggota kelompoknya. Kemudian sebelum masuk ke stase pertama peserta diminta

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

126

untuk keliling lapangan, dilanjutkan perlombaan antar kelompok dengan bentuk

permainan sebagai berikut:

(2) Stase pertama: peserta diberi potongan pipa sejumlah anggota kelompok dan dua buah

biji kacang hijau. Masing-masing peserta akan membuat barisan panjang dan

kemudian memasukkan dua buah biji kacang hijau ke dalam pipa. Pipa ini akan terus

disambung oleh anggota yang lain sampai pada garis finish yang telah ditentukan.

Kemudian kelompok secara singkat mencatat hasil kegiatan sesuai dengan perintah

yang tertulis dalam kertas yang diberikan bersamaan dengan pipa dan kacang hijau.

(3) Stase kedua : membuat sungai ajaib. Permainan dilakukan dengan cara memindahkan

air yang ada dalam ember ke dalam baskom yang sudah disediakan dengan

menggunakan kedua tangan lalu berantai sampai anggota kelompok yang terakhir.

Setelah bunyi bel kegiatan segera dihentikan kemudian menulis hasil sesuai perintah

yang diberikan.

(4) Stase ketiga: gambar berantai. Peserta dibagikan satu lembar kertas Hvs kemudian

menggambarkan suasana kehidupan sehari-hari. Satu orang satu gambar dan di

bawahnya ditulis nama panggilan. Setelah waktu yang ditentukan habis, kertas digeser

ke peserta berikutnya sampai selesai hingga terbentuklah suatu gambar yang akan

dijelaskan maksudnya.

(5) Stase keempat: berjalan melalui rintangan dengan mata ditutup dengan kain.

Permainan dilakukan dengan cara semua anggota kelompok diikat kaki kanannya dan

ditutup matanya. Setelah itu ketua kelompok memberi instruksi sesuai dengan aturan

permainan menuju tempat yang sudah ditentukan. Anggota kelompok tidak boleh

terpisah atau jatuh.

(6) Stase kelima: pengamatan. Seorang pendamping berlenggang bak peragawati dengan

berpakaian aneh dan menggunakan banyak asesoris, seperti: kalung, ikat rambut,

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

127

gelang, jam tangan, kaos kaki, kipas dari daun, tas kain. Selama beberapa waktu dia

berjalan kesana-kemari dan peserta yang lain mengamati. Kemudian peragawati itu

pergi dan peserta diminta untuk menulis segala sesuatu yang dipakai oleh peragawati

tersebut, seperti: berapa jumlahnya, apa warnanya, tulisan di tasnya, dll.

c) Lagu selingan: “Adakah sukacita” (Karya Kepausan Indonesia. Kumpulan lagu anak-

anak: Hatiku Penuh Nyanyian, h.122).

Adakah sukacita dihatiku, dihatiku, dihatiku Adakah sukacita dihatiku, bersama denganmu

Adakah susu-kaka-cici-tata, dihatiku, dihatiku, dihatiku Adakah susu-kaka-cici-tata, dihatiku, bersama denganmu

Adakah s-u-k-a-c-i-t-a dihatiku, dihatiku, dihatiku Adakah s-u-k-a-c-i-t-a dihatiku, bersama denganmu

d) Pengungkapan pengalaman hidup peserta dengan pertanyaan penuntun:

(1) Sebutkan pengalaman mengesan selama anda mengikuti proses outbound!

(2) Kesulitan/hambatan apa saja yang dialami dalam kelompok selama anda mengikuti

proses outbound?

(3) Cara apa saja yang kelompok pakai untuk mengatasi kesulitan yang dialami?

Peserta berkumpul di tempat yang telah ditentukan kemudian merefleksikan

bersama macam-macam kegiatan yang telah dilakukan dalam kelompok kemudian ditulis

dalam kertas flap lalu digantung pada tempat yang telah disiapkan. Setelah itu

disharingkan dalam kelompok besar.

e) Rangkuman

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja mengadakan

berbagai macam permainan. Tentunya bukan sekedar bermain tetapi ada hikmah yang

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

128

mau dicapai dibalik itu semua. Segala sesuatu yang kelihatan mudah tetapi kalau tidak

dikerjakan dengan hati yang tulus akan menjadi sia-sia; namun seberat apa pun pekerjaan

kalau dikerjakan bersama-sama akan menjadi ringan dan membahagiakan. Oleh karena

itu, mari kita buat suatu budaya baru di mana segala sesuatu yang kelihatan mudah dapat

menjadi guru bagi kita dalam menjalani hidup bersama dengan orang lain. Semakin kita

mengenal orang-orang yang kita ajak kerja sama akan semakin mempermudah pekerjaan

yang akan kita lakukan. Kuncinya adalah keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima kekurangan serta kelebihan sesama dengan apa adanya. Ingat pepatah “Berakit-

rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang

kemudian”. Dengan penyesuaian yang terus menerus dan tentunya perlu perjuangan

akhirnya kita akan mudah masuk ke kehidupan orang lain. Dengan demikian bekerja

sama bersama orang lain mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan. Demikian pula

dengan alam. Kita juga bisa bekerja sama dengan alam. Kalau kita baik dengan alam

dengan sendirinya alam akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita; sebab dari

awal penciptaan, alam diciptakan dan disediakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia.

Kuncinya adalah menggunakan seperlunya dan tidak serakah.

3) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

a) Peserta yang hadir memperoleh satu lembar teks bacaan yang sudah disiapkan.

Kemudian peserta diminta untuk membaca secara bergiliran. Setelah itu untuk

mengulanginya lagi diminta salah satu peserta untuk membacanya secara perlahan.

b) Pembacaan dari Kitab Kejadian 1:1-2:15

Peserta masih dalam kelompok yang sama merenungkan Sabda Tuhan, kemudian

mengerjakan pertanyaan yang telah diberikan, yaitu:

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

129

(1) Ayat mana yang berkesan bagi anda? jelaskan dan berilah contohnya!

(2) Pesan apa yang mau disampaikan bagi anda sebagai MUDIKA?

c) Pendamping memberikan tafsir dari Kitab Kejadian 1:1-2:15 dan menghubungkannya

dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan

Kitab Kejadian mengisahkan bagaimana Allah secara teratur menciptakan bumi dan

segala isinya dengan bersabda. Seluruh kisah penciptaan ditujukan pada penciptaan

manusia. Tempat hunian telah diciptakan lebih dahulu dan disitulah manusia akan tinggal.

Waktu juga telah diciptakan sebagai ukuran; dengan itu manusia dapat mengatur

hidupnya. Pada akhirnya setelah siap semuanya, diciptakanlah laki- laki dan perempuan.

Dengan mengisahkan penciptaan manusia secara lebih rinci dari pada tindakan penciptaan

sebelumnya mau menyatakan bahwa manusia adalah puncak dari seluruh penciptaan.

Selain disediakan tempat tinggal yang nyaman, manusia juga diberi kepercayaan oleh

Allah untuk menguasai seluruh ciptaan, mengusahakan dan memelihara taman itu. Hal ini

mau menunjukkan bahwa Allah menghendaki manusia menjadi pewaris ciptaan untuk

kemudian meneruskannya secara turun temurun sehingga semua manusia tetap dapat

mengalami kesejahteraan dalam hidup mereka; dan alam akan memenuhi kebutuhan

manusia, dengan catatan bahwa manusia juga menjaga, menyayangi dan menghormati

serta melestarikan alam seperti Sang Pencipta-Nya. Dengan demikian terdapat sifat

ketergantungan satu sama lain dalam mempertahankan kehidupan di dunia ini.

4) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi konkrit peserta

a) Kata Pengantar

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

130

Dalam pembicaraan yang telah kita lalui bersama menunjukkan bahwa dalam hidup

keseharian terkadang kita kurang memperlakukan alam semesta dengan semestinya. Kita

secara pribadi masih ada kecenderungan untuk mementingkan keinginan dan kebutuhan

sendiri tanpa memperhitungkan efek bagi generasi berikutnya. Kita juga telah

menemukan bagaimana sikap kita sering tidak sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh

Bapa ketika menciptakan alam semesta dan seisinya. Allah sungguh menghargai hasil

ciptaannya dan memerintah manusia agar menjaganya dengan baik. Kiranya sikap Allah

menjadi acuan bagi kita untuk menghargai alam seperti kita menghargai dan

memperlakukan diri kita sendiri. Maka dengan memahami dan mengenal alam sebagai

bagian dari hidup imanku, berarti kita menghargai Sang Pencipta-Nya. Hal itu bisa kita

mulai dengan memelihara alam di sekitar rumah, lalu Lingkungan di mana kita tumbuh

dan berkembang.

b) Pertanyaan Penuntun

(1) Apa makna kisah penciptaan yang disampaikan melalui Kitab Suci bagi diriku sebaga i

MUDIKA?

(2) Sikap-sikap mana yang perlu diperbaharui dan diperjuangkan sebagai MUDIKA

dalam menghargai alam sebagai bagian dari hidup imanku?

c) Rangkuman oleh pemandu

Sebagai MUDIKA, pertumbuhan iman berkembang seiring dengan bertambahnya

usia dan pengalaman hidup sehari-hari. Seseorang dikatakan dewasa secara iman kalau ia

sungguh menyadari bahwa segala sesuatu yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan

disertai dengan sikap tanggung jawab, sehingga dengan demikian dari pihak pribadi ada

sikap menghargai diri sendiri dan dengan sendirinya juga akan mudah dalam menghargai

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

131

sesama dan alam semesta. Kiranya sikap Allah yang menghargai karya ciptaan-Nya

mengajak kita bersama untuk selalu intropeksi diri, sejauhmana aku sudah menghargai

Allah sebagai pencipta dengan menghargai ciptaan-Nya yang kelihatan?. Dengan

demikian dari hari ke hari ada usaha untuk terus menerus memperbaiki sikap hidup yang

kurang berkenan dihadapan-Nya.

5) Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit

a) Pengantar

Rekan-rekan MUDIKA yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja bersama-

sama menggali pengalaman hidup rohani yang menyangkut penghargaan kita kepada

alam semesta sebagai bagian dari hidup imanku melalui outbound. Dari pengalaman itu

kita diajak untuk menghargai alam semesta, baik secara pribadi maupun kelompok karena

kita menyadari sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam

menumbuhkembangkan iman kita, terlebih dalam menghargai alam semesta yang telah

memenuhi kebutuhan keseharian hidup kita. Dari pengalaman iman penulis Kitab

Kejadian, kita dapat memahami betapa kuasa-Nya Allah yang telah menciptakan segala

sesuatu. Meskipun Dia berkuasa tetapi tetap memberi kebebasan kepada manusia dalam

mengolah alam semesta demi kesejahteraan manusia. Bagi Allah yang terpenting adalah

kebahagiaan manusia bukan kemuliaan Diri-Nya. Akhirnya pengalaman kita sebagai

orang beriman diterangi dengan teladan Allah yang menghargai ciptaan-Nya semakin

memampukan kita bersama untuk tetap tekun berjuang dalam mengusahakan

keberlangsungan hidup ciptaan-Nya melalui menghargai alam semesta yang ada di sekitar

kita.

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

132

6) Membuat niat baru

(1) Niat-niat apa yang hendak anda lakukan sebagai MUDIKA untuk semakin berusaha

menghargai alam sebagai bagian dari hidup iman anda?

(2) Hal-hal apa saja yang perlu anda usahakan dalam mewujudkan niat-niat itu?

Setelah merenungkan Sabda Tuhan dan merefleksikan seluruh proses kegiatan dari

awal sampai akhir, peserta diajak untuk membuat niat-niat konkrit yang dapat dilakukan

untuk melestarikan alam di Lingkungan mereka, baik secara pribadi maupun kelompok.

7) Penutup

a) Setelah menentukan niat yang akan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan doa umat

secara spontan dan disatukan dengan doa Bapa Kami.

b) Doa Penutup

Bapa yang penuh kasih, kembali kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu

atas bimbingan dan penyertaan-Mu dari awal hingga akhir pertemuan ini. Begitu banyak

hal yang boleh kami lihat, alami, dan pelajari bersama dengan teman-teman MUDIKA

dan juga bersama dengan alam semesta yang ada disekitar kami. Semoga melalui

pengalaman hari ini, kami semakin berusaha untuk melestarikan dan mencintai alam

sebagai sahabat dan bagian dari hidup kami. Agar dengan demikian iman kami akan

Dikau semakin maju dan berkembang. Doa ini kami haturkan kepada-Mu, sebab

Engkaulah Tuhan kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

c) Lagu penutup : “Bila kulihat bintang gemerlapan” ( Perhimpunan Pendidikan dan

Pengajaran Kristen PETRA. Puji-pujian bagi Tuhan, h.14).

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

133

Bila kulihat bintang gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar Ya Tuhanku, tak putus aku heran, melihat ciptaan-Mu yang besar Maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar, Kau Allahku Maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar, Kau Allahku

4. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Model Shared Christian Praxis (SCP) a. Identitas:

1) Pelaksana : Sr. Theresia, SMFA

2) NIM : 041124002

3) Tema : Menyusun rencana kegiatan MUDIKA di masa yang

akan datang.

4) Tujuan : Kaum muda menyadari perlunya menata hidup dengan

tertib serta merencanakan langkah ke depan sehingga

kegiatan MUDIKA lebih menarik, kreatif dan inovatif.

5) Peserta : MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan

Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul

6) Tempat : Balai RK Miliran Selatan

7) Hari / Tanggal : -

8) Waktu : 08.00-11.00 WIB

9) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

10) Metode : Penyampaian informasi, menyanyi, permainan, sharing,

dinamika kelompok

11) Sarana : Kitab Suci, kertas hvs, spidol, gunting, tali rafia,

isolasi, kertas flap, gitar, bola, uang, buku tulis, HP,

majalah, teks lagu.

12) Sumber Bahan : ØHermanto Riyadi, F. (2005). Koleksi Aneka Bahan

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

134

Retret dan Rekoleksi. Manuskrip yang berisi

kumpulan Bahan-bahan Retret dan Rekoleksi. Oleh

para Frater SCJ untuk tim pemberi Retret di

Kaliurang: Yogyakarta. hh. 48-50 dan 97-98.

ØSekretariat Keuskupan Agung Jakarta. (Ed). (2002).

Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk

kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan

Agung Jakarta. hh. 33, 36 dan 41.

ØSoenarja, A. (1987). Inspirasi Hidup: Dari Hari ke

Hari dalam Terang Alkitab. Yogyakarta: Kanisius.

hh. 563-564.

b. Pemikiran dasar

Salah satu syarat utama menjadi orang Katolik adalah: beriman kepada Yesus

Kristus. Beriman kepada Kristus berarti menaruh kepercayaan, harapan dan cinta secara

total kepada pribadi-Nya. Maka untuk menjadi anggota Kristus dalam Gereja pun me lalui

proses yang tidak mudah; begitu pula menjadi anggota MUDIKA suatu lingkungan.

Masing-masing anggota di tuntut suatu adanya kerja sama, saling berbagi ide dan saran

demi perkembangan dan kelancaran kegiatan mudika; sebab dengan aktif di kegiatan

MUDIKA berarti kita mewujudnyatakan iman kita akan Kristus.

Yakobus 2:17 mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah

mati; sebab iman akan nampak wujudnya melalui perbuatan hidup sehari-hari. Selain itu

iman bekerja sama dengan perbuatan dan oleh perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Oleh karena itu sungguh disayangkan apabila sebagai pengikut Kristus; perkataan,

pikiran dan perbuatan kita tidak dilandasi oleh iman.

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

135

Dari pertemuan ini kita berharap semakin mampu menyadari dan memahami iman

yang kita miliki dan hidupi sebagai pengikut Kristus, agar dengan demikian kita semakin

berusaha untuk mengenal siapa Yesus secara benar sehingga kehidupan kita juga

menampakkan bahwa kita ini adalah pengikut-Nya.

c. Pengembangan Langkah- langkah:

1) Pembukaan:

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, selamat pagi dan selamat

berjumpa kembali dalam kegiatan MUDIKA ini. Sungguh merupakan suatu kebahagiaan

ketika melihat teman-teman hadir untuk turut serta menyemarakkan kegiatan MUDIKA

kita kali ini. Pada kesempatan ini kita akan bersama-sama menyusun rencana kegiatan ke

depan; maka mulai dari saat ini kita fokuskan perhatian pada MUDIKA kita yang tercinta.

b) Lagu Pembukaan: “Satukanlah hati kami” (Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta.

Kumpulan lagu-lagu pilihan: Gita Ria, hh. 36).

Satukanlah hati kami Tuk memuji dan menyembah Oh Yesus, Tuhan dan Rajaku

Eratkanlah tali kasih Diantara kami semua Oh Yesus, Tuhan dan Rajaku

Bergandengan tangan dalam satu hati Bergandengan tangan dalam satu iman Saling mengasihi diantara kami, Keluarga Kerajaan Allah

c) Doa pembukaan

Allah Yang Maha kasih, kami bersyukur atas kehadiranMu dalam diri kami masing-

masing; terlebih kami bersyukur atas rahmat talenta yang Engkau hadiahkan kepada

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

136

kami. Pada pagi hari ini kami bersama-sama MUDIKA tiga Lingkungan hendak

membicarakan kegiatan MUDIKA yang akan datang. Maka kami mohon, utuslah Roh

Kudus-Mu turun ke atas kami agar kami dimampukan untuk saling berbagi ide demi

perkembangan MUDIKA di masa yang akan datang. Doa ini kami sampaikan kepadaMu

dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

2) Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada session pertama ini teman-

teman diminta untuk mencari benda atau barang yang menarik hati dan berkesan di

seputar ruang pertemuan. Masing-masing orang mencari satu kemudian disharingkan

dalam kelompok. Kelompok akan dibagi sesuai dengan jenis barang atau benda yang anda

dapatkan; sedangkan session kedua, akan disampaikan 10 Rahasia Menuju Sukses.

b) Penyampaian Materi: 10 Rahasia Menuju Sukses.

Dalam kehidupan nyata sehari-hari untuk menuju sukses diperlukan syarat-syarat

seperti berikut:

1. Tantangan Hidup mungkin seperti jalan berbatu-batu. Tantangan bukan menggilas anda menjadi debu melainkan mengasah. Tantangan rutin yang berkesinambungan membentuk pribadi yang teguh, seperti berolah raga membentuk badan.

2. Keyakinan

Keyakinan anda membentuk tindak tanduk sehari-hari. Tindak tanduk menciptakan hasil dan hasil-hasil itu bila direntangkan selama hidup adalah apa yang di sebut takdir.

3. Tujuan dan nilai-nilai Pikiran-pikiran hebat mempunyai tujuan; yang lainnya hanyalah harapan. Tujuan adalah visi dan kekuatan pendorong untuk mencapai hasil-hasil hebat. Nilai-nilai kita merupakan sumber dari mana terbit semua yang kita kehendaki dalam kehidupan. Nilai-nilai kita yang menentukan tentang siapakah diri kita.

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

137

4. Mengatasi ketakutan Kunci mengatasi ketakutan terletak dalam penguasaan keyakinan. Kegagalan dan keberhasilan hanya sekedar sesuatu yang kita buat sendiri. Ketakutan akan kegagalan adalah tidak lain dari jalan pikiran. Ketakutan membunuh daya cipta dan daya khayal. Pejuang sejati adalah seseorang yang mempunyai keberanian untuk bertempur dengan musuh-musuh dalam dirinya sendiri.

5. Sikap Setiap fakta yang kita hadapi tidaklah penting seperti sikap kita menghadapinya, karena itulah yang menentukan keberhasilan atau kegagalan. Sikap positif menciptakan hasil-hasil positif.

6. Fokus Fokus: arahkan di mana suatu benda hendak ditaruh sehingga menimbulkan suatu pemandangan yang terbaik. Bila anda menguasai kemampuan berfokus pada suatu barang, anda akan dapat menguasai barang itu sendiri.

7. Komitmen Komitmen berarti memberi dan memegang kata-kata anda, berusaha sebaik mungkin. Komitmen adalah mengerjakan apa yang anda katakan, terlepas bagaimana perasaan anda hari ini. Bila anda gagal dalam komitmen, lihatlah kembali komitmen itu dan bertanyalah pada diri sendiri “Apa aku berhenti terlalu dini?”.

8. Keinginan Apabila anda mau berhasil, anda harus bertekad untuk benar-benar mau, bukan hanya ingin.

9. Cita-cita Tujuan dari cita-cita adalah memfokuskan perhatian kita. Pikiran tidak akan menggapai ke arah suatu prestasi sebelum dipikirkan secara jelas obyektifitasnya. Bila cita-cita membuat anda berkeringat sedikit maka kemungkinannya adalah benar-benar cita-cita yang bagus yang akan menyita waktu anda. Manusia tidak berencana untuk gagal tetapi manusia gagal untuk berencana.

10. Pilihan

Kemampuan utama yang dimiliki manusia adalah kemampuan untuk memilih. Kita semua mempunyai kemampuan untuk menentukan takdir kita, dari waktu ke waktu dengan memilih. Pilihan untuk hidup bersemangat adalah kesempatan dari waktu ke waktu.

c) Pengungkapan pengalaman hidup peserta dengan pertanyaan penuntun:

(1) Mengapa anda memilih benda tersebut? apa yang menarik / berkesan?

(2) Dari 10 rahasia menuju sukses, bagian mana yang menantang anda sebagai

MUDIKA?

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

138

(3) Apa saja yang menjadi hambatan dalam upaya menuju sukses?bagaimana solusinya?

d) Rangkuman

Teman-teman yang terkasih, dalam hidup ini begitu banyak tawaran dan pilihan

yang harus kita ambil secara bijaksana; artinya tawaran itu kita ambil setelah

memperhitungkan untung dan ruginya bagi perkembangan kepribadian kita, contohnya

seperti dalam permainan tadi. Mengapa memilih benda itu: suka, antik, menarik, lucu,

sesuai dengan selera, dll. Bagaimana mencarinya: bingung karena banyak pilihan, mudah,

harus memilih berganti-ganti, dll. Perasaan sebelum menemukan benda: gelisah, takut,

kecewa, jengkel, sedih, dll. Perasaan setelah menemukan benda: gembira, senang, puas,

bahagia, dll.

Cita-cita juga dapat digambarkan atau diibaratkan seperti memilih benda tadi;

banyak pikiran yang muncul: aku mau ini, aku mau itu; tetapi akhirnya saya harus

memilih satu saja untuk hidup. Saat memilih sudah sulit apalagi saat mengusahakannya.

Memilih sesuatu harus sesuai dengan kemampuan, selera, bakat, kekurangan, kelebihan

agar tidak salah pilih dan menyesal di kemudian hari. Cita-cita kita yang terdekat adalah

menyusun program kerja atau kegiatan MUDIKA. Sebenarnya hanya ada dua pilihan

yaitu segera di mulai atau tinggal menunggu. Segala sesuatu tidak akan pernah dapat

teraih kalau tanpa ada usaha dan keberanian untuk melakukannya. Gagal dalam berjuang

mewujudkan cita-cita merupakan hal yang menyakitkan tetapi bisa menjadi pelajaran

untuk siap dan berhasil dengan baik di kesempatan lain.

Dalam 10 Rahasia menuju sukses dikatakan bahwa bila cita-cita membuat kita

berkeringat sedikit maka kemungkinannya adalah benar-benar cita-cita yang bagus yang

akan menyita waktu kita. Manusia tidak berencana untuk gagal tetapi manusia gagal

untuk berencana. Maka sikap yang perlu kita buat sekarang adalah fokus akan

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

139

komitmen yang telah kita pilih sehingga kegiatan MUDIKA yang kita laksanakan

memiliki arahan yang jelas.

e) Lagu selingan: “Ke bukit Sion” (Karya Kepausan Indonesia. Kumpulan lagu anak-

anak: Hatiku Penuh Nyanyian, h. 112).

Kumendaki ke bukit Sion, kujalani bersama-sama Kumendaki ke bukit Sion, kujalani bergandeng tangan Alleluia...o...alleluia, kujalani bersama-sama Alleluia...o...alleluia, kujalani bergandeng tangan

3) Langkah III: Menggali pengalaman Iman Kristiani

a) Pembacaan Sabda Allah dari Surat Yakobus 2:14-22

Masing-masing peserta dibagi teks Kitab Suci ayat per ayat kemudian dibacakan

secara bergiliran sampai semua mendapat giliran. Kemudian peserta diajak untuk hening

meresapkan kata-kata Kitab Suci sesuai yang dipegangnya. Setelah itu diberi kesempatan

kepada semua peserta untuk mensharingkan pengalamannya sesuai dengan ayat yang

dipegangnya. Pertanyaan penuntun:

(1) Apa komentar anda terhadap teks yang dipegang dan telah anda renungkan?

(2) Bagaimana pendapat anda dengan ungkapan yang terdapat dalam ayat 16, dan apa

yang akan anda lakukan?

b) Pendamping memberikan tafsir dari Surat Yakobus 2:14-22 dan menghubungkannya

dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan.

Cinta adalah suatu kata yang mudah diungkapkan namun sulit untuk dipraktekkan.

Cinta berarti saling memberi dan menerima; ada kerelaan untuk berbagi; menghormati;

mempercayai. Cinta adalah suatu usaha dan tindakan yang mempersatukan dan bekerja

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

140

sama untuk saling mengembangkan. Cinta yang dewasa didasarkan pada sebuah

kepercayaan dan penghargaan. Ini kiranya penting untuk disadari, terlebih bila

menyangkut dasar iman. Mencintai/mengasihi yang bertitik tolak pada pengalaman

merasakan kasih Allah yang begitu besar kepada kita secara pribadi. Dalam kehidupan

sehari-hari orang bisa berkata banyak tentang cinta, mengucapkan kata-kata penghiburan

manis,”Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang” (ayat 16);

tetapi jika tidak disertai dengan perbuatan, maka tidak ada gunanya; bahkan bisa terjadi

itu justru sebuah ungkapan penghinaan karena pernyataan tidak dibarengi dengan

kebenaran dan kesungguhan. Seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman

tanpa perbuatan adalah mati, sebab perbuatanlah yang menjiwai iman. Dengan perbuatan,

iman tidak hanya nampak tetapi bertumbuh dan berkembang juga seperti manusia

bertumbuh dan berkembang dalam kesatuan jiwa-raga, tubuh dan roh saling bekerja sama.

Kalau iman Abraham ditantang untuk mengorbankan puteranya Ishak, ia

menunjukkan sikap imannya dengan cara: keluar berjalan, membawa anak memikul kayu,

membawa sendiri pisau dan api, siap untuk perbuatan. Korban Abraham, pembawa iman

yang pertama, bapa segala orang beriman; itu menunjukkan imannya dengan sikap, segala

tingkah laku dan perbuatannya. Dengan demikian iman bekerja sama dengan perbuatan-

perbuatan seperti jiwa dan raga ; dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna

(ayat 22).

Manusia bertumbuh dan berkembang lewat perbuatannya, melihat, berpikir,

bertindak dengan segala perhitungan serta kekuatan melaksanakan rencananya sampai

selesai. Iman dalam kesatuan dengan perbuatan itulah baru dinamakan iman yang hidup.

Iman tanpa artikulasi yang dinyatakan dalam perbuatan itu ibarat badan tanpa gerak, dan

kalau jantung pun sudah tidak bergerak maka orang itu akan mati. Hidup dinyatakan

dalam gerak, dan gerak diarahkan pada perbuatan nyata yang meningkatkan manusia

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

141

menjadi sempurna. Maka iman mencapai kesempurnaan dalam gerak, langkah dan

dinamika perbuatan yang terarah pada memuji nama Tuhan.

c) Lagu selingan: “Bagaikan bejana” (Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. Kumpulan

lagu-lagu pilihan: Gita Ria, h. 41).

Bagaikan bejana siap dibentuk, demikian hidupku di tangan-Mu Dengan urapan kuasa Roh-Mu, ku dibaharui selalu

Jadikan ku alat dalam rumah--Mu Inilah hidupku di tangan-Mu Bentuklah sturut kehendak-Mu Pakailah sesuai rencana-Mu

Ku mau sperti-Mu Yesus, disempurnakan slalu Dalam segnap jalanku, memuliakan nama-Mu

4) Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi konkrit peserta

a) Pengantar

Dalam pembicaraan yang telah kita lalui bersama menunjukkan bahwa kita telah

menemukan bagaimana sikap kita dalam menyemarakkan kegiatan MUDIKA. Seringkali

kegiatan dilaksanakan tanpa suatu perencanaan yang matang dan sistematis sehingga

kegiatannya menjadi tidak menarik, bahkan menyebabkan kegiatan menajdi timbul

tenggelam. Selain itu kita juga telah mendengar bagaimana Yakobus dalam suratnya

mengkritik para pendengar bahwa iman tidak terlepas dari tindakan nyata sehari-hari.

Maka tidak ada gunanya orang beriman apabila tidak diwujudnyatakan dalam kehidupan

bersama dengan orang lain; sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati. Sebagai

MUDIKA kiranya kritikan Yakobus juga berlaku bagi kita sekaligus mengingatkan

bahwa kita seringkali jatuh dalam ritual perayaan keagamaan dan melupakan yang pokok

yaitu mewujudkan iman yang dihayati melalui keterlibatan di Lingkungan, Gereja dan

masyarakat. Sebab iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-

perbuatan itu iman menjadi sempurna. Maka sebagai pengikut Kristus kita hanya dapat

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

142

menghasilkan buah-buah iman apabila kita selalu mengusahakan waktu, tenaga dan

pikiran untuk menimba kekuatan dari pada-Nya.

b) Pertanyaan penuntun:

(1) Apa makna kritikan yang disampaikan Rasul Yakobus melalui Kitab Suci bagi diriku

sebagai MUDIKA yang beriman?

(2) Sikap-sikap mana yang perlu diperbaharui dan kuperjuangkan sebagai MUDIKA

dalam menyusun rencana kegiatan MUDIKA di masa yang akan datang?

c) Rangkuman oleh Pemandu

Rasul Yakobus telah begitu banyak memberikan contoh dan teladan hidup

bagaimana mewujudkan iman yang dihayati melalui tindakan nyata sehari-hari. Sebagai

MUDIKA, kita menyadari akan kelemahan dan keterbatasan kita dalam mengusahakan

terwujudnya iman yang dihayati karena masih cenderung memiliki sikap idealis dalam

membangun sebuah MUDIKA seperti yang dicita-citakan. Namun kita percaya bahwa

Yesus tidak pernah jemu mengingatkan kita melalui pengalaman hidup sehari-hari, baik

secara pribadi, bersama dalam MUDIKA, keluarga maupun orang lain. Marilah kita

selalu menimba kekuatan dari-Nya yang selalu menyeimbangkan antara perbuatan dan

perkataan.

5) Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit

a) Pengantar

Rekan-rekan muda yang terkasih untuk mewujudkan niat konkret yang akan kita

laksanakan, marilah kita terlebih dahulu mencari hal-hal yang berkaitan dengan suksesnya

kegiatan yang akan kita laksanakan. Peserta diajak masuk kedalam kelompok semula

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

143

untuk menyusun rencana kegiatan konkrit yang bisa dibuat dan dilaksanakan, baik itu

kegiatan jangka pendek maupun panjang kemudian dipresentasikan dengan pertanyaan

penuntun:

(1) Sebutkanlah kelemahan-kelemahan yang ada dalam wadah MUDIKA!

(2) Sebutkanlah kekuatan-kekuatan yang ada dalam wadah MUDIKA!

(3) Sebutkanlah peluang-peluang yang ada dalam wadah MUDIKA!

(4) Sebutkanlah hambatan-hambatan yang ada dalam wadah MUDIKA!

(5) Buatlah dua contoh kegiatan konkrit yang dapat dilaksanakan dalam waktu dekat/

jangka pendek dan satu kegiatan untuk jangka panjang!

b) Pendamping mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang telah dibuat sesuai jangka

waktunya kemudian dibacakan sehingga semua peserta dengan jelas menangkap jenis

kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan keadaan MUDIKA Lingkungannya masing-

masing.

c) Pendamping mengarahkan peserta untuk menelusuri seluruh rangkaian kegiatan dan

memberikan penegasan-penegasan yang perlu. Harapannya selesai pertemuan masing-

masing lingkungan segera dapat melaksanakan program kerja yang sudah dibuat bersama.

6) Penutup

a) Setelah menentukan niat-niat yang akan dilaksanakan, peserta diberi kesempatan untuk

berdoa secara spontan lalu dilanjutkan dengan doa Bapa Kami.

b) Doa Penutup

Allah Bapa yang Maha baik, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu atas

bimbingan dan penyertaan-Mu dari awal hingga akhir pertemuan ini. Kami sangat

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

144

bergembira dan bersukacita karena hari ini kami boleh mensha ringkan pengalaman

tentang kehadiranMu dalam diri kami masing-masing dengan penuh akrab dan

persaudaraan. Melalui permainan, dinamika kelompok, menyusun rencana kegiatan

maupun pada saat sharing secara pribadi, kami menjadi diperkaya satu sama lain. Berkat

FirmanMu kami dikuatkan dan diteguhkan agar kami selalu percaya bahwa Engkau selalu

hadir di setiap waktu dalam hidup kami. Selain itu kami juga merasa di tantang agar iman

yang kami miliki dan hayati selama ini mampu kami wujudkan melalui kehidupan konkrit

dengan cara terlibat dalam MUDIKA, karang taruna, Lingkungan, Gereja dan

masyarakat tempat kami tumbuh dan berkembang. Semoga harapan dan niat-niat baru

yang hendak kami bangun yaitu membuat kegiatan MUDIKA lebih menarik, kreatif dan

inovatif Engkau restui dengan rahmat-Mu. Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan

perantaraan Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

c) Lagu penutup : “Sungguh ku bangga Bapa” (Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta.

Kumpulan lagu-lagu pilihan: Gita Ria, h. 33).

Sungguh kubangga Bapa Punya Allah seperti Engkau Sungguh kubangga Yesus Atas sgala pengorbanan-Mu Tak ingin aku hidup, lepas dari kasih-Mu Kasih-Mu menyelamatkan, dan briku pengharapan

Kini kupersembahkan, apa yang aku miliki Memang tiada berarti, bila dibanding dengan kasih-Mu Namun ku ingin membri, dengan sukacita di hati

Karna kutahu ini, menyenangkan hati-Mu

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

145

BAB V

PENUTUP

Pada bagian terakhir dari penulisan skripsi ini, penulis melihat kembali secara

keseluruhan Bab I-IV dan mencoba mengemukakan beberapa pokok gagasan yang perlu

di perdalam dan di perjelas lagi.

A. Kesimpulan

1. Permasalahan Pokok Berkaitan dengan Kaum Muda

Kaum muda adalah kelompok orang berusia muda yang sedang mengalami proses

pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral dan religius

dengan segala permasalahannya. Maka pendampingan bagi mereka secara terus menerus

dan sesuai dengan kebutuhan mereka sangat diharapkan. Ada pun permasalahan pokok

yang berkaitan dengan kaum muda adalah:

a. Kaum muda kurang di beri kepercayaan untuk aktif terlibat di MUDIKA secara

maksimal karena orang tua masih menganggap bahwa sekolah adalah yang utama,

sedangkan kegiatan MUDIKA hanya sekedar sampingan.

b. Kaum muda masih tergantung sepenuhnya pada orang tua sehingga segala sesuatu

harus dibicarakan dengan orang tua.

c. Kaum muda kurang dilibatkan secara penuh dalam pelaksanaan pendalaman iman.

Dalam arti mereka belum dilibatkan mulai dari perencanaan, penyusunan program,

persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini terjadi karena peran orang tua yang masih

dominan dalam penyelenggaraan pendalaman iman.

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

146

d. Kaum muda membutuhkan suasana, kemasan baru dan kreatif dalam proses

pendampingan sesuai dengan perkembangan zaman melalui penggunaan sarana-sarana

yang bervariasi.

e. Kaum muda perlu menumbuhkan kepercayaan dalam diri masing-masing bahwa

mereka mempunyai potensi untuk mengembangkan diri sebagai salah satu bentuk

perwujudan iman yang dihidupi dan dihayati selama ini.

f. Kaum muda membutuhkan kegiatan yang menantang dan memberikan solusi terhadap

permasalahan yang mereka hadapi.

g. Berbagai tantangan yang disebabkan oleh perkembangan tehnologi informasi yang

semakin maju, kesibukan studi dan kerja serta kegiatan di komunitas lain yang lebih

menarik.

Kenyataan di atas menunjukkan begitu banyak permasalahan yang dialami oleh kaum

muda. Untuk itu diperlukan perhatian yang khusus dan menyeluruh akan keberadaan

mereka. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat kaum muda adalah generasi penerus

keberlangsungan Gereja di masa depan. Untuk itu diperlukan tenaga pendamping yang

berkualitas dan memiliki jiwa muda.

Kaum muda adalah generasi penerus perkembangan Gereja, maka keberadaan mereka

di dalam Gereja baik secara individual maupun kolektif disadari sebagai sumbangan yang

berharga. Mengingat peran dan keberadaannya yang penting MUDIKA hendaknya

didampingi secara terus menerus, utuh dan menyeluruh. Artinya MUDIKA diberi

pendampingan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan mereka.

2. Peranan Orang Tua dan Gereja dalam Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kaum

Muda

Page 167: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

147

Berdasarkan kodratnya, perkawinan terarah pada kelahiran anak. Anak yang telah

dikonsepsi harus dipelihara dan dirawat dengan penuh cinta sehingga anak dapat tumbuh

menjadi manusia yang utuh. Melalui hal ini, orang tua perlu mendidik anak dalam hidup

keimanan. Untuk itu orang tua di tuntut memiliki pengalaman iman yang baik,

menampilkan perilaku hidup yang baik sehingga anak dapat mencontoh perbuatan orang

tuanya (Tim Pusat pendampingan Keluarga Brayat Minulyo, 2007: 22). Demikian pula

orang tua yang aktif terlibat di Lingkungan, Gereja dan masyarakat akan memberikan

kesempatan dan kemudahan serta kepercayaan bagi anak-anaknya untuk aktif terlibat

pula. Hal ini terjadi berdasarkan pengalaman bahwa orang tua yang pada masa mudanya

aktif di organisasi tertentu dengan sendirinya anak-anak juga ikut meneladan sikap hidup

mereka. Orang tua mempunyai prinsip bahwa semakin kita aktif di kegiatan maka kita

akan terdorong untuk lebih serius dalam menjalankan hidup dan tugas yang telah

dipercayakan oleh Allah kepada manusia. Kesadaran seperti inilah yang diperlukan oleh

kaum muda, yaitu orang tua yang memberi teladan bukan hanya dengan kata-kata tetapi

melalui kesaksian hidup nyata.

Gereja adalah kumpulan umat beriman yang dipanggil oleh Allah berkat iman akan

Yesus Kristus. Maka peran Gereja sangat besar dalam mengusahakan peningkatan

penghayatan iman umatnya. Tetapi pada kenyataannya Gereja tetap memiliki

keterbatasan untuk sepenuhnya mengemban tugasnya dalam melayani umat. Gereja sudah

mencoba membuka pintu lebar- lebar bagi kreativitas umat dalam mengekspresikan diri

terutama kaum mudanya. Namun seringkali pula Gereja masih sulit mencari sebuah

bentuk pewartaan yang pas bagi kaum muda agar mereka dapat lebih terlibat aktif. Maka

peran Gereja dalam hal ini adalah mengadakan pembekalan, pelatihan dan pendampingan

bagi para pendamping umat kemudian mengutus mereka untuk terjun langsung

mendampingi umat sesuai dengan kebutuhan peserta yang dilayani. Dengan demikian

Page 168: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

148

iman umat akan menjadi tumbuh dan berkembang dan mereka siap menjadi saksi Kristus

di tengah tengah masyarakat melalui kehidupan dan keterlibatan mereka di lingkungan,

Gereja dan masyarkat.

3. Peranan Pendamping Pendalaman Iman

Pendampingan bagi MUDIKA adalah usaha membantu untuk menyalurkan bakat

dan talenta yang mereka miliki melalui kehadiran dan keterlibatan MUDIKA dalam

kegiatan yang dilaksanakan, baik di tingkat Lingkungan, Gereja maupun masyarakat.

Sebab hanya dalam dan melalui partisipasi yang aktif MUDIKA dapat menyatakan diri

serta menyatukan semua pontensinya dan dengan sendirinya mereka turut serta dalam

membangun dunia sekaligus mempersiapkan diri untuk menata hari esok yang lebih

cerah. Melalui pendampingan diharapkan MUDIKA dapat mengalami dan merasakan

perjumpaan dengan Yesus secara langsung. Dengan demikian pendampingan dapat

membantu MUDIKA dalam usaha menghayati iman mereka akan Kristus dan

mengembangkan nilai-nilai Kristiani yang diwujudkan dalam kesaksian hidup sehari-hari.

Artinya para pendamping iman kaum muda perlu membuka wawasan dalam

melaksanakan model-model pendampingan yang relevan dengan situasi MUDIKA dan

sesuai dengan cita-cita Gereja. Pendampingan yang dimaksud lebih mengarah pada usaha

membantu MUDIKA agar dapat terbuka dalam mengkomunikasikan imannya, kesadaran

untuk menyalurkan potensi-potensi yang dimiliki melalui keterlibatan aktif di lingkungan,

Gereja dan masyarakat. Dengan demikian MUDIKA menjadi pribadi yang peka melihat

kebutuhan, peluang dan kebutuhan masyarakat tempat mereka tinggal sehingga mampu

membekali diri dalam menghadapi perkembangan dan tuntutan zaman yang terus

berkembang. Untuk itu pendamping iman kaum muda perlu mempersiapkan diri secara

matang, terencana, terprogram dan terorganisasi. Artinya pendampingan bukan

Page 169: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

149

dilaksanakan hanya atas dasar persiapan pendamping melainkan perlu melihat kebutuhan

MUDIKA saat ini. Hal ini terjadi dengan pengandaian pendamping memperhatikan tujuan

pokok pendampingan, materi yang akan disampaikan, metode dan tehnik pengolahannya

serta bentuk pendampingan yang akan dilaksanakan.

Katekese adalah proses pendidikan iman, di mana dengan sadar umat beriman

berkumpul untuk mengkomunikasikan pengalaman iman mereka, mengolah serta

mendalaminya dalam perspektif Kitab Suci dan Tradisi Kristiani sehingga dapat

menemukan ilham atau inspirasi dan semangat baru untuk mewujudkannya dalam hidup

bersama di tengah jemaat dan masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Karena iman bersumber pada Yesus Kristus, maka dalam pendampingan iman perlu juga

diuraikan tentang pribadi Yesus secara utuh. Artinya MUDIKA diajak untuk memahami

dan mendalami siapa Yesus, isi Sabda dan ajaran serta karya-Nya; keteladanan hidup-Nya

dalam menderita sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya juga kehadiran-Nya kembali ke

dunia melalui Roh Kudus. Dengan demikian pengetahuan yang disampaikan memberikan

pencerahan sekaligus acuan bagi MUDIKA dalam upaya meningkatkan penghayatan

iman mereka akan Kristus.

Maka pendalaman iman khusus MUDIKA dengan menggunakan bahasa dan cara

mereka, akan mendorong minat MUDIKA untuk hadir dan terlibat didalamnya. Sebab

bagaimana pun juga MUDIKA perlu wadah dan sarana untuk membagikan pengalaman

iman mereka sekaligus sebagai tempat tersalurkannya komunikasi iman secara dialogis

dan partisipatif. Maka diharapkan pendamping pendalaman iman sungguh mengenal,

memahami peserta serta kebutuhannya dan membekali diri dengan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pendampingan iman kaum muda. Dengan demikian pendalaman iman

merupakan suatu kegiatan yang selalu dirindukan dan ditunggu oleh MUDIKA, sekaligus

Page 170: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

150

menjadi wadah dan sarana bagi mereka untuk mengembangkan diri dalam imannya

menuju kedewasaan Kristiani.

B. Saran

1. Saran umum bagi MUDIKA, orang tua, pendamping kaum muda

Pendampingan iman bagi MUDIKA dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila

ada kerjasama antara keduanya. Maka ada beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan

oleh MUDIKA, orang tua, para pendamping iman kaum muda, yaitu:

a. MUDIKA tidak dipandang sebagai obyek pembinaan yang terus menerus dibina dan

dibentuk melainkan sebagai subyek yang turut berperan dalam pengembangan iman

umat. Dengan demikian MUDIKA perlu dilibatkan dalam kegiatan yang dilaksanakan

mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi, karena keterlibatan itu

membantu proses belajar MUDIKA. Untuk itu pendamping perlu mengenal,

memahami latar belakang dan kebutuhan kaum muda serta berjiwa muda.

b. Perlu diadakan pendalaman iman khusus untuk MUDIKA sehingga mempermudah

pendamping dalam mengemas bahan dan penggunaan bahasa serta sarana yang akan

digunakan.

c. MUDIKA secara pribadi semakin berusaha memupuk kepercayaan pada diri sendiri

bahwa mereka memiliki potensi untuk mengembangkan diri.

d. Katekese bukan merupakan hal yang mati melainkan kegiatan Gereja yang terus

berkembang sesuai dengan zamannya. Maka sarana, metode, bahan dan cara

penyampaiannya hendaknya disesuaikan dengan perkembangan zaman.

e. Untuk mendapatkan informasi dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan MUDIKA

maka diperlukan suatu survei lapangan dan pendekatan dengan mereka sehingga bahan

dan metode yang disampaikan mengena pada sasaran.

Page 171: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

151

f. Dalam mengadakan pendampingan secara berkesinambungan hendaknya melibatkan

orang-orang yang terdekat dengan MUDIKA yaitu teman-teman muda, orang tua,

pengurus Lingkungan, Gereja dan masyarakat. Sebab mereka semua secara tidak

langsung turut bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan penghayatan iman

Kristiani bagi MUDIKA

2. Saran khusus bagi Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

a. Dewan Pastoral Paroki berani mengusahakan pendamping yang berkualitas bagi kaum

muda melalui pembekalan dan pelatihan atau kaderisasi menyangkut tentang katekese.

b. Gereja mengadakan pendampingan secara rutin bagi kaum muda, baik yang ada di

Lingkungan maupun paroki sehingga Gereja semakin maju dan berkembang secara

seimbang. Kuncinya menyediakan orang-orang khusus yang berjiwa muda dan

mempunyai kualifikasi sebagai seorang pendamping kaum muda.

Page 172: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

152

DAFTAR PUSTAKA

Banyu Dewa, HS. (1999). Mempersiapkan dan Mengemas Pertemuan Katekese yang

Menarik. Umat Baru, 190, hh. 22-28. Bergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S.

Hadiwiyata, Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah).Yogyakarta: Kanisius. __________. (2002b). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2003). Nota Pastoral: Menghayati

Iman dalam Arus-arus Besar Zaman ini. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2007). Nota Pastoral: Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman.

Muntilan: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. __________. (2008). Nota Pastoral: Melibatkan Anak dan Remaja untuk Pengembangan

Umat. Muntilan: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese (F.X.

Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan 1991).

Hadiwiyata, A. (1984). Sejenak Bersama Yohanes. Jakarta: Obor. Hardjana, A.M. (1993). Penghayatan Agama: Yang Otentik dan Tidak Otentik.

Yogyakarta: Kanisius. Hermanto Riyadi, F. (2005). Koleksi Aneka Bahan Retret dan Rekoleksi. Manuskrip yang

berisi kumpulan Bahan-bahan Retret dan Rekoleksi. Oleh para Frater SCJ untuk tim pemberi Retret di Kaliurang: Yogyakarta.

Huber, Th. (1981). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius. Karya Kepausan Indonesia. (2003). Kumpulan Lagu Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian.

Jakarta: KKI. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi.

Yogyakarta: Kanisius. __________. (2004). Nota Pastoral : Keadaan Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa.

Keadilan Sosial bagi Semua: Pendekatan Sosio-Budaya. Jakarta: Sekretariat Jenderal KWI.

Kongregasi Suci untuk para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum. (Thom Wignyata & Lukas Lege, Penerjemah). Ende: Nusa Indah. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1971).

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. Madya Utama, I. et al. (2002). Dinamika Hidup Beriman: Bunga Rampai Refleksi

Teologis. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E. (1998). Makna Liturgi bagi Kehidupan Sehari-hari: Memahami Liturgi

secara Kontekstual. Yogyakarta: Kanisius. Moleong, L.J. (2007). Dasar Penelitian Kualitatif: Perbedaan antara Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif. (Seri Pastoral No. 393). Yogyakarta: Pusat Pastoral. Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Tanpa tahun penerbitan.. Puji-

pujian bagi Tuhan. Kumpulan lagu- lagu yang diterbitkan untuk kalangan sendiri

Page 173: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

153

oleh Dewan Pengurus Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Surabaya.

Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purnawan Kristanto. (2000). 77 Permainan Asyik 1. Yogyakarta: Andi. Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. (2004).

Manuskrip yang berisi penjelasan tentang Rencana Lima Tahun Gereja Kristus Raja Paroki Baciro Yogyakarta 2003-2008. Disusun dalam rangka persiapan kunjungan Krisma Paroki Baciro, Yogyakarta, Mei 2004.

Ruchiyat, Y. (1981). Membentuk Jemaat. (Seri Pastoral No. 55). Yogyakarta: Pusat Pastoral.

Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. (Ed.). (2002). Kumpulan Lagu-lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta.

Soenarja, A. (1987). Inspirasi Hidup: dari Hari ke Hari dalam Terang Alkitab. Yogyakarta: Kanisius.

Suban, Simon. (Ed.). (1995). Kaum Muda Sebagai Gembala Tradisi dan Nabi Masa Depan. Seri Buku Vox, 40/2, Membangun Manusia Muda. (hh. 88-99). Dalam para Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero Maumere. Arnoldus: Ende.

Sugiyono, (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumarno, Ds., M. (2005). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik

Paroki. Diktat mata kuliah Program Pengalaman Lapangan untuk Mahasiswa semester V, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tangdilintin, Philips. (1981). Menjajaki Arah dan Bentuk Kaderisasi Pembina Kaum Muda. (Seri Pastoral No. 53). Yogyakarta: Pusat Pastoral.

Tim Pusat Pendampingan Keluarga Brayat Minulyo. (2007). Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius.

Trihendradi, Cornelius. (2005). Step by Step SPSS 13: Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae, (Penyelenggaraan Katekese). (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

Widadaprayitna, YR. (1999). Kidung Ekaristi. Manuskrip yang berisi kumpulan lagu- lagu untuk kaum muda di Gereja Kota Baru. Yogyakarta.

Page 174: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

LAMPIRAN

Page 175: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(1)

Lampiran 1: Pengantar Kuesioner Kepada yang terkasih:

Teman-teman MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta.

Di tempat Syaloom , Rekan- rekan muda yang terkasih dalam Yesus Kristus, selama ini anda telah berupaya menghidupi dan menghayati iman akan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sehubungan dengan adanya tugas penelitian dalam rangka skripsi, maka pada kesempatan ini saya memohon kesediaan dari rekan-rekan muda untuk mengisi kuesioner sesuai dengan pengalaman hidup sehari-hari dalam meningkatkan penghayatan iman. Jawaban rekan-rekan merupakan sesuatu yang berharga bagi saya dalam penyusunan skripsi ini. Ada pun judul skripsi yang saya tulis yaitu “Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, Melalui Katekese”. Saya secara pribadi berharap, semoga skripsi ini berguna bagi MUDIKA se-Miliran dalam upaya meningkatkan penghayatan iman melalui pendampingan katekese yang dilakukan secara khusus untuk kaum muda dan bagi pribadi dalam upaya mengenal kehidupan kaum muda Katolik. Akhirnya dengan penuh syukur dan suka cita, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam atas perhatian, kesediaan dan kerjasamanya dalam mengisi kuesioner ini. Tuhan memberkati anda ! Yogyakarta, 10 April 2008 Salam kasih persaudaraan,

( Sr. Theresia Tincerustina, SMFA )

Page 176: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(2)

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner 1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang ada. 2. Lingkarilah pernyataan yang ada sesuai dengan pengalaman anda. Jawablah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pengalaman anda. 1. MUDIKA menurut pendapatku adalah mereka

a. Yang saat ini duduk di kelas III SLTP sampai dengan SLTA b. Umur 15-40 tahun / belum menikah dan berjiwa muda c. Yang menjadi tulang punggung perkembangan Gereja d. Lainnya……………

2. Peranan orang tua terhadap perkembangan iman anda sebagai kaum muda a. Mendukung kaum muda untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang positif b. Mendidik kaum muda secara seimbang sesuai kebutuhan mereka c. Mendukung kaum muda terlibat di Lingkungan Gereja d. Lainnya ……………

3. Hambatan yang anda hadapi sebagai kaum muda dalam lingkup keluarga a. Masih tergantung sepenuhnya pada orang tua b. Kurang diberi kepercayaan dan tanggung jawab c. Kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua d. Lainnya …………..

4. Hambatan yang anda hadapi sebagai kaum muda dalam lingkup Gereja a. Komunikasi yang tidak searah / atas-bawah b. Pengurus Lingkungan kurang memberi perhatian c. Kaum tua yang dominan dalam kegiatan keagamaan d. Kurang diberi kepercayaan dan kesempatan untuk mandiri

5. Dukungan yang anda peroleh dari keluarga a. Diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan di Lingkungan dan masyarakat b. Orang tua memberi teladan bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan

perbuatan c. Orang tua selalu mengingkatkan kalau ada kegiatan yang dilaksanakan d. Relasi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak

6. Dukungan yang anda peroleh dalam lingkup Gereja a. Diberi kesempatan untuk mengadakan kegiatan keagamaan yang membantu

penghayatan iman b. Didampingi secara langsung c. Memberikan kemudahan dalam hal fasilitas yang akan digunakan d. Memberikan dukungan dalam hal finansial

7. Yang anda butuhkan sebagai kaum muda saat ini a. Kepercayaan untuk melakukan kegiatan tanpa campur tangan sepenuhnya

dari orang tua / pendampingan seperlunya saja b. Pendampingan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan kaum muda

Page 177: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(3)

c. Kegiatan yang menantang dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi kaum muda

d. Kegiatan yang membuat kaum muda aktif dan kreatif untuk meneruskan pembinaan iman yang telah dimulai

8. Tantangan yang anda hadapi sebagai kaum muda yang mempengaruhi keterlibatan dalam kegiatan MUDIKA Lingkungan a. Perkembangan tehnologi informasi yang semakin maju b. Kesibukan studi dan kerja c. Kegiatan di komunitas lain yang lebih menarik d. Lainnya …………..

9. Menurut anda kegiatan MUDIKA mengurangi waktu belajar dan kesempatan kerja a. Setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Lainnya ……….

10. Komunikasi dan relasi yang baik diantara rekan-rekan MUDIKA mempengaruhi minat anda untuk aktif terlibat dalam kegiatan MUDIKA yang dilaksanakan a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Lainnya …………

11. Menurut anda , terlibat dalam kegiatan MUDIKA memberi dampak positif bagi penghayatan iman anda a. Setuju b. Tidak setuju c. Selalu d. Lainnya …………..

12. Kegiatan yang pernah diikuti di Lingkungan a. Latihan koor b. Terlibat dalam kegiatan MUDIKA Lingkungan c. Menghadiri pendalaman iman Lingkungan bersama orang tua d. Lainnya …………..

13. Kegiatan yang pernah diikuti di lingkungan masyarakat a. Kerja bakti membersihkan kampung b. Membantu tetangga yang memiliki hajat c. Mengikuti kegiatan karang taruna d. Lainnya …………………

14. Kegiatan yang anda lakukan untuk meningkatkan penghayatan iman pribadi a. Membaca dan merenungkan Sabda Tuhan setiap hari b. Terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan penghayatan iman c. Berdoa setiap hari d. Saling membagikan pengalaman iman dengan orang lain

15. Iman yang diyakini perlu diwujudkan dengan perbuatan konkrit a. Sangat setuju b. Setuju

Page 178: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(4)

c. Tidak setuju d. Ragu-ragu

16. Perkembangan iman seseorang merupakan tanggung jawab pribadi a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Lainnya ………..

17. Pendampingan iman bagi kaum muda selama ini sudah cukup baik a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Lainnya …………

18. Dalam mengikuti pendalaman iman yang dilaksanakan seringkali peserta tidak aktif, karena : a. Tema yang disajikan kurang sesuai dengan minat dan keperluan pesertanya b. Pesertanya menganggap bahwa pendalaman iman hanya berlaku untuk orang

tua saja c. Proses pendalaman iman kurang menarik dalam penyajiannya d. Lainnya ………….

19. Yang dialami dan dirasakan setelah mengikuti pendalaman iman a. Biasa saja b. Merasa terbantu untuk semakin mengenal pribadi Yesus dan diriku sehingga

memperdalam imanku c. Merasa terganggu karena mengurangi waktu untuk belajar dan bekerja d. Merasa tertarik untuk menghadiri pertemuan berikutnya

20. Kegiatan Pendalaman Iman yang menarik …. a. Kegiatan yang dapat membantu pesertanya untuk semakin terlibat baik di

lingkungan Gereja maupun masyarakat b. Kegiatan yang dapat menjawab kebutuhan para pesertanya c. Kegiatan yang dapat menantang pesertanya untuk peka menanggapi

tantangan zaman yang terus berkembang d. Kegiatan yang membuat pesertanya menjadi aktif dan kreatif

21. Sikap yang anda lakukan dalam kegiatan pendalaman iman a. Duduk manis mendengarkan b. Aktif terlibat menanggapi segala sesuatu yang disampaikan c. Menjawab pertanyaan kalau ditunjuk namanya d. Berani mengusulkan sesuatu yang berguna bagi perkembangan pendalaman

iman selanjutnya 22. Menurut anda, pelaksanaan pendalaman iman yang dibuat menarik

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Ragu-ragu

23. Pendalaman iman khusus MUDIKA dilakukan secara menarik dan kreatif dalam penyampaiannya a. Sangat setuju

Page 179: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(5)

b. Setuju c. Tidak setuju d. Lainnya …………

24. Yang anda harapkan dari pendamping pendalaman iman a. Memiliki ketrampilan dalam memimpin pendalaman iman b. Berperan aktif dan melibatkan peserta tanpa pilih kasih c. Mengutamakan kebutuhan dan kepentingan peserta pendalaman iman d. Lainnya …………………….

25. Sikap yang dimiliki pendamping pendalaman iman a. Bersikap sebagai fasilitator / pemudah dalam proses kegiatan b. Menguasai tehnik memimpin pendalaman iman c. Terampil berkomunikasi dan berelasi dengan peserta d. Penuh persaudaraan dan melibatkan seluruh peserta untuk bersama-sama

berproses selama pendalaman iman berlangsung 26. Wawasan yang dimiliki oleh pendamping pendalaman iman

a. Memahami seluk beluk tentang liturgi b. Memamahi secara mendalam ketujuh sakramen dalam Gereja dan

penerapannya c. Menyeluruh, dalam arti memahami segala sesuatu yang menyangkut tentang

Gereja, iman dan perwujudannya serta katekese d. Kurang memadai / terbatas

27. Bahan atau materi pendalaman iman yang selama ini diberikan a. Sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi peserta b. Menyangkut kaum muda, persoalan dan tantangannya c. Menyangkut permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat d. Sesuai dengan persiapan pendamping

28. Sarana yang biasa dipergunakan selama proses pendalaman iman a. Hanya menggunakan Kitab Suci b. Menggunakan sarana audio visual (tape recorder, film, cerita bergambar) c. Pengalaman iman seseorang d. Lainnya ……….

29. Suasana yang terbentuk selama proses pendalaman iman berlangsung a. Penuh persaudaraan b. Menegangkan sehingga terkesan kaku dan pasif c. Santai tetapi serius sehingga memudahkan peserta untuk terlibat d. Terbuka, yang ditandai dengan saling mendengarkan dan saling menghargai

30. Tema yang diberikan selama ini sesuai dengan kebutuhan peserta dan sesuai dengan perkembangan zaman terutama menyangkut permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Lainnya ……………..

Page 180: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(6)

Lampiran 3: Daftar pertanyaan wawancara bagi MUDIKA 1. Apa yang anda ketahui tentang penghayatan iman? 2. Sebagai MUDIKA, apa yang sesungguhnya anda butuhkan saat ini dalam upaya

meningkatkan penghayatan iman? 3. Menurut anda, bagaimana sikap orang tua terhadap upaya meningkatkan

penghayatan iman di Lingkungan anda? 4. Menurut anda, bagaimana caranya agar pendalaman iman berjalan menarik? 5. Menurut anda, apa yang menjadi penyebab pendalaman iman kurang diminati oleh

kaum muda? 6. Menurut anda, sikap seperti apa yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin

pendalaman iman?

Page 181: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(7)

Lampiran 4: Daftar pertanyaan wawancara bagi pengurus Lingkungan,

pendamping MUDIKA, dan orang tua 1. Sejauhmana usaha pengurus Lingkungan dalam menggerakkan MUDIKA dalam

berpartisipasi di setiap kegiatan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat? 2. Hambatan apa saja yang merintangi MUDIKA dalam usaha melibatkan diri dalam

setiap kegiatan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat? 3. Dukungan apa saja yang diberikan Lingkungan kepada MUDIKA dalam upaya

meningkatkan penghayatan iman mereka? 4. Ada pepatah dari Ki Hajar Dewantara yang berbunyi,”Ing Ngarsa Sung Tuladha,

Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri handayani”. Bagaimana pelaksanaannya di Lingkungan Miliran?

Page 182: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(8)

Lampiran 5: Hasil wawancara A. Kaum Muda 1. Apa yang anda ketahui tentang penghayatan iman ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II) Ø Iman yang dihayati dan dihidupi diwujudnyatakan dalam keterlibatan di

berbagai kegiatan di tingkat Lingkungan maupun paroki, yaitu menjadi motor penggerak MUDIKA dan anggota lektor Gereja.

b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II) Ø Apa yang dimiliki dan diyakini diwujudnyatakan melalui terlibat dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat, antara lain: menjadi penggerak dan pengurus MUDIKA maupun karang taruna, terlibat dalam kegiatan di Lingkungan bersama dengan orang tua. Intinya bisa menyesuaikan diri dengan siapa pun dan dimana pun dilandasi iman kepercayaan akan Kristus.

2. Sebagai MUDIKA apa yang sesungguhnya anda butuhkan saat ini dalam upaya

meningkatkan penghayatan iman ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II) Ø Meningkatkan rasa solidaritas melalui kegiatan, yaitu : kunjungan pada kaum

muda yang sakit, “Menyambangi” MUDIKA yang kurang terlibat di Lingkungan dengan menyapa dan mengajak untuk aktif, kembali, mengadakan diskusi iman (dialog menyangkut iman yang diwujudkan dengan cara membahas permasalahan yang terjadi di masyarakat dilandasi Kitab Suci) sehingga MUDIKA semakin peka dengan sesama tanpa dibatasi oleh agama dan suku.

b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II) Ø Meningkatkan kebersamaan diantara rekan-rekan MUDIKA melalui berbagai

kegiatan tanpa membeda-bedakan umur, status dan jenis kelamin. Dengan kata lain mudika bersama-sama meleburkan diri dalam kegiatan yang ada sebagai saudara sehingga tidak ada jarak. Harapannya segala sesuatu menjadi pemikiran dan keprihatinan bersama bukan hanya menjadi tugas pengurus mudika saja.

3. Menurut anda, bagaimana sikap orang tua terhadap upaya meningkatkan

penghayatan iman di lingkungan anda ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II) Ø Hambatan: kesenjangan antar generasi, kesibukan studi dan kerja sehingga

orang tua membatasi anak untuk ikut kegiatan MUDIKA. Ø Dukungan: memberikan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran kegia tan

MUDIKA. b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II)

Page 183: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(9)

Ø Hambatan: orang tua membatasi kegiatan anak selama mengikuti kegiatan karena takut mengganggu studi berhubung biaya pendidikan cukup mahal. MUDIKA yang sibuk dengan tugas dari kampus.

Ø Dukungan: memberi kepercayaan penuh untuk terlibat dalam kegiatan baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat. Memberi kesempatan untuk bersosialisasi. Memberi fasilitas yang dibutuhkan demi kelancaran kegiatan.

4. Menurut anda, bagaimana caranya agar pendalaman iman berjalan menarik ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II) Ø Kegiatannya dilakukan secara bervariasi: § Tempat: dilakukan di dalam dan di luar ruangan serta mengambil tempat di

luar Lingkungan. § Metode: dikemas dalam bentuk permainan, diskusi kelompok, menyanyi,

outbound dan nonton film yang dilandasi pesan dari Kitab Suci. b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II) Ø Dalam kegiatan pendalaman iman porsinya untuk sharing pengalaman iman

diperbanyak dengan tujuan agar semua peserta dapat mengungkapkan pengalaman imannya sehingga semakin diperkaya dalam iman.

Ø Membahas topik-topik permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat. Ø Menggunakan sarana audio visual dengan tujuan menarik minat peserta untuk

hadir mengikuti pendalaman iman. Ø Pemandu menyampaikan isi pembahasan dengan bahasa yang sederhana

namun berbobot sehingga mudah ditangkap. Ø Pendalaman iman MUDIKA diadakan secara khusus/terpisah dengan orang tua

sehingga bahasa, kemasan dan metode pendampingan bisa disesuaikan dengan kebutuhan MUDIKA

5. Menurut anda, apa yang menjadi penyebab pendalaman iman kurang diminati oleh

kaum muda ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II) Ø Penyajiannya kurang menarik karena tidak ada pemisahan peserta antara kaum

muda dan orang tua. Bahasa yang digunakan terlalu tinggi sehingga kaum muda kurang mampu menangkap pesan yang disampaikan. Pemimpin dominan sehingga peserta kurang dilibatkan. Petugas memimpin doa pembukaan, doa penutup dan mengangkat lagu selalu orang yang sama sehingga membosankan karena kurang variasi.

b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II) Ø Orang tua terlalu dominan sehingga kaum muda hanya datang, duduk, diam

dan mendengarkan. Tema yang disampaikan kurang mengena pada sasaran. Pemimpin kurang menguasai bahan yang akan disampaikan dan terkesan kurang trampil mengemas pendalaman iman sehingga terkesan monoton.

6. Menurut anda, sikap seperti apa yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin

pendalaman iman ? a. Aloysius Ruwi Suharyono (Miliran Barat, ketua II)

Page 184: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(10)

Ø Bijaksana: dalam arti pandai menyesuaikan diri dengan pesertanya, memahami dan menguasai Kitab Suci, terampil dan kreatif dalam memimpin pendalaman iman.

b. Antonius Eko Purwanto (Miliran Timur, ketua II) Ø Mengenal peserta, menguasai bahan yang akan disampaikan, kreatif dalam

penyajian bahan dan prosesnya serta “Luwes”/tidak kaku dalam penyampaian bahan sehingga suasana persaudaraan terbangun.

B. Orang Tua, Pendamping MUDIKA, Pengurus Lingkungan 1. Sejauhmana usaha pengurus Lingkungan dalam menggerakkan MUDIKA dalam

berpartisipasi di setiap kegiatan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat? a. Bapak Matius Sutrisno (wakil pamong lingkungan sekaligus pendamping mudika

Miliran Timur) Ø Mengutamakan MUDIKA sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan

yang diadakan sehingga MUDIKA merasa memiliki Lingkungan, Gereja dan masyarakat. Dengan demikian MUDIKA melibatkan diri bukan karena takut atau terpaksa tetapi dengan kesadaran pribadi.

Ø Memberi motivasi kepada MUDIKA dengan cara mendukung kegiatan yang dilakukan, menghargai kemampuan dan usaha MUDIKA dalam mengembangkan diri dalam wadah MUDIKA.

Ø Memfasilitasi kegiatan dengan memberikan dukungan finansial dan sarana serta prasarana yang diperlukan oleh MUDIKA. Hadir dalam pertemuan yang diadakan walaupun tidak setiap saat.

Ø Mengadakan pendekatan dengan orang tua agar memberi kesempatan kepada putera-puterinya untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang diadakan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat.

b. Bapak Ag. Bambang Utoyo (wakil orang tua) Ø Memberi dukungan demi kelancaran kegiatan MUDIKA dengan memberi

bantuan dana yang diperoleh dari hasil persembahan bulanan umat atau ketika ada even tertentu kolektenya secara khusus diberikan MUDIKA. Alasannya selama ini kegiatan MUDIKA kurang berjalan karena terkendala oleh keuangan.

Ø Memberi motivasi kepada MUDIKA bahwa terlibat dalam kegiatan MUDIKA menambah wawasan dan pengetahuan sekaligus memperdalam iman. Selain itu kegiatan MUDIKA menjadi wadah bagi MUDIKA dalam mewujudkan iman yang selama ini dihidupi dan dihayati.

2. Hambatan apa saja yang merintangi MUDIKA dalam usaha melibatkan diri dalam

setiap kegiatan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat ? a. Bapak Matius Sutrisno (wakil pamong Lingkungan sekaligus pendamping

MUDIKA Miliran Timur) Ø Tugas studi, orang tua kurang sepenuh hati melepaskan anaknya untuk terlibat

dalam setiap kegiatan yang diadakan sehingga membatasi gerak anak (jamnya

Page 185: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(11)

untuk terlibat dalam kegiatan dibatasi sehingga selesai tidak selesai harus pulang).

b. Bapak Ag. Bambang Utoyo (wakil orang tua) Ø Faktor usia: MUDIKA terdiri dari pelajar SLTP, SLTA, kuliah dan bekerja

sehingga kalau tidak pandai menempatkan diri dapat menimbulkan pengelompokan. Akibatnya MUDIKA tidak mau terlibat kalau tidak ada teman sebayanya.

Ø MUDIKA kurang memiliki sikap percaya pada diri send iri. Juga karena kesibukan studi dan kerja, serta tidak adanya motor penggerak. Sementara dalam wadah MUDIKA diperlukan orang-orang yang mau bekerja dan rela berkorban bukan pribadi yang pandai dan banyak ngomong tetapi kurang bertindak secara konkret.

3. Dukungan apa saja yang diberikan Lingkungan kepada MUDIKA dalam upaya

meningkatkan penghayatan iman mereka ? a. Bapak Matius Sutrisno (wakil pamong Lingkungan sekaligus pendamping

MUDIKA Miliran Timur) Ø Memfasilitasi kegiatan dengan memberikan dukungan finansial dan sarana

serta prasarana yang diperlukan oleh MUDIKA. Ø Memberi kesempatan dan peluang bagi MUDIKA untuk mengekspresikan diri,

yang penting bermanfaat bagi perkembangan iman mereka dan tidak merugikan siapa pun.

Ø Orang tua dan pengurus Lingkungan memberikan teladan dengan memegang prinsip, “Mengikuti kegiatan, baik di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat karena saya yang butuh sebagai wadah perwujudan iman”. Dengan demikian dalam melibatkan diri tidak menunggu siapa temannya atau siapa pengurusnya, namun dengan kesadaran pribadi melibatkan diri.

b. Bapak Ag. Bambang Utoyo (wakil orang tua) Ø Memberi teladan dan wawasan bahwa mengikuti kegiatan MUDIKA tidak

mengurangi semangat dan minat untuk belajar melainkan semakin termotivasi untuk menunjukkan kemampuan melalui prestasi yang diperoleh. Biasanya orang yang aktif terlibat di Lingkungan orangnya mampu membagi waktu untuk belajar dan berpikir secara kritis.

Ø Orang tua dan pengurus Lingkungan memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada MUDIKA untuk berekspresi melalui keterbukaan dalam berliturgi secara kreatif dan inovatif.

4. Ada pepatah dari Ki Hajar Dewantara yang berbunyi, “Ing Ngarsa Sung Tuladha,

Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Bagaimana pelaksanaannya di Lingkungan Miliran ?

a. Bapak Matius Sutrisno (wakil pamong Lingkungan sekaligus pendamping MUDIKA Miliran Timur)

Page 186: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(12)

Ø Dalam pendampingan selalu melihat situasi dan kondisi kapan diperlukan. Yang biasanya dibuat mendukung melalui kehadiran dan sapaan sehingga MUDIKA tidak merasa berjalan sendirian. Kalau ada kegiatan yang akan dilaksanakan MUDIKA selalu menghubungi pengurus Lingkungan sehingga pengurus bisa memberi pengarahan seperlunya. Artinya kalau kegiatan yang direncanakan dianggap sesuai maka didukung tetapi kalau kurang pas diberi solusi atau wawasan lain sehingga MUDIKA tidak merasa digurui atau kurang dihargai usahanya. Selama dan setelah kegiatan juga dipantau hasilnya sehingga baik orang tua, pengurus maupun MUDIKA sendiri merasa sama-sama mendukung, terlibat dan bekerjasama.

b. Bapak Ag. Bambang Utoyo (wakil orang tua) Ø Pada dasarnya orang tua sudah menerapkannya tetapi tergantung pada pribadi

yang bersangkutan. Intinya ketika orang tua pada masa mudanya aktif terlibat di Lingkungan, Gereja maupun masyarakat maka ketika punya anak juga tetap memiliki prinsip yang sama. Dengan demikian orang tua tidak perlu terlalu ketat dalam mendampingi anak. Artinya bisa menyesuaikan diri, kapan anak harus didampingi dan diberitahu, kapan anak dibiarkan mandiri dan berekspresi serta kapan orang tua memposisikan diri sebagai sahabat anak yang sama-sama mengalami jatuh dan bangun dalam menghidupi dan menghayati iman yang diyakini selama ini.

Page 187: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(13)

Lampiran 6: Photo Kegiatan Wisata Rohani di Sendang Sono

Page 188: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM …repository.usd.ac.id/22602/2/041124002_Full.pdf · 2018. 3. 26. · PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya

(14)