Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
1
UPAYA PEMBINAAN BAGI GURU DALAM MENGELOLA
PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh:
AHMAD ROBI ULPI
NIM: IPT. 131376
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2019
2
2
3
3
4
4
5
5
MOTTO
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Surah Ali Imran : 159)1
1 . Al-Qur‟an dan Terjemahan. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-
Qur‟an . Jakarta: Kementerian Agama RI. 1994.
6
6
ABSTRAK
Ahmad Robi Ulpi : Upaya Pembinaan Bagi Guru Dalam Mengelola
Perpustakaan Di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan
Jambi Luar Kota.
Pembimbing:(I) Dr. Raudhoh,S.Ag,SS, M.Pd.I (II) Wenny Dastina.M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan guru dalam mengelola
perpustakaan sekolah di kecamatan jambi luar kota perlu diangkat dalam
penelitian ini yaitu: bagaimana pembinaan guru mengelola perpustakaan sekolah,
serta apa upaya dalam menghadapi kendala dalam pembinaan guru dalam
mengelola perpustakaan sekolah di kecamatan jambi luar kota kabupaten muaro
jambi.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tekhnik pengumpulan
data dilakukan melalui obsevasi, wawancara, dan dokumentasi.Sedangkan metode
analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Dari hasil dilapangan dapat diketahui bahwa dalam pembinaan guru dalam
mengelola perpustakaan sekolah di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi belum terlaksana seutuhnya karena belum mencakup perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan perpustakaan sebagaimana mestinya. Kendala yang
dihadapi dalam pembinaan guru dalam mengelola perpustakaan sekolah adalah
adalah (i) tidak adanya sumber daya yang ahli perpustakaan, (ii) Tidak adanya
anggaran yang dikelola oleh perpustakaan sendiri, (iii) Kurangnya kesadaran diri
dalam menjalan kan tugas, (v) Belum adanya kebijakan mengenai standar
perpustakaann, dan (vi) Pengunjung yang tidak tertib. Sedangkan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala adalah (i) berusaha mencari SDM ahli dan
berusaha mengikut sertakan petugas perpustakaan dalam pelatihan mengenai
pengelolaan perpustakaan, (ii) Mengikut sertakan pelatihan (Magang) bagi
Pengelola, (iii) Memberikan penghargaan (reward).
Kata kunci: Pembinaan guru, Perpustakaan sekolah, Sekolah Menengah Pertama
Negeri.
7
7
ABSTRACT
Ahmad Robi Ulpi: Coaching for teachers in the Effort to manage the libraries in
the environment of the country middle school sub district outside the city of Jambi.
Supervisor: (I) Dr. Raudhoh, S. Ag, SS, M. Pd. I (II) Wenny Dastina.M.Si.
managing school library in jambi city need to be raised in this study, namely: how is
coaching teachers manage school library, as well as what the effort in the face of
constraints in the construction of teachers in managing school library in jambi luar
kota muaro jambi Regency.
managing school library in this study using qualitative research with engineering
data collection was done through obsevasi, interviews and documentation. While
the method of data analysis used is the reduction of the data, the presentation of
data, conclusion and withdrawal.
school library in managing Of the real results can be known that in the construction
of the teachers in managing school library in Jambi Luar Kota Muaro Jambi
Regency not yet fully implemented because not include planning, implementation,
and oversight of the library, as appropriate. This research aims to know the
construction of the teachers in managing school library in from the obstacles faced
in the construction of the teachers in managing the school library is was (i) the lack
of skilled resources library, (ii) does not the existence of the budget managed by the
libraries themselves, (iii) the lack of self awareness in live's assignment, (v) Yet the
existence of a policy regarding standard perpustakaann, and (vi) visitors are not
orderly. While attempts are made to overcome obstacles are (i) trying to find
HUMAN RESOURCES experts and sought requiring the clerk library in training
regarding the management of libraries, (ii) requiring training (Internships) for
Managers, ( III) reward (reward).
Keywords: Coaching teachers, library school, the first secondary school of the
country.
8
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT,
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Salawat beriring salam buat junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing umatnya ke jalan Islam dan ilmu pengetahuan.Penulisan
skiripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Upaya Pembinaan Bagi
Guru Dalam Mengelola Perpustakaan Di lingkungan Sekolah Menegah
Pertama Negeri Kecamatan Jambi Luar Kota”. Dalam rangka proses
tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan,MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Prof.Dr.H Su‟aidi,MA.Ph.D, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr.H.Hidayat, M.Pd, selaku Wakil
Rektor Bidang Adminstrasi Umum, dan Ibu Dr. Hj. Fadlillah,M.Pd, selaku
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Prof.Dr. Maisah.M.Pd, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Alfian,M.Ed, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak
Dr. Fadil.M.Ag, selaku Waki Dekan II Bidang Administrasi Umum, Ibu Dr.
Raudhoh,S.Ag,SS,M.Pd.I, selaku Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan
dan Pembimbing I.
5. Ibu Wenny Dastina,M.Si, selaku Pembimbing II yang banyak meluangkan
waktu dalam bimbingan penyelesaian Skripsi ini.
9
9
6. Kepala Sekolah SMPN 01.07 dan 30 di Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi beserta Bapak dan Ibu Guru yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.
7. Bapak Muhammad Rum, S.Ag,SS, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan (IPT) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Ibu Masyrisal Miliani, SS. M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan (IPT) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati dilingkungan Fakultas Adab dan
Humaniorar Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Rekan – Rekan Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. pada umumnya dan khususnya
teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnyadan pembacapadaumumnya. Aamin Ya Robbal „Alamin.
Jambi, Maret 2019
Penulis
Ahmad Robi Ulpi
NIM. IPT 131376
10
10
PERSEMBAHAN
Ya Allah…
Se izin-Mu, aku berhasil melewati satu rintangan untuk sebuah keberhasilan
Namun kutahu keberhasilan bukanlah akhir dari perjuanganku.
Tapi awal dari sebuah harapan dan cita-cita Jalan didepanku masih panjang, masih
jauh perjalananku untuk menggapai masa depan yang cerah untuk bisa
membahagiakan orang-orang yang kucintai.
Karya ini kupersembahkan untuk: Ayahanda tercinta Pahrul dan ibunda tercinta
Bastiah dan Saudariku yang tercinta Lena, Aku takkan pernah lupa semua
pengorbanan dan jerih payah yg engkau berikan untukku agar dapat menggapai
cita-cita dan semangat serta do‟a Mu untukku sehingga kudapat raih kesuksesan
ini.
Asaku kelak dapat membahagiakan dirimu sampai akhir hayatmu, semoga.
Doakan aku ayah, doakan aku ibu.
11
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................ ii
LEMBARAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... i
MOTTO ..................................................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian ............................................................. 5
D. Batasan Masalah ...................................................................................... 6
E. Metode Penelitian .................................................................................... 6
F. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 9
G. Analisis Data ........................................................................................... 10
H. Trianggulasi Data .................................................................................... 12
I. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan ................................................................................... 15
B. Pembinaan Kinerja Petugas Perpustakaan Sekolah ....................................... 15
C. Pembinaan Guru............................................................................................. 17
12
12
D. Profesionalisme Guru ...................................................................................... 21
E. Perpustakaan Sekolah ..................................................................................... 23
1. Fungsi Perpustakaan Sekolah ..................................................................... 24
2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ........................................................... 26
3. Standar Perpustakaan Sekolah ................................................................... 28
4. Mengelola Sumber Informasi Pada Perpustakaan...................................... 29
F. Studi Relevan ................................................................................................. 30
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi
1. Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 ................................................... 34
a. Struktur Organisasi .............................................................................. 35
b. Visi dan Misi ....................................................................................... 36
c. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 37
d. Sistem Layanan Perpustakaan ............................................................. 39
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 ................................................... 40
a. Struktur Organisasi .............................................................................. 42
b. Visi dan Misi ....................................................................................... 43
c. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 44
d. Sistem Layanan Perpustakaan ............................................................. 45
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 ...................................................... 45
a. Struktur Organisasi .............................................................................. 46
b. Visi dan Misi ....................................................................................... 47
c. Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................................... 47
d. Sistem Layanan Perpustakaan ............................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Upaya Pembinaan Bagi Guru Mengelola Perpustakan Sekolah
Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota ......................... 51
13
13
1. Perencanaan Pembinaan Guru Mengelola Perpustakaan Sekolah ............. 52
2. Sumber Daya Manusia Pengelola Perpustakaan ........................................ 55
3. Penilaian Kinerja Pengelola Perpustakaan Sekolah ................................... 57
B. Kendala Pembinaan Bagi Guru Mengelola Perpustakan Sekolah
Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota ......................... 59
1. Latar Belakang Pendidikan ........................................................................ 59
2. Keterbatasan Dana ..................................................................................... 61
3. Kurangnya Perhatian dari Pemerintah Daerah ........................................... 62
4. Kurangnya Motivasi Diri ........................................................................... 63
C. Upaya Pembinaan Bagi Guru Mengelola Perpustakan Sekolah Menengah
Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota .......................................... 65
1. Meningkatkan Serta Memelihara Sikap Disiplin ..................................... 66
2. Mengikuti Pelatihan (Magang) .................................................................. 67
3. Memberikan Penghargaan (reward) .......................................................... 68
4. Mengelola Sumber Informasi Pada Perpustakaan...................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 70
B. Saran – Saran.................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
14
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, khususnya Pasal 35 Ayat (1) yang berbunyi: “Standar sarana dan
prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolah raga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan rekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan tehnologi
informasi dan komunikasi”, maka dapat dikatakan bahwa perpustakaan
merupakan salah satu sarana yang perlu diprioritaskan dalam suatu lembaga
pendidikan.
Hal ini seiring dengan pengertian perpustakaan menurut Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 1989, yaitu “merupakan salah satu sarana
pelestari bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai
sumber informasi ilmu pengetahuan, tehnologi dan kebudayaan dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional.2
Mengingat betapa pentingnya perpustakaan dalam mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu
memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan demikian perpustakaan
mempunyai fungsi ganda, yaitu di satu pihak harus dapat menampung
semua produk-produk informasi yang dihasilkan oleh masyarakat, di lain
pihak perpustakaan dituntut untuk menyampaikan berbagai informasi
kepada masyarakat. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut diperlukan
sumber daya manusia yang berprestasi dalam mengembangkan dan
memajukan perpustakaan. Dengan adanya sumber daya manusia yang
berprestasi tersebut akan dapat meningkatkan peran perpustakaan di tengah-
2 . Supriyanto. 2004.” Sarana dan Prasarana dalam Mendukung Pengembangan
Minat Baca”. Dalam Warta, Volume 1X, Nomor 1.
15
15
Demikian halnya didalam lingkungan pendidikan seperti sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan
informasi yang berada di sekolah, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat
menengah. Perpustakaan sekolah harus dapat memainkan peran, khususnya
dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Untuk tujuan tersebut, perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan
kebijakannya dalam memajukan masyarakat sekolah dengan
mempersiapkan tenaga pustakawan yang memadai, koleksi yang berkualitas
serta serangkaian aktifitas layanan yang mendukung suasana pembelajaran
yang menarik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir di seluruh Indonesia
perpustakaan sekolah masih dikelola oleh guru. Tanpa bermaksud
mendiskreditkan guru, idealnya perpustakaan sekolah dikelola oleh
pustakawan yang pernah mengikuti pelatihan kepustakawanan dan atau
alumni pendidikan perpustakaan. Akan tetapi jumlah alumni di bidang
perpustakaan masih sangat minim, sehingga untuk menutupi tenaga
pengelola perpustakaan maka di angkatlah guru sebagai pengelola
perpustakaan. Biasanya guru yang ditempatkan adalah para guru honorer
atau guru yang menambah jam ajar, walaupun memang ada guru tetap
(PNS) yang diperbantukan di perpustakaan.
Posisi guru pada perpustakaan seharusnya dapat di maksimalkan
dalam mendidik para peserta didik. Sebab di tempat tersebutlah jantung atau
nadi sebuah sekolah sedang berlangsung. Walaupun kebanyakan guru
menganggap perpustakaan hanya tempat sementara atau batu lompatan,
tetapi hendaknya mampu menjadikan perpustakaan sebagai media
pembelajaran alternatif dan efektif. Selama ini para pengelola perpustakaan
yang berlatar belakang guru sudah sering mengikuti pelatihan dan diklat-
diklat pengelolaan perpustakaan di berbagai daerah yang diadakan oleh
Perpustakaan daerah maupun kemendikbud.
Akan tetapi, adanya tugas ganda guru justru dirasakan menjadi beban
yang tidak ringan. Mau tidak mau, terkadang perpustakaan tidak membuka
16
16
layanan karena gurunya melaksanakan tugas pokok sebagai pengajar.
Apalagi jika guru enggan dan setengah hati berada di perpustakaan, sudah
tentu akan menelantarkan perpustakaan. Keputusan kepala sekolah
menempatkan guru bekerja di perpustakaan tidak seharusnya dijadikan
sebagai beban apalagi hukuman. Sebab selama ini, kita juga sering
mendengar perpustakaan sebagai “tempat guru/pegawai bermasalah” atau
tempat penyucian.3
Di samping itu, kepala sekolah yang selalu menyampaikan bahwa
perpustakaan adalah penting seperti jantung sekolah, tidak hanya
mengumbar kata tanpa perhatian, apalagi jika baru akan bergerak ketika
menghadapi akreditasi sekolah. Dengan begitu, kepala sekolah semestinya
memberi apresiasi yang tinggi kepada guru yang merangkap sebagai
pengelola perpustakaan. Bahkan jika memungkinkan insentif mereka di
khususkan dari guru yang lain, bukannya menanti persen dana BOS yang
tak menentu.
Sehingga semangat guru dalam mengelola perpustakaan dapat tumbuh
dalam melakukan pendidikan di luar kelas. Disisi lain, guru yang fokus
mengajar di bangku sekolah hendaknya bersinergi dengan pengelola
perpustakaan dalam mengarahkan siswa ke perpustakaan. Sebagai contoh,
guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik, yang sumber-sumbernya
tersedia di perpustakaan. Selain itu, hendaknya jam perpustakaan terbuka
lebih panjang atau menyediakan jam kunjung siswa ke perpustakaan, sebab
selama ini proses belajar mengajar yang padat dikelas, tidak memberikan
kesempatan kepada peserta didik masuk keperpustakaan.
Ditambah lagi waktu istirahat yang lazim disebut “keluar main”
memang digunakan siswa untuk bermain dan beristirahat. Dengan
menyadari pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan dalam lingkungan
sekolah, guru dapat membantu peran perpustakaan dalam mewujudkan
3 . https://dewiatickha11.wordpress.com. makalah-konsep-perpustakan.diakses
pada tanggal 1 November 2017.
17
17
kegemaran membaca anak didik. Sebab itu juga sekolah harus mampu
memahami pentingnya kepustakawanan sekolah. Bahkan Putu Laxman
Pendit (pemikir kepustakawanan) mengungkapkan bahwa Kepustakawanan
Sekolah adalah pendidikan, bukan cuma sarana pendukung, atau cuma
jantung dari sesosok tubuh. Melainkan bersama-sama pedagogi dan literasi,
kepustakawanan sekolah adalah pendidikan itu sendiri. Dengan tegas Putu
Laxman mengatakan satu unsur saja dari ketiganya “pincang”, maka
terseoklah pendidikan itu.4
Disinilah melihat bagaimana pengelola perpustakaan, pustakawan dan
guru merupakan satu kesatuan dari sebuah pendidikan. Pengelola
perpustakan yang berlatar guru pada akhirnya mampu menumbuhkan literasi
melalui promosi yang disampaikan kepada pelajar, baik dalam kelas
maupun dalam perpustakaan, Profesi bukan sembarang pekerjaan, tetapi
suatu pekerjaan, bidang, atau tugas yang memerlukan ilmu pengetahuan,
keahlian, kemandirian, kesejawatan, tanggung jawab.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti dan mengkaji dalam suatu karya ilmiah dengan judul: “UPAYA
PEMBINAAN BAGI GURU DALAM MENGELOLA
PERPUSTAKAAN DILINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkaaan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
rumusan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pembinaan guru dalam mengelola perpustakaan Sekolah
Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten
Muaro Jambi.?
4. Wiji suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan, (Yogyakarta: AR-Ruzz Media,
2010), hlm. 12
18
18
2. Apa kendala Pembinaan guru dalam mengelola perpustakaan Sekolah
Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten
Muaro Jambi.?
3. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala Pembinaan guru
dalam mengelola perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten Muaro Jambi.?
C. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan
Skripsi ini ditulis guna mencapai tujuan, adapun tujuan dari penelitian
ini adalah:
a) Untuk mengetahui bagaimana Pembinaan guru dalam mengelola
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jambi Luar Kota kabupaten Muaro Jambi.
b) Untuk mengetahui apa kendala Pembinaan guru dalam
mengelola perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten Muaro Jambi.
c) Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala Pembinaan guru dalam mengelola
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini
diharapkan memiliki kegunaan yaitu:
a) Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran berupa
informasi mengenai Pembinaan bagi guru mengelola
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
b) Bagi pembaca, memberikan informasi dan dapat juga dijadikan
sebagai acuan penulisan.
19
19
c) Sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
D. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, Penulis membuat batasan
masalah dalam Tulisan ini sesuai dengan tujuan Penelitian. Batasan
masalah juga diperlukan agar pembahasan tidak terlalu meluas. Alasan lain
perlunya batasan masalah melihat dari segi biaya, sumber dan pengetahuan
penulis serta waktu penelitian yang terbatas. Jadi, penulis membatasi
penelitian ini yaitu hanya membahas pembinaan guru dalam mengelola
Perpustakaan Sekolah yang ada di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi, yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 01, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 07 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 30.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat,
penelitian yang penulis lakukan bersifat kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Pendekatan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memahami sacara
mendalam mengenai pembinaan guru dalam mengelola perpustakaan
Sekolah menengah pertama di kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten
Muaro Jambi.
20
20
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah Perpustakaan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 01, Sekolah Menengah Pertama Negeri 07
dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 di Kecamatan Jambi Luar
Kota kabupaten Muaro Jambi.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini secara keselurahan meliputi Kepala
Sekolah, Kepala Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, guru dan
siswa5. Subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling karena
sumber data dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu.6
Misalnya
orang tersebut dianggap yang paling tahu tentang pembinaan
pembinaan mengelola perpustakaan sekolah.
4. Jenis dan Sumber Data
Untuk memperoleh gambaran dan data yang dibutuhkan dalam
penulisan yang menggunakan metode kualitatif ini, maka penulis
menggolongkan data pada dua golongan yaitu:
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan
disajikan dari sumber utama. Penelitian ini kualitatif maka
data primer pada penelitian ini diperoleh dengan wawancara
dengan kepala sekolah, Kepala Perpustakaan, Pengelola
Perpustakaan, guru dan siswa, juga observasi. Dalam hal ini
5. Lexy J. Moleong. Metode penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya ,
2010) hlm.6
6. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:
Alfabeta, 2012)hlm. 218-219
21
21
peneliti mencari dan mengumpulkan data yang berkenaan
dan langsung kepada yang berkaitan.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan,
diolah dan disajikan dari beberapa buku bacaan dan
dokumen lainnya, analisis kritik dan jenis yang berkaitan
dengan data primer.7 Walaupun data tersebut diperoleh dari
orang lain tetapi data tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pendukung sumber data utama. Adapun sumber data
sekunder yang ada didalam penelitian ini tentang letak
georafis dan historis.
b. Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif maka
sumber data pada penelitian ini didapatkan dari observasi
langsung dilapangan, wawancara dan melalui dokumen dari
berbagai literatur yang relevan. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik yang
dilakukan karena pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi:
1) Sumber data berupa peristiwa atau kejadian ditempat
penelitian yang sesuai dengan pembahasan penelitian dan
sesuai dengan data yang diperlukan. Sumber data berupa
manusia yaitu kepala sekolah, meliputi Kepala Sekolah,
Kepala Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, guru dan
siswa di SMP Negeri Kecamatan Jambi Luar Kota
kabupaten Muaro Jambi.
7. Tim penyusun pedoman penulisan skripsi fakultas Adab/sastra dan kebudayaan
islam ) jambi: fakultas Adab/Sastra DanKebudayaan IslamSulthanThaha SaifuddinJambi),
hlm.14
22
22
2) Sumber data berupa dokumen yaitu, buku dan dokumen-
dokumen yang berkenaan dengan masalah penelitian.8
F. Teknik Pengumpulan Data
Didalam mengumpulkan data dalam lokasi penelitian penulis
menggunakan beberapa metode. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian
kualitatif ialah untuk mengoptimalkan kemampuan penulis dari segi
motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan
sebagainya. Pengamatan memungkinkan penulis untuk melihat dunia
sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat
itu,menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap
kehidupan budaya dari segi pandangan dan para subjek pada
keadaan waktu itu. pengamatan memungkinkan penulis merasakan
apa yang dirasakan dan dihayati sehingga memungkinkan pula
penulis sebagai sumber data.
Pengamatan juga memungkinkan pembentukan pengetahuan
yang diketahui bersama,baik dari pihaknya maupun dari pihak
subjek.9 Metode ini digunakan untuk mengamati secara komprehensif
tempat penelitian yaitu sekolah menengah pertama yang ada di
kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten Muaro Jambi.
8 . Suharsimi, arikunto prosedur penelitian:suatu pendekatanpraktik,(Jakarta asdi
mahasatya, 2006 )hlm.140
9 .Lexi,op.cit. hlm.176
23
23
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Penulis melakukan wawancara secara
mendalam (in- depthinterview) kepada informan yang dipilih untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan pokok permasalahan dalam
penelitian sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya pada jenis
data primer. Penulis melakukan wawancara kepala sekolah, Kepala
Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, guru dan siswa.10
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data dan informasi baik berupa catatan, tabel, gambar, dan dokumen
lainnya yang relevan dengan topik yang penulis angkat sebagaimana
yang telah diuraikan pada jenis data sekunder di atas.
G. Analisis Data
Setelah selesai mengumpulkan data yang berhubungan dengan
penelitian, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data, karena
penelitian ini melakukan penelitian kualitatif maka penulis melakukan jenis
analisis data dengan melakukan penelitian bersifat analisis kualitatif.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data berlangsung dan
setelah pengumpulan data dalam periode tertentu.
10
Ibid,hlm.186. 240
24
24
1. Data Reduction (Reduksi Data).
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akan semakin banyak, komplek dan rumit untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal
yang penting, dicari tema polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat
dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan
memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tertinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi
data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang
ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan
berkembang, hingga dapat mereduksi data-data yang memiliki
temuan dan pengembangan teori signifikan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Kalau dalam penelian kuantitatif penyajian data ini
dapat melakukan dalam bentuk tabel, grafik, phiechard, pictogram
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitaif, penyajian data
bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan frequentfromof display data forqualitativere
search data inthepast has been arrative text‟, yang paling sering
25
25
digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing / Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut milesand
huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
subjek awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian beradadi lapangan.
H. Trianggulasi
Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data. Trianggulasi teknik berarti peneliti menggunakan tehnik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak, triangulasi sumber berarti
26
26
untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dari teknik yang
sama.11
Ada beberapa macam triangulasi yang bisa dilakukan oleh seseorang
peneliti diantaranya:
1. Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data
tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kebawahan yang
dipimpin, keatasan yang menugasi dan keteman kerja yang merupakan
kelompok kerja sama.
Data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti
dalam penelitian kuantitatif tetapi dideskrifsikan, dikatagorikan mana
pandangan yang sama dan yang berbeda dan mana spesifik dari tiga
sumber data tersebut.12
2. Trianggulasi Teknik
Dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh
dengan wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumetasi begitu
pula dengan sebaliknya.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat
narasumber masih segar belum banyak masalah akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibilitas.13
Untuk itu dalam
11
. Ibid, Hal. 241 12. Ibid, Hal. 127 13Ibid, Hal. 274
27
27
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda.
H. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian dilakukan
dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul
dan riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan
analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan
konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah.
Hasil sidang munaqasah di lanjutkan dengan perbaikan dan pengadaan
laporan skripsi. Adapun jadwal kegiata dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
JADWAL PENELITIAN
No Jadwal Penelitian TAHUN 2019
I II III IV V
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan
Proposal
3 Pengajuan Dosen
Pembimbing
4 Perbaikan
Proposal
5
Pengajuan Dan
Pelaksanaan
Seminar
6 Perbaikan
Seminar
7 Pengajuan Izin
Riset
8 Riset Dilapangan
9 Penyusunan Data
10 Pengumpulan
Data
28
28
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata bina yang mendapatkan awalan “pe”
dan akhiran“an”. Dalam kamus Indonesia kecil karangan E.St.Harahap
kata bina berasal dari kata bina yang berarti patut diperhatikan, utama,
penting, indah. Secara sistematis kata pembinaan berarti menjadikan patut
diperhatikan, menjadi penting atau utama. Pembinaan adalah segala
kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan,
pengembangan, pembangunan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian
segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna14
. Pembinaan adalah
usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.15
B. Pembinaan Kinerja Petugas Perpustakaan Sekolah.
Pembinaan petugas perpustakaan sekolah adalah segenap usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan semangat
kerja petugas perpustakaan sekolah. Dengan kata lain pembinaan petugas
perpustakaan sekolah mengacu kepada pembinaan kemampuannya agar
karirnya tumbuh dan selain itu juga mengacu dan pembinaan motivasi
kerjanya agar memiliki semangat dalam bekerja. Pembinaan petugas
perpustakaan sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah,
bagaimana sibuknya kepala sekolah tidak dibenarkan mengabaikan tugas
dan tanggung jawab.16
Upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal ini adalah
sebagai berikut:
14
. Suharyanti, Pengantar ilmu perpustakaan (Surakarta:LPP dan UNS Press),2006.
hlm 68 15
. Sutarno,NS. Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta:
Sagung seto, 2006). hlm.75. 16 . Ibrahim Bafadhal, Op.cit.hlm. 181.
29
29
1. Pembinaan Kemampuan Petugas Perpustakaan.
Pembinaan kemampuan petugas perpustakaan sekolah
bertujuan untuk menigkatkan pengetahuna dan keterampilan
petugas perpustakaan sekolah. Adapun metode yang dapat
digunakan untuk membina kemampuan petugas perpustakaan
sekolah adalah bimbingan, pendidikan formal, kursus, penataran,
work shop, diskusi, seminar, sinopsis, ceramah dan sebagainya.17
2. Pembinaan Motivasi kerja Petugas Perpustakaan Sekolah.
Pada dasarnya motivasi kerja perugas perpustakaan sekolah
merupakan segenap usaha agas petugas memiliki semangat dan
kegairahan kerja. Dalam hal ini kepala sekolah dapat melakukan
langkah – langkah sebagai berikut:
a) Meyakinkan bahwa petugas perpustakaan sekolah adalah
bagian yang penting dari proses pendidikan di sekolah.
b) Berusaha agar petugas rajin mengerjakan tugasnya.
c) Berusaha agar petugas perpustakaan sekolah selalu datang
tepat pada waktunya, tidak pernah absen dan tidak pernah
pulang sebelum waktunya pulang.
d) Berusaha agar petugas perpustakaan sekolah selalu optimis
dalam mengerjakan tugasnya.
e) Berusaha agar petugas perpustakaan sekolah merasa punya
waktu dalam mengerjakan tuganya.
f) Berusaha agar petugas perpustakaan sekolah selalu berinisiatif
mengembangkan perpustakaan sekolah.
g) Berusaha agar petugas perpustakaan sekolah merasa senasib
dan seperjuangan dalam mengemban tugas.18
17 . Ibid.
18 . Ibid.hlm.20
30
30
C. Pembinaan Guru
Pembinaan berasal dari kata bina yang artinya membangun,
mendirikan. Pembinaan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah
proses atau sistem cara membina. Secara terminologis, pembinaan guru
sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama
bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala
sekolah, pemilik sekolah, pengawas dalam rangka untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar. Kurikulum 1975 memberikan batasan pembinaan
guru sebagai bantuan kepada staf untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik, sedangkan menurut Adams memberikan batasan
sebagai perencanaan program perbaikan pengajaran.19
Menurut Zakiyah Dradjat pembinaan adalah upaya pendidikan baik
formal atau non formal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang dan selaras.
Secara lebih luas, pembinaan dapat diartikan sebagai serangkaian upaya,
pengendalian profesional terhadap semua unsur organisasi agar berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat terlaksana secara efektif dan
efisien.20
Terkait dengan penempatan tenaga kerja, proses penugasan/pengisian
jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau
jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama
untuk pegawai yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi,
pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi), atau bahkan
pemutusan hubungan kerja.
Penempatan kembali pegawai dilakukan dengan berbagai alasan yang
berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia atau untuk
19 .Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Hlm. 134 2 Amran YS Chaniago, Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2002, Hlm. 763 20
. Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Pustaka
Setia,Bandung,2002, hlm.76
31
31
memanfaatkan tenaga kerja secara lebih efektif dan efisien, yang dapat
disebabkan oleh tantangan-tantangan yang dihadapi organisasi, supply dan
ketersediaan pegawai secara internal dan eksternal, peningkatan karier
dalam aspek pengembangan sumber daya manusia, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja.
Hartati Sukirman, dkk. menyatakan bahwa penempatan setiap
personel harus merujuk pada prinsip “the right man on the right place”,
yakni menempatkan seseorang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
Abdul Moenir mengungkapkan bahwa seorang manajer harus
mempertimbangkan beberapa hal dalam menempatkan seorang tenaga
kerja, yaitu: analisis beban kerja, analisis jabatan, deskripsi tugas, dan
spesifikasi tugas.
Analisis pekerjaan adalah proses penentuan unsur-unsur yang
menjadi komponen suatu pekerjaan, seperti perlengkapan, latihan, sikap
dan kemahiran, serta syarat penyelenggaraan pekerjaan. Selanjutnya,
dengan landasan hasil analisis pekerjaan/ jabatan perlu disusun deskripsi
tugas untuk memberikan informasi/kejelasan bagi setiap tenaga kerja
mengenai tugasnya masing-masing.
Mengenai spesifikasi tugas, Made Pidartamengungkapkan bahwa
spesifikasi tugas/pekerjaan berisi tentang batas umur, tinggi badan,
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan ijazah yang diperlukan bagi tugas
tertentu. Sedangkan Abdul Moenir menerangkan bahwa yang dimaksud
spesifikasi pekerjaan adalah suatu pernyataan atas kualifikasi minimal
seseorang yang dapat diterima dan perlu untuk melaksanakan pekerjaan
secara tepat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa spesifikasi tugas
pekerjaan adalah uraian yang mengungkapkan secara jelas, tegas, dan
ringkas mengenai syarat-syarat bagi setiap orang yang tepat untuk
melaksanakan tugas pekerjaan tertentu dengan efektif dan efisien.
Tersedianya spesifikasi tugas pekerjaan juga dapat menjadi faktor
pendukung bagi suatu lembaga organisasi dalam usahanya untuk
memperoleh tenaga kerja yang profesional dalam proses perekrutan tenaga
32
32
kerja. Proses seleksi dilakukan untuk pemilihan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan, yaitu aktivitas suatu organisasi dengan menggunakan
satu atau beberapa metode untuk menguji calon pegawai atau pelamar.
Pada umumnya proses seleksi itu meliputi pengisian formulir, tes
wawancara, referensi. Proses pemilihan ini sering kali tidak melibatkan
perpustakaan.
Perpustakaan hanya menerima hasil seleksi dan pemberitahuan
bahwa pegawai tersebut ditempatkan di perpustakaan. Tidak berbeda pada
tahap penempatan pegawai. Perpustakaan lebih sering langsung
mendapatkan pemberitahuan berupa „SK‟ penempatan pegawai di
perpustakaan tanpa dilibatkan dalam pemilihan dan penentuan staf tersebut.
Baik itu rekrutmen dari internal maupun eksternal. Pengaadaan/ rekruitmen
Tenaga perpustakaan bisa berasal dari dua sumber, yaitu : a. Sumber dari
dalam (Internal) Sumber internal diambil dari lingkungan organisasi
sendiri. Biasanya kebijakan kepegawaian memberikan kesempatan lebih
dahulu kepada pegawai yang ada daripada menerima pegawai baru.
Hal ini dikarenakan sumber internal merupakan sumber yang baik,
sebab telah mengetahui dan mengerti kondisi organisasi. Penggunaan
sumber internal ini juga untuk memotivasi pegawai yang telah ada untuk
meningkatkan prestasi, agar jika ada kekosongan bisa dipilih untuk mengisi
kekosongan tersebut. Informasi tentang kelayakan seseorang untuk
dipromosikan dapat bersumber dari tiga hal, yaitu prestasi kerja sekarang,
hasil penilaian atasan langsung mengenai potensi yang bersangkutan, dan
hasil berbagai tes serta berbagai teknik penilaian lain yang diselenggarakan
oleh satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi
(Siagian, S.P. 2002) b. Sumber dari luar (Eksternal) Sumber internal
memang merupakan sumber yang baik, akan tetapi tidak selalu bisa
memenuhi kebutuhan organisasi.
Untuk itu diperlukan perekrutan tenaga yang tepat dari sumber
eksternal. Rekrutmen tenaga dari luar ditempatkan di posisi yang „tidak
penting‟. Apabila nanti yang bersangkutan menunjukkan prestasi yang baik
33
33
dan memenuhi syarat lain dimungkinkan untuk menduduki posisi yang
lebih penting. Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
analisis beban kerja, analisis jabatan, deskripsi tugas, dan spesifikasi tugas
merupakan hal-hal yang sangat penting untuk disusun sebagai acuan serta
bahan pertimbangan dalam proses perekrutan dan penempatan tenaga kerja.
Berkaitan dengan analisis di atas, Meilina Bustari mengungkapkan ada dua
persyaratan yang perlu dipunyai oleh petugas atau tenaga perpustakaan,
yaitu:
a. Syarat umum: mempunyai minat dibidang kerja perpustakaan,
antusias, berdedikasi tinggi, suka bekerja, tekun, teliti, dan rajin.
b. Syarat khusus: syarat pendidikan. Petugas perpustakaan yang baik
hendaknya mempunyai latar belakang pendidikan dibidang
kependidikan dan bidang perpustakaan. Petugas perpustakaan
yang memiliki syarat khusus ini disebut pustakawan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sumber tenaga perpustakaan sekolah dapat berasal dari dalam maupun dari
luar lembaga sekolah. Pengadaan tenaga perpustakaan yang bersumber dari
luar diantaranya adalah berasal dari lembaga pendidikan tinggi yang telah
menghasilkan lulusan urusan perpustakaan maupun melalui penambahan
kuota dalam penerimaan CPNS. Sementara itu, pengadaan tenaga
perpustakaan yang bersumber dari dalam dapat dilakukan melalui
penunjukan salah seorang guru yang diberi tugas mengelola perpustakaan
sekolah. 32 Setelah diketahui sumber-sumber tenaga perpustakaan, maka
proses seleksi tenaga perpustakaan dapat disesuaikan dengan sumber-
sumber tersebut.
Dalam Undang-undang No. 43 tahun 2007 pasal 29 ayat 4 dijelaskan
bahwa:
“Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan,
pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga
perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan”.
34
34
Selanjutnya dalam Undang-Undang No 43 tahun 2007 pasal 29 ayat 5
dijelaskan bahwa:
“Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan,
pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga
perpustakaan yang berstatus nonpegawai negeri sipil dilakukan
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara
perpustakaan yang bersangkutan”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
seleksi tenaga perpustakaan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan proses seleksi yenaga perpustakaan yang berstatus Non-
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh
penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan dalam hal ini adalah
sekolah.
Pembinaan guru berarti serangkaian usaha ataupun bantuan yang
diberikan kepada guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan
profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas serta pembina
lainnya untuk meningkatkan proses mengajar dan hasil belajar siswa. Jadi,
pengertian pembinaan guru yang telah disampaikan diatas adalah
serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional agar dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan
yang direncanakan dapat tercapai. Dalam perkembangannya, ada dua
kriteria dalam metode pengajaran, yaitu metode modern dan tradisional.
Secara umum metode pengajaran dapat digolongkan kedalam dua jenis,
yaitu metode interaksi secara individual dan metode interaksi secara
kelompok.21
D. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesional yang mempunyai makna
yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk
21
. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran(Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif), Bumi Aksara, 2014, Hlm. 169
35
35
menjalakannya. sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku keahlian atau
kualitas dan seseorang yang profesionalisme.22
“Profesionalisme” adalah Sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalismenya
yang tinggi akan mencerminkan dalam sikap mental serta
komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas
profesionalisme melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman
sehingga keberadaanya senantiasa memberikan makna
profesionalisme.23
Profesionalisme adalah suatu terminologi yang menjelaskan bahwa
setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang yang mempunyai keahlian
dalam bidangnya atau profesinya.24
“....Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian
seseoarang”25
.
Profesionalisme adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
serta memerlukan pendidikan profesionalisme.26
“...Profesionalisme adalah orang yang mampu menjalankan profesi
dengan keahlian tertentu”.27
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
22 . Yahoo answer. apa propesionalismeitu?.htttp://id. yahoo.com
question/indeks?qid-2009 3131 74036AAcG1M0, 2009, (diakses tanggal 10 Desember
2018 pkl.21.23) 23
. Yahoo answer. apa propesionalismeitu?.htttp://id. yahoo.com
question/indeks?qid-2009 313 174036AAcG1M0, 2009, (diakses tanggal 24 Desember
2018 pkl.21.23) 24
. Syaiful sagala, kemampauan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan,
Bandung: alfabeta 2009, hlm 3 25
. Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan sukses dalam sertifikasi
guru. Jakarta: Rajawali press. 2009.hlmn.48 26 . Iskandar, Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru.Jakarta:gaung persada
2009.hlm.9 27
. Dumairi. Islam dan profesionalisme. http://fikihbox.blogspot.com/2009/03/islam
profesionalisme .html.2009.(diakses tanggal 25 desember 2018).
36
36
peserta didik sesuai dengan keahlianya.
E. Perpustakaan Sekolah.
Perpustakaan merupakan suatu sistem informasi yang didalamnya
terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian,
penyajian dan penyebaran informasi.28
pendapat tersebut menerangkan
bahwa dalam perpustakaan terdapat serangkaian aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan oleh Pengelola perpustakaan sehingga bisa digunakan atau
dimanfaatkan oleh pemustakan.
Pengertian yang sangat luas dan lebih umum tentang pengertian
perpustakaan sekolah yaitu mencangkup suatu ruangan, bagian dari gedung
itu sendiri, yang berisikann buku – buku koleksi yang tersusun dan diatur
sedemikian rupa dan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasaran
seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja, kursi dan kartu katalog,
sehingga sewaktu – waktu mudah untuk dipergunakan.29
Menurut Undang- undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
pasal 1 ayat 1, perpustakaan adalah institusi pengelolaan koleksi karya
tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian
informasi.30
Menurut Pawit M. Yusuf, M.S. dan Yahya Suhendar perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya
perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi
bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para
guru dan siswa. Perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana
untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran disekolah karena
28 . Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus book publisier
2007.hlm.12 29 . Sulistio basuki, periodenisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung:Remaja rosda
karya. 2006.hlm 3 30
. Undang – undang Republik Indonesia no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
.Jakarta :PNRI . 2007.
37
37
perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program
penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.31
Menurut Carter V. Good dalam Bafadal memberikan suatu definisi
terhadap perpustakaan sekolah.Dalam pendapatnya dijelaskan bahwa
perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasi di dalam suatu
ruangan agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru.
Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan sekolah tersebut diperlukan
seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.untuk
mengelolah perpustakaan sekolah sebaiknya ditunjuk seorang guru, maka
akan mudah mengintegrasikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah
dengan proses belajar mengajar.32
1. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan mempunyai enam fungsi umum, yaitu edukatif,
informatif,rekreatif, inovatif,tanggung jawab administratif, dan riset.33
Fungsi Pertama adalah fungsi edukatif, maksudnya di dalam
perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi
maupun non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan
murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara
individual maupun berkelompok. Adanya perpustakaan sekolah dapat
meningkatkan interes membaca murid-murid, sehingga teknik
membaca semakin lama semakin dikuasai oleh murid-murid. Selain
itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian
besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
Fungsi Kedua adalah fungsi informatif, maksudnya
perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan
pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-
31
Pawit M. Yusuf, Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Kencana,
2005), hlm.2 32
Ibd, hlm. 5 33
. Bafadhal, Ibrahim, Pengelolah Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : Bumi Aksara,
2006),hlm.8.
38
38
bahan yang bukan berupa buku (non book material) seperti majalah,
bulletin, surat kabar, pamphlet, guntingan artikel, peta, bahkan
dilengkapi juga dengan alat-alat pandang dengar seperti overhead
projector, slide projector, filmstrip projector, televisi, video. Semua ini
akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh
murid-murid.
Fungsi Ketiga adalah rekreatif, maksudnya perpustakaan
sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti
pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel,
roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Fungsi Keempat adalah inovatif, maksudnya koleksi
perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu
dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.Segala jenis informasi
tenang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya
disimpan di perpustakaan ini sehingga dengan demikian jika ada
orang atau peneliti yang ingin mengetahui informasi tertentu tinggal
membaca di perpustakaan, terutama untuk menunjang kegiatan
penelitian bahan pustaka.34
Fungsi kelima adalah fungsi tanggung jawab administrasi,
maksudnya fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari
diperpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan
pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid
yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu
anggota atau kartu pelajar, tidak membolehkan membawa tas, tidak
boleh mangganggu teman-temannya yang sedang belajar. Apabila ada
murid terlambat mengembalikan buku pinjamannya didenda, dan
apabila ada murid yang telah menghilangkan buku di toko, maupun
difotocopykan. Semua ini selain mendidik murid-murid kearah
34
. Ibid . hlm 23-28
39
39
tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan
bertindak secara administratif.
Fungsi keenam adalah fungsi riset, maksudnya mengumpulkan
data atau keterangan yang diperlukan. Misalnya seorang murid ingin
meneliti tentang kehidupan orang-orang pada abad 17 yang lalu, atau
seorang guru ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pertubuhan tubuh seorang bayi, maka mereka ( murid atau guru )
dapat dilakukan riset literature atau yang dikenal dengan sebutan “
library research” dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia
di dalam perpustakaan sekolah.
Dari penjelasan di atas telah jelas bahwa berfungsi perpustakaan
sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar siswa yang sesuai
dengan kurikulum dan menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar
mencari informasi yang dibutuhkan.
2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Pemanfaatan perpustakaan sekolah menjadi keharuan dalam
proses belajar sehingga menuntut guru dan siswa sama-sama aktif
mencari informasi-informasi baru dari berbagai sumber informasi.
Perpustakaan sekolah dapat diartikan sebagai usaha lebih
meningkatkan kemampuan perpustakaan yang diselenggarakan oleh
sekolah. Kemampuan yang dimaksudkan adalah fungsi yang melekat
pada perpustakaan sekolah, yaitu fungsi edukatif, informatif,rekreatif,
inovatif,tanggung jawab administratif, dan riset.
Perpustakaan merupakan sarana yang untuk mendukung proses
belajar. Pemanfaatan perpustakaan sekolah yang dapat dilakukan oleh
siswa antara lain sebagai berikut35 :
a. Mencari informasi dari referensi buku selain buku yang
dipakai di kelas.
35
Ibd, hal.37
40
40
b. Melatih kemampuan belajar mandiri.
c. Sebagai sarana belajar kelompok.
Pemanfaatan perpustakaan telah mendapat perhatian pemerintah
melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, dalam pasal 45 disebutkan bahwa
“setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah meliputi berbagai macam
pengelolaan seperti 36:
a. Koleksi bahan pustaka yang dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu : koleksi bahan pustaka umum, koleksi bahan pustaka
referensi, dan koleksi bahan pustaka khusus.
b. Tata ruang perpustakaan yang memberikan ketenagan dan
kenyamanan bagi pngunjung dengan memperhatikan
kenyamanan suara, warna, udara, dan cahaya.
c. Pelayanan sirkulasi yang memberikan kemudahan dan
kesempatan yang sama untuk memanfaatkan jasa
perpustakaan melalui kebijakan yng telah ditetapkan oleh
sekolah.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah peranan aktif
memanfaatkan jasa perpustakaan dalam proses belajar siswa dan
keterlibatan lebih mengetahui tata letak, tata tertib, prosedur yang ada
sehingga lebih mudah memanfaatkan jasa perpustakaan sekolah.
Jadi dapat disimpulkan, perpustakaan dapat bermanfaat dengan
baik jika bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus
dapat menunjang proses belajar mengajar, agar dapat menunjang
36
. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1991) .hlm56
41
41
proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka
hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para
pembaca dalam hal ini adalah murid-murid.
3. Standar Perpustakaan Sekolah
Pemerintah Indonesia melalui Undang-undang nomor, 43 Tahun
2007 tentang perpustakaan yang kemudian secara eksplisit diatur
melalui peraturan Pemerintahan bab III pasal 11 tahun 2007 tentang
Standar Nasional Perpustakaan, di sebutkan bahwa:
Standar Nasional Perpustakaan terdiri atas:
a. Standar koleksi
b. Standar sarana dan prasarana
c. Standar pelayanan perpustakaan
d. Standar tenaga perpustakaan
e. Standar penyelenggaraan dan
f. Standar pengelolaan37
Menurut Noerhayati Soedibyo, standar perpustakaan sekolah itu
umumnya memberikan ketentuan-ketentuan tentang hal-hal sebagai
berikut38:
1) Personil, yaitu kualifikasi staf perpustakaan; pendidikannya
dan pengalaman-pengalamanya jumlah personal yang
diperlukan dibandingkan dengan jumlah unit bahan pustaka
yang ada.
2) Bahan Pustaka, yaitu ketentuan-ketentuan tentang jumlah
buku-buku dan bahan-bahan lain.
3) Pembiayaan, yaitu biaya minimal yang harus ada untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan perpustakaan itu. Biasanya
biaya itu ditentukan per jiwa misalnya : Permurid Rp.10.000,-
setahun.
37
. Undang-undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, h. 8-9. 38
. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1991) .hlm56
42
42
4) Ruang perpustakaan dan inventaris (alat dan perabotan),
biasanya ditentukan menurut jumlah murid.
5) Organisasi, guna menentukan agar perpustakaan sekolah
mengklasifikasi dan mengkatalog bahan-bahan pustaka.
6) Program dan tujuan, untuk menentukan agar sekolah-sekolah
memakai bahan pustaka sebagai alat dalam pelajaran.
7) Standar pelayanan untuk menentukan jumlah jam pelajaran
yang diberikan dan aspek-aspek lain mengenai pelayanan
itu.39
Jadi, untuk menjalankan agar perpustakaan sekolah sebagaimana
mestinya atau dengan kata lain dapat bermanfaat dalam mencapai
tujuan haruslah mengacu kepada standar perpustakaan sekolah, agar
perpustakaan di sekolah dapat menunjang prioritas pendidikan bagi
guru dan siswa dalam proses belajar-pembelajaran dilingkungan
sekolah.
4. Mengolah Sumber Informasi pada Perpustakaan.
Pada dasarnya Mengolah sumber-sumber informasi pada
Perpustakaan adalah mengupayakan agar sumber-sumber informasi
yang ada dapat tertata dengan rapi, terkelompok, mudah di cari, dan
tercatat.
Bahab-bahan informasi yang diterima perpustakaan terdiri dari
buku dan bahan non buku yang terdiri dari buku teks, buku ajar, buku
referensi, buku paket, majalah, koran dan sebagainya. Sedangkan non
buku berbentuk mikrofis, Mikro film, Kaser, CD, DVD.40
Cara efektif mengelola sumber-sumber informasi di
perpustakaan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Memisahkan buku fiksi dan non fiksi.
39
Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan, hlm. 128-129. 40
. Lasa, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Pinus Book Publisher,2007
hlm.47
43
43
b. Penyusunan buku di perpustakaan pada dasarnya untuk
memudahkan pencarian.
c. Umumnya buku fiksi diperpustakaan disusun berdasarkan
nama pengarang, disusun secara alfabetis
d. Susun dan pisahkan buku fiksi dalam beberapa kelompok.
Misalnya.
e. Rak tingkat I untuk kelompok abjad A-D, tingkat 2 untuk
kelompok abjad E-G, dan seterusnya.
f. Buku non fiksi biasanya disusun berdasarkan subyek (tema).
g. Mengadopsi klasifikasi umum yang digunakan perpustakaan
yaitu Dewey Decimal Classification (DDC). Dengan
menggunakan DDC berarti koleksi non fiksi akan dipisahkan
dalam l0 kelompok yaitu: Karya umum, Filsafat dan
Psikologi, Agama,Ilmu Sosial, Bahasa, Ilmu Alam, Ilmu
Terapan,Seni dan Olahraga, Kesusatraan, Sejarah dan
Geografi.
h. buku fiksi maupun non fiksi agar mudah mengidentifikasi.
i. Simpan buku dengan posisi punggung buku di depan.
Sebaiknya ditahan juga dengan penahan buku juga untuk
menguatkan. Hindari cahaya matahari langsung atau lokasi
yang terlalu lembab untuk menjaga kualitas kertas.
j. Catat data koleksi dalam format excell agar bisa selalu di-
update,dibackup dan dicetak. Data minimal yang harus
dimasukan antara lain: Judul Buku,Pengarang, Ilustrator,
Penerbit, Tahun Terbit, Kota Terbit, Jumlah Halaman
k. Buat data peminjaman. Data yang harus dimasukan
diantaranya: Tanggal peminjaman, Nama Peminjam, No
kotak/email, Judul Buku,dan Pengarang.41
41
. Tanti Yuniar, Perpustakaan dan Manajemenya, (Jakarta: Agung Media Mulia,
2010), hlm.39
44
44
Indikator pelayanan perpustakaan berfungsi sebagai alat untuk
menilai kualitas dan efektifitas jasa dan kegiatan lain yang disediakan
oleh perpustakaan,dan untuk menilai sumber daya yang dialokasikan
untuk keperluan jasa dan kegiatan tersebut. Pada prinsipnya membina
moral kerja petugas perpustakaan atau pustakawan
merupakan segenap usaha agar petugas atau pustakawan tersebut
memiliki semangat dan kegairahan kerja secara profesional. Dalam hal
ini kepala perpustakaan seharusnya:
a. Berusaha agar petugas perpustakaan atau pustakawan rajin
mengerjakan tugas-tugasnya.
b. Berusaha agar petugas perpustakaan atau pustakawan selalu
datang tepat pada waktunya, tidak pernah absen, dan tidak
pernah pulang sebelum waktunya.
c. Berusaha agar petugas perpustakaan tau pustakawan selalu
optimis dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
d. Berusaha agar petugas perpustakaan atau pustakawan merasa
senggang dalam mengerjakan tugas-tugasnya.42
e. Berusaha agar petugas perpustakaan atau pustakawan selalu
berinisiatif mengembangkan perpustakaan.
f. Berusaha agar petugas perpustakaan atau pustakawan merasa
senasib dan seperjuangan dalam mengemban tugas-tugas
perpustakaan dan sebagainya. Secara garis besar, sumber
informasi yang dikelola oleh perpustakaan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu Sumber informasi primer dan
sumber informasi sekunder.
1) Sumber informasi primer adalah sumber informasi yang
memuat informasi asli yang dapat dituangkan dalam
bentuk kata, gambar, ataupun objek lainnya.contoh
diantaranya yaitu: Korespondensi, Buku harian, Artefak,
42
. Zahri Zaelani, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm.182
45
45
Rekaman sejarah lisan, Data penelitian, Foto dan
autobiografi, Pidato, Karya kreatif,Peta,Koran dan Naskah
kuno.
2) Sumber informasi sekunder. Secara garis besar, sumber
sekunder dapat dipahami sebagai sumber informasi yang
menyajikan penafsiran,analisis, penjelasan, ulasan dari
pengarang terhadap topik tertentu. Contoh sumber
sekunder diantaranya Monograf / buku teks, Ensiklopedi,
Paparan tentang fotografi, Editorial, Ulasan mengenai
pidato,Artikel majalah atau jurnal, Analisis data
penelitian, Tinjauan (review) artikel dan literatur,Tesis dan
disertasi, Biografi, Indeks dan abstrak dan Kamus.43
F. Studi Relevan
1. Kurnia Puspita : Penelitian yang berjudul Pembinaan Karir
Pustakawan pada Pusat Perpustakaan Iain Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pembinaan
karir pustakawan dalam seluruh kegiatan bagi pustakawan sesuai
dengan jenjang jabatannya yang dituangkan dalam Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit (DUPAK) dengan tim Penilai Angka
Kredit Pusat Perpustakaan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Sedangkan dalam penelitian ini ingin mengetahuan. sejauh mana
pembinaan profesi pustakawan yaitu, pembinaan dan tututan profesi,
pembinaan kualitas, pembinaan kesejahteraan
2. Selfi Marina: Penelitian yang berjudul Upaya pengelolaan
dalam memberdayakan perpustakaan dan kearsipan
Penelitian ini mengungkapkan upaya pengelolaan dalam
43
. Lina Harahap, Perpustakaan dan Pendidikan, (Jakarta: Agung Media Mulia,
2012), hlm.15-16
46
46
memberdayakan perpustakaan dan karsipan di kabupaten Indra Giri
Ilir Provinsi Riau. mengetahui sejauh mana pembinaan dalam
mengelola perpustakaan karir pustakawan. anggaran tidak sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan oleh APBD dan Dinas Pendidikan.
3. Nurlela : Penelitian yang berjudul Peran Pengurus Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Jambi dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Pustakawan Kota Jambi. penelitian ini
bertujuan untuk mendeskrisikan dan mengungkapkan peran dari
Ikatan Pustakawan Provinsi Jambi dalam meningkatkan
kompetensi profesional pustakawan, apa saja kendala yang
dihadapi dan strategi apa saja yang dilakukan oleh pengurus IPI
Provinsi Jambi dalam meningkatkan kompotensi profeional
pustakawan.
47
47
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sekolah Menengah Pertama Negeri di kecamatan Jambi luar kota
Kabupaten Muaro Jambi.
1. Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaro Jambi ini
berlokasi di Jambi, JL.Ness KM 17 Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi. Sekolah ini
merupakan jawaban kebutuhan serta tuntutan masyarakat akan
pentingnya arti pendidikan. Sekolah Menengah Pertama Negeri 01
Muaro Jambi ini berdiri pada tahun 1970 yang didirikan oleh pesirah
marga Mestong (pemerintah kecamatan), nama pertama sekolah iini
adalah Sekolah Menengah Pertama Pelita dengan hanya mempunyai 1
Gedung untuk kelas 4 dan 1 Gudang dan gedung tersebut masih ada
sampai sekarang. selama bernama SMP Pelita di kepalai oleh 2 orang
kepala sekolah, periode pertam dikepalai oleh T.Siagian setelah itu
diganti oleh Nasrullah Jusin.44
,
Sekolah Menegah pertama Pelita berubah nama menjadi Negeri
pada tahun 14 Juni 1982 dengan nama SMP Negeri Sungai Duren,
kemudian berubah menjadi SMP Negeri 01 Muaro Jambi setelah
pemekaran wilayah dan telah terakreditasi pada tanggal 30, Oktober
2016 dengan akreditasi B.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaro Jambi memiliki
gedung perpustakaan yang mengalami dinamika perubahan dan
pembenahan baik dari segi fisik maupun program – program kerja
untuk mengembangkan perpustakaan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 01 Muaro Jambi agar lebih maju.
44 . Dokemen SMP Negeri 1 Muaro Jambi tahun 2018
48
48
dipenghujung tahun 2014 perpustakaan Sekolah Menengah
Pertama Negeri 01 Muaro Jambi melakukan gerakan luar biasa,
dengan pengembangan perpustakaan dengan melakukan perpindahan
ruangan yakni memiliki gedung tersendiri dan memiliki 2 orang
pengelola.
a. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 01
Muaro Jambi.
Sebagaimana mestinya suatu organisasi baik dibawah
naungan pemerintah maupun swasta terdapat suatu badan
organisasi. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran serta upaya
memperlancar laju aktivitas pelaksanaan peendidikan dan
pengajaran tersebut. Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 01 Muaro Jambi Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai suatu struktur organisasi yang
mempunyai tugas mengatur dan bertanggung jawab para
personilnya yang terlibatdalam kegiatan pendidikan, agar
perpustakaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari struktur
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaro
Jambi Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
dalam skema sebgai berikut:
49
49
Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertana Negeri 01 Muaro Jambi
Tahun 2018 - 201945
Sumber:Dokumentasi SMP Negeri 01 Muaro Jambi 2018
45 Dokumentasi SMP Negeri 01 Muaro Jambi. 2018
PETUGAS PELAYANAN
PEMAKAI
YULIEN, S.Pd
PETUGAS BUKU
PELAYANAN
ABUN, S.Pd
KEPALA PERPUSTAKAAN
ELMA RUSDI. S.Pd
SISWA/SISWI SISWA/SISWI SISWA/SISWI
KEPALA SEKOAH
SYANUAR, S.Pd
50
50
b. Visi dan Misi perpustakaan sekolah menengah pertama
negeri 01 Muaro Jambi.
1) Visi
“Berperan sebagai sumber informasi untuk mewujudkan dan
menciptakan Insan berprestasi”.
2) Misi.
a) Menjadikan perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan
sekolah yang unggul.
b) Melatih anak didik agar dapat mencari, memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka.
c) Menumbuh kembangkan Pendidikan aktif dan kreatif.
c. Keadaan Sarana dan Prasaran Perpustakaan
Satu bentuk dari instrumen pendidikan yaitu sarana dan
prasarana. sarana dan prasaran yang mendukung dan lengkap
akan memudahkan proses pembelajaran, karena dengan
lengkapnya sarana dan prasarana akan memberi variasi pada
proses pembelajaran, secara khusus ataupun pelaksanaan sistem
pendidikan secara umum disekolah tersebut tentunya. semua
sarana dan prasarana yang selama ini membantu proses
pendidikan dan pembelajaran di SMP Negeri 01 Kabupaten
Muaro Jambi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 : Keadaan Saran dan Prasarana Perpustakaan SMP
Negeri 01 Kabupaten Muaro Jambi46
.
46
. Dokumentasi 19 November 2018
NO Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Perpustakaan 1 Ruangan baik
2 Rak Kayu 9 buah baik
3 Rak Besi 9 Buah baik
4 Meja Baca 30 buah baik
51
51
S
u
m
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 01 Muaro Jambi 2018.
Dilihat dari sarana dan prasaran Perpustakaan yang cukup
memadai, untuk perpustakaan ini bisa dikatakan cukup untuk
membantu siswa dan siswi dalam menyelesaikan beban-beban
sekolah, selain dari itu untuk meningkatkan jumlah pemustaka
yang berkunjung, maka sudah sepatutnya perpustakaan harus
menyediakan bahan pustaka yang beragam dan sesuai dengan
kebutuhan pemustaka, agas informasi yang mereka cari dapat
terpenuhi. Jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan yaitu 2065
buku teks pelajaran dan 265 judul buku Fiksi serta 80 judul
koleksi Ensiklopedi.
Tabel 3.2 : Data Koleksi Buku Perpustakaan SMP Negeri 01
Kabupaten Muaro Jambi47
.
47 . Dokumentasi 19 November 2018
5 Kipas angin 1 unit baik
6 Meja Kerja 3 buah baik
7 Kursi 32 buah baik
8 Rak Majalah / Koran 1 buah baik
9 Dsiplay boar 1 buah baik
NO
Mata Pelajaran
Kelas
Jumlah
Kekurangan
Koleksi
VII VIII IX
1 Bahasa Indonesia 50 50 75 175 405
2 Matematika 150 100 80 330 254
3 Pendidikan
Kewarganegaraan
75 50 100 225 354
4 Ilmu Pengetahuan 50 50 80 170 414
52
52
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 01 Muaro Jambi 2018.
d. Sistem Layanan Perpustakaan SMP Negeri 01 Kabupaten
Muaro Jambi.
Secara umum sistem layanan masih menggunakan layanan
manual, pengaturan koleksi perpustakaan digunakan klasifikasi
DDC (Dewey Decimal Clasification) agar memudahkan
pengguna dalam menemukan koleksi yang dibutuhkan, sistem
ini dipilih karena mempermudah petugas untuk
mengklasikasikan buku sesuai dengan jenis dan merupakan
pedoman standar perpustakaan di Indonesia.
adapun sistem pelayanan yang digunakan dengan sistem
terbuka. jenis pelayanan ini memungkinkan pengguna untuk
mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan, sistem ini sangat
efektif bagi petugas dan pengguna.
Alam
5 Ilmu Pengetahuan
Sosial
50 45 71 166 688
6 Penjaskes 10 10 10 30 554
7 Bahasa Inggris 50 55 80 185 399
8 Pendidikan Agama
Islam
190 162 162 514 70
9 TIK 40 40 50 130 454
10 Bimbingan Konseling 80 30 30 140 444
Jumlah Koleksi Buku Teks
Pelajaran
2065 Koleksi Buku
11 Fiksi 265 Judul 265
12 Ensiklopedi 8 Judul 228
53
53
Pada layanan perpustakaan SMP Negeri 01 kabupaten Muaro
Jambi melayani pengguna pada hari efektif KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar)48
, Yaitu:
1. Senin – Kamis Pukul 07.00 s/d 13.00 Wib
2. Jum‟at Pukul 07.00 s/d 11.00 Wib
3. Sabtu Pukul 07.00 s/d 12.00 Wib.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 Muaro jambi.
Latar belakang berdirinya Sekolah Menengah Pertama Negeri
07 Muaro Jambi yang ada di desa Mendalo Darat Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, berawal pada tanggal 1 Juli 1984
dengan dibentuknya sekolah konvensional dengan kepala sekolah
pertama M. Subowo,HS, pada saat itu hanya terdapat 3 ruang kelas
yang terdiri dari ruang kelas 1, 2 dan 3 yang siswanya direkrut dari
SMP YKI yang berada di penyengat rendah.
Namun mengingat semakin banyaknya siswa yang ingin masuk
ke sekolah ini, maka ruang majelis guru dan perpustakaan dijadikan
ruangan kelas guna mencukupi kekurangan ruang
Letak geografis Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 Muaro
Jambi berlokasi di Jalan Jambi – Sengeti KM-16 Mendalo Darat
kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi berbatasan
dengan permungkiman warga yang tidak terlalu padat :
a. Sebelah barat berbatasan dengan jalan lorong tempat pembelian biji
coklat, biji kopi dan pinang.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Perumahan
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Lingkar Barat.
d. Sebelah utara berbatasan dengan Agen Minyak Solar.49
48. Dokumentasi, SMP Negeri 01 Muaro Jambi Kec. Jambi Luar Kota, 2018 49 . Dokumentasi wawancara dengan Kepala Sekolah tanggal 29 Desember 2018.
54
54
SMP Negeri 07 kabupaten Muaro Jambi pada saat itu sudah
memiliki beberapa fasilitas yang dapat digunakan yang menunjang
kegiatan proses belajar mengajar seperti : Ruang kelas, Laboratorium,
Perpustakaan dan Ruang Majelis Guru.
Saat ini Sekolah Menengah Pertama 07 Muaro Jambi telah
memiliki fasilitas belajar yang memadai, Ruang kelas yang berjumlah
14 ruangan, Laboratorium, Perpustakaan, Ruang BP, Ruang Majelis
Guru dan Musollah, sedangkan sarana lainya adalah beberapa unit
komputer untuk membantu bagian administrasi dalam melakukan
tugasnya.
Adapun Kepemimpinan Sekolah Menengah Pertama 07 Muaro
Jambi dimulai dari periode berdirinya pada tahun 1984 sampai
sekarang50
:
Tabel : 3.3 Nama – nama Kepala Sekolah Sekolah
Menengah Pertama 07 Muaro Jambi
No Nama Periode Jabatan Keterangan
1 M.Subowo.HS 1985 - 4994 10 tahun
2 Naung Sianipar 1994 0 Tahun
3 Rosminar Sadar 1994 0 Tahun
4 Neng Ayu, B.A 1994 – 2001 8 Tahun
5 Amran Daulay 2001 – 2002 2 Tahun
6 Tukiran, S.Pd 2002 – 2003 2 Tahun
7 Marwan, S.Pd 2003 – 2004 2 Tahun
8 Drs. Harmoni 2004 - 2006 3 Tahun
9 Sabari, S.Pd 2006 – 2007 2 Tahun
10 Bahari T.S.Pd 2007 - Sekarang Sekarang
50 . Dokumentasi SMP Negeri 07 Muaro Jambi.2018
55
55
a. Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Menengah
Pertama 07 Muaro Jambi.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang menjalankan
berbagai kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan, maka perlu adanya struktu organisasi untuk
memperlancar aktivitas program pembelajaran.
Struktur Organisasi Perpustakaan SMP Negeri 07 Muaro Jambi Kecamatan
Jambi Luar Kota.51
51 . Dokumentasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 Muaro Jambi. 2018
Kepala Sekolah
Bahari.T. S.Pd
Waka Kesiswaan
P. Manurung.S.Pd
Waka Kurikulum
Parida Arianti, S.Pd
Perpustakaan
Yetti Syafridar.S.Pd
Laboratorium
Mega wati Ali
Siswa /Siswi
56
56
b. Visi dan Misi Perpustakan
1) Visi
Untuk meningkatkan ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan, Keterampilan, Mempertinggi budi
pekerti dan menumbuhkan manusia- manusia pembangunan
yang dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan
sistem pendidikakan nasional yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
2) Misi
a) Mengembangkan Minat, Kemampuan dan Kebiasaan
membaca khususnya mendayagunakan budaya tulis dalam
segala sektor kehidupan.
b) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta
memanfaatkan informasi.
c) mendidik siswa-siswi agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil.
d) Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e) Memupuk dan mengembangkan minat dan bakat siswa-
siswi dalam segala aspek.
f) Menumbuhkan penghargaan siswa terhadap pengalaman
imajinasi.
57
57
c. Keadaan Sarana dan Prasaran Perpustakaan SMP Negeri
07 kabupaten Muaro Jambi.
Tabel 3.4 : Keadaan sarana Dan Prasaran Perpustakaan SMP
Negeri 07 Kabupaten Muaro Jambi.52
NO Sarana dan Prasaran Jumlah Keterangan
1 Buku Peminjaman dan
Pengembalian
6 Buah Baik
2 Buku Inventaris 1 Buah Baik
3 Meja Sirkulasi 2 Buah Baik
4 Rak Buku Kayu 8 Buah Baik
5 Meja Petugas 3 Buah Baik
6 Kursi 12 Buah Baik
7 Meja Water Drink 1 Buah Baik
8 Globe 3 Buah Baik
9 Alat Peraga 8 Buah Baik
Tabel 3.5: Keadaan Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 07
Kabupaten Muaro Jambi
NO Jenis Koleksi Jumlah Keterangan
1 Buku Tentang Pahlawan 15 Judul Baik
2 Buku tentang Pertanian 7 Judul Baik
3 Buku Fiksi Lainya 12 Judul Baik
4 Buku Audio Visual 5 Judul Baik
5 Audio Visual/Disc 42 Keping Baik
6 Kamus 4 Judul Baik
7 Ensiklopedi 4 Judul Baik
52 . Dokumentasi Perpustakaan SMP Negeri 07 Kabbupaten Muaro Jambi. 2018
58
58
d. Sistem Layanan Perpustakaan SMP Negeri 07 Kabupaten
Muaro Jambi.
Sistem Layanan perpustakaan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 07 Kabupaten Muaro Jambi tidak jauh berbeda dengan
sistem layanan perpustakaan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 01 Kabupaten Muaro adalah mengunakan sistem
pengolahan manual dan layanan terbuka (Open access),
Adapun Jam buka layanan Perpustakaan SMP Negeri 07
kabupaten Muaro Jambi melayani kunjungan dari hari senin
hingga sabtu, dengan perincian waktu sebagai berikut:
1). Senin – Kamis Pukul 07.00 s/d 13.00 Wib
2). Jum‟at Pukul 07.00 s/d 11.00 Wib
3). Sabtu Pukul 07.00 s/d 12.00 Wib.
Perpustakaan memberikan pelayanan kepada pengguna baik
pelayanan teknis termasuk layanan administrasi. pelayanan ini
berlaku pada waktu pagi atau jadwal yang telah ditentukan.53
Jangka waktu dan jumlah peminjaman 2 eksamplar waktu
peminjaman selama 1 Minggu dan apabila dibutuhkan dapat
diperpanjang 1 minggu kedepan. apa bila ada keterlambatan
untuk pengembalian koleksi maka akan diberikan sangsi berupa
denda administarasi. hal ini dilakukan untuk memberikan
pendidikan kedisplinan terhadap siswa – siswi agar didiplin
dengan peraturan baik itu peraturan sekolah maupun aturan
Perpustakaan sekolah.54
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro jambi
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro Jambi terbentuk
pada tahun 2006 yang berlokasi di sebuah pedesaan yaitu Desa
Pematang Gajah Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota,
53
. wawancara 23 Desember 2018. 54 Obsevasi 20 Desember 2018.
59
59
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Waktu pertama kali SMP 30
berdidri guru yang bertugas mengajar hanya berjumlah 6 orang yaitu
Surya Kencana, S.Pd, Halimahtussa‟diah, S.Pd, M. Fathurahman,
S,Pd, Trisonta, S.Pd, Hendri Yunaldi, S.Pd Namun pada tahun ini
guru yang mengajar sudah berjumlah 24 orang dan termasuk pegawai
dan penjaga sekolah maka jumlahnya 27 orang55
.
a. Struktur Organisasi Perpustakaan
Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro
Jambi memiliki struktur organisasi yang masing – masing
melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.
Struktur Organisasi Perpustakaan SMP Negeri 30 Muaro Jambi
Kecamatan Jambi Luar Kota.56
55 . Dokumentasi, SMP Negeri 30 Muaro Jambi Kec. Jambi Luar Kota, 2018 56
. Dokumentasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro Jambi. Tahun 2018
Kepala Sekolah
Syafyenni Anizarti,S.Pd,M.Pd
Waka Kesiswaan
Sigit Sarwono,S.Si
Waka Kurikulum
Sukirman,S.Pd
Komite
Sekolah
Tenaga Ahli
Tata Usaha
Yusrita
Bambang
Irawan
Waka Humas
Arif Rifani,S.Pd Waka Sarana Prasarana
Muhammad Tarmizi,S.Pd
Perpustakaan/Laboratorium
Arif Rifani,S.Pd
60
60
Dokumentasi: SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Tahun 2018.
b. Visi dan Misi Perpustakaan SMP Negeri 30 Muaro Jambi
1) Adapun visi SMP Negeri 30 Muaro Jambi adalah :
“Dengan Perpustakaan Menghasilkan siswa yang beriman
dan bertaqwa, berkualitas dan disiplin serta berwawasan
berkemampuan ilmu pengetahuan”.
2) Misi SMP Negeri 30 Muaro Jambi
Adapun misi SMP Negeri 30 Muaro Jambi adalah:
a) Menanamkan dan meningkatkan nilai keyakinan dalam
kehidupan beragama di sekolah dan masyarakat.
b) Melaksanakan pembelajaran yang bermutu dengan disiplin
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
c) Memanfaatkan perpustakaan sebagai Pusat informasi dan
ilmu pengetahuan.57
c. Keadaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Kabupaten Muaro
Jambi dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan terciptanya
tujuan yang telah ditetaokan, maka harus disediakan fakto-faktor
yang menunjang terselenggaranya proses pendidikan tersebut.
sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting untuk
mempermudah dan memperlancar kegiatan sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian sarana dan prasarana yang ada di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi
dapat dilihat pada tabel berikut:
57 . Dokumentasi, SMP Negeri 30 Muaro Jambi Kec. Jambi Luar Kota, 2018
61
61
Tabel 3.6 : Keadaan sarana Dan Prasaran Perpustakaan SMP
Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi.58
NO NO Uraian Jumlah
1 Buku Peminjaman dan Pengembalian 1 Buah
2 Buku Inventaris 1 Buah
3 Rak Buku 6 Buah
4 Rak buku referensi 3 Buah
5 Meja baca 2 Buah
6 Meja baca (Lesehan) 11 Buah
7 Meja Sirkulasi 2 Buah
8 Meja Petugas Perpustakaan 1 Buah
9 Komputer 1 Unit
10 Laci Katalog koleksi 1 Buah
11 Kipas Angin 3 Unit
12 Kursi Baca 16 Buah
13 Rak Koran 1 Buah
14 Tempat Sampah 2 Buah
15 Sapu 3 Buah
58 . Dokementasi Perpustakaan SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018.
62
62
Keadaan Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro
Jambi.59
Tabel 3.7 : Jenis Koleksi dan Non Fiksi.60
NO
Jenis Koleksi
Fiksi Non Fiksi
1 Novel Referensi
2 Cerpen Kamus
3 Kumpulan Puisi Biografi
4 Eksiklopedi
5 Majalah
6 Mata Pelajaran
59 . Dokumentasi Perpustakaan SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi 2018. 60
. Dokumentasi Perpustakaan SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi 2018.
0
100
200
300
400
500
600
2015 2016 2017 2018
Fiksi
NonFiksi
Jumlah
63
63
d. Sistem Layanan Perpustakaan SMP Negeri 30 Kabupaten
Muaro Jambi.
Secara umum sistem layanan dan Pengolahan koleksi tidak
jauh berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 dan
07 Kabupaten Muaro, layanan perpustakaan yang diterapkan
SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi dengan Sekolah lainya
yaitu menggunkan sistem layanan terbuka dan pengolahan
koleksinya pun secara manual dengan menggunkan pengaturan
koleksi perpustakaan digunakan klasifikasi DDC (Dewey
Decimal Clasification) agar memudahkan pengguna dalam
menemukan koleksi yang dibutuhkan.
Pada layanan perpustakaan SMP Negeri 30 kabupaten Muaro
Jambi melayani pengguna pada hari efektif KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar),61
Yaitu:
1. Senin – Kamis Pukul 07.00 s/d 13.00 Wib
2. Jum‟at Pukul 07.00 s/d 11.00 Wib
3. Sabtu Pukul 07.00 s/d 12.00 Wib
61
. Dokumentasi SMP Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi.2018.
64
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Upaya Pembinaan Bagi Guru Dalam Mengelola Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jambi Luar Kota
kabupaten Muaro Jambi.
Perpustakaan sebagai salah satu media pembelajaran dan sumber
pengetahuan mempunyai kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan.
Sumber daya manusia diharapkan mampu berperan baik sebagai subyek
(pelaku) maupun objek pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan,
sumber daya manusia dituntut memiliki keunggulan daya saing yang
ditandai dengan tingginya tingkat pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas dan
mandiri sehingga mampu berkompetisi sesuai kebutuhan.
Karena itu perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan berbagai
sumber informasi yang dibutuhkan guna meningkatkan sumber daya
manusia, untuk meningkatkan standarisasi perpustakaan sekolah perlu
diadakan pembinaan terhadap pengelola perpustakaan sekolah, ini perlu
dilakukan secara berkesinambungan sehingga pengelola perpustakaan
sekolah mampu mengelola perpustakaan sesuai dengan standarisasi
perpustakaan. Di kelola dengan baik sebuah perpustakaan diharapkan minat
siswa untuk berkunjung ke perpustakaan meningkat dan menambah
Informasi,wawasan dan ilmu pengetahuan mereka.62
Dalam pasal undang – undang SISDIKNAS no.02 tahun 1989,
ditegaskan bahwa Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang
amat penting sebagai sumber belajar, keberadaan perpustakaan mutlak
dibutuhkan, namun dalam pengelolaan perpustakaan saat ini masih jauh
dari harapan, penggunaan sarana perpustakaan masih belum optimal
keadaan ini dimungkinkan karena manajemen sekolah yang kurang
62.http://disperpusarsip.banglikab.go.id/index.php/baca-berita/283/Pembinaan-
Pengelolaan-Perpustakaan-Sekolah.html. diakses pada pukul 10 wib tanggal 26 Januari
2019
65
65
mementingkan keberadaan perpustakaan disekolah. oleh karena itu
diperlukan suatu pembinaan terhadap perpustakaan sekolah terutama guru
yang di tugaskan mengelola perpustakaan.
Pembinaan adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Pembinaan Perpustakaan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus –
menerus agar segala sesuatunya berjalan pada jalur dan rel yang benar
sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya
Mengapa diperlukan kegiatan pembinaan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan sumber pengetahuan bagi siswa, guru,
dan semua warga sekolah. Setiap sekolah, telah tersedia fasilitas
perpustakaan yang memadai dan disuaikan dengan kebutuhan dari sekolah
yang terkait. Tapi Kenyataan yang sekarang ini, keberadaan perpustakaan
sekolah belum berfungsi secara optimal. Tujuan dari pembinaan guru
mengelola perpustakaan adalah Menumbuhkan minat baca pada diri siswa,
Memberikan pemahaman pengetahuan dan konsep tentang pengelolaan
perpustakaan serta Memberikan kemampuan melaksanakan kegiatan teknis
pada para guru dalam mengelola dan memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber belajar. Melalui pembinaan tersebut diharapkan pemahaman dan
penghayatan terhadap kode etik profesi terus meningkat, sehingga sikap
dan tingkah laku profesi menjadi perilaku sehari-hari, Pembinan Guru
Mengelola perpustakaan sekolah di bagi atas 3 yaitu :
1. Perencanaan Pembinaan Guru Mengelola Perpustakaan Sekolah.
Perencanaan merupakan titik awal kegiatan perpustakaan
sekolah dan harus disusun oleh perpustakaan. Perencanaan berguna
untuk memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka
pemersatu dan membantu memperkirakan peluang, dalam kajian teori
pada bab dua bahwasanya Agar suatu rencana dapat berfungsi sebagai
pedoman kerja maka ada beberapa faktor yang perlu mendapat
perhatian dalam proses perencanaan yang sekaligus merupakan
persyaratan dalam membuat rencana. Seperti yang diungkapkan oleh
66
66
Kaluge bahwa faktor-faktor tersebut yaitu: a) Suatu rencana harus
memiliki tujuan yang jelas, b) Kegiatan serta urutan pelaksanaan
kegiatan harus jelas, c) Hendaknya sederhana dalam isi dan bentuk,
praktis dan dapat dilaksanakan, d) Harus bersifat lentur agar dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, e) Tersediannya sumber-
sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan rencana itu.
Di Kecamatan Jambi Luar kota Perencanaan Pembinaan Guru
mengelola perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri tidak
sesuai dengan tuntutan dan profesi. Sesuai dengan pernyataan dari
beberapa orang sumber yang dapat penulis wawancara tentang
pembinaan bagi guru dalam mengelola perpustakaan sekolah yaitu
diantaranya: Bapak Syanuar,S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah
Menegah PertamaNegeri 01 beliau mengatakan bahwa :
“Perencanaan Pembinaan guru dalam mengelolaan
perpustakaan Sekolah dilakukan dengan cara yaitu mengikuti
pelatihan dan seminar - seminar tentang pengelolaan
perpustakaan yang diadakan oleh Perpustakaan Provinsi dan
Pusat.
Selanjutnya Bapak Syanuar mengatakan:
“Sampai saat ini kami belum ada perencanaan untuk membina
mereka dalam mengelola perpustakaan sekolah, karena kami
terbentur dengan dana sekolah sehingga tidak dapat berbuat
banyak untuk mengikut sertakan mereka dalam pelatihan –
pelatihan Perpustakaan.,63
.
Pada Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 01
Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan perencanaan pembinaan dan
tuntunan mengelola perpustakaan juga diungkapkan oleh bapak
Abun.S.Pd sebagai petugas perpustakaan bidang layanan beliau
mengatakan bahwa:
“Cara mengelola perpustakaan yang kami peroleh dari Media
Informasi Elektroknik (Internet). sedangkan untuk pembinaan
dari kepala sekolah belum pernah dilakukan. Pernah saya
63
. Wawancara Pribadi bersama Kepala Sekolah SMP Negeri 01 Kabupaten Muaro
Jambi . (22 November 2018) .
67
67
sampaikan hal ini namun beliau mengatakan kita terbentur oleh
pendanaan untuk mengikuti kegiatan tersebut. 64
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Yulien,S.Pd,
beliau mengatakan bahwa:
“Untuk pembinaan mengelola perpustakaan saya belum pernah
dibina disini kami mandiri berjalan sendiri”65
.
Ada Perbedaan pendapat tentang perencanaan pembinaan guru
mengelola perpustakaan, menurut Bapak Bahari.S.Pd.M.Pd selaku
Kepala Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 07
Kabupaten Muaro Iambi, beliau mengatakan bahwa :
“Perencanaan Pembinaan guru dalam mengelolaan perpustakaan
sekolah yang paling utama adalah menumbuhkan Kesadaran
akan tugas yang di amanah, kebayakan guru beranggapan bahwa
perpustakaan adalah sebagai tempat pelengkap sehingga tugas
yang dilaksanakan asal – asalan saja,
Ibu Yetti Syafrida, S.Pd Petugas Pengelola Perpustakaan
Sekolah Menengah Negeri 07 Kabupaten Muaro Jambi mengatakan:
“Untuk pembinaan mengelolaan perpustakaan kepala sekolah
pernah memberikan pengarahan secara lisan kepada saya untuk
mengikuti pelatihan tentang perpustakaan walaupun
menggunakan dana pribadi akan tetapi terbentur dengan tugas
wajib saya sebagai waka bidang humas dan guru bidang
studi”.66
Menurut Ibu Syafyenni Anizarti.S.Pd.,M.Pd selaku Kepala
Sekolah Menengah Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi beliau
mengatakan:
“Untuk di Kabupaten Muaro Jambi khusus nya Kecamatan
Jambi Luar Kota belum ada perencanaan dari pemerintahan
daerah belum ada petunjuk untuk mengikut sertakan pengelola
perpustakaan sekolah mengikuti pelatihan atau seminar. Kami
Menyadari Dengan mengikuti berbagai pelatihan – pelatihan
yang diadakan oleh perpustakaan Provinsi dan Pusat ini akan
64
. Abub. (22 November 2018) Wawancara pribadi 65
. Yulienti. (22 November 2018) wawancara pribadi. 66 . yetti syafrida ( 22 November 2018) wawancara pribadi
68
68
menambah pengetahuan guru tentang perpustakaan. untuk
meningkatkan minat baca siswa-siswi selain dari dari pelajaran
yang diberikan oleh guru bidang studi serta menambah
wawasan”.
Sedangkan dari bapak Arif Rifani,S.Pd petugas Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 kabuapten muaro Jambi,
beliau mengatakan bahwa :
“Saya belum pernah dibina tentang pengelolan perpustakaan.
karena latar belakang pendidikan Sarjana pendidikan sehingga
mengelola perpustakaan sekolah hanya semampu saja , walau
terkesan asal ada petugas saja.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat di analisa bahwa belum
ada pembinaan guru mengelola perpustakaan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar
kota Kabuapten Muaro Jambi dengan mengikuti pelatihan atau
seminar-seminar oleh perpustakaan provinsi dan pusat, tetapi khusus
dari Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 dan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 dan Sekolah Menengah
Pertama Negeri 01 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 30
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabuapten Muaro Jambi yang
melakukan belum ada dilakukan pembinaan terhadap guru yang
mengelola perpustakaan sekolah. .
2. Sumber Daya Manusia Pengelola Perpustakaan.
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat
penting dalam suatu organisasi perpustakaan. karena Sumber
Daya Manusia yang dapat membuat maju atau tidaknya suatu
organisasi juga dituntut untuk memiliki Sumber Daya Manusia
yang berkualitas dan profesional.
Sumber Daya Manusia yang memiliki ilmu tentang
perpustakaan tentu mengerti bagaimana mengelola serta
mengembangkan perpustakaan berdasarkan kaidah ilmu
perpustakaan. Salah satu peran utama sumber daya manusia untuk
69
69
memberikan sumbangan misi dan visi sekolah termasuk prosedur
evaluasi dan pengembangan serta melestarikan misi dan tujuan
perpustakaan sekolah.
Kualitas perpustakaan tergantung pada sumber daya
manusianya, karena ini amatlah penting bagi perpustakaan
sekolah memiliki tenaga berpendidikan dan berpotensi tinggi.
Pada Umumnya perpustakaan sekolah belum memilki
pustakawan sebagai pengelola perpustakaan secara baik dan
memadai. Kenyataannya di lapangan menunjukkan perpustakaan
Sekolah Menengah pertama Negeri di Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi dikelola oleh guru bidang studi
yang kekurangan jam mengajar atau tenaga administrasi bahkan
mungkin tidak dikelola dengan semestinya.
Sumber Daya Manusia pengelola perpustakaan hal ini
diungkapkan petugas pengelola perpustakaan sekolah menengah
pertama negeri 01 kabupaten muaro jambi ibu yulien.S.Pd beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya diberikan tugas tambahan oleh kepala sekolah untuk
mengelola perpustakaan karena saya kekurangan jam
mengajar sehingga untuk mencukupi tugas saya sebagai
guru bidang studi, saya memahami sebenarnya yang dapat
bertugas mengelola perpustakaan sekolah wajib memiliki
pengetahuan atau berpendidikan ilmu perpustakaan
sehingga perpustakaan dapat berjalan sesuai dengan visi dan
misi perpustakaan sekolah itu sendiri, namun ini merupakan
tugas yang diberikan oleh kepala sekolah kepada saya”.67
.
Hal senada yang tidak jauh berbeda, demikian juga
diungkap Ibu Yetti Syafrida, S.Pd guru pengelola perpustakaan
sekolah menengah pertama negeri 07, seperti diungkapkan
sebagai berikut:
“Karena saya guru bidang studi yang kekurangan jam
mengajar, maka kepala sekolah memberikan tugas untuk
67
. Dokumentasi wawancara pribadi bersama ibu Yulien.S.Pd pada tanggal 4
Desember 2018.
70
70
mengelola perpustakaan, sehingga layanan perpustakaan
dibuka pada waktu jam istirahat dan kalau ada hal – hal
tertentu saja dibuka”. 68
Hal senada yang tidak jauh berbeda, demikian juga
diungkap Bapak Arif rifani, S.Pd guru pengelola perpustakaan
sekolah menengah pertama negeri 30 kabupaten muaro jambi,
beliau mengungkapkan sebagai berikut:
“Untuk mengelola perpustakaan ini wajib memilki latar
belakang ilmu perpustakaan, namun disekolah kami tidak
ada yang latar belakang pendidikan perpustakaan tersebut.
maka saya ditugaskan sebagai pengelola perpustakaan oleh
kepala sekolah disamping kewajiban saya mengajar bidang
studi.”.69
Berdasarkan hasil beberapa wawancara dari sumber dapat
diambil kesimpulan bahwa Sumber Daya Manusia dalam
Mengelola perpustakaan sekolah menengah pertama negeri di
jambi luar kota kabupaten muaro jambi tidak dikelola oleh orang
yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang perpustakaan,
sehingga pelayanan dan pengelolaan tidak berjalan optimal.
3. Penilaian kinerja pengelola perpustakaan sekolah
Penilaian pengelola perpustakaan sekolah adalah seseorang
yang bekerja diperpustakaan dalam melayani dan merawat
fasilitas yang ada di perpustakaan merupakan unsur penting
dalam ilmu perpustakaan, karena dengan adanya pengelola yang
baik maka keadaan dan kondisi akan terjaga dan terawat.
Sementara kinerja pengelola perpustakaan merupakan
seluruh aktivitas dalam pekerjaan disuatu perpustakaan, dan tolak
ukur yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah bersifat
pengamatan dengan kualitas kerja setiap hari, dalam memberikan
layanan yang diberikan. Sesuai dengan ucapan Bapak
68
Dokumentasi wawancara pribadi bersama ibu Yetti syafrida.S.Pd pada tanggal 4
Desember 2018. 69
. wawancara pribadi bersama bapak Arif rifani,S.Pd. tanggal 7 Desember 2018.
71
71
Syanuar.S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri 01 Kabupaten Muaro Jambi kepada penulis dalam
wawancaranya:
“Kinerja pengelola perpustakaan sampai saat ini telah
berjalan dengan baik sesuai dengan kemampuan mereka
baik dari sektor pelayanan yaitu dari pelayanan administrasi
yang terus melaporkan data keadaan seluruh aktivitas
perpustakaan, pembukuan koleksi, pengeluaran dan
pemasukan yang dimiliki perpustakaan. Untuk pelayanan
terhadap guru, siswa dan siswi sebagai pengujung bisa
dikatakan baik, karena selama ini mereka selalu mematuhi
aturan yang ada diperpustakaan, maka dapat dipastikan akan
dilayani oleh pengelola baik dalam mencari buku, dan
pelayanan dalam hal peminjaman buku”.70
Selain itu juga pada Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri 07 Kabupaten Muaro Jambi, Bapak Bahari, S.Pd, M.Pd dan
kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 30Kabupaten Muaro
Jambi Ibu Syafyenni Ariyanti.S.Pd,M.Pd sependapat, mereka juga
mengatakan hal serupa berkenaan dengan penilaian kinerja
pengelola perpustakaan, beliau mengungkapkan:
“Dalam menilai kinerja Pengelola perpustakaan, sebagai
kepala sekolah menekankan kepada guru pengelola
perpustakaan bahwa harus bekerja dengan mengedepankan
pelayanan terbaik kepada siswa dan siswi, walau pun disana
sini masih terdapat kekurangan paling tidak berbuat
semampunya sesuai dengan aturan - aturan yang
disepakati.”71
Penilaian Guru mengelola perpustakaan di sekolah
menengah pertama negeri yang ada di Kecamatan Jambi Luar
Kota sangat mempengaruhi keadaan dari perpustakaan tempat
mereka bekerja, karena dengan penilaian kinerja mereka dapat
70
. wawancara dengan kepala sekolah SMPN 01 Kabupaten muaro jambi pada
tanggal.7 Desember 2018. 71
wawancara dengan kepala sekolah SMPN 07 dan 30 Kabupaten muaro jambi
pada tanggal.12 Desember 2018.
72
72
diharapkan mengoptimalkan kemampuan dan dapat menjaga serta
merawat perpustakaan sekolah sehingga dapat di manfaatkan oleh
guru dan siswa.
B. Kendala Pembinaan kepustakawan Guru Mengelola
Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jambi
Luar Kota kabupaten Muaro Jambi.
Perpustakaan sekolah merupakan penunjang usaha
mempertinggi kemampuan daya serap siswa terhadap pelajaran yang
diberikan oleh guru di kelas, memperluas pengetahuan yang berguna
di masyarakat dan mempertinggi kemampuan pemahaman untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pada umumnya,
perpustakaan, sekolah di kabupaten muaro jambi masih banyak
mengalami berbagai hambatan, sehingga belum bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
Hambatan tersebut berasal dan dua aspek. Pertama adalah aspek
strutural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang
memperoleh perhatian dari pihak manajemen sekolah. Kedua adalah
aspek teknis, artinya keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang
aspek-aspek bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan
sekolah antara lain: tenaga, anggaran, perhatian pemerintah daerah
serta motivasi diri.
1. Latar belakang Pendidikan.
Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam pembinaan adalah
latar belakang pendidikannya, seperti yang telah dijelaskan oleh
kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Kabupaten Muaro
Jambi Bapak Syanuar.S.Pd. M.Pd mengatakan:
“Dalam penempatan seseorang untuk menjadi petugas
perpustakaan sekolah, saya tidak mempunyai kriteria mengenai
latar belakang pendidikannya, karena di perpustakaan sekolah
kami hanya memiliki buku pedoman pengelolaan perpustakaan
73
73
yang diterbitkan oleh DEPDIKBUD provinsi jambi tahun 2000,
tetapi pada kenyataanya sekarang pengelola perpustakaan
sekolah terkendala oleh kemampuan petugas perpustakaan
sekolah dalam menjalankan tugasnya, dan saya menyadari untuk
dapat mengelola perpustakaan dengan baik harus berdasarkan
pedoman, tatapi juga latar belakang pendidikan dan
keterampilanya”.72
Selanjutnya Bapak Bahari. S.Pd.M.Pd Kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri 07 Kabupaten Muaro Jambi mengatakan:
“Latar belakang pendidikan Mengelola perpustakaan sangat
mempengaruhi kinerja. Kami tidak memiliki Guru ataupun
petugas yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan
maka saya berinisiatif menunjuk guru yang kekurangan jam
mengajar untuk mengelola perpustakaan”.73
Selanjutnya Bapak Arif Rifani.S.Pd, Kepala Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi
mengatakan:
“Kepedulian pihak Manajemen Pemerintahan daerah terhadap
pembinaan perpustakaan sekolah tidak optimal. Kebijakan
pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional
tentang perpustakaan sekolah belum menjadi titik perhatian
karena belum ada diterbitkan aturan khusus mengelola
perpustakaan sekolah. Sampai saat ini belum ada Perpustakaan
Sekolah di Kecamatan Jambi Luar Kota yang memiliki
pustakawan. Perpustakaan sekolah masih dianggap sebagai sarana
pelengkap, untuk kegiatan belajar siswa bukan sebagai
jantungnya pendidikan ”.74
Sebagaimana yang diketahui, bahwa seseorang yang dapat
dijadikan petugas mengelola perpustakaan harus berlatar belakang
pendidikan ilmu perpustakaan dalam menjalankan tugas dan
kewajibanya untuk mengelola perpustakaan sekolah. Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berada di Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi tidak memiliki seseorang yang
72
.wawancara,bersama bapak syanuar. tanggal 23 Desember 2018. 73
. wawancara,bersama bapak Bahari. tanggal 23 Desember 2018. 74
wawancara,bapak Arif Rifani tanggal 24 Desember 2018.
74
74
berlatar pendidikan ilmu perpustakaan maka guru yang kekurangan jam
mengajar diangkat untuk mengelola perpustakaan, mereka wajib
mendapatkan pengetahuan dengan cara mengikuti berbagai pelatihan.
2. Keterbatasan dana.
Kendala untuk mencapai standar SNI bagi perpustakaan adalah
dana. Dana adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk opersional
kegiatan. Seperti hal di lembaga pendidikan sekolah menengah
pertama seperti dana Bantuan Operasional Sekolah. Pembiayaan
pendidikan BOS sangat diperlukan bagi keberlangsungan
operasional lembaga pendidikan itu.
Untuk lebih jelasnya penulis menanyakan langsung kepada
kepala perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 01
Kabupaten Muaro Jambi Bapak Syanuar.S.Pd,M.Pd beliau
mengatakan:
“Dana khusus operasional perpustakaan sekolah sangat minim
sekali karena dana yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah
sangat tidak mendukung bagi pencapaian perpustakaan yang
ideal. hingga sampai saat ini kami bergantung sepenuhnya
kepada dana bantuan operasional sekolah”.75
Tidak jauh berbeda dengan paparan diatas Pengelola
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 Kabupaten
Muaro Jambi, Bapak Bahari.S.Pd, M.Pd mengatakan:
“ Sangat minim sekali dana yang dimiliki sekolah, hal ini sangat
tidak mendukung untuk mengelola sebuah perpustakaan
sekolah”.76
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Kabupaten
Muaro Jambi Ibu Syafyenni Ariyanti.S.Pd,M.Pd beliau mengatakan:
“Faktor lain yang menunjang Perpustakaan Sekolah ada nya
dana, sehingga dapat menunjang keberhasilan sebuah
75
.wawancara. kepala perpustakaan SMPN 01 muaro jambi. tanggal 24 Desember
2018. 76
.wawancara. guru pengelola perpusstakaan SMPN 07 muaro jambi tanggal 24
Desember 2018.
75
75
perpustakaan baik itu dari mengelola sampai dengan
pengolahnya”.77
Dari penyataan diatas bahwasanya dana operasional
perpustakaan sekolah menengah negeri yang ada di kecamatan jambi
luar kota sangat minim sekali sehingga tidak mendukung
pengembangan dan pembinaan perpustakaan sekolah.
3. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah
Masalah lain yang dihadapi dalam membina guru mengelola
perpustakaan adalah perhatian khusus dari pemerintahan daerah
untuk kesejahteraan, karena petugas atau guru mempunyai tugas dan
kewajiban yang sama dengan pustakawan, karena sama-sama
melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam upaya memberikan
layanan informasi kepada guru dan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abun. S.Pd dan Ibu
Yulien.S.Pd Guru Pengelola Perpustakaan Sekolah menengah
pertama negeri 01 kabupaten muaro jambi mengatakan:
“Kami sangat berharap sekali perhatian dan motivasi dari
pemerintahan daerah untuk memberikan Pembinaan dan
kesejahteraan kepada pengelola perpustakaan sekolah, karena tugas
yang diberikan kepada kami sama dengan seorang pustakawan.
dengan adanya perhatian akan meningkatkan kinerja dan menjadi
lebih baik lagi dalam layanan di perpustakaan sekolah”.78
Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu Yetti Syafrida. S.Pd
Guru mengelola Perpustakaan Sekolah menengah pertama negeri 07
kabupaten muaro jambi dan mengatakan:
“Petugas Perpustakaan adalah seseorang yang ditugaskan untuk
mengelola perpustakaan, kinerjanya harus dapat lebih ditingkatkan.
Untuk dapat meningkatkanya dalam hal ini pemerintah harus turut
serta dengan menyediakan sarana dan prasaran yang memadai,
tetapi sayang sejauh ini belum ada realisasinya dari pemerintah
untuk kesejahteraan petugas perpustakaan”.
77
. hasil Wawancara tanggal 27 Desember 2018 78
. Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
76
76
Dari hasil wawancara penulis nara sumber lainya yaitu Bapak
Arif Rifani.S.Pd, Guru Pengelola Perpustakaan Sekolah menengah
pertama negeri 30 kabupaten muaro jambi beliau mengatakan:
“Minimnya dana operasional untuk perpustakaan sehingga
menjadi faktor utama dalam pengembangan dan pembinaan
kemampuan guru untuk memperluas pengetahuan tentang cara
mengelola perpustakaan sekolah.”79
4. Kurangya Motivasi diri
Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang tampak dilapangan,
Guru yang ditugaskan mengelola perpustakaan masih kurang
termotivasi diri untuk memajukan perpustakaan dilingkungan
sekolahnya. Hal ini terlihat dari segi penataan koleksi, layanan,
perawatan koleksi, hal ini dikarenakan faktor Pendidikanya dan
pengetahuan dibidang penyelenggaraan perpustakaan sekolah masih
sangat jauh dari yang diharapkan.
Kepala sekolah dan beberapa orang guru dan siswa mengatakan
cukup sulit untuk meyakinkan/memotivasi seseorang untuk
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Seharunya
seorang petugas perpustakaan mampu menjaga kebersihan, kerapian
dan menyediakan koleksi yang mencukupi sesusai dengan keinginan
karena hal tersebut merupakan faktor yang menjadi tumbuhnya
minat berkunjung dan membaca dilingkungan sekolah.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan di beberapa sekolah
menengah pertama negeri di kecamatan jambi luar kota kabupaten
muaro jambi mengenai motivasi diri, Bapak Syanuar, S.Pd,M.Pd
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Kabupaten Muaro
Jambi beliau mengatakan:
“Selama ini saya sudah mencoba untuk memotivasi Guru yang
ditugaskan mengelola perpustakaan, tetapi motivasi dari saya
tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan motivasi diri, ada dua
faktor yang mempengaruhi motivasi diri yaitu motivasi dari luar
dan motivasi dari dalam. Selama ini saya memberikan perhatian
79. Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
77
77
kepada kondisi dan penilaian kinerja petugas karena saya tahu
latar belakang pendidikanya dan saya selalu menghargai hasil
kerja mereka”.80
Selanjutnya Ibu Syafyenni arizanti.S.Pd.M.Pd Kepala sekolah
menengah pertama negeri 30 kabupaten muaro jambi beliau
mengatakan:
“Dalam melaksanakan tugasnya, petugas belum termotivasi diri
untuk mengambil inisistif sendiri, padahal mengelola
perpustakaan merupakan tanggung jawabnya mulai dari layanan
sampai pengelola koleksi”.81
Memang pada dasarnya motivasi adalah salah satu faktor utama
dalam meningkatkan minat baca dilingkungan sekolah dan
meningkatkan kinerja agar lebih baik, tanpa adanya motivasi
kunjungan dan layanan yang diberikan di perpustakaan tidak akan
berjalan dengan baik.
Mengenai layanan perpustakaan sekolah, Jawaban yang
diberikan dari beberapa orang nara sumber lainya yaitu siswa dan
siswi mengenai layanan perpustakaan dilingkungan sekolah hampir
sama jawaban yang diberikan kepada penulis, yang diantaranya
siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 01, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 07 dan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 30 diantaranya:
“Koleksi yang ada diperpustakaan sangatlah kurang, sehingga
mau keperpustakaan malas, bukunya tidak ada berubah hanya
itu – itu saja koleksinya tiap tahun. coba koleksinya lengkap
dan setiap tahun ada penambahan judul buku terbaru pasti
pengunjungnya banyak dan siswa – siswi bukan hanya mencari
buku pelajaran saja di perpustakaan tetapi majalah, koran,
tabloid dll. Jam Layanan pun dibuka pada Jam istirahat belajar
saja.82
80
. Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018. 81 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018. 82 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
78
78
Lebih lanjut ada beberapa orang siswa yang tidak mau
disebutkan nama, juga mengatakan tentang keberadaan
perpustakaan:
“Perpustakaan sekolah kami letaknya tidak strategis itu pun
kadang- kadang digunakan sebagai ruang belajar oleh guru,
kondisi atau letak buku – buku diperpustakaan sangatlah
berantakan tidak beraturan sehingga kami tidak tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan karena tidak terawat,”.83
Dengan adanya beberapa pendapat diatas, guru yang ditunjuk
untuk mengelola perpustakaan haruslah termotivasi dirinya untuk
melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinanya serta merasa
mempunyai tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya.
Sehingga mengetahui permasalahan yang ada bagaimana
mengelola perpustakaan sekolah dengan baik sesuai dengan standar
perpustakaan sekolah yang ditetapkan .
C. Upaya yang dilakukan Pembinaan Guru Mengelola Perpustakaan
Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jambi Luar Kota
kabupaten Muaro Jambi.
Kinerja sangat diharapkan hasil yang semaksimal mungkin,
karena bila pekerjaan yang dilakukan dengan maksimal maka tujuan
sebuah instansi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga
evaluasi dari kinerja para pegawai/guru/staf terus dan harus selalu
dilakukan, ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bawahan, dan
apabila mengalami kemunduran maka perlu adanya mencari penyebab
dan tindakan untuk meningkatkan kinerja.
Kinerja pengelola perpustakaan sangat berperan penting dalam
memajukan perpustakan, hal ini dapat dilihat dari bila perpustakaan
selalu rapi dan bersih, tersusun rapinya buku-buku, penataan ruang
serta teraturnya jadwal layanan, serta tak kalah pentingnya
83. Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
79
79
penghargaan terhadap guru yang mendapat tugas untuk mengelola
perpustakaan sekolah. Sehingga ada upaya dalam hal meningkatkan
kinerja para pengelola perpustakaan dengan menyediakan fasilitas
yang memadai, baik dalam hal fasilitas penunjang dan fasilitas
pendukung demi kenyamanan pengunjung.
Selain dari untuk dapat melaksanakan tugas – tugas mengelola
perpustakaan sekolah secara baik dan benar, sumber daya manusia
yang ada harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
kepustakaan, baik diperoleh melalui pendidikan formal maupun non
formal. untuk itu upaya yang dilakukan pimpinan tertinggi di sekolah
dalam hal ini adalah kepala sekolah turut meningkatkan kemampuan
bawahannya dan memberikan motivasi kerja sehingga dapat
membantu tercapainya visi dan misi sekolah itu sendiri. Berikut upaya
yang dilakukan kepela sekolah untuk meningkatkan guru mengelola
perpustakaan sekolah yang meliputi:
1. Meningkatkan serta memelihara sikap disiplin.
Demi kepentingan jalanya perpustakaan, maka harus ada
kepatuhan, kerajinan, dan tangung jawab yang diberikan. Cara
terbaik untuk melaksanakan disiplin ialah memberikan contoh
kepemimpinan yang baik kepada bawahan, menyelesaikan
permasalahan dengan baik serta melaksanakan peraturan tanpa
pandang bulu.
Disiplin dapat menjadi cara serta sarana dalam meningkatkan
kinerja seseorang. Dalam meningkatkan kinerja, displin berperan,
mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, membina, dan
membentuk prilaku – prilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang telah diajarkan dan ditanamkan. Orang yang
mempunyai sikap disiplin dengan sendirinya membuka diri untuk
mempelajari banyak hal.
Upaya lain yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
kinerja bawahanya terutama petugas perpustakaan adalah
80
80
menerapkan sikap disiplin. Hasil wawancara dengan bapak
Syanuar,S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 01
Kabupaten Muaro Jambi beliau mengatakan:
“Saya sebagai pemimpin disekolah ini selalu memperhatikan
kedisiplinan pegawai saya, tidak terkecuali terhadap petugas
perpustakaan, Disiplin dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dan selalu hadir tepat waktu sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan yaitu jam mulai nya
sekolah dan tidak pulang sebelum jam sekolah selesai”.84
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 07 Kabupaten
Muaro Jambi, Bapak Bahari,S.Pd.M.Pd Juga mengatakan:
“Manajemen kepemimpinan yang baik tentunya akan
menghasilkan yang baik, sebaliknya bila manajemen
pemimpinya tidak baik maka hasilnya pun tidak baik.”
Kemudian penulis mewawancari kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi bersama Ibu Syafyenni
Arizanti.S.Pd.M.Pd mengatakan:
“Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kedisplinan diantaranya dengan aamelakukan tukar pikiran
(diskusi ) antara atasan bawahan untuk menyelesaikan
permasalahan, sehingga mendapat kesepakatan yang dibuat
dalam meningkatkan disiplin kerja”. 85
Disiplin kini telah menjadi bagian prilaku kehidupan sehari-
hari, karena denga sikap yang disiplin seseorang dapat menggunkan
waktu dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan tugas pekerjaan
dapat terarah dan mendapatkan hasil dengan sebaik-baiknya
2. Mengikuti Pelatihan (Magang).
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa orang
nara sumber yaitu Bapak Syanuar,S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah
Menengah Pertama Negeri 01 Kabupaten Muaro Jambi
mengatakan:
“Salah satu upaya yang saya lakukan memberikan pembinaan
84 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018. 85 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
81
81
kepada guru yang mendapat tugas tambahan mengelola
perpustakaan sekolah berupa pelatihan atau magang ke
perpustakaan yang telah maju baik dari sistem layanan,
pengolahan, contohnya magang di perpustakaan perguruan
tinggi dan perpustakaan Provinsi / Pusat. nantinya hasil dari
selama magang tersebut dapat diterapkan disekolah”.86
Pelatihan atau magang merupakan pendidikan non formal yang
dapat dilakukan kepala sekolah, seperti yang dijelaskan oleh Ibu
Syafyenni Arizanti,S.Pd.M.Pd Kepala Kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri 30 Kabupaten Muaro Jambi:
“Magang diperpustakaan yang telah maju merupakan salah satu
alternatif yang tetap, yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, dan diharapkan nanti petugas perpustakaan yang
mengikuti magang dapat memperpleh pengetahuan mengenai
dunia perpustakaan”.
Bapak Bahari.S.Pd.M.Pd Kepala sekolah menengah pertama
negeri 07 kabupaten muaro jambi berpendapat mengenai
pemberian pelatihan pengelola perpustakaan sekolah beliau
mengatakan:
“Untuk pembinaan guru yang ditugaskan untuk mengelola
perpustakaan sekolah yaitu dengan meningkatkan kerja sama
personil, melakukan diskusi tentang permasalahan kerja,
meningkatkan serta memelihara sikap disiplin dan
memberikan pelatihan (Magang) di perpustakaan lain seperti
perpustakaan nasional, daerah dan perpustakaan perguruan
tinggi. karena ini akan meningkatkan motivasi untuk
mengembangkan perpustakaan sekolah,akan tetapi kendala
besar yang hampir sebagian sekolah hadapi yaitu masalah
pendanaan untuk mengikuti pelatihan tersebut”.87
3. Memberikan penghargaan (reward).
Sebagai langkah nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan
pemberian penghargaan pegawai yang telah menunjukkan prestasi
kerja yang baik. Adapun pengertian dari penghargaan kerap dalam
86 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018. 87 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
82
82
bentuk pemberian berupa piagam dan sejumlah uang dari pimpinan
pegawai yang mempunyai prestasi. Ada juga yang memberikan
penghargaan kepada pegawai karena masa kerja dan pengabdiannya
dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya.Pemberian
penghargaan karena masa kerja pegawai bertujuan untuk
memotivasi gairah dan loyalitas88
.
Pemberian penghargaan kepada guru yang berdedikasi tinggi
merupakan salah satu upaya nyata untuk memposisikan guru
sebagai insan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 35 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa “Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional yang
diperlukan untuk membantu mempersiapkan sumber daya manusia
untuk menghadapi tantangan kehidupan masa depan.89
Berikut hasil paparan wawancara penulis bersama kepala
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Kabupaten Muaro
Jambi Bapak Syanuar.S.Pd. mengenai pemberian penghargaaan
(reward):
“Tujuan Pemberian penghargaan (reward) mendekatkan
hubungan antara atasan dan bawahannya, reward tidak
semesstinya dalam bentuk nominal saja bisa saja dalam
bentuk apresiasi lainya, sehingga memberikan kenyamanan
bawahan dalam bekerja sehingga akan timbul kesadaran pada
diri dalam melaksanakan tugas –tugasnya”.90
Kepala Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 07
Kabupaten Muaro Jambi Bapak Bahari.S.Pd,M.Pd berpendapat
88
. https://economy.okezone.com/read/2010/01/19/23/295455/penghargaan-
sebagai-bentuk-apresiasi-kepada-pegawai .Hermansah, Jurnalis. diakses. tanggal 27
Desember 2018 pukul.09.wib.
89 .http://www.scrib.com/.../ pedoman-pemberian-penghargaan kepada guru sekolah.
diakses pada tanggal 27 Desember 2018 pukul 14 wib. 90 . Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
83
83
mengenai pemberian penghargaaan beliau mengatakan:
“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa menghargai
orang lain dalam hal ini berarti menghargai bawahan. Apabila
kita ingin dihargai oleh bawahan, maka kita harus bisa
menghargai bawahan kita. Dengan demikian, bawahan kita
tidak hanya sekedar takut terhadap kita, tapi akan timbul rasa
segan terhadap pimpinan”.
Kepala sekolah menengah pertama negeri 30 kabupaten muaro
jambi Ibu Syafyenni Anizarti,S.Pd,M.Pd, beliau mengatakan:
“Memberikan reward atau apresiasi kepada karyawan pasti
akan membuat mereka merasa senang, merasa pekerjaannya
dihargai. Namun, masih banyak para atasan yang lupa akan
pentingnya hal ini. sehingga yang dapat mengembangkan
potensi dirinya sesuai dengan bidang kerja..91
Dari beberapa pernyataan diatas sikap seorang pimpinan
sekolah wajib memberikan perhatian kepada bawahannya, sehingga
dapat mendukung tujuan dari visi dan misi sekolah dan dapat
meningkatkan budaya membaca dilingkungan sekolah. perpustakaan
bukan saja sarana pelengkap ataupun sebagai tempat pembinaan,
mencukupi target kerja akan tetapi perpustakaan jantung informasi
dalam pendidikan dilingkungan sekolah.
91
. Hasil wawancara tanggal. 27 Desember 2018.
84
84
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan, maka dapat dtarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan merupakan titik tolak keberhasilan dalam suatu
pekerjaan. Sebagai pimpinan dilingkungan sekolah harus
memiliki perencanaan kedepan. perpustakaan sekolah merupakan
penunjang keberhasilan visi dan misi pendidikan di sekolah
dengan cara menerapkan budaya membaca. Pembinaan pengelola
perpustakaan haruslah mendapatkan perhatian lebih dari
pimpinan, dari hasil penelitian penulis dilapangan banyak hal –
hal yang ditemukan sehingga kesan keberadaan perpustakaan
sekolah hanya sebagai sarana pelengkap dan dipergunakan pada
waktu – waktu tertentu saja.
2. Kendala dalam Pembinaan guru mengelola perpustakaan sekolah
menengah pertama negeri di kecamatan jambi luar kota
kabupaten muaro jambi adalah sumber daya manusia yang tidak
sesuai dengan tuntutan dan profesi. Sebagaimana yang diketahui
bahwa yang dapat dijadikan petugas mengelola perpustakaan
harus berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dalam
menjalankan tugas dan kewajibanya untuk mengelola
perpustakaan sekolah, maka guru yang kekurangan jam mengajar
diangkat untuk mengelola perpustakaan. Dana operasional
perpustakaan sekolah sangat minim sekali sehingga tidak
mendukung pengembangan, pembinaan dan pengelolaan yang
sesuai dengan standar penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Selain dari faktor dana oprerasional motivasi diri merupakan
faktor keberhasilan dalam bekerja
85
85
3. Upaya yang dilakukan dalam pembinaan guru mengelola
perpustakaan sekolah menengah pertama di kecamatan jambi luar
kota adalah meningkatkan kedisiplan, memotivasi diri
menjalankan tugas, menghilangkan anggapan negatif tentang
petugas perpustakaan adalah bawahan yang tidak disiplin dalam
bekerja. Kepala sekolah menengah pertama di kecamatan jambi
luar kota kebupaten muaro jambi berupaya berupaya memberikan
apresiasi kepada bawahannya dalam bentuk mengikut sertakan
Pelatihan (magang) bagi guru di perpustakaan yang telah maju
untuk menambah wawasan tentang mengelola perpustakaan.
Pemberian penghargaan (reward) merupakan bentuk kepedulian
pimpinan kepada bawahannya atas apresiasi prestasi yang
ditunjukkan sehingga menumbuhkan semangat kerja yang
profesional terutama bagi guru yang bertugas mengelola
perpustakaan sekolah.
B. SARAN – SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengajukan beberapa saran
yang bersifat membangun diantaraya adalah:
1. Dengan memiliki kemampuan dan memahami fungsi
perpustakaan, perencancanaan pembinaan dan pengembangan
perpustakaan sekolah akan meningkatkan minat baca dikalangan
sekolah .
2. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan akan
menjadi tolak ukur keberhasilan suatu organisasi, dengan adanya
saling komunikasi maka akan dapat mengatasi permasalah yang
ada di lingkungan sekolah terutama perpustakaan.
3. Pemerintah daerah harus memiliki aturan standar penyelenggaraan
perpustakaan dan menanggarkan fasilitas – fasilitas sekolah yang
ada di kabupaten muaro Jambi.
86
86
DAFTAR PUSTAKA
Hendry Gunawan, Novits Vitriana. Profesionalisme Pustakawan.Sriwijaya:
akses pada 6 mei 2015 jam
:15:31.http://digilin.Unsri.ac.id/dowload/Profesionalisme%20
Pustakawan.
Lasa H s. 2009. Kamus Kepustakawan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Book
Lichesher.
, Profesi Pustakawan : Tantangan dan Harapan: Disajikan dalam
pidato pengukuhan pustakawan utama.Universitas Gajah Mada di
selenggarakan di Yogyakarta tanggal 6 September 2007. Akses
pada 6 Mei 2015 jam
15:35. http://
file:///C:/Users/ACER/Downloads/%271183_pp1001061.pdf
Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Mona. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007
tentang
Perpustakaan.Yogyakarta: Pustaka Mahadirka.
Novi Marleni. 2014. Pembinaan Karier Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Pustakawan Pada Pusat Perpustakaan IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Nurlela. 2014. Peran Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
Provinsi Jambi Dalam Meningkatkan Kompotensi Profesional
Pustakawan Kota Jambi.
Rahman Hermawan, Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan.
Jakarta: Sagung Seto.
87
87
Saripudin Zuhri. 2012. Peran kepala Sekolah Dalam Pembinaan Kinerja
Petugas Perpustakaan Pada Perpustakaan Pundak Kecamatan
Kumpela Ulu kabuapten muara Jambi.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan
praktik.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
Suharyanti. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Surakarta: LPP dan
UNS Press. Sulistiyo Basuki. 2006. Kepustakawanan. Jakarta:
Sagung Seto.
Tim Peyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab Sastra dan
Kebudayaan
Islam. Jambi.
Sutarno Ns. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Sagung Seto.
Undang-undang Republik Indonesia No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Wiji Suwarno. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
88
88
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. OBSERVASI.
Instrumen Observasi adalah untuk mengetahui pentingnya pembinaan
bagi guru mengelola perpustakaan sekolah di kecamatan jambi luar kota
kabupaten muaro jambi yaitu:
1. Survey melihat bagaimana Pembinaan bagi guru mengelola
perpustakaan.
2. Mengamati kegiatan dan aktivitas guru mengelola perpustakaan
sekolah
3. Mengamati mengenai apa saja sarana dan prasarana Perpustakaan
sekolah.
4. Survey mengenai pembinaan guru yang dilakukan kepala sekolah.
5. Dokumentasi mengenai latar belakang pendidikan guru pengelola
perpustakaan sekolah.
6. Mengamati bagaimana peleyanan perpustakaan sekolah.
7. Survey bagaimana upaya kepela sekolah mengatasi permasalahan
penempatan dan pembinaan guru.
8. Survey bagaimana upaya kepela sekolah untuk memajukan dan
mengembangkan perpustakaan sekolah.
9. Keterlibatan Instansi terkait dalam mengupayakan pengembangan
perpustakaan yang lebih baik.
89
89
B. Wawancara.
Dalam melaksanakan Wawancara penelitian menggunakan pertanyaan
– pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
meperoleh informasi dan data yang objektif. peneliti melakukan Wawancara
kepada:
1. Kepala Sekolah Menegah Pertama Negeri yang berada di wilayah
kecamatan Jambi luar kota kabupaten muaro jambi yaitu SMP
Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri 30.
2. Kepala Perpustakaan Sekolah Menegah Pertama Negeri yang
berada di wilayah kecamatan Jambi luar kota kabupaten muaro
jambi yaitu SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri 30.
3. Guru yang ditugaskan mengelola perpustakaan dilingkungan
Sekolah Menegah Pertama Negeri yang berada di wilayah
kecamatan Jambi luar kota kabupaten muaro jambi yaitu SMP
Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri 30.
4. Siswa dan Siswi dilingkungan Sekolah Menegah Pertama Negeri
yang berada di wilayah kecamatan Jambi luar kota kabupaten
muaro jambi yaitu SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP
Negeri 30.
Adapun pertanyaan – pertanyaan yang peneliti ajukan dalam
wawancara sebgai berikut:
a. Kepala Sekolah:
1. Bagaimana cara menunjuk/menempatkan guru yang mengelola
perpustakaan Sekolah.
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan guru mengelola
perpustaan.
3. Bagaiamana Upaya Kepala sekolah mengatasi kendala Pembinaan
guru mengelola perpustaan.
90
90
b. Guru.
1. Bagaimana keadaan pengujung perputakaan
2. Bagaiamana cara mengelola sumber informasi yang ada di
perpustakaan sekolah
3. Bagaimana kendala, Layanan, pengolahan, dan seterussnya.
DOKUMENTASI
1. Sejarah berdirinya Sekolah di kecamatan jambi luar kota terutama
SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri 30.
2. Visi dan Misi SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri 30.
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP
Negeri 30.
4. Keadaan koleksi SMP Negeri 01, SMP Negeri 07, dan SMP Negeri
30.
91
91
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Ahmad Robi Ulfi
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempt Tanggal Lahir : Muaro Pijoan, 07 Juli 1997
Agama : Islam
NIM : IPT. 131376
Alamat : Dusun Suka Menanti RT. 04 Desa Sungai Duren
Kecamatan Jambi Luar Kota Muaro Jambi
No.Telp/HP/WA : 0898 3679 122
Nama Ayah : Fahrul
Nama Ibu : Bastiah
B. Riwayat Pendidikan:
SD Negeri : 06 Desa Sungai Duren
SMP/MTs : Pon-Pes Sa‟adatuddaren
SMU/MA : MA. Laboratorium