10
Upaya penerapan produksi bersih pada limbah tahu I. Pengantar Tahu merupakan salah satu makanan yang sering menjadi konsumsi masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu banyak industri kecil yang memproduksinya untuk mensuplay kebutuhan masyarakat. Namun sayangnya dalam proses produksinya menurut data dari pengelolaan limbah usaha kecil (KLH, 2003) menyebutkan sebagian besar industri pangan di pulau Jawa seperti industri tahu, tempe, kerupuk, tapioka, dan pengolahan ikan, limbah padat dan cairnya dibuang ke lingkungan, seperti selokan dan sungai. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya untuk memanfaatkan limbah hasil aktivitas masyarakat. Upaya pemanfaatan limbah ini selain merupakan bentuk pengelolaan lingkungan yang inheren dengan kualitas hidup manusia, juga merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang dapat membuka peluang usaha baru. Oleh karena itu, adanya konsep Produksi bersih adalah suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinyu pada proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga diharapkan produksi tahu ot put limbahnya bisa dikelola sedeikian rupa dan tidak langusung dibuang ke lingkungan yang akhirnya berpotensi mencemari kualitas air. Pada Produksi Bersih (cleaner production) bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan diseluruh tahapan proses produksi. Disamping itu, produksi bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi

Upaya Penerapan Produksi Bersih Pada Limbah Tahu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

produksi bersih pada limbah tahu

Citation preview

Upaya penerapan produksi bersih pada limbah tahuI. Pengantar

Tahu merupakan salah satu makanan yang sering menjadi konsumsi masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu banyak industri kecil yang memproduksinya untuk mensuplay kebutuhan masyarakat. Namun sayangnya dalam proses produksinya menurut data dari pengelolaan limbah usaha kecil (KLH, 2003) menyebutkan sebagian besar industri pangan di pulau Jawa seperti industri tahu, tempe, kerupuk, tapioka, dan pengolahan ikan, limbah padat dan cairnya dibuang ke lingkungan, seperti selokan dan sungai. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya untuk memanfaatkan limbah hasil aktivitas masyarakat. Upaya pemanfaatan limbah ini selain merupakan bentuk pengelolaan lingkungan yang inheren dengan kualitas hidup manusia, juga merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang dapat membuka peluang usaha baru. Oleh karena itu, adanya konsep Produksi bersih adalah suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinyu pada proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga diharapkan produksi tahu ot put limbahnya bisa dikelola sedeikian rupa dan tidak langusung dibuang ke lingkungan yang akhirnya berpotensi mencemari kualitas air. Pada Produksi Bersih (cleaner production) bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan diseluruh tahapan proses produksi. Disamping itu, produksi bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi diseluruh tahapan produksi. Dengan menerapkan konsep produksi bersih, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara singkat, produksi bersih memberikan dua keuntungan, pertama meminimisasi terbentuknya limbah, sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan hidup dan kedua adalah efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi dan meminimisasi penggunaan bahan baku, air dan pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga mencegah dan atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia.

2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, berlaku balk pada proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.

3. Upaya produksi bersih ini tidak akan berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha. Selain itu pula perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan.

4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkali waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat.

5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan diri sendiri (self regulation) dari pada pengaturan secaracommand and control. Jadi pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan kesadaran utuk merubah sikap dan tingkah laku.

Prinsip-prinsip dalam produksi bersih diaplikasikan dalam bentuk kegiatan yang dikenal sebagai 4R, meliputi:

Reuse, atau penggunaan kembali adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakukan fisika/kimia/biologi.

Reduction, atau pengurangan limbah pada sumbernya adalah teknologi yang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran di awal produksi misalnya substitusi bahan baku yang ber B3 dengan B9 segregasi tiada.

Recovery, adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energi dari suatu limbah untuk kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika/kimia/biologi.

Recycling, atau daur ulang adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai melalui perlakuan fisika/kimia/biologi.

Prinsip 4R yang saat ini telah dikembangkan, aplikasikasinya akan lebih efektif apabila didahului dengan prinsipRethink. Prinsip ini adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi. (http://www.menlh.go.id)

Berpijak pada prinsip tersebut, peneliti akan menguraikan potensi penerapan tekhnologi bersih pada limbah tahu, agar limbah tahu tersebut tidak langusng dibuang di lingkungan yang berpotensi mencemari kualitas air.II. Pembahasan

Konsep pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan menengah (UKM), pertama-tama harus diketahui sifat kimia dan fisikanya, sehingga dapat diperkirakan berbagai produk yang mungkin dihasilkan. Kemudian produk yang dipilih dipertimbangkan dengan pasar dan tekno-ekonominya. Sebagai contoh ampas tahu yang memiliki sifat kimiawi yang didominasi oleh protein sehingga dapat diolah menjadi produk yang berfungsi sebagai sumber protein. Misalnya pada tepung ampas tahu yang masih terdapat kandungan gizi. Dalam produksi tahu terdapat 2 out put yang dihasilkan yaitu limbah cair dan limbah padat berupa ampas. Dua komponen out put limbah tersebut akan dibahas bagaimana pengelolaannya sehingga bisa mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

2.1 Pengelolaan Limbah Tahu Cair

2.1.1 BiogasBiogas yang dimanfaatkan dari limbah tahu itu berupa gas metan yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Pengolahan limbah dari kapasitas produksi tahu sebanyak 2.100 kilogram per hari menghasilkan biogas sebanyak 63 meter kubik per hari. Jika kebutuhan energi untuk satu kepala keluarga sekitar dua meter kubik, dengan 63 meter kubik gas metan bisa dimanfaatkan untuk 32 kepala keluarga.Apabila dihitung penghematan terhadap minyak tanah, satu meter kubik biogas setara dengan 0.62 meter kubik liter. Jadi, penghematan minyak tanah dengan adanya biogas mencapai 39 liter per hari.

Selain itu, pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 1438.5 kilogram per hari untuk gas metan sebesar 57.54 kilogram per hari. Pemanfaatan gas metan yang dihasilkan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan penerangan

Terserapnya emisi yang dihasilkan dari limbah tahu ini bisa menyebabkan penurunan beban pencemaran hingga 90 persen. Dengan memanfaatkan emisi yang dihasilkan limbah tahu cair, kita berarti sudah mengurangi efek gas rumah kaca. 2.3 Pengelolaan Limbah Tahu Padat

2.3.1 Tepung dan Krupuk

Limbah tahu padat yang masih memiliki kandungan protein bisa dibuat tepung. Jika ditambah dengan tepung tapioka, 10 kilogram ampas tahu, misalnya, bisa menjadi 13 kilogram kerupuk.2.3.2 Pakan Ternak

Seperti kita ketahui, limbah padat dari pengolahan tahu yang berupa ampas bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sayangnya, belum banyak peternak yang memanfaatkan ampas tahu ini sebagai pakan tambahan bagi ternaknya, selain konsentrat. Padahal pakan dari ampas tahu ini mengandung banyak protein. Bahkan, pertumbuhan ternak yang diberi pakan ampas tahu lebih cepat. Ini tentu saja menguntungkan peternak karena waktu untuk merawat ternaknya bisa lebih cepat.Selama ini, stok ampas tahu masih melimpah. Harganya pun masih sangat murah. Lebih ekonomis dibanding konsentrat. Jadi, pakan ternak dari ampas tahu ini memiliki harga yang masih sangat menguntungkan bagi para peternak.Adapun ternak yang bisa diberi pakan dari ampas tahu ini sebagai berikut.a. sapi

Pemanfaatan ampas tahu sangat efektif, apalagi untuk sapi potong. Pertambahan berat badannya akan lebih cepat. Selain pertumbuhan lebih cepat, karkasnya bisa mencapai 60% dari berat sapi hidup. Biasanya, pakan ini dicampur dengan bekatul dan diberi air. Lebih baik lagi jika dicampur dengan ketela yang telah dicacah.b. Babi

Babi yang diberi makan ampas tahu akan lebih cepat tumbuh karena kebutuhan protein dan gizinya terpenuhi. Hewan ini memang senang makan ampas tahu. Bahkan, ampas yang sudah berhari-hari pun dilahapnya. Untuk sementara ini, penggunaan ampas tahu pada ternak babi paling besar dibanding pada ternak-ternak yang lain.

c. Kambing

Selain mempercepat berat badan, ampas tahu ini bisa membuat rambut kambing lebih mengilat dan halus. Dengan asupan gizi dari ampas tahu ini, produksi daging ataupun susu kambing akan mengalami peningkatan.

d. Kelinci

Kelinci yang diberi pakan ampas tahu juga mempunyai berat dan ukuran yang cukup signifikan. Apalagi buat kelinci pedaging, daging yang dihasilkan lebih banyak. Bulunya pun menjadi bersih.

e. Bebek

Pada bebek, ampas tahu ini dapat diberikan sebagai pengganti konsentrat. Ini tentu saja bisa menekan biaya pemeliharaan. Ampas ini juga bisa membuat bebek lebih cepat tumbuh dan banyak bertelur.

f. Bandeng

Pakan ternak dari ampas tahu ini memang jarang digunakan untuk peternakan bandeng. Tapi para pengelola tambak di daerah pesisir utara sudah mulai menggunakannya. Mereka lebih memilih ampas tahu karena harga pelet makin lama semakin melambung.Berikut penulis paparkan pada gambar 3.1 flowchart dari produksi tahu dan pemanfaatan dari sisa produksinya yang berupa limbah padat dan cair.

Gambar 3.1

Sumber : Analisa penulis, 2012

Dari gambar flow chart diatas bisa di lihat bagaimna skema alur dari produksi tahu yang limbahnya bisa dimanfaatkan kembali, sehingga dengan proses produksi yang juga memperhatikan aspek lingkungan juga akan menambah profit disamping juga bisa memelihara kualitas lingkungan.

Limbah cari dimanfaatkan sebagai biogas yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan memasak dan juga bisa digunakan untuk mengolah tahu kembali sebagai pengganti minyak tanah ataupun gas, secara ekonomi ini juga akan lebih menekan biaya produksi. Sedangkan limbah padatnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternaik baik kambing, sapi, bebek, bandeng dan lain-lain. Dan kotoran dari hewan-hewan ternak tersebut bisa diolah menajdi pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman (padi) di sawah. Dan kemudian jerami (batang padi yang sudah digiling bulir padinya) bisa digunakan untuk makan ternak.

Disamping itu, Limbah padat tahu (ampas) juga bisa digunakan sebagai bahan dasar krupuk yang tentunya bisa dikonsumsi untuk kebutuhan lauk makan. Dengan skema yang penulis gambarkan diatas, paling tidak skenario flow chart tersebut bisa mngurangi cost produksi dan juga bisa menjaga lingkungan dari limbah cair dan padat sisa produksi tahu.III. Penutup

Dengan adanya suatu paradigma pengolahan produksi tahu yang berbasis tekhnologi bersih diharapkan mampu mendorong para pengusaha tahu untuk tidak membuang langsung limbah cair maupun padatnya ke lingkungan baik sungai atau selokan, tapi diolah dulu sedemikian rupa sehingga masih bisa dimanfaatkan semisal untuk bio gas, makanan ternak dan krupuk yang akhirnya juga membawa dampak positif tidak hanya bagi lingkungan namun juga bagi pengusaha itu snediri. WassalamReferensi

BAPEDAL, 1998. Produksi Bersih di Indonesia. Laporan Tahunan. Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta.

Betty, S.L.J dan Winiati, P.R. 2007. Penanganan Limbah Industri Pangan.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Hadiyarto, A. 2004. Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Jurnal Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro Vol 2: 7-11.

Internet

http://walhi.or.id/http://www.menlh.go.id/

Produksi Tahu

Limbah/sisa (output)produksi

Limbah padat

Jerami padi

Sawah/padi

Pupuk organik

Bio gas

Kotoran ternak

Kebutuhan memasak

Bio gas

Makanan ternak

krupuk

Limbah cair