155
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE ADVOKASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur) Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh : YUSUF KAMIL NIM. 1110011000143 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE ADVOKASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

YUSUF KAMIL

NIM. 1110011000143

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 3: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 4: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 5: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 6: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 7: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

i

PENGESAHAN SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

MELALUI METODE ADVOKASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Yusuf Kamil

NIM: 1110011000143

Di bawah bimbingan

Drs. Ghufron Ihsan, MA

NIP. 19530509 198103 1 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 8: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

ii

PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih

Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs

Al-Huda Bekasi Timur)” disusun oleh Yusuf Kamil, NIM. 1110011000143,

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Juni 2015

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Drs. Ghufron Ihsan, MA

NIP. 19530509 198103 1 006

Page 9: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusuf Kamil

NIM : 1110011000143

Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII

MTs Al-Huda Bekasi Timur) adalah benar hasil karya sendiri di bawah

bimbingan dosen :

Nama Pembimbing : Drs. Ghufron Ihsan, MA.

NIP : 19530509 198103 1 006

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Juni 2015

Mahasiswa ybs

Yusuf Kamil

NIM. 1110011000143

Page 10: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

iv

ABSTRAK

Yusuf Kamil (1110011000143). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada

Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur) Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi. Metode

advokasi adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered) yang sering diidentikan dengan proses debat.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

dua siklus. Prosedur pelaksanaanya mengacu pada model yang dikembangkan

oleh Kurt Lewin di mana pada setiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah

siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur tahun ajaran 2014/2015 yang

berjumlah 35 siswa, terdiri dari 19 siswa perempuan, dan 16 siswa laki-laki.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan siswa, diperoleh banyaknya

siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Pada siklus I, 29 siswa

atau 85,7% yang mencapai KKM. Dan hasil belajar pada siklus II, 35 siswa atau

100% yang mencapai KKM. Kemudian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I

mencapai 72,9 dan siklus II terjadi peningkatan lebih baik mencapai 82,6. Dari

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode advokasi dapat

meningkatkan hasil belajar Fikih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi.

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Metode

Advokasi

Page 11: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

v

ABSTRACT

Yusuf Kamil (1110011000143). Efforts to Improve the learning Outcomes of

Subjects Fiqih Through Advocacy Method (Class Action Research on Class

VIII MTs Al-Huda East Bekasi). Skripsi, Department of Islamic Education at

Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training of State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta.

This study aims to improve student learning outcomes in teaching civic

education using learning methods of advocacy. Advocacy method is a method of

student-centered learning (student centered) is often synonymous with the debate

process.

Research is action research (PTK) with two cycles. Implementation

procedure refers to the model developed by Kurt Lewin in which each cycle

consists of four components: planning, implementation, observation, and

reflection. The subjects of the research are the VIII-1 students of the year

2014/2015 at MTs Al-Huda, East Bekasi, amounting to 35 students, consisting of

19 female students and 16 male students.

Based on the results of tests that have been done students, gained more

students who achieve a predetermined KKM is 70. In the first cycle, 29 students or

74.28% to reach KKM. And learning outcomes in the second cycle, 35 students or

100% to reach KKM. Then the average student learning outcomes in the first

cycle and second cycle reached 72.9 better achieve increased 82.6. From these

results it can be concluded that the method of advocacy to improve learning

outcomes in the classroom Fikih the VIII-1 students at MTs Al-Huda, East Bekasi.

Key words:

Classroom Action Research, Students Achievement, Advocacy Method

Page 12: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam

selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan

dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini banyak

terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun

moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam

3. Marhamah Saleh, Lc. MA, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Drs. Ghufron Ihsan, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

5. Dra. Shofiah, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam

7. Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan

dukungan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

8. Ahmad Abdul Khotib S.Pd.I selaku Kepala MTs Al-Huda Bekasi Timur, yang

telah memberikan izin penelitian di madrasah tersebut.

9. Maftuhin Ichsan, S.Pd.I selaku guru Fiqih di MTs Al-Huda Bekasi Timur.

10. Mahbub Jaelani selaku sahabat yang membantu penulisan skripsi

11. Yuli Khusniah selaku sahabat yang membantu penulisan skripsi

12. Dan untuk semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun

tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan baik

Page 13: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

vii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.

Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama

bagi para pengembang produk pendidikan.

Jakarta, Juni 2015

Yusuf Kamil

Page 14: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

viii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ....................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ..................................... iii

ABSTRAK .......................................................................................... iv

ABSTRACT ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ....................................................... 6

D. Perumusan Masalah ........................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .......................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti....................... 8

1. Belajar dan Hasil Belajar ........................................... 8

a. Pengertian Belajar ............................................... 8

b. Pengertian Hasil Belajar ...................................... 12

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............ 14

d. Teori Transfer Hasil Belajar ................................ 15

e. Pengukuran Hasil Belajar .................................... 16

2. Metode Pembelajaran ................................................ 17

a. Pengertian Metode Pembelajaran ......................... 17

Page 15: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

ix

b. Metode Pembelajaran Advokasi ........................... 18

1) Pengertian Metode Advokasi ......................... 18

2) Tujuan Metode Advokasi ............................... 19

3) Prinsip-Prinsip Belajar Advokasi ................... 20

4) Pelakanaan Belajar Berdasarkan Advokasi ..... 21

3. Mata Pelajaran Fiqih MTs ........................................ 24

a. Pengertian Bidang Studi Fiqih di MTs ................. 24

b. Tujuan Pembelajaran Studi Fiqih di MTs ............. 25

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MTs ...... 25

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ......... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 27

C. Hipotesis Tindakan ......................................................... 28

D. Kerangka Berfikir ........................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 32

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................ 32

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian............................. 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................... 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan .......................................... 35

1. Pelaksanaan Tindakan ............................................... 36

a. Siklus I ................................................................ 36

b. Siklus II ............................................................... 37

2. Observasi .................................................................. 37

3. Refleksi ..................................................................... 37

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ................... 38

G. Data dan Sumber Data..................................................... 38

H. Instrumen Penelitian........................................................ 38

1. Instrumen Tes ............................................................ 38

2. Instrumen Non Tes .................................................... 39

I. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 40

Page 16: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

x

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ................................... 40

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................... 41

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ..... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian ................................ 43

1. Sejarah MTs Al-Huda................................................ 43

2. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................... 44

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ........................... 44

4. Data Siswa ................................................................ 45

5. Sarana dan Prasarana ................................................. 45

B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan ................................... 45

C. Interpretasi Hasil Analisis ............................................... 47

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................ 47

a. Tahap Perencanaan .............................................. 47

b. Tahap Pelaksanaan .............................................. 47

c. Tahap Observasi .................................................. 50

1) Catatan Lapangan .......................................... 50

2) Wawancara .................................................... 50

3) Hasil Belajar .................................................. 51

d. Tahap Refleksi..................................................... 55

e. Keputusan Siklus I ............................................... 56

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................... 56

a. Tahap Perencanaan .............................................. 56

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ............................... 56

c. Tahap Observasi .................................................. 57

1) Catatan Lapangan .......................................... 57

2) Wawancara .................................................... 57

3) Hasil Belajar .................................................. 58

d. Tahap Refleksi..................................................... 62

e. Keputusan Siklus II ............................................. 63

Page 17: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

xi

D. Pembahasan .................................................................... 63

E. Keterbatasan Peneliti ....................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 66

B. Implikasi ......................................................................... 67

C. Saran ............................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 71

Page 18: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK-KD Kelas VIII Semester 1 Tingkat MTs

Tabel 2.2 SK-KD Kelas VIII Semester 2 Tingkat MTs

Tabel 3.1 Tahap Intervensi Tindakan pada PTK

Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Postest Siklus I

Tabel 4.4 Nilai N-Gain Siklus II

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Postest Siklus II

Page 19: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus I

Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus I

Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus II

Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus II

Page 20: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Siklus I

Lampiran 2. RPP Siklus II

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus I

Lampiran 4. Soal Pretest Dan Postest Siklus I

Lampiran 5. Hasil Skor Pretest Siklus I

Lampiran 6. Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

Lampiran 7. Hasil Skor Postest Siklus I

Lampiran 8. Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus I

Lampiran 9. Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus I

Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus II

Lampiran 11. Soal Pretest Dan Postest Siklus II

Lampiran 12. Hasil Skor Pretest Siklus II

Lampiran 13. Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus II

Lampiran 14. Hasil Skor Postest Siklus II

Lampiran 15. Hasil Nilai Rapor Sementara

Lampiran 16. Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus II

Lampiran 17. Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus II

Lampiran 18. Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Pra Penelitian

Lampiran 19. Catatan Lapangan Siklus I

Lampiran 20. Catatan Lapangan Siklus II

Lampiran 21. Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I

Lampiran 22. Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II

Lampiran 23. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 24. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 25. Wawancara Pra Penelitian Dengan Siswa

Page 21: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

xv

Lampiran 26. Wawancara Guru Bidang Studi Fiqih Pra Penelitian

Lampiran 27. Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus I

Lampiran 28. Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus II

Lampiran 29 Data Tabel Guru MTs Al-Huda

Lampiran 30 Data Tabel Siswa MTs Al-Huda

Lampiran 31 Sarana dan Prasarana MTs Al-Huda

Lampiran 32. Uji Referensi

Lampiran 33. Foto-Foto

Lampiran 34. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 35. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 36. Surat Keterangan Penelitian dari MTs. Al-Huda

Page 22: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran terhadap manusia

secara terus menerus, agar menjadi pribadi yang baik lahir maupun batin. Karena

itu, jika pendidikan menghasilkan pribadi-pribadi yang lemah, tidak bertanggung

jawab, dan tidak mandiri, maka berarti program pendidikan itu gagal. Kegagalan

tersebut mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam filosofi maupun

manajemen pendidikan sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan pendidikan

itu sendiri.

Utomo Dananjaya menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Tujuan Pendidikan Nasional secara umum tertuang dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang berbunyi :

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

agar menjadi manusia yang bertaqwa pada Tuhan YME, berakhlaq mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.2

Pendidikan Agama Islam salah satu bagian dari materi pendidikan

mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan

nasional tersebut. Di Madrasah, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terbagi

dalam beberapa bidang studi, antara lain: Al-Qur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fiqih,

1 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: PT Penerbit Nuansa 2010),

cet-1, hal.40 2 Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 : Tahun 2003 (Jakarta: Pusat

Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas, 2006) h. 8

Page 23: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

2

dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing bidang studi tersebut pada

dasarnya saling terkait.

Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak

membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan

Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan

lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari

jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam.

Kendatipun demikian penting mata pelajaran ini, masih dijumpai

beberapa problematika, yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

hasil wawancara dengan bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda beliau mengatakan

bahwa,

Permasalahan yang dialami oleh guru bidang studi fiqih di MTs Al-Huda

Bekasi Timur diantaranya terkait dengan waktu pembelajaran yang kurang

tersedia yaitu hanya 2x40 menit saja dalam seminggu, sedangkan materi yang

harus disampaikan banyak. Hal ini mengakibatkan indikator-indikator dalam

pembelajaran fiqih tidak bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Selain

itu, sarana prasarana sekolah juga menjadi bagian dari suatu permasalahan.

Minimnya alat-alat bantu ketika proses belajar mengajar mengakibatkan

minat belajar siswa menjadi berkurang. Bukan hanya itu, kendala lain

diantaranya adalah latar belakang pendidikan siswa. Mayoritas siswa MTs

Al-Huda berasal dari background pendidikan umum seperti dari Sekolah

Dasar (SD) yang dasar pengetahuan agamanya kurang jika dibandingkan

dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang secara umum

cukup banyak mendapat pengetahuan tentang agama. Kendala ini menjadi PR

tersendiri bagi guru fiqih dalam menyeimbangkan pengetahuan agama pada

siswa yang berlatar belakang pendidikan SD dengan MI agar minat belajar

siswa meningkat. Faktor ekonomi serta lingkungan keluarga yang berbeda-

beda juga mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa, kebanyakan siswa

MTs Al-Huda ini berasal dari kalangan menengah kebawah dan lingkungan

keluarga yang beragam, ada beberapa siswa yang memang dalam lingkungan

keluarganya memahami betul masalah agama, akan tetapi tidak sedikit

lingkungan keluarga siswa yang masih kurang memahami agama sehingga

sejak dini siswa belum sepenuhnya dikenalkan dengan pengetahuan agama.3

Berdasarkan hasil pengamatan observer ketika melakukan observasi

sebelum penelitian, rendahnya minat dan hasil belajar siswa MTs Al-Huda Bekasi

Timur kelas VIII terhadap bidang studi fiqih selama ini menandakan bahwa mata

3 Hasil wawancara dengan Bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal

10 Februaru 2015.

Page 24: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

3

pelajaran fiqih kurang diminati oleh siswa, karena proses pembelajaran guru

dalam menyampaikan materi pelajaran lebih banyak menggunakan metode

ceramah yang sifatnya monoton dan kurang menarik. Hal ini terlihat ketika

kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung ada beberapa siswa yang

mengantuk, tidur dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, dan bahkan

ada beberapa siswa yang asik berpindah tempat dari bangku satu ke bangku yang

lain. Sehingga hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang

memuaskan dan harus mengulang ujian lagi. Dengan demikian, minat belajar

siswa MTs Al-Huda pada mata pelajaran fiqih ini masih perlu untuk ditingkatkan

lagi, agar nantinya hasil dari proses KBM siswa meningkat sehingga pengetahuan

agama siswa menjadi bertambah dan siswa mampu melaksanakan ajaran Islam

dengan baik.4

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses

pendidikan, karenanya harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan yang

sistematis dan inovatif. Ketika berbicara tentang pembelajaran tidak bisa lepas

dengan peran guru. Menurut Abdul Majid, “Perencanaan pembelajaran dapat

diwujudkan manakala guru mempunyai sejumlah kompetensi”.5

Sebelum merencanakan suatu pembelajaran hendaknya guru harus

melihat kondisi siswanya. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno

berpendapat bahwa, “Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi,

minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, menyatu dalam

sebuah sistem belajar di kelas dan perbedaan-perbedaan ini harus dikelola oleh

guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal”.6

Pada bidang studi fiqih ini tentu dalam pengajarannya guru dituntut untuk

memiliki kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif,

imajinatif, menguasai materi yang akan disampaikan serta mampu

membangkitkan minat belajar siswa dalam KBM agar tercipta suasana belajar

4 Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 10 Februari

2015 5 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2011),

Cet. 7, h. 3. 6 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2009), Cet. III, h. 116.

Page 25: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

4

menarik dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan

tercapai sesuai dengan harapan. Ketika melaksanakan pengelolaan pembelajaran

guru juga dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dengan

memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memperhatikan taraf

perkembangan intelektual serta perkembangan psikologi belajar siswa. Hal ini

biasanya terkait dengan metode pembelajaran karena metode pembelajaran

merupakan komponen yang mempunyai fungsi penting dalam pembelajaran.

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh

komponen ini, walaupun komponen-komponen lain itu lengkap jika tidak dapat

diimplementasikan melalui metode yang tepat maka komponen-komponen

tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Menurut

Hamzah B. Uno, “Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang

dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala kegiatan

pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut”.7

Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi

metode dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi tugas guru agama tidak

hanya mengembangkan intelektual siswa saja, akan tetapi juga berupaya untuk

membentuk batin dan jiwa agama sehingga siswa melaksanakan apa yang telah

diajarkan oleh guru dan pada akhirnya kelak siswa diharapkan menjadi seseorang

yang taat kepada agama serta mempunyai pengetahuan hukum agama dan dapat

mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan

belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan

minat belajar siswa adalah dengan menggunakan metode Advokasi. Metode ini

merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat mengundang minat

belajar dan partisipasi siswa. Menurut M. Dalyono, “Pembelajaran aktif

merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan

dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah

tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.”8

7 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 34.

8 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.195.

Page 26: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

5

Metode advokasi hampir sama dengan metode debat, yang

membedakannya hanyalah jika metode advokasi lebih menekankan pada

kekompakan dan kerja tim pada setiap kelompok dan disampaikan oleh

perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya sebagaimana halnya

seorang pengacara yang mempunyai banyak orang dibelakangnya yang membantu

untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dibelanya. Dalam hal ini Oemar

Hamalik menjelaskan bahwa,

Metode advokasi adalah metode mengajar dengan cara pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik (student-centered advocacy learning) sering

diidentikkan dengan proses debat. Pembelajaran advokasi dipandang sebagai

suatu pendekatan alternatif terhadap pengajaran didaktis di dalam kelas yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu

sosial dan personal melalui keterlibatan langsung dan partisipasi pribadi.

Model pembelajaran advokasi menuntut para peserta didik terfokus pada

topik yang telah ditentukan sebelumnya dan mengajukan pendapat yang

bertalian dengan topik tersebut9.

Jadi pada dasarnya model pembelajaran advokasi sangat berharga untuk

meningkatkan pola pikir dan perenungan, terutama jika peserta didik dihadapkan

untuk mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan mereka sendiri. Hal ini

juga merupakan pembelajaran debat yang secara aktif melibatkan setiap peserta

didik di dalam kelas tidak hanya mereka yang berdebat.

Berpijak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik

mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas Pada

Kelas VIII di MTs Al-Huda Bekasi Timur)”.

9 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.228

Page 27: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

6

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya guru yang menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah,

sehingga pembelajaran bersifat monoton dan membosankan.

2. Kurang adanya peran aktif siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih karena kurangnya

minat belajar.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi permasalahan ruang

lingkup penelitian yakni mengenai upaya peningkatkan hasil belajar mata plajaran

fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur dengan menggunakan

Metode Advokasi.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak pada pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi

fokus permasalahan pada penelitian ini adalah :

“Apakah Metode Advokasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih

siswa kelas VIII di MTs Al-Huda Bekasi Timur?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada peningkatan yang signifikan apabila metode adokasi diterapkan dalam

mata pelajaran fiqih.

F. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharap mampu memperkaya keilmuan dan

sebagai bahan acuan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam para peserta didik.

Page 28: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

7

2. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan positif kepada semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan,

terutama bagi:

a. Peserta Didik

1) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar.

2) Dengan diterapkannya metode advokasi, memberikan alternatif kepada

peserta didik untuk mempermudah mengingat materi-materi dalam

mata pelajaran fiqih.

3) Meningkatkan minat belajar siswa dengan adanya metode advokasi

b. Guru

1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.

2) Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar.

3) Mampu menghidupkan suasana kelas dengan strategi pembelajaran

yang diterapkan.

c. Peneliti

1) Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar.

2) Memberikan pengalaman cara mendesain materi pembelajaran yang

lebih baik dan tepat.

d. Sekolah,

Memberi masukan bagi sekolah untuk melakukan perbaikan terhadap

proses pembelajaran fiqih pada khususnya dan pelajaran lain pada

umumnya.

Page 29: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakuknya. Menurut Winkel

yang dikutip oleh Purwanto, “belajar adalah aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.10

Oemar Hamalik berpendapat bahwa, “belajar bukan suatu tujuan tetapi

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi merupakan langkah-langkah

atau prosedur yang ditempuh”.11

Sedangkan menurut Irwanto dkk,

belajar sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada

prilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang

mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh kaena itu,

perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.12

Islam menganjurkan kepada setiap umat untuk senantiasa belajar. Hal ini

terdapat dalam firman Allah QS. Al-Alaq ayat 1-5 yakni:

(1)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)13

10 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 39 11 Hamalik, op.cit., h. 29 12 Irwanto, Dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallino, 2002), h. 105. 13 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 279.

Page 30: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

9

Pada ayat tersebut terdapat kata “ أاقر ” yang berarti "bacalah". Kata ini

mengandung perintah yang berarti mewajibkan kepada seluruh umat untuk

membaca, yang dikonotasikan sebagai kata belajar.

Hal ini senada dengan pendapat Fadhilah Suralaya yang mengatakan

bahwa: “Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa.

Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa

menguasai berbagai macam pengetahuan”.14

Dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban setiap orang

beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat

hidup manusia itu sendiri.

Sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-

Mujadalah: 11)15

Ayat di atas menjelaskan janji Allah yang akan meninggikan derajat

orang-orang berilmu dan beriman baik di dunia maupun akhirat. Salah satu

usahanya adalah dengan belajar atau mencari ilmu.

Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh. Karena dengan belajar, seseorang dari yang belum mengerti menjadi

mengerti dengan ditambah pengalaman-pengalaman yang dapat dijadikan

pelajaran untuk masa yang akan datang. Bukan hanya itu saja ilmu pengetahuan

yang berkembang terus menerus secara pesat menjadikan peranan pendidikan

sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk

menuntut ilmu bagi seluruh kaum muslimin baik laki-laki dan perempuan.

14Fadhilah Suralaya, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta

Press, 2005), Cet. 1, h. 59. 15Departemen Agama RI, op. cit., h. 434.

Page 31: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

10

Menurut Al-Munawi dalam kitabnya Faydh al-Qadir yang dikutip oleh

Abdul Majid Khon mengatakan “Mencari ilmu wajib walaupun tercapainya ilmu

harus mengadakan perjalanan yang sangat jauh seperti perjalanan ke Cina dan

sangat menderita, bagi orang yang tidak sabar dalam mencari ilmu kehidupannya

buta dalam kebodohan dan orang yang sabar akan meraih kemuliaan dunia dan

akhirat”.16

Hukum mencari ilmu wajib bagi seluruh kaum Muslimin baik laki-laki

dan perempuan, sedangkan masa mencari ilmu itu seumur hidup “long life of

education”. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting yang tidak

dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. 17

Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar, yang di dalamnya

terdapat suatu proses interaksi antara guru dan siswa. Dari proses interaksi

tersebut, proses belajar mengajar terikat dengan minat dan perhatian. Dengan

demikian, proses belajar mengajar akan menjadi efektif dan efesien apabila siswa

mempunyai minat terhadap suatu pelajaran.

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak

dapat dilihat. artinya bahwa proses perubahan setelah belajar dalam diri seseorang

tidak dapat disaksikan, melainkan dapat dilihat dari adanya gejala-gejala

perubahan perilaku yang nampak dari yang belajar, atau dapat dikatakan belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Wina Sanjaya belajar pada dasarnya proses perubahan tingkah

laku berkat adanya pengalaman dan sebagai hasil dari interaksi dalam

lingkungannya. Unsur lingkungan yang disebutkan pada hakikatnya berfungsi

sebagai lingkungan belajar seseorang, yakni lingkungan tempat ia tinggal dan

berinteraksi sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya. 18

16Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), h. 143. 17Ibid., h. 145.

18 Wina Sanjaya, Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Cet. 3, H. 90

Page 32: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

11

Menurut Agus Suhani ada 4 pilar belajar yang dikemukakan oleh

UNESCO, yaitu sebagai berikut:

1) Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan tidak hanya

memperoleh pengetahuan.

2) Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk

melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing.

Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang nyata tidak hanya

terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan

mengatasi konflik.

3) Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup

bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling

pengertian dan tanpa prasangka.

4) Learning to be adalah individu diharuskan untuk mengembangkan aspek

pribadinya secara optimal dan seimbang, untuk menghadapi tantangan

kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks. Tuntutan

perkembangan kehidupan global, tidak hanya menuntut berkembangnya

manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia yang utuh dan

unggul. Keunggulan tersebut diperkuat dengan moral yang kuat.19

Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan

dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar

tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi

dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah,

bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di

masyarakat. Keempat pilar tersebut yakni learning to know, learning to do,

learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada

peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya,

berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan

intelektual, serta sosial.

Muhammad Ali yang dikutip oleh Rusyan A.T. menjelaskan bahwa,

Proses belajar mengajar formal di sekolah ialah di dalamnya terjadi

interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu

dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu : (1) guru, (2) isi

atau materi pelajaran, dan (3) siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama

19 Agus Suhani, Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO, artikel diakses pada 24

September 2013 jam 15:30 dari http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajar-

menurut-unesco.html

Page 33: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

12

melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, media, dan penataan

lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang

memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar

mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu

merencanakan, melaksanakan pengajaran dan memberikan balikan20

.

Rusyan A.T melanjutkan, bila terjadi proses belajar maka bersama itu

pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada

yang belajar sudah barang tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula

sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah terjadi

suatu proses/saling interaksi, antara yang mengajar dengan yang belajar,

sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak

sengaja, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun

dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan

belajar.21

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya yang bersifat relatif permanen.

b. Pengertian Hasil Belajar

Minat terhadap kajian proses belajar dilandasi oleh keinginan untuk

memberikan pelayanan pengajaran dengan hasil yang maksimal. Proses

pembelajaran yang maksimal akan menghasilkan output atau hasil belajar yang

maksimal pula.

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian baik

evaluasi saat proses, maupun setelah proses pembelajaran yang merupakan tindak

lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi

20 Rusyan A.T, Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah

Dasar, Cet. 2, (Jakarta: PT. Kartanegara, 1999), hlm. 9 21 Ibid.

Page 34: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

13

belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi

juga sikap dan keterampilan.22

Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang

dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi

pada diri seseorang yang melakukannya. Dimana interaksi individu dalam

lingkungan yang membawa perubahan sifat, tindakan, perbuatan, dan tingkah

laku.

Menurut Purwanto hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua

kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses

yang megakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-

proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan

oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami

belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan

perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.23

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai

akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan Hamalik yang dikutip

oleh Asep Jihad dan Abdul Haris menjelaskan bahwa, “hasil-hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta

apersepsi dan abilitas”.24

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Tingkah

laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hasil belajar akan tampak pada setiap

perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu menurut Oemar

hamalik adalah sebagai berikut:

22 Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi Pressindo,

2010) h. 15 23 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44-45 24 Asep Jihad dan Abdul Haris, Loc.cit.

Page 35: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

14

1) Pengetahuan

2) Pengertian

3) Kebiasaan

4) Keterampilan

5) Apersepsi

6) Emosional

7) Hubungan social

8) Jasmani

9) Etis atau budi pekerti

10) Sikap25

Berdasarkan uairan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dengan ditandai oleh

perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat bergantung pada

beberapa macam faktor, dan faktor-faktor tersebut menurut Muhibbin Syah dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain:

a) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran

b) Aspek Psikologis

(1). Intelegensi Siswa/Tingkat kecerdasan

(2). Sikap siswa

(3). Bakat siswa

(4). Minat siswa

(5). Motivasi siswa

(6). Perhatian

(7). Pengamatan

(8). Ingatan

(9). Berfikir

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), terdiri dari dua macam

yakni:

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa

itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga dapat

25 Hamalik, op.cit., h. 30

Page 36: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

15

memberi dampak baik atapun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil

yang dicapai oleh siswa. Lingkungan sekolah speperti para guru, para staf

administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat merupakan faktor

lingkungan sosial yaitu tetangga dan eman-teman sepermainian di sekitar

perkampungan siswa juga sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

b) Lingkungan Non-sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, letak rumah tempat itnggal keluarga siswa, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa juga

dipandang turut menentukan tngkat keberhasilan belajar siswa. 26

d. Teori Transfer Hasil Belajar

Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-

situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, siswa dapat mentransferkan hasil belajar

itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Menurut

Oemar Hamalik, transfer hasil belajar setidaknya dapat ditemukan 3 teori, yaitu

sebagai berikut :

1) Teori Disiplin Formal (The Formal Discipline Theory)

Teori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan

sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis

2) Teori Unsur-Unsur yang Identik (The Identical Elements Theory)

Transfer terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-

unsur yang bersamaan (identik). Latihan di dalam satu situasi mempengaruhi

perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya. Teori ini banyak

digunakan dalam kursus latihan jabatan, di mana kepada siswa diberikan

respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang

sebenarnya.

3) Teori Generalisasi (Thr Generalization Theory)

Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi

generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang dipelajari.

Internalisasi daripada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-sikap, dan

apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan sesorang. Teori ini menekankan

kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-

pengalaman lain. Transfer terjadi apabila siswa menguasai pengertian-

pengertian umum atau kesimpulan-kesimpulan umum, lebih dari unsur-unsur

identik.27

26 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001) h. 61 27 Hamalik, Op.Cit., h.34

Page 37: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

16

e. Pengukuran Hasil Belajar

Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawan pertanyaan yang

diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya

berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus

ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajaran, baru kemudian

ditetapkan alat untuk menaikakan keberhasilan belajar secara teapat. Mengingat

pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan, maka di sini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum.

Menurut Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris kedua kriteria

tersebut adalah:

1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai

suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek

mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur

keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa

persoalan dibawah ini:

a) Apakah pengajaran direncanakn dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh

guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

b) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan

kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan

untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta

sikap yang dikendaki dari pengajaran itu?

c) Apakah guru memakai multi media.

d) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai

sendiri hasil belajar yang dicapainya?

e) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas?

f) Apakah suasan pengajaran atau proses belajar mengajar cukup

menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

g) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi

laboratorium belajar?

2) Kriteria ditinjau dari hasilnya

Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasila pengajaran dapat dilihat

dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan

dalam menetukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk

yang di capai siswa:

a) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak

dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh?

b) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa?

Page 38: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

17

c) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan

mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku

dirinya?

d) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa merupakan

akibat dari proses pengajaran?.28

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam

pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau

cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara

sistematis”.29

Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode

(pembelajaran) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis

agar tujuan pembelajaran tercapai”.30

Menurut Indrawati dan Wanwan Setiawan pengetahuan tentang metode-

metode pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau

tidaknya peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan

terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam undang-undang No. 20 tahun 2000

pasal 40, yang berbunyi sebagai berikut:

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis

dan Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal

19 ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologi siswa.31

28 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h. 20-21 29

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, (Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cetakan ke-17, hlm. 198. 30 Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak

Juara, (Bandung: Kaifa, 2013), Cetakan ke-12, hlm.131 31 Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan untuk Guru SD, (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 9

Page 39: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

18

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan

aktifitas belajar mengajar. Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian

metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, metode

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur

sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan

mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan

perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkan oleh guru.

Perangkat-perangkat itu meliputi buku pedoman bagi guru dan para peserta didik,

lembar kerja peserta didik, media yang dipakai untuk membantu terlaksanakannya

proses pembelajaran seperti komputer, Over Head Proyektor (OHP), film,

pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan administrasi

pembelajaran.

b. Metode Pembelajaran Advokasi

1) Pengertian Metode Advokasi

Metode Advokasi merupakan bagian dari metode yang dapat

disinkronisasikan dalam proses pembelajaran. Metode advokasi sering

diidentikkan dengan proses debat

Dalam pandangan Islam proses debat diperbolehkan selama dengan

ketentuan dan cara yang baik, sebagai mana firman Allah SWT, dalam Q.S. An-

Nahl ayat 125 yaitu:

Page 40: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

19

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”(Q.S. An-Nahl:

125).32

Sementara itu metode advokasi menurut Menurut Oemar Hamalik yaitu,

Belajar dengan menggunakan metode advokasi menuntut siswa menjadi

advokat dari pendapat tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia.

Para siswa menggunakan keterampilan riset, keterampilan analisis, dan

keterampilan berbicara dan pendengar, sebagaimana mereka berpartisipasi

dalam kelas pengalaman advokasi, mereka dihadapkan pada isu-isu

kontoversial dan harus mengembangkan suatu kasus untuk mendukung

pendapat mereka di dalam perangkat petunjuk dan tujuan-tujuan khusus33

.

Masih melanjutkan penjelasan dari Oemar Hamalik, bahwa dalam rangka

belajar advokasi, para siswa berpartisipasi dalam suatu debat antara dua regu,

yang masing-masing terdiri dari dua orang siswa. Tiap regu memperdebatkan

topik yang berbeda dari para anggota kelas lainnya. Karena itu, di dalam

suatu kelas terdiri dari 32 orang siswa akan memperdebatkan 8 buah topik.

Namun guru dapat membuat keputusan lain, misalnya ada suatu topik yang

dianggap penting, guru menunjuk 4 orang siswa untuk menyajikan debat

dalam kelas tersebut. Sebaiknya, topik yang diperdebatkan adalah isu-isu

yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Untuk memenuhi kebutuhan

yang spesifik, guru dapat menunjuk suatu kelompok siswa untuk menyajikan

debat di kelas.34

2) Tujuan Metode Advokasi

Tarmizi Ramadhan mengemukakan bahwa metode advokasi bertujuan

untuk :

a) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai

advokat mengenai pendapat atau pandangan tertentu yang bertalian

dengan suatu topik yang ada.

b) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan meneliti,

keterampilan menganalisa dan keterampilan berbicara serta

32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 281 33 Oemar Hamalik, Op.Cit,. h.228 34 Ibid. h.228-229

Page 41: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

20

mendengarkan pada waktu mereka berperan serta secara aktif dalam

pengalaman-pengalaman advokasi di dalam kelas.

c) Membisakan diri siswa guna menghadapi masalah - masalah

kontroversi dan mengembangkan kasus untuk mempertahankan

pendapat sesuai dengan petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai35

. Jadi, tujuan metode advokasi ialah meningkatkan kemampuan akademik,

mengaktifkan proses pembelajaran, dan menarik minat peserta didik.

3) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Metode Advokasi

Menurut Oemar Hamalik belajar advokasi berdasarkan berbagai prinsip

belajar, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

a) Ketika siswa terlibat langsung dalam penelitian dan penyajian debat,

ke-Aku-annya lebih banyak ikut serta dalam proses dibandingkan

dengan situasi ceramah tradisioanal.

b) Proses debat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa karena

hakikat debat itu sendiri.

c) Para siswa terfokus pada suatu isu yang berkenaan dengan diri mereka

dan kadang-kadang yang berkenaan dengan masyarakat luas dan isu-isu

sosial personal

d) Pada umumnya siswa akan lebih banyak belajar mengenai topik-topik

mereka dan topik-topik lainnya bila mereka dilibatkan langsung dalam

pengalaman debat.

e) Proses debat memperkuat penyimpanan (retention) terhadap

komponen-komponen dasar suatu isu dan prinsip-prinsip argumentasi

efektif.

f) Belajar advokasi dapat digunakan baik belajar di sekolah dasar maupun

di sekolah selanjutnya. Berdasarkan tingkatan siswa, model ini dapat

diperluas atau disederhanakan pelaksanaannya.

g) Pendekatan instruksional belajar advokasi mengembangkan

keterampilan-keterampilan dalam logika, pemecahan masalah, berpikir

kritis, serta komunikasi lisan dan tulisan. Selain itu, model ini akan

mengembangkan aspek afektif, seperti konsep diri, rasa kemandirian,

turut memperkaya sumber-sumber komunikasi antarpribadi secara

efektif, meningkatkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat,

serta melakukan analisis secara kritis terhadap bahasan dan gagasan yan

muncul dalam debat36

.

35 Tarmizi Ramadhan, Model Pembelajaran Advokasi, 2015. (https://tarmizi.wordpress.com) 36 Hamalik. Op.Cit. h.229

Page 42: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

21

4) Pelakanaan Belajar Berdasarkan Advokasi

Langkah-langkah dasar pelaksanaan debat menurut Oemar Hamalik

sebagai berikut.

a) Memilih suatu topik debat berdasarkan pertimbangan dari aspek

kebermaknaannya, tingkatan siswa, relevansinya dengan kurikulum,

dan minat para siswa.

b) Memilih dua regu debat, masing-masing dua siswa tiap regu untuk tiap

topik

c) Menjelaskan fungsi tiap regu kepada siswa

d) Menyediakan petunjuk dan asistensi kepada siswa untuk membantu

mereka menyiapkan debat.

e) Melaksanakan debat. Para audience melakukan fungsi observasi khusus

selama berlangsungnya debat.

f) Melaksanakan diskusi kelas, dilanjutkan dengan pengarahan kembali

setelah debat37

.

Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa dalam melakukan metode

pembelajaran advokasi ini pastikan untuk mengumpulkan peserta didik dengan

duduk bersebelahan dengan peserta didik yang berasal dari peihak lawan

debatnya. Dilakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan

oleh peserta didik dari persoalan yang telah diperdebatkan. Peserta didik juga

diperintahkan untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen

terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.38

Suatu debat diawali dari adanya suatu kebijakan, yakni apa yang harus

ada. Kebijakan ini menuntut perlunya suatu perubahan terhadap status quo atau

sistem yang ada, dan merekomondasikan suatu proposisi kebijakan baru yang

hendak dilaksanakan. Jadi, semua proposisi debat siswa sesungguhnya adalah

proposisi-proposisi kebijakan.

Dalam proses debat teradap dua regu, yakni regu yang mendukung suatu

kebijakan (affirmative) dan regu lawannya ialah regu oposisi (negative). Masing-

masing regu menyampaikan pandangan/ pendapatnya disertai dengan

argumentasi, bukti, dan berbagai landasan, serta menunjukkan bahwa pandangan

pihak lawan memiliki kelemahan, sedangkan pandangan regunya sendiri adalah

37 Ibid. h.230

38 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung :

Nusamedia, 2011), h. 141

Page 43: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

22

yang terbaik. Tiap regu berupaya meyakinkan kepada para pengamat, bahwa

pandangan/pendapat regunya yang paling baik dan harus diterima. Jadi, tiap regu

bertanggung jawab secara menyeluruh atas posisi regunya, di samping adanya

tanggung jawab dari setiap anggota regu. Proses debat antara dua regu menurut

Oemar Hamalik dapat digambarkan sebagai berikut.

a) Regu pendukung : - menyampaikan suatu topik,

benyajikan garis besar apa yang hendak

dibuktikan oleh regu tersebut,

- berupaya menunjukkan perlunya / kebutuhan

perubahan.

b) Regu oposisi : - berupaya menunjukkan bahwa sistem

yang ada sekarang itu kuat dan efektif.

c) Regu pendukung : - menyajikan suatu rencana,

Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut

praktis,

- Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut

adalah rencana yang diinginkan atau sangat

diharapkan

d) Regu oposisi : - berusaha menunjukkan bahwa rencana

tersebut tidak praktis,

-berusaha menunjukkkan rencana tersebut tidak

diinginkan.

Selanjutnya untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai peranan regu

pendukung maupun peranan regu oposisi pada metode pembelajaran advokasi,

Oemar Hamalik memaparkannya sebagai berikut.

a) Peranan Regu Pendukung

Esesnsi regu pendukung (affirmative) adalah menyatakan “ya“ terhadap

proposisi. Pendukung menghendaki perubahan dari status quo dan

merekomendasikan suatu kebijakan untuk diapdosikan. Tanggung jawab dari regu

pendukung ialah mengklarifikasi makna proposisi dengan cara mendefinisikan

istilah-istilah yang samar-samar atau belum jelas, sedangkan istilah yang sudah

dipahami tidak perlu didefinisikan.

Tanggung jawab berikutnya adalah menyajikan prima fasie case bagi

posisi mereka. Pada awal pembicaraan atau penampilan pihak pendukung

menyajikan berbagai alasan dan memberikan bukti-bukti sehingga perubahan

sangat dibutuhkan. prima fasie case ini pada gilirannya merangsang kegiatan

Page 44: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

23

debat selanjutnya, jika tidak maka berarti kelompok dianggap menang dan debat

berakhir.

Pada waktu menyampaikan prima fasie case, pendukung perlu

mengisolasikan isu-isu, merumuskannya menjadi masalah yang dipertentangkan,

dan kemudian mensubtansikan masalah tersebut dengan bukti dan logika. Suatu

isu dalam debat merupakan suatu pertanyaan pokok tentang fakta atau teori yang

akan membantu menetapkan keputusan akhir. Isu-isu tersebut adalah esensial

untuk proposisi tergantung pada keputusan yang dibuat. Namun, suatu isu bukan

semata-semata suatu pertanyaan melainkan suatu yang mengandung

ketidaksetujuan dan bersifat krusial.

Standar isu-isu dalam debat yang terkandung dalam proposisi kebijaksaan

adalah :

1) Kebutuhan – adakah kebutuhan bagi perubahan?

2) Pemecahan – adakah metode penunjang perubahan yang dapat dikerjakan?

3) Keuntungan – apakah pemecahan masalah tersebut memberikan dampak

berupa keuntungan (kemanfaatan) dan bukan kerugian?

Langkah selanjutnya adalah merumuskan isu-isu menjadi masalah yang

dipertentangkan (contention). Suatu kontensi adalah suatu pernyataan umum yang

menunjang atau menolak suatu proposisi. Dari kontensi-kontensi tersebut, berarti

kelompok pendukung menyatakan bahwa perlunya perubahan dari status quo,

selanjutnya mereka mengajukan suatu proposal khusus untuk memecahkan

kebutuhan itu. Rencana tersebut tidak perlu terlampau rinci tetapi dapat

dilaksanakan dan menguntungkan dan merupakan suatu rencana yang diinginkan

atau diharapkan untuk pemecahan masalah.

b) Peranan Regu Penentang (oposisi)

Regu penentang (negative team) menentang proposisi atas dasar sistem

yang ada sekarang adalah adekuat dan efektif. Secara esensial mereka berkata

“tidak“ terhadap resolusi yang diajukan oleh kelompok lawannya.

Tidak ada kebutuhan untuk mengadopsi usul yang diusulkan oleh regu

pendukung. Mereka mempertahankan sistem sekarang (status quo), menolak

Page 45: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

24

kebutuhan yang diutarakan oleh regu pendukung, menolak rencana yang

diusulkan karena tidak dapat dilaksanakan dan tidak diinginkan.39

Dari rangkaian penjelasan mengenai metode pembelajaran advokasi, kita

dapat melihat bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-

centered advocacy learning) sering diidentikkan dengan proses debat.

Pembelajaran advokasi dipandang sebagai suatu pendekatan alternatif terhadap

pengajaran didaktis di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mempelajari isu-isu sosial dan personal melalui keterlibatan langsung

dan partisipasi pribadi. Model pembelajaran advokasi menuntut para peserta didik

terfokus pada topik yang telah ditentukan sebelumnya dan mengajukan pendapat

yang bertalian dengan topik tersebut.

Jadi pada dasarnya model pembelajaran advokasi sangat berharga untuk

meningkatkan pola pikir dan perenungan, terutama jika peserta didik dihadapkan

mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan mereka sendiri. Hal ini juga

merupakan pembelajaran debat yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik

di dalam kelas tidak hanya mereka yang berdebat.

3. Mata Pelajaran Fiqih di MTs

a. Pengertian Bidang Studi Fiqih MTs

Pada tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), mata pelajaran fiqih

merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal.

memahami dan mengamalkan syariat Islam yang kemudian menjadi dasar

pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Fiqih menurut Zakiah Daradjat ialah

“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-

dalilnya yang terperinci”.40

Di dalam ilmu fiqih ini ada sistem norma yang

gunanya adalah untuk mengatur kehidupan manusia, yakni kehidupan yang

39 Hamalik, Op.Cit, h.231

40Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), h. 78.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

25

hubungannya antara manusia dengan Allah, dan antara sesama manusia dengan

makhluk lainnya. Di mana hal tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.

Sedangkan mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah

merupakan bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat Islam.

Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami

pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi muslim yang selalu taat

menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).41

b. Tujuan Pembelajaran Studi Fiqih di MTs

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang

Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di

Madrasah, mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur

ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah

yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama

yang diatur dalam fiqih mu’amalah.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman

tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam,

disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi

maupun sosial.42

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MTs

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang

Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di

Madrasah, ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi

ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan

manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di

Madrasah Tsanawiyah meliputi :

41Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar

Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri,

2009), Cet. I, h. 45. 42 Ibid.

Page 47: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

26

1) Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu,

salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah,

berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan

akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

2) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad,

riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.43

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqih

di kelas VIII (MTs) meliputi :

1) Semester 1

Tabel 2.1

SK-KD Kelas VIII Semester 1 Tingkat Madrasah Tsanawiyah

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melaksanakan tata cara

sujud di luar salat

1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur

dan tilawah

1.2 Mempraktikkan sujud syukur dan

tilawah

2. Melaksanakan tata cara

puasa

2.1 Menjelaskan ketentuan puasa

2.2 Menjelaskan macam-macam puasa

3. Melaksanakan tata cara

zakat

3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

dan zakat maal

3.2 Menjelaskan orang yang berhak

menerima zakat

3.3 Mempraktikkan pelaksanaan zakat

fitrah dan maal

2) Semester 2

Tabel 2.2

SK-KD Kelas VIII Semester 2 Tingkat Madrasah Tsanawiyah

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami ketentuan

pengeluaran harta di luar

1.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan

shadaqah, hibah dan hadiah

43 Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar

Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri,

2009), Cet. I, h. 91

Page 48: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

27

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

zakat 1.2 Mempraktikkan sedekah, hibah dan

hadiah

2. Memahami hukum Islam

tentang haji dan umrah

2.1 Menjelaskan ketentuan ibadah haji

dan umrah

2.2 Menjelaskan macam-macam haji

2.3 Mempraktikkan tatacara ibadah haji

dan umrah

3. Memahami hukum Islam

tentang makanan dan

minuman

3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan

dan minuman halal

3.2 Menjelaskan manfaat mengkonsumsi

makanan dan minuman halal

3.3 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan

minuman haram

3.4 Menjelaskan bahaya mengkonsumsi

makanan dan minuman haram

3.5 Menjelaskan jenis-jenis binatang

yang halal dan haram dimakan

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah hasil kajian (review) dari laporan hasil-hasil penelitian

sebelumnya yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang peneliti ajukan.

1. Keefektifan Metode Debat Aktif dalam Pembelajaran Diskusi pada Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Kotawinangun oleh Nurchabibah, (2012)

Dari hasil uji statistik dapat diperoleh nilai uji-t dan uji scheffe. Hasil

penghitungan uji-t menunjukkan bahwa skor t hitung lebih besar dari t tabel (th :

2,006 > tt : 1,994) pada taraf signifikansi 5% dan db 78 dengan nilai signifikansi

(2-tailed) sebesar 0,048 pada taraf signifikansi 5%. Hasil penghitungan uji scheffe

menunjukkan F hitung lebih besar daripada skor F tabel (Fh : 4,025 > Ft :3, 96)

dengan db 78 dan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa (1) ada

perbedaan yang signifikan antara keterampilan diskusi siswa yang mendapat

pembelajaran diskusi dengan menggunakan metode debat aktif dengan siswa yang

mendapat pembelajaran diskusi tanpa menggunakan metode debat aktif, dan (2)

Page 49: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

28

pembelajaran diskusi dengan menggunakan metode debat aktif lebih efektif

daripada pembelajaran diskusi tanpa menggunakan metode debat aktif. 44

2. Metode Diskusi Debat Teknik Itemized Response untuk Meningkatkan Hasil

Belajar PKN Siswa Kelas X UPW SMK PGRI 1 Singaraja oleh Ni Nyoman

Juliani (2013).

Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar

PKn siswa dari 66,3 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 68% pada siklus I

menjadi sebesar 76,4 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 91,8% pada siklus

II. Kendala yang dihadapi dalam penerapan metode pembelajaran ini yaitu

sulitnya memilih materi yang didebatkan, kreatifitas siswa dalam memecahkan

masalah pro kontra, jumlah siswa dalam penerapan teknik itemized response.

Solusi yang dilakukan dalam meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi

adalah menyiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti pelajaran,hanya siswa

yang belum aktif diberikan perlakuan teknik itemized response45

.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa metode debat dapat lebih

efektif dan menjadikan siswa lebih aktif, kritis dan kreatif. Maka dari itu penulis

ingin mencoba menggunakan metode advokasi yang mana hampir sama atau

sering di identikan dengan metode debat, yang membedakan hanyalah metode

advokasi lebih menekankan kepada kerja sehingga metode advokasi diharapkan

bisa menjadi nilai lebihnya dan bisa menjadi penyempurna dari metode debat

tersebut.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan awal yang bakal terjadi jika suatu tindakan

dilakukan. Jika tindakan dilakukan dengan baik, maka tindakan ini akan

memperoleh suatu pemecahan problem yang baik. Penggunaan kelas, ruangan dan

pengelolaan siswa sekolah yang maksimal dengan metode pembelajaran

“Advokasi” dapat meningkatkan daya fikir kreatif, kritis dan aktif untuk

44 Diakses pada 16 Januari 2015, pukul 11:08 dari http://eprints.uny.ac.id/1242/1/

Nurchabibah_06201241040.pdf 45 Diakses pada 17 Januari 2015, pukul 20:17 dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.

php/JJPP/article/view/400

Page 50: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

29

membangun peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran

Fiqih. Berdasarkan uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis tindakan yaitu :

Dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi dalam

pembelajaran Fiqih dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII-1 di MTs

Al-Huda Bekasi Timur Tahun Pelajaran 2014-2015.

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Pembelajaran Fiqih merupakan suatu bidang kajian ilmu mengenai ibadah yang

dilakukan dikehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Fiqih tidak hanya

berfokus pada kajian materi namun juga persoalan masalah yang terdapat

dikehidupan sehari-hari. Materi – materi yang terdapat didalam pelajaran Fiqih

banyak mengenai teori – teori yang dekat dan nyata dengan kehidupan yang

sesungguhnya. Namun, bagaimana teori tersebut dapat akan dipahami oleh siswa

jika dalam kegiatan pembelajaran tidak dibarengi dengan praktek untuk

menambah wawasan pengetahuan, minat, bakat dan belajar aktif serta kritis. Dan

dapat memberikan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik.

Metode pembelajaran yang disampaikan seorang guru dapat memberikan

pengaruh pada prestasi siswa. Sehingga dalam pengajaran seorang guru harus

dapat memilih metode yang tepat digunakan. Metode pembelajaran yang dapat

digunakan seoarang guru dalam penyampaian materi dapat menggunakan

pembelajara Advokasi. Metode tersebut memberikan pengaruh positif pada siswa

yaitu siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara

monoton dan membosankan di dalam kelas. Metode pembelajaran Advokasi

diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan dan dapat lebih

aktif serta kreatif.

Proses belajar bukan hanya untuk menguasai materi pengetahuan saja,

akan tetapi perlu terjadi adanya suatu perubahan pada dirinya. adapun perubahan

Page 51: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

30

yang dimaksud adalah setelah proses belajar dapat dilihat berbagai macam aspek

diantaranya aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.

Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati

siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur, hal ini dikarenaka oleh berbagai

macam faktor. Salah satu faktornya adalah latar belakang pendidikan siswa kelas

VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur, kebanyakan siswa MTs Al-Huda Bekasi

Timur berasal dari SD (Sekolah Dasar). Selain itu, metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru yakni metode ceramah dan tanya jawab, sehingga proses

belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik. Proses pembelajaran

yang seperti ini menyebabkan siswa kurang berminat mengikuti mata pelajaran

fiqih, hal tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun.

Rendahnya minat belajar siswa ini dipengaruhi karena mereka

beranggapan materi pelajaran fiqih terlalu banyak yang harus difahami, dengan

proses pembelajaran yang kurang interaktif menjadikan mata pelajaran fiqih

terkesan membosankan. Oleh karena itu, agar pelajaran fiqih tidak membosankan

dan mudah dipahami oleh siswa dapat disiasati dengan menerapkan strategi

menggunakan metode advokasi.

Pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi ini merupakan salah

satu pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Jadi,

pembelajaran peneliti berharap dengan menggunakan metode advokasi dapat

meningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur.

Page 52: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

31

Pembelajaran masih

monoton

Belum ditemukan

strategi

pembelajaran yang

tepat

Metode yang

digunakan

konvensional

Rendahnya kualitas

proses/ hasil PBM

Memberikan materi

dan menjelaskan

pembelajaran

kooperatif

Menjelaskan

metode advokasi

Melaksanakan

pembelajaran

kooperatif metode

advokasi di kelas

Siswa mampu

mempraktekkan

metode advokasi

dengan baik

Pembelajaran

menjadi ebih aktif,

kreatif dan

menyenangkan

Siswa berfikir lebih

kritis

Diskusi debat pemecahan masalah

Penerapan metode advokasi

Evaluasi awal Evaluasi efek Evaluasi akhir

Dari hasil tujuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa prorses belajar dengan

menggunakan metode advokasi pada mata pelajaran fiqih, siswa dapat lebih kreatif,

aktif dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam memahami pelajaran tersebut.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi saat ini Tujuan/hasil Tindakan

Page 53: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MTs Al-Huda Bekasi Timur. Penelitian

tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa VIII pada tahun ajaran 2014/2015

semester genap. Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 3 bulan, di mulai

pada bulan Februari-April 2015.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas.

Kunandar dalam bukunya yang berjudul Langkah Mudah Penelitian Tindakan

Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan bahwa,

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)

memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan

mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik artinya pihak yang terlibat dalam PTK

(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat

memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat

mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.45

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi

secara bergantian. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian

pula. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus.

Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang

diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan

telah tercapai.

45 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010), h.41.

Page 54: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

33

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas46

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, secara rinci

prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan

penelitian. Peneliti membuat rencana untuk mencari tindakan yang akan

dilakukan di kelas sehubungan dengan rendahnya minat belajar siswa.

Rencana ini kemudian dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Selain itu paada tahap ini juga peneliti menyiapkan

yang tediri dari soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar observasi dan

wawancara.

b. Pelaksanaan (Tindakan)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan inilah yang

menjadi inti dari PTK, dimana tindakan pelaksaan ini dilakukan dalam

program pembelajaran apa adanya yang terjadi dalam kelas. Langkah

46 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h.114.

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus 1

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus 2

Pengamatan

?

Page 55: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

34

tindakan harus terkontrol secara seksama dan harus hati-hati dan benar-

benar terencana.47

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala

aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada lembar observasi ini ada

beberapa indikator yang akan diamati yaitu perhatian siswa, keaktifan

siswa, rasa ketertarikan siswa, dan semangat siswa yang dimaksudkan

sebagai kegiatan mengamati, mengenali dan mendokumentasikan semua

gejala atau indikator dari proses ataupun hasil tindakannya.

d. Refleksi

Refleksi menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama adalah

“memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para

kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang

dilaksanakan”.48

Kegiaan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai

melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan observasi tersebut guru dapat

merefleksi diri tentang upaya meningkatkan minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek dari peneltian ini adalah siswa-siswi kelas VIII Mts. Al-Huda Bekasi

Timur semester genap angkatan 2014/2015. Berdasarkan hasil observasi, kondisi

siswa di kelas VIII pada umumnya mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Namun terlihat pula bahwa pelajaran Fiqih di kelas terlalu monoton dan kurang

47Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2010), Cet. V, h. 282. 48 Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks,

2009), h. 40.

Page 56: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

35

adanya terobosan kreatif yang dilakukan oleh guru untuk lebih meningkatkan

semangat belajar siswa49

.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih

MTs. Al-Huda Bekasi Timur. Peneliti di sini berperan sebagai perancang metode

belajar dan sebagai pengajar, selain itu peneliti juga berperan sebagai observer.

Sedangkan Guru Fiqih MTs. Al-Huda Bekasi Timur hanya sebagai pembimbing.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Adapun tahapan intervensi tindakan sebagai berikut

Tabel 3.1

Tahap Intervensi Tindakan pada PTK

Tahapan Kegiatan

Pendahuluan Melakukan survei lapangan untuk memperoleh

gambaran kondisi sekolah. Survei dilakukan dengan

wawancara kepada guru bidang studi fiqih untuk

mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Survei

juga dilakukan tehadap hasil belajar siswa dan pendapat

siswa tentang pembelajaran fiqih yang selama ini

diterapkan oleh guru fiqih.

Perencanaan - Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode Advokasi.

- Menyiapkan instrument (tes pilihan ganda, lembar

observasi, catatan lapangan dan wawancara)

- Melakukan uji coba instrumen.

- Menyusun kelompok belajar siswa.

Tindakan - Melakukan langkah-langkah sesuai rencana

49 Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 10 Februari

2015.

Page 57: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

36

S

I

K

L

U

S

I

pembelajaran yang telah disusun.

- Melakukan tes untuk mengetahui kemampuan awal

siswa.

- Ketika proses pembelajaran berlangsung, dilakukannya

obeservasi guru dan siswa.

- Melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Pengamatan - Mengumpulkan data penelitian.

- Melakukan diskusi dengan guru fiqih untuk membahas

tentang kelemahan atau kekurangan proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

Refleksi - Menganalisis data yang telah diperoleh untuk

memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada

siklus berikutnya.

- Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses

pembelajaran yang berlangsung dan

mempertimbangakan langkah selanjutnya.

Siklus II

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.

1. Pelaksanaan Tindakan

Dalam melaksanakan tindakan penelitian penerapan penggunaan metode

advokasi dalam pembelajaran Fiqih, peneliti akan melakukan beberapa tindakan,

yaitu:

a. Siklus I

1) Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan perencanaan di atas.

2) Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi

sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Page 58: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

37

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan

yang dilakukan.

4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan

yang dilaksanakan.

5) Menyiapkan alternatif solusi untuk mengantisipasi timbulnya kendala

dalam melakukan tindakan.

b. Siklus II

1) Melakukan analisis pemecahan masalah.

2) Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan

penerapan pengggunaan metode advokasi dalam pembelajaran Fiqih.

2. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar di

kelas. Terutama, saat pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi.

Aspek-aspek yang dinilai dan diamati dalam observasi ini adalah berupa

pengamatan kepada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih yang

terdiri atas:

a. Memperhatikan

b. Mengajukan pertanyaan

c. Menjawab pertanyaan

d. Mengerjakan tugas-tugas

e. Kerjasama dalam kelompok.

3. Refleksi

Guru menganalisa proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan

sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan dari

pembelajaran yang sudah direncanakan dengan menggunakan metode advokasi,

dalam hal ini dapat dilihat melalui hasil belajar mata pelajaran Fiqih siswa-siswi

kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur. Dalam pelaksanaan siklus selanjutnya

(siklus II) tahapan yang harus dilakukan harus sudah melalui tahap

revisi/perbaikan dari siklus sebelumnya (siklus II). Hal ini dilakukan untuk dapat

Page 59: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

38

meningkatkan pemahaman siswa-siswi di kelas yang berdampak pada

peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode

advokasi.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih setelah proses pembelajaran dengan

menggunakan metode advokasi. Adapun ketuntasan belajar yang diharapkan

mencapai 100% dengan nilai KKM 70.

G. Data dan Sumber Data

Sumber data diperoleh dari siswa-siswi MTs. Al-Huda Bekasi Timur

kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasna kelas saat proses

pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi.

H. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Instrumen Tes

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal

(pretes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada

peserta didik, karena itu pertanyaan yang tercantum dalam pokok soal dibuat yang

mudah. Sedangkan tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang

tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik dan biasanya naskah

tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “tes merupakan himpunan

pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana

seseorang siswa telah mengusai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi

Page 60: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

39

aspek pengetahuan dan keterampilan”.50

Untuk itu tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Jenis soal yang digunakan adalah pilihan ganda

sebanyak 10 butir soal baik pada pretes dan postes. Menurut Zurinal dan Wahdi

Sayuti, alasan menggunakan jenis soal pilihan ganda karena soal bentuk pilihan

ganda memiliki banyak keunggulan, antara lain sebagai berikut :

a) Penskoran mudah, cepat dan efektif

b) Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas

c) Mampu mengungkapkan tingkat kognitif rendah sampai tinggi.51

Pretes adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar

menggunakan metode advokasi dilakukan, sedangkan postes adalah tes yang

dilakukan sesudah kegiatan belajar mengajar menggunakan metode advokasi

dilakukan.

2. Instrumen Non Tes

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “Penilaian non tes merupakan

prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat,

sifat, dan kepribadian”.52

Melalui :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi disini terbagi menjadi tiga, yaitu lembar

observasi guru dalam mengajar di kelas, lembar aktifitas belajar siswa-

siswi di kelas, dan lembar observasi proses pembelajaran di kelas. Ketiga

lembar observasi tersebut digunakan untuk mencatat kegiatan guru, siswa

dan proses belajar Fiqih dengan menggunakan metode advokasi secara

sistematis. Peneliti disini berperan ganda, sebagai pengajar juga sebagai

peneliti. Guru mata pelajaran sesungguhnya hanya menjadi pengamat saja.

50 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.67. 51 Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta : UIN Press, 2006), h.144. 52 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit h.69.

Page 61: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

40

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara biasa,

wawancara dilakukan dengan siswa maupun kolaborator mengenai baik

buruknya proses pembelajaran secara utuh. Kemudian data tersebut diolah

berdasarkan variable yang dibutuhkan dalam penelitian dengan merekap

seluruh hasil wawancara tersebut dan memberikan interprestasi yang tepat.

Dalam hal ini yang menjadi narasumber dalam proses wawancara

adalah siswa kelas VIII dengan nilai Fiqih tertinggi di kelas pada semester

sebelumnya (semester ganjil), siswa kelas VIII dengan nilai Fiqih terendah

di kelas pada semester sebelumnya, dan guru mata pelajaran Fiqih di kelas

VIII. Wawancara disini bersifat terbuka.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

observasi terhadap pembelajaran, melalui wawancara, dokumentasi, dan

merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari hasil tes pada setiap

akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata

pelajaran) melakukan analisa evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai

peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian

tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi secara

terus menerus dan triangulasi data. Triangulasi adalah proses memastikan sesuatu,

dari berbagai sudut pandang.53

Trigulasi ini merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Keabsahan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan trigulasi data dan trigulasi sumber

53 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2004),. h.128

Page 62: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

41

data, yaitu menggunakan data dari berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis serta

mengambil data dari berbagai nara sumber.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisa data, yaitu peneliti

memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan cara

yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat

dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada

ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses

pembelajaran serta respon siswa terhadap pelajaran Fiqih dengan menggunakan

metode advokasi.

Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau

penguasaan konsep menggunakan analisa deskriptif dari setiap siklus

menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain

menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran yang dilakukan guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:

Ng =

Dengan Kategori :

g tinggi : 0,70 ≤ g < 1,00

g sedang : 0,30 ≤ g < 0,70

g rendah : 0,00 ≤ g < 0,30

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan peneliti

merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan

dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan,

pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan

skorpostes - skorpretes

skorideal - skorpretes

Page 63: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

42

perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi

peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan

tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil

penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap

penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.

Page 64: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian

1. Sejarah MTs Al-Huda

Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh saat penelitian, Madrasah

Tsanawiyah Al-Huda berdomisili di Jl.Bengkong Raya Rt.01/03 No. 53 telp.

(021) 82610716 Kel. Padurenan Kec. Mustikajaya Kota Bekasi, Provinsi Jawa

Barat, yang secara geografis terletak dekat dengan kantor Kelurahan Padurenan,

dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak sarana transportasi54

.

MTs ini merupakan cikal bakal terbentuknya Yayasan Penidikan Al-

Huda, ini dikarenakan MTs. Al-Huda adalah unit sekolah pertama yang berdiri di

antara sekolah-sekolah yang ada di Yayasan Pedidikan Al-Huda. Berdiri kira-kira

pada bulan Agustus tahun 1996, dan kemudian berdirilah sekolah-sekolah yang

lain55

.

Yayasan Pendidikan Al-Huda itu sendiri membawahi beberapa sekolah

termasuk didalamnya MTs. Al-Huda, TPQ Al-Huda, dan TPA Al-Huda. Pada

perkembangannya Mts ini cukup bagus dan telah menciptakan lulusan yang

banyak berkompeten di bidangnya masing-masing.

MTs ini merupakan lembaga bernuansakan Islami, sehingga dari jenis

pelajarannya pun cukup padat. Ini dikarenakan agar para siswa mempunyai jiwa

keislaman yang lebih dari sekolah-sekolah umum lainnya. Selain itu

ekstrakulikulernya pun banyak yang bernuansakan keislaman. Contohnya seperti

nasyid, marawis, pidato, hadroh dan jenis-jenis kegiatan keislaman lainnya.

HM. Khotib adalah salah satu pendiri Yayasan Al-Huda, beliau bersama

dengan saudaranya dan anak-anaknya mengembangkan yayasan tersebut hingga

seperti sekarang.

54 Hasil dokumentasi di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 18 Februari 2015 55 Ibid.

Page 65: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

44

2. Visi, Misi, dan Tujuan

Berdasarkan hasil dokumentasi di MTs Al-Huda, berikut dipaparkan visi,

misi, dan tujuan MTs Al-Huda,

a. Visi

Unggul dalam IPTEK berlandaskan IMTAQ dan akhlakul karimah

b. Misi

1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam pendidikan

2) Menciptakan suasana agamis dan kekeluargaan dalam lingkungan

sekolah dan masyarakat

3) Meningkatkan peran masyarakat dalam kehidupan berbangsa,

bernegara, dan beragama

c. Tujuan

Mencetak kader bangsa yang berbudi luhur, berakhlakul karimah dan

berkompeten serta siap pakai.56

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Sebagian besar tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang ada di

MTs. Al-Huda berlatar belakang pendidikan S1 yang berasal dari Universitas

yang berada di sekitar Jakarta dan Jawa Barat.

Hasil dari dokumentasi saat penelitian, guru Mts. Al-Huda berjumlah 17

orang, seorang staf TU, seorang pustakawan dan seorang penjaga. Karena MTs

banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga kependidikannya

pun banyak yang berlatarbelakang jurusan-jurusan Islam. Kepala sekolah ditunjuk

langsung oleh pihak yayasan yang memayungi MTs. Al-Huda. Tenaga pengajar di

MTs ini tidak hanya memegang satu mata pelajaran, dikarenakan kurangnya

tenaga pengajar yang berada di MTs Al-Huda.57

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering

melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya

kualitas pengajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Beberapa guru

dalam pengajarannya disini sudah mulai menggunakan metode yang berpusat

pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam

melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

56 Ibid. 57 Ibid.

Page 66: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

45

Guna menunjang proses pembelajaran yang berlangsung guru-guru di Mts

Al-Huda diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah, sedangkan dari staf TU sendiri hanya satu dan mereka saling

berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Pendidikan Al-Huda, maka latar

belakang dari staf tersebut juga masih dalam proses gelar S1.

4. Data Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Al-Huda ini berasal dari wilayah

seputar Bekasi, karena letak Madrasah ini yang mudah diakses dari segala arah

transportasi. Siswa mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami

peningkatan karena semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan oleh guru-

guru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Al-Huda tiga tahun terakhir:

5. Sarana dan Prasarana

Sarana yang ada di sekitaran MTs. Al-Huda cukup memadai untuk

standar sekolah. Tetapi koleksi perpustakaan madrasah ini belum lengkapnya.

MTs Al-Huda hanya mempunyai perpustakaan mini. Berikut adalah data sarana

dan prasarana yang berada di MTs. Al-Huda.

B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan

Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) di MTs Al-Huda. Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan

proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara

dengan guru Mata Pelajaran Fiqih dan siswa MTs Al-Huda, serta melakukan

observasi pada proses pembelajaran Fiqih di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan

untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum

mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di

sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran

terjadi. Sekolah MTs Al-Huda menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar 70 untuk mata pelajaran Fiqih Kelas VIII.

Page 67: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

46

Kelas yang dijadikan objek penelitian di MTs Al-Huda yaitu pada kelas

VIII yang berjumlah 35 siswa, terdiri dari 19 perempuan dan 16 laki-laki. Pada

tanggal 24 februari 2015 peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Maftuhin

Ichsan, S.Pd.I selaku guru Fiqih dan siswa kelas VIII.

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi

kelas, kondisi siswa, serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

Wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses

pembelajaran terjadi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih di MTs

Al-Huda diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Sebagian siswa terlihat datar, kurang antusias dan ada beberapa siswa yang

tidak memperhatikan pada proses pembalajaran Fiqih

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode konvensional,

ceramah, penugasan, dan tanya jawab

3. Sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah

standar KKM sekolah

4. Guru mata pelajaran Fiqih belum pernah mendengar Pembelajaran aktif

model Metode Advokasi.58

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII Mts Al-Huda

diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa memang menyukai pelajaran Fiqih namun ada juga

beberapa yang menganggap kalau mata pelajaran fiqih membosankan

karena cara mangajar guru yang monoton

2. Metode yang digunakan guru Mata Pelajaran Fiqih adalah ceramah

kemudian dilanjutkan dengan penugasan.59

Proses belajar mengajar memang mudah mudah sulit, tetapi hanya sedikit

materi yang bisa diingat oleh para siswa.

58 Hasil wawancara dengan Bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada

tanggal 24 Februaru 2015. 59 Hasil wawancara dengan salah satu Murid Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada

tanggal 24 Februaru 2015.

Page 68: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

47

Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi

dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi dicatat dan terlampir. Observasi

proses pembelajaran dilakukan pada bulan Februari 2015 dan diperoleh gambaran

mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan

fasilitas penunjang proses belajar siwa serta kondisi lingkungan sekolah dan

fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara

mengamati langsung keadaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata

pelajaran Fiqih. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap

dari data kuantitatif yang berupa hasil Pretest dan Postest.

Adapun hasil observasi pembelajaran Fiqih adalah sebagai berikut:

1. Waktu lebih banyak dihabiskan bercerita yang tidak berkenaan dengan

materi. Sehingga tidak sedikit siswa yang mengingat materi yang telah

diajarkan

2. Banyak siswa yang mengobrol pada saat guru sedang menjelaskan materi.60

C. Interpretasi Hasil Analisis

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan

durasi 2 x 40 menit, menggunakan pembelajaran Metode Advokasi Materi

pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai standar kompetensi memahami

hukum Islam tentang makanan dan minuman. Kegiatan yang dilakukan pada

tahap ini adalah peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

lembar observasi untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa

soal untuk masing-masing siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 3

Maret 2015. Pertemuan berlangsung dalam durasi 2 x 40 menit. Dengan

60 Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 24 Februari

2015

Page 69: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

48

jumlah siswa yang hadir 35 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru Mata

Pelajaran Fiqih dan guru kolaborator bertugas mengisi lembar observasi

dan mengamati siswa di dalam kelas.

Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan

pembelajaran kemudian guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus

mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, ini bertujuan agar

mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran.

Setelah itu peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang makanan dan minuman

halal dengan menggunakan model pembelajaran aktif dengan Metode Advokasi.

Kegiatan berikutnya peneliti memberikan penjelasan kepada siswa bahwa

pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 pertemuan selanjutnya adalah

merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan

agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah

disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut, guru juga

mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada pertemuan awal siklus I, siswa mulai dibentuk menjadi 6 kelompok,

semua kelompok terdiri dari 5 atau 6 anak, pembagian ini terdiri dari grup oposisi

dan grup pendukung yang disesuaikan dengan indikator pada pembahasan materi.

Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing

pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan

hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu

oleh kelompok lain.

Kondisi kelas ketika pembagian kelompok sedikit gaduh karena para

siswa masih kebingungan mencari anggota mereka masing-masing, meskipun

begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun

mengurangi semangat siswa dalam belajar.

Setelah pembagian kelompok selesai, guru mulai membagikan lembar

tugas kepada tiap kelompok, kelompok 1 dan 2 membahas mengenai debat isu

tentang pengertian dan jenis jenis makanan halal dengan posisi kelompok 1

Page 70: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

49

sebagai oposisi dan kelompok 2 sebagai pendukung. Kelompok 3 dan 4

membahas mengenai debat isu tentang pengertian dan jenis-jenis minuman halal

dengan posisi kelompok 3 sebagai oposisi dan kelompok 4 sebagai pendukung.

Kelompok 5 dan 6 membahas mengenai manfaat makanan dan minuman halal

dengan posisi kelompok 5 sebagai pendukung dan kelompok 6 sebagai oposisi.

Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk menyiapkan debat terkait

materi yang sudah diberikan pada regu pro maupun pada regu kontra. Tugas guru

mengawasi dan menjadi fasilitator dalam debat tersebut. Selanjutnya debat

dilanjutkan dengan memberikan argumen pembuka tentang materi makanan

minuman halal dan dilanjutkan dengan juru bicara yang duduk berhadap hadapan

untuk memberikan argumentasi tandingan.

Ketika debat berlanjut guru memastikan para siswa untuk saling

bergantian menjadi juru bicaraberdasarkan tema masing-masing. Peserta lain

memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau penyanggahan kepada

regu pendukung.

Setelah proses debat selesai, guru memberikan umpan balik kepada

peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan, melakukan tanya

jawab dan menyimpulkan materi bersama.

Bagian penutup guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberikan penialaian terhadap

ketercapaian tujuan pembelajaran dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua, guru dengan peserta didik mereview pelajaran

yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan melaksanakan

tanya jawab. Kemudian melakukan Postest kepada peserta didik dengan

memberikan soal berupa pilihan ganda yang sudah disiapkan sebelumnya

oleh guru. Guru mengawasi siswa pada saat Postest berlangsung.

Page 71: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

50

Setelah siswa selesai mengerjakan soal Postest, guru dan siswa

bersama-sama mengoreksi hasil postest. Untuk bagian penutup

pembelajaran prosesnya sama dengan pertemuan pertama.

c. Tahap Observasi

1) Catatan Lapangan

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada

saat siklus I berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran

advokasi diperoleh catatan lapangan sebagai berikut :

Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, suasana kelas

masih kurang kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang

tidak membantu teman satu kelompok, jadi pekerjaan kelompoknya masih

mengandalkan teman yang pintar saja. Namun dalam kegiatan, masing-

masing kelompok telah melaksanakan sesuai dengan tahapan metode

pembelajaran advokasi.

Pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan

menggunakan metode pembelajaran advokasi, siswa masih terlihat

mengandalkan teman sekelompok dan siswa masih terlihat pasif dalam

pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa juga masih terllihat segan

bertanya kepada guru (Peneliti) bila mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat

penelitian Siklus I dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan

menerapkan metode pembelajaran advokasi pada siklus I belum sesuai

dengan perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena

belum terbiasa dengan langkah-langkah metode advokasi sehingga belum

menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa setelah pelaksanaan

tindakan Siklus I selesai. Berikut hasil wawancara peneliti kepada siswa

yang terlibat dalam pembelajaran menggunakan metode advokasi :

Page 72: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

51

a) Siswa masih bingung dengan metode pembelajaran Advokasi, tetapi

meskipun awalnya membingungkan tetapi siswa senang karena ada

metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

b) Sebagian besar siswa senang karena disini mereka menjadi aktif

berdiskusi di kelas.

c) Siswa dapat mengemukan pendapat dan melatih berbicara di depan

kelas serta melatih dalam menyelesaikan masalah.

d) Masih malu-malu dalam debat atau diskusi dan saling tunjuk apabila

menjadi juru bicara dalam kelompok diskusi.

Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

menyukai metode pembelajaran Advokasi. Pembelajaran dengan menggunakan

metode advokasi membuat siswa mampu menganalisis materi kemudian

menyajikannya dalam debat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara

atau menyampaikan pendapat.

3) Hasil Belajar

Hasil test pada siklus I materi makanan dan minuman halal dengan

diikuti oleh 35 siswa dan menggunakan metode advokasi terdiri dari data

nilai Pretest maupun Postest.

Pretest diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi

tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran advokasi,

sedangkan nilai Postest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran Advokasi.

Data nilai Pretest dan Postest tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nilai N-Gain Siklus I

No Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi

1 Abdul Rahman 60 70 0.25 Rendah

2 Afrizal 50 70 0.4 Sedang

3 Ahmad Abdan Sykuuron 50 60 0.2 Rendah

Page 73: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

52

4 Amelia Salsabila 60 80 0.5 Sedang

5 Arya Jaya Komara 60 70 0.25 Rendah

6 Aryani Astuti 60 60 0 Rendah

7 Bagas Sudjito 60 70 0.25 Rendah

8 Dewi Yulianti 60 70 0.25 Rendah

9 Diaz Erlangga 70 80 0.3 Sedang

10 Erifa Rohana Kholifah 50 70 0.4 Sedang

11 Fahrizki Zulfanur 40 60 0.3 Sedang

12 Hanifah Nurmalasari 70 80 0.3 Sedang

13 Hardiansyah 60 70 0.25 Rendah

14 Irvan Fadhillah 70 80 0.3 Sedang

15 Kartika Sapitri 60 70 0.25 Rendah

16 Leni Sopiani 70 90 0.67 Sedang

17 M.Abdul Khodir 50 70 0.4 Sedang

18 M.Ridwansyah Pramudita H. 60 80 0.5 Sedang

19 Mardiana 70 90 0.67 Sedang

20 Megawati Sapitri 60 70 0.25 Rendah

21 Muhamad Arsyad 50 70 0.4 Sedang

22 Muhammad Fahmi Syahid 60 80 0.5 Sedang

23 Nanang Akkum 60 70 0.25 Rendah

24 Novitasari 60 70 0.25 Rendah

25 Prasasti Suci Rahayu 70 90 0.67 Sedang

26 Puput Fitriyani 40 70 0.5 Sedang

27 Rani Febriani 50 60 0.2 Rendah

28 Riki Setiawan 70 80 0.3 Sedang

29 Safitri 50 70 0.4 Sedang

30 Sekar Faddilah Mahharani 50 70 0.4 Sedang

31 Septiadi Biwa Putra 50 60 0.2 Rendah

32 Sherly Indah Permatasari 60 70 0.25 Rendah

33 Siti Fatimah 70 80 0.3 Sedang

Page 74: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

53

34 Sofi Sugiarti 60 80 0.5 Sedang

35 Wanda Maulidia 60 70 0.25 Rendah

Jumlah 2050 2550

Rata-rata 58.6 72.9 0.35 Sedang

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pada saat

Pretest nilai terbesarnya adalah 70, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah

2050, dan nilai rata-rata 58,6. Sedangkan pada saat Postest, nilai terbesar adalah

90, dan nilai terkecil adalah 60 dengan jumlah total 2550, dengan rata-rata 8,45.

Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Postest dengan

nilai KKM di atas 70 yang diperoleh pada siklus I adalah 72,9 hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran advokasi

mengalami peningkatan. Jika diukur dengan N-Gain, kemampuan rata-rata siswa

sebesar 0,35 dengan kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada

siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar atau dengan kata lain

siswa di kelas belum 100% mencapai nilai lebih dari 70.

Berikut tabel distribusi frekuensi Pretest pada Siklus I :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 40 – 45 2 2 ÷ 35 × 100 = 5,7 %

2 46 – 51 9 9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %

3 52 – 57 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 58 – 63 16 16 ÷ 35 × 100 = 45,7 %

5 64 – 69 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 70 - 75 8 8 ÷ 35 × 100 = 22,9 %

Jumlah 35 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai

40 – 45 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,7 %, nilai 46 – 51 sebanyak 9 siswa

dengan persentase 25,7 %, rentang nilai 58 – 63 sebanyak 16 siswa dengan

Page 75: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

54

persentase 45,7 %, Pada rentang 52 – 57 dan rentang 64 – 69 siswa tidak masuk

dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0

%, sedangkan pada rentang nilai 70 - 75 terdapat 8 siswa dengan persentase 22,9

%.

Gambar 4.1

Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus 1

Berikut tabel distribusi frekuensi Postest pada Siklus I:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Postest Siklus I

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 60 – 65 5 5 ÷ 35 × 100 = 14,3 %

2 66 – 71 18 18 ÷ 35 × 100 = 51,4 %

3 72 – 77 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 78 – 83 9 9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %

5 84 – 89 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 90 – 95 3 3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %

Jumlah 35 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai

60 – 65 sebanyak 5 siswa dengan persentase 14,3 %, nilai 66 – 71 sebanyak 18

siswa dengan persentase 51,4 %, rentang nilai 78 – 83 sebanyak 9 siswa dengan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 - 75

Frekuensifrekuensi

Page 76: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

55

persentase 25,7 %, Pada rentang 72 – 77 dan rentang 84 – 89 siswa tidak masuk

dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0

%, sedangkan pada rentang nilai 90 - 95 terdapat 3 siswa dengan persentase 8,6

%.

Gambar 4.2

Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus 1

d. Tahap Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat peningkatan

minat belajar siswa yang terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Tapi,

peningkatan tersebut belum maksimal, sehingga perlu adanya revisi

pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil

observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I terdapat beberapa kendala

dalam penerapan pembelajaran kooperatif , diantaranya, yaitu:

1) Siswa masih belum terbiasa menerapkan metode pembelajaran Advokasi.

2) Masih banyak siswa yang kurang mendengarkan dan memerhatikan

ketika penyampaian materi dan peraturan debat karena siswa masih

banyak yang saling bercanda serta mengobrol. Untuk selanjutnya guru

harus lebih tegas terhadap siswa, memerhatikan dan mendengarkan

ketika penyampaian materi.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95

FrekuensiFrekuensi

Page 77: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

56

3) Masih belum tercipta pembelajaran yang efektif edukatif, karena siswa

masih dihinggapi rasa takut dalam mengemukakan ide.

4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di akhir

pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.

e. Keputusan Siklus I

Peneliti bersama guru mata pelajaran fiqih yang bertugas sebagai

kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses

pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum

dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan

indikator keberhasilan.

Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 70. Masih

banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk

Pretest hanya sebesar 58,9, saat Postest nilai rata-rata yang diperoleh siswa

sebesar 72,8. Meskipun mengalami peningkatan pada saat postest namun

masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Oleh karena itu perlu

dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa yang

diharapkan. Penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan memperbaiki

desain pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus lebih

berinteraksi dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari selasa, 17 Maret 2015

membahas materi tentang “Makanan dan Minuman Haram”. Perencanaan yang

akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus II sebenarnya sama saja

pada tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I, hanya saja materi yang berbeda.

Page 78: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

57

Pada Siklus II materi yang dibahas tentang makanan dan minuman haram. Namun

dalam Siklus II ini, sudah terlihat perbaikan-perbaikan dari Siklus I.

c. Tahap Observasi

1) Catatan Lapangan

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat

siklus II berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

metode advokasi, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:

Saat pembelajaran kelompok berlangsung suasana kelas sudah kondusif,

hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan

pembelajaran Fiqih di kelas dengan menggunakan metode advokasi. Mereka

mulai terlihat saling bergotong royong dalam menyiapkan debat yang

diarahkan oleh guru. Semua siswa dalam satu kelompok saling bergantian

dalam debat sebagai juru bicara dalam kelompok, seluruh siswa telihat aktif

dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Saat proses debat berlangsung, seluruh siswa sudah terlihat percaya

diri dalam melakukan debat atau diskusi, mengemukakan pendapatnya, serta

beradu argument dengan kelompok lawannya.

2) Wawancara

Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa

tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran advokasi

pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana pembelajaran

dengan menerapkan metode pembelajaran advokasi sudah optimal. Hal ini

dikarenakan siswa sudah memahami langkah-langkah metode pembelajaran

advokasi secara utuh, sehingga dapat menciptakan suasanan pembelajaran

yang efektif.

Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara,

di luar kelas. sama pada halnya Siklus I. Wawancara dilakukan kepada 4

orang siswa. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai

masing-masing siswa dalam satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel

wawancara. Berikut diperoleh data secara garis besar :

Page 79: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

58

a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan metode pembelajaran

advokasi, meskipun awalnya masih membingungkan menurut

beberapa orang siswa, tetapi siswa merasa senang karena ada metode

belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

b) Sebagian besar siswa senang beradu argument dalam debat karena

siswa dapat belajar untuk mengemukakan pendapatnya dalam debat

atau diskusi .

c) Siswa merasa senang, karena mereka dapat menganalisis materi

kemudian mempresentasikannya dalam bentuk debat, tanpa harus

membuka buku dan membaca materi satu persatu, karena masing-

masing kelompok mendapatkan satu materi yang nantinya akan

dipelajari oleh seluruh siswa yang mencakup materi keseluruhan.

d) Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat debat atau

diskusi, semua siswa bergantian menjadi juru bicara dalam debat, dan

kelompok yang ditanya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

dengan baik, dan benar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 4 orang siswa sebagai

sampel, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai

metode pembelajaran advokasi. Dengan metode pembelajaran advokasi siswa

termotivasi untuk memerhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk

mengemukakan pendapat di depan kelas serta diharapkan mampu menganalisis

materi kemudian menyajikannya dalam debat.

3) Hasil Belajar

Berdasarkan hasil test (Pretest dan Postest) yang diperoleh pada siklus II,

dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang dalam satu kelas dengan menggunakan

metode pembelajaran advokasi. Data nilai Pretest diperoleh dari hasil test sebelum

siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran

advokasi, serta nilai Postest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran advokasi. Adapun data tersebut adalah

sebagai berikut :

Page 80: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

59

Tabel 4.4

Nilai N-Gain Siklus II

No Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi

1 Abdul Rahman 60 80 0.5 Sedang

2 Afrizal 60 70 0.25 Rendah

3 Ahmad Abdan Sykuuron 60 80 0.5 Sedang

4 Amelia Salsabila 40 70 0,5 Sedang

5 Arya Jaya Komara 70 80 0.33 Sedang

6 Aryani Astuti 60 80 0.5 Sedang

7 Bagas Sudjito 60 90 0.75 Tinggi

8 Dewi Yulianti 60 80 0.5 Sedang

9 Diaz Erlangga 70 80 0.33 Sedang

10 Erifa Rohana Kholifah 50 70 0.4 Sedang

11 Fahrizki Zulfanur 60 80 0.5 Sedang

12 Hanifah Nurmalasari 70 100 1 Tinggi

13 Hardiansyah 60 70 0.25 Rendah

14 Irvan Fadhillah 70 80 0.33 Sedang

15 Kartika Sapitri 60 80 0.5 Sedang

16 Leni Sopiani 70 90 0.67 Sedang

17 M.Abdul Khodir 50 80 0.6 Sedang

18 M.Ridwansyah Pramudita H. 50 100 1 Tinggi

19 Mardiana 70 80 0.33 Sedang

20 Megawati Sapitri 60 90 0.75 Tinggi

21 Muhamad Arsyad 60 80 0.5 Sedang

22 Muhammad Fahmi Syahid 70 80 0.33 Sedang

23 Nanang Akkum 60 70 0.25 Rendah

24 Novitasari 70 90 0.67 Sedang

25 Prasasti Suci Rahayu 70 80 0.33 Sedang

26 Puput Fitriyani 60 90 0.75 Tinggi

27 Rani Febriani 60 80 0.5 Sedang

Page 81: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

60

28 Riki Setiawan 70 80 0.33 Sedang

29 Safitri 70 100 1 Tinggi

30 Sekar Faddilah Mahharani 60 80 0.5 Sedang

31 Septiadi Biwa Putra 60 80 0.5 Sedang

32 Sherly Indah Permatasari 70 100 1 Tinggi

33 Siti Fatimah 70 80 0.33 Sedang

34 Sofi Sugiarti 70 90 0.67 Sedang

35 Wanda Maulidia 60 80 0.5 Sedang

Jumlah 2190 2890 18.7

Rata-rata 62.6 82.6 0.53 Sedang

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pada saat

Pretest nilai terbesarnya adalah 70, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah

total 2190 dengan nilai rata-rata 62,6. Sedangkan pada saat Postest, nilai terbesar

adalah 100, dan nilai terkecil adalah 70 dengan jumlah total 2890, dengan rata-

rata 82,6. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Postest

dengan nilai KKM di atas 70 yang diperoleh pada siklus II adalah 82,6 hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran advokasi

mengalami peningkatan. Jika diukur dengan N-Gain, kemampuan rata-rata siswa

sebesar 0,53 dengan kategori sedang.

Berikut tabel distribusi frekuensi Pretest pada Siklus II :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 40 – 45 1 1 ÷ 35 × 100 = 2,8 %

2 46 – 51 3 3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %

3 52 – 57 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 58 – 63 17 17 ÷ 35 × 100 = 48,6 %

5 64 – 69 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

Page 82: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

61

6 70 - 75 14 14 ÷ 35 × 100 = 40 %

Jumlah 35 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai

40 – 45 sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,8 %, nilai 46 – 51 sebanyak 3 siswa

dengan persentase 8,6 %, rentang nilai 58 – 63 sebanyak 17 siswa dengan

persentase 48,6 %, Pada rentang 52 – 57 dan rentang 64 – 69 siswa tidak masuk

dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0

%, sedangkan pada rentang nilai 70 - 75 terdapat 14 siswa dengan persentase 40

%.

Gambar 4.3

Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus II

Dari gambar di atas, terlihat bahwa frekuensi tertinggi pada nilai pretest

siklus dua terdapat pada rentang nilai 58-63. Selanjutnya, berikut tabel distribusi

frekuensi Postest pada Siklus II:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Postest Siklus II

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 70 – 75 5 5 ÷ 35 × 100 = 14,29 %

2 76 – 81 20 20 ÷ 35 × 100 = 57,14 %

3 82 – 87 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

0

5

10

15

20

40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 - 75

Frekuensi Frekuensi

Page 83: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

62

4 88 – 93 6 6 ÷ 35 × 100 = 17,14 %

5 94 - 99 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 100 – 105 4 4 ÷ 35 × 100 = 11,43 %

Jumlah 35 100%

Berikut gambaran diagram batang frekuensi nilai postest pada siklus II :

Gambar 4.4

Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus II

Dari gambar di atas tampak bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada

rentang nilai 76-81, ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada saat postest

siklus 2 memperoleh skor pada kisaran nilai 76-81. Sedangkan siswa yang

mendapatkan nilai tertinggi berjumlah 4 orang dengan skor 100. Pada postest ini

tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan

bahwa pembelajaran Fiqih di kelas VIII sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa

menggunakan metode pembelajaran advokasi. Siswa nampak lebih aktif saat

proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran yang lebih

efektif dibandingkan siklus I.

0

5

10

15

20

70 – 75 76 – 81 82 – 87 88 – 93 94 - 99 100 – 105

Frekuensi

Frekuensi

Page 84: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

63

Nilai rata-rata untuk Pretest pada siklus II (62,6) lebih meningkat

dibandingkan Pretest Siklus I yang hanya sebesar 58,6. Setelah dilakukan Postest

pun nilai rata-rata hasil postest siklus ke II lebih tinggi jika dibandingkan nilai

Postest Siklus I.

Seluruh siswa sudah memperoleh nilai melebihi standar KKM atau dapat

dikatakan keberhasilan mencapai 100%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-

Gain kemampuan siswa setelah belajar menggunakkan metode Advokasi

mengalami peningkatan sebesar 0,53 dan termasuk dalam kategori sedang.

e. Keputusan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan

aktivitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang metode

pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran advokasi, hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami materi

hukum Islam tentang makanan dan minuman sudah mencapai kriteria yang

diharapkan. Hasil dari siklus II sudah mencapai di atas KKM berarti tindakan

sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan observasi peneliti sebelum menerapkan

metode pembelajaran Advokasi berbagai masalah dalam pembelajaran fiqih siswa

kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur diantaranya adalah metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ceramah sehingga siswa merasa

bosan dan jenuh. Kelas terlihat pasif karena siswa kurang terlibat dalam proses

pembelajaran, hal inilah yang membuat minat belajar siswa rendah dan membuat

hasil belajar mereka juga menurun.

Saat memberlakukan metode Advokasi di dalam proses pembelajaran

secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I telah berpusat

pada siswa, siswa lebih aktif dibandingkan guru. Metode pembelajaran advokasi

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat pada nilai

Pretest dan Postest pada siklus I dengan nilai rata-rata pretest 58,6 mengalami

Page 85: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

64

peningkatan sebesar 72,9 pada saat postest namun masih ada siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM. Sehingga dilanjutkan pada siklus II dengan

perolehan nilai rata-rata pretest sebesar 62,6 yang kemudian nuga mengalami

peningkatan pada saat postest dengan perolehan nilai rata-rata postest sebesar

82,6.

Setelah diterapkannya Siklus I dan Siklus II dapat dilihat ternyata dengan

diterapkannya metode Advokasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih

mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya metode

pembelajaran advokasi, karena dengan menggunakan metode pembelajaran ini

tiap siswa dapat belajar dengan aktif.

Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik, belajar dengan

menggunakan metode advokasi menuntut siswa menjadi advokat dari pendapat

tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia. Para siswa dapat menggunakan

keterampilan riset, keterampilan analisis, dan keterampilan berbicara dan

pendengar, sebagaimana mereka berpartisipasi dalam kelas pengalaman advokasi,

mereka dihadapkan pada isu-isu kontoversial dan harus mengembangkan suatu

kasus untuk mendukung pendapat mereka di dalam perangkat petunjuk dan

tujuan-tujuan khusus. Pada akhir pelajaran pada siklus I, dan siklus II guru

menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa untuk menghindari

terjadinya miskonsepsi.

E. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian

seperti:

1. Penelitian ini hanya ditunjuk pada pelajaran Fiqih pada pokok bahasan

hukum Islam tentang makanan dan minuman, sehingga belum bisa

digeneralisir pada pokok bahasan lain.

2. Kondisi siswa sempat bingung dengan proses pembelajaran menggunakan

metode Advokasi, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran seperti

itu.

Page 86: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

65

3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan kesiapan dan pengaturan

kelas yang baik.

4. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variable, metode

pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

Page 87: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran

Fikih dengan metode Advokasi yang dalam pelakasanaanya identik dengan

metode debat, penggunaan media debat sebagai media pembelajaran, media

gambar dan pemetaan kursi duduk siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur. Melalui metode advokasi dengan langkah

dasar pelaksanaan debat yaitu: menganalisis karakteristik siswa dan tujuan

pembelajaran di awal proses akan memudahkan peneliti untuk memilih suatu

topik debat berdasarkan pertimbangan dari aspek kebermaknaannya, tingkatan

siswa, relevansinya dengan kurikulum, dan minat para siswa. Dalam implementasi

metode advokasi, penggunaan media debat dan penggunaan media visual pada

siswa dapat dengan mudah memahami materi tentang arti keputusan bersama

yang berdampak pada hasil belajar yang meningkat, selain itu dapat menarik

perhatian siswa sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, efisien, dan

menarik. Siswa terlihat lebih aktif, lebih berani untuk tampil didepan kelas,

menjadikan siswa lebih terampil, kreatif dan mudah untuk memecahkan masalah

dari suatu topik permasalahan. Dengan pemahaman siswa terhadap materi yang

diberikan, siswa juga mampu mengerjakan soal dengan tepat, cermat, dan tepat.

Siswa juga dapat menunjukkan motivasi belajar yang tinggi, serta adanya rasa

senang, kegairahan, dan ketertarikan dalam belajar Fikih lebih antusias.

Kelebihan dari metode advokasi ini diantaranya siswa lebih aktif dan

kreatif dalam menyampaikan pendapat dan dalam mempertahankan pendapat

tersebut, lebih terlihat kerja sama tim dan kekompakan yang baik dari masing-

masing klompok, membiasakan siswa berbicara di depan orang banyak.

Adapun kekurangan dari metode advokasi tersebut diantaranya tidak

semua materi pelajaran bisa dipakai dengan menggunakan metode advokasi, harus

bisa memilih topic yang bisa diperdebatkan, tidak semua siswa bisa aktif untuk

Page 88: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

67

mengungkapkan pendapat, tidak semua siswa mau ikut serta, memakan waktu

untuk membereskan kursi dan meja sehingga waktu pelajaran menjadi berkurang

karna terpakai untuk itu

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas

VIII-I MTs Al-Huda Bekasi Timur, bahwa metode pembelajaran Advokasi dapat

meningkat hasil belajar fiqih siswa. Hasil belajar fiqih siswa meningkat setelah

diterapkannya metode pembelajaran Advokasi, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil

belajar pada postest siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa

mamperoleh rata-rata mencapai 72,9 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar

siswa meningkat menjadi 82,6.

Dengan demikian secara statistik terjadi peningkatan yang signifikan pada

prosentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan sesudah

dilakukan tindakan tindakan baik pada siklus I dan siklus II.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Advokasi dapat

meningkatkan hasil belajar Fikih pada siswa kelas VIII-I MTs Al-Huda Bekasi

Timur.

B. Implikasi

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dengan

menggunakan metode Advokasi berpengaruh dalam meningkatkan hasil

pembelajaran siswa MTs Al-Huda Bekasi Timur khususnya pada mata pelajaran

fiqih. Dengan demikian penggunakan metode pembelajaran yang relevan dengan

mata pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi salah satu komponen utama

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan metode Advokasi pada proses pembelajaran dapat dijadikan

salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan siswa dalam memahami dan

mengingat mata pelajaran Fiqih yang selama ini mereka anggap membosankan,

hal ini juga dapat dimungkinkan untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain di

MTs Al-Huda Bekasi Timur dan sekolah lainnya.

Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (a)

Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran, dengan metode hasil belajar

Page 89: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

68

bisa baik atau bahkan sebaliknya, sering kita jumpai seorang guru menguasai

materi tetapi gagal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa karena ia tidak

menggunakan metode yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada siswa;

(b) Pembelajaran Fiqih akan lebih menyenangkan jika siswa melibatkan diri

sepenuhnya untuk menggali kreatifitas mereka dalam berbicara dan menganalisis

suatu maslah ketika belajar dengan menggunakan metode Advokasi; (c)

dibutuhkan pelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menerapkan

metode pembelajaran agar memudahkan dan memotivasi guru-guru guna

mengimplementasikan metode pembelajaran yang sesuai di kelas.

C. Saran

Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini maka penulis memberikan

beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para pendidik untuk

dapat menemukan, menerapkan model, strategi, maupun metode

pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelas.

2. Guru yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan

metode Advokasi sebaiknya memberi pemahaman mengenai cara kerja

metode Advokasi kepada siswa terlebih dahulu supaya mereka dapat

menciptakan kreatifitas belajar dan memperoleh penguasaan materi secara

mudah serta menyenangkan.

3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, maka disarankan ada

penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan

metode Advokasi pada pokok bahasan lain atau bahkan subjek yang berbeda.

Page 90: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Mekar, 2004

A.T, Rusyan. Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses Belajar Mengajar di

Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Kartanegara, Cetakan 2, 1999.

Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Jakarta Press. Cetakan ke-1. 2006.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), Jakarta:

Bumi Aksara. Cetakan Ke-9. 2009

Chatib, Munif. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua

Anak Juara, Bandung: Kaifa, cetakan ke-12, 2013.

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cetakan ke-3, 2005.

Dananjaya, Utomo. Media Pembelajaran Aktif, Bandung: PT Penerbit Nuansa,

cetakan ke-1. 2010

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 1995.

Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 : Tahun 2003, Jakarta:

Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas, 2006.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung:

PT Refika Aditama, Cetakan ke-3, 2009.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif , Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan Untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA. 2009.

Irwanto, Dkk, Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallino, 2002.

Iskandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press, 2011.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo, 2010.

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2012.

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010.

Page 91: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

70

Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

Indeks, 2009.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda karya,

Cetakan ke-7, 2011.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 2004

Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Jakarta:

Media Pustama Mandiri. Cetakan I, 2009.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Sanjaya, Wina. Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 3, 2008

Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung :

Nusamedia, 2011

Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014

Suralaya, Fadhilah. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Ciputat: UIN

Jakarta Press. Cetakan 1. 2005

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001

....................... Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya, cetakan ke-17, 2011

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar

Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta : UIN Press, 2006.

Page 92: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

71

LAMPIRAN

Page 93: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

72

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SIKLUS I

Nama Madrasah : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VIII / 2

Waktu : 2 x 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal

Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Menjelaskan pengertian makanan halal

2. Mengklasifikasikan jenis-jenis makanan halal

3. Menjelaskan pengeritan minuman halal

4. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang halal

5. Menunjukkan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode,

langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi yang

dipaparkan, Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis makanan dan

minuman halal serta mampu menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan

dan minuman halal

E. Materi Ajar

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Halal

Page 94: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

73

F. Metode Pembelajaran :

1. Advokasi

2. Ceramah

3. Tanya Jawab

4. Diskusi

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU

1. PENDAHULUAN 10 menit

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan berdoa (nilai karakter : religius)

Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai karakter:

disiplin)

Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai

karakter: peduli, semangat)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. (nilai karakter: cinta ilmu)

Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam

secara umum. (nilai karakter: cinta ilmu, ingin tahu)

2. KEGIATAN INTI 60 menit

Eksplorasi

Guru membangun pengetahuan awal murid melalui

pemberian materi secara ringkas sehingga murid

termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

(nilai karakter : cinta ilmu, inovatif)

Guru menciptakan suasana yang memungkinkan

terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid

dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan

sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai

karakter: ingin tahu, demokratif)

Elaborasi

Guru membentuk kelompok masing-masing beranggota 7

murid yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok

pendukung kemudian membagikan lembar kerja

kelompok (nilai karakter: kerjasama, komunikatif)

Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah

10 menit

Page 95: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

74

belajar dengan menggunakan metode advokasi (nilai

karakter : kreatif, inovatif)

Murid pada kelompok masing-masing menyiapkan

argumen tentang isu yang diperdebatkan sesuai dengan

langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. (nilai

karakter : kreatif, kerjasama, inovatif)

kelompok pendukung memperesentasikan hasil

argumennya beserta data temuan untuk memperkuat

pendapatnya. (nilai karakter: cinta ilmu, percaya diri)

Kelompok oposisi diberi kesempatan untuk menyanggah

pendapat dari kelompok pendukung (nilai karakter :

demokrasi, inovatif, percaya diri)

Konfirmasi

Guru memberikan umpan balik pada peserta didik

dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai

karakter: cinta ilmu, menghargai karya orang lain)

Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan

menyimpulkan materi. (nilai karakter: ingin tahu,

menghargai keberagaman)

Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai

karakter : inovatif, cinta ilmu)

40 menit

10 menit

3. PENUTUP 10 menit

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai karakter:

saling menghargai dan peduli)

Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan

pembelajaran (nilai karakter: cinta ilmu)

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. (nilai karakter: cinta ilmu,

disiplin)

Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan

mengucapkan salam. (nilai karakter : religius)

Pertemuan ke-2

No Kegiatan Waktu

1 Review pelajaran yang sudah diajarkan 2x40

Menit 2 Postest

Page 96: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

75

H. Bahan/Sumber/Media Belajar

1. Buku pelajaran Fiqih untuk MTs kelas VIII

2. Buku penunjang yang relevan

3. Projektor

4. Laptop

5. White board

6. Spidol

I. Penilaian

1. Teknik : Tes tertulis (Pretest dan Postest)

2. Bentuk : Tes pilihan ganda dan tugas kelompok

3. Tes lisan

Jakarta, Maret 2015

Guru Mata pelajaran Fiqih Mahasiswa Peneliti

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I Yusuf Kamil

Page 97: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

76

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SIKLUS II

Nama Madrasah : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VIII / 2

Waktu : 2 x 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram

Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Menjelaskan pengertian makanan haram

2. Mengklasifikasikan jenis-jenis makanan haram

3. Menjelaskan pengeritan minuman haram

4. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang haram

5. Menunjukkan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode,

langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi

yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis

makanan dan minuman haram dan mampu menjelaskan bahaya

mengkonsumsi makanan dan minuman haram

E. Materi Ajar

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Haram

Page 98: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

77

F. Metode Pembelajaran :

1. Advokasi

2. Ceramah

3. Tanya Jawab

4. Diskusi

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU

1. PENDAHULUAN 10 menit

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan berdoa (nilai karakter: religius)

Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai karakter:

disiplin)

Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai

karakter: peduli, semangat)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. (nilai karakter : cinta ilmu)

Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam

secara umum. (nilai karakter : cinta ilmu, ingin tahu)

2. KEGIATAN INTI 60 menit

Eksplorasi

Guru membangun pengetahuan awal murid melalui

pemberian materi secara ringkas sehingga murid

termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

(nilai karakter : cinta ilmu, inovatif)

Guru menciptakan suasana yang memungkinkan

terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid

dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan

sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai

karakter : ingin tahu, demokratif)

Elaborasi

Guru membentuk kelompok masing-masing beranggota 7

murid yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok

pendukung kemudian membagikan lembar kerja

kelompok (nilai karakter : kerjasama, komunikatif)

Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah

10 menit

Page 99: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

78

belajar dengan menggunakan metode advokasi dan akan

memberikan reward kepada kelompok terbaik. (nilai

karakter : Inovatif, menghargai karya orang lain)

Murid pada kelompok masing-masing menyiapkan

argumen tentang isu yang diperdebatkan sesuai dengan

langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. (nilai

karakter : kreatif, kerjasama, inovatif)

kelompok pendukung memperesentasikan hasil

argumennya beserta data temuan untuk memperkuat

pendapatnya. (nilai karakter : cinta ilmu, kerjasama)

Kelompok oposisi diberi kesempatan untuk menyanggah

pendapat dari kelompok pendukung (nilai karakter :

demokratis, inovatif, percaya diri)

Konfirmasi

Guru memberikan umpan balik pada peserta didik

dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai

karakter : cinta ilmu)

Guru memberikan reward pada kelompok terbaik (nilai

karakter : menghargai karya orang lain)

Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan

menyimpulkan materi. (nilai karakter : ingin tahu,

menghargai keberagaman)

Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai

karakter : inovatif, cinta ilmu)

40 menit

10 menit

3. PENUTUP 10 menit

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai karakter :

saling menghargai dan peduli)

Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan

pembelajaran (nilai karakter: cinta ilmu)

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. (nilai karakter : cinta ilmu,

disiplin)

Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan

mengucapkan salam. (nilai karakter : religius)

Page 100: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

79

Pertemuan ke-2

No Kegiatan Waktu

1 Review pelajaran yang sudah diajarkan 2x40

Menit 2 Postest

H. Bahan/Sumber/Media Belajar

1. Buku pelajaran Fiqih untuk MTs kelas VIII

2. Buku penunjang yang relevan

3. Projektor

4. Laptop

5. White board

6. Spidol

I. Penilaian

1. Teknik : Tes tertulis (Pretest dan Postest)

2. Bentuk : Tes pilihan ganda dan tugas kelompok

3. Tes lisan

Jakarta, Maret 2015

Guru Mata pelajaran Fiqih Mahasiswa Peneliti

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I Yusuf Kamil

Page 101: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

80

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus I

Kelas/semester : VIII (Delapan) / II (Dua)

Mata Pelajaran : Fiqih

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Halal

Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang makanan

dan minuman

Kompetensi

Dasar Materi Indikator

Nomor

Soal

1. Menjelaskan

jenis-jenis

makanan dan

minuman halal

a) Pengertian makanan halal a. Menjelaskan pengertian

makanan halal 4,8

b) Jenis-jenis makanan halal b. Mengkalsifikasikan jenis-

jenis makanan halal 1,5

c) Pengertian minuman

halal

c. Menjelaskan pengeritan

minuman halal 3,6

d) Jenis-jenis minuman

halal

d. Menyebutkan jenis-jenis

minuman yang halal 2,7,10

2. Menjelaskan

manfaat

mengkonsumsi

makanan dan

minuman halal

e) Manfaat makanan dan

minuman halal

e. Menunjukkan manfaat

mengkonsumsi makanan

dan minuman halal 9

Page 102: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

81

Lampiran 4

Soal Pretest dan Postest

Siklus I

Nama :

Kelas :

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat !

1. Yang termasuk makanan yang halal adalah….

a. Daging ular c. Daging kambing

b. Daging kucing d. Daging buaya

2. Air susu sapi hukumnya….

a. Sunah c. Makruh

b. Haram d. Halal

3. Semua makanan dan minuman yang berada di muka bumi yang bermanfaat

bagi pertumbuhan badan dan jiwa maka hukum asalnya adalah….

a. Manfaat c. Haram

b. Mudharat d. Halal

.....(البقرة :168) .4 يا أي ها الناس كلوا ما ف الأرض حلالا طيب Ayat di atas menjelaskan tentang...

a. Minuman halal c. Makanan haram

b. Makanan halal d. Minuman haram

5. Dua macam darah yang boleh di makan adalah….

a. Empedu dan darah c. limpa dan darah

b. Hati dan limpa d. hati dan empedu

6. Minuman yang bersih, sehat, tidak mengandung najis, dan tidak merusak

badan hukumnya adalah....

a. Makruh c. Halal

b. Haram d. Sunah

7. Arak yang berubah menjadi cuka hukumnya...

a. Halal c. Makruh

b. Haram d. Sunah

8. Makanan yang dihalalkan menurut surat al-Maidah ayat 96, adalah ....

Page 103: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

82

a. Binatang buruan dari laut

b. Daging binatang ternak

c. Bintang buruan bagi yang sedang ihram

d. Darah

9. Salah satu manfaat memakan makanan yang halal, adalah……

a. Badan pasti menjadi gemuk

b. Mencapai ridho Allah SWT

c. Otak menjadi pintar

d. Memiliki akhlak madzmumah

10. Air yang bersih yang turun dari langit hukumnya...

a. Halal c. Makruh

b. Haram d. Mudharat

Kunci Jawaban

1. C

2. D

3. D

4. B

5. B

6. C

7. A

8. A

9. B

10. A

Page 104: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

83

Lampiran 5

Hasil Skor Pretest Siklus I

Tabel

Skor Pre Test Siklus I

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1

No Nama siswa Pretest Keterangan

1 Abdul Rahman 60 Tidak Lulus

2 Afrizal 50 Tidak Lulus

3 Ahmad Abdan Syukron 50 Tidak Lulus

4 Amelia Salsabila 60 Tidak Lulus

5 Arya Jaya Komara 60 Tidak Lulus

6 Aryani Astuti 60 Tidak Lulus

7 Bagas Sudjito 60 Tidak Lulus

8 Dewi Yulianti 60 Tidak Lulus

9 Diaz Erlangga 70 Lulus

10 Erifa Rohana Kholifah 50 Tidak Lulus

11 Fahrizki Zulfanur 40 Tidak Lulus

12 Hanifah Nurmalasari 70 Lulus

13 Hardiansyah 60 Tidak Lulus

14 Irvan Fadhillah 70 Lulus

15 Kartika Sapitri 60 Tidak Lulus

16 Leni Sopiani 70 Lulus

17 M.Abdul Khodir 50 Tidak Lulus

18 M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan 60 Tidak Lulus

19 Mardiana 70 Lulus

20 Megawati Sapitri 60 Tidak Lulus

21 Muhamad Arsyad 50 Tidak Lulus

22 Muhammad Fahmi Syahid 60 Tidak Lulus

23 Nanang Akkum 60 Tidak Lulus

24 Novitasari 60 Tidak Lulus

Page 105: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

84

25 Prasasti Suci Rahayu 70 Lulus

26 Puput Fitriyani 40 Tidak Lulus

27 Rani Febriani 50 Tidak Lulus

28 Riki Setiawan 70 Lulus

29 Safitri 50 Tidak Lulus

30 Sekar Faddilah Mahharani 50 Tidak Lulus

31 Septiadi Biwa Putra 50 Tidak Lulus

32 Sherly Indah Permatasari 60 Tidak Lulus

33 Siti Fatimah 70 Lulus

34 Sofi Sugiarti 60 Tidak Lulus

35 Wanda Maulidia 60 Tidak Lulus

Keterangan :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

Page 106: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

85

Lampiran 6

Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I

Langkah-Langkah :

1. Menghitung rentang

R = Skor terbesar – Skor terkecil

= 70 – 40 = 30

2. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,3 log 35

= 6,095 5

3. Menghitung panjang kelas (P)

P = 𝑅

𝐾 =

30

5 = 6

4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi

a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada

Ms.Excel menghasilkan nilai = 58,6

b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV

pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,45

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 40 – 45 2 2 ÷ 35 × 100 = 5,7 %

2 46 – 51 9 9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %

3 52 – 57 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 58 – 63 16 16 ÷ 35 × 100 = 45,7 %

5 64 – 69 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 70 - 75 8 8 ÷ 35 × 100 = 22,9 %

Jumlah 35 100%

Page 107: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

86

Lampiran 7

Hasil Skor Postest Siklus I

Tabel

Skor Pos Test Siklus I

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1

No Nama siswa Postest Keterangan

1 Abdul Rahman 70 Lulus

2 Afrizal 70 Lulus

3 Ahmad Abdan Syukron 60 Tidak Lulus

4 Amelia Salsabila 80 Lulus

5 Arya Jaya Komara 70 Lulus

6 Aryani Astuti 60 Tidak Lulus

7 Bagas Sudjito 70 Lulus

8 Dewi Yulianti 70 Lulus

9 Diaz Erlangga 80 Lulus

10 Erifa Rohana Kholifah 70 Lulus

11 Fahrizki Zulfanur 60 Tidak Lulus

12 Hanifah Nurmalasari 80 Lulus

13 Hardiansyah 70 Lulus

14 Irvan Fadhillah 80 Lulus

15 Kartika Sapitri 70 Lulus

16 Leni Sopiani 90 Lulus

17 M.Abdul Khodir 70 Lulus

18 M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan 80 Lulus

19 Mardiana 90 Lulus

20 Megawati Sapitri 70 Lulus

21 Muhamad Arsyad 70 Lulus

22 Muhammad Fahmi Syahid 80 Lulus

23 Nanang Akkum 70 Lulus

24 Novitasari 70 Lulus

Page 108: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

87

25 Prasasti Suci Rahayu 90 Lulus

26 Puput Fitriyani 70 Lulus

27 Rani Febriani 60 Tidak Lulus

28 Riki Setiawan 80 Lulus

29 Safitri 70 Lulus

30 Sekar Faddilah Mahharani 70 Lulus

31 Septiadi Biwa Putra 60 Tidak Lulus

32 Sherly Indah Permatasari 70 Lulus

33 Siti Fatimah 80 Lulus

34 Sofi Sugiarti 80 Lulus

35 Wanda Maulidia 70 Lulus

Keterangan :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

Page 109: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

88

Lampiran 8

Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus I

A. Langkah-Langkah :

1. Menghitung rentang

R = Skor terbesar – Skor terkecil

= 90 – 60 = 30

2. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,3 log 35

= 6,095 5

3. Menghitung panjang kelas (P)

P = 𝑅

𝐾 =

30

5 = 6

4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi

a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE

pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 72,9

b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi

STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,2

c. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 60 – 65 5 5 ÷ 35 × 100 = 14,3 %

2 66 – 71 18 18 ÷ 35 × 100 = 51,4 %

3 72 – 77 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 78 – 83 9 9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %

5 84 – 89 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 90 – 95 3 3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %

Jumlah 35 100%

Page 110: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

89

Lampiran 9

Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi

Siklus I

1. Rumus :

Gain ternormalisasi = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

Skor Ideal = 100

2. Contoh perhitungan siswa nomor 1

g = 70−60

100− 60= 0,25 (rendah)

Tabel

Hasil Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi

No Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi

1 Abdul Rahman 60 70 0.25 Rendah

2 Afrizal 50 70 0.4 Sedang

3 Ahmad Abdan Sykuuron 50 60 0.2 Rendah

4 Amelia Salsabila 60 80 0.5 Sedang

5 Arya Jaya Komara 60 70 0.25 Rendah

6 Aryani Astuti 60 60 0 Rendah

7 Bagas Sudjito 60 70 0.25 Rendah

8 Dewi Yulianti 60 70 0.25 Rendah

9 Diaz Erlangga 70 80 0.3 Sedang

10 Erifa Rohana Kholifah 50 70 0.4 Sedang

11 Fahrizki Zulfanur 40 60 0.3 Sedang

12 Hanifah Nurmalasari 70 80 0.3 Sedang

13 Hardiansyah 60 70 0.25 Rendah

14 Irvan Fadhillah 70 80 0.3 Sedang

15 Kartika Sapitri 60 70 0.25 Rendah

16 Leni Sopiani 70 90 0.67 Sedang

17 M.Abdul Khodir 50 70 0.4 Sedang

18 M.Ridwansyah Pramudita H. 60 80 0.5 Sedang

19 Mardiana 70 90 0.67 Sedang

20 Megawati Sapitri 60 70 0.25 Rendah

Page 111: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

90

21 Muhamad Arsyad 50 70 0.4 Sedang

22 Muhammad Fahmi Syahid 60 80 0.5 Sedang

23 Nanang Akkum 60 70 0.25 Rendah

24 Novitasari 60 70 0.25 Rendah

25 Prasasti Suci Rahayu 70 90 0.67 Sedang

26 Puput Fitriyani 40 70 0.5 Sedang

27 Rani Febriani 50 60 0.2 Rendah

28 Riki Setiawan 70 80 0.3 Sedang

29 Safitri 50 70 0.4 Sedang

30 Sekar Faddilah Mahharani 50 70 0.4 Sedang

31 Septiadi Biwa Putra 50 60 0.2 Rendah

32 Sherly Indah Permatasari 60 70 0.25 Rendah

33 Siti Fatimah 70 80 0.3 Sedang

34 Sofi Sugiarti 60 80 0.5 Sedang

35 Wanda Maulidia 60 70 0.25 Rendah

Page 112: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

91

Lampiran 10

Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus II

Kelas/semester : VIII (Delapan) / II (Dua)

Mata Pelajaran : Fiqih

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Haram

Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang makanan

dan minuman

Kompetensi

Dasar Materi Indikator

Nomor

Soal

1. Menjelaskan

jenis-jenis

makanan dan

minuman

haram

a) Pengertian makanan

haram

a. Menjelaskan pengertian

makanan haram 3,7

b) Jenis-jenis makanan

haram

b. Mengkalsifikasikan jenis-

jenis makanan haram 2,9

c) Pengertian minuman

haram

c. Menjelaskan pengeritan

minuman haram 1,8

d) Jenis-jenis minuman

haram

d. Menyebutkan jenis-jenis

minuman yang haram 4,5

2. Menjelaskan

bahaya

mengkonsumsi

makanan dan

minuman haram

e) Bahaya makanan dan

minuman halal

e. Menunjukkan bahaya

mengkonsumsi makanan

dan minuman haram 5, 10

Page 113: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

92

Lampiran 11

Soal Pretest dan Postest

Siklus II

Nama :

Kelas :

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat !

1. Makanan dan minuman yang didapat dengan cara yang dilarang agama

hukumnya….

a. Halal c. Makruh

b. Haram d. Boleh

2. Ayam yang mati tertabrak motor, lalu dimasak untuk di makan, maka

hukumnya….

a. Halal c. Haram

b. Mubah d. Syubhat

3. Dibawah ini yang bukan termasuk jenis makanan yang halal ialah….

a. Makanan yang dapat mendatangkan mudharat

b. Makanan yang baik-baik, tidak kotor

c. Binatang yang hidup di dalam air

d. Tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya

4. Jenis minuman yang haram, kecuali….

a. Minuman yang memabukkan

b. Minuman dari benda yang najis

c. Minuman yang didapat dari cara ynag tidak halal

d. Minuman yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia

5. Akibat negatif terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman haram

bagi orang lain adalah….

a. Selalu berbuat sopan

b. Tidak suka berbuat maksiat

c. Menggangu dan meresakan orang lain

d. Berbuat baik kepada orang lain

6. Pak Budi suka mengkonsumsi minuman keras sampai mabuk. Ketika mabuk

di malam hari, dia sering membuat onar dengan berbicara keras

Page 114: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

93

dikampungnya. Hal ini merupakan contoh akibat buruk mengkonsumsi

minuman haram bagi….

a. Diri Sendiri c. Keluarga

b. Masyarakat d. Orang lain

7. Sebab diharamkannya suatu makanan haram adalah….

a. Harganya mahal

b. Ditetapkan Oleh Allah dan Rasul-Nya

c. Tidak banyak yang menyukai

d. Rasanya tidak lezat

8. Khamer (arak) adalah minuman yang banyak mengandung alkohol,

diharamkan karena….

a. Menjadikan banyak teman c. Mengandung banyak mudharat

b. Menjadikan badan sehat d. Harganya mahal

9. Mengkomsumsi ganja dan narkoba hukumnya adalah….

a. Halal c. Boleh

b. Haram d. Makruh

10. Akibat buruk dari seringnya mengkonsumsi minuman haram bagi masyarakat

adalah….

a. Menjadikan nama orang tua dan keluarga akan tercemar

b. Mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat

c. Menghilangkan amal baik dan mendapatkan dosa

d. Dapat merusak organ fisik dan jiwa

Page 115: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

94

Lampiran 12

Hasil Skor Pra Penelitian Kelas VIII.1

Tabel

Skor Pretest Siklus II

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1

No Nama siswa Pretest Keterangan

1 Abdul Rahman 60 Tidak Lulus

2 Afrizal 60 Tidak Lulus

3 Ahmad Abdan Sykuuron 60 Tidak Lulus

4 Amelia Salsabila 40 Tidak Lulus

5 Arya Jaya Komara 70 Lulus

6 Aryani Astuti 60 Tidak Lulus

7 Bagas Sudjito 60 Tidak Lulus

8 Dewi Yulianti 60 Tidak Lulus

9 Diaz Erlangga 70 Lulus

10 Erifa Rohana Kholifah 50 Tidak Lulus

11 Fahrizki Zulfanur 60 Tidak Lulus

12 Hanifah Nurmalasari 70 Lulus

13 Hardiansyah 60 Tidak Lulus

14 Irvan Fadhillah 70 Lulus

15 Kartika Sapitri 60 Tidak Lulus

16 Leni Sopiani 70 Lulus

17 M.Abdul Khodir 50 Tidak Lulus

18 M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan 50 Tidak Lulus

19 Mardiana 70 Lulus

20 Megawati Sapitri 60 Tidak Lulus

21 Muhamad Arsyad 60 Tidak Lulus

22 Muhammad Fahmi Syahid 70 Lulus

23 Nanang Akkum 60 Tidak Lulus

24 Novitasari 70 Lulus

Page 116: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

95

25 Prasasti Suci Rahayu 70 Lulus

26 Puput Fitriyani 60 Tidak Lulus

27 Rani Febriani 60 Tidak Lulus

28 Riki Setiawan 70 Lulus

29 Safitri 70 Lulus

30 Sekar Faddilah Mahharani 60 Tidak Lulus

31 Septiadi Biwa Putra 60 Tidak Lulus

32 Sherly Indah Permatasari 70 Lulus

33 Siti Fatimah 70 Lulus

34 Sofi Sugiarti 70 Lulus

35 Wanda Maulidia 60 Tidak Lulus

Keterangan :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

Page 117: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

96

Lampiran 13

Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus II

Langkah-Langkah:

1. Menghitung rentang

R = Skor terbesar – Skor terkecil

= 70 – 40 = 30

2. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,3 log 35

= 6,095 5

3. Menghitung panjang kelas (P)

P = 𝑅

𝐾 =

30

5 = 6

4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi

a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada

Ms.Excel menghasilkan nilai = 62,6

b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV

pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 7,4

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 40 – 45 1 1 ÷ 35 × 100 = 2,8 %

2 46 – 51 3 3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %

3 52 – 57 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 58 – 63 17 17 ÷ 35 × 100 = 48,6 %

5 64 – 69 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 70 - 75 14 14 ÷ 35 × 100 = 40 %

Jumlah 35 100%

Page 118: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

97

Lampiran 14

Hasil Skor Postest Siklus II

Tabel

Skor Pos Test Siklus II

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1

No Nama siswa Postest Keterangan

1 Abdul Rahman 80 Lulus

2 Afrizal 70 Lulus

3 Ahmad Abdan Syukron 80 Lulus

4 Amelia Salsabila 70 Lulus

5 Arya Jaya Komara 80 Lulus

6 Aryani Astuti 80 Lulus

7 Bagas Sudjito 90 Lulus

8 Dewi Yulianti 80 Lulus

9 Diaz Erlangga 80 Lulus

10 Erifa Rohana Kholifah 70 Lulus

11 Fahrizki Zulfanur 80 Lulus

12 Hanifah Nurmalasari 100 Lulus

13 Hardiansyah 70 Lulus

14 Irvan Fadhillah 80 Lulus

15 Kartika Sapitri 80 Lulus

16 Leni Sopiani 90 Lulus

17 M.Abdul Khodir 80 Lulus

18 M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan 100 Lulus

19 Mardiana 80 Lulus

20 Megawati Sapitri 90 Lulus

21 Muhamad Arsyad 80 Lulus

22 Muhammad Fahmi Syahid 80 Lulus

23 Nanang Akkum 70 Lulus

24 Novitasari 90 Lulus

Page 119: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

98

25 Prasasti Suci Rahayu 80 Lulus

26 Puput Fitriyani 90 Lulus

27 Rani Febriani 80 Lulus

28 Riki Setiawan 80 Lulus

29 Safitri 100 Lulus

30 Sekar Faddilah Mahharani 80 Lulus

31 Septiadi Biwa Putra 80 Lulus

32 Sherly Indah Permatasari 100 Lulus

33 Siti Fatimah 80 Lulus

34 Sofi Sugiarti 90 Lulus

35 Wanda Maulidia 80 Lulus

Keterangan :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

Page 120: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

99

Lampiran 15

Daftar Hasil Nilai Rapor Sementara

MTs. Al-Huda Kelas VIII.1

No Nama Siswa KKM Nilai

1 Abdul Rahman 70 70

2 Afrizal 70 71

3 Ahmad Abdan Sykuuron 70 60

4 Amelia Salsabila 70 71

5 Arya Jaya Komara 70 67

6 Aryani Astuti 70 60

7 Bagas Sudjito 70 75

8 Dewi Yulianti 70 69

9 Diaz Erlangga 70 70

10 Erifa Rohana Kholifah 70 65

11 Fahrizki Zulfanur 70 60

12 Hanifah Nurmalasari 70 71

13 Hardiansyah 70 75

14 Irvan Fadhillah 70 70

15 Kartika Sapitri 70 70

16 Leni Sopiani 70 69

17 M.Abdul Khodir 70 70

18 M.Ridwansyah Pramudita H. 70 76

19 Mardiana 70 69

20 Megawati Sapitri 70 70

21 Muhamad Arsyad 70 74

22 Muhammad Fahmi Syahid 70 68

23 Nanang Akkum 70 65

24 Novitasari 70 75

25 Prasasti Suci Rahayu 70 67

Page 121: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

100

26 Puput Fitriyani 70 71

27 Rani Febriani 70 63

28 Riki Setiawan 70 77

29 Safitri 70 66

30 Sekar Faddilah Mahharani 70 70

31 Septiadi Biwa Putra 70 69

32 Sherly Indah Permatasari 70 65

33 Siti Fatimah 70 72

34 Sofi Sugiarti 70 75

35 Wanda Maulidia 70 70

Guru Mata Pelajaran Observer

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I Yusuf Kamil

Mengetahui

Kepala MTs. Al-Huda

Ahmad Abdul Khotib, S.Pd.I

Page 122: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

101

Lampiran 16

Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus II

A. Langkah-Langkah :

1. Menghitung rentang

R = Skor terbesar – Skor terkecil

= 100 – 70 = 30

2. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,3 log 35

= 6,095 5

3. Menghitung panjang kelas (P)

P = 𝑹

𝑲 =

𝟑𝟎

𝟓 = 6

4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi

a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE

pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 82,6

b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi

STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,5

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

1 70 – 75 5 5 ÷ 35 × 100 = 14,29 %

2 76 – 81 20 20 ÷ 35 × 100 = 57,14 %

3 82 – 87 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

4 88 – 93 6 6 ÷ 35 × 100 = 17,14 %

5 94 - 99 0 0 ÷ 35 × 100 = 0 %

6 100 – 105 4 4 ÷ 35 × 100 = 11,43 %

Jumlah 35 100%

Page 123: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

102

Lampiran 17

Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi

Siklus II

A. Rumus :

Gain ternormalisasi = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

Skor Ideal = 100

B. Contoh perhitungan siswa nomor 2

g = 70−60

100− 60= 0,25

Tabel

Hasil Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi

No Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi

1 Abdul Rahman 60 80 0.5 Sedang

2 Afrizal 60 70 0.25 Rendah

3 Ahmad Abdan Sykuuron 60 80 0.5 Sedang

4 Amelia Salsabila 40 70 0,5 Sedang

5 Arya Jaya Komara 70 80 0.33 Sedang

6 Aryani Astuti 60 80 0.5 Sedang

7 Bagas Sudjito 60 90 0.75 Tinggi

8 Dewi Yulianti 60 80 0.5 Sedang

9 Diaz Erlangga 70 80 0.33 Sedang

10 Erifa Rohana Kholifah 50 70 0.4 Sedang

11 Fahrizki Zulfanur 60 80 0.5 Sedang

12 Hanifah Nurmalasari 70 100 1 Tinggi

13 Hardiansyah 60 70 0.25 Rendah

14 Irvan Fadhillah 70 80 0.33 Sedang

15 Kartika Sapitri 60 80 0.5 Sedang

16 Leni Sopiani 70 90 0.67 Sedang

17 M.Abdul Khodir 50 80 0.6 Sedang

18 M.Ridwansyah Pramudita H. 50 100 1 Tinggi

19 Mardiana 70 80 0.33 Sedang

20 Megawati Sapitri 60 90 0.75 Tinggi

Page 124: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

103

21 Muhamad Arsyad 60 80 0.5 Sedang

22 Muhammad Fahmi Syahid 70 80 0.33 Sedang

23 Nanang Akkum 60 70 0.25 Rendah

24 Novitasari 70 90 0.67 Sedang

25 Prasasti Suci Rahayu 70 80 0.33 Sedang

26 Puput Fitriyani 60 90 0.75 Tinggi

27 Rani Febriani 60 80 0.5 Sedang

28 Riki Setiawan 70 80 0.33 Sedang

29 Safitri 70 100 1 Tinggi

30 Sekar Faddilah Mahharani 60 80 0.5 Sedang

31 Septiadi Biwa Putra 60 80 0.5 Sedang

32 Sherly Indah Permatasari 70 100 1 Tinggi

33 Siti Fatimah 70 80 0.33 Sedang

34 Sofi Sugiarti 70 90 0.67 Sedang

35 Wanda Maulidia 60 80 0.5 Sedang

Page 125: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

104

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI PROSES BELAJAR MENGAJAR

PRA PENELITIAN

Tempat : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Kelas : VIII-1

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Februari 2015

No Hal yang diamati Pengamatan

1 Materi Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah

2 Metode Ceramah dan metode tanya jawab

3 Aktivitas guru

Menyampaikan materi dengan baik

Bimbingan kepada setiap siswa kurang

Kurang humoris sehingga siswa merasa jenuh

dalam pembelajaran

Metode yang digunakan, metode ceramah dan

Tanya jawab

4 Aktivitas siswa

Kurang serius dalam belajar

Siswa mayoritas pasif

Belum memiliki keberanian sehingga jarang

sekali siswa yang bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya.

Motivasi belajar masih rendah

5 Interaksi antara guru

dan siswa

Cukup baik meskipun tidak sedikit siswa yang

terlihat malas belajar, bercanda dan tidak

memerhatikan saat guru menjelaskan materi

6 Evaluasi Mengerjakan LKS

Observer

Yusuf Kamil

Page 126: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

105

Lampiran 19

CATATAN LAPANGAN SIKLUS I

Tempat Penelitian : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Maret 2015

Materi : Makanan dan Minuman Halal

Siklus : I

A. Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan postest.

Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal

pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10 menit baik pretest maupun

postest dan diikuti oleh 35 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi

kelompok dengan menggunakan model Advokasi. Pembelajaran berakhir

pukul 09.40

B. Aktivitas Guru (Peneliti) :

Sebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apersepsi, guru

(peneliti) membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 7 orang siswa yang terdiri dari kelompok oposisi dan

kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok. Guru

(Peneliti) menjelaskan, serta melakukan evaluasi setelah pembelajaran

C. Aktivtas Siswa :

Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Advokasi. Ketika

melakukan debat atau diskusi dengan kelompoknya masing-masing, masih

banyak siswa yang pasif dan kurang mengerti pelaksanaan model

pembelajaran Advokasi, hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif, baik

bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Setelah selesai debat, setiap

kelompok melakukan evaluasi sebagai perbaikan pada pembelajaran

berikutnya, sebelum melaksanakan postest.

Page 127: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

106

Lampiran 20

CATATAN LAPANGAN SIKLUS II

Tempat Penelitian : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2015

Materi : Makanan dan Minuman Haram

Siklus : II

A. Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan postest.

Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal

pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10 menit baik pretest maupun

posttest dan diikuti oleh 35 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi

kelompok. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.

B. Aktivitas Guru (Peneliti)

Sebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apersepsi, guru

(peneliti) membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 7 orang siswa yang terdiri dari kelompok oposisi dan

kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok. Guru

(peneliti) menjelaskan serta memulai debat kemudian mengakhirinya dengan

melakukan evaluasi.

C. Aktivtas Siswa

Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Advokasi. Saat debat

atau diskusi dengan kelompoknya masing-masing, siswa sudah banyak

mengerti serta aktif dalam pelaksanaan model pembelajaran Advokasi, banyak

siswa yang bertanya seta mengeluarkan pendapat saat debat berjalan. Setelah

selesai berdiskusi, setiap kelompok melakukan evaluasi, sebelum

melaksanakan posttest

Page 128: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

107

Lampiran 21

Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I

Nama Sekolah : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Kelas/Semester : VIII/I

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Halal

Siklus : I

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Maret 2015

Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda

SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang

No Aspek Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1 Mengkondisikan situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran

2 Apersepsi √

3 Membangkitkan minat/rasa ingin

tahu siswa (motivasi) √

4 Menyampaikan tujuan/indikator yang

ingin dicapai √

5 Penggunaan media/alat pembelajaran

yang sesuai dengan indikator bahan

ajar

6 Penjelasan model pembelajaran

Advokasi √

7 Pemusatan perhatian siswa terhadap

proses belajar √

8 Teknik menyampaikan materi √

9 Pengelolaan kegiatan diskusi √

10 Bimbingan kepada kelompok √

11 Pemberian kesempatan kepada siswa

untuk berpikir √

12 Pemberian kesempatan kepada siswa √

Page 129: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

108

untuk bertanya dan mengungkapkan

pendapat

13 Antusias terhadap jawaban atau

pendapat siswa √

14 Mengamati kesulitan atau kemajuan

belajar siswa √

15 Keterampilan menerangkan kembali

atau menyimpulkan materi yang

disampaikan

Guru Mata Pelajaran

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I

Page 130: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

109

Lampiran 22

Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II

Nama Sekolah : MTs Al-Huda Bekasi Timur

Kelas/Semester : VIII/I

Materi Pokok : Makanan dan Minuman Haram

Siklus : II

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2015

Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda

SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang

No Aspek Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1 Mengkondisikan situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran

2 Apersepsi √

3 Membangkitkan minat/rasa ingin

tahu siswa (motivasi) √

4 Menyampaikan tujuan/indikator yang

ingin dicapai √

5 Penggunaan media/alat pembelajaran

yang sesuai dengan indikator bahan

ajar

6 Penjelasan model pembelajaran

Advokasi √

7 Pemusatan perhatian siswa terhadap

proses belajar √

8 Teknik menyampaikan materi √

9 Pengelolaan kegiatan diskusi √

10 Bimbingan kepada kelompok √

11 Pemberian kesempatan kepada siswa

untuk berpikir √

12 Pemberian kesempatan kepada siswa √

Page 131: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

110

untuk bertanya dan mengungkapkan

pendapat

13 Antusias terhadap jawaban atau

pendapat siswa √

14 Mengamati kesulitan atau kemajuan

belajar siswa √

15 Keterampilan menerangkan kembali

atau menyimpulkan materi yang

disampaikan

Guru Mata Pelajaran

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I

Page 132: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

111

Lampiran 23

PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Siklus : I

Hari / Tanggal : Selasa, 3 Maret 2015

Kelas / Sekolah : VIII.1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur

Waktu : 09.15 s/d Selesai

No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah

1 Melaksanakan tes awal ( Pre Test ) 35 0 35

2 Telah mempelajari materi yang diajarkan 20 15 35

3 Mendengarkan penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru 25 10 35

4 Melakukan diskusi kelompok 20 15 35

5 Bekerja sama dalam mengerjakan tugas

kelompok 20 15 35

6 Melakukan debating atau debat 20 15 35

7 Aktif mengungkapkan pendapat 10 25 35

8 Aktif menanggapi pendapat 15 20 35

9 Aktif bertanya 10 25 35

10 Menganalisis dengan Model pembelajaran

Advokasi 15 20 35

11 Siswa memerhatikan saat guru menjelaskan

kesimpulan 25 10 35

12 Melaksanakan tes akhir ( Postest ) 35 0 35

Peneliti

Yusuf Kamil

Page 133: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

112

Lampiran 24

PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

Siklus : II

Hari / Tanggal : Selasa, 17 Maret 2015

Kelas / Sekolah : VIII.1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur

Waktu : 09.15 s/d Selesai

No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah

1 Melaksanakan tes awal ( Pre Test ) 35 0 35

2 Telah mempelajari materi yang diajarkan 30 5 35

3 Mendengarkan penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru 35 0 35

4 Melakukan diskusi kelompok 30 5 35

5 Bekerja sama dalam mengerjakan tugas

kelompok 30 5 35

6 Melakukan debating atau debat 30 5 35

7 Aktif mengungkapkan pendapat 28 7 35

8 Aktif menanggapi pendapat 32 3 35

9 Aktif bertanya 28 7 35

10 Menganalisis dengan Model pembelajaran

Advokasi 30 5 35

11 Siswa memerhatikan saat guru menjelaskan

kesimpulan 32 3 35

12 Melaksanakan tes akhir ( Postest ) 35 0 35

Peneliti

Yusuf Kamil

Page 134: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

113

Lampiran 25

WAWANCARA PRA PENELITIAN DENGAN SISWA

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Februari 2015

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar fiqih siswa dan

permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran

fiqih sebelumnya.

1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran Fiqih di kelas?

Jawab : Pembelajaran fiqih materinya bagus, tentang ibadah sehari-hari

2. Apakah kamu senang dengan pelajaran Fiqih?

Jawab : ya cukup menyenangkan tapi kadang biasa saja.

3. Apakah kamu puas dengan nilai Fiqih yang kamu peroleh?

Jawab : kurang puas dan saya akan mencoba memperbaikinya

4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar Fiqih ?

Jawab : santai, tidak menegangkan.

5. Apakah kamu dapat memahami materi yang dijelaskan oleh gurumu?

Jawab : dapat memahami materi meskipun agak sedikit sulit

6. Apakah kamu sudah mengetahui tentang metode pembelajaran Advokasi?

Jawab : belum pernah

7. Apakah menurutmu pelajaran Fiqih membosankan?

Jawab : kadang ada materi yang membosankan dan ada yang tidak

membosankan

Mengetahui

Responden/Siswa

Irvan Fadhillah

Peneliti/Pewawancara

Yusuf Kamil

Page 135: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

114

Lampiran 26

WAWANCARA GURU BIDANG STUDI FIQIH PRA PENELITIAN

Hari/ Tanggal : Selasa, 24 Februari 2015

Nama Responden : Maftuhin Ichsan, S.Pd.i

Tujuan : Untuk mengetahui hasil belajar Fiqih dan permasalahan yang

dihadapi siswa terkait dengan pelajaran Fiqih sebelumnya.

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana dengan nilai hasil

belajar Fiqih siswa di kelas yang

bapak ajarkan?

Nilai hasil belajar siswa sebagian

besar masih standar KKM tapi ada

juga yang masih dibawah KKM

2

Apa yang akan bapak lakukan

apabila ada salah satu siswa yang

nilainya kurang bagus?

Mengadakan remedial, dengan

memberikan tugas-tugas tambahan

3 Apakah menurut bapak siswa

menyukai pelajaran Fiqih

Saya tidak bisa mengatakan itu

tergantung pada kepribadian siswa

dan itu tergantung

pada guru yang mengajarnya juga.

4 Metode apa yang bapak terapkan

dalam pembelajaran Fiqih?

Bervariasi, contohnya seperti

metode ceramah, pemberian tugas,

atau

model-model pembelajaran yang

sudah ditetapkan.

5

Apakah model pembelajaran

Advokasi pernah bapak terapkan

pada proses pembelajaran Fiqih?

Belum pernah

Responden Peneliti

Maftuhin Ichsan, S.Pd.I Yusuf Kamil

Page 136: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

115

Lampiran 27

Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa

Siklus I

Kelas / Sekolah : VIII-1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur

Waktu : 09.15 s/d Selesai

Siklus : I (Satu)

NO. URAIAN A B C D E KET

1. Siswa memerhatikan penjelasan guru

2. Siswa aktif bertanya

3. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun

4. Siswa tidak memahami penjelasan guru

5. Siswa senang mengerjakan tugas

6. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru

7. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi

8. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam

berkelompok debat/Advokasi

Keterangan:

A = Semua

B = Sebagian Besar

C = Sebagian Kecil

D = Ada Beberapa

E = Tidak Ada

Observer

Yusuf Kamil

Page 137: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

116

Lampiran 28

Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa

Siklus II

Kelas / Sekolah : VIII-1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur

Waktu : 09.15 s/d Selesai

Siklus : II (Dua)

NO. URAIAN A B C D E KET

1. Siswa memerhatikan penjelasan guru

2. Siswa aktif bertanya

3. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun

4. Siswa tidak memahami penjelasan guru

5. Siswa senang mengerjakan tugas

6. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru

7. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi

8. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam

berkelompok debat/Advokasi

Keterangan:

A = Semua

B = Sebagian Besar

C = Sebagian Kecil

D = Ada Beberapa

E = Tidak Ada

Observer

Yusuf Kamil

Page 138: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

117

Lampiran 29

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Al-Huda

No Nama L/P Jabatan Status

Pegawai

Pendidikan

Terakhir

1 HM.Khotib L Ka. Yayasan - Ponpes

2 Ahmad Abdul Hotib, S.Pd.I L Guru Non PNS S.1

3 M.Yahya fauzi L Guru Non PNS SLTA

4 Yulianto, S.Kom L Guru Non PNS S.1

5 Karno Setia Nusa, SE L Guru Non PNS S.1

6 Muji Astuti, S.Pd P Guru Non PNS S.1

7 Sajono Yuwono, S.Si L Guru Non PNS S.1

8 Nurhalimah. S.Pd.I P Guru Non PNS S.1

9 Agoes Soesetyo, ST L Guru Non PNS S.1

10 Sulaiman, S.Pd.I L Guru Non PNS S.1

11 Khusnul Khotimah, M.Pd P Guru Non PNS S.2

12 Samsuri, A.Ma L Guru Non PNS D.3

13 Mawardi Yusup, S.Pd L Guru Non PNS S.1

14 Syarifudin, S.Pd L Guru Non PNS S.1

15 Suarifin, S.Pd.I L Guru Non PNS S.1

16 Maftuhin Ichsan, S.Pd L Guru Non PNS S.1

17 Rahmatuloh P Staf Adm Non PNS SLTA

18 Yayah Sobriyah P Staf Adm Non PNS SLTA

19 Suhro Wardi L Guru Non PNS SLTA

20 Seren Solihin, S.Pd.I L Guru Non PNS S.1

Page 139: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

118

Lampiran 30

Data Siswa MTs Al-Huda

Thn

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

Siswa Rom-

bel Siswa

Rom-

bel Siswa

Rom-

bel Siswa

Rom-

bel

2012/

2013 58 1 69 2 47 1 174 4

2013/

2014 127 3 49 1 73 2 249 6

2014/

2015 164 4 133 3 49 1 346 8

Page 140: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

119

Lampiran 31

Sarana dan Prasarana MTs Al-Huda

No Jenis Jmlh

Ruang

Kondisi

Baik

Kondisi

Rusak

Kategori Kerusakan

Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 8 5 3 - 2 1

2 Perpustakaan 1 - 1 - - 1

3 R. Lab IPA - - - - - -

4 R. Lab Biologi - - - - - -

5 R. Lab Fisika - - - - - -

6 R. Lab Kimia - - - - - -

7 Lab Komputer 1 1 - - - -

8 R. Lab Bahasa - - - - - -

9 R. Pimpinan 1 1 - 1 - -

10 R. Guru 1 1 - - - -

11 R. Tata Usaha 1 1 - - - -

12 R. Konseling - - - - - -

13 Tempat Ibadah 1 - 1 - 1 -

14 R. UKS 1 - 1 - - 1

15 Jamban 3 1 2 1 1 -

16 Gudang 1 - 1 - 1 -

17 R. Sirkulasi - - - - - -

18 Tempat Olahraga 2 - 2 - 1 1

19 R. OSIS - - - - - -

20 R. Lainnya 1 - 1 - 1 -

Page 141: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

120

Lampiran 32

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Yusuf Kamil

NIM : 1110011000143

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul Skripsi : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih

Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada

Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)”

NO REFERENSI

PARAF

Pembimbing

Drs. Ghufron

Ihsan, MA

1

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-Hadis

Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012.

2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosda karya, Cetakan ke-7, 2011.

3

Ahmad sofyan, dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis

Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cetakan ke-1.

2006.

4 Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran.

Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010.

5 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian,

Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Surabaya: Mekar, 2004

7

Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 :

Tahun 2003, Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan

Balitbang Depdiknas, 2006.

8 Fadhilah Suralaya. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif

Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press. Cetakan 1. 2005

Page 142: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

121

9 Hamzah B Uno. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:

Bumi Aksara, 2011

10

Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD.

Bandung: PPPPTK IPA. 2009.

11 Irwanto, Dkk, Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallino,

2002.

12 Iskandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung

Persada Press, 2011.

13

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT

Rajawali Pers, 2010.

14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, cetakan ke-3, 2005.

15 Melvin L. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar

Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia, 2011

16

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan

Baru, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, cetakan ke-17,

2011

17 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos wacana

ilmu, 2001

18

Munif Chatib. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua

Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa,

cetakan ke-12, 2013.

19 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara, 2011.

20

Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang

Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama

Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Jakarta: Media

Pustama Mandiri. Cetakan I, 2009.

Page 143: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

122

21

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar

Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, Cetakan ke-3,

2009.

22 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009.

23 Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta, 2014

24

Rusyan A. T, Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses

Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta: PT.

Kartanegara, Cetakan 2, 1999.

25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan

(Edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan Ke-9. 2009

26 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, Bandung:

PT Penerbit Nuansa, cetakan ke-1. 2010

27 Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Indeks, 2009.

28

Wina Sanjaya. Pembelajran Dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Prenada Media

Group, Cet. 3, 2008

29 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama

Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

30

Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar &

Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta : UIN Press,

2006.

Page 144: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

123

Lampiran 33

FOTO-FOTO PENELITIAN

Page 145: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

124

Page 146: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

125

Page 147: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 148: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 149: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 150: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 151: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 152: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 153: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 154: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
Page 155: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH