42
UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM MEMINIMALKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S 1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh : AWAL GILANG FERDIAN NIM 3301411126 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM

MEMINIMALKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI

KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S 1 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

Oleh :

AWAL GILANG FERDIAN

NIM 3301411126

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Page 3: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang panitian Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Page 4: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Awal Gilang Ferdian

NIM : 3301411126

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar maka sepenuhnya menjadi

tanggung jawab saya.

Semarang, Juni 2016

Page 5: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Mau selamat dalam berkendara? Tertiblah dalam berlalu lintas.

Jadilah pelopor keselamatan berlalulintas yang baik.

Mari menuju Indonesia Tertib Bersatu, Keselamatan No.1

PERSEMBAHAN :

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

kupersembahkan karyaku ini untuk :

Ayah dan Ibunda tersayang atas semua doa,

semangat, cucuran keringat, pengorbanan dan kasih

sayang.

Adikku Rosaliya Syifa Fauziya yang selalu

menyemangati dan mendoakan.

Kekasihku Vita Nur Navi’ah yang selalu

mendoakan, menyemangati, agar selalu berusaha

untuk tidak mudah menyerah demi masa depan

yang lebih baik.

Teman-teman dan sahabat-sahabatku tercinta kos

orange, teman-teman PPKn angkatan 2011 dan

sahabat Sruputer yang selalu menyemangati dan

mendoakan satu sama lain.

Page 6: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

vi

SARI

Ferdian, Awal Gilang. 2016. “Upaya Polres Purbalingga Dalam Meminimalkan

Pelanggaran Lalu Lintas Di Kabupaten Purbalingga” Skripsi, Jurusan Politik dan

Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I Drs. Ngabiyanto, M.Si. Pembimbing II Drs. Sunarto, S.H., M.Si,

90 halaman.

Kata kunci: Pelanggaran Lalu Lintas, Upaya Preventif, Upaya Represif, Polres

Purbalingga.

Salah satu permasalahan yang dihadapi Kabupaten Purbalingga adalah masalah

lalu lintas. Hal ini terbukti dari data pelanggaran lalu lintas yang ada di kabupaten

Purbalingga selama tahun 2015 sebanyak 15.088 kasus pelanggaran. Perumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini (1) bagaimana modus pelanggaran

lalu lintas di Kabupaten Purbalingga?, (2) apa saja faktor penyebab pelanggaran

lalu lintas di Kabupaten Purbalingga?, (3) bagaimana upaya Polres Purbalingga

dalam meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga?, (4) apa

saja faktor penghambat dan pendorong upaya Polres Purbalingga dalam

meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purablingga.

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

metode kualitatif. Lokasi penelitian adalah kantor pusat dan pos-pos satuan lalu

lintas Polres Purbalingga. subjek penelitian adalah anggota satuan lalu lintas

Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah dengan model analisis

interaktif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modus pelanggaran lalu lintas yang

sering terjadi di Kabupaten Purbalingga adalah tidak membawa surat-surat

kendaraan seperti STNK dan belum memiliki SIM sebanyak 8.742 kasus. Faktor

penyebab pelanggaran lalu lintas ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

yaitu ketidaktahuan pengendaran terhadap peraturan rambu lalu lintas, penegakan

hukum yang tidak tegas, jumlah pos penjagaan lalu lintas di pinggiran Kota yang

terbatas, ketidakjelasan rambu lalu lintas. Kemudian yang terkait upaya Polres

Purbalingga dalam meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga adalah dengan cara menggelar patroli lalu lintas secara rutin setiap

hari, razia tilang lalu lintas, kegiatan pendidikan lalu lintas pada tingkat SMP,

SMA (Polisi Sahabat Remaja). kegiatan sosialisasi lalu lintas pada supir angkot

dan pegawai se- Kecamatan Kabupaten Purbalingga, kegiatan sosialisasi

pendidikan lalu lintas go to campus, kegiatan TOT (Trainning Of Trainner)

pendidikan lalu lintas dalam rangka pengintegrasian kurikulum lalu lintas.

Sedangkan faktor penghambat dan pendorong upaya satlantas Polres Purbalingga

dalam meminimalkan pelanggaran lalu lintas adalah yang pertama dari faktor

penghambat yaitu, faktor kesadaran masyarakat yang kurang mengenai tata tertib

berlalu lintas, kurangnya kerjasama dari pihak masyarakat untuk mewujudkan

kondisi lalu lintas yang tertib, aman dan lancar, pengendara tidak merasa jera

walaupun sering melakukan pelanggaran lalu lintas, banyaknya masyarakat yang

Page 7: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

vii

memberitahu pengendara lain ketika sedang diadakan kegiatan razia, banyak

masyarakat yang menyalahgunakan jabatan orang tua sebagai bentuk

perlindungan hukum ketika melanggar lalu lintas. Sedangkan faktor

pendorongnya adalah Personel Kepolisian yang sudah disiplin waktu, siap,

tanggap, dan cakap dalam melaksanakan tugas, kendaraan oprasional kegiatan

Kepolisian sudah terpenuhi sehingga dapat memperlancar kegiatan Kepolisian

lalu lintas, ada masyarakat atau instansi lain yang mau bekerja sama dengan

Kepolisian seperti membuka pelatihan praktek pembuatan SIM.

Saran untuk pengendara kendaraan bermotor agar memiliki sikap kesadaran

hukum tata cara berlalu lintas yang baik dan benar sehingga dapat terciptanya

KAMSELTIBCARLANTAS (Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, Kelancaran,

dalam Berlalu lintas).

Page 8: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

viii

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul: “Upaya Polres Purbalingga Dalam Meminimalkan

Pelanggaan Lalu Lintas Di Kabupaten Purbalingga”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Politik dan Kewarganegaraan di

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., sebagai Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Tijan, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. At Sugeng Priyatno, M.Si., sebagai Dosen Wali yang telah

memberikan nasehat selama peneliti menyelesaikan studi.

5. Drs. Ngabiyanto, M.Si., sebagai Dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

Page 9: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

ix

6. Drs. Sunarto, S.H., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

7. AKP. Sudarsono, S.H., M.H., sebagai Kasatlantas Polres Purbalingga

beserta anggotanya yang telah menyambut dengan baik dan

mempersilahkan peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian di

Satlantas Polres Purbalingga.

8. Ayah dan Ibunda segenap keluarga tersayang dan tercinta atas semua doa,

semangat, cucuran keringat, pengorbanan, kesabaran, dan kasih sayang.

9. Kekasihku tercinta Vita Nur Navi’ah yang selalu mendoakan,

menyemangati, agar selalu berusaha pantang menyerah demi masa depan

yang lebih baik.

10. Teman-teman dan sahabat-sahabatku tercinta semuanya kos orange, PPKn

angkatan 2011.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan senantiasa mendapat pahala

dari Allah S.W.T, Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat

memberikan manfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan para pembaca pada

umumnya.

Semarang, Juni 2016

Penulis,

Page 10: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii

PERNYATAAN .......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

SARI ............................................................................................................ vi

PRAKATA .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

E. Batasan Istilah ................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 11

A. Deskripsi Teoretis .......................................................................... 11

1. Teori Lalu Lintas ...................................................................... 11

a. Pengertian Lalu Lintas ...................................................... 11

b. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas ................................. 11

c. Faktor-faktor Pelanggaran Lalu Lintas ............................ 14

2. Teori Peran Kepolisian lalu lintas ............................................ 19

Page 11: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

xi

a. Peranan Polisi Lalu Lintas dalam Penegakan Aturan Berlalu lintas

............................................................................................ 19

b. Polisi Lalu Lintas Sebagai Sentral Penyelesaian Masalah Di Jalan

Raya .................................................................................... 20

3 Teori Kepatuhan Hukum Lalu Lintas....................................... 21

a. Hukum Lalu Lintas .......................................................... 21

4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................ 23

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 26

A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 26

B. Latar Penelitian .............................................................................. 26

C. Fokus Penelitian .............................................................................. 27

D. Sumber Data Penelitian .................................................................. 27

E. Teknik Pengumulan Data ............................................................... 29

F. Validitas Data ................................................................................. 31

G. Analisis Data ................................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 35

A. Hasil Penenlitian ............................................................................ 35

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................... 35

2. Modus Pelanggaran Lalu Lintas Di Kabupaten Purbalingga .. 44

3. Faktor-faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas Di Kabupaten

Purbalingga .............................................................................. 60

Page 12: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

xii

4. Upaya Aparat penegak Hukum Dalam Meminimalkan Pelanggaran

Lalu Lintas Di Kabupaten Purbalingga ................................... 65

5. Faktor penghambat dan pendorong yang Dihadapi Oleh Satlantas

Polres Purbalingga dalam meminimalkan pelanggaran Lalu Lintas Di

Kabupaten purbalingga ........................................................... 76

B. Pembahasan .................................................................................... 79

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 85

A. Kesimpulan .................................................................................... 85

B. Saran ................................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 91

Page 13: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar Surat Pengajuan Topik Skripsi

Lampiran 2 lembar Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 lembar Surat Rekomendasi Judul Skripsi

Lampiran 4 lembar Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 lembar Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian

Lampiran 6 lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 7 lembar Pedoman Wawancara

Lampiran 8 lembar Hasil Wawancara

Page 14: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era yang semakin modern seperti sekarang ini manusia mempunyai

suatu kebutuhan suatu kebutuhan yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari,

lebih khususnya masyarakat perkotan yang masyarakatnya identik dengan

keramaian maka dengan demikian masyarakat perkotaan tersebut tidak

terlepas dari yang namanya alat transportasi. Transportasi merupakan sarana

yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar perekonomian, dan

aktivitas lainnya dengan tujuan dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan

serta mempengaruhi aspek kehidupan bangsa dan negara. Semakin

bertambahnya penduduk dan semakin berkembangya ekonomi ekonomi di

negara-negara berkembang seperti Indonesia menuntut masayarakat untuk

mempunyai mobilitas yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk dapat bermobilitas yang tinggi masyarakat tentunya memerlukan

alat atau sarana transportasi, selain itu saat ini alat transportasi yang banyak

dipakai oleh masyarakat adalah transportasi darat, yaitu alat transportasi

pribadi maupun transportasi umum. Dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 3

menyebutkan bahwa “ Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan Kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak ”. dari pasal

tersebut dapat diartikan bahwa Pemerintah merupakan pihak yang dituntut

menyediakan fasilitas transportasi yang layak bagi warga negaranya.

Page 15: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

2

2

Gambaran umum tentang jumlah kendaraan bermotor dan luas wilayah

tahun 2015 di Kabupaten Purbalingga dengan jumlah luas wilayah adalah

663,18 Km², jumlah penduduk adalah 863.391 jiwa, kepadatan penduduk

adalah 1.302 jiwa/km², sedangkan jumlah kendaraan bermotor untuk roda 2

dan roda 3 adalah 188.313 unit dan untuk jumlah kendaraan bermotor roda 4

atau lebih adalah 15.946 unit, sehingga total seluruh kendaraan bermotor baik

roda 2, roda 3, roda 4 atau lebih adalah 204.259 unit. Sumber : UP3AD (Unit

Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayan Aset daerah) kabupaten Purbalingga

dalam (http://dppad.jatengprov.go.id).

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahyunnya mengalami

peningkatan terus menerus tentunya dapat mempengaruhi kondisi lalu lintas

sehingga timbul beberapa permasalahan antara lain:

1. Sering terjadi kemacetan karena jumlah sepeda motor yang tidak

diimbangi dengan pelebaran jalan raya

2. Sering terjadi kecelakaan karena kelalaian pengemudi maupun yang

tidak disengaja seperti motor yang sudah layak untuk dikendarai akan

tetap masih tetap dikendarai, halini dapat membahayakan bagi si

pengemudi maupun orang lain.

3. Sering terjadi kejahatan seperti perampasan benda-benda berharga

seperti menggunakan hanphone pada waktu berkendara.

Dari data pelanggaran lalu lintas diatas dapat disimpulkan bahwa

pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga tergolong tinggi, karena

jumlah tilangan adalah 15.088 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan

Page 16: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

3

jumlah teguran adalah 19.850 kasus. Hal ini dikarenhakan masih banyaknya

pengendara kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran dengan sengaja

seperti pelanggaran tidak memakai helm, meneorbos lampu merah, tidak

menyalakan lampu kendaraan di siang hari, kendaraan yang tidak seusai

dengan keluaran produksi pabrik. Sedangkan pelanggaran lalu lintas yang

berpa teguran adalah hasil dari kegiatan Kepolisian Satuan Lalu Lintas Polres

Purbalingga dalam melakukan razia simpatik yang bertujuan razia simpatik

ini untuk memberikan kesempatan bagi para pengendara kendaraan bermotor

yang melanggar lalu lintas seperti tidak parkir sembarangan di area yang

seharusnya tidak boleh untuk parkir, tidak mengenakan helm tetapi tidak

ditilang. Fungsi lalu lintas dapat disamakan dengan fungsi peredaran darah

dalam tubuh manusia. Demikian pula halnya dengan lalu lintas. Keamanan,

ketertiban dan kelancaran berlalullintas yang tidak aman dan tidak lancar

serta tidak tertib dan efisien akan membawa berbagai bentuk pelanggaran lalu

lintas dan kecelakaan. Untuk mengatur masalah lalu lintas bukanlah hal yang

mudah dilakukan karena didalamnya terdapat beberapa faktor yang turut

menentukan dan sangat berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat.

Mengingat penting dan strategisnya pernanan lalulintas dan angkutan

umum yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka lalu lintas dan

angkutan umum dikuasai oleh pembinanya adalah Pemerintah. Pemerintah

berperan sangat penting dalam pembuatan suatu peraturan yang dibuat khusus

untuk mengatur lalu lintas dan angkutan jalan dengan dikeluarkan dan

dilaksanakan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Page 17: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

4

Angkutan Jalan, sehingga diharapkan permasalahan-permasalahan lalu lintas

yang ada dapat terpecahkan. Pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi dapat

berakibat banyakanya kecelakaan lalu lintas.

Purbalingga adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

memiliki tingkat aktivitas lalu lintas yang tinggi sehingga banyak terjadi

rawan pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas ini cenderung

mengakibatkan ketidaktertiban pengguna jalan, kecelakaan, dan kemacetan

lalu lintas. Waktu sering terjadinya pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga pada saat jam sibuk karyawan, anak berangkat/pulang sekolah,

aktivitas pasar, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk

memperbaiki kondisi cipta lalu lintas yang baik, namun belum bisa

mengimbangi perkembangan dibidang lalu lintas yang berkembang pesat.

Pembinaan terhadap sikap dan kepetuhan para pengemudi kendaraan

bermotor mengenai peraturan-peraturan lalu lintas telah banyak dilakukan

oleh Satuan Lalu Lintas Polres Purbalingga, akan tetapi dengan adanya

ketidakseimbangan antara jumlah kepemilikan kendaraan bermotor dengan

akses tidak bertambahnya jalan ini mengakibatnya berbagai jenis bentuk

pelanggaran-pelanggaranlalu lintas yang sulit untuk diminimalkan.

Untuk menciptakan keamanan, ketertiban, kelancaran, berlalulintas satuan

lalu lintas Polres Purbalingga khususnya Direktorat lalu lintas melaksanakan

berbagia upaya dan kegiatan yang bersifat preventif dan represif guna

mewujudkan kemanan, ketertiban, kelancaran berlalulintas di Kabupaten

Purbalingga. Dengan adanya upaya preventif dan represif tersebut dalam

Page 18: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

5

menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar

berlalulintas sehingga Peneliti tertarik menyusun skripsi dengan judul

“UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM MEMINIMALKAN

PELANGGARAN LALU LINTAS DI KABUPATEN PURBALINGGA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian dalam penelitian

ini yaitu:

1. Bagaimana modus pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga?

2. Apa saja faktor penyebab pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga?

3. Bagaimana upaya Polres Purbalingga dalam meminimalkan

pelanggaran lalu lintas di kabupaten Purbalingga?

4. Apa saja faktor penghambat dan pendorong upaya Polres Purbalingga

dalam meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui bagaimana modus pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga.

2. Mengetahui apa saja faktor penyebab pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Purbalingga

Page 19: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

6

3. Mengetahui bagaimana upaya Polres Purbalingga dalam

meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga

4. Mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendorong upaya Polres

Purbalingga dalam meminimalkan pelanggar lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan sebagai bahan

pembanding bagi penelitian selanjutnya mengenai upaya Polres

Purbalingga dalam meminimalkan pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Purbalingga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Satuan Lalu Lintas Polres Purbalingga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang baik untuk Polres Purbalingga dalam upaya

meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Purbalingga.

b. Bagi Pengendara Kendaraan Bermotor

Hasil penenlitian ini dapat memberikan kontribusi positif

dalam menambah wawasan pada masyarakat pemakai jalan

mengenai peraturan lalu lintas yang sesuai dengan Undang-

Page 20: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

7

Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan

Jalan agar pengendara kendaraan bermotor patuh terhadap

peraturan yang ada dan tidak melakukan pelanggaran lalu

lintas

c. Bagi Penulis

Sebagai bekal menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman untuk lebih memahami dan mengerti mengenai

tata cara berlalu lintas sehingga dapat menumbuhkan karakter

disiplin berlalulintas

E. Batasan Istilah

1. Meminimalkan

Meminimalkan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi atau memperkecil segala kemungkinan kejadian suatu

peristiwa dimasa sekarang ke masa yang akan datang.

2. Pelanggaran

Pelanggaran adalah perbuatan pidana yang tergolong tindak kejahatan

(Sudarsono 2005 : 344). Pengertian yang lain, pelanggaran adalah

perbuatan yang oleh umum baru disadari sebagai tindak pidana, karena

udang-undang menyebutnya sebagai delik, jadi karena ada undang-

undang mengancam pidana misalnya memparkir motor di sebelah kanan

jalanan (sudarto, 1990 : 57).

Page 21: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

8

3. Kepolisian Resor (Polres)

Polisi merupakan alat negara yang bertugas memlihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, memberikan pengayoman, dan memberikan

perlindungan kepada masyarakat (Satjipto Raharjo, 2009 : 111).

Pengertian Polres adalah struktur Komando Kepolisian Republik

Indonesia di daerah Kabupaten/Kota. Polres Purbalingga terletak dijalan

Mayor Jendral Sungkono 1 Purbalingga yang termasuk yang termasuk

wilayah Kecamatan Kalimanah Purbalingga. dalam tugas pokoknya

Polres Purbalingga terdiri dari beberapa fungsi terkait antara lain fungsi

Shabara, fungsi Lantas, fungsi Binmas, fungsi Reskrim, fungsi Narkoba,

serta fungsi pendukung lainnya. Wilayah hukum Polres Purbalingga

secara geografis sebagian adalah wilayah pegunungan dan dataran rendah

yang dialiri oleh sungai Klawing dan sungai Serayu. Adapun batas

wilayah Polres Purbalingga dibatasi oleh wilayah Polres tetangga, untuk

sebelah timur berbatasan dengan Polres Banjjar, sebelah selatan dan barat

berbatasan dengan Polres Banyumas dan sebelah utara berbatasan dengan

Polres Pemalang. Dalam melaksanakan perannya sebagai pengayom,

pelindung dan pelayanan masyarakat serta penegakan hukum, Polres

Purbalingga dibantu oleh 16 Polsek adapun Polsek tersebut adalah:

Polsek Bobotsari, Polsek Karangreja, Polsek Karanganyar, Polsek

Karangmoncol, Polsek Rembang, Polsek Kejobong, Polsek Pengadegan,

Polsek Kaligondang, Polsek Bukateja, Polsek Kemangkon, Polsek

Page 22: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

9

Kalimanah, Polsek Purbalingga, Polsek Padamara, Polsek Kutasari,

Polsek Bojongsari, Polsek Mrebet.

Pada tahun 2014 sampai dengan sekarang Polres Purbalingga di

Pimpin oleh seorang Pejabat Kepolisian berjabat AKBP. Sebagai

Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setyadi, S.ik. dalam tugas keseharian

dibantu oleh Waka Polres Purbalingga (Kompol Drs. M. Samdani) serta

didukung Pejabat yang menjabat di bagian dan fungsi lainnya.

(http://tribratanewspurbalingga.com/profil/)

4. Lalu Lintas

Menurut undang-undang No.22 Tahun 2009 menjelaskan pengertian

lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.

Sedangkan di kamus besar Bahasa Indonesia lalu lintas berarti hilir

mudik, berjalan bolak balik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan lalu

lintas adalah suatu kegiatan yang ada di jalan baik itu gerak kendaraan,

manusia, hewan, dan lain-lain. Lalu lintas (traffic) adalah kegiatan lalu-

lalang atau gerak kendaraan, orang, atau hewan di jalanan (warpani,

2002:1).

Page 23: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoretis

1. Teori Lalu Lintas

a. Pengertian Lalu Lintas

Undang-undang No. 22 Tahun 2009 menjelaskan pengertian lalu lintas

adalah gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. Sedangkan di

kamus besar Bahasa Indonesia lalu lintas berarti hilir mudik, berjalan bolak

balik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan Lalu lintas (traffic) adalah

kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan, orang, atau hewan di jalanan

(warpani, 2002:1). Menurut undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan pengertian lalu lintas sendiri adalah gerak

kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan.

b. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia

melakukan pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran. Segala bentuk

kejahatan dimuat dalam buku II KUHP sedangkan pelanggaran dimuat dalam

buku III KUHP yang dibedakan secara prinsip yaitu:

1) Kejahatan sanksi hukumnya lebih berat dari pelanggaran, yaitu berupa

hukuman badan (penjara) yang waktunya lebih lama.

2) Percobaan melakukan pelanggaran dihukum sedangkan pada

pelanggaran percobaan melakukan pelanggaran tidak dihukum.

Page 24: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

12

3) Tenggang waktu daluarsa bagi kejahatan lebih lama dari pada

pelanggaran

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelanggaran adalah:

a) Perbuatan yang bertentangan dengan apa yang secara tegas

dicantumkan dalam undang-undang pidana.

b) Pelanggaran merupakan tindak pidana yang lebih ringan dari kejahatan

baik perbuatan maupu hukumnya.

Dengan demikian Polisi lalu lintas sebagai penegak hukum haruslah arif

dan bijaksana dalam membedakan tindak kejahatan dan pelanggaran serta

tidak boleh memukul rata memang berbeda, terkadang Polisi cepat

mengambil keputusan yang dilandasi dengan perasaan emosial. Polisi lalu

lintas dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum di jalan raya

tidak boleh sewenang-wenang mengambil keputusan karena Polisi sebagai

aparat penegak hukum dan teladan di jalan raya, ibarat sebagai seorang

pendidik.

Pelanggaran, menurut Sudarto (1990: 57) “perbuatan yang oleh umum

baru disadari sebagai tindak pidana, karena undang-undang menyebutnya

sebagai delik, jadi karena ada undang-undang mengancam dengan pidana

misalnya memparkir motor di sebelah kanan jalanan.” Pengertian pelanggaran

tersebut berbeda dengan pernyataan (Prodjodkiro 1989: 28) yang mengartikan

pelanggaran sebagai “perbuatan melanggar sesuatu dan berhubungan dengan

hukum berarti lain dari pada perbuatan melanggar hukum”.

Page 25: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

13

Dalam UU No. 22 tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan

membagi tindak pidana pelanggaran lalu lintas menjadi dua yaitu:

(1) Tindak pidana pelanggaran lalu lintas, yang terdiri dari beberapa

jenis pelanggaran, yaitu:

(a) Pelanggaran terhadap alat pemberi isyarat lalu lintas

(b) Pelanggaran terhadap marka

(c) Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas

(d) Pelanggaran terhadap kecepatan maksimum dan minimum

(e) Pelanggaran terhadap peringatan bunyi

(f) Pelanggaran terhadap persyaratan administrative pengemudi dan

kendaraan.

(g) Tindak pelanggaran angkutan jalan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran lalu

lintas adalah perbuatan yang bertentangan dengan apa yang secara tegas

dicantumkan dalam UU No.22 Tahun 2009 sebagai pelanggaran.

Tetapi bukan berarti pelanggaran lalu lintas hanyalah pelanggaran terhadap

UU No.22 Tahun 2009 saja karena UU tersebut sifatnya umum dan berlaku di

Indonesia, sehingga dapat dimungkinkan adanya peraturan mengenai lalu

lintas yang sifatnya khusus. Pengaturan tersebut dilakukan sebab tidak semua

daerah di wilayah Indonesia mempunyai karakterisitik yang sama dalam hal

lalu lintas dan angkutan jalan sehingga Pemerintah Pusat mencegah campur

tangan berlebihan yang mengakibatkan tidak sesuainya dalam pelaksanaanya.

Page 26: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

14

c. Faktor-faktor Pelanggaran Lalu Lintas

Pola pikir masyarakat yang praktis dalam berkendara di jalan raya telah

melahirkan masyarakat instan baik saat berkendara maupun diluar

berkendara. Masayarakat instan kemudian mendorong lenturnya etika dalam

berkendara di jalan raya, dan menimbulkan berbagai macam bentuk

pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran adalah perbuatan atau perkara

melanggar, tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalu

lintas di jalan setiap tahunnya. Faktor tersebut antara lain adanya paradigma

pola pikir masyarakat instan di zaman modern, mulai lunturnya: tertib, saling

menghormati, saling menghargai, sehingga mengakibatkan semakin

tergerusnya rasa kepemilikan akan sesuatu. Faktor tersebut disebabkan oleh 3

faktor utama penyebab pelanggaran lalu lintas yaitu faktor manusia, faktor

kendaraan, dan faktor kondisi jalan raya.

1. Faktor Manusia

Menurut Suwardjoko (2002: 108) pencatatan data pelanggaran lalu lintas

dan kecelakaan di Indonesia belum cukup lengkap untuk bisa dianalisis guna

menemukan sebab musabab kecelakaan lalu lintas sehingga dengan tepat bisa

diupayakan penanggulangannya. Penyebab kecelakaan dapat dikelompokan

dalam tiga unsur yaitu manusia, jalan, dan kendaraan.

Menurut Suwardjoko (2002: 109) tidak berlebihan bila dikatakan bahwa

hampir semua pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas penyebab utamanya

adalah pengendara. Penyebab pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas juga

Page 27: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

15

dipertegas oleh pernyataan (Hobbs 1995: 344) penyebab pelanggaran dan

kecelakaan lalu lintas paling banyak disebabkan oleh manusia, yang

mencakup psikologi manusia sistim indra seperti penglihatan dan

pendengaran, pengetahuan tentang tata cara lalu lintas.

Faktor manusia ini ditentukan oleh beberapa indikator yang membentuk

sikap dan perilakunya di jalan raya (Ikhsan, 2009: 02), diantaranya:

a) Mental

Mental dan perilaku yang membudaya dari pengguna jalan merupakan

salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap situasi lalu

lintas. Etika sopan – santun, toleransi antar pengguna jalan, kematangan

dalam pengendalian emosi serta kepedulian pengguna jalan di jalan raya

akan menimbulkan sebuah interaksi yang dapat mewarnai situasi lalu

lintas berupa hasil interaksi yang mewarnai situasi lalu lintas berupa hasil

positif seperti terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan

kelancaran berlalu lintas maupun dampak negaitif yang menimbulkan

kesemrawutan, kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas,

sehingga mentalitas pengguna jalan merupakan suatu hal yang

pondamental dalam mewujudkan situasi lalu lintas yang baik

b) Pengetahuan

Dalam menciptakan dan memlihara keamanan, kelancaran, ketertiban,

dan keselamatan berlalu lintas, telah dilakukan pengaturan yang

disesuaikan dengan perkembangan situasi lalu lintas yang ada dengan

mempertimbangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi baik

Page 28: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

16

yang berhubungan dengan kendaraan, sarana dan prasarana jalan serta

dampak lingkungan lainnya dalam bentuk suatu aturan yang tegas dan

jelas serta telah memulai proses sosialisasi secara bertahap sehingga

dapat dijadikan pedoman dalam berinteraksi di jalan raya.

Setiap pengguna jalan wajib memahami setiap aturan yang telah

dibakukan secara formal baik dalam bentuk Undang-undang, Perpu,

Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga terdapat satu

persepsi dalam pola tindak dan pola pikir dalam berinteraksi di jalan

raya. Perbedaan tingkat pengetahuan dan atau pemahaman terhadap

aturan yang berlaku mengakibatkan suatu kesenjangan terhadap aturan

yang berlaku mengakibatkan suatu kesenjangan yang berpotensi

memunculkan permasalahan dalam berlalu lintas, baik antar pengguna

jalan itu sendiri maupun antara pengguna jalan dengan aparat yang

bertugas untuk melaksanakan penegakan hukum di jalan raya.

c) Keterampilan

Kemampuan dalam mengendarai atau mengemudi kendaraan

bermotor maupun kendaraan tidak bermotor di jalan raya akan

berpengaruh besar terhadap situasi lalu lintas, keterampilan

mengendalikan kendaraan merupakan suatu keharusan yang mutlak demi

keamanan, kelancaran, ketertiban, dan keselamatan dalam berlalu lintas

baikbagi pengemudi kendaraan tersebut maupun pengguna jalan lainnya.

Keterampilan mengendarai atau mengemudi kendaraan baik kendaraan

bermotor maupun kendaraan tidak bermotor diperoleh malalui

Page 29: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

17

serangkaian pelatihan sebelum mengajukan lisensi keterampilannya

(SIM), secara formal khusus untuk kendaraan bermotor setiap pemohon

SIM diwajibkan telah memiliki keterampilan mengemudikan kendaraan

bermotor yang dapat diperoleh baik melalui lembaga pendidikan dan

pelatihan mengemudi maupun tidak melalui lembaga pendidikan dan

pelatihan mengemudi yang berarti pemohon telah melalui proses

pelatihan keterampilan sebelum dilanjutkan proses pengujian

keterampilannya untuk mendapatkan SIM.

2. Faktor Kendaraan

Menurut Ikhsan (2009: 05) “Kendaraan adalah satu alat yang dapat

bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak

bermotor, kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh

peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu”. Kendaraan merupakan

salah satu faktor utama yang secara langsung terlibat dalam dinamika

lalu lintas jalan raya dengan dikendalikan oleh manusia, interaksi antara

manusia dan kendaraan dalam satu kesatuan gerak di jalan raya

memrlukan penanganan khusu baik mental, pengetahuan dan

keterampilan pengemudi maupun kesiapan (layak jalan) kendaraan

tersebut untuk dioperasionalkan di jalan raya.

Faktor kendaraan yang sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak

berfungsi sebagaimana mestinya, kelelahan logam yang mengakibatkan

bagian kendaraan patah, peralatan yang seharusnya sudah diganti dan

berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat

Page 30: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

18

berhubungan erat dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang

dilakukan terhadap kendaraan. Untuk faktor kendaraan, perawatan dan

perbaikan sebuah kendaraan sangat diperlukan, disamping itu adanya

kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor. (Wikipedia

bebas berbahasa Indonesia, www.wikipedia.org, diunduh tanggal 23

Oktober 2015).

3. Faktor Jalan

Faktor terakhir adalah faktor jalan, hal ini berhubungan dengan

kecepatan rencana jalan, pagar pengaman didaerah pegunungan, ada

tidaknya media jalan, dan jarak pandang serta kondisi permukaan jalan.

Jalan yang rusak atau berlubang sangat membahayakan pemakai jalan

terutama pemakai jalan sepeda motor. Hujan juga mempengaruhi kinerja

kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh dan jalan menjadi

lebih licin. Selain itu jarak pandang juga terganggu dengan adanya asap

dan kabut, terutama di daerah pegunungan. Hal ini mnegakibatkan jarak

pandang menjadi lebih pendek. Faktor jalan juga dipertegas oleh

pernyataan (Suwardjoko 2002: 144) kondisi jalan dapat menjadi salah

satu sebab terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas seperti jalan

rusak, tikungan jalan yang tajam, tetapi faktor jalan dapat mempengaruhi

tingkah laku para pengguna jalan dan mengurangi atau mencegah

tindakan yang membahayakan keselamatan dalam berlalu lintas.

Jalan yang dioperasionalkan harus dilengkapi dengan prasarana jalan

sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang nomor 14

Page 31: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

19

tahun 1992 menyatakan bahwa: “untuk keselamatan, keamananan,

ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai

jalan, jalan wajib dilengkapi dengan :

a) Rambu-rambu lalu lintas

b) Marka jalan

c) Alat pemberi isyarat lalu lintas

d) Alat pengendali dan alat pengamanan pemakai jalan

e) Alat pengawasan dan pengamanan jalan

f) Ada fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang

berada di jalan dan luar jalan

2. Peran Kepolisian Lalu Lintas

a. Peranan Polisi Lalu Lintas dalam Penegakan Aturan Berlalu lintas

Peran Polisi lalu lintas sendiri sebagai pemantau Pemerintah,

khususnya dibidang peraturan lalu lintas, pelayanan dan pengaturan

angkutan umum (transportasi) dan pembinaaan dibidang hukum di jalan

raya. Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas

menyelenggarakan tugas Kepolisian mencakup penjagaan, pengawalan,

patrol, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam

bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban,

kelancaran dalam berlalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat dibidang

lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat, karena dalam masyarakat modern lalu lintas merupakan

faktor utama pendukung produktivitasnya. Dalam lalu lintas banyak

Page 32: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

20

masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses

produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan

maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.

Dalam masyarakat modern dituntut adanya prouduktivitas masyarakat

seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana yang

berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk mengatur dan menjaga

keteraturan sosial dalam masyarakat diperlukan adanya aturan, norma

yang adil dan beradab. Tujuan utama patroli Polisi lalu lintas adalah

mencegah pengemudi melanggar hukum (Andrew R. Cecil 2011: 32).

Untuk menegakan aturan tersebut Polisi mengajak masyarakat untuk

mematuhi serta menyelesaikan berbagai maslah sosial yang ada di dalam

masyarakat. Untuk itu, diperlukan suatu institusi yang dapat bertindak

sebagai wasit yang adil salah satunya adalah polisi.Peran Polisi dalam

struktur kehidupan masyarakat sebagai pengayom masyarakat, penegak

hukum, mempunyai tanggung jawab hukum, mempunyai tanggung jawab

khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat dan menangani

kejahatan, baik dalam bentuk penindakan terhadap kejahatan maupun

bentuk pencegahan kejahatan agar anggota masyarakat dapat hidup dan

bekerja dalam keadaan aman dan tentram (bahtiar 1994: 1).

b. Polisi lalu lintas sebagai sentral penyelesaian masalah di jalan raya

Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksanaan yang bertugas

menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan,

pengawalan, dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas,

Page 33: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

21

registrasi dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan

kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas,

gunamemelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan

jugauntuk meningkatkankualitas hidup masyarakat, karena dalam

masyarakat yang modern lalu lintas merupakan faktor utama

pendukungproduktivitasnya. Salah satu tugas Polisi yaitu penegakan

hukum lalu lintas, khususnya Polisi lalu lintas (Polantas). Penegakan

hukum merupakan tindakan Kepolisian untuk edukasi, pencerahan,

perlindungan, dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainnya yang

terganggu aktivitasnya atau produktivitasnya akibat dari pelanggaran

hukum dan untuk mewujudkan adanya kepastian hukum.

3. Kepatuhan Hukum Lalu Lintas

a. Hukum Lalu Lintas

Hukum mempunyai fungsi untuk memberikan perlindungan terhadap

kepentingan manusia. Oleh sebab itu maka hukum harus dilaksanakan

agar kepentingan manusia dapat terlindungi. Dalam pelaksanaanya,

hukum dapat berlangsung secara normal dan damai, akan tetapi dapat

juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum didalam prakteknya. Hal-

hal yang digunakan sebagai pembenaran terhadap penerobosan hukum

pun semakin banyak, salah satunya adalah kecenderungan munculnya

semboyan yang menyatakan bahwa peraturan dan hukum dibuat untuk

tidak dilanggar. Sikap hormat terhadap hukumpun menjadi sangat sulit

Page 34: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

22

untuk dapat ditumbuhkan bila esensi taat hukumnya sudah terlanjur

bergeser menjadi acuh hukum. Sikap mengacuhkan hukum ini bukanlah

sepenuhnya kesalahan masyarakat, tetapi didukung dengan tidak

efektifnya supermasi hukum dinegeri ini. Beberapa faktornya penyebab

pelanggaran peraturan ini antara lain: banyaknya aturan yang dibuat

dengan tidak mempertimbangkan realitas dilapangan. Seperti yang terjadi

di Jakarta, yaitu adanya peraturan yang melarang mobil-mobil parkir di

tepi jalan umum tertentu, namun tidak didukung dengan ketersediaan

lahan parkir yang memadai. Dapat diprediksi hal ini menjadi salah satu

faktor yang melatar belakangi keengganan masyarakat untuk mematuhi

aturan, terkait dengan kurang realistisnya butir-butir aturan itu sendiri.

Selain itu, faktor indisipliner dan penegak hukum dapat mendorong

timbulnya pelanggaran hukum.

Cacat hukum terjadi akibat ketidakmampuan dan ketidakmauan

subjek hukum untuk melaksanakan aturan hukum yang berlaku. Hal ini

kemungkinan berakar dari penanaman kultur yang terlanjur salah sejak

awal dalam benah masyarakat.misalnya saja dengan adanya tanggapan

bahwa penggunaan helm hanyalah sebuah alat untuk menghindari

pantauan Polisi di jalan besar, bukan demi keselamatan pengendara.Poin

yang harus didasari oleh setiap orang, bahwa masing-masing aturan

dibuat bukan tanpa pertimbangan, aturan dibuat untuk mengatur seluruh

aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yangpada dasarnya diharapkan

akan berdampak baik secara langsung ataupun tidak langsung pada

Page 35: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

23

kehidupan bermasyarakat. Agar tercipta keadaan lalu lintas yang baik

maka setiap orang yang mengendarai kendaraan bermotor harus

memahami dan melaksanakan sesuai peraturan yang berlaku yaitu

berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan.

4. Penelitian terdahulu yang relevan

Salah satu bentuk upaya Polres Purbalingga dalam meminimalkan

pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga yaitu dengan melakukan

upaya tindakan preventif dan represif. Tindakan tersebut dimaksudkan agar

angka jumlah kasus pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kabupaten

Purbalingga dapat berkurang setiap tahunnya. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ragil Muhammad Asywiem Syah Aulia

(2013) dengan judul “Upaya Polrestabes Surabaya Dalam Menanggulangi

Pelanggaran Lalu Lintas” hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang

dilakukan oleh Polrestabes Surabaya yaitu dengan melakukan tindakan

berupa preventif dan repsif. Tindakan preventif ini dilakukan karena

kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas kurang sehingga sebagai upaya

preventif satlantas Polrestabes Surabaya mengadakan kegiatan antara lain:

pengaturan lalu lintas, penjagaan lalu lintas, sosialisasi pengenalan dan

pemahaman tentang berlalu lintas yang baik, meningkatkan kegiatan

peraturan, penjagaan, pengawalan patroli (Turjawali) terutama di daerah

rawan pelanggaran lalu lintas dan rawan kecelakaan, kegiatan sosialisasi lalu

lintas di sekolah. Sedangkan tindakan represifnya berupa tindakan tilang bagi

Page 36: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

24

pelanggar lalu lintas, penyitaan apabila pengendara kendaraan bermotor tidak

bisa menunjukan surat-surat kendaraan, teguran.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir (theoritical framework) merupakan serangkaian konsep

dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti

untuk menjawab masalah penelitian. Di dalam penegakan suatu aturan pasti

selalu ada pelanggaran, seperti halnya menyangkut masalah lalu lintas. Hal ini

sangat rawan sekali terjadi pelanggaran karena jumlah kepemilikan dan pemakai

jalan raya semakin bertambah banyak maka salah satu bentuk permasalahannya

yaitu rendahnya pemahaman masyarakat atau pengguna jalan mengenai tata

tertib lalu lintas yang berlaku.

Terkadang harapan tidak sesuai kenyataan yang terjadi peraturan dibuat

bukan untuk dilanggar akan tetapi realita yang ada menunjukan bahwa masih

banyak sekali para pengguna jalan yang menggunakan fasilitas umum tidak

mematuhi peraturan lalu lintas yang ditetapkan dengan kata lain masih banyak

masyarakat pengendara kendaraan bermotor yang tidak mempedulikan aturan

rambu-rambu lalu lintas sehingga akan menimbulkan kebiasaan melanggar lalu

lintas. Untuk itu dalam penelitian ini dirumuskan kerangka berpikir sebagai

tolak ukur arah penggambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu:

Page 37: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

25

Bagan 1

Kerangka berpikir penelitian tentang upaya Polres Purbalingga dalam

meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga

Upaya

meminimalkan

pelanggaran lalu

lintas

Pelanggaran lalu lintas

Upaya

Preventif

Upaya

Represif

Faktor penghambat

upaya meminimalkan

pelanggaran lalulintas

Faktor pendorong

upaya meminimalkan

pelanggaran

lalulintas

Pelanggaran

lalu lintas

berkurang

Page 38: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

86

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam

skripsi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Modus pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga oleh para

pengendara kendaraan bermotor adalah didominasi modus jenis

pelanggaran lalu lintas karena suart-surat kendaraan sebanyak 8.742

kasus, jenis pelanggaran muatan orang sebanyak 416 kasus, jenis

pelanggaran kecepatan 0 kasus, pelanggaran jenis marka/ rambu

sejumlah 2.337 kasus, jenis pelanggaran syarat perlengkapan kendaraan

sejumlah 1.443, jenis pelanggaran obat miras sejumlah 0, jenis

pelanggaran jenis jalan sejumlah 2.150 kasus. Pelanggaran lalu lintas ini

biasa terjadi pada saat jam sibuk antara lain jam berangkat sekolah, jam

berangkat ke kantor, jam berangkat kerja dll.

2. Faktor penyebab pelanggaran lalu lintas oleh pengendara kendaraan

bermotor di Kabupaten Purbalingga adalah yaitu disebabkan oleh faktor

ketidaktahuan pengendara kendaraan bermotor terhadap peraturan rambu

lalu lintas, faktor penyebab penegakan hukum yang tidak tegas, jumlah

pengadaan pos lalu lintas yang terbatas, ketidakjelasan rambu-rambu lalu

lintas yang terpasang dijalan.

3. Upaya yang dilaksanakan satuan lalu lintas Polres Purbalingga dalam

meminimalkan pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Purbalingga adalah

Page 39: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

87

dengan cara memberlakukan upaya preventif (upaya pencegahan) dan

upaya represif (penekanan). Yang termasuk upaya preventif adalah

kegiatan Pendidikan lalu lintas terhadap, Polisi Sahabat Remaja tingkat

SMP/ sederajat, tingkat SMA/ sederajat, sosialisasi pendidikan berlalu

lintas pada sopir angkutan dan masyarakat pegawai Kecamatan se-

Kabupaten Purbalingga, TOT (Trainning Of Triner) pendidikan lalu

lintas sebagai pengintegrasian kurikulum lalu lintas, sosialisasi go to

campus. Sedangkan kegiatan represif yaitu dengan melaksanakan

kegiatan razia lalu lintas dengan pemberian sanksi pelanggaran lalu

lintas.

4. Faktor penghambat dan pendorong upaya Polres Purbalingga dalam

meminimlakan pelanggaran lalu lintas yaitu yang pertama faktor

pendorongnya adalah personel Kepolisian yang sudah disiplin waktu,

siap, cakap dan tanggap, sarana dan prasarana terutama kendaraan dan

pos polisi sebagai penunjang oprasi lalu lintas Kepolisian sudah

terpenuhi, adanya masyarakat yang mau bekerjasama dengan Kepolisian

contohnya melaporkan perisitiwa kecelakaan, melaporkan kepada

Kepolisian adanya kegiatan balap liar. Sedangkan faktor penghambatnya

adalah banyaknya kesadaran masyarakat yang kurang dalam mentaati

rambu lalu lintas contohnya menerobos lampu merah , tidak memakai

helm saat berkendara, tidak membawa STNK dan belum memiliki SIM

dll, pengendara kendaraan bermotor yang melarikan diri saat

dilaksanakan razia lalu lintas sehingga polisi tidak bisa menindak

Page 40: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

88

pelanggar, banyaknya masyarakat yang memberi tahu ketika sedang ada

razia lalu lintas, selalu menyalahgunakan jabatan orang tua sebagai

alasan untuk si pelanggar agar tidak terkena tilang polisi.

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, maka saran yang dapat

diberikan penulis terkait hal-hal di atas adalah sebagai berikut ini.

1. Untuk satuan lalu lintas Polres Purbalingga

a) Seharusnya lebih banyak menempatkan anggota-anggota satuan lalu

lintas di pinggiran Kota karena disinilah yang rawan sekali terjadi

pelanggaran lalu lintas.

b) Seharusnya dalam melakukan penindakan para pelanggar lalu lintas

pihak kepolisian haruslah menindak tegas tanpa tebang pilih sehingga

menimbulkan efek jera bagi para pelanggar lalu lintas khususnya

pengendara kendaraan bermotor.

Page 41: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

89

DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bahtiar, Efendi. 1981. Sejarah Kepolisian Republik Indonesia, Jogjakarta:

UGM.

Sudarto, Daryanto. 1999. Penyaring Perkara Pidana Oleh Polisi. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Rahardjo, Satjipto. 2006. Hukum Dalam Jagad Ketertiban. Jakarta: UKI

Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hadiman, H. 1986. Menuju Tertib Lalu Lintas. Jogjakarta: Gadhesapura Mas.

Hobbs, F, D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Jogjakarta:

Gajahmada University press.

Ikhsan. 2009. Lalu Lintasdan Permasalahannya. Jogjakarta: Pustaka

Mandiri.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Page 42: UPAYA POLRES PURBALINGGA DALAM ...Polres Purbalingga, masyarakat pelanggar lalu lintas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan

90

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Prodjodkiro, Wirojono. 1989. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia.

Bandung: Eresco.

Soekanto, Soerjono. 1990. Polisi dan Lalu Lintas. Bandung: Mandar Maju.

Cecil, Andrew R. Dkk. 2011. Penegakan Hukum Lalu Lintas. Bandung:

Nuansa

UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

Undang-Undang Nomor 13 tahun 1961, tentang Tugas-tugas Pokok Polisi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 34

tentang “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.

Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan. Bandung: ITB.

Aulia, Ragil Muhammad Asywiem Syah. 2013. Upaya Polrestabes Surabaya

dalam Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas. Jurnal Kajian Moral dan

Kewarganegaraan, No 1, Vol 2, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

B. Referensi Majalah dan Surat Kabar

UP3AD Kabupaten Purbalinga dalam http://dppad.jatengprov.go.id

Rambu-rambu lalu lintas kabupaten Purbalingga dalam

(http://www.radarbanyumas.co.id/).