64
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Allah SWT berfirman : ِ هِ بِ اِ رْ ي غِ ل لِ ه ا ا م وِ ر يِ رْ يِ خْ ل ا مْ ح ل و م الد و # ة # تْ ي مْ ل ا م كْ ي ل عْ # ت مِ ر ح حِ ب ا ذ م وْ م # تْ ي ك ا ذ ا م لِ : ا ع ب س ل ا ل ك ا ا م و # ه خ يِ ط ن ل ا و # ه بِ ذ ر # ي مْ ل ا و # ة وذ # قْ و مْ ل ا و # ه # قِ ب خْ ن مْ ل ا و سN O َ R ي مْ و يْ ل ا ٌ # قْ سِ فْ م كِ لٰ ذ ِ ام لْ ز اْ الِ وا ب مِ سْ # ق # بْ س # تْ a ن ا وِ ت ص ن ل ى ا ل عْ م ك ل # تْ ل مْ ك ا مْ و يْ ل اِ a نْ و h سْ خ ا وْ م هْ و h سْ خ # ب ا ل فْ م كِ يR يِ ذْ a نِ م وا ر ف ك a ن يِ د ال ر طْ ض اِ a ن م ف اً ي يِ ذ ام لْ سِ : اْ ال م ك ل # ت يِ ض ز و ىِ # ت مْ عِ نْ م كْ ي ل ع # تْ م مْ # ت ا وْ م ك ي يِ ذٌ م تِ خ زٌ وز ف غ ا a نِ : ا فٍ مْ h ثِ : اِ لٍ فِ ن ا ج # ن م رْ ي غٍ # ه ص مْ خ م ىِ ف

Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Embed Size (px)

DESCRIPTION

upaya promotif dan preventif

Citation preview

Page 1: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Allah SWT berfirman :

�ر� �غ�ي ل ه�ل�� أ و�م�ا �ز�ير� ن �خ� ال �ح�م� و�ل و�الد�م� �ة� �ت �م�ي ال �م� �ك �ي ع�ل م�ت� ح�ر

و�م�ا �ط�يح�ة� و�الن �ة� د ي �ر� �م�ت و�ال �م�و�ق�وذ�ة� و�ال �ق�ة� ن �خ� �م�ن و�ال �ه� ب �ه� الل

�ن� و�أ .ص�ب� الن ع�ل�ى �ح� ذ�ب و�م�ا �م� �ت �ي ذ�ك م�ا �ال� إ �ع� ب الس� �ل� ك� أ

�ذ�ين� ال �س� �ئ ي �و�م� �ي ال ف�س�ق> �م� �ك ذ�?ل � م ال� ز�� �األ� م�واب �ق�س� ت �س� �ت �

�ت� �م�ل ك� أ �و�م� �ي ال و�ن� و�ه�م�و�اخ�ش� �خ�ش� ت ف�ال� �م� �ك د�ين م�ن� وا �ف�ر� �ك

ف�ي اض�ط�ر� ف�م�ن� Iا م�د�ين ال� �س� اإل� �م� �ك ل ض�يت� و�ر� �ي �ع�م�ت ن �م� �ك �ي ع�ل �م�م�ت� ت� و�أ �م� �ك د�ين �م� �ك �ل

م� ح�ي ر م ف�و ر� ر� �� ر ال ر�� ح�� ر� � م� ث� �ح� �ح �م ح� ر � ر! ف" ر# ثي ر� م$ ر% ر& ث' ر"

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Maidah, 5: 3).

Page 2: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT untuk kepentingan dan

keselamatan, kebahagian serta kesejahteraan umat manusia lahir dan bathin, di

dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu Islam sebagai yang sanggup mengantar

dan memberikan keselamatan hidup secara utuh, memiliki ajaran secara lengkap,

yang mencakup segala aspek kehidupan umat manusia termasuk didalamnya

masalah kesehatan, secara khusus kesehatan yang dikehendaki Islam meliputi

kesehatan fisik, mental dan sosial.

Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan karunia Allah yang sangat

besar yang diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah modal

pertama dan utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak

dapat melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya yang

menyangkut kepentingan diri sendiri, kelurga dan masyarakat mapun tugas dan

kewajiban melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Selain merupakan rahmat dan karunia Allah SWT, kesehatan merupakan

amanah yang wajib kita syukuri dengan cara menjaga, memelihara, merawat dan

harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang diridhoi Allah SWT.

Mensyukuri nikmat kesehatan berarti menjadikan kesehatan sebagai modal utama

dalam melaksankan serta meningkatkan amal shaleh dan ketaatan kepada Allah

SWT. Oleh karena itu upaya peningkatan kesehatan masarakat perlu dilakukan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana ajaran islam dalam upaya meningkatkan kesehatan masayarakat?

Page 3: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

2. Apa saja upaya promotif dan preventif menurut Leavel And Clark?

3. Bagaimana upaya Health Promotion menurut ajaran islam?

4. Bagaimana upaya Spesific Protection menurut ajaran islam?

5. Bagaimana upaya Ealy Diagnosys and Prompt Treatment menurut ajaran

islam?

6. Bagaimana upaya Disability Limitation menurut ajaran islam?

7. Bagaimana upaya Rehabilitation menurut ajaran islam?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui ajaran islam dalam upaya meningkatkan kesehatan

masayarakat.

2. Untuk mengetahui upaya promotif dan preventif menurut Leavel And Clark.

3. Untuk mengetahui upaya Health Promotion menurut ajaran islam.

4. Untuk mengetahui upaya Spesific Protection menurut ajaran islam.

5. Untuk mengetahui upaya Ealy Diagnosys and Prompt Treatment menurut

ajaran islam.

6. Untuk mengetahui upaya Disability Limitation menurut ajaran islam.

7. Untuk mengetahui upaya Rehabilitation menurut ajaran islam.

Page 4: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan dalam Islam

Definisi kesehatan yaitu suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui

tindakan promotif-preventif-kuratif-rehabilitatif. Organisasi Kesehatan se-Dunia

(WHO, 1984) menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu

unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid

dan manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut

mampu merubah persepsi-persepsi tentang kehidupan manusia di dunia yang pada

gilirannya tentu saja secara merubah perilaku manusia. Dan perilaku yang

diharapkan dari manusia yang bertauhid adalah perilaku yang merupakan

realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah.

Empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan

(yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya

tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan (fisik, sosek, biologi) yang

mempunyai pengaruh paling besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan

oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk

memperlakukan dan menata lingkungan hidup.

Page 5: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

B. Kesehatan Masyarakat Dijamin Oleh Islam

Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, artinya adalah

kehadiran Islam membawa kebaikan yang besar bagi seluruh umat manusia.

Sebelum turunnya agama Islam, dunia berada pada kejahiliyahan yang ditandai

dengan penyembahan berhala dan manusia yang tidak menggunakan akal untuk

berfikir serta merenungi nikmat Allah SWT melainkan akal mereka telah

ditundukkan hawa nafsu.

Akan tetapi, semenjak Rasulullah SAW membawa Islam hadir di tengah

kerusakan, akhirnya munculah pencerahan. Perkembangan ilmu dan pengetahuan

semakin pesat salah satunya di bidang kesehatan. Tidak bisa dipungkiri

bagaimana Islam berhasil melahirkan ilmuwan seperti Ibnu Sina, Ali bin Isa,

Ammar bin Ali Al-Mosuli, Al-Zahrawi, dan lainnya yang berkontribusi besar di

dunia kesehatan. Semua itu tidak lepas dari Al Qur’an sebagai kitab suci yang

memuat berbagai pengetahuan, peringatan, dan petunjuk. Buktinya adalah ayat-

ayat yang menerangkan tentang kewajiban manusia untuk memelihara kebersihan

diri:

اء� الن س� �وا �ز�ل ف�اع�ت ذIى� أ ه�و� ق�ل� �م�ح�يض� ال ع�ن� �ك� �ون �ل أ �س� �و�ي

ن� �ط�ه�ر� ت �ذ�ا ف�إ ن� �ط�ه�ر� ي �ى? ت ح� �وه�ن� ب �ق�ر� ت و�ال� �م�ح�يض� �ف�يال �

Page 6: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

�ين� �و�اب الت �ح�ب. ي ه� ـ� الل �ن� إ ه� ـ� الل �م� ك م�ر�� أ �ث� ح�ي م�ن� �وه�ن� ت

� �ف�أ

�ط�ه ر�ين� �م�ت ال �ح�ب. و�ي

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS Al Baqarah: 222)”

Berdasarkan bukti di atas, jelas bahwa Islam merupakan agama yang

sangat menjunjung tinggi kesehatan di masyarakat. Bukan hanya kebersihan

lingkungan dan perorangan, akan tetapi kesehatan secara luas baik rohani maupun

ragawi. Sehingga, mutlak hukumnya untuk mempelajari Islam bagi manusia agar

terwujud kesehatan yang paripurna.

Page 7: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

BAB 3

PEMBAHASAN

A. Ajaran Islam dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Masayarakat

Islam merupakan agama yang sangat sempurna, islam berbeda dengan

agama yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama untuk

kepentingan duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur

hubungan antara hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja tetapi Islam juga

mengatur hubungan secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi

kesehatan sehingga dalam Al Quran dan Hadits ditemui banyak referensi

tentang sehat. Misalnya Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,

Rasulullah bersabda :

“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Kosa kata “sehat wal afiat” dalam Bahasa Indonesia mengacu pada

kondisi ragawi dan bagian-bagiannya yang terbebas dari virus penyakit. Sehat

Wal Afiat ini dapat diartikan sebagai kesehatan pada segi fisik, segi mental

maupun kesehatan masyarakat.

Page 8: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Sesuai dengan Sunnah Nabi inilah maka umat Islam diajarkan untuk

senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT.

Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang terbesar

yang harus diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap

nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga

kesehatan. Firman Allah dalam Al Quran :

�ك�م �ز�يد�ن مال� � �رت نش�ك �Y �ٮ ل �م .ك �ذ�ن�ر�ب �ا �ذت مذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمذمنرميمو�ا مي نر م > ذ �ش�د�يد ىل � ع�ذ�اب �ن� �ما �ف�رت نك �Y �ٮ نرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىينرمىيو�ل ىي م 14:7نر ﴾“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Surah Ibrahim [14]:7).

Umat Islam diajarkan untuk selalu mensyukuri nikmat kesehatan

yang diberikan oleh Allah SWT. Bentuk syukur terhadap Allah SWT karena

telah diberi nikmat berupa kesehatan adalah dengan senantiasa menjaga

kesehatan dirinya. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya promotif dan

preventif dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat,

khususnya masyarakat muslim. (Alfiani, Fatimah, 2015).

B. Upaya Promotif dan Preventif Menurut Leavel And Clark (1965)

Dalam perkembangannya, untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk

penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:

a. Pencegahan primer: dilakukan pada masa individu belum menderita sakit,

upaya yang dilakukan ialah:

1) Promosi kesehatan (health promotion) yang ditujukan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.

Page 9: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

2) Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah

terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,

peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan

narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

b. Pencegahan sekunder: dilakukan pada masa individu mulai sakit

1) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt

treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah a) mencegah penyebaran

penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan b) untuk

mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit

dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

2) Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi

diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga

mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.

c. Pencegahan tersier: dilakukan pada tahap penyembuhan.

1) Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak

menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi

optimal secara fisik, mental dan sosial.

Leavel dan Clark (1965) dalam bukunya “Preventive Medicine for the

doctor in his community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan

yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha

pencegahan itu adalah :

a. Masa sebelum sakit

Page 10: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

1) Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)

2) Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (specific

protection)

b. Pada masa sakit

1) Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta

mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and

prompt treatment)

2) Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan

kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disability

limitation)

3) Rehabilitasi (rehabilitation)

Rahmadiyanti, Siska, 2012, Leavel and Clark, viewed on 5 maret 2015, http://chik144.blogspot.com/2012/06/leavel-dan-clark.html

1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion)

Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia

maupun di akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari

ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan keluarga. Sebagaimana

firman Allah dalam surat at-Taghabun: 11:

ء] ي� ش� �ل �ك ب �ه� و�الل �ه� �ب ق�ل �ه�د� ي �ه� �الل ب �ؤ�م�ن� ي و�م�ن� �ه� الل �ذ�ن� �إ ب �ال إ �ة] م�ص�يب م�ن� ص�اب�� أ م�ا

�يم> ع�ل

Page 11: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Artinya: "Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang, kecuali

dengan ijin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah,

niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu." (QS. at-Taghabun 64:11)

Promosi kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang

mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni

praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi

program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan

yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular,

program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan

anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang

serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.

Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu

bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :

“ Health promotion is the process of enabling people to increase control

over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental,

and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize

aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.

(Ottawa Charter,1986).

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan

adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara

Page 12: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu

mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah

atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada

promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

“ Health promotion is programs are design to bring about “change”within

people, organization, communities, and their environment ”.

Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan

yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam

masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai

dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan

perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan

kesehatan (Green dan Ottoson,1998).

Pendidikan kesehatan yang diperlukan antara lain : Meningkatnya gizi

melalui penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya,

perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik,

perbaikan cara pembuangan sampah dan kotoran serta air limbah, hygiene

perorangan, pendidikan ysng bersifat umum, nasihat perkawinan, penyuluhan

kehidupan sex seperti persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan

Page 13: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

menopause, usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang

baik seperti olahraga dan kebugaran jasmani, pemeriksaan secara berkala,

meningkatnya standar hidup dan kesejahteraan keluarga, nasihat tentang

keturunan, penyuluhan tentang PMS, penyuluhan AIDS. Usaha ini merupakan

pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo

Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi

yaitu:

a. Dimensi aspek pelayanan kesehatan.

b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni :

a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat.

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran

kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan

kelompok yang sakit.

Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi

dua yaitu:

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

Ruang lingkup promosi kesehatan, yaitu :

a. Pendidikan Kesehatan (Health education)

Page 14: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

b. Pemasaran sosial (sosial marketing)

c. Penyuluhan

d. Upaya peningkatan (Promotif)

e. Advokasi di bidang kesehatan

f. Pengorganisasian, pengembangan, pergerakan, pemberdayaan

masyarakat.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan,

yaitu:

a. Promosi kesehatan tatanan keluarga

b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja

d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum

e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

Tujuan promosi kesehatan meliputi :

a. Membangun kebijakan masyarakat sehat

b. Membangun keterampilan personal

c. Memperkuat partisipasi komunitas

d. Menciptakan lingkungan yang mendukung

�ا �ي الد.ن م�ن� �ك� �ص�يب ن �س� �ن ت و�ال ة� اآلخ�ر� الد�ار� �ه� الل �اك� آت ف�يم�ا �غ� �ت و�اب

�ن� إ األر�ض� ف�ي اد� �ف�س� ال �غ� �ب ت و�ال �ك� �ي �ل إ �ه� الل �ح�س�ن� أ �م�ا ك ن� �ح�س� و�أ

د�ين� �م�ف�س� ال �ح�ب. ي ال �ه� الل

Page 15: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Artinya: "Dan carilah, pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." – (QS. Al-Qashash 28:77)

e. Reorientasi pelayanan kesehatan

Dengan kata lain promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan,

memajukan dan membina koordinasi sehat hingga dipertahankan dan dijauhkan

dari ancaman penyebab penyakit atau agent secara umum.

Tindakan pencegahan diantaranya :

a. Perlindungan balita, ibu hamil

b. Pemberian makanan

م* ي ح+ي ف" م�, ف- ر. ث� ف/ رل ف� �� ر ح�ا ح� ر�0 ثي ر�1 ال ح2 روا ف0 ف3 ف4وا ح+ !� ر ر5 ��ر, ب+� يي ر8 ��ر�لا ح; ث �أ �ا ح�ي ر�&� ح" ف�وا ف< ف? ر�@� ال �Aر Bف� رأا را

Artinya : "Hai manusia, makanlah yang halal, lagi baik, dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya, syaitan adalah musuh yang nyata bagimu." – (QS Al-baqarah.2:168)

Tata makanan dalam Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal

makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, memerintahkan

berkuasa agar perut besar dan usus beristirahat.

و�ال �وا ب ر� و�اش� �وا �ل و�ك ج�د] م�س� �ل ك �د� ن ع� �م� �ك �ت ز�ين خ�ذ�وا آد�م� �ي �ن ب �ا ير�ف�ين� �م�س� ال �ح�ب. ي ال �ه� �ن إ ر�ف�وا �س� ت

Page 16: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Artinya : "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai, orang-orang yang berlebih-lebihan." – (QS. Al-A’raaf 7:31)

c. Perlindungan terhadap ancaman akibat kerja

d. Perlindungan khusus yang bersifat karsinogenik

e. Menghindari terhadap zat-zat alergi

f. Menghindari minuman berakohol

g. Menghindari merokok

Terdapat beberapa jaminan didalam islam yang berhubungan dengan

keselamatan manusia, diantaranya adalah :

Jaminan keselamatan jiwa ( ةظفاحملا ىلع ( سفنلا ialah jaminan

keselamatan atas hak hidup yang terhormat dan mulia. Termasuk dalam cakupan

pengertian ini ialah keselamatan nyawa, anggota badan dan terjaminnya

kehormatan manusia.

Jaminan keselamatan akal ( ةظفاحملا ىلع ialah terjaminnya akal (لقعلا

pikiran dari kerusakan yang menyebabkan orang yang bersangkutan tak berguna

di masyarakat, sumber kejahatan bahkan menjadi sampah masyarakat. Upaya

pencegahan yang bersifat preventif yang dilakukan syariat Islam ditujukan untuk

meningkatkan daya nalar dan menjaganya dari hal-hal yang membahayakan.

Keselamatan keluarga dan keturunan ( ةظفاحملا ىلع (لسنلا ialah

jaminan kelestarian populasi umat manusia agar tetap hidup berkembang, sehat

dan kokoh, baik pekerti dan agamanya.

Page 17: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Maryati, Dwi. dkk. 2009. Buku Ajaran Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha medika

Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/upaya-pencegahan-preventive-menurut.html#ixzz3TTvT0Sri. Diposkan tanggal : 14 Mei 2012. Diunduh tanggal : 5 Maret 2015

Ramadiyani, siska. 2012. http://chik144.blogspot.com/2012/06/leavel-dan-clark.html, Diposkan tanggal : 11 Juni 2012.

Lestari, widhia. 2012. http://widhialestari.blogspot.com/2012/09/makalah-upaya-promotif-dan-preventif_25.html. Diposkan tanggal 25 September 2012, Diunduh tanggal : 5 Maret 2015

2. Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Specific Protection)

Rasulullah bersabda: “Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara; muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati” (HR. Muslim)

Salah satu karunia yang sangat berharga dalam hidup manusia adalah

kesehatan. Menjadi orang yang sehat tanpa ada gangguan penyakit

memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih produktif dalam bekerja, lebih

banyak beribadah dan lebih berbahagia. Oleh karena itu diperlukan specific

protection atau perlindungan khusus terutama pada kelompok yang rentan

Spesific Protection (Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu

Penyakit) merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Beberapa usaha diantaranya adalah : Imunisasi untuk mencegah penyakit-

penyakit tertentu, Isolasi penderita penyakit menular, dan Pencegahan terjadinya

Page 18: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja. Adapun

penjelasan sebagai berikut :

a. Imunisasi untuk mencegah penyakit tertentu

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi

berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau

resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain

(Notoatmodjo, 2007). Atau dengan kata lain, imunisasi merupakan usaha

memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam

tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat antibody

yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,

Campak dan melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat, 2002).

Imunisasi dalam pandangan syariat islam

Upaya-upaya pencegahan penyakit seperti yang anjurkan agama,

sesungguhnya membuka ruang yang sangat luas terhadap berbagai pilihan-

pilihan. Imunisasi adalah salah satu pilihan. Sebab sebagaimana diketahui

imunisasi dimaksudkan agar tubuh memiliki kekebalan terhadap jenis-jenis

penyakit tertentu. Dengan melakukan cara ini, dimungkinkan seseorang akan

kebal terhadap beberapa macam penyakit yang berbahaya. Tujuan imunisasi ini

tentu sangat singkron dengan prinsip-prinsip kesehatan Islam dimana ajaran Islam

menghendaki ummatnya selalu dalam kondisi sehat dan terjauh dari penyakit.

Namun, beberapa jenis vaksin (seperti polio) diduga mengandung enzim

yang berasal dari babi. Babi jelas najis hukumnya dan termasuk hewan yang

Page 19: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

haram dikonsumsi. Oleh karena itu beberapa ulama menyatakan imunisasi adalah

haram hukumnya karena memasukkan benda yang najis ke dalam tubuh.

Tripsin yang diambil dari babi berfungsi sebagai enzim katalisator pada

vaksin. Jumlah tripsin yang ditambahkan konsentrasinya sangat rendah. Tripsin

ini nantinya akan hilang, tidak tersisa lagi.

Dalam bab fikih, masalah ini ada sisi kelonggaran yaitu tidak mengapa

menggunakan yang najis (jika memang cairan tersebut dinilai najis). Namun

sebenarnya cairan najis tersebut telah mengalami istihlak (melebur) karena

bercampur dengan zat suci yang berjumlah banyak. Dan di antara tujuan syari’at

adalah menggapai maslahat dan manfaat serta menghilangkan mafsadat dan

bahaya. Berikut penjelasannya:

1) Perubahan Benda Najis atau Haram Menjadi Suci

Kemudian ada istilah (استحالة) “istihalah” yaitu perubahan benda

najis atau haram menjadi benda yang suci yang telah berubah sifat dan

namanya. Contohnya adalah kulit bangkai yang najis dan haram jika disamak

menjadi suci atau ataupun khamr jika menjadi cuka maka menjadi suci

misalnya dengan penyulingan. Pada enzim babi vaksin tersebut telah berubah

nama dan sifatnya atau bahkan hanya sebagai katalisator pemisah, maka yang

menjadi patokan adalah sifat benda tersebut sekarang.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah (ahli fiqih bermazhab Hambali pada

abad ke-13) menjelaskan masalah istihalah,

Page 20: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

م�ن� – – �يث� ب �خ� و�ال �يث� ب �خ� ال م�ن� الط�ي ب� �خ�ر�ج� ي �ى �ع�ال ت �ه� �لل و�ا

ف�ي ي�ء� الش� �و�ص�ف� ب �ل� ب ، ص�ل�� �األ� ب ة� �ر� ب ع� و�ال� ، الط�ي ب�

م�ه� اس� ال� ز� و�ق�د� �ث� ب �خ� ال � �م ح�ك �ق�اء� ب �ع� �ن �م�م�ت ال و�م�ن� ه�، �ف�س� ن

�و�و�ص�ف�ه

“dan Allah Ta’ala mengeluarkan benda yang suci dari benda yang najis dan mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci. Patokan bukan pada benda asalnya, tetapi pada sifatnya yang terkandung pada benda tersebut (saat itu). Dan tidak boleh menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti namanya.” (I’lamul muwaqqin ‘an rabbil ‘alamin)

2) Percampuran benda najis atau haram dengan benda suci

Kemudian juga ada istilah (استحالك) “istihlak” yaitu bercampurnya

benda najis atau haram pada benda yang suci sehingga mengalahkannya sifat

najis baik rasa, warna dan baunya. Misalnya hanya beberapa tetes khamr pada

air yang sangat banyak. Maka tidak membuat haram air tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Cم ثي Dر ف� Eف ي ر@ Bف ��ر م فAو ر8 Cر ر&� ثل را �� ر ح�ا

“Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatu pun.” (Bulughul Maram, Bab miyah no.2)

�ان� �م�اء� ك �ل �ن� ا �ي �ت �م� ق�ل �ح�م�ل� ل �ث� ي ب �خ� �ل �ف�ظ] و�ف�ي – ا �م�: – ل �ج�س� ل �ن ي

“jika air mencapai dua qullah tidak mengandung najis –diriwayat yang lain- tidak najis” (Bulughul Maram, Bab miyah no.5)

Page 21: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Maka enzim babi vaksin yang hanya sekedar katalisator yang sudah

hilang melalui proses pencucian, pemurnian dan penyulingan sudah minimal

terkalahkan sifatnya.

Berobat dengan yang Haram

Jika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram, mari kita kaji lebih

lanjut. Bahwa ada kaidah fiqhiyah,

المحظورات تبيح الضرورة

“Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang”

Kaidah ini dengan syarat:

a) Tidak ada pengganti lainnya yang mubah

b) Digunakan sekadar mancukupi saja untuk memenuhi kebutuhan

Inilah landasan yang digunakan MUI, jika kita kaji sesuai dengan syarat:

Saat itu belum ada pengganti vaksin lainnya.

Bahraen, Raehanul, 2013, Imunisasi dalam Pandangan Syariat, viewed on 5 maret 2015, < http://kesehatanmuslim.com/imunisasi-dalam-pandangan-syariat/>

b. Isolasi Penderita Penyakit Menular

Dalam hal kesehatan, kita jumpai begitu banyak arahan di seputar masalah

ini dari hadits-hadits Rasulullah. Baik yang bersifat qauliy (ucapan) ataupun fi’liy

(perbuatan). Salah satu arahan mengenai bagaimana cara menghindari

penyakit/wabah, adalah sebagai berikut:

Rasulullah pernah melarang para sahabat mendekati daerah yang

terjangkit wabah penyakit menular. Pada kesempatan lain Rasulullah berpesan:

Page 22: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

“Larilah (jauhilah) penyakit menular seperti kalian lari dari (serangan) singa”. Dalam hadist lain disebutkan sebagai berikut: “Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau.” (HR. Bukhari).

Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar pencegahan dan

penanggulangan berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat

misalnya wabah kolera dan cacar yang banyak dibahas di ilmu epidemiologi

penyakit.Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

“Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.” (HR. Bukhari).

Hal ini dimaksudkan agar wabah tersebut tidak menyebar ke daerah lain,

karena apabila seseorang berada di daerah yang sedang terjangkit wabah maka

kemungkinan besar ia juga telah terserang infeksi yang dapat ia tularkan ke

masyarakat sekitar.

Bahkan hanya melalui cara-cara yang biasa dilakukan untuk tujuan ini,

Rasulullah juga mengajarkan kepada kita cara mencegah penyakit yang bersifat

ruhiy-tabbudiy (cara-cara spiritual) yaitu dengan senantiasa membaca doa wirid

pagi dan sore yang isinya permohonan agar Allah senantiasa memberi kesehatan

badan, pendengaran dan penglihatan kita. Sebab kesehatan adalah karunia yang

sangat berarti bagi manusia.

c. Pencegahan Kecelakaan Baik Di Tempat Umum Atupun Di Tempat

Kerja

Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia

maupun di akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari

Page 23: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan keluarga. Sebagaimana

firman Allah dalam surat at-Taghabun: 11:

م� ح�ي ر. Cم ثي Dر Fي ف/ Gح ف� �� ر ر,ال ف� ر+ ث� Hر ح- Aث Bر ح� �� ر ح�Gل ث* ح" Iث Bف ث* ر" ر, ح� �� ر ال ح� Jث ح�� Gح ��ح�ا م$ ر+ ح%ي ف" ث* ح" Kر �Lر رأا ر"�

"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang, kecuali dengan ijin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." – (QS.64:11)

Kajian empiris menyatakan bahwa prinsip-prinsip sosial dalam hukum al-

Qur’an terfokus pada terealisasinya kemaslahatan bagi mayoritas umat dan

mencegah sarana-sarana yang akan mengganggu keselamatannya. Masyarakat

yang kokoh berkepentingan untuk melestarikan dan merealisasikannya dan

mencegah bentuk-bentuk penyakit sosial yang mengancam eksistensi lima aspek

maqasid syari’ah. Karena itulah syari’at Islam sangat mendorong dua hal:

1. Mengupayakan kemaslahatan ( بلج (ةعفنملا

2. Mencegah bahaya ( عفد (ررضلا

Syari’at Islam menegaskan bahwa mencegah bahaya lebih diprioritaskan

ketimbang mengupayakan kemaslahatan, apabila kemaslahatan seimbang dengan

bahaya keterpautan keduanya tidak jelas. (Abu Zahrah, 1994).

Untuk menjamin keselamatan kerja dalam berkarya di berbagai sektor

industri, menjaga keselamatan jiwa (سفنلا) manusia dan lingkungan kerja

merupakan usaha melestariakan kehidupan.

Pembangunan usaha industri haruslah berwawasan lingkungan. Para

majikan sebagai pengusaha industri harus secara sadar dan berencana

menggunakan dan mengolah sumber daya secara bijaksana dan efisien agar

Page 24: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

pembangunan industri tersebut berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan pengusaha dan para karyawan,

masyarakat sekitar dan keseimbangan serta kelestarian sumberdaya. Usaha

industri harus mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap

lingkungan hidup. Jadi wujud suatu usaha industri bukan saja untuk kepentingan

pribadi tapi juga untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan atau

menghilangkan dampak negatif terhadap pengusaha, karyawan dan lingkungan

sekitar.

Di dalam Al-qur’an disebutkan bahwa untuk mencegah terjadinya dampak

negatif berupa bahaya keselamatan bekerja, kerusakan dan pencemaran maka

manusia dalam berfikir dan berbuat haruslah berpegang pada prinsip ikhsan,

berorientasi kepada yang paling baik dan benar, karena semua amal ditujukan

untuk pengabdian pada Allah. (Ahmad Gojali, 1995).

Hubungan Islam dengan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sama-

sama mengingatkan umat manusia agar senantiasa berperilaku (berpikir dan

bertindak) yang aman dan sehat dalam bekerja di tempat kerja (di kantor, di

pabrik, di tambang, dan dimana tempat anda bekerja). Dengan berperilaku aman

dan sehat akan tercipta suatu kondisi atau lingkungan yang aman dan sehat.

Dengan bekerja yang aman ditempat kerja, akan membawa keuntungan bagi diri

sendiri maupun perusahaan tempat kerja. Perusahaan sehat pekerja pun akan

tenang dalam bekerja. Karena di situ tempat pekerja mencari nafkah. Pekerja

bekerja untuk mencari nafkah, bukan bekerja untuk mendapat kecelakaan,

penyakit dan masalah.

Page 25: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt

Treatment)

Tujuan utama dari usaha diagnosis dini dan pengobatan segera (Early

Diagnosis and Prompt Treatment) adalah :

a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis

penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.

b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

c) Menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya kecacatan yang

diakibatkan sesuatu penyakit.

Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap

kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang

terjadi di masyarakat. Kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa

dan diobati penyakitnya. Diantaranya ada yang mengatasnamakan agama dalam

menolak upaya pengobatan ini. Mereka beranggapan bahwa kesembuhan datang

dari Allah Ta’ala sehingga mereka merasa tidak perlu untuk berobat kepada yang

lebih ahli. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan

kesehatan yang tepat, sehingga dapat berakibat buruk bagi dirinya sendiri maupun

pada orang lain.

Di antara nama-nama Allah adalah Asy Syaafii (اف�ي .( الش� Dalil yang

menunjukkan hal ini adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau

mengatakan : “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta perlindungan

kepada Allah untuk anggota keluarganya.  Beliau mengusap dengan tangan

kanannya dan berdoa :

Page 26: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

� �ال إ ف�آء� ش� � ال اف�ي الش� �ت� ن� وأ ف�ه و�اش� س�

� �أ �ب ال �ذ�ه�ب� أ �اس� الن ب� ر� �ه�م� اللق�مIا س� �غ�اد�ر� ي � ال Iف�اء ش� ف�اؤ�ك� ش�

 “ Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (HR Bukhari 535 dan Muslim 2191).

Dalam hadits yang lain dari Abdul Aziz bin Shahib, beliau mengatakan :

Aku dan Tsabit datang menemui Anas bin Malik , kemudian Tsabit berkata : “

Wahai Abu Hamzah (kunyah dari Anas bin Malik), aku tersengat binatang. Anas

mengatakan : “ Maukah kamu saya bacakan ruqyah dengan ruqyah yang dibaca

oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Tsabit berkata : “Tentu”.

Kemudian Anas bin Malik membaca doa :

, , � �ال إ ف�آء� ش� � ال اف�ي الش� �ت� ن� أ ف� اش� �س �أ �ب ال مذ�ه�ب� �اس� الن ب� ر� �ه�م� الل

ق�مIا س� �غ�اد�ر� ي � ال Iف�اء ش� ف�اؤ�ك� ش�

“ Ya Allah, Rabb manusia Yang Menghilangkan kesusahan, berilah kesembuhan, Engkaulah Zat Yang Maha Menyembuhkan.  Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari 541).

Makna dari Asy Syaafii adalah Zat yang mampu memberikan kesembuhan,

baik kesembuhan penyakit hati maupun penyakit jasmani. Kesembuhan hati dari

penyakit syubhat, keragu-raguan, hasad, serta penyakit-penyakit hati lainnya, dan

juga kesembuhan jasmani  dari penyakit-penyakit badan. Tidak ada yang mampu

memberikan kesembuhan dari penyaki-penyakit tersebut selain Allah Ta’ala.

Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan yang berasal dari-Nya. Tidak ada

Page 27: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

yang mampu menyembuhkan kecuali Dia. Hal ini seperti dikatakan Nabi

Ibrahim ‘alaihis salaam dalam Al Qur’an :

ف�ين� �ش� ي ف�ه�و� م�ر�ض�ت� �ذ�ا و�إ

“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80).

Maksudnya,  Allah semata yang memberikan kesembuhan, tidak ada

sekutu bagi-Nya dalam memberikan kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi

hamba memiliki keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu

menyembuhkan kecuali Allah.

Keimanan dan keyakinan bahwasannya yang mampu menyembuhkan

hanyalah Allah semata bukan berarti menjadi penghalang seorang hamba untuk

mengambil sebab kesembuhan dengan melakukan pengobatan. Terdapat banyak

hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah untuk berobat dan

penyebutan tentang obat-obat yang bermanfaat. Hal tersebut tidaklah bertentangan

dengan tawakal seseorang kepada Allah dan keyakinan bahwasanya kesembuhan

berasal dari Allah Ta’ala.

Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الله� �ذ�ن� �إ ب� أ �ر� ب الد�اء� د�و�اء� �ب� ص�ي

� أ �ذ�ا ف�إ د�و�اء>، د�اء] �ل �ك ل

“ Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah” (HR Muslim 2204)

Dalam hadits yang lain dari sahabat Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda :

Page 28: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Cب � ر� Dح ف� رل ل Nر ث� رأا �� ر � ح�ا Cب ا Oر ف� � ل ا رل Nر ث� رأا � ر"“Tidaklah Allah menurukan suatu penyakit, kecuali Allah juga menurunkan obatnya” HR Bukhari 5354).

Disebutkan pula dalam Musnad Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Usamah bin

Syariik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan : “Aku berada di samping

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian datang seseorang dan berkata : “ Ya

Rasulullah, apakah aku perlu berobat?” Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa

sallam berdabda :

غير Iف�اء ش� �ه� ل و�ض�ع� �ال� إ Iد�اء �ض�ع� ي �م� ل �ه� الل �ن� ف�إ �د�او�و�ا ت �ه� الل �اد� ب ع� �ا ي �ع�م� نم� �ه�ر� ال ق�ال� ه�و� و�م�ا �ه� الل ول� س� ر� �ا ي �وا ق�ال واحد داء

“ Ya. Wahai hamba Allah, berobatlah ! Sesungguhnya  Allah tidak memberikan penyakit, kecuali Allah juga memberikan obatnya, kecuali untuk satu penyakit. Orang tersebut bertanya : “Ya Rasulullah, penyakit apa itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Penyakit tua”

Dalam riwayat lain disebutkan :

م�ن� �ه� ه�ل ج� و �م�ه� ع�ل م�ن� �م�ه� ع�ل ،Iف�اء �ه�ش� ل ل �ز� ن� و�أ � �ال إ Iد�اء �ز�ل� �ن ي �م� ل الله� �ن� إ

�ه� ه�ل ج�

“ Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah juga menurunkan obatnya. Ada orang yang mengetahui ada pula yang tidak mengetahuinya.” (HR Ahmad 4/278 dan yang lainnya, shahih)

Hadits-hadits di atas mengandung penetapan antara sebab dan pemberi

sebab, serta terdapat perintah untuk berobat, dan hal tersebut tidaklah meniadakan

tawakal seseorang kepada Allah. Hakekat tawakal kepada Allah adalah

bersandarnya hati kepada Allah dalam usaha mendapatkan mafaat dan menghindar

Page 29: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

dari mudharat baik perkara dunia maupun akherat. Penyandaran hati tersebut harus

disertai juga dengan mengambil sebab. Seperti halnya untuk menghilangkan rasa

lapar dan haus dengan makan dan minum tidak meniadakan iman dan tawakal,

demikian pula menghilangkan sakit dengan berobat juga tidak meniadakan

tawakal seorang hamba. Bahkan tidak sempurna hakekat tawakal seseorang

sehingga dia mengambil sebab yang diperbolehkan secara syar’i maupun kauni.

(http://muslim.or.id/aqidah/asy-syaafii-zat-yang-maha-menyembuhkan.html)

Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyediakan obat yang baik. Semua

orang dapat memperolehnya jika ia yakin dengan sepenuhnya. Inilah yang disebut

dengan “berobat dengan wahyu.” Allah lah yang telah menciptakan penyakit,

maka tentu Dia lebih tahu apa penawar dan obatnya. Oleh karena ada dua jenis

penyakit, maka berikut adalah masing-masing obat yang ditawarkan syariat.

Al ‘Allamah Ibnu Qayyimil Jauziyyah rahimahullah berkata, “Siapa yang

tidak dapat disembuhkan oleh Al Quran, berarti Allah tidak memberikan

kesembuhan kepadanya. Dan siapa yang tidak dicukupkan oleh Al Quran, Allah

tidak akan memberikan kecukupan kepadanya.” (Zaadul Ma’ad fi Hady Khairil

‘Ibad)

a. Obat hati.

Sebagaimana yang telah diterangkan di atas bahwa penyakit hati haruslah

lebih utama untuk diperhatikan dan ditangani secara serius karena jika tidak ia

akan berakibat kebinasaan abadi, di dunia maupun di akhirat. Maka obat untuk

penyakit yang satu ini hanya didapat di dalam Al Quran Al Karim dan hadits-

hadits yang sah dari Nabi. Allah Ta’ala berfirman,

Page 30: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

�ن� �ي �م�ؤ�م�ن �ل ل ح�م�ة> ر� و� ف�اء> ش� ه�و� م�ا آن� الق�ر� م�ن� ل� �ز �ن ن و�

Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS Al Isra’: 82)

Juga firman-Nya, “Katakanlah, Al Quran adalah petunjuk dan penawar bagi

orang-orang mukmin.” [QS Fushshilat: 44]

Imam Abul Fida’ Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat

�ن� �ي �م�ؤ�م�ن �ل ل ح�م�ة> ر� و� ف�اء> ش�

menghilangkan apa yang ada di dalam hati dari penyakit-penyakit berupa

keraguan, kemunafikan, kesyirikan, keberpalingan, dan kecondongan (kepada

kebatilan). Maka Al Quran dapat menyembuhkan dari semua (penyakit) itu.”

(Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 9: 70)

Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata, “Obat penawar yang

dikandung Al Quran itu umum untuk penawar hati berupa syubhat, kebodohan,

pemikiran rusak, penyelewengan yang rusak, dan tujuan-tujuan buruk.” (Taisirul

Karimirrahman)

Kesembuhan hati dari penyakit-penyakit ini ditandai dengan hilangnya

penyelewengan dan kerusakan yang ditimbulkan penyakit tersebut. Dan Al Quran

yang Allah turunkan ini dapat menghilangkan kebodohan, keraguan, kesesatan,

pemikiran nyeleneh, dan penyakit-penyakit non fisik (abstrak) lainnya. Maka siapa

saja yang memiliki uneg-uneg buruk dalam dirinya, akan segera dapat ia hilangkan

manakala ia mengambil obatnya dalam Al Quran dan juga sunnah. “Yang

demikian itu tidak untuk setiap orang, namun hanya untuk orang-orang beriman

Page 31: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

kepadanya, membenarkan ayat-ayatnya, dan yang mengamalkannya.” (Taisirul

Karimirrahman)

Adapun syahwat, maka janji (targhib) dan ancaman (tarhib) di dalam Al

Quran dan As Sunnah adalah obatnya. Apabila ada seseorang yang hendak

condong kepada dunia, hendaknya ia memikirkan kehidupan yang lebih baik di

akhirat kelak. Rasulullah pernah bersabda,

�ه� م�ن ا Iر� ي خ� الله� ع�و�ض�ه� �له� ل Iا �ئ ي ش� ك� �ر� ت م�ن�

“Siapa yang meninggalkan sesuatu (yang haram) karena Allah, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah dan Ibnu ‘Asakir)

Rasulullah sendiri apabila ditakjubkan oleh kesenangan dunia, segera berdoa,

ة� خ�ر� األ� �ش� ع�ي �ش� �ع�ي ال �ن� إ ، �ك� �ي �ب ل

“Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, sesungguhnya kehidupan (hakiki) adalah kehidupan di akhirat.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Tentu hadits ini tidak cukup hanya dibaca, namun juga harus dicontoh dan

dipraktekkan. Jika Rasulullah yang jelas-jelas dijamin masuk surga saja masih

khawatir terjerumus ke dalam kenikmatan semu dan menghibur diri dengan

kenikmatan akhirat, bagaimana pula dengan kita yang belum ada yang

menjaminnya, tentu lebih ditekankan lagi.

b. Obat penyakit kongkrit (hissi).

Untuk obat penyakit yang menyerang fisik, syariat telah menyediakan dua

cara pengobatan yang boleh digabungkan sekaligus, yaitu pengobatan yang

bersifat abstrak ruhani dan pengobatan dengan materi-materi tertentu.

Page 32: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Pengobatan pertama adalah dengan membacakan Al Quran dan doa yang

ma’tsur kepada si sakit atau yang lebih dikenal dengan ruqyah. Yang dimaksud

ruqyah di sini tidak hanya sebatas ruqyah untuk orang yang terkena sihir dan guna-

guna, akan tetapi untuk setiap penyakit. Pengobatan macam ini boleh jadi lebih

manjur dan cepat reaksinya.

Ketika Rasulullah mendapati ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu saat

perang Khaibar dalam keadaan sakit matanya, beliau pun meludahi kedua mata

‘Ali dan mendoakan kesembuhan untuknya, maka seketika itu pula sembuh

seakan-akan tidak ada sakit sebelumnya. [HR Al Bukhari]

Hal yang sama juga dialami oleh sekelompok shahabat radhiyallahu ‘anhum

ajma’in yang ada salah satu di antara mereka yang meruqyah dengan membacakan

surat Al Fatihah kepada penghulu suatu kampung yang tersengat kala jengking,

setelah dibacakan surat Al Fatihah, seketika itu juga sembuh. Berita itu pun

akhirnya diceritakan kepada Rasulullah, lalu beliau berkomentar, “Apa yang

membuatmu tahu bahwa Al Fatihah adalah ruqyah?” (HR. Bukhari)

Yang menarik di sini adalah pengalaman dan pengakuan Ibnul Qayyim

dalam kedua bukunya, Zadul Ma’ad (4: 178) dan Ad Da’ wad Dawa’ (hal. 23),

“Suatu ketika aku pernah jatuh sakit namun aku tidak menemui dokter atau obat

penyembuh. Lantas aku berusaha mengobati diriku dengan surat Al Fatihah, aku

pun melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku mengambil segelas air

zamzam dan membacakannya surat Al Fatihah berulang kali, lalu aku

meminumnya sehingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku

bersandar dengan cara seperti itu dalam mengobati berbagai penyakit dan aku

Page 33: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

mendapatkan manfaat besar. Kemudian aku beritahukan orang banyak yang

mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat.”

Contoh meruqyah dengan dzikir yang diajarkan Rasulullah

�ا ب ن ر� �ذ�ن� �إ ب �ا �م�ن ق�ي س� ف�ى �ش� ي �ا، �ع�ض�ن ب �ق�ة� �ر�ي ب �ا، ض�ن ر�� أ �ة� ب �ر� ت الله� � م �س� ب

“Dengan menyebut asma Allah, tanah bumi ini dengan air ludah sebagian di antara kami dapat menyembuhkan penyakit di antara kami dengan seizing Robb kami.” (HR. Bukhari).

Doa tersebut dibaca Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam jika ada

seseorang yang mengeluhkan sakit atau luka pada tubuhnya, beliau pun

mengisyaratkan jarinya ke tanah, sebagaimana keterangan Sufyan, kemudian

beliau mengangkatnya kembali lalu diusapkan ke tempat yang sakit.

Pengobatan kedua dengan memanfaatkan berbagai materi tertentu yang

disebutkan oleh syariat. Di antaranya adalah berobat dengan jinten hitam atau

habbatu sauda’. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di dalam habbatu sauda’

terdapat obat untuk semua penyakit kecuali kematian.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

Begitu juga dengan madu, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dari perut

lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya

terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An Nahl: 69)

Selain itu, ada pula pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor

dengan alat tertentu semacam tanduk atau alat yang modern lagi yang biasa

dikenal dengan bekam (hijamah). Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya

Page 34: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

sebaik-baik apa yang kalian perbuat untuk mengobati penyakit adalah dengan

berbekam.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan lainnya)

(http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-

menyembuhkanku.html)

Berobat kepada dokter juga tidak dilarang dalam Islam karena pengobatan

yang terlarang adalah pengobatan yang mengandung kesyirikan dan berobat

dengan sesuatu yang diharamkan.  Ikhtiar (usaha) dalam mencari obat tersebut

juga tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang haram dan syirik. Yang haram

ini seperti berobat dengan menggunakan obat yang terlarang atau barang-barang

yang haram karena Allah tidak menjadikan penyembuhan dari barang yang haram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

[ ام �ح�ر� ب �د�او�و�ا �ت ت � و�ال �د�او�و�ا ف�ت الد�و�اء�، و� الد�اء� �ق� ل خ� الله� �ن� إ

“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan (obat) yang haram.” (HR. Ad-Daulabi dalam Al Kuna, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahaadits Ash Shahiihah no. 1633)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

[ ام ح�ر� ف�ي� �م� ف�اء�ك ش� �ج�ع�ل� ي �م� ل الله� إن�

“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan (dari penyakit) kalian pada hal-hal yang haram.” (hadits riwayat Abu Ya’la VI/104 no..6930, Majma’uz Zawaa-id V/86 dan Ibnu Hibban (no. 1397-Mawaarid), lihat Shahiih Mawaaridizh Zham-aan no. 1172, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, hasan lighairihi)

Dan tidak boleh juga berobat dengan hal-hal yang syirik dan haram, seperti;

pengobatan alternatif dengan cara mendatangi dukun, tukang sihir, paranormal,

Page 35: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

“orang pintar”, menggunakan jin, pengobatan dengan jarak jauh, atau sebagainya

yang tidak sesuai dengan syariat, sehingga dapat mengakibatkan jatuh dalam syirik

dan dosa besar yang paling besar. Orang yang mendatangi dukun atau orang pintar

tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari. Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

ب$ ر� ثي رل ر* ثي ح4 Gر ث رأا Pام رل Lر ف� رل Fث ر+ Qث ف5 ث� ر� ل ، Cم ثي Dر ث* ر. ف� رل رأ� Eر ر� � ب� ا ر�# ر. ى ر5 رأا ث* ر" .

“Barangsiapa yang datang kepada dukun/orang pintar/tukang ramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.”(HR. Muslim no.2230 (125), Ahmad IV/68, V/380 dari seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

. ى ر5 رأا ث* ر" م- &� ر Tر ف" ى ر� ر. رل Nح ث� فأا � ر& Gح ر# ر� ر< ث- Qر ر� ، فل ثو Qف Bر � ر& Gح ف� Hر ر�- ر% ر� � ب@ Uح ر<� ث, رأا افIا ع�ر�

“Barangsiapa yang mendatangi orang pintar/tukang ramal atau dukun lalu ia membenarkan apa yang diucapkanny, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad II/408, 429,476, al Hakim I/8 Shahiih al-Jaami’ish SShaghiir no.5939 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, shahih).

(http://muslimah.or.id/aqidah/berobat-tanpa-mengorbankan-aqidah.html)

Untuk itu sebagai seorang muslim yang baik seharusnya ketika sakit kita

harus segera berusaha mencari pengobatan yang diperbolehkan dalam Islam,

sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam pengobatan. Pengobatan yang

terlambat akan menyebabkan :

Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat

sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.

Page 36: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.

Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

4. Pembatasan cacat (disability limitation)

      Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha early diagnosis and promotif

treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita

sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi

kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi

dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin beberapa usaha

diantaranya:

1. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

2. Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan

sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

3. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi

Masyarakat diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh

tenaga kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang dalam

tahap pemulihan, dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan secara rutin

untuk melakukan pemeriksaan rutin agar penderita sembuh secara sempurna.

Menurut penelitian Imam Ibnul-Qayyim Al-Jauzy upaya yang dilakukan

Islam dalam mewujudkan kesehatan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

1. Memelihara kesehatan.

Page 37: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Atas dasar ini Islam memperbolehan orang tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan

karena uzur seperti sakit atau musafir. Bagi orang sakit tujuannya agar cepat

sembuh dan pulih kembali kesehatannya. Bagi musafir agar kondisi fisik dan

kesehatannya tetap stabil, sebab dalam keadaan lapar dan haus disertai

pengeluaran tenaga dalam berpergian dapat menyebabkan badan menjadi lemah

dan jatuh sakit, sesuai dengan firman Allah Swt Surat Al-Baqarah 184:

ر* BVح �ل ر ٱ ر�ى ر. ر, � ر# ر3 فأا Xم �B� ر رأا ث* ي" Pم ر�- ح4 ر� م# ر� Yر ىى ر� ر. ث, رأا ب]� B#ح "� ر ف/� ح"@ ر� ر<� ر&* ر� � م2 Oىر ف-, ث4 "� ر ب"� �B� ر رأاث� ف! ف<@ ح�ا� � ث� ف/ �ل ر م# ثي ر3 ف"واا ف%و ر5 رأا� ر, � ف�ۥ �ل ر م# ثي ر3 رو Aف ر� ب#ا ثي ر3 ر �و ر ر0 ر5 ر&* ر� � م* ح/ي Eث ح" Xف ر�4 ر8 م$ Bر ث- ح� ف�ۥ ر� فQو ح0ي Bف

ر� ف&و ر� ث4 ر5

Artinya : . Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

2. Menjaga diri agar penyakit tidak semakin parah.

Atas dasar ini Islam memperbolehkan tayamum bagi orang sakit sebagai ganti

dari wudhu’ atau mandi apabila ia kuatir penyakitnya akan bertambah parah bila

terkena air. Hal ini berdasarkan ayat Al-Qur’an surat AN-Nisa 43

ح�ا� �م ر, �نت ض�ى ك ث, م�ر� م# ع�ل�ى رأا ر� Yث, ر د> ر_�C رأا �ح� �ط� ي"* م نك�م أ �غ�آئ ث, ال ف� رأا ف! Eث ر" �ر �

اء ث� الن س� ر� ثا ر� ف-, ح ثا م�اء ر5 ف&و ر�& ري ر! Iا ص�ع�يدIا ر� ثا ط�ي ب فTو Eر ث" ث� ر�� ف/ Uح ف_و فو Gث� ح ف/ B-ح Bث رأا ر�� ر, ر� ح�ا �� ر� ال ر<�

ا ع�ف�وvا Iور�غ�ف

Artinya : Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan kemudian kamu tidak mendapat air maka bertayamumlah kamu

Page 38: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.(QS. An-Nisa : 43)

            Berdasarkan hal ini maka Islam memberi tuntunan agar orang

membiasakan makan dan minum secara teratur serta memperhatikan gizi, istirahat

dan tidur secukupnya, menjaga stamina badan agar selalu stabil melalui olahraga.

Islam melarang seseorang shalat dalam keadaan sangat mengantuk, menahan

kentut, menahan kencing, menahan buang air, atau terlalu lapar, bahkan apabila

terjadi dua pilihan antara shalat dan makan , maka Islam mengajarkan agar makan

terlebih dahulu, hal ini tentu saja bila waktu shalat masih panjang.

            Dengan demikian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yang kita praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan  seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat

mampu mendorong dirinya sendiri dibidang kesehatan untuk mencapai derajat

kesehatan yang kita harapkan

            Ajaran Islam menentukan penganutnya supaya hidup sehat baik jasmani

maupun rohani. Untuk itu umat Islam harus melaksanakan berbagai upaya

pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga upaya memahami ilmu

kesehatan,maupun upaya untuk berobat, memelihara kesehatan, mencegah

terjangkitnya suatu penyakit dan sebagainya.

            Takdir sebagai salah satu rukun iman telah disepakati oleh jumhur ulama

sebagai suatu kewajiban setiap muslim untuk meyakininya, namun kita sebagai

umat islam tidak dapat menyerah begitu saja kepada takdir, harus ada upaya

kearah itu. Sebagaimana firman Allah Swt surat Ar-Ra’d ayat 11

Page 39: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

م�ا وا �غ�ي ر� ي �ى? ت ح� [ �ق�و�م ب م�ا �غ�ي ر� ي ال� �ه� لل �ن� إ �ه� لل م�ر�� أ م�ن� �ه� �ح�ف�ظ�ون ي �ف�ه� ل خ� و�م�ن� �ه� �د�ي ي �ن� �ي ب م ن �?ت> م�ع�ق ب �ه� اال ٱ � ٱ ۥ ۦ ن� ۥ

مل ر,ا ح"* ح�ۦ ح� ,Oف ي"* �Aف رل ر"� ر, � ف�ۥ رل O� ر ر# ر" رلا ر� بCا وو Yف Xم ثو Qر Gح ف� �� ر ٱل Oر را رأا وا Jر ح�ا ر, � ث� Aح Eح ف� رأ�� Gح

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS: Ar-Ra'd Ayat: 11)

            Diantara praktek yang dijumpai dalam sejarah Islam adalah kebijaksanaan

yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab. Diwatu Umar bin Khatab

menarik tentaranya dari Syiria karena didaerah tersebut berjangkit wabah sampar,

sebahagian sahabat berkeberatan atas kebijaksanaan tersebut, mereka mengangap

Khalifah Umar melarikan diri dari takdir Allah terhadap anggapan tersebut

Khalifah Umar menjawab dengan tegas :

”Ya aku lari dari kehedak Allah, tetapi menuju kehendak Allah”.

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar tidak berarti menentang takdir Allah,

tetapi justru berusaha supaya terhindar dari musibah yang buruk yakni penyakit

wabah.

            Islam menganjurkan dan cendrung mewajibkan seseorang untuk mampu

memelihara kesehatan baik perorangan, keluarga maupun masyarakat. Sesuai

dengan ajaran Islam yang amat memperhatikan kesehatan, Rasullah Saw

memberikan tuntunan agar melakukan upaya penyembuhan apabila sakit yaitu

Page 40: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

dengan cara berobat, walaupun yang akan memberikan kesembuhan tersebut

hakikatnya adalah Allah. Nabi Ibrahim As pernah berdialog dengan ayah beserta

kaumnya seperti tercantum dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara 78-80,

ن�ي ال�ذ�ي .(78) لق و خ ه� د�ين� ف يه�

(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,

ين� .(79) ق� يس� و ن�ي ي�ط�ع�م� و ه� ال�ذ�ي و

dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,

ين� .(80) ف� يش� و ه� ف ر�ض�ت� م �ذا إ و

dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,

Pengobatan penyakit sangat diperlukan. Berulangkali Nabi Muhammad Saw

mengungkapkan pentingnya upaya pengobatan atas dasar keyakinan bahwa Allah

tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali dengan obatnya, orang yang menderita

sakit menjadi sembuh, dalam hadist disebutkan :

Mereka  bertanya,   ya Rasulullah,   apakah   boleh kita   berobat?   Rasulullah   Saw Menjawab, ya wahai hamba-hamba Allah, berrobatlah, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu pikun (HR.Bokhari dan Muslim)

             Dalam melakukan upaya pengobatan, perlu dipedomani tuntunan bahwa

Islam hanya membenarkan iktiar pengobatan berdasarkan ilmu kesehatan dan

kedokteran yang telah diakui kebenarannya. Berobat merupakan wasilah, adanya

wasilah tidak boleh bertentangan dengan dasar-dasar aqidah Islam

Page 41: Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel and Clark

Artikel Azkiahan, dalil menjaga kesehatan (http://azkiahan.blogspot.com/2013/02/dalil-menjaga- kesehatan.html) diakses 04 Maret 2015

Romauli, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika