Upload
aditya-warman-notonegoro
View
1.107
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah yang timbul akibat menggunakan mesin-mesin mekanis adalah
munculnya getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut. Contohnya pada
mesin diesel pada mobil-mobil besar, mesin pada kereta api, mesin gerinda,
dan lain sebagainya. Getaran ini menimbulkan efek yang tidak dikehendaki
seperti, ketifaknyamanan saat menggunakan mesin tersebut, rusaknya mesin
atau peralatan, dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja jika terpapar
dalam waktu yang lama dan frekuensi yang ditimbulkan mesin. Getaran
tersebut berasal dari dalam atau luar sistem.
Getaran mekanis ini juga dapat berimbas pada kinerja dan efektifitas
daripada mesin mekanis itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan
dengan cara memasang sistem peredam pada peralatan yang menghasilkan
getaran. Jika seseorang melakukan pekerjaan yang berkenaan dengan mesin,
dimana mesin tersebut menghasilkan getaran.
Pada laporan ini akan menjelaskan bagaimana cara mengukur suatu
getaran mekanis pada suatu mesin serta mengidentifikasi kondisi mesin
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja
mengenai getaran mekanis ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara memahami kecepatan getaran (Velocity), percepatan
(Acceleration), dan perubahan vektor (Displacement)?
2. Bagaimana cara melakukan pengukuran getaran mekanis dengan
menggunakan Vibration Meter?
3. Bagaimana cara mengetahui faktor kerusakan mesin melalui assessment
diagram for vibration?
4. Bagaimana cara mengetahui perbandingan perawatan mesin di bengkel
dan hasil pengukuran getaran mekanis pada mesin di bengkel PPNS?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja mengenai
getaran mekanis ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami kecepatan getaran (Velocity), percepatan
(Acceleration), dan perubahan vektor (Displacement).
2. Mahasiswa mampu memahami cara melakukan pengukuran getaran
mekanis dengan menggunakan Vibration Meter
3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor kerusakan mesin melalui
assessment diagram for vibration
4. Mahasiswa mampu mengetahui perbandingan perawatan mesin di bengkel
dan hasil pengukuran getaran mekanis pada mesin di bengkel PPNS
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengukuran getaran dengan
vibration meter serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran
mekanis pada kondisi nyata di lapangan.
1.5 Ruang Lingkup
Praktikum ini dimaksudkan sebagai pedoman minimal bagi
mahasiswa yang terlibat dalam perencanaan dan evaluasi pada getaran
mekanis mesin. Adapun referensi yang dipakai dalam praktikum ini, yaitu:
a. GL Technology Ship Vibration
b. Referensi lain sebagai pertimbangan
Praktikum ini dilakukan di bengkel ............. dan dimulai pukul ------
WIB. Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran getaran mekanis,
guna tercapainya tujuan dari praktikum ini. Peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah vibration meter.
Setelah dilakukan pengukuran mesin sesuai tempat yang disebutkan,
maka akan didapatkan beberapa variabel, yaitu:
a. Velocity
b. Acceleration
c. Displacement
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).Getaran adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat Getaran).Getaran adalah gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (SNI 16-7054-2004). Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika).
Gambar 2.1 Siklus Getaran(Sumber: Asmussen, 2001)
Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.
2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan kegiatan manusia
3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.
2.2 Pemaparan Getaran
Kontak dengan getaran mesin memudahkan energi getar kepada tubuh
manusia. Tergantung pada bagaimana pemaparan terjadi, getaran dapat
mempengaruhi bagian utama dari tubuh pekerja atau hanya dengan organ
tertentu. Dampak dari pemaparan getaran juga tergantung pada frekuensi
getaran. Setiap organ pada tubu manusia memiliki retensi frekuensi sendiri.
Jika pemaparan terjadi atau dekat dengan retensi frekuensi dampak yang
dihasilkan akan bertambah besar.
2.3 Getaran Mekanis
Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya
(Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB factor fisika)
Getaran mekanis dibedakan menjadi :
1. Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) adalah suatu getaran yang
terjadi karena adanya kontak antara tubuh ( seluruh tubuh ) dengan
permukaan yang bergetar.
Contoh : Pengemudi traktor ( kontak tubuh dengan tempat duduk traktor )
2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (Partial Body Vibration) adalah
getaran yang terjadi pada bagian-bagian yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu seperti tangan/ kaki yang kotak dengan permukaan yang
sedang bergetar
Contoh : Pekerja memakai gergaji listrik
Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:
a. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai
kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin /alat tiap satuan
jarak (meter) per detiknya (m/s).
b. Acceleration adalah percepatan. Yang dimaksud adalah percepatan
benda,mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis)
tiap satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2).
c. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami
oleh mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat
tersebut tiap millimeter (mm).
2.4 Sumber Getaran
Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam dunia industri
logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan
pekerjaan kontruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor
pneumatik, alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan
efeknya merugikan. Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada
peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw,
double cross cut, dan spindel moulder.
2.5 Alat Pengukur Getaran
Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data
getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat
yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya
digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain
a. Vibration meter
b. Vibration analyzer
c. Shock Pulse Meter
d. Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran
dan persyaratan personal yang menggunakannya.
2.5.1 Vibration Meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga
mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil
data getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari
sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat
ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter
getaran yang akan diukur.
Gambar 2.2 Vibration meter(Sumber: Asmussen 2001)
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya
level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari
getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak
diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada
umumnya alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari
suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan
melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan
analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.
2.5.2 Vibration Analyzer
Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan
frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin
mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan,
frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan
yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan
meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga
menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan
informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data
amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa
kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini
membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa
vibrasi.
2.5.3 Shock Pulse Meter
Shock pulse meter adalah, alat yang khusus untuk memonitoring
kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan
metode analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock
pulse meter ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya
impact pada suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang
mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem
SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat
sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32
KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat
mengurangi pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact
yang terjadi
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting
karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser
melalui dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa
berkurang karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal
tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan
dalam menentukan titik ukur adalah
1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.
2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban
dari bearing.
3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing
dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing
digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur
tidak boleh diambil pada posisi ini.
2.5.4 Osiloskop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk
melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat
memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran
suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan
melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh,
kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan menghasilkan
bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi
kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan
pada anti friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan
bentuk-bentuk tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu :
untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact
(proximitor). Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai
posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya
digunakan pada mesin- mesin yang besar dan menggunakan sleeve
bearing (bantalan luncur)
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang
memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal), dan
minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal dan horizontal
maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari
bentuk “orbit”nya.
2.6 Teknik Pengukuran Getaran Mesin
Terdapat beberapa faktor yang menentukan teknik pengukuran getaran
mekanik mesin. Faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
2.6.1 Posisi dan Arah Pengukuran
Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil
pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui
bearing tersebut gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan
bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut.
Disamping karakteristik getaran seperti amplitudo, frekuensi dan phase,
ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat
penting yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk
mengukur getaran dari berbagai arah.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang
sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial. Arah horizontal dan
vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini
biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu
putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam
analisa suatu getaran.
2.6.2 Standar
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan –
batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah
mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut
sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan.
Gambar 2.3 Batasan-batasan level getaran(Sumber: Asmussen, 2001)
2.7 Assesment Diagram for Vibration
Setelah melakukan pengambilan data oleh vibration meter selanjutnya
dilakukan tahap pengidentifikasian kemungkinan kerusakan pada peralatan
kerja yang terpapar getaran mekanis. Pengidentifikasian dilakukan dengan
membaca “Assesment Diagram for Vibration”. Pembacaan dilakukan dengan
menghubungkan tiap tiap variabel yang didapat pada pengukuran
(acceleration, displacement, velocity, frecuency) dalam sebuah garis lurus
yang saling berhubungan.
Gambar 2.4 Assesment diagram for vibration
(Sumber: Asmussen, 2001)
2.8 Pelumasan Mesin Perkakas
Pada Permukaan yang selalu bergesekan, cepat atau lambat akan
timbul panas. Apabila panas tersebut tidak dikurangi selama dalam
pemakaian, akan mengakibatkan memuaian. Peuaian ini akan mengakibatkan
kesulitan dari pergerakan meluncur dan semakin memperbesar gesekan yang
ada. Karena tenaga yang besar dari mesin, pemuaian dan gesekan itu akan
dipaksa untuk terus meluncur satu sama lain menyebabkan aus.
Untuk mengurangi keausan akibat gaya gesek tersebut diperlukan
suatu pelumas supaya kedua permukaan tidak kontak secara langsung. Fungsi
utama dari pelumasan adalah:
1. Mengurangi keausan pada bidang yang saling bergesekan
2. Mengurangi kontak langsung antara kedua permukaan
3. Membuang panas yang timbul akibat gesekan
4. Melindungi dari korosi dan karat
5. Melindungi bantalan dari kotoran dan udara lembab
6. Membuang kotoran dan pencemaran lain pada transmisi roda gigi.
Bahan pelumas dapat berasal dari mineral, tumbuh-tumbuhan, atau
dari lemak hewan. Bahan-bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
2.9 Penyebab Getaran Berlebih
Pemantauan getaran secara berkala marupakan salah satu metode yang
efektif untuk mengatasi kondisi suatu penentuan masin berdasarkan
karakteristik rekaman getarannya, terutama pada saat awal pemasangannya.
Perubahan tingkat getaran selalu berhubungan dengan perubahan kondisi
mesin. Getaran yang berlebih pada dasarnya disebabkan oleh 4 (empat) hal
yaitu:
1. Ikatan bagian-bagian mesin yang mengendor.
2. Bagian-bagian mesin yang tidak sesuai.
3. Bagian-bagian mesin yang berputar tidak bebas.
4. Hambatan pada dudukan sumbu putar bantalan.
Getaran yang ada pada motor mesin atau motor listrik, pompa maupun
blower sebaiknya dilakukan sekecil mungkin, karena getaran mesin yang
besar akan mengurangi efisiensi bahkan dapat merusak mesin (Ahroji, 2007).
2.10 Penyakit Akibat Kerja (PAK) Getaran Mekanik
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Sistematika Praktikum
Latar Belakang
1. Salah satu masalah yang timbul akibat menggunakan mesin-mesin mekanis
adalah munculnya getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut.
2. Getaran merupakan respon dari sebuah sistem mekanik baik yang disebabkan
oleh gaya eksitasi yang diberikan maupun perubahan kondisi operasi sebagai
fungsi waktu.
3. Getaran ini biasanya menimbulkan efek tidak dikehendaki. Seperti,
ketidaknyamanan, rusaknya suatu mesin/peralatan, dan dapat menyebabkan
penyakit akibat kerja jika terpapar dalam waktu yang lama dan tergantung dari
frekuensi pada mesin.
4. Untuk menentukan jenis kerusakan dalam, luar atau kerusakan bola, harus
disinkronkan antara frekuensi getaran dan perhitungan yang berdasarkan data
dari parameter bantalannya, yaitu diameter lintasan dalam atau luar, jumlah bola
dan putaran poros.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memahami kecepatan getaran (Velocity), percepatan
(Acceleration), dan perubahan vektor (Displacement)?
2. Bagaimana cara melakukan pengukuran getaran mekanis dengan
menggunakan Vibration Meter?
3. Bagaimana cara mengetahui faktor kerusakan mesin melalui assessment
diagram for vibration?
4. Bagaimana cara mengetahui perbandingan perawatan mesin di bengkel dan
hasil pengukuran getaran mekanis pada mesin di bengkel PPNS?
S
3.2 Peralatan
Pengukuran getaran mekanis menggunakan alat yang disebut dengan
vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan pengukuran
getaran mekanis secara konvesional khususnya untuk pengujian pada mesin
berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk pengujian
percepatan (acceleration), kecepatan (velocity) dan perubahan vector atau
letak (displacement), tetapi juga dapat menunjukkan diagnosis kegagalan
secara sederhana.
Range pengukuran :
Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s² - 392 m/s²
Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s - 80 cm/s
Perpindahan vector/ letak : 0,001 mm - 10mm
S
Metodologi Praktikum
Kesimpulan dan Saran
Analisis dan Pembahasan
1. Analisa acceleration, displacement, dan velocity setiap mesin
2. Analisa assessment diagram for vibration setiap mesin
3. Analisa perbaandingan antara buku manual perawatan dan hasil
pengukuran
Data Sekunder1. Frekuensi
2. Rpm
3. Rekomendasi kelayakan
mesin
Data Primer1. Acceleration
2. Velocity
3. Displacement
ᵠ
Range Frekuensi
Percepatan (Acceleration) : 10Hz - 200Hz, 10Hz - 500Hz,
10Hz – 1 KHz, 10Hz – 10 KHz
Kecepatan (Velocity) : 10Hz - 1KHz
Perpindahan vector atau letak : 10Hz - 500Hz
Akurasi Alat = ≤ ± 5%
Range Temperatur = 0°C 40°C
Range Kelembapan = ≤ 80%
Vibration meter dapat menampilkan hasil pengukuran pada status bar
berdasarkan alarm limit dan waring limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis
sederhana secara otomatis akan menyembunyikan alarm yaitu warming limit
jika nilai pengukuran sampai pada batas aman (safe state) dan alarm limit jika
nilai pengukuran sampai pada batas kerusakan (destruct state). Kemudian
akan masuk ke spectrum testing mode ketika nilai pengukuran sampai pada
batas (limit).
3.3 Bagian Peralatan
Terdapat dua bagian penting dalam vibration meter, yaitu:
1. Main Body
Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran ( display)
Keyboard yang terdiri dari tekan tombol untuk
menghidupkan dan mematikan, kemudian tombol
untuk memulai pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran. Tombol C untuk cancel dan OK untuk enter.
Lampu
Menunujukkan indikasi charging.
Tranducer Socket
adalah tempat menghubungkan tranducer dengan main body.
Changing Socket
Meggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang
stabil, maka pengukuran harus pada tempat datar dan rata.
MEAS
2. Sensor transducer
Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, maka
pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.
3.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum getaran mekanis adalah:
1. Memasang tranducer pada tempat yang telah ditentukan.
2. Menyalakan vibration meter dengan menekan tombol φ
3. Melihat battery status. Jika menunjukkan 100% berarti kondisi baterai
masih penuh.
4. Mengatur jam dan tanggal pada System untuk menyesuaikan dengan
waktu. Ketika pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat dengan tampilan
waktu pengukuran.
5. Mengukur display mode dengan memilih tipe display yang diiginkan
dengan cara display OK atau masuk ke dalam System. Untuk praktikum ini
menggunakan Special Display.
6. Menekan tombol untuk memulai pengukuran dan untuk
mengakhiri pengukuran.
7. Melepas dari main body dan simpan tranducer pada tempat penyimpanan
jika pengukuran telah selesai.
Cara mengoperasikan menu
a. Untuk memindahkan cursor menggunakan 2,8 untuk naik dan turun, 4,6
untuk ke kanan dan kiri (untuk memindahkan menu).
b. Untuk memindahkan point number tekan tombol 2 untuk naik dan 8 untuk
turun.
c. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cancel.
3.5 Safety Consideration
Penguran paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung
tangan yang telah dilengkapi dengan peredam getar (busa) selain itu
menggunakan safety helmet diperlukan untuk mengurangi resiko terkena
benda-benda yang jatuh dari ketinggian. Efek-efek berbahaya dari paparan
kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki alat tersebut.
MEAS
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
1. Nama Ruang :
2. Tanggal Pengukuran :
3. Team Pengukur : 1. Puspita Dwi K
2. Rahandi
3. Fajar
4. Peralatan/mesin yang diukur : mesin CNC
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran
Alat Frekuensi
(Hz)
Mesin
(RPM)
Pengukuran
V (cm/s) D (mm) A (m/s2)
CNC 50 1726 0,101 0,012 0,68
0,290 0,031 2,66
0,048 0,015 2,34
Rata-rata 0,146 0,019 1,89
(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2012)
4.2 Assessment Diagram for Vibration
Dari hasil pengukuran maka dapat dibuat assessment diagram for
vibration sehingga dapat diketahui mesin tersebut masuk kedalam klasifikasi
recommended, transisi atau damage probable. Berikut ini hasil hasil
assessment diagram for vibration.
4.3 Analisis dan Pembahasan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB 6
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan Velocity, Acceleration, dan Displacement?
Jelaskan!
2. Mengapa perlu melakukan pengukuran getaran mekanis?
3. Apa yang menyebabkan timbulnya getaran mekanis berlebihan pada mesin/
alat?
4. Berapa NAB getaran mekanis pada manusia?
Jawab:
1. Definisi:
Velocity (kecepatan) adalah merupakan besaran yang menyatakan
lintasan (arah perpindahan) tiap satuan waktu.
Acceleration (percepatan) adalah perubahan kecepatan dibagi satuan
waktu.
Displacement (perpindahan) adalah jarak terpendek dari titik posisi
awal ke posisi akhir yang merupakan vektor posisi yang menyatakan
panjang/arah yang berupa garis imajiner yang lurus.
2. Perlu melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin karena dengan
melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin, kita dapat memperoleh
data yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin sehingga
dengan informasi hasil analisa data tersebut kita dapat mengetahui apakah
mesin membutuhkan perbaikan atau tidak.
3. Penyebab timbulnya getaran mekanis yang berlebihan pada mesin/alat:
Kurangnya atau tidak adanya perawatan/pemeliharaan terhadap mesin/alat.
Mesin/alat tidak ditempatkan dengan teratur.
Adanya komponen yang tidak seimbang dalam pergerakan pada mesin.
Tidak adanya alat yang digunakan untuk meredam getaran.
Mesin mengalami kerusakan.
4. NAB getaran mekanis pada manusia, menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu
4 m/s² untuk tangan dan lengan