32
REFERAT URETHROGRAM Oleh : Liuk Irawati, S. Ked Muhibbudin P.N.S,Ked Wilda Maula M.N.S,Ked Dosen Pembimbing : Dr. Bernard Sudjianto Sp. Rad Dr. Fitri Purbasari. Sp. Rad LABORATORIUM RADIOLOGI RSD MARDI WALUYO BLITAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2015

Uretrigraf Ref.doc

  • Upload
    uhib

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-UKI

REFERATURETHROGRAM

Oleh :Liuk Irawati, S. KedMuhibbudin P.N.S,KedWilda Maula M.N.S,Ked

Dosen Pembimbing :Dr. Bernard Sudjianto Sp. Rad Dr. Fitri Purbasari. Sp. Rad

LABORATORIUM RADIOLOGI RSD MARDI WALUYO BLITARFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran sehingga dalam penyelesaian tugas ini kami dapat memilah antara yang baik dan buruk. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing pada Laboratorium Ilmu Radiologi, yaitu Dr. Bernard Sudjianto Sp.Rad dan Dr. Fitri Purbasari Sp.Rad yang memberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan laporan kasus ini dapat terselesaikan. Referat ini membahas Urethrogram, secara radiologis. Kami menyadari dalam laporan ini belum sempurna secara keseluruhan oleh karena itu kami dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang membangun sehingga dapat membantu dalam penyempurnaan dan pengembangan penyelesaian laporan selanjutnya.Demikian pengantar kami, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Blitar, Agustus 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I: PendahuluanBab II: Tinjauan Pustaka 2.1. Anatomi dan fisiologi kandung kemih, prostat dan uretra 2.2. Definisi retrografi 2.3. Indikasi urethrografi 2.4. Kontraindikasi urethrografi 2.5. Komplikasi urethrografi..2.6. Persiapan pasien.2.7. Persiapan alat dan bahan.2.8. Prosedur pemeriksaan2.9. Macam macam kontras secara umum...Bab III: Kesimpulan

BAB IPENDAHULUANTraktus urinarius atau sistem urinaria sebagai salah satu sistem tubuh ,yang memiliki organ organ yang kompleks dan rentan terhadap suatu penyakit. Terdapatnya kelainan pada suatu organ akan mengganggu proses pembentukan dan pengeluaran dari urine. Uretra merupakan saluran yang urin dari vesika urinaria ke meatus uretra, untuk dikeluarkan ke luar tubuh. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai saluran urin & saluran untuk semen dari organ reproduksi. Panjang uretra pria kira-kira 23 cm & melengkung dari kandung kemih ke luar tubuh, melewati prostate dan penis. Sedangkan uretra pada wanita lurus & pendek, berjalan secara langsung dari leher kandung kemih ke luar tubuh.Uretra pria dibagi atas dua bagian, yaitu uretra anterior & uretra posterior. Uretra anterior dibagi menjadi uretra bulbaris, penil, & glandular. Fosa navikularis ialah dilatasi distal kecil dalam uretra glandular. Uretra anterior dikelilingi oleh badan erektil, korpus spongiosum. Glandula bulbourethralis (glandula Cowper) terletak pada diafragma urogenitalis & bermuara ke dalam uretra bulbaris. Uretra penil dilapisi oleh banyak kelenjar kecil, glandula Littre. Uretra posterior terdiri dari uretra pars membranasea & prostatika. Uretra pars prostatika terbentang dari vesika urinaria ke uretra pars membranasea, serta mengandung verumontanum (daerah meninggi pada bagian distal basis uretra pars prostatika yang dibentuk oleh masuknya duktus ejakulatorius dan utrikulus, yang merupakan sisa duktus Muller).1Uretra juga dapat dibagi atas tiga bagian, antara lain uretra prostatika, uretra membranasea, dan uretra spongiosa. Uretra prostatika dimulai dari leher vesika urinaria dan termasuk juga bagian yang melewati kelenjar prostat. Uretra prostatika merupakan bagian yang paling lebar diantara bagian uretra lainnya. Uretra membranasea adalah uretra yang terpendek dan paling sempit dengan panjang sekitar 12-19 mm. Pada uretra membranasea terdapat spingter uretra eksterna, yang berfungsi dalam pengaturan keluar urin yang dikendalikan secara voluntar. Uretra spongiosa adalah uretra yang terpanjang, kira-kira 150 mm, yang dimulai dari porsio membranasea melewati korpus spongiosum dan berakhir di glan penis.2Salah satu kelainan pada traktus urinarius adalah striktur uretra. Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra disertai menurunnya atau hilangnya elastisitas uretra karena fibrosis jaringan, sehingga penderita mengalami kesulitan saat berkemih atau bahkan tidak bisa berkemih. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada striktur uretra adalah pemeriksaan fisik dan radiologi. Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk melihat adanya lokasi penyempitan pada uretra adalah uretrografi, sedangkan untuk melihat lokasi dan panjang penyempitan adalah bipolar uretrocystografi.

BAB IIPEMBAHASANII.1 Anatomi dan fisiologi kandung kemih, prostat dan uretra. 1. Vesika Urinaria (Kandung Kemih) Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih merupakan viscera pelvis berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina promina, submukosa dan mukosa. Kandung kemih memiliki bentuk menyerupai buah pir(kendi) dan dilapisi oleh lapisan mukosa sel epitel transional, muskulus yang tebal (detrusor muscle), jaringan fibrous (kecuali pada bagian superior dibentuk oleh peritoneum parietal). Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, sekitar bagian posterosuperior dari simpisis pubis. Pada laki-laki terletak dibagian anterior dari rectum sedangkan pada wanita terletak disebelah anterior vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka pada daerah triangular yang disebut sebagai trigone. Pada saat kosong, vesika urinaria akan terlihat kolaps dan akan tampak rugae-rugae. Apabila terisi penuh kandung kemih akan menegang dan rugae akan menghilang. Bentuk, ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi tergantung dari jumlah urine yang terdapat di dalamnya. Secara umum volume kandung kemih berkisar antara 350 500 ml. Fungsi dari kandung kemih ialah menampung urine yang dialirkan oleh ureter dari ginjal dan dibantu uretra kandung kemihberfungsi mendorong kemih keluar tubuh. 2. Prostat Ukuran prostate kecil dan letaknya agak ke posterior dan inferior dari simfisis pubis. Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga menyerupai kerucut dengan bagian dorsalnya berhimpit dengan kandung kemih serta bagian apeksnya berhubungan dengan bagian bawah pelvis. Ukuran baguian tranversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75 cm) serta bagian anteroposterior sepanjang 1 inchi (2,5 cm). Prostate hanya ditemukan pada laki-laki dan berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi.3. Uretra Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Pada vesikouretra junction terdapat penebalan dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral sphincter (involuntary). Sedangkan eksternal urethral sphincter(voluntary) dibentuk oleh muskulus skeletal yang mengelilingi uretra melalui diafragma urogenital. Dindingnya terdiri dari tiga lapisan yaitu: epitel transional, columnair pseudostratifieddan squamous stratified. Letak uretra di atas dari orivisium internal uretra pada kandung kemih dan terbentang sepanjang 1,5 inchi ( 3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria. Uretra pria dibagi atas : 1. Uretra Posterior, dibagi menjadi: Pars prostatika : dengan panjang sekitar 2,5 cm, berjalan melalui kelenjar prostate. Pars membranacea : dengan panjang sekitar 2 cm, berjalan melalui diafragma urogenital antara prostate dan penis 2. Uretra Anterior, dibagi menjadi: Pars bulbaris : terletak di proksimal,merupakan bagian uretra yang melewati bulbus penis. Pars pendulum /cavernosa/spongiosa: dengan panjang sekitar 15 cm, berjalan melalui penis (berfungsi juga sebagai transport semen). Pars glandis: bagian uretra di gland penis. Uretra ini sanga pendek dan epitelnya sangat berupa squamosa ( squamous compleks noncornificatum) Uretra berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke meatus eksterna, uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih hingga lubang air. (Pearce,1999).

Gambar 1. Anatomi Vesika urinaria pada pria

Gambar 2. Tractus UrinariusII.2 Definisi UretrografiTeknik atau prosedur atau tata cara pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-X dan memasukkan media kontras secara retrograde (berlawanan dengan alur sistem urinaria) untuk menegakkan diagnosa. II.3 Indikasi Uretrogrhapy Striktur Retensi urine Kelainan kongenital Fistule Tumor Batu uretra

II.4 Kontraindikasi Uretrogrhapy UrethritisMerupakan kontra indikasi absolute karena dapat menyebarkan infeksi pada tractus urinari distal dan proximal. Peradangan yang terjadi akan sulit untuk diobati. Stricture urethra Bukan kontra indikasi absolute, namun pemasukan kateter dapat memperparah keadaan.II.5 Komplikasi Uretrogrhapy INJURI URETRAPenggunaan cystoscopy dengan ukuran besar dan tidak digunakannya lubricant (jelly) memungkinkan injuri terjadi. BLADDER INJURI jarang terjadi. Apabila tekanan keras dengan paksaan dilakukan, maka perforasi bladder mungkin terjadi. PARAPHIMOSIS Mungkin terjadi pada pasien yang tdk dicircumsisi STRICTURE URETHRATidak digunakannya lubricant yang cukup dapat menyebabkan luka dan stricture kemudian. MEATAL STRICTURE : Ada stricture urethra CYSTITIS : Jika tidak dilakukan aseptic maka terjadi peradanganIntravasasi media kontras ke pembuluh darah atau kelenjar limfeEmboli, bila menggunakan media kontras dengan dasar minyak (oil-based)Kejang tuba, sebagai reaksi terhadap nyeri atau ketakutan yang akan memberikan gambaran palsu sebagai sumbatan.II.6 Persiapan PasienSama seperti persiapan pada pemeriksaan BNO-IVP, yakni :1. Hasil ureum dan creatinin normal2. Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya bubur kecap.3. 12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar.4. Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan5. Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok, dan banyak bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus6. Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk mengosongkan blass7. Akibat rasa takut pada jarum suntik, perlu diperhatikan : Penjelasan pada pasien Dorongan mental dan emosional 8. Penandatanganan Informed consent.II. 7. Persiapan Alat dan Bahan Pesawat sinar-X Media kontras iodium 20 cc Spuit 20 cc Needle 19 G Film dan kaset 24 x 30 dan 30 x 40 Grid atau bucky Marker R/L Kateter (dipasang dgn bantuan cystoscopy) DesinfektanII. 8. Prosedur Pemeriksaan Pemasangan kateter dilakukan oleh dokter urology dengan menggunakan bantuan cystoscopy, secara retrograde (berlawan dengan alur sistem urinary) melalui uretra sblm pemeriksaan mulai dilakukan.

Gambar 3. Kateter uretrografi Gambar 4. Pemasangan kateter uretrografi Gambar 5. Kateter uretrografi dalam VU Gambar 6. Pemasangan kateter dengan cytoscopy

II. 9. Menurut Bontrager, (2001) teknik pemeriksaan uretrografi adalah sebagai berikut :1. Foto Pendahuluan (Polos)Dilakukan sebelum media kontras dimasukkan dengan tujuan untuk mengetahui persiapan pasien, mengetahui struktur keseluruhan organ sebelum dimasukkan media kontras, mengetahui ketepatan posisi dan menentukan faktor eksposi selanjutnya. Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju renal pelvis, pada ginjal yang diperiksa. Diambil dengan menggunakan film 24x 30 Kontras dimasukkan kembali 5 cc sambil kateter ditarik perlahan, lalu foto, menggunakan film 30x40 cm untuk melihat daerah ureter. Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras habis, dan keteter dilepas. Foto diambil dengan menggunakan fim 30x40.Posisi Pasien : Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat diatas pada garis tengah meja pemeriksaan, dua kaki lurus dan kedua tangan disamping tubuh. Posisi Objek batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset sympisis pubis. Kriteria : Terlihat seluruh bagian dari kandung kemih, uretra dan gambaran dari tulang pelvis. Setelah dilakukan foto pendahuluan, media kontras dimasukkan kandung kemih dengan menggunakan kateter yang telah terpasang melalui uretra kemudian media kontras dimasukkan perlahan dengan spuit. Pengambilan radiograf dilakukan pada saat bersamaan media kontras dimasukkan ke uretra. Teknik RadiografiAntero Posterior (AP) Posisi pasien: Tidur terlentang diatas meja pemeriksaan Posisi objek: Daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis diatas kaset, kedua kaki direnggangkan. Batas atas kaset krista iliaka, batas bawah kaset sympisis pubis.Central Ray: 15 ke caudal Central Point : 5 cm diatas Sympisis PubisFFD : 100 cmKaset : 24 x 30 cmKriteria Gambar : Tampak tulang pelvis, ilium,ischium, sacrum dan symphisis pubis. Tampak rongga pelvis, tampak kandung kemih dan uretra yang terisi media kontras dengan kandung kemih tidak superposisi dengan symphisis pubis. Gambar 7. Posisi AP saat uretrigrafi Gambar 8. Kriteria photo Pelvis AP pada uretrografi Gambar 9. PhotobPelvis AP saat di injeksi kontra Gambar 10. Normal UretrografiAP OBLIQUE (RPO/LPO)Posisi pasien: Tidur terlentang diatas meja pemeriksaan Posisi objek : Daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis diatas kaset, daerah panggul diatur miring kira-kira 3540 derajat, kekanan/kekiri sesuai dengan posisi oblik yang dimaksud. Salah satu tangan berada di samping tubuh, lengan lainnya di tempatkan menyilang sambil berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Batas atas kaset pada krista iliaka, batas bawah kaset 2 cm di bawah simpisis pubisCentral Ray : Tegak lurus kaset Central Point : 5 cm diatas sympisis pubis dan 5 cm medial SIAS.FFD : 100 cmKaset : 24 x 30 cmKriteria Gambar : Tampak tulang pelvis, ilium, ischium,sacrum dan symphisis pubis. Tampak rongga pelvis, tampak kandung kemih dan uretra yang terisi media kontras dengan kandung kemih superposisi dengan symphisis pubis.Penggunaan proyeksi oblique pada pemeriksaan Urethrography bertujuan untuk memperlihatkan saluran uretra dengan ukuran paling panjang yang bebas dari superimposisi, memperjelas adanya ekstravasasi (rupture) ke daerah skrotum. Selain itu tujuan penggunaan posisi oblique pada pemeriksaan Urethrography adalah memperlihatkan apakah media kontras bisa melewati daerah yang dicurigai terdapat striktur dan masuk kedalam Blass serta dengan posisi oblique akan tampak identasi (radiolussen) pada bagian inferior blass. Gambar 11. Posisi Oblique Uretrografi Gambar 12. Kriteria photo Pelvis Oblique uretrografi Gambar 13. Normal oblique Uretrografi Gambar 14. Normal Oblique UretrografiII. 9 Macam-macam bahan kontras secara umum1. Definisi kontras media Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa. Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya. 2. Fungsi kontras media Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa. Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah: a. Visualisasi saluran kemih ( ginjal, vesika dan saluran kemih)b. Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)c. Visualisasi saluran empedu ( kandung empedu dan saluran empedu )d. Visualisasi saluran cerna ( lambung dan usus )3. Alasan penggunaan kontras Alasan penggunaan kontras media pada pemeriksaan radiografi adalah karena organ-organ yang diperiksa seperti pembuluh darah, organ saluran kemih, organ saluran cerna,dan saluran empedu tidak terlihat jika tidak mengunakan kontras media. Untuk itu diperlukan kontras media sehingga organ yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.4. Jenis-jenis kontras media berikut contohnya Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah) - Udara- CO2 - Gas lainnya Kontras media positif ( mempunyai nomor atom tinggi ) - Barium sulfatBahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.

- Golongan larut dalam air ( water soluble )Bahan Kontras Ionik

Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras.

(1). Bahan Kontras Ionik MonomerBahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul

(2). Bahan Kontras Ionik dimerMerupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat.Bahan Kontras Non-ionik.

Dua dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri. 1). Bahan kontras Non-ionik MonomerBahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer yang dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2). Contoh kontras media Non-ionik Manomer :- Iopamidol - Iohexol - Iopromide - Ioversol - Iopentol 2). Bahan Kontras Non-ionik DimerPembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras. 5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kontras, berikut pengaruhnya

OsmolalitasKonsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapatdinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air(H2O) pada suhu 37C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuranpartikel namun nilainya tergantung dari ; Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahankontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras non-ionikkarena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion) sehinggaosmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas berpengaruh terhadap toleransi kontrasmedia pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik , maka makin buruk toleransi kontrasmedia tersebut terhadap tubuh. Protein Binding Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein). Bertambah tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan tersebut terhadap tubuh atau sebaliknya. LipophylisityAdalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ), bertambah tinggi lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi bahan kontras media atau sebaliknya Viscosity ( kekentalan )Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang diperlukan untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada katerisasi diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah viscositynya. Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium, dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.

BAB IIIKESIMPULANUretrografi merupakam teknik atau prosedur atau tata cara pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-X dan memasukkan media kontras secara retrograde (berlawanan dengan alur sistem urinaria) untuk menegakkan diagnosa. Indikasidari uretrografi adalah Striktur,Retensi urine,Kelainan kongenital,Fistule,Tumor,Batu uretra.Kontraindikasi Uretrografi: UrethritisMerupakan kontra indikasi absolute karena dapat menyebarkan infeksi pada tractus urinari distal dan proximal. Peradangan yang terjadi akan sulit untuk diobati. Stricture urethra Bukan kontra indikasi absolute, namun pemasukan kateter dapat memperparah keadaan.Komplikasi Uretrografi INJURI URETRAPenggunaan cystoscopy dengan ukuran besar dan tidak digunakannya lubricant (jelly) memungkinkan injuri terjadi. BLADDER INJURI jarang terjadi. Apabila tekanan keras dengan paksaan dilakukan, maka perforasi bladder mungkin terjadi. PARAPHIMOSIS Mungkin terjadi pada pasien yang tdk dicircumsisi STRICTURE URETHRATidak digunakannya lubricant yang cukup dapat menyebabkan luka dan stricture kemudian. MEATAL STRICTURE : Ada stricture urethra CYSTITIS : Jika tidak dilakukan aseptic maka terjadi peradanganIntravasasi media kontras ke pembuluh darah atau kelenjar limfeEmboli, bila menggunakan media kontras dengan dasar minyak (oil-based)Kejang tuba, sebagai reaksi terhadap nyeri atau ketakutan yang akan memberikan gambaran palsu sebagai sumbatan.Persiapan PasienSama seperti persiapan pada pemeriksaan BNO-IVP, yakni :1. Hasil ureum dan creatinin normal2. Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya bubur kecap.3. 12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar.4. Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan5. Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok, dan banyak bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus6. Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk mengosongkan blass7. Akibat rasa takut pada jarum suntik, 8. Penandatanganan Informed consent.Teknik RadiografiDilakukan pengambilan plain photo sebelum media kontras dimasukkan dengan tujuan untuk mengetahui persiapan pasien, mengetahui struktur keseluruhan organ sebelum dimasukkan media kontras, mengetahui ketepatan posisi dan menentukan faktor eksposi selanjutnya. Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju renal pelvis, pada ginjal yang diperiksa. Diambil dengan menggunakan film 24x 30 Kontras dimasukkan kembali 5 cc sambil kateter ditarik perlahan, lalu foto, menggunakan film 30x40 cm untuk melihat daerah ureter. Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras habis, dan keteter dilepas. Foto diambil dengan menggunakan fim 30x40.Posisi Pasien : Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat diatas pada garis tengah meja pemeriksaan, dua kaki lurus dan kedua tangan disamping tubuh. Posisi Objek batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset sympisis pubis. Kriteria : Terlihat seluruh bagian dari kandung kemih, uretra dan gambaran dari tulang pelvis. Setelah dilakukan foto pendahuluan, media kontras dimasukkan kandung kemih dengan menggunakan kateter yang telah terpasang melalui uretra kemudian media kontras dimasukkan perlahan dengan spuit. Pengambilan radiograf dilakukan pada saat bersamaan media kontras dimasukkan ke uretra.