17
NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUS NRI : 080111315 RUANG : 7 URINE Urine adalah larutan cairan yang komplek, mengandung banyak substansi organik dan anorganik, yang merupakan hasil metabolisme atau produk langsung makanan dan cairan yang tercerna. ISI URINE Zat organik yang terpenting adalah: - urea - asam urat (urice acid) - kreatinin (creatinine) Zat anorganik utama adalah: - klorida (chlorides) - fosfat (phosphates) - sulfat (sulfates) - amonia (ammonia) Indeks Normal dan Proses Patologik URIN Pada umumnya penyakit ginjal intrinsik dan juga kondisi ektrarenal lain bisa mengubah komposisi urine. Substansi tertentu bisa muncul di dalam urine hanya bila ada kondisi patologik. Yang paling penting adalah hadirnya zat: - glucose - proteins - axcetone - darah - bilirubin Formasi Urine Formasi urin di dalam ginjal sangat komplek, dan merupakan proses vital yang diperlukan tubuh untuk menghindar dari produk sampah hasil metabolismenya.

Urine

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• URINE

• Urine adalah larutan cairan yang komplek, mengandung banyak substansi organik dan anorganik, yang merupakan hasil metabolisme atau produk langsung makanan dan cairan yang tercerna.

• ISI URINE

• Zat organik yang terpenting adalah:

- urea

- asam urat (urice acid)

- kreatinin (creatinine)

• Zat anorganik utama adalah:

- klorida (chlorides)

- fosfat (phosphates)

- sulfat (sulfates)

- amonia (ammonia)

• Indeks Normal dan Proses Patologik URIN

• Pada umumnya penyakit ginjal intrinsik dan juga kondisi ektrarenal lain bisa mengubah komposisi urine.

• Substansi tertentu bisa muncul di dalam urine hanya bila ada kondisi patologik.

• Yang paling penting adalah hadirnya zat:

- glucose

- proteins

- axcetone

- darah

- bilirubin

• Formasi Urine

• Formasi urin di dalam ginjal sangat komplek, dan merupakan proses vital yang diperlukan tubuh untuk menghindar dari produk sampah hasil metabolismenya.

• Penampilan renal adequate bergantung pada unit-unit fungsional ginjal nephrons, yang struktur mikroskopiknya berbeda terkait volume, konsentrasi, konstituent urin dari menit-ke-menit berbasis kebutuhan aktivitas tubuh.

• NEPHRON

• tersusun dari:

- bantalan kapiler darah glomerular

Page 2: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

- tubuli convulted proximal (atas)

- loop of Henle

- tubuli convulted distal (distal)

- ductus collectivus

yang menuju ke pelvis renis.

Masing ginjal berisi lebih kurang 1 million

nephrons

• URINE

• Formasi urine meliputi 3 (tiga) proses,

yakni:

- glomerular filtration

(proses penyaringan)

- tubular reabsorbtion

(proses penyerapan kembali)

- tubular secretion

(proses penyekresian)

• Glomeruli Filtration

• Pada dewasa:

Lebih kurang 1200 cc darah/menit melewati ginjal, mengekspose darah ke membrane semipermeable menunjang fungsi glomeruli.

Fungsi utama adalah: filtrasi, yang menghasil-kan 120cc/menit plasma berikut isinya yang tersaring dari darah untuk menjalankan proses lebih lanjut, proses ini meninggalkan sebagian besar plasma protein.

• Glomeruli Filtration (Lanjutan)

• Ultrafiltrate yang diterima di kapsul keliling glomeruli (Bowman capsule) mengandung konsentrai substansi kimia organik dan non-organik yang sama seperti yang ada di dalam darah (glucose, amino acid, urea, asam urat, sodium dan potasium serta lain-lain)

• Berat jenis dari hampir kesemua protein filtrate glomeruli adalah 1.010.

• Tubular Reabsorption

• Filtrate glomeruli melewati tubuli proximal,

80-90% air dan elektrolit, semua glocose, asam

amino, dan substansi lain yang berguna bagi

tubuh di reabsorbsi kembali masuk darah

Page 3: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

melalui sel-sel tubuli.

• Melalui berbagai jumlah elektrolit yang diserap

kembali, ginjal meregulasi konsentrasi mereka

di dalam cairan tubuh.

• Elektrolit penting yang di-reclaimed ini adalah:

Na, Ka, Ca, Cl, Mg, S, dan P.

• Tubular Reabsorption (Lanjutan)

• Reabsorbsi yang selektif meninggalkan produk sampah hasil metabolisme, di antaranya:

- urea,

- asam urat, dan

- creatinine

bisa diekskresikan bersama dalam urine yang

keluar.

Kerja glomeruli: menyerap kembali yang

diperlukan tubuh dan menolak yang berbahaya

bagi tubuh.

• TUBULAR SECRETION

• Sel tubuli sendiri memberi kesempatan substansi darah masuk ke dalam filtrate dan mengalir di dalam tubulinya.

• Molekul creatinine dan substansi sintetik, di antaranya: penisilin bergerak dari darah ke dalam filtrate di tubuli proximalis, sedangkan molekul air, amonia, dan kalium bergerak dari darah ke dalam filtrate di tubuli distal.

• TUBULAR SECRETION (Lanjutan-1) à URINE (URIN)

• Saat filtrate mencapai loop of Henle, yang

kecepatan originalnya (asli) 120ml/menit, akibat

absorpsi sebagain besar elektrolit-elektrolitnya

akan mengurang menjadi 20ml/menit.

• Aliran filtrate menurun lebih kurang 1ml/menit

saat mencapai ujung tubuli distal.

• Cairan final tubuli ini disebut URINE, menetes

melalui ductus collectivus masuk ke dalam

pelvis renis.

• TUBULAR SECRETION (Lanjutan-2)

Page 4: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Hormon yang bertanggungjawab adalah:

- ADH (hormon antidiuretik) asal neurohypophysis di otak berserta

- sodium-retaining hormone.

• Aliran darah, tipe dan jumlah beban cairan

dan status asam-basa mempengaruhi

penyesuaian ini.

• KOLEKSI URINE

• Semua spesimen untuk pemeriksaan laboratorium harus dikumpulkan: - bebas cemaran kimiawi

- steril

- alat penampung tertutup rapat.

Spesimen hasil tampungan langsung yang keluar dari tubuh cukup memenuhi sarat.

Namun ada juga pemeriksaan yang memerlukan

“midstream” specimen (Untuk pemeriksaan

mikrobiologik/bakteriologik)

• Koleksi spesimen melalui kateterisasi à berisiko infeksi

tractus genitourinaria dan pyelonephritis.

• PROSEDUR

Clean-Catch Specimen:

1. Kapas steril (Betadine)

2. Wanita: labia dibuka.

Pria preputium diretraksi

3. Bersihkan lubang meatus secara steril

4. Pasien mengeluarkan air seni sedikit, baru

kemudian ditampung ke dalam kontainer bersih /steril.

5. Tutup penampung dan bersihkan bagian luarnya.

• PROSEDUR (Lanjutan)

Closed Urinary Drainage System

1. Bersihkan pipa karet agar steril.

Page 5: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

2. Masukkan jarum suntik syringe ukuran besar

ke dalam pipa karet

3. Sedot keluar minimum 10-20 cc urin

4. Bersihkan saluran karet dengan solusio antiseptik

5. Masukkan specimen urin ke dalam alat penampung

steril.

• WAKTU KOLEKSI

• First morning specimen

• Random Specimen

• Post-prandial Specimen

• Afternoon Specimen

• Twentu-four Hour Specimen

Prosedur koleksi uniform harus ditaati agar tingkat akurasi hasil analisis dapat dipertanggung-jawabkan.

• PRESERVASI URINE

• Pemeriksaan harus dijalankan dalam 30 menit setelah urine di keluarkan, karena ada komponenyang tidak stabil. (contoh: urin dalam suhu kamar bisa menimbulkan pengendaptan fosfat urin alkaline, dan pertumbuhan bakteria à mengubah pH jadi alkaline)

• Bila tidak akan langsung diperiksa harus disim-pan di freezer (bakteriologi bisa sampai 2 jam)

• Zat kimia yang umum digunakan: toluene, thymol, formalin, dsb. sesuai maksud/tujuan pemeriksaan)

• PEMERIKSAAN FISIK URINE

• Volume

Volume urin bergantung pada:

- solute yang akan diekresikan,

- kehilangan cairan melalui keringat serta

- udara yang terhembus keluar,

- status penyakit ginjal, jantung pasien, dan

- pengaruh hormonal,

- berikut jumlah cairan yang diminum.

• Volume

• Nilai Normal:

Page 6: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

Dewasa: 800-2000/cc/hari, dengan rata-rata

1200-1500 cc/hari

Malam hari: tidak > dari 400cc

Ratio siang : malam à antara 2:1 – 3:1.

Kanak-kanak: 300-1500 cc/hari gergantung usia,

kira-kira 3-4x/per Kg berat badan seperti

juga pada dewasa.

• Variasi

• Polyuria: > 2000cc/hari atau 50cc/jam manakala habis puasa 14 jam tidak minum.

Peningkatan bisa terjadi pada:

- DM

- >> kalsium (hyperparathyroidism)

- Disfungsi hormonal

- Patologi Ginjal

- Obat-obat (diuretika)

- Urea, KCl, Na, S.

• Definisi Istilah:

• Oliguria:

Dalam kondisi kekurangan air, tetap akan ada urin yang keluar (sedikitnya 30cc/jam)

Oliguria: < dari 30cc/jam atau 500cc/24 jam/hari

• Anuria: < dari 10cc/jam atao 125cc/24 jam

(bisa akibat penurunan produksi atau obstruksi

slauran)

• Penurunan Jumlah Urin

• Turunnya Na dalam filtrate

• Turunnya sirkulasi darah

• Kurangnya intake cairan

• Dehydrasi

Page 7: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Bergesernya cairan dari plasma ke spatium interstitial

• Syok

• Patologi renal

• Keracunan

• Transfusion reaction

• Penyakit ginjal: Glomerulonephritis, acute pyelonephritis, kronik nefritis dsb.

• Bau dan Warna Urine

• Bau bisa berubah bila disimpan lama à tercemar bakteri à menjadi lebih pesing. (> amonia)

- Makanan: bawang putih, asparagus

- Obat: menthol

- Acetone (DM, kelaparan) à asam

- Manis seperti sirup maple: gangguan

heriditer pada bayi

- “mousey” phenylketonuria

- Tercemar bakterial (pus) à bau busuk.

• Warna

• Light straw à dark amber.

• Warna berubah sesuai BD, encer/kental

Abnormal:

- Merah

- Kuning-coklat

- Oranye merah sampai coklat

- Asam: hemoglobin: coklat bila dikocok.

(bisa juga oleh adanya melanin: melanotic

sarcoma)

• TURBIDITY

• Kekeruhan Urin

Urin baru berwarna bening, beberapa hari

pada suhu kamar à terjadi sedimen berupa:

- benang-benang mukus (asal vesica urinaria, prostate dan ginjal) à tak banyak arti klinis

Page 8: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

- fosfat (pada urine post prandial) à hilang pada yang dikoleksi 2-3 jam setelah makan.

- kontaminasi seluler pada wanita: normal

- bakteria (di bagian dasar kontainer)

Karena urin patologi selalu keruh maka harus diperiksa untuk deteksi penyebabnya.

• ANALISIS URIN RUTIN

• Dua sudut pandang yang menjadikan analisis urin penting:

1. diagnosis

2. deteksi gangguan metabolisme atau

penyakit sistemik yang tidak langusng

berkaitan dengan kondisi ginjalnya.

Pemeriksaan tersederhana: sugar, protein, ketone, dsb. Diikuti pemeriksaan sediment, cukup memberikan informasi yang berharga.

• Berat Jenis

• Glomerular renal memfiltrasi hampir 170 liter cairan/hari, namun hanya 1.5 liter yang dibuang keluar sebagai urin/hari.

• Reduksi volume terjadi akibat adanya proses reabsorbsi air dan larutannya di tubuli renis, yang teregulasi hormon ADH.

• Ginjal sehat akan senantiasa mengatur volume urine serta konsentrasi larutannya untuk mempertahankan homeostatis carian tubuh dan elektrolit. Dengan cara selektif mereabsorbsi dan mengekskresi elektrolit, garam dan air.

• Berat jenis (Lanjutan)

• Pada seorang yang sehat: mengkonsumsi banyak air akan menghasilkan volume urin yang meninggi dan encer.

• Di lain pihak, kekurangan air akan menghasilkan urin yang kurang jumlahnya dan kental isinya akibat air yang dikonservasi ginjal.

• Untuk menentukan encer atau pekatnya urin, maka diukur berat jenisnya, yang akan menjadi indikator konsentrasi zat yang larut di dalamnya.

• Arti Klinis BD Urin

• Kelainan BD menunjukkan ada ketidak-mampuan tubuli renis atau deficiensy ADH.

• Hasil ukur normal BD untuk membedakan prerenal oliguri (dehydrasi) akibat gangguan ginjal (ATN).

• Diferensiasi manjadi penting untuk:

- mengurangi cairan pasien dengan ATN dan

- memberi infuse elektrolit pada pasien

dehydration.

Page 9: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Nilai Normal BD

• Dewasa dengan diet dan konsumsi air normal adalah: 1.016-1.022 selama 24 jam.

BD pagi hari bisa 1.007-1.030.

Stress: BD antara 1.001-1.040.

• BD > 1.040 menunjukkan adanya substansi abnormal, di antaranya:

- glucose,

- protein berat, atau

- kontrast media pada X-ray.

• Peningkatan BD, >1.020

• Bisa akibat adanya gangguan:

- Penurunan intake cairan

- Pemberian dekstrans

- Fever

- Albumin intravena

- Urine preservative

- X-ray contrast media.

• Penurunan BD < 1.009

• BD menurun:

- Acute renal failure

- Alkalosis

- Diabetes incipidus

- Hypercalcemia (akibat penyakit tulang, hyperparatyroidism, vitamin D, intoxication)

- Hypothermia

- Peningkatan intake cairan

- Penyakit parenchymal renal (pyelonephritis, polycystic disease, hydronephrosis

- Defisiensi Kalium yang berat.

• Reaksi pH URIN

• pH urin adalah ukuran jumlah ion hidrogen bebas yang dikeluarkan tubuh.

Page 10: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Tubuli renis bersama paru berperan inti dalam mempertahankan konsentrasi ion hidrogen yang normal di dalam plasma serta cairan ekstraseluler.

• Perubahan pH urin bergantung utama pada komposisi asam-basa di dalam darah.

• Nilai normal: 6 (dewasa antara 4.6-8). Aktivitas

fisiologis yang berpengaruh: di antaranya, tidur, penurunan ventilasi paru, respirasi acidosis, makan.

• Siknifikansi Klinis pH Urin

• pH urin di bawah kontrol:

- sekresi ion hidrogen oleh tubuli renis

- ekskresi asam metabolisme oleh glomeruli,

- formasi amonia, reabsorpsi bikarbonat, perubahan laju filtrasi glomuruli dan

- aliran darah di ginjal.

Asam non-volatile hasil produksi berlebih aktivitas metabolisme (dari protein dan lemak) yang tidak dapat dikeluarkan oleh paru harus

dibuang keluar tubuh lewat ginjal.

• GLUCOSE & NON GLUCOSE SUGARS

• Pemeriksaan laboratorium dasar pasien meliputi deteksi glycosuria.

• Tujuan primer adalah deteksi diabetes mellitus.

• Glycosuria juga bisa terjadi pada gangguan:

- memakan glucose berlebih

- aktivitas tubuli renis yang terganggu,

Pemeriksaan glycosuria sebaiknya dilaksanakan dengan spesimen post-prandial.

• Siknifikansi Klinis dan Nilai Normal

• Tubuli renis berkapasitas maksimum reabsorbsi 160-180mg/100cc darah. Apabila kadar di darah lebih dari ini, glucose akan dikeluarkan melalui urin. Glucose bisa juga muncul di urin apabila kapasitas reabsorbsi tubuli menurun.

• Nilai normal: urin normal mengandung 15mg/100 cc urine berserta substansi lain yang bisa menimbulkan hasil tes “false positif”.

• Galactosuria bisa timbul pada gangguan hati

• Lactouria umum timbul pada kehamilan dan laktasi.

• PROTEIN

• Adanya proteinuria adalah indikator peka bagi gangguan ginjal.

• Karena derejat proteinuria berubah sesuai berat dan tipe penyakit, oleh karenanya pengukuran jumlah protein dalam urin sangat membantu penegakkan diagnosis dan pemberian terapinya.

Page 11: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Kadar yang ringan bisa terjadi pada non-patologik: latihan fisik yang berat, stres emosional yang berat, terpajan suhu dingin yang lama.

• Proteinuria yang kepanjangan à gangguan ginjal walau bisa saja hanya kerusakan yang minim.

• Siknifikansi Klinik dan Nilai Normal

• Secara teori proteinuria terjadi pada:

- ekses protein lewat glomeruli ginjal yang rusak akibat penyakit

- gangguan fungsi reabsorbsi normal tubuli

- sekresi protein abnormal dari plasma oleh sel tubuli renis.

Sebab yang terumum patologik adalah meningkatnya jumlah yang lewat filter capiler glomeruli yang rusak ketimbang gangguan reabsorpsi tubuli renal.

• PROTEINURIA

• Proteinuria berat (> 4gm/24 jam)

- glomerulonephritis akut, kronik

- penyakit amyloid

- Lupus erythematosus

- Sindroma nephrotik

- Kongesti berat ginjal.

• False (semu) proteinuria: tercampurnya urin normal dengan substansi mengandung:

protein, pus, darah, atau discharge vaginal.

• Proteinuria (Lanjutan-1)

• Proteinuria Moderat (0.5-4 gm/24 jam):

- Tumor abdominal, obstruksi usus

- Infeksi akut (bakteri dan toksinnya), septicaemia

- Penyakit jantung, subakut endokarditis, lesi CNS

- Terapi obat (AU, neomycin, sulfonamides, barbiturates)

- Gangguan darah (anemia berat, leukemia, purpura)

- Penyakit hati, hipertiroid, radiasi ginjal, multipel myeloma

- Nephrotik diabetes insipidus, nepfrosklerosis, pyelonephritis hipertensi, Toxemia gravidarum

- Iritasi toxic ginjal akibat zat-zat kimia.

• Proteinuria (Lanjutan-1)

• Proteinuria Minimal (< 0.5 gm/24 jam)

Page 12: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

- pyelonephritis kronik

- penyakit ginjal polycystic

- ATN (Renal tubular disease)

• Transient Proteinuria

- Dehydration

- Stress emotional

- Terpajan suhu dingin

- Post hemorrhage

- Post suntikan epinefrin, norepinefrin

- Orthostatic proteinuria (siang hari)

- Deplesi garam NaCl

- Latihan fisik yang berat dan belum terbiasa.

• KETONES

• Substansi keton bodies berasal dari hati sebagai hasil metabolisme lemak yang tidak komplit.

• Ketonuria terdiri dari diacetic acid 20%, acetone 2% dan asam beta-hidroksibutirik 78%. Indikator ketonuria adalah adanya acetone.

• Ketonuria umumnya timbul sebagai komplikasi diabetes mellitus à acidosis à coma. (indikator untuk membedakan coma ketosis, uremia, hypoglikemia, CVD, gangguan-gangguan lain).

• Siknifikansi Klinik dan Nilai Normal

• Secara umum, derajat ketonuira merefleksikan adanya stres metabolisme yang berat.

• Saat ini semua DM secara regular harus rutin dites untuk deteksi ketonuria, glycosuria, terutama pada yang sedang terserang infeksi.

• Nilai normal: 0.3 – 2mg/100 cc urine.

• Kadar 20-30mg/100cc sudah cukup siknifikan menunjukkan adanya ketimpangan metabolisme yang moderat berat.

• Variasi Ketonuria

• Ketonuria bisa dijumpai pada:

- Pemberian anestesia

- Cachexia, kelaparan berat

- Muntah rutin pada kanak-kanak

- Diet imbalans, gangguan pencernaan, diare berat

- Eclampsia, muntah-muntah kehamilan

Page 13: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

- Terpajan suhu dingin, latihan fisik berat

- Penyakit demam

- Stenosis pyloric

- Terapi diet ketogenik (lemak tinggi, rendah C-H

pada epilepsi)

- DM tak terkontrol

- Penyakit herediter (eror metabolisme C-H)

• OCCULT BLOOD

• Hadirnya eritrosit dalam urin kadang terlalu sedikit dan sulit dideteksi.

• Zat untuk mendeteksi bereaksi dengan hemoglobin bebas (hemoglobinuria).

• Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin untuk menemukan sel eritrosit (hematuria). Walau hematuria lebih sering ditemukan, pada pemeriksaan analisis urin, kedua cara tersebut harus senantiasa dijalankan berbarengan.

• Siknifikansi Klinis Dan Nilai Normal

• Hadirnya sel eritrosit dalam urin bisa akibat trauma, hemorrhage, infarction, atau infeksi di tingkat mana saja dari sistem urinnya.

• Nilai Normal: tidak boleh ada hadir sel darah eritrosit atau hemoglobin bebas di dalam urin.

• Kehadiran sel eritrosit atau hemoglobin bisa pada: autoimmune hemolytic anemia, obat-obat, luka bakar berat, keracunan kimia, berbaris “March”, Plasmodium falciparum, reaksi transfusi, racun ular.

• Billirubin

• Bilirubinuria adalah signifikan menunjukkan adanya jaundice (icteric) pada deteksi gangguan hati.

• Kehadiran bilirubinuria lebih dahulu dari jaundice yang nampak oleh mata. Juga bisa ditemukan pada gangguan hati yang tidak disertai icterus.

• Warna urine menjadi kunig-oranye sampai coklat. Bilirubinuria tidak terjadi pada obstructive atau hepatic jaundice.

• Siknifikansi Klinis & Nilai Normal

• Bilirubin adalah hasil pembongkaran hemoglobin oleh hati dan limpa. Bilirubin mengembara ke dalam sel parenchym hati, bergabung dengan glucoronic acid yang water-soluble. Bilirubin dieksresi ke dalam GI (gastro-intestinal) tract, dan secara normal hanya jumlah kecil yang akan ditemukan di plasma.

• Sumbatan aliran empedu menimbulkan peningkatan bilirubin darah à bilirubinemia, yang soluble maka bisa mudah lewat glomeruli dan hadir di urin.

• Siknifikansi Klinis & Nilai Normal (Lanjutan)

• Bilirubinemia pada gangguan hemolitik tidak menimbulkan bilirubinuria, karena bilirubin plasma yang meningkat adalah dalam bentuk bebas yang water-insoluble (tidak larut di air).

Page 14: Urine

NAMA : DENISSE CHRISTIAN LAMPUSNRI : 080111315

RUANG : 7

• Adanya bilirubinuria dimanfaatkan sebagai panduan manajemen klinik dan terapi gangguan hati dan saluran empedu pada obstruksi (sumbatan), periferal fibrosis atau adanya inflamasi dan gangguan hepatoselular.

• Nilai normal: 0.02mg bilirubin/100cc urin.

• Pustaka Rujukan

• C. Judith Byrne

• Dolores F. Saxton

• Phyllis K Pelikan

• Patricia M. Nugent

LABORATORY TESTS

Implications for Nurses and

Allied Health Profesionals

PEMERIKASAAN YANG PERLU DILAKUKAN PADA GAGAL GINJAL

Pemeriksaan laboratoriumUntuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GG, menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun,Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia). Kemungkinan  abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.Ultrasonografi (USG)Untuk mencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau massa tumor, dan untuk menilai apakah proses sudah lanjut.Foto Polos AbdomenSebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain.Pieolografi Intra-Vena (PIV)Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.Pemeriksaan Pielografi RetrogradDilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel.Pemeriksaan Foto DadaDapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial.Pemeriksaan Radiologi TulangMencari osteodistrofi dan kalsifikasi metastatik.