35
BATU SALURAN KEMIH AHMAD AZROEI BIN MOHD YUSUP @ MUALLIF 102008312 e-mail : [email protected] Abstrak Traktus urinarius merupakan bagian organ terpenting pada manusia yang terdiri dari organ utama yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria, dan urethra. Dengan ginjal sebagai organ utama, tugas traktus ini adalah untuk menyaring darah dan membuang kotoran dari dalam tubuh. Namun, terdapat berbagai penyakit yang bisa menyerang traktus ini antaranya adalah batu saluran kemih. Batu saluran kemih merupakan penyakit yang telah ditemukan pada waktu sebelum masehi lagi, ia ditemukan pada satu mummi di Mesir. Batu saluran kemih ( calculi ) merupakan massa mineral yang

Urolithiasis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

urolithiasis

Citation preview

Page 1: Urolithiasis

BATU SALURAN KEMIH

AHMAD AZROEI BIN MOHD YUSUP @ MUALLIF

102008312

e-mail : [email protected]

Abstrak

Traktus urinarius merupakan bagian organ terpenting pada manusia yang terdiri dari

organ utama yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria, dan urethra. Dengan ginjal sebagai organ utama,

tugas traktus ini adalah untuk menyaring darah dan membuang kotoran dari dalam tubuh.

Namun, terdapat berbagai penyakit yang bisa menyerang traktus ini antaranya adalah batu

saluran kemih. Batu saluran kemih merupakan penyakit yang telah ditemukan pada waktu

sebelum masehi lagi, ia ditemukan pada satu mummi di Mesir. Batu saluran kemih ( calculi )

merupakan massa mineral yang terbentuk di saluran kemih yang bisa menyebabkan nyeri dan

pendarahan saluran kemih. Penyakit ini banyak diderita di negara-negara berkembang termasuk

Indonesia karena sumber air minum yang mengandungi banyak mineral yang mengakibatkan

terjadinya batu di saluran kemih.

Page 2: Urolithiasis

Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan menanyakan kepada pasien perkara-perkara berikut:

1. Keluhan utama pasien beserta sifat keluhan utama

Penderita batu saluran kemih sering akan mempunyai sakit terutama di bagian pinggang

dan ke bawah sama ada kolik ataupun tidak.

2. Keluhan lain pasien

Penderita batu saluran kemih mungkin mempunyai keluhan penyerta yang lain seperti

demam, disuria, oliguria dan tanda-tanda gangguan ginjal lainnya. Ditanya juga

mengenai kelainan sewaktu berkemih.

3. Riwayat perjalanan penyakit pasien

Ditanyakan intensitas sakit, tempat-tempat yang sakit, dan juga lama sakitnya pasien.

Juga ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama sebelum ini.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Ditanyakan adanya anggota keluarga lain yang pernah menderita sakit seperti ini karena

antara faktor resiko urolithiasis adalah faktor inheriter.

5. Riwayat penyakit lain

Di tanyakan adakah pasien ada didiagnosis dengan penyakit lain sebelum ini seperti

hipertensi, diabetis mellitus, kelainan darah dan jantung, penyakit sendi seperti gout

arthritis atau penyakit-penyakit lain

6. Obat-obatan yang pernah diambil oleh si pasien

Page 3: Urolithiasis

Pemeriksaan Fisik1,2

1. Melakukan pemeriksaan tanda vital pasien untuk melihat keadaan umum pasien.

2. Melakukan pemeriksaan fisik khas urologi :

a. Melakukan pemeriksaan fisik ginjal :

1. Inspeksi untuk melihat adanya massa di bagian ginjal

2. Palpasi dilakukan pada daerah supra simfisis dengan cara bimanual atau

ballotemen untuk melihat adanya pembesaran ginjal atau tidak.

3. Melakukan palpasi dan perkusi pada sudut kostovertebra untuk melihat adanya

nyeri tekan dan nyeri ketuk.

4. Melakukan auskultasi untuk mengetahui adanya bruit atau tidak.

Pemeriksaan Penunjang1,3,4

1. Melakukan pemeriksaan urin rutin.

Pada pasien dengan batu saluran kemih, selalunya terdapat :

a. Makroskopik atau mikroskopik hematuria karena lesi yang diakibatkan oleh batu di

dalam traktus urinarius.

b. Untuk menilai adanya lekosituria, bakteriuria ( pemeriksaan nitrit ) dan pH urin untuk

mendeteksi adanya infeksi bakteri di saluran kemih

c. Kristal urin mungkin terdekteksi pada pemeriksaan urin seperti kristal kalsium

oksalat, asam urat, struvit dan juga sistin.

2. Melakukan pemeriksaan laju endap darah dan hitung darah lengkap

Page 4: Urolithiasis

3. Melakukan pemeriksaan urin 24 jam

Pemeriksaan urin 24 jam dilakukan untuk menilai kadar mineral seperti kalsium, fosfat,

okslat dan mineral lain di dalam urin

4. Melakukan pemeriksaan radiologi1,4

a. Pemeriksaan foto polos BNO

Untuk melihat adanya batu pada saluran kemih. Batu yang kelihatan selalunya adalah

batu jenis radioopaque yaitu batu batu kalsium dan oksalat. Batu asam urat dan sistin

selalunya lebih radioluscent dan tidak terlihat pada pemeriksaan BNO. Foto ini dibuat

sebelum foto IVP dan persiapan yang harus dilakukan adalah :

1. Puasa 8 jam sebelum difoto

2. Mengurangkan minum dan serat 24 jam sebelum difoto.

3. Memakan laxantia pada malam sebelum di foto

Gambar 1: Batu dalam pemeriksaan foto polos BNO

Page 5: Urolithiasis

b. Pemeriksaan IVP ( Intravenous Pyelography )

Merupakan pemeriksaan foto di mana penderita diberikan suntikan kontras intra vena

dengan tujuan utama untuk memastikan posisi batu yang terlihat pada pemeriksaan

BNO dan juga melihat adanya obstruksi saluran kemih atau tidak. Pemeriksaan ini

tidak dilakukan dalam keadaan berikut :

1. Dengan alergi kontras media

2. Dengan level kreatinin serum > 200μmol/L (>2mg/dl)

3. Dalam pengobatan metformin

4. Dengan myelomatosis

Gambar 2: Perbedaan pemeriksaan IVP pada orang normal ( figure 1 ) dan penderita

ureterolithiasis ( figure 2)

c. Ultrasonography, USG4

Digunakan untuk mendeteksi batu yang radiolusent pada pemeriksaan BNO dan IVP

atau batu radioopaque yang sangat kecil karena semua jenis batu dapat dideteksi

Page 6: Urolithiasis

dengan USG. Juga sering digunakan pada pasien dengan kontraindikasi kontras.

Pemeriksaan ini dapat juga menilai perubahan anatomi yang berlaku pada traktus

urinarius tapi sering tidak dapat digunakan untuk menilai batu di ureter yang

salurannya kecil dan berliku-liku. Lithiasis sering dapat dilihat dengan ciri

hiperechoic dan mempunyai posterior acoustic shadow.

Gambar 3: USG menunjukkan batu di vesika urinaria

d. CT Scan

Spiral CT scan dapat mendeteksi semua jenis batu di saluran kemih dan lebih mahal

disbanding USG dan IVP dan sering digunakan di negara-negara maju. Spiral CT

Page 7: Urolithiasis

scan tidak memerlukan kontras dan memberikan hasil yang paling sensitive dan

spesifik.

Gambar 4: Panah menunjukkan nephrolithiasis pada pemeriksaan spiral CT scan

Diagnosis Kerja1,3,5,6

Diagnosis kerja skenario ini adalah batu saluran kemih atau urolithiasis. Calculi atau

lithiasis ini dapat terjadi pada semua bagian traktus urinarius yaitu dapat terjadi di ginjal, ureter,

vesika urinaria dan juga urethra

a. Batu ureter ( Ureterolithiasis )

Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal, yang

turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi

tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic junction (UPJ),

persilangan ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding buli.

Page 8: Urolithiasis

b. Batu ginjal ( Nephrolithiasis )

Merupakan batu yang sering terjadi di pelvis ginjal dan terkumpul di calices ginjal.

Pembentukan batu dan posisi batu di bagian ini dapat mengakibatkan obstruksi di bagian

pelvis ginjal dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi dan obstruksi

bilateral. Kemungkinan batu dapat keluar spontan juga merupakan bahan pertimbangan.

Batu berukuran kurang dari 5 mm mempunyai kemungkinan keluar spontan 80%.

Tindakan aktif umumnya dianjurkan pada batu berukuran lebih dari 5 mm

c. Batu saluran kemih ( Cystolithiasis )

Pada umumnya komposisi batu kandung kemih terdiri dari : batu infeksi(struvit),

ammonium asam urat dan kalsium oksalat.

Batu kandung kemih sering ditemukan secara tidak sengaja pada penderita dengan gejala

obstruktif dan iritatif saat berkemih. Tidak jarang penderita datang dengan keluhan

disuria, nyeri suprapubik, hematuria dan buang air kecil berhenti tiba-tiba.

Batu ini dapat terdiri dari berbagai komposisi, antara batu yang umumnya adalah

sebagian besar terdiri dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan

kalsium oksalat dihidrat. Sedang sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit

dan batu sistin.

Calculi renal dapat terdiri dari berbagai komposisi mineral namun jenis batu yang sering

terjadi adalah :2,5,6

1. Batu kalsium

Merupakan batu yang tersering berlaku di ginjal. Sering berlaku pada lelaki pada

periode dekade ketiga dan keempat kehidupan. Lebih 50 % penderita akan mengalami

Page 9: Urolithiasis

kekambuhan selepas mendapat terapi. Batu kalsium ini dapat bergabung dengan

mineral lain seperti oksalat ( tersering ), fosfat dan karbonat. Batu jenis ini juga dapat

dikaitkan dengan penyakit berikut :

a. Hipertiroidism

b. Kebocoran kalsium dan fosfat di renal

c. Hiperurikosuria

d. Hiperoksaluria

2. Batu asam urat

Batu asam urat sering terjadi pada penderita lelaki berbanding wanita dan selalu

dihidapi oleh penderita gout dan atau kemoterapi. Batu ini dapat menjadi besar

( staghorn ).

3. Batu struvit

Batu struvit sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih dan sering terjadi pada

wanita. Batu ini selalunya besar ( staghorn caliculi ) dan akan menimbulkan blokade

di saluran kemih.

4. Batu sistin

Batu sistin merupakan batu yang paling sedikit insidennya. Batu ini dapat terjadi

karena defek metabolisme intrinsik mengakibatkan kegagalan reabsorpsi tubular

ginjal sistin, ornitin, lisin, dan arginin. Urin menjadi jenuh dengan sistin, dengan

deposisi kristal yang dihasilkan. Penyakit ini menyerang lelaki dan wanita dan sering

inherited.

Page 10: Urolithiasis

Differensial Diagnosis

1. Infeksi saluran kemih

Merupakan penyakit saluran kemih yang bisa menyebabkan sakit pada bagian perut

ke bawah sehingga ke testis. Infeksi saluran kemih dapat terdiri dari :

a. Cystitis

b. Prostatitis

c. Urethritis

d. Pyelonephritis akut dan kronik

e. Complicated infection

Pasien yang menderita infeksi saluran kemih bisa datang dengan keluhan yang sama

dengan gejala lithiasis dan disertai dengan gejala lain seperti dysuria, poliuria dan

hematuria. Pasien juga dapat datang dengan urethral discharge jika penyebab infeksi

adalah dari tertular penyakit seksual ( STD ).

Kultur urin dilakukan pada pasien untuk menentukan diagnosis infeksi saluran kemih

selain pemeriksaan urin rutin yang ditemukan hitung bacteria lebih dari 105 CFU/ml pada

sampel pengumpulan urin midstream. Selain itu, pemeriksaan urin rutin juga selalu dapat

menemukan nitrates, leukosit, hematuria dan proteinuria. Penemuan silinder sel darah

putih menunjukkan adanya infeksi di parenkim renal.

Masalah mungkin timbul jika infeksi saluran kemih dan urolithiasis wujud secara

bersamaan. Apabila pasien tersangka menderita penyakit ini secara bersamaan, imaging

dibutuhkan untuk menentukan diagnosis. Antibiotik dapat dipakai secara oral atau IV

sebagai terapi untuk peyakit infeksi saluran kemih.

Page 11: Urolithiasis

2. Pyelonephritis

Pyelonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang

disebabkan karena adanya infeksi oleh mikroorganisme. Infeksi ini paling sering akibat

infeksi ascenden dari traktus urinarius bagian bawah. Antara penyebab pyelonephritis

adalah :

1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll).

2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat

3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke

dalam ureter.

4. Kehamilan

5. Kencing Manis

6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk malawan infeksi.

Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai

menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga

menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi

berkemih yang meningkat.

Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang

desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi.

Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut

berkontraksi kuat.

Page 12: Urolithiasis

3. Oklusi arteri renal akut

Adalah suatu keadaan di mana supply darah ke ginjal terblokir disebabkan

terbentuknya emboli akibat dari trauma yang terjadi di bagian abdomen. Kejadian ini

biasanya berlaku pada arteri renalis. Apabila supply arteri terblokir, maka fungsi ginjal

akan terganggu.

Antara gejala yang akan timbul ialah :

a. Nyeri abdomen

b. Oligouria

c. Lower back pain

d. Hematuria

Pada kelainan ini, bisa dikesan melalui MRI dengan tampak gambaran

berkurangnya aliran darah di arteri renalis.

Etiologi1,5

1. Dehidrasi dan diet

Kurangnya asupan air dan meningkatnya konsentrasi mineral-mineral di dalam badan

akan meningkatkan resiko mineral-mineral di dalam tubuh untuk mengendap di

saluran kemih.

2. Kelainan di gastrointestinal

Malabsorpsi lemak, penyakit inflamasi gastrointestinal, reseksi bowel dapat

menyebabkan pengurangan pengeluaran urin dan dapat menyebabkan hiperoxaluria,

dan hyperuic-aciduria.

Page 13: Urolithiasis

3. Hiperparatiroidism atau hiperkalsemi

Hiperparatirodism dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium di dalam darah

dengan meningkatkan pengambilan kalsium dari tulang dan juga usus melalui

peningkatna vitamin D. Hiperkalsuria juga dapat berlaku karena faktor idiopatik,

kanker, obat-obatan tertentu, diet dan juga penyakit lain.

4. Gout dan hiperuricosuria

Peningkatan asam urat dalam penyakit gout dapat mempromosi batu kalsium oksalat

karena kalsium oksalat dapat bergabung dengan asam urat menjadi nidus.

Peningkatan asam urat di dalam darah juga dapat meningkatkan presepitasi kristal

dan menjadi batu asam urat di saluran kemih.

5. Infeksi dengan bakteri penghasil urease

Infeksi seperti infeksi proteus dapat menghasilkan urease dan menghasilkan urea

spilitting dan menginduksi pembentukan batu struvit.

6. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan tertentu seperti acetazolamide, allopurinal, triamterene dan

obat-obat lain dapat menyebabkan pembentukan batu karena mempunyai solubility

yang rendah di dalam urin.

7. Kelainan tubuli renal

a. Sistinuria dapat berlaku karena penyakit inheriter defek metabolisme intrinsik

mengakibatkan kegagalan reabsorpsi tubular ginjal sistin, ornitin, lisin, dan

arginin. Peningkatan sistin yang mempunyai solubilitas yang rendah dapat

menyebabkan terjadinya batu sistin.

Page 14: Urolithiasis

b. Pengurangan reabsorpsi mineral seperti kalsium di tubuli renal juga dapat

menyebabkan terjadinya batu saluran kemih.

8. Idiopatik lithiasis

Epidemiologi5,6

Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit urologi tersering yang terjadi di seluruh

dunia. Di Amerika Serikat, diperhitungkan sebanyak 13 % lelaki dan 7% wanita akan menderita

penyakit lithiasis sepanjang hidup mereka. Di Asia pula, sekitar 5% akan menderita penyakit

lithiasis ini sepanjang hidup mereka.

Di Indonesia yaitu antara negara yang termasuk di dalam lingkungan ‘stone belt’ selain

Thailand dan India , penyakit batu di saluran kemih merupakan penyakit tersering di bagian

urologi terutama batu di saluran kemih distal karena air minum yang mengandungi saturasi

mineral yang tinggi dan juga diet yang tinggi mineral.

Penyakut lithiasis selalunya berlaku pada lelaki berbanding wanita kecuali bagi batu

struvit di mana penderita wanita lebih banyak dari penderita lelaki. Penyakit lithiasis sering

berlaku pada decade ke empat dan ketiga kehidupan.

Page 15: Urolithiasis

Patofisiologi1,5

Batu dapat terjadi karena beberapa faktor fisik seperti :

1. Supersaturasi

Peningkatan kadar mineral di dalam urin sehingga melewati kadar metastabiliti

mengakibatkan nukleanisasi spontan dan juga pembesaran kristal di dalam saluran

kemih. Peningkatan saturasi bisa berlaku karena peningkatan ekskresi mineral di

tubuli dan juga berkurangnya pembentukan volume urin.

2. Kristalisasi

Merupakan mekanisme major dalam pembentukan batu di saluran kemih. Nukleasasi

heterogen dapat berlaku apabila terdapat kristal kecil ( contoh : asam urat ) yang

bertindak sebagai nidus dan menarik kristal lain ( contoh : oksalat dan kalasium )

akan meningkatkan kristalisasi batu walaupun saturasi mineral masih di bawah kadar

supersaturasi.

3. Inhibitor kristalisasi

Urin mempunyai inhibitor pembentukan kristal pyrofosfat inoraganic, sitrat, dan

glikoprotein. Pengurangan inhibitor ini dapat mengakibatkan terbentuknya batu di

saluran kemih.

4. pH urin

pH urin berperan penting dalam menentukan solubilitas mineral di dalam urin. Asam

urat dan sistin tidak larut di dalam urin berpH rendah manakala kristal kalsium dan

fosfat tidak dapat larut di dalam urin berpH tinggi.

Page 16: Urolithiasis

Gejala klinis1-3,5,6

Gejala utama adalah sakit atau kolik yang tiba-tiba, datang dan pergi di bagian :

1. Bawah perut dan sisi belakang

2. Nyeri bisa menjalar dari bagian perut hingga ke daerah selangkangan ( pangkal paha),

penis dan testis.

Gejala ini akan disertai gejala penyerta yang lain :

1. Demam

2. Hematuria

3. Warna urin yang abnormal

4. Kencing berbutir-butir atau pasir

5. Disuria dan oliguria

6. Mual dan muntah

Penatalaksanaan

1. Tindakan darurat renal kolik2,3,5

a. Memberikan analgesic secara oral atau jika tidak mencukupi diberikan secara IV.

Alagesic yang sering diberikan adalah dari golongan NSAID seperti ketorolac dan

ibuprofen dan juga dapat diberikan morphine jika kolik berat.

b. Pasien yang datang dengan gejala mual dan muntah dapat diberikan antiemetic seperti

metocloporamide, promethazine, prochlorperazine, dan hydroxyzine

2. Tindakan mengeluarkan batu dari saluran kemih1,2,5

a. Batu yang saiznya kurang dari 5mm dapat keluar spontan dan tidak diperlukan

tindakan bedah.

Page 17: Urolithiasis

b. Bagi membantu pengeluaran batu di saluran kemih, pemberian cairan secara oral

untuk meningkatkan diuresis menjadi lebih 2 L sehari selain digunakan alpha bloker (

tamsulosin dan terazosin ) dan calcium channel blocker ( nifedipin ) untuk

merelaksasi otot polos.

c. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk batu saluran kemih :2

1. Obat spesifik untuk batu tertentu

a. Sitrat

Merupakan agen alkalinisasi yang meningkatkan pH urin untuk menghambat

pembentukan batu oksalat.

b. Kolestiramin

Dapat digunakan pada batu oksalat untuk mengobati malabsorpsi lemak.

c. Tiazid

Merupaka satu diuretic yang meningkatkan mengurangkan ekskresi kalsium di

dalam urin. Tiazid dapat digunakan untuk penderita yang mempunyai gejala

hiperkalsiuria selain pembentukan menghambat batu yang mengandungi

kalsium seperti kalsium oksalat dan kalsium fosfat.

d. Allopurinol

Digunakan untuk menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh apabila pasien

menderita hiperurikosuria. Dapat digunakan pada penderita batu kalsium

dengan hiperuikosuria dan juga penderita batu asam urat.

e. Mendelamin

Merupakan sejenis antibiotic yang dapat digunakan pada batu struvit karena

penyebab tersering batu struvit adalah infeksi saluran kemih.

Page 18: Urolithiasis

3. Tindakan bedah dan pemecahan batu1,2,5,6

a. Shockwave Lithotripsy ( SWL )

Merupakan pilihan utama terapi pemecahan batu sekarang. SWL banyak digunakan

dalam penanganan batu saluran kencing dan merupakan terapi terbaik untuk batu di

bawah 2 cm dan terletak di ginjal dan ureter proksimal. Prinsip dari SWL adalah

memecah batu saluran kencing dengan menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan

oleh mesin dari luar tubuh. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin di luar tubuh

dapat difokuskan ke arah batu dengan berbagai cara. Sesampainya di batu, gelombang

kejut tadi akan melepas energinya. Diperlukan beberapa ribu kali gelombang kejut untuk

memecah batu hingga menjadi pecahan-pecahan kecil, agar supaya bisa keluar bersama

kencing tanpa menimbulkan sakit.

Berbagai tipe mesin SWL bisa didapatkan saat ini. Walau prinsip kerjanya semua

sama, terdapat perbedaan yang nyata antara mesin generasi lama dan baru, dalam terapi

batu ureter. Pada generasi baru titik fokusnya lebih sempit dan sudah dilengkapi dengan

flouroskopi, sehingga memudahkan dalam pengaturan target/posisi tembak untuk batu

ureter. Hal ini yang tidak terdapat pada mesin generasi lama, sehingga pemanfaatannya

untuk terapi batu ureter sangat terbatas. Meskipun demikian mesin generasi baru ini juga

punya kelemahan yaitu kekuatan tembaknya tidak sekuat yang lama, sehingga untuk batu

yang keras perlu beberapa kali tindakan.

Komplikasi SWL untuk terapi batu ureter hampir tidak ada. Tetapi SWL mempunyai

beberapa keterbatasan, antara lain bila batunya keras ( misalnya kalsium oksalat

Page 19: Urolithiasis

monohidrat ) sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan. Juga pada orang gemuk

mungkin akan kesulitan. Penggunaan SWL untuk terapi batu ureter distal pada wanita

dan anak-anak juga harus dipertimbangkan dengan serius. Sebab ada kemungkinan

terjadi kerusakan pada ovarium. Meskipun belum ada data yang valid, untuk wanita di

bawah 40 tahun sebaiknya diinformasikan sejelas-jelasnya.

b. Ureteroscopy

Ureteroscopy selalu digunakan untuk mengeluarkan batu yang terletak pada bagian

mid dan distal ureter. Melaui ureteroscopy, sebuah endoskopi yang kecil, yang mungkin

kaku, semirigid, atau fleksibel, dilewatkan ke dalam kandung kemih dan ureter sampai

untuk langsung memvisualisasikan batu.Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an

telah mengubah secara dramatis terapi batu ureter. Kombinasi ureteroskopi dengan

pemecah batu ultrasound, SWL, laser dan pneumatik telah sukses dalam memecah batu

ureter. Juga batu ureter dapat diekstraksi langsung dengan tuntunan URS dengan cara

batu yang kecil hingga sedang diambil dengan menggunakan stone basket.

Dikembangkannya semirigid URS dan fleksibel URS telah menambah cakupan

penggunaan URS untuk terapi batu ureter. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk

ekstraksi langsung batu ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu seperti yang

disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu tertentu, tergantung

pada pengalaman masing-masing operator dan ketersediaan alat tersebut.

Page 20: Urolithiasis

c. Pemasangan Stent

Meskipun bukan pilihan terapi utama, pemasangan stent ureter terkadang

memegang peranan penting sebagai tindakan tambahan dalam penanganan batu ureter.

Misalnya pada penderita sepsis yang disertai tanda-tanda obstruksi, pemakaian stent

sangat perlu. Juga pada batu ureter yang melekat (impacted).

Ketika digunakan untuk penyakit batu, stent melakukan beberapa fungsi penting.

Mereka hampir menjamin drainase urin dari ginjal ke kandung kemih dan bypass

halangan apapun. Hal ini mengurangi rasa sakit pasien kolik ginjal mereka bahkan jika

batu menetap di saluran kemih. Seiring waktu, stent ureter mejadi lebar dan melembut,

membuat ureteroscopy dan prosedur bedah endoskopik lebih mudah untuk dilakukan

kemudian.

Sifat stent yang cukup opaque dapt dijadikan sebagai penanda ketika melakukan

proses SWL karena visualisasi SWL hanya menggunakan teknik rediografi di mana batu

yang agak kecil dan tidak radioopaque tidak dapat ditargetkan secara akurat.

Setelah batu-batu besar yang dipecah, stent cenderung untuk mencegah

pembuangan cepat dari sejumlah besar fragmen batu dan puing-puing ke dalam ureter

(disebut steinstrasse). Stent memaksa fragmen untuk melewati saluran kemih perlahan-

lahan, yang lebih efisien dan mencegah penyumbatan.

d. Nefrostolitotomy Perkutan

Nefrostolitotomy perkutan memungkinkan fragmentasi dan penghapusan kalkuli

besar dari ginjal dan ureter. Karena peningkatan morbiditas terapi dibandingkan dengan

SWL dan ureteroscopy, prosedur perkutan umumnya dicadangkan untuk batu ginjal besar

Page 21: Urolithiasis

dan / atau kompleks dan kegagalan dari 2 modalitas lainnya. Perkutan

nephrostolithotomy ini sangat berguna untuk batu yang lebih besar dari 2 cm diameter.

Sebuah jarum dan kemudian kawat, di mana melewati sebuah selubung berongga,

dimasukkan langsung ke dalam ginjal melalui kulit panggul. Perkutan akses ke ginjal

biasanya melibatkan selubung dengan lumen 1-cm, yang akan mengakui endoskopi

relatif besar dengan lithotrites kuat dan efektif yang dapat dengan cepat dan menghapus

volume fragmen batu besar. Calyces ginjal, panggul, dan ureter proksimal dapat diperiksa

dan batu diekstraksi dengan atau tanpa fragmentasi sebelumnya.

Dalam beberapa kasus, kombinasi dari SWL dan teknik perkutan diperlukan untuk

sepenuhnya menghapus semua bahan batu dari ginjal. Teknik ini, disebut terapi

sandwich, dicadangkan untuk staghorn atau kasus batu yang rumit. Dalam kasus tersebut,

pengalaman menunjukkan bahwa prosedur akhir harus perkutan nephrostolithotomy.

e. Tindakan bedah terbuka

Nefrostomi terbuka telah jarang dan kurang sering karena perkembangan SWL dan

teknik endoskopi dan perkutan; sekarang merupakan kurang dari 1% dari semua

intervensi. Kekurangan termasuk rawat inap lagi, pemulihan lebih lama, dan

meningkatnya kebutuhan untuk transfusi darah. Terapi ini hanya digunakan dewasa ini

hanya pada terutama pada penderita-penderita dengan kelainan anatomi atau ukuran batu

ureter yang besar.

Page 22: Urolithiasis

Pencegahan1,5,6

1. Minum banyak air dan mencegah terjadinya dehidrasi

2. Menjaga diet dan minum cukup air bagi mereka yang mempunyai anggota keluarga yang

pernah menderita urolithiasis

3. Meningkatkan pengambilan minuman yang mengandungi kadar sitrat yang tinggi untuk

meningkatkan pengeluaran urin.

4. Limitasi pengambilan natrium

5. Limitasi makanan yang mengandungi kadar oksalat yang tinggi seperti bayam, stroberi,

kacang, cokelat hitam, dan lain-lain.

6. Tidak mengambil makanan yang bisa mengakibatkan peningkatan asam urat seperti

makanan laut dengan kadar berlebihan.

7. Tidak mengambil suplemen vitamin C dan D berlebihan.

Komplikasi5

Komplikasi utama yang sering terjadi pada penderita calculi adalah obstruksi traktus urinarius

dan obstruksi ini akan menimbulkan penyakit lain yang lebih parah jika tidak mendapatkan

terapi secepatnya. Antara komplikasi urolithiasis adalah :

1. Terjadi absess

2. Infeksi saluran kemih

3. Terjadi formasi fistula di saluran kemih

4. Stenosis dan skar ureteal

5. Ferforasi ureteral

Page 23: Urolithiasis

6. Extravasation

7. Urosepsis

8. Hydronephrosis

Prognosis

Prognosis urolithiasis adalah baik dan sekitar 80 % akan penderita akan mengalami

pengeluaran batu spontan. Karena modalitas minimal invasif untuk menghilangkan batu

umumnya berhasil dalam menghilangkan kalkulus, pertimbangan utama dalam pengelolaan batu

bukanlah apakah batu itu dapat dihapus, tetapi apakah itu dapat dihapus secara rumit dengan

morbiditas minimal. Prognosis akan bertambah buruk jika urolithiasis disertai dengan infeksi dan

tidak diterapi sedini mungkin. Kekambuhan batu terutamanya kalsium oksalat mungkin terjadi

karena pasien tidak mengikut diet yang sehat.

Kesimpulan

Pasien laki-laki 60 tahun dengan keluhan sakit di pinggang kanan yang menjalar hingga

ke kantung kemaluan sejak satu minggu yang lalu dengan sakit yang terasa mendadak dan hilang

timbul adalah disebabkan penyakit urolithiasis.

Page 24: Urolithiasis

Daftar Pustaka

1. Fauci S, Braunwald E, Kasper L,Hauser S, et all. Harrison’s principles of internal

medicine. Nephrolithiasis, page 1815 -20, Urinary tract obstruction, page 1827-30. 17 th

ed. Mc Graw Hill Medical. 2008.

2. Harrison T, Braunwald E. Harrison’s manual of medicine. Nephrolithiasis, page 685-88.

15th ed. Mc Graw Hill. 2005.

3. Gorrol A, Mulley A. Primary care medicine: office evaluation and management of the

adult patient. Approach to the patient with nephrolithiasis, page 962-67. 5 th ed. Lippincott

William and Wilkins. 2006.

4. Gnderman R. Essential radiology, clinical presentation, pathophysiology, imaging.

Urolithiasis, page 166-170. 2nd ed. Thieme publication. 2006.

5. Stuart W, Shcwartz B, Craig S, Howes D, et all. Medscape. Nephrolithiasis. Updated in

June 16, 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/437096-overview, 17

Oktober 2011.

6. Wassertein A. Core curriculum in nephrology, nephrolithiasis. July 19th 2004. Diunduh

dari http://health.upenn.edu/renal/renal%20curr%20pdfs/nephrolithiasis.pdf, 17 Oktober

2011.