10
A. Pendahuluan Dalam era globalisasi ini, terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang kehidupan, seluruh sistem penunjang harus mampu untuk menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan, oleh karena itu dibutuhkan sumberdaya yang dapat memenuhi target tersebut sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dunia pendidikan mendapat tantangan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang diharapkan mampu berperan secara global. Pengaruh globalisasi dicirikan oleh adanya aliran manusia, informasi, teknologi, modal dan gagasan serta pencitraan. Keadaan ini mempengaruhi perubahan nilai kehidupan masyarakat, perubahan tuntutan dunia kerja terhadap lulusan, sehingga diperlukan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu, teknologi dan seni, dunia kerja, profesi, serta pengembangan kepribadian dengan ciri khas kebudayaannya masing- masing. Saat ini terjadi perubahan kurikulum perguruan tinggi di Indonesia yaitu dari yang semula menitikberatkan pada pemecahan masalah internal perguruan tinggi dengan target penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang menekankan pada proses pendidikan yang mengacu pada konteks kebudayaan

Usaha Penyepadanan Persyaratan Kerja dalam Konteks Nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EkonomiPendidikan

Citation preview

A.PendahuluanDalam era globalisasi ini, terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang kehidupan, seluruh sistem penunjang harus mampu untuk menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan, oleh karena itu dibutuhkan sumberdaya yang dapat memenuhi target tersebut sesuai dengan tujuan yang diinginkan.Dunia pendidikan mendapat tantangan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang diharapkan mampu berperan secara global. Pengaruh globalisasi dicirikan oleh adanya aliran manusia, informasi, teknologi, modal dan gagasan serta pencitraan. Keadaan ini mempengaruhi perubahan nilai kehidupan masyarakat, perubahan tuntutan dunia kerja terhadap lulusan, sehingga diperlukan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu, teknologi dan seni, dunia kerja, profesi, serta pengembangan kepribadian dengan ciri khas kebudayaannya masing-masing.Saat ini terjadi perubahan kurikulum perguruan tinggi di Indonesia yaitu dari yang semula menitikberatkan pada pemecahan masalah internal perguruan tinggi dengan target penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang menekankan pada proses pendidikan yang mengacu pada konteks kebudayaan dan pengembangan manusia secara komprehensif dan universal dengan target menghasilkan lulusan yang berkebudayaan dan mampu berperan di dunia internasional.Seiring meningkatnya persaingan di bidang pekerjaan terutama di kancah internasional, dunia kerja mensyaratkan standar-standar tertentu baik dalam hal mutu maupun kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam rangka meningkatkan kinerja sehingga akan menghasilkan output yang berkualitas. Untuk itu pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dunia kerja di Indonesia agar dapat sepadan dengan persyaratan dunia yaitu dengan menyusun peraturan-peraturan sebagai acuan standar serta memperbaharui kurikulum pendidikan sesuai dengan standar dunia.

B.PembahasanPersyaratan kerja yang dituntut oleh dunia kerja global mengharuskan Indonesia untuk masuk pada standardisasi sistem pendidikan. Sejak 1995 Indonesia telah menjadi anggota WTO dengan diratifikasinya semua perjanjian-perjanjian perdagangan multilateral menjadi UU No. 7 tahun 1994. Perjanjian tersebut mengatur tata-perdagangan barang, jasa dan trade related intellectual property rights (TRIPS) atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan. Selain itu, Indonesia juga telah meratifikasi berbagai perjanjian seperti AFTA-2000, APEC-2010 dan WTO-2020. Konsekuensi dari itu adalah Indonesia harus siap dengan arus tenaga kerja dari luar untuk bersaing mendapatkan peluang kerja di Indonesia, serta juga memberi kesempatan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing bebas di luar. Persaingan bebas ini menuntut peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik yang harus disiapkan sedemikian rupa oleh sistem pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing secara internasional.Dunia kerja internasional menunut terpenuhinya persyaratan standar dalam rangka mendapatkan sumberdaya yang berkualitas, yaitu meliputi :a.Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan :- melakukan analisis dan sintesis- menguasai IT/computting- managed ambiguity- communication- 2nd languageb.Attitude :- kepemimpinan- teamworking- can work crossculturallyc.Pengenalan sifat pekerjaan terkait :- Terlatih dalam etika kerja- Memahami makna globalisasi- fleksibel terhadap pilihan pekerjaanThe International Bureau of Education UNESCO (The International Comission on Education for the 21st Century) menyarankan standar kurikulum agar lulusan mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat (life long learning) untuk memenuhi standar dunia kerja internasional. Kemampuan ini dapat dicapai apabila didukung oleh empat pilar kemampuan yaitu learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together. Learning to know atau belajar untuk belajar adalah suatu pilar pembelajaran agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kesejahteraan masyarakat, sehingga mahasiswa perlu didorong agar dapat belajar lebih efektif dan efisien dengan pendekatan multi sektoral. Learning to do yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi ISCE (International Standard Classification of Education) dan ISCO (International Standard Classification of Occupation), dematerialisasi pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan jasa, dan bekerja di kegiatan ekonomi informal. Pilar selanjutnya adalah Learning to Be, dengan tujuan agar kecakapan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hendaknya tidak hanya untuk diri sendiri atau jauh dari sikap sosial, tetapi harus mampu memberikankan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Dua pilar yang telah dimiliki hendaknya mempunyai nilai manfaat terhadap orang banyak, mempunyai nilai sosial dan menumbuhkan suatu value dan akhirnya mengkristal menjadi suatu budaya dan bahkan filosofi. Pola pembelajaran yang berbaur, bekerja sama, saling toleransi, saling menghargai, saling memperkuat menjadi inti dari pilar ini. Proses pembelajaran harus dijabarkan lebih rinci sehingga dapat mendukung pilar-pilar tersebut. Pilar yang keempat adalah Learning to Live Together yang pada intinya mengharapkan agar proses pembelajaran dapat membentuk pelajar menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. Proses pembelajaran yang dilakukan dapat membangun ikatan sosial, membangun ketahanan komunitas, ketahanan masyarakat dan ketahanan Negara.Pemerintah terus melakukan usaha-usaha penyepadanan persyaratan kerja dalam konteks nasional berdasarkan tututan dunia. Sebagai salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memperbaharui kurikulum pendidikan yang berdasarkan kompetensi, seperti dalam tabel berikut :Persyaratan KerjaIBE UNESCOKurikulum Inti dan Institusional

Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan :- analisis dan sintesis- menguasai IT/computting- managed ambiguity- communication- 2nd languageLearning to KnowMata kuliah keilmuan dan keterampilan

Learning to doMata kuliah keahlian berkarya

Attitude :- kepemimpinan- temworking- can work crossculturalityLearning to beMata kuliah perilaku berkarya

Pengenalan sifat pekerjaan terkait :- Terlatih dalam etika kerja- Memahami makna globalisasi- fleksibel terhadap pilihan pekerjaanLearning to live togetherMata kuliah berkehidupan bersama

Dalam Keputusan Mendiknas Nomor: 45/U/2002 Tahun 2002, tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, dalam suatu sistem pendidikan kompetensi hasil didik suatu program studi harus terdiri atas : kompetensi utama; yaitu kemampuan minimal untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. kompetensi pendukung; yaitu kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas PT yang bersangkutan. kompetensi lain; yaitu kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan PT.Selain itu pemerintah juga menyusun Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI) yaitu kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor sebagai acuan/kerangka penjenjangan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang dapat menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal ataupun pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI yang ditetapkan berdasarkan Perpres No. 8 Tahun 2012, mensyaratkan 4 unsur deskripsi berbagai jenjang kualifikasi yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, non formal, informal maupun pengalaman berkarya. Keempat unsur tersebut adalah : 1) sikap dan tata nilai, 2) kemampuan kerja, 3) penguasaan pengetahuan, dan 4) hak/wewenang dan tanggung jawab. Salah satu aspek penerapan KKNI dalam penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum yang dibangun oleh suatu program studi harus dapat mengantarkan pelajar atau mahasiswa untuk memenuhi kualifikasi atau learning outcome sesuai levelnya dalam KKNI.Semua usaha-usaha tersebut merupakan sebagian dari upaya pemerintah dalam rangka penyepadanan persyaratan kerja agar masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan warga negara lain dalam terutama dalam dunia kerja untuk mencapai cita-cita Nasional.

C.PenutupDari penjelasan yang telah ddiuraikan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :1.Persyaratan kerja yang dituntut oleh dunia kerja global menuntut peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik yang harus disiapkan sedemikian rupa oleh sistem pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing secara internasional2.UNESCO menyarankan standar kurikulum agar lulusan mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat (life long learning). Kemampuan ini dapat dicapai apabila didukung oleh empat pilar kemampuan yaitu learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together3.Dunia kerja internasional menunut terpenuhinya persyaratan standar dalam rangka mendapatkan sumberdaya yang berkualitas, yaitu meliputi : penguasaan pengetahuan dan ketrampilan, attitude, dan pengenalan sifat pekerjaan terkait4.Pemerintah melakukan usaha-usaha penyepadanan persyaratan kerja dalam konteks nasional berdasarkan tututan dunia, yaitu dengan menyusun peraturan-peraturan sebagai acuan standar serta memperbaharui kurikulum pendidikan sesuai dengan standar dunia.

Daftar RujukanKeputusan Mendiknas Nomor: 232/U/2000 tahun 2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar MahasiswaKeputusan Mendiknas Nomor: 45/U/2002 Tahun 2002, tentang Kurikulum Inti Pendidikan TinggiPeraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perncanaan Universitas Islam Indonesia : KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI KEBENCANAAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2014