Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
AJANG MISS WORLD MUSLIMAH
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)
Oleh :
Nabiilah Hassa
NIM: 1110043100013
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
2014 M/1436 H
iii
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa;
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persayaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 29 Desember 2014M
11 Shafar 1436 H
Peneliti
iv
ABSTRAK
Nabiilah Hassa, NIM: 1110043100013, Ajang Miss World Muslimah dalam
Perspektif Hukum Islam, program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum,
Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2014 M.
Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan tentang hukum dari
penyelenggaraan ajang Annual Award World Muslimah atau yang dikenal dengan
Miss World Muslimah sebagai sebuah ajang penghargaan bagi Muslimah muda
berprestasi serta menjadi figure solehah, smart dan stylish dan cahaya inspirasi bagi
Muslimah lainnya untuk dapat menyeimbangkan kehidupan modernitas yang
berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah bukan sebagai sebuah kontes kecantikan
yang diadopsi dari ajang Miss World ataupun Miss Universe.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar masyarakat memahami mengenai hukum
dari penyelenggaraan Annual Award World Muslimah. Selain itu juga untuk
mengetahui klasifikasi tabarruj serta hukum tabarruj yang terdapat di dalamnya.
Juga untuk mengetahui busana Muslimah yang dikenakan dari sisi Syariah.
Tinjauan yang didapatkan dalam penulisan skripsi ini berasal dari kitab-kitab
Fiqih klasik maupun kontemporer, web World Muslimah Foundation, Video final
Miss World Muslimah 2013 serta wawancara MUI.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan jenis penelitian
analisis komperatif yakni metode analisis dengan perbandingan antara Al-Qur’an,
Hadis, serta penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengambil
referensi pustaka dan dokumen yang relevan dengan masalah ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dalam penulisan skripsi ini ialah
bahwa Annual Award World Muslimah berbeda dengan kontes kecantikan seperti
Miss Universe maupun Miss World. Kontroversi yang terjadi di kalangan masyarakat
disebabkan oleh perbedaan sudut pandang dalam menghukumi ajang tersebut serta
kurangnya pengetahuan mengenai jati diri dari Annual Award World Muslimah.
Pembimbing : Mu’min Rouf, M. Ag.
Ummu Hanah Yusuf Saumin, MA.
Daftar Pustaka : Tahun 1984 s.d. Tahun 2014
v
لرحيمٱ لرحمنٱ للهٱ بسم
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada hentinya dipanjatkan kepada sang Penguasa Allah
SWT, yang telah memberikan nikmat dan petunjukNya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan karya ilmiah dengan judul AJANG MISS WORLD MUSLIMAH
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
peneliti dan bagi yang membacanya.
Selama penulisan skripsi ini peneliti banyak kesulitan dan hambatan untuk
mencapai data dan refrensi. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga segala kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu peneliti
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak JM. Muslimin, MA, Ph.D. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khamami Zada, MA. Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum
dan Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc, MA sebagai Sekretaris Program Studi
Perbandingan Mazhab Hukum.
vi
3. Mu’min Rouf, M. Ag. Dan Ummu Hanah Yusuf Saumin, MA.,. Pembimbing
skripsi yang telah banyak memberi arahan, saran serta petunjuk dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada peneliti semasa kuliah,
khususnya kepada Dr. H. Taufiki, M. Ag dan Fahmi Ahmadi, S. Ag yang selalu
memberikan suport dan dorongan di awal penulisan skripsi, semoga amal
kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.
5. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan staf karyawan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan yang baik
dikala peneliti mengumpulkan data dan materi skripsi.
6. Kepada keluarga tercinta terutama kepada ayahanda dan ibunda tercinta (H. Agus
Salim dan Karyati) yang tiada pernah berhenti untuk selalu berdoa serta memberi
nasihat dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai.
7. Sahabat dan rekan mahasiswa PMH (Perbandingan Mazhab Hukum) angkatan
2010, yang selalu memberikan semangat, dukungan, saran dan masukan kepada
peneliti. Terima kasih teman-teman, dengan kebersamaan kita selama ini dalam
suka dan duka. Bagi penulis itu adalah pengalaman berharga yang takkan pernah
terlupakan.
8. Seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini yang peneliti tidak bisa
sebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt membalas kebaikan yang telah
diberikan dengan balasan yang berlipat ganda.
vii
Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya
bagi peneliti dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah Senantiasa
meridhoi setiap langkah kita. Amin
Jakarta 29 Desember 2014 M
11 Shafar1436 H
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan PerumusanMasalah ........................................... 3
C. Tujuandan ManfaatPenelitian ...................................................... 4
D. MetodePenelitian ......................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 6
BAB II: KAJIAN TEORITIS
A. Busana (Pakaian) Muslimah ........................................................ .8
1. Pengertian (Pakaian) Muslimah ........................................... .8
2. Fungsi dan Manfaat Busana (Pakaian) ................................. 10
3. Hukum Berbusana ................................................................ 14
4. Kriteria Busana Muslimah ................................................... 15
B. Jilbab, Khimar dan Hijab............................................................. 18
1. Jilbab .................................................................................... 18
2. Khimar .................................................................................. 22
3. Hijab ..................................................................................... 23
C. Aurat ............................................................................................ 25
1. Pengertian Aurat ................................................................... 25
2. Batasan Aurat Wanita ........................................................... 31
3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah ... 35
ix
D. Tabarruj....................................................................................... 37
4. Pengertian Tabarruj ............................................................. 37
5. Tabarruj (Mempercantik Diri) dalam Pandangan Hukum
Islam ..................................................................................... 46
BABIII : WORLD MUSLIMAH FOUNDATION
A. Background... .............................................................................. 50
1. Latar Belakang ..................................................................... 50
2. Partisipasi Wanita ................................................................. 51
3. Orientasi ............................................................................... 52
B. Identifikasi ... ............................................................................... 53
1. Tujuan ................................................................................... 53
2. Visi dan Misi ........................................................................ 54
3. Etika ..................................................................................... 54
C. Program World Muslimah Foundation ....................................... 55
1. Women Appreciation (World Muslimah Award).................. 55
2. Women Empowerment (HOME C.A.S.E.) ............................ 58
3. Education (MIRACLE) ......................................................... 59
4. Environment (Masjidku Rumahku) ...................................... 60
D. Mekanisme Final 3rd Anual Award World Muslimah ... ............ 61
1. Pra Acara .............................................................................. 61
2. Opening ................................................................................ 61
3. Substansi Acara .................................................................... 63
4. Epilog Acara......................................................................... 74
E. Struktur Organisasi ...................................................................... 77
BAB IV : ANALISIS ANNUAL AWARD WORLD MUSLIMAH
A. Busana Muslimah. ......................................................................... 79
B. Tabarruj......................................................................................... 84
C. Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah .......... 88
BAB V : PENUTUP
x
A. Kesimpulan .................................................................................... 100
B. Saran-saran .................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 105
LAMPIRAN ............................................................................................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia
yang menjadi lingkungannya. Tapi hidup dan lingkungan abad modern ini untuk
kebanyakan orang termasuk para pemeluk agama sendiri semakin sulit diterangkan
maknanya. Kesulitan itu terutama ditimbulkan oleh masalah-masalah yang muncul
akibat dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri-ciri utama abad modern yang
secara tak terbendung mengubah bentuk dan jaringan masyarakat serta lembaga-
lembaganya. Pada abad modern, norma berubah dengan cepat, demikian pula cara
hidup. Dengan akibat timbulnya perubahan zaman yang memisahkan manusia
semakin jauh dari kepastian moral dan etis tradisional merupakan tantangan yang
dihadapi oleh agama-agama diabad modern.1
Perkembangan zaman yang semakin maju menjadi sebuah tantangan hebat
serta kompleksitas hidup bagi umat Islam dunia. Belum lagi dengan adanya banyak
pengadopsian Budaya Barat yang dinilai sesuai dengan Syariat Islam. Belakangan ini
pemakaian kata “Syar’i maupun Syariat” begitu familiar dalam aktifitas kehidupan
sehari-hari (formal dan non-formal) sehingga tidak menutup kemungkinan
penggunaan kata tersebut hanya sebagai kedok yang digunakan untuk memperdaya
umat Islam. Berkaitan dengan permasalahan tersebut belum lama muncul sebuah
1 Nurcholis Madjid, “Islam Kemodernan dan Keindonesiaan”, cet I, (Bandung: Mizan, 1987),
h. 156.
2
ajang fenomenal (Miss World Muslimah) yang menarik perhatian sejumlah kalangan
aktifis Muslim sehingga menimbulkan kontroversial di kalangan masyarakat.
“Eka Triyatna Shanti, Founder dan CEO World Muslimah Foundation
mengaku, ajang ini dibentuk sebagai bentuk apresiasi terhadap wanita. Bahkan
dengan ajang tersebut Eka berharap bisa mencetak generasi muslimah yang mampu
berprestasi di masyarakat.”2
Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah juga telah memberikan kesan
sebagai kontes kecantikan yang mempropagandakan wanita baik dari segi fisik,
busana dan tabarruj. Sehingga keabsahan busana Muslimah serta gerak-gerik setiap
wanita yang terjun ke dunia karir kian hari kian populer selalu dipersoalkan dan
diperdebatkan.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai-nila kehidupan Islami dan ledakan
permintaan akan budaya Muslim, kini tak jarang dijumpai wanita-wanita berhijab di
berbagai aktifitas. Muncul kesimpulan bahwa berhijab bukanlah suatu halangan untuk
terjun ke segala profesi. Hingga terbentuklah komunitas-komunitas yang mencoba
memberikan wadah bagi kaum Muslimah untuk dapat berkreasi dengan tetap
berbusana Syar’i. Salah satunya seperti sebuah ajang yang belum lama ini
terselenggara dalam kanca Internasional “Miss World Muslimah 2013”.
Jika dilihat secara sekilas dari segi visi dan misi yang dibawakan Annual
Award World Muslimah atau yang dikenal sebagai Miss World Muslimah bukan
2 Ali H, World Muslimah Bukti Kesetaraan Wanita Muslimah, artikel diakses pada tanggal 22
November 2013 dari www.citizenjurnalism.com.
3
mencerminkan kontes kecantikan layaknya Miss World, Miss Universe dan kontes
kecantikan serupa pada umumnya. Namun, sehubungan dengan penyelenggaraan
Annual Award World Muslimah yang bertepatan pada saat resistensi umat Islam
terhadap penyelenggaraan Miss World di Indonesia sehingga timbul berbagai
kecaman menarik yang membutuhkan kajian lebih mendalam pada ajang tersebut.
Baik dari segi penampilan (busana), tabarruj sampai penyelenggaraan. Benarkah
Annua Award World Muslimah adalah ajang kontes kecantikan sebagaimana yang
telah digemborkan oleh media Atau merupakan sebuah ajang Tasyabuh yang telah
membungkus suatu kebathilan dengan sesuatu yang haq. Untuk itu peneliti
termotivasi mengkaji permasalahan yang timbul dalam skripsi yang berjudul
“AJANG MISS WORLD MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM”
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini seputar busana
Muslimah pada ajang Miss World Muslimah, hukum tabarruj dan hukum pergelaran
Miss World Muslimah. Adapun hukum Islam yang dimaksud disini Fiqih Wanita.
2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, mengenai eksistensi wanita Muslimah yang mengikuti
ajang Miss World Muslimah adalah sebagai berikut:
a) Apakah busana Muslimah yang dikenakan pada kontes Miss World Muslimah
adalah busana Syar’i?
4
b) Bagaimana menyikapi tabarruj pada ajang Miss World Muslimah?
c) Apa hukum dari ajang Miss World Muslimah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keabsahan busana Muslimah yang dikenakan pada ajang Miss
World Muslimah?
2. Untuk mengetahui hukum tabarruj pada ajang Miss World Muslimah?
3. Untuk mengetahui hukum dari ajang Miss World Muslimah?
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Program Studi PMH/Fakultas Syariah dan Hukum
Memberikan sumbangan Karya Ilmiah dan menambah literature perpustakaan
atas tinjauan hukum Islam terhadap ajang Miss World Muslimah.
2. Bagi Masyarakat Umum
Untuk menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas akan
hukum penyelenggaraan Miss World Muslimah.
3. Bagi penulis
Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penulis serta pembentukan pola
berfikir kritis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Syariah.
5
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field
reseach). Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan.
Adapun metode yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kulaitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.3
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif-analisis yang
berusaha memberikan pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan data,
menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, mengevaluasi, dan
menginterpretasikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu:
a) Sumber Primer, yaitu berupa kitab fiqih, dokumen-dokumen, buku-buku yang
menyangkut materi kajian Mis World Muslimah.
b) Sumber Sekunder, yaitu memberikan penjelasan dan menguatkan data primer yang
menyangkup karya tulis berupa, koran, majalah, jurnal, wawancara maupun data
dari internet (website) dan video.
3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, , cet. X (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h.4.
6
4. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi,
dan bagian akhir skripsi yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi
dalam berbagai uraian sub-sub bab. Sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar
pengesahan penguji, lembar pernyataan, abstrak, kata pengantar, dafta isi. Bagian isi
skripsi terdiri dari:
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,
sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Teoritis
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang di gunakan sebagai dasar
pembahasan selanjutnya yaitu busana muslimah yang meliputi sub bab
pengertian busana, fungsi dan manfaat busana, hukum berbusana, kriteria
busana muslimah. Pembahasan selanjutnya jilbab, khimar dan hijab. Aurat
yang meliputi sub bab, pengertian aurat, batasan aurat wanita, hukum
menutup aurat dan memakai busana muslimah. Diakhiri dengan
7
pembahasan tabarruj yang meliputi sub bab, pengertian tabarruj, tabarruj
dalam pandangan hukum Islam.
Bab III: Profil World Muslimah Foundation
Dalam bab ini diuraikan tentang background world Muslimah Foundation
yang meliputi sub bab, latar belakang, partisipasi wanita dan orientasi.
Identifikasi yang meliputi sub bab tujuan, visi dan misi, serta etika.
Program world muslimah foundation meliputi sub bab, women
appreciation, women empowerment, education, environment. Mekanisme
final world muslimah award meliputi sub bab, pra acara, opening,
introduction, katagori juri, babak penyisihan, struktur organisasi.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
terdiri dari tiga pembahasan. Analisis busana, analisis tabarruj dan analisis
penyelenggaraan.
Bab V: Penutup
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, dan saran.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Busana (Pakaian) Muslimah
1. Pengertian Busana (Pakaian)
Busana Muslimah adalah bahasa populer di Indonesia untuk menyebut pakaian
wanita Muslimah. Secara bahasa, menurut W. J. S. Poerwadarminta, busana ialah
pakaian yang indah-indah, perhiasan.1 Sedangkan makna Muslimah secara bahasa
adalah seorang wanita yang memeluk agama Islam.2 Menurut Ibnu Manzhur, ialah
wanita yang beragama Islam, wanita yang patuh dan tunduk, wanita yang
menyelamatkan dirinya atau orang lain dari bahaya.3
Berdasarkan makna-makna tersebut, maka busana Muslimah dapat diartikan
sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama
untuk menutupnya guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta
masyarakat di mana ia berada.4
Pada dasarnya hukum asal dari semua jenis pakaian adalah mubah kecuali
yang diharamkan oleh Allah SWT dan dilarang untuk dikenakan. Syariat Islam hanya
1 W. J. S. Poerwadarminta “Kamus Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 172.
2 Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, (t.t., t.p., t.th.,), h. 701.
3 Ibn Manzhur “Lisan Al-Arab” (Al-Qahirah: Dar Al-Ma‟arif, t, th.,), h. 2080.
4 Huzaemah T. Yanggo “Fiqih Perempuan Kontemporer” (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2001),
h. 19.
9
memberikan penjelasan akan ketentuan atau kriteria busana sehingga umat Islam
bebas berbusana sesuai dengan kehendak hatinya selama tidak keluar dari koridor
yang sudah ditentukan Syari'at.
Mode busana selalu mengikuti perkembangan objektif suatu masyarakat.
Kondisi geografis5, topografi
6, klimatologi
7, agama, budaya, strata sosial, dan lain
sebagainya ikut serta menentukan mode, corak, bahan, motif dan ketentuan
penggunaan mode busana, sebagaimana dapat dilihat keadaan dan momen-momen
tertentu juga bisa berpengaruh terhadap model busana.
Agama tidak memperkenalkan pakaian-pakaian khusus, baik dalam beribadah
maupun dalam aktivitas berkehidupan. Pakaian adalah produk budaya, sekaligus
tuntutan agama dan moral. Dari sini lahir apa yang dinamaikan pakaian tradisional,
daerah dan nasional, juga pakaian resmi untuk perayaan tertentu, dan pakaian tertentu
untuk profesi tertentu, serta pakaian untuk beribadah. Namun, sebagian dari tuntutan
agama pun lahir dari budaya masyarakat, karena agama sangat mempertimbangkan
kondisi masyarakat sehingga menjadikan adat istiadat yang tidak bertentangan
dengan nilai-nilainya sebagai salah satu pertimbangan hukum. Tidak mustahil bahwa
bentuk pakaian yang ditetapkan atau dianjurkan oleh suatu agama justru lahir dari
5 Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah
itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lainnya. 6Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang permukaan bumi dan objek lain sepertri
planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi
tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial). 7 Klimatologi adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah diartikan sebagai kondisi cuaca yang
dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang.
10
budaya yang berkembang ketika itu. Namun, moral, cita rasa keindahan, dan sejarah
bangsa, ikut serta menciptakan bentuk pakaian dan warna warni favorit.
Rasulullah SAW mencontohkan dengan mengenakan jenis pakaian yang biasa
dikenakan oleh kaumnya dan tidak tampil beda dengan pakaian tertentu. Karena
semua jenis pakaian adalah halal untuk dikenakan selama jenis pakaian itu bukan
pakaian resmi agama tertentu dan bukan sutera bagi laki-laki. Oleh karena itu,
Rasulullah SAW mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh orang-orang
musyrik pada umumnya hingga apabila Rasulullah bersanding dengan pamannya Abu
Lahab orang-orang tidak akan membedakan mereka dari jenis pakaian yang
dikenakan karena jenisnya sama. Seorang Muslim tidak disyariatkan berbusana
dengan busana yang ekslusif. Tetapi mereka diperintahkan untuk berbusana dengan
jenis yang sama seperti busana orang-orang secara umum.8
2. Fungsi dan Manfaat Busana (Pakaian)
Fungsi pakaian disebutkan secara tegas dalam sekian banyak ayat al-Qur‟an.
a) QS. al-A‟raf [7]: 26 yang menyatakan:
Artinya:
8 Farhad Salim Bahammam, Fikih Modern Praktis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, T,
th), h. 170.
11
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah
yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
Ayat ini menunjukan persoalan pakaian dan penutup tubuh yang fungsinya
sangat penting dalam pristiwa Adam AS. Allah SWT berfirman, „Hai anak Adam!
Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat
kalian...”, kegunaan pakaian yang Allah berikan bukan hanya untuk menutupi tubuh
dan bagian-bagian tertentu (aurat), tapi juga sebagai perhiasan. Pakaian bisa
merupakan bagian keindahan dan perhiasan tersendiri yang akan membuat
kemegahan pada seseorang sehingga tampak lebih indah ketimbang apa yang
sebenarnya.
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”. Ungkapan merujuk
kepada manfaat dari pakaian luar manusia. Al-Qur‟an menunjukan pula pentingnya
pakaian spiritual. Pembahasan mengenai pakaian ini menggabungkan dua aspek
penting yang akan membangun kepribadian manusia secara berurutan. Al-Qur‟an
menyatakan pakaian taqwa adalah lebih baik dari pada pakaian yang dikenakan di
luar.
Persamaan antara ketakwaan dan keshalehan dengan „pakaian‟ ialah benar-
benar persamaan ungkapan yang sangat jelas dan penuh makna. Pakaian merupakan
pelindung tubuh dari panas, dingin dan sebagai pelindung dari berbagai marabahaya.
12
Pakaian menutupi cacat tubuh dan sebagai perhiasan seseorang. Makna ketakwaan
dan keshalehan bagi seseorang selain bisa menutupi keburukan dosa dan melindungi
diri dari berbagai bahaya pribadi dan sosial yang mengancamnya, juga bisa menjadi
perhiasan megah bagi akhlak dan prilakunya.9
b) QS. an-Nahl [16]: 81 yang menyatakan:
Artinya :
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia
ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan
Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju
besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
Berkenaan dengan pakaian, nama sarabil memiliki makna „baju‟ yang
merupakan jenis pakaian yang biasa dikenakan kaum wanita, laki-laki dan anak-
anak, maupun orang dewasa dari semua lapisan masyarakat untuk segala situasi
dan kondisi, dan dimaksudkan untuk menutupi sekujur tubuh. Di sini hanya
menyebutkan „perlindungan‟ dari panas sementara kebanyakan pakaian digunakan
untuk melindungi tubuh dari hawa dingin. Alasannya apa saja yang melindungi
9 Allamah Kamal Faqih dan tim Ulama Tafsir Nurul Qur‟an, Jilid V (Jakarta : Al Huda, 2004),
h. 415.
13
manusia dari hawa panas, juga akan melindunginya dari hawa dingin. Dan
pakaian yang melindungi kamu dari kesengsaraanmu (yang lain). Penggalan ayat
ini merujuk pada makna „baju besi‟ untuk melindungi diri dari terjangan peluru,
serta tusukan pedang dan panah.10
Ayat ini mengisyaratkan fungsi pakaian untuk memelihara wanita dari
sengatan panas dan dingin serta membentengi manusia dari hal-hal yang dapat
mengganggu ketentramannya.
c) QS. al-Ahdzab [33]: 59 yang menyatakan:
Artinya :
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: „Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka‟. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat ini berbicara tentang fungsi pakaian sebagai pembeda antara sesorang
dengan selainnya dalam sifat atau profesinya. Agama Islam menghendaki para
pemeluknya agar berpakaian sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut atau paling sedikit
fungsinya yang terpenting yaitu menutup aurat. Karena penampakan aurat dapat
menimbulkan dampak negatif bagi yang menampakan dan yang melihatnya.
10
Allamah Kamal Faqih dan tim Ulama Tafsir Nurul Qur‟an, Jilid V. h. 615
14
Adapun manfaat dari upaya berpakaian rapih dan menutup aurat (Busana
Muslimah) mengisyaratkan bahwa berpakaian rapih sebagaimana dikehendaki oleh
agama dapat memberi rasa tenang dalam jiwa pemakainya.11
3. Hukum Berbusana
Menurut Sayyid Sabiq di dalam kitabnya Fiqih Sunnah, ada tiga hukum yang
dikatagorikan dalam busana yaitu; Wajib, Mubah (Sunnah) dan Haram.
a) Busana yang di wajibkan
Busana yang dikatagorikan wajib ialah busana yang menutupi aurat, melindungi
tubuh dari hawa panas dan dingin serta melindungi diri dari kemudhorotan.
b) Busana yang di sunnahkan (dianjurkan)
Busana yang disunnahkan dalam Islam ialah busana yang di dalamnya terdapat
keindahan dan perhiasan.
c) Busana yang di haramkan
Busana yang diharamkan ialah busana yang terbuat dari sutera dan emas bagi laki-
laki. Pakaian laki-laki yang menyerupai pakaian wanita dan pakaian wanita yang
menyerupai pakaian laki-laki. Busana kemegahan, pakaian yang menipu dan semua
pakaian yang memiliki unsur berlebihan.12
Sedangkan hukum berbusana bagi laki-laki dan perempuan adalah;
a) Hukum berbusana bagi laki-laki Muslim
11
M. Quraish Shihab, “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, h. 49.
12 As-Sayyidu Sabiq “ Fiqih Sunnah” (T.t., Daar Tsaqofati Al-Islamiyah, t. Th.,), Juz III, h.
244-245.
15
1. Menutup aurat
2. Tidak terbuat dari emas atau sutera
3. Tidak menyerupai pakaian wanita
4. Bukan merupakan pakaian kebesaran suatu agama
b) Hukum berbusana bagi wanita Muslimah
1. Menutup aurat
2. Menetapkan jenis dan model yang ditetapkan Syariat (memakai jilbab)
3. Tidak tembus pandang
4. Tidak menunjukan bentuk dan lekuk tubuh
5. Tidak tabarruj
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Bukan merupakan pakaian kebesaran suatu agama
4. Kriteria Busana Muslimah
Islam sebagai suatu agama yang sesuai untuk setiap masa dan dapat berkembang
di setiap tempat memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk
merancang mode pakaian yang sesuai dengan selera masing-masing selama tidak
keluar dari keriteria yang sudah ditentukan Syariat. Keriteria tersebut antara lain;
a. Menutup seluruh tubuh yang dimaksud sebagai aurat.
16
b. Busana tidak berlebihan dan cenderung menonjolkan kesombongan. 13 Juga tidak
merupakan bagaian untuk dibanggakan atau busana yang menyolok mata, karena
Rasullullah SAW bersabda,
14
“Barang siapa yang memakai busana kesombongan (kemegahan) maka Allah akan
memalingkan dia dari-Nya.”
Imam Syaukani dalam bukunya “Nail al-Authar” mengutip Imam Ibnu Atsir
berkata, “Yang dimaksud dengan busana yang menyolok mata (dibanggakan) ialah
dalam bentuk penampilan pakaian yang aneh-aneh di tengah orang banyak, karena
memiliki warna yang menyolok dan lain dari pada yang lain sehingga dapat
merangsang perhatian orang untuk memperhatikannya yang dapat menimbulkan
rasa congkak, ketakjuban dan kebanggaan terhadap diri sendiri secara berlebih-
lebihan.15
c. Busana tidak tipis agar kulit pemakainya tidak tampak dari luar. 16
d. Busana agar longar dan tidak terlalu sempit (ketat), agar tidak menampakkan
bentuk tubuh.
e. Berbeda dengan pakaian khas pemeluk agama lain. 17
f. Busana tidak menyerupai pakaian pria.18
13
„Abd al-Qádir Manshúr “Buku Pintar Fiqih Wanita” (Jakarta : Dár al-Nashr, 2005), h. 261-
263.
14 Syaikh Abil „Abaas Syihaabuddin Ahmad Ibnu Abi Bakrin “Zawaaidu Ibnu Maajah”
(Libanon-Bairut: Daarul Kutubi Al- „Aamaliyati, t.th.,), Jilid I, h. 469
15 Asy-Syaukani “Nail Al-Authar” (Al-Halaby, t. tp., t. th.,), Jilid II, h. 94.
16 Ath-Thabarany “Al-Mu‟jam Ash-Shagir” (Delhi: Al-Anshsari, t. th.,), h.232.
17 Siddiq Hasan “Tafsir Al-Bayan” (Mesir, Bulaq, t. th.,), Jilid 10, h. 223.
18 Imam Ahmad “Al-Musnad” (Mesir, Al-Ma‟arif, t. Th.,) Jilid III, h. 105.
17
g. Busana tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan, firman Allah SWT dalam
surah an-Nuur ayat 31:
Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
Hal ini ditegaskan pula oleh Allah SWT, dalam surah al-Ahzab ayat 33:
Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti kehidupan wanita
jahiliyah dahulu.
Wanita jahiliyah selalu memakai pakaian yang dapat menampakkan dada, leher
dan tangan sampai ke bahu, menampakan tubuh serta rambut guna menggoda
kaum pria, kalau mereka berselendang disangkut saja di atas kepala sedangkan
ujungnya berjuntai ke belakang.19 Keterangan ini menunjukkan bahwa busana
Muslimah adalah tradisi yang dikembangkan Islam yang berdasarkan pesan-pesan
keilahian, benar-benar bersifat keagamaan dan sakral. Untuk itu, pelaksaannya
harus disertai keikhlasan yang tulus hanya kepada Allah SWT agar tradisi
berbusana Muslimah tidak sekedar mengikuti trend atau mode namun lebih dari itu
merupakan pengejawatahan keimanan kita kepada Allah SWT.20
h. Tidak disemprotkan parfum yang dapat membangkitkan gairah laki-laki.21
19
Ash-Shabuni “Shafwat At-Tafasir” (Makkah, t.tp., t.th.,), h. 921.
20Huzaemah T. Yanggo “Fiqih Perempuan Kontemporer”, h. 30.
21Ibrahim bin Fathi bin Abd Al-Muqtadir “Wanita Berjilbab VS Wanita Pesolek” (Jakarta: dar
Al-Aqídah, 2007), h, xxxi.
18
i. Sedangkan Pakaian wanita dalam shalat
Dalam firman Allah SWT;
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid,
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Jumhur ulama sepakat bahwa pakaian yang mencukupi bagi seorang wanita
dalam shalat adalah baju kurung yang longgar dan kerudung.
B. Jilbab, Khimar dan Hijab
1. Jilbab
a. Sejarah Jilbab Di Indonesia
Ayat-ayat jilbab dan hijab berbicara dalam konteks budaya masyarakat
setempat yang penekanannya kepada persoalan etika, hukum, dan keamanan
masyarakat di mana ayat itu diturunkan. Seperti diketahui ayat-ayat hijab, jilbab, dan
umumnya yang berbicara tentang kekhususan perempuan, turun antara tahun ke tiga
dan ke tujuh Hijriah. Tahun ini adalah tahun-tahun kritis dalam komunitas
masyarakat Muslim Madinah. Baru saja terjadi perang Uhud di mana kaum Muslimin
menderita kekalahan berarti, lalu disusul dengan berbagai peperangan sporadis
lainnya. Situasi masyarakat Madinah berada dalam suasana tidak aman karena perang
yang berkepanjangan. Meskipun demikian, tidak berarti penggunaan cadar atau
semacamnya sudah dapat ditinggalkan mana kala situasi sudah aman. Jilbab dan
19
semacamnya tetap merupakan ajaran Islam yang perlu di indahkan, setidaknya jilbab
akan menjadi ajaran etika dan estetika (tahsiniya).
Doktrin Islam sebenarnya bukan pada jilbabnya tapi pada fungsi jilbab itu
sendiri untuk menutup aurat, yaitu menutup anggota badan tertentu yang dianggap
rawan dan dapat menimbulkan fitnah.22
Arus jilbabisasi di Indonesia menurut antropolog Suzanne April Brenner,
merupakan suatu hal yang baru, sangat kompleks dan perlu dilihat sebagai sesuatu
yang seratus persen modern. Artinya jilbab di Indonesia tidak dapat dilihat hanya
sekedar sebagai usaha untuk membangkitkan kembali norma-norma atau lambang
dari tradisi lokal. Menurutnya, jilbabisasi merupakan suatu tanda globalisasi. Dengan
berjilbab, cukup jelas si pemakai menolak tradisi lokal dan sekaligus menolak
hegemoni Barat. Fenomena jilbabisasi bisa dilihat sebagai arus balik dari arus
sekularisasi menjadi lebih mengarah ke Agama.23
Adanya perkembangan pemakaian jilbab di Indonesia di tahun 1980-an dapat
dijelaskan melalui dua peristiwa yang saling terkait. Peristiwa yang berlevel
internasional maupun nasional. Peristiwa revolusi Iran (1979). Kesuksesan revolusi
Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini menggusur pemerintahan Syah Pahlevi
menjadi ikon kebangkitan perjuangan umat Islam di tengah-tengah hegemoni Barat.
22
Nasaruddin Umar, Fikih Wanita untuk Semua (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010) h.
28-39.
23 Karren E Washburn, et al., Perempuan Post Kolonial dan Identitas komoditi Global, cet Ke 5
(Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 111-112.
20
Saat itu media masa banyak menampilkan tentang Iran, termasuk gambar-gambar
para perempuan Iran yang mengenakan busana hitam disertai dengan jilbab lebar
yang sangat umum sekali ditemukan di Indonesia. Sehingga banya perempuan
Muslimah Indonesia meniru model busana dan jilbab tersebut sebagai kesertaan
dalam kesuksesan Rovolusi Iran yang dianggap sebagai kebangkitan Islam.24
Dan di
Indonesia sendiri juga bisa disebabkan banyaknya majelis-majelis pengajian yang
terus berkembang, baik di tingkat pendidikan formal seperti: sekolah dan madrasah
ataupun lembaga informal seperti : Pondok Pesantren dan surau-surau yang ada di
Indonesia.25
Pornoaksi dan pornografi yang merajalela menjadi penunjang lahirnya “Hijab
Modis” serta wadah gerakan wanita berhijab diberbagai aktivitas yang mana tujuan
dari hijab modis guna mengajak para wanita untuk menutup auratnya dengan balutan
yang tetap mempertahankan etika dan estetika.26
Setelah maraknya gaya hijab modis, muncul lagi gaya hijab yang lebih
sederhana dengan warna dominan. Tepatnya pada tahun 2013 lalu muncul penggemar
hijab yang mengatas namakan dirinya sebagai Komunitas Hijab Syar‟i (Jilbaber).
Komunitas ini bertujuan untuk menyaingi gerakan hijab sebelumnya yaitu gerakan
hijab modis, dengan berpendapat bahwa hijab modis adalah “tidak memenuhi Syariat
24 Alawi Alatas, Revolusi Jilbab : Kasus Pelanggaran Jilbab di SMU Negeri se Jabodetabek
tahun 1982-1991, (Jakarta : Al-i‟tishom, 2001), h. 16. 25
Eko Ramadhani Nanto, Skripsi: Jilbaber antara Tradisi dan Perintah Agama (PMH UIN
Jakarta, 2014), h. 16. 26
http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari-
552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015, jam 16:27 WIB.
21
Islam”. Karena terlalu mencolok dan justru menjadi pusat perhatian lawan jenis.
Dengan seperangkat dalil-dalil Agama mereka menyerang hijab modis dari berbagai
sudut, dan mereka sering mengadakan kajian-kajian seputar keilmuan Agama seperti
komunitas hijab pada umumnya (hijab modis).27
b. Pengertian Jilbab
Pakar Tafsir al-Biqa‟i menyebut beberapa pendapat tentang makna jilbab.
Antara lain, baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian
yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang
menutupi badan wanita. Kalau yang dimaksud dengang jilbab itu adalah baju, maka
ia adalah pakaian yang menutupi tangan dan kakinya; kalau kerudung, maka perintah
mengulurkannya adalah menutup rambut dan lehernya. Kalau maknanya adalah
pakaian yang menutupi baju, maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya
longgar sehingga menutupi seluruh badan dan pakaian.28 Thabáthabá‟i memahami
kata jilbab dalam arti pakaian yang menutupi seluruh badan atau kerudung yang
menutupi kepala dan rambut mereka.
Ibn „Ásyúr memahami kata jilbab dalam arti pakaian yang lebih kecil dari
jubah tetapi lebih besar dari kerudung atau penutup rambut. Ini diletakkan wanita di
atas kepala dan terulur kedua sisi kerudung itu melalui pipi hingga ke seluruh bahu
dan belakangnya. Ibn „Ásyúr menambahkan bahwa model jilbab bisa bermacam-
27
http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari-
552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015, jam 16:27 WIB 28
Al- Biq‟i, Ibrahim Ibn „Umar, “Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat Wa as-Suwar, cet I, Jilid
VI, (Beurit : Daar al-Kutub al-„Ilmuyah, 1995) h. 135.
22
macam sesuai perbedaan keadaan. Tetapi tujuan yang dikehendaki ayat ini adalah “...
menjadikan mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.”29
2. Khimar
Khimar menurut bahasa ialah jamak dari " " yang memiliki arti
“tutup” "" “tudung, tutup kepala wanita”.30
Khimar adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala seorang perempuan
(kerudung).31 Hanya saja khimar yang digunakan oleh wanita dahulu dibiarkannya
tergerai ke belakang punggun.32 Menurut keterangan mufasir, kerudung perempuann
di zaman jahiliyah terkulai ke belakang, sedangkan leher terbuka tepatnya bagian
dadanya yang sebelah atas. Karena itu Allah memerintahkan menutup leher dan
rambut.33 Sedang perintah mengulurkannya dalam surat An-Nur ayat 31 ialah hingga
menutupi dada.
Batasan jilbab yang harus dikenakan oleh seorang Muslimah dalam hal ini
ulama berbeda pendapat. Kata “ ” yang terkandung dalam surat An-Nur [24]
ayat 31 " " adalah jamak dari “ ” yang berarti hati.34
29
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mishbáh”, Jilid 11 (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 320.
30 Ahmad Warson Munawir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 397.
31 Syaikh Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi” (Jakarta : Pustaka azzam, 2008), h. 581
32M. Quraish Shihab “Jilbab”, 106.
33 Abdul Halim Hasan “Tafsir Al-Ahkam” (Jakarta: Kencana, 2006), h, 541.
34 Ahmad Warson Munawir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia” , h. 245.
23
Dan memiliki banyak penafsiran dalam menentapkan batasan kerudung. Mutaqil
berkata “ Maksudnya, ke tempat potongan itu.”
Jayb adalah saku baju yang bagian atasnya tidak berlubang. Imam Bukhari
menyebutkannya dengan sesuatu yang dibuat di bagian dada untuk meletakkan
sesuatu (saku).35
3. Hijab
Hijab secara etimologis berasal dari kata bahasa Arab dari akar kata verbal
hajaba-yahjubu-hajban (hijaaban) yang diterjemahkan “menutup, menyendirikan,
menyembunyikan, memasang tirai dan membentuk pemisahan”.36 Sedangkan hijab
sebagai kata benda diterjemahkan menjadi “penutup, bungkus, tirai, tabir, layar, sekat
dan partisi atau pemisah.”
o
35
Abdul Aziz Abdullah bin Baz “Fathul Baari”, cet II, (t. t,. t. p., t. th.,), h. 525.
36Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 256.
24
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi
kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu
masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu
selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar.
apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka
mintalah dari belakang hijab (tabir). cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu
dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula)
mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (QS Al-Ahzaab [33]: 53)
Ayat di atas menunjukan bahwa makna hijab secara komprehensip adalah
merujuk pada pembagian yang bernuansa sakral atau suatu pemisah antara dua dunia
atau dua ruang yang abadi dan fana, baik dan jahat, terang dan gelap, orang beriman
dan inkar, serta orang yang terhormat dan yang biasa. Adapun makna hijab secara
khusus adalah suatu yang menghalangi antara dua pihak sehingga salah satu dari ke
duanya tidak bisa melihat yang lain secara sempurna. Ini menunjukan bahwa makna
hijab bukan berarti pakaian yang dikenakan umat manusia. Karena pakaian dan
bagaimanpun jenisnya sekalipun menutup tubuh wanita hingga wajahnya tidak akan
menghalangi wanita yang bersangkutan melihat orang yang ada di sekitarnya. Dan
sebaliknya, tidak akan menghalangi orang lain melihatnya meskipun dia memakai
pakaian warna hitam dari ujung kepala, termasuk wajahnya, hingga ujung kaki.
Makna hijab sebagaimana disebutkan firman Allah SWT, “Maka mintalah
kamu dari belakang hijab” adalah tabir atau tirai yang ada di rumah Rasulullah SAW
25
yang diturunkan untuk memisahkan antara majelis kaum laki-laki dan majelis kaum
wanita. Dari ayat Al-Qur‟an di atas diturunkan kepada istri-istri Nabi namun ini juga
berlaku kepada seluruh wanita Muslimah. Dengan turunnya ayat hijab pada masa itu
ada beberapa hikmah yang terkandung pada perintah pemasangan hijab bagi mereka
itu ada dua; pertama, kaitan dengan banyaknya para sahabat yang silih berganti
datang ke rumah-rumah mereka dan hal ini dianggap cukup mengganggu privasi
mereka. Kedua, Rasullullah SAW mempunyai rencana untuk mengangkat derajat dan
status yang tinggi kepada istri-istrinya pada tingkatan yang superior di kalangan
komunitas umat Islam sehingga muncul peraturan yang mengikat kepada mereka;
seperti mereka tidak boleh (haram) menikah lagi setelah beliau meninggal dunia,
tidak menganggap status dirinya sama dengan wanita Muslimah lainnya, tidak perlu
merendah ketika berbicara, pergi keluar jika perlu saja, tidak sembrono dalam
berprilaku, dan menghindari prilaku eskibisionis dalam berpakaian. Semua ini untuk
melindungi privasi mereka karena mereka diberi gelar terhormat dengan julukan
Ummul Mukminin.37
C. Aurat
1. Pengertian Aurat
Ditinjau dari sisi leksikal aurat adalah kurang, cela, sesuatu yang dirasakan
malu. Dari kata itu timbul kata “Auraa” wanita bukan karena matanya buta sebelah.
37
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi)”, (Yogyakarta:
Darussalam 2013), cet I, h.78-87.
26
Kata aurat berasal dari lafal bahasa Arab, diambil dari wazan „aara =
;‟awira = dan a‟wira = .
o „Aara mempunyai arti menutup dan menimbun. Ini memberikan pengertian bahwa
aurat adalah sesuatu yang harus ditutupi secara sempurna hingga tidak bisa dilihat
oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri.38
o „Awira mempunyai arti “hilang perasaan” atau “menjadi buta sebelah matanya.”
Pada umumnya kata „awira ini mengandung pengertian yang tidak baik,
memalukan dan mengecewakan.39 Jika kata „awira ini yang menjadi sumber kata
aurat maka pengertian aurat adalah sesuatu yang bisa bikin malu, mengecewakan
dan dipandang tidak baik.
o A‟wara mempunyai arti sesuatu yang jika dilihat akan mencemarkan40 seseorang
dan bikin malu atau secara leksikal berarti menampakkan aurat. Jadi definisi aurat
jika diambil dari kata a‟wira adalah sebagian anggota tubuh yang harus ditutupi,
dijaga dan dipelihara agar tidak menimbulkan rasa malu dan mencemarkan nama
baik.41
Dari tiga akar kata di atas bisa ditarik benang kesimpulan bahwa aurat adalah
sesuatu yang bisa menimbulkan birahi atau sebagian anggota tubuh yang bisa
membangkitkan nafsu syahwat. Dan aurat mempunyai nilai-nilai yang sangat
38
Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3165.
39 Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3164-3167.
40 Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3166.
41 Al-Husainiy, “Kifayat AL-Akhyar” (A- Qahirah: Isa Halaby, t.th.,), Jilid I, h. 92.
27
terhormat yang dibawa oleh sifat dasar malu yang ada pada diri setiap umat manusia
agar dijunjung tinggi dengan berupaya menutupinya dan dipelihara secara sempurna.
Upaya ini agar tidak “mengganggu” umat manusia lainnya, tidak mencemarkan nama
baik dan tidak menimbulkan kemungkaran.42
Sedang menurut istilah aurat adalah bagian tubuh yang tidak patut
diperlihatkan kepada orang lain. Dan bagian-bagian itu ada beberapa macam sesuai
dengan tempat dan situasi.43
Kata aurat banyak disebut dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW
dalam beberapa ayat yang termuat dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa kata aurat tidak
digunakan terbatas pada anggota tubuh saja. Berikut ini beberapa kutipan ayat yang
berkenaan dengan aurat.
o
42
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi), h. 45-49
43 Dra. H. St. Aminah, “Kunci Wanita Shalihah (Bidang Ibadah)”, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1997), h. 108.
28
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur [24] :31)
Asbabun Nuzul ayat ini menyatakan di dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa Asma‟ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjung wanita-wanita
yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelang-
gelang kakinya, demikian juga dada dan sanggul-sanggul mereka. Berkatalah Asma‟:
“alangkah buruknya (pemandangan) ini”. Turunnya ayat ini (S. 24 : 31) sampai
“auratinnisa” berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada kaum
Mu‟minat untuk menutup aurat mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari
Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang wanita membuat kantong
perak yang diisi untaian batu-batu mutu manikam sebagai perhiasan kakinya.
Apabila ia lalu dihadapan orang-orang, ia memukul-mukulkan kakinya ke tanah
sehingga dua gelang kakinya bersuara beradu. Maka turunlah kelanjutan ayat ini (S.
29
24 : 31, dari “wala yadlribna bi arjukihinna” sampai akhir ayat yang melarang
wanita menggerakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan perhatian laki-laki.44
Ayat ini merupakan perintah dari Allah bagi wanita Muslimah dan merupakan
penghargaan dari Allah bagi suami mereka serta sebagai perbedaan antara mereka
dengan wanita jahiliyah dan prilaku wanita musyrik. Sebab turunnya ayat ini sebagai
mana diceritakan oleh Muqatil bin Hayan. Dia berkata. “telah sampai berita kepada
kami dan Allah Mahatahu bahwa jabir bin Abdillah al-Anshari telah menceritakan
bahwa Asma‟ binti Murtsid tengah berada di tempatnya yaitu di Bani Haritsah. Tiba-
tiba banyak wanita yang menemuinya tanpa menutup aurat dengan rapih sehingga
tampaklah gelang-gelang kaki mereka, dada dan kepang rambutnya. Asma‟
bergumam : „alangkah buruknya hal ini.‟ Maka Allah Ta‟ala menurunkan ayat,
„katakanlah kepada wanita yang beriman, „ hendaklah mereka menahan
pandangannya‟” dari perkara yang diharamkan Allah untuk melihatnya (aurat),
kecuali kepada suami mereka.45 Dan juga ayat ini menjelaskan beberapa katagori
laki-laki yang boleh berbaur dan berkumpul dengan wanita dalam ruang privasinya.
Dengan demikian wanita itu tidak perlu menyembunyikan bagian tertentu anggota
tubuhnya. Kata aurat yang termuat dalam ayat ini berkonotasi organ gentil wanita.
Dalam surat yang sama pada ayat 58 disebutkan,
44
Qamaruddin Shaleh, Dahlan, dkk “Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya Ayat-
Ayat Al-Qur‟an”, (Bandung , CV. Diponegoro: 1992), cet-14, h. 356
45 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i “Ibnu Katsir” , (Jakarta , Gema Insani 2000), h. 488.
30
o
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang
kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada
kamu tiga kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'.
(Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka
selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat
bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur [24] :
58)
Kata aurat dalam ayat ini merujuk pada konsep privasi, ruang dan waktu
pribadi, tidak terkait dengan anggota tubuh manusia. Tetapi menjelaskan tiga sesi
waktu yang tidak boleh dimasuki sembarangan oleh budak atau anak-anak kecil (yang
belum baligh) tanpa terlebih dahulu meminta izin.46 Tiga sesi yang terkandung adalah
pertama, sebelum shalat subuh (antara terbit fajar hingga munculnya matahari.
Maksudnya dilarang masuk sebelum shalat fajar). Hal itu karena pada saat tersebut
manusia tengah tidur dipembaringannya. Kedua, “ketika kamu menanggalkan
pakaianmu di tengah hari”, yaitu pada saat kailullah, karena pada saat tersebut
46
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi), h. 46
31
biasanya manusia menanggalkan pakaiannya ketika bersama keluarganya. Dan
ketiga, “sesudah shalat Isya”, karena pada saat itu waktu untuk tidur..
Dengan demikian, pelayan dan anak-anak dilarang menerobos masuk ke kamar
pada tiga kondisi tersebut karena khawatir sang ayah sedang bercampur dengan
istrinya, atau melakukan hal semacamnya. Karena itu, Allah Ta‟ala berfirman yang
artinya, “itulah tiga aurat bagi kamu”.47
Dalam ayat di atas organ gentil atau aurat disebutkan dua kali, tetapi bukan
menggunakan lafal aurat melainkan lafal sau-at. Kata ini ditunjukan pada kedua jenis
kelamin, laki-laki dan wanita. Dari beberapa ayat di atas bisa difahami bahwa makna
aurat berkaitan erat dengan “kerentanan terhadap gangguan.”
2. Batasan Aurat Wanita
Batasan aurat wanita berbeda-beda, perbedaannya tergantung dengan siapa
wanita itu berhadapan, yang secara umum dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a) Aurat wanita berhadapan dengan Allah (shalat)
Mayoritas Ulama berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali
wajah dan kedua telapak tangan. Berpedoman dari surat An-Nuur [24] ayat 31,
Dan janganlah menampakan perhiasan (auratnya) kecuali yang bisa terlihat, dan
47
Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i “Ibnu Katsir” , h. 522.
32
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka.48
b) Aurat wanita berhadapan dengan muhrimnya, dalam hal ini ulama berbeda
pendapat:
i) Ulama Syafi‟i dan Hanafi49 berpendapat bahwa aurat wanita berhadapan dengan
muhrminya adalah antara pusat dan lutut, sama dengan aurat kaum pria atau
aurat wanita berhadapan dengan wanita.
ii) Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah berpendapat bahwa aurat wanita berhadapan
dengan muhrimnya yang laki-laki adalah seluruh badannya kecuali muka,
kepala, leher, dan kedua kakinya.50
Menurut para ulama Hambali, tidak ada perbedaan antara wanita Muslimah dan
wanita kafir dalam masalah ini. Artinya baik dihadapan sesama Muslimah
maupun di depan wanita kafir, seorang wanita Muslimah boleh saja membuka
tubuhnya selain anggota tubuh antara pusat dan lutut. Kebanyakan fuqaha
(jumhur) sepakat atas bolehnya memperlihatkan wajah dan telapak tangan
kepada selain muhrim.51
Adapun yang dimaksud dengan muhrim adalah:
1) Suami
48
Ibnu Taymiyyah “Kitab Fatáwá Ibnu Taymiyyah Fí Al-Fiqh”, Jilid XXII, h. 109.
49 M. Quraish Shihab “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah”, h. 161.
50 Ar-Ramly “Nihayah Al-Muhtaj (Al-Qhahirah: Musthafa halaby, t.th.,), h. 188-189.
51 Dra. H. St. Aminah, “Kunci Wanita Shalihah”, h. 108.
33
2) Ayah
3) Ayah suami
4) Puteranya yang laki-laki
5) Putra suami
6) Saudara atau saudara susuan
7) Putra dari saudara
8) Putra dari saudari
9) Wanita
10) Budaknya
11) Laki-laki yang menyertainya, tapi laki-laki itu tidak mempunyai kebutuhan
lagi kepada wanita.
12) Anak kecil yang belum mengetahui aurat wanita
13) Paman (saudara ayah)
14) Paman (saudara ibu)
Masalah muhrim ini terdapat dalam Al-Qur‟an surat An-Nuur ayat 31.
Aurat anak perempuan yang kecil diperselisihkan juga. Dalam madzhab Hanafi
anak yang berumur 4 tahun ke bawah tidak ada auratnya. Siapapun boleh melihat
dan memegang seluruh badannya. Selanjutnya setelah meningkat hingga sepuluh
tahun, maka auratnya adalah dubur dan kemaluannya serta apa yang ada
disekitarnya. Bila telah mencapai usia sepuluh tahun, maka auratnya sama dengan
aurat orang dewasa. Pandangan ulama syafi‟i lebih ketat. Anak kecil walau belum
34
menjelang dewasa, yakni belum dikatakan berakal auratnya sama dengan aurat
orang dewasa; yang lelaki maupun yang perempuan.
c) Aurat wanita berhadapan dengan orang yang bukan muhrimnya:
Ulama telah sepakat bahwa selain wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak
kaki dari seluruh badan wanita adalah aurat, tidak halal dibuka apabila berhadapan
dengan laki-laki bukan muhrim, berdasarkan firman Allah dalam surat al-Ahzab
ayat 59 dan surah an-Nuur ayat 31, juga berdasarkan hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Turmudzi yang dishahihkan oleh Ibn Hibban dan Ibn
Khuzaimah, bahwa Nabi SAW bersabda: wanita itu adalah aurat).
Namun ulama berbeda pendapat dalam menentukan wajah, kedua telapak
tangan dan kedua telapak kaki wanita sebagai aurat. Ada beberapa pendapat
mengenai hal ini: Wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki tidak
termasuk aurat, ini adalah pendapat Ats-Tsauri dan Al-muzain, Al-Hanafiah dan
Syi‟ah Imamiah menurut riwayat shahih.
i) Seluruh badan wanita adalah aurat, ini adalah pendapat Imamn Ahmad dalam
salah satu riwayat, pendapat Abu Bakar dan Abdur Rahman dari kalangan
Tabi‟in.
ii) Hanya wajah saja yang tidak termasuk aurat, ini juga pendapat Imam Ahmad
dalam satu riwayat dan pendapat Daud azh-Zhahiri serta sebagian Syi‟ah
Zaidiah.52
52
Asy-Syaukani “Nail Al-Authar”, Jilid II, h. 68.
35
iii) Abu Bakar bin Aburrahman bin Al-Harits bin Hisyam berkata, “segala sesuatu
yang terdapat pada diri seorang wanita adalah aurat, hingga kuku-kukunya pun
demikian,”53
3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah
a. Dalam surah al-Ahzab ayat 35 dan an-Nuur ayat 31, akan dijumpai semuanya
berbentuk Amar (perintah) atau Nahyi (larangan) yang menurut Ilmu Ushul fiqih
akan dapat memproduk wajib‟aini ta‟abudi, yaitu suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh setiap Muslimah tanpa harus bertanya alasannya. Namun
demikian, bila diteliti lebih jauh, kewajiban menutup aurat ini ada hubungannya
dengan kewajiban lain yang diperintahkan Allah demi kemaslahatan manusia,
seperti:
i) Menutup aurat merupakan faktor penunjang dari kewajiban menahan
pandangan yang diperintahkanAllah SWT, dalam surah An-Nuur ayat 30 dan
31:
Katakanla kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandngannya”
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya
53
Syaikh Imam Al Qurthubi, “ Tafsir Al-Qurthubi”, Jilid 7, h. 436
36
Sebab-sebab turunnya ayat ini menyatakan di dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa Asma‟ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering
dikunjung wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain
panjang sehingga kelihatan gelang-gelang kakinya, demikian juga dada dan
sanggul-sanggul mereka. Berkatalah Asma‟: “alangkah buruknya
(pemandangan) ini”. Turunnya ayat ini (S. 24 : 31) sampai “auratinnisa‟”
berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada Kaum
Muslimah untuk menutup aurat mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim
dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah.
ii) Menutup aurat sebagai faktor penunjang dari larangan berzina sebagaimana
yang difirmankan Allah SWT dalam surah al-Isra‟ ayat 32:
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
b. Menutup aurat menjadi wajib karena sad adz-dzara‟i, yaitu menutup pimtu
kepada dosa yang lebih besar. Oleh karena itu, ulama telah sepakat mengatakan
bahwa menutup aurat adalah wajib bagi setiap pribadi wanita dan pria Islam.54
Khususnya kaum wanita, kewajiban ini diwujudkan dengan mengenakan khimar
atau yang dikenal dengan busana Muslimah.
54
Ad-Dimasyqy, “Rahmat Al-Ummah” (Al-Qahirah: Halaby, t.th.,) h. 173.
37
c. Menutup aurat wanita ketika solat Abu Hanifah dan Syafi‟i berpendapat bahwa
menutup aurat termaksud kefardhuan shalat. Mereka berkata “Yang dimaksud
dalam surat Al-„Araf [7] ayat 31 adalah menutup aurat.” Mereka berhujjah bahwa
sebab turun ayat adalah ketika itu ada seorang wanita yang melakukan thawaf
sambil telanjang dan berkata
Sekarang telah nampak sebagian atau seluruhnya, apa saja yang nampak darinya
tidak aku halalkan.
Lalu turunlah ayat tersebut, dan Nabi SAW memberikan perintah agar tidak
ada seorang musyrik pun yang melakukan thawaf juga tidak boleh seorang wanita
melakukannya sambil telanjang.55
D. Tabarruj
1. Pengertian Tabarruj
Kata tabarrajna dan tabarruj terambil dari kata barraja
yaitu nampak dan meninggi. Dari sini kemudian dipahami juga dalam arti kejelasan
dan keterbukaan karena demikian itulah keadaan sesuatu yang nampak dan tinggi.56
Sedangkan dalam kamus Al-Munawwir kata ialah mempertontonkan
hiasan dan kecantikannya pada orang lain.57
55
Muttafaq „Alaihi. HR. Al Bukhari (1622), dan Muslim (1347).
56 M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Mishbáh”, Vol XV , h. 264.
57 Ahmad Warson Munawwir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 76.
38
Tabbaruj adalah wanita yang memperlihatkan kecantikannya sehingga dapat
merangsang syahwat laki-laki.58 Juga dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan
seorang wanita menampakan hal-hal yang seharusnya tertutup di hadapan kaum lelaki
yang bukan muhrimnya. Hal-hal tersebut meliputi bagian-bagian dari dirinya yang
menawan hati orang lain, kedua lengannya, betisnya, dada, dan lehernya.
Menurut Syaikh Al-Maududi, kata “Tabarruj” bila dikaitkan dengan wanita ia
memiliki tiga pengertian
1. Menampakkan keelokan wajah dan bagian-bagian tubuh yang membangkitkan
birahi, di hadapan kaum lelaki yang bukan muhrimnya.
2. Memamerkan pakaian dan perhiasan yang indah di hadapan kaum lelaki yang
bukan muhrimnya.
3. Memamerkan diri dan jalan berlenggak lenggok di hadapan kaum lelaki yang
bukan muhrimnya.59
Tabarruj menurut Ibnu Mandzur adalah wanita yang memperlihatkan
perhisannya juga kecantikannya untuk laki-laki. Sedang yang dimaksud dengan
wanita yang bertabarruj atau tabarrajatil mar‟ah ialah wanita yang menampakkan
kecantikannya, lehernya dan wajahnya. Maksudnya disini adalah wanita yang
58
Abi Mansyur Muhammad ibn Ahmad Azhari, Mu‟jamu Tahdzibu al-Lughoti, (Saudi
Arabiya: Dar El Marefah 2001), jilid I, h. 351.
59 Al-Maududi, Tafsir Ayat Hijab, (t.t., t. p., t. th.,), h. 13
39
menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki dengan
maksud untuk membangkitkan nafsu syahwatnya.60
Allah SWT. telah melarang tabarruj jahiliyah di dalam Nash Nya surat Al-
Ahzab ayat 33
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 33).
Nash di atas secara khusus diturunkan untuk para istri Nabi, namun secara
umum nash ini berlaku bagi seluruh wanita Muslimah di dunia. Di dalam surah al-
Ahzab ayat 33 menyatakan larangan bertabarruj secara berlebihan karena merupakan
perbuatan wanita dahulu yakni wanita jahiliyah sebelum datangnya agama Islam.
Makna At-Tabarruj pada ayat ini adalah terbukanya dan nampaknya perhiasan
oleh pandangan mata. Dari kata ini muncul ungkapan Buruuj Musyayyadah, Buruuj
As-Samaa‟, Buruuj Al-Aswaar maksudnya adalah tidak memiliki penghalang untuk
menutupinya.61
60 Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3188 61
Al Qurthubi “Tafsir Al Qurthubi”, jilid. 8, h. 775
40
Menyangkut firman Allah: منها ظهر إالما زينتهن واليبدين yang artinya: jangan
mereka menampakan perhiasan mereka kecuali apa yang tampak darinya (QS. An-
Nur : 31). Syahrur menyatakan bahwa hiasan pada dasarnya ada tiga macam:
Pertama, dalam bentuk penambahan hal-hal pada sesuatu atau pada tempat
sesuatu, mislanya menambahkan hal-hal indah di kamar, seperti lampu-lampu kristal,
cat, bisa juga pakaian, sisiran rambut bagi pria dan wanita, dan hiasan-hiasan atau
make up bagi wanita.
Kedua, hiasan pada tempat sesuatu, seperti membuat tanaman-tanaman indah
di kota. Tempat-tempat indah itu dikunjungi orang untuk mereka nikmati.
Ketiga, hiasan pada tempat sekaligus pada sesuatu, sebagaimana yang
diakibatkan oleh kemajuan IPTEK yang diraih oleh suatu masyarakat..
Dalam konteks wanita, cendekiawan ini berpendapat bahwa hiasan adalah pada
tempat sesuatu, maka hiasan wanita adalah seluruh tubuhnya. Namun demikian,
hiasan tersebut terbagi dua lagi. Ada hiasan yang jelas, nyata dan ada juga hiasan
yang tersembunyi. Hiasan nyata dan jelas menurut Syahrur dari hiasan wanita
adalah bagian-bagian badannya yang nampak ketika diciptakan seperti kepala, perut,
punggung, kedua kaki, dan kedua tangan.62 Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah berkata
“perhiasan yang zahir itu seperti celak, sugi, kaki sampai seperdua betis, boleh
perempuan membukanya dalam batasan itu.” Ibnu Athiyah berkata , “Tidak halal
62
M. Quraish Shihab, “Jilbab", h. 178-179
41
perempuan membukakan dengan sengaja perhiasannya,” hendaklah
disembunyikannya kecuali perhiasan yang tersebut.63
Hiasan yang tersembunyi adalah yang tidak tampak ketika penciptaan, yakni
yang disembunyikan Allah dari sosok wanita. Masih menurut Syahrur adalah apa
yang diistilahkan oleh al-Qur‟an dengan juyuub. Bagi wanita, jaib adalah bagian
badan yang memiliki dua tingkat yang berlubang. Juyuub pada wanita menurut
Syahrur ada banyak, yaitu antara kedua payudra, kemaluan, dua sisi pantat. Bagian
itulah yang harus ditutupi wanita Muslimah berdasarkan firman Allah (wal yadribna
bi khumurihinna illa juyubihinna).64
Sedangkan pendapat lain menyatakan dari Syaikh Imam Qurthubi mengenai
perhiasan yang dimaksud dalam ayat di atas. Perhiasan itu ada dua bagian, yaitu: (1)
khalqiyyah (fisik melekat pada diri sesorang) dan (2) muktsabah (dapat diupayakan).
Perhiasan khalqiyyah adalah wajah seorang perempuan. Wajah adalah pokok
perhiasan, keindahan sebuah penciptaan atau rupa, dan ciri identitas. Sebab pada
wajah itu terdapat banyak manfaat dan tanda-tanda untuk dapat melakukan
pengenalan.65
Menurut Ibn „Ásyúr yang bersifat melekat adalah wajah, telapak tangan, dan
setengah dari kedua lengan.
63
Abdul Halim Hasan “Tafsir Ahkam”, h. 541.
64 M. Quraish Shihab, “Jilbab", h. 180
65 Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 576-579.
42
Pakar hukum dan tafsir Ibnu al-„Arabi, hiasan yang bersifat khilqiyyah adalah
sebagian besar jasad perempuan, khususnya wajah, kedua pergelangan tangannya,
kedua siku sampai dengan bahu, payudara, kedua betis, dan rambut. Hiasan
Kholqiyyah yang dapat ditoleransi hiasan yang bila ditutup mengakibatkan kesulitan
bagi wanita, seperti wajah, kedua telapak tangan, dan kedua kaki, lawannya adalah
hiasan yang harus disembunyikan/harus ditutup, seperti bagian atas kedua betis,
kedua pergelangan, kedua bahu, leher dan bagian atas dada, dan kedua telinga.66
Sedangkan perhiasan muktsabah adalah sesuatu yang dilakukan oleh seorang
perempuan untuk memperbaiki rupa atau penampilannya, misalnya pakaian,
perhiasan, celak atau pacar. Sebagaimana firman Allah pada surat Al-A‟raf ayat 31
" " „pakailah pakaianmu.‟67
Menurut Ibnu „Ásyúr yang diupayakan adalah pakaian yang indah, perhiasan,
celak mata, dan pacar. Al-Qur‟an memang menggunakan kata zinah dalam arti
pakaian seperti yang dijelaskan dalam surah al-A‟raf [7] : 31.68
Ibnu al-„Arabi, hiasan yang diupayakan adalah hiasan yang merupakan hal-hal
yang lumrah dipakai sebagai hiasan buat perempuan, yakni perhiasan, pakaian indah
dan berwarna warni, pacar, celak, siwak, dan sebagainya.
66
M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Ahkam”, Jilid VIII, h. 531.
67 Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 579.
68 M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Ahkam”, Jilid VIII, h. 531.
43
Ibnu Abbas, Qatadah, Miswar bin Jubair : celak, gelang, pacar sampai
separuh lengan, anting-anting, cincin, dan lainnya. Semua itu boleh dinampakkan
oleh seorang wanita kepada setiap orang yang menemuinya.69
Sedangkan untuk makna (orang-orang jahiliyyah yang dahulu)
pada surah an-Nur ayat 60 para ulama berbeda pendapat;
1. Zaman itu adalah zaman ketika dilahirkannya Nabi Ibrahim AS, karena pada waktu
itu para wanita terbiasa mengenakan pakaian luar yang terbuat dari mutiara
(seperti baju besi yang biasa digunakan oleh orang-orang zaman dahulu untuk
berperang) lalu mereka berlenggak-lenggog di jalan seakan menawarkan diri
mereka kepada kaum laki-laki.
2. Al-Kalbi berpendapat zaman itu berada diantara zaman Nabi Nuh dan zaman Nabi
Ibrahim dimana diriwayatkan pakaian luar (seperti jaket atau mantel) yang
dikenakan oleh wanita zaman itu terbuat dari mutiara yang sisi kanan dan kirinya
sangat polos (tidak terjahit atau tidak menyatu) sedangkan pakaian biasanya sangat
tipis hingga tubuh mereka tetap terlihat dengan jelas.
3. Abu Al Abbas Al Mubarrad mengatakan zaman itu juga sering disebut dengan
istilah jahiliyatul juhala (zaman jahiliyah orang-orang bodoh). Para wanita di
zaman itu tanpa malu-malu memperlihatkan apa yang tidak baik utnuk
diperlihatkan, bahkan seorang isteri tidak merasa sungkan untuk duduk bertiga
bersama suaminya dan teman laki-lakinya, dimana suaminya hanya mengenakan
69
Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 576-578.
44
pakaian yang menutup bagian bawah tubuhnya dan temannya itu mengenakan
pakaian yang menutupi bagian atas tubuhnya, atau sebaliknya.70
Kata () al-jáhiliyyah terambil dari kata ( ) jahl yang digunakan al-
Qur‟án untuk menggambarkan suatu kondisi di mana masayarakatnya mengabaikan
ajaran-ajaran Ilahi, melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik atas dorongan nafsu,
kepentingan sementara, maupun kepicikan pandangan. Ayat tersebut mensifati
jáhiliyyah tersebut dengan al-úlá. Yakni masa lalu. Bermacam-macam penafsiran
tentang masa lalu itu. Ada yang menunjukan masa Nabi Nuh AS, atau sebelum Nabi
Ibrahim AS. Agaknya yang lebih tepat adalah menyatakan masa sebelum datangnya
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selama masa itu masyarakat mengabaikan
tuntunan Ilahi. Berikut pendapat beberapa musafirin dalam memakai kalimat
“tabarruj al-Jahiliyah”
o Mujaahid ;
Tabarruj Jahiliayah menurut Mujaahid adalah wanita yang keluar berjalan diantara
para laki-laki.71
o Muqootil ibn Hayyan;
Tabarruj jahiliyyah ialah wanita yang melepas kerudung dari atas kepalanya.
70
Al Qurthubi “Tafsir Al Qurthubi”, jilid. 14, h. 4497
71 M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Mishbáh”, h. 264.
45
Berdandan atau berhias adalah sesuatu yang boleh dilakukan oleh perempuan
demi menjaga kodrat kewanitaannya. Mereka boleh melubangi telinga untuk
memakai anting-anting. Para fuqaha menegaskan seorang perempuan dewasa boleh
melubangi telinganya untuk memakai anting-anting, atau telinga bayi-bayi
perempuan. Praktik semacam ini biasa dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW tanpa
ada larangan dari beliau. Ibnu al-Qayyim mengatakan, “ Perempuan perlu berhias dan
melubangi telinga untuk memasang anting-anting karena suatu kemaslahatan dan hak
bagi dirinya.”
Perempuan juga diperbolehkan berdandan dengan memakai pakaian sutra dan
perhiasan emas. Akan tetapi praktik serupa terlarang bagi laki-laki karena sutra dan
emas adalah perhiasan khusus kaum perempuan .
Jika seorang perempuan terpaksa harus keluar rumah dia mesti menutup diri
dan auratnya. Mujahid mengatakan diantara tingkah laku Jahiliah tersebut adalah
seringnya perempuan keluar rumah dan berjalan di tengah-tengah kerumunan laki-
laki. Qatadah juga menceritakan perempuan zaman Jahiliah dulu biasa berjalam
lenggak-lenggok hingga Allah melarang meraka.72
Di dalam surat An-Nuur [surah ke dua pulu empat] ayat 31 yang berbunyi
" " menjelaskan perintah Allah SWT terhadap kaum
perempuan untuk tidak menampakan perhiasan serta lekak-lekuk tubuhnya kecuali
72
„Abd al-Qadir Manshur, “Buku Pintar Fikih Wanita”, h. 60-61.
46
yang biasa tampak darinya yaitu wajah dan kedua telapak tangannya73 terhadap
orang-orang yang memandangnya, kecuali terhadap orang-orang yang dikecualikan
pada kelanjutan ayat di atas. Itu semua disebabkan kekhawatiran akan terjadinya
fitnah, selanjutnya Allah SWT mengecualikan perhiasan yang bisa nampak.
2. Tabarruj (Mempercantik diri) dalam pandangan hukum Islam
Dalam buku karya Prof. Huzaemah menyatakan bahwa berdasarkan fitrahnya,
wanita cenderung suka berhias, hal ini dibolehkan dalam Islam selama dalam berhias
(mempercantik diri) tidak untuk menarik perhatian pria dan membangkitkan syahwat
atau merangsang.
1. Berhias yang dianjurkan
Di antara berhias yang dianjurkan adalah:
a. Siwak. Bersiwak mengandung manfaat yang sangat besar, yaitu menjaga
kebersihan. Rasulullah SAW bersabda;
.74
“Andaikata tidak karena aku membenarkan umatku, tentu aku memerintahkan
untuk bersiwak bersama setiap shalat.”
b. Istinsyaq. Memasukkan air ke dalam hidung yang berarti membersihkan hidung.
c. Memotong kuku.
73
Al-Imam Muhammad „Usman „Abdullah Al-Migrani “Tájut Tafásír” (Bandung : Sinar
Baru Algensindo, 2009), h. 2107
74 Musya Syaahiyn “Taysiri Shahih Bukhari” (t. T., t. P., t. Th.,) juz I, h. 51.
47
d. Mencuci ruas-ruas jari tangan dan kaki.
e. Mencabuti atau mencukur rambut ketiak.
f. Mencukur rambut di bawah perut.
g. Mencuci pakaian yang kotor.
h. Bersisir atau merapihkan rambut.
i. Mengecat rambut dengan selain warna hitam.
j. Bercelak.
k. Mencuci bekas darah haid yang dikerik dengan tulangdan dibasuh dengan kapur
barus yang dicampuri dengan air. Seperti Sabda Rasul;
.75
dari Ummu Qais binti Muhshan, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah SAW mengenai darah haid yang mengenai pakaian. Lalu Beliau
bersabda, „Basuhlah dengan air dan kapur barus serta keriklah dengan
tulang.
l. Menggenakan pacar kuku.
2. Berhias Yang Diperbolehkan.
a. Menggunakan sutra dan emas
b. Mutiara dan berbagai jenis batu-batu permata.
c. Pewarna untuk memerahkan pipi dan memutihkan wajah dengan bedak.76
75
Ibnu Khuzaimah “Shahih Ibnu Khuzaimah” (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 336.
48
3. Berhias yang diharamkan oleh Allah antara lain adalah:
a. Mengubah ciptaan Allah:
Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias, seperti mengubah
ciptaan Allah yang menurut Al-Qur‟an dinilai bahwa mengubah ciptaan Allah
sebagai ajakan setan. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa [4] ayat
119 yang artinya: “Sesungguhnya akan kami pengaruhi mereka, sehingga
mereka mau merubah ciptan Allah.”
b. Melakukan Tato, Menipiskan Alis, Mengikir Gigi dan Mengoprasi Kecantikan.
c. Menyambung Rambut
d. Menampakan perhiasan atau aurat
Dalam Al-Qur‟an surah An-Nur [24] ayat 31 disebutkan:
Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya.
Pengertian kalimat perhiasan “Zinah” pada ayat tersebut dimaksudkan
adalah aurat. Wanita tidak boleh menampakan aurat kecuali pada muhrimnya.
Sebagaiman dijelaskan oleh ayat di atas. Ini pun terbatas pada bagian tubuh
76
Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (terjemahan , Jakarta Pusat:
Darul Falah, 1970),h. 163-164.
49
yang berada di atas pusat dan di bawah lutut, kecuali kepada suami tidak ada
bagian badan yang wajib ditutup.77
e. An-Namishah. Adalah wanita yang mencukur bulu alis atau mutanammishah,
wanita yang meminta orang lain agar mencukurkan alisnya.78
77
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, “Fiqih Perempuam Kontemporer”, h. 12-14.
78 Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah,h. 165.
50
BAB III
WORLD MUSLIMAH FOUNDATION
A. Background
1. Latar Belakang
Wanita sebagai mandat pendidik generasi pewaris harus mampu menciptakan
suasana keamanan, ketenangan, stabilitas serta mewariskan kebijakan dan nilai-nilai
penting bagi anak-anak mereka. Melihat fungsi wanita sebagai masyarakat sosial,
maka untuk alasan tersebut dan banyak lainnya setiap wanita berhak mendapatkan
uluran tangan secara valid dan merata untuk dapat meningkatkan kehidupan
masyarakat.
Dalam meningkatkan sumberdaya1, kaum wanita harus terlepas dari ras budaya
yang didalamnya akan ditemui berbagai kendala signifikan yang menghambat proses
penting ini. Namun, meskipun demikian kendala tersebut tidak mempengaruhi secara
drastis keseimbangan wanita terhadap lapangan pekerjaannya. Terutama wanita
Muslimah harus mampu membenahi isu kurangnya perwakilan perempuan di
berbagai bidang. Isu-isu ini harus diselesaikan dengan bijaksana dan dengan mata
yang menatap ke depan namun kaki berakar kuat di masa sekarang.
1Sumber Daya Manusia (SDM) potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adatif dan transpormatif yang mempu mengelola
dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
51
2. Partisipasi Wanita
Tantangan dan kompleksitas kehidupan adalah suatu yang setiap orang pasti
hadapi dalam sebuah hubungan. Baik hubungan keluarga, kehidupan profesional
maupun masyarakat di Manca Negara. Salah satu inspirasi untuk menerangi dunia
dengan panji-panji Islam terletak pada partisipasi wanita saat wanita memainkan
peran pentingnya dalam pembentukan masyarakat.
Sebuah pepatah menyatakan “wanita adalah sekolah utama (pertama) bagi
anak-anaknya”. Jika wanita mampu mencetak anak-anaknya dengan baik, maka akan
lahir sebuah bangsa yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itu sejumlah fakta
mengenai akses pendidikan wanita, wanita yang berada di bawah persentase dan
ketimpangan sosial perlu mendapatkan perhatian lebih dari dunia global untuk
menciptakan kualits hidup yang diinginkan.
Secara global, jumlah anak putus sekolah dari tahun 2008 sebanyak 60 juta
menurun menjadi 57 juta anak pada tahun 2011. Tetapi manfaat dari kemajuan ini
belum mencapai pada anak-anak di negara-negara Islam terutama di negara-negara
yang terkena dampak konflik. Setengah dari mereka adalah anak perempuan.
52
3. Orientasi
World Muslimah Foundation menghadirkan sebuah upaya efektif untuk
memberikan lingkungan yang kondusif serta memfasilitasi sebuah gerakan
berkelanjutan yang mengerti kebutuhan perempuan, khususnya di dunia Muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi maupun interaksi
internasional dan kepedulian kepada perempuan Muslimah dunia untuk memberikan
prestasi yang diinginkan.
Teknologi dapat memfasilitasi kemajuan ekonomi perempuan untuk
meningkatkan produktivitas. Menciptakan kesempatan baru dan kemudian menjadi
sebuah cara untuk mengakses jaringan komunikasi global. Sementara perempuan
dapat menyeimbangkan peran utamanya dalam kehidupan keluarga. World Muslimah
Foundation percaya ketika wanita yang terlibat dalam pengembangan dan distribusi
teknologi mereka akan dapat mengakses dan menggunakan teknologi dengan baik
53
dapat memicu reaksi berantai yang positif dengan hasil universal untuk meningkatkan
kualitas kesadaran pengembangan pribadi. Kemampuan interpersonal, hubungan
keluarga serta masyarakat.2
B. Identifikasi
1. Tujuan
a) Untuk memberikan pendidikan, pemberdayaan dan penghargaan terhadap wanita
Muslimah yang ideal dan membangun generasi masa depan yang lebih baik.
2 Diakses pada 10 September 2014 dari ww.worldMuslimah.org/the-background/
54
b) Untuk mempromosikan keharmonisan antar wanita yang memiliki tanggung jawab
dalam keluarga, yang merancang, melaksanakan dan mempromosikan kebijakan yang
ramah keluarga dengan ilmu teknologi yang mendukung
c) Memberikan pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan kesempatan yang sama
dalam pekerjaan, termaksud melalui penciptaan lapangan kerja inovatif dalam
kewirausahaan yang kreatif seperti UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
untuk busana Muslim dan aksesoris, kesehatan termasuk produk dan jasa halal.
2. Visi dan Misi
Visi
Menjadi perantara yang ramah tamah dalam komunikasi antar dunia Muslim dan
masyarakat secara gelobal. Khususnya di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak. Dalam rangka menciptakan dunia yang lebih harmonis.
Misi
Untuk memajukan kompetensi dan karakter perempuan Muslimah di bidang
pengembangan diri, orientasi keluarga, kesehatan dan pengawasan, lingkungan,
kewirausahaan serta kepedulian sosial. 3
3. Etika
World Muslimah Foundation menyajikan kepribadian yang ideal dan komitmen
yang memudahkan bagi para pengamat untuk memahami nilai-nilai yang dimiliki
oleh World Muslimah Foundation secara representasi.
3 Diakses pada 10 September 2014 dari http://www.worldMuslimah.org/what-is-wmf/
55
Wanita dalam Islam dan kehidupan modern menjunjung tinggi nilai-nilai
spiritual yang diolah dari kajian Al-Qur‟an dan Sunnah untuk merepresentasikan
dengan mudah seputar ragam dan karakter, komitmen hidup serta hidup ideal dalam
Islam yang dijuluki 3S yakni, Solehah, Cerdas dan Stylish.4
C. Program World Muslimah Foundation
1. Women Appreciation (World Muslimah Award)
World Muslimah Award merupakan sebuah ajang penghargaan atas dedikasi,
integritas, dan kepedulian wanita Muslimah yang memiliki bakat serta potensi di
bidang akademik, olahraga, sosial dan bidang budaya yang merupakan sebuah
kegiatan kemanusiaan.
4 http://www.worldMuslimah.org/the-value/
56
World Muslimah Award (WMA) didirikan untuk mencari pribadi unggul
berprestasi atau mereka yang memiliki pengaruh terhadap orang lain dan memiliki
kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan visi, disiplin, gairah dan nurani
spiritualitas.
Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011. Pada awalnya hanya
terbuka hanya untuk orang Indonesia saja dan pada waktu itu bernama “Muslimah
Beauty”. Namun, kemudian dibuka untuk peserta Internasional dan berubah nama
menjadi “The World Muslimah Beuaty”. Pada 2013 memutuskan untuk mengubah
nama Brand sebagai ”World Muslimah Award” yang disiarkan LIVE di ANTV dan di
seluruh dunia melalui TV online streaming.
Finalis dan pemenang dari World Muslimah Award akan dinobatkan sebagai
Duta Muslimah Dunia. Mereka adalah public figure wanita Muslimah muda berbakat
yang telah mendedikasikan sebagian dari hidup mereka untuk nilai-nilai Islam serta
penerapan standar hidup moderen. Mereka ada untuk mewujudkan gaya hidup Islami
berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh World Muslimah Foundation yang
sesuai dengan Syariat.
The Annual World Muslimah Award memiliki pendekatan manajerial5 yang
khas dalam mempersiapkan bakat profesional melalui seminar dan lokakarya6 yang
5 Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah
pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsur-unsur
yang terpadu didalam proses pembelajaran.
57
disajikan oleh pembicara terkemuka dari Indonesia, Brunei Darrussalam, Bangladesh
dan Arab Saudi.
Kemampuan spiritual yang diujikan meliputi hafalan Al-Qur‟an, argumen
tentang pengembangan pengetahuan, tantangan Islam. Masa depan bagi perempuan
Muslimah di dunia pada umumnya, ekonomi Islam dan bagaimana menjadi isteri
terbaik dan menjadi seorang ibu dengan cara Islam.7
Annual Award World Muslimah tidak hanya memberikan penghargaan kepada
Muslimah berprestasi tapi juga memberikan semangat sekaligus menggugah
kepedulian sesama untuk memberikan perhatian lebih kepada Muslimah Indonesia
dan Manca Negara yang masih memerlukan uluran tangan. Mereka adalah kaum
Muslimah yang berjuang di tengah konflik dan perpecahan, diskriminasi, kemiskinan,
krisis pangan serta bencana alam yang melanda sebagian Negara Muslim. Akibatnya
hingga saat ini masih banyak Muslimah yang belum terakses pendidikannya, pekerja
keras sebagai tulang punggung keluarga untuk menafkahi putra-putri para syuhada,
Muslimah berprestasi tapi belum punya kesempatan untuk berkiprah, Muslimah cacat
serta Muslimah pengungsi dan Muslimah Mualaf.
Prestasi para finalis WMA yang telah dilakukan selama ini di wilayah masing-
masing akan menjadi cahaya inspirasi yang menjadi penyemangat dan motifasi bagi
Muslimah lainnya yang terpuruk untuk tetap sabar, tegar sekaligus berlapang dada.
6 adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu
dan mencari solusinya. 7 http://www.worldMuslimah.org/womens-appreciation/
58
Ajang penghargaan Muslimah berprestasi WMA (World Muslimah Award)
juga merupakan global charity event yang juga merupakan malam kepedulian
kemanusiaan yang diinisiasi oleh WMF bekerjasama dengan ACT8, AL-Azhar Peduli
Umat dan Irena Center sebagai komitmen eksistensi bangsa Indonesia sebagai negara
berpopulasi Muslim di dunia untuk menggugah kepedulian umat manusia agar dapat
berpartisipasi pada penggalangan dana kemanusiaaan peduli Muslimah Indonesia dan
Manca Negara. Terutama di negara Rohimia, Somalia, Palestina dan Mesir yang
disalurkan kepada yayasan ACT. Serta untuk mendukung pembangunan Mualaf
Muslimah atau Mualafah milik Irena Centre pimpinan Ustadzah Irena Handono di
kawasan Sentul City Jakarta.9
2. Women Empowerment (HOME C.A.S.H)
HOME C.A.S.H merupakan singkatan dari Home Career Assistance and
sisterhood hospitaly10
merupakan program yang berorientasi pada pembangunan
ekonomi keluarga, melayani wanita Muslimah kurang mampu yang ingin
neningkatkan produktivitas mereka, kompetensi dan karakter.
Program ini menawarkan model pembangunan rumah karir yang berbasis
rencana kewirausahaan, manajemen rumah, orientasi keuangan, solusi IT (Ilmu
Teknologi), produk dan merek pengembangan, juga akses pasar.
8 ACT (Aksi Cepat Tangkap) adalah organisasi global profesional berdasarkan filantropi dan
kesukarelawaan untuk mencapai peradaban dunia yang lebih baik. 9 https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg
10 Bantuan Rumah Karir dan Ikatan Persaudaraan Muslimah.
59
HOME C.A.S.H didirikan untuk menciptakan keharmonisan antara karir dan
tanggung jawab keluarga. Termasuk hal-hal yang bersifat praktis dan teknis. Seperti,
melaksanakan kebijakan dan layanan yang ramah keluarga. Mislanya, cuti
melahirkan, fasilitas perawatan anak perempuan, mengembangkan „work from home‟
(usaha rumahan) sebagai pola usaha untuk seorang ibu. Memastikan keamanan kerja
selama cuti melahirkan tanpa mengabaikan peran penting perempuan dalam keluarga
mereka.
3. Education (MIRACLE)
MIRACLE adalah kepanjangan dari Muslimah Integrated Course on Life
Empowerment.11
Program ini digagas untuk memberikan kesempatan penidikan yang
unik terhadap gadis Muslimah kurang mampu di usia 12-18.
World Muslimah Foundation memberikan dorongan dalam meningkatkan
semangat mereka untuk belajar dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Sebuah
pelatihan keterampilan hidup diberikan oleh pelatih profesional dalam bidang Bahasa
Asing, Public Speaking, keterampilan menulis, keterampilan karya seni,
kepemimpinan muda, Teknologi Informasi, Pergelaran Karya Seni.
Pada tahun 2012 World Muslimah Foundation memberikan fasilitas ziarah ke
mekah dan madinah sebagai hadiah khusus untuk anak yatim muda berbakat.
11 Lapangan Pemberdayaan Muslimah Terpadu.
60
MIRACLE menawarkan kesempatan yang dapat mengubah hidup, mendorong
perbaikan lebih lanjut dari keterampilan yang dimiliki.
4. Environment (Masjidku Rumahku)
Masjidku Rumahku adalah program masjid “makeover” yang didukung oleh
pemenang World Muslimah Award dan bertujuan untuk menyelenggarakan “Green
and Tidy” sebagai gaya hidup di kalangan umat Islam untuk meningkatkan rasa
memiliki dan keanggotaan komunitas dengan menjaga masjid supaya rapih seperti
rumah sendiri.
Berikut adalah cerita dari proyek makeover Masjidku Rumahku untuk Masjid
Baiturrahman, Kuningan Casablanca, Jakarta Selatan. 80 meter dinding di sepanjang
gang menuju masjid ditutupi dengan grafiti cabul. World Muslimah Foundation
mengkhawatiran situasi tersebut akan mengalihkan perhatian orang-orang yang
berjalan ke dan dari masjid.
World Muslimah Foundation telah mengundang artis kaligrafi Internasional
untuk mendukung program makeover. Dika Restiani (Finalis World Muslimah Award
2011) dibantu dengan Agoes Noegroho yang lebih dikenal sebagai Goes Noeng,
seorang kaligrafi terkemuka Indonesia. Telah sepakat memberikan Pro Bono12
yang
12
Kata Pro Bono Publico berasal dari Bahasa Latin, yang artinya “for the publc good”, untuk
kepentingan masyarakat umum. Pro Bono lazim digunakan untuk kegiatan yang bersifat sukarela yang
dilakukan oleh beberapa orang tanpa dibayar sama sekali, sebagai bentuk pelayanan kepada
masyarakat. Gerakan ini bukan hanya sekedar bersukarela dengan kemampuan seadanya untuk
membantu masyarakat, tapi juga terdapat orang-orang dengan keahlian-keahlian profesional tertentu.
61
akan mengubah dinding yang rusak dengan grafiti cabul menjadi dinding yang dihiasi
dengan kaligrafi Zikrullah (Asmaul Husna).
D. Mekanisme Final World Muslimah Award
Final 3rd Anual Award World Muslimah yang Berdurasi selama 2:25:34 telah
diselenggarakan pada hari Rabu 19 September 2013 bertepat di Balai Sarbini, Plaza
Semanggi. Penobatan Muslimah berprestasi atau yang disebut dengan World
Muslimah Award memiliki serangkaian acara yang sebagai berikut.
1. Pra Acara
Pra Acara sebagai pembuka 3rd Anual Awward Wolrd Muslimah dimulai
dengan pengenalan latar belakang WMF oleh Nina Septiani sebagai Finalis WMA
tahun 2012 melalu video yang ditampilkan dalam layar lebar.
2. Opening
a. Lantunan Asma‟ul Husna oleh para talent.
b. Pengenalan 20 Finalis WMA.13
Nama-nama ke 20 finalis WMA sebagai
berikut;
NO NEGARA NAMA
1 Brunai
Darussalam
Dayangku Rabiatul Adawiyah Binti Pangiran H.
Bolkiah
Dengan keahlian tersebut, maka gerakan ini bisa berkembang sesuai dengan spesifikasinya tertentu,
misalnya designer, arsitek, dokter dan advokat. 13
Para finalis berjalan dari belakang panggung ke hadapan para dewan juri dengan membawa
bendera negara masing-masing dan diletakkannya di atas meja di ujung stage yang telah disediakan
62
2 Indonesia Maulina Sukmawatie Budiharjo
3 Indonesia Putri Virgina Yusuf
4 Indonesia Nadi Chairunnisa
5 Nigeria Aisha Aderonke Adeshina
6 Indonesia Evawani Elfiza
7 Indonesia Noor Aspasia
8 Indonesia Nurmaulidia
9 Indonesia Febrina Nurvianti
10 Indonesia Putri Puspita Wardhani
11 Indonesia Hidayaturahmi
12 Indonesia Santi Handayani
13 Indonesia Nia Budi Kurniawati
14 Bangladesh Naznin Sultan Liza
15 Malaysia Nurul Husna Husna Zaenal Abidin
16 Indonesia Ananda Suci Munggaran
17 Indonesia Anggi Maisarah
18 Indonesia Balqis Faradiba
19 Iran Masumeh Ibrahimi
20 Nigeria Obabiyi Aisha Ajibola
63
3. Substansi Acara
a. Introduction
Pembukaan serta pengenalan 3rd Annual Award World Muslimah sebagai
salah satu program WMF dibawakan oleh Dewi Sandra dan Arie K. Untung
selaku pembawa acara atau MC pada ajang tersebut.
b. Katagori Juri
Untuk mencari figur ideal diantara yang terbaik dari 20 finalis terbaik
terpilih dilakukan banyak penyaringan dan penjurian yang dilalui. Tiga katagori
juri yang telah hadir yakni; pertama, juri utama. Kedua, juri pengamat. Ketiga,
juri kehormatan
i) Juri Utama
1. Inneke Koesherawati dari Indonesia
Merupakan seorang Brand Ambassador Wardah Kosmetik, pesinetron serta
pekerja seni yang telah menjadi inspirasi jutaan wanita Indonesia melalui
kepribadian serta gaya hidup halah yang diusungnya.
2. Puan Jameeya Syarif dari Malaysia.
Seorang pakar pendidikan usia dini, aktifis pemberdaya perempuan di
malaysia, pembicara seputar remaja dan anak tingkat Internasional.
64
3. Sandrina Malakiano dari Indonesia.
Seorang mantan pembawa berita, wakil CEO politik pemasaran perusahaan
konsultan.
4. Farhana Ahmed dari Bangladesh.
Merupakan seorang pengusaha konsultan sosial bidang perilaku manusia,
motifasi dan bidang pengambilan keputusan serta guru pengajar di berbagai
sekolah di Bangladesh.
ii) Juri Pengamat
1. Fareed Ahmad dari Arab Saudi.
Seorang konsultan bisnis yang telah berpengalaman lebih dari 25 tahun
dibidang jasa pelayanan penerbangan Coustemer Services serta Brand
Image Management.
2. Dr. Cholil Nafis dari Indonesia.
Cendikiawan Muslim.
3. Baron Rautak dari Brunai Darussalam.
iii) Juri Kehormatan
Selain juri utama dan juri pengamat, penyaringan tahap terakhir dilakukan
oleh juri kehormatan yang terdiri dari 100 anak yatim piatu serta penghafal
Al-Qur‟an dari Ciater Kabupaten Subang Jawa Barat.
65
Selain tiga katagori juri yang hadir terdapat juga tokoh-tokoh lainnya
seperti Menteri Agama Surya Darma Ali, ketua MUI (Majelis Ulama
Indonesia) KH. Ma‟ruf Amin dan perwakilan MUI Cholil Ridwan.
a. Babak Penyisihan
1. Sekmen Pertama
Pada sekmen pertama ini adalah performance para finalis WMA
2013 dalam pembacaan ayat Suci Al-Qur‟an Surat Al-Anbiya ayat 106-
109.
Setelah pelantunan ayat Suci Al-Qur‟an selanjutnya adalah
penyisihan 20 finalis menjadi 10 finalis. 10 finalis terpilih adalah
melalui penilaian para dewan juri dan selain penilaian malam final.
Proses penilaian terhadap kepribadian, talenta dan kemampuan juga
telah diberikan oleh pada instruktur pada masa karantina. Antara lain,
tim sejahtera muda terpimpin, tim ahli dari World Muslimah
Foundation serta para pembicara selama masa karantina.10 finalis
terpilih adalah;
NO NEGARA NAMA
1 Indonesia Anggi Maesarah
2 Malaysia Nurul Husna Husna Zaenal Arifin
66
3 Brunai Darussalam Dayangku Rabiatul Adawiyah.
Binti H. Bolkiah
4 Indonesia Noor Aspasia
5 Indonesia Evawani Efliza
6 Indonesia Hidayaturahmi
7 Iran Masumeh Ibrahimi
8 Indonesia Putri Virgina Yusuf
9 Nigeria Obabiyi Aisha Ajibola
10 Indonesia Febrina Nurvianti
2. Sekmen ke-dua
Sekmen ini adalah sekmen Smart. Lima peserta pertama diberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri dengan durasi
waktu 30 menit untuk menjawab pertayaan.
1. Ineke Koesherawati Anggi Maesarah (Indoesia)
IK : “Sebagai seorang wanita Muslimah mana yang lebih penting,
menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir. Bagaiaman pendapat
anda?”
AM : “Akan menjadi lebih penting bagi seorang wanita Muslimah
untuk menjadi ibu rumah tangga untuk menjaga anaknya dan untuk
menjaga bangsa.”
67
2. Puan Jameea Syarif Rabiatul Adawiyah (Brunai
Darussalam)
PJS : “Sebagai seorang Muslimah, anda akan menjadi seorang anak
yang unggul, lalu kontribusi apa yang akan anda berikan kepada
masyarakat di sekeliling anda sehingga anda dapat memberikan
bantuan kepada mereka?”
RA : “Menjadi seorang Muslimah memiliki banyak tanggung
jawab. Dari segi memperbaiki diri sendiri lebih dulu, dari perkara
yang kecil hingg perkara yang besar.”
3. Farhana Ahmed Evawani Elfiza (Indonesia)
FA : “Sebagai seorang Muslimah yang menjadi bagian dari
komunitas yang besar serta luasnya pengalaman, apa yang anda
lakukan untuk menjadi Muslimah yang baik?”
EE : “Sebagai seorang Muslimah yang menjadi bagian dari
komunitas yang besar. Hal pertama yang akan dilakukan adalah
mengintropeksi diri sebagai seorang figur Muslimah. Jika ternyata
didapati bahwa saya bukanlah seorang yang baik maka sama halnya
saya seperti kebanyakan orang lainnya maka tak pantas menjadi
seorang figur Muslimah.”
4. Sandrina Malakiano Nurul Husna (Malaysia)
SM : “Banyak pihak menganggap bahwa dalam Islam perempuan
ditempatkan sebagai warga negara kelas dua, kurang terhormat
68
karena merasa percaya bahwa atau percaya laki-laki lebih superior.
Dan menurut anda, seorang Muslimah yang kaffah itu seperti apa?”
NH : “Muslimah dari sisi sebenarnya adalah wanita yang tidak
hanya cantik luarnya saja tapi juga hatinya. Contohnya, walaupun
tidak pernah meninggalkan solat lima waktu tapi kalau tidak hormat
terhadap suami maka bukanlah seorang Muslimah yang kaffah.”
5. Inneke Koesherawati Noor Aspasia (Indonesia)
IK : “Bagaimana menurut kamu mengenai “Emansipasi Wanita”
khususnya di Indonesia !”
NA : “Emansipasi Wanita khususnya di Indonesia terlalu berkiblat
ke arah barat dimana wanita dituntut untuk bekerja sedangkan
berdasarkan Islam lebih baik seorang wanita mengurus pekerjaan
rumah tangga karena yang menjadi penanggung utama, pengasuh
utama bagi seorang anak yang merupakan generasi atau investasi
utama negara ialah seorang Ibu.”
6. Puan Jameea Syarif Obabiyi Aisha Ajibola (Nigeria)
PJS : “Sebagai seorang Muslimah, anda akan menjadi ibu dari
anak-anak yang akan anda lahirkan. Dan apa yang akan anda lakukan
kepada anak-anak anda untuk menjadi generasi selanjutnya?”
OAA : “Insya Allah sebagai seorang Muslimah saya ingin mendidik
anak-anak saya dengan menyekolahkan mereka ke sekolah tahfidz
69
Qur‟an. Agar mereka tumbuh sebagai generasi penghafal Al-Qur‟an
yang akan membawa agama Allah dan Rasul-Nya.
7. Farhana Ahmed Putri Virgina Yusuf (Indonesia)
FA : “Jika anda mendapatkan mahkota World Mulimah.
Kontribusi apa yang akan anda berikan kepada negara anda sebagai
seorang Muslimah ?”
PVY : “Jika saya memenangkan ajang ini. Saya ingin
mengekspresikan diri dengan busana hijab yang syar‟i dan ingin
menjadi inspirasi kepada wanita yang berhijab di luar sana bahwa
meskipun berhijab namun tetap bisa berekspresi dan berprestasi
tentunya.
8. Sandrina Malakiano Masumeh Ibrahimi
SM : “Masalah tekhnologi globalisasi (internet) sudah mendarah
daging dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain dampak negatif dari
tekhnologi globalisasi terlalu mengekspos pornografi. Di masa
mendatang, bagaimana melindungi anak anda dari kejahatan
tekhnologi globalisasi (internet).
MI : “Terkait dengan pertanyaan, Al-Qur‟an adalah segalanya.
Saya akan membesarkan anak-anak saya dengan menamkan Al-
Qur‟an dan Sunnah dalam diri mereka seperti yang sudah diatur
dalam agama Islam. Karena jikalau Al-Qur‟an dan Sunnah sudah
70
tertanam di dalam diri anak-anak, tekhnologi seburuk apapun tidak
akan mempengaruhinya.
9. Inneke Koesherawati Hidayaturahmi
IK : “Seandainya anda menjalani karir di negara mayoritas mon
Muslim. Sebagai Muslimah apa yang anda lakukan untuk
membuktikan bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil‟Alamin?”
HR : “Pertama-tama saya akan memperbaiki diri saya terlebih
dahulu sebagai contoh untuk para non Muslim yang berada di tempat
saya tinggal. Karena sebuah contoh akan terlihat ketika sudah kita
lakukan dan dimulai dari diri sendiri.
10. Puan Jamea Syarif Febrina Nurviati
PJS : “Seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Sandrina mengenai
akibat dari teknologi informatika (internet) yang membahayakan bagi
generasi muda. Lalu kamu sebagai seorang Muslimah, apa rencana
kamu kedepan untuk tangguh dalam menghadapi gangguan isu
sosial?
FN : “Dengan adanya media sosial saya ingin mengajarkan kepada
anak saya nanti berdasarkan Al-Qur‟an. Karena Al-Qur‟an
merupakan petunjuk dari Allah dan satu-satunya sumber ilmu adalah
Al-Qur‟an.
Usai seluruh peserta menjalani sekmen smart pengeliminasian
lima peserta dan pemilihan lima finalis yang akan maju ke babak
71
selanjutnya berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada sekmen
ini. Mereka adalah;
3. Sekmen ke tiga
World Muslimah menyiapkan enam katagori wacana yang harus
dipilih salah satunya oleh masing-masing peserta yang selanjutnya
dipresentasikan. Keenam wacana tersebut adalah;
1. Islamic Fashion
2. Islamic Finance
3. Halal Food
4. Islamic Funding
5. Islamic Fundamental Education
6. Islamic Festive Tourism
Setiap peserta masing-masing berhak memilih satu katagori.
1. Putri Virgina Yusuf Fashion
NO NEGARA NAMA
1 Indonesia Putri Virgina Yusuf
2 Indonesia Evawani Elfiza
3 Iran Masumeh Ibrahimi
4 Nigeria Obabiyi Aisha Ajibola
5 Indonesia Noor Aspasia
72
MC : “Bagaimana pandangan anda mengenai fashion Islami.
Apakah sebuah ekspresi, kewajiban atau sebuah budaya?”
PVY :“Islamic Fashion adalah fashion Islami yang tidak hanya
menutupi aurat namun juga menutupi lekuk tubuh. Lalu pakainnya
pun juga harus syar‟i sesuai dengan syari‟at Islam sehingga ketika
lelaki memandang seorang wanita yang telah pakaian syar‟i maka
tidak menimbulkan syahwat baginya.”
2. Evawani Elfiza Fundamental Education
MC : “Apa yang paling penting dari pendidikan, yang berbasis
keimanan atau kerohanian?”
EE : “Pertama-tama yang kita semua yakini bahwasannya adalah
wanita sebagai pendidik utama dan pendidik dasar terbaik bagi
generasi masa depan. Jadi saya percaya bahwa pendidik dasar terbaik
adalah seorang wanita. Bahwasannya “Wanita sebagai Madrasatul
„Ula” mereka memiliki karakter pengasih dan penyayang yang
beriman kepada Allah, menghormati kedua orang tua dan
keluarganya dan juga sebagai seorang saudara, teman yang baik
dalam masyarakat. Dan saya percaya wanita yang memiliki karakter
seperti yang disebutkan di atas akan merawat serta mendidik anak-
anaknya dengan sangat baik. Juga wanita yang memiliki hubungan
baik terhadap masyarakat.”
73
3. Masumeh Ibrahimi Finance
MC : “Jelaskan bagaimana dan mengapa keuangan syariah penting
bagi kita?”
MI : “Pertama-tama saya percaya bahwa pemerintahan akan
memfasilitasi pembiyayan syariah di negara Islam. Berkaitan dengan
pertanyaan di atas, hidup halal dan memakan-makanan halal
sesungguhnya adalah untuk membentuk keluarga Islam atau keluarga
yang Islami. Bahwa jika kita memakan makanan yang tidak halal kita
akan mendapatkan sebuah konsekuensi yang tidak baik di dunia
maupun di akhirat. Itulah mengapa keuangan syariah sangat penting
bagi keluarga Muslim.”
4. Obabiyi Aishah Ajibola Food
MC : “Apa pentingnya Rizki atau makanan yang halal bagi Islam?”
OAA : “Puji Syukur kepada Allah Azza Wa Jalla. Berpedoman pada
Al-Qur‟an mengenai makanan yang halal sebagai rizki yang halal.
Allah yang maha perkasa bertitah untuk mematuhi akan apa yang
boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Sebagai contoh, khususnya
pada katagori hewan yang hidup di dua alam yaitu kodok. Karena
makanan yang sehat terdapat pada makanan yang halal sehingga
dengan makanan yang halal Allah ingin memurnikan diri manusia.”
5. Noor Aspasia Islamic Festive Tourism
74
MC : “Deskripsikan festival pariwisata Islami pada negara yang
memiliki potensial!”
NA : “Islam mengajarkan untuk mencintai wisata karena Allah
menciptakan berbagai macam alam yang lebih menarik unutuk
bagaimana cara kita mencintai. Saya menyebutnya dengan “3C”.
Yang pertama adalah carring, kedua contribution dan coordination
dan yang ketiga adalah controlling.
1) Carring : memasukkan salah satu karakter solehah di mana yaitu
empati. Cara kita meningkatkan kepedulian.
2) Contribution dan coordination : bagaimana cara kita berkoordinasi
yaitu cara kita menyatukan antara satuan sama lain dan bagaimana
cara kita berkontribusi bukan hanya sekedar berempati
3) Controlling : ini sesuatu yang kadang lupa oleh sebagian orang
yaitu bagaimana cara sustainibilitas. Bukan satu tahun bersama
World Muslimah Foundation tapi bagaimana kita menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan dalam kebiasaan
sehari-hari.
4. Epilog Acara
Epilog Acara merupakan acara penutup yang disajikan dalam babak final
sebagai babak akhir dari serangkaian acara yang telah berlangsung. Dalam babak ini
akan ditentukan satu dari kelima finalis tersisa sebagai Goodwill Ambassador World
75
Muslimah Foundation.Selain Goodwill Ambassador yang terpilih juga ada enam
gelar khusus yang akan diberikan kepada dua puluh finalis lainnya. Enam gelar
khusus antara lain;
1. The Best Al-Qur’an Recitation
2. The World Netizen14
3. The Most Talented
4. The Most Inspiring Video
5. The Most Favoritei
6. Runner Up II World Muslimah 2013
Seluruh penilaian gelar spesial katagori kecuali katagori online poling
diperoleh dari akumulasi nilai sejak audisi online sebesar 10%, profil dalam video
dokumenter 20%, masa karantina spiritualitas 30%, masa karantina pengembangan
diri dan life skill 20%, serta penampilan keseluruhan pada malam final 3rd Annual
Aworld World Muslimah 2013.
Katagori pertama, The Most Inspiring Video diraih oleh Aisha Aderonke
Adeshina (Nigeria).
Katagori Most Talented diraih oleh Nurmaulidia (Indonesia).
14 Netizen adalah gabungan dari dua kata yakni Net (internet) dan citizen (warga). Sebuah
istilah bagi seseorang yang sering berinteraksi dan menyuarakan aspirasinya melalui media online.
Pada dasarnya para netizen memiliki tiga aktifitas utama. Berkomunikasi adalah aktivitas utama dari
mereka yang haus akan interaksi virtual. Meida yang digunakan bisa berupa blog, website, email, chat,
skyp, facebook dan twitter. Menyuarakan pendapat merupakan salah satu aktifitas dari para netizen ini.
Bebas menyampaikan aspirasi secara objektif terhadap suatu pristiwa yang berkembang di masyarakat.
76
Katagori Best Al-Qur’an Recitation diraih oleh Dayangku Rabiatul Adawiyah
binti Pangiran H. Bolkiah (Brunai Darussalam).
Katagori Nitizen Muslimah diraih oleh Nurul Husna Husna Zainal Abidin
(Malaysia).
Penilaian katagori Nitizen berdasarkan keikutsertaan 50%, followers dan
friends twitter plus facebook 30%, posting positif tentang hashtag mentari World
Muslimah 20%. Pengamatan ini dari Ibu Ripy Mangkoesobroto Chief Human
Resources Officer PT. Indosat.
Katagori Runner Up II diraih oleh Evawani Efliza (Indonesia).
Katagori Favorite diraih oleh Febriani Nurvianti (Indonesia).
Dua finalis lain yang akan dinobatkan salah satu diantaranya sebagai Goodwill
Ambassador World Muslimah Award mereka adalah
1. Noor Aspasia (Indonesia)
2. Obabiyi Aishah Ajibola (Nigeria)
Pada tahapan ini penentuan Goodwill Ambassador dilakukan melalui poling
yang dilakukan 100 anak yatim yang telah hadir sebagai juri footlock atau yang
dikenal dengan juri kehormatan.
77
Dari sekian panjangnya perjalanan dan rangkaian penyeleksian yang cukup
ketat dalam penobatan Goodwill Ambassadoe World Muslimah. Berdasarkan tahap
akhir prosedur penyeleksian yang telah dijalani score tertinggi yang diberikan oleh
juri footlock maka Obabiyi Aisyah Ajibola dinobatkan sebagai Goodwill Ambassador
World Muslimah.15
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi World Muslimah Foundation 2013
Founder : Hj. Eka Triyatna Shanti
Hj. Silvia Djarjis Husman
Hj. Ningrum Maurice
Hj. Maryanie
Hj. Oviyati Sobriyah
15
https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg
NAMA Noor Aspasia Obabiyi Aisyah Ajibola
SCORE 35 65
78
Dewan Penasehat : Drs. H. Ahyudin
Hj. Silvia Djarjis Husman
H. Boby Heriwibowo
Dewan Management : Hj. Eka Triyatna Shanti
Dewan Pengawasan : Hj. Oviyati Sobriyah
Hj. Istiko Jakariyah
Hj. Maya Hayati
Sekretaris : Hj. Meini Salim Betna
Bendahara : Heriyana Herman
Ade J
79
BAB IV
Analisis Ajang Annual Award World Muslimah
Dalam penyelenggaraannya 3rd Annual Award World Muslimah, tidak terlepas
dari penampilan yang menjadi sorotan dan perbincangan menarik bahkan menjadi
trending topic. Dalam bab ini peneliti mencoba untuk menganalisis serta
membandingkannya dengan beberapa ajang kontes kecantikan lainnya dari segi
penampilan busan dan tabarruj serta legalitas event yang terdapat di dalamnya.
A. Busana Muslimah
Melihat perkembangan mode dan ragam busana Muslimah telah menajadikan
wanita Muslimah abad modern lebih memilih untuk berpenampilan dengan
menggunakan busana tertutup (busana Muslimah). Sebelum maraknya perkembangan
busana Muslimah, seorang wanita lebih memilih meninggalkan khimar demi sebuah
pekerjaan yang menjadi penopang hidup. Namun kini dengan perkembangan busana
Muslimah yang cukup drastis menjadikan mereka memilih untuk konsisten
mengenakan busana Muslimah meskipun harus kehilangan pekerjaan. Fenomena
tersebut telah melahirkan ratusan bahkan mungkin ribuan wanita Muslimah dunia
dengan pakaian Muslimah untuk terjun ke dunia karir bahkan mereka cenderung
menciptakan komunitas-komunitas tertentu yang menegaskan “bahwasannya berhijab
bukan suatu halangan untuk dapat berkarir”. Namun demikian juga banyak
ditemuinya busana Muslimah hari ini tidak mencerminkan busana Muslimah
80
sesungguhnya atau tidak sesuai dengan ketentuan Syariat Islam. Terlebih pada ajang
Annual Award World Muslimah yang disaksikan oleh dunia mengharuskan wanita-
wanita yang berada di atas panggung melindungi atau menutupi auratnya dengan
sempurna. Oleh karena itu diperlukannya pengkajian lebih mendalam mengenai
busana pada ajang Annual Award World Muslimah.
Jika diamati, Busana yang dikenakan pada peserta Annual Award World
Muslimah didapatkan kesimpulan sebagai berikut;
1. Busana menutupi seluruh tubuh yang seharusnya ditutupi sebagai aurat.
2. Warna busana selalu disetarakan untuk menciptakan nuansa sederhana agar tidak
berlomba-lomba mengenakan busana yang berlebihan dengan warna mencolok
sehingga bukanlah busana kesombongan yang ingin dipertontonkan.
3. Busana yang dikenakan tidak menampakan kulit artinya tidak tipis dan tidak
carang.
4. Busana yang dikenakan longgar, tidak ketat, tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh.
5. Busana yang dikenakan bukanlah busana milik pemeluk agama lain yang menjadi
busana kebesaran suatu agama.
6. Tidak menyerupai busana laki-laki
7. Busana tidak memperlihatkan perhiasan yang tidak seharusnya diperlihatkan.
Bukan busana kekurangan bahan yang dinilai indah, trendi dan populer atau busana
yang dapat mempercantik diri dengan meninggalkan unsur moral di dalamnya,
81
melainkan busana yang menyeimbangkan antara pakaian keindahan dan pakaian
takwa.
Penekanan fungsi pakaian sebagai pakaian takwa sering membuat pemakai
pakaian mengabaikan unsur keindahan dalam berpakaian. Juga sebaliknya
mengutamakan unsur keindahan pada pakaian sering membuat pemakainya lalai akan
unsur ketakwaan. Padahal apabila unsur takwa dan keindahan berjalan berdampingan
akan menjadi busana yang sempurna. Seperti kriteria busana Muslimah yang sudah
ditentukan oleh Syariat yang di dalamnya terkandung takwa dan indah. Adapun
kriterianya sebagai berikut;
1. Menutup Aurat.
2. Busana tidak berlebihan dan cenderung menonjolkan kesombongan.
3. Busana tidak tipis.
4. Busana longgar.
5. Berbeda dengan pakaian khas agama lain.
6. Busana tidak menyerupai pakaian pria.
7. Busana tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan yang menampakan aurat.
8. Tidak disemprotkan parfum.
Jika berbicara mengenai busana wanita muslimah maka tidak terlepas dari
jilbab yang menjadi satu dari bagian busana. Berdasarkan pengertian jilbab yang telah
ditafsirkan oleh para ulama sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya menurut pakar tafsir al-Biqa‟i bahwa yang dinamakan jilbab bisa jadi
82
adalah sebuah baju longgar atau kerudung penutup kepala atau pakaian yang
menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi
badan wanita.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Siti Saudah (isteri Rasulullah) keluar
rumah untuk sesuatu keperluan setelah diturunkannya ayat hijab. Ia adalah seorang
tinggi besar sehingga mudah dikenala orang. Pada waktu itu Umar melihatnya dan ia
berkata: “Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kami akan dapat mengenalmu.
Karenanya cobalah pikir mengapa engkau keluar?”. Dengan tergesah-gesah ia pulang
dan di saat itu Rasulullah berada di rumah Aisyah sedang memegang tulang waktu
makan. Ketika masuk ia berkata: “Ya Rasulullah, aku keluar untuk suatu keperluan
dan „Umar menegurku (karena masih mengenalku)”. Karena peristiwa itulah turun
ayat ini (S. 33:59) kepada Rasulullah SAW. di saat tulang itu masih berada di
tangannya. Maka bersabdalah Rasulullah: “Sesungguhnya Allah telah mengizinkan
kau keluar untuk suatu keperluan”. (diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber
dari „Aisyah).
Dan dalam riwayat yang lainnya dikemukakan bahwa ister-isteri Rasulullah
pernah keluar malam untuk qadla hajat (buang air). Pada waktu itu kaum munafiqin
mengganggu mereka dan menyakiti. Hal ini diadukan kepada Rasululluah SAW.,
sehingga Rasul menegur kaum munafiqin. Mereka menjawab: “kami hanya
mengganggu hamba sahaya”. Turunnya ayat ini (S.33:59) sebagai perintah untuk
berpakaian tertutup agar berbeda dari hamba sahaya. (diriwayatkan oleh Ibnu Sa‟d di
83
dalam at-Thabaqat yang bersumber dari Abi Malik. Diriwayatkan pula oleh Ibu Sa‟d
yang bersumber dari Hasan dan Muhammad bin Ka‟b al-Quradli).1
Dari makna yang terkandung dalam surat Al-Ahzab 59 atas perintah
mengulurkan jilbab adalah ke seluruh tubuh. Jilbab menurut al-Biqa‟i adalah penutup
kepala atau yang dikenal khimar dalam surat An-Nur ayat 31 maka kewajiban
menutupinya adalah wajah dan leher. Kalau yang dimaksud baju maka ia adalah yang
menutupi tangan dan kakinya. Kalau maknanya pakaian yang menutupi baju maka
kewajiban mengulurkannya adalah menjadikan baju tersebut longgar sehingga tidak
membentuk lekukan tubuh wanita.
Berkaitan dengan surat An-Nur ayat 31 atas perintah mengulurkan khimar atau
kerudung hingga ke dada dan melihat fungsi dari jilbab itu sendiri yang terkandung
dalam asbabun nuzul surat Al-Ahzab 59 adalah sebagai identitas atau pembeda antara
wanita merdeka dengan budak dan wanita Muslimah dengan non Muslimah. Bahwa
apabila sesuatu yang menjadikan adanya kewajiban untuk ditutupi yaitu bagian dada
wanita agar tidak tampak membentuk karena sudah tertutupi oleh baju yang longgar
atau adapun selendang yang menghiasi sehingga tidak terlihat atau tidak nampak apa
yang diwajibkan untuk ditutup. Maka gugurlah kewajiban mengulurkan kerudung
hingga dada atau boleh menggunakan kerudung hingga leher selama bagian dada
sudah tertutupi sempurna oleh yang lainnya.
1 Qamaruddin Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an
(Bandung: CV. Diponegoro, 1992) h. 408-409.
84
B. Tabarruj
Wanita adalah insan mulia yang diciptakan Allah SWT dimuka bumi ini.
Dengan bukti datangnya Islam ke dunia sebagai rahmatan lil‟alamin. Dengan
kedatangannya Islam mengangkat derajat wanita dari derajat paling hina menjadi
derajat yang paling mulia. Sehingga Islam mengabadikannya di dalam Al-Qur‟an
sebagai surat An-Nisa. Untuk itu Islam sangat memperhatikan serta memelihara kaum
wanita dari kemerosotan moral dengan mengaturnya dalam banyak hal di dalam Al-
Qur‟an secara tegas. Hanya, itu semua bukan berarti Islam membelenggu kebebasan
wanita dalam aktivitas kehidupannya.
Sesuai dengan kodrat wanita yang cenderung suka berhias Islam pun sudah
mengatur mengenai hal ini. Memberikan batasan-batasan yang dibolehkan serta yang
tidak dibolehkan dengan tegas dan pasti. Setiap wanita mendambakan “kecantikan
fisik” tapi hanya sedikit wanita yang mendambakan “kesolehahan”. Sementara itu
apabila keduanya di seimbangkan akan menjadi sempurna seorang wanita Muslimah.
Menyinggung malam pagelaran 3rd Annual Award World Muslimah yang di
dalamnya terdapat para wanita berhias diri sedang mengacu pada klasifikasi tabarruj
diperoleh sebuah diagnosa
1. 3rd Annual Award World Muslimah 2013 adalah sebuah malam penghargaan
wanita muslimah dunia berprestasi. Bukan sebuah ajang kontes kecantikan
layaknya kontes Miss World, Miss Univers, Putri Muslimah Indonesia. Yang
menjadikan kecantikan fisik sebagai tumpuan utama dalam penilaian.
85
2. Dalam pagelaran tersebut para finalis berkomitmen untuk mengenakan jilbab dan
busana muslimah sebagai busana keseharian, bukan justru mengekspos model
busana tertentu yang menjadi keharusan. Bukan pula mengenakan busana
pengumbar aurat.
3. Finalis tidak berjalan lenggak-lenggok menelusuri panggung.
4. Finalis berhias diri dengan menggunakan make up brand Wardah yang sudah teruji
kehalalannya.
5. Finalis tidak mempropagandakan produk kecantikan tertentu seperti yang terjadi
pada ajang Miss World, Miss Univers dan Puteri Muslimah Indonesia dan hanya
berfokus pada pemilihan bakat muslimah berprestasi.
Bertaut pada persoalan kodrat wanita yang cenderung suka berhias serta adanya
larangan berhias atau yang pupoler dengan kata “tabarruj” dalam surat Al-Ahzab
ayat 33. Peneliti mencoba mengklarifikasi perdebatan mengenai tabarruj dalam ajang
3rd Annual Award World Musliamah 2013 atau yang dikenal dengan Miss World
Muslimah 2013.
Melihat dari pengertian tabarruj menurut bahasa yaitu sebuah tindakan seorang
wanita yang mengekspos hiasan dan kecantikannya di hadapan orang lain. Juga
secara global tabarruj dapat diartikan sebagai perilaku wanita yang menampakaan
perhiasan tersembunyi atau perhiasan yang tidak tampak. Yaitu bagian-bagian tubuh
wanita yang dikatagorikan sebagai aurat dan wajib ditutupinya.
Merujuk pada surat Al-Ahzab ayat 33 atas larangan melakukan tabarruj bagi
wanita seperti tabarruj-nya wanita jahilia „ula yaitu wanita pada zaman sebelum
86
datangnya Islam yang mendemonstrasikan perhiasan tersembunyi dan kecantikanya,
berjalan lenggak lenggok di hadapan kaum laki-laki. Hingga Allah melarang
perbuatan tersebut dengan menurunkan ayat di atas (S.33:33).
Bahwasannya tabarruj dibedakan menjadi tiga. Tabarruj yang
dibolehkan, tabarruj yang dianjurkan dan tabarruj yang diharamkan.
1. Tabarruj (berhias) yang dianjurkan
a. Bersiwak
b. Istinsyaq
c. Memotong kuku
d. Mencuci ruas-ruas tangan dan kaki
e. Mencabuti atau mencukur bulu ketiak
f. Mencukur rambut di bawah perut
g. Mencuci pakaian yang kotor
h. Bersisir atau merapihkan rambut
i. Mengecat rambut uban
j. Bercelak
k. Mencuci darah haid dan nifas dengan air yang dicampuri dengan minyak.
2. Tabarruh (berhias) yang diperbolehkan
a. Menggunakan sutera dan emas
b. Mengenakan mutiara dan batu-batu permata
c. Pewarna untuk memerahkan pipi dan pemutih wajah (bedak)
87
3. Tabarruj (berhias) yang diharamkan Allah
a. Mengubah ciptaan Allah
b. Melakukan tato, menipiskan alis, oprasi kecantikan, mengikir gigi namun ada
dispensasi dalam mengikir gigi. Dibolehkannya mengikir gigi apabila untuk
kesehatan bukan kecantikan.
c. Menyambung rambut
d. Menampakan perhiasan atau aurat
e. An-Namishah
Turunnya surat Al-Ahzab ayat 33 mengenai larangan bertabarruj bagi wanita
seperti layaknya tabarruj jahiliyatul „ula didapati pada ajang Miss World, Miss
Univers, Puteri Muslimah Indonesia dan ajang kontes kecantikan lainnya. Dengan
ketentuan di dalamnya sebagai berikut;
1. wanita berjalan berlenggak-lenggok layaknya model profesional,
2. mengekspos kecantikan tubuh, menampakan lekak-lekuk tubuh,
3. mempropagandakan produk kecantikan tertentu agar marak atau laris di pasaran,
4. the Winner dinobatkan yang paling utama berdasarkan kecantikan fisik. Dan
mengesampingkan penilaian aspek spritual.
Melihat dismilaritas antara Annual Award Muslimah dengan Miss World atau
Miss Univers atau Puteri Muslimah Indonesia beserta kontes kecantikan lainnya
bahwasannya adalah berbeda antara keduanya.
88
Di dalam kontes Miss World atau Miss Universe atau Puteri Muslimah
Indonesia dan kontes lainnya merupakan bentuk tabarruj yang di haramkan Islam.
Sedang dalam Annual Award World Muslimah adalah bentuk tabarruj yang
diperbolehkan dalam Islam.
C. Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah
Persaingan antar kaum wanita dalam mengikuti mode-mode terbaik. apalagi
pengeruhnya terhadap wanita karir, wanita akan melirik rekan wanitanya dan
berusaha tampil dengan gaya lebih modis, lebih telanjang, dan lebih menggoda. Hak-
hak dan peran wanita selalu dianggap sebagai problem intelektual sepanjang sejarah.
Dalam hal ini, berbagai agama, filsafat, dan sistem sosial memiliki pandangan-
pandangan dan segi yang berbeda.
Pada abad ke 18 hingga abad ke 20, terutama setelah Perang Dunia Kedua,
muncul persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penampilan dan kepribadian
wanita. Problem itu begitu dominan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya meluas
pada segi-segi sosial, politik, budaya dan pada kelompok masyarakat, agama, dan
budaya tertentu.
Hingga beberapa waktu yang lampau, tipe wanita yang dianggap modern, maju,
dan terpelajar hanya diukur dari kelincahan, kemajuan, dan penampilan, dari tata
busana, selera, gerak langkah. Ini semua merupakan persyaratan konvensional seperti
di atas, namun biasanya daya tarik wanita modern sangat ditentukan oleh wujud
lahirnya. Potongan tubuh yang memiliki sex-appeal, raut muka yang cantik dan
89
menarik, semua itu menjadi patokan utama dalam penilaian kelebihan seorang
wanita. Adapun keterampilan, kecerdasan, keluhuran budi, sifat keibuan, sifat-sifat
dan potensi utama yang lain, ditempatkan dalam persyaratan berikutnya.
Sampai sekarang urutan persyaratan seperti di atas masih dijadikan pedoman
dalam pemilihan Ratu Ayu Sejagat (Miss Universe). Ukuran vital tubuh para peserta
seperti payudara, pinggang, pinggul, masih merupakan persyaratan pokok.
Persyaratan berikutnya adalah penampilan sex-appeal para wanita itu, yang
diperagakan lewat pakaian mandi. Setelah itu semua baru menyusul persyaratan
terakhir yakni keluwesan berbusana, keterampilan, tingkat kecerdasan (IQ), dan lain-
lain.
Tidak sejalan dengan kemajuan yang telah dicapai teknologi, modernisasi
dalam hak-hak wanita tidak menampakkan perubahan, bahkan bisa dikatakan
merosot. Intelektualitas dan nilai-nilai kewanitaan mereka belum ditempatkan pada
proporsi yang sebenarya. Wanita masih lebih sering ditampilkan dalam keindahan
tubuh-tubuh mereka ketimbang keanggunan kepribadian, akhlak, dan sifat-sifat
keibuan.
Krisis problem wanita dan kemerdekaannya yang bermula dari Barat telah
mempengaruhi segala bentuk tradisi masyarakat dan agama. Para wanita mengalami
serbuan gelombang pengaruh Barat yang hampir tidak mampu dibendung oleh
kekuatan tradisi tersebut. Mereka diperdaya oleh modernisme ganjil yang digembor-
90
gemborkan atas nama “kemerdekaan wanita”. Beberapa kelompok budayawan,
sejarawan, tradisionalis, dan agamawan berusaha bangkit melawan serbuan ini
dengan bertumpu pada tradisi-tradisi lama atau dengan perjuangan yang membabi
buta. Namun, semua itu tidak mampu mencegah gerak maju serangan.2 Wanita harus
mengembangkan bakat-bakatnya sendiri tanpa harus meniru pria. Peran mereka
dalam kemajuan peradaban lebih tinggi. Ia tidak boleh meninggalkan fungsi-
fungsinya.3
Wanita Islam harus mempunyai kemampuan dalam menggali rahasia ajaran
Islam dan menjanjikannya dalam kehidupan sendiri dan masyarakat. Islam adalah
agama yang memiliki sifat dinamis yang memungkinkannya selalu serasi dengan
keadaan yang selalu berubah akibat kemajuan yang ditimbulkan oleh ilmu
pengetahuan.
Penyelenggaraan 3rd Annual Award World Muslimah yang telah berlangsung
pada 19 september 2013 lalu cukup menarik banyak perhatian dari kalangan aktifis
muslimah. Pro dan kontra terus mengecam ajang ini yang dinilai sedang menandingi
ajang Miss World yang diselenggarakan saat penolakan umat Islam terhadap
penyelenggaraan Miss World di Indonesia.
2 Ibnu Musthafa “Wanita Islam Menjelang Tahun 2000” (Bandung : Mizan, 1995), h. 46.
3 Murtadha Muthahari “Wanita dan hak-haknya dalam Islam”, (Bandung: Pustaka Salman ITB,
1986), h. 161.
91
“Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) menolak keras kontes Miss World Muslimah.
Juru bicara Muslimah Ifah Nur menegaskan ajang ini tidak pantas diadakan sebab
menonjolkan wanita dari segi fisik.”4
“Meskipun berlabel muslimah Miss World Muslimah juga meimbulkan pro dan
kontra. Misalnya koordinasi Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh Pengurus Pusat
(PP) Muhammadiyah, ajang Miss World Muslimah tidak perlu dibesar-besarkan.
Menurut mereka umat Islam lebih fokus untuk memperbaiki aqidah dan membangun
bangsa yang semakin terpuruk karena mental korupsi. Komentar lain juga datang dari
politikus Partai Persatuan Pembangunan. Reni Marlinawati mengatakan pagelaran
Miss World Muslimah perlu dikaji. Karena banyak persoalan yang lebih penting dan
mendasar untuk difikirkan.5
Penolakan yang dikemukakan berbagai pihak terhadap ajang Miss World
Muslimah tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan tersebut ketika MUI (Majelis
Ulama Indonesia) telah mengeluarkan pendapatnya mengenai ajang tersebut.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ketua Komisi Fatwa Prof. Dr. H.
Hasanuddin AF, MA dalam wawancara pribadi dengan peneliti di kantor MUI pusat
yang menyatakan “selama tidak ada yang bertentangan dengan aturan Syariat dan
4 Indira Rezki Sari, “ Miss World Muslimah Tonjolkan Wanita Secara Fisik” diakses pada 30
Oktober 2014 dari http://m.republika.co.id/benta/gaya-hidup/trend/14/11/21/nfdmqh-hti-miss-world-
muslimah-tonjolkan-wanita-secara-fisik. 5 “Apa bedanya Miss World Muslimah dan Miss World” diakses pada 30 November 2014 dari
http://m.kompasina.com/post/red/589447/1/apa-bedanya-world-muslimah-dan-miss-world.html
92
memberikan kemaslahatan” maka penyelengaraan tersebut tidak menjadi persoalan
yang harus dipermasalahkan.6
Dr. Fuad Thohari, M. Ag. selaku anggota MUI daerah dan juga merupakan
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum juga berpendapat bahwa sejarah kelahiran Miss
World Muslimah dengan Miss World berbeda. Ajang Miss World memiliki
kepentingan yang mana pemilik produk baju (baju renang) yang kemudian salah satu
unsur pemilihan adalah kecantikan lahiriah. Sedangkan Miss World Muslimah lahir
bukan untuk menjual sebuah prodak tertentu tetapi untuk mendidik wanita sesuai
dengan kebutuhan wanita Muslimah modern. Sejauh pengamatan, ajang Miss World
Muslimah belum ditemui adanya penyimpangan terhadap Syariat.7
Dipertegas dengan kedatangan atau kunjungan Presiden Direktur World
Muslimah Foundation beserta delegasinya ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia
yang diterima langsung oleh ketua pengurus harian Majelis Ulama KH. Maruf Amin
untuk berkonsultasi dan meminta saran mengenai penyelenggaraan ajang Miss World
Muslimah di Indonesia. KH. Maruf Amin menyampaikan maklumatnya bahwa ajang
Miss World Muslimah tidak menyimpang dari Syariat Islam. MUI akan terus
memantau penyelenggaraan ajang tersebut dan menyatakan ketidak beratan
6 Wawancara pribadi dengan Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., Jakarta 25 April 2014.
7 Wawancara pribadi dengan Dr. Fuad Thohari, M. Ag., Jakarta 28 Maret 2014.
93
diselenggarakannya Miss World Muslimah dengan catatan yang harus dipenuhi, yakni
tidak menyimpang dengan Syariat Islam.8
Annual Award World Muslimah bukan ajang yang pertama kali dilaksanakan
tetapi tahun 2013 merupakan tahun ke-3 acara ini terselenggara. Acara pertama kali
diselenggarakan pada tahun 2011 dengan nama Muslimah Beauty yang pesertanya
hanya berasal dari Indonesia saja atau Dalam Negeri.
Dari apa yang melatar belakang lahirnya 3rd Annual Awar World Muslimah
atas rasa simpati dan ironi CEO World Muslimah Foundation terhadap keadaan
Negeri bermayoritas Muslim. Tapi pornoaksi, pornografi merajalela. Islam datang
untuk memuliakan kaum hawa. Gaya hidup saat ini membuat manusia tidak takut
akan hukum Allah. Ketika tempat ibadah tidak lagi menarik bahkan ketika mall dan
pusat pembelanjaa justru menjadi tempat paling menarik untuk menghabiskan waktu
ketimbang masjid, menjadi sebuah tantangan bagi Muslimah di negeri ini. Sementara
Muslimah di seluruh dunia mengalami hal yang berbeda yang tidak kalah menantang.
Ajang ini merupakan malam pagelaran sebagai apresiasi yang digelar sebagai
penghargaan kepada para remaja Muslimah yang telah memiliki komitmen
pengabdian kepada Allah SWT, menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas di usia
8 http://www.tvmui.com/html/video_detail.php?link=world-muslimah-foundation-kunjungi-
mui&id=805
94
muda yang penuh tantangan namun tetap mampu menyeimbangkan diri secara nyata
di tengah modernitas dan era globalisasi.9
Muhammad Reza Irawan sebagai juru bicara 3rd Annual Award World
Muslimah 2013 menyampaikan maklumat kepada BBC10
bahwa ajang ini tidak
meng-expouse (mengeksploitasi) kaum wanita. Tapi untuk membuktikan
sesungguhnya kaum wanita Islam juga bertalented (berbakat) dan memiliki keahlian
(skill). 11
Menjadi figur yang Sholehah, Smart dan Stylish adalah komitmen yang
berupaya diraih oleh para finalis sebagai inspirasi positif bagi keluarga, masyarakat
khususnya generasi muda di Indonesia maupun manca negara. 3S (Sholehah, Smart,
Stylish) juga merupakan landasan mekanisme penilaian yang dioleh dari kajian Al-
Qur‟an dan Sunnah untuk mempresentasikan dengan mudah seputar ragam dan
karakter, komitmen hidup serta gaya hidup dalam Islam.
Event ini bukan hanya ajang pemilihan bakat tapi juga merupakan sebuah bukti
bahwa ajang seperti ini seharusnya disalurkan kepada sesuatu yang lebih positif dan
sejauh ini telah diupayakan yang terbaik untuk membantu orang yang tidak mampu
atau yang tidak seberuntung sebagian orang lainnya. Itu semua tentang kepedulian,
memberi dan berbagi antar sesama.
9 https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg 10
British Broadcasting Corporation (BBC) didirikan pada tahun 1927. BBC merupakan
stasiun televisi, Radio Britania Raya, juga menyediakan berita dari internet.
11Diakses pada 01 September 2014 dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130918_missworldmuslimah.shtml
95
“Tak Kenal Maka Tak Sayang” pepatah yang sangat cocok diberikan untuk
ajang ini. Sebagian masyarakat mengecam bahwa ajang ini adalah tasyabuh dari
kontes-konter kecantikan lainnya. Cukup menimbulkan kontroversi yang hangat
Namun, setelah mengkaji lebih dalam mengenai malam pagelaran Annual Award
World Muslimah barulah bisa dinilai apakah ini merupakan ajang tasyabuh seperti
apa yang digemborkan di luar sana? Atau ajang yang berbeda dari yang telah ada
lebih dahulu? Apakah sebuah kemajuan bagi wanita muslimah atau sebaliknya?.
Padahal dilihat dari sejarah dan latar belakang kemunculan atau kelahiran
Annual Award World Muslimah dengan kontes kecantikan lainnya adalah berbeda.
Jika Annual World Muslimah adalah ajang apresiasi terhadap muslimah berprestasi
yang juga merupakan ajang kepedulian manusia yang lahir atas rasa simpati akan
keadaan wanita zaman era globalisasi yang terbawa oleh arus budaya Barat serta
kurangnya perhatian dunia terhadap wanita Muslimah dunia yang berada di bawah
persentase untuk itulah Annual Award World Muslimah hadir untuk menggugah
kepedulian Muslimah dunia akan saudaranya yang tidak seberuntung mereka. Mereka
dituntut agar dapat menyeimbangkan kehidupan spiritual di era modern dengan
memegang teguh nilai-nilai yang ditetapkan oleh World Muslimah Foundation yang
merujuk pada Al-Qur‟an.
Sedangkan sejarah lahirnya kontes kecantikan Miss World adalah sebagai
festival kontes bikini untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan
pada saat itu. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari
96
Miss Univers yang hadir dikemudian hari, Morley12
memutuskan untuk membuat
kontes menjadi acara tahunan.
Pertentangan terhadap panggung bikini mengakibatkan pergantian bikini
dengan baju renang yang lebih sedikit tertutup setelah kontes pertama. Miss World
pertama pada tahun 1951 adalah Miss pertama dan terakhir yang dinobatkan sebagai
pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World 2013 semua peserta menggunakan
satu potong baju renang ditambah satu sarung tradisional khas Bali dari perut hingga
bawah untuk menghormati budaya lokal.13
Miss Universe juga sebuah kontes kecantikan yang awalnya merupakan cara
Pacifik Mills untuk mempromosikan produk pakaian renang Catalina mereka pada
tahun 1952. Miss Universe merupakan acara yang persitius terutama bagi penduduk
kawasan Amerika Latin.
Pada tahap awal, peserta Miss Universe mengikuti kontes di negaranya masing-
masing dan kemudian memegang gelar Miss Negara tersebut. Seperti Miss Canada
atau Miss U.S.A dan kemudian dikirim mengikuti kontes Miss Universe yang
diadakan Organisasi Miss Universe.
Penilaian bukan hanya dari kecantikannya namun termaksud juga
kepandaiannya dan sopan santunnya yang dikenal dengan 3B yaitu Brain, Beauty,
12 Penggagas kontes kecantika Internasional Miss World. 13
http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_World
97
Behavior.14 Ajang kontes kecantikan lainnya yang berkiblat pada Miss World dan
Miss Universe lebih mengutamakan kecantikan secara fisik yang bertolak belakang
dengan ajaran Islam.
Jika ajang ini dinilai sebagai ajang tasyabuh yang berkiblat pada Miss World
dan Miss Universe, mereka hanya orang-orang yang menilai tanpa mengenal apa dan
siapa Annual Award World Muslimah dan jika diprotes sebagai “talbitsul haq bil
baathiili” (mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil). Apakah sebuah
tindakan yang baik disaat ada segologan umat yang berupaya menegakkan panji-panji
Syariat malah justru sebagian lain mengecamnya dengan komentar yang negatif.
Bukankah seharusnya kita memberikan dukungan serta apresiasi terhadap ajang ini?
Kenapa kita harus memojokkannya sedang kita saja mungkin tak mampu
menciptakan inovasi untuk pembangunan Islam apalagi menciptakan wadah
pemberdayaan wanita muslimah dunia seperti yang telah dilakukan oleh saudari kita
Eka Shanti.
Menyangkut kaidah yang menyatakan talbitsul haq bil bathil sebetulnya ada
sebuh ajang yang cocok dengan kaidah tersebut yaitu sebuah ajang kontes kecantikan
Puteri Muslimah Indonesia. Kontes ini mengatas namakan wanita Muslimah
sedangkan acara yang disajikan tidak sesuai Brand yang dimiliki. Acara yang
disajikan tidaklah berbeda dengan Miss World atau Miss Universe hanya saja bedanya
peserta mengenakan busana muslimah tetapi acara yang disajikan mempertontonkan
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_Universe, Diakses pada 20 September 2013
98
wanita berbusana muslimah yang berjalan berlenggak lenggok dengan lihainya di atas
panggung. Dengan lihainya para peserta berjalan mengibar-ngibarkan selendang di
kedua tanggannya berjalan layaknya model profesional pada saat pembukaan acara.
Busana yang dikenakan pun terkesan sedikit berlebihan dengan warna-warna
yang mencolok sehingga terlihat seperti persaingan antar peserta dengan busana
masing-masing. Busana pun tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
Syariat karena ada beberapa busana yang dikenakan saat audisi terlihat ketat dan
menonjolkan lekukan tubuh.
Dari dua puluh finalis yang masuk ke babak final 90% nya berbacgroud
sebagai model bahkan agensi ini didirikan untuk melahirkan model15
Muslimah
profesional bukan wanita yang memiliki komitmen pengabdian kepada Allah serta
nilai-nilai agama Islam. Finalis pun mempromosikan sebuah produk kecantikan
vitamin rambut elips sebagai sponsor acara tersebut.
Jika dilihat dari rangkaian acara yang disajikan ajang ini telah mencampur
adukkan yang haq dengan sesatu yang bathil dengan mengatas namakan wanita
Muslimah juga Syariat agar dapat diterima dengan masyarakat sedang apa yang
disajikan berpedoman pada Barat yang tidak sesuai dengan Islam, seperti contoh
paling nyatanya adalah sebagai kontes kecantikan yang melahirkan model Muslimah,
pada Annual Award Muslimah teruji akan para peserta mampu membaca Al-Quran
15 Ada beban besar yang harus dipikul oleh seorang model saat sedang melakukan fashion
show, yaitu harus bisa membuat baju rancangan sang Designer nampak makin bagus, makin mewah
danmakin oke.
99
dengan baik sedangkan Puteri Muslimah Indonesia tidak sama sekali diketahui.
Sedang seorang model dituntuk menjadi sempurn dari segi fisik, dituntut berjalan di
atas catwalk dengan gaya jalan yang menggerakan semua anggota tubuh.
100
BAB V
A. Kesimpulan
Perkara Halal dan Haram merupakan suatu kebenaran milik Allah. Pada
asalnya segala sesuatu adalah mubah hingga ada dalil yang mengharamkannya secara
tegas. Tidak pula sebagai manusia dapat mengklaim pendapatnya adalah pendapat
yang absolut tanpa menerima kebenaran pendapat yang lainnya. Untuk itu
diperlukannya toleransi dalam menghargai suatu pendapat.
Berkaitan dengan halal dan haram segala sesuatunya memiliki sisi negatif dan
positif, baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan ajang Miss
World Muslimah tidak hanya menampilkan keunggulannya saja tentu juga memiliki
sisi negatif.
1. Positif
a. Memberikan penghargaan kepada wanita Muslimah berprestasi, baik dalam
bidang olahraga, kesenian, akademik, sosial dan budaya.
b. Memberikan kepedulian atau uluran tangan kepada wanita Muslimah kurang
mampu terutama yang berda di daerah konflik serta anak-anak putus sekolah.
c. Serta menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah Dunia.
101
2. Negatif
Berlandaskan penelitian yang telah penulis lakukan, didapati beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jika dikolerasikan antara pemakaian busana pada malam Annual Award World
Muslimah dengan barometer busana muslimah ditemuinya konsistensi diantara
keduanya. Sehingga apa yang dikenakan sebagai busana pada malam Annual
Awarld World Muslimah adalah Syar’i.
Secara global maupun khusus tidak ada hubungan antara busana dengan
pemberdayagunaan busana itu sendiri sebagai hiasan atau penilaian bagi wanita
yang mengenakan. Penggunaannya adalah sebagai tuntutan syriat yang harus
dipatuhi. Karena ajang ini buakanlah ajang kontes kecantikan seperti Miss World
maupun Miss Universe.
2. Dalam 3rd Annual Award World Muslimah para finalis memang melakukan
tabarruj namun, yang dilakukan mereka bukanlah jenis tabarruj yang diharamkan
oleh Allah seperti tabarruj yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah sebelum
datangnya risalah Islam ke muka bumi melainkan tabarruj yang diperbolehkan
oleh Syariat yaitu dengan menggunakan make up atau kosmetik Wardah pada
wajah yang mana kosmetik tersebut sudah teruji secara klinis kehalalannya.
3. Dalam menyikapi malam penghargaan pemberdayaan wanita ini diperlukannya
rasa empati dan positivie thinking. Kemudian dari pada itu perlunya memandang
102
segi manfaat yang diberikan. Meskipun demikian ajang ini juga memiliki sisi
negatif yang harus diperhatikan serta diperbaiki di kemudian hari.
a. Positif
i) Mengajak serta menjadi figure yang memiliki komitmen pengabdian kepada
agama Allah, tidak hanya mengajak untuk menjadi cantik secara fisik tapi juga
mengajak untuk cantik secara bathin.
ii) Mengajak wanita untuk mengenakan busana Muslimah dalam berkehidupan,
khususnya wanita Muslimah yang belum memiliki kesadaran untuk berhijab.
iii) Mengajak wanita Muslimah untuk menutup pintu pornoaksi dan pornografi
yang telah merajalela.
iv) Menjadi paradigma serta figur Solehah, Smart dan Stylish sebagai inspirasi
bagi keluarga, masyarakat serta generasi muslimah dunia.
v) Memberikan kontribusi kepada muslimah lainnya yang berada di daerah
konflik serta keadaan tertentu lainnya yang kurang menguntungkan.
vi) Memberikan peluang kepada para muslimah terpilih untuk terus berinofasi
akan potensi-potensi yang dimiliki.
vii) Menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah dunia.
viii) Memperkuat hubungan kerjasama maupun silaturahmi antar negara dan kaum
muslimah dunia.
b. Negatif
i) Memicu kecemburuan sosial antara wanita Muslimah dalam segi penampilan
berbusana.
103
ii) Menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk menampilkan ajang Internasional
dengan atribut yang menawan.
iii) Adanya penonton laki-laki yang menghadiri acara tersebut, walaupun
kehadirannya tidak bercampur baur dengan penonton wanita.
Positif dan negatif selalu ditemui dalam berbagai hal, untuk itu dalam
menentukan sesuatu di dalam Islam sangat diperlukannya pertimbangan kepada
kemaslahatan yang diberikan. Ajang ini tidak terlepas dari kekurangan serta negatif
yang diberikan, namun ajang ini juga memberikan manfaat yang lebih banyak dan
meluas yang tidak hanya bisa dirasakan oleh wanita Muslimah di Indonesia saja
melainkan wanita Muslimah di seluruh Dunia. Melihat besarnya manfaat yang
dipeoreh Annual Award World Muslimah untuk kemajuan wanita muslimah dunia
sebagai wadah pemberdayaan muslimah Indonesia maupun Manca Negara. Maka
sudah sepatutnya sebuah apresiasi serta dukungan diberikan dalam meningkatkan
kualitas.
Adapun pemberian gelar sebagai ajang Miss World Muslimah adalah julukan
yang diberikan oleh awak media yang terkesan ajang ini sebuah pengadopsian dari
Miis World atau Miss Univers. Sehingga banyak orang yang memandang ajang ini
sebagai “tasyabuh” maupun “talbitsul haq bil bathil” yang padahal ada ajang lain
yang cocok dengan kedua gelar tersebut yaitu, Puteri Muslimah Indonesia. Pemberian
julukan pada ajang Annual Award Muslimah sebagai World Muslimah oleh media
meninbulkan pandangan negatif dimana masyarakat menilai bahwa ajang ini adalah
kontes kecantikan atau ajang peragaan busana muslimah atau hal lain sejenisnya.
104
Saran
1. Kepada World Muslimah Foundation agar lebih selektif lagi dalam menyaring
wanita muslimah yang layak untuk maju ke babak final. Dari segi melantunkan Al-
Quran sampai kepada attitude kesehariannya.
2. Kepada finalis yang terpilih sebagai Goodwill Ambassador agar tetap bisa
menyeimbangkan kehidupan spiritual dengan modernitas setelah melepas tanggung
jawab yang diembannya.
3. Para praktisi hukum Islam, untuk lebih melek lagi terkait fenomena yang
memerlukan jawaban atas ketetapan hukum itu sendiri.
4. Bagi Civitas Akademik Fakultas Syariah dan Hukum khususnya akademisi
Perbandingan Madzhab Hukum, agar terus berinofasi menggali ilmu-ilmu serta
kajian keilmuan. Karena itu semua sangat diperlukan dalam menyelesaikan suatu
hukum yang belum diketahui ketetapan hukumnya.
105
DAFTAR PUSTAKA
‘Abd al-Qadir Manshur, Buku Pintar Fikih Wanita, Jakarta, Daar al-Nashr, 2005.
‘Umar Al- Biq’i, Ibrahim Ibn, Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat Wa as-Suwar, cet
I, Jilid VI,Beurit : Daar al-Kutub al-‘Ilmuyah, 1995.
Ad-Dimasyqy, Rahmat Al-Ummah, Al-Qahirah: Halaby, t.th.,.
Ahmad Imam, Al-Musnad, Mesir, Al-Ma’arif, t. Th.
Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, (t.t., t.p., t.th.,).
Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta,: Pustaka Azzam, 2008.
Alatas, Alawi. Revolusi Jilbab : Kasus Pelanggaran Jilbab di SMU Negeri se
Jabodetabek tahun 1982-1991, (Jakarta : Al-i’tishom, 2001), h. 16.
Al-Barik Haya Binti Mubarok, Ensiklopedi Wanita Muslimah, terjemahan , Jakarta
Pusat: Darul Falah, 1970.
Al-Husainiy, Kifayat AL-Akhyar, A- Qahirah: Isa Halaby, t.th., Jilid I.
al-Maki Muhammad ibn Alan as-Shidiqi as-Syafi’i al-As’ari, Dalilu al-Faalihiina,Juz
III,Libanon: Daar al-Fikri lithaba’ati wa an-Nashri wa at-Tawzi’ie, t, th.
Al-Maududi, Tafsir Ayat Hijab(t.t., t.p., t.th.,).
Al-Migrani Al-Imam Muhammad ‘Usman ‘Abdullah, Tájut Tafásír, Bandung : Sinar
Baru Algensindo, 2009.
106
Al-Muqtadir Ibrahim bin Fathi bin Abd, Wanita Berjilbab VS Wanita Pesolek,
Jakarta: dar Al-Aqídah, 2007.
Ar-Ramly, Nihayah Al-Muhtaj, Al-Qhahirah: Musthafa halaby, t.th.
Ar-Rifa’i Muhammad Nasib, Ibnu Katsir,Jakarta , Gema Insani 2000.
Ash-Shabuni, Shafwat At-Tafasir, Makkah, t.tp., t.th.
Asmawi Mohammad, Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab
trendi),Yogyakarta: Darussalam 2013.
Asy-Syaukani, Nail Al-Authar, Jilid II, Al-Halaby, t. tp., t. th.
Ath-Thabarany, Al-Mu’jam Ash-Shagir, Delhi: Al-Anshsari, t. th.
Azhari Abi Mansyur Muhammad ibn Ahmad, Mu’jamu Tahdzibu al-Lughoti,Saudi
Arabiya: Dar El Marefah 2001.
Bahammam Farhad Salim, Fikih Modern Praktis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, T, th.
Bakrin Abil ‘Abaas Syihaabuddin Ahmad Ibnu Abi, Zawaaidu Ibnu Maajah,
Libanon-Bairut: Daarul Kutubi Al- ‘Aamaliyati, t.th.
Baz Abdul Aziz Abdullah bin, Fathul Baari, cet II.
Faqih Allamah Kamal dan tim Ulama,Tafsir Nurul Qur’an, Jilid V, Jakarta : Al
Huda, 2004.
Hasan Abdul Halim,Tafsir Al-Ahkam, Jakarta: Kencana, 2006.
107
Hasan Siddiq, Tafsir Al-Bayan, Mesir, Bulaq, t. th.
Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Khuzaimah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, Al-Qahirah: Dar Al-Ma’arif, t, th.
Ibnu Taymiyyah, Kitab Fatáwá Ibnu Taymiyyah Fí Al-Fiqh, Jilid XXII.
Maajah Abu Abaas Syihabuddin, Zawaaidu Ibnu, Jilid 1 Libanon, Daarul Kutub Al
‘Alamiyyati, t.th.,.
Madjid Nurcholis, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, cet I, Bandung: Mizan,
1987.
Manshúr ‘Abd al-Qádir, Buku Pintar Fiqih Wanita,Jakarta : Dár al-Nashr, 2005.
MoleongLexy J., MetodologiPenelitianKualitatif, cet. X, Bandung:
RemajaRosdakarya, 2005.
Murtadha Muthahari, Wanita dan hak-haknya dalam Islam, Bandung: Pustaka
Salman ITB, 1986.
Musthafa Ibnu, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Bandung : Mizan, 1995.
Poerwadarminta W. J. S., Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986.
Qurtubi Imam, Tafir Al Qurthubi, Jakarta : Pustaka azzam, 2008.
Sabiq As-Sayyidu, Fiqih Sunnah, Juz III,T.t., Daar Tsaqofati Al-Islamiyah.
Shaleh Qamaruddin, Dahlan, dkk, Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya
Ayat-Ayat Al-Qur’an, Bandung, CV. Diponegoro: 1992.
108
Shihab M. Quraish, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah (Pandangan Ulama Masa Lalu
& Cendikiawan Kontemporer), Jakarta: Lentera Hati, 2004.
Shihab M. Quraish, Jilbab, Pakaian Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan
Cendikiawan Masa Kontemporer, cet ke I, Jakarta: Lentera Hati, 2004.
Shihab M. Quraish, Tafsir Al-Mishbáh, Jilid 11, Jakarta : Lentera Hati, 2002.
St. Aminah, Kunci Wanita Shalihah (Bidang Ibadah), Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1997.
Syaahiyn Musya, Taysiri Shahih Bukhari, t. T., t. P., t. Th.
Umar Nasaruddin, Fikih Wanita untuk Semua, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2010.
Washburn, Karren E. et al., Perempuan Post Kolonial dan Identitas komoditi Global,
cet Ke 5, Yogyakarta: Kanisius, 2005.
Yanggo Huzaemah T., Fiqih Perempuan Kontemporer, Jakarta: Al-Mawardi Prima,
2001.
Sekripsi
Eko Ramadhani Nanto, Skripsi: Jilbaber antara Tradisi dan Perintah Agama, PMH
UIN Jakarta, 2014.
Website
109
Diakses pada 01 September 2014
darihttp://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130918_mi
ssworldmuslimah.shtml
Diakses pada 10 September 2014 dari http://www.worldMuslimah.org/what-is-wmf/
Diakses pada 10 September 2014 dari ww.worldMuslimah.org/the-background/
Diakses pada 20 September 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_Universe
Diakses pada 30 November 2014 “Apa bedanya Miss World Muslimah dan Miss
World” dari http://m.kompasina.com/post/red/589447/1/apa-bedanya-
world-muslimah-dan-miss-world.html
H Ali, World MuslimahBuktiKesetaraanWanitaMuslimah, artikeldiaksespadatanggal
22 November 2013 dariwww.citizenjurnalism.com.
http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_World
http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari-
552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015
http://www.worldMuslimah.org/the-value/
http://www.worldMuslimah.org/womens-appreciation/
https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg
Indira Rezki Sari, “ Miss World Muslimah Tonjolkan Wanita Secara Fisik” diakses
pada 30 Oktober 2014 dari http://m.republika.co.id/benta/gaya-
110
hidup/trend/14/11/21/nfdmqh-hti-miss-world-muslimah-tonjolkan-wanita-
secara-fisik.
111
BAB II
A. Busana (Pakaian) Muslimah B. Hijab, Jilbab, Khimar
C. Aurat D. Tabarruj
1. Pengertian
Pakaian wanita Islam yang dapat
menutup aurat guna kemaslahatan
wanita itu sendiri.
2. Fungsi
a. Sebagai penutup aurat dan
perhiasan.
b. Sebagai pelindung bagi tubuh.
c. Sebagai pembeda bagi
seseorang.
Manfaat
Dapat memberikan rasa tenang
bagi yang menggunakan.
1. Hijab
-Etimologia: menutup, memasang tirai,
membentuk pemisah.
- sebagai kata benda : tirai, tabir, sekat,
partisi atau pemisah.
2. Jilbab
Baju yang longgar atau kerudung penutup
kepala wanita. Atau pakaian yang
menutupi baju dan kerudung yang
dipakainya.
- Kalau yang dimaksud dengan jilbab itu
adalah baju, maka adalah pakaian yang
menutupi tangan dan kakinya.
- Kalau kerudung, maka perintah
mengulurkannya menutupi wajah dan
leher.
- Kalau pakaian yang menutupi baju,
perintah mengulurkannya membuatnya
longgar sehingga menutupi seluruh
badan dan pakaian.
1. Pengertian
Sesuatu yang
menimbulkan birahi
atau sebagian
anggota tubuh yang
bisa mengakibatkan
hawa nafsu.
2. Batasan Aurat Wanita
1) Berhadapan dengan Allah.
Seluruh tubuh kecuali wajah
dan telapak tangan.
2) Berhadapan dengan
-Muhrim Wanita;
a. Syafi‟i dan Hanafi;
Antara pusat dan lutut.
-Muhrim Laki-laki;
b.Malikiyah dan Hanabilah;
Seluruh tubuh kecuali muka,
kepala, leher dan kedua kaki.
1. Pengertian
- Bahasa: nampak dan
meninggi, kejelasan dan
keterbukaan
mempertontonkan hiasan
kecantikannya pada orang
lain.
- Istilah: memperlihatkan
kecantikannya sehingga
dapat merangsang syahwat
laki-laki. Atau menampakan
hal-hal yang seharusnya
ditutup di hadapan laki-laki
bukan muhrim.
Tabarruj Jahiliyyah Ula
Wanita yang keluar rumah
dengan mememerkan
kecantikannya, wanita yang
berjalan berlenggak-lenggok
di hadapan laki-laki.
112
3. Hukum Busana
a. Wajib
- Menutup aurat
- Melindungi tubuh
b. Sunnah
- Memiliki unsur keindahan dan
perhiasan
c. Haram
- Menyerupai lawan jenis
- Busana kemegahan
- berlebihan/kesombongan
4. Kriteria
a. Menutup aurat
b. tidak berlebihan
c. tidak tipis
d. longgar tidak ketat
e. bukan pakaian lawan jenis
f. bukan pakain kecantikan
jahiliyah
g. tidak disemprot parfum
3. Khimar
- Bahasa: tudung; tutp kepala
wanita.
- Istilah: kain yang digunakan untuk
menutup kepala seorang
perempuan (kerudung).
- Katagori Muhrim;
i) Suami.
ii) Ayah.
iii) Ayah Suami
iv) Putera Laki-laki.
v) Putera Suami.
vi) Saudara/saudara susuan.
vii) Putera dari saudara.
viii) Putera dari saudari.
ix) Wanita.
x) Budak.
xi) Laki-laki yang
menyertainya dan tidak
punya lagi kebutuhan
pada wanita.
xii) Anak kecil yang belum
mengerti aurat wanita.
xiii) Paman dari Ayah.
xiv) Paman dari Ibu.
3) Bukan Muhrim
Selain wajah, kedua telapak tangan
dan kedua telapak kaki dari seluruh
badan wanita adalah aurat
a. 1) Hiasan/perhiasan yang
nyata/jelas
i) Syahrur: bagian badan
yang nampak pada saat
penciptaan (kepala, perut,
kedua kaki dan kedua
tangan).
ii) Ibnu Abbas dan Qatada:
perhiasan Zahir seperti
celak, sugi, kaki sampai
seperdua betis (boleh
terbuka hingga batasan
tersebut).
2) Hiasan Tersembunyi
i) Syahrur: yang tidak
tampak ketika penciptaan
yang diistilahkan oleh al-
Qur‟an dengan “juyub”
yaitu antara kedua
payudara, kemaluan
dan dua sisi pantat.
113
3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai
Busana Muslimah
1) Wajib „Aini Ta‟abudi (harus
dilaksanakan tanpa harus bertanya
alasannya).
- Faktor Penunjang menahan
pandangan.
- Faktor penunjang dari larangan
berzina.
2) Wajib karrena Sad Adz Dzara‟i
(menutup pintu kepada dosa yang
lebih besar)
3) Menutup Aurat dalam Sholat.
Adalah wajib hukumnya.
b. 1) Perhiasan Khalqiyah (fisik yang melekat pada diri
seseorang)
- Imam Qurthubi: Wajah
- Ibnu Asyur: Wajah, telapak tangan, setengah dari kedua
lengan.
- Ibnu Al-„Arabi: sebagian besar jasad perempuan. Wajah,
kedua pergelangan tangan, kedua siku,
bahu, payudara, kedua betis dan rambut.
2) Perhiasan Muktsabah (yang diupayakan)
Perhiasan ini berfungsi untuk memperbaiki rupa atau
penampilan. Yaitu,
- Pakaian,
- Perhiasan,
- Celak atau pacar.
i) Ibnu „Asyur
- Pakaian indah
- Perhiasan
- Celak mata
- Pacar
ii) Ibnu al‟Arabi
- Pakaian indah dan berwarna-warni
- Pacar
- Celak
- siwak
114
2. Tabarruj dalam Padnangan Hukum Islam
a. Berhias yang dianjurkan
- bersiwak.
- istinsyaq
.- memotong kuku.
- mencuci ruas jari kaki dan tangan.
- mencabut bulu ketiak.
- mencukur rambut di bawah perut.
- mencuci pakaian kotor.
- bersisir/ merapihkan rambut.
- menyemir rambut dengan selain warna
hitam.
- bercelak.
- mencuci darah haid.
- mengenakan pacar kuku.
b. Berhias yang diperbolehkan
- mengenakan sutra dan emas bagi wanita.
- menggunakan mutiara dan berbagai
jenis batu permata.
- perarna untuk memerahkan pipi dan
memutihkan wajah (bedak).
c. Berhias yang diharamkan
- mengubah ciptaan Allah.
- melakukan tato. Menipiskan
alis, mengikir gigi, operasi
kecantikan.
- menyambung rambut.
- nampak aurat atau perhiasan
- an-Namish.
115
BAB III
World Muslimah Foundation
A. Bacground
1. Latar Belakang
Wanita sebagai mandat pendidik generasi
pewaris harus mampu menciptakan suasana
keamanan, ketenangan, stabilitas serta mewariskan
kebijakan dan nilai-nilai penting bagi anak-anak
mereka.
Untuk itu, setiap wanita berhak mendapatkan
kontribusi valid secara merata dan keseluruhan.
2. Partisipasi Wanita
wanita adalah sekolah utama bagi anak-anaknya.
Sebuah bangsa yang makmur dan sejahtera akan hadir
dari seorang wanita yang mampu mencetak anak-
anaknya dengan baik.
Fakta yang menyatakan mengenai akses pendidikan
wanita. Wanita berada di bawah persentase dan
ketimpangan sosial perlu mendapatkan perhatian lebih
dari dunia global untuk menciptakan kualitas hidup yang
diinginkan.
B. Identifikasi
1. Tujuan
a. Menjadi wadah pendidikan, pemberdayaan dan penghargaan
terhadap wanita muslimah.
b. Mempropagandakan kegarmonisan wanita yang mempu
menyeimbangkan antara tanggung jawab dalam keluarga
dengan ilmu tekhnologi yang terus berkembang.
c. Menciptakan lapangan kerja inovatif dalam kewirausahaan
yang kreatif.
2. Visi
Menjadi perantara yang ramah tamah
dalam komunikasi antar dunia muslim dan
masyarakat secara gelobal. Khususnya di
bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak. Dalam rangka
menciptakan dunia yang lebih harmonis.
Misi
Untuk memajukan kompetensi dan
karakter perempuan muslimah di bidang
pengembangan diri, orientasi keluarga,
kesehatan dan pengawasan, lingkungan,
kewirausahaan serta kepedulian sosial.
C. Program World Muslimah Foundation D. Mekanisme Final E. Struktur Organisasi
1
2
3
116
3. Etika
117
3. Orientasi
a. mengusungkan lingkungan yang kondusif.
b. memfasilitsai gerakan berkelanjutan yang
mengerti kebutuhan perempuan.
c. meningkatkan produktifitas dengan kemajuan
ekonomi perempuan.
d. menciptakan kesempatan baru untuk mengakses
jaringan komunikasi global.
Untuk alasan tersebut di atas dan banyak
lainnya World Muslimah Foundation lahir sebagai
organisasi yang efektif.
118
1. Women Appreciation (World Muslimah Award)
World Muslimah Award merupakan sebuah ajang penghargaan atas dedikasi, integritas, dan kepedulian wanita muslimah yang memliki bakat serta potensi di
bidang akademik, olahraga, sosial dan bidang budaya yang merupakan sebuah kegiatan kemanusiaan.
1
119
2. Women Empowerment (HOME C.A.S.E)
HOME C.A.S.H merupakan singkatan dari Home Career Assistance and sisterhood hospitaly merupakan program yang berorientasi pada pembangunan
ekonomi keluarga, melayani wanita muslimah kurang mampu yang ingin neningkatkan produktivitas mereka, kompetensi dan karakter.
1
120
3. Education (MIRACLE)
MIRACLE adalah kepanjangan dari Muslimah Integrated Course on Life Empowerment. Program ini digagas untuk memberikan kesempatan penidikan
yang unik terhadap gadis muslimah kurang mampu di usia 12-18.
1
121
4. Environment (Masjidku Rumahku)
Masjidku Rumahku adalah program masjid “makeover” yang didukung oleh pemenang World Muslimah Award dan bertujuan untuk menyelenggarakan
“Green and Tidy” sebagai gaya hidup di kalangan umat Islam untuk meningkatkan rasa memiliki dan keanggotaan komunitas dengan menjaga masjid supaya rapih
seperti rumah sendiri.
1
122
Final 3rd Anual Award World Muslimah 2013 yang Berdurasi selama 2:25:34 telah diselenggarakan pada hari Rabu 18 September 2013 bertepat di
Balai Sarbini, Plaza Semanggi.
3. Pra Acara
2. Opening
a. Lantunan Asma‟ul Husna oleh paa talent.
b. Pengenalan 20 Finalis WMA
1. Substansi Acara
a. Introduction
b. Katagori Juri
i) Juri Utama
ii) Juri Pengamat
iii) Juri Kehormatan
c. Babak Penyisihan
i) Sekmen Pertama (Sholehah)
ii) Sekmen Kedua (Smart)
iii) Sekemen ketiga (Stylish)
4. Epilog Acara
i) The Most Inspiring Video diraih oleh Aisha
Aderonke Adeshina (Nigeria).
ii) Katagori Most Talented diraih oleh
Nurmaulidia (Indonesia).
iii) Katagori Best Al-Qur’an Recitation diraih
oleh Dayangku Rabiatul Adawiyah binti
Pangiran H. Bolkiah (Brunai Darussalam).
iv) Katagori Nitizen Muslimah diraih oleh Nurul
Husna Husna Zainal Abidin (Malaysia).
v) Katagori Runner Up II diraih oleh Evawani
Efliza (Indonesia).
vi) Katagori Favorite diraih oleh Febriani
Nurvianti (Indonesia).
vii) Goodwill Ambassador World Muslimah
2013 diraih Obabiyi Aisyah Ajibola.
2
123
F
Founder
HJ. Eka Triyana Shanti
HJ. Silvia Djarjis Husman
Hj. Ningrum Maurice
Hj. Maryanie
Hj. Oviyati Sobriyah
Dewan Management
Hj. Eka Triyatna Shanti
Dewan Penasehat
Drs. H. Ahyudin
Hj. Silvia Djarjis Husman
H.Bobi Heriwibowo
Dewan Pengawasan
Hj. Oviyati Sobriyah
Hj. Istisko Jakariyah
Hj. Maya Hayati
Sekretaris
Hj. Meini Betna
Bendahara
Heriyana Herman
Ade Jamaludin
3
124
Kegiatan Sosial di Aceh dengan penderita tuna
rungu
Final Annual Award World Muslimah
Kunjungan World Muslimah Foundation ke
MUI
Kunjungan World Muslimah Foundation ke MUI
Kunjungan World Muslimah Foundation
ke MUI
Goodwill Ambassador World Muslimah 2013
diraih Obabiyi Aisyah Ajibola.
125
20 Finalis 3rd Annual Award World Muslimah
Dayangku
Rabiatul A.
Binti Pangiran
H. Bolkiah.
(Brunai
Darussalam)
Maulina
Sukmawatie
Budiharjo.
(Indonesia)
Putri Virgina
Yusuf.
(Indonesisa)
Nadia
Chairunnisa.
(Indonesia)
Aisha
Aderonke
Adeshina.
(Nigeria)
Evawani
Elfiza.
(Indonesia)
126
Noor Aspasia.
(Indonesia)
Nurmaulidia.
(Indonesia)
Febrina
Nurvianti.
(Indonesia)
Putri Puspita
Wardhani.
(Indonesia)
Hidayatu
Rahmi.
(Indonesia)
Santi
Handayani.
(Indonesia)
127
Nia Budi
Kurniawati.
(Indonesia)
Naznin
Sultan Liza.
(Banglades)
Nurul Husna
Husna Zainal
Abidin.
(Malaysia)
Ananda Suci
Munggaran.
(Indonesia)
Anggi
Maesarah.
(Indonesia)
Balqis
Faradiba.
(Indonesia)
128
Masumeh
Ibrahimi.
(Iran)
Obabiyi Aisha
Ajibola.
(Nigeria)
129
HASIL WAWANCARA
DENGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)
Nama Lengkap : Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA
Jabatan : Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui atau pernah menyaksikan ajang Miss World Muslimah?
Tidak, tidak menyaksikan secara langsung. Tetapi sedikit banyaknya mengetahui ajang
ini.
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai ajang ini?
Selama tidak bertentangan dengan aturan syariat dan itu adalah maslahat maka tidak
masalah.
3. Bisakah ajang ini dikatakan Tasyabuh dari Miss World?
Ajang tasyabuh, kalau menyerupai berarti ada hal-hal yang sama dengan aturan maupun
rambu-rambu yang terjadi pada Miss World. Sedangkan kata “Muslimah” secara tegas
adalah sebuah pembeda antara ajang Miss World dengan Miss World Muslimah, apalagi
Miss World Muslimah ini memiliki maslahat dan manfaat bagi umat Islam untuk
memacu, memicu wanita Muslimah, tidak hanya dari penampilan menutup aurat dan
sebagainya tentu kecerdasannya juga diuji dan ini memacu dan memicu Muslimah
lainnya untuk meningkatkan prestasinya.
130
4. Menurut Bapak/Ibu sudahkah busana yang dikenakan pada ajang ini memenuhi kriteria
sebagai busana yang Syar’i?
99% sudah memenuhi Syariat.
5. Apa saran bapak/ibu untuk ajang ini agar tidak keluar dari koridor Islam?
1. Terus memperbaiki busana yang dikenakan hingga menjadi Syar’i 100 %.
2. Tidak menyentuh sesuatu yang bertentangan dengan Syariat Islam.
3. Manfaat yang dirasakan benar dirasakan wanita Muslimah lainnya supaya mereka
juga berbusana Muslimah. Dan dari sisi lainnya, supaya mereka terpicu dan terpacu
untuk supaya mereka memiliki keahlian yang bisa terus dikembangkan dan dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat luas.
6. Apakah MUI dilibatkan dalam perencanaan program ini?
Iya, tentunya panitia melibatkan pihak MUI dalam penyelenggaraan. Salah satunya
terbukti dengan kehadiran dari pihak MUI saat acara dilangsungkan. Bahkan panitia
sempat meminta izin dan saran sebelum penyelenggaraan malam final.
131
HASIL WAWANCARA
DENGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)
Nama Lengkap : Dr. Fuad Thohari, M. Ag.
Jabatan : Dosen Hadits Fakultas Syariah dan Hukum, Pengurus MUI Daerah.
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui atau pernah menyaksikan ajang Miss World Muslimah?
Hanya sebatas melihat di news speaker, juga penampilan dan profil peserta yang sempat
ditampilkan di televisi.
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai ajang ini?
1. Untung menghukumi ajang Muslimah ini boleh atau tidak harus melihat dari banyak
sisi mana kita menghukumi kontes tersebut, misalnya ajang itu diadakan dalam
rangka mensyiarkan busana Muslimah yang tidak menyalahi ketentuan Syariat,
2. Karena disepakati busana tersebut tidak menyalahi aturan apabila baju tersebut
tidak ketat, tidak transparan dan tidak terlalu longgar sehingga terjadi pemborosan.
3. Pada saat pelaksanaan ajang ini adanya jaminan dari panitia tidak terjadinya
kholwah (pencampuran) antara laki-laki dan wanita,
4. Yang dinilai tidak semata-mata kecantikan lahiriah atau dia sudah mengenakan
busana sesuai syariat islam tetapi ada aspek lain bagaimana peserta memahami
terhadap syariat islam, budaya islam, tradisi islam (lokal maupun tradisi islam yang
banyak dinyatakan dalam kitab suci).
132
3. Bisakah ajang ini dikatakan Tasyabuh dari Miss World?
Sejarah kelahiran Ratu Muslimah dengan kontes Ratu Sejagat jelas berbeda, kontes
kecantikan Ratu Sejagat yang berkepentingan adalah pemilik prodak baju yang mereka
jual (baju renang, baju pesta, baju kantorn dsb). Yang kemudian karena yang dijual itu
prodak maka salah satu unsur pemilihan pada kontes ratu sejagad adalah cantik atau
tidak, cocok atau tidak ketika mengenakan baju yang ditawarkan itu. Intinya yang dinilai
adalah aspek kecantikan lahiriah, meskipun belakangan aspek penilaiannya tidak lagi
dilihat dari tampilan fisik lahiriah saja tetapi keceradasan dan wawasannya peserta
diuji. Tapi Miss World Muslimah bukan karna ingin menjual prodak tertentu tapi yg
dididik bgaimana seorang Muslimah menganakan pakaian Muslimah yang sesuai dengan
Syariat tapi trendy tidak ketinggalan dengan kebutuhan wanita modern. Selain itu juga
adalah untuk menguji sejauh mana dia memahami dan menghayati pada dirinya sendiri
bagaimana tentang ajaran Islam khususnya tentang Fiqih Wanita, ini lah yang
ditekankan dalam sejarah lahirnya Ratu Muslimah. Dari sisi sejarah kelahiran maupun
orientasi, motif Miss World Muslimah dengan Miss World jelas berbeda.
4. Menurut Bapak/Ibu sudahkah busana yang dikenakan pada ajang ini memenuhi kriteria
sebagai busana yang Syar’i?
Busana yang dikenakan pada peserta kontes sudah memenuhi kriteria busana Muslimah
karena sudah sesuai dengen kriteria yang Islam sendiri telah menentukannya.
133
5. Apa saran bapak/ibu untuk ajang ini agar tidak keluar dari koridor Islam?
Sejauh pengamatan ajang Miss World Muslimah ini belum ada tanda-tanda menyimpang
dari Syariat. Agar tidak keluar dari koridor Islam ajang ini haruslah dinilai tidak
semata-mata pada kecntikan fisik tapi innerbeauty.
6. Apakah MUI dilibatkan dalam perencanaan program ini?
MUI pusat dilibatkan dalam penyelenggarakan acara ini bahkan menjadi salah satu juri
utama dalam penyelenggaraan.
7. Menurut Bapak/Ibu apakah ajang ini dikatakan tabarruj jahiliyyah?
Tabbaruj dimkanai ketika ada kemiripan dengan model pakaian pada zaman jahiliayah,
tidak dilihatnya adanya tabaruj dalam ajang tersebut.