37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat dan tuntutan pelanggan/konsumen yang semakin tinggi. Manusia sebagai sumber daya yang paling potensial dengan kemampuannya dan keterampilannya dapat menggerakan jalannya roda perusahaan. Salah satu dari aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh system pola hubungan yang terjadi di dalamnya, baik hubungan dengan sesama karyawan maupun dengan atasan. Pola hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan dapat menyebabkan karyawan merasa senang atau tidak senang bekerja di perusahaan tersebut, untuk 1

Usulan Penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Usulan Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan

yang semakin ketat dan tuntutan pelanggan/konsumen yang semakin tinggi.

Manusia sebagai sumber daya yang paling potensial dengan kemampuannya dan

keterampilannya dapat menggerakan jalannya roda perusahaan. Salah satu dari

aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh system pola hubungan yang terjadi di

dalamnya, baik hubungan dengan sesama karyawan maupun dengan atasan.

Pola hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan dapat

menyebabkan karyawan merasa senang atau tidak senang bekerja di perusahaan

tersebut, untuk itulah dalam organisasi selalu dilakukan perencanaan pengelolaan

sumber daya manusia untuk mendapatkan orang yang tepat untuk jawaban yang

tepat. Salah satu sasaran pengelolaan sumber daya manusia pada fungsi

manajemen organsasi adalah menyangkut masalah kepemimpinan, seseorang

yang ditunjuk sebagai pemimpin maupun yang diakui oleh anggota sebagai orang

yang pantas memimpin mereka, dialah yang menjalankan fungsi organisasi

tersebut. Cara dan pola tingkah laku pemimpin diartikan oleh bawahan yang

bekerjasama dengannya sebagai gaya kepemimpinan.

1

Page 2: Usulan Penelitian

2

Menurut Rivai (2004:2), menyatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership)

adalah proses mempengaruhi atau member contoh kepada pengingut-pengikutnya

melalui proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.

Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang

serasi dengan para bawahannya juga termasuk dalam membina kerjasama,

mengarah dan mendorong gairah kerja para bawahan sehingga tercipta motivasi

positif yang akan menimbulkan niat dan usaha (kinerja) yang maksimal juga

didukung oleh fasilitas-fasilitas organisasi untuk mencapai sasaran organisasi.

Dimana seorang pemimpin sebagai salah satu bagian dari manajemen

memainkan memainkan peran yang penting dalam mempengaruhi dan

memberikan sikap serta perilaku individu dan kelompok, sehingga membentuk

gaya kepemimpinan yang pemimpin terapkan.

Maka dapat dipastikan bahwa perilaku seorang pemimpin adalah pengaruh

yang akan menimbulkan pemahaman tersendiri yang akan berpengaruh terhadap

kondisi psikologis bawahan, ada bawahan yang melihat, mengamati dan meniru

perilaku pemimpin yang ditampilkan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai

dengan harapan. Apabila perilaku kepemimpinan yang ditampilkan atasan

dirasakan sebagai sesuai yang diharapkan bawahannya maka akan memiliki

dampak yang lebih baik terhadap kinerja karyawan, sebaliknya apabila perilaku

kepemimpinan yang ditampilkan atasan sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan

harapannya maka akan berpengaruh kurang baik terhadap kinerja karyawan.

Page 3: Usulan Penelitian

3

Kompleksnya masalah yang dihadapi manajemen akan mengakibatkan

meningkatnya kebutuhan akan seorang pemimpin, yang memiliki kualitas tinggi,

yang dapat mengarahkan karyawan untuk dapat bekerja dan berkarya lebih baik

lagi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Permasalahan yang

ditemukan pada perusahaan adalah, adanya kecenderungan dimana karyawan

merasa tidak senang dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasannya

sehingga muncul kekecewaan pada karyawan yang ditunjukkan dengan perilaku

karyawan yang suka menunda pekerjaan dan datang terlambat ke tempat kerja

dengan senagaja, adanya pengaduan dan keluhan-keluhan dari pelanggan karena

pelayanan kurang baik sehingga menimbulkan tingginya arus keluar masuk

karyawan (labour turnover) yang secara tidak langsung akan merugikan

perusahaan tersebut.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kembali kinerja karyawan tersebut,

maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah menyangkut gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin-pemimpin pada perusahaan yaitu

bagaimana agar gaya kepemimpinan yang diterapkan para pemimpin dapat

menunjang kinerja karyawannya agar lebih baik. Informasi mengenai gaya

kepemimpinan ini penting diketahui oleh pihak perusahaan sendiri karena gaya

kepemimpinan merupakan salah satu komponen penting yang akan

mempengaruhi kinerja karyawan dan secara lebih jauh akan mempengaruhi

kinerja organisasi.

Page 4: Usulan Penelitian

4

PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang peminjaman modal usaha, PT. Mitra Dana Utama Finance

merupakan perusahaan yang akan memberikan kemungkinan dan kemudahan

bagi masyarakat untuk meminjam modal usaha dengan jaminan BPKB kendaraan

motor dan mobil. PT. Mitra Dana Utama Finance menawarkan proses pencairan

modal secara cepat dengan bunga ringan yang akan menjadi pilihan tepat bagi

masyarakat yang membutuhkan modal usaha yang prosesnya mudah.

Berdasarkan studi pendahuluan sementara diketahui bahwa kinerja karyawan

pada PT. Mitra Dana Utama Finance dalam setiap pelaksanaan kegiatannya

belum maksimal terbukti dengan :

1. Masih terdapatnya beberapa karyawan yang masuk kantor kadang-kadang

terlambat dan pulang kerja sebelum waktunya;

2. Kurang maksimalnya target yang harus dicapai dalam waktu yang telah

ditentukan oleh perusahaan;

3. Tidak tepat waktunya pembuatan laporan kegiatan perusahaan sesuai jadwal

yang telah ditentukan;

4. Prosedur pelayanan yang tidak transparansi, sehingga mengakibatkan kurang

maksimalnya pelayanan yang diberikan.

Berbagai permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut diduga

disebabkan oleh perilaku kepemimpinan yang ditampilkan atasan dirasakan

sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan bawahannya yang pada

akhirnya akan berpengaruh kurang baik terhadap kinerja karyawan itu sendiri.

Page 5: Usulan Penelitian

5

Adanya permasalahan di atas tentunya akan mempengaruhi kemajuan atau

bahkan organisasi akan mengalami kemunduran apabila kinerja karyawan

organisasi tidak diperbaiki. Peneliti memilih karyawan karena mereka potensial

mengalami atau merasakan bahwa gaya kepemimpinan dari tempat mereka

bekerja akan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara umum tujuan

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan. Penelitian tersebut dilakukan sebagai dasar untuk penyusunan sebuah

karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang diberi judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mitra Dana Utama

Finance Cabang Banjar”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang

Banjar?

2. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang

Banjar?

3. Berapa besar pengaruh gaya kepemiminan terhadap kinerja karyawan pada

PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar?

Page 6: Usulan Penelitian

6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai panulis melalui penyusunan skripsi ini

antara lain :

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Dana Utama Finance

Cabang Banjar.

2. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance

Cabang Banjar.

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh gaya kepemiminan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dengan melakukan penelitian langsung pada kondisi yang sebenarnya

maka penulis akan lebih dapat memahami masalah kepemimpinan sebagai

salah satu unsur utama yang menentukan suksesnya manajemen suatu

perusahaan sehingga dapat menambah wawasan, kemampuan dan

pengetahuan dengan menerapkan leadership skill untuk bekal dalam

menjalankan suatu pekerjaan pada suatu perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran

sebagai masukan berupa informasi untuk melakukan perbaikan setiap

pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang akan menunjang

pada keberhasilan organisasi dalam menjalankan perusahaan.

Page 7: Usulan Penelitian

7

1.5 Kerangka Pemikiran

Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership) yang artinya ada

keinginan orang-orang untuk mengikuti yang akan membuat seseorang menjadi

pemimpin dimana orang-orang cenderung mengikuti mereka yang dipandang

dapat menyediakan sarana untuk mencapai tujuan, keinginan dan kebutuhan

mereka sendiri.

Pada dasarnya tujuan ensitas ekonomi adalah untuk mendapatkan laba

optimal. Tujuan tersebut dapat tercapai maka kala ensitas ekonomi tersebut

mampu memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggannya. Untuk itu,

setiap ensitas ekonomi harus berupaya optimal dan salah satunya dapat dilakukan

dengan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat

dihasilkan output memadai baik secara kualitas dan kuantitas. Sehingga

pelanggan yang merasa puas yang kemudian secara perlahan akan lebih dominan

pada perluasan pasar.

Namun demikian untuk mendukung tercapainya sasaran tersebut dibutuhkan

sumber daya manusia dengan keterampilan handal dan loyal pada institusinya.

Hal ini sangat penting mengingat sumber daya manusia merupakan faktor kunci

dan penggerakan utama kegiatan operasional perusahaan. Sehingga

memperhatikan peran sumber daya manusia yang sangat vital tersebut, maka

tentunya harus mendapatkan perhatian secara berkesinambungan baik aspek

pembinaan materil maupun non-materil.

Page 8: Usulan Penelitian

8

Penggunaan tenaga kerja terarah dan efektif merupakan faktor penentu

dalam upaya meningkatkan kinerja. Karena itu, dibutuhkan kebijakan perusahaan

yang mampu menggerakan tenaga kerja agar pemimpin dapat bekerja lebih

produktif seseuai dengan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Banyak

faktor yang bisa dipertimbangkan dan salah satu di antaranya adalah masalah

gaya kepemimpinan.

Selanjutnya Rivai (2004:2) menjelaskan bahwa “Kepemimpinan (leadership)

adalah proses memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses

komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.

Hal serupa juga dikatakan oleh Arep dan Tanjung (2003:93) yang

mengatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang

untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-

beda menuju pencapaian tertentu”.

Permasalahan yang terus berkembang dalam kepemimpinan adalah

mengenai gaya kepemimpinan bagaimanakah yang efektif untuk diterapkan oleh

seorang pemimpin terhadap bawahannya, dengan kata lain apa yang membuat

seorang pemimpin menjadi sukses. Dalam hal inilah beberapa teori yang

dikemukakan ahli manajemen mengenai gaya kepemimpinan terus dilaksanakan.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Thoha (2003:303) yang

mengatakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah suatu norma perilaku yang

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain seperti yang ia lihat”.

Page 9: Usulan Penelitian

9

Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi atau gaya

kepemimpinan yang secara luas dewasa ini, Siagian (2003:27) dalam bukunya

yang berjudul “Teori dan Praktek Kepemimpinan” menyatakan bahwa ada lima

tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya sekarang ini, yaitu :

1. Gaya kepemimpinan otokratik2. Gaya kepemimpinan paternalistik3. Gaya kepemimpinan kharismatik4. Gaya kepemimpinan laissez faire5. Gaya kepemimpinan demokratik

Untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat melalui

indikator-indikator seperti yang dijelaskan oleh Siagian (2002:121), yaitu :

1. Iklim saling mempercayai2. Penghargaan terhadap ide bawahan3. Memperhitungkan perasaan bawahan4. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan5. Perhatian pada kesejahteraan bawahan6. Memperhitungkan faktor kepuasaan kerja para bawahan dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya7. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional

Adapun mengenai pengertian kinerja karyawan, maka terlebih dahulu

penulis akan mengemukakan tentang pengertian dari kinerja, sebagaimana

dikemukakan oleh beberapa ahli di bawah ini :

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi

yang didapat oleh karyawan dapat ditingkatkan, bila adanya kepemimpinan yang

baik dalam mengorganisasikan karyawan tersebut sehingga dapat meningkatkan

kinerja secara optimal.

Page 10: Usulan Penelitian

10

Kinerja karyawan (employee performance) adalah hasil dari perilaku

anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan

adanya perilaku. Untuk mengetahui ukuran kinerja organisasi maka dilakukan

penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik

karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standard dan

kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Kinerja suatu

jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi

karyawan atau kegiatan yang dilakukan.

Mangkunegara (2007:67) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kinerja seseorang dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu dari sisi kinerja

perorangan dan sisi kinerja lembaga. Kedua-duanya saling berhubungan, hal ini

ditegaskan oleh pendapat Prawirosentono (1999:3), mengemukakan bahwa

terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual performance) dengan

kinerja lembaga (institutional performance). Dengan kata lain bila kinerja

seorang karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik.

Dengan demikian kinerja dapat diartikan sebagai cara kerja para karyawan

dalam melaksanakan suatu kewajiban atau tugas yang telah digariskan oleh

pimpinan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Suatu pekerjaan

yang dilakukan oleh karyawan akan menghasilkan suatu hasil yang optimal

apabila didukung oleh tingkat pemahaman akan tugas dan tanggungjawab yang

Page 11: Usulan Penelitian

11

diberikan kepadanya dan juga dilakukan secara profesional sesuai dengan

keahlian yang dimiliki karyawan tersebut.

Menurut Sulistiyani (2003:228) ada lima hal yang dapat dijadikan indikator

kinerja karyawan antara lain :

1. Kualitas, yaitu menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan2. Kuantitas, yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit

atau jumlah lingkaran aktifitas3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai dengan standar yang ditetapkan organisasi

pelaksanaan kerja dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan4. Kehadiran, yaitu jumlah kegiatan yang dihadiri karyawan dalam masa kerja

organisasi5. Dampak interpersonal, yaitu menyangkut peningkatan harga diri, hubungan

baik dan kerja sama di antara teman kerja, kepada bawahan dan atasan

Gaya kepemimpinan memiliki keterkaitan yang erat dengan kinerja

karyawan, hal tersebut berdasarkan pada pernyataan Ramli dan Warsidi

(2001:184), yang mengatakan bahwa “Tindakan dari pimpinan terhadap

pengikutnya dalam melaksanakan tugas akan member pengaruh nyata pada hasil

kerja yang mereka capai”.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan adalah suatu norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain seperti yang ia lihat.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Page 12: Usulan Penelitian

Variabel XGaya Kepemimpinan

Kepercayaan pada bawahanPenghargaan ide bawahan

Memperhitungkan perasaan bawahan

Perhatian kenyamananPerhatian kesejahteraan

Memperhitungkan kepuasan kerja bawahan

Pengakuan status bawahan

Variabel YKinerja Karyawan

KualitasKuantitas

Ketepatan waktuKehadiran

Dampak interpersonal

12

Berdasarkan kerangka pemikiran dan anggapan dasar tersebut di atas, maka

dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.1Paradigma Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar dan paradigma penelitian di atas, hipotesisis

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar”.

Kemudian hipotesis penelitian tersebut penulis sajikan dalam bentuk hipotesis

statistik sebagai berikut :

Ho ≠ Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada

PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar

Ha = Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT.

Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar

Page 13: Usulan Penelitian

13

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tingkat ekplanasi, Sugiyono

(2010:11) menjelaskan bahwa “Penelitian menurut tingat ekplanasi adalah

penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang

diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain”.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

gaya kepemiminan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama

Finance Cabang Banjar. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan asosiatif/hubungan

hal ini berdasarkan penjelasan Sugiyono (2010:11), yaitu “Penelitian

asosiatif/hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih”.

1.6.2 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk menjabarkan

variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator-

indikator yang lebih terperinci. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

dua variabel independen (X), yaitu gaya kepemimpinan dan variabel

dependen (Y), yaitu kinerja karyawan. Operasional variabel dalam

penelitin ini dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Page 14: Usulan Penelitian

14

Tabel 1.1Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi IndikatorNo

ItemVariabel Bebas (X)Gaya Kepemimpinan

1. Kepercayaan pada bawahan

- Memberi kesempatan kepada karyawan untuk mendiskusikan masalah-masalah

- Menggunakan partisipasi kelompok untuk melancarkan komunikasi antar karyawan

1

2

2. Penghargaan bawahan

- Memberi hadiah penyemangat kerja kepada karyawan

- Menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol kerja para karyawan

3

4

3. Memperhitungkan perasaan bawahan

- Adanya komunikasi dua arah

- Memberikan kesempatan para menyampaikan perasaan dan perhatiannya

5

6

4. Perhatian kenyamanan

- Memperhatikan konflik-konflik yang terjadi antara karyawan

- Upaya mengembangkan suasana bersahabat

7

8

5. Perhatian kesejahteraan

- Adanya promosi jabatan- Pemberian tunjangan

jabatan

910

6. Memperhitungkan kepuasan kerja bawahan

- Perhatian pada pegawi yang tidak sukses dalam kerja

- Menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja karyawan

11

12

7. Pengakuan status bawahan

- Hubungan kerja yang jelas antara karyawan

- Memperlakukan bawahan sebagai mitra kerja

13

14

Page 15: Usulan Penelitian

15

Variabel Dimensi IndikatorNo

ItemVariabel Terikat (Y)Kinerja Karyawan

1. Kualitas - Kesesuaian hasil dengan yang diinginkan

- Keinginan untuk mengutamakan kualitas kerja

1

2

2. Kuantitas - Peningkatan keuntungan perusahaan

- Peningkatan aktifitas kerja

3

43. Ketepatan waktu - Datang dan pulang kerja

sesuai jam kerja- Mengerjakan tugas sesuai

target

5

6

4. Kehadiran - Masuk tiap hari kerja- Meluangkan waktu untuk

lembur kerja

78

5. Dampak interpersonal

- Hubungan yang harmonis antara karyawan

- Hubungan yang harmonis dengan atasan

9

10

1.6.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010:90). Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.

Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar yang berjumlah 30 orang.

Pada penelitian ini semua populasi dijadikan sampel penelitian atau

pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh atau sensus

dikarenakan jumlah populasi relatif kecil. Sugiyono (2010:96) memberikan

penjelasan bahwa :

Page 16: Usulan Penelitian

16

Sampel jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:15) dengan menggunakan

langkah-langkah yang sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan sumber

bacaan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti,

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

langsung mengadakan penelitian pada karyawan PT. Mitra Dana

Utama Finance Cabang Banjar, melalui kegiatan sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan

pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dan

mencatat kejadian-kejadian mengenai gaya kepemimpinan dan

kinerja karyawan PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar,

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meminta

penjelasan langsung dengan mewawancarai beberapa karyawan

yang dilakukan pada saat studi pendahuluan kepada untuk

menemukan permasalah yang harus diteliti pada PT. Mitra Dana

Utama Finance Cabang Banjar,

Page 17: Usulan Penelitian

17

c. Angket/kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui

penyebaran sejumlah pertanyaan kepada responden, kemudian

responden itu memberikan jawabannya dengan cara memilih

jawaban yang telah disediakan penulis. Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2010:107)

dengan pilihan jawaban :

Selalu : diberi skor 4

Sering : diberi skor 3

Jarang sekali : diberi skor 2

Tidak pernah : diberi skor 1

1.6.5 Teknik Analisa Data

1. Presentase

Untuk data yang disajikan dalam hasil angket, peneliti dalam

mengukurnya menggunakan analisis kualitatif melalui pengolahan data

yang ditabulasikan dan dideskripsikan ke dalam tabel dengan langkah-

langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2011:99) :

a. Menentukan banyaknya kelas/kategori penilaian, banyaknya kelas

ditentukan menjadi tiga kelas, yaitu : Sangat Baik, Cukup Baik,

Kurang Baik dan Sangat Tidak Baik,

b. Menentukan rentang/range = skor maksimal – skor minimal,

dimana skor maksimal = jumlah responden dikali bobot tertinggi,

Page 18: Usulan Penelitian

18

dikali jumlah item, dan skor minimal = jumlah responden dikali

bobot terendah dikali jumlah item,

c. Menentukan interval kelas

Berdasarkan langkah-langkah di atas maka dapat diketahui hasil

penilaian setiap variabel sebagai berikut :

a. Gaya kepemimpinan

Skor maksimal = 30 x 4 x 14 = 1.680

Skor minimal = 30 x 1 x 14 = 420

Rentang = 1.680 – 420 = 1.260

Interval kelas = 1.260 : 4 = 315

Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak

seperti pada gambar berikut ini :

420 735 1.050 1.365 1.680

Sangat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

Dari data tersebut maka dapat ditentukan kategori penilaian

untuk variabel gaya kepemimpinan, yaitu :

Sangat Tidak Baik = 420 ≤ 735

Kurang Baik = 736 ≤ 1.050

Cukup Baik = 1.051 ≤ 1.365

Sangat Baik = 1.366 ≤ 1.680

Page 19: Usulan Penelitian

19

b. Kinerja karyawan

Skor maksimal = 30 x 4 x 10 = 1.200

Skor minimal = 30 x 1 x 10 = 300

Rentang = 1.200 – 300 = 900

Interval kelas = 900 : 4 = 225

Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak

seperti pada gambar berikut ini :

300 525 750 975 1.200

Sangat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

Dari data tersebut maka dapat ditentukan kategori penilaian

untuk variabel gaya kepemimpinan, yaitu :

Sangat Tidak Baik = 300 ≤ 525

Kurang Baik = 526 ≤ 750

Cukup Baik = 751 ≤ 975

Sangat Baik = 976 ≤ 1.200

Selanjutnya untuk mengukur persentase dalam distribusi

frekuensi, total skor dari masing-masing item pernyataan dapat

diprosentasekan dengan perhitungan sebagai berikut :

Total Skorx 100%

Skor Ideal

Keterangan :

Total Skor = Skor total variabel

Skor Ideal = Skor maksimal variabel

Page 20: Usulan Penelitian

20

2. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan/

korelasi antara kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk

menentukan derajat atau kekuatan hubungan/korelasi tersebut.

Koefisien korelasi dinyatakan dengan r, dengan menggunakan rumus

korelasi Product Moment. Rumus ini digunakan untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh variable X terhadap variabel Y dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

r xy=∑ xy

√(∑ x2 y2 (Sugiyono, 2010:228)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi Prduct Moment

x = (xi – x)

y = (yi – y)

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat

koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 1.2Tingkat Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

0,20 - 0,399

0,40 - 0,599

0,60 - 0,799

0,80 - 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Page 21: Usulan Penelitian

21

(Sugiyono, 2010:214)

3. Uji Determinasi

Setelah nilai koefisien diperoleh, untuk selanjutnya adalah

menentukan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan

menggunakan koefisien determinasi dengan rumus :

Kd=r2 x 100%

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

4. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi,

maka penulis menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut :

t=r √n-21−r2

(Sugiyono, 2010:230)

Keterangan :

t = t hitung

n = jumlah sampel

r = nilai korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan Uji t tersebut, maka terdapat

ketentuan, yaitu :

1. Jika thitung > ttabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

Page 22: Usulan Penelitian

22

2. Jika thitung < ttabel, Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil sebagai tempat penelitian adalah pada PT. Mitra

Dana Utama Finance Cabang Banjar.

1.7.2 Jadwal Penelitian

Adapun waktu penelitian adalah selama 9 (sembilan) bulan terhitung

mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.3Jadwal Kegiatan Penelitian

No KegiatanTahun 2011/2012

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu1 Tahap Persiapan

a. Pengajuan Judulb. Penyusunan usulan penelitianc. Seminar Usulan Penelitiand. Mengurus surat izin penelitian

2 Tahap Pelaksanaana. Observasib. Penyebaran kuesionerc. Pengolahan dan analisis data

3 Tahap Akhirb. Penyusunan skripsic. Ujian sidang