Upload
deka-pum
View
128
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan
yang semakin ketat dan tuntutan pelanggan/konsumen yang semakin tinggi.
Manusia sebagai sumber daya yang paling potensial dengan kemampuannya dan
keterampilannya dapat menggerakan jalannya roda perusahaan. Salah satu dari
aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh system pola hubungan yang terjadi di
dalamnya, baik hubungan dengan sesama karyawan maupun dengan atasan.
Pola hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan dapat
menyebabkan karyawan merasa senang atau tidak senang bekerja di perusahaan
tersebut, untuk itulah dalam organisasi selalu dilakukan perencanaan pengelolaan
sumber daya manusia untuk mendapatkan orang yang tepat untuk jawaban yang
tepat. Salah satu sasaran pengelolaan sumber daya manusia pada fungsi
manajemen organsasi adalah menyangkut masalah kepemimpinan, seseorang
yang ditunjuk sebagai pemimpin maupun yang diakui oleh anggota sebagai orang
yang pantas memimpin mereka, dialah yang menjalankan fungsi organisasi
tersebut. Cara dan pola tingkah laku pemimpin diartikan oleh bawahan yang
bekerjasama dengannya sebagai gaya kepemimpinan.
1
2
Menurut Rivai (2004:2), menyatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership)
adalah proses mempengaruhi atau member contoh kepada pengingut-pengikutnya
melalui proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.
Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang
serasi dengan para bawahannya juga termasuk dalam membina kerjasama,
mengarah dan mendorong gairah kerja para bawahan sehingga tercipta motivasi
positif yang akan menimbulkan niat dan usaha (kinerja) yang maksimal juga
didukung oleh fasilitas-fasilitas organisasi untuk mencapai sasaran organisasi.
Dimana seorang pemimpin sebagai salah satu bagian dari manajemen
memainkan memainkan peran yang penting dalam mempengaruhi dan
memberikan sikap serta perilaku individu dan kelompok, sehingga membentuk
gaya kepemimpinan yang pemimpin terapkan.
Maka dapat dipastikan bahwa perilaku seorang pemimpin adalah pengaruh
yang akan menimbulkan pemahaman tersendiri yang akan berpengaruh terhadap
kondisi psikologis bawahan, ada bawahan yang melihat, mengamati dan meniru
perilaku pemimpin yang ditampilkan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan harapan. Apabila perilaku kepemimpinan yang ditampilkan atasan
dirasakan sebagai sesuai yang diharapkan bawahannya maka akan memiliki
dampak yang lebih baik terhadap kinerja karyawan, sebaliknya apabila perilaku
kepemimpinan yang ditampilkan atasan sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan
harapannya maka akan berpengaruh kurang baik terhadap kinerja karyawan.
3
Kompleksnya masalah yang dihadapi manajemen akan mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan akan seorang pemimpin, yang memiliki kualitas tinggi,
yang dapat mengarahkan karyawan untuk dapat bekerja dan berkarya lebih baik
lagi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Permasalahan yang
ditemukan pada perusahaan adalah, adanya kecenderungan dimana karyawan
merasa tidak senang dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasannya
sehingga muncul kekecewaan pada karyawan yang ditunjukkan dengan perilaku
karyawan yang suka menunda pekerjaan dan datang terlambat ke tempat kerja
dengan senagaja, adanya pengaduan dan keluhan-keluhan dari pelanggan karena
pelayanan kurang baik sehingga menimbulkan tingginya arus keluar masuk
karyawan (labour turnover) yang secara tidak langsung akan merugikan
perusahaan tersebut.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kembali kinerja karyawan tersebut,
maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah menyangkut gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin-pemimpin pada perusahaan yaitu
bagaimana agar gaya kepemimpinan yang diterapkan para pemimpin dapat
menunjang kinerja karyawannya agar lebih baik. Informasi mengenai gaya
kepemimpinan ini penting diketahui oleh pihak perusahaan sendiri karena gaya
kepemimpinan merupakan salah satu komponen penting yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan dan secara lebih jauh akan mempengaruhi
kinerja organisasi.
4
PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang peminjaman modal usaha, PT. Mitra Dana Utama Finance
merupakan perusahaan yang akan memberikan kemungkinan dan kemudahan
bagi masyarakat untuk meminjam modal usaha dengan jaminan BPKB kendaraan
motor dan mobil. PT. Mitra Dana Utama Finance menawarkan proses pencairan
modal secara cepat dengan bunga ringan yang akan menjadi pilihan tepat bagi
masyarakat yang membutuhkan modal usaha yang prosesnya mudah.
Berdasarkan studi pendahuluan sementara diketahui bahwa kinerja karyawan
pada PT. Mitra Dana Utama Finance dalam setiap pelaksanaan kegiatannya
belum maksimal terbukti dengan :
1. Masih terdapatnya beberapa karyawan yang masuk kantor kadang-kadang
terlambat dan pulang kerja sebelum waktunya;
2. Kurang maksimalnya target yang harus dicapai dalam waktu yang telah
ditentukan oleh perusahaan;
3. Tidak tepat waktunya pembuatan laporan kegiatan perusahaan sesuai jadwal
yang telah ditentukan;
4. Prosedur pelayanan yang tidak transparansi, sehingga mengakibatkan kurang
maksimalnya pelayanan yang diberikan.
Berbagai permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut diduga
disebabkan oleh perilaku kepemimpinan yang ditampilkan atasan dirasakan
sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan bawahannya yang pada
akhirnya akan berpengaruh kurang baik terhadap kinerja karyawan itu sendiri.
5
Adanya permasalahan di atas tentunya akan mempengaruhi kemajuan atau
bahkan organisasi akan mengalami kemunduran apabila kinerja karyawan
organisasi tidak diperbaiki. Peneliti memilih karyawan karena mereka potensial
mengalami atau merasakan bahwa gaya kepemimpinan dari tempat mereka
bekerja akan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara umum tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan. Penelitian tersebut dilakukan sebagai dasar untuk penyusunan sebuah
karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang diberi judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mitra Dana Utama
Finance Cabang Banjar”.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang
Banjar?
2. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang
Banjar?
3. Berapa besar pengaruh gaya kepemiminan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai panulis melalui penyusunan skripsi ini
antara lain :
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Dana Utama Finance
Cabang Banjar.
2. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance
Cabang Banjar.
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh gaya kepemiminan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dengan melakukan penelitian langsung pada kondisi yang sebenarnya
maka penulis akan lebih dapat memahami masalah kepemimpinan sebagai
salah satu unsur utama yang menentukan suksesnya manajemen suatu
perusahaan sehingga dapat menambah wawasan, kemampuan dan
pengetahuan dengan menerapkan leadership skill untuk bekal dalam
menjalankan suatu pekerjaan pada suatu perusahaan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran
sebagai masukan berupa informasi untuk melakukan perbaikan setiap
pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang akan menunjang
pada keberhasilan organisasi dalam menjalankan perusahaan.
7
1.5 Kerangka Pemikiran
Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership) yang artinya ada
keinginan orang-orang untuk mengikuti yang akan membuat seseorang menjadi
pemimpin dimana orang-orang cenderung mengikuti mereka yang dipandang
dapat menyediakan sarana untuk mencapai tujuan, keinginan dan kebutuhan
mereka sendiri.
Pada dasarnya tujuan ensitas ekonomi adalah untuk mendapatkan laba
optimal. Tujuan tersebut dapat tercapai maka kala ensitas ekonomi tersebut
mampu memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggannya. Untuk itu,
setiap ensitas ekonomi harus berupaya optimal dan salah satunya dapat dilakukan
dengan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat
dihasilkan output memadai baik secara kualitas dan kuantitas. Sehingga
pelanggan yang merasa puas yang kemudian secara perlahan akan lebih dominan
pada perluasan pasar.
Namun demikian untuk mendukung tercapainya sasaran tersebut dibutuhkan
sumber daya manusia dengan keterampilan handal dan loyal pada institusinya.
Hal ini sangat penting mengingat sumber daya manusia merupakan faktor kunci
dan penggerakan utama kegiatan operasional perusahaan. Sehingga
memperhatikan peran sumber daya manusia yang sangat vital tersebut, maka
tentunya harus mendapatkan perhatian secara berkesinambungan baik aspek
pembinaan materil maupun non-materil.
8
Penggunaan tenaga kerja terarah dan efektif merupakan faktor penentu
dalam upaya meningkatkan kinerja. Karena itu, dibutuhkan kebijakan perusahaan
yang mampu menggerakan tenaga kerja agar pemimpin dapat bekerja lebih
produktif seseuai dengan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Banyak
faktor yang bisa dipertimbangkan dan salah satu di antaranya adalah masalah
gaya kepemimpinan.
Selanjutnya Rivai (2004:2) menjelaskan bahwa “Kepemimpinan (leadership)
adalah proses memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses
komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.
Hal serupa juga dikatakan oleh Arep dan Tanjung (2003:93) yang
mengatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang
untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-
beda menuju pencapaian tertentu”.
Permasalahan yang terus berkembang dalam kepemimpinan adalah
mengenai gaya kepemimpinan bagaimanakah yang efektif untuk diterapkan oleh
seorang pemimpin terhadap bawahannya, dengan kata lain apa yang membuat
seorang pemimpin menjadi sukses. Dalam hal inilah beberapa teori yang
dikemukakan ahli manajemen mengenai gaya kepemimpinan terus dilaksanakan.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Thoha (2003:303) yang
mengatakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah suatu norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia lihat”.
9
Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi atau gaya
kepemimpinan yang secara luas dewasa ini, Siagian (2003:27) dalam bukunya
yang berjudul “Teori dan Praktek Kepemimpinan” menyatakan bahwa ada lima
tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya sekarang ini, yaitu :
1. Gaya kepemimpinan otokratik2. Gaya kepemimpinan paternalistik3. Gaya kepemimpinan kharismatik4. Gaya kepemimpinan laissez faire5. Gaya kepemimpinan demokratik
Untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat melalui
indikator-indikator seperti yang dijelaskan oleh Siagian (2002:121), yaitu :
1. Iklim saling mempercayai2. Penghargaan terhadap ide bawahan3. Memperhitungkan perasaan bawahan4. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan5. Perhatian pada kesejahteraan bawahan6. Memperhitungkan faktor kepuasaan kerja para bawahan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya7. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional
Adapun mengenai pengertian kinerja karyawan, maka terlebih dahulu
penulis akan mengemukakan tentang pengertian dari kinerja, sebagaimana
dikemukakan oleh beberapa ahli di bawah ini :
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi
yang didapat oleh karyawan dapat ditingkatkan, bila adanya kepemimpinan yang
baik dalam mengorganisasikan karyawan tersebut sehingga dapat meningkatkan
kinerja secara optimal.
10
Kinerja karyawan (employee performance) adalah hasil dari perilaku
anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan
adanya perilaku. Untuk mengetahui ukuran kinerja organisasi maka dilakukan
penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standard dan
kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Kinerja suatu
jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi
karyawan atau kegiatan yang dilakukan.
Mangkunegara (2007:67) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kinerja seseorang dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu dari sisi kinerja
perorangan dan sisi kinerja lembaga. Kedua-duanya saling berhubungan, hal ini
ditegaskan oleh pendapat Prawirosentono (1999:3), mengemukakan bahwa
terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual performance) dengan
kinerja lembaga (institutional performance). Dengan kata lain bila kinerja
seorang karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik.
Dengan demikian kinerja dapat diartikan sebagai cara kerja para karyawan
dalam melaksanakan suatu kewajiban atau tugas yang telah digariskan oleh
pimpinan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan akan menghasilkan suatu hasil yang optimal
apabila didukung oleh tingkat pemahaman akan tugas dan tanggungjawab yang
11
diberikan kepadanya dan juga dilakukan secara profesional sesuai dengan
keahlian yang dimiliki karyawan tersebut.
Menurut Sulistiyani (2003:228) ada lima hal yang dapat dijadikan indikator
kinerja karyawan antara lain :
1. Kualitas, yaitu menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan2. Kuantitas, yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit
atau jumlah lingkaran aktifitas3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai dengan standar yang ditetapkan organisasi
pelaksanaan kerja dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan4. Kehadiran, yaitu jumlah kegiatan yang dihadiri karyawan dalam masa kerja
organisasi5. Dampak interpersonal, yaitu menyangkut peningkatan harga diri, hubungan
baik dan kerja sama di antara teman kerja, kepada bawahan dan atasan
Gaya kepemimpinan memiliki keterkaitan yang erat dengan kinerja
karyawan, hal tersebut berdasarkan pada pernyataan Ramli dan Warsidi
(2001:184), yang mengatakan bahwa “Tindakan dari pimpinan terhadap
pengikutnya dalam melaksanakan tugas akan member pengaruh nyata pada hasil
kerja yang mereka capai”.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka anggapan dasar dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan adalah suatu norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia lihat.
2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Variabel XGaya Kepemimpinan
Kepercayaan pada bawahanPenghargaan ide bawahan
Memperhitungkan perasaan bawahan
Perhatian kenyamananPerhatian kesejahteraan
Memperhitungkan kepuasan kerja bawahan
Pengakuan status bawahan
Variabel YKinerja Karyawan
KualitasKuantitas
Ketepatan waktuKehadiran
Dampak interpersonal
12
Berdasarkan kerangka pemikiran dan anggapan dasar tersebut di atas, maka
dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 1.1Paradigma Penelitian
Berdasarkan anggapan dasar dan paradigma penelitian di atas, hipotesisis
dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar”.
Kemudian hipotesis penelitian tersebut penulis sajikan dalam bentuk hipotesis
statistik sebagai berikut :
Ho ≠ Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar
Ha = Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT.
Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar
13
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tingkat ekplanasi, Sugiyono
(2010:11) menjelaskan bahwa “Penelitian menurut tingat ekplanasi adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang
diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain”.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
gaya kepemiminan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mitra Dana Utama
Finance Cabang Banjar. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan asosiatif/hubungan
hal ini berdasarkan penjelasan Sugiyono (2010:11), yaitu “Penelitian
asosiatif/hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih”.
1.6.2 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk menjabarkan
variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator-
indikator yang lebih terperinci. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
dua variabel independen (X), yaitu gaya kepemimpinan dan variabel
dependen (Y), yaitu kinerja karyawan. Operasional variabel dalam
penelitin ini dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :
14
Tabel 1.1Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi IndikatorNo
ItemVariabel Bebas (X)Gaya Kepemimpinan
1. Kepercayaan pada bawahan
- Memberi kesempatan kepada karyawan untuk mendiskusikan masalah-masalah
- Menggunakan partisipasi kelompok untuk melancarkan komunikasi antar karyawan
1
2
2. Penghargaan bawahan
- Memberi hadiah penyemangat kerja kepada karyawan
- Menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol kerja para karyawan
3
4
3. Memperhitungkan perasaan bawahan
- Adanya komunikasi dua arah
- Memberikan kesempatan para menyampaikan perasaan dan perhatiannya
5
6
4. Perhatian kenyamanan
- Memperhatikan konflik-konflik yang terjadi antara karyawan
- Upaya mengembangkan suasana bersahabat
7
8
5. Perhatian kesejahteraan
- Adanya promosi jabatan- Pemberian tunjangan
jabatan
910
6. Memperhitungkan kepuasan kerja bawahan
- Perhatian pada pegawi yang tidak sukses dalam kerja
- Menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja karyawan
11
12
7. Pengakuan status bawahan
- Hubungan kerja yang jelas antara karyawan
- Memperlakukan bawahan sebagai mitra kerja
13
14
15
Variabel Dimensi IndikatorNo
ItemVariabel Terikat (Y)Kinerja Karyawan
1. Kualitas - Kesesuaian hasil dengan yang diinginkan
- Keinginan untuk mengutamakan kualitas kerja
1
2
2. Kuantitas - Peningkatan keuntungan perusahaan
- Peningkatan aktifitas kerja
3
43. Ketepatan waktu - Datang dan pulang kerja
sesuai jam kerja- Mengerjakan tugas sesuai
target
5
6
4. Kehadiran - Masuk tiap hari kerja- Meluangkan waktu untuk
lembur kerja
78
5. Dampak interpersonal
- Hubungan yang harmonis antara karyawan
- Hubungan yang harmonis dengan atasan
9
10
1.6.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010:90). Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.
Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar yang berjumlah 30 orang.
Pada penelitian ini semua populasi dijadikan sampel penelitian atau
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh atau sensus
dikarenakan jumlah populasi relatif kecil. Sugiyono (2010:96) memberikan
penjelasan bahwa :
16
Sampel jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:15) dengan menggunakan
langkah-langkah yang sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan sumber
bacaan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti,
2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
langsung mengadakan penelitian pada karyawan PT. Mitra Dana
Utama Finance Cabang Banjar, melalui kegiatan sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan
pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dan
mencatat kejadian-kejadian mengenai gaya kepemimpinan dan
kinerja karyawan PT. Mitra Dana Utama Finance Cabang Banjar,
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meminta
penjelasan langsung dengan mewawancarai beberapa karyawan
yang dilakukan pada saat studi pendahuluan kepada untuk
menemukan permasalah yang harus diteliti pada PT. Mitra Dana
Utama Finance Cabang Banjar,
17
c. Angket/kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui
penyebaran sejumlah pertanyaan kepada responden, kemudian
responden itu memberikan jawabannya dengan cara memilih
jawaban yang telah disediakan penulis. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2010:107)
dengan pilihan jawaban :
Selalu : diberi skor 4
Sering : diberi skor 3
Jarang sekali : diberi skor 2
Tidak pernah : diberi skor 1
1.6.5 Teknik Analisa Data
1. Presentase
Untuk data yang disajikan dalam hasil angket, peneliti dalam
mengukurnya menggunakan analisis kualitatif melalui pengolahan data
yang ditabulasikan dan dideskripsikan ke dalam tabel dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2011:99) :
a. Menentukan banyaknya kelas/kategori penilaian, banyaknya kelas
ditentukan menjadi tiga kelas, yaitu : Sangat Baik, Cukup Baik,
Kurang Baik dan Sangat Tidak Baik,
b. Menentukan rentang/range = skor maksimal – skor minimal,
dimana skor maksimal = jumlah responden dikali bobot tertinggi,
18
dikali jumlah item, dan skor minimal = jumlah responden dikali
bobot terendah dikali jumlah item,
c. Menentukan interval kelas
Berdasarkan langkah-langkah di atas maka dapat diketahui hasil
penilaian setiap variabel sebagai berikut :
a. Gaya kepemimpinan
Skor maksimal = 30 x 4 x 14 = 1.680
Skor minimal = 30 x 1 x 14 = 420
Rentang = 1.680 – 420 = 1.260
Interval kelas = 1.260 : 4 = 315
Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak
seperti pada gambar berikut ini :
420 735 1.050 1.365 1.680
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
Dari data tersebut maka dapat ditentukan kategori penilaian
untuk variabel gaya kepemimpinan, yaitu :
Sangat Tidak Baik = 420 ≤ 735
Kurang Baik = 736 ≤ 1.050
Cukup Baik = 1.051 ≤ 1.365
Sangat Baik = 1.366 ≤ 1.680
19
b. Kinerja karyawan
Skor maksimal = 30 x 4 x 10 = 1.200
Skor minimal = 30 x 1 x 10 = 300
Rentang = 1.200 – 300 = 900
Interval kelas = 900 : 4 = 225
Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak
seperti pada gambar berikut ini :
300 525 750 975 1.200
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
Dari data tersebut maka dapat ditentukan kategori penilaian
untuk variabel gaya kepemimpinan, yaitu :
Sangat Tidak Baik = 300 ≤ 525
Kurang Baik = 526 ≤ 750
Cukup Baik = 751 ≤ 975
Sangat Baik = 976 ≤ 1.200
Selanjutnya untuk mengukur persentase dalam distribusi
frekuensi, total skor dari masing-masing item pernyataan dapat
diprosentasekan dengan perhitungan sebagai berikut :
Total Skorx 100%
Skor Ideal
Keterangan :
Total Skor = Skor total variabel
Skor Ideal = Skor maksimal variabel
20
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan/
korelasi antara kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk
menentukan derajat atau kekuatan hubungan/korelasi tersebut.
Koefisien korelasi dinyatakan dengan r, dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment. Rumus ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh variable X terhadap variabel Y dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
r xy=∑ xy
√(∑ x2 y2 (Sugiyono, 2010:228)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi Prduct Moment
x = (xi – x)
y = (yi – y)
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat
koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 1.2Tingkat Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
21
(Sugiyono, 2010:214)
3. Uji Determinasi
Setelah nilai koefisien diperoleh, untuk selanjutnya adalah
menentukan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan
menggunakan koefisien determinasi dengan rumus :
Kd=r2 x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
4. Uji Signifikansi (Uji t)
Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi,
maka penulis menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut :
t=r √n-21−r2
(Sugiyono, 2010:230)
Keterangan :
t = t hitung
n = jumlah sampel
r = nilai korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan Uji t tersebut, maka terdapat
ketentuan, yaitu :
1. Jika thitung > ttabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
22
2. Jika thitung < ttabel, Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.7.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil sebagai tempat penelitian adalah pada PT. Mitra
Dana Utama Finance Cabang Banjar.
1.7.2 Jadwal Penelitian
Adapun waktu penelitian adalah selama 9 (sembilan) bulan terhitung
mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.3Jadwal Kegiatan Penelitian
No KegiatanTahun 2011/2012
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu1 Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judulb. Penyusunan usulan penelitianc. Seminar Usulan Penelitiand. Mengurus surat izin penelitian
2 Tahap Pelaksanaana. Observasib. Penyebaran kuesionerc. Pengolahan dan analisis data
3 Tahap Akhirb. Penyusunan skripsic. Ujian sidang