19
SKRIPSI Evaluasi Produksi Dan Review Design Penjadwalan Penambangan Pada PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) Jobsite PT. Jembayan Muarabara,Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang,Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur Yeremias Kotto Lapu Killo (0806103356) Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, FST, Universitas Nusa Cendana, Kupang ABSTRACT PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) is a contracting company that is engaged in coal mining, with the work site at 201 Pit coal miner PT. Jembayan Muara Bara Separi, East Kalimantan. Mining system used is an open system of mining coal strip mine method. In October 2012, PT. RPP jobsite Contractors Indonesia PT. Jembayan Muara Bara Separi coal production target set for 30 days with a volume of 101. 031 tons of overburden are unloaded at 1.232.582 bcm with stripping ratio of 12,2. But with the amount of production and stripping ratio established standards are often specified targets can not be achieved optimally. This will affect the cost of production is used. Solving problems in this research include design review pit sequence based on the parameters used by the company and continued with production scheduling for 30 days. Based on the results of a design sequence pit obtained amounted to 139. 319 tons of coal volume with a large volume of 1.082.339 bcm overburden with stripping ratio of 7,76. Disposal capacity was used is still able to accommodate the volume of overburden are unloaded. From the calculation of productivity tools more volume obtained greater than the volume of design sequence pit, scheduling tool that can be achieved for 30 days. ABSTRAK PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, dengan lokasi kerja pada Pit 201 pertambangan batubara PT. Jembayan Muara Bara Separi,

ut(function(){if(typeof window.iframe=='undefined'){b.href=b.href;}},15000);

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dewi

Citation preview

SKRIPSIEvaluasi Produksi Dan Review Design Penjadwalan Penambangan Pada PT. RPP Contractors

Indonesia (RCI) Jobsite PT. Jembayan Muarabara,Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang,Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

Yeremias Kotto Lapu Killo (0806103356)Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, FST, Universitas Nusa Cendana, Kupang

ABSTRACT

PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) is a contracting company that is engaged in coal mining, with the work site at 201 Pit coal miner PT. Jembayan Muara Bara Separi, East Kalimantan. Mining system used is an open system of mining coal strip mine method.

In October 2012, PT. RPP jobsite Contractors Indonesia PT. Jembayan Muara Bara Separi coal production target set for 30 days with a volume of 101. 031 tons of overburden are unloaded at 1.232.582 bcm with stripping ratio of 12,2. But with the amount of production and stripping ratio established standards are often specified targets can not be achieved optimally. This will affect the cost of production is used.

Solving problems in this research include design review pit sequence based on the parameters used by the company and continued with production scheduling for 30 days.

Based on the results of a design sequence pit obtained amounted to 139. 319 tons of coal volume with a large volume of 1.082.339 bcm overburden with stripping ratio of 7,76. Disposal capacity was used is still able to accommodate the volume of overburden are unloaded. From the calculation of productivity tools more volume obtained greater than the volume of design sequence pit, scheduling tool that can be achieved for 30 days.

ABSTRAK

PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, dengan lokasi kerja pada Pit 201 pertambangan batubara PT. Jembayan Muara Bara Separi, Kalimantan Timur. Sistem Penambangan yang dipakai yaitu sistem penambangan terbuka batubara dengan metode strip mine.

Pada bulan Oktober 2012, PT. RPP Contractors Indonesia jobsite PT Jembayan Muara Bara Separi menetapkan target produksi batubara selama 30 hari sebesar 101.031 ton dengan volume overburden yang dibongkar sebesar 1.232.582 bcm dengan besar stripping ratio 12,2. Akan tetapi dengan besarnya produksi dan standar stripping ratio yang ditetapkan seringkali target yang ditentukan belum bisa tercapai secara optimal. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang digunakan.

Pemecahan masalah dalam peneltian ini meliputi review design sequence pit berdasarkan parameter yang digunakan perusahaan dan dilanjutkan dengan penjadwalan produksi selama 30 hari.

Berdasarkan hasil review design sequence pit didapatkan volume batubara sebesar 139.319 ton dengan besar volume overburden sebesar 1.082.339 bcm dengan besar stripping ratio 7,76. Daya tampung disposal yang digunakan masih mampu untuk menampung volume overburden yang dibongkar. Dari hasil perhitungan produktifitas alat, didapatkan volume yang lebih besar dari volume hasil review design sequence pit, sehingga penjadwalan produksi selama 30 hari dapat tercapai.

Kata kunci : Penjadwalan Produksi, Perancangan Tambang

T. RPP Contractors Indonesia (RCI) merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang pertambangan

batubara. dengan lokasi kerja pada Pit 201 pertambangan batubara PT. Jembayan Muara Bara Separi, Kalimantan Timur. Sistem Penambangan yang dipakai di PT. RCI yaitu sistem penambangan terbuka batubara dengan metode strip mine.

P

Pada bulan Oktober 2012, PT. RPP Contractors Indonesia jobsite PT Jembayan Muara Bara Separi menetapkan target produksi batubara selama 30 hari sebesar 101.031 ton dengan volume overburden yang dibongkar sebesar 1.232.582 bcm ton dengan besar stripping ratio 12,2.

Besarnya rencana produksi penambangan dipengaruhi oleh hasil perancangan (design) sequence pit yang dibuat dan disesuaikan dengan kemampuan produksi serta ketersediaan alat-alat mekanis yang digunakan. Dengan perancangan dan penjadwalan yang baik diharapkan besar produksi yang didapatkan lebih optimal dan memiliki nilai stripping ratio yang lebih kecil..

Oleh karena itu perlu dibuatnya suatu.review design sequence pit untuk mendapatkan besar produksi yang lebih optimal dengan besar stripping ratio yang lebih kecil dari 12,2 yang dilanjutkan dengan penjadwalan (scheduling) produksi selama 30 hari.Maksud dan TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :1. Menentukan tahapan rancangan

penambangan selama 30 hari .2. Menentukan penjadwalan penambangan

selama 30 hari berdasarkan hasil review design sequence pit.

3. Menentukan besar nilai stripping ratio hasil review design sequence pit

MATERI DAN METODEMateriPengertian1. Penjadwalan

Penjadwalan merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan

pelaksanaan kegiatan operasi. Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu proses, waktu, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.2. Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah penentuan persyaratan teknik untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis pelaksanaannya. Oleh sebab itu perencanaan merupakan gagasan pada saat awal kegiatan untuk menetapkan apa dan mengapa harus dikerjakan, oleh siapa, kapan, di mana dan bagaimana melaksanakannya.

Ada berbagai macam perencanaan antara lain : Perencanaan jangka panjang (> 5 tahun) Perencanaan jangka menengah, (1–5 tahun) Perencanaan jangka pendek (<1 tahun),

tujuannya untuki kelancaran perencanaan jangka menengah dan panjang.

Perencanaan penyangga atau alternatif bagaimanapun baiknya suatu perencanaan telah disusun, kadang-kadang karena kemudian terjadi hal-hal tak terduga atau ada perubahan data dan informasi atau timbul hambatan (kendala) yang sulit untuk diatasi, sehingga dapat menyebabkan kegagalan, maka harus diadakan perubahan dalam perencanaannya.

3. PerancanganRancangan (design) adalah penentuan

persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya. Di industri pertambangan juga dikenal rancangan tambang (mine design).

Pada umumnya ada dua tingkat rancangan, yaitu : Rancangan konsep (conceptual design) Rancangan rekayasa atau rekacipta Sistem Penambangan Terbuka Strip Mine

Strip Mine merupakan salah satu tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara yang lapisannya datar dan dekat dengan permukaan tanah. Untuk pemilihan metode ini perlu diperhatikan bahwa : bahan galian relatif mendatar, bahan galian cukup kompak, bahan galian tabular, berlapis,

kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal atau sedikit mirin dan kedalaman kecil (nilai ekonomi tergantung stripping ratio, teknologi peralatan.

Tahapan PenambanganTahapan penambangan (pushback)

merupakan bentuk-bentuk penambangan (miniable geometris) yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik masuk awal hingga ke bentuk akhir pit. Tujuan penahapan ini adalah untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam unit–unit perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditanganiParameter Rancangan (Design) Geometri Penambangan.1. Data Topografi Permukaan (Surface)

Informasi ini dapat dalam bentuk kontur hasil digitasi yang tersimpan dalam file komputer, atau berupa file surface titik ketinggian. secara komputasi dengan metode triangulasi membentuk tampilan 3 (tiga) dimensi.2. Kemiringan Jenjang

Menurut Robert, Hook dan Fish (1972)

sebaiknya kemiringan jenjang kurang dari 60o

pada kedalaman 65 m dan kurang dari 40o pada kedalaman 300 m.3. Ketinggian Jenjang

Ketinggian jenjang berbeda-beda untuk setiap pit. Tergantung pada peralatan yang digunakan, kedalaman pit dan pada geologi lokal atau derajat iklimnya. Lereng pada overburden yang lemah atau tidak terkonsolidasi, atau pada tanah yang terekspos, relatif lebih tipis, kurang lebih 2-5m.

4. Permukaan Lereng (Berm Face)Permukaan lereng dapat dibedakan

menurut jenis dari lereng tersebut. Misalnya sebuah lereng aktif atau lereng kerja (working bench) dapat menggunakan pedoman stabilitas jangka pendek yaitu lereng dapat dibuat relatif lebih terjal. Namun untuk lereng permanen, pertimbangan utama yang digunakan adalah jangka panjang. Permukaan lereng dapat ditentukan dan dicapai dengan pemilihan alat yang tepat.5. Lebar Berm

Lebar jenjang disesuaikan dengan ultimate slope dan single slope pada ketinggian yang ditentukan. 6. Kedalaman Pit Bottom

Penentuan pit bottom (dasar pit) sangat tergantung pada banyak faktor seperti perubahan stripping ratio, naiknya biaya produksi dan pengangkutan, nilai mineral yang ditambang, ukuran (jumlah) deposit, serta kapasitas unit yang ada dan produksi. 7. Jalan Angkut (Haul Road)

Jalan angkut dirancang pada jenjang dasar kemudian mengikuti naiknya jenjang kearah permukaan dengan gradient (kemiringan) berkisar antara 8-12 %. Ramp ini dapat berupa jalan lingkar yang melingkar keatas melalui dinding pit atau switchback yang hanya melalui salah satu dinding pit. 8. Faktor-Faktor Lain Dalam Rancangan

Geometri Penambangana. Informasi geoteknikb. Informasi Hidrogeologic. OverburdenHal yang harus diketahui antara lain kedalaman overburden yang harus dikupas yaitu : Kapasitas produksi Batas fisik Lokasi waste dump dan stockpile Lokasi pengolahanPenjadwalan (Scheduling) Penambangan Batubara

Adapun hal-hal yang perlu dibahas dalam penjadwalan produksi yaitu :1. Waktu Kerja Dalam Periode Satu Bulan

Sumber : Strip mine Handbook Chapter 2-1

Gambar 1. Metode Penambangan Strip Mine

W = Wt–{S+R}…......……………..…………(1)W = Wt–{(Wtd+Wd)+R}…….....…………...(2)dimana: S :Stand by time, (jam) (S = Wtd + Wd)……………..……………….(3)W = Waktu kerja sesungguhnya (jam)Wt = Waktu total terjadwal (jam)Wtd = Waktu yang tak dapat dihindari (jam)Wd = Waktu yang dapat dihindari (jam)R = Waktu reparasi (Repair) (jam)2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Alat Muat Dan Alat AngkutFaktor-faktor yang mempengaruhi produksi

alat muat dan alat angkut adalah :a. Waktu edar

Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk menyelesaikan sekali putaran kerja. b. Kondisi tempat kerja

Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat karena ada cukup ruang gerak untuk berbagai pengambilan posisi, seperti untuk berputar, mengambil posisi sebelum diisi muatan atau menumpahkan, untuk kegiatan pemuatan.c. Pola pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat3. Waktu kerja sesungguhnya

Merupakan waktu yang benar-benar dipakai untuk bekerja oleh operator dan alatnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap waktu kerja sesungguhnya, antara lain :a. Waktu Kerja Penambangan b. Hambatan Yang Terjadic. Repair Hours4. Kondisi jalan tambang

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih menurut AASHO Manual Rural High Way Design pada jalan lurus adalah :L (m) = n.Wt + (n+1).(1/2 Wt)………………(4)dimana :L = Lebar jalan angkut minimum (meter)n = Jumlah jalur jalan angkutWt = Lebar alat angkut total (meter)

5. Faktor Kapasitas atau Faktor PengisianMerupakan faktor yang menunjukkan

perbandingan antara kapasitas nyata alat muat dengan kapasitas standar dari alat muat.

Ff=Vn Vs ………………….......……………...(5)

dimana : Ff= faktor pengisian (alat muat)Vn= kapasitas nyata alat muat, (m3) atau (bcm)Vs= kapasitas standar alat muat (sesuai spesifik alat), (m3) atau (bcm):6. Kesediaan dan Penggunaan Alata. Kesediaan mekanis (Mechanical Availability)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang dioperasikan.

MA= WW +R

×100 %………………………..(6)

dimana :W = “Working hours” atau jumlah jam kerja

alat dan operator.R = “Repair hours” jumlah jam untuk

perbaikan.b. Kesediaan fisik (Physical availability)

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan atau kesediaan operasional total dengan memperhitungkan waktu yang hilang untuk berbagai alasan.

PA= W +SW +R+S

×100 %…………………….(7)

dimana :S =“Standby hours”

Sumber : Komatsu Specification and Aplication Handbook, 2005

Gambar 3.2. Lebar Jalan Penambangan Ideal

W+R+S = Scheduled hours” jumlah seluruh jam dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.

c. Pemakaian kesediaan (Use of availability)Menunjukkan berapa persen waktu yang

dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Persamaanya adalah :

UA= WW +S

×100 %………………………...(8)

.d. Penggunaan efektif (Effective utilization)

Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Persamaanya adalah :

EU= WW +R+S

×100 %……………………(9)

7. Produksi Alat Muat dan Alat Angkuta. Produksi alat angkut

Pa =

3600Cta x n x Cbx Ff x MA x PA x UA x EU

(bcm/jam)..………………………………….(10)b. Produksi alat muat

Pm =

3600Ctm x Cb x Ff x MA x PA x UA x EU

(bcm/jam)……………...……………………(11)dimana :Cta = Cycle time alat angkut (detik)Ctm = Cycle time alat muat (detik)n = Jumlah pengisian alat muatCb = Kapasitas bucket (m3) atau (bcm)Ff = Fill factorMA = Mechanic AvailabiityPA = Physical AvailabiityUA = Use of AvailabilityEU = Effetive Utilization8. Keserasian Alat

Faktor keserasian alat muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF).a) Untuk alat dengan kapasitas yang sama

1=n Ctm x NaCta x Nm n Ctm merupakan waktu yang

dibutuhkan oleh alat muat untuk mengisi penuh satu unit alat angkut.

1=Ctm x NaCta x Nm atau

MF=Na×C tmNm×C ta ………(12)

b) Untuk Alat Dengan Kapasitas Yang Berbeda

MF =Na1 x CTm1 + . .. + Nan x CTmn

[ Nm x CTa1 ] + .. . + [ Nm x CTan ] …….(13)dimana :MF = Match Factor (MF) atau faktor keserasianNa = Jumlah alat angkutNm = Jumlah alat muat n = Banyaknya pengisian tiap satu alat

angkutCtm = Waktu pemuatan material dari alat

muat ke alat angkut, (detik)Cta = Waktu pengangkutan (detik)

1,..., n = Banyaknya alat angkut dengan kapasitas berbeda dalam kombinasi

Aplikasi Perangkat Lunak SurpacSurpac merupakan salah satu perangkat

lunak terpadu yang dirancang khusus untuk industri pertambangan dan biasa digunakan untuk keperluan pengolahan database, analisis data eksplorasi, geologi, geokimia, rnekanika batuan, pemetaan, pemodelan badan bijih, perancangan tambang bawah tanah dan tambang terbuka serta perencanaan penjadwalan produksi.Estimasi Volume Overburden dan Batubara Dengan Blok Model Surpac

Ukuran tiap blok yang dipakai adalah 5 meter x 5 meter x 1 meter. Sketsa perhitungan menggunakan merode blok model dengan software Surpac dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir Permodelan dan Estimasi Surpac

Dimisalkan garis biru adalah batas dari lubang bukaan yang akan dihitung volumenya. Garis tersebut melewati blok model yang akan dipergunakan untuk menghitung volume dari area di dalam garis batas lubang bukaan tersebut. Setiap blok model mempunyai titik tengah (centroid). Volume dari lubang bukaan dihitung berdasarkan garis yang melewati blok model tersebut. Apabila titik tengah blok model berimpit dengan garis batas atau berada di dalam area lubang bukaan, maka secara otomatis blok model tersebut akan dihitung volumenya (blok model warna hijau). Namun apabila titik tengah blok model tidak berimpit atau berada di luar area lubang bukaan, maka blok model tadi tidak masuk dalam perhitungan volume (blok model warna abu-abu).HASIL DAN PEMBAHASANPenjadwalan Penambangan Bulan Oktober Tahun 2012

Penjadwalan penambangan bulan Oktober tahun 2012 direncanakan selesai dalam

waktu 31 hari (1 bulan). Jumlah waktu kerja efektif yang tersedia pada bulan Oktober, yaitu berjumlah 455 jam, dengan waktu kerja per hari dibagi dalam waktu kerja per shift.

Pembagian shift terdiri dari 2 shift kerja untuk hari biasa, 2 shift kerja dengan pengurangan jam kerja untuk waktu ibadah dan safety talk pada hari jumat dan 1 shift kerja untuk hari minggu atau libur. 1. Rencana Produksi

Produksi di bagi per hari sesuai jam kerja yang tersedia dalam 1 hari kerja Dalam waktu 31 hari produksi, target produksi yang direncanakan yaitu untuk tonase batubara adalah sebesar 101.033 ton dengan volume overburden yang dibongkar yaitu sebesar 1.232.579 bcm dengan stripping ratio 12,2. Untuk produksi per hari dapat dilihat pada tabel 1.2. Realisasi Produksi

Dalam produksi selama 31 hari, didapatkan besar volume produksi untuk material overburden sebesar 1.051.066 bcm dengan tonase batubara sebesar 95.687 ton.Untuk realisasi produksi per hari dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Produksi Harian Bulan Oktober Tahun 2012 PT.RCI

Gambar 4. Sketsa Estimasi Blok Model

OB Batubara OB Batubara (BCM) (Ton) (BCM) (Ton)

1 44,456 3,644 45,016 4,302 2 44,456 3,644 45,808 2,013 3 44,456 3,644 43,922 1,055 4 44,456 3,644 43,072 3,605 5 40,393 3,311 40,770 3,728 6 44,456 3,644 46,594 2,186 7 22,228 1,822 18,892 1,012 8 44,456 3,644 36,734 2,578 9 44,456 3,644 44,100 2,566 10 44,456 3,644 44,620 2,559 11 44,456 3,644 38,324 2,757 12 40,393 3,311 46,952 2,247 13 44,456 3,644 46,782 2,400 14 22,228 1,822 23,008 2,284 15 44,456 3,644 38,750 2,636 16 44,456 3,644 39,530 3,258 17 44,456 3,644 46,394 5,113 18 44,456 3,644 48,428 4,443 19 40,393 3,311 44,518 5,309 20 44,456 3,644 33,314 4,649 21 22,228 1,822 20,236 4,432 22 44,456 3,644 28,950 3,384 23 44,456 3,644 27,452 3,580 24 44,456 3,644 19,186 4,807 25 44,456 3,644 7,084 1,390 26 - - - - 27 44,456 3,644 20,698 3,728 28 22,228 1,822 19,798 3,670 29 44,456 3,644 33,372 4,372 30 44,456 3,644 30,156 3,918 31 44,456 3,644 28,546 1,708

Jumlah 1,232,579 101,033 1,051,006 95,687

RENCANA PRODUKSI REALISASI

Tanggal

Sumber: Departement EC PT. RPP Contractors Indonesia

5.1. Rancangan Penambangan Hasil Review Design Sequence Pit

Perancangan tambang yang dilakukan berupa perancangan bentuk sequence pit bulanan yang dibuat berdasarkan parameter rancangan yang sudah ada sebelumnya (review design) dan berdasarkan ketersediaan alat yang ada di perusahaan.1. Review design Sequence Pit

Rancangan bentuk sequence pit bulanan dirancang berdasarkan bentuk sequence pit yang sudah ada. Perancangan bentuk sequence pit dibantu dengan menggunakan software Surpac. Tujuan dari perancangan tersebut adalah untuk mendapatkan besar volume overburden dan batubara dengan nilai stripping ratio yang lebih kecil dari 12,2. Dalam hal ini perancangan sequence yang dibuat bertujuan untuk mendapatkan volume overburden yang lebih kecil tetapi dengan tonase batubara yang lebih besar. Kemudian dapat dilakukan penjadwalan (scheduling) produksi selama 30 hari.a. Perancangan Batas Awal Penambangan

Rancangan Batas Awal Penambangan yang dibuat merupakan rancangan yang sudah ada sebelumnya yaitu menggunakan batas pit (boundary pit) di permukaan area Pit 201 yang akan ditambang. Dalam rancangan ini, besar volume yang didapatkan baik besar volume overburden maupun batubara ditentukan sesuai batas maksimal striping ratio dan kemampuan produksi alat-alat mekanis yang digunakan.b. Perancangan Lubang Bukaan

Dalam tahapan ini, perancangan lubang bukaan hanya melanjutkan dari bentuk lubang bukaan yang sudah dibuat sebelumnya. Hal-hal yang perlu di rancang dalam perancangan lubang bukaan yaitu : Lereng pit

Berdasarkan data litologi lapisan batuan dari daerah penambangan ini sebagian besar terdiri dari mudstone maka lereng yang dibentuk menggunakan pola peledakan, dengan terlebih dahulu menentukan batas dari toe dan crest dari lereng tunggal. Lapisan batuan tersebut tersebar merata hampir diseluruh batasan tambang, sehingga dari data tersebut ditentukan besarnya sudut untuk lereng

tunggal 60o dan untuk keseluruhan lereng

sebesar 45o Lebar jenjang yang digunakan dengan mempertimbangkan sudut lereng tunggal dan sudut keseluruhan lereng adalah ± 7-8 meter dan tinggi jenjang sebesar 15 m. Dalam perencangan lereng pit ini, dibantu dengan menggunakan software Surpac . Jalan Angkut

Perencangan jalan angkut penambangan dibuat berdasarkan ketentuan rancangan jalan angkut yang digunakan PT. RCI . Adapun ketentuan dari jalan angkut yang harus dibuat di dalam tambang yaitu dengan lebar minimum 30 m dengan gradient maksimal 8 % sesuai peralatan yang digunakan. Lebar jalan ini disesuaikan dengan lebar alat angkut terbesar yang digunakan yaitu dump truck Komatsu HD 785 ( Lampiran D). Sedangkan untuk jalan hauling batubara menuju pelabuhan akan memanfaatkan akses jalan yang sudah ada sebelumnya. Lebar jalan angkut dapat dilihat pada gambar 5.

Sistem PenyaliranSump diletakkan di area dasar

penambangan dengan elevasi terendah sehingga semua air yang masuk ke dalam tambang, baik air hujan maupun air tanah, dapat dikumpulkan di satu tempat sehingga tidak mengganggu aktivitas penambangan di sekitarnya. Lokasi sump juga berubah-ubah sesuai dengan kemajuan tambang. Untuk menghindari terjadinya banjir di area penambangan maka digunakan pompa Multiflo MFC 420 dengan debit maksimum 273 liter/detik. Pompa ini digunakan untuk memindahkan air dari sump menuju settling pond. Letak lokasi sump pada rancangan sequence pit dapat dilihat pada

Gambar 5. Lebar Jalan Angkut Penambangan

gambar 5.2. Sequence pit bulanan

Dalam proses penambangan, dibuat tahapan-tahapan penambangan dalam bentuk sequence pit. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk melakukakan perancangan kembali bentuk sequence (review design) untuk melakukan penjadwalan berdasarkan keadaan aktual di lapangan Bentuk akhir dari sequence pit tersebut dapat dilihat pada gambar 6.

2. Ketersediaan Alat

Berdasarkan data alat yang diperoleh, maka ketersediaan alat yang ada dapat mencukupi untuk melakuakan produksi dalam kurun waktu 30 hari produksi. ketersediaan alat dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar Alat-alat Yang Tersedia

3. Estimasi Volume Cadangan Dengan Blok Model Surpac

a. Membangun Blok ModelEstimasi dengan blok model didahului

dengan membangun model dari blok model itu sendiri. Dalam proses membentuk blok model, dibutuhkan data-data pendukung.

Data-data pendukung yang digunakan dalam pembuatan blok model adalah : Model geologi Seam Batubara

Model seam batubara yang digunakan yaitu seam 60, seam 59, dan seam 57. Model seam ini didapatkan dari hasil pengolahan data bor eksplorasi terdahulu yang diolah menjadi model geologi seam dengan menggunakan perangkat lunak Surpac

Data Topografi permukaanData topografi permukaan yang dimaksud adalah bentuk topografi terakhir setelah proses penambangan bulan Oktober atau EOM (End Of Month) Oktober

Data ConstrainData constrain dibuat dari peta topografi permukaan atau EOM (End Of Month) Oktober sebagai data atasan dan rancangan sequence pit serta model geologi seam. Dari data constrain ini dapat dibuat blok model endapan yang akan diestimasi volumenya. Dalam estimasi ini ada empat data constrain yang dipakai yaitu constrain overburden,, constrain seam 57, costrain seam 59 dan constrain seam 60

Gambar 6. Review Design Sequence Pit

Blok ModelBlok model merupakan bentuk akhir dari pengolahan data constrain. Blok model pada laporan ini merupakan gabungan dari beberapa data constrain yang sudah dibuat sebelumnya. Ukuran Blok model yang digunakan dalam laporan ini adalah 5 meter x 5 meter x 1 meter. Selanjutnya dari blok model ini kemudian dapat dilakukan tahapan estimasi volume batubara dan overburden.

b. Estimasi Volume Batubara dan OverburdenEstimasi volume dibagi dalam 4 blok

sesuai tahapan penambangan yang digunakan. Dari hasil estimasi dengan menggunakan blok model Surpac, didapatkan besar volume total batubara sebesar 107.169 bcm atau 139.319 ton dan besar volume overburden sebesar 1.082.339 bcm. Untuk volume perblok dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Volume hasil Estimasi

4. Perancangan Tahapan PenambanganTahapan penambangan direncanakan

dimulai dari sisi utara pit dan bergerak ke selatan. Lokasi disposal berada di sebelah barat batas pit akan tetapi juga dibuat disposal inpit yang berada di selatan pit.

Sistem penambangan yang dipakai yaitu strip mine yaitu penambangan yang mengkuti arah kemiringan batubara, maka pit dibagi menjadi 4 blok dan 3 strip penambangan. Penggailian dilakukan di tiap blok dengan penentuan fleet sesuai volume material di tiap blok. 5. Pengangkutan dan Penimbunan

Proses pengangkutan dan Penimbunan ini dilakukan pada material overburden dan batubara.

a. DisposalUntuk tempat penimbunan material;

overburden digunakan dua disposal yaitu disposal NWD-1 dan disposal inpit 19. Rancangan Disposal

Rancangan disposal menggunakan rancangan akhir yang sudah ada sebelumnya. Yaitu disposal yang berada pada bagian utara pit yaitu disposal NWD-1 dan disposal yang berada di dalam pit (disposal inpit) dengan request level (RL) masing-masing disposal dengan jarak terjauh 1600 meter ke arah diposal NWD-1 dan 800 meter ke arah disposal inpit (jarak maksimum dari fleet). Rancangan disposal dapat dilihat pada gambar 6 dan 7, sedangkan letak dari kedua diposal dapat dilihat pada lampiran peta tahapan penambangan.

Gambar 6. Desain Akhir Disposal NWD-1

Gambar 7. Desain Akhir Disposal inpit 19

Daya Tampung DisposalBerdasarkan desain atau rancangan

disposal yang sudah dibuat, daya tampung dari disposal yang ada yaitu untuk disposal yang berada di bagian utara pit yaitu disposal NWD-1 memiliki daya tampung keseluruhan sebesar 9.826.588 bcm Daya tampung yang sudah digunakan berdasarkan pengukuran elevasi aktual berada pada elevasi 65 mdpl atau

7.179.047 bcm.Dengan demikian daya tampung disposal yang masih bisa digunakan yaitu sebesar 2.647.541 bcm. Sedangkan untuk disposal inpit 19 daya tampung keseluruhan yang dimiliki adalah 414.266 bcm. Disposal inpit 19 digunakan hanya untuk membantu agar produktifitas alat angkut overburden dapat mencapai target produksi yang ditentukan.b. Temporary Stockpile

Seringkali dalam kegiatan produksi muncul kendala-kendala atau hambatan yang tidak diingkan sehingga dengan alasan tersebut kegiatan produksi tidak dapat dilanjutkan untuk sementara waktu. Dalam kegiatan pengangkutan batubara, pekerjaan ini dilakukan oleh subcontractor dari PT. RCI, yang dalam pengangkutan batubara langsung diangkut menuju pelabuhan. Akan tetapi apabila ada hal-hal yang menghambat dalam pengangkutan ke pelabuhan maka perlu diranacang sebuah temporary stockpile untuk menampung sementara material batubara sehingga produksi tetap berjalan di dalam pit.

Lokasi dari temporary stockpile ini berada dekat dengan jalan angkut batubara yaitu disebelah selatan dari pit 201 dengan alasan agar mudah dalam pengerjaan pengangkutan dan penimbunan oleh alat angkut.Penjadwalan Produksi Dalam 30 Hari 1. Waktu Kerja Efektif Dalam 30 Hari (1

bulan)Dalam perhitungan waktu kerja dalam

30 hari atau 1 bulan, tiap harinya dibagi menjadi hari biasa, hari jumat, hari minggu/libur. Dasar pembagian ini adalah karena pada tiga hari tersebut mempunyai perbedaan waktu yang tersedia, yaitu pada hari jumat perlu adanya waktu ibadah dan waktu safety Talk, sedangkan pada hari minggu/libur hanya menggunakan waktu 1 shift kerja saja.

Tabel 4. Waktu Efektif Selama 1 Bulan

2. Penjadwalan ProduksiDengan besar volume overburden dan

batubara yang didapatkan, produksi ditargetkan selesai dalam tempo 30 hari. Dalam 1 hari produksi di bagi menjadi 2 shift , siang dan malam.. Perhitungan produksi disesuaikan dengan kapasitas alat dan pasangan alat (fleet) yang ditempatkan pada tiap blok penambangan sesuai dengan besar volume material tiap blok dan kapasitas masing-masing alat mekanis yang digunakan. a. Perhitungan Produktifitas Alat

Perhitungan Produktifitas alat ditentukan berdasrakan data cycle time dari alat gali dan alat muat yang digunakan, kapasitas alat, dan beberapa parameter lain yang mempengaruhi jam bekerja alat untuk produksi. Jumlah alat yang tersedia ialah 8 unit alat muat untuk overburden yang terdiri dari 2 unit Komatsu PC 2000, 3 unit Volvo EC 700 BLC, 2 unit Volvo EC 460 C dan 1 unit Catepillar EC 385 , untuk alat muat batubara terdiri dari 1 unit Volvo EC 330 dan 1 unit Volvo EC 460 C. Sedangkan untuk alat angkut terdiri dari 24 unit alat angkut overburden yang terdiri dari 6 unit dump truck HD 785, 14 unit dump truck Catepillar 775, dan 4 unit dump truck VA 40 D dan untuk alat angkut batubara digunakan 20 unit dump truck Hino FM 260 JD.

Dalam perhitungan produktifitas alat selama 30 hari kerja, digunakan data produktifitas alat per jamnya, kemudian dari produktifitas Per jam tersebut di akumulasikan pada jumlah jam yang tersedia dalam 30 hari produksi yaitu 460 jam kerja efektif. Dalam penentuan besar produksi tiap fleet, yang menjadi patokan yaitu pada besar produktifitas alat muat (excavator).b. Produksi Overburden untuk 30 hari Produksi

Untuk produksi overburden untuk 30 hari produksi dibagi dalam 8 pasangan alat (fleet) yang ditempatkan pada tiap-tiap blok penambangan. Berikut perhitungan produksi tiap fleet yang direncanakan.3. Target Produksi Harian Dalam 30 hari

Dari besar volume material baik itu overburden maupun batubara tiap blok, maka didapatkan target produksi tiap harinya yang diakumulasikan berdasarkan jam kerja yang

dipakai dan produktifitas alat per harinya. Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dibuat perbandingan antara hasil estimasi dan produktifitas alat yang dapat dilihat pada tabel 5. Untuk rencana produksi per harinya selama 30 hari didapatkan berdasarkan hasil perhitungan produktifitas alat muat dalam hal ini unit excavator yang digunakan dalam tiap fleet yang ditempatkan di tiap blok berdasarkan waktu yang tersedia per harinya, kemudian dibandingkan dengan volume rata-rata material yang dibagi dalam 30 hari produksi. Perbandingan rencana volume produksi harian selama 30 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 5. Perbandingan Perhitungan Produksi

Tabel 6. Target Produksi Harian Overburden dan Batubara Hasil Review Design

Nilai Stripping Ratio hasil Review DesignBerdasarkan volume material hasil

estimasi dengan blok model Surpac didapatkan nilai stripping ratio dari hasil review design yaitu :

SR = Volumematerial overburden(bcm)

Tonase batubara( ton)

SR = 1.082.339 bcm

139.391ton

SR = 7,76PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil dari pengolahan data dalam perancangan dan penjadwalan produksi penambangan maka penulis dapat menyimpulkan :1. Rancangan penambangan hasil review design

sequence pit untuk penjadwalan produksi penambangan yaitu :

Tahapan penambangan terdiri dari 4 blok dan 3 strip penambangan yang proses penambangannya dikerjakan dengan fleet yang ditempatkan berjumlah 8 fleet. Lebar jalan angkut yang digunakan yaitu 30 meter. Sedangkan ntuk lokasi sump ditempatkan

Produksi Produksi Alat (Excavator) Produksi Produksi Alat (Excavator)

Rata-Rata x Waktu Tersedia Rata-Rata x Waktu Tersedia

1 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 2 36,470.12 54,922.39 4,696.87 7,330.68 3 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 4 19,999.74 30,118.73 2,575.70 4,020.05 5 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 6 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 7 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 8 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 9 36,470.12 60,237.46 4,696.87 7,330.68 10 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 11 19,999.74 30,118.73 2,575.70 4,020.05 12 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 13 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 14 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 15 19,999.74 30,118.73 2,575.70 4,020.05 16 36,470.12 54,922.39 4,696.87 7,330.68 17 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 18 19,999.74 30,118.73 2,575.70 4,020.05 19 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 20 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 21 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 22 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 23 36,470.12 54,922.39 4,696.87 7,330.68 24 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 25 19,999.74 30,118.73 2,575.70 4,020.05 26 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 27 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 28 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 29 39,999.48 60,237.46 5,151.41 8,040.11 30 36,470.12 54,922.39 4,696.87 7,330.68

Jumlah 1,082,339.00 1,665,368,60 139,391.00 217,555.80

Volume Overburden (bcm)Hari

Volume batubara (ton)

pada titik elevasi terendah dari tiap rancangan tahapan penambangan

Berdasarkan estimasi dengan blok model pada Surpac menghasilkan volume overburden sebesar 1.082.339 bcm sedangkan tonase batubara sebesar 139.319 ton.

Daya tampung dari ke dua disposal mampu menampung besar volume overburden yang akan dibongkar. Yaitu daya tampung untuk disposal NWD-1, sebesar 2.647.541 bcm dan disposal inpit 19 sebesar 414.266 bcm.

2. Penjadwalan penambangan selama 30 hari dirancang berdasarkan volume hasil estimasi review design sequence pit. Berdasarkan produktifitas alat menghasilkan volume sebesar 1.665.368,60 bcm sedangkan tonase batubara sebesar 217.555,80 ton atau lebih besar daripada hasil estimasi pada Surpac Dengan demikian dapat memenuhi target penjadwalan penambangan selama 30 hari.

3. Berdasarkan hasil review design sequence pit maka didapatkan nilai strpping ratio 7,76

Saran1. Mengkaji kembali kebutuhan peralatan yang

akan digunakan dalam penambangan untuk mendapatkan produktivitas peralatan yang lebih optimal

2. Perhitungan blok model sebaiknya menggunakan dimensi blok model yang lebih kecil yaitu 5 meter x 5 meter x 1 meter, sehingga perhitungan akan semakin detail dan mendekati kondisi penambangan sebenarnya.

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek ekonomis, sehingga dapat dibandingkan hasil pengolahan data yang didapatkan untuk penentuan biaya operasional selanjutnya.

S

DAFTAR RUJUKAN

Gam

bar

8. P

eta

Tah

apan

I P

enam

bang

an

Bat

ubar

a H

asil

Rev

iew

Des

ign

Sequ

ence

Pit

Gam

bar

8. P

eta

Tah

apan

III

Pen

amba

ngan

Bat

ubar

a H

asil

Rev

iew

Des

ign

Sequ

ence

Pit

1.“Caterpillar Handbook Performance a CAT publication by Caterpillar Inc.”, Peoria, II lnois, U.S.A. October 2003

2. Indonesianto Yanto, Ir. M.Sc, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan UPN, Yogyakarta. 2010

3. US Army Corps of Engineers, 2003, “Engineering and Design Slope Stability”, Departement of The Army, Washington, DC.

4. “Komatsu Specification and Application Handbook”, Japan, March 2005

5. Obert, 1967. “Rock Mechanics and The Design of Structures in Rock”, John Willey.

6. Peurifoy, R.L., 1982, “Construction Planning Equipment and Methods”, Third Edition, Mc. Graw, Hillbook, Kogasukha, Ltd., Tokyo

7. (…..) http://theenergylibrary.com/node/12190. Diakses tanggal 3 Agustus 2012

8.(…..)https://sites.google.com/site/stripmininghandbook/chapter-2-1. Diakses tanggal 4 Agustus 2012

9.(…..)http://www.scribd.com/doc/48671646/Batubara-Penambangan. Diakses tanggal 4 Agustus 2012