33
Mekanisme Pigmentasi Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi. Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK dalam bukunya yang berjudul Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik juga menyebutkan bahwa warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaqe pada kulit, serta lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan. Kurang penting adalah caroten, suatu pigmen warna kuning yang sedikit sekali jumlah dan efeknya, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada yang menebal dari telapak kaki bagian tumit. Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit itu, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia.

Uts Kosmeto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bgfchhytyutuyyklliuiiiiicfxdfdfgdtrawfxvgbbbbbbbbbbbjjjjjjjjjjjjjjjjjjyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyuiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikmnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyiuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

Citation preview

Mekanisme Pigmentasi

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi. Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK dalam bukunya yang berjudul Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik juga menyebutkan bahwa warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaqe pada kulit, serta lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan. Kurang penting adalah caroten, suatu pigmen warna kuning yang sedikit sekali jumlah dan efeknya, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada yang menebal dari telapak kaki bagian tumit.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit itu, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia.

Gambar 1. Penampang kulit

Histologi Melanosit

Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut. Asal embriologi dari melanosit berasal dari sel krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat bermulanya cabang-cabang panjang yang ireguler dalam epidermis. Cabang-cabang ini berada di antara sel-sel stratum basalis dan stratum spinosum.

Gambar 2. Diagram Melanosit. Juluran melanosit meluas hingga ke antara keratonosit. Granul melanin disintesis di dalam melanosit, kemudian bermigrasi ke dalam keratinosit.

Dengan mikroskop elektron terlihat sel yang berwarna pucat, berisikan banyak mitokondria kecil, kompleks golgi sangat berkembang, sisterna pendek pada retikulum endoplasma yang kasar.Meskipun melanosit tidak dilekatkan dengan keratinosit yang berdekatan dengannya oleh desmosom, melanosit ini diletakkan ke lamina basalis dengan hemidesmosom.

Gambar 3. Gambaran mikroskop electron kulit manusia. Terdiri dari melanosit dan keratinosit. Terlihat granul melanin yang sangat banyak pada keratinosit di sebelah kanan dibandingkan yang terdapat di melanosit sendiri. Gambaran material putih di bagian bawah adalah kolagen dermis.

Pembentukan Pigmen Melanin

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi.

4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang:

Tahap 1 :Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.Tahap 2 :Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.

Tahap 3 :Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.Tahap 4 :Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 m dan diameter 0,4 m..

Gambar 4. Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam vesikel kompleks Golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III. Terakhirstruktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.

Untuk lebih jelasnya tentang terbentunya melanin mari kita bahas lagi secara sederhana dan mendetail. Coba perhatikan gambar 2.

Gambar 2.

Pada gambar ini, melanosit terletak di bagian bawah, yang sitoplasmanya menjulur ke atas. Maksud kata di atas di sini adalah yang lebih dekat dengan permukaan kulit.Melanin dibentuk oleh melanosit dalam beberapa tahap. Ketika dibentuk, granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit lalu ditransfer ke keratinosit, terutama pada lapisan stratum germinativum dan stratum spinosum. Keratinosit merupakan sel-sel yang membentuk jaringan epidermis. Akibatnya sel-sel keratinosit banyak mengandung melanin, bahkan lebih banyak daripada yang terdapat pada melanosit yang merupakan penghasil melanin itu sendiri. Artinya, melanosit di situ hanya bertugas memberi warna pada keratinosit.

Melanin yang diterima oleh keratinosit, lama-kelamaan akan dicerna oleh lisosom di dalam keratinosit karena mungkin dianggap sebagai benda asing. Ini menyebabkan sel-sel keratinosit pada lapisan epidermis bagian atas tidak mengandung melanin. Jadi, setelah melanosit bersusah payah menjulurkan sitoplasmanya dan memberikan melanin kepada keratinosit, ternyata pada akhirnya melaninnya dimakan oleh lisosom pada keratinosit. Namun ternyata melanosit tidak sakit hati, bahkan dia tetap menjalankan tugasnya memberikan melanin kepada keratinosit.

Setelah melanin ditransfer ke keratinosit, melanin tidak diletakkan secara sembarangan, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti pada keratinosit. Akumulasi melanin di daerah atas inti bukan tidak ada fungsinya, tetapi bertujuan melindungi nukleus dari efek merusak radiasi ultraviolet. Nukleus yang mengandung DNA di dalamnya bisa mengalami mutasi apabila terkena radiasi ultraviolet. Dan ini bisa menyebabkan terjadinya kanker kulit.Perhatikan arah datangnya sinar matahari! Melanin akan menghalangi radiasi ultraviolet agar tidak bisa terus menembus ke bawah sehingga bagian di bawah melanin akan terselamatkan.

Gambar 5. garanul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.

Mengapa melanosit harus menjulurkan sitoplasmanya ke atas untuk memberikan melanin yang dihasilkannya kepada keratinosit?

Seandainya melanosit hanya mementingkan dirinya sendiri, dia akan menempatkan melanin di atas nukleusnya sendiri tanpa perlu menjulurkan sitoplasmanya. Jika ini terjadi, melanosit bisa selamat tetapi sel-sel keratinosit yang berada di atasnya akan mengalami kerusakan akibat radiasi ultraviolet. Melanosit menyelamatkan sel-sel keratinosit yang berada di atasnya dengan memberikan melaninnya kepada mereka. Dengan cara ini melanin akan melindungi segala sesuatu yang berada di bawahnya, termasuk melanosit yang terletak di dasar lapisan epidermis. Akibatnya melanosit pun terselamatkan dengan cara ini walaupun tidak ada melanin di dalam sitoplasmanya.Lalu mengapa melanosit susah-susah menjulurkan sitoplasmanya ke atas? Mengapa dia tidak menempatkan dirinya di atas keratinosit dan bertindak sebagai pahlawan dengan cara menempatkan melanin pada sitoplasmanya untuk menyelamatkan keratinosit yang berada di bawahnya? Bukankah cara ini lebih mudah daripada dia harus menjulurkan sitoplasmanya? Kita tahu bahwa keratinosit merupakan salah satu bagian dari jaringan epitel yang aktif membelah dan terus memperbarui dirinya, berbeda dengan melanosit yang merupakan jaringan ikat. Seseorang yang pergi ke tengah laut dan berjemur di sana kulitnya akan menjadi lebih hitam akibat jumlah melanin yang dihasilkan lebih banyak. Setelah ia kembali ke Bandung, dalam beberapa bulan kulitnya bisa kembali memutih. Hal ini terjadi karena melanin terletak pada keratinosit, seiring berjalannya waktu, keratinosit yang mengandung melanin ini akan tergantikan dengan keratinosit yang baru yang belum mengandung melanin. Seandainya melanosit berada di atas keratinosit dan menempatkan melanin pada sitoplasmanya, kulit orang itu akan tetap hitam setelah beberapa bulan karena melanosit bukanlah sel yang aktif membelah. Melanin akan terus berada di sana sehingga kulitnya akan tetap hitam.

Selain penjelasan di atas, manfaat dari melanosit yang diletakkan di bawah adalah untuk menyelamatkan melanosit itu sendiri. Seandainya melanosit berada di atas dan bertindak sebagai pahlawan, keratinosit di bawahnya memang akan terlindungi, tetapi melanosit sendiri bisa mengalami kerusakan apabila radiasi yang dipancarkan matahari terlalu besar. Jika melanosit mengalami kerusakan, sel ini akan lama tergantikan dengan yang baru. Akibatnya melanin sudah tidak bisa dihasilkan lagi karena penghasil melanin mengalami kerusakan. Akan tetapi, jika melanosit diletakkan di bawah, radiasi ultraviolet akan ditahan oleh melanin yang berada di atasnya. Jika radiasinya terlalu besar, radiasi ini akan merusak keratinosit sebelum sampai pada melanosit. Artinya keratinosit akan dikorbankan lebih dulu sehingga melanosit bisa terselamatkan. Karena keratinosit merupakan sel yang aktif membelah dan terus memperbarui diri, walaupun sel ini mengalami kerusakan, sel ini akan digantikan dengan yang baru. Melanosit menggunakan cara ini walaupun harus bersusah-susah menjulurkan sitoplasmanya dan menyerahkan melanin kepada keratinosit.

Referensi:

Alya Amila Fitrie, 2004, Histologi Dari Melanosit, Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara

Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003: 316-23

Ross M.H. Histology, A Text And Atlas, New York, Harper & Row 1985:416-23

Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 11994 : 536-46

Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company, 1984:299-303

Retno Iswari T, 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

firmanahmad.wordpress.com

organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. (Ganong, 2008).

Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :

EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum

Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan

telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja, 1997).

DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).

SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. (Wasitaatmadja, 1997).

Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena adanya off response (Sherwood, 2001).

Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen (Sherwood, 2001).

Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan reseptor jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin besar ketajaman (acuity) atau kemampuan diskriminatif (Sherwood, 2001).

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis (Moffat, dkk., 2004).

B. FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas. dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi visera adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai sensasi visera. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).

C. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau proteksi

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.

2. Penerima rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.

3. Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4. Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.

5. Penyimpanan.

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6. Penyerapan terbatas

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

7. Penunjang penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C. Warna Kulit

Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :

1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah

2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan

3. Melanin yang berwarna coklat

4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta

5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-

abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.

D. Jenis-jenis Kulit

Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan maupun dalam tata rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :

1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun

2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang

3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya

4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur

5. Kulit terlihat segar dan bercahaya

6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :

1. Kulit Normal

Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit normal biasanya tidak bandel, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.

Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

2. Kulit Berminyak

Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :

a. Faktor internal meliputi :

1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,

cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.

2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.

Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering

berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu

keringat berlebihan.

b. Faktor eksternal meliputi :

1) Udara panas atau lembab.

2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas. Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau infeksi.

Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benarbenar bebas minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia yang terkandung dalam kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya keriput.

Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul kerutan.

3. Kulit Kering

Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit kering.

Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering,

diantaranya :

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi kulit wajah yang kering.

b. Kondisi struktur kulit

Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi untuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.

c. Pola makan

Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.

d. Faktor lingkungan

Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin, radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan kulit kering

e. Penyakit kulit

Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulit kering adalah karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim, psoriasis dan sebagainya. Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya kelenjar thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit,sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar. Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya.

Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan berkurang sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.

4. Kulit Sensitif

Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi iritasi.

Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.

5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran

Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia. Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi : kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain tidak, karena itu perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut. Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering atau juga sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Masalah kulit dan pemeliharaannya / healthy skin careIklim tropis termasuk di Indonesia dengan angin kencang dan sinar matahari terik yang memancarkan sinar ultra violet dapat mempengaruhi kesehatan kulit sampai merusak kulit seseorang. Paparan sinar matahari merupakan salah satu faktor untuk timbulnya:

Hiperpigmentasi / spot atau bintik hitam terutama di wajah, tangan dan kaki. Selain bercak hitam, bisa pula timbul bercak putih dengan ukuran 2- 5 mm, di daerah - daerah yang terpajan sinar matahari yaitu: tangan, lengan bawah dan tungkai bawah.

Hiperplasia kelenjar sebasea (kelenjar minyak) kulit, yang ukurannya bertambah besar, berbentuk bulat, diameter 1-5 mm, menonjol, satu atau lebih, lunak bewarna kekuningan disertai lekukan di tengah, sering terdapat di daerah yang terpajan sinar matahari.

Karsinoma sel skuamosa, sering dijumpai di daerah tungkai, wajah bagian atas, telinga, dan daerah mukokutan (batas antara kulit dan mukosa). Insidennya meningkat dengan bertambahnya umur dan pajanan sinar matahari. Dapat berupa luka yang meluas dengan tepi keras dan dasar jaringan granulasi mudah berdarah. Dapat pula berupa tumor dengan permukaan berbenjol-benjol seperti kembang kol, bewarna merah atau pucat, berbau khas, rapuh, mudah berdarah.

Melanoma maligna merupakan tumor kulit yang paling berbahaya, berasal dari sel pigmen kulit. Lokasi dilaporkan terbanyak di tungkai bawah, kemudian badan, kepala / leher, tungkai atas dan kuku. Bentuk klinis yang paling sering dijumpai adalah berupa bercak dengan ukuran beberapa mm sampai beberapa cm, warnanya bervariasi (kehitaman, putih, biru) berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.

Gangguan pigmentasi pada kulit dapat diklasifikasikan menjadi:* hipomelanosis atau leukoderma, seperti pada vitiligo, albinisme* hypermelanosis coklat atau melanoderma yang disebabkan oleh meningkatnya pigmen melanin atau jumlah melanosit di epidermis, seperti pada freckles, melasma atau lentigo* ceruloderma atau hypermelanosis keabuan atau kebiruan disebabkan oleh peningkatan melanin atau jumlah melanosit di dermis, seperti pada Mongolian spot.

Kegunaan Kosmetik Untuk Kesehatan dan Kecantikan

1. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit. Dilakukan untuk mencegah timbulnya kelainan pada kulit dan memertahankan keadaan kulit yang baik agar tidak berubah menjadi buruk.

2. Kosmetik rias atau dekoratif. Berguna untuk memerbaiki penampilan.

3. Kosmetik wangi-wangian atau parfum. Berguna untuk menambah daya tarik penampilan dan menutupi bau badan yang kurang sedap.

Menurut Korichi, Pelle-de-Queral, Gazano, dan Aubert (2008) kosmetik secara psikologis memiliki dua fungsi yaitu fungsi seduction dan camouflage. Fungsi seduction artinya individu menggunakan kosmetikuntuk meningkatkan penampilan diri. Umumnya individu yang menggunakan kosmetik untuk fungsi seduction merasa bahwa dirinya menarik dan menggunakan kosmetik untuk membuat lebih menarik. Fungsi camouflage artinya individu menggunakan kosmetik untuk menutupi kekurangan diri secara fisik. Umumnya individu yang menggunakan kosmetik untuk camouflage merasa dirinya tidak menarik sehingga perlu menggunakan kosmetik untuk membuat menarik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kosmetik

Kosmetik adalah bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, dan bibir), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambahkan daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, dan memerbaiki bau badan. Namun kosmetik tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

2.2. Penggolongan Kosmetik2.2.1. Penggolongan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 macam. Diantaranya adalah:

1. Kosmetik untuk bayi, misalnya, minyak bayi, bedak bayi, dll.

2. Kosmetik untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.

3. Kosmetik untuk mata, misalnya maskara, eye shadow, dll.

4. Kosmetik wangi-wangian, misalnya parfum, body spray, dll.

5. Kosmetik untuk rambut, misalnya hair spray, hair gel, dll.

6. Kosmetik pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll.

7. Kosmetik make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll.

8. Kosmetik untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes.

9. Kosmetik kebersihan badan, misalnya deodorant, dll.

10. Kosmetik untuk perawatan kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dll.

11. Kosmetik perwatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung.

12. Kosmetik untuk cukur, misalnya, sabun cukur, dll.

13. Kosmetik untuk sun tan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll.

2.2.2. Penggolongan Menurut Sifat dan Cara Pembuatanya

Menurut sifat dan cara pembuatannya kosmetik dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kosmetik modern, kosmetik modern yaitu kosmetik yang dibuat dari bahan kimia dan diolah secara modern.

2. Kosmetik tradisional, jenis kosmetik tradisional ada tiga macam, yaitu betul-betul tradisional, misalnya mangir dan lulur yang bahanya diambil dari alam dan diolah menurut resep dan cara yang diajarkan secara turun temurun. Yang kedua semi tradisional, yaitu yang diolah dengan cara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama. Dan yang ketiga hanya namanya saja yang tradisional, sedangkan isinya tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional.

2.3. Faktor Yang Memengaruhi Efek Kosmetik Terhadap Kulit

Ada empat faktor yang memengaruhi efek kosmetik terhadap kulit, yaitu faktor manusia pemakainya, faktor lingkungan alam pemakai, faktor kosmetik dan gabungan dari ketiganya.

Faktor Manusia. Perbedaan warna kulit dan jenis kulit dapat menyebabkan perbedaan reaksi kulit terhadap kosmetika, karena struktur dan jenis pigmen melaminnya berbeda.

Faktor Iklim.Setiap iklim memberikan pengaruh tersendiri terhadap kulit, sehingga kosmetik untuk daerah tropis dan sub tropis seharusnya berbeda.

Faktor Kosmetik. Kosmetik yang dibuat dengan bahan berkualitas rendah atau bahan yang berbahaya bagi kulit dan cara pengolahannya yang kurang baik, dapat menimbulkan reaksi negatif atau kerusakan kulit seperti alergi atau iritasi kulit.

Faktor gabungan dari ketiganya. Apabila bahan yang digunakan kualitasnya kurang baik, cara pengolahannya kurang baik dan diformulasikan tidak sesuai dengan manusia dan lingkungan pemakai maka akan dapat menimbulkan kerusakan kulit, seperti timbulnya reaksi alergi, gatal-gatal, panas dan bahkan terjadi pengelupasan. Kosmetik memiliki efek terhadap kulit yaitu efek negatif danefek positif.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tujuan Pemakaian Kosmetik

Masyarakat masa kini sangat peduli tentang penampilan. Mereka ingin tampak rapi dan menarik. Untuk tujuan ini mereka menggunakan berbagai kosmetik. Selain untuk meningkatkan daya tarik, kosmetik juga digunakan untuk membuat kulit tampak berseri-seri. Kosmetik yang efektif dan baik mengandung mineral dan vitamin yang memberikan manfaat besar bagi kulit dan rambut. Kandungan tersebut dapat memelihara dan melindungi kulit dan rambut dari polusi secara alami. Wangi-wangian juga salah satu kosmetik yang paling sering digunakan. Karena dapat menambah rasa percaya diri dengan keharuman kulit.

Untuk seseorang yang memiliki penyakit kulit, dapat mengaplikasikan kosmetik agar penampilannya dapat diterima secara sosial. Kebersihan pribadi memang menjadi modal utama bagi setiap masyarakat modern. Jika kita terlihat rapi, maka banyak orang tertarik untuk melihat kita.

3.2. Kegunaan Kosmetik Untuk Kesehatan dan Kecantikan

1. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit. Dilakukan untuk mencegah timbulnya kelainan pada kulit dan memertahankan keadaan kulit yang baik agar tidak berubah menjadi buruk.

2. Kosmetik rias atau dekoratif. Berguna untuk memerbaiki penampilan.

3. Kosmetik wangi-wangian atau parfum. Berguna untuk menambah daya tarik penampilan dan menutupi bau badan yang kurang sedap.

3.3. Zat Kimia yang Terkandung dalam Kosmetik dan Kerugiannya

Terdapat beberapa bahan berbahaya yang sering dijumpai pada kosmetik dan produk perawatan kulit lainnya. Menurut beberapa penelitian bahan tersebut adalah bahan sintetik yang sudah terbukti berbahaya bagi kesehatan, diantaranya adalah:

1. Sodium Lauryl Sulfate (SLS) and Ammonium Lauryl Sulfate (ALS)

Zat ini sering dikatakan berasal dari sari buah kelapa untukmenutupi racun alami yang terdapat di dalamnya. Zat ini sering digunakan untuk campuran shampoo, pasta gigi, sabun wajah, pembersih badan dansabun mandi. SLS dan ALS dapat menyebabkan iritasi kulit yang hebatdan kedua zat ini dapat dengan mudah diserap ke dalam tubuh. Setelah terserap, endapan zat ini akan terdapat pada otak, jantung, paru paru danhati yang akan menjadi masalah kesehatan jangka panjang. SLS dan ALSjuga berpotensi menyebabkan katarak dan mengganggu kesehatan matapada anak anak.

2. Bahan Pengawet Paraben

Paraben digunakan terutama pada kosmetik, deodoran, danbeberapa produk perawatan kulit lainnya. Zat ini dapat menyebabkankemerahan dan reaksi alergi pada kulit. Penelitian terakhir di Inggrismenyebutkan bahwa ada hubungan antara penggunaan paraben denganpeningkatan kejadian kanker payudara pada perempuan. Disebutkan pulaterdapat konsentrasi paraben yang sangat tinggi pada 90% kasus kankerpayudara yang diteliti.

3. Propylene Glycol

Ditemukan pada beberapa produk kecantikan, kosmetik danpembersih wajah. Zat ini dapat menyebabkan kemerahan pada kulit dan dermatitis kontak. Dermatitis kontak adalah perdangan kulit yang disertai dengan adanya spongiosis/edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak pada kulit. Studi terakhir juga menunjukan bahwa zat ini dapatmerusak ginjal dan hati.

4. Isopropyl Alkohol

Alkohol digunakan sebagai pelarut pada beberapa produkperawatan kulit. Zat ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusaklapisan asam kulit sehingga bakteri dapat tumbuh dengan subur.Disamping itu, alkohol juga dapat menyebabkan penuaan dini.

5. DEA (Diethanolamine), TEA (Triethanolamine), dan MEA (Monoethanolamine)

Bahan ini umumnya ditemukan pada make up dan produk perawatan kulit. Bahan bahan berbahaya ini dapat menyebabkan reaksi alergi dan penggunaan jangka panjang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal dan hati.

Senyawa aluminium umumnya ditemui dalam deodoran, bisa mengakibatkan kerusakan DNA yang ujung-ujungnya menimbulkan penyakit kanker payudara. Semua jenis deodoran antikeringat biasanya mengandung beberapa senyawa aktif yang berbasis pada unsur aluminium. Bahan-bahan seperti aluminium chlorohydrate, aluminium chloride, aluminium hydroxibromyde, dan aluminium zirconium trichlorohydrex gly, adalah bahan-bahan yang paling umum digunakan. Dan akhirnya dapat mengakibatkan penumpukan toksin di kelenjar getah bening di bawah lengan. Yang menyebabkan kanker payudara.

7. Minyak Mineral

Minyak mineral dibuat dari turunan minyak bumi dan sering digunakan sebagai bahan dasar membuat krim tubuh dan kosmetik. Babyoil dibuat dengan 100% minyak mineral. Minyak ini akan melapisi kulit seperti mantel sehingga pengeluaran toksin dari kulit menjadi terganggu.Hal ini akan menyebabkan terjadinya jerawat dan keluhan kulit lainnya.

8. Polyethylene Glycol (PEG)

Bahan ini digunakan untuk mengentalkan produk kosmetik. PEG akan menganggu kelembaban alami kulit sehingga menyebabkanterjadinya penuaan dini dan kulit menjadi rentan terhadap bakteri.

3.3 Kosmetik yang Aman

Sebagai konsumen, kita harus cerdas dalam memilih kosmetik yang aman. Dengan cara selalu memeriksa dan mengecek jenis kosmetik yang akan kita gunakan. Dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Produk berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Misalnya masker yang terbuat dari buah strawberry, tomat, pisang dan lain-lain. Atau daun pegagan yang berfungsi sebagai penghilang jerawat. Bisa juga sabun yang terbuat dari minyak sereh, zaitun, bulus, susu sapi, dan madu.

2. Aman terhadap ozon dan lingkungan.

3. Kemasan dapat didaur ulang.

4. Resmi di Indonesia atau tergabung di APLI ( Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia )

5. Bila digunakan tidak menimbulkan efek samping pada kulit, rambut, kuku, mata, dan saluran nafas.

3.4. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum membeli kosmetik

Saat ini banyak kosmetik yang mengandung berbagai macam bahan kimia, untuk itu kita harus lebih cermat lagi dalam memilih kosmetik. Berikut ini hal-hal yang diperlukan sebelum membeli kosmetik:

1. Kenali jenis kulit terlebih dahulu dan jangan mudah percaya dengan saran yang diberikan oleh pramuniaga di counter kosmetik.

2. Baca masa kadaluarsanya. Apabila tidak tercantum pada kemasannya, tanyakan langsung pada penjaganya.

3. Pastikan produk kosmetik memiliki kode legal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Depkes RI. Tanpa kode legal berarti tidak adanya pihak yang mau menjamin keamanan produk tersebut.

4. Ketahui kandungan bahan kosmetik. Sebaiknya sebagai konsumen mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik tersebut. Waspada apabila produk mengandung unsur berbahaya yang dapat membahayakan tubuh kita.

5. Memiliki Petunjuk Pemakaian. Petunjuk pemakaian atau aturan pakai perlu diperhatikan, agar hasil yang diperoleh maksimal namun tetap sesuai dengan standard keamanan.