29
1. Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita, disebut.... a. Penagihan pajak b. Risalah penagihan c. Penyitaan d. Penyanderaan bunyi pasal 1 angka 9 adalah penagihan pajak adalah serangkain tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Sehingga pada jawaban soal nomor satu adalah A. Penagihan Pajak 2. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan terbaru, saat jatuh tempo pembayaran pajak untuk utang pajak tahun 2008 dan seterusnya adalah.... a. Satu 1) bulan sejak tanggal ketetapan pajak b. 7 tujuh) hari sejak tanggal ketetapan pajak c. Tertangguh apabila ada upaya hukum atas suatu ketetapan d. Tidak dapat ditentukan bunyi pasal 9 ayat 3 UU. No. 6 tahun 1983 sttd UU. No. 16 Tahun 2009 adalah Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan

UTS Penagihan dan sengketa Pajak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Soal dan Pembahasan Penagihan dan Sengketa Pajak

Citation preview

1. Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan

seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah

disita, disebut....

a. Penagihan pajak

b. Risalah penagihan

c. Penyitaan

d. Penyanderaan

bunyi pasal 1 angka 9 adalah penagihan pajak adalah serangkain tindakan agar

penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur

atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Sehingga pada

jawaban soal nomor satu adalah A. Penagihan Pajak

2. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan terbaru, saat

jatuh tempo pembayaran pajak untuk utang pajak tahun 2008 dan seterusnya adalah....

a. Satu 1) bulan sejak tanggal ketetapan pajak

b. 7 tujuh) hari sejak tanggal ketetapan pajak

c. Tertangguh apabila ada upaya hukum atas suatu ketetapan

d. Tidak dapat ditentukan

bunyi pasal 9 ayat 3 UU. No. 6 tahun 1983 sttd UU. No. 16 Tahun 2009 adalah Surat

Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan

Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan

jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1

(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

Sehingga jatuh tempo pembayaran pajak untuk utang pajak tahun 2008 dan seterusnya

adalah 1 (satu) bulan sejak tanggal ketetapan pajak. Jawaban A.

3. Yang bukan merupakan dasar penagihan pajak adalah....

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

b. Surat Keputusan Pengurangan Sanksu Administrasi

c. Surat Tagihan Pajak

d. Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar

bertambah

bunyi pasal 18 ayat 1 UU. No. 6 tahun 1983 sttd UU. No. 16 tahun 2009 adalah Surat

Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan

jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak.

Sehingga yang bukan merupakan dasar penagihan pajak adalah Surat Keputusan

Pengurangan Sanksi Administrasi. Jawaban B.

4. Kewenangan Pejabat dalam penagihan pajak yang diatur dalam UU PPSP

diantarany adalah....

a. Menerbitkan Surat Perinta Melaksanakan Penyitaan

b. Melaksanakan lelang

c. Menerbitkan surat pencegahan

d. Semua benar

Wewenang pejabat sesuai dengan pasal 2 ayat 3 UU. 19 Tahun 1997 sttd UU. No 19

Tahun 2000 yaitu:

Mengangkat dan memberhentikan Jurusita

Menerbitkan:

Surat Tenguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis

Surat Perintah Pengihan seketika dan sekaligus

Surat paksa

Surat perintah melaksanakan penyitaan

Surat Penyanderaan

Surat Pencabutan Sita

Pengumua=man Lelang

Surat Penentuan Harga Limit

Pembatalan Lelang

Surat lain yang diperlukan untuk pengihan pajak

Berdasarkan pasal tersebut salah satu wewenang pejabat adalah menerbitkan surat

perintah melaksanakan sita. Jawaban A

5. Yang berwenang menunjuk pejabat untuk melakukan panagihan pajak pusat

adalah....

a. Presiden’

b. Menteri Keuangan

c. Dirjen Pajak

d. Menteri Dalam Negeri

Pasal 2 ayat 1 UU. 19 Tahun 1997 sttd UU. No 19 Tahun 2000 berbunyi “Menteri

berwenang menunjuk pejabat untuk penagihan pajak pusat.”. dengan demikian yang

berhak menunjukan pejabat untuk penagihan pajak pusat adalah menteri. Jawaban B

6. Yang bukan merupakan persyaratan untuk diangkat menjadi Jurusita Pajak

sebagaimana diatur dala m Keputusan Menteri Keuangan No.562/KMK.04/2000

adalah....

a. Jujur dan penuh pengabdian

b. Lulus dalam pendidikan jurusita

c. Berbadan sehat

d. Mampu berkomunikasi dengan baik

Pasal 2 KMK No. 562/KMK.04/2000 berbunyi “Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

diangkat menjadi Jurusita Pajak adalah sebagai berikut :

a. berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat

dengan itu;

b. berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda/Golongan II/a;

c. berbadan sehat;

d. lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak; dan

e. jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian.”

Sehingga yang bukan syarat untuk menjadi jurusita pajak adalah Mampu

berkomunikasi dengan baik. Jawaban D

7. Apabila Wajib Pajak tidak melunasi jumla pajak dalam jangka waktu yang telah

ditentukan, maka Pejabat memperingati dengan menerbitkan....

a. Surat Teguran

b. Surat Himbauan

c. Surat Paksa

d. Surat Tagihan Pajak

Berdasarkan pasal 1 angka 10 UU. 19 tahun 1997 sttd UU. No 19 Tahun 2000 dan

pasal 27 ayat 5 PP No. 80 tahun 2008 apabila wajib pajak tidak melunasi jamulah pajak

dalam jangka waktu telah ditentukan, maka pejabat memperingatkan dengan

menerbitkan surat teguran. Jawaban A

8. Dalam hal Wajib Pajak tidak mengajukan Banding atas Surat Keputusan Keberatan,

maka Surat Teguran disampaikan setelah....

a. 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan

b. 7 hari Sejak tanggal penerbitan SK Keberatan

c. 7 hari sejk jatuh tempo pengajuan banding

d. 1 bulan sejak jatuh tempo pengajuan banding

Pasal 9 ayat 2 PMK No. 24/KMK.03/2008 berbunyi “Dalam hal Wajib Pajak tidak

menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam

pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan

banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar (SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),

kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8 ayat (1), setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pengajuan banding.” sehingga

surat terguran diterbitkan setelah 7 hari sejak jatuh tempo pengajuan banding.

Jawaban C

9. Jatuh tempo pembayaran Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan adalah....

a. 1 bulan sejak tanggal diterbitkan STP PBB

b. 7 hari sejak tanggal diterbitkan STP PBB

c. 1 bulan sejak diterimanya STP PBB oleh Wajib Pajak

d. Tertangguh apabila terdapat pengajuan keberatan

Pasal 6 ayat 1 PMK No. 24/KMK.03/2008 berbunyi “Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi

dan Bangunan (STPPBB) harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak

tanggal diterima oleh Wajib Pajak. Jadi jatuh tempo pembayaran atas Surat Tagihan

PBB adalah 1 bulan sejak diterimanya STPPBB oleh Wajib Pajak. Jawaban C

10. Penyampaian Surat Teguran dapat dilakukan melalui cara barikut, kecuali....

a. Secara langsung oleh petugas seksi penagihan

b. Secara langsung oleh kurir kantor

c. Melalui pos

d. Melalui jasa ekspedisi

Penyampaian Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10

dapat dilakukan :

a. secara langsung;

b. melalui pos;atau

c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat

yang dimaksud secara langsung pada huruf a, adalah penyampaian langsung oleh

petugas pada seksi penagihan atau melalui AR yang melayani WP yang bersangkutan.

Sehingga surat teguran tidak bisa disampaikan oleh kurir kantor. Jawaban B

11. Apabila terdapat kesalahan dalam penerbitan surat teguran , yang dapat

dilakukan adalah :

a. Penanggung Pajak mengajukan pembetulan

b. Penanggung Pajak mengajukan gugatan

c. Penaggung Pajak mengajukan keberatan

d. Jurusita memebetulkan secara jabatan

Pembahasan : Apabila terjadi kekeliruan dalam penerbitan Surat Teguran,

Penanggung Pajak dapat mengajukan permohonan pembetulan atau penggantian

kepada Pejabat. Pejabat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal

diterima permohonan harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan, jika

tidak diberikan jawaban dalam jangka waktu tersebut, maka permohonan Wajib Pajak

dianggap dikabulkan.

12. Surat paksa sekurang kurangnya harus memuat hal hal berikut , kecuali :

a. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak

b. Dasar penagihan

c. Besarnya utang pajak

d. Hak dan kewajiban Wajib Pajak

Pembahasan : berdasarkan Undang Undang PPSP No. 19 Tahun 1997 pada Bab III

Pasal 7 tentang Surat Paksa dijelaskan bahwa Surat Paksa harus memuat

diantaranya :

1. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penaggung Pajak

2. Dasar Penagihan

3. Besar utang pajak

4. Perintah untuk membayar

13. Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa,

maka yang dilakukan oleh jurusita pajak adalah ...

a. Menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman

b. Salinan Surat Paksa ditinggal di tempat tinggal, tempat usaha atau

tempat kedudukan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak

c. Menyampaikan Surat Paksa melalui Pemerintah Daerah

d. Menunda menyampaikan Surat Paksa untuk disampaikan pada waktu lain

Pembahasan: Menurut Pasal 10 ayat 11 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997

tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa dalam hal Penanggung

Pajak menolak untuk menerima Surat Paksa, Jurusita Pajak meninggalkan Surat Paksa

dimaksud dan mencatatnya dalam Berita Acara bahwa Penanggung Pajak tidak mau

menerima Surat Paksa, dan Surat Paksa dianggap telah diberitahukan.

14. Pernyataan yang tidak tepat mengenai penagihan adalah ...

a. Surat Paksa pengganti mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan Surat Paksa

b. Surat Teguran tetap diterbitkan walaupun Penanggung Pajak telah

disetujui untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajaknya

c. Surat Paksa dapat dibetulkan apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Paksa

tersebut

d. Tindakan penagihan tertangguh apabila terdapat upaya hukum dari

Penanggung Pajak

Pembahasan : B. Surat Teguran tetap diterbitkan walaupun Penanggung Pajak

telah disetujui untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajaknya

Alasan:

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan

Seketika dan Sekaligus Pasal 8 dijelaskan bahwa Surat Teguran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah

disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

D. Tindakan penagihan tertangguh apabila terdapat upaya hukum dari Penanggung

Pajak

Alasan:

Menurut Pasal 37 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa gugatan yang merupakan

upaya hukum dari Penanggung Pajak tidak menunda pelaksanaan penagihan

pajak.

Penjelasan poin lainnya:

a. Surat Paksa pengganti mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan Surat Paksa.

(Menurut Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa dalam hal terjadi

keadaan di luar kekuasaan Pejabat, Surat Paksa pengganti dapat diterbitkan

oleh Pejabat karena jabatan, sedangkan dalam pasal 2 dijelaskan bahwa Surat

Paksa pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai kekuatan

eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan Surat Paksa

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1)

c. Surat Paksa dapat dibetulkan apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Paksa

tersebut.

(Menurut Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan

Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa Pejabat karena jabatan

dapat

membetulkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa,

Surat

Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan

Pengumuman Lelang yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan atau

kekeliruan)

15. Surat perintah membayar utang pajak da biaya penagihan pajak disebut…

a. Surat teguran

b. Surat perintah

c. Surat peringatan

d. Surat paksa

Pembahasan : Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 tentang

tata cara penyitaan dalam rangka penagihan dengan surat paksa Pasal 1 angka 7

menyebutkan bahwa surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan

biaya penagihan pajak

16. Tujuan penyitaan adalah …

a. Untuk menguasai hak atas barang penanggung pajak sebagai jaminan

untuk melunasi utang pajaknya menurut peraturan perundangundangan

yang berlaku

b. Untuk melakukan penjualan barang wajib pajak yang hasilnya dipakai sebagai

pelunasan utang pajaknya

c. Untuk menjamin bahwa utang pajaknya dapat segera dilunasi sesuai

ketentuan

d. Untuk sebagai jaminan bahwa penanggung pajak akan menjual barangnya

melalui pelelangan

Pembahasan : Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 tentang

tata cara penyitaan dalam rangka penagihan dengan surat paksa pada penjelasan

pasal 3 ayat 1 yang berbunyi “tuuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan

utang pajak dari penanggung pajak”

17. Penyitaan adalah perbuatan hukum yang mengakibatkan:

a. Hak menguasai barang yang disita berpindah sementara berpindah

sementara kepada Pejabat selama penyitaan.

b. Barang yang disita menjadi milik negara.

c. Penanggung Pajak masih mempunyai hak atas barang yang disita apabila

barang yang disita dititipkan kepadanya.

d. Penanggung Pajak hanya dapat melunasi pajaknya dari hasil pelelangan

barang yang disita.

Pembahasan : Barang yang disita sebenarnya dijadikan jaminan agar wajib

pajak/penanggung pajak mau melunasi utang pajaknya. Jadi selama penyitaan barang

tersebut tidak ada pemindahan hak kepemilikan. Hal ini memiliki arti bahwa sebenarnya

jurusita pajak tidak ingin mematikan usaha wajib pajak

18. Penyitaan yang didahului dengan pemblokiran adalah penyitaan terhadap

kekayaan Penanggung Pajak berupa :

a. Deposito, tabungan saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya.

b. Surat berharga yang berada di Bursa Efek.

c. Obligasi, piutang, saham, surat pengakuan hutang.

d. Harta emas perhiasan, uang tunai.

Pembahasan : Penyitaan kekayaan wajib pajak yang berupa deposito, tabungan

saldo, rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

dilaksanakan pemblokiran. Pemblokiran sendiri diatur dalam Pasal 1 angka 1

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.04/2000

19. Permintaan pemblokiran rekening pada kustodian atas surat berharga berupa

obligasi, saham dan sejenisnya milik penanggung pajak yang diperdagangkan di

bursa efek, ditujukan kepada:

a. Menteri Keuangan

b. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

c. Kustodian tempat rekening penanggung pajak berada

d. Direktur Bursa Efek

Pembahasan : Dalam PP Nomor 135 tahun 2000 Pasal 5 ayat 4 huruf a tentang tata

cara penyitaan surat berharga berupa obligasi, saham, dan sejenisnya yang

diperdagangkan di bursa efek, dilaksanakan sebagai berikut: Pemblokiran Rekening

Efek pada kustodian dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Direktur Jenderal

Pajak atau Pejabat yang ditunjuknya kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

dengan menyebut nama Pemegang Rekening atau nomor Pemegang Rekening

sebagai Penanggung Pajak, sebab dan alasan perlunya pemblokiran tersebut

dilakukan.

20. Penyitaan terhadap kendaraan bermotor yang kepeilikannya terdaftar harus

berkoordinasi dengan pihak:

a. pemerintah daerah setempat;

b. pihak kepolisian;

c. Departemen perhubungan;

d. Dinas pajak daerah.

Pembahasan: Berdasarkan Undang-Undang mengenai Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa pasal 17 ayat 2 menjelaskan Penyitaan barang yang kepemilikannya

terdaftar seperti kendaraan bermotor diberitahukan kepada Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

21. Lelang adalah tahapan berikutnya setelah penyitaan, pengumuman lelang

dilaksanakan:

a. Paling cepat 14 hari setelah penyitaan;

b. Paling cepat tiga puluh hari setelah penyitaan;

c. Pengumuman lelang menjadi wewenang pejabat;

d. Tidak ada batas waktu yang ditetapkan

Jawaban : (A)

Menurut UU PPSP Pasal 26 ayat 1 (a), pengumuman lelang dilaksanakan paling

singkat 14 hari (empat belas) hari setelah penyitaan.

22.Nilai limit barang yang akan dilelang ditentukan oleh;

a. penjual;

b. Pejabat lelang

c. Jurusita pajak

d. Pihak ketiga

Jawaban : (A)

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 angka 26, Nilai Limit

adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh

Penjual/Pemilik Barang.

23. Risalah lelang sangat berguna bagi para pihak, keterangan berikut ini tidak ada

kaitannya dengan fungsi risalah lelang;

a. Bagi pemenang lelang berfungsi sebagai akta jual beli

b. Bagi penjual berfungsi untuk laporan pelaksanaan lelang

c. Bagi pengawas lelang berfungsi sebagai laporan pelaksanaan lelang

d. Bagi jurusita pajak berfungsi sebagai bukti keberhasilan pekerjaannya

Jawaban : (D)

Fungsi Risalah Lelang terdapat pada halaman 81 buku Penagihan Dan Sengketa :

Pembeli memperoleh kutipan risalah lelang sebagai akta jual beli untuk

kepentingan balik nama.

Penjual memperoleh salinan risalah lelang untuk laporan pelaksanaan lelang

Pengawas lelang memperoleh salinan risalah lelang untuk laporan

pelaksanaan lelang

Instansi yang berwenang dalam balik nama kepemilikan hak objek lelnag

memperoleh salinan lelang sesuai kebutuhan.

24. . Yang bertindak sebagai penjual atas barang yang disita adalah;

a. Jurusita

b. Pejabat lelang

c. Pejabat

d. Dirjen pajak

Jawaban : (C)

Menurut UU PPSP Pasal 26 ayat 2, Pejabat bertindak sebagai penjual atas barang

yang disita mengajukan permintaan lelang kepada Kantor Lelang sebelum Lelang

dilaksanakan.

25. Informasi mengenai tempat pelaksanaan lelang, sifat barang yang dilelang, alasan

barang tersebut dilelang, cara pengumuman lelang, syarat-syarat lelang, terdapat

pada;

a. Bagian kepala risalah lelang

b. Surat keputusan pejabat lelang

c. pengumuman lelang

d. Berita acara penyitaan

Jawaban : (A)

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 pasal 78, yaitu :

Bagian Kepala Risalah Lelang paling kurang memuat:

a. hari, tanggal, dan jam lelang ditulis dengan huruf dan angka;

b. nama lengkap dan tempat kedudukan Pejabat Lelang;

c. nomor/tanggal Surat Keputusan Pengangkatan Pejabat Lelang, dan

nomor/tanggal surat tugas khusus untuk Pejabat Lelang Kelas I;

d. nama lengkap, pekerjaan dan tempat kedudukan/domisili

Penjual;

e. nomor/tanggal surat permohonan lelang;

f. tempat pelaksanaan lelang;

g. sifat barang yang dilelang dan alasan barang tersebut dilelang;

h. dalam hal yang dilelang berupa barang tidak bergerak berupa tanah atau

tanah dan bangunan harus disebutkan:

1) status hak atau surat-surat lain yang menjelaskan bukti kepemilikan;

2) SKT dari Kantor Pertanahan; dan

3) keterangan lain yang membebani, apabila ada;

i. dalam hal yang dilelang barang bergerak harus disebutkan jumlah, jenis dan

spesifikasi barang;

j. cara Pengumuman Lelang yang telah dilaksanakan oleh Penjual;

k. cara penawaran lelang; dan

i. syarat-syarat lelang.

26. . Berikut ini adalah bukan wewenang pejabat lelang;

a. Memimpin pelaksanaan lelang

b. Meminta bantuan aparat keamanan bila diperlukan

c. Meneliti dokumen prasyarat lelang

d. Melihat daftar barang yang dilelang tidak perlu melihat fisiknya

Jawaban : (D)

27. Yang tidak termasuk dalam isi surat perintah melakukan penyitaan adalah;

a. Dasar dilakukannya penyitaan

b. Perintah untuk membuat berita acara pelaksanaan sita

c. Memberi perintah kepada jurusita untuk melaksanakan penyitaan barang milik

penanggung pajak

d. Perintah agar penyitaan dilakukan dengan menghadirkan 1 orang saksi WNI

yang telah dewasa dan dapat dipercaya

Jawaban : (D)

Menurut UU PPSP Pasal 12 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah Nomor 135

Tahun 2000 Pasal 4 ayat 1, Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan

disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, penduduk

indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya.

28. Yang tidak termasuk syarat-syarat pembatalan lelang;

a. Lelang hanya dapat dibatalkan atas permintaan penjual

b. Lelang hanya dapat dibatalkan atas utusan lembaga peradilan umum

c. Pembatalan lelang harus sudah disampaikan secara tertulis dan harus sudah

diterima oleh pejabat lelang paling lama 3 hari kerja sebelum pelaksanaan lelang

d. Pengumuman pembatalan lelang dapat diumumkan diharian apa saja

Jawaban : (D)

Syarat – syarat pembatalan lelang terdapat dalam pasal 24 Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010, Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat

dibatalkan dengan permintaan Penjual atau penetapan provisional atau putusan dari

lembaga peradilan umum.Menurut pasal 26 ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 93/PMK.06/2010, Pengumuman pembatalan pelaksanaan lelang

sebagaimana harus diumumkan dalam surat kabar harian yang sama dalam hal

Pengumuman Lelang dilakukan melalui surat kabar harian.

29. . Berita Acara Pelaksanaan Sita bagi penanggung pajak Perseroan Terbatas

ditandatangani oleh;

a. Direksi, komisaris, pemegang saham tertentu

b. Direksi, komisaris, kepala cabang atau penanggung jawab

c. Direksi, komisaris, orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut

mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan

d. Pengurus

Jawaban : (A)

Penandatanganan Berita Acara Pelaksanaan Sita untuk perseroan terbatas oleh

pengurus meliputi Direksi, Komisaris, pemegang saham tertentu, dan orang yang

nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan atau

mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan. Hal ini tercantum dalam

Penjelasan UU PPSP Pasal 12 ayat 3 (a).

30. Penyitaan tanpa hadirnya penanggung pajak tetap dapat dilaksanakan dengan

syarat;

a. Salah seorang saksi berasal dari pemerintah daerah setempat sebagai saksi

legalisator

b. Semua saksi harus berasal dari pemda setempat minimal sekretaris kelurahan

c. Saksi-saksi berasal dari pihak kepolisian dan ditjen pajak

d. Saksi saksi orang dewasa dan bertanggung jawab yang dikenal oleh jurusita

pajak

Jawaban : (A)

Menurut Pasal 4 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000, penyitaan tetap

dapat dilaksanakan walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, sepanjang salah satu

saksi berasal dari Pemerintah Daerah setempat, sekurang-kurangnya setingkat

Sekretaris Kelurahan atau Sekretaris Desa.

31. Dalam Pasal 3 PP Nomor 136 Tahun 2000 diatur bahwa dalam jangka waktu ….

hari sejak tanggal pelaksanaan Penyitaan Penanggung Pajak tidak melunasi

tunggakan utang pajak, maka pejabat segera menggunakan, menjual, dan atau

memindahbukukan barang sitaan untuk pelunasan biaya penagihan dan utang pajak.

a. 7 (tujuh)

b. 14 (empat belas)

c. 21 (du puluh satu)

d. 30 (tiga pluh)

Alasan : Karena telah diatur jelas dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Terdapat

dalam modul PPSP halaman 90

32. Barang-barang yang dikecualikan dari lelang :

a. Barang yang mudah rusak atau cepat busuk

b. Surat berharga

c. Perhiasan emas

d. Jawaban a dan b benar

Alasan : Karena dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

136 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang

Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak

Dengan Surat Paksa, dijelaskan bahwa Barang sitaan yang dikecualikan dari

penjualan secara lelang berupa :

1. uang tunai;

2. surat-surat berharga:

a. kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank seperti

deposito berjangka, tabungan,saldo rekening koran, giro atau bentuk

lain yang dipersamakan dengan itu;

b. obligasi;

c. saham;

d. piutang;

e. penyertaan modal; dan

f. surat berharga lainnya.

3. barang yang mudah rusak atau cepat busuk.

33. Yang dimaksud dengan giro adalah :

a. Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank

b. simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet, sarana pembayaran lainnya atau pemindahbukuan.

c. simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu

yang disepakati, tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu

d. surat utang berjangka waktu lebih dari 1 tahun dan bersuku bunga tertentu,

yang dikerluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna

menutup pembiayaan perusahaan.

Alasan : Menurut Undang- Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998

34. Berikut ini yang bukan merupakan tatacara pelunasan tunggakan utang pajak

dengan surat-surat berharga yang penjualannya tanpa melalui lelang adalah sebagai

berikut:

a. Deposito berjangka dipindahbukukan ke Kas Negara / Daerah atas

permintaan pejabat

b. saham yang diperdagangkan di bursa efek dijual di bursa efek atas

permintaan pejabat

c. giro yang tidak diperdagangkan di bursa efek segera dijual oleh pejabat

d. obligasi yang diperdagangkan di bursa efek dijual dibursa efek atas

permintaan pejabat

alasan : perlakuan tehadap giro dipersamakan dengan perlakuan terhadap deposito

berjangka, tabungan, saldo rekening koran atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu. Perlakuannya sendiri adalah dipindahbukukan ke kas negara atau kas

daerah atas permintaan pejabat kepada bank yang bersangkutan.

35. Berikut yang merupakan salah satu syarat dilakukannya pencegahan terhadap

penganggung pajak adalah:

a. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

b. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

c. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

d. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 2.00.000.000,00 (dua milyar rupiah)

Alasan : Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

diatur bahwa Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang

mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000,00

(seratus juta rupiah) dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak.

36. Berikut ini pernyataan terkait pencegahan:

1. Pencegahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan

yang diterbitkan oleh direktur jenderal pajak atas permintaan pejabat atau atasan

pejabat yang bersangkutan

2. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang paling

lama 6 bulan

3. Pencegahan terhadap penanggung pajak mengakibatkan terhapusnya utang

pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.

Dari pernyataan tersebut diatas:

a. semua pernyataan diatas salah

b. pernyataan 1 dan 2 salah

c. pernyataan 1 dan 3 salah

d. pernyataan 2 dan 3 salah

Alasan :

1. Pencegahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan

diterbitkan oleh Menteri atas Permintaan pejabat atau atasan Pejabat yang

Bersangkutan (buku PPSP hal.93) Sehingga pernyataan nomor 1 tersebut salah

karena Pencegahan tidak dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan

yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang paling

lama 6 bulan (buku PPSP hal 103)

3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, utang pajak hapus

apabila sudah dibayar lunas atau kadaluarsa. Dengan demikian, pencegahan

penanggung pajak tidak mengakibatkan harpusnya utang pajak. Oleh karena itu,

sekaliapun terhadap penanggung pajak telah dilakukan pencegahan, tindakan

penagihan pajak tidak terhenti dan tetap dapat dilaksanakan. (buku PPSP hal

94)

37. Penanggung Pajak diragukan itikad baiknya dalam pelunasan pajak jika :

a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya.

b. Penanggung Pajak bersedia untuk menyerahkan hartanya untuk melunasi

utang pajaknya

c. Penanggung Pajak selalu merespon himbauan untuk melunasi utang

pajaknya

d. Penanggung Pajak tidak menyembunyikan dan tidak memindahtangankan

harta yang dimilikinya

Alasan : Didasari oleh pengertian dari Penanggung Pajak sendiri,yaitu Orang yang

paling bertanggung jawab atas pelunasan utang pajak. Maka apabila Penanggung

Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya hal tersebut

mengakibatkan tidak adanya jaminan atas pelunasan utang pajak dan biaya penagihan

pajak,tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya penerimaan pada

negara dan kerugian yang timbul akibat dari tidak dilunasinya biaya penagihan pajak.

Dari hal tersebut maka timbullah tindakan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan

Pencegahan,tindakan tersebut bersifat opsional tergantung keyakinan dari Juru Sita

Pajak.

38. Manakah pengertian kalimat berikut ini yang tidak benar?

a. Penyanderaan tetap dapat dilaksanakan terhadap Penanggung Pajak yang

telah dilakukannya pencegahan

b. Penyanderaan pada dasarnya merupakan penghukuman atas kesalahan

Penanggung Pajak

c. Penyanderaan merupakan upaya paksa agar Wajib Pajak melunasi utang

pajak dan biaya-biaya penagihan

d. Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat Surat Perintah Penyanderaan

diterima oleh Penanggung Pajak.

Alasan : Didalam Pasal 29 UU PPSP ditegaskan bahwa tindakan Pencegahan

diperlukan sebagai salah satu upaya penagihan pajak. Dan disini Pencegahan bukan

berarti hukuman kepada Penanggung Pajak atas perbuatanya,karena sanksi

didalamnya tidak bermaksud menghukum,namun lebih untuk menimbulkan kesadaran

dalam melunasi utang pajaknya. Dan tindakan Pencegahan ini berarti sebagai upaya

penagihan pajak dengan syarat-syarat didalamnya baik syarat kuantitatif dan kualitatif

yang berfungsi agar pelaksanaan Pencegahan tidak sewenang-wenang,dan hanya

dilaksanakan secara selektif dan hati-hati.

39. Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung Pajak: (menurut

saya mungkin yang dimaksud adalah kecuali)

a. Sedang sakit

b. Sedang beribadah

c. Sedang mengikuti siding resmi

d. Sedang mengikuti pemilihan umum

Penyanderaaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang

melakukan kegiatan.

1. Beribadah

2. Mengikuti siding resmi, atau

3. Mengikuti pemilihan umum

Modul PPSP hal. 102

40. Berkut ini yang merupakan syarat tempat penyanderaan adalah:

a. Tertutup dan terasing dari masyarakat

b. Mempunyai fasilitas terbatas

c. Jawaban a dan b benar

d. jawaban a dan b salah

(alasan: Tempat penyanderaan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Tertutup dan terasing dari masyarakat

2. Mempunyai fasilitas terbatas

3. Mempunyai system pengamanan dan pengawasan yang memadai

Modul PPSP hal. 99

41. Masa penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung

Pajak ditempatkan delam penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk selama-

lamanya 6 (enam) bulan. Penentsuan lamanya penyanderaan didasarkan pada:

a. Pehitungan besarnya utang pajak

b. Besanya jumlah harta yang disembunyikan

c. Itikad tidak baik penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya

d. Jawaban a, b, dan c benar

Pembahasan:

Masa penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung

Pajak ditempatkan dalam tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk

selama-lamanya 6 (enam) bulan.

Penentuan lamanya penyanderaan didasarkan pada:

Perhitungan besarnya utang pejak

Besarnya jumlah harta yang disembunyikan

Hubungan harta yang disembunyikan dengan itikad tidak baik

Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajaknya

42. Izin perpanjangan waktu penyanderaan seperti soal tersebut diatas diberikan

oleh:

a. Menteri Keuangan

b. Direktur Jenderal Pajak

c. Kepala Kantor Wilayah DJP

d. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pembahasan: Izin perpanjangan waktu penyanderaan dapat sekaligus

diberikan oleh Menteri Keuangan yang berwenang pada waktu memberikan izin

penyanderaan. Apabila izin perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan

maka tidak diperlukan permohonan izin baru.

43. Penyanderaan terhadap Penanggung Pajak akan dihentikan apabila berdasakan

pertimbangan tertentu dari Menteri Keuangan atau Gubernur :

a. Penanggung Pajak telah berumur 75 tahun atau lebih

b. Untuk kepentingan perekonomian Negara dan kepentingan umum

c. Jawaban a dan b benar

d. Jawaban a dan b salah

Pembahasan:

Penanggung Pajak sudah membayar utang pajak 50% atau lebih dari

jumlah utang pajak/sisa utang pajak, dan sisanya akan dilunasi dengan

angsuran.

Penanggung Pajak sanggup melunasi utang pajak dengan menyerahkan

bank garansi.

Penanggung Pajak sanggup melunasi utang pajak dengan menyerahkan

harta kekayaannya yang sama nilainya dengan utang pajak dan biaya

penagihan pajak.

Penanggung Pajak telah berumur 75 tahun atau lebih.

Untuk kepentingan perekonomian Negara dan kepentingan umum.

44. Apabila Penanggung Pajak yang disandera melarikan diri maka :

a. Biaya penangkapan Penanggung Pajak tersebut dibebankan kepada Negara

b. Selama masa pelarian tidak dihitung sebagai masa penyanderaan

c. Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tetap berlaku

d. Jawaban b dan c benar

Pembahasan: Apabila Penanggung Pajak yang disandera melarikan diri dan

tertangkap, maka yang bersangkutan dimasukkan ke rutan kembali berdasarkan

Surat Perrintah Penyanderaan yang diterbitkan pertama kali dengan

memperhitungkan masa penyanderaan yang telah dijalani sebelum Penanggung

Pajak melarikan diri. Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak

berlaku dalam hal sandera melarikan diri dan selama masa pelarian tidak

dihitung sebagai masa penyanderaan.

45.Berdasarkan Pasal 34 ayat (3) UU PPSP bahwa Penanggung Pajak dapat

mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan penyanderaan hanya kepada…

a. Pengadilan Pajak

b. Pengadilan Tata Usaha Negara

c. Pengadilan Niaga

d. Pengadilan Negeri

Pembahasan :

Pasal 34 ayat (3) UU PPSP:

Penanggung Pajak yang disandera dapat mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan

penyanderaan hanya kepada Pengadilan Negeri.

46.Surat Teguran tidak diterbitkan apabila:

a. Wajib Pajak telah membayar pajaknya

b. Telah dilakukan penagihan pajak seketika dan sekaligus

c. Wajib Pajak tidak mempunyai harta

d. Jawaban a,b,c benar

Pembahasan :

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 tanggal 2 Februari 2008

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan

Penagihan Seketika dan Sekaligus sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2010 diatur bahwa mengenai saat penerbitan

Surat Teguran, tergantung dari ada tidaknya sengketa dalam penetapan pajak, sebagai

berikut:

a. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang

masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan Wajib Pajak

tidak mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Kepada Wajib

Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo

pengajuan keberatan. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau

seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil

pemeriksaan, dan Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan banding atas

keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

(SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada

Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh

tempo pengajuan banding.

b. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang

masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Wajib Pajak

mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran

setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus

dibayar berdasarkan Putusan Banding.

c. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar

dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, kepada Wajib Pajak disampaikan

Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan.

d. Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

(SKPKBT) setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterima

Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak, kepada Wajib Pajak

disampaikan Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal pencabutan

pengajuan keberatan tersebut.

47. Yang tidak ditagih dengan surat paksa adalah:

A. Sanksi administrasi berupa bunga

B. Biaya penyampaian surat paksa

C. Biaya penyampaian surat teguran

D. Jawaban a,b,c benar

pembahasan:

dalam surat paksa yang ditagih adalah:

a. biaya penagihan pajak, terdiri dari:

Biaya pelaksanaan penyampaian surat paksa

Biaya pelaksanaan penyitaan

Biaya iklan pengumuman dan pencabutan lelang

Biaya harian jurusita

Biaya untuk menilai objek sita oleh perusahaan penilai

Biaya penyimpanan objek sita di bank, pegadaian

Biaya pengangkutan objek sita ke tempat yang dituju

b. utang pajak terdiri dari pokok pajak dan sanksi administrasi

48. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua barang milik penanggung pajak

yang berada di..

A. Tempat kedudukan

B. Tempat tinggal

C. Tempat produksi barang dan jasa

D. Jawaban a,b,c benar

pembahasan:

penyitaan dapat dilakukan terhadap barang penanggung pajak yang berada di:

a. tempat tinggal, untuk wajib pajak orang pribadi

b. tempat kedudukan, untuk wajib pajak badan

c. tempat usaha (tempat produksi barang dan jasa), untuk wajib pajak orang

pribadi dan badan

49.Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi setelah lewat

waktu 2x24 jam sejak surat paksa diberitahukan maka:

a. Dapat dilakukan penagihan seketika dan sekaligus

b. Wajib pajak bermohon untuk mengangsur pajaknya

c. Dapat diterbitkan SPMP

d. Surat Teguran segera disampaikan

Pembahasan:

Pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. (SPMP) dan

SPMP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat untuk melaksanakan

penyitaan. Apabila untang pajak tidak dilunasi Penanggung Pajak dalam jangka

waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam. Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat

dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh

empat) jam setelah Surat Paksa diberitahukan. Jangka waktu ini dimaksudkan

untuk memberi kesempatan kepada Penanggung Pajak melunasi utang pajak

sebagaimana tercantum dalam Surat Paksa.

50.Dasar penagihan pajak dapat berupa, Kecuali

a. SKPKB dan SKPKBT

b. Surat Keputusan Pengurangan

c. Surat Keputusan Pembetulan dan Peninjauan Kembali

d. Putusan Banding SPT

Pembahasan:

Sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UU KUP Surat Tagihan Pajak, Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah

pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak.

Termasuk dalam pengertian ini adalah Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan

Bangunan (STPBB), untuk Pajak Bumi dan Bangunan dan Surat Ketetapan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar (SKBKB), Surat Ketetapan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan

(SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hak adas Tanah dan Bangunan

(STB).