Uts Perlindungan Anak Eva

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    1/11

    1. Komentar Artikel “Perlindungan Anak”Tersebut:

    Menurut pendapat saya, saya setuju dengan ulasan dalam artikel tersebut. Dalam

    artikel tersebut dijelaskan bahwa sistem perlindungan anak di Indonesia sudah mulai

    dikembangkan dengan cukup baik, hal ini dapat terlihat dari dibentuknya undang-undang

     No 11/!1 tentang sistem peradilan pidana anak serta peraturan daerah yang mencakup

    tentang peraturan dan kebijakan perlindungan anak serta telah dibentuk beberapa program

     bantuan sosial ino"ati# kepada anak-anak yang rentan menghadapi resiko terhadap

     penelantaran, eksploitasi kekerasan dan diskriminasi. Namun, dalam perkembangan

    tersebut memang masih ditemui banyak kekurangan dan celah dalam mengatasi

    kekerasan pada anak. Dalam artikel tersebut juga menjelaskan prosentase daerah yang

    mengalami tingkat kekerasan pada anak serta jumlah penduduk yang terlihat. $ika

    dikaitkan dengan %ndang-undang perlindungan anak, tampak bahwa masih banyak 

    masyarakat di Indonesia ini yang belum menyadari tentang pentingnya perlindungan pada

    anak sejak dini.

    &rtikel tersebut juga menjabarkan secara detail tentang hambatan mengenain

     penerapan sistem perlindungan anak di Indonesia antara lain ' tradisi dan praktek tertentu

    yang malah menimbulkan dampak buruk terhadap anak dan bahkan telah melanggar hak 

    mereka, kurangnya petugas khusus dan prosedur yang jelas bagi petugas penegak hukum

     pada kasus kekerasan pada anak, tidak adanya model asuh alternati"e serta kurang

    meratanya program bantuan sosial yang diberikan pemerintah. Dengan adanya ulasan

    artikel tersebut harusnya dapat digunakan sebagai cerminan dan perbaikan dalam

    menangani kasus kekerasan pada anak 

    2. Ringkasan artikel 200-2500 kata :

    PER!"#$"%A" A"AK 

    !. Pendekatan berbasis sistemI.1. (istem perlindungan anak yang e#ekti# melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,

     perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran.

    Dalam tingkat yang dasar, penyebab kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi

    dan penelantaran anak saling berkaitan. %ntuk mengetahui akar masalah tersebut dan

    mengidenti#ikasinya, dibutuhkan tindakan untuk melindungi anak dengan pendekatan

     berbasis sistem.

    I.. (istem perlindungan anak yang e#ekti# mensyarakatkan adanya komponen-komponen

    yang saling terkait.

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    2/11

    )omponen tersebut meliputi sistem kesejahteraan sosial bagi anak-anak dan

    keluarga, sistem peradilan yang sesuai dengan standar internasional, dan mekanisme

    untuk mendorong perilaku yang tepat dalam masyarakat. (elain itu, juga diperlukan

    kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung serta sistem data dan in#ormasi

    untuk perlindungan anak. Di tingkat masyarakat, berbagai komponen tersebut harus

    disatukan dalam rangkaian kesatuan pelayanan perlindungan anak yang mendorong

    kesejahteraan dan perlindungan anak dan meningkatkan kapasitas keluarga untuk 

    memenuhi tanggung jawab mereka.

    I.*. +angkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari layanan

     pencegahan primer dan sekunder sampai layanan penanganan tersier.

    ayanan pencegahan primer bertujuan untuk memperkuat kapasitas

    masyarakat secara menyeluruh dalam pengasuhan anak dan memastikan keselamatanmereka. ayanan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang mengubah sikap dan perilaku,

    memperkuat keterampilan orangtua, dan menyadarkan masyarakat tentang dampak 

    yang tidak diinginkan dari kekerasan terhadap anak. ayanan pencegahan sekunder 

    atau layanan inter"ensi dini di#okuskan pada keluarga dan anak-anak yang beresiko,

    dilakukan dengan mengubah keadaan sebelum perilaku kekerasan menimbulkan

    dampak buruk secara nyata terhadap anak-anak, misalnya melalui konseling dan

    mediasi keluarga serta pemberdayaan ekonomi. Inter"ensi tersier menangani situasi

    dimana anak sudah dalam keadaan krisis sebagai akibat kekerasan, perlakuan salah,

    eksploitasi, penelantaran, atau tindakan-tindakan buruk lainnya. leh karena itu,

    inter"ensi ini bertujuan untuk membebaskan anak-anak dari dampak buruk atau, jika

    dianggap layak, melakukan pengawasan terstruktur dan memberikanlayanan

    dukungan. Mekanisme pencegahan dianggap lebih dibandingkan tepat dibandingkan

    inter"ensi tersier atau reakti#.

    !!. &istem 'erlindungan anak di !ndonesiaII.1. )erangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah

    dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak.

    )erangka hukum dan kebijakan yang ada saat ini kondusi# untuk 

    mempromosikan hak anak, tetapi masih terdapat beberapa kesenjangan. )erangka

    hukum tersebut harus menunjuk lembaga pemerintah dengan tugas, wewenang dan

    tanggung jawab yang jelas terhadap penanganan dan penyediaan layanan

     perlindungan anak. Indonesia juga menghadapi tantangan untuk memastikan

    keselarasan peraturan daerah erda0 dan kebijakan perlindungan anak di hampir !!

    kabupaten, masing-masing dengan kewenangan untuk menetapkan peraturannya

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    3/11

    sendiri. leh karena itu, langkah terakhir yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk 

    mengembangkan pedoman erda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem

    terhadap perlindungan anak merupakan sebuah langkah positi#.

    II.. %ndang-undang No. 11 / !1 tentang (istem eradilan idana &nak, yang

     baru ditandatangani pada bulan $uli !1, merupakan langkah maju yang penting.

    %ndang-undang baru tersebut akan mulai berlaku dalam waktu dua tahun.

    %ndang-undang ini menggunakan prinsip-prinsip keadilan restorati# untuk menangani

    kasus-kasus yang melibatkan remaja, termasuk rehabilitasi, dan memperkenalkan

    mekanisme untuk lebih menge#ekti#kan di"ersi, yaitu penyelesaian di luar pengadilan.

    &kan tetapi, ada bagian-bagian dari undang-undang tersebut yang masih tidak sesuai

    dengan standar internasional. Misalnya, kepentingan terbaik anak tidak selalu menjadi

     pertimbangan utama dalam prosedur dan usia minimal pertanggungjawaban pidana

    adalah 1 tahun. Dalam banyak hal, pelaksanaan di"ersi tergantung pada persetujuan

    dari korban. engiriman anak ke institusi menjadi salah satu pilihan dalam di"ersi, di

    antara opsi-opsi lain, yang dapat menyebabkan penahanan administrati# atau de #acto

    tanpa jaminan hukum sepenuhnya.

    II.*. Di tingkat kabupaten, peraturan dan kebijakan tentang perlindungan anak 

    cenderung ber#okus pada permasalahan, terbatas pada rehabilitasi korban dan

    seringkali mengabaikan aspek-aspek pencegahan.

    2idak adanya penetapan kewenangan yang jelas bagi pelayanan perlindungan

    anak di tingkat pro"insi dan kabupaten menyebabkan aksi-aksi ter#ragmentasi dan

    kurang terkoordinasi. emerintah daerah tidak mengalokasikan anggaran yang

    memadai untuk perlindungan anak, dan kapasitas untuk implementasi secara umum

    lemah.

    II.3. ayanan kesejahteraan sosial dan keluarga di banyak pro"insi telah

    mengembangkan penanganan tersier dengan baik bagi anak-anak dalam krisis, tetapi

    tetap belum memadai dalam hal pencegahan.

    %nit-unit polisi khusus &0 dan pusat pelayanan terpadu berbasis rumah

    sakit 2 dan )20 memberikan pelayanan medis, dukungan psikososial, bantuan

    hukum dan prosedur in"estigasi yang sensiti# anak bagi anak-anak yang menjadi

    korban dari berbagai bentuk kekerasan dan perdagangan anak yang serius. &kan

    tetapi, unit-unit pelayanan ini biasanya hanya menangani kasus-kasus yang paling

     berat. %nit-unit tersebut tidak memiliki mandat atau kapasitas untuk menilai

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    4/11

     pengasuhan dalam keluarga, atau untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan

     pelayanan dan perlindungan yang tepat setelah mereka meninggalkan pusat pelayanan

    tersebut. +espon tersier juga di#okuskan pada pengembangan rumah perlindungan

    sosial anak +(&0, dimana korban anak-anak dapat berlindung.

    II.. 2anpa mekanisme identi#ikasi dini, sistem dan pelayanan cenderung hanya

    merespon ketika anak sudah berada dalam krisis.

    $aringan pekerja sosial dan parapro#esional yang ada tidak dilengkapi dengan

    keterampilan untuk melibatkan masyarakat dan keluarga dan memberikan layanan

     primer dan sekunder yang melindungi anak-anak. ekerja sosial tidak memiliki

    kewenangan untuk ikut campur tangan atas nama negara.

    II.4. rogram bantuan sosial ino"ati# memberikan bantuan kepada kelompok anak-

    anak yang paling rentan.

    emerintah Indonesia mengakui bahwa perampasan ekonomi dapat

    meningkatkan kerentanan anak dan bahwa anak dalam kemiskinan ekstrim

    menghadapi resiko yang lebih tinggi terhadap penelantaran, eksploitasi, kekerasan

    dan diskriminasi. rogram )esejahteraan (osial &nak )(&0 memberikan bantuan

    tunai secara langsung kepada lima kelompok anak yang dide#inisikan sebagai 5anak 

    terlantar, anak jalanan, anak yang berhadapan dengan hukum, anak cacat dan anak 

    yang memerlukan perlindungan khusus.6 ekerja sosial pemerintah atau berbasis

    (M memantau pencairan dan penggunaan bantuan tunai tersebut. 7antuan tunai ini

    membantu anak memenuhi beberapa kebutuhan dasar, seperti pangan, pelayanan

     pendidikan dan kesehatan, dan mendorong pergeseran dari pelayanan berbasis

    institusi ke berbasis keluarga.

    !!!.Kerentanan

    III.1. ada tahun !1!, persen anak balita di Indonesia telah memiliki akta

    kelahiran, peningkatan sebesar 1 persen sejak tahun !!1.

    &nak-anak yang tidak tercatat dan tidak memiliki akta kelahiran menghadapi

    resiko yang lebih besar untuk diperdagangkan dan dieksploitasi secara seksual,

    dipaksa menikah sebagai anak dan dieksploitasi sebagai pekerja anak. erhitungan

    dengan menggunakan data sensus menunjukkan bahwa lebih dari 1! juta anak tidak 

    terda#tar di seluruh Indonesia. erbedaan angka antar pro"insi sangat besar. 7iaya

    merupakan alasan yang paling umum disampaikan terhadap kegagalan untuk 

    menda#tarkan kelahiran terlepas dari tempat tinggal dan status ekonomi. Mengakui

     pentingnya masalah ini, emerintah telah membebaskan pencatatan kelahiran dari

     biaya apapun. &kan tetapi, pembebasan biaya ini tidak sepenuhnya memecahkan

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    5/11

     persoalan di atas, karena biaya transportasi dan biaya tidak langsung seperti waktu

    libur kerja0 masih menjadi masalah, dan beberapa kabupaten terus memungut biaya.

    &lasan kedua yang paling banyak dikemukakan untuk tidak menda#tarkan kelahiran

    anak adalah kurangnya in#ormasi' tidak tahu mengapa dan dimana mereka harus

    menda#tarkan kelahiran.

    III.. )ekerasan terhadap anak di rumah, di jalan dan di sekolah perlu mendapatkan

     perhatian segera.

    Menurut sur"ei empat pro"insi !!8, sebagian besar responden remaja di

    &ceh, apua, $awa 2engah dan Nusa 2enggara 2imur melaporkan pengalaman

    kekerasan, termasuk kekerasan seksual. )ekerasan terjadi di rumah atau dalam

    lingkungan keluarga. )ekerasan ini dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya

     bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak. )ekerasan juga dilakukan oleh guru baik di sekolah negeri maupun pesantren. +encana embangunan $angka Menengah

     Nasional +$MN0 !1!-!13 menekankan masalah kebutuhan data, dan analisa

    tentang, kekerasan terhadap anak, resiko dan #aktor-#aktor penyebab.

    III.*. &nak yang berhadapan dengan hukum memerlukan perlindungan dari

    kekerasan dan pelanggaran.

    7anyak anak dipenjara karena kejahatan kecil dan pelanggaran-pelanggaran

    ringan, seperti pencurian, pergelandangan, pembolosan, atau penyalahgunaan obat.

    Indonesia memiliki sekitar empat juta anak yang terlibat sebagai pekerja anak,

    termasuk dua juta yang bekerja dalam kondisi berbahaya. &nak-anak yang bekerja

     berjumlah kira-kira tujuh persen dari kelompok usia -19 tahun pada tahun !!8.

    (ebagian besar bekerja sebagai pekerja keluarga yang tidak dibayar dan pertanian.

    Mereka yang terpapar oleh kondisi berbahaya atau bentuk-bentuk terburuk pekerja

    anak meliputi anak-anak yang bekerja di pertambangan, bangunan, penggalian dan

    anak-anak yang dipekerjakan di tempat-tempat seks komersial. :ampir dua pertiga

    anak yang tidak bersekolah terlibat dalam beberapa kegiatan produkti#. (eperempat

    anak yang tidak bersekolah dalam kelompok usia 1!-13 tahun memiliki kurang dari

    empat tahun pendidikan, yang berarti bahwa mereka akan tumbuh menjadi orang

    dewasa yang buta huru# secara #ungsional. &ngka-angka ini menunjukkan pentingnya

     percepatan upaya-upaya dalam kesempatan pendidikan yang kedua dan dalam

    memberikan pelayanan-pelayanan lain yang meningkatkan pilihan hidup anak.

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    6/11

    III.3. re"alensi pekerja anak di daerah perdesaan kira-kira tiga kali pre"alensi di

    daerah perkotaan. Di antara anak-anak yang lebih tua, pre"alensi tersebut banyak 

    melibatkan anak laki-laki daripada anak perempuan

    III.. (embilan puluh persen anak yang ditempatkan di lembaga pengasuhan anak 

     biasanya memiliki minimal satu orang tua yang hidup.

    III.4. (tandar pelayanan di lembaga pengasuhan anak masih kurang memadai,

    meskipun )eputusan Mentri (osial pada 2ahun !11 telah mentapkan standar 

     pelayanan di lembaga pengasuhan anak.

    !(. )ambatan

    I;.1. 2radisi, sikap dan praktek tertentumenimbulkan dampak buruk terhadap anak-anak dan melanggar hak-hak mereka.

    Misalnya, banyak masyarakat menganggap hukuman #isik dan kekerasan

    terhadap anak sebagai norma. )ampanye ad"okasi pada umumnyabelum e#ekti# 

    dalam mengubah perilaku tersebut. )ampanye tersebut di#okuskan pada

     pendistribusian poster dan bahan-bahan komunikasi lainnya, dan memiliki jangkauan

    yang terbatas.

    I;.. )erangka hukum dan kebijakan nasional harus menangani kesenjangan yang

    melemahkan perlindungan anak.

    )ebijakan belum sepenuhnya sesuai dengan standar internasional. )erangka

    hukum masih memuat ketentuan-ketentuan yang bertentangan, misalnya, de#inisi anak 

    dan usia minimal tanggung jawab pidana.

    I;.*. :ambatan dalam peradilan anak meliputi kurangnya sta## khusus, tidak adanya

     prosedur yang jelas bagi petugas penegak hukum dan kurangnya sumber daya,

    khususnya terbatasnya alokasi anggaran untuk petugas pengawas masa percobaan.2erbatasnya jumlah #asilitas penahanan anak berarti bahwa anak-anak masih

    dapat ditempatkan dalam tahanan dengan narapidana dewasa. Di tingkat masyarakat,

    dimana praktek-praktek peradilan tradisional dan in#ormal masih diberlakukan, tidak 

    ada prosedur yang jelas mengenai anak-anak dan tidk adaa kesepakatan dengan polisi

    tentang mekanisme tersebut.

    I;.3. :ambatan normati# dan kelembagaan di tingkat kabupaten menyebabkan

     pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak tidak dapat diberikan secara sangat

    e#ekti#'

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    7/11

    • egislasi kabupaten pada umumnya tidak sesuai dengan hukum nasional.

    • )oordinasi pada umumnya kurang memadai. Misalnya, sektor peradilan jarang

     berhubungan dengan mereka yang bertanggung jawab terhadappelayanan

    kesejahteraan sosial.

    • 2ugas dan tanggung jawab seringkali tidak jelas, karena tidak adanya kewenangan

    yang jelas bagi pengelolaan dan pemberian pelayanan perlindungan anak di

    tingkat pro"insi dan kabupaten.

    • )urangnya jumlah, kapasitas dan mandat pekerja sosial menghambat pemberian

     pelayanan untuk melindungi anak. Dengan kata lain, pelayanan asuhan tersier saat

    ini belum menjadi bagian dari rangkaiankesatuan pelayanan yang menjangkau

    masyarakat dan lingkungan keluarga.

    • enentuan sasaran masih menjadi masalah bagi program )(&. rogram tersebut

     juga perlu meningkatkan pemantauannya.

    I;.. 2idak adanya model pengasuhan alternati# merupakan hambatan utama untuk 

     bergeser dari engasuhan lembaga.

    &nak-anak tanpa pengasuhan orang tua dan anak-anak dari keluarga miskin

    memerlukan pilihan-pilihan lain selain pelembagaan untuk tumbuh dalam lingkungan

     protekti# dan untuk melanjutkan pendidikan mereka. psi pengasuhan berbasis

    keluarga perlu dikembangkan dalam sistem pengasuhan alternati# yang didukung dan

    diatur oleh pemerintah.

    I;.4. rogram bantuan sosial untuk pendidikan harus menjangkau anak-anak 

    termiskin.

    7antuan (iswa Miskin 7(M0 yang memberikan bantuan tunai kepada siswa

    miskin, dan 7antuan perasional (ekolah 7(0 untuk dana operasional sekolah,

    keduanya berbasis sekolah dan belum secara e#ekti# menjangkau anak-anak termiskin

    yang tidak bersekolah.

    I;.9. Data perlindungan anak harus digunakan untuk perencanaan dan penyusunan

    kebijakan secara lebih tepat.

    Data tentang #enomena seperti kekerasan dan perdagangan anak kurang

    dipahami, sedangkan data lain, seperti tentang pekerja anak dan pernikahan dini,

    dikumpulkan melalui sur"ei yang dilakukan secara periodik.

    (. Peluang $ntuk melakukan tindakan;.1. %ndang-undang peradilan anak yang baru memberikan beberapa kesempatan.

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    8/11

    %ndang-undang ini melakukan pengalihan wajib, mengharuskan penegakan

    hukum untuk menunjuk sta## yang berserti#ikasi, dan memperkuat peran petugas

     pengawas masa percobaan dan pekerja sosial. %ntuk mengimplementasikan undang-

    undang baru tersebut, diperlukankepastian kapasitas dan sumber daya yang memadai

    untuk memperkuat peran dan prosedur yang sudah diperkuat ini.

    ;.. (istem kesejahteraan dan perlindungan anak harus bergeser dari pendekatan

    reakti# dan berbasis institusi.

    (elain itu, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensi# bagi pemberian

     pelayanan kesejahteraan anak dan keluarga, yang menghubungkan pelayanan tersier 

    dengan pelayanan primer dan sekunder dalam sebuah rangkaian kesatuan

     perlindungan bagi anak-anak. endekatan ini melibatkan aksi-aksi dalam beberapa

     bidang'

    • )erangka hukum dan peraturan perlu ditingkatkan. )erangka hukum yang

    menyeluruh dan mengikat diperlukan di tingkat pusat. )erangka hukum dan

     peraturan di tingkat pro"insi dan kabupaten harus sejalan dengan kerangka nasional.

    • enguatan dan pemberian pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak 

    memerlukan gambaran yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan proses

    kelembagaan di setiap tingkat. roses dan kriteria pelaporan, penilaian, dan

     perencanaan inter"ensi dan penanganan kasus perlu dipetakan, dilakukan standarisasidan disosialisasikan di semua tingkat.

    •  )apasitas pekerja sosial pro"insi, kabupaten, dan masyarakat perlu diperkuat. 2ugas

    dan tanggung jawab yang baru ditetapkan dan akuntabilitas harus menentukan

    kapasitas yang diperlukan di setiap tingkat. ekerja sosial di tingkat kabupaten dan

    masyarakat memerlukan alat praktis, pelatihan keterampilan, bimbingan dan

     pengawasan.

    • )abupaten harus mengambil peran dalam melaksanakan pelatihan dan akreditasi

     pekerja sosial. ekerja sosial kini menjadi tanggung jawab )ementerian (osial, tetapi

    seiring dengan perkembangan jaringan, kabupaten harus mengambil alih sehingga

     pekerja sosial menjadi pegawai kabupaten yang terakreditasi. etugas yang bekerja di

     panti asuhan dan lembaga pengasuhan anak harus mendapatkan pelatihan ulang dan

    diangkat kembali sebagai pekerja sosial masyarakat.

    • elayanan penjangkauan untuk mengidenti#ikasi anak-anak beresiko perlu

    menghubungkan pekerja sosial dengan jaringan sistem kesehatan berbasis

    masyarakat. $aringan sistem kesehatan, yang terdiri dari puskesmas, pos kesehatan

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    9/11

    dan osyandu, memiliki jangkauan terbesar. ekerja sosial harus ditempatkan di

    tingkat kecamatan untuk berhubungkan dengan jaringan kesehatan.

    ;.*. )apasitas pemantauan dan sistem data perlu ditingkatkan. emerintah perlu

    mengembangkan seperangkat indikator yang disepakati, standar terkait dan pendekatan

     pengukuran.

    Dalam banyak hal, ketika #enomena tersebut tabu atau tidak sah, data keluaran

    tentang proses dan lembaga dapat menjadi pengganti yang berguna untuk mengukur 

    situasi. &kan tetapi, data keluaran yang berguna pertama memerlukan penetapan norma-

    norma yang disepakati oleh pemerintah untuk proses dan lembaga. (edapat mungkin,

    sur"ei tetap seperti (usenas dan (akernas harus dikembangkan. Indonesia juga harus

    mempertimbangkan penguatan #ungsi pengawasan independen )omisi erlindungan

    &nak Indonesia )&I0.

    ;.3. Di tingkat kabupaten dan pro"insi, lembaga perlindungan anak yang melakukan tugas

     pemantauan perlu melakukan penyesuaian dengan indikator dan metodologi yang

    disepakati secara nasional dalam kerangka nasional kesejahteraan dan perlindungan anak.

    $ika koordinasi tersebut tidak dilakukan, data perlindungan anak tidak dapat

    dibandingkan di seluruh pro"insi dan kabupaten, dan tidak berguna bagi kebijakan dan

     perencanaan.

    *. Kaitkan Artikel tersebut dengan $ndang-undang 'erlindungan anak dan !++PR:

    Dalam artikel tersebut memberikan penjabaran dari isi %ndang-undang

     perlindungan anak di Indonesia serta menganalisis perbedaan perundang-undangan

    tersebut dengan hukum internasional I

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    10/11

    Indonesia ini yang belum menyadari tentang pentingnya perlindungan pada anak sejak 

    dini.

    Dalam %ndang-%ndang erlindungan anak Nomor * tahun !! yang telah

    dirubah menjadi %ndang-%ndang Nomor * 2ahun !13 adalah merupakan upaya

     Negara untuk menjamin segala hak dan kewajibannya. Dalam asal 3 hingga asal 18

    %% erlindungan &nak menjelaskan mengenai hak dan kewajiban yang melekat pada

    anak. (erta dapat dilihat dalam asal !, 5Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga,

    dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

     perlindungan anak.6,

    Dalam dunia internasioanal, berlaku perjanjian internasional yang teksnya

    dihasilkan oleh 77 yaitu I

  • 8/17/2019 Uts Perlindungan Anak Eva

    11/11

    undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan

    in#ormasi serta pengaduan masyarakat dan melakukan e"aluasi dan pengawasan

    terhadap penyelenggaraan perlindungan anak serta melaporkannya kepada residen