Upload
siti-maulidiya
View
101
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
1. Profil Nabi Muhammad SAW dan para khalifah sesudahnya.
a. Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad saw lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. tepatnya pada
tanggal 17 Robiul Awal. Beliau lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu
tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat
perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Beliau wafat pada 8 Juni 632 M, pada usia
ke-63 dikarenakan sakit. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di
Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta,
sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian
mengasuh Nabi.
Pada saat Nabi berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke
Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya.
Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah
meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.
Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah
kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta
menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya
dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Ketika Nabi berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam
perbaikan Ka'bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan
Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-
sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar
Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya". Ia hidup dengan cara amat sederhana
dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para
janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia
juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu
seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia
dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti "yang benar".
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan
datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam
beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa
di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian beliau diyakini diberikan mukjizat
selama kenabiannya. Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan
Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil
dikarang olehnya. Selain itu, beliau juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah
bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam waktu
tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya
mengenai ilmu ketauhidan.
b. Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Lahir pada tahun 572, dan wafat pada tanggal 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13
H. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah pada usia 63 tahun. Abu
Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah
SAW. Beliau termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah
Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama Khulafaur Rasyidin pada
tahun 632. Ia bernama asli Abdullah bin Abi Quhafah.
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Tamim ( Attamimi ), suku
bangsa Quraish. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim
dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa
menafsirkan mimpi.
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya
yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh
Rasulullah menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Nabi Muhammad SAW juga
memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal
dengan nama '"Abu Bakar ash-Shiddiq". Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah ibn 'Uthman
ibn Amir ibn Amru ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu'ai ibn Ghalib
ibn Fihr al-Quraishi at-Tamimi'. Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti
Khuwailid, Muhammad saw. pindah dan hidup dengannya. Pada saat itu Muhammad
menjadi tetangga Abu Bakar. Sama seperti rumah Khadijah, rumahnya juga bertingkat dua
dan mewah. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia
sama, pedagang dan ahli berdagang.
Istrinya Qutaylah bint Abd-al-Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga
Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua
anaknya kecuali 'Abd Rahman ibn Abi Bakar menerima Islam. Sehingga ia dan 'Abd
Rahman berpisah. Masuknya Abu Bakar berpegaruh besar dalam Islam. Teman - teman
dekatnya diajak untuk masuk Islam.
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan
bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang
Ridda, banyak penghafal Al-Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas
meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al-Qur'an. oleh sebuah tim yang
diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran Al-quran
dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti
tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan
oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab
dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad
SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar
penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.
c. Umar al-Faruq
Beliau lahir 581 M, wafat 26 Zulhijjah 23 atau 3 November 644. Ayahnya bernama
Khattab bin Nufail al Mahzumi al Quraisy dari suku Adi. Ibunya bernama Hantamah binti
Hasyim. Umar mempunyai postur tubuh tegap dan kuat, wataknya keras, berani,
mempunyai kecerdasan luar biasa, mampu memprakirakan hal-hal yang akan terjadi masa
depan (Ensiklopedi Islam, 2000 :124). Nabi SAW pernah berkata “Ya Allah, kuatkanlah
Islam dengan salah seorang dari Amr bin hisyam atau Umar bin Khattab”. Doa Nabi SAW
diperkenankan Allah SWT dengan Islamnya Umar tahun 616. Sebelumnya Umar dikenal
sebagai salah seorang tokoh Arab Quraisy yang paling gigih menentang seruan Nabi SAW.
Umar digelari oleh Nabi SAW dengan al Faruq, artinya pembeda pemisah. Maksudnya
Allah telah memisahkan dalam dirinya antar yang hak dan yang batil. Umar adalah orang
pertama yang mencetuskan ide tentang perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat Al
Qur’an. Pada tahun 13 H/ 634 M Umar dibaiat menjadi Khalifah menggantikan Abu Bakar.
Dialah Khalifah pertama dan satu-satunya yang mendapat gelar “Amirul Mukminin” yaitu
panglima orang-orang beriman. Di usia ke 63, Umar ditikam oleh seorang musuhnya, Abu
Lu’lu’ah pada saat beliau bersiap-siap salat shubuh. Beliau menjabat menjadi khalifah
sekitar 10 tahun.
d. Usman bin Affan
Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya
adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk
golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah
Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan
rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah
bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak
memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi
perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan
pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang
malaikat saja malu kepadanya?”
Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena
meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum
muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari
kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw
untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk
menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa
rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah,
bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah
Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk,
Utsman mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan
pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman
bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama
Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan
untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah
memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang
menderita di musim kering.
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah
musyawarah untuk memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang
diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin
Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin
Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan
diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung
memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun
menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat
pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
Beliau adalah khalifah pertama kali yang melakukan perluasan masjid al-Haram
(Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang
menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya;
membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya
dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia,
Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya
yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran
dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak
cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel.
Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka
bersekongkol untuk membunuh khalifah.
Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari
bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak, yaitu
mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan
pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman
akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil
memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti
apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya.
peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah usman oleh para
pemberontak selama 40 hari.usman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 H . ia
dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
e. Ali bin Abi thalib
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.
Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad,
sekitar tahun 599 Masehi atau 600(perkiraan). Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan
di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan hingga kini,
sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun
bahkan 32 tahun.
Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Haydar yang berarti Singa adalah harapan keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus
yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani diantara kalangan Quraisy Mekkah.
Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi nama Haydar, Nabi SAW memanggil
dengan Ali yang berarti Tinggi(derajat di sisi Allah). Ali dilahirkan dari ibu yang bernama
Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari Hasyim, sehingga menjadikan Ali,
merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu. Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak
memberi hiburan bagi Nabi SAW karena beliau tidak punya anak laki-laki. Uzur dan faqir
nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan bagi Nabi SAW bersama istri beliau
Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini sekaligus untuk
membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga
dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu
Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang
ke 2 yang percaya setelah Khadijah istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10
tahun.
Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan
kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan
Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan
lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi
Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, sehingga akhirnya Ali
menerima bai'at mereka. Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal,
karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda.
Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5 tahun. Masa
pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah
sebelumnya, Utsman bin Affan. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim
terjadi saat masa pemerintahannya, Perang Jamal. 20.000 pasukan pimpinan Ali melawan
30.000 pasukan pimpinan Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul mu'minin
Aisyah binti Abu Bakar, janda Rasulullah. Perang tersebut dimenangkan oleh pihak Ali.
Peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan yang menurut berbagai kalangan
waktu itu kurang dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur meluas dan sudah
diisyaratkan (akan terjadi) oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup, dan
diperparah oleh hasutan-hasutan para pembangkang yang ada sejak zaman Utsman bin
Affan, menyebabkan perpecahan di kalangan kaum muslim sehingga menyebabkan perang
tersebut. Tidak hanya selesai di situ, konflik berkepanjangan terjadi hingga akhir
pemerintahannya. Perang Shiffin yang melemahkan kekhalifannya juga berawal dari
masalah tersebut.
Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan
strategi perang, mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena kekacauan luar biasa
yang ditinggalkan pemerintahan sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena
pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij
(pembangkang) saat mengimami salat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan,
dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah.
Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan
bahwa ia dikubur di tempat lain.
f. Bani Umayyah
1. Muawiyyah bin Abu Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan lahir pada tahun 602 M, dan wafat pada tanggal 6 Mei
680 M. beliau merupakan keturunan Bani Abdus Syam dari dinasti Bani Umayyah.
Ayahnya bernama Abu Sufyan dan ibunya bernama Hindun Binti Utbah. Beliau bergelar
Muawiyah I adalah khalifah pertama dari Bani Umayyah.
Muawiyah diakui oleh kalangan Sunni sebagai salah seorang Sahabat Nabi,
walaupun keislamannya baru dilakukan setelah Mekkah ditaklukkan. Kalangan Syi'ah
sampai saat ini tidak mengakui Muawiyah sebagai khalifah dan Sahabat Nabi, karena
dianggap telah menyimpang setelah meninggalnya Rasulullah SAW. Ia diakui sebagai
khalifah sejak Hasan bin Ali, yang selama beberapa bulan menggantikan ayahnya
sebagai khalifah, berbai'at padanya. Dia menjabat sebagai khalifah mulai tahun 661
(umur 58–59 tahun) sampai dengan 680.
Terjadinya Perang Shiffin makin memperkokoh posisi Muawiyah dan
melemahkan kekhalifahan Ali bin Abu Thalib, walaupun secara militer ia dapat
dikalahkan. Hal ini adalah karena keunggulan saat berdiplomasi antara Amru bin Ash
(kubu Muawiyah) dengan Abu Musa Al Asy'ari (kubu Ali) yang terjadi di akhir
peperangan tersebut. Seperti halnya Amru bin Ash, Muawiyah adalah seorang
administrator dan negarawan ulung.
2. Abdul Malik bin Marwan
Abdul Malik Bin Marwan lahir pada tahun 646 M. beliau wafat pada tahun 705
M. Ayah beliau bernama Marwan. Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah kelima dari
Bani Umayyah, menggantikan khalifah Marwan bin al-Hakam pada 692 Masehi. Selama
masa pemerintahannya ia membebaskan banyak kota seperti kota-kota Romawi (696-
705 M), Afrika Utara (698-703 M), dan Turkistan (705 M). Tahun 705 M ia digantikan
oleh anaknya, Al-Walid bin Abdul-Malik. Pada masa pemerintahannya lahir Imam
Syi'ah keenam yaitu Ja'far ash-Shadiq. Abdul Malik memerintah pada tahun 685 M
sampai tahun 705 M.
3. Al-Walid bin Abdul-Malik
Nama lengkapnya Al-Walid bin Abdul Malik. Beliau lahir tahun 668 M. wafat
pada tahun 715 M. ayahnya bernama Abdul al Malik dan ibunya bernama Hind bin
Utbah. Al-Walid bin Abdul-Malik bergelar Al-Walid I (668 - 715) ialah Khalifah Bani
Umayyah yang memerintah antara 705 - 715. Ia melanjutkan ekspansi Khilafah Islam
yang dicetuskan ayahandanya, dan merupakan penguasa yang efektif. Al-Walid I ialah
putra sulung Abdul-Malik dan menggantikannya ke kursi kekhilafahan setelah
kematiannya. Seperti ayahandanya, ia melanjutkan untuk memberikan kebebasan pada
Al-Hajjaj bin Yusuf, dan kepercayaannya Al-Hajjaj dilunasi dengan penaklukan sukses
Transoxiana (706), Sindh (712), sebagian Prancis (711), Punjab (712), Khawarizm
(712), Samarkand (712), Kabul (kini di Afganistan, pada 713), Tus (715), Spanyol
(711), dan tempat-tempat lain. Hajjaj bertanggung jawab memilih jenderal yang
menunjukkan kampanye sukses, dan banyak dikenal dari kampanye suksesnya terhadap
Ibn Zubair selama masa pemerintahan ayahanda Al-Walid.
4. Sulaiman bin Abdul-Malik
Sulaiman bin Abdul-Malik (± 674 - 717) ialah Khalifah Bani Umayyah yang
memerintah dari 715 sampai 717. Ayahandanya ialah Abdul-Malik, dan merupakan adik
khalifah sebelumnya al-Walid I. Sulaiman mengambil kekuasaan, dalam, pada lawan
politiknya Al-Hajjaj bin Yusuf. Bagaimanapun, al-Hajjaj meninggal pada 714, maka
Sulaiman menyiksa sekutu politiknya. Di antaranya ada 3 jenderal terkenal Qutaibah bin
Muslim, Musa bin Nusair, dan Muhammad bin Qasim. Seluruhnya ditahan dan
kemudian dibunuh. Di bawah pemerintahannya, ekspansi berlanjut ke bagian
pegunungan di Iran seperti Tabiristan. Sulaiman juga memerintahkan serangan ke
Konstantinopel, namun gagal. Di kancah domestik, dengan baik ia telah membangun di
Makkah untuk ziarah, dan mengorganisasi pelaksanaan ibadah. Sulaiman dikenal untuk
kemampuan pidatonya yang luar biasa, namun hukuman matinya pada ke-3 jenderalnya
menyuramkan reputasinya. Ia hanya memerintah selama 2 tahun. Ia mengabaikan
saudara dan putranya, dan mengangkat Umar bin Abdul-Aziz sebagai penggantinya
sebab reputasi Umar sebagai salah satu dari yang bijaksana, cakap dan pribadi alim di
masa itu. Pengangkatan seperti jarang terjadi pada masa itu, walau secara teknis
memenuhi cara Islam untuk mengangkat pengganti, mengingat pengangkatan
berkelanjutan tidak.
5. Umar bin Abdul-Aziz
Nama lengkapnya Umar bin Abdul-Aziz. Beliau lahir pada tahun 682 M di kota
Madinah dan wafat pada tahun 702 M. Ayahnya adalah Abdul-Aziz bin Marwan,
gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul-Malik. Ibunya adalah Ummu Asim binti
Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar bin Khattab, dimana umat
Muslim menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat Nabi yang paling dekat. Umar
bin Abdul-Aziz, bergelar Umar II, lahir pada tahun 63 H / 682 – Februari 720; umur 37–
38 tahun)[1] adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 (umur 34–35
tahun) sampai 720 (selama 2–3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah
sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk
langsung, dimana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Umar dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Ibnu Umar, salah seorang
periwayat hadis terbanyak. Ia tinggal di sana sampai kematiannya ayahnya, dimana
kemudian ia dipanggil ke Damaskus oleh Abdul-Malik dan menikah dengan anak
perempuannya Fatimah. Ayah mertuanya kemudian segera meninggal dan ia diangkat
pada tahun 706 sebagai gubernur Madinah oleh khalifah Al-Walid I
Tidak seperti sebagaian besar penguasa pada saat itu, Umar membentuk sebuah
dewan yang kemudian bersama-sama dengannya menjalankan pemerintahan provinsi.
Masa di Madinah itu menjadi masa yang jauh berbeda dengan pemerintahan
sebelumnya, dimana keluhan-keluhan resmi ke Damaskus berkurang dan dapat
diselesaikan di Madinah, sebagai tambahan banyak orang yang berimigrasi ke Madinah
dari Iraq, mencari perlindungan dari gubernur mereka yang kejam, Al-Hajjaj bin Yusuf.
Hal tersebut menyebabkan kemarahan Al-Hajjaj, dan ia menekan al-Walid I untuk
memberhentikan Umar. al-Walid I tunduk kepada tekanan Al-Hajjaj dan
memberhentikan Umar dari jabatannya. Tetapi sejak itu, Umar sudah memiliki reputasi
yang tinggi di Kekhalifahan Islam pada masa itu. Zaman pemerintahannya berhasil
memulihkan keadaan negaranya dan mengkondisikan negaranya seperti saat 4 khalifah
pertama (Khulafaur Rasyidin) memerintah. Kebijakannya dan kesederhanaan hidupnya
pun tak kalah dengan 4 khalifah pertama itu. Gajinya selama menjadi khalifah hanya 2
dirham perhari[3] atau 60 dirham perbulan. Karena itu banyak ahli sejarah menjuluki
beliau dengan Khulafaur Rasyidin ke-5. Khalifah Umar ini hanya memerintah selama
tiga tahun kurang sedikit. Menurut riwayat, beliau meninggal karena dibunuh (diracun)
oleh pembantunya.
6. Yazid bin Abdul-Malik
Yazid bin Abdul-Malik atau Yazid II (687 - 724) ialah Khalifah Bani Umayyah
yang berkuasa antara 720 sampai kematiannya pada 724. Pengangkatan Yazid dihantam
oleh konflik internal dan eksternal di sana-sini. Sejumlah perang saudara mulai pecah di
bagian yang berbeda dari kekhilafahan seperti Spanyol, Afrika dan di timur. Reaksi
keras oleh penguasa Bani Umayyah tak membantu persoalan, dan kelompok anti-
Umayyah mulai memperoleh kekuasaan di antara mereka yang tak puas. Ini
menyebabkan kelompok seperti Bani Abbasiyah mulai membangun dasar kekuatan yang
akan digunakannya untuk merobohkan Khilafah. Namun Khilafah Bani Umayyah belum
benar-benar surut. Yazid II meninggal pada 724 karena tuberkulosis. Ia digantikan
saudaranya Hisyam.
7. Hisyam bin Abdul-Malik
Nama lengkapnya Abdul Malik bin Marwan. Beliau lahir pada tahun 691 M.
wafat pada tahun 743 M. Hisyam bin Abdul Malik memerintah pada tahun 685 M
sampai 705 M. ayahnya bernama Abdul Malik bin Marwan. Hisyam bin Abdul-Malik
(691 – 743; umur 51–52 tahun) adalah seorang Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa
sejak 724 (umur 32–33 tahun) sampai kematiannya pada 743 (selama 18–19 tahun).
Hisyam mewarisi kekhalifahan dari saudaranya Yazid II dengan menghadapi banyak
permasalahan. Ia berhasil menanganinya, dan menyebabkan kekhalifahan Umayyah
berlanjut sebagai sebuah negara. Masa pemerintahannya yang panjang merupakan
pemerintahan yang berhasil, dan memperlihatkan lahirnya kembali berbagai perbaikan
yang pernah dirintis oleh pendahulunya Umar bin Abdul-Aziz.
8. Al-Walid bin Yazid
Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II (meninggal 16 April 744) ialah Khalifah
Bani Umayyah yang berkuasa antara 743 sampai 744. Ia menggantikan pamannya,
Hisyam bin Abdul-Malik. Naiknya Walid ke tampuk kekuasaan secara keras ditantang
banyak orang dalam istana karena reputasi Walid yang gaya hidupnya tak bermoral.
Walau begitu, ia telah dijadikan khalifah. Ia hampir secara cepat mulai menargetkan
yang menentangnya, menimbulkan kebencian luas terhadap Walid yang menyebar
menjadi kebencian pada Bani Umayyah. Walid terbunuh pada 16 April 744 saat
memerangi beberapa musuhnya. Ia digantikan sepupunya Yazid III.
9. Yazid bin Walid
Yazid bin Walid bin Abdulmalik atau Yazid III (701 - 744) ialah Khalifah Bani
Umayyah. Ia naik tahta hanya selama 6 bulan sebelum meninggal. Pengangkatannya
ditandai tindakannya yang tak sempurna, membuatnya digelari "Tak Sempurna". Di
antara yang terkemuka ialah penolakannya untuk membayar kenaikan gaji pada pasukan
oleh al-Walid II. Yazid digantikan saudaranya Ibrahim bin Walid.
10. Ibrahim bin Walid
Ibrahim bin Al-Walid ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia hanya memerintah dalam
waktu singkat di tahun 744 sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan
terhadap lawan-lawan politiknya. Pada masa pemerintahan Khalifah Ibrahim bin al-
Walid, telah dilakukan penerjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab.
Hal ini mengakibatkan lahirnya golongan Mutakalimin, seperti Mu'tazilah, Jabariah,
Ahlus Sunnah, dsb.
11. Marwan bin Muhammad
Marwan bin Muhammad bin Marwan, bergelar Marwan II (688 - 750),
merupakan Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari 744 sampai 750 saat ia
terbunuh. Ia merupakan khalifah terakhir Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus.
Sebelum menjadi khalifah, Marwan telah menjabat sebagai Gubernur Azerbaijan. Dalam
kapasitas ini beberapa kali ia mengadakan perang terhadap Khaganat Khazar,
memenangkan kejayaan Phirrik namun tak sanggup mengokohkan penaklukannya.
Marwan kemudian berkuasa setelah sepupunya Ibrahim bin Walid mengundurkan diri
dan pergi ke tempat persembunyian. Marwan mewarisi kekhalifahan yang sedang pecah.
Perasaan anti-Umayyah telah sangat merata khususnya di Iran dan Irak, dan Bani
Abbasiyah telah memperoleh banyak pengikut. Masa jabatan Marwan sebagai khalifah
hampir secara penuh dicurahkan untuk upaya menjaga kekuasaan Bani Umayyah.
Marwan ternyata tidak sanggup melakukannya. Walaupun memperoleh kemenangan
pada awalnya, ia akhirnya dikalahkan secara meyakinkan oleh Abul Abbas As-Saffah
dari Bani Abbasiyah dalam pertempuran di bantaran Sungai Zab. Hanya dalam
pertempuran itu, lebih dari 300 anggota keluarga Umayyah terbunuh.
g. Bani Abbasiyah
1. Abbas bin Abdul-Muththalib
Nama lengkapnya adalah Abbas bin Abdul-Muththalib. Ia dilahirkan hanya
beberapa tahun sebelum keponakannya Muhammad, dan merupakan saudara termuda
ayahnya Muhammad. Beliau wafat pada tahun 653 M dan dimakamkan di Pemakaman
al-Baqi di Madinah. Beliau adalah paman dan Sahabat dari Nabi Muhammad. Keturunan
dari Abbas-lah yang menjadi golongan khalifah yang dikenal dengan nama Bani
Abbasiyah yang pernah berkuasa di Baghdad.
Beliau menikah dengan Ummu al-Fadhl Lubab dan ayah dari Abdullah bin Abbas
dan Fadl bin Abbas. Melalui keturunan putranya Abdullah bin Abbas, Bani Abbasiyah
mengambil klaim atas gelar khalifah.
2. Abdullah bin Abbas
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas adalah seorang Sahabat Nabi, dan
merupakan anak dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman dari Rasulullah Muhammad
SAW. Dikenal juga dengan nama lain yaitu Ibnu Abbas (619 - Thaif, 687/68H). Ibnu
Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak hadits sahih
yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta beliau juga menurunkan seluruh Khalifah
dari Bani Abbasiyah. Dia merupakan anak dari keluarga yang kaya dari perdagangan
bernama Abbas bin Abdul-Muththalib, maka dari itu dia dipanggil Ibnu Abbas, anak
dari Abbas. Ibu dari Ibnu Abbas adalah Ummu al-Fadl Lubaba, yang merupakan wanita
kedua yang masuk Islam, melakukan hal yang sama dengan teman dekatnya Khadijah
binti Khuwailid, istri Rasululah.
Ayah dari Ibnu Abbas dan ayah dari Muhammad merupakan anak dari orang yang
sama, Syaibah bin Hâsyim, lebih dikenal dengan nama Abdul-Muththalib. Ayah orang
itu adalah Hasyim bin Abdulmanaf, penerus dari Bani Hasyim klan dari Quraisy yang
terkenal di Mekkah. Ibnu Abbas juga memiliki seorang saudara bernama Fadl bin
Abbas.
Ibnu Abbas wafat pada tahun 78 hijriyah, dalam usia 75 tahun, diriwayat lain 81
tahun. Dari Ibnu Jubair menceritakan, bahwa Ibnu Abbas wafat di Thaif.
3. Ali bin Abdullah
Beliau dikenal dengan Imam Ali As-Sajad dilahirkan pada tanggal 24 Ramadan
40 H di Basroh, ketika ayahnya menjadi penguasa di Basroh dari pihak khalifah Ali bin
Abi Tholib Radiyallohu ‘anhum jamiian, sesudah ayahnya meninggal di Thaif Ali bin
Abdullah pergi ke Hamimah sesuai wasiat ayahnya. Ia tinggal di daerah Hamimah
bersama anak-anaknya sampai berdirinya Daulah Abasiyah pada tahun 132 H. Ia
berpostur tinggi dan berbadan besar, orang-orang Quraisy memberikan tempat kepada
beliau untuk bermajlis ta’lim di dalam Majidil Haram, mereka meninggalkan aktivitas
ibadah dan kegiatan mereka untuk berkumpul menghadiri majlis ta’limnya Ali bin
Abdullah sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada beliau. Tidak ada
satupun orang Quraisy yang melakukan aktivitas dzikir apapun di Masjidil Haram
sampai Ali bin Abdullah keluar dari Masjidil Haram.
Ali bin Abdullah mempunyai anak yaitu Muhammad, Daud dan Isa, Sulaiman dan
Sholeh, Isma’il, Abdussomad, Ya'kub, Abdullah Al-Akbar, ‘Ubaidillah, Abdulmuluk,
Utsman, Abdurrahman dan seterusnya. Abdullah Al-Ashgar yang pergi ke Syam,
sebagian orang menyebut Abdullah al-Ashgar dengan asy-Syamakh (orang yang
bertubuh tinggi) ia juga mempunyai penerus. Yahya, Ishak, Ya’qub, Abdul Aziz, Ismail
al-Asghar, Abdullah al – Ausath atau disebut juga Ahnaf, dst. Kemudian Aminah,
Ummu Isa yang menikah dengan Ibnu Hasan bin Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas.
Labbabah yang menikah Ibnu Qotsam bin Abbas bin Ubaidillah bin Abbas.
Ali bin Abdullah tinggal di Syarrah suatu wilayah bagi di daerah Damsyik, beliau
selalu memakmurkan masjid, tampat sujud beliau terbuat dari hamparan yang
didatangkan dari zam-zam, beliau juga orang yang gemar menjamu musafir, sehingga
setiap orang yang lewat dalam rangka pergi ke syam dari Hijaz atau sebaliknya beliau
selalu menjamunya dan beliau juga menjadi penghubung bagi orang-orang yang
membutuhkan.
4. Muhammad bin Ali al-Abbas
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul-
Muththalib dikenal dengan nama Imam Muhamad al-Kamil yang memulai dakwah
Abasiyyah. Pendahulu para Khalifah. Mempunyai kening bekas sujud dijuluki Abu
Abdullah, Ibunya Aliyah binti Ubaidillah bin Abbas. Muhammad bin Ali tumbuh dan
besar di daerah Hina. Beliau dilahirkan pada tahun meninggalnya Muhammad bin Ali,
Mahdi dinamai dengan nama Imam Muhammad, dan dijuluki Abu Abdulloh, Mahdi
meninggal pada tahun 169 H dan dia berumur 43 tahun. Beliau wafat pada tahun 122 H
dan di makamkan di samping makam ayahnya di daerah Hamimah pada usia 70 tahun.
5. Ibrahim al-Imam
Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin
Abbas. Beliau terkenal dengan julukan Ibrahim al-Imam, saudaranya As-Saffah dan al-
Mansur, dijuluki Abu Ishak. Ia diba’iat ayahnya secara diam-diam, ketika sampai kabar
tersebut kepada Marwan Al-Himar, maka Marwan menangkapnya dan
memenjarakannya selama 2 perjalanan laut. Kemudian Marwan membunuhnya secara
diam-diam, Ibrahim memba’iat saudaranya Assaffah, ketika Ibrahim terbunuh para
kerabatnya memakai pakaian hitam karena sedih, inilah awal dipakainya pakaian hitam
ketika ada yang meninggal, maka jadilah perbuatan tersebut syiar bagi mereka. Imam
‘Askariy menuturkan hal ini dalam kitab Awail.
Ibrahim telah menceritakan hal ini dari ayahnya dari kakeknya dari Abdullah bin
Muhammad bin Hanafiyah. Menceritakan pula darinya 2 saudaranya, dan Abu Muslim
al-kharasan yang mempunyai daulah. Ibrahim menetapkan Abu Muslim menjadi Da’i ke
daerah Khurasan. Ibrahim adalah seorang yang dermawan, berbudi luhur dan pantas
untuk mempimpin. Ia terbunuh pada tahun 131 H, ada yang mengatakan pada bulan
Shofar tahun 132 H dan ia berumur 42 tahun .
Ibrahim dilahirkan di daerah Hamimah dekat gunung Syarrah merupakan bagian
dari daerah Damsiq pada tahun 82 H. Ia menikahi Ummi Ja’far bint Ali bin Husain bin
Ali bin Abu Thalib.
6. As-Saffah
Nama lengkapnya adalah Abu al-'Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah.
Beliau lahir pada tahun 721 M dan wafat pada tahun 754 M. Beliau merupakan khalifah
pertama Bani Abbasiyah. Bani Abbasiyah berkuasa antara 750 sampai 1258, dan ia
berkuasa sampai kematiannya pada 754. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Al-
Mansur meninggal pada 775 dalam perjalanannya ke Makkah untuk berhaji. Ia
dimakamkan entah di mana di sepanjang jalan dalam salah satu ratusan nisan yang telah
digali untuk menyembunyikan badannya dari orang-orang Umayyah. Ia digantikan
putranya al-Mahdi.
7. Al-Mahdi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Mansur al-Mahdi. Beliau berkuasa
mulai tahun 775 M sampai pada tahun 785 M khalifah ketiga Bani Abbasiyah. Beliau
menggantikan ayahnya al-Mansur. Al-Mahdi, yang namanya berarti "Pemimpin yang
Baik" atau "Penebus", diangkat sebagai kholifah saat ayahnya di akhir hidupnya. Masa
pemerintahannya yang damai melanjutkan kebijakan para pendahulunya.
8. Al-Hadi
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad, Musa bin Al-Mahdi al-Hadi
dilahirkan di Rayy, pada tahun 147 H atau 764 M dan beliau wafat pada 14 September
786) adalah Khalifah Bani Abbasiyah yang menggantikan ayahnya Al-Mahdi dan
memerintah antara tahun 785 M sampai kematiannya pada 786 M.
Al-Hadi merupakan putra sulung Al-Mahdi, seperti ayahnya ia sangat terbuka
kepada semua orang di negerinya dan mengizinkan orang awam untuk mengunjunginya
di istana Baghdad untuk berbicara dengannya. Sebagai, ia dianggap sebagai penguasa
yang selalu mendapat penerangan, dan melanjutkan gerakan progresif dari para
pendahulunya.
Pemerintahannya yang pendek ditimbulkan dengan sejumlah konflik militer lebih
dulu. Pemberontakan Husain bin Ali bin Hasan pecah saat Husain menyatakan dirinya
sebagai kholifah di Madinah. Al-Hadi memadamkan pemberontakan dan membunuh
Husain dan kebanyakan pendukungnya, namun saudara Husain melarikan diri ke
Maroko di mana ia kelak mendirikan negara Idrisi. al-Hadi juga harus memadamkan
pemberontakan Kharijite sebagaimana berhadapan dengan serbuan Bizantium.
Bagaimanapun, Bizantium kembali lagi, dan pasukan Abbasiyah betul-brtul
mendapatkan beberapa daerah Bizantium.
Al-Hadi meninggal pada 786 M secara alamiah. Beberapa orang telah
menyatakan bahwa ia dibunuh seseorang yang diupah ibunya sendiri, namun sejarawan
Muslim terkenal Ibnu Khaldun tak mempercayai pernyataan ini. Al-Hadi digantikan
adiknya Harun al-Rashid.
9. Harun Ar-Rasyid
Nama lengkapnya adalah Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 M dan
wafat pada tanggal 24 Maret 809M, di Thus, Khurasan. Harun Ar-Rasyid adalah kalifah
kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 M hingga 803 M.
Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-
Hadi adalah kalifah yang keempat.Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari
Yaman. Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan
keluarga Barmaki dari Persia (Iran). Di masa mudanya, Harun banyak belajar dari
Yahya ibn Khalid Al-Barmak. Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun
Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana
saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
10. Al-Amin
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Harun al-Amin. Beliau lahir pada
tahun 787 M dan meninggal pada tahun 813 M. Beliau adalah seorang khalifah dari Bani
Abbasiyah. Ia menggantikan ayahnya Harun ar-Rasyid pada 809 dan berkuasa sampai ia
terbunuh pada 813 M.
Harun ar-Rasyid telah memutuskan pergantian kekuasaan putranya selama haji ke
Makkah. Al-Amin, akan menerima jabatan khalifah dan al-Ma'mun akan menjadi
gubernur Khurasan di Persia Timur. Pada kematian al-Amin, menurut keputusan Harun,
al-Mamun akan menjadi khalifah.
Setelah beliau meninggal pada 809 M dan al-Amin dibai’at sebagai khalifah, al-
Amin mengumumkan bahwa putranya akan mewarisi dari al-Ma'mun, menyebabkan
perang saudara keempat. Lebih lanjut permusuhan di antara para saudara digelorakan
oleh para ibu mereka masing-masing.
Al-Ma'mun, yang ibunya orang Persia, menerima dukungan terutama dari Persia,
dan sebagai gubernur, pusat militer Khurasan. Memainkan dirinya sebagai juara
kebebasan orang Persia, dataran tinggi Iran bersatu di belakangnya. Jenderalnya yang
tepercaya, Tahir bin Husain (m. 822) memimpin pasukannya ke Irak.
Al-Amin memohon ibunya Zubaidah, menengahi pergantian kekuasaan dan
memperjuangkan maksudnya sebagaimana yang telah dilakukan Aisyah 2 abad
sebelumnya. Zubaida menolak untuk melakukannya, dan al-Amin mengundurkan diri.
Pada 813 M, Tahir mengambil Baghdad, dan al-Amin dipenggal.
11. Ma'mun Ar-Rasyid
Nama lengkapnya adalah Al-Ma'mun ar-Rasyid. Beliau lahir pada tanggal 14
September 786 M atau 15 Rabiul Awal 170 H dan meninggal pada tanggal 9 Agustus
833 M. Beliau bergelar Abu al-Abbas dengan nama asli Abdullah bin ar-Rasyid bin al-
Mahdi adalah seorang khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 813 M sampai
833 M, ia meninggal pada usia 48 tahun. Al-Ma'mun adalah putera dari putra dari
Khalifah Harun Ar-Rasyid dan saudara dari khalifah sebelumnya Al-Amin.
Beliau dilahirkan pada pertengahan bulan Rabiul Awwal tahun 170 H (sekitar
tanggal 14 September 786 M, dimana pada saat itu pula bertepatan dengan
meninggalnya saudara ayahnya, Al-Hadi yang kemudian digantikan oleh ayah al-
Ma'mun yaitu Harun ar-Rasyid. Ibu dari al-Ma'mun adalah seorang bekas budak yang
kemudian dinikahi ayahnya bernama Murajil, dan dia meninggal hanya beberapa hari
setelah melahirkan al-Ma'mun.
Pada 802 M, Harun ar-Rasyid, ayah dari al-Ma'mun dan al-Amin memerintahkan
al-Amin untuk menggantikannya dan al-Ma'mun menjadi gubernur Khurasan dan
sebagai khalifah setelah al-Amin. Dilaporkan bahwa al-Ma'mun lebih tua dari dua
saudaranya, tetapi ibunya berasal dari Persia, sedangkan ibu Al-Amin merupakan
anggota keluarga Abbasiyah. Setelah kematian ar-Rasyid pada tahun 809, hubungan
antara dua saudara tersebut memburuk. Sebagai balasan atas gerakan al-Ma'mun diluar
kekhalifahan, al-Amin mengangkat anaknya sendiri, Musa, sebagai penggantinya. Hal
ini merupakan pelanggaran terhadap wasiat ar-Rasyid, yang mengakibatkan terjadinya
perang saudara dimana al-Ma'mun merekrut pasukan Khurasani yang dipimpin oleh
Tahir bin Husain (meninggal 822 M), mengalahkan pasukan Al-Amin dan mengepung
Baghdad. Pada 813 M, al-Amin dipenggal dan al-Ma'mun menjadi khalifah.
12. Al-Mu'tasim
Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq al-Mu'tasim bin Harun Abū ʾIsḥāq al-
Muʿtaṣim ibn Hārūn. Beliau lahir pada tahun 794 M dan wafat pada tanggal 5 Januari
842 M ialah Khalifah Bani Abbasiyah yang mejabat pada tahun 833 M sampai pada
tahun 842 M. menggantikan kerabatnya al-Ma'mun. Matematikawan muslim terbesar
al-Kindi dipekerjakan oleh al-Mu'tasim, dan mengajari putra kholifah. al-Kindi telah
bertugas di Baitul Hikmah, atau Rumah Kebijaksanaan. Ia melanjutkan belajar geometri
dan aljabar Yunani di bawah naungan kholifah.
13. Al-Watsiq
Nama lengkapnya adalah Watsiq bin Mu’tasim. Beliau merupakan Khalifah
Bani Abbasiyah yang menjabat antara 842 sampai 847. Ia menggantikan ayahnya al-
Mu'tasim Billah, dan menunjukkan ketertarikan yang mirip dalam belajar; sehingga
ialah pelindung besar para sarjana, seperti seniman. Beliau termasyhur karena bakat
musiknya sendiri, dan dianggap telah menyusun lebih dari 100 lagu.
Selama masa pemerintahannya, sejumlah pergolakan berkobar, yang terbesar
ialah di Suriah dan Palestina. Pergolakan itu ialah akibat bertambahnya jurang besar
antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang terbentuk oleh ayah al-Watsiq, al-
Mutasim. Pergolakan itu dipadamkan, namun antagonisme antara kedua kelompok itu
terus meluas dengan angkatan Turki mendapatkan kekuasaan. Al-Watsiq meninggal
pada 847 M karena demam tinggi, dan digantikan saudaranya al-Mutawakkil.
14. Al-Mutawakkil
Nama lengkapnya adalah Al-Mutawakkil. Beliau lahir pada tahun 821 M dan
beliau wafat pada tahun 861 M. Beliau adalah khalifah ke-10 Bani Abbasiyah (847-861).
Ja'far al-Mutawakkil adalah puteranda al-Mu'tasim Billah (833-842) dan seorang
wanita Persia. Ia menggantikan saudaranya al-Watsiq (842-847) dan dikenal
menyelenggarakan "mihnah", percobaan seperti inkuisisi untuk menegakkan satu versi
murni Islam. Selama masa pemerintahan, pengaruh Mu'tazilah berkurang dan masalah
kemakhlukan al-Qur'an berakhir. Selama tahun-tahun pertama pemerintahannya, al-
Mutawakkil menunjukkan rasa toleran terhadap Imam Syi'ah yang mengajar dan berdoa
di Madinah. Setelah meninggalnya al-Mutawakkil, Syi'ah mengalami penindasan;
makam Husain bin Ali di Karbala dihancurkan.
Al-Mutawakkil terus mengandalkan negarawan Turki dan pasukan budak untuk
meredam pemberontakan dan memimpin pasukan menghadapi kekuasaan asing, seperti
Bizantium yang wilayahnya di Sisilia berhasil direbut. Wazirnya al-Fath bin Khaqan,
seorang Turki, adalah tokoh terkenal di masa pemerintahannya. Namun, kepercayaannya
pada orang Turki berbalik menghantuinya. Ia menitahkan pembunuhan terhadap
panglima tertingginya yang notabene orang Turki. Hal ini menyebabkan pengaruhnya
melorot drastis.
Al-Mutawakkil dibunuh oleh seorang prajurit Turki pada tanggal 11 Desember
861. Konon, pembunuhan ini merupakan bagian dari plot yang direncanakan oleh
puterandanya al-Muntashir, yang menjadi jauh dari ayahandanya. Pemerintahan al-
Mutawakkil diingat akan reformasi-reformasinya dan dipandang sebagai masa keemasan
Bani Abbasiyah. Beliau adalah khalifah terbesar terakhir Abbasiyah, setelah
kematiannya khalifah mulai mundur.
15. Al-Muntashir
Nama lengkapnya adalah Al-Muntashir. Beliau meninggal pada tahun 862 M.
Beliau merupakan khalifah Abbasiyah di Baghdad dari tahun 861 M hingga 862 M. Al-
Muntashir naik secara mulus ke tahta kekholifahan pada 861 M dengan dukungan faksi
Turki setelah pembunuhan ayahandanya oleh seorang perwira Turki. Al-Muntashir
terlibat dalam kejahatan. Partai Turki kemudian membujuk al-Muntashir menyingkirkan
saudaranya dari suksesi, takut akan balas dendam atas pembunuhan ayah mereka. Di
tempat mereka, ia akan mengangkat puteranya sebagai pewaris tahta.
Al-Muntashir dipuji karena, tak seperti ayahnya, mencintai dinasti Ali (Shi’a) dan
mencabut larangan ziarah ke makam Hassan dan Hussayn. Pemerintahan Al-Muntashir
berlangsung kurang dari setengah tahun; berakhir dengan kematiannya yang tak
diketahui pada 862 M. Ia adalah khalifah Bani Abbasiyah perama yang makamnya
diketahui; dibuat oleh ibundanya, budak asal Yunani. Khalifah sebelumnya
mengharapkan makamnya dirahasiakan agar tidak disembah-sembah.
16. Al-Musta'in
Al-Musta'in adalah khalifah Abbasiyah dari tahun 862 M hingga 866 M. Setelah
mangkatnya pendahulunya al-Muntashir, para tetua Turki membentuk dewan untuk
menentukan penggantinya bukan al-Mu'tazz, ataupun saudaranya yang lain; sehingga
mereka memilih al-Musta'in, cucu al-Mu'tasim Billah yang lain. Beliau dihukum mati
pada tahun 866, atas perintah al-Mu'tazz yang mengkhianatinya.
17. Al-Muhtad
Nama lengkapnya adalah Al-Muhtadi. Beliau adalah khalifah Bani Abbasiyah di
Baghdad dari tahun 869 M hingga tahun 870. Setelah kematian al-Mu'tazz, orang Turki
memilih sepupunya Al Muhtadi bin Al Watsiq dari gadis budak Yunani, sebagai
khalifah baru. Al-Muhtadi menjadi tegas dan saleh dibandingkan dengan beberapa
khalifah sebelumnya. Jika beliau ada lebih awal, mungkin ia mesti memperbaiki diri
pada kekhalifahan; namun, dari kini orang Turki memegang kekuasaan. Di bawahnya,
pengadilan segera menyaksikan transformasi. Gadis penyanyi dan musikus diusir;
pengadilan dilakukan secara terbuka; anggur dan judi dilarang. Ia mencontohkan 'Umar
bin 'Abdul Aziz, khalifah Bani Umayyah, sebagai model.
Namun pemerintahannya berlangsung kurang dari setahun. Setelah beberapa
ketidaksetujuan dan persekongkolan, ia terbunuh oleh orang Turki pada 256 AH (Juni
870) saat itu ia berusia 38 tahun. Penulis Arab masa awal memuji keadilan dan
kesalehannya; dan jika ia tak terbunuh cepat, ia bisa ditempatkan di antara yang terbaik
dari Khalifah Abbasiyah.
18. Al-Mu'tadhid
Nama lengkapnya adalah Al-Mu'tadhid Billah. Beliau lahir pada tahun 857 M dan
beliau wafat pada tahun 902 M. Beliau adalah Khalifah Bani Abbasiyah Baghdad dari
tahun 892 M hingga tahun 902 M. Sebelum ia iangkat sebagai khalifah, ia sudah
memiliki kekuasaan tinggi, dan berlanjut sebagai khalifah ia sanggup mengatur
pemerintahan. Mesir kembali ke pangkuan khilafah.
Di Mesopotamia, sang Khalifah dan puterandanya sudah lama memerangi
Khawarij. Di ujung kawasan ini, yang sudah lama gonjang-ganjing, sebagian karena
gerombolan pemberontak, sebagian karena persaingan antara Mesir dan jenderal negeri,
masalah itu harus diselesaikan.
Al-Mu'tadhid adalah penguasa pemberani dan energik. Ia juga begitu toleran
terhadap masyarakat Syi'ah yang dibuktikan dengan hadiah besar kepada mereka dari
pangeran Tabaristan, ia tidak menunjukkan sikap yang tak menyenangkan, seperti yang
dilakukan pendahulunya; namun hanya perintah untuk melakukannya secara terbuka.
TIdak seperti terhadap Bani Umayyah, ia memerintahkan Bani Umayyah dicela di doa
umum dan melarang semua sebutan yang memuji mereka di debat-debat kelompok
agama. Baghdad dipermalukan atas hal ini; dan pada akhirnya khalifah menarik titahnya
tersebut.
Setelah pemerintahan yang makmur selama 10 tahun, al-Mu'tadhid mangkat; dan
al-Muktafi, puterandanya dari seorang budak Turki, naik tahta.
19. Al-Muktafi
Nama lengkapnya adalah Al-Muktafi. Beliau lahir pada tahun 875 M dan wafat
pada tahun 908 M. Beliau adalah khalifah ke-17 Bani Abbasiyah yang menjabat dari
tahun 902 M sampai dengan tahun 908 M. Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid al-
Muktafi adalah anak al-Mu'tadhid (892-902) dengan seorang budak Turki. Dengan
pimpinan ar Raqqah saat kematian ayahandanya, ia kembali ke ibukota, di mana ia
dikagumi khayalak karena kemurahan hatinya, dan menghapuskan penjara-penjara
rahasia ayahandanya. Selama masa pemerintahannya yang sekitar 6 tahun, khilafah
mendapat ancaman dari sejumlah bahaya yang dengan gagah berani dihadapi dan
dipecahkan. Yang paling utama berasal dari Qaramitha, salah satu cabang Ismailiyah
yang mulai berkembang selama tahun-tahun terakhir.
Setelah masa pemerintahan bergolak selama 6-7 tahun, al-Muktafi bisa melihat-
lihat dan mengetahui bahwa khilafah lebih aman daripada masa pemerintahan al-
Mu'tasim Billah. Salah satu tindakan terakhirnya aalah kematian pangeran Samaniyan,
yang mengakui suksesi puterandanya di Khorasan, dan menyampaikan padanya bendera
yang ditempelkan dengan tangannya sendiri.
20. Al-Muqtadir
Nama lengkapnya adalah Al-Muqtadir. Beliau lahir pada tahun 895 M dan wafat
pada ttahun 932M. Beliau adalah khalifah ke-18 Abbasiyah yang menjabat mulai dari
tahun 908 M sampai dengan tahun 932 M. Setelah khalifah sebelumnya, al-Muktafi,
dikurung selama beberapa bulan di kamarnya, terjadi intrik yang menyangkut masa
depan khilafah. Dari 2 calon, adinda al-Muktafi yang disukai khalifah dan keturunan al-
Mu'tazz yang baru berusia 13 tahun, akhirnya dipilih al-Muqtadir, adinda al-Muktafi.
Sejak masa pemerintahannya, Abbasiyah terus menurun. Di saat yang sama,
banyak nama terkenal di bidang sastra dan IPTek bermunculan. Yang terkenal: Ishaq bin
Hunain (m. 911) (anak Hunain bin Ishaq), dokter dan penerjemah tulisan-tulisan filsafat
Yunani ke dalam bahasa Arab; Ibnu Fadhlan, penjelajah; Muhammad bin Jabir bin
Sinan al-Battani (m. 923), astronom; Thabari (m. 923), sejarawan dan agamawan; Abu
Bakr ar-Razi (m. 930), filsuf yang memberikan sumbangan mendasar dan abadi di
bidang kedokteran dan kimia; Abu Nashr Muhammad al-Farabi (m. 950), kimiawan dan
filsuf; Abu Nashr Mansur (1036 M), matematikawan; Al-Haitsam (m. 1040),
matematikawan; Abu Raihan al-Biruni (1048 M), matematikawan, astronom, fisikawan;
Omar Khayyám (1123 M), penyair, matematikawan, dan astronom.
Ada peperangan beberapa tahun antara kaum Muslimin dan Yunani di Asia,
dengan kekalahan besar di sisi kaum Muslim yang banyak dijadikan tawanan. Nmaun,
perbatasan Bizantium, mulai terancam gerombolan Bulgaria Volga; sehingga Kaisar Zoe
Karbonopsina mengirim dua Duta Besar ke Baghdad untuk menjamin gencatan senjata,
dan membagikan ransum buat tawanan muslim. Mereka diterima dengan tangan terbuka
dan perdamaian dipulihkan. 120.000 lempengan emas dibayarkan untuk kebebasan
tahanan itu. 12 tahun kemudian, untuk yang kedua kalinya al-Muqtadir menjadi sasaran
kudeta. Anggota istana terkemuka yang telah bersekongkol terhadapnya, memaksanya
turun tahta demi saudaranya al-Qahir, namun setelah terjadi sejumlah penjarahan dan
pembunuhan, para konspirator itu menyadari mereka tak mendapat dukungan senjata,
sehingga al-Muqtadir bisa memerintah lagi.
Pada tahun 932 M Al-Muqtadir dibunuh oleh penjaga kota di Mosul. Ia
digantikan oleh saudaranya al-Qahir (932–934).
21. Al-Qahir
Nama lengkapnya adalah Al-Qahir Billah Abu Manshur Muhammad Al-Qahir
Billa. Beliau merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 932 M sampai
tahun 934 M. Beliau dilahirkan pada tahun 286 Hijriyah atau 899 M dan meninggal
pada tahun 339 Hijriyah atau 950 M.
22. Ar-Radhi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas Muhammad bin al-Muqtadir bin al-
Mu'tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil, merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di
Baghdad dari tahun 934 M sampai kematiannya tahun 940 M pada umur 33 tahun.
Diperkirakan lahir pada tahun 297 Hijriyah atau 910 M, dari seorang ibu yang
merupakan mantan budak dari Romawi bernama Zhalum. Ia dilantik pada saat
pencopotan al-Qahir dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan Ibnu Muqlat
untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya
untuk membacakannya di depan khalayak ramai. Ar-Radhi Billah, Abu al-Abbas
Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mu’tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil. Beliau
dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal dari Romawi
bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat al-Qahir diberhentikan dari
jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada Ibnu Muqlat untuk menuliskan
kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya
dihadapan orang-orang.
23. Al-Muttaqi
Al-Muttaqi Billah bergelar Abu Ishaq, dengan nama lengkap Ibrahim bin al-
Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin al-Muwaffaq Thalhah bin al-Mutawakkil merupakan
Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 940 M sampai 944 M. Dia dilantik
sebagai khalifah setelah kematian saudaranya. Saat dilantik, ia berumur tiga puluh empat
tahun. Ibunya adalah mantan budak yang bernama Khalub, ada pula yang menyebutkan
nama ibunya adalah Zahrah. Beliau dilahirkan pada tahun 914 M.
24. Ath-Tha'i
Ath-Tha'i Lillah dilahirkan pada tahun 932 M dan wafat pada tahun 1003 M
bergelar Abu Bakar dengan nama asli Abdul-Karim bin al-Muthi' adalah Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 974 M hingga 991 M. Sedikit yang diketahui mengenai
kehidupan pribadi dan resminya. Semasa pemerintahannya, Suriah mengalami
kekacauan akibat pertarungan 3 faksi — Fatimiyah, Turki, dan Qaramitha; sedangkan
Buwaihiyah terpecah ke dalam partai-partai yang berperang sesama mereka sendiri.
Melihat keadaan ini, kaisar Bizantium Yohanes Tzimisces menggempur bagian timur
dalam gerakan yang berjaya pada 975. Setelah menjabat selama 17 tahun, ath-Tha'i'
dijatuhkan dan ditawan oleh penguasa Buwayhiyah yang mengharapkan harta benda ath-
Tha'i'.
25. Al-Qadir
Al-Qadir Billah bergelar Abu al-'Abbas dengan nama asli Ahmad bin Ishaq bin al-
Muqtadir merupakan khalifah Bani Abbasiyah dari tahun 991 M sampai 1031 M. Dia
dilahirkan pada tahun 336 H atau 947 dari seorang ibu yang merupakan mantan budak
bernama Tumna. Beliau dilantik sebagai khalifah setelah pengunduran diri sepupunya,
ath-Tha'i dari jabatannya. Saat dilantik al-Qadir tidak berada di tempat. Dia baru datang
ke Baghdad pada tanggal sepuluh Ramadan 381 H (sekitar 20 November 991), dan baru
keesokan harinya secara resmi ia menjalankan roda pemerintahan. Beliau meninggal
pada tanggal 11 Dzulhijjah 422 H atau 29 November 1031 M pada usia 84 tahun. Dan
masa pemerintahannya berlangsung selama 41 tahun 3 bulan.
26. Al-Qa'im
Al-Qa'im Biamrillah bergelar Abu Ja'far dengan nama aslinya Abdullah bin al-
Qadir adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1031 sampai 1075. Beliau
dilahirkan pada bulan Dzulqa'dah tahun 391 H atau September 1001 dari seorang ibu
yang mantan budak dari Armenia bernama Badr ad-Duja.
27. Al-Muqtadi
Al-Muqtadi adalah Khalifah Abbasiyah di Baghdad dari 1075 hingga 1094.
Beliau dihormati oleh Sultan Seljuk Sultan Malik Shah, yang selama masa
pemerintahannya kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas dari penaklukan Seljuk.
Arab, dengan Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi atas yuridiksi
spiritual Bani Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada khalifah; dan pada
kelahiran putranya, berharap bergabung dalam tahta umum. Namun mimpi itu tak
berbuah. Sang permasisuri yang tidak puas meninggalkan negeri itu ke Isfahan bersama
bayuinya. Dan sultan sendiri menjadi cemburu pada campur tangan khalifah dalam
urusan negara, mengharapkannya berhenti dan pensiun ke Bashrah; namun kematian
Malik Shah setelah itu, membuat keinginan itu tak terwujud.
28. Al-Mustazhir
Al-Mustazhir dilahirkan pada tahun 1078 M dan wafat pada tahun 1118 M pada
usia 43 tahun. Beliau bergelar Abu al-'Abbas dan nama aslinya adalah Ahmad bin al-
Muqtadi Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1094 sampai
1118. Dia menggantikan ayahnya al-Muqtadi.
29. Al-Mustarsyid
Al-Mustarsyid Billah bergelar Abu Manshur dengan nama asli al-Fadhl bin al-
Mustazhir Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1118 sampai
1135. Dilahirkan pada bulan Rabiul Awal 485 H atau April 1092 dari seorang ibu yang
mantan budak. Dia dilantik sebagai khalifah tatkala ayahnya meninggal dunia pada
bulan Rabiul Awal 512 H atau Juli 1118. Al-Mustarsyid terbunuh di Muraghah pada hari
Kamis tanggal 16 Dzulkaidah tahun 529 H atau 28 Agustus 1135 pada usia 43 tahun.
30. Al-Mustanjid
Al-Mustanjid bergelar Abu al-Muzhaffar dengan nama asli Yusuf bin al-Muqtafi
adalah khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1160 hingga tahun 1170. Beliau
dilahirkan pada tahun 508 H atau tahun 1115, dari seorang ibu yang mantan budak
berasal dari Karji bernama Thawus, kemudian dinobatkan oleh ayahnya pada tahun 547
H atau pada tahun 1152 sebagai putera mahkota. Belia wafat pada tahun 1170 M. Salah
seorang dari istri al-Muqtafi menginginkan puteranya yang menjadi khalifah. Beliau
memperoleh dukungan dari banyak Amir, dan mempersenjatai budak-budak
perempuannya dengan pisau untuk membunuh khalifah yang baru. Al-Mustanjid
mengetahui hal ini, kemudian mempenjarakan saudara dan ibu tirinya tersebut.
31. Al-Mustadhi'
Al-Mustadhi' Liamrillah dilahirkan pada tahun 1142 M dan wafat pada tahun
1180 M pada usia 38 tahun. Beliau bergelar Abu Muhammad dengan nama asli al-Hasan
bin al-Mustanjid Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari 1170 hingga
1180. Seperti pendahulunya, ia terus menduduki kedudukan yang kurang lebih
independen dengan seorang wazir, dan hanya didukung oleh sebuah angkatan kecil yang
cukup untuk gerakan lokal biasa. Pada masa kekuasaannyalah hidup seorang jenderal di
Mesir yang dikenal dengan nama Salahuddin al-Ayyubi, yang menjadi pahlawan Islam
dalam Perang Salib.
32. An-Nashir
An-Nashir Lidinillah dilahirkan pada tahun 1158 dan wafat tahun1225 pada usia
67 tahun. Beliau bergelar Abu al-Abbas dengan nama asli Ahmad bin al-Mustadhi'
Biamrillah adalah Khalifah ke-34 Bani Abbasiyah di Baghdad dari 1180 hingga 1225.
33. Azh-Zhahir
Azh-Zhahir Biamrillah dilahirkan pada tahun 1176. Beliau bergelar Abu Nashr
dengan nama aslinya Muhammad bin an-Nashir Lidinillah adalah Khalifah Abbasiyah di
Baghdad dari 1225 hingga 1226. Beliau adalah putera Abul 'Abbas Ahmadun Nashir li
Dinillah. Di masa pemerintahannya, beliau menurunkan pajak, dan membangun pasukan
yang kuat. Sedikit yang bisa diceritakan tentangnya (dan khalifah berikutnya) selain ia
hangat dan saleh. Perang Salib tetap berlarut-larut, sedangkan pewaris Saladin berselisih
di antara mereka sendiri. Ia meninggal pada 10 Juli 1226, 9 bulan setelah
pemerintahannya.
34. Al-Mustanshir
Al-Mustanshir dilahirkan pada tahun 1192 dan wafat tahun 1242 pada usia 50
tahun. Beliau adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari 1226 hingga 1242.
Beliau adalah putera Azh-Zhahir bi Amrillah dan cucu dari An-Nashir. Sedikit yang bisa
diceritakan tentangnya selain beliau hangat dan saleh. Seperti ayahandanya, beliau tetap
menjadi kholifah dengan sedikit pengaruh politik.
35. Al-Musta'shim
Al-Musta'shim Billah bergelar Abu Ahmad dan bernama lengkap Abdullah bin al-
Mustanshir Billah (lahir 1213 - 20 Februari 1258) adalah khalifah terakhir Bani
Abbasiyah di Baghdad. Beliau berkuasa dari 1242 hingga 1258. Beliau dilahirkan pada
tahun 609 H / 1213, beribukan seorang mantan budak yang bernama Hajar. Beliau wafat
pada tahun 1258 usia 45 tahun. Beliau dilantik sebagai khalifah setelah kematian
ayahnya. Diriwayatkan beliau merupakan sosok yang pemurah, penyabar, batinnya sehat
dan agamanya baik.
36. Al-Mustanshir II
Al-Mustanshir II atau dikenal pula dengan nama Al-Mustanshir Billah, bergelar
Abu al-Qasim, dengan nama lengkap Ahmad bin Azh-Zhahir Biamrillah Abu Nashr
Muhammad bin an-Nashir Lidinillah adalah Khalifah Bani Abbasiyah pertama yang
berkuasa dari 1261 sampai 1262 dan dilantik di Kairo, Mesir, setelah penaklukan
Baghdad oleh orang Mongol pada tahun 1258.
Yang pertama kali membaiatnya sebagai khalifah adalah Sultan azh-Zhahir
sendiri, disusul kemudian oleh Hakim Tajuddin, lalu Syaikh al-'Izz bin Abdus Salam dan
disusul oleh pejabat lain secara bergilir sesuai dengan kedudukan mereka masing-
masing. Pembaiatan tersebut berlangsung pada tanggal 13 Rajab 659 H / 13 Juni 1261.
Saat itu pula, seorang penguasa di Halb, Syamsuddin Aqusy juga mendirikan khilafah
dan bergelar Al-Hakim Biamrillah. Al-Mustanshir berencana untuk pergi ke Irak, sultan
pun ikut mengantarkan kepergiannya sampai Damaskus. Khalifah berangkat bersama
raja-raja Timur dan Sinjar, serta penguasa Halb pun bergabung dan menyatakan diri taat
kepada perintah Al-Mustanshir. Khalifah berhasil menaklukkan al-Haditsah, lalu Hita.
Saat itulah datang tentara Mongol, dimana kedua pasukan bertempur sengit. Sebagian
kaum muslimin terbunuh dalam pertempuran itu. Sedangkan khalifah sendiri dihukum
pancung. Tetapi ada pula yang menyatakan bahwa dia selamat dan melarikan diri.
Peristiwa ini terjadi pada 3 Muharram 660 H / 28 November 1261. Dengan demikian dia
hanya menjabat sebagai khalifah dalam waktu tiga bulan lebih. Setelah itu al-Hakim
Biamrillah menjadi khalifah yang sebelumnya telah dilantik di Halb.
(sumber : Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Press, Hayatu
Muhammad, Muhammad Husain Haikal)
2. Kronologi
a. Pada masa Nabi Muhammad SAW
611 M turunnnya wahyu pertama 2 H Nabi dan orang-orang muslim bergerak keluar kota mekkah 3 H Kaum Quraisy Mekkah menuju madinah dipimpin Kholid bin Walid untuk
menyerang nabi 5 H Masyarakat Yahudi, Mekkah, beberapa suku arab lain menyerang nabi ke
Madinah 6 H Ibadah haji disyari’atkan, nabi mengajak umat muslim melakukan ibadah umrah 9 H-10H Suku-suku di berbagai pelosok arab datang kepada nabi menyatakan
kedudukan mereka 631 M/10 H Nabi Muhammad menunaikan haji wada’ 632 M/11 H Nabi Muhammad wafat dirumah istrinya Aisyah
b. Pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shidiq
Mengumpulkan naskah-naskah setiap ayat-ayat al-qur’an dari simpanan al-kuttab. Menghilangkan kemunafikan dan kemurtadan yang menganggap segala perjanjian
dengan Nabi terputus. Perluasan wilayah kekuasaan muslim. 634 M Abu Bakar wafat dan Kholid bin Walid dikirim ke irak.
c. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab
634 M Umar bin Khattab diangkat menjadi kholifah 635 M perluasan daerah kekuasaan pertama, ibu kota syiriah. Damaskus 636 M Seluruh daerah syiriah dikuasai islam
Terjadi perang Yarmuk 637 M Al-Qadisiyah dikuasai Islam
Pasukan islam mengambil alih kota yerussalem
638 M Melakukan perluasan wilayah Merenovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
641 M Iskandariah, ibu kota Mesir ditaklukan Islam 644 M Umar bin Khattab di bunuh oleh Abu Lu’lu’ah. 20 H mencetak mata uang dirham, perak dengan ornament islami.
d. Pada masa Khalifah Utsman bin Affan
644 M Usman bin Affan diangkat menjadi kholifah. 655 M Usman bin Affan dibunuh oleh kaum pemberontak.
e. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
660 M Ali bin Abi Tholib terbunuh
f. Pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
Kronologi umum sejarah Bani Ummayyah
661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul.
677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan
Husain.
685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
713 M- Penaklukan Multan.
716 M- Serangan ke Konstantinopel.
717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran
dijalankan.
725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Perancis.
749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara
Abbasiyyah.
750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan Bani
Ummaiyyah.
756 M- Abdurrahman Ad-Dakhil menjadi khalifah Muslim di
Kordoba.Memisahkan diri dari Abbasiyyah.
Kronologi umum sejarah Bani Abbasiyah
750 M- Abu al-Abbas al-Saffah menjadi Khalifah pertama Bani Abbasiyah.
752 M- Bermulanya Kekhalifahan Bani Abbasiyah.
755 M- Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
756 M- Abd ar-Rahman I mendirikan kerajaan Bani Umayyah di Spanyol.
763 M- Pembangunan kota Bagdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
786 M- Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
792 M- Serangan ke utara Perancis.
800 M- Kaidah keilmuan mulai terbentuk. Aljabar diciptakan oleh Al-
Khawarizmi.
805 M- Kampanye melawan Byzantium. Merebut Pulau Rhodes dan Siprus.
809 M- wafatnya Harun ar-Rasyid. al-Amin dilantik menjadi khalifah.
814 M- Perang saudara antara al-Amin dan al-Ma'mun. al-Amin terbunuh dan al-
Ma'mun menjadi khalifah.
1000 M- Masjid Besar Cordoba dibangun.
1005 M- Multan dan Ghur ditawan.
1055 M- Baghdad dikuasai oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyah-
Seljuk dimulai sampai sekitar tahun 1258 ketika tentara Mongol menghancurkan
Baghdad.
1071 M- Peristiwa Manzikert. Sulthan Alp Arselan beserta pasukannya yang
hanya berjumlah 15.000 tentara berhasil mengalahkan gabungan tentara salib
yang dipimpim oleh Kaisar Romanus IV yang berjumlah 200.000 tentara.
1072 M- Sulthan Alp Arselan berhasil menguasai Asia Tengah (Anatolia). dan
meneruskan kepungannya terhadap kerajaan Byzantium.
1085 M- Tentara Kristen menawan Toledo, Spanyol.
1091 M- Bangsa Norman merebut Sisilia, pemerintahan Muslim di sana berakhir.
1095 M- Perang Salib pertama dimulai.
1099 M- Tentara Salib merebut Baitulmuqaddis. Mereka membunuh semua
penduduknya.
1144 M- Nur al-Din merebut Edessa dari tentara Salib. Perang Salib Kedua
dimulai.
1187 M- Salahuddin Al-Ayubbi merebut Baitulmuqaddis dari tentara Salib.
Perang Salib Ketiga dimulai.
1194 M- Tentara Muslim merebut Delhi, India.
1236 M- Tentara Salib merebut Cordoba, Spanyol.
1258 M- Tentara Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan
penduduk terbunuh. Kejatuhan Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani
Abbasiyyah di Baghdad.
(sumber : Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, KH Munawar Chalil)
3. Peta wilayah kekuasaan
a. Peta wilayah kekuasaan pada masa Nabi Muhammmad SAW
Pada masa Rasulullah wilayah kekuasaannya meliputi sebagian jazirah Arab, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
b. peta wilayah kekuasaan masa Khalifah Abu Bakar
Pada masa Khalifah Abu Bakar daerah kekuasaannya meliputi Palestina, Irak dan
kerajaan Hijrah, seperti pada gambar di bawah ini :
c. peta wilayah kekuasaan masa Khalifah Umar bin Khattab
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab daerah kekuasannya meliputi seluruh
jazirah Arab, palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir, seperti pada gambar di
bawah ini :
d. peta wilayah kekuasaan masa Khalifah Utsman bin Affan
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan daerah kekuasaannya meliputi Armenia,
Tunisia, Cyprus, Rhodes serta bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabarista
berhasil dibuka, seperti pada gambar di bawah ini :
e. peta wilayah kekuasaan masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib tidak terjadi perluasan wilayah, daerah
kekuasannya sama seperti Khalifah sebelum Ali.
f. peta wilayah kekuasaan masa Bani Umayyah
Pada masa Bani Umayyah daerah kekuasaannya meliputi Spanyol, Afrika Utara,
Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang
sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah, seperti pada gambar di
bawah ini :
g. peta wilayah kekuasan masa Bani Abbasiyah
Pada masa Bani Abbasiyah daerah kekuasaannya meliputi Spanyol, Afrika Utara,
Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang
sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah sama seperti masa
Bani Umayyah. Petanya ditunjukkan sebagai berikut :
(sumber : http://google.com diakses tanggal 10 April 2011)