33
UU PERBANKAN Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2012

UU PERBANKAN

  • Upload
    belita

  • View
    71

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

UU PERBANKAN. Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 20 12. UU Perbankan. a. UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan b. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Pengertian Bank. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: UU PERBANKAN

UU PERBANKAN

Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M2012

Page 2: UU PERBANKAN

2

UU Perbankan

a. UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

b. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan UU No. 7 Tahun 1992

Tentang Perbankan

Page 3: UU PERBANKAN

3

Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Page 4: UU PERBANKAN

4

Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran

Page 5: UU PERBANKAN

5

Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran

Page 6: UU PERBANKAN

6

Pengkhususan Bank Umum

Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar

pada kegiatan tertentu

Mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu adalah antara lain melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang,

pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah/pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas, dan pengembangan

pembangunan perumahan

Page 7: UU PERBANKAN

7

Kegiatan Usaha Bank Umum

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yg dipersamakan

b. Memberikan kreditc. Menerbitkan surat pengakuan hutangd. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun

untuk kepentingan dan atas perintah nasabah surat-surat wesel, surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya, kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah, SBI, obligasi, surat dagang dgn jangka waktu s.d. satu tahun, instrumen surat berharga lain dgn jangka waktu s.d. satu tahun

Page 8: UU PERBANKAN

8

Kegiatan Usaha Bank Umum cont ….

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dgn atau antar pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak

Page 9: UU PERBANKAN

9

Kegiatan Usaha Bank Umumcont.…

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat

l. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah

m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tdk bertentangan dgn UU Perbankan dan peraturan perundangan yang berlaku

Page 10: UU PERBANKAN

10

Kegiatan Usaha Bank Umum yg bersifat Pilihan

a. Melakukan kegiatan dalam valuta asingb. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau

perusahaan lain di bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, dan lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan

c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dgn syarat harus menarik kembali penyertaannya apabila telah melebihi jangka waktu paling lama 5 tahun atau perusahaan telah memperoleh laba

Page 11: UU PERBANKAN

11

Kegiatan Usaha Bank Umum yg bersifat Pilihancont….

d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun

Page 12: UU PERBANKAN

12

Pemberian Kredit oleh Bank Umum

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan

Untuk memperoleh keyakinan, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari Nasabah Debitur

Page 13: UU PERBANKAN

13

Pemberian Kredit oleh Bank Umumcont….

Mengingat bahwa agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas kemampuan Nasabah Debitur mengembalikan utangnya, agunan dapat hanya berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit

Bank tidak wajib meminta agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang dibiayai, yang lazim dikenal dengan agunan tambahan

Page 14: UU PERBANKAN

14

Batas Maksimum Penyediaan Dana

oleh Bank Umum Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai

batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank Umum kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank

Batas maksimum di atas tidak boleh melebihi 30% dari modal bank yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Page 15: UU PERBANKAN

15

Batas Maksimum Penyediaan Danaoleh Bank Umumcont….

Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit, atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh bank kepada:

a. pemegang saham yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor bank b. anggota Dewan Komisaris c. anggota Direksi d. keluarga dari pihak pada huruf a, b, dan c e. pejabat bank lainnya f. perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak pada huruf a, b, c, d, dan e

Page 16: UU PERBANKAN

16

Batas Maksimum Penyediaan Dana oleh Bank Umumcont….

Batas maksimum di atas tidak boleh melebihi 10% dari modal bank yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, bank dilarang melampaui batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah

Sanksi atas pelanggaran ‘larangan pelampauan’ diatur dalam Pasal 49, Pasal 50, Pasal 50A, Pasal 52, dan Pasal 53 UU Perbankan

Page 17: UU PERBANKAN

17

Peraturan Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 Ttg Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum

Seluruh portofolio Penyediaan Dana kpd Pihak Terkait dgn Bank ditetapkan paling tinggi 10% dari Modal Bank

Penyediaan Dana adalah penanaman dana Bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan, surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi, derivatif kredit, transaksi rekening administratif, potential future credit exposure, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan semua yang disebutkan di atas

Pihak Terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau keuangan

Page 18: UU PERBANKAN

18

Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 cont….

Penyediaan Dana kpd 1 (satu) Peminjam yang bukan Pihak Terkait dgn Bank ditetapkan paling tinggi 20% dari Modal Bank

Penyediaan Dana kpd 1 (satu) kelompok Peminjam yang bukan Pihak Terkait dgn Bank ditetapkan paling tinggi 25% dari Modal Bank

Page 19: UU PERBANKAN

19

Pembelian Agunan oleh Bank Umum Bank Umum dapat membeli sebagian atau seluruh

agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal Nasabah Debitur tidak memenuhi kewajibannya (kredit macet selama jangka waktu tertentu) kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya

Pembelian agunan oleh bank melalui pelelangan dimaksudkan untuk membantu bank agar dapat mempercepat penyelesaian kewajiban Nasabah Debiturnya

Page 20: UU PERBANKAN

20

Pembelian Agunan oleh Bank Umumcont….

Bank dimungkinkan membeli agunan di luar pelelangan dimaksudkan agar dapat mempercepat penyelesaian kewajiban Nasabah Debiturnya

Bank tidak diperbolehkan memiliki agunan yang dibelinya dan secepat-cepatnya (selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu tahun) harus dijual kembali agar hasil penjualan agunan dapat segera dimanfaatkan oleh bank

Page 21: UU PERBANKAN

21

Larangan kepada Bank Umum

a. Melakukan usaha perasuransian

b. Melakukan usaha lain yang tidak

disebutkan dalam UU Perbankan

c. Sanksi atas pelanggaran ‘larangan’ diatur

dalam Pasal 49, Pasal 50,Pasal 50A, Pasal 52,

dan Pasal 53 UU Perbankan

Page 22: UU PERBANKAN

22

Usaha Bank Perkreditan Rakyat

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

b. Memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah

d. Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain

Page 23: UU PERBANKAN

23

Larangan kepada Bank Perkreditan Rakyat

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (tidak termasuk kegiatan money changer)

c. Melakukan penyertaan modald. Melakukan usaha perasuransiane. Melakukan usaha lain yang tidak disebutkan dalam

UU Perbankan Sanksi atas pelanggaran ‘larangan’ diatur dalam Pasal 49, Pasal 50, Pasal 50A, Pasal 52, dan Pasal 53 UU Perbankan

Page 24: UU PERBANKAN

24

Pemberian Kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ketentuan pemberian kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat sama dengan ketentuan pemberian kredit oleh Bank

Umum

Page 25: UU PERBANKAN

25

Batas Maksimum Penyediaan Dana

oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ketentuan batas maksimum penyediaan dana oleh Bank Perkreditan Rakyat sama dengan ketentuan batas

maksimum penyediaan dana oleh Bank Umum

Page 26: UU PERBANKAN

26

Rahasia Bank

Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya

Pihak Terafiliasi dgn bank juga wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya

Pihak Terafiliasi adalah a. anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank; b. anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi; c. pihak yang memberikan jasanya kepada bank;

d. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan bank.

Page 27: UU PERBANKAN

27

Pengecualian thdp Ketentuan Rahasia Bank

Pengecualian menurut UU Perbankan

a. Kepentingan perpajakan b. Kepentingan penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kpd BUPLN/PUPN c. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana

d. Kepentingan perkara perdata antara bank dan

nasabah

e. Kepentingan tukar menukar informasi antar bank f. Permintaan, persetujuan atau kuasa Nasabah Penyimpan yg dibuat secara tertulis, dan permintaan ahli waris bila Nasabah Penyimpan meninggal dunia

Pengecualian menurut UU lain (UU Money Laundering, UU KPK)

Page 28: UU PERBANKAN

28

Bank dalam Kesulitan

Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

a. pemegang saham menambah modal b. pemegang saham mengganti Dewan Komisaris dan atau Direksi bank, c. bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya,

Page 29: UU PERBANKAN

29

Bank dalam Kesulitancont….

d. bank melakukan merger atau konsolidasi dengan

bank lain,

e. bank dijual kepada pembeli yang bersedia

mengambil alih seluruh kewajiban,

f. bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau

sebagian kegiatan bank kepada pihak lain,

g. bank menjual sebagian atau seluruh harta dan

atau kewajiban bank kepada bank atau pihak

lain

Page 30: UU PERBANKAN

30

Bank dalam Kesulitancont….

Apabila: a. tindakan di atas belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank, dan atau b. menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem

perbankan, Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin

usaha bank dan memerintahkan Direksi bank untuk segera menyelenggarakan RUPS guna pembubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi

Page 31: UU PERBANKAN

31

Bank dalam Kesulitancont….

Dalam hal Direksi bank tidak menyelenggarakan RUPS, Pimpinan Bank Indonesia meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisi pembubaran badan hukum bank, penunjukan tim likuidasi, dan perintah pelaksanaan likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 32: UU PERBANKAN

32

UU Perbankan versus UU LPS

Kewenangan pencabutan izin usaha bank merupakan kewenangan Bank Indonesia, sesuai dengan UU Perbankan (dan UU Bank Indonesia)

& Kewenangan pembubaran badan hukum dan

likuidasi bank merupakan kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan, sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) yang berlaku efektif tanggal 23 September 2005

Page 33: UU PERBANKAN

33

Terima Kasih