Upload
dewi-lailatul-izzah
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 uus pjk
1/117
May
4
ASKEP PJK
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER
(PJK)
1.1. Konsep Dasar PJK
1.1.1. Penger!an
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang
pada arteri sirromfle. !liran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen
maupun sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. "irkulasi
kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan
nutrisi ke miokardium.
#egagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel
yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi
tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard
infarct).
Penyakit jantung koroner (P$#) adalah keadaan patologis di arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan
aliran darah ke jantung ("melt%er, &''**+).
1.1.". E!o#!g!
aktor yang tidak dapat dimodifikasi
) -iayat keluarga
&) Peningkatan usia
) $enis kelamin
aktor yang dapat dimodifikasi
) 0ekanan darah tinggi
http://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.html7/25/2019 uus pjk
2/117
0ekanan darah tinggi adalah faktor resiko yang paling membahayakan karena biasanya tidak
menunjukkan gejala sampai telah menjadi lanjut. 0ekanan darah tinggi menyebabkan
tingginya gradient tekanan yang harus dilaan oleh 1entrikel kiri sampai memompa darah.
0ekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat.
&) #olesterol
0iga elemen metabolism lemak, antara lain kolesterol total, 232 (lo density lipoprotein)
dan 32 (high density lipoprotein) dianggap sebagai faktor primer yang mempengaruhi
perkembangan penyakit jantung koroner. 232 menyebabkan efek berbahaya pada dinding
arteri dan mempercepat proses aterosklerosis. 32 membantu penggunaan kolesterol total
dengan cara mengangkut 232 ke hati, mengalami biodegradasi dan kemudian diekskresi.
) Merokok
Merokok berperan dalam memperparah penyakit jantung koroner melalui cara, yaitua) Menghirup asap rokok akan meningkatkan kadar karbon monoksida darah. b, komponen
darah yang mengangkut oksigen lebih mudah terikat dengan karbon monoksida. $adi oksigen
yang disuplai ke jantung menjadi sangat berkurang, membuat jantung bekerja lebih berat
untuk menghasilkan energy yang sama besarnya.
b) !sam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin yang menyebabkan
konstriksi arteri. !liran darah dan oksigenasi jaringan menjadi terganggu.
c) Merokok meningkatkan adhesi trombosit, mengakibatkan kemungkinan peningkatan
pembentukan trombosit.4) 3iabetes mellitus
3iabetes mellitus merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner,
hiperglikemi memicu terjadinya pertumbuhan plaque.
5) 6besitas
6besitas dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner melalui berbagai cara, yaitu
a) 6besitas mengakibatkan terjadinya perubahan lipid darah, yaitu peninggian kadar kolesterol
darah, kadar 232 kolesterol meningkat (kolesterol jahat, yaitu %at yang mempercepat
penimbunan kolesterol pada dinding pembuluuh darah), penurunan kadar 327kolesterol
(koolesterol baik, yaitu %at yang mencegah terjadinya penimbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah).
b) 6besitas mengakibatkan terjadinya hipertensi (akibat peningkatan 1olume darah,
peningkatan kadar rennin, peningkatan kadar aldosteron dan insulin, meningkatnya tahanan
7/25/2019 uus pjk
3/117
pembuluh darah sistemik, serta terdapatnya penekanan mekanis oleh lemak pada dinding
pembuluh darah tepi).
c) 6besitas juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan tolerensi glukosa ataupun kencing
manis. Menurut 8estlund dan 9icholas "en, obesitas sedang akan meningkatkan resiko
penyakit jantung koroner ' kali lipat,bahkan jika berat badan lebih besar 45: dari berat
badan standar, maka resiko terjadinya penyakit kencing manis akan meningkat menjadi '
kali lipat.
6leh karena hipertensi, hiperkolesterol, 2327kolesterol, 327kolesterol, dan kencing manis
(diabetes mellitus) merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner (P$#), maka
peningkatan tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
+) "tres
"tres baik fisik maupun mental merupakan faktor resiko untuk P$#. Pada masa sekarang,linkungan kerja telah menjadi penyebab stress dan terdapat hubungan yang saling berkaitan
antara stress dan abnormalitas metabolisme lipid. Perilaku yang rentan terhadap P$#
(kepribadian !), antara lain sifat agresif, kasar sinis, gangguan tidur, depresi, emosian.
1.1.$. K#as!%!&as! pen'a&! Janng
a) Penyakit jantung baaan, biasanya diderita bayi yang lahir dengan kelainan jantung
b) Penyakit jantung rematik, umumnya diderita oleh anak ; hingga & tahun, diakibatkan
terganggunya kelep jantungc) Penyakit jantung koroner, sering menimpa orang pada usia 4' sampai +5 tahun. $enis
penyakit jantung ini paling sering terjadi
d) Penyakit otot jantung yang tidak diketahui sebabnya atau cordiomyopathy
e) Penyakit jantung yang lain, karena hipertensi, anemi, thyroid serta beri7beri
1.1.. *an!%esas! K#!n!s
. 9yeri dada
0anda khas dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada disebelah kiri seperti tertusuk
benda7benda tajam, terasa berat, hilang timbul dan menjalar dari bahu sampai tangan.
&. "esak nafas
7/25/2019 uus pjk
4/117
Mekanisme kerja nitrat meliputi penurunan preload karena pengumpulan darah 1ena,
penurunan afterload dan penurunan tekanan darah sistemik, dilatasi koroner miokard secara
langsung peningkatan perfusi koroner dan redistribusi aliran darah miokard. Misalnya
=liserin trinitrat
"ustac &,+7' mg/hari"usard &7+ mg/hari
>sosorbid dinitrat
>sordil 4'7&' mg/hari
?edocard 4'7+' mg/hari
>sosorbid mononitrat elanton &'7&' mg/hari
) Penyekat
7/25/2019 uus pjk
5/117
#omplikasi selama prosedur P0?! atau selama pemulihan antara lain sobekan arteri,
penyempitan arteri secara mendadak dan spame arteri koroner
Peraatan pasca bedah P0?!
Pasien diberikan sejumlah besar heparin dan nitrogliserin i1 untuk beberapa aktu setelah
prosedur untuk mencegah pembentukan bekuan dan spame arteri Pantau ketat akan adanya perdarahan
#anula baru dilepas bila hasil pemeriksaan pembekuan darah pasien telah kembali ke ,57&
harga normal laborat
&) ?!??B,
ruang raat inap, hingga pasien pulang. 2ama latihan *74 hari. $enis latihan pemanasan 5
menit yang mencakup latihan otot lengan, tungkai, pinggul secara ritmik dan berulang.
#omponen latihan intinya adalah jalan/sepeda statis dengan beban yang ditingkatkan secara
bertahap sesuai respon latihan. 2atihan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit.
&) Program fase >>
Merupakan program lanjutan yang pelaksanaannya sesegera mungkin setelah pasien pulang
ke rumah. 2ama latihan +7; minggu dilaksanakan /minggu selama satu jam. $enis latihan
pemanasan berupa stretching selama 57' menit, dilanjutkan bersepeda statis dan jalan kaki
selama '745 menit. 2atihan diakhiri dengan pendinginan selama ' menit.
7/25/2019 uus pjk
6/117
) Program fase >>>
Merupakan program jangka panjang dengan basis komunitas. 3ilaksanakan setelah pasien
menyelesaikan program fase >> melalui uji latih jantung dan mencapai kapasitas aerobik.
2ama latihan 7 bulan
".1. Konsep Dasar Kepera0aan
".1.1. Peng&a/!an
) >dentitas
Bsia dan
7/25/2019 uus pjk
7/117
Pasien diet tinggi kolesterol/lemak, garam, minuman keras
!kti1itas dan istirahat
#elelahan yang yang luar biasa setelah melakukan latihan atau kegiatan yang berat
Psikososial
Mempunyai kebiasaan merokok, stress kerja maupun keluarga, mudah marah
+) Pemeriksaan fisika) "istem Pernapasan
3ispneu saat melakukan kegiatan atau beristirahat, -- meningkat, kedalaman dangkal dan
berkeringat dingin
b) "istem #ardio1askuler
9yeri dada disebelah kiri seperti tertusuk benda7benda tajam, terasa berat, hilang timbul dan
menjalar dari bahu sampai tangan. 0ekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi
mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. "uara jantung, suara
jantung tambahan " atau "4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ 1entrikel
kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi. eart rate mungkin meningkat atau menglami
penurunan (tachy atau bradi cardia). >rama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.
Edema $ugular 1ena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal
jantung.
c) "ystem 9eurologi
9yeri kepala yang hebat
d) "ystem Perkemihan
6ligurie) "ystem Pencernaan
Perut kembung, penurunan peristaltic usus
f) "ystem >ntegument
8arna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
g) "ystem Muskuloskeletal
#elelahan saat beraktifitas
*) Pemeriksaan Penunjang
a) 2aborat (232 dan 32)b) Bntuk mengetahui kadar 232 dalam darah karena 232 menyebabkan efek berbahaya pada
dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis
c) E#=
d) 3engan pemeriksaan E?= dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung. $ika
dengan E#= tidak tampak kelainan pada jantung akan dianjurkan pemeriksaan E?6 dan
treadmill.
e) E?6
f) 0readmill
g) Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/ akti1itas.
h) !rteriorgrafi #oroner
7/25/2019 uus pjk
8/117
i) !rteriografi koroner mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (FF 7 '':) untuk
memastikan apakah anda mempunyai Penyakit $antung koroner.
j) !nalisa gas darah Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis
ata akut.
k) #olesterol atau trigliseid Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya
arteriosklerosis.
l) ?hest G ray Mungkin normal atau adanya cardiomegali, ?, atau aneurisma 1entrikiler.
m) En%ym dan isoen%ym pada jantung ?P#7M< meningkat dalam 47& jam, dan mencapai
puncak pada &4 jam. Peningkatan "=60 dalam +7& jam dan mencapai puncak pada + jam.
n) Elektrolit #etidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung
dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
".1.". *asa#a- Kepera0aan
) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal&) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya curah jantung
) 9yeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen di otot7otot jantung
dengan kebutuhan miokard
4) P# Penurunan curah jantung
5) #elebihan 1olume cairan berhubungan dengan kelebihan cairan diparu sekunder
+) #onstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus
*) >ntoleran akti1itas berhubungan dengan gangguan perfusi perifer
;) !nsietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian dan perubahan kesehatan
F) #urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit jantung
koroner
".1.$. Inerens!
) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan pasien mampu mempertahankan
pola pernafasan efektif dengan criteria hasil -- &7&' /menit, nadi +'7'' /menit, tidak
ada tachipnea atau dispnea, gerak dada simetris, tidak ada nyeri dada, selang dada dan aliranstabil, ekspansi paru penuh dan tidak ada suara nafas yang ad1entisius.
>nter1ensi
a) $elaskan penyebab pola nafas tidak efektif
-/ Penyebab pola nafas tidak efektif karena adanya penumpukan cairan dalam paru sehingga
menghambat ekspansi paru
b)
7/25/2019 uus pjk
9/117
-/ memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.
e) 6bser1asi frekuensi pernapasan pasien, pengembangan dada, dan bunyi nafas tambahan.
-/ frekuensi pernapasan yang normal, pengembangan dada yang simetris dan tidak ada bunyi
nafas tambahan, mengindikasikan pola nafas yang efektif.
&) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya curah jantung
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan perfusi jaringan perifer kembali
adekuat dengan criteria hasil akral hangat, nadi +'7'' /menit dan kuat.
>nter1ensi
a) 2ihat pucat, sianosis, kulit dingin, lembab. ?atat kekuatan nadi perifer
-/ @asokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung yang ditandai dengan
penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi
b) Pantau pemasukan haluaran urine
-/ Penurunan pemasukan dapat mengakibatkan penurunan 1olume sirkulasi yang berdampak
nrgstif pada perfusi dan fungsi organ.c) #olaborasi
Pemeriksaan data laboratorium (=3!, ndikator perfusi/fungsi organ
) 9yeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen di otot7otot jantung
dengan kebutuhan miokard
0ujuan #enyamanan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperaatan dengan kriteria hasil
Pasien mengungkapkan nyeridadanya berkurang atau hilang
-aut ajah tampak rileks
@!" '7
0ekanan darah systole '7' dan diastole ;'7F' mmg9adi +'7''/menit
>nter1ensi
a. $elaskan pada pasien penyebab dari nyeri dada
-/ 3engan penjelasan yang diberikan pasien lebih kooperatif dalam menerima terapi
b. !jarkan teknik relaksai
-/ Meningkatkan asupan 6&sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dan iskemia jaringan
c. #olaborasi dalam pemberian 6&-/ Meningkatkan jumlah 6& yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligus mengurangi
ketidaknyamanan akibat iskemik
d. #olaborasi dalam pemberian obat antiagina (nitrogliserin, cedocard, fasorbid)
-/
7/25/2019 uus pjk
10/117
a) 9adi +'7'' /mnt
b) 03 &'/;' mmg
c) 0idak ada pucat/sianosis
d) Pasien tidak gelisah dan tidak cepat lelah
>nter1ensi
a. $elaskan pada pasien penyebab cepat lelah, kulit pucat
-/ penurunan suplai darah keseluruh tubuh menyebabkan jaringan kurang 6 &, penurunan
metabolisme energy sehingga menyebabkan kelelahan. "uplai darah ditujukan untuk organ
1ital sehingga darah perifer mengalami penurunan.
b.
7/25/2019 uus pjk
11/117
7/25/2019 uus pjk
12/117
d) -/ !kti1itas yang memerlukan menahan nafas dan menunduk dapat mengakibatkan
bradikardia juga menurunkan curah jantung dan takikardia dengan peningkatan tekanan
darah.
e) #olaborasi
-ujuk ke program rehabilitasi jantung-/ Memberikan dukungan dan pengaasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses
penyembuhan.
f) 6bser1asi frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah sebelum, selama sesudah
akti1itas sesuai indikasi.
-/ #ecenderungan menentukan respons pasien terhadap akti1itas dan dapat mengindikasikan
penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat akti1itas/kembali tirah
baring lama.
;) !nsietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian dan perubahan kesehatan
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan pasien tidak mengalami kecemasan dengan
criteria hasil pasien tidak cemas dan takut, pasien mampu berpartisipasi dalam proses
pengobatan.
>nter1ensi
a) $elaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress
-/ Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis
b) 0ingkatkan ekspresi perasaan dan takut. ?ontoh menolak, depresi dan marah.
-/ Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacuan internal dan efek gambaran
diri.
c) 3orong keluarga dan teman untuk menggangap pasien seperti sebelumnya
-/ Meyakinkan pasien baha peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah
d)
7/25/2019 uus pjk
13/117
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan pasien mampu mengetahui dan
mengerti tentang sakitnya dan tindakan yang akan dilakukan dengan criteria hasil Pasien
(keluarga) mampu berpartisipasi dalam program terapi dan mampu mengetahui dan
memahami tentang kondisi/ proses penyakit dan pengobatan.
>nter1ensi
a) 3orong untuk menghindari factor/situasi yang sebagai pencetus nyeri dada contoh stress
emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak.
-/ 3apat menurunkan insiden/beratnya episode iskemik
b)
7/25/2019 uus pjk
14/117
DA2TAR PUSTAKA
?apernito, 2inda $uall. &''4. 3& Sa& D!agnosa Kepera0aan. !lih bahasa Dasmin !sih.
&''+. $akarta E=?
3oenges, Marilyn E. FF. Ren4ana As-an Kepera0aan. !lih bahasa > Made #ariasa. FFF.
$akarta E=?
Muttaqin, !rif. &''F. 3& A/ar As-an Kepera0aan Dengan Ganggan S!se,
Kar5!oaser 5an He,ao#og!. $akarta "alemba Medika
"melt%er, "u%anne ?. FF+. 3& A/ar Kepera0aan *e5!&a# 3e5a-. !lih bahasa !gung
8aluyo. $akarta E=?
http//kadri7blog.blogspot.com/&''//askep7jantung7koroner7coronary7heart.html 3iakses
tanggal 7 7&'& Pukul &&.'' 8>nhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
7/25/2019 uus pjk
18/117
?ontoh debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
>ngestan, yang masuk melalui mulut
?ontoh makanan dan obat7obatan
#ontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
?ontoh perhiasan, logam dan jam tangan
b) Perubahan cuaca
?uaca lembab dan haa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
!tmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. #adang7kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. al ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
c) "tress
"tress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. 3isamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. #arena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum
bisa diobati.
d) 2ingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. al
ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hean, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. =ejala ini
membaik pada aktu libur atau cuti.
e) 6lah raga/ aktifitas jasmani yang berat
7/25/2019 uus pjk
19/117
"ebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. 2ari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. "erangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.
1.$ K#s!%!&as! As,a (3rnner 6 S55ar7 "8819:11)
!sma dibagi menjadi tipe yaitu
) !sma alergik/ ekstrinsik
!sma yang disebabkan oleh alergen atau allergen7alergen yang dikenal (mis,
serbuk sari, binatang, makanan, dan jamur). !lergen yang paling umum adalah
alergen melalui udara (airborne)dan muncul secara musiman (seasonal). Pasien
dengan asma alergik biasanya mempunyai riayat penyakit elergi pada keluarga
atau riayat pengobatan rhinitis alergik, paparan alergi akan menyebabkan
serangan asma.
&) !sma idiopatik/ non alergik/ intrinsik
Merupakan jenis asma yang tidak berhubungan langsung dengan alergen
spesifik. aktor7faktor yang dapat menyebabkan antara lain common cold,
infeksi saluran nafas atas, beberapa agen farmakologik, antagonis beta
adrenergik, penyedap makanan (agen sulfit). "erangan asma tipe idiopatik/ non
alergik/ intrinsik dapat menjadi lebih berat dengan berjalanya aktu dapat
berkembang menjadi bronkhitis dan emfisema,dan pada beberapa pasienberkembang menjadi asma campuran.
7/25/2019 uus pjk
20/117
1. K#as!%!&as! Dera/a As,a (*ans/oer Ar!e%7 "8889 ;;).
3erajat !sma =ejala =ejala Malam ungsi Paru
>ntermitten
Mingguan
a) =ejala J
/minggub) 0anpa gejala di
luar serangan
c) "erangan singkat
d) ungsi paru
asimptomatik dan
normal luar
serangan
A & kali sebulan @EPl atau !PE
A;':
Persisten -ingan
Mingguan
a) =ejala I/minggu
tapi J /harib) "erangan dapat
menggangu
akti1itas dan tidur
I& kali seminggu @EPl atau !PE
A;': normal
Persisten "edang
arian
a) =ejala harian
b) Menggunakan obat
setiap hari
c) "erangan
mengganggu
akti1itas dan tidur
d) "erangan&/minggu, bisa
berhari7hari
Isekali seminggu @EPl atau !PE
I+': tetapi C;':
normal
Persisten
7/25/2019 uus pjk
21/117
4)
7/25/2019 uus pjk
22/117
@? tidak melebihi &':. -espon mungkin juga tidak dijumpai pada
obstruksi jalan nafas yang berat, oleh karena obat tunggal aerosol tidak
cukup memberikan efek yang diharapkan. Bntuk melihat re1ersibilitas pada
hal yang akhir mungkin diperlukan pengobatan kombinasi adrenergik,
teofilin dan bahkan kortikosteroid untuk &7 minggu. -e1ersibilitas dapat
terjadi tanpa pengobatan yang dapat terlihat dari hasil pemeriksaan
spirometri yang dilakukan pada saat yang berbeda7beda misalnya beberapa
hari atau bulan kemudian. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan
efek pengobatan.
4) !nalisa =as 3arah
Pasien dengan terapi oksigenasi yang "p6& tidak membaik sampai IF':,
perlu dilakukan pemeriksaan !=3. Meskipun sudah diberikan terapi
oksigen tetapi oksigenasi tetap tidak adekuat perlu dipikirkan kondisi lain
yang memperberat seperti adanya pneumonia ("udoyo !ru, dkk.
&''F&&&&).
5) Pada !=3 terdapat hipokapnea dan respirasi alkalosis dan tekanan parsial
karbon dioksida (P?6&) rendah
+) oto 0horaks
iperinflasi dan pendataran diafragma
*) 0es kepekaan kulit
0ujuan tes ini yaitu untuk menunjukkan adanya antibodi imunoglobulin E
yang spesifik dalam tubuh. 0es ini hanya menyokong anamnesis, karena
alergen yang menunjuk tes kulit positif tidak selalu merupakan
penyebab asma, sebaliknya tes kulit yang negatif tidak berarti ada faktor
kerentanan kulit. 3engan berbagai bahan alergen dapat membantu untuk
menetukan pada asma atopik.
;) Pemeriksaan sputum dan darah
7/25/2019 uus pjk
23/117
3apat menunjukkan eosinofilia (kenaikan kadar eosinofil)
1.; Pen4ega-an (3rnner 6 S55ar7 "8819:1$)
Pasien dengan asma kambuhan harus menjalani pemeriksaan mengidentifikasi
substansi yang mencetuskan terjadinya serangan. Penyebab yang mungkin
antara lain bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hean peliharaan, kuda,
deterjen, sabun, makanan tertentu, jamur, dan serbuk sari. $ika serangan
berkaitan dengan musim, maka serbuk sari menjadi factor penyebabya. Bpaya
harus dibuat untuk menghindari agen penyebab kapan saja memungkinkan.
1.
7/25/2019 uus pjk
24/117
pasien asma akut, tetapi efeknya tidak sebaik L&7agonis. Penggunaan
ipratropium bromide (>< dan L&7agonis diindikasikan
sebagai terapi pertama pada pasien deasa dengan eksaserbasi asma berat.
3osis 4 semprot (;' mg) tiap ' menit dengan nebuli%er akan lebih efektif
("udoyo !ru, dkk. &''F&&&).
4) #ortikosteroid
#ortikosteroid penting dalam pengobatan asma. Medikasi ini mungkin
diberikan secara intra1ena (hidrokortisone), secara oral (prednisolon,
prednisone), atau melalui inhalasi (beklometasone, deksametasone).Penggunaan kortikosteroid ini berperan dalam mengurangi inflamasi dan
bronkokonstriktor (nhibitor sel mast
9atrium kromolin, suatu inhibitor sel mast, adalah bagian integral dari
pengobatan asma. Medikasi ini diberikan melalui inhalasi. Medikasi ini
mencegah pelepasn mediator kimiai anafilatik, dengan demikian
mengakibatkan bronkodilatasi dan penurunan inflamasi jalan nafas (
7/25/2019 uus pjk
25/117
"erangan asma akut dapat menyebkan turbulensi aliran udara. 0urbulensi aliran
udara ini dapat dikurangi dengan pemberian gas yang mempunyai densitas lebih
rendah serta mempunyai 1iskositas yang lebih tinggi dari udara. elio (helium
dan oksigen) merupakan campuran gas yang dapat diberikan pada penderita
asma akut untuk mengurangi turbulensi aliran udara ("udoyo !ru, dkk.
&''F&&&4).
;) 0erapi lain
nfeksi 1irus kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan epithelial dan
inflamasi saluran pernapasan, sehingga antibiotic perlu diberikan ("udoyo !ru,
dkk. &''F&&&4).
1.= Ko,p#!&as!
7/25/2019 uus pjk
26/117
7/25/2019 uus pjk
27/117
$. Konsep As-an Kepera0aan
$.1 Peng&a/!an 5aa %o&s
!namnese
) >dentitas
a) Bsia
!sma ekstrinsik atau alergik ditemukan pada sebagian kecil orang
deasa, dan disebabkan oleh alergen yang diketahui.dan bentuk ini
dimulai pada masa anak7anak. !sma intrinsik lebih sering timbul pada
usia I 5 th.
b) 0empat tinggal
0erjadi pada seseorang, terutama mereka yang tinggal dipemukiman yang
padat tempat tinggalnya, lembab, polusi udara, berdebu, ada binatang
peliharaan di rumah,dan kurangnya 1entilasi dari rumah.
7/25/2019 uus pjk
28/117
&) #eluhan utama
"esak napas, batuk
) -iayat penyakit sekarang
"P!), ada riayat
alergi, ada riayat sakit asma, timbul pada aktu / musim tertentu.
5) -iayat Psikososial
Pasien sering mengalami kecemasan, takut, mudah tersinggung, interaksi sosial
terbatas, kurang pengetahuan terhadap kondisi penyakitnya.
Pemeriksaan isik
#eadaan umum penurunan kesadaran pasien, pasien tampak lemah,tanda7tanda 1ital
didapatkan peningkatan suhu tubuh, frekuensi napas meningkat dan dangkal, nafas
cuping hidung, nadi meningkat, batuk
)
7/25/2019 uus pjk
29/117
)
7/25/2019 uus pjk
30/117
*) >ntoleran aktifitas berhubungan dengan penurunan suplay oksigen ke jaringan
;) #urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prose
penyakit, factor penyebab timbulnya penyakit dan penanganannya
".$ Inerens!
) #etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
0ujuan $alan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperaatandengan kriteria e1aluasi "uara nafas 1esikuler, rekensi nafas anak/deasa
&'7&5 /mnt, 0idak ada tanda sianosis diujung jari / bibir, "ekret berkurang
>nter1ensi
a) $elaskan kepada pasien dan keluarga tentang ketidakefektifan dari jalan
nafas
-/ Peradangan dari parenkim parumenyebabkan produksi sekret meningkat
ditunjang dengan batuk tidak efektif sehingga terjadi penumpukan sekret
dan mengalami obstruksi jalan nafas yang mengakibatkan ketidakefektifan
jalan nafas.
b)
7/25/2019 uus pjk
31/117
d) #olaborasi dalam pemberian !ntibiotika, Mukolitik, bronkhodilator,
nebuli%er.
-/ !ntibiotika membunuh kuman penyebab infeksi. Mukolitik
mengencerkan lender.
7/25/2019 uus pjk
32/117
c)
7/25/2019 uus pjk
33/117
d) Periksa !=3 dan "p6&
-asional !=3 dan "p6& sebagai e1aluasi status pertukaran gas
menunjukan konsentrasi 6& dan ?6&.
e) 6bser1asi pernafasan (frekuensi, pola nafas, keluhan sesak), tensi, nadi,
produksi kesadaran pasien.
-asional 3engan obser1asi akan mengetahui perkemangan kondisi pasien
dan dapat mengambil tindakan secara tepat.
4) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya curah
jantung
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan perfusi jaringan
perifer kembali adekuat dengan criteria hasil akral hangat, nadi +'7'' /menit
dan kuat.
>nter1ensi
a) $elaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
-/ !gar pasien lebih kooperatif
b) 2ihat pucat, sianosis, kulit dingin, lembab. ?atat kekuatan nadi perifer
-/ @asokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung yang
ditandai dengan penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi
c) Pantau pemasukan haluaran urine
-/ Penurunan pemasukan dapat mengakibatkan penurunan 1olume sirkulasi
yang berdampak nrgstif pada perfusi dan fungsi organ.
d) #olaborasi
Pemeriksaan data laboratorium (=3!, ndikator perfusi/fungsi organ
7/25/2019 uus pjk
34/117
5) -esiko cedera berhubungan dengan hipoia
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan tidak terjadi cedera yang
dialami pasien dengan criteria hasil
>nter1ensi
a) $elaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-/ !gar pasien lebih kooperatif
b) 6rientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar (tempat, aktu dan orang)
-/ !gar pasien mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya dan mencegah
terjadinya disorientasi tempat, aktu dan orang.
c)
7/25/2019 uus pjk
35/117
>nter1ensi
a) $elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
-/ >ntake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan
protein untuk proses penyembuhan
b)
7/25/2019 uus pjk
36/117
>nter1ensi
a) nformasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan ansietas
dan masalah berlebihan.
7/25/2019 uus pjk
37/117
b)
7/25/2019 uus pjk
38/117
?arpenito, 2ynda $uall, (&''*). 3& Sa& D!agnosa Kepera0aan. Edisi '. !lih
bahasa Dasmin !sih E=? $akarta.
3oenges.E Marilynn. (&'''). -encana !suhan #eperaatan Pedoman untu
aperencanaan dan Pendokumentasian Peraatan Pasien, $akarta E=?.
Mansjoer !rief, dkk. (&''). Kap!a se#e&a &e5o&eran7 E5!s! Ke!ga. J!#!5 1.
akultas kedokteran B> Media !esculapius
Price, "yl1ia !nderson. (&''+). Pao%!s!o#og!9 Konsep K#!n!s Proses>Proses
Pen'a&!. !lih bahasa
7/25/2019 uus pjk
39/117
3iposkan 4th May &'4 oleh ?hristina -emba
'
Ta,a-&an &o,enar
&.
May
4
ASKEP PJK
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER
(PJK)
1.1. Konsep Dasar PJK
1.1.1. Penger!an
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung
artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri
koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri
koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromfle. !liran darah ke distal dapat
https://plus.google.com/109894645432195357838http://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttps://plus.google.com/109894645432195357838http://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/askep-pjk.html7/25/2019 uus pjk
40/117
mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh
akumulasi plaque atau penggumpalan. "irkulasi kolateral berkembang di sekitar
obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.
#egagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat
ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah
karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi
permanen (miocard infarct).
Penyakit jantung koroner (P$#) adalah keadaan patologis di arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di
dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan
penurunan aliran darah ke jantung ("melt%er, &''**+).
1.1.". E!o#!g! aktor yang tidak dapat dimodifikasi
) -iayat keluarga
&) Peningkatan usia
) $enis kelamin
aktor yang dapat dimodifikasi
) 0ekanan darah tinggi
0ekanan darah tinggi adalah faktor resiko yang paling membahayakan karena
biasanya tidak menunjukkan gejala sampai telah menjadi lanjut. 0ekanan
darah tinggi menyebabkan tingginya gradient tekanan yang harus dilaan
oleh 1entrikel kiri sampai memompa darah. 0ekanan darah tinggi yang terus
menerus menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat.
&) #olesterol
0iga elemen metabolism lemak, antara lain kolesterol total, 232 (lo density
lipoprotein) dan 32 (high density lipoprotein) dianggap sebagai faktor
primer yang mempengaruhi perkembangan penyakit jantung koroner. 232
menyebabkan efek berbahaya pada dinding arteri dan mempercepat proses
aterosklerosis. 32 membantu penggunaan kolesterol total dengan caramengangkut 232 ke hati, mengalami biodegradasi dan kemudian diekskresi.
) Merokok
Merokok berperan dalam memperparah penyakit jantung koroner melalui cara,
yaitu
a) Menghirup asap rokok akan meningkatkan kadar karbon monoksida
darah. b, komponen darah yang mengangkut oksigen lebih mudah
terikat dengan karbon monoksida. $adi oksigen yang disuplai ke jantung
menjadi sangat berkurang, membuat jantung bekerja lebih berat untuk
menghasilkan energy yang sama besarnya.
7/25/2019 uus pjk
41/117
b) !sam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin yang
menyebabkan konstriksi arteri. !liran darah dan oksigenasi jaringan
menjadi terganggu.
c) Merokok meningkatkan adhesi trombosit, mengakibatkan kemungkinan
peningkatan pembentukan trombosit.
4) 3iabetes mellitus
3iabetes mellitus merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung koroner, hiperglikemi memicu terjadinya pertumbuhan plaque.
5) 6besitas
6besitas dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner melalui
berbagai cara, yaitu
a) 6besitas mengakibatkan terjadinya perubahan lipid darah, yaitu
peninggian kadar kolesterol darah, kadar 232 kolesterol meningkat
(kolesterol jahat, yaitu %at yang mempercepat penimbunan kolesterol
pada dinding pembuluuh darah), penurunan kadar 327kolesterol
(koolesterol baik, yaitu %at yang mencegah terjadinya penimbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah).
b) 6besitas mengakibatkan terjadinya hipertensi (akibat peningkatan
1olume darah, peningkatan kadar rennin, peningkatan kadar aldosteron
dan insulin, meningkatnya tahanan pembuluh darah sistemik, serta
terdapatnya penekanan mekanis oleh lemak pada dinding pembuluh
darah tepi).
c) 6besitas juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan tolerensi
glukosa ataupun kencing manis. Menurut 8estlund dan 9icholas "en,
obesitas sedang akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner 'kali lipat,bahkan jika berat badan lebih besar 45: dari berat badan
standar, maka resiko terjadinya penyakit kencing manis akan
meningkat menjadi ' kali lipat.
6leh karena hipertensi, hiperkolesterol, 2327kolesterol, 327kolesterol, dan
kencing manis (diabetes mellitus) merupakan faktor resiko penyakit jantung
koroner (P$#), maka peningkatan tersebut dapat menyebabkan penyakit
jantung koroner.
7/25/2019 uus pjk
42/117
+) "tres
"tres baik fisik maupun mental merupakan faktor resiko untuk P$#. Pada
masa sekarang, linkungan kerja telah menjadi penyebab stress dan terdapat
hubungan yang saling berkaitan antara stress dan abnormalitas metabolisme
lipid. Perilaku yang rentan terhadap P$# (kepribadian !), antara lain sifat
agresif, kasar sinis, gangguan tidur, depresi, emosian.
1.1.$. K#as!%!&as! pen'a&! Janng
a) Penyakit jantung baaan, biasanya diderita bayi yang lahir dengan kelainan jantung
b) Penyakit jantung rematik, umumnya diderita oleh anak ; hingga & tahun,
diakibatkan terganggunya kelep jantung
c) Penyakit jantung koroner, sering menimpa orang pada usia 4' sampai +5 tahun. $enis
penyakit jantung ini paling sering terjadid) Penyakit otot jantung yang tidak diketahui sebabnya atau cordiomyopathy
e) Penyakit jantung yang lain, karena hipertensi, anemi, thyroid serta beri7beri
1.1.. *an!%esas! K#!n!s
. 9yeri dada
0anda khas dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada disebelah kiri
seperti tertusuk benda7benda tajam, terasa berat, hilang timbul dan menjalar
dari bahu sampai tangan.
&. "esak nafas
7/25/2019 uus pjk
43/117
?edocard 4'7+' mg/hari
>sosorbid mononitrat elanton &'7&' mg/hari
) Penyekat
7/25/2019 uus pjk
44/117
#omplikasi selama prosedur P0?! atau selama pemulihan antara lain
sobekan arteri, penyempitan arteri secara mendadak dan spame arteri
koroner
Peraatan pasca bedah P0?!
Pasien diberikan sejumlah besar heparin dan nitrogliserin i1 untuk
beberapa aktu setelah prosedur untuk mencegah pembentukan
bekuan dan spame arteri
Pantau ketat akan adanya perdarahan
#anula baru dilepas bila hasil pemeriksaan pembekuan darah pasien
telah kembali ke ,57& harga normal laborat
&) ?!??B, ruang raat inap, hingga pasien pulang. 2ama latihan
*74 hari. $enis latihan pemanasan 5 menit yang mencakup latihan otot
lengan, tungkai, pinggul secara ritmik dan berulang. #omponen latihan intinya
7/25/2019 uus pjk
45/117
adalah jalan/sepeda statis dengan beban yang ditingkatkan secara bertahap
sesuai respon latihan. 2atihan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit.
&) Program fase >>
Merupakan program lanjutan yang pelaksanaannya sesegera mungkin setelah
pasien pulang ke rumah. 2ama latihan +7; minggu dilaksanakan /minggu
selama satu jam. $enis latihan pemanasan berupa stretching selama 57'
menit, dilanjutkan bersepeda statis dan jalan kaki selama '745 menit. 2atihan
diakhiri dengan pendinginan selama ' menit.
) Program fase >>>
Merupakan program jangka panjang dengan basis komunitas. 3ilaksanakan
setelah pasien menyelesaikan program fase >> melalui uji latih jantung dan
mencapai kapasitas aerobik. 2ama latihan 7 bulan
7/25/2019 uus pjk
46/117
".1. Konsep Dasar Kepera0aan
".1.1. Peng&a/!an
) >dentitas
Bsia dan
7/25/2019 uus pjk
47/117
>rama jnatung mungkin ireguler atau juga normal. Edema $ugular 1ena
distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal
jantung.
c) "ystem 9eurologi
9yeri kepala yang hebatd) "ystem Perkemihan
6liguri
e) "ystem Pencernaan
Perut kembung, penurunan peristaltic usus
f) "ystem >ntegument
8arna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
g) "ystem Muskuloskeletal
#elelahan saat beraktifitas
*) Pemeriksaan Penunjang
a) 2aborat (232 dan 32)
b) Bntuk mengetahui kadar 232 dalam darah karena 232 menyebabkan
efek berbahaya pada dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis
c) E#=
d) 3engan pemeriksaan E?= dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan
pada jantung. $ika dengan E#= tidak tampak kelainan pada jantung akan
dianjurkan pemeriksaan E?6 dan treadmill.
e) E?6
f) 0readmill
g) Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
akti1itas.
h) !rteriorgrafi #oroner
i) !rteriografi koroner mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (FF 7
'':) untuk memastikan apakah anda mempunyai Penyakit $antung
koroner.j) !nalisa gas darah Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit
paru yang kronis ata akut.
k) #olesterol atau trigliseid Mungkin mengalami peningkatan yang
mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
l) ?hest G ray Mungkin normal atau adanya cardiomegali, ?, atau
aneurisma 1entrikiler.
m) En%ym dan isoen%ym pada jantung ?P#7M< meningkat dalam 47& jam,
dan mencapai puncak pada &4 jam. Peningkatan "=60 dalam +7& jam
dan mencapai puncak pada + jam.
7/25/2019 uus pjk
48/117
n) Elektrolit #etidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan
konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau
hiperkalemia.
".1.". *asa#a- Kepera0aan) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal
&) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya curah
jantung
) 9yeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen di
otot7otot jantung dengan kebutuhan miokard
4) P# Penurunan curah jantung
5) #elebihan 1olume cairan berhubungan dengan kelebihan cairan diparu
sekunder+) #onstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus
*) >ntoleran akti1itas berhubungan dengan gangguan perfusi perifer
;) !nsietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian dan perubahan
kesehatan
F) #urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
penyakit jantung koroner
".1.$. Inerens!
) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan pasien mampu
mempertahankan pola pernafasan efektif dengan criteria hasil -- &7&'
/menit, nadi +'7'' /menit, tidak ada tachipnea atau dispnea, gerak dada
simetris, tidak ada nyeri dada, selang dada dan aliran stabil, ekspansi paru penuh
dan tidak ada suara nafas yang ad1entisius.
>nter1ensi
a) $elaskan penyebab pola nafas tidak efektif
-/ Penyebab pola nafas tidak efektif karena adanya penumpukan cairan dalam
paru sehingga menghambat ekspansi paru
b)
7/25/2019 uus pjk
49/117
pernapasan.
c) nter1ensi
a. $elaskan pada pasien penyebab dari nyeri dada
-/ 3engan penjelasan yang diberikan pasien lebih kooperatif dalam menerima
terapi
b.
!jarkan teknik relaksai
7/25/2019 uus pjk
50/117
-/ Meningkatkan asupan 6&sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dan
iskemia jaringan
c. #olaborasi dalam pemberian 6&-/ Meningkatkan jumlah 6& yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligus
mengurangi ketidaknyamanan akibat iskemik
d. #olaborasi dalam pemberian obat antiagina (nitrogliserin, cedocard, fasorbid)
-/
7/25/2019 uus pjk
51/117
-/ menurunkan kecepatan konduksi rangsang dalam system hantaran
sehingga meningkatkan cardiac output
e. 6bser1asi nadi, 03, integument, kelelahan
-/ menunjukkan adanya perbaikan curah jantung dan suplai 6&
5) #elebihan 1olume cairan berhubungan dengan kelebihan cairan di paru sekunder
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan keseimbangan
cairan mampu dipertahankan dengan criteria hasil tidak ada distensi 1ena perifer
dan edema dependen, tekanan darah &'/;' mmg, paru bersih.
>nter1ensi
a) Bkur masukan/haluaran, catat penurunan pengeluaran. itung keseimbangan cairan
-/ Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi 9a/air,
dan penurunan haluaran urine. #eseimbangan cairan positif berulang pada adanya
gejala lain menunjukkan kelebihan 1olume/gagal jantung
b) ?atat 3@$, adanya oedema dependen
-/ 3icurigai adanya gagal kongestif/kelebihan 1olume cairan.
c) 0imbang berat badan tiap hari.
-/ Perubahan tiba7tiba pada berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
d) Pertahankan pemasukan total cairan &''' ml/&4 jam dalam toleransi kardio1askuler-/ Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang deasa tetapi memerlukan pembatasan
pada adanya dekompensasi jantung.
e) #olaborasi
7/25/2019 uus pjk
52/117
a) Pasien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa
menggunakan obat
b) #onsistensi feces lunak
c) nter1ensi
a.
7/25/2019 uus pjk
53/117
-/ Memberikan dukungan dan pengaasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses
penyembuhan.
f) 6bser1asi frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah sebelum, selama
sesudah akti1itas sesuai indikasi.
-/ #ecenderungan menentukan respons pasien terhadap akti1itas dan dapat
mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat
akti1itas/kembali tirah baring lama.
;) !nsietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian dan perubahan kesehatan
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan pasien tidak mengalamikecemasan dengan criteria hasil pasien tidak cemas dan takut, pasien mampu
berpartisipasi dalam proses pengobatan.
>nter1ensi
a) $elaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress
-/ Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis
b) 0ingkatkan ekspresi perasaan dan takut. ?ontoh menolak, depresi dan marah.
-/ Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacuan internal dan efek
gambaran diri.
c) 3orong keluarga dan teman untuk menggangap pasien seperti sebelumnya
-/ Meyakinkan pasien baha peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah
d)
7/25/2019 uus pjk
54/117
F) #urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit
jantung koroner
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan pasien mampu
mengetahui dan mengerti tentang sakitnya dan tindakan yang akan dilakukan
dengan criteria hasil Pasien (keluarga) mampu berpartisipasi dalam program
terapi dan mampu mengetahui dan memahami tentang kondisi/ proses penyakit
dan pengobatan.
>nter1ensi
a) 3orong untuk menghindari factor/situasi yang sebagai pencetus nyeri dada contoh
stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak.
-/ 3apat menurunkan insiden/beratnya episode iskemik
b)
7/25/2019 uus pjk
55/117
DA2TAR PUSTAKA
?apernito, 2inda $uall. &''4. 3& Sa& D!agnosa Kepera0aan. !lih bahasa
Dasmin !sih. &''+. $akarta E=?
3oenges, Marilyn E. FF. Ren4ana As-an Kepera0aan. !lih bahasa > Made
#ariasa. FFF. $akarta E=?
7/25/2019 uus pjk
56/117
Muttaqin, !rif. &''F. 3& A/ar As-an Kepera0aan Dengan Ganggan S!se,
Kar5!oaser 5an He,ao#og!. $akarta "alemba Medika
"melt%er, "u%anne ?. FF+. 3& A/ar Kepera0aan *e5!&a# 3e5a-. !lih bahasa
!gung 8aluyo. $akarta E=?
http//kadri7blog.blogspot.com/&''//askep7jantung7koroner7coronary7heart.html
3iakses tanggal 7 7&'& Pukul &&.'' 8># meningkat mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, dan 1asospasme pembuluh darah cerebri yang berakibat disfungsi otak global
(nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lainnya). "epering pula dijumpai kaku kuduk dan dan tanda7
tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatan 0># yang mendadak juga
mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran.
Perdarahan subarachnoid dapat mengakibatkan 1asospasme pembuluh darah serebri.
7/25/2019 uus pjk
60/117
@asospasme ini sering kali terjadi 75 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai
puncaknya hari ke75 sampai ke7F, dan dapat menghilang setelah minggu ke7& sampai
dengan ke75. 0imbulnya 1asospasme diduga karena interaksi antara bahan7bahan yang
berasal dari darah dan dilepaskan ke dalam cairan cerebrospinal dengan pembuluh
arteri di ruang subarachnoid. @asospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak
global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia, dan lainnya).
0able Perbedaan perdarahan >ntraserebral dengan perdarahan "ubarachnoid
=ejala P>" P"!
0imbulnya 3alam jam 7& menit
9yeri kepala ebat "angat hebat#esadaran Menurun Menurun sementara
#ejang Bmum "ering fokal
0anda rangsangan meningeal O/7 OOO
emiparese OO O/7
=angguan syaraf otak O OOO
1.1.+. Tan5a 5an Ge/a#a
Menurut udak dan =allo dalam buku keperaatan #ritis (FF+ &5;7&+'),
manifestasi stroke yaitu
. 2obus rontal
a) 3eficit #ognitif kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu
menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.
b)
3eficit Motorik hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot7ototbicara), disfagia (kerusakan otot7otot menelan).
c) 3eficit akti1itas mental dan psikologi antara lain labilitas emosional,
kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap
stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan
keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.
7/25/2019 uus pjk
61/117
&. 2obus Parietal
3ominan
) 3efisit sensori antara lain defisit 1isual (jaras 1isual terpotong sebagian besar pada
hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri,
tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan
tentang posisi bagian tubuh).
&) 3efisit bahasa/komunikasi
a) !fasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola7pola
bicara yang dapat dipahami)
b) !fasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
c) !fasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
d) !leksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
e) !grafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide7ide dalam
tulisan)
9on 3ominan
3efisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain
a) 3isorientasi (aktu, tempat dan orang)
b) !praksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyek7
obyek dengan tepat)
c) !gnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan
melalui indra)
d) #elainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
e) #erusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
7/25/2019 uus pjk
62/117
f) 3isorientasi kanan kiri
. 2obus 6ccipital 3eficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan,
diplobia (penglihatan ganda), buta.
4. 2obus 0emporal 3efisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh
1.1.:. Pe,er!&saan Penn/ang
a. !ngiografi serebral menentukan penyebab stroke secara spesifik
b. ?0 scan kepala memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia.
c. 2umbal Pungsi tekanan yang meningkat dan disertai dengan bercak darah
pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada
subaraknoid/perdarahan intracranial
d. M-> menentukan posisi serta besar/luas terjadinya peredaran darah otak
e. 0?3 (transcranial doppler) ultrasonography untuk mendeteksi lokasi dan
derajat penyumbatan pada karotis ekstra kranial dan pembuluh darah yang
besar pada intra kranial.
f. EE= melihat dampak yang ditimbulkan oleh jaringan infark
g. Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
terutama untuk mendapatkan informasi hemoglobin dan hematocrit.
7/25/2019 uus pjk
63/117
h. Pemeriksaan kimia darah dan darah rutin.
) Pada stroke akut mungkin terjadi hiperglikemia.
&) iperkolesterolemia, peningkatan kekentalan dan 1iskositas darah
diperiksa untuk mengetahui penyebab stroke.
) Mungkin terjadi pula gangguan elektrolit.
i. Pemeriksaan prothrombine test (P0) dan acti1ated partial thromboplastin test
(!P00) dilaksanakan untuk mengetahui status koagulasi dan untuk
mempersiapkan pemberian terapi trombolysis.
1.1.;. Penaa#a&sanaan
a. Menstabilkan 00@
) Mempertahankan saluran nafas yang paten dengan pemasangan
oropharingeal tube dan penghisapan lender/muntahan
&) Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien termasuk usaha
memperbaiki hipertensi dan hipotensi
)
7/25/2019 uus pjk
64/117
&) !nti koagulan diberikan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
thrombosis atau embolisasi dari tempat lain.
) @asodilator untuk meningkatkan aliran darah serebral
1.1.nfeksi pernafasan
&) Paralisis dislokasi sendi, dekubitus, kontraktur
) Epilepsy
4) idrosefalus
1.". Konsep As-an Kepera0aan
1.".1. Peng&a/!an (Doengoes7 "888)
) >dentitas
Bmur
7/25/2019 uus pjk
65/117
aspirin, 1asodilator, obesitas. !danya riayat merokok, penggunaan alkohol
dan penyalahgunaan obat (kokain).
5) -iayat penyakit keluarga
!danya riayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau
adanya riayat stroke pada generasi terdahulu.
+) -iayat psikososial7spiritual
stirahat #lien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang
otot/nyeri otot
&. Pemeriksaan isik
a. "istem -espirasi (
7/25/2019 uus pjk
66/117
Pada klien yang sadar baik sering kali tidak didapati kelainan pada
pemeriksaan sistem respirasi.
b. "istem ?ardio1askuler (
7/25/2019 uus pjk
67/117
5) =angguan/kerusakan komunikasi 1erbal berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah otak, kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus otot fasial,
kelemahan umum dan trauma pada ner1us @>>
+) =angguan eliminasi urine (inkotenensia urine) berhubungan dengan
gangguan pada saraf
*) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfagia, kesulitan menelan dan menurunnya nafsu makan
;) =angguan eliminasi al1i (konstipasi) berhubungan dengan defek stimulasi
saraf, otot dasar pel1iks lemah dan imobilitas sekunder akibat stroke.
F) -esiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan saraf
motorik, tirah baring lama akibat stroke.
') 3eficit peraatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,
menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
) #erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia,
kerusakan neuromuskular pada ekstremitas akibat gangguan dari fungsi otak
&) -esiko cidera berhubungan dengan perubahan fungsi cerebral sekunder
akibat hipoksia jaringan
) #urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
1.".$. Inerens! Kepera0aan
) #etidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret
0ujuan Pasien menunjukkan saluran pernafasan paten/efektif setelah dilakukan
tindakan keperaatan dengan kriteria hasil
a) Pasien mengungkapkan dapat batuk secara efektif.
b) -- & &' kali / menit.
c) 0idak terdengar suara nafas tambahan seperti ronkhi
7/25/2019 uus pjk
68/117
>nter1ensi
a) $elaskan pada pasien penyebab penumpukan sekret pada jalan nafas dan
tindakan yang akan dilakukan untuk mengeluarkan sekret.
-/ Pemberian penjelasan meningkatkan pemahaman pasien sehingga pasien
kooperatif
b)
7/25/2019 uus pjk
69/117
>nter1ensi
a) nter1ensi
a. $elaskan pada pasien penyebab cepat lelah, kulit pucat
-/ penurunan suplai darah keseluruh tubuh menyebabkan jaringan kurang
6&, penurunan metabolisme energy sehingga menyebabkan kelelahan.
"uplai darah ditujukan untuk organ 1ital sehingga darah perifer mengalami
penurunan.
b.
7/25/2019 uus pjk
70/117
-/ mengurangi kebutuhan 6&tubuh dan menurunkan beban kerja jantung
d. #olaborasi dalam pemberian
@asodilator
-/ meningkatkan cardiac output, mengurangi tahanan 1askuler
3igoksin
-/ menurunkan kecepatan konduksi rangsang dalam system hantaran
sehingga meningkatkan cardiac output
e. 6bser1asi nadi, 03, integument, kelelahan
-/ menunjukkan adanya perbaikan curah jantung dan suplai 6&
4) =angguan persepsi sensori yang berhubungan dengan penekanan pada saraf
sensori, penurunan penglihatan
0ujuan Meningkatnya persepsi sensorik perabaan secara optimal dengan
kriteria hasil
a) #lien dapat mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi
persepsib) #lien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan
merasa.
>nter1ensi
a. $elaskan kepada pasien dan keluarga penyebab perubahan kemampuan
meraba dan merasa
-/ perubahan kemampuan meraba dan merasa disebabkan adanya
penekanan pada saraf
b. #aji kesadaran sensori, seperti membedakan panas/dingin, tajam/tumpul,
posisi bagian tubuh/otot, rasa persendian
-/ Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan perasaan kinetik
berpengaruh terhadap keseimbangan/posisi dan kesesuaian dari gerakanyang mengganggu ambulasi, meningkatkan resiko terjadinya trauma
7/25/2019 uus pjk
71/117
c.
0ujuan Pasien mampu menunjukkan perubahan dalam komunikasi dengan
kriteria hasil
7/25/2019 uus pjk
72/117
a. Pasien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
b. Mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
c. 0idak ada tanda7tanda kemerahan atau luka.
>nter1ensi
a) $elaskan pada klien tentang pentingnya untuk selalu melatih bicara/
1okalisasi
-/ 2atihan bicara akan membantu klien menggerakkan otot7otot ajah
b) Minta pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti QPB"R atau
Q"R
-/mengidentifikasi adanya disatria sesui komponen motorik dari berbicara
(seperti lidah, gerakan bibir, control napas) yang dapat mempengaruhi
artikulasi dan mungkin juga tidak disertai afasia motorik
c) Minta pasien untuk membaca kalimat sederhana
-/kekurangan/ketidakmampuan dalam membaca yang benar (aleksia)
yang juga merupakan bagian dari afasia sensorik dan motorik
d) !ntisipasi dan penuhi kebutuhan pasien -/ bermanfaat untuk menurunkan frustasi bila tergantung pada orang lain
dan tidak dapat berkomunikasi secara berarti
e) #atakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan dan dengan
tenang, gunakan pertanyaan terbuka dengan jaaban Qya/tidakR
selanjutnya kembangkan pada pertanyaan yang lebih kompleks sesuai
dengan respon pasien
-/ menurunkan kebingungan /ansietas selama proses komunikasi dan
berespon pada informasi yang lebih banyak pada satu aktu tertentu
f) !njurkan pengunjung/orang terdekat mempertahankan komunikasi
dengan pasien seperti membaca surat atau diskusi tentang hal7hal yang
terjadi pada keluarga
-/ Mengurangi isolasi pasien dan meningkatkan komunikasi yang efektif
g)
#olaborasi dengan ahli fisioterapi
7/25/2019 uus pjk
73/117
-/ pengkajian secara indi1idual kemampuan bicara, sensori dan motorik
serta kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi kekurangan atau
kebutuhan terapi
+) =angguan eliminasi urine (inkotenensia urine) berhubungan dengan gangguan
pada saraf
0ujuan Pasien mampu mengontrol pengeluaran urine dengan kriteria hasil
a) #lien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia
b) 0idak ada distensi bladder
>nter1ensi
a)
7/25/2019 uus pjk
74/117
-/ Bntuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
c. 2etakkan posisi kepala lebih tinggi pada aktu, selama dan sesudah makan
-/ Bntuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gra1itasi
d. "timulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibaah dagu jika dibutuhkan
-/ Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol
muskuler
e. 2etakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu
-/ Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat
mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan
f.
7/25/2019 uus pjk
75/117
j. #olaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran intra1ena atau
makanan melalui selang
-/ Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga
makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui
mulut
;) =angguan eliminasi al1i (konstipasi) berhubungan dengan defek stimulasi saraf,
otot dasar pel1iks lemah dan imobilitas sekunder akibat stroke.
0ujuan Pasien tidak mengalami konstipasi dengan kriteria hasil
a) Pasien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa
menggunakan obat
b) #onsistensi feces lunakc) nter1ensi
a.
7/25/2019 uus pjk
76/117
c) 0idak ada tanda7tanda kemerahan atau luka.
>nter1ensi
a) !njurkan untuk melakukan latihan mobilisasi
-/ menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah
b) Bbah posisi tiap & jam
-/ menghindari tekanan yang berlebihan pada daerah yang menonjol
c) 2akukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami
tekanan pada aktu berubah posisi
-/ menghindari kerusakan7kerusakan kapiler
d) $aga kebersihan kulit dan seminimal mungkin, hindari trauma dan panas
pada kulit.
-/ mempertahankan keutuhan kulit
e) 6bser1asi terhadap eritema, kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap
kehangatan dan pelunakan jaringan tiap mengubah posisi
-/ hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan.
') 3eficit peraatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuscular, menurunnya
kekuatan dan kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
0ujuan setelah dilakukan tindakan keperaatan peratan diri dapat
ditingkatkan dengan criteria hasil #lien dapat menunjukkan perubahan gaya
hidup untuk kebutuhan meraat diri, klien mampu melakukan akti1itas
peraatan diri sesuai dengan kemampuan pasien
>nter1ensi
a) indari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila diperlukan
7/25/2019 uus pjk
77/117
- /
7/25/2019 uus pjk
78/117
c) !jarkan pasien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang
tidak sakit
-/ gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
d) !njurkan pasien melakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
-/ mencegah otot 1olunter kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak
dilatih untuk digerakkan
e) #olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
-/ peningkatan kemampuan daam mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan
dengan latihan fisik dari tim fisioterapi
f) 6bser1asi kemampuan mobilitas pasien
-/ mengetahui keberhasilan tindakan keperaatan yang telah dilakukan
&) 3iagnosa #eperaatan -esiko cedera berhubungan dengan kurang kesadaran
tentang bahaya lingkungan sekunder akibat penurunan kesadaran.
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan tidak terjadi cedera yang
dialami pasien dengan criteria hasil
>nter1ensi
) $elaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-/ !gar pasien lebih kooperatif
&) 6rientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar (tempat, aktu dan orang)
-/ !gar pasien mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya dan mencegah
terjadinya disorientasi tempat, aktu dan orang.)
7/25/2019 uus pjk
79/117
) 3iagnosa #eperaatan #urang pengetahuan mengenai penyakit berhubungan
dengan kurang informasi.
0ujuan "etelah dilakukan tindakan keperaatan pasien mengetahui mengenai
penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
#riteria hasil mengungkapkan pemahaman tentang penyakit misalnya dapat
menyebutkan penyakit, dapat mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala
dengan proses penyakit.
>nter1ensi
a) $elaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita
-/ !gar pasien mengetahui, mengerti dan memahami tentang sakit yang
dialami.
b) 2akukan pemberian pendidikan kesehatan secara bertahap dan sesuai
rencana pada satuan acara pembelajaran ("!P).
-/ Memberikan informasi yang akurat dan bermakna bagi pasien dan
bagi peraat dapat mengetahui perkembangan pengetahuan pasien
dengan pasti.
c) 3iskusikan bersama pasien dan keluarga tentang penyakitnya.
-/ Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien cepat membuat
pertimbangan dalam memilih gaya hidup.
d) 0injau ulang program pengobatan.
-/ Pemahaman tentang semua aspek penggunaan obat meningkatkan
penggunaan yang tepat.
e) #aji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit, prognosa, dan
pengobatannya.
-/ Bntuk memberikan informasi yang tepat pada pasien dan
menghindari kejenuhaan informasi.
DA2TAR PUSTAKA
?arpenito, 2ynda $uall.(FFF) D!agnosa Kepera0aan.(&''') alih bahasa Monica
Ester.$akarta E=?
3oengus, Maryln.(FF). Ren4ana as-an &epera0aan.(FFF).alih bahasa Monica
Ester. $akarta E=?.
7/25/2019 uus pjk
80/117
Mansjoer, dkk. (&''').Kap!a Se#e&a Ke5o&eran.$akarta Media !esculapius
enger, >. E=?$akarta
Mutakim, !rif (&'';). As-an Kepera0aan K#!en 5engan Ganggan S!se,
Pers'ara%an. salemba medika jakarta.
Price, "yl1ia !.(&''&).Pao%!s!o#og! Konsep K#!n!s Proses>Proses Pen'a&!t. alih
bahasa uriaati, artanto.(&''5). $akartaE=?
"melt%er, "u%anne.(FF+). Kepera0aan *e5!&a# 3e5a-.(&''&) alih bahasa Monica
Ester. $akarta E=?
http//mhs.blog.ui.ac.id/fer5'/&'';/'F/*/asuhan7keperaatan7pada7klien7dengan7
stroke/3iakses tanggal 'F7'7&'& Pukul &.' 8>
7/25/2019 uus pjk
81/117
3iposkan 4th May &'4 oleh ?hristina -emba
'
Ta,a-&an &o,enar
4.
May
4
as-an &epera0aan pa5a 5!aees
,e#!s
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIA3ETES
*ELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Pen'a&!
1.1.1 D!aees *e#!s
....Pengertian
3iabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan
gejalanya sangat ber1ariasi (0jokronegoro, FF+).
https://plus.google.com/109894645432195357838http://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttps://plus.google.com/109894645432195357838http://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.htmlhttp://christinaremba.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-diabetes-melitus.html7/25/2019 uus pjk
82/117
3iabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. =lukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah (
7/25/2019 uus pjk
83/117
&) Bsia
Bmumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis
menurun dengan cepat pada usia setelah 4' tahun. Penurunan ini yang akan
beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
) =aya hidup stress
"tress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji
yang kaya pengaet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap
kerja pankreas. "tress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan
meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikkan
kerja pankreas. nfeksi
Masuknya bakteri atau 1irus kedalam pankreas akan berakibat rusaknya sel7sel
pankreas. #erusakan ini akan berakibat pada penurunan fungsi pankreas.
... #lasifikasi 3iabetes Melitus
7/25/2019 uus pjk
84/117
#lasifikasi menurut ADA (American Diabetes Association) yang dikutip oleh
Price H 8ilson (&''+) dan yang telah disahkan oleh 86, yaitu
() 3iabetes Melitus 0ipe (juvenile onset dan tipe denpenden insulin).
0erjadi 57': kejadian. 3M type disebabkan oleh
a) !utoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel7sel beta.
b) >diopatik, tidak diketahui sumbernya. "ubtipe ini sering timbul pada etnik
keturunan !frika7!merika, !sia.
!itan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya muda J ' tahun.
7/25/2019 uus pjk
85/117
( 4) 0ipe khusus lain
a) ?acat genetik fungsi sel beta M63D
b) Memiliki pre1alensi familial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia
4 tahun. Pasien sering kali obesitas dan resisten terhadap insulin
c) #elainan genetik pada kerja insulin, menyebabkan sindrom resistensi
insulin yang berat dan akantosis negrikans
d) Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis kronik
e) Penyakit endokrin seperti sindrom cushing dan akromegali
f) 6bat7obat yang bersifat toksik terhadap sel7sel beta
g) >nfeksi
(5) =angguan toleransi glukosa (>=0)
0es toleransi glukosa menunjukkan kelainan dan pasien menunjukkan
asimtomatis. >=0 mungkin menunjukkan adanya diabetes dalam stadium dini.
Mereka ini tidak digolongkan sebagai penderita diabetes tetapi dianggap
beresiko tinggi terhadap diabetes.
(+) =angguan glukosa puasa (>=)
Pasien dengan gangguan glukosa puasa juga meningkat resikonya terhadap
diabetes dan komplikasi metabolik akibat >=0.
...4 Manifestasi #linis
Menurut "ujono H "ukarmin (&'';) manifestasi klinis pada penderita 3M,
yaitu
) Poliuria (peningkatan 1olume urine)
7/25/2019 uus pjk
86/117
&) Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat 1olume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. 3ehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
pekat). 3ehidrasi intrasel merangsang pengeluaran !3 (antidiuretic hormone)
dan menimbulkan rasa haus.
) -asa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
4) Polifagia (peningkatan rasa lapar).
5) Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
kronik.
+) #elainan kulit gatal7gatal, bisul. =atal biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatan
kulit seperti di ketiak dan dibaah payudara, biasanya akibat tumbuhnya jamur.
*) #elainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur
terutama candida.
;) #esemutan rasa baal akibat neuropati. -egenerasi sel mengalami gangguan
akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein. !kibatnya
banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer.
F) #elemahan tubuh
Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis
tidak dapat berlangsung secara optimal.
') 2uka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar
utama dari protein dan unsur makanan yang lain.
7/25/2019 uus pjk
87/117
diformulasikan untuk kebutuha energi sel sehingga bahan yang diperlukan untuk
penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
) 2aki7laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas menurun
karena kerusakan hormon testosteron.
&) Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada lensa
oleh hiperglikemia.
...5 #omplikasi
Menurut Price H 8ilson (&''+), komplikasi 3M dibagi dalam & kategori
mayor, yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi 1askular jangka panjang.
) #omplikasi Metabolik !kut
a. #etoasidosis 3iabetik (3#!)
!pabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi danglukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan
peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton.
Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis. Peningkatan
produksi keton meningkatkan beban ion hidrogen dan asidosis metabolik.
=lukosuria dan ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan diuresis
osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Pasien dapat
menjadi hipotensi dan mengalami syok. !kibat penurunan oksigen otak,
pasien akan mengalami koma dan kematian.
b. iperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik (9#)
"ering terjadi pada penderita yang lebih tua.
7/25/2019 uus pjk
88/117
c. ipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin) terutama komplikasi terapi
insulin. Penderita 3M mungkin suatu saat menerima insulin yang jumlahnya
lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar
glukosa normal yang mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.
&) #omplikasi #ronik $angka Panjang
a. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler
dan arteriola retina (retinopati diabeti)! glomerolus ginjal (ne"ropati
diabeti) dan saraf7saraf perifer (neuropati diabeti).
b. Makroangiopati, mempunyai gambaran histopatologis berupa aterosklerosis.
=abungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufisiensi insulin
dapat menjadi penyebab jenis penyakit 1askular. =angguan dapat berupa
penimbunan sorbitol dalam intima 1askular, hiperlipoproteinemia dan
kelainan pembekuan darah.
...+ Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gula darah pada pasien 3M menurut "ujono H "ukarmin (&'';)
antara lain
) =ula darah puasa (=36) *'7' mg/dl. #riteria diagnostik untuk 3M I
4' mg/dl paling sedikit dalam & kali pemeriksaan. !tau I 4' mg/dl
disertai gejala klasik hiperglikemia atau >=0 574' mg/dl.
7/25/2019 uus pjk
89/117
&) =ula darah & jam post prondial J4' mg/dl digunakan untuk skrining atau
e1aluasi pengobatan bukan diagnostik.
) =ula darah seaktu J 4' mg/dl digunakan untuk skrining bukan
diagnostik.
4) 0es toleransi glukosa oral (00=6). =3 J 5 mg/dl V jam, jam, V jam
J &'' mg/dl, & jam J 4' mg/dl.
5) 0es toleransi glukosa intra1ena (00=>) dilakukan jika 00=6 merupakan
kontraindikasi atau terdapat kelainan gastrointestinal yang mempengaruhi
absorbsi glukosa.
+) 0es toleransi kortison glukosa, digunakan jika 00=6 tidak bermakna.
#ortison menyebabkan peningkatan kadar glukosa abnormal dan
menurunkan penggunaan gula darah perifer pada orang yang
berpredisposisi menjadi 3M kadar glukosa darah 4' mg/dl pada akhir &
jam dianggap sebagai hasil positif.
*) =lycosetat hemoglobin, memantau glukosa darah selama lebih dari
bulan.
;) ?7Pepticle 7& mg/dl (puasa) 57+ kali meningkat setelah pemberian
glukosa.
F) >nsulin serum puasa &7&' mu/ml post glukosa sampai &' mu/ml, dapat
digunakan dalam diagnosa banding hipoglikemia atau dalam penelitian
diabetes.
7/25/2019 uus pjk
90/117
...* Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Primer
) 3iet
0ujuan utama dari terapi diet adalah mengendalikan kadar glukosa darah agar
tetap berada pada nilai normal (2anyati, &''*).
() $umlah kalori harus diperhitungkan dengan benar.
(&) #arbohidrat kompleks (serat dan tepung), sumber serat didapati dari buah7
buahan dan sayur.
() 2emak jenuh harus dibatasi.
(4) !lkohol dapat memperburuk penderita hiperlipidemia dan dapat
mencetuskan hipoglikemia terutama jika tidak makan.
(5) '' kalori
&) 3iit 3M >> '' kalori
) 3iit 3M >>> 5'' kalori
7/25/2019 uus pjk
91/117
4) 3iit 3M >@ *'' kalori
5) 3iit 3M @ F'' kalori
+) 3iit 3M @> &'' kalori
*) 3iit 3M @>> &'' kalori
;) 3iit 3M @>>> &5'' kalori
#eterangan
a) 3iit > s/d >>> diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
b) 3iit >@ s/d @ diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
c) 3iit @> s/d @>>> diberikan kepada penderita kurus. 3iabetes remaja,
atau diabetes komplikasi.
3alam melaksanakan diit diabetes sehari7hari hendaklah diikuti pedoman $
yaitu
a) $ > $umlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi
atau ditambah
b) $ >> $adal diit harus sesuai dengan inter1alnya.
c) $ >>> $enis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori 3iit 3iabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status
gi%i penderita, penentuan gi%i dilaksanakan dengan menghitung Percentage of
relati1e body eight (
7/25/2019 uus pjk
92/117
#urus (undereight)
#urus (undereight)
7/25/2019 uus pjk
93/117
7 Pada pasien gemuk ''75'' #cal
De0asa K4a#or!B &g 33 !5a,an#erja santai #erja sedang #erja berat
Ge,& &57&5 ' 5
Nor,a# ' 5 4'
Krs 5 4' 4'75'
b. 0epat $enis
a)
7/25/2019 uus pjk
94/117
Penyuluhan meliputi pengetahuan mengenai diet, latihan fisik, minum obat,
komplikasi dan pencegahan.
Penatalaksanaan "ekunder
) 6bat7obatan
() =olongan sulfoniluria merangsang sel beta pankreas mengeluarkan insulin.
(&) =olongan binguanid merangsang sekresi insulin yang tidak menyebabkan
hipoglikemia.
() !lfa glukosidase inhibitor menghambat kerja insulinalfa glukosidasedidalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia post prandial.
(4) >nsulin sensiti%ing agent efek farmakologi meningkatkan sensitifitas
berbagai masalah akibat resistensi insulin.
&) Penatalaksanaan "ekunder
(&) #erja cepat -> (regular insulin)dengan masa kerja &74 jam contoh obat
actrapid.
() #erja sedang 9P9 dengan masa kerja +7& jam.
(4) #erja lambat PW> (protamme #inc insulin) masa kerja ;7&4 jam.
...; #riteria 3iagnostik
#riteria diagnostik 86 untuk 3iabetes Melitus pada orang deasa yang
tidak hamil, pada sedikitnya & kali pemeriksaan
) =lukosa plasmasewatu$random I &'' mg/dl (, mmol/2).
&) =lukosa plasmapuasa$nuchter I 4' mg/dl (*,; mmol/2).
7/25/2019 uus pjk
95/117
) =lukosa plasma dari sampel yang diambil & jam kemudian sesudah
mengkonsumsi *5 gram karbohidrat (& jam post prandial (pp)) I &'' mg/dl (,
mmol/2).
(%orld &ealth 'rgani#ation! Diabetes Melitus! eport o" a %&' study group. each
eport *eries9o. *&*, F;5) kutipan dalam
7/25/2019 uus pjk
96/117
..&. #lasifikasi ipoglikemia
) ipoglikemia ringan
#etika kadar glukosa menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang.
Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor,
takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
&) ipoglikemia sedang
Penururnan kadar glukosa yang menyebabkan sel7sel otak tidak memperoleh
cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.
7/25/2019 uus pjk
97/117
. "emua komplikasi pada hipoglikemia dapat dihubungkan dengan kelainan
pada system saraf pusat. !kibat sementara yang paling sering dijumpai sakit
kepala, muntah7muntah, komplikasi ini timbul karena adanya udema cerebral.
&. !danya gangguan otak yang bersifat menetap sebagai akibat hipoglikemia
deteriosasi mental, ski%ofrenia, afasia, hemiparese.
..&.5 Penatalaksanaan ipoglikemia
ipoglikemia dapat cepat dipulihkan dengan pemberian glukosa melalui >@ (5' ml
cairan 35':) atau pemberian glukosa secara oral jika pasien cukup sadar untuk
mencegah timbulnya aspirasi. "ebagai alternati1e, dapat juga diberikan glukagon ml
melalui >M (Pamela ".&'').
Menurut
7/25/2019 uus pjk
98/117
) Periksa =3 seaktu (=3s) ,kalau memungkinkan dengan glukometer N
@
4) Periksa =3s setiap satu jam setelah pemberian dekstrosa 4':
@
7/25/2019 uus pjk
99/117
;) @ bolus dilanjutkan & mg
tiap + jam dan manitol ,5 7 & g/kg@ setiap +7; jam, cari penyebab lain
penurunan kesadaran
".1 As-an Kepera0aan
&.. Pengkajian
7/25/2019 uus pjk
100/117
) >dentitas
a. Bsia 3M 0ipe Bsia J ' tahun. 3M 0ipe & Bsia I ' tahun, cenderung
meningkat pada usia I +5 tahun. ipoglikemia sering terjadi pada penderita
3M 0ipe &. ipoglikemia paling sering pada perempuan, tetapi penyebab
lain hipoglikemia tidak berhubungan dengan jenis kelamin. 3ari segi usia,
hipoglikemia biasanya dialami pada anita berusia &575 tahun. -ata7rata
usia pasien didiagnosis dengan hipoglikemia adalah 4'7an aal, namun hasil
penelitian dapat terjadi pada bayi sampai deasa usia ;' tahun.
b. 0ingkat sosial ekonomi, pekerjaan 6rang dengan pendapatan tinggi
cenderung mempunyai pola hidup dan pola makan yang salah. ?enderunguntuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan lemak
yang berlebihan. Penyakit ini biasanya banyak dialami oleh orang yang
pekerjaannya dengan akti1itas fisik yang sedikit.
&) #eluhan utama
#ondisi hipoglikemi 0remor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar,
sakit kepala, susah konsentrasi, 1ertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa
di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran.
) -iayat penyakit sekarang
Penurunan kesadaran, tremor, adanya keluhan mual, muntah, palpitasi.
4) -iayat kesehatan dahulu
Memiliki riayat penyakit 3M dan ipertensi, penyakit pankreas, gangguan
penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat7obatan seperti
glukokortikoid, furosemid, thia%id, beta bloker, kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
5) -iayat kesehatan keluarga
7/25/2019 uus pjk
101/117
Memiliki riayat keluarga dengan 3M. Menurun menurut silsilah karena
kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin
dengan baik.
+) Pemenuhan #ebutuhan 3asar
a. #ebutuhan 9utrisi.
Penurunan nafsu makan, mual , muntah, tidak mengikuti diit, peningkatan
masukan glukosa.
b. #ebutuhan !kti1itas >stirahat.
2emah, letih, sulit untuk melakukan akti1itas, gangguan istirahat tidur.
c. #ebutuhan Eliminasi.
Perubahan pola berkemih retensi
*) Psikososial7 "piritual
a) Psiko
"tress dan tergantung pada orang lain, ansietas.
7/25/2019 uus pjk
102/117
) "istem Pernafasan
rekuensi pernafasan meningkat, nafas dalam , hiper1entilasi ( bila terjadi
gangguan keseimbangan asam basa / asidosis metabolik akibat penumpukan
benda keton dalam tubuh).
&) "istem "irkulasi
Perubahan tekanan darah ipotensi, nadi lemah dan cepat ( bila terjadi syok
hipo1olemik akibat diuresis osmotik). 0ekanan darah meningkat ( apabila 3M
sudah kronis sehingga pembuluh darah mengalami aterosklerosis. 0urgor kulit
menurun , ?-0 lambat ( bila terjadi syok hipo1olemik akibat diuresis osmotik ).
!danya luka / ulserasi yang sulit sembuh ( akibat gangguan perfusi perifer).
) "istem 9eurologi
#esemutan, rasa baal akibat neuropati. 9europati terjadi karena regenerasi sel
mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari
unsur protein. !kibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer. 0erjadi
gangguan penglihatan ( penglihatan kabur ). 0erjadi penurunan kesadaran ( bila
terjadi #!3 / koma diabetikum ), kejang ( tahap lanjut dari #!3 ).
4) "istem Pencernaan
!bdomen tegang / nyeri.
5) "istem Perkemihan
Brine encer, urine berkabut.
+) "istem Muskuloskeletal
Penurunan kekuatan otot, kram otot, penurunan umum rentang gerak. Parastesia
/ paralisis otot ( bila kadar kalium menurun dengan cukup tajam akibat diuresis
osmotik ).
*) "istem >ntegument
7/25/2019 uus pjk
103/117
#elainan kulit gatal7gatal, bisul. =atal biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatan
kulit seperti di ketiak dan dibaah payudara, biasanya akibat tumbuhnya jamur.
&..& 3iagnosa #eperaatan
) =angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan keseimbangan asam basa
(asidosis metabolik).
&) P# Penurunan curah jantung berhubungan dengan 1asokonstriksi pembuluh darah
) -esiko tinggi perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan disfungsisystem saraf pusat akibat hypoglikemia
4) P# ipoglikemia berhubungan dengan insufisiensi glukosa untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
5) 3efisit 1olume cairan