8
511 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena) VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU Mudian Paena, Hasnawi, dan Andi Indra Jaya Asaad Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Tekanan terhadap berbagai penggunaan lahan di daerah pesisir menyebabkan daerah pesisir harus diatur sedemikian rupa sehingga berbagai pemanfaat tersebut memperoleh hasil yang optimal tanpa menggangu satu sama lain. Perencanaan tata ruang merupakan pendekatan yang paling tepat diaplikasi di Indonesia saat ini termasuk di Kabupaten Luwu sehingga dapat dijadikan dasar pemikiran pemanfaatan dan pengembangan perikanan. Di Kabupaten Luwu, upaya peningkatan produksi perikanan budidaya terus dilakukan. Namun demikian upaya tersebut harus didukung dengan ketersediaan data terutama data luas tambak terkini yang tepat berikut sebaran spasialnya karena data yang ada selama ini berbeda antara satu sumber dengan sumber lainnya dan tidak disertakan pula sebaran spasialnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi luas tambak yang telah ada selama ini yang diharapkan dapat menjadi salah satu aspek rujukan dalam menentukan program indikatif pengembangan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Luwu. Untuk memperoleh data luas tambak yang tepat yang dilengkapi dengan sebaran spasialnya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tambak di Kabupaten Luwu mencapai 11.739,06 ha yang tersebar di 11 kecamatan dan 37 desa/kelurahan. KATA KUNCI: validasi, luas tambak, Kabupaten Luwu PENDAHULUAN Pemanfaatan lahan sebagai tambak merupakan satu diantara sekian banyak penggunaan lahan di daerah pesisir, artinya bahwa pemanfaatan dan pengembangannya selain mempertimbangkan potensi lahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang lain yang memanfaatkan lahan yang sama di daerah pesisir. Tekanan terhadap berbagai penggunaan lahan menyebabkan daerah pesisir harus diatur sedemikian rupa sehingga berbagai pemanfaat tersebut memperoleh hasil yang optimal tanpa menggangu satu sama lain. Menuru Paena et al. (2008), tekanan pada wilayah pesisir dapat berupa penggunaan lahan yang tidak mempertimbangkan atau melebihi daya dukung lahan dan sebagai muara pembuangan limbah. Perencanaan tata ruang merupakan pendekatan yang paling tepat diaplikasi di Indonesia saat ini. Menurut Prianto et al (2006), Untuk menjaga keselarasan dan koordinasi dengan pembangunan sektor lainnya, maka pengembangan sumberdaya perikanan perlu direncanakan dengan berbasiskan perencanaan pengelolaan ruang (spasial). Hal ini akan memberikan pedoman kepada pemerintah, intitusi-institusi perikanan dan masyarakat perikanan yang memperhatikan permasalahan perikanan pada saat sekarang dan pada masa mendatang. Tentunya hal tersebut dapat dijadikan dasar pemikiran pemanfaatan dan pengembangan perikanan bagi kabupaten/kota pesisir yang ada di Indonesia termasuk Kabupaten Luwu. Kabupaten Luwu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar termasuk didalamnya sektor perikanan budidaya. Komoditas perikanan budidaya yang dikembangkan di Kabupaten Luwu adalah udang, rumput laut dan bandeng. Upaya peningkatan produksi dari setiap komoditas tersebut terus dilakukan. Namun demikian upaya tersebut harus didukung dengan ketersediaan data terutama data luas tambak yang ada di Kebupaten Luwu.

VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

  • Upload
    hathu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

511 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena)

VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU

Mudian Paena, Hasnawi, dan Andi Indra Jaya AsaadBalai Riset Perikanan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tekanan terhadap berbagai penggunaan lahan di daerah pesisir menyebabkan daerah pesisir harus diatursedemikian rupa sehingga berbagai pemanfaat tersebut memperoleh hasil yang optimal tanpa menggangusatu sama lain. Perencanaan tata ruang merupakan pendekatan yang paling tepat diaplikasi di Indonesiasaat ini termasuk di Kabupaten Luwu sehingga dapat dijadikan dasar pemikiran pemanfaatan danpengembangan perikanan. Di Kabupaten Luwu, upaya peningkatan produksi perikanan budidaya terusdilakukan. Namun demikian upaya tersebut harus didukung dengan ketersediaan data terutama data luastambak terkini yang tepat berikut sebaran spasialnya karena data yang ada selama ini berbeda antara satusumber dengan sumber lainnya dan tidak disertakan pula sebaran spasialnya. Penelitian ini bertujuan untukmelakukan validasi luas tambak yang telah ada selama ini yang diharapkan dapat menjadi salah satu aspekrujukan dalam menentukan program indikatif pengembangan perikanan budidaya air payau di KabupatenLuwu. Untuk memperoleh data luas tambak yang tepat yang dilengkapi dengan sebaran spasialnya dilakukandengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa luas tambak di Kabupaten Luwu mencapai 11.739,06 ha yang tersebar di 11 kecamatandan 37 desa/kelurahan.

KATA KUNCI: validasi, luas tambak, Kabupaten Luwu

PENDAHULUAN

Pemanfaatan lahan sebagai tambak merupakan satu diantara sekian banyak penggunaan lahan didaerah pesisir, artinya bahwa pemanfaatan dan pengembangannya selain mempertimbangkan potensilahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidanglain yang memanfaatkan lahan yang sama di daerah pesisir. Tekanan terhadap berbagai penggunaanlahan menyebabkan daerah pesisir harus diatur sedemikian rupa sehingga berbagai pemanfaat tersebutmemperoleh hasil yang optimal tanpa menggangu satu sama lain. Menuru Paena et al. (2008),tekanan pada wilayah pesisir dapat berupa penggunaan lahan yang tidak mempertimbangkan ataumelebihi daya dukung lahan dan sebagai muara pembuangan limbah. Perencanaan tata ruangmerupakan pendekatan yang paling tepat diaplikasi di Indonesia saat ini. Menurut Prianto et al(2006), Untuk menjaga keselarasan dan koordinasi dengan pembangunan sektor lainnya, makapengembangan sumberdaya perikanan perlu direncanakan dengan berbasiskan perencanaanpengelolaan ruang (spasial). Hal ini akan memberikan pedoman kepada pemerintah, intitusi-institusiperikanan dan masyarakat perikanan yang memperhatikan permasalahan perikanan pada saat sekarangdan pada masa mendatang. Tentunya hal tersebut dapat dijadikan dasar pemikiran pemanfaatandan pengembangan perikanan bagi kabupaten/kota pesisir yang ada di Indonesia termasuk KabupatenLuwu.

Kabupaten Luwu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai timur Provinsi SulawesiSelatan yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar termasuk didalamnya sektorperikanan budidaya. Komoditas perikanan budidaya yang dikembangkan di Kabupaten Luwu adalahudang, rumput laut dan bandeng. Upaya peningkatan produksi dari setiap komoditas tersebut terusdilakukan. Namun demikian upaya tersebut harus didukung dengan ketersediaan data terutamadata luas tambak yang ada di Kebupaten Luwu.

Page 2: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 512

Data luas tambak dapat dimanfaatkan secara luas tidak hanya terbatas untuk pertimbanganbantuan sarana budidaya saja tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk membuat strategi peningkatanproduksi oleh pemerintah dan investor, misalnya (1) perencanaan pembangunan fisik; seperti jaringanjalan, air bersih dan listik, rekonstruksi tambak dan saluran pengairan, jumlah hatchery yang seimbang,pabrik, gudang serta infrastruktur lainnya, (2) perencanaan proses produksi seperti penentuan tingkatteknologi yang sesuai, inovasi teknologi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan skala prioritasbantuan, (3) perencanaan pasca panen; seperti diversifikasi produksi melalui pengolahan yang berbasislokal dan nasional dan (4) pasar; kemampuan memasok pasar dalam dan luar negeri. Ketepatanstrategi yang direncanakan sangat tergantung dari keakuratan data yang dijadikan sebagai acuan.

Perhitungan luas tambak aktual dapat dilakukan dengan dua metode umum yaitu sensus danteresterial. Metode sensus memiliki kelebihan terutama hemat dalam waktu dan biaya tetapikelemahan yang mungkin terjadi adalah munculnya bias data yang sangat besar. Metode teresterialmemiliki kelebihan, dalam hal tingkat ketelitian data yang tinggi, sedangkan kelemahannyamemerlukan waktu survei yang lama dengan kebutuhan dana yang sangat besar, sehingga metodeini hanya efektif pada daerah yang sempit. Perkembangan dan kemajuan teknologi telah memberikandampak pada munculnya metode baru untuk menghitung luasan tambak, metode tersebut adalahpemanfaatan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) (Paena et al., 2007).Selanjutnya dikatakan bahwa pemanfaatan teknik penginderaan jauh dan SIG dalam menentuan luastambak dianggap lebih efektif karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, hemat biaya, danmengurangi pekerjaan teresterial. Selain itu data yang dihasilkan dari teknik ini dapat disajikansecara spasial dalam bentuk peta sehingga dapat dilakukan evaluasi dan pemantauan pola distribusitambak dan kemungkinan perubahannya. Dengan demikian teknik tersebut dapat dimanfaatkan untukmemvalidasi data luas tambak di Kabupaten Luwu.

Berdasarkan hal tersebut maka telah dilakukan penelitian validasi luas tambak di KabupatenLuwu dengan tujuan untuk melakukan koreksi terhadap luas tambak yang telah ada selama inidengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan (SIG). Luas tambak yang dihasilkan dalampenelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu aspek rujukan dalam menentukan program indikatifpengembangan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Luwu.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9-16 Juli 2010 di Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan.Penelitian dilakukan dengan 3 (tiga) tahap; (1) tahap persiapan meliputi penyediaan citra ALOS akuisisitahun 2008 dan 2009 yang diperoleh dari Bakosurtanal Jakarta dan peta administrasi KabupatenLuwu yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu. Data citra selanjutnyadianalisis awal untuk menentukan konsentrasi kawasan tambak, dan berdasarkan petunjuk padacitra tersebut dibuat peta kerja (Gambar 1). Tahap (2), pelaksanaan survei meliputi pengumpulandata primer dan sekunder. Data primer merupakan data hasil pengukuran langsung di lapanganseperti pengembilan data posisi dengan Global Positioning System (GPS) berformat UTM beserta dataatribut lainnya, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi literatur yang tersedia di intansiterkait baik yang ada di lokasi penelitian maupun di luar lokasi penelitian tetapi masih mempunyaiurgensi dengan penelitian yang dilakukan. Tahap (3), analisis spasial, dilakukan di laboratoriumpemetaan untuk memproduksi peta sebaran tambak yang ada di Kabupaten Luwu. Dalam analisistersebut dimanfaatkan software Er Mapper 7.3 dan Arc View 3.3. Citra ALOS yang digunakan merupakancitra yang sudah terkoreksi geometrik dan radiometrik. Dengan resolusi spasial 10 meter menyebabkanpada citra sangat mudah mengenali kawasan tambak. Melalui analisis spasial, posisi dan atributyang diekstrak selama survei ditumpang susun dalam satu layar dengan citra. Selanjutnya dilakukandigitasi setelah terlebih dahulu dilakukan komposit warna (321). Perubahan atau pembuatankomposist warna dilakukan berdasarkan kemudahan mengenali objek tambak. Proses digitasi poligontambak dilakukan dengan memperbesar kenampakan visual citra beberapa kali sampai batas antaratambak dengan objek lain berbeda dan gambar resolusinya tidak pecah. Pada saat digitasi, sudahdibedakan poligon untuk 13 kecamatan yang dianalisis dengan menampilkan pada layar yang samadengan peta admministrasi Kabupaten Luwu. Hasil digitasi selain menghasilkan poligon sebarantambak juga menghasilkan luasan tambak perkecamatan.

Page 3: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

513 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena)

HASIL DAN BAHASAN

Luas tambak di Kabupaten Luwu berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan ProvinsiSulawesi Selatan pada tahun 2008 adalah 6.889 ha atau 6,68% dari luas total tambak di SulawesiSelatan 103.097 ha (Anonim, 2009), namun demikian terdapat perbedaan luas dengan data yangdilaporkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu pada tahun 2007 yaitu sekitar 7.649,26ha (Anonim, 2008). Terdapat selisih luas sebesar 760,26 ha antara data yang dilaporkan oleh DinasKelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Adanya perbedaan dataluas tersebut menunjukkan bahwa belum ada keseragaman data, yang kemungkinan disebabkanoleh metode pengumpulan data yang tidak sama. Dari dua sumber data tersebut, tidak dijelaskanpula bagaimana datanya diperoleh. Oleh karena itu, perbedaan data luas akan memberikan dampakbias pada penyusunan program pengembangan perikanan Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tambak di Kabupaten Luwu pada tahun 2011 mencapai11.739,06 ha yang tersebar pada sebelas kecamatan pesisir di Kabupaten Luwu (Tabel Lampiran 1),terdapat penambahan luas 4.850,06 ha dari tahun 2008. Dengan demikian antara tahun 2008-2011terjadi penambahan luas tambak sebesar 1.363,37 ha pertahun dengan sebaran yang berbeda antara

Gambar 1. Peta daerah survei Kabupaten Luwu

Page 4: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 514

satu kecamatan dengan kecamatan lain. Berdasarkan informasi dari masyarakat pembudidaya diKabupaten Luwu menunjukkan bahwa pembukaan lahan tambak secara besar-besaran hanya terjadiantara tauhn 1998-2002, sehingga besarnya perbedaan luas antara data tahun 2008 (data sekunder)dengan data hasil penelitian bukan disebabkan oleh intensifnya pembukaan lahan tambak melainkandata tahun 2008 tersebut tidak akurat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Ponrang Selatan memiliki luasantambak yang paling besar diantara sebelas kecamatan yang ada, yakni 2.409,317 ha atau sekitar18,34%, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Belopa, 379,486 ha atau sekitar 3,23%. Datatentang luas dan sebarannya perkecamatan disajikan pada Gambar 2 dan Lampiran 1.

Kecamatan Lamasi Timur, hamparan tambak hanya terdapat di satu desa saja yaitu di DesaPompengan Pantai, demikian pula dengan Kecamatan Walenrang Timur yaitu hanya terdapat diDesa Lamasi Pantai, sehingga data luas tambak di dua desa tersebut telah menggambarkan luastambak di Kecamatan Lamasi Timur dan Walenrang Timur. Sedangkan di sembilan kecamatan lainnyahamparan tambaknya terletak di beberapa desa. Di Kecamatan Bua terdapat lima desa yang memilikiareal hamparan tambak. Berdasarkan Tabel Lampiran 1, maka Desa Raja merupakan desa yangmemiliki hamparan tambak terluas di Kecamatan Bua, mencapai 288,493 ha atau sekitar 38,35% dari

Gambar 2. Peta sebaran tambak di Kabupaten Luwu ProvinsiSulawesi Selatan pada tahun 2010

Page 5: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

515 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena)luas total tambak di Kecamatan Bua. Sedangkan Desa Lare-Lare memiliki luas tambak terkecil yaitu87,410 ha atau hanya sekitar 11,61% dari total luas tambak di Keamatan Bua.

Di Kecamatan Ponrang terdapat empat desa/kelurahan yang memiliki areal hamparan tambak.Dari kelima desa tersebut, Desa Muladimeng merupakan desa yang memiliki hamparan tambakterluas, mencapai 835,373 ha dari total luas tambak yang ada dikecamatam Ponrang, sedangkanDesa Mario tercatat sebagai desa dengan hamparan tambaknya terkecil, seluas 260,927 ha atausekitar % dari total luas tambak di Kecamatan Ponrang.

Kecamatan Ponrang Selatan yang memiliki luas tambak terluas di Kabupaten Luwu, ternyatahamparannya hanya tersebar di empat desa saja dan yang terluas terdapat di Desa Bassiang yangluasnya mencapai 1.060,796 ha atau sekitar 44,02% dari total luas yang ada di Kecamatan PonrangSelatan. Desa Bassiang juga merupakan desa kedua yang memiliki hamparan tambak terluas setelahdesa Pompengan Pantai Kecamatan Lamasi Timur (1.151,532 ha).

Di Kecamatan Kamanre, areal tambak hanya ditemukan di dua desa yaitu Desa Salu Paremangdan Desa Wara. Dari dua desa tersebut, Desa Wara memiliki lahan tambak terluas, mencapai 581,783ha atau sekitar 73,06% dari luas total areal tambak yang ada di Kecamatan Kamanre, selebihnyaterdapat di Desa Wara.

Pada Tabel Lampiran 1 bahwa di Kecamatan Belopa Utara, sebaran tambak hanya terdapat di tigadesa. Dari ketiga desa yang ada menunjukkan bahwa Desa Seppong memiliki luas tambak terbesardi Kecamatan Belopa Utara yaitu seluas 527,220 ha atau sekitar 55,99% dari seluruh luas tambakyang ada di Kecamatan Belopa Utara. Sedangkan yang terkecil terdapat di Desa Lamunre yaitu sebesar203,080 ha, namun demikian tidak berbeda jauh dengan luasan tambak yang ada di Desa Paconne

Kecamatan Belopa merupakan Ibu Kota Kabupaten Luwu. Di kecamatan ini terdapat tiga desayang memiliki areal tambak dengan luasan yang berbeda-beda dan menjadi kecamatan yang memilikiluasan tambak yang paling kecil. Dari ketiga desa yang memiliki lahan tambak, Desa Senga Selatanmerupakan desa yang paling luas memiliki areal tambak namun jumlahnya hanya 179,570 ha danyang paling sedikit adalah Desa Senga, sekitar 65,972 ha.

Di Kecamatan Suli, sebaran tambak antara satu desa dengan desa lainnya luasnya hampir hampirsama, namun yang terluas terdapat di Desa Suli yakni 220,139 ha atau sebesar 23,99% dari totalluas tambak yang ada di Kecamatan Suli dan yang terendah terdapat di Desa Buntu Kunyi luastambaknya hanya 100,918 ha atau 10,99% dari total luas tambak yang ada di Kecamatan Suli.

Kecamatan Larompong hanya memiliki tambak seluas 581,002 ha yang tersebar di empat Desa.Dari jumlah luas tersebut, Desa Komba merupakan daerah yang paling luas tammbaknya sampai237,786 ha atau sekitar 40,92% dan terkecil ada di Desa Dadeko, 37,545 ha atau hanya 6,46% daritotal luas tambak yang ada di Kecamatan Larompong.

Kecamatan Larompong Selatan hanya terdapat empat desa yang memiliki areal tambak. Darikeempat desa tersebut yang memiliki luas tambak terbesar adalah Desa Temboe, bahkan mencapai631,739 ha atau mencapai 80,93% dari total luas tambak yang ada di Kecammatan LarompongSelatan, sedangkan jumlah luas terkecil terdapat di Desa Batu Pute, hanya 11,678 ha.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:1. Luas areal tambak yang ada di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan mencapai 11.739,06 ha yang

tersebar di 11 kecamatan dan 37 desa.2. Tiga kecamatan yang memiliki luas tambak terbesar berturut-turut Ponrang Selatan (2.409,317

ha), Ponrang (2.153,281 ha) dan Lamasi Timur (1.151,532 ha).3. Tiga desa yang memiliki luas tambak terbesar berturut-turut Lamasi Pantai (1.151,532 ha) di

Kecamata Lamasi Timur, Bassiang (1.060,796 ha) di Kecamatan Ponrang Selatan dan Muladimeng(835,373 ha) di Kecamatan Ponrang.

Page 6: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 516

DAFTAR ACUAN

Anonim, 2009. Laporan Statistik Perikanan Sulawesi Selatan. Dinas Perikanan dan Kelautan ProvinsiSulawesi Selatan. Makassar. 243 hal.

Anonim, 2008. Kabupaten Luwu Dalam Angka. Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. 178 hal.Paena, M. Mustafa, A. Hasnawai dan Rachmansyah, 2007. Validasi luas lahan tambak di Kabupaten

Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sisteminformasi geografis. Jurnal Riset Akuakultur 2 (3): 329-343.

Paena, M. Mustafa, A. Hasnawi dan Rachmansyah, 2008. Validasi luas periodik dan penentuan luaspotensi tambak di Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan teknologipenginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Jurnal Riset Akuakultur 1 (3): 137-146.

Prianto. E, Purwanto. J dan Subandar. A, 2006. Alokasi pemanfaatan wilayah pesisir Kota Dumaiuntuk pengembangan tambak udang melalui aplikasi sistem informasi geografis. Jurnal RisetAkuakultur 1 (3): 349-358.

Page 7: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

517 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena)

LAMPIRAN 1

Luas tambak perkecamatan di Kabupaten Luwu tahun 2011

No Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Tambak (ha) Persentase (%) Total Persentase (%)

1 Lamasi Timur Pompengan Pantai 1.151,53 100,00Sub Total 1.151,53 100,00 9,80

2 Walenrang Timur Lamasi Pantai 875,88 7,46Sub Total 875,88 100,00 7,46

3 Bua Baroa 199,75 26,55Raja 288,50 38,35Pammesakang 76,51 10,17Karangkarangan 100,10 13,30Larelare 87,41 11,61Sub Total 752,27 100 6,40

4 Ponrang Mario 260,93 12,11Tirowali 670,85 31,15Buntu Kamiri 386,13 17,93Muladimeng 835,40 38,79Sub Total 2.153,31 100 18,34

5 Ponrang Selatan Bassiang 1.060,80 44,02Lampuara 473,14 19,63Jenne Maeja 577,23 23,95Tabalo 298,15 12,40Sub Total 2.409,32 100 20,52

6 Kamanre Salu Paremang 214,62 26,94Wara 581,80 73,06Sub Total 796,42 100 6,78

7 Belopa Utara Seppong 527,22 55,99Paconne 211,23 22,43Lamunre 203,10 21,56Sub Total 941,55 100 8,02

8 Belopa Belopa 133,90 35,28Senga 66,00 17,39Senga Selatan 179,60 47,32Sub Total 379,50 100 3,23

9 Suli Kasiwiang 129,00 14,05Cimpu 132,90 14,48Buntu Kunyi 100,90 10,99Suli 220,14 23,99Murante 143,90 15,68Towondu 190,80 20,79Sub Total 917,64 100 7,81

10 Larompong Larompong 224,20 38,58Komba 237,80 40,92Babang 81,50 14,02Dadeko 37,55 6,46Sub Total 581,05 100 4,94

11 Larompong Selatan Temboe 631,74 80,93Temboe Selatan 63,40 8,12Batu Pute 11,70 1,49Batu Lapa 73,75 9,42Sub Total 780,59 100 6,64Total 11.739,06 100

Page 8: VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU filelahan yang memungkinkan untuk tambak juga harus mempertimbangkan pula sektor atau bidang ... dapat dimanfaatkan untuk ... penginderaan jauh

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 518