29
OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Tujuan dari validasi metode adalah untuk mengetahui sejumlah mana penyimpangan yang tidak dapat dihindari suatu metode kondisi normal dimana seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik. Disamping itu dengan memvalidasi metode dapat diperkirakan dengan pasti tingkat kepercayaan yang dihasilkan oleh suatu metode pengujian maupun dari metode instrument yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil yang paling akurat dari suatu validasi, maka semua variabel dari metode harus diperhitungkan, seperti jenis atau matriks contoh, cara penyiapan contoh dan cara evaluasi data Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen 150 2013 0030 ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Validasi Zha

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan validasi

Citation preview

Page 1: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter

tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa

parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.

Tujuan dari validasi metode adalah untuk mengetahui sejumlah mana

penyimpangan yang tidak dapat dihindari suatu metode kondisi normal dimana

seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik. Disamping itu dengan

memvalidasi metode dapat diperkirakan dengan pasti tingkat kepercayaan yang

dihasilkan oleh suatu metode pengujian maupun dari metode instrument yang

digunakan. Untuk mendapatkan hasil yang paling akurat dari suatu validasi, maka

semua variabel dari metode harus diperhitungkan, seperti jenis atau matriks

contoh, cara penyiapan contoh dan cara evaluasi data

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang

memakai sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (190-380 nm) dan sinar

tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Radiasi UV

jauh (100-190 nm) tidak digunakan, sebab pada daerah radiasi tersebut diabsorpsi

oleh udara. Adakalanya spektrofotometer UV-Vis yang beredar memberikan

rentang pengukuran panjang gelombang 190-1100 nm. Hal ini perlu diperhatikan

sebab di atas panjang gelombang 780 nm merupakan daerah radiasi infra merah.

Karenanya, pengukuran di atas panjang gelombang 780 nm harus menggunakan

detektor dengan kualitas sensitif terhadap radiasi inframerah.

Formalin atau larutan formaldehida merupakan larutan yang mengandung

formaldehida dan metanol sebagai stabilisator. Kadar formaldehida (CH2O) tidak

kurang dari 34% dan tidak lebih dari 38%. Formalin berupa cairan jernih, tidak

berwarna atau hampir tidak berwarna, dan bau menusuk. Formalin dapat

dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P. Bobot tiap milliliter adalah 1,08

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 2: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

gram. Dapat bercampur dengan air dan alkohol, tetapi tidak bercampur dengan

kloroform dan eter. Titik didih formalin adalah 96oC.

2.1 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui validitas

metode spektrofotometer visible pada penetapan kadar formalin dalam bahan

makanan yang dihasilkan dengan melihat parameter validasi yang meliputi;

liniearitas, limit deteksi, limit kuantitasi, ketelitian, dan ketepatan.

3.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur jumlah kadar

formalin dalam bahan makanan yang dihasilkan dengan melihat parameter

validasi yang meliputi; liniearitas, limit deteksi, limit kuantitasi, ketelitian, dan

ketepatan.

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 3: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Validasi metode adalah proses yang dilakukan dilabolatorium bahwa

karakteristik metode analisis memenuhi persyaratan sesuai penggunaannya

karakteristik metode analisis dinyatakan sebagai parameter analisis, yaitu

selektifitas/spesifisitas,linieritas, batas kuantitasi, batas deteksi,presisi,

akurasi,ruggedness dan ketegaran (robustness). Validasi metode dilakukan untuk

menjamin reprodusibilitas hasil. Metode Spektrofotometri sering dilakukan

karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu mempunyai sensitifitas yang

tinggi,cara pengerjaan sederhana, cepat dan biaya relatif murah (sudjarwo, 2013).

Tujuan dari validasi metode adalah untuk mengetahui sejumlah mana

penyimpangan yang tidak dapat dihindari suatu metode kondisi normal dimana

seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik. Disamping itu dengan

memvalidasi metode dapat diperkirakan dengan pasti tingkat kepercayaan yang

dihasilkan oleh suatu metode pengujian maupun dari metode instrument yang

digunakan. Untuk mendapatkan hasil yang paling akurat dari suatu validasi, maka

semua variabel dari metode harus diperhitungkan, seperti jenis atau matriks

contoh, cara penyiapan contoh dan cara evaluasi data (budiarti, 2009).

Dalam proses validasi metode, parameter-parameter unjuk kerja metode

ditentukan dengan menggunakan peralatan yang memenuhi spesifikasi, bekerja

dengan baik dan terkalibrasi secara memadai. Secara umum, validasi metode

mencakup penentuan yang berkaitan dengan alat dan metode (Nugroho, 2006).

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 4: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar

35 – 40%. Formalin biasanya mengandung golongan alkohol (metanol) sebanyak

10–15% yang berfungsi sebagai stabilisator supaya formaldehidnya tidak

mengalami polimerasi.Formalin merupakan bahan pembunuh hama atau

disinfektan, bahan pengawet mayat.Dan menurut BPOM,kadar formalin dalam

makanan adalah sekitar 1,88 – 413,89 ppm ( mg/kg ) (sudjarwo, 2013).

Tujuan utama yang harus dicapai dari suatu kegiatan analisis kimia adalah

dihasilkannya data hasil uji yang abash (valid). Secara sederhana hasil uji yang

abash dapat digambarkan sebagai hasil uji yang mempunyai akurasi (accuracy)

dan presisi (precission) yang baik (Achmad, 2000).

Prosedur analisis yang harus divalidasi meliputi beberapa jenis pengujian,

yaitu adanya pengotor, uji limit untuk mengendalikan keberadaan pengotor, serta

uji kuantitatif komponen aktif atau komponen lain dalam produk obat-obatan.

Selain itu, terdapat 8 parameter validasi metode analisis, yaitu spesifisitas,

ketelitian, ketepatan, linearitas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitasi, dan

ketangguhan, sedangkan parameter yang harus dipenuhi untuk validasi metode

analisis produk obat-obatan meliputi spesifisitas, linearitas, kisaran, limit deteksi,

limit kuantitasi, ketelitian, dan ketepatan (Nugroho, 2006) :

a. Linieritas

Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk

memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 5: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

contoh pada kisaran konsentrasi tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

membuat kurva kalibrasi dari beberapa set larutan standar yang telah

diketahui konsentrasinya. Persamaan garis yang digunakan pada kurva

kalibrasi diperoleh dari metode kuadrat terkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan

ini akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi inilah yang

digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode analisis. Penetapan

linearitas minimum menggunakan lima konsentrasi yang berbeda. Nilai

koefisien korelasi yang memenuhi persyaratan adalah lebih besar dari 0.9970

(ICH 1995 diacu dalam Chan 2004).

Linearitas juga dapat diketahui dari kemiringan garis, intersep, dan

residual (Ermer & Miller 2005). Residual menyatakan besarnya

penyimpangan yang terjadi antara nilai yang terukur (y) dan nilai teoretis yang

dihitung dari persamaan regresi (ŷ). Plot antara residual dan konsentrasi dibuat

untuk mengetahui distribusi residual secara statistik. Jika residual terdistribusi

secara normal (rerata mendekati nol dan berbentuk linear), maka persamaan

regresi dapat dikatakan mempunyai bentuk yang benar.

b. Limit Deteksi dan Kimit Kuantitasi

Limit deteksi (LD) merupakan jumlah atau konsentrasi terkecil analit

dalam contoh yang dapat dideteksi, namun tidak perlu diukur sesuai dengan

nilai sebenarnya. Limit kuantitasi (LK) adalah jumlah analit terkecil dalam

contoh yang dapat ditentukan secara kuantitatif pada tingkat ketelitian dan

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 6: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

ketepatan yang baik. Limit kuantitasi merupakan parameter pengujian

kuantitatif untuk konsentrasi analit yang rendah dalam matriks yang kompleks

dan digunakan untuk menentukan adanya pengotor atau degradasi produk

(ICH 1995). Limit deteksi dan limit kuantitasi dihitung dari rerata kemiringan

garis dan simpangan baku intersep kurva standar yang diperoleh.

c. Ketelitian

Ketelitian prosedur analisis menyatakan kedekatan hasil dari sederet

pengukuran yang diperoleh dari contoh yang homogen pada kondisi tertentu

(ICH 1995). Ketelitian dinyatakan dengan 3 cara, yaitu keterulangan

(repeatability), ketelitian intermediet (intermediet precision), dan ketertiruan

(reproducibility). Keterulangan adalah pengukuran ketelitian dengan metode,

peralatan, dan laboratorium yang sama pada selang waktu tertentu. Ketelitian

intermediet dilakukan dalam laboratorium yang sama, namun dengan operator

dan peralatan yang berbeda serta pada hari yang berlainan. Ketertiruan

merupakan pengukuran ketelitian yang dilakukan dengan peralatan, operator,

dan laboratorium yang berbeda.

d. Ketepatan

Ketepatan suatu metode analisis didefinisikan sebagai kedekatan hasil

yang diterima (baik sebagai nilai teoretis maupun sebagai nilai rujukan yang

diterima) dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran (ICH 1995 diacu

dalam Chan 2004). Ketepatan dinyatakan sebagai perolehan kembali yang

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 7: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

ditentukan dengan cara menambahkan sejumlah tertentu standar dari analit

yang akan diukur ke dalam contoh. Perolehan kembali (%) yang dapat

diterima menurut ICH adalah 98–102%. ICH juga mensyaratkan minimum 9

kali pengukuran pada 3 tingkat konsentrasi yang berbeda.

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 8: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

BAB 3 METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alu, botol

semprot, gelas kimia,gelas ukur, labu ukur, lumpang, kuvet, pipet tetes, pipet

volume, sendok tanduk, sonikator, spektrofotometri dan timbangan analitik.

3.2. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam prktikum ini adalah aquadest, asam

kromatopat, asam sulfat pekat, kertas saring sampel bakso, sampel tahu dan

tissue.

3.3. Cara Kerja

a. Penentuan kadar formalin

Ditimbang 3 mg sampel bakso dan tahu yang telah dihaluskan.

Ditambahkan 10 ml aquadest. Kemudian disonikator dan disaring. Setelah iti

filtrat dikumpulkan dan diambil sebanyak 1 ml filtrat dimasukkan kedalam

labu ukur 10 ml . Diencerkan sampai batas tanda, dituang kedalam gelas

kimia 100 ml. Kemudian ditambahkan 1,2 ml asam kromatopat dan 6 ml

asam sulfat pekat. Lalu didinginkan, dan diukur pada spektofotometri.

Kemudian dihitung akurasi dan % kadarnya.

b. Pembuatan blanko

Dimasukkan 10 ml aquadest kedalam labu ukur 50 ml.

Kemudian di tambahkan 1,2 ml asam kromatopat dan 6 ml asam sulfat

pekat. Labu di dinginkan dan di ukur pada spektrofotometri

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 9: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Tabel

a. Linearitas

PPM(x) Abs (y) y1 (y-y1)2

30 0,205 0,2074 5,76 x 10-6

40 0,304 0,3063 5,29 x 10-6

50 0,413 0,4052 60,84 x 10-6

60 0,505 0,5041 0,81 x 10-6

70 0,599 0,603 16 x 10-6

∑ = 88 ,7 x 10−6

3

= 29,566 x 10-6

Vxo = Sxo . 100 %

x

Sxo = syb

Sy =√ε ¿¿¿

Sy =√ 88 ,7 x10−65−2

= 5,437 x 10-3

Sxo = , 437 x10−3

0,60989

= 0,549

Vxo = 0,549 .100 %

50

= 1,098 %

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 10: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

b. LOD/LOQ

PPM(x) Abs (y) y (y-y)2

0,0370 0,019 0,0278 7,7284 x 10-4

0,0444 0,028 0,0188 3,5344 x 10-4

0,0740 0,034 0,0128 1,6384 x 10-4

0,1480 0,074 -0,0279 7,3984 x 10-4

0,1850 0,079 -0,0322 10,368 x 10-4

∑y = 0,0468 ∑= 30,6676 x 10-4

a = 6,160 x 10-3

b = 0,416

r = 0,9864

SD =√ε ¿¿¿

= √ 30,668 x10−4

5−1

= √7,667 x10−4

= 27,6 x 10-2

= 0,027689

LOD = 3x SD

b LOQ = 10 x SD

b

= 3x 0,0276

0,416 = 10 x 0,0276

0,416

= 0,1990 = 0,6634

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 11: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

c. Tabel Presisi

Ppm Serapan (y) ỹ - y (ỹ – y)2

1 0.290 6 x 10-4 36 x 10-8

2 0.290 6 x 10-4 36 x 10-8

3 0.289 16 x 10-4 256 x 10-8

4 0.291 4 x 10-4 16 x 10-8

5 0.292 14 x 10-4 196 x 10-8

6 0.289 16 x 10-4 256 x 10-8

7 0.290 6 x 10-4 36 x 10-8

8 0.291 4 x 10-4 16 x 10-8

9 0.292 14 x 10-4 196 x 10-8

10 0.292 14 x 10-4 196 x 10-8

rata-rata

0.2906 ∑ = 1240 x 10-8

SD = √∑ ( ỹ – y )2n−1

SD = √ 1240 x10−810−1

SD = √137,777 x10−8

= 11,737 x 10-4

SD = 0,0011737

KV = Syỹ

= 11,737 x10−4

0,2906

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 12: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

= 40,388 x 10-4

= 0,0040388

d. Akurasi

Berat formalin

yang di (+) x(µg)

Pengamatan

Berat formalin

yang diperoleh

(µg)

x rata-rata

% recovery

% recovery rata-rata

370,0000 12

326,8428329,1609 328,00185 88,335 %

88,962 % 88,648 %

462,5000 12

398,7019401,0199 399,8609 86,205 %

86,707 % 86,456 %

555,0000 12

489,1052491,4233 490,26425 88,127 %

88,544 % 88,335 %

740,0000 12

635,3824656,4634 654,9229 85,862 %

88,711 % 87,287 %

925,0000 12

797,7064797,7064 797,7064 86,238 %

86,238 % 86,238 %

%recovery = berat formalin yangdiperoleh

berat formalin yangditambahkan x 100 %

Untuk berat formalin yang ditambahkan 370,0000 µg

%recovery = 326,8428370,0000 x 100 %

= 88,335 %

%recovery = 329,1609370,0000 x 100 %

=88,962%

Untuk berat formalin yang ditambahkan 462,5000 µg

%recovery = 398,7019462,5000 x 100 %

= 86,205 %

%recovery = 401,0199462,5000 x 100 %

=86,707%

Untuk berat formalin yang ditambahkan 555,0000 µg

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 13: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

%recovery = 489,1052555,0000 x 100 %

= 88,127 %

%recovery = 491,4233555,0000 x 100 %

=88,544%

Untuk berat formalin yang ditambahkan 740,0000 µg

%recovery = 635,3824740,0000 x 100 %

=85,862 %

%recovery = 656,4634740,0000 x 100 %

=88,711%

150 2013 0030ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH

Page 14: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

Untuk berat formalin yang di tambahkan 925,0000 µg

%recovery = 797,7064925,0000 x 100%

= 85,238%

%recovery = 797,7064925,0000 x 100%

= 85,238%

4.1.2 Perhitungan Penetapan Kadar

Abs Spektro Kurva Baku

Bakso = 0,154 a : -0,0893

Tahu = 0,030 b : 0,00989

r : 0,999

a. Untuk Bakso

Y = a + bx

0,154 = -0,0893 + 0,00989 . x

0,154 + 0,0893 = 0,00989 . x

0,24330,00989 = x

24,600 ppm = x

0,0246 mg/ml

% kadar = C xV x Fp

Bs x 100%

= 0,0246 x10 x10

0,003105 x 100 %

= 79,227%

b. Untuk Tahu

Y = a + bx

-0,030 = -0,0893 + 0,00989 . x

-0,030 + 0,0893 = 0,00989 . x

0,05930,00989 = x

0,005995 mg/ml

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030

Page 15: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

% kadar = C xV x Fp

Bs x 100%

= 0,005995 x 10 x10

0,00304 x 100 %

=1972, 394%

4.2. Pembahasan

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.

Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan

mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk

peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang

baru dibuat dan  dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah

tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode

tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya

tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi

mirip dengan validasi hanya saja parameter yang dilakukan tidak selengkap

validasi.

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik

yang memakai sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (190-380 nm) dan

sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Radiasi UV jauh (100-190 nm) tidak digunakan, sebab pada daerah radiasi

tersebut diabsorpsi oleh udara. Adakalanya spektrofotometer UV-Vis yang

beredar memberikan rentang pengukuran panjang gelombang 190-1100 nm.

Hal ini perlu diperhatikan sebab di atas panjang gelombang 780 nm

merupakan daerah radiasi infra merah. Karenanya, pengukuran di atas

panjang gelombang 780 nm harus menggunakan detektor dengan kualitas

sensitif terhadap radiasi inframerah.

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan

kadar 35 – 40%. Formalin biasanya mengandung golongan alkohol (metanol)

sebanyak 10–15% yang berfungsi sebagai stabilisator supaya formaldehidnya

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030

Page 16: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

tidak mengalami polimerasi.Formalin merupakan bahan pembunuh hama atau

disinfektan, bahan pengawet mayat.Dan menurut BPOM,kadar formalin

dalam makanan adalah sekitar 1,88 – 413,89 ppm ( mg/kg ).

Ditimbang 3 mg sampel bakso dan tahu yang telah dihaluskan.

Ditambahkan 10 ml aquadest. Kemudian disonikator dan disaring. Setelah iti

filtrat dikumpulkan dan diambil sebanyak 1 ml filtrat dimasukkan kedalam

labu ukur 10 ml . Diencerkan sampai batas tanda, dituang kedalam gelas

kimia 100 ml. Kemudian ditambahkan 1,2 ml asam kromatopat dan 6 ml

asam sulfat pekat. Lalu didinginkan, dan diukur pada spektofotometri.

Kemudian dihitung akurasi dan % kadarnya.

Alasan penambahan asam kromatropat yaitu untuk medeteksi adanya

formalin pada sampel tahu yang ditandai dengan perubahan warna menjadi

warna ungu. Pewarnaan tersebut disebabkan karena terbentuknya ion

karbenium-oksoium yang stabil karena mesomeri. Dimana reaksi asam

kromatropat mengikuti prinsip kondensasi senyawa fenol dengan

formaldehida membentuk senyawa yang berwarna (3,4,5,6-

dibenzoxanthylium).

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh % kadar bakso

79,227% dan % kadar tahu adalah 1972,394%.

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030

Page 17: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh % kadar bakso

79,227% dan % kadar tahu adalah 1972,394%

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum asisten selalu mendampingi praktikannya.

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030

Page 18: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Kukuh. S. 2000. Validasi Metode Uji. Pusat Standarisasi dan Akreditasi Laboratorium BSN Jakarta: tidak diterbitkan.

Budiarti, A dkk . 2009. Pengaruh Perendaman Dalam Air Hangat Terhadap Kandungan Formalin pada Mie Basah dari Tiga Produsen yang Dijual di Pasar Johar Semarang. Jurnal Ilmu Farmasi dan Ilmu Klinik. Vol VI(1). Hal 1-6.

Chan, C. C,. Lam, Herman. Lee, Y. C. and Zhang, Xue-Ming. 2004. Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification. Canada: John Wiley & Sons.

Hendayana, Sumar. 1994. KIMIA ANALTIK INSTRUMEN. Semarang: IKIP Semarang Press.

[ICH] International Conference on Harmonization. 2005. Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2(R1) [terhubung berkala]. www.ich.org. [02 Maret 2011].

Nugroho, Arif. Wahyono, Hendro. Dan Fatimah, S. 2006. “Validasi Metode Alat ICP-AES Plasma 40 untuk Pengukuran Unsur CR, P, Ti”. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN.12, (2), 100-107.

Sudjarwo. 2013. JURNAL VALIDASI SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE UNTUK PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM DAGING AYAM. Universitas Airlangga : Surabaya

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030

Page 19: Validasi Zha

OPTIMASI DAN VALIDASI SPEKTROFOTOMETER VISIBEL DAN PENENTUAN KADAR FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

a. Penentuan kadar formalin

Ditimbang 3 mg sampel bakso dan tahu yang telah dihaluskan

Ditambahkan 10 ml aquadest

Kemudian disonikator dan disaring

Setelah itu filtrat dikumpulkan dan diambil sebanyak 1 ml filtrat

Dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml

Diencerkan sampai batas tanda

Dituang kedalam gelas kimia 100 ml

Kemudian ditambahkan 1,2 ml asam kromatopat dan 6 ml asam sulfat pekat

Lalu didinginkan

Diukur pada spektofotometri

Kemudian dihitung akurasi dan % kadarnya

ZAHRAH MUHAFIDZAH INDAH MUTMAINAH 150 2013 0030