Upload
syifa-fauziah-nasution
View
1.374
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal
pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar
untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian
usaha-usaha manusia.
Penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang ilmu pengetahuan
alam saja. Penelitian dapat dilakukan diseluruh bidang ilmu. Kalau ada pertanyaan
tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengn objek atau variabel
penelitian. Ruang lingkup objek penelitian pendidikan adalah hal – hal apa saja yang
berhubungan dengan pendidikan, baik yang terjadi disekolah, diluar sekolah maupun
kaitan antara keduanya. Pendidikan di dalam keluarga juga merupakan objek penelitian
pendidikan yang menarik.
Untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian
populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, dan
cara mengambil anggota sampel haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping
pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan “Variabel, Populasi dan Sampel”
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian ?
2. Bagaimana pengukuran variabel penelitian ?
3. Apasaja macam-macam variabel penelitian ?
1
4. Bagaimana contoh aplikasi variabel penelitian ?
5. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?
6. Apa yang menjadi syarat dan ukuran sampel ?
7. Bagaimana teknik pengambilan sampel ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan pada pembahasan “Variabel, Populasi dan
Sampel” adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan variable penelitian.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran dalam variable penelitian.
3. Untuk mengetahui macam-macam dari variable penelitian.
4. Untuk mengetahui contoh aplikasi variable penelitian.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel.
6. Untuk mengetahui syarat dan ukuran sampel.
7. Untuk mengetahui teknik dalam pengembilan sampel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Variabel Penelitian
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
jenis penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Para ahli telah mendefenisikan pengertian variabel sebagai berikut :
1. F.N. Kelinger, menyebutkan variabel adalah sebagai sebuah konsep seperti halnya
laki-laki dalam konsep jenis kelamin.
2. Kidder, menyebutkan variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari
dan menarik kesimpulan darinya.
3. Bhisma Murti, menyebutkan variable didefinisikan sebagai fenomena yang
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
4. Sudigdo Sastroasmoro, menyebutkan variable merupakan karakteristik subyek
penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
5. Dr. Ahmad Watik Pratiknya, menyebutkan variable adalah Konsep yang
mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi
dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri
yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
definisi Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
3
Kegunaan variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujian hipotesis
Variabel penelitan yang baik adalah sebagai berikut :
1. Relevan dengan tujuan penelitian
2. Dapat diamati dan dapat diukur
B. Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran variabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 skala
pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain. Misalnya :
a. Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
b. Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
c. Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
d. Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
e. Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau kesinambungan, tiap
variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam skala nominal tidak dapat dipastikan
apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori
yang lain.
4
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan- tingkatan. Skala
Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat
atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi
peringkat.
Contoh :
a. Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
b. Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
c. Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.
Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan
Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan
secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
d. Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.
Dsb.
3. Skala Interval
Skala Interval adalah skala data kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang
lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala
Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai
pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala
ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil,dsb); tetapi nilai mutlaknya TIDAK
DAPAT DIBANDINGKAN secara Matematis, oleh karena itu batas – batas variasi
nilai pada Skala Interval bersifat ARBIITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK
Absolut).
5
Contoh :
a. Temperature / suhu tubuh : sebagai skala interval, suhu 36 derajat celcius jelas
lebih panas daripada suhu 24 derajat celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa
suhu 36 derajat celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 24 derajat celcius.
Alasannya : Penentuan skala 0 derajat celcius tidak absolut (0 derajat celcius
tidak berarti tidak ada suhu/temperatur sama sekali).
b. Tingkat Kecerdasan,
c. Jarak, dsb.
4. Skala Ratio atau Skala Perbandingan.
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi
nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL
ABSOLUT ).
Misalnya :
a. Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal ini juga dapat
dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 cm.
b. Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali
denyut nadinya.
c. Berat badan
d. Dosis obat, dsb.
6
C. Macam-macam Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
Variable ini sering disebut variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan variable
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat). Contohnya : Pengaruh Therapi Musik terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan.
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variable output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variable tertikat. Variable terikat merupakan variabel ynag
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Misalnya :
Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variable independen dengan dependen. Variable
tersebut juga sebagai variable independen kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi (bebas) dan prestasi belajar (terikat) akan semakin kuat bila
peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan (moderator) belajar sangat
baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam
menciptakan iklim belajar.
4. Variable Intervening
Variabel intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variable ini merupakan variable
penyela/antara yang terletak diantara variable independen, sehingga variable
7
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable
dependen.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan (bebas) akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap umur (terikat) harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang
berupa Gaya Hidup seseorang (intervening). Antara variabel penghasilan dan gaya
hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal
(moderator).
5. Variabel Kontrol
Variabel control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang tidak diteliti. Variable control sering digunakan oleh peneliti, bila akan
melakukan penelitian yang besifat membandingkan.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan terhadap
Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan
Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah &
Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yangditetapkan adalah sama,
misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar
belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan
adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran
terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan dapat diketahui lebih
pasti.
8
D. Contoh Aplikasi Variabel dalam Penelitian
1. Penelitian tentang perbedaan keberhasilan berdagang antara laki-laki dan
perempuan. Dari penelitian tersebut misalnya diketahui bahwa pedagang laki-laki
lebih berhasil dibandingkan dengan pedagang perempuan, lalu apa manfaat
penelitian ini? Tindak lanjut apa dan bagaimana yang dapat dilakukan? Apakah kita
sarankan pedagang perempuan diubah kelaminnya menjadi laki-laki? Atau apakah
disarankan yang berdagang hanya laki-laki saja, sementara perempuan mencari
pekerjaan lain?
Dengan masalah tersebut anda bisa membantah dan mengusulkan saran yang
berguna misalnya : perempuan yang akan berdagang ditingkatkan kemampuannya
supaya lebih berhasil. Alasan jenis kelamin juga dapat dikaitkan dengan kegiatan
mengasuh anak.
2. Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa.
Dari makna yang tersirat dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa dengan
harapan memperoleh manfaat dapat meningkatkan peranan faktor-faktor yang
ternyata besar terhadap minat baca mahasiswa.
Cukup bermanfaatkah penelitian ini? Dibandingkan dengan penelitian yang pertama
mana yang lebih banyak manfaatnya? Untuk melakukan penelitiannya, tentu
peneliti menentukan faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap minat
baca mahasiswa, kemudian melalui kegiatan penelitian nya ia mencari data untuk
melihat faktor-faktor mana yang lebih berpengaruh.
E. Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “population”, yang berarti jumlah
penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan
menghubungkan dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya
juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada
9
perkembangan yang selanjutnya kata populasi menjadi amat popular dan digunakan di
berbagai disiplin ilmu.
Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang
lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga
mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kedanya, disiplin kedanya,
kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain. Satu orang pun dapat digunakan
sebagai populasi, karena satu barang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya
gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka la menyimpulkan gajah
itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu
seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka la menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif,
maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
10
Alasan dibuatnya sampel :
1. Populasi besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti.
2. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
3. Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya,
karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan
mental para pencacahnya sehingga banyak terjadikekeliruan.
4. Populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi
tidak masuk akal.
5. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak.
F. Syarat dan Ukuran Sampel
Syarat sampel
1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam
sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin akurat sampel tersebut. Tolak ukur adanya“bias” atau kekeliruan adalah
populasi.
2. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai
selengkap mungkin karakteristik populasi.
Ukuran sampel
1. Ukuran sampel harus mewakili populasi.
2. Ukuran sampel mempengaruhi tingkat kesalahan yang terjadi.
3. Semakin banyak ukuran sampel maka semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi
yang terjadi dan sebaliknya.
11
G. Teknik Pengambilan Sampel
Probability Sampling, menyatakan bahwa :
1. Setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel
2. hasil penelitian dijadikan ukuran untuk mengestimasi populasi (melakukan
generalisasi)
Non probability Sampling, menyatakan bahwa :
1. Setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel
2. Hasil penelitian tidak untuk melakukan generalisasi
12
Teknik SamplingProbability Sampling
Simple Random SamplingDisproportionate Stratified Random
Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling
Cluster Sampling
Non Probability SamplingSampling Purposif
Sampling Kuota
Sampling Aksidental
Sampling Jenuh
Snowball Sampling
PROBABILITY SAMPLING
1. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
sebagai subyek dalam sampel.
2. Menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel.
Dalam merencanakan sampling probabilitas, idealnya peneliti telah memenuhi
beberapa persyaratan berikut:
a. Diketahui besarnya populasi induk
b. Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
1. Simple Random Sampling
a. Teknik sampling secara acak, setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang
sama untuk dijadikan sampel
b. Syarat: anggota populasi dianggap homogen
c. Cara pengambilan sampel bisa melalui undian
d. Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi tinggi
e. Banyak digunakan dalam penelitian sains.
Procedure :
1. Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Tentukan alat pemilihan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
13
2. Proportionate Stratified Random Sampling
a. Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian
elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata
dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
b. Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda,
misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan
menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
c. Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik
random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih
menjadi sampel.
Contoh Stratified Random Sampling:
Populasi 900 orang
Dibagi tiga
Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV
300 orang 300 orang 300 orang
Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak
Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
a. Teknik sampling dimana populasi berstrata tapi kurang proporsional.
b. Jumlah guru di Kecamatan Ciampea memiliki 1 orang lulusan S3, 4 orang lulusan
S2, 178 orang lulusan S1 dan 156 orang lulusan Diploma. Maka Pengambilan
14
sampel untuk S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 4 orang, sedangkan untuk S1 dan
Diploma diambil secara proporsional.
4. Cluster Sampling (Area Sampling/Gugus Sampling)
a. Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada
beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas
antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan
yang mungkin wilayahnya luas.
b. Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak
umum.
c. Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas.
d. Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok tertentu.
e. Anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogen
Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota Bogor. Pengambilan sampelnya
dengan cara membagi wilayah Kota Bogor ke dalam enam wilayah, kemudian dari masing-
masing kecamatan diambil perwakilannya. Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara
proporsional.
15
A B
C D
E F
A B
C D
E F
NONPROBABILITY SAMPLING
1. Setiap elemen dalam populasi belum tentu mempunyai kesempatan sama untuk
diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Dalam hal ini waktu adalah yang utama
2. Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter populasi
induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat
mengidentifikasikan populasi induk sama sekali.
3. Oleh karena itu sampel yang diambil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi
tempat sampel tersebut diambil.
1. Sampling Kuota
a. Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang dinginkan tercapai berdasarkan pertimbangan tertentu.
b. Pengambilan sampel dari 1000 guru PNS. Jika kuota sampel yang dibutuhkan
adalah 100 guru, maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih
sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan peneliti
c. Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu
pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi
maka peneltian beluam dianggap selesai.
2. Sampling Aksidental
a. Teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas. Artinya siapa saja yang secara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.
b. Peneliti ingin mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk
pengambilan sampel, peneliti memberikan angket kepada para pengunjung
perpustakaan dan dijadikan sebagai sampel.
16
3. Sampling Purposif
a. Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Biasanya
teknik ini digunakan untuk studi kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal yang
representatif diamati dan dianalisis.
b. Peneliti ingin mengetahui model pembelajaran aktif, maka sampel yang dipilih yaitu
responden yang ahli dalam bidang pembelajaran aktif, misalnya : guru, wakil kepala
sekolah urusan kurikulum dan lain-lain.
c. Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai
hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
d. Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui
pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada.
Contoh
1. Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa terhadap peraturan pemerintah
mengenai UU Hak Cipta
2. Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi dan Universitas yang dianggap
dapat mewakili bedasarkan penyelidikan atau kenyataan sebelumnya.
4. Sampling Jenuh
a. Teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan jika jumlah populasi kurang dari 30.
b. Jika terdapat 28 orang yang terseleksi sebagai peserta pertukaran pelajar ke Swiss,
maka dalam hal ini, jumlah responden kurang dari 30 orang sehingga semua
populasi dapat dijadikan sampel.
17
5. Snowball Sampling
Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit kemudian anggota sampel
(responden) menunjuk temannnya untuk menjadi sampel sehingga jumlahnya akan
semakin banyak
18
A
G H IFED
CB
K LJ NNM
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah kami mengenai “Variabel Penelitian, Populasi dan
Sampel” maka kami menyimpulkan :
1. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
2. Pengukuran variabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran,
yaitu : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio.
3. Variable penelitian dibedakan menjadi : variable independen, variable dependen,
variable moderator, variable intervening dan variable control.
4. Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
5. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
6. Teknik sampling dibedakan menjadi probability sampling dan nonprobability
sampling.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai variable penelitian, populasi dan sampel.
Demikian isi dari makalah ini, jika ada kesalahan kami mohon maaf. Terima
kasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-dan-definisi-
operasional-variable2.pdf
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=populasi%20dan
%20sampel&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CFwQFjAB&url=http://
www.pascaunpak.ac.id/Download/Populasi%2520dan%2520Sa
http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/populasi-dan-
sampel.html#axzz1wb5CtquM
Mustofa, Bisri. 2008. Metode Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Optimus.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
20