30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia. Penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang ilmu pengetahuan alam saja. Penelitian dapat dilakukan diseluruh bidang ilmu. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengn objek atau variabel penelitian. Ruang lingkup objek penelitian pendidikan adalah hal – hal apa saja yang berhubungan dengan pendidikan, baik yang terjadi disekolah, diluar sekolah maupun kaitan antara keduanya. Pendidikan di dalam keluarga juga merupakan objek penelitian pendidikan yang menarik. Untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, dan cara mengambil anggota sampel haruslah dapat dipahami dengan 1

Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal

pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar

untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian

usaha-usaha manusia.

Penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang ilmu pengetahuan

alam saja. Penelitian dapat dilakukan diseluruh bidang ilmu. Kalau ada pertanyaan

tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengn objek atau variabel

penelitian. Ruang lingkup objek penelitian pendidikan adalah hal – hal apa saja yang

berhubungan dengan pendidikan, baik yang terjadi disekolah, diluar sekolah maupun

kaitan antara keduanya. Pendidikan di dalam keluarga juga merupakan objek penelitian

pendidikan yang menarik.

Untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian

populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, dan

cara mengambil anggota sampel haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping

pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada pembahasan “Variabel, Populasi dan Sampel”

adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian ?

2. Bagaimana pengukuran variabel penelitian ?

3. Apasaja macam-macam variabel penelitian ?

1

Page 2: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

4. Bagaimana contoh aplikasi variabel penelitian ?

5. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?

6. Apa yang menjadi syarat dan ukuran sampel ?

7. Bagaimana teknik pengambilan sampel ?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan pada pembahasan “Variabel, Populasi dan

Sampel” adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan variable penelitian.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran dalam variable penelitian.

3. Untuk mengetahui macam-macam dari variable penelitian.

4. Untuk mengetahui contoh aplikasi variable penelitian.

5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel.

6. Untuk mengetahui syarat dan ukuran sampel.

7. Untuk mengetahui teknik dalam pengembilan sampel.

2

Page 3: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Penelitian

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap

jenis penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Para ahli telah mendefenisikan pengertian variabel sebagai berikut :

1. F.N. Kelinger, menyebutkan variabel adalah sebagai sebuah konsep seperti halnya

laki-laki dalam konsep jenis kelamin.

2. Kidder, menyebutkan variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulan darinya.

3. Bhisma Murti, menyebutkan variable didefinisikan sebagai fenomena yang

mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau

kuantitatif.

4. Sudigdo Sastroasmoro, menyebutkan variable merupakan karakteristik subyek

penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.

5. Dr. Ahmad Watik Pratiknya, menyebutkan variable adalah Konsep yang

mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi

dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri

yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa

definisi Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

3

Page 4: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

Kegunaan variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data

2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data

3. Untuk pengujian hipotesis

Variabel penelitan yang baik adalah sebagai berikut :

1. Relevan dengan tujuan penelitian

2. Dapat diamati dan dapat diukur

B. Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran variabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 skala

pengukuran, yaitu :

1. Skala Nominal

Skala Nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang

mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota

himpunan yang lain. Misalnya :

a. Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan

b. Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang

c. Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB

d. Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.

e. Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.

Skala Nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau kesinambungan, tiap

variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam skala nominal tidak dapat dipastikan

apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari

kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori

yang lain.

4

Page 5: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

2. Skala Ordinal

Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan- tingkatan. Skala

Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat

atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi

peringkat.

Contoh :

a. Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT

b. Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah

c. Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.

Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan

Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan

secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.

d. Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.

Dsb.

3. Skala Interval

Skala Interval adalah skala data kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang

lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala

Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai

pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.

Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala

ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil,dsb); tetapi nilai mutlaknya TIDAK

DAPAT DIBANDINGKAN secara Matematis, oleh karena itu batas – batas variasi

nilai pada Skala Interval bersifat ARBIITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK

Absolut).

5

Page 6: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

Contoh :

a. Temperature / suhu tubuh : sebagai skala interval, suhu 36 derajat celcius jelas

lebih panas daripada suhu 24 derajat celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa

suhu 36 derajat celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 24 derajat celcius.

Alasannya : Penentuan skala 0 derajat celcius tidak absolut (0 derajat celcius

tidak berarti tidak ada suhu/temperatur sama sekali).

b. Tingkat Kecerdasan,

c. Jarak, dsb.

4. Skala Ratio atau Skala Perbandingan.

Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi

nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL

ABSOLUT ).

Misalnya :

a. Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan

mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal ini juga dapat

dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 cm.

b. Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali

denyut nadinya.

c. Berat badan

d. Dosis obat, dsb.

6

Page 7: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

C. Macam-macam Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Variable ini sering disebut variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan variable

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variable dependen (terikat). Contohnya : Pengaruh Therapi Musik terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan.

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variable output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variable tertikat. Variable terikat merupakan variabel ynag

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Misalnya :

Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan.

3. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variable independen dengan dependen. Variable

tersebut juga sebagai variable independen kedua.

Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :

Hubungan motivasi (bebas) dan prestasi belajar (terikat) akan semakin kuat bila

peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan (moderator) belajar sangat

baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam

menciptakan iklim belajar.

4. Variable Intervening

Variabel intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan

antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variable ini merupakan variable

penyela/antara yang terletak diantara variable independen, sehingga variable

7

Page 8: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable

dependen.

Contoh :

Tinggi rendahnya penghasilan (bebas) akan mempengaruhi secara tidak langsung

terhadap umur (terikat) harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang

berupa Gaya Hidup seseorang (intervening). Antara variabel penghasilan dan gaya

hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal

(moderator).

5. Variabel Kontrol

Variabel control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar

yang tidak diteliti. Variable control sering digunakan oleh peneliti, bila akan

melakukan penelitian yang besifat membandingkan.

Contoh :

Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan terhadap

Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan

Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah &

Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yangditetapkan adalah sama,

misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar

belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan

adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran

terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan dapat diketahui lebih

pasti.

8

Page 9: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

D. Contoh Aplikasi Variabel dalam Penelitian

1. Penelitian tentang perbedaan keberhasilan berdagang antara laki-laki dan

perempuan. Dari penelitian tersebut misalnya diketahui bahwa pedagang laki-laki

lebih berhasil dibandingkan dengan pedagang perempuan, lalu apa manfaat

penelitian ini? Tindak lanjut apa dan bagaimana yang dapat dilakukan? Apakah kita

sarankan pedagang perempuan diubah kelaminnya menjadi laki-laki? Atau apakah

disarankan yang berdagang hanya laki-laki saja, sementara perempuan mencari

pekerjaan lain?

Dengan masalah tersebut anda bisa membantah dan mengusulkan saran yang

berguna misalnya : perempuan yang akan berdagang ditingkatkan kemampuannya

supaya lebih berhasil. Alasan jenis kelamin juga dapat dikaitkan dengan kegiatan

mengasuh anak.

2. Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa.

Dari makna yang tersirat dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap

faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa dengan

harapan memperoleh manfaat dapat meningkatkan peranan faktor-faktor yang

ternyata besar terhadap minat baca mahasiswa.

Cukup bermanfaatkah penelitian ini? Dibandingkan dengan penelitian yang pertama

mana yang lebih banyak manfaatnya? Untuk melakukan penelitiannya, tentu

peneliti menentukan faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap minat

baca mahasiswa, kemudian melalui kegiatan penelitian nya ia mencari data untuk

melihat faktor-faktor mana yang lebih berpengaruh.

E. Pengertian Populasi dan Sampel

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “population”, yang berarti jumlah

penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan

menghubungkan dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya

juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada

9

Page 10: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

perkembangan yang selanjutnya kata populasi menjadi amat popular dan digunakan di

berbagai disiplin ilmu.

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan

hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.

Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini

merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang

lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga

mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kedanya, disiplin kedanya,

kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain. Satu orang pun dapat digunakan

sebagai populasi, karena satu barang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya

gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan

karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka la menyimpulkan gajah

itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu

seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka la menyimpulkan gajah

itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif,

maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.

10

Page 11: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

Alasan dibuatnya sampel :

1. Populasi besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti.

2. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.

3. Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya,

karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan

mental para pencacahnya sehingga banyak terjadikekeliruan.

4. Populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi

tidak masuk akal.

5. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak.

F. Syarat dan Ukuran Sampel

Syarat sampel

1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam

sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,

makin akurat sampel tersebut. Tolak ukur adanya“bias” atau kekeliruan adalah

populasi.

2. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai

selengkap mungkin karakteristik populasi.

Ukuran sampel

1. Ukuran sampel harus mewakili populasi.

2. Ukuran sampel mempengaruhi tingkat kesalahan yang terjadi.

3. Semakin banyak ukuran sampel maka semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi

yang terjadi dan sebaliknya.

11

Page 12: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

G. Teknik Pengambilan Sampel

Probability Sampling, menyatakan bahwa :

1. Setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel

2. hasil penelitian dijadikan ukuran untuk mengestimasi populasi (melakukan

generalisasi)

Non probability Sampling, menyatakan bahwa :

1. Setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel

2. Hasil penelitian tidak untuk melakukan generalisasi

12

Teknik SamplingProbability Sampling

Simple Random SamplingDisproportionate Stratified Random

Sampling

Proportionate Stratified Random Sampling

Cluster Sampling

Non Probability SamplingSampling Purposif

Sampling Kuota

Sampling Aksidental

Sampling Jenuh

Snowball Sampling

Page 13: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

PROBABILITY SAMPLING

1. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai subyek dalam sampel.

2. Menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel.

Dalam merencanakan sampling probabilitas, idealnya peneliti telah memenuhi

beberapa persyaratan berikut:

a. Diketahui besarnya populasi induk

b. Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan

1. Simple Random Sampling

a. Teknik sampling secara acak, setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang

sama untuk dijadikan sampel

b. Syarat: anggota populasi dianggap homogen

c. Cara pengambilan sampel bisa melalui undian

d. Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi tinggi

e. Banyak digunakan dalam penelitian sains.

Procedure :

1. Susun “sampling frame”

2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

3. Tentukan alat pemilihan sampel

4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

13

Page 14: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

2. Proportionate Stratified Random Sampling

a. Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian

elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata

dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.

b. Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda,

misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan

menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.

c. Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik

random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih

menjadi sampel.

Contoh Stratified Random Sampling:

Populasi 900 orang

Dibagi tiga

Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV

300 orang 300 orang 300 orang

Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak

Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang

3. Disproportionate Stratified Random Sampling

a. Teknik sampling dimana populasi berstrata tapi kurang proporsional.

b. Jumlah guru di Kecamatan Ciampea memiliki 1 orang lulusan S3, 4 orang lulusan

S2, 178 orang lulusan S1 dan 156 orang lulusan Diploma. Maka Pengambilan

14

Page 15: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

sampel untuk S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 4 orang, sedangkan untuk S1 dan

Diploma diambil secara proporsional.

4. Cluster Sampling (Area Sampling/Gugus Sampling)

a. Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada

beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas

antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan

yang mungkin wilayahnya luas.

b. Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak

umum.

c. Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas.

d. Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok tertentu.

e. Anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogen

Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota Bogor. Pengambilan sampelnya

dengan cara membagi wilayah Kota Bogor ke dalam enam wilayah, kemudian dari masing-

masing kecamatan diambil perwakilannya. Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara

proporsional.

15

A B

C D

E F

A B

C D

E F

Page 16: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

NONPROBABILITY SAMPLING

1. Setiap elemen dalam populasi belum tentu mempunyai kesempatan sama untuk

diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Dalam hal ini waktu adalah yang utama

2. Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter populasi

induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat

mengidentifikasikan populasi induk sama sekali.

3. Oleh karena itu sampel yang diambil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi

tempat sampel tersebut diambil.

1. Sampling Kuota

a. Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah

(kuota) yang dinginkan tercapai berdasarkan pertimbangan tertentu.

b. Pengambilan sampel dari 1000 guru PNS. Jika kuota sampel yang dibutuhkan

adalah 100 guru, maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih

sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan peneliti

c. Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu

pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi

maka peneltian beluam dianggap selesai.

2. Sampling Aksidental

a. Teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas. Artinya siapa saja yang secara

tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.

b. Peneliti ingin mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk

pengambilan sampel, peneliti memberikan angket kepada para pengunjung

perpustakaan dan dijadikan sebagai sampel.

16

Page 17: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

3. Sampling Purposif

a. Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Biasanya

teknik ini digunakan untuk studi kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal yang

representatif diamati dan dianalisis.

b. Peneliti ingin mengetahui model pembelajaran aktif, maka sampel yang dipilih yaitu

responden yang ahli dalam bidang pembelajaran aktif, misalnya : guru, wakil kepala

sekolah urusan kurikulum dan lain-lain.

c. Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai

hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

d. Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui

pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada.

Contoh

1. Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa terhadap peraturan pemerintah

mengenai UU Hak Cipta

2. Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi dan Universitas yang dianggap

dapat mewakili bedasarkan penyelidikan atau kenyataan sebelumnya.

4. Sampling Jenuh

a. Teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

dilakukan jika jumlah populasi kurang dari 30.

b. Jika terdapat 28 orang yang terseleksi sebagai peserta pertukaran pelajar ke Swiss,

maka dalam hal ini, jumlah responden kurang dari 30 orang sehingga semua

populasi dapat dijadikan sampel.

17

Page 18: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

5. Snowball Sampling

Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit kemudian anggota sampel

(responden) menunjuk temannnya untuk menjadi sampel sehingga jumlahnya akan

semakin banyak

18

A

G H IFED

CB

K LJ NNM

Page 19: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah kami mengenai “Variabel Penelitian, Populasi dan

Sampel” maka kami menyimpulkan :

1. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

2. Pengukuran variabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran,

yaitu : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio.

3. Variable penelitian dibedakan menjadi : variable independen, variable dependen,

variable moderator, variable intervening dan variable control.

4. Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

5. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

6. Teknik sampling dibedakan menjadi probability sampling dan nonprobability

sampling.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar makalah ini dapat

menambah wawasan para pembaca mengenai variable penelitian, populasi dan sampel.

Demikian isi dari makalah ini, jika ada kesalahan kami mohon maaf. Terima

kasih.

19

Page 20: Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-dan-definisi-

operasional-variable2.pdf

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=populasi%20dan

%20sampel&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CFwQFjAB&url=http://

www.pascaunpak.ac.id/Download/Populasi%2520dan%2520Sa

http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/populasi-dan-

sampel.html#axzz1wb5CtquM

Mustofa, Bisri. 2008. Metode Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Optimus.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

20