13
VARIASI KONTINYU Yuni Qurrota Ayun 123020104 Vanidya Afsarah permadi Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan, selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri Prinsip Percobaan : Dasar percobaan ini adalah metode variasi kontinyu. Dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama tetapi kuantitas pereaksinya berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat fisika tertentu dipilih untuk diamati seperti : massa, volume, suhu atau daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem. Metode Percobaan : Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M 1. 5ml NaOH 25ml HCl ukur suhu 2. 10ml NaOH 20mlHCl ukur suhu

Variasi Kontinyu (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

variasi kontinyu

Citation preview

Page 1: Variasi Kontinyu (Repaired)

VARIASI KONTINYU

Yuni Qurrota Ayun

123020104

Vanidya Afsarah permadi

Tujuan Percobaan :

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari

percobaan, selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari

suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri

Prinsip Percobaan :

Dasar percobaan ini adalah metode variasi kontinyu. Dalam metode ini

dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama tetapi kuantitas

pereaksinya berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat fisika tertentu dipilih

untuk diamati seperti : massa, volume, suhu atau daya serap. Oleh karena itu

kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat

digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.

Metode Percobaan :

Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M

1.

5ml NaOH 25ml HCl ukur suhu

2.

10ml NaOH 20mlHCl ukur suhu

Page 2: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 1. Metode Percobaan Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M.

3.

15ml NaOH 15ml HCl ukur suhu

4.

20ml NaOH 10ml HCl ukur suhu

5.

25ml NaOH 5ml HCl ukur suhu

Page 3: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,1M

1.

5ml AgNO3 25ml NaOH ukur suhu

2.

10ml AgNO3 20ml NaOH ukur suhu

3.

15ml AgNO3 15ml NaOH ukur suhu

4.

20ml AgNO3 10ml NaOH ukur suhu

5.

25ml AgNO3 5ml NaOH ukur suhu

Gambar 2. Metode Percobaan Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,1M.

Page 4: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Hasil Pengamatan :

Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel.1.Hasil Pengamatan Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M

Volume

TA TM ∆T

Mmol Mmol NaOH

Mmol HCl NaOH

0,1M

HCl

1M

NaOH

0,1M

HCl

1M

5 ml 25 ml 26o

25o 1

o 0,5 25 0,02

10 ml 20 ml 26o 25,5

o 0,5

o 1 20 0,05

15 ml 15 ml 26o 26

o 0

o 1,5 15 0,1

20 ml 10 ml 26o 25,5

o 0,5

o 2 10 0,2

25 ml 5 ml 26o 25,5

o 0,5

o 2,5 5 0,5

(Sumber: Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)

Tabel.2.Hasil Pengamatan Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,5M

Volume

TA TM ∆T

Mmol mmol AgNO3

mmol NaOH AgNO3

0,001M

NaOH

0,5M

AgNO3

0,001M

NaOH

0,5M

5 ml 25 ml 26o

26o 0

o 0,005 12,5 0,0004

10 ml 20 ml 26o 26

o 0

o 0,01 10 0,001

15 ml 15 ml 25o 25

o 0

o 0,015 7,5 0,002

20 ml 10 ml 24o 24,5

o 0,5

o 0,02 5 0,004

25 ml 5 ml 24o 24,5

o 0,5

o 0,025 2,5 0,01

(Sumber: Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)

Pembahasan :

Dalam ilmu kimia, stoikiometri mempelajari dan menghitung hubungan

kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.Stoikiometri sistem adalah

penentuan perbandingan massa unsur – unsur dalam senyawa dalam pembentukan

senyawa nya.

Pada percobaan ini bisa terjadi kesalahan seperti cara memegang

termometernya,tidak menstabilkan suhu termometer,kebersihan alat yang

digunakan tidak dijaga serta ketepatan dalam mengambil volume larutan pada saat

pencampuran. Oleh karena itu, diharapkan kita benar-benar memahami dan juga

harus teliti dalam melakukan percobaan stoikiometri ini, karena ada beberapa

perhitungan dan hukum-hukum reaksi kimia yang berkaitan dengan percobaan ini.

Titik maksimum adalah titik tertinggi yang dicapai pada angka yang dihasilkan

dari suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantits molar pereaksinya.

Atau bisa juga dikatakan bahwa titik maksimum yaitu titik yang terjadi jika reaksi

telah mencapai keadaan stoikiometri dimana stoikiometri adalah reaksi yang

reaktannya tidak bersisa atau semua reaktannya habis bereaksi. Sedangkan titik

minimum terendah yang dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan.

Atau bisa juga dikatakan bahwa titik minimum yaitu titik yang terjadi jika reaksi

mencapai keadaan non-stoikiometri diamana reaktannya masih bersisa atau tidak

Page 5: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

habis beraksi. Pada percobaan kali ini didapatkan titik maksimum dan titik

minimum seperti pada grafik. Namun seharusnya titik maksimum terletak pada

ketika volume kedua larutan sama besar karena semua larutan habis bereaksi dan

tidak menyisakan sisa.

Pada reaksi pencampuran larutan NaOH dengan HCl, larutan hasil

pencampuran tidak mengalami endapan, reaksi antara NaOH dengan HCl

menghasilkan natrium klorida (garam) dan air, dengan persamaan reaksi sebagai

berikut :

NaOH + HCl NaCl + H2O

Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.

Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang

sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Terdapat dua jenis

larutan baku yaitu:

Larutan baku primer ialah larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil

pada proses penimbangan, pelarutan, dan penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku primer :

- Mempunyai kemurnian yang tinggi

- Rumus molekulnya pasti

- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan

- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat

diabaikan)

- Larutan stabil didalam penyimpanan

Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan

jalan pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahu

kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan

penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :

- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer

- Berat ekivalennya tinggi

- Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan

komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam

suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan

konsentrasi yang umum antara lain :

Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau

disebut juga bagian persejuta.ppm = mol zat terlarut/liter larutan

ppm = nt

V

Page 6: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Mol (n) adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. satu mol

didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas

elementer"(atom,molekul, ion, elektron).

n = gram

Mr

Molaritas (M) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.

M = g x 1000

Mr V

Normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang

terkandung dalam setiap liter larutan.

Grek = gram x 1

BE liter

Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam

setiap kilogram pelarutnya.

Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol

larutan.

Xt / Xp = nt

nt + np

Ket : nt = mol zat terlarut

np = mol zat pelarut

Xt = fraksi mol zat terlarut

Xp = fraksi mol zat pelarut

N = gram ekuivalen

Liter BE = Mr

ev

m = gram x 1000

Mr p

Page 7: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Kesimpulan :

Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui reaksi mana

yang setimbang dan semuanya habis bereaksi tanpa sisa. Reaksi yang seperti ini

terjadi ketika volume kedua larutan sama besar. Dalam melakukan percobaan ini

praktikan diharapkan melakukannya dengan sangat teliti dalam mengukur volume

larutan yang akan digunakan dan menjaga kebersihan alatnya.

Page 8: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

LAMPIRAN

Perhitungan TM

1. 250

+ 250 = 25

0 C

2

2. 250

+ 260 = 25,5

0 C

2

3. 260

+ 260

= 260

C

2

4. 25,50

+ 25,50 = 25,5

0 C

2

5. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

1. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

2. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

3. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

4. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

5. 260

+ 250 = 25,5

0 C

2

Perhitungan ∆T

∆T = TA - TM

∆T (NaOH0,1M-HCl 1M)

1. 260 – 25

0 = 1

0C

2. 260 – 25,5

0 = 0,5

0C

3. 260 – 26

0 = 0

0C

4. 260 – 25,5

0 = 0,5

0C

5. 260 – 25,5

0 = 0,5

0C

TM = TNaOH + THCl

2

TM = TAgNO3 + TNaOH

2

Page 9: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

∆T (AgNO3 0,001M-NaOH 0,5M)

1. 260 – 26

0 = 0

0C

2. 260 – 26

0 = 0

0C

3. 250 – 25

0 = 0

0C

4. 240 – 24,5

0 = 0,5

0C

5. 240 – 24,5

0 = 0,5

0C

Perhitungan mmol

mmol = V x M

mmol NaOH 0,1M

1. 5 ml x 0,1M = 0,5 mmol

2. 10 ml x 0,1M = 1 mmol

3. 15 ml x 0,1M = 1,5 mmol

4. 20 ml x 0,1M = 2 mmol

5. 25 ml x 0,1M = 2,5 mmol

mmol HCl 1M

1. 25 ml x 1M = 25 mmol

2. 20 ml x 1M = 20 mmol

3. 15 ml x 1M = 15 mmol

4. 10 ml x 1M = 10 mmol

5. 5 ml x 1M = 5 mmol

mmol AgNO3 0,001M

1. 5 ml x 0,001M = 0,005 mmol

2. 10 ml x 0,001M = 0,01 mmol

3. 15 ml x 0,001M = 0,015 mmol

4. 20 ml x 0,001M = 0,02 mmol

5. 25 ml x 0,001M = 0,025 mmol

mmol NaOH 0,5M

1. 25 ml x 0,5M = 12.5 mmol

2. 20 ml x 0,5M = 10 mmol

3. 15 ml x 0,5M = 7,5 mmol

4. 10 ml x 0,5M = 5 mmol

5. 5 ml x 0,5M = 2,5 mmol

Page 10: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

1. 0,5 mmol = 0,02

25 mmol

2. 1 mmol = 0,05

20 mmol

3. 1,5 mmol = 0,1

15 mmol

4. 2 mmol = 0,2

10 mmol

5. 2,5 mmol = 0,5

5 mmol

mmol AgNO3

mmol NaOH

1. 0,005 mmol = 0,0004

12,5 mmol

2. 0,01 mmol = 0,001

10 mmol

3. 0,015 mmol = 0,002

7,5 mmol

4. 0,02 mmol = 0,004

5 mmol

5. 0,025 mmol = 0,01

2,5 mmol

mmol NaOH

mmol HCl

Page 11: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

Grafik Hasil Pengamatan

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0,02 0,05 0,1 0,2 0,5

Sistem Stoikiometri NaOH-HCl

Sistem StoikiometriNaOH-HCl

mmol NaOH mmol HCl

∆T

Titik Maksimum

Titik Minimum

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,0004 0,001 0,002 0,004 0,01

Sistem Stoikiometri AgNO3-NaOH

Sistem StoikiometriAgNO3-NaOH

Titik Minimum

Titik Maksimum

mmol AgNO3 mmol NaOH

∆T

Page 12: Variasi Kontinyu (Repaired)

Praktikum Kimia Dasar 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,http://teknikkimiakita.blogspot.com diakses : 22/11/2012

Brady, E. James. (1999), Kimia Universita Asas dan Struktur, Binapura Aksara:

Jakarta.

Sutrisno Ela,T Dra,M,S dkk. (2012) Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas

Pasundan : Bandung.

Page 13: Variasi Kontinyu (Repaired)