31
Vaskularisasi Tungkai Bawah Alfrida Ade Bunapa 102011137 Kelompok E - 8 Mahasiswi Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yangmengatur dan mengalirkan darah di dalam tubuh. Dikatakantertutup karena pada keadaan normal tidak ada darah yang beradadi luar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh nadi,pembuluh vena, kapiler atau rongga di organ tertentu. 1 Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang kontinu serta terbagi menjadi sirkuit pulmonal dan 1

Vaskularisasi Tungkai Bawah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Vaskularisasi Tungkai Bawah

Alfrida Ade Bunapa

102011137

Kelompok E - 8

Mahasiswi Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

Pendahuluan

Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yangmengatur dan mengalirkan darah

di dalam tubuh. Dikatakantertutup karena pada keadaan normal tidak ada darah yang beradadi

luar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh nadi,pembuluh vena, kapiler atau

rongga di organ tertentu.1Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang

kontinu serta terbagi menjadi sirkuit pulmonal dan sistemik.2 Sirkuit pulmonal menghantarkan

darah dari jantung ke paru, di mana darah dioksigenasi dan kemudian dikemvenaan ke jantung.

Sirkulasi sistemik, atau sistem vascular perifer, meliputi arteri, arteriol, vena, venula, dan kapiler,

dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain dan kemudian

membawa darah kembali ke jantung.1

1

Page 2: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Pembahasan

Mekanisme peredaran darah

Peredarah darah berawal dari organ jantung yang berfungsi memberi tekanan pada darah

untuk menghasilkan gradient tekanan yag dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan

dalam kata lain berfungsi sebagai pompa darah, dan akan di salurkan oleh pembuluh darah dari

jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian kembali ke jantung. Hal tersebut akan terus

terulang dan menjadi sebuah sistem penopang kehidupan seorang manusia.1,3

Darah terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua lengkung

vaskular (pembuluh darah terpisah), yaitu sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung

tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru, dan sirkulasi

sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut antara jantung dan sistem tubuh lain. Jantung

adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di tongga torak (dada) di

sebelah anterior dan vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan

meruncing membentuk titik di ujungnnya yaitu apeks di bagian bawah.

Secara anatomis jantung adalah organ tunggal namun sisi kanan dan sisi kiri jantung

terpisah dan masing-masing berfungsi sebagai pompa (pompa ganda). Jantung memiliki 4 rongga

pada bagian kanan terdapat atrium kanan dan ventrikel kanan, dan bagian kiri terdapat atrium

kiri dan ventrikel kiri. Atrium kanan menerima darah kotor (kaya akan CO2) dari hasil sirkulasi

sistemik masuk melewati vena kava superior dan inferior, lalu darah dari atrium akan masuk ke

ventrikel kanan melewati katup AV (atriovetrikel) yang tricuspid. Ventrikel kanan akan

berkontraksi (sistole) memompa darah menuju paru-paru melewati katup semilunar paru (katup

2

Page 3: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

pulmonal) dan disalurkan dengan arteri pulmonalis. Pada paru akan terjadi proses pertukaran

CO2 dengan O2.1-3

Darah dari paru yang kaya akan O2meninggalkan paru dan menuju ke atrium kiri

melewati pembuluh vena pulmonalis, lanjut menuju ke ventrikel kiri melewati katup biscuspid

(katup mitral). Ventrikel kiri akan berkontraksi, darah akan terpompa keluar dari jantung melalui

katup aorta menuju pembuluh aorta yang akan menyebarkan ke organ lain dan jaringan lain

(sistem sistemik).

Setelah ventrikel kanan berkontraksi (sistole) otomatis darah akan terpompa menuju paru

dan tekanan darah pada ventrikel kanan akan berkurang, untuk mengatasi hal tersebut jantung

berelaksasi (diastole) mengakibatkan tekanan darah akan naik, karena darah di atrium kanan

akan masuk ke ventrikel kanan.

Kerja kantup pada jantung tergantung dengan tekanan darah dan volume darah pada

rongga dalan jantung. Misalnya pada rongga jantung bagian kanan, apabila tekanan darah di

atrium kanan tinggi akan mendorong katup AV ke arah ventrikel dan darah akan masuk ke

ventrikel kanan, dan apabila tekanan darah di ventrikel kanan sudah cukup tinggi akan

mendorong katup AV ke arah atrium dan katup AV akan tertutup.

Tepi-tepi daun katup AV di ikat oleh genjel fibrosa tipis kuat merupakan jaringan tipe

tendinosa yaitu korda tendinea yang berfungsi mencegah katup terbalik. Korda tendinea

mencegah katup AV membuka ke arah berlawanan ke dalam atrium untuk dipaksa oleh tekanan

ventrikel yang tinggi. Terdapat otot papilaris yang kecil dan berbentuk putting yang menonjol

dari permukaan dalam dinding ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi, otot-otot papilaris ini

3

Page 4: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

juga berkontraksi, menarik, menarik ke bawah korda tendinea. Penarikan ini menghasilkan

tegangan di daun katup AV yang tertutup untuk menahan daun-daun tersebut dalam posisinya,

seperti tali penambat menahan balon udara panas. Hal ini membantu menjaga katup tertutup

rapat ketika menghadapi gradient tekanan besar yang mengarah ke belakang.

Pembuluh darah dan tekanan darah

Semua darah yang di pompa oleh sisi kanan jantung mengalir melalui sirkulasi paru ke

paru untuk menyerap O2dan membuang CO2. Darah yang di pompa oleh sisi kiri jantung ke

dalam sirkulasi sistemik disebar dalam berbagai proporsi ke organ-organ sistemik melalui

susunan pembuluh pararel yang bercabang dari aorta. Susunan ini memastikan bahwa semua

organ menerima darah dengan komposisi yang sama dalam kata lain sebuah organ tidak

menerima darah bekas yang telah melewati organ lain.1,4

Laju aliran darah melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradian tekanan dan

berbanding terbalik dengan resistensi vascular :1

F=P/ R

Di mana: F= laju aliran melalui suatu pembuluh

P= gradient tekanan

R= resistensi pembuluh darah

Gradient tekanan adalan perbedaan tekanan antara awal akhir suatu pembuluh. Darah

mengalir dari daerah dengan tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah

mengikuti penurunan gradient tekanan. Kontraksi antung menimbulkan tekanan pada darah

4

Page 5: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

yaitu, gaya dorong utama bagi aliran melalui suatu pembuluh. Oleh karena itu tekanan lebih

besar di awal daripada di akhir. Semakin besar gradient tekanan yang mendorong darah melalui

pembuluh semakin besar pula laju aliran melalui pembuluh besar.

Resistensi merupakan ukuran tahanan atau oposisi terhadapan aliran darah yang melalui

suatu pembuluh, akibat gesekan antara cairan yang bergerak dan dinding vascular yang diam.

Seiring meningkatnnya resistensi darah menjadi semakin sulit melewati pembuluh sehingga laju

aliran berkurang.

Resistensi aliran darah bergantung terhadap 3 faktor yaitu kekentalan (viskositas) darah,

panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh merupakan faktor yang terpenting. Secara logis

semakin kental cairannya alirannya lebih lambat dari cairan yang encer. Contoh gula cair

mengalir lebih lambat dari pada air. Viskositas darah sangat di pengaruhi oleh kadar SDM (sel

darah merah) yang beredar. Jika jumlah sel darah merah kadarnya tinggi pada darah otomatis

viskositas darah tinggi dan laju darah lebih lambat daripada normal.1-4

Tetapi penentu utama resistensi ialah faktor jari-jari pembulu darah, karena apabila jari-

jari pembuluh besar atau kecil akan berpengaruh terhadap gesekan yang terjadi anara molekul

darah dengan dinding pembuluh. Semakin besasr luas permukaan gesekan semakin lambat laju

darah, di pengaruhi oleh panjang maupun jari-jari pembuluh. Cairan lebih mudah mengalir

melalui suatu pembuluh besar daripada kecil. Penyebabnya bahwa volume tertentu darah

berkontak dengan luas permukaan yang jauh lebih besar pada pembuluh berjari-jari kecil

daripada pembuluh berjari-jari besar sehingga resistensi menjadi lebih besar. Perubahan kecil

dalam jari-jari pembuluh menyebabkan perubahan nyata pada aliran karena resistensi berbanding

terbalik dengan pangkat empat jari-jari pembuluh.

5

Page 6: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Pada sirkulasi sistemik yang membawa darah dari jantung ke organ lain, arteri akan

bercabang untuk mengalirkan darah ke bagian tubuh lain, pada saat sudah sampai di sebuah

organ arteri kecil akan bercabang lagi menjadi arteriol, arteriol kemudian bercabang di dalam

organ menjadi kapiler yaitu pembuluh terkecil tempat terjadinya antara darah dengan sel

disekitarnya. Lalu kapiler-kapiler menyatu kembali menjadi venula kecil lanjut membentuk vena

kecil yang keluar dari organ, dan akan berkonvergenasi membentuk vena besar yang akan

mengalir darah hasil sirkulasi sistemik ke jantung. Arteriol, kapiler, dan venula disebut sebagai

mikro sirkulasi, karena hanya dapat dilihat oleh mikroskop saja. Masing-masing dari sistem

sistemik dimulai dari pembuluh arteri

Arteri berfungsi sebagai saluran cepat untuk darah dari jantung ke berbagai organ, karena

pembuluh arteri mempunyai jari-jari yang besar sehingga tidak menimbulkan resistensi yang

besar terhadap aliran darah yang dapat mempengaruhi laju aliran darah. Arteri juga berfungsi

sebagai reservoir (penampung) tekanan untuk menghasilkan gaya pendorong bagi darah ketika

jantung dalam keadaan relaksasi. Pada saat jantung berkontraksi secara bergantian umtuk

memompa darah ke dalam arteri dan kemudian melemas untuk dapat disini oleh darah vena.

Ketika jantung melemas dan terisi tidak ada lagi darah yang di pompa keluar. Oleh karena itulah

arteri berfungsi sebagai reservoar tekanan, menyimpan sebagian darah sebagai gaya pendorong

bagi darah ketika jantung berelaksasi. Gaya pendorong bagi aliran darah yang terus-menerus ke

organ sewaktu relaksasi jantung ini di hasilkan oleh sifat elastis dinding arteri.1,3

6

Page 7: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Sewaktu sitole ventrikel menimbulkan darah masuk ke arteri tetapi hanya sekitar

sepertiga dari jumlah yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Pada saat diastole tidak

ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus keluar dari arteri di dorong oleh recoil

elastic. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam

pembuluh tersebut selama sistol disebut tekanan sistolik, sekitar 120mm Hg tekanan minimal di

dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu

distol disebut tekanan distolik sekitar 80 mm Hg.1

Arteriol adalah pembuluh resistensi utama pada pohon vascular karena jari-jarinya yang

cukup kecil untuk menghasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah. Arteriol

tidak seperti arteri yang mempunyai bayak jaringan elastik, tetapi arteriol empunyai jaringan otot

polos yang tebal dan di persarafi oleh sasraf simpatis lapisan otot polos melingkar di sekitar

arteriol, otot polos peka terhadap perubahan kimiawi. Ketika jaringan otot polos ini berkontraksi

maupun berelaksasi dapat mempengaruhi jari-jari pembuluh arteriol, apabila berkontraksi

pembuluh menyempit (vasokontriksi), dan apabila relaksasi pembuluh akan penigkatan jari-jari

lingkaran pembuluh darah (vasodilatasi). Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan

meningkatkan aliran darah.1,2

Otot polos pada keadaan normal mempelihatkan keadaan kontriksi parsial yang dikenal

sebagai tonus vascular. Terdapat 2 faktor yaitu pertama aktivitas miogenik yang menyebabkan

potensial membran dapat beraktivitas sendiri tanpa bantuan persarafan maupun hormone. Kedua

saraf simpatis yang mempersarafi otot polos terus menerus mengeluarkan norepnefrin, yang

semakin meningkatkan tonus vascular.

7

Page 8: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Kapiler merupakan tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan, dan kapiler

bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah segar dapat di jangkau oleh setiap sel.

Di dinding kapiler terdapat sistem transport yang di perantarai oleh pembawa, kecuali kapiler di

otak yang berperan dalam sawar darah otak. Bahan-bahan di pertukarkan menembus dinding

kapiler terutama dengan difusi. Dinding yang tipis serta jarak antara kapiler dengan sel yang

dekat mempercepat prosen difusi. Luas permukaan kapiler juga dapat mempngaruhi cepatnya

difusi dan darah lebih lambat mengalir di kapiler dari pada di arteri karena percabangan yang

banyak pada kapiler. Pada kapiler terdapat otot sfingter kapiler yang mengatur aliran darah pada

kapiler yang di jaganya.1

Di sekeliling sel terdapat cairas interstisium merpuakan perantara pasif pada saat

terjadinya difusi. Pada kapiler tidak terdapat fasilitas transport, oleh karea itu difusi berlangsung

dengan cara ditentukannnya tekanan gradient antara darah dan sel, sel memakai banyak O2 dan

membuang CO2, oleh karena itu O2 pada darah berdifusi ke sel melalui perantara cairan

interstisium. Kedua dengan cara bulk fow yaitu terjadinya filtrasi suatu volume plasma bebas

protein, bercampur dengan interstisium lalu di reabsorpsi.

Sistem vena menuntaskan sistem sirkulasi. Darah yang meninggalkan kapiler masuk ke

sistem vena untuk dikembalikan ke jantung. Kapiler mengalirkan isinya ke dalam venula, yang

secara progresif menyatu untuk membentuk vana kecil yang keluar dari organ. Tidak seperti

arteriol, venula mempunya tonus dan resistensi yang kecil. Antara venula dan arteriol sekitar

terjadi komunikasi ekstensif melalui sinyal-sinyal kimiawi, berperan dalam menyamakan aliran

masuk dan aliran keluar kapiler di suatu organ. Vena mempunyai jari-jari yang besar ototmatis

resistensinya terhadap aliran darah rendah, selain itu berfungsi juga sebagai reservoar darah.

Vena mempunyai dinding yang jauh lebih tipis dan otot polos yang dikit. Serta memiliki

8

Page 9: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

elastisitas yang rendah karena kurang jaringan elastic dan banyaknya jaringan kolagen. Otot

polos pada vena tidak mempunyai sistem miogenik seperti arteriol. Karena sifat-sifat tersebut

vena mudah di regang dan tidak banyak melihatkan recoil elastic. 2,3

Artei mempunya daya recoil yang tinggi serta elastic yang tinggi, apabila volume darah

pada arteri tinggi serat-serat elastis akan mengecilkan pembuluh darah agar darah bergerak maju.

Pada vena tidak mempunyai daya tersebut sehingga vena hanya dapat menampung darah

(bersifat reservoar) ketika kebutuhan darah rendah. Vena banyak di persarafi oleh saraf simpatis

yang menyebabkan visokontriksi (penyempitan pembuluh) meningkatkan tekanan aliran balik

vena.

Vaskularisasi Extremitas Bawah

Di daerah pinggang darah dari aorta dialirkan melalui a.renalis ke ginjal kiri kanan, lalu

di panggul bercabang menjadi dua a.iliaca externa yang masing-masing menuju tungkai kiri

kanan. Selainitu, dari cabang kiri dan kanan akan dipercabangkan juga pembuluhdarah yang

mengurus organ di panggul, tennasuk organ ataualat reproduksi (a.testicularispada pria dan

a.ovaricapada wanita).5

Arteri-arteri di Kaki

Setelah melewati daerah pelvis, arteri iliaka selanjutnya menjadi arteri femoralis, yang

bergerak turun di sebelah anterior paha. Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan otot

paha dalam. Pada bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior dan menjadi arteri

poplitea. Di bawah lutut, arteri poplitea terbagi menjadi arteri tibialis anterior dan tibialis

9

Page 10: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

posterior. Arteri tibialis bergerak turun di sebelah depan dari kaki bagian bawah menuju bagian

dorsal/punggung telapak kaki dan menjadi arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis posterior bergerak

turun menyusuri betis dari kaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri plantaris di dalam

telapak kaki bagian bawah.6

Vena-vena di Kaki

Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki bergabung membentuk

jaringan vena plantaris. Jaringan plantar mengalirkan darah menuju venadalam kaki (yaitu vena

tibialis anterior, tibialis posterior, poplitea, dan femoralis). Vena safena magna dan safena parva

superfisial mengalirkan darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju vena poplitea dan

femoralis.6

Darah

Darah adalah kendaraan atau mediun untuk transportasi massal jarak jauh berbagi bahan

antara sel dan lingkungan eksternal atau sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam itu penting

untuk memelihara homeostasis. Darah terdiri dari cairan kompleks, yaitu plasma tempat unsure-

unsur sel, eritrosit, leukosit, dan trombosit terbenam di dalamnya.

Eritrosit (sel darah merah) atau SDM pada dasarnya adalah suatu kantung hemoglobin

yang terbungkus membrane plasma yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam tingkat yang lebih

rendah) di dalam darah. Leukosit (sel darah putih) atau SDP, unit-unit pertahanan system imun

yang mobil, di angkut dalam darah ketempat-tempat cedera atau inevasi mikroorganisme

penyebab penyakit.

10

Page 11: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Karena darah sangat penting, harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil

kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit (keeping darah) penting

dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari suatu pembuluh yang cidera.

Plasma

Banyak fungsi plasma di lakukan oleh protein plasma . Volume darah yang 5 hingga 5,5

liter pada orang dewasa terdiri dari 42-45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit dan trombosit, dan

55-58% plasma. Persentase volume darah total yang di tempati oleh erittrosit di kenal sebagai

hematokrit. Plasma adalah suatu cairan kompleks yang berfungsi sebagai medium transportasi

untuk zat-zat yang di angkut dalam darah. Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas

menembus dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada di dalam plasma dan

melakukan berbagai fungsi.

Plasma, karena berupa cairan 90% terdiri dari air, yang berfungsi sebagai mediun untuk

mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, karena air memiliki kemampuan menahan

panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyakpanas

yang di hasilkan oleh metabolism di dalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri hanya

mengalami sedikit perubahan. Energy panas yang tidak di perlukan untuk mempertahankan suhu

tubuh di keluarkan ke lingkungan ketika darah mengalir ke permukaan kulit.

Sejumlah besar zat organic dan anorganik larut dalam plasma. Konstituen organic yang

paling banyak berdasarkan beratnya adalah protein plasma, yang membentuk 6% sampai 8% dari

berat total plasma. Konstituen anorganik membentuk sekitar 1% dari berat plasma. Elektrolit

(ion) yang paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- (garam dapur). Jumlah HCO3-, K+,

11

Page 12: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Ca++, dan ion lain lebih sedikit. Fungsi paling menonjol dari ion-ion cairan ekstrasel (CES) ini

adalah peran mereka dalam eksitabilitas membrane, distribusi osmotic cairan antara CES dan

sel, dan menyangga perubahan pH. Persentase plasma sisanya di tempati oleh nutrient (misalnya

glukosa, asam amino, lemak, dan vitamin). Produk sisa (kreatinin, biliburin, dan zat-zat

bernitrogen seperti urea) gas-gas larut (O2 dan CO2) dan hormone. Sebagian dari zat-zat tersebut

hanyalah di angkut dalam plasma. Sebagai contoh, kelenjar endokrin mengeluarkan hormone ke

dalam plasma, yang menganggkut zat perantara kimiawi ini ke tempat kerjanya.

Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak sekedar di angkut.

Komponen-komponen penting ini dalam keadaan normal tetap berada dalam plasma, tempat

mereka melakukan banyak fungsi bermanfaat. Karena merupakan konstituen plasma berukuran

terbesar, protein-protein plasma biasanya tidak keluar dari pori-pori di dinding kapiler. Juga,

tidak seperti konstituen plasma lainya yang larut dalam air plasma, protein plasma berada dalam

bentuk disperse koloid.

Terdapat tiga kelompok protein plasma, albumin, globulin, dan fibrinogen yang di

klasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisik dan kimia mereka.

1. Albumin, protein plasma yang paling banyak mengikat banyak zat (sebagai contoh

biliburin, garam empedu,dan penisilin) untuk transportasi melalui plasma dan sangat

berperan dalam menentukan tekanan osmotic koloid karena jumlahnya.

2. Terdapat tiga subkelas globulin: alfa (α), beta (β), dan gama (γ):

a. Globulin alfa dan beta spesifik mengikat dan mengangkut sejumlah zat dalam plasma,

misalnya hormone tiroid, kolestrol dan besi.

12

Page 13: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

b. Banyak faktor yang berperan dalam proses pembekuan darah terdiri dari globulin alfa

atau beta.

c. Molekul-molekul protein precursor inaktif, yang di aktifkan sesuai keperluan oleh

masukan regulatorik tertentu, termasuk dalam golongan globulin alfa (misalnya

angiotensinogen di aktifkan menjadi angiotensin, yang berperan penting dalam

pengaturan keseimbangan garam di tubuh).

d. Globulin gama adalah immunoglobulin (antibody), yang penting bagi mekanisme

pertahanan tubuh.

3. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah.

Protein-protein plasma biasanya di sintesis oleh hati, kecuali globulin gama, yang di hasilkan

oleh limfosit, salah satu jenis sel darah putih.

Komposisi Darah

Eritrosit

Eritrosit (sel darah merah) memiliki fungsi khusus mengangkut O2 dalam darah. Eritrosit tidak

memiliki nucleus, organel, atau ribosom, tetapi di penuhi oleh hemoglobin, yaitu molekul

mengandung besi yang dapat berikatan dengan O2 secara longgar da reversible. Karena O2 sukar

larut dalam darah, hemoglobin merupakan pengangkut satu-satunya O2 dalam darah. Hemoglobin

juga berperan dalam transportasi CO2 dan sebagai penyangga darah dan berikatan secara

reversible dengan CO2 dan H+.

Karena tidak mampu mengganti komponen-komponennya, eritrosit memiliki usia yang terbatas ,

yaitu sekitar 120 hari. Sel-sel bakal yang belum berdiferensi di sumsum tulang membentuk

semua unsure sel darah. Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sumsum tulang dalam keadaan

13

Page 14: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

normal seimbang dengan kecepatan lenyapnya eritrosit, sehingga hirung sel darah merah

konstan. Eritropoiesis di rangsang oleh eritropoietin, hormone yang di keluarkan ginjal sebagai

respon terhadap penurunan penyaluran O2.

Leukosit

Leukosit (sel darah putih) adalah unit pertahanan tubuh. Sel ini menyerang benda asing yang

masuk, menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh, dan membersihkan debris sel.

Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda:

1. Neutrovil, spesialis fagositik yang penting memakan bakteri dan debris.

2. Eosinofil, yang mengkhususkan diri menyerang cacing parasitic dan berperan penting

dalam reaksi alergi.

3. Basofil, yang mengeluarkan dua zat kimia: histamine, yang juga penting dalam respon

alergi, dan heparin, yang membantu membersihkan partikel lemak dalam darah.

4. Monosit, yang setelah keluar dari pembuluh kemudian berdiam di jaringan dan membesar

untuk menjadi fagosit jaringan yang di kenal sebagai makrofag.

5. Limfosit yang membentuk pertahanan tubuh terhadap infasi bakteri, virus, dan sasaran

lain yang telah di programkan untuknya. Perangkat pertahanan yang di miliki limfosit

antara lain adalah antibody dan respons imun seluler.

Leukosit terdapat di dalam darah hanya sewaktu transit dari tempat produksi dan penyimpanan

di sumsum tulang (dan juga organ-organ limfoid untuk limfosit) dan tempat kerjanya di jaringan.

Setiap saat, sebagian besar leukosit berada di luar darah di jaringan untuk tugas patrol atau

bertempur. Semua leukosit memiliki rentang usia yang terbatas dan harus diganti melalui

14

Page 15: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

diferensiasi dan proliferasi sel-sel precursor. Jumlah total dan persentase setiap jenis leukosit

yang di produksi bergantung pada kebutuhan pertahanan sesaat tubuh.

Trombosit ( Keping – keping darah )

Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang.

Trombosit berperan penting dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari pembuluh yang

cedera.

Fungsi darah

Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak

fungsi, yaitu:

1) mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan kejaringan-jaringan ke seluruh

tubuh

2) mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh

3) mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi

4) mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan8.

Proses Pembekuan Darah

Pada pembuluh darah yang rusak, kaskade koagulasi secara cepat diaktifasi untuk

menghasilkan trombin dan akhirnya untuk membentuk solid fibrin dari soluble fibrinogen,

memperkuat plak trombosit primer.5

15

Page 16: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

Koagulasi dimulai dengan dua mekanisme yang berbeda, yaitu proses aktifasi kontak dan

kerja dari tissue factor. Aktifasi kontak mengawali suatu rangkaian dari reaksi-reaksi yang

melibatkan faktor XII, faktor XI, faktor IX, faktor VIII, prekalikrein, High Molecular Weight

Kininogen (HMWK), dan platelet factor 3 (PF-3). Reaksi-reaksi ini berperan untuk pembentukan

suatu enzim yang mengaktifasi faktor X, dimana reaksi-reaksi tersebut dinamakan jalur instrinsik

( intrinsic pathway). Sedangkan koagulasi yang dimulai dengan tissue factor, dimana suatu

interaksi antara tissue fcktor ini dengan faktor VII, akan menghasilkan suatu enzim yang juga

mengaktifasi faktor X. Ini dinamakan jalur ekstrinsik ( extrinsic pathway). Langkah selanjutnya

dalam proses koagulasi melibatkan faktor X dan V, PF-3, protrombin, dan fibrinogen. Reaksi-

reaksi ini dinamakan jalur bersama ( common pathway).5

Jalur ekstrinsik dimulai dengan pemaparan darah ke jaringan yang luka. Disebut

ekstrinsik karena tromboplastin jaringan ( tissue factor) berasal dari luar darah. Pemeriksaan

Protrombin Time (PT) digunakan untuk skrining jalur ini.5

Apabila darah diambil secara hati-hati sehingga tidak terkontaminasi cairan

jaringan, darah tersebut masih membeku didalam tabung gelas. Jalur ini disebut jalur intrinsik,

karena substansi yang diperlukan untuk pembekuan ada dalam darah. Jalur intrinsik dicetuskan

oleh kontak faktor XII dengan permukaan asing. Partial thromboplastin time (PTT) dan activated

PTT (aPTT) adalah monitor yang baik untuk jalur ini. Kedua jalur akhirnya sama -sama

mengaktifasi faktor X, dan disebut jalur bersama.5,7,10

Konsep dari dua jalur yang terpisah praktis untuk memahami koagulasi darah in vitro.

Hasil dari pemeriksaan PT dan PTT atau aPTT biasanya menolong lokasi suatu kelainan dalam

skema koagulasi untuk diagnosis kelainan-kelainan koagulasi.5,9

16

Page 17: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

1. Jalur Instrinsik

Jalur intrinsik, memerlukan faktor VIII, faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor XII.

Juga memerlukan prekalikrein dan HMWK, begitu juga ion kalsium dan fosfolipid yang

disekresi dari trombosit. Mula- mula jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein, HMWK, faktor

XI dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah adalah stimulus primer untuk fase

kontak.

Kumpulan komponen-komponen fase kontak merubah prekallikrein menjadi kallikrein,

yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi faktor XIIa. Faktor XIIa kemudian dapat

menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi kallikrein, membentuk kaskade yang saling

mengaktifasi. Faktor XIIa juga mengaktifasi faktor XI menjadi faktor XIa dan menyebabkan

pelepasan bradikinin, suatu vasodilator yang poten dari HMWK. Dengan adanya Ca2+, faktor

XIa mengaktifasi faktor IX menjadi faktor IXa, dan faktor IXa mengaktifasi faktor X menjadi

faktor Xa.

2. Jalur Ekstrinsik

Jalur ekstrinsik, dimulai pada tempat yang trauma dalam respons terhadap pelepasan

tissue factor (faktor III). Kaskade koagulasi diaktifasi apabila tissue factor dieksresikan pada sel-

sel yang rusak atau distimulasi ( sel-sel vaskuler atau monosit), sehingga kontak dengan faktor

VIIa sirkulasi dan membentuk kompleks dengan adanya ion kalsium. Tissue factor adalah suatu

kofaktor dalam aktifasi faktor X yang dikatalisa faktor VIIa. Faktor VIIa, suatu residu gla yang

17

Page 18: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

mengandung serine protease, memecah faktor X menjadi faktor Xa, identik dengan faktor IXa

dari jalurinstrinsik. Aktifasi faktor VII terjadi melalui kerja trombin atau faktor Xa.

Tissue factor banyak terdapat dalam jaringan termasuk adventitia pembuluh darah,

epidermis, mukosa usus dan respiratory, korteks serebral, miokardium dan glomerulus ginjal.

Aktifasi tissue factor juga dijumpai pada subendotelium. Sel-sel endotelium dan monosit juga

dapat menghasilkan dan mengekspresikan aktifitas tissue factor atas stimulasi dengan

interleukin-1 atau endotoksin, dimana menunjukan bahwa cytokine dapat mengatur ekspresi

tissue factor dan deposisi fibrin pada tempat inflamasi.

Kemampuan faktor Xa untuk mengaktifasi faktor VII menciptakan suatu hubungan antara

jalur instrinsik dan ekstrinsik. Selain itu hubungan dua jalur itu ada melalui kemampuan dari

tissue factor dan faktor VIIa untuk mengaktifasi faktor IX menjadi IXa. Hal ini terbukti bahwa

ada pasien-pasien dengan defisiensi faktor VII tetapi tidak defisiensi faktor XI, terjadi penurunan

kadar dari aktifasi faktor IX, sedangkan pasien-pasien dengan defisiensi faktor VIII atau faktor

IX, mempunyai kadar yang normal dari aktifasi faktor X dan prothrombin. Dan pada infusion

recombinant factor VIIa dengan dosis yang relatif kecil (10-20 mg/kg BB) pada pasien-pasien

dengan defisiensi faktor VII menghasilkan suatu peningkatan yang besar pada konsentrasi

aktifasi faktor X. Faktor IXa yang baru dibentuk itu membentuk kompleks dengan faktor VIIIa

dengan adanya kalsium dan fosfolipid membrane, dan selanjutnya juga mengaktifasi faktor X

menjadi Xa. Kompleks ini disebut “tenase“. Dan ternyata bukti-bukti menunjukan bahwa jalur

ekstrinsik berperan utama dalam memulai pembekuan darah in vitro dan pembentukan fibrin.

Activated factor Xa adalah tempat dimana kaskade koagulasi jalur intrinsik dan ekstrinsik

bertemu. Faktor Xa berikatan dengan faktor Va (diaktifasi oleh trombin),yang mana dengan

18

Page 19: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

kalsium dan fosfolipid disebut kompleks “prothrombinase“, yang secara cepat merubah

protrombin menjadi trombin.

Kesimpulan

Dari implementasi data dengan scenario bahwa jari kaki yang tak kunjung sembuh

diakibatkan oleh adanya gangguan peredaran darah sehingga oksigen dan nutrisi yang dibawah

oleh darah tidak mencapai target sehingga pemperlama atau membuat proses penyembuhan luka

menjadi terhambat.

Daftar Pustaka

19

Page 20: Vaskularisasi  Tungkai Bawah

1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta. EGC. 2012. h. 369-410.

2. M Ibnu.Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC, 2003.h.12-8.

3. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta. EGC. 2002. h. 96.

4. Syamsudin.Buku sjar farmakoterapi kardiovasikular dan renal. Jakarta: Salemba Medika,

2008.h. 8-19.

5. Cambridge Communication Limited.Anatomi fisiologi modul 4 sistem pernapasan dan

sistem kardiovaskular Edisi 2. Jakarta: EGC, 2002.h.28-49.

6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2003.h. 154-206.

7. Guyton. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta : EGC. 2008.

8. Haines ST, Seolla M, Witt DM. Venous thromboembolism. In: Dipiro JT, Talbert RL,

Yee.

9. Handayani, Wiwik. Anatomi dan Fisiologi Sistem Hematologi.http://books.google.co.id/

diakses 11 Juli 2013.

10. Suliarni.2003.AktifitasFaktorVII Pada Sepsis.

http://library.usu.ac.id/download/fk/patologi-suliarni.pdf diakses 11 Juli 20113.

20