VHF-FM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

VHF-FM modul

Citation preview

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    BAB 3. PEMANCAR VHF-FM

    3.1. FM Modulator

    3.1.1. Tujuan : Menyelidiki cara kerja dari Modulator FM.

    3.1.2. Alat-alat yang digunakan :

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) Function Generator

    5) Microphone YAESU YM-30

    3.1.3. Teori Dasar

    A. Pemancar FM

    Bagian terpenting dari pemancar FM adalah bagaimana membangkitkan sinyal

    FM tersebut. Ada dua metode pembangkitan sinyal FM, yaitu pembangkitan

    secara langsung dan pembangkitan secara tak langsung.

    A.1. Metode Secara Langsung

    Audio Penguat Daya

    Klas C Pengali

    Frekuensi Osilator Modulator

    Reaktansi

    Gambar 3. Blok Diagram Metode Secara Langsung

    Pada gambar di atas terlihat metode secara langsung menggunakan

    modulator reaktansi dimana sinyal audio ataupun sinyal informasi yang berubah-

    ubah ditumpangkan langsung pada frekuensi sinyal pembawa. Caranya adalah

    dengan mengubah-ubah reaktansi pada modulator sesuai dengan perubahan dari

    sinyal audio, osilator pembawa akan mempunyai frekuensi yang berubah-ubah

    sebanding dengan perubahan reaktansi dari modulator. Contoh rangkaian

    modulator reaktansi :

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    28

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar 4a) Modulator FM dengan dioda varaktor

    Rangkaian Osilator

    Amp

    Gambar 4b) Modulator FM dengan transistor FET.

    Kesulitan dari metode ini adalah pertentangan antara yang diperlukan deviasi

    frekuensi yang cukup dengan keharusan mempertahankan kestabilan frekuensi.

    A.2. Metode Secara Tak Langsung

    Metode ini banyak digunakan pada pemancar radio telepon VHF dan

    UHF. Blok diagramnya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    29

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Integrator (LPF)

    Penguat Audio

    Penguat Daya

    Pengali Frekuensi

    Modulator Fasa

    Osilator Kristal

    Gambar 5. Blok Diagram Metode Secara Tak Langsung

    Pada metode ini digunakan modulator fasa. Untuk memperoleh sinyal FM,

    sinyal audio setelah diperkuat harus melewati rangkaian integrator sebelum

    dimodulasi oleh modulator fasa (Roody, Dennis and Coolen, John, terjemahan

    Idris, Kamal, Komunikasi Elektronik , halaman 343, Penerbit Erlangga, Jakarta).

    Panel VD-01 mempunyai blok diagram yang mirip dengan blok diagram

    di atas (gambar 5) seperti yang terlihat di bawah ini.

    Tx OSC

    Tx X-TAL 11,16 MHz

    MIC

    TP 4 TP 1 TP 3

    TP 2

    Pengali X12

    Modulator Fasa

    Gambar 6. Blok Diagram Rangkaian Pengukuran

    AMP

    AMP AMP

    TX-ANT

    TP 4

    TP 5

    DUMMY LOAD

    POWER CTRL

    DET

    BPF

    Gambar 7. Blok Diagram Penguat Pemancar FM VD-01

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    30

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Prinsip kerja :

    - Sinyal input dari mikropon diperkuat oleh sebuah penguat (amplifier).

    Kemudian hasil dari penguatan ini melewati Low Pass Filter (rangkaian

    integrator) diumpankan ke rangkaian modulator.

    - Osilator kristal menghasilkan sinyal pembawa dasar sebesar 11,166 MHz

    (1/12 dari frekuensi pembawa yang dikehendaki). Seperti pada umumnya

    sebelum sinyal yang berasal dari suatu osilator diinjeksikan pada modulator

    diperlukan sebuah buffer untuk mencegah efek pembebanan akibat ketidak

    sesuaian impedansi. Keluaran dari modulator berupa sinyal pembawa dasar

    yang sudah dimodulasi secara frekuensi oleh sinyal input.

    - Sinyal FM dasar tersebut sesudah melalui sebuah buffer dinaikkan

    frekuensinya oleh sebuah rangkaian pengali frekuensi. Faktor pengali dari

    rangkaian ini adalah sebesar 12 sehingga diperoleh frekuensi sinyal radio

    sesuai dengan yang diinginkan yaitu 134 MHz.

    - Sinyal radio tersebut masih mempunyai daya yang kecil, untuk itu perlu

    diperkuat beberapa tingkat hingga akhirnya melalui sebuah penguat akhir

    diperoleh daya yang sesuai dengan yang diinginkan untuk dipancarkan melalui

    antena.

    - Penambahan Band Pass Filter setelah penguat akhir bertujuan agar sinyal

    radio yang dipancarkan benar-benar sinyal yang diinginkan dengan perkataan

    lain sinyal-sinyal lain yang mungkin ikut dipancarkan (misalnya harmonisa-

    harmonisanya) ditiadakan.

    Setelah melalui BPF sebagian dari sinyal radio dicuplik lalu dideteksi dan

    disearahkan oleh detektor. Hasilnya berupa sinyal DC diperkuat, kemudian

    dipergunakan untuk membias tegangan dari amplifier sebelum penguat akhir.

    Dengan demikian kestabilan dari daya output dapat dipelihara.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    31

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    3.1.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai pemancar dan pasang selektor

    pada channel 1.

    2) Atur Function Generator dengan gelombang sinus 1 kHz, hubungkan pada

    micropohone, melalui plug in yang ada.

    3) Hubungkan osiloskop pada TP 1 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan function generator.

    5) Tekan tombol push to talk (PTT) pada microphone.

    6) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    7) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    8) Pindahkan kabel BNC ke TP 2.

    9) Ulangi langkah 5 sampai dengan langkah 7.

    10) Ulangi langkah 9 untuk TP 3.

    Gambar blok diagram :

    Tx OSC

    Tx X-TAL 11,16 MHz

    MIC

    TP 1 TP 3

    TP 2

    Modulator Fasa

    3.2.Tingkat Penguat Radio Frekuensi

    3.2.1. Tujuan : Mengamati proses-proses yang terjadi pada bagian frekuensi

    radio.

    3.2.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) Function Generator

    5) Microphone YAESU YM-30

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    32

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    3.2.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai pemancar dan pasang selektor

    pada channel 1.

    2) Atur Function Generator dengan gelombang sinus 1 kHz, hubungkan pada

    micropohone, melalui plug in yang ada.

    3) Hubungkan osiloskop pada TP 4 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan function generator.

    5) Tekan tombol push to talk (PTT) pada microphone.

    6) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    7) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    8) Bandingkan bentuk gelombang di TP 4 dan TP 3.

    9) Amati TP 5.

    10) Ulangi langkah 5 sampai dengan langkah 7.

    11) Bandingkan bentuk gelombang di TP 5, TP 4 dan TP3.

    Gambar Blok Diagram :

    TP 4 Pengali X12

    AMP

    AMP AMP

    TX-ANT TP 5

    DUMMY LOAD POWER

    CTRL DET

    BPF

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    33

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    BAB 4. PENERIMA VHF-FM

    4.1. Penguat RF

    4.1.1. Tujuan : Menyelidiki sifat-sifat penguat radio frekuensi dan penala.

    4.1.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Synthesizer Signal Generator

    4.1.3. Teori Dasar

    Penerima FM

    Penerima FM pada umumnya menggunakan prinsip superheterodyne

    seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

    Penguat AF

    Osilator lokal

    detector FM

    Penguat IF

    MIXER Penguat RF

    Gambar 13. Penerima FM Superheterodyne

    Prinsip kerja :

    - Sinyal input dari radio diterima oleh antena diperkuat oleh penguat RF.

    Hasilnya diteruskan ke bagian pencampur/mixer.

    - Osilator lokal sinyal dengan frekuensi tertentu yang bila dicampur dengan

    sinyal radio oleh mixer akan memperoleh sinyal dengan frekuensi tertentu

    yang dinamakan frekuensi antara (Intermediate Frequency = IF). Pada tingkat

    IF ini sinyal memiliki sifat modulasi yang sama dengan sinyal radio yang

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    34

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    diterima oleh antena. Jadi seolah olah IF merupakan sinyal radio yang telah

    diturunkan frekuensinya.

    - Setelah melalui penguat IF, sinyal ini dideteksi oleh detektor, hasilnya

    merupakan sinyal informasi.

    - Sinyal informasi ini diperkuat oleh penguat frekuensi audio dan dikeluarkan

    melalui sebuah tansduser yang disebut loudspeaker.

    Pada blok diagram VD-01 terdapat sedikit perbedaan atau dapat disebutkan

    sedikit modifikasi dari blok diagram di atas. Perbedaan-perbedaan tersebut

    adalah sebagai berikut :

    - Dalam pemilihan IF ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu jika IF

    terlalu tinggi akan diperoleh selektifitas yang buruk, sedangkan jika IF terlalu

    rendah, kestabilan frekuensi dari lokal osilator haruslah tinggi (hal ini dapat

    diatasi dengan pemakaian osilator kristal) karena pergeseran frekuensi akan

    akan lebih besar untuk IF rendah dibandingkan IF tinggi. Pada VD-01 ini

    digunakan dua buah osilator kristal sebagai osilator lokal, jadi terdapat dua

    buah mixer, akibatnya ada dua buah IF, yaitu pada frekuensi 10,7 MHz dan

    455 kHz. Pemilihan dua buah IF tersebut dengan pertimbangan selektivitas

    terhadap saluran yang berbatasan cukup sempit.

    - Detektor yang digunakan adalah diskriminator yang dinamakan ratio detector.

    Diskriminator ini digunakan untuk mengubah kembali sinyal yang termodulasi

    FM pada frekuensi IF menjadi perubahan tegangan (demodulator).

    Vout IF(FM) out

    Gambar 14 a) Rangkaian ratio detector

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    35

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar 14 b) Respon dari ratio detector

    - Penambahan rangkaian squelch control sebelum penguat akhir audio. Cara

    kerja bagian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : ketika tidak ada sinyal

    pembawa di dalam IF 455 kHz maka noise frekuensi tinggi pada keluaran

    diskriminator akan diperkuat lalu dideteksi oleh detektor, keluaran dari

    detektor ini berupa tegangan DC yang akan mengakibatkan penguat sebelum

    tingkat akhir akan tidak bekerja. Apabila sinyal pembawa muncul didalam IF

    455 kHz, maka noise akan hilang dari keluaran diskriminator dan penguat

    akan bekerja normal. Dengan membuka potensiometer squelch akan

    mengakibatkan penguat bekerja terus sehingga lampu BUSY akan terus hidup.

    Blok diagram dari penerima FM model VD-01, seperti gambar berikut :

    AMP AMP

    TP 8

    Rx OSC

    Rx X-TAL 13,7 MHz

    TP 9Multiplier

    X9

    BPF 10,7 MHz

    TP 10

    BPF 10,7 MHz

    TP 7BPF TP 6

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    36

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    OSC

    TP 17

    TP 13

    TP 12 TP 14 TP 15

    TP 16

    Rx X-TAL 10,245 MHz

    Diskriminator AMP AMP AMP

    BPF 455 kHz

    Kontrol Squelch

    Detector AMP

    Gambar 15. VHF-FM RECEIVER DEMONSTRATOR

    MODEL : VD - 01

    4.1.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 7 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    Gambar blok diagram :

    AMP

    TP 7BPF TP 6

    7) Untuk mengetahui penekanan bayangan atur frekuensi RF signal generator

    pada frekuensi 112,6 MHz dengan level +20 dBm pada TP 6.

    8) Amati, gambar dan catat level tegangan di TP 7 dan TP 6 dengan

    osiloskop kemudian bandingkan hasilnya untuk menentukan penekanan

    frekuensi bayangan, yaitu Ar(dB) = 20 log (VTP6/VTP7).

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    37

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    4.2. Mixer Pertama (IF=10,7 MHz)

    4.2.1.Tujuan : 1. Mengamati bentuk gelombang setelah sinyal yang diterima oleh

    antena dicampur dengan osilator lokal.

    2. Menyelidiki cara kerja dari rangkaian mixer.

    4.2.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    4.2.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 8 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 9.

    8) Ulangi langkah 5 dan 6

    9) Ulangi langkah 5 dan 6 untuk TP 10.

    10) Bandingkan hasil di TP 10 dengan TP 8 dan TP 9.

    Gambar blok diagram :

    AMP

    TP 8

    Rx OSC

    Rx X-TAL 13,7 MHz

    TP 9Multiplier

    X9

    BPF 10,7 MHz

    TP 10

    BPF 10,7 MHz

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    38

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    4.3. IF Pertama (10,7 MHz)

    4.3.1.Tujuan : 1. Menyelidiki besarnya IF pertama pada penerima VHF.

    2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada IF pertama.

    4.3.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    4.3.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 11 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 12.

    8) Ulangi langkah 5 dan 6

    9) Bandingkan hasil dari TP12 dengan TP 11 dan TP 10.

    10) Ubahlah f dari RF generator menjadi 3 kHz. 11) Ulangi langkah 3 sampai 8.

    12) Bandingkan hasil sesudah dan sebelum RF generator diubah.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    39

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar blok diagram :

    TP 12 TP 11 AMP

    TP 8

    Rx OSC

    Rx X-TAL 13,7 MHz

    TP 9Multiplier

    X9

    BPF 10,7 MHz

    TP 10

    BPF 10,7 MHz

    4.4. Mixer Kedua (IF=455 kHz)

    4.4.1. Tujuan : 1. Mengamati bentuk gelombang setelah sinyal yang diterima dari

    IF Pertama dicampur dengan osilator lokal kedua (10,245 MHz).

    2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada mixer kedua.

    4.4.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    4.4.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 13 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 14.

    8) Ulangi langkah 5 dan 6

    9) Bandingkan hasil dari TP14 dengan TP 13 dan TP 12.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    40

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar blok diagram :

    BPF 455 kHz

    Rx X-TAL 10,245 MHz

    BPF 10,7 MHz

    OSC TP 13

    TP 12 TP 14

    4.5. IF Kedua (455 kHz)

    4.5.1. Tujuan : 1. Menyelediki besarnya IF kedua pada penerima VHF.

    2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada IF kedua.

    4.5.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    4.5.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 15 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    7) Bandingkan hasil dari TP 15 dengan TP 14.

    8) Ubah f dari RF generator menjadi 3 kHz. 9) Ulangi langkah 3 sampai langkah 5.

    10) Bandingkan hasil sesudah dengan sebelum RF generator diubah.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    41

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar blok diagram :

    TP 15

    AMP

    OSC TP 13

    TP 14

    Rx X-TAL 10,245 MHz

    BPF 455 kHz

    4.6. Discriminator

    4.6.1. Tujuan : Mengamati bentuk gelombang keluaran dari discriminator.

    4.6.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    4.6.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 3 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 16 dengan kabel BNC to BNC.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.

    6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.

    7) Turunkan f pada RF generator menjadi 2 kHz. 8) Ulangi langkah 3 dan 6

    9) Bandingkan hasil sebelum dan sesudah f diubah.

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    42

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    Gambar blok diagram :

    dari IF ke-2

    TP 17 TP 15

    TP 16

    DiskriminatorAMP AMP AMP

    Kontrol Squelch

    Detector AMP

    4.7. Operasi Squelch

    4.7.1. Tujuan : Mengamati pengaruh yang terjadi antara TP 16 dan TP 17 bila

    squelch diubah/diatur.

    4.7.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4.7.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Hubungkan osiloskop dengan CH1 pada TP 16 dan CH2 pada TP 17.

    3) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop.

    4) Ubah tombol squelch ke arah maksimum dan minimum secara bolak-balik.

    5) Amati perubahan yang terjadi saat perubahan minimum dan maksimum

    pada osiloskop.

    4.8. Audio Frekuensi

    4.8.1. Tujuan : Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada audio frekuensi.

    4.8.2. Alat-alat yang digunakan

    1) Panel Demonstrator VD-01

    2) Osiloskop 150 MHz

    3) Kabel BNC to BNC

    4) RF Syntheziser Signal Generator

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    43

  • VHF-FM Transceiver Demonstrator

    4.8.3. Langkah Percobaan :

    1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari

    kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.

    2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,

    pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 3 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop dengan CH1 pada TP 16 dan CH2 pada TP 17.

    4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.

    5) Putarlah volume kontrol.

    6) Bandingkan perubahan yang terjadi pada TP 17 dengan perubahan pada

    TP 16.

    7) Turunkan f pada RF generator menjadi 2 kHz. 8) Ulangi langkah 3 dan 6

    9) Bandingkan hasil sebelum dan sesudah f diubah. Gambar blok diagram :

    TP 17

    TP 16

    Diskriminator AMP AMP

    Kontrol Squelch

    Detector AMP

    PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO

    44

    Pemancar FMGambar 3. Blok Diagram Metode Secara Langsung