Upload
chez-wanto
View
46
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
VHF-FM modul
Citation preview
VHF-FM Transceiver Demonstrator
BAB 3. PEMANCAR VHF-FM
3.1. FM Modulator
3.1.1. Tujuan : Menyelidiki cara kerja dari Modulator FM.
3.1.2. Alat-alat yang digunakan :
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) Function Generator
5) Microphone YAESU YM-30
3.1.3. Teori Dasar
A. Pemancar FM
Bagian terpenting dari pemancar FM adalah bagaimana membangkitkan sinyal
FM tersebut. Ada dua metode pembangkitan sinyal FM, yaitu pembangkitan
secara langsung dan pembangkitan secara tak langsung.
A.1. Metode Secara Langsung
Audio Penguat Daya
Klas C Pengali
Frekuensi Osilator Modulator
Reaktansi
Gambar 3. Blok Diagram Metode Secara Langsung
Pada gambar di atas terlihat metode secara langsung menggunakan
modulator reaktansi dimana sinyal audio ataupun sinyal informasi yang berubah-
ubah ditumpangkan langsung pada frekuensi sinyal pembawa. Caranya adalah
dengan mengubah-ubah reaktansi pada modulator sesuai dengan perubahan dari
sinyal audio, osilator pembawa akan mempunyai frekuensi yang berubah-ubah
sebanding dengan perubahan reaktansi dari modulator. Contoh rangkaian
modulator reaktansi :
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
28
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar 4a) Modulator FM dengan dioda varaktor
Rangkaian Osilator
Amp
Gambar 4b) Modulator FM dengan transistor FET.
Kesulitan dari metode ini adalah pertentangan antara yang diperlukan deviasi
frekuensi yang cukup dengan keharusan mempertahankan kestabilan frekuensi.
A.2. Metode Secara Tak Langsung
Metode ini banyak digunakan pada pemancar radio telepon VHF dan
UHF. Blok diagramnya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
29
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Integrator (LPF)
Penguat Audio
Penguat Daya
Pengali Frekuensi
Modulator Fasa
Osilator Kristal
Gambar 5. Blok Diagram Metode Secara Tak Langsung
Pada metode ini digunakan modulator fasa. Untuk memperoleh sinyal FM,
sinyal audio setelah diperkuat harus melewati rangkaian integrator sebelum
dimodulasi oleh modulator fasa (Roody, Dennis and Coolen, John, terjemahan
Idris, Kamal, Komunikasi Elektronik , halaman 343, Penerbit Erlangga, Jakarta).
Panel VD-01 mempunyai blok diagram yang mirip dengan blok diagram
di atas (gambar 5) seperti yang terlihat di bawah ini.
Tx OSC
Tx X-TAL 11,16 MHz
MIC
TP 4 TP 1 TP 3
TP 2
Pengali X12
Modulator Fasa
Gambar 6. Blok Diagram Rangkaian Pengukuran
AMP
AMP AMP
TX-ANT
TP 4
TP 5
DUMMY LOAD
POWER CTRL
DET
BPF
Gambar 7. Blok Diagram Penguat Pemancar FM VD-01
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
30
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Prinsip kerja :
- Sinyal input dari mikropon diperkuat oleh sebuah penguat (amplifier).
Kemudian hasil dari penguatan ini melewati Low Pass Filter (rangkaian
integrator) diumpankan ke rangkaian modulator.
- Osilator kristal menghasilkan sinyal pembawa dasar sebesar 11,166 MHz
(1/12 dari frekuensi pembawa yang dikehendaki). Seperti pada umumnya
sebelum sinyal yang berasal dari suatu osilator diinjeksikan pada modulator
diperlukan sebuah buffer untuk mencegah efek pembebanan akibat ketidak
sesuaian impedansi. Keluaran dari modulator berupa sinyal pembawa dasar
yang sudah dimodulasi secara frekuensi oleh sinyal input.
- Sinyal FM dasar tersebut sesudah melalui sebuah buffer dinaikkan
frekuensinya oleh sebuah rangkaian pengali frekuensi. Faktor pengali dari
rangkaian ini adalah sebesar 12 sehingga diperoleh frekuensi sinyal radio
sesuai dengan yang diinginkan yaitu 134 MHz.
- Sinyal radio tersebut masih mempunyai daya yang kecil, untuk itu perlu
diperkuat beberapa tingkat hingga akhirnya melalui sebuah penguat akhir
diperoleh daya yang sesuai dengan yang diinginkan untuk dipancarkan melalui
antena.
- Penambahan Band Pass Filter setelah penguat akhir bertujuan agar sinyal
radio yang dipancarkan benar-benar sinyal yang diinginkan dengan perkataan
lain sinyal-sinyal lain yang mungkin ikut dipancarkan (misalnya harmonisa-
harmonisanya) ditiadakan.
Setelah melalui BPF sebagian dari sinyal radio dicuplik lalu dideteksi dan
disearahkan oleh detektor. Hasilnya berupa sinyal DC diperkuat, kemudian
dipergunakan untuk membias tegangan dari amplifier sebelum penguat akhir.
Dengan demikian kestabilan dari daya output dapat dipelihara.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
31
VHF-FM Transceiver Demonstrator
3.1.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai pemancar dan pasang selektor
pada channel 1.
2) Atur Function Generator dengan gelombang sinus 1 kHz, hubungkan pada
micropohone, melalui plug in yang ada.
3) Hubungkan osiloskop pada TP 1 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan function generator.
5) Tekan tombol push to talk (PTT) pada microphone.
6) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
7) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
8) Pindahkan kabel BNC ke TP 2.
9) Ulangi langkah 5 sampai dengan langkah 7.
10) Ulangi langkah 9 untuk TP 3.
Gambar blok diagram :
Tx OSC
Tx X-TAL 11,16 MHz
MIC
TP 1 TP 3
TP 2
Modulator Fasa
3.2.Tingkat Penguat Radio Frekuensi
3.2.1. Tujuan : Mengamati proses-proses yang terjadi pada bagian frekuensi
radio.
3.2.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) Function Generator
5) Microphone YAESU YM-30
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
32
VHF-FM Transceiver Demonstrator
3.2.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai pemancar dan pasang selektor
pada channel 1.
2) Atur Function Generator dengan gelombang sinus 1 kHz, hubungkan pada
micropohone, melalui plug in yang ada.
3) Hubungkan osiloskop pada TP 4 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan function generator.
5) Tekan tombol push to talk (PTT) pada microphone.
6) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
7) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
8) Bandingkan bentuk gelombang di TP 4 dan TP 3.
9) Amati TP 5.
10) Ulangi langkah 5 sampai dengan langkah 7.
11) Bandingkan bentuk gelombang di TP 5, TP 4 dan TP3.
Gambar Blok Diagram :
TP 4 Pengali X12
AMP
AMP AMP
TX-ANT TP 5
DUMMY LOAD POWER
CTRL DET
BPF
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
33
VHF-FM Transceiver Demonstrator
BAB 4. PENERIMA VHF-FM
4.1. Penguat RF
4.1.1. Tujuan : Menyelidiki sifat-sifat penguat radio frekuensi dan penala.
4.1.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Synthesizer Signal Generator
4.1.3. Teori Dasar
Penerima FM
Penerima FM pada umumnya menggunakan prinsip superheterodyne
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Penguat AF
Osilator lokal
detector FM
Penguat IF
MIXER Penguat RF
Gambar 13. Penerima FM Superheterodyne
Prinsip kerja :
- Sinyal input dari radio diterima oleh antena diperkuat oleh penguat RF.
Hasilnya diteruskan ke bagian pencampur/mixer.
- Osilator lokal sinyal dengan frekuensi tertentu yang bila dicampur dengan
sinyal radio oleh mixer akan memperoleh sinyal dengan frekuensi tertentu
yang dinamakan frekuensi antara (Intermediate Frequency = IF). Pada tingkat
IF ini sinyal memiliki sifat modulasi yang sama dengan sinyal radio yang
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
34
VHF-FM Transceiver Demonstrator
diterima oleh antena. Jadi seolah olah IF merupakan sinyal radio yang telah
diturunkan frekuensinya.
- Setelah melalui penguat IF, sinyal ini dideteksi oleh detektor, hasilnya
merupakan sinyal informasi.
- Sinyal informasi ini diperkuat oleh penguat frekuensi audio dan dikeluarkan
melalui sebuah tansduser yang disebut loudspeaker.
Pada blok diagram VD-01 terdapat sedikit perbedaan atau dapat disebutkan
sedikit modifikasi dari blok diagram di atas. Perbedaan-perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut :
- Dalam pemilihan IF ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu jika IF
terlalu tinggi akan diperoleh selektifitas yang buruk, sedangkan jika IF terlalu
rendah, kestabilan frekuensi dari lokal osilator haruslah tinggi (hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian osilator kristal) karena pergeseran frekuensi akan
akan lebih besar untuk IF rendah dibandingkan IF tinggi. Pada VD-01 ini
digunakan dua buah osilator kristal sebagai osilator lokal, jadi terdapat dua
buah mixer, akibatnya ada dua buah IF, yaitu pada frekuensi 10,7 MHz dan
455 kHz. Pemilihan dua buah IF tersebut dengan pertimbangan selektivitas
terhadap saluran yang berbatasan cukup sempit.
- Detektor yang digunakan adalah diskriminator yang dinamakan ratio detector.
Diskriminator ini digunakan untuk mengubah kembali sinyal yang termodulasi
FM pada frekuensi IF menjadi perubahan tegangan (demodulator).
Vout IF(FM) out
Gambar 14 a) Rangkaian ratio detector
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
35
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar 14 b) Respon dari ratio detector
- Penambahan rangkaian squelch control sebelum penguat akhir audio. Cara
kerja bagian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : ketika tidak ada sinyal
pembawa di dalam IF 455 kHz maka noise frekuensi tinggi pada keluaran
diskriminator akan diperkuat lalu dideteksi oleh detektor, keluaran dari
detektor ini berupa tegangan DC yang akan mengakibatkan penguat sebelum
tingkat akhir akan tidak bekerja. Apabila sinyal pembawa muncul didalam IF
455 kHz, maka noise akan hilang dari keluaran diskriminator dan penguat
akan bekerja normal. Dengan membuka potensiometer squelch akan
mengakibatkan penguat bekerja terus sehingga lampu BUSY akan terus hidup.
Blok diagram dari penerima FM model VD-01, seperti gambar berikut :
AMP AMP
TP 8
Rx OSC
Rx X-TAL 13,7 MHz
TP 9Multiplier
X9
BPF 10,7 MHz
TP 10
BPF 10,7 MHz
TP 7BPF TP 6
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
36
VHF-FM Transceiver Demonstrator
OSC
TP 17
TP 13
TP 12 TP 14 TP 15
TP 16
Rx X-TAL 10,245 MHz
Diskriminator AMP AMP AMP
BPF 455 kHz
Kontrol Squelch
Detector AMP
Gambar 15. VHF-FM RECEIVER DEMONSTRATOR
MODEL : VD - 01
4.1.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 7 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
Gambar blok diagram :
AMP
TP 7BPF TP 6
7) Untuk mengetahui penekanan bayangan atur frekuensi RF signal generator
pada frekuensi 112,6 MHz dengan level +20 dBm pada TP 6.
8) Amati, gambar dan catat level tegangan di TP 7 dan TP 6 dengan
osiloskop kemudian bandingkan hasilnya untuk menentukan penekanan
frekuensi bayangan, yaitu Ar(dB) = 20 log (VTP6/VTP7).
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
37
VHF-FM Transceiver Demonstrator
4.2. Mixer Pertama (IF=10,7 MHz)
4.2.1.Tujuan : 1. Mengamati bentuk gelombang setelah sinyal yang diterima oleh
antena dicampur dengan osilator lokal.
2. Menyelidiki cara kerja dari rangkaian mixer.
4.2.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
4.2.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 8 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 9.
8) Ulangi langkah 5 dan 6
9) Ulangi langkah 5 dan 6 untuk TP 10.
10) Bandingkan hasil di TP 10 dengan TP 8 dan TP 9.
Gambar blok diagram :
AMP
TP 8
Rx OSC
Rx X-TAL 13,7 MHz
TP 9Multiplier
X9
BPF 10,7 MHz
TP 10
BPF 10,7 MHz
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
38
VHF-FM Transceiver Demonstrator
4.3. IF Pertama (10,7 MHz)
4.3.1.Tujuan : 1. Menyelidiki besarnya IF pertama pada penerima VHF.
2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada IF pertama.
4.3.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
4.3.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 11 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 12.
8) Ulangi langkah 5 dan 6
9) Bandingkan hasil dari TP12 dengan TP 11 dan TP 10.
10) Ubahlah f dari RF generator menjadi 3 kHz. 11) Ulangi langkah 3 sampai 8.
12) Bandingkan hasil sesudah dan sebelum RF generator diubah.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
39
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar blok diagram :
TP 12 TP 11 AMP
TP 8
Rx OSC
Rx X-TAL 13,7 MHz
TP 9Multiplier
X9
BPF 10,7 MHz
TP 10
BPF 10,7 MHz
4.4. Mixer Kedua (IF=455 kHz)
4.4.1. Tujuan : 1. Mengamati bentuk gelombang setelah sinyal yang diterima dari
IF Pertama dicampur dengan osilator lokal kedua (10,245 MHz).
2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada mixer kedua.
4.4.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
4.4.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 13 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
7) Pindahkan pengukuran/pengamatan pada TP 14.
8) Ulangi langkah 5 dan 6
9) Bandingkan hasil dari TP14 dengan TP 13 dan TP 12.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
40
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar blok diagram :
BPF 455 kHz
Rx X-TAL 10,245 MHz
BPF 10,7 MHz
OSC TP 13
TP 12 TP 14
4.5. IF Kedua (455 kHz)
4.5.1. Tujuan : 1. Menyelediki besarnya IF kedua pada penerima VHF.
2. Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada IF kedua.
4.5.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
4.5.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 0 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 15 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
7) Bandingkan hasil dari TP 15 dengan TP 14.
8) Ubah f dari RF generator menjadi 3 kHz. 9) Ulangi langkah 3 sampai langkah 5.
10) Bandingkan hasil sesudah dengan sebelum RF generator diubah.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
41
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar blok diagram :
TP 15
AMP
OSC TP 13
TP 14
Rx X-TAL 10,245 MHz
BPF 455 kHz
4.6. Discriminator
4.6.1. Tujuan : Mengamati bentuk gelombang keluaran dari discriminator.
4.6.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
4.6.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 3 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop pada TP 16 dengan kabel BNC to BNC.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Amati bentuk gelombang yang dihasilkan pada osiloskop.
6) Gambar dan catatlah besarnya level tegangan dan frekuensinya.
7) Turunkan f pada RF generator menjadi 2 kHz. 8) Ulangi langkah 3 dan 6
9) Bandingkan hasil sebelum dan sesudah f diubah.
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
42
VHF-FM Transceiver Demonstrator
Gambar blok diagram :
dari IF ke-2
TP 17 TP 15
TP 16
DiskriminatorAMP AMP AMP
Kontrol Squelch
Detector AMP
4.7. Operasi Squelch
4.7.1. Tujuan : Mengamati pengaruh yang terjadi antara TP 16 dan TP 17 bila
squelch diubah/diatur.
4.7.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4.7.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Hubungkan osiloskop dengan CH1 pada TP 16 dan CH2 pada TP 17.
3) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop.
4) Ubah tombol squelch ke arah maksimum dan minimum secara bolak-balik.
5) Amati perubahan yang terjadi saat perubahan minimum dan maksimum
pada osiloskop.
4.8. Audio Frekuensi
4.8.1. Tujuan : Menyelidiki proses-proses yang terjadi pada audio frekuensi.
4.8.2. Alat-alat yang digunakan
1) Panel Demonstrator VD-01
2) Osiloskop 150 MHz
3) Kabel BNC to BNC
4) RF Syntheziser Signal Generator
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
43
VHF-FM Transceiver Demonstrator
4.8.3. Langkah Percobaan :
1) Siapkan demonstrator untuk posisi sebagai penerima (agar terhindar dari
kerusakan pada RF signal generator), jangan dipasang microphone.
2) Atur RF Signal Generator untuk FM dengan frekuensi informasi 1 kHz,
pada frekuensi 134 MHz, RF output 20 dBm dan f = 3 kHz di TP 6. 3) Hubungkan osiloskop dengan CH1 pada TP 16 dan CH2 pada TP 17.
4) Nyalakan Panel Demonstrator, osiloskop dan RF signal generator.
5) Putarlah volume kontrol.
6) Bandingkan perubahan yang terjadi pada TP 17 dengan perubahan pada
TP 16.
7) Turunkan f pada RF generator menjadi 2 kHz. 8) Ulangi langkah 3 dan 6
9) Bandingkan hasil sebelum dan sesudah f diubah. Gambar blok diagram :
TP 17
TP 16
Diskriminator AMP AMP
Kontrol Squelch
Detector AMP
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI RADIO
44
Pemancar FMGambar 3. Blok Diagram Metode Secara Langsung