Upload
suprianto
View
80
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
VIBRATION AND NOICE
Vibrasi atau getaran adalah gerak bolak balik suatu benda terhadap
posisi stationernya. Vibrasi dapat terjadi karena adanya massa, kekakuan,
dan gaya yang berasal dari dalam (gaya yang dihasilkan oleh mesin
tersebut), serta gaya yang berasal dari luar mesin. Pada suatu permesinan
kapal, vibrasi yang berlebih disebabkan oleh gaya yang berubah baik besar
maupun arahnya. Kondisi mesin dan masalah mekanikal yang terjadi pada
mesin-mesin dapat ditentukan dengan pengukuran karasteristik vibrasi.
Adanya perubahan getaran menimbulkan perubahan terhadap suara yang di-
emisikan mesin. Metode yang sering digunakan dalam proses ini adalah
analisis getaran. Dengan kata lain, perubahan suara merupakan manifestasi
adanya perubahan pola getaran mesin.
1. Analisis getaran menganalisa pola getaran berdasarkan parameter-
parameter getaran seperti frekuensi, amplitudo dan phasa. Perubahan
terhadap parameter tersebut menunjukkan adanya kelainan pada mesin
yang dapat diidentifikasi sebagai kerusakan mesin
2. Analisa getaran ini akan dibandingkan dengan analisa akustik.
Karena fungsinya sebagai penggerak utama kapal maka sangat penting
dilakukan perbandingan antara suara dan vibrasi dari mesin kapal untuk
mendeteksi kerusakan pada mesin penggerak utama. Sehingga perlu
adanya monitoring pada mesin penggerak utama supaya mencegah
terjadinya kegagalan pada saat beroperasi. Bunyi pada mesin terdiri dari
2 yaitu: bunyi mesin pada kondisi stasioner dan kondisi berlayar.
Maksud dari stasioner adalah mesin sudah menyala namun belum
dioperasikan untuk menggerakkan kapal, biasanya dilakukan pada saat
pemanasan kapal dan berlayar artinya kapal telah beroperasi dalam.
Pada proses pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu pertama
pada proses perekaman suaranya dilakukan dengan cara single channel
untuk memperoleh sinyal baseline.
Vibrotest 60 merupakan suatu alat ukur yang berfungsi untuk
mengukur suatu getaran vibrasi yang ada pada mesin. Vibrotest 60 ini dapat
digunakan untuk menentukan jenis kerusakan yang ada pada mesin kapal.
Getaran yang terjadi pada badan kapal mengakibatkan antara lain:
- menciptakan gangguan hingga mengurangi kemampuan operasi atau
bahkan menimbulkan kerusakan pada komponen kapal
- objek dari kapal yang bergerak dengan frekwensi tinggi dapat menimbulkan
kebisingan
- menjadi gangguan kenyamanan anggota crew di atas kapal.
Sesuai dengan hukum II newton:
“percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
sebuah benda, sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda”
Elemen getaran antara lain:
- massa
- pegas
- gaya eksitasi
- peredam
Free vibration (getaran bebas)
Yaitu jika getaran berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam
sistem itu sendiri tanpa ada pengaruh gaya dari luar.
Forced vibration (getaran paksa)
Yaitu getaran yang terjadi karena rangsangan gaya dari luar (exciting
force). Bila rangsangan gaya luar berosilasi, maka sistem tersebut
bergetar pada frekwensi rangsangan itu. Jika salah satu dari frekwensi
natural tersebut sama dengan frekwensi rangsangan, maka akan
terjadi resonansi (bunyi).
Macam-macam getaran:
Getaran vertikal (getaran lentur): getaran ini menimbulkan getaran 2
node dan mempunyai frekuensi natural yang sangat rendah (±100 rpm),
mendekati frekwensi putaran mesin utama sehingga menyebabkan resonansi
yang menimbulkan kebisingan dan rasa tidak nyaman bagi abk maupun
penumpang yang berada di atas kapal.
Getaran horizontal: frekwensi getaran ini pada umumnya 2 s/d 3 kali
frekwensi getaran vertikal sehingga tidak menimbulkan masalah pada kapal.
Getaran torsi : getaran ini terjadi pada saat bagian tengah dianggap
tetap sedangkan bagian haluan dan buritan bergetar berlawanan yang
mengakibatkan terjadinya moment torsi.
Getaran lokal: getaran ini terjadi pada bagian-bagian kapal seperti;
geladak, anjungan, frame di ruang mesin, poros propeller, bulkhead, stern
frame dll.
Getaran resonansi : getaran yang terjadi apabila frekwensi dari exiting
force mendekati frekwensi massa sistem tersebut.
Penyebab terjadinya getaran
Dari dalam kapal itu sendiri
a) Pembuatan propeller sempurna baik titik berat maupun pitch-nya
tetapi alignment/pemasangannya tidak sempurna sehingga terjadi
moment torsi.
b) pembuatan daun propeller yang tidak sempurna yang mengakibatkan
titik berat dari propeller tersebut tidak tepat pada garis centernya
sehingga timbul unbalance force (gaya dorong yang tidak merata)
pada putaran propeller.
c) pembuatan daun propeller sudah sempurna dengan titik berat berada
pada centernya tetapi pitch pada masing-masing daunnya tidak sama
sehingga gaya dorong terhadap air pada tiap-tiap daun tidak merata.
d) Pada kapal yang memakai twin screw terjadi getaran apabila aliran
fluida pada masing-masing propeller dan hull tidak sama.
e) terjadi aliran vortex (pusaran air) baik pada dau propeller maupun
pada kemudi.
f) besarnya daun propeller yang tidak seimbang dengan bentuk hull pada
bagian buritan yang mengakibatkan tekanan air terlalu besar.
Metode pengukuran getaran.
Metode impact
Teknik pengukuran jenis ini digunakan untuk menentukan frekuensi alami
dari materi struktur dan peralatan tertentu. Biasanya digunakan untuk
melakukan pengecekan pada perancangan plat, panel dan penegar pada
bagunan atas dan dinding tangki di area kamar mesin sebelum kapal selesai
dikerjakan secara total. Jika terdapat indikasi adanya frekuensi natural yang
berbahaya dari propeller dan main engine, perubahan pada waktu ini masih
murah untuk galangan kapal.
Struktur alat biasanya di bagian atasnya terdapat dua sampai delapan
accelerometer yang telah di pasang sebelum di beri magnet dengan tangan.
Di pukul secara tidak berirama dengan palu, palu tersebut dipasangi bantalan
karet pada permukaan pukulnya dan terdapat peralatan tambahan berupa
accelerometers untuk pengukuran benturan paksa (berat palu telah
diketahui). Sebagai hasilnya, komponen mendapatkan local deflect dan
bergetar pada frekuensi naturalnya. Melekat dengan transfer function, dan
secara terus menerus dimonitor pada fft anlyser, menandai ketika
pengukuran bisa dihentikan.
Electronic system
Pada umumnya, pengukuran getaran terutama lebih disukai menggunakan
suatu sistem electronik yang menghasilkan suatu rekaman yang bersifat
permanen. Alat transducers memungkinkan untuk menghasilkan sinyal yang
proporsional atau sebanding untuk akselerasi, percepatan atau pergantian
jarak (displacement). Perekam pada sistem elektronik ini dapat di buat baik
dari magnetic tape, kertas osilograf, atau di dalam format digital (computer).
Penggunaan kertas osilograf selema pengetesan getaran dimaksudkan agar
jejak getaran bisa diperiksa secara langsung dan hal tersebut akan sangat
menolong dalam mengevaluasi getaran yang ada. Ketika displacement dari
pada percepatan dan akselerasi direkam, sinyal frekuensi rendah yang
diinginkan berhubungan dengan gerakan suatu getaran yang penting adalah
komponen utama yang harus direkam. Lalu, rekaman siap di evaluasi sejak
dibawah kemungkinan frekuensi tinggi dengan amplitudo displacement yang
rendah. Perlengkapan harus tersedia untuk pengendalian sistem yang sesuai
guna mengakomodasi range amplitudo yang lebar.
Transducers dapat digunakan sesuai dengan media yang diukur getarannya.
Adapun berbagai macam tipe dari transducers itu sendiri adalah sebagai
berikut :
1) transducer dengan ikatan baut pada permukaan uji dengan menggunakan
ulir.
2) transducer dengan ikatan semen pada permukaan uji
3) transducer dengan ikatan lapisan lilin
4) transducer dengan magnet permanen dilekatkan pada permukaan
ferromagnetic.
5) transducer dipasang pada keranjang pada permukaan yang diuji
6) transducer di pegang langsung dengan tangan terhadap permukaan uji.
Vibration analyzer
Suatu alternatif dengan biaya yang cukup murah dalam pemantauan secara
kontinu sinyal getaran adalah dengan mengambil data getaran dari mesin
pada interval waktu rutin melalui alat vibration analyzer genggam yang dapat
menampilkan output analisa getaran langsung ditempat seperti (nilai puncak,
filter, rms dan lainnya) dan spektrum fft. Alat genggam ini dilengkapi dengan
sebuah accelerometer vibration pick-up, sehingga teknisi pemeliharaan dapat
secara aman menyentuh bagian yang akan dipantau pada tiap mesin dalam
pemeriksaan rutin.
Teknik pengukuran kebisingan di kapal
Di dalam kapal selain getaran, tingkat kebisingan juga di ukur. Hal ini
merupakan salah satu cara untuk meminimalisir kebisingan yang terjadi di
dalam kapal terutama ruang kerja dan ruang akomodasi. Sumber kebisingan
adalah tempat utama yang harus dilakukan pengukuran kebisingan. Dari
sumber kebisingan kemudian menuju ke tempat yang paling dekat dengan
sumber kebisingan. Kemudian di lanjutkan ke tempat dengan tingkat
kebisingan minimal. Sleeping area merupakan tempat yang harus
mempunyai tingkat kebisingan tidak boleh lebih dari 60 db menurut aturan
dari imo. Hal ini disebabkan karena di sleeping area awak kapal tidak boleh
mendengarkan suara bising yang dapat mengganggu waktu istirahat mereka.
Jika kebisingan merambat ke dalam sleeping area maka di perlukan sebuah
redaman suara untuk mengurangi tingkat kebisingan didalam sleeping area
tersebut. Jika tidak dilakukan maka keselamatan kesehatan awak kapal akan
terganggu dan dapat merusak kesehatan mereka atau cacat permanen
seperti tuli.
Metode pengukuran tingkat kebisingan cukup sederhana yaitu menggunakan
sound level meter. Penggunaan alat ini cukup mudah karena alat ini cukup
peka terhadap suara yang ada disekitarnya. Satuan yang digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan adalah desibel (db). Bentuknya yang simple
bisa dipergunakan kapan saja dan dimana saja. Jadi ketika kita memakai alat
ini untuk mengukur kebisingan dapat kita lihat hasilnya di monitor dari alat
tersebut.
Seiring dengan pengoperasian kapal, tingkat getaran yang dihasilkan
akan berubah terkait dengan perubahan tingkat keausan, titik berat atau
munculnya ketidak seimbangan pada permesinan, gesekan berlebih yang
muncul, kemunduran performance dari permesinan. Apabila permesinan
mendapatkan perbaikan baik di motor induk, reduction gear, sistem
perporosan dan propeller maupun peralatanperalatan lainnya, maka tingkat
getaran yang dihasilkan juga akan berubah.
Pengertian getaran
Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang
ada, dimana elemen-elemen tersebut saling beraksi satu sama lain dan
energi didesipasi melalui struktur dalam bentuk getaran. Kerusakan atau
keausan serta deformasi akan merubah karakteristik dinamik sistem dan
cenderung meningkatkan energi getaran. Sedangkan gaya yang
menyebabkan getaran ini dapat ditimbulkan oleh beberapa sumber
kontak/benturan antara komponen yang bergerak/berputar, putaran dari
massa yang tidak seimbang (unballance mass), missalignment dan juga
karena kerusakan bantalan (bearing fault).
Jenis getaran
Secara umum ada 2 kelompok getaran yaitu getaran bebas dan getaran
paksa. Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya
yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent) dan jika tidak ada gaya luar yang
bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih
frekuensi naturalnya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk
oleh distribusi massa dan kekakuannya. Sedangkan getaran paksa adalah
getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar artinya rangsangan dari
luar berisolasi dengan system sehingga sistem dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Bila sebuah system dipengaruhi oleh eksitasi
harmonik paksa, maka respon getarannya akan berlangsung pada frekuensi
yang sama dengan frekuensi eksitasinya. Sumber-sumber eksitasi harmonik
adalah ketidak seimbangan pada mesin-mesin yang berputar, gaya-gaya
yang dihasilkan oleh mesin torak atau gerak mesin itu sendiri. Eksitasi ini
mungkin tidak digunakan oleh mesin karena dapat mengganggu operasinya
atau menggangu struktur mesin itu apabila amplitudo getaran yang besar.
Dalam banyak hal resonansi harus dihindari dan untuk mencegah
berkembangnya amplitudo yang besar maka sering kali digunakan peredam
(damper) dan penyerap (absorbers). Getaran paksa biasanya terjadi pada
getaran pondasi karena mesin yang bertumpu di atasnya bergetar. Apabila
frekuensi rangsangan sama dengan frekuensi natural sistem, akan
menimbulkan resonansi, dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Sistem propulsi.
Getaran longitudinal
Getaran longitudinal pada sistem propulsi kapal merupakan salah satu
getaran dengan koordinat gerak sejajar dengan sumbu poros propeller.
Getaran ini timbul akibat putaran propeller serta adanya gaya radial yang
ditimbulkan main engine. Gaya aksial propeller (thrust) ditahan oleh thrust
block yang kemudian diteruskan ke konstruksi kapal. Karena gaya aksial ini,
maka thrust block dan pondasinya akan mengalami pergeseran secara
longitudinal. Untuk analisa getaran longitudinal, sistem propulsi kapal dapat
dimodelkan sebagai suatu sistem pegas massa, seperti ditunjukkan pada
gambar. Sistem propulsi ini akan bergetar longitudinal pada posisi thrust
block. Jika seluruh sistem dari propeller sampai mesin dianggap sebagai satu
kesatuan massa tegar, maka semua titik pada sistem tersebut akan bergetar
dengan displasemen aksial yang sama sebesar x(t). Anggapan ini berlaku
untuk sistem dengan poros pendek, yang mana model sistem dengan satu
derajat kebebasan dapat dilihat pada gambar. Dari gambar 1 tersebut, m
adalah massa total dari sistem, termasuk added mass (penambahan massa
akibat massa air laut yang ikut dengan sistem ). Added mass (m) sangat
tergantung dari type dan dimensi propeller. Sedangkan k adalah kekakuan
thrust bearing. Harga ini merupakan kombinasi antara kekakuan thrust block
(kb) dan kekakuan pondasi / thrust block seating ((ks). Hubungan tersebut
diberikan dengan persamaan : kb tergantung dari tipe bearing dan dapat
dibagi ke dalam beberapa komponen seperti, thrust collar, oil film, thrust pad
dan kekakuan housing. Ks ditentukan oleh kekuatan dari seating dan struktur
bagian tengahnya terutama pada panjang, ketebalan, tinggi dan jumlah
elemen struktur longitudinal. Ks juga dapat dipengaruhi dari kekakuan geser
dari housing dan seating, terutama untuk kasus dimana jarak antara poros
dan double bottom perlu diperhitungkan. Untuk penempatan thrust block
yang menyatu dengan engine, estimasi terbaik untuk harga k ditentukan
secara langsung dengan instalasi mesin tersebut.
Getaran pada permesinan dan komponenkomponen
Level getaran pada permesinan merupakan indikator mounting, balancing
dan alignment yang baik pada instalasi baru dan merupakan indicator bagi
performance kerja dari permesinan pada saat bekerja. Kriteria diaplikasikan
pada semua putaran kerja dan beban pada kondisi operasi yang stabil.
Standart iso
Aturan iso untuk getaran pada permesinan ada dua macam, yaitu
pengukuran pada permesinan pada bagian poros yang bergerak yaitu iso
7919, “mechanical vibration evaluation of machine vibration by
measurements on rotating shafts” dan untuk pengukuran pada bagian yang
tidak bergerak yaitu iso 18016:1995, “mechanical vibration- evaluation of
machine vibration by measurements on non rotating parts”
Alat ukur getaran
Alat-alat utama yang dipakai untuk mengukur dan menganalisa getaran-
getaran mencakup alat pengukur tingkat getaran, perekam tingkat, perekam
audio dan alat analisa frekuensi. Suatu frekuensi yang memenuhi sebagai
polusi getaran adalah frekuensi tengah pada gelombang 1/3 oktaf dalam
Lingkup 1 ~ 80 hz, sehingga suatu pencatat data yang dapat mencatat mulai
dari frekuensi-frekuensi rendah (dc) lebih disebut sebagai perekam suara.
Sebelum dilakukan pengukuran getaran terlebih dahulu ditentukan daerah
yang mengalami getaran dan perambatan getaran tersebut. Daerah inilah
yang nantinya akan dilakukan pengukuran getaran dengan menggunakan
suatu alat ukur getaran. Sebagai contoh tipe alat untuk mengukur suatu
getaran adalah sebagai berikut : a. Accelerometer accelerometer ini akan
memproduksi semacam sinyal. Ukuran sinyal tersebut sangatlah proporsional
untuk diaplikasikan di dalam mengukur perlajuan daripada getaran. B.
Frequency analyzer pada alat ini akan didapatkan distribusi daripada
perlajuan getaran frekuensi yang berbeda. C. Frequency weighting network
alat ini menirukan sensitif pada manusia terhadap getaran pada frekuensi
yang berbeda. Dengan menggunakan alat ini dalam mengukur dan
mengekspresikan paparan getaran akan diberikan angka tunggal yang
dinyatakan dalam m/s2 (satuan perlajuan)
Pengurangan tingkat getaran
Setelah melakukan pengukuran dan menganalisa tingkat getaran di kapal
maka salah satu langkah untuk mengurangi tingkat getaran yang ada yaitu:
1. Melakukan balancing propeller terutama pada propeller 1 karena telah
mengalami pembengkokan. -sebelum melakukan balancing propeller
maka diperlukan beberapa perbaikan pada propeller kapal yaitu:
a. Pengelasan dengan electrode khusus baik las listrik maupun las
acetylene. Keretakan, keausan ujung daun propeller, cacat kavitasi
dan penyambungan daun propeller yang patah dapat dilaksanakan
dengan pngelasan.
b. Pengepresan dengan mesin press hidrolis dalam keadaan dingin dapat
meluruskan daun propeller yang bengkok.
c. Pengepresan lubang konis propeller dengan konis poros propeller
dapat dilakukan dengan penyekrapan dengan pisau sekrap.
Efisensi kapal juga erat hubungannya dengan mesin utama. Mesin
kapal utama adalah jantung dari suatu kapal yang dapat memanfaatkan lebih
dari satu mesin. Mesin mempunyai peranan yang penting dalam sistem
propulsi. Pada dasarnya parameter suatu mesin adalah kekuatan dan
putaran. Kekuatan dan putaran tersebut tergantung dengan kecepatan kapal
yang diinginkan dan hampatan yang timbul pada pergerakan kapal. Dengan
kata lain suatu mesin ditentukan untuk menciptakan kecepatan sesuai
keinginan dengan melawan hambatan – hambatan yang terjadi.
Dalam sistem transmisi mesin tidak semua daya yang dihasilkan mesin
diserap semua menjadi gerak, banyak energi yang terbuang dalam bentuk
panas dan getaran. Energi mesin didapat dari panas ledakan di dalam
silinder sehingga menggerakkan piston. Panas dari mesin utama memang
sesuatu yang pasti terjadi. Para arsitek mengunggunakan sistem pelumas,
pendingin air tawar dan pendingin air laut, agar tidak terjadi over heat yang
melebihi batasan material.
Masalah lain yang mempengaruhi efisiensi dari mesin adalah getaran
yang terjadi saat operasional kapal tersebut. Getaran kapal adalah sesuatu
yang dapat diperhitungkan, namun yang jadi masalah adalah saat instalasi
mesin dan perlengkapan mesin untuk menunjang gerakan seperti poros, dan
propeller. Salah satu penyebab besar kecilnya suatu getaran yaitu dari
kelurusan poros terhadap crank shaft mesin. Bagian ini sangat sensitif karena
perbedaan sedikitpun akan mempengaruhi kinerja mesin. Selain mengurangi
efisiensi mesin, getaran juga merusak komponen-komponen mesin dan dapat
mengganggu kenyamanan para penumpang.
Banyak prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai pemasangan yang
optimum. Untuk itu diperlukan standart operasional yang telah disetujui dan
diawasi oleh pihak class untuk pemasangan mesin utama.