25
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KONSELING KONSELING BEHAVIORISTIK OLEH : KETUA : ASIS (11301001) PEMATERI : WA ODE NURWIDA (113010082) ANGGOTA : LA JUNA HARA (113010059) NASRI (113010060) LA HAEMI (1130100 ) MAIL (113010021) MUHAMMAD NAIM (1130100 ) ANI LA IBU (1130100 ) SEMESTER : IV KELAS : A 1

Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

  • Upload
    dothien

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KONSELING

KONSELING BEHAVIORISTIK

OLEH :

KETUA : ASIS (11301001)PEMATERI : WA ODE NURWIDA (113010082)ANGGOTA : LA JUNA HARA (113010059)

NASRI (113010060)LA HAEMI (1130100 )MAIL (113010021)MUHAMMAD NAIM (1130100 )ANI LA IBU (1130100 )

SEMESTER : IVKELAS : A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU2015

1

Page 2: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim...

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam tidak lupa semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

tercinta, Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam.

Teriring harapan semoga kita termasuk umat beliau yang akan mendapatkan syafa’at

di hari kemudian, Amin.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis tidak luput dari berbagai

hambatan dan kendala. Namun berkat ketabahan dan kerja keras serta bantuan

motivasi, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak yang diiringi dengan doa yang

tulus kepada Allah Subhanahu Wa Taala sehingga hambatan dan kendala tersebut

dapat teratasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan

banyak terima kasih kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan perhatian

dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya, semoga segala perhatian, dukungan, dan kerjasama dari rekan-

rekan dapat menjadi amal ibadah disisi-Nya dan mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

kepada semua pihak yang telah membaca makalah ini, penulis berharap sumbang

saran dan kritik demi kesempurnaan karya di masa mendatang. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Baubau, Mei 2015

Penulis

2

Page 3: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...........................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3

A. Latar Belakang Masalah................................................................3

B. Rumusan Masalah..........................................................................3

C. Tujuan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5

A. Sejarah Konseling Behavioristik...................................................5

B. Konsep Utama, Ciri-Ciri & Tujuan Konseling Behavioristik.......6

C. Deskripsi Proses Konseling Behavioristik.....................................9

D. Prinsip Kerja Konseling Behavioristik..........................................11

E. Teknik-Teknik Konseling Behavioristik ......................................12

F. Kegunaan Konseling Behavioristik...............................................13

BAB V PENUTUP..........................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................14

B. Saran..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

3

Page 4: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembang serta anak yang

menderita autis seringkali terlihat frustasi. Mereka kesulitan untuk

mengkomunikasikan kebutuhan mereka dan menderita akibat hipersensitifitas

terhadap suara, cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar

atau mengganggu. Seorang terapis tingkah laku dilatih untuk dapat mengetahui

penyebab dibalik prilaku negative tersebut dan merekomendasikan perubahan

terhadap lingkungan ataupun keseharian anak untuk dapat memperbaiki tingkah

lakunya. Menurut Marquis, terapi tingkah laku adalah suatu teknik yang menerapkan

informasi-informasi ilmiah guna menemukan pemecahan masalah manusia. Jadi

tingkah laku berfokus pada bagaimana orang-orang belajar dan kondisi-kondisi apa

saja yang menentukan tingkah laku mereka.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah konseling behavioristik?

2. Bagaimana konsep utama, ciri-ciri dan tujuan konseling behavioristik?

3. Bagaimana deskripsi proses konseling behavioristik?

4. Bagaimana prinsip kerja konseling behavioristik?

5. Bagaimana teknik-teknik konseling behavioristik?

6. Bagaimana kegunaan konseling behavioristik?

4

Page 5: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah konseling behavioristik.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep utama, ciri-ciri dan tujuan konseling

behavioristik.

3. Mahasiswa dapat mendeskripsikan proses konseling behavioristik.

4. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja konseling behavioristik.

5. Mahasiswa dapat menjelaskan teknik-teknik konseling behavioristik.

6. Mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan konseling behavioristik.

5

Page 6: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Konseling Behavioristik

Behaviorisme atau Psikologi “S-R“, adalah aliran yang khususnya terdapat di

Amerika Serikat. Aliran ini ditemukan oleh John B. Watson (1878-1958). Ia

menentang pendapat yang umum berlaku di saat itu bahwa dalam eksperimen-

eksperimen psikologi diperlukan introspeksi.

Introspeksi yang berarti mengamati perasaan sendiri, digunakan dalam

eksperimen-eksperimen di laboratorium Wundt untuk mengetahui ada atau tidak

adanya perasaan-perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Jadi, orang

diperiksa dapat mengetahui perasaan-perasaan apa yang dapat ditimbulkan dalam

eksperimen-eksperimennya. Oleh karena itu psikologi Wundt dikenal juga dengan

nama psikologi introspeksi. Pandangan ini dibawa dan dipopulerkan dari Jerman ke

Amerika oleh salah seorang murid Wundt yang bernama Edward B. Titchener (1867-

1927).

Sedang istilah terapi tingkah laku atau konseling behavioristik itu sendiri

berasal dari bahasa Inggris Behavior Counseling yang untuk pertama kali digunakan

oleh Jhon D. Krumboltz (1964). Krumboltz adalah promotor utama dalam

menerapkan pendekatan behavioristik terhadap konseling, meskipun dia melanjutkan

aliran yang sudah dimulai sejak tahun 1950, sebagai reaksi terhadap corak konseling

yang memandang hubungan antar pribadi, antara konselor dan konseling sebagai

komponen yang mutlak diperlukan dan sekaligus cukup untuk memberikan bantuan

psikologis kepada seseorang.

Behavioristik adalah aliran konseling yang berpendapat bahwa hanyalah

perilaku atau tingkah laku yang tampak saja dapat dijadikan sebagai objek penelitian.

6

Page 7: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

Konseling Behavioristik memfokuskan pada kegiatan (tindakan) yang

dilakukan  klien, menentukan bentuk imbalan (rewards) yang dapat mendorong klien

untuk melakukan tindakan tertentu, pemberian konsekuensi yang tidak

menyenangkan, guna mencegah klien melakukan tindakan yang tidak dikehendaki

Aliran baru ini menekankan bahwa hubungan antar pribadi itu tidak dapat

diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam prilaku konseling

memungkinkan dilakukan penelitian ilmiah. Tokoh-tokoh seperti Dollard dan Miller

(950), Wolpe (1958), Lazarus (1958), dan Eysenck (1952) meletakkan dasar aliran

baru ini, yang akhirnya dipromosikan sebagai pendekatan baru terhadap konseling

dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-tokoh seperti Thoresen (1966),

Bandura (1969), Goldstein (1966), Lazarus (1966), Yates (1970) serta Dustin dan

George (1977). Dalam buku Counseling Methods (1976) Krumboltz dan Thoresen

sudah tidak menggunakan istilah Behavioral Counseling, karena mereka menganggap

kesadaran akan perlunya perubahan dalam perilaku konseli sudah tertanam dalam

kalangan para ahli psikoterapi dan konseling.

Perubahan dalam perilaku itu harus diusahakan melalui suatu proses belajar

atau belajar kembali yang berlangsung selama proses konseling. Oleh karena itu

proses konseling dipandang sebagai suatu proses pendidikan yang terpusat pada

usaha membantu dan kesediaan dibantu untuk belajar perilaku baru, dan dengan

demikian mengatasi berbagai macam masalah. Perhatian difokuskan pada perilaku-

perilaku tertentu untuk dapat diamati, yang selama proses konseling melalui

prosedur-prosedur dan teknik-teknik tertentu akhirnya menghasilkan perubahan yang

nyata, yang juga dapat disaksikan dengan jelas. Jadi perilaku manusia merupakan

hasil suatu proses belajar dan karena itu dapat diubah dengan belajar baru. Dengan

demikian, proses konseling pada dasarnya sebagai suatu proses belajar.

7

Page 8: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

B. Konsep Utama, Ciri-Ciri dan Tujuan Konseling Behavioristik

Konsep utama konseling behavioristik ini adalah keyakinan tentang martabat

manusia, yang sebagai bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :

a.     Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.

Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah

berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan empirisme), terbentuk

pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas kepribadiannya.

b.     Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa

yang dilakukannya  dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

c. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dipengaruhi oleh

perilaku orang lain.

c.     Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah

laku yang baru melalui suatu proses belajar (relearning). Kalau pola-pola lama

dahulu dibentuk melalui belajar,pola-pola itu dapat diganti melalui usaha belajar yang

baru.

d. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dapat dipengaruhi

oleh orang lain.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon

(Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting

adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah

apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau

tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang

terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat

8

Page 9: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh

karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh

pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan

pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi

atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti

pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang

dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah

laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau

tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat

mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara

mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula

dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

Sejalan dengan keyakinan-keyakinan itu, bagi seorang konselor perilaku

konseling merupakan hasil pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Kalau perilaku konseling ditinjau dari sudut pandang, apakah

perilaku itu tepat dan sesuai dengan situasi kehidupannya atau tidak tepat atau salah

atau dikatakan bahwa baik tingkah laku tepat maupun tingkah laku salah, maka

merupakan hasil belajar, karena tingkah laku salah juga merupakan hasil belajar,

tingkah laku yang salah itu juga dapat dihapus dan diganti dengan tingkah laku yang

tepat melalui proses belajar. Dengan kata lain kalau seseorang mengalami kesulitan

dalam penyesuaian diri, hal itu disebabkan karena seseorang itu telah belajar

bertingkah laku yang salah.

9

Page 10: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

Adapun ciri-ciri konseling behavioristik itu sendiri adalah :

1. Pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik

2. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment

3. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah

4. Penaksiran obyektif atau hasil-hasil terapi. Sedangkan tujuan dari terapi tingkah

laku itu adalah menciptakan proses baru bagi proses belajar, karena segenap

tingkah laku adalah dipelajari.

Ada beberapa kesalahpahaman tentang tujuan konseling behavioristik antara

lain:

1.  Bahwa tujuan terapi semata-mata menghilangkan gejala suatu gangguan tingkah

laku dan setelah gejala itu terhapus, gejala baru akan muncul karena penyebabnya

tidak ditangani.

2.  Tujuan klien ditentukan dan dipaksanakan oleh terapi tingkah laku. 

Tujuan konseling menurut Krumboltz hendaknya memperhatikan criteria

sebagai berikut:

b. Memperbaiki tingkah laku yang salah.

c. Belajar tentang proses pembuatan keputusan.

d. Pencegahan timbulnya masalah.

Tujuan akhir konseling behavioristik adalah untuk membuat siswa mengubah

perilakunya yang maladaptif dan mau menambah perbendaharaan perilaku, untuk

mengetahui itu, klien diminta untuk membuat kontrak agar perilakunya dapat dinilai

dan dipantau hingga tercapai perilaku target yang diinginkan. Behavioristik lebih

menekankan pada perilaku sekarang daripada menoleh kembali ke masa kehidupan

awal

10

Page 11: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

C. Deskripsi Proses Konseling Behavioristik

Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses

belajar tersebut.

Konselor aktif :

1. Merumuskan masalah yang dialami klien dan menetapkan apakah konselor dapat

membantu pemecahannya atu tidak.

2. Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab atas kegiatan konseling,

khususnya tentang teknik-teknik yang digunakan dalam konseling.

3. Konselor mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab atas hasil-hasilnya.

Deskripsi langkah-langkah konseling:

1. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika

perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya,

kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku

penyesuaian, dan area masalahnya) Konselor mendorong klien untuk

mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment

diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih

sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.

2. Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun

dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Perumusan tujuan

konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

(a) Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien

(b) Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil

konseling

(c) Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien :

11

Page 12: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

- apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien;

- apakah tujuan itu realistik;

- kemungkinan manfaatnya;

- kemungkinan kerugiannya;

- konselor dan klien membuat keputusan apakah melanjutkan konseling

dengan menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan

kembali tujuan yang akan dicapai, atau melakukan referal.

3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik

konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang

menjadi tujuan konseling.

4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan

konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan

tujuan konseling.

5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki

dan meingkatkan proses konseling.

Teknik konseling behavioristik didasarkan pada penghapusan respon yang

telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang,

dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat

dibentuk.

D. Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioristik

1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar klien terdorong

untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya

yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan

melalui tingkah laku klien.

2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan.

12

Page 13: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

3. Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan

terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.

4. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model

(film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).

5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang

diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatannya dapat berbentuk ganjaran yang

berbentuk materi maupun keuntungan sosial.

E. Teknik-Teknik Konseling Behavioristik

Teknik konseling behavioristik diantaranya sebagai berikut:

1. Desensitisasi Sistematik. Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling

behavioristik yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari

ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks. Esensi

teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan

menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan

dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki

dapat dihilangkan secara bertahap. Jadi desensitisasi sistematis hakikatnya

merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang

diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan

respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan.

2.  Teknik Inflosif dan Pembanjiran. Teknik ini berlandasakan kepada paradigma

penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus dalam

kondisi berulang-ulang tanpa memberikan penguatan.

3 . Latihan Asertif. Teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan

menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan yang layak benar.

Latihan atau teknik ini membantu orang yang tidak mampu mengungkapkan

13

Page 14: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

kemarahan atau perasaan tersinggung, memiliki kesulitan untuk mengatakan

tidak dan bentuk lainnya.

4.  Teknik Aversi. Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan

buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar

mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus

tersebut. Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan

secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki

kemunculannya. Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah

laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan.

5.  Pengkondisian Operan. Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar

yang mencari ciri organisme yang aktif, yang beroperasi di lingkungan untuk

menghasilkan akibat-akibat.  

6. Pembentukan Tingkah laku Model. Digunakan untuk membentuk tingkah laku

baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Konselor

menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan

model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami

jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah laku yang berhasil dicontoh

memperoleh ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial

F. Kegunaan Konseling Behavioristik

Konseling behavioristik dapat digunakan dalam menyembuhkan berbagai

gangguan tingkah laku dari yang sederhana hingga yang kompleks, baik individu atau

kelompok. Di samping itu konseling behavioristik dapat dilaksanakan oleh guru,

pelatih, orang tua atau pasien itu sendiri.

14

Page 15: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Behaviorisme adalah aliran konseling yang berpendapat bahwa hanyalah

perilaku atau tingkah laku yang tampak saja dapat dijadikan sebagai objek

penelitian.

2. Tujuan konseling adalah menghapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif

(masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku

adaptif yang diinginkan klien.

Deskripsi proses konseling yaitu:

1. Assessment

2. Goal setting

3. Technique implementation

4. Evaluation termination

5. Feedback

3. Prinsip kerja konseling behaviorisme, yaitu:

a. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan.

b. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak

diinginkan.

c. Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan

mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak

diinginkan.

d. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh

atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).

15

Page 16: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

e. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku

yang diinginkan dengan sistem kontrak.

4. Teknik-teknik konseling behaviorisme, yaitu:

a. Desensitisasi sistematis

b. Teknik inflosit dan pembanjiran

c. Latihan asertif

d. Teknik aversi

e. Pengkondisian Operan

f. Pembentukan tingkah laku model

5. Konseling behavioristik dapat digunakan dalam menyembuhkan berbagai

gangguan tingkah laku dari yang sederhana hingga yang kompleks, baik

individu atau kelompok. Di samping itu konseling behavioristik dapat

dilaksanakan oleh guru, pelatih, orang tua atau pasien itu sendiri. 

B. Saran

Adapun saran kami pada makalah ini adalah sebagai berikut

1. Kepada guru dan dosen khususnya Bimbingan Konseling disarankan dapat

mengetahui dan memahami dengan benar konseling behavioristik agar

nantinya dapat diterapkan kepada siswa/klien.

2. Kepada mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman

dalam mempelajari konseling behavioristik.

16

Page 17: Web viewBAB IPENDAHULUAN3. A. Latar Belakang ... cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. ... 05/05/2015 10:23:00 Last

DAFTAR PUSTAKA

http://adipsi.blogspot.com/2011/04/pendekatan-konseling-behavioristik.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-behavioral/

www.childcare-center.com/...terapi.../terapi-tingkah-laku.html

17