33
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KAYU GALAM UNTUK BAHAN BIO-BRIKET SEBAGAI PENINGKATAN FUNGSI LAHAN BASAH YANG RUSAK PROPOSAL METODE PENELITIAN (HMKK 538) Disusun Oleh : NAMA : M. HAVIZ ANSHARI NIM : (H1F114029) PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU i

Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KAYU GALAM UNTUK BAHAN BIO-BRIKET SEBAGAI PENINGKATAN FUNGSI

LAHAN BASAH YANG RUSAK

PROPOSAL METODE PENELITIAN

(HMKK 538)

Disusun Oleh :

NAMA : M. HAVIZ ANSHARI

NIM : (H1F114029)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2016

i

Page 2: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

TERIMA KASIH KEPADA

ii

Rektor Universitas Lambung Mangkurat

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas

Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul

Arifin, M.Sc

Kepala Prodi Teknik Mesin

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

Mahasiswa

Wakil Rektor Bidang Akademik

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d

Dosen Pengampuh

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

Page 3: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Metode

Penelitian ini dengan judul PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KAYU GALAM

UNTUK BAHAN BIO-BRIKET SEBAGAI PENINGKATAN FUNGSI LAHAN

BASAH YANG RUSAK. Keberhasilan dalam penyusunan Proposal Metode

Penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama, serta dukungan dari

berbagai pihak. Ucapan terima kasih Penulis haturkan kepada :

1. Bapak Ach. Kusairi S, MM., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

2. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., ST., M.Kes. selaku Dosen

Pengampuh 1

3. Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta

doanya yang selalu menyertai saya.

Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah

Metode Penelitian (HMKK 538) dan bisa menjadi pengetahuan serta pengenalan

bagi mahasiswa tentang dunia Konversi Energi.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap nantinya proposal ini bisa

bermanfaat bagi semua pihak, terutama para mahasiswa dan saya sendiri.

Banjarbaru, 17 November 2016

M. Haviz Anshari

iii

Page 4: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah......................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................... 3

BAB II DASAR TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu......................................................... 4

2.2 Briket................................................................................. 6

2.3 Bio-char............................................................................. 6

2.4 Galam (Melaleuca Cajuputi)............................................. 7

2.5 Perekat.............................................................................. 8

2.6 Lahan Gambut.................................................................. 8

2.7 Kotoran Ternak................................................................. 9

BAB III METODE PENELITIAN

iv

Page 5: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

3.1 Objek Penelitian .............................................................. 10

3.2 Alat dan Bahan ............................................................... 10

3.3 Metode Pembuatan Briket................................................ 11

3.4 Parameter yang Diuji........................................................ 12

3.5 Diagram Alir Metode Penelitian........................................ 14

3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian........................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 16

v

Page 6: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini tengah gencar meningkatkan penelitian, produksi dan

penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) sebagai sumber daya energi utama.

Pengalihan paradigma penggunaan sumber daya ini dikarenakan tidak lain

adalah kekhawatiran pemimpin dunia terhadap menipisnya cadangan energi

dunia. Berdasarkan data dari World Energy Council dalam World Energy

Resource 2013 Survey suplai energi dunia (batubara, minyak dan gas alam)

akan habis dalam kurun waktu beberapa dekade. Saat ini dunia masih memiliki

ketergantungan yang tinggi terhadap suplai bahan bakar fosil seperti batubara,

minyak bumi dan gas alam yaitu sebesar 76%. Dengan jumlah cadangan yang

terbatas, sumber-sumber energi tersebut akan habis dalam waktu dekat dan

76% bagian dunia akan lumpuh tanpa sumber energi. Masalah ini dapat

terpecahkan dengan dua kondisi. Satu, ditemukan cadangan baru dalam jumlah

besar yang tentunya akan diperlukan eksplorasi besar-besaran dan akan

berimbas pada pengerusakan yang besar terhadap lingkungan. Dua, dilakukan

inovasi terhadap EBT secara lebih gencar sehingga variasi sumber energi

menjadi lebih banyak dan kebutuhan akan sumber energi jangka panjang dapat

terpenuhi (World Energy Coucil. 2013. World Enerrgy Resource 2013 Survey).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang

sangat berlimpah, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak

dapat diperbaharui. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti:

ekosistem hutan, ekosistem hewan sedangkan sumber daya yang tidak dapat

diperbaharui seperti: minyak bumi, batubara, pertambangan emas, perak dan

lain-lain.

1

Page 7: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

Kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/g dan gas metan (CH)

yang cukup tinggi. Gas metan merupakan salah satu unsur penting dalam briket

yang berfungsi sebagai penyulut, yaitu agar briket yang dihasilkan diharapkan

mudah terbakar.(Pancapalaga, 2008).

Berbagai macam pohon yang tumbuh subur di Kalimantan Selatan Salah

satunya yaitu pohon Galam (Melaleuca cajuputi) dengan subspesies cumingina.

Subspesies ini memiliki kadar cineole rendah sehingga apabila digunakan

sebagai bahan baku minyak kayu putih keluarannya akan berkualitas rendah

(Kartikawaka.N.K et.al, 2014). Pohon ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap

kadar asam tanah dan genangan air yang umum ditemukan pada lahan HRG

(Hutan Rawa Gambut) di Kalimantan dan Sumatera sehingga banyak ditemukan

di lokasi tersebut. Masyarakat memanfaatkan kayu dari pohon ini sebagai

penyangga cetakan beton, arang, landasan bangunan di bawah air tawar dan air

asin karena tahan lama (Daryono, 2009). Oleh masyarakat daerah Banjarbaru

dan Marabahan Kalimantan Selatan, tanaman ini kayunya dimanfaatkan sebagai

penyangga cetakan beton, arang, landasan bangunan, sedangkan kulit kayu

dibuang atau dibakar karena dianggap tidak berguna. Atas hal ini dapat

dilakukan penelitian pemanfaatan kulit kayu pohon galam ini. Dan harapan ini

dapat menyadarkan masyarakat dan pemerintah akan potensi dari tumbuhan

endemik rawa gambut Kalimantan, sehingga dapat dilakukan usaha bersama

rehabilitasi HRG.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka di dapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana kemampuan bio-briket yang menggunakan bahan dasar

pengolahan dari kulit pohon gelam (Melaleuca cajuputi)?

2

Page 8: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

b. Bagaimana kualitas bio-briket berbahan dasar kulit kayu pohon gelam

dibandingkan dengan bio-briket yang lain?

c. Dan apakah bio-briket berbahan dasar kulit kayu pohon gelam dapat

memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk bio-briket?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini akan di batasi pada :

a. Penelitian ini Hanya untuk daerah Kalimantan Selatan.

b. Penelitian ini Hanya pada pohon Galam (Melaleuca cajuputi) dengan

subspesies cumingina.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengenali/mempelajari kemampuan bio-briket berbahan dasar kulit

galam (Melaleuca cajuputi).

b. Membandingkan kualitas bio-briket berbahan dasar kulit kayu pohon

galam dengan bio-briket lain dan Standar Nasional Indonesia.

c. Memberikan alternatif pemanfaatan lahan gambut yang rusak sebagai

salah satu lumbung energi.

1.5 Manfaat Penelitian

Berikut merupakan manfaat yang diharapkan dari pemanfaatan kulit kayu

pohon galam sebagai bahan dasar bio-briket :

a. Memberikan kontribusi atas perkembangan EBT nasional dan

internasional.

b. Memberikan alternatif EBT dengan bahan baku yang melimpah dan

mudah dibudidayakan.

3

Page 9: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

c. Memberikan alternatif sumber daya energi yang murah dan ramah

lingkungan.

d. Mendapatkan briket yang berkualitas tinggi.

4

Page 10: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

BAB II

Dasar Teori

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yaitu oleh :

Santosa, Mislaini R dan Swara Pratiwi Anugrah dari Jurusan Teknik

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Kampus Limau

Manis, Padang pada bulan September - Oktober 2010 dengan judul STUDI

VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI

DAN LIMBAH PERTANIAN, didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket terbaik terdapat pada komposisi

kotoran sapi : limbah pertanian adalah 1:3 dengan nilai kalor 4.527,22 kal/g.

Nilai karakteristik dari tiap-tiap perlakuan komposisi briket menunjukkan bahwa

dengan meningkatnya proporsi penggunaan limbah pertanian sebagai bahan

baku briket mampu meningkatkan kadar karbon, nilai kalor, kerapatan dan kuat

tekan, serta mampu menurunkan kadar air dan kadar abu. Nilai kalor

berpengaruh terhadap laju pembakaran. Semakin tinggi nilai kalor briket, maka

laju pembakaran briket semakin tinggi.

Siti Jamilatun dari Program Studi Teknik Kimia, Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr.Soepomo, Yogyakarta dengan judul SIFAT-SIFAT

PENYALAAN DAN PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA, BRIKET BATUBARA

DAN ARANG KAYU didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempurung kelapa memiliki lama menyala

terpanjang yaitu 116 menit dengan kecepatan pembakaran 126,6 gram/detik dan

nilai kalor tertinggi sebesar 5.779,11 kal/gram. Untuk mendidihkan 1 liter air,

semua jenis briket yang diuji membutuhkan waktu antara 5 sampai 7 menit. Jika

5

Page 11: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

dibandingkan dengan briket batubara yang memiliki nilai kalor 6.058 kal/gram

dan arang kayu dengan nilai kalor 3.583 kal/gram maka briket tempurung kelapa

cukup baik digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

M. Yusuf Thoha, Diana Ekawati Fajrin dari Jurusan Teknik Kimia,

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya dengan judul PEMBUATAN BRIKET

ARANG DARI DAUN JATI DENGAN SAGU AREN SEBAGAI PENGIKAT

didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi substitusi binder

maka kadar air semakin tinggi, kadar abu semakin tinggi, kadar volatile matter

semakin tinggi, fixed carbon semakin rendah dan nilai kalor semakin rendah. Dan

semakin tinggi suhu karbonisasi maka nilai konversi biomassa menjadi arang

semakin rendah, kadar abu semakin rendah, kadar volatile matter semakin

rendah, dan kadar fixed carbon semakin tinggi.

2.2 Briket

Keberadaan sampah organik merupakan salah satu masalah yang tengah

dihadapi hampir seluruh pemerintah dunia. Pemanfaatan limbah pertanian,

rumah tangga dan industri sering kali sulit dilakukan karena sifatnya dan

karakteristik yang tidak merata. Maka salah satu solusi yang bisa dilakukan

adalah pemadatan limbah tersebut menjadi produk dengan kerapatan yang tinggi

dibandingkan bahan mentah, proses ini dikenal dengan nama densifikasi atau

pembriketan (Bhattacharya, -).

2.3 Bio-char

Bio-char merupakan alternatif  untuk sumber energi dan penyimpan karbon.

Proses produksi bio-char dapat dilakukan dalam skala kecil hingga komersial.

Bahan baku pembuatan biochar dapat berupa kayu, limbah pertanian seperti

6

Page 12: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

tongkol jagung, limbah pabrik industri seperti blotong , dan sekam padi (Ibnu

Rois, 2005).

2.4 Galam (Melaleuca Cajuputi)

Taksonomi

Family Myrtaceae

Sinonim Myrtus Saligna Burm,f ; Melaleuca

minor Smith, Melaleuca

leucadendron (Smith) Duthie

Gambar 2.1 (a) Hutan Galam

(b) Kayu Galam

Sumber : Simpson, 2009

Pohon galam (M. Leucadendron) tersebar sepanjang daerah Asia Tenggara

– Pasific dari sebelah utara Australia, Papua ugini, Indonesia Malaysia, Thailand,

Kamboja bagian selatan, dan Vietnam. Tumbuhan ini banyak ditemukan hidup

diatas hutan rawa dan lahan yang tergenang secara periodik. Walaupun

tumbuhan ini banyak ditemukan di daerah HRG (Hutan Rawa Gambut) yang

miskin unsur hara dan memiliki kandungan asam yang tinggi, mereka juga

7

(a) (b)

Page 13: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

mampu tumbuh di daerah yang kaya dan memiliki kadar pH yang tinggi.

Pertumbuhan pada daerah tersebut justru akan mengakselerasi pertumbuhan

dari pohon Galam, ini disebabkan oleh tingginya kemampuan bertahan hidup dari

pohon ini. Pohon galam memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pH rendah,

genangan, api dan semprotan air garam. Pohon galam terbagi kedalam 3

subspesies yaitu cajuputi, cumingiana (Turcz) Barlow, dan platyphylla Barlow

(Schmidt et.al, 2014). Subspesies cumingiana ini banyak tersebar di Kalimantan.

2.5 Perekat

Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk

mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari perekat

yang memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, paste, dan cement. Glue

merupakan perekat yang terbuat dari protein hewani, seperti kulit, kuku, urat, otot

dan tulang yang secara luas digunakan dalam industri pengerjaan kayu.

Mucilage adalah perekat yang dipersiapkan dari getah dan air dan diperuntukkan

terutama untuk perekat kertas. Paste merupakan perekat pati (starch) yang

dibuat melalui pemanasan campuran pati dan air dan dipertahankan berbentuk

pasta. Cement adalah istilah yang digunakan untuk perekat yang bahan

dasarnya karet dan mengeras melalui pelepasan pelarut (Ruhendi, dkk, 2007).

2.6 Lahan Gambut

“Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan

organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik

penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk

sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara. Oleh karenanya

lahan gambut banyak dijumpai di daerah rawa belakang (back swamp) atau

daerah cekungan yang drainasenya buruk (Agus & Subiksa, 2008).

8

Page 14: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

2.7 Kotoran Ternak

Kotoran ternak apabila dibiarkan menumpuk tanpa penanganan maka akan

berpotensi menyebabkan polusi dari proses pembusukan kotoran yang terjadi.

Keluaran dari pembusukan kotoran tersebut adalah BOD, penyakit, nutrisi,

methane (CH4) dan emisi amonia. Kerusakan besar akan dialami oleh air

permukaan tanah dan air bawah tanah. Terutama polusi akibat emisi gaas

methane yang terlepas ke angkasa berkontribusi aktif dalam peningkatan suhu

bumi saat ini (Lusk, 1998). Sehingga dibutuhkan sebuah alternatif pengelolaan

yang lebih ramah lingkungan.

9

Page 15: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pohon Galam

(Melaleuca cajuputi) dengan subspesies cumingina yang berada di wilayah

Kalimantan Selatan. Penelitian dilakukan di laboratorium Program Studi Teknik

Mesin Universitas Lambung Mangkurat.

3.2 Bahan dan Peralatan

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kulit kayu pohon galam (Melaleuca cajuputi) subsp. cumingina

b. Kotoran sapi yang sudang kering

c. Pati

d. Air

3.2.2 Peralatan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Tungku yang digunakan untuk pengeringan kulit kayu pohon galam

(Melaleuca cajuputi) dan kotoran sapi.

b. Sekop kecil yang digunakan sebagai alat untuk memasukkan kulit kayu

pohon galam (Melaleuca cajuputi) dan kotoran sapi ke dalam tungku.

c. Lesung dan alu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk.

d. Ember dan baskom digunakan sebagai pengadukan adonan.

e. Gelas ukur yang digunakan untuk mengukur jumlah air yang dibutuhkan

untuk membuat larutan kanji.

f. Pengaduk kayu yang digunakan sebagai alat untuk mengaduk adonan.

10

Page 16: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

g. Timbangan digunakan sebagai alat untuk mengukur berat bahan.

h. Cetakan digunakan sebagai tempat untuk mencetak sampel briket.

i. Oven digunakan sebagai alat untuk pengeringan.

j. Bom kalorimeter digunakan sebagai alat untuk mengukur nilai kalor dari

briket yang dihasilkan.

k. Nama label yang digunakan untuk menandakan sampel perlakuan.

l. Alat tulis yang digunakan sebagai tambahan peralatan penelitian.

m. Saringan yang digunakan untuk menyaring bioarang yang telah ditumbuk.

3.3 Metode Pembuatan Briket

Bagian ini menjelaskan langkah-langkah pembuatan bio-briket dengan kulit

kayu pohon galam (Melaleuca cajuputi) dan kotoran sapi :

a. Kulit kayu pohon galam (Melaleuca cajuputi) dibersihkan, kemudian

keringkan di bawah sinar matahari.

b. Kotoran sapi yang di keringkan dibawah sinar matahari.

c. Masukkan bahan ke dalam tungku secara bertahap, Kemudian materi

dinyalakan dengan api. Setelah bahan menjadi arang, bahan dikeluarkan

dari tungku.

d. Hasil dari pembakaran bahan pada tungku di buat menjadi arang bubuk.

Setelah menjadi arang bubuk, bioarang diayak untuk mendapatkan materi

dengan ukuran yang seragam. Dalam penelitian ini, ukuran materi yang

diperbolehkan lebih besar dari atau sama dengan 70 mesh.

e. Kemudian menyiapkan perekat campuran (pati) yang dilarutkan dalam air

dengan perbandingan 1: 10, kemudian dipanaskan.

f. Pati tepung adonan yang telah menjadi perekat, kemudian dicampur dengan

hasil arang bubuk penyaringan sehingga menjadi adonan lengket, maka

adonan diaduk agar semua bahan tercampur rata.

11

Page 17: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

g. Hasil adonan dimasukkan ke dalam cetakan kemudian ditekan. Tekanan

dilakukan sedemikian rupa sehingga briket lebih padat dan kuat.

h. Briket kemudian dikeluarkan dari cetakan dan pengeringan dalam oven pada

suhu 600C selama ± 24 jam, briket yang dihasilkan diuji parameter, yaitu

kualitas nilai kalor, kadar air, dan kadar abu.

3.4 Paramater yang Diuji

Parameter yang diuji adalah sebagai berikut:

3.4.1 Kualitas Nilai Kalor

Nilai kalor menjadi parameter mutu paling penting bagi briket arang

sebagai bahan bakar sehingga nilai kalor sangat menentukan kualitas briket.

Semakin tinggi nilai kalor bakar briket, semakin tinggi pula kualitas briket yang

dihasilkan. Mengukur kualitas nilai kalor dilakukan untuk setiap perlakuan pada

setiap pengulangan. Kualitas nilai kalor dapat diukur dengan menggunakan

kalorimeter bom (cal /gr). Cara pengujian kualitas nilai kalor dari briket bioarang

kulit kayu pohon galam (Melaleuca cajuputi) dan kotoran sapi adalah sebagai

berikut:

Nilai kalori dihitung dengan persamaan :

HHV = (T2-T1 - 0,05) x Cv

Dimana, T1 = Suhu sebelum pengeboman (0C)

T2 = suhu setelah pengeboman (0C)

1 Joule = 0,239 kal

HHV = Kualitas Nilai Kalor (cal / g)

pemanasan jenis bom kalorimeter (Cv) = 73529,6 (joule / g0C)

Kenaikan suhu kawat penyala = 0.050C

12

Page 18: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

3.4.2 Kandungan Air

Penentuan kadar air dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap

pengulangan. Kandungan air dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:

Kadar air (%) = {(G0 - G1) / G0} x 100%

dimana, G0 = Berat sampel sebelum pengeringan (gr)

G1 = Berat sampel setelah pengeringan (gr)

3.4.3 Tingkat Abu

Penentuan kadar abu dengan memanaskan sampel pada piring porselen

di oven pada suhu 1050C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator

kemudian ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 4 gram dalam cangkir porselen

dan kemudian dimasukkan ke dalam tungku pembakaran pada suhu antara

300°C sampai 500°C sampai sampel menjadi abu, untuk mendapatkan nilai

kadar abu, dapat digunakan persamaan berikut:

Kadar abu (%) = (C / A) x 100%

dimana, A = berat bahan sebelum pembakaran (gr)

C = berat abu / residu (gr)

13

Page 19: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

3.5 Diagram Alir Metode Penelitian

14

Kulit Kayu Pohon Galam

Pengeringan

Pemilahan dan penimbangan

Proses Karbonasi

Penghalusan arang

Mencampurkan material

Pencetakan

Penekanan adonan briket

pengeringan

Tercampur

Briket

Selesai

Tidak

Ya

START

Kotoran Sapi

Penentuan Kadar Air

Penentuan Kadar Abu

Penentuan Kualitas Kalor

Page 20: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksanakan diantara Awal Bulan Februari hingga

menjelang akhir April. Berikut gambar jadwal pelaksanaan penelitian

Kegiatan

Februari

2017Maret 2017 April 2017

Minggu Minggu Minggu

I II III IV I II III IV I II III IV

Tahapan Persiapan

Penelitian

Observasi Kelapangan

Pengumpulan data

Pengolahan data

Tahap Penyusunan

Proposal

15

Page 21: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

DAFTAR PUSTAKAAgus, Fahmudin & I.G. Made Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk

Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah : Bogor.

Amin, S., 2000. Penelitian berbagai jenis kayu limbah pengolahan untuk

pemilihan Bahan Baku briket Arang, Jurnal Sains dan Teknologi

Indonesia. Bogor.

Balitbangda Kalsel. 2005. Pengembangan Ekosistem Rawa Untuk Mendukung

Pengembangan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Tapin. Pemerintah

Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin.

Bhattacharya, S.C. et al. –. A Study on Improved Biomass Briquetting. Asian

Institute of Technology : Thailand.

Daryono, Herman. 2009. Potensi, Permasalahan Dan Kebijakan Yang

Diperlukan Dalam Pengelolaan Hutan Dan Lahan Rawa Gambut Secara

Lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, Vol.6, Hlm. 71-101.

Djeni Hendra, 2007. Pembuatan Briket Arang dari Campuran kayu, Bambu,

Sabut Kelapa dan Tempurung Kelapa sebagai Sumber Energi Alternatif.

Eko Y.A dan Aisyah E.P, 2014. Pembuatan Biobriket Dari Campuran Limbah

Kulit Pisang Dan Serbuk Gergaji Menggunakan Perekat Tetes. Vol 03

Nomer 01. Fakultas Teknik Universitas Surabaya.

Feri P.H.,Fathul Alim, 2011. Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis Sekam Padi

Untuk Menghasilkan Bahan Bakar Bioarang Sebagai Bahakn Bakar

Alternatif. 5 November Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Indarti. 2001. Country Paper. Indonesia regional seminar on commercialization of

biomass technology. 4 – 8 June, Guangzhou, China.

Kartika, N.K et.al. 2014. Budidaya dan Prospek Pengembangan Kayu Putih.

Jakarta: IPB Press.

16

Page 22: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

Pancapalaga, Wehandako. 2008. Evaluasi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

Kosap Plus Sebagai Bahan Bakar Alternatif.

http://esearchreport.umm.ac.id/index.php/researcreport/article/viewile/

43/44 umm research report fulltext.pdf. ( Diakses pada 18 November

2008).

Lubis, A. dan A. Sugiyono. 1996. Overview of Energy Planning in Indonesia.

Technical Committee Meeting to Asses and Compare the Potential Rule

of Nuclear Power and Other Option in Alleviating Health and Environental

Impacts Electricity Generation, 14 – 16 October, Vienna, Austria.

Mukhlis,Noor M,Alwi et al. 2014. Biodiversitas Rawa, Eksplorasi, Penelitian dan

Pelestarianya.IAARD Press, Jakarta.

Nodali Ndraha. 2010. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung

Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan. USU.

Ruhendi, S., D.N. Koroh, F.A. Syahmani, H. Yanti, Nurhaida, S. Saad, T. Sucipta,

2007, Analisis Perekatan Kayu, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Schmidt, L.H & Le Thi Thu Thuy. 2004. Seed Leaflet : Melaleuca cajuputi Powel.

Seed Leaflet. No.29.

Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergaji Kayu,

Bogor: Hasil Penelitian Industri DEPERINDAG.

Simpson, J. 2009. Improving Production and Income To Fatmers From

Melaleuca. Deutsche Gesellshaft fuer Technische Zusammenarbit.

Jerman.

Supriyanto. 2010. Studi Kasus Energi Alternatif Briket Sampah Lingkungan

Kampus POLBAN. Yogyakarta. LIPI. Malang.

Supriyanto dan Merry, 2010, Studi Kasus Energi Alternatif Briket Sampah

Lingkungan Kampus Polban Bandung, Seminar Nasional Teknik Kimia,

Yogyakarta.

17

Page 23: Web viewpemanfaatan limbah kulit kayu galam untuk bahan bio-briket sebagai peningkatan fungsi lahan basah yang rusak. proposal metode penelitian (hmkk 538)

Supriyono. 1997. Pembuatan Arang Aktif Dari Serbuk Gergaji Kayu Jati Dengan

Bahan Pengaktif Asam Klorida. Yogyakarta.

Syamsiro, M. dan Harwin Saptoadi, 2007. Pembakaran Briket Biomassa

Cangkang Kakao : Pengaruh Temperatur Udara Preheat, Seminar

Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007), Yogyakarta

Tirono,M. dan Sabit,A. 2011. Efek Suhu pada Proses Pengarangan terhadap

Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal). Jurusan

Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

World Energy Coucil. 2013. World Enerrgy Resource 2013 Survey. London :

World Energy Council

Yusuf, Andi Ardan. 2010. Kegunaan Briket Batubara. [Skripsi]. Fakultas

Teknologi Industri. Universitas Muslim Indonesia. Jakarta.

18