22
Hakikat dan Tujuan Hukum Jauh sebelum kebangkitan peradaban Yunani, pada 1800 tahun sebelum Masehi (SM), Raja Babilonia Cammurabi, telah menggunakan undang-undang untuk menghapus pertentangan antara ras Babilonia Utara dan Babilonia Selatan , yang ketika zamannya menjadi satu Babilonia. Code Chamurabi kemudian dikenal sebagai undang-undang tertua dalam peradaban manusia (Rasjidi dan Wyasa Putra, 1993:63). Pemikiran hukum baru kemudian mendapatkan akarnya pada zaman yunani, abad kelima sebelum Masehi. Milite, suatu bagian jajahan Yunani adalah tempat lahirnya pemikiran ini. Socrates, Plato, Aristoteles murid terbesar Plato dan Epicurus adalah 4 nama besar pemikir hukum dan Negara yang tercatat sepanjang sejarah itu. Substansi utama pemikiran mereka adalah masalah-masalah kewajiban dan keharusan Negara, keharusan adanya hokum dan Negara, masalah hukum dan keadilan. Negara diadakan untuk member keadilan yang sebesar-besarnya bagi rakyat, dan dengan hokum keadilan itu harus diwujudkan Negara ( Von Schmid, 1965:7-50). Wiener mendefinisikan hukum sebagai suatu system pengawasan prilaku yang diterapkan pada system komunikasi. Wujud hukum adalah norma, norma itu merupakan produk dari suatu pusat kekuasaan yang memilki kewenangan untuk menciptakan dan menerapkan hukum. Wiener juga memandang hukum sebagi suatu system control searah yang dilakukan oleh suatu central organ yang memiliki kekuasaan terhadap system komunikasi.

bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

  • Upload
    doquynh

  • View
    222

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

Hakikat dan Tujuan Hukum

Jauh sebelum kebangkitan peradaban Yunani, pada 1800 tahun sebelum Masehi (SM),

Raja Babilonia Cammurabi, telah menggunakan undang-undang untuk menghapus pertentangan

antara ras Babilonia Utara dan Babilonia Selatan , yang ketika zamannya menjadi satu Babilonia.

Code Chamurabi kemudian dikenal sebagai undang-undang tertua dalam peradaban manusia

(Rasjidi dan Wyasa Putra, 1993:63).

Pemikiran hukum baru kemudian mendapatkan akarnya pada zaman yunani, abad kelima

sebelum Masehi. Milite, suatu bagian jajahan Yunani adalah tempat lahirnya pemikiran ini.

Socrates, Plato, Aristoteles murid terbesar Plato dan Epicurus adalah 4 nama besar pemikir

hukum dan Negara yang tercatat sepanjang sejarah itu. Substansi utama pemikiran mereka

adalah masalah-masalah kewajiban dan keharusan Negara, keharusan adanya hokum dan Negara,

masalah hukum dan keadilan. Negara diadakan untuk member keadilan yang sebesar-besarnya

bagi rakyat, dan dengan hokum keadilan itu harus diwujudkan Negara ( Von Schmid, 1965:7-

50).

Wiener mendefinisikan hukum sebagai suatu system pengawasan prilaku yang diterapkan

pada system komunikasi. Wujud hukum adalah norma, norma itu merupakan produk dari suatu

pusat kekuasaan yang memilki kewenangan untuk menciptakan dan menerapkan hukum. Wiener

juga memandang hukum sebagi suatu system control searah yang dilakukan oleh suatu central

organ yang memiliki kekuasaan terhadap system komunikasi.

Menurut paradigm hukum Cybernetic, hukum merupakan perintah searah dari penguasa.

Hukum dianggap perintah yang harus ditaati oleh masyarakat. Masyarakat tidak dapat

menyimpangi apa yang diharuskan hukum karena penyimpangan akan mengakibatkan sanksi

hokum pada mereka. Hakikat sanksi hukum adalah paksaan untuk membuat masyarakat patuh

terhadap perintah hukum. Dalam konsep cybernetic, masyarakat dianggap satu pilihan, yaitu taat

terhadap perintah.

Dalam pandangan masyarakat, hukum memang identik dengan sanksi dan sanksi identik

pula dengan hukum. Sanksi merupakan reaksi, akibat, atau konsekuensi pelanggaran kaidah

social. Menurut Paul Bohanan, sanksi adalah perangkat yang mengatur bagaimana lembaga-

lembaga hokum mencampuri suatu masalah untuk dapat memelihara system social, sehingga

memungkinkan masyarakat hidup dalam system itu secara tenang dan dalam-dalam cara yang

dapat diperhitungkan.

Page 2: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

Dengan demikian kaidah hukum sebagai salah satu jenis kaidah sosial, membutuhkan

unsur sanksi sebagai unsur esensial. Sanksi yang berasal dari luat diri manusia merupakan unsur

yang esensial dari kaidah hukum yang membedakannya dengan kaidah-kaidah social lainnya.

Sanksi tersebut sifatnya dipaksakan oleh pihak otoritas atau aparat Negara yang melakukan

penegakan hukum.

Dengan adanya sanksi, maka tujuan hukum diharapkan dapat tercapai. Menurut Marwan

Mas keberadaan hukum dalam masyarakat tidak hanya diartikan sebagi sarana untuk

menertibkan kehidupan masyarakat, tetapi juga dijadikan sarana yang mampu mengubah pola

piker dan pola prilaku masyarakat.

DEFINISI HUKUM

Hukum atau ilmu hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap

mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas melalui lembaga atau institusi

hukum.

Berikut ini definisi Hukum menurut para ahli :

Tullius Cicerco (Romawi) dalam “ De Legibus”

Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk

menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Hugo Grotius (Hugo de Grot) dalam “ De Jure Belli Pacis” (Hukum Perang dan

Damai), 1625

Hukum adalah aturan tentang tindakan moral yang mewajibkan apa yang benar.

J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH mengatakan bahwa :

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah

laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang

berwajib.

Thomas Hobbes dalam “ Leviathan”, 1651:

Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah

dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.

Rudolf von Jhering dalam “ Der Zweck Im Recht” 1877-1882:

Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa yang berlaku dalam suatu Negara.

 

Page 3: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

Plato

Hukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat

masyarakat.

Aristoteles

Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat tetapi

juga hakim.

E. Utrecht

Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan yang mengatur tata

tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat

oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh

pemerintah/penguasa itu.

R. Soeroso SH

Hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan

untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan

melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi

yang melanggarnya.

Abdulkadir Muhammad, SH

Hukum adalah segala peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang

tegas terhadap pelanggarnya.

Mochtar Kusumaatmadja dalam “Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional

(1976:15):

Pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu

perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat,

tapi harus pula mencakup lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk

mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.

Jadi  kesimpulan yang didapatkan dari apa yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat kiranya

disimpulkan bahwa ilmu hukum pada dasarnya adalah menghimpun dan mensistematisasi

bahan-bahan hukum dan memecahkan masalah-masalah.

Page 4: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

DEFINISI ETIKA

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti

watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan

moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya

“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan

perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan

moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,

yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah

untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan

baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli:

1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak

(The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).

2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari

kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of

human actions)

3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral seba¬gai individual. (The

science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)

4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan

manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana

yang buruk.

Drs. O.P. Simorangkir

Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai

yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan

buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam

Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang

menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Page 5: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994:

a. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai

pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya.

b. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang

sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.

c. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik

mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.

d. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.

Kamus Umum Bahasa Indonesia

Etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).

Menurut Martin (1993)

Etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the performance index or

reference for our control system”. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan

“self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk

kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.

MACAM-MACAM ETIKA

Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana

manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan

manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu

tindakan.

Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya

olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika

profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya).

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau

etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral(mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara

utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara

kepentingan pribadi dengan pihaky a n g lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara

sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai

Page 6: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai

berikut:

o Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku

manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai

sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta

secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu

fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat

disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam

suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat

bertindak secara etis.

o Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya

dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan

tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-

norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-

hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati

dan berlaku di masyarakat.

TUJUAN HUKUM MENURUT PENDAPAT AHLI

1. Purnadi dan Soerdjono Soekanto

Tujuan hukum adalah kedamaian hidup antar pribadi yang meliputi ketertiban ekstern

antar pribadi dan ketenangan intern pribadi.

2. Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn,

Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hukum

menghendaki perdamaian. Perdamain diantara manusia dipertahankan oleh hukum

dengan melindungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, kehormatan,

kemerdekaan, jiwa, harta benda terhadap pihak yg merugikan.

3. Prof. Soebekti, S.H

Dalam buku ”Dasar-dasar hukum dan Pengadilan” tujuan hukum adalah bahwa hukum

itu mengabdi kepada tujuan negara yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan

Page 7: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

para rakyatnya. Hukum melayani tujuan negara tersebut dengan menyelenggarakan

“keadilan” dan “ketertiban”. Keadilan lazim dilambangkan dengan neraca keadilan,

dimana dalam keadaan yang sama, setiap orang harus mendapatkan bagian yang sama

pula.

4. Aristoteles 

Hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi kepada setiap orang yang ia berhak

menerimanya. Anggapan ini berdasarkan etika dan berpendapat bahwa hukum bertugas

hanya membuat adanya keadilan saja.

5. Soejono Dirdjosisworo

Tujuan hukum adalah melindungi individu dalam hubngannya dengan masyarakat,

sehingga dengan demikian dapat diiharapkan terwujudnya keadaan aman, tertib dan adil

6. Roscoe Pound

Hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat artinya hukum sebagai alat perubahan

sosial (as a tool of social engeneering), Intinya adalah hukum disini sebagai sarana atau

alat untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun

dalam hidup masyarakat.

7. Bellefroid

Tujuan hukum adalah menambah kesejahteraan umum atau kepentingan umum yaitu

kesejahteraan atau kepentingan semua anggota2 suatu masyarakat.

8. Van Kant

Hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan itu tidak

dapat diganggu. Hukum juga menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak menjadi

hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak mengadili dan menjatuhi

hukuman terhadap setiap pelanggaran hukum terhadap dirinya. Tiap perkara harus

diselesaikan melalui proses pengadilan dengan perantara hakim berdasarkan ketentuan

hukum yang berlaku.

9. Suharjo (mantan menteri kehakiman)

Tujuan hukum adalah untuk mengayomi manusia baik secara aktif maupun secara pasif.

Secara aktif dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan suatu kondisi

kemasyarakatan yang manusia dalam proses yang berlangsung secara wajar. Sedangkan

Page 8: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

yang dimaksud secara pasif adalah mengupayakan pencegahan atas upaya yang

sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak secara tidak adil.

Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya diantaranya :- mewujudkan

ketertiban dan keteraturan- mewujudkan kedamaian sejati- mewujudkan keadilan bagi

seluruh masyarakat- mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat.

10. Geny

Dalam ”Science et technique en droit prive positif”, hukum bertujuan semata-mata untuk

mencapai keadilan. Dan sebagai unsur daripada keadilan adalah kepentingan daya guna

dan kemanfaatan

TUJUAN HUKUM MENURUT TEORI

1. Teori Etis (Etische Theorie)

Tujuan hukum semata-mata untuk mencapai keadilan. Isi hukum semata-mata harus

ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa yang adil dan apa yang tidak adil. Pertama

kali dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani dalam bukunya Ethica

Nicomachea dan Rhetorica yang menyatakan ”hukum mempunyai tugas yang suci yaitu

memberi kepada setiap orang yang berhak menerimanya”.

Aristoteles membagi keadilan dalam 2 jenis, yaitu:

o Keadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah

menurut jasanya. (Pembagian menurut haknya masing-masing). Artinya, keadilan

ini tidak menuntut supaya setiap orang mendapat bagian yang sama banyaknya

atau bukan persamaannya, melainkan kesebandingan berdasarkan prestasi dan

jasa seseorang.

o Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah

yang sama banyaknya tanpa mengingat jasa masing-masing. Artinya hukum

menuntut adanya suatu persamaan dalam memperoleh prestasi atau sesuatu hal

tanpa memperhitungkan jasa masing-masing.

2. Teori Utilitas (Utiliteis Theorie)

Hukum bertujuan untuk menjamin adanya kemanfaatan atau kebahagiaan sebanyak-

banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya. Pencetusnya adalah Jeremy Betham. Dalam

bukunya yang berjudul “Introduction to the morals and legislation” berpendapat bahwa

Page 9: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah/mamfaat bagi

orang.

3. Teori Campuran

Teori ini dikemukakan oleh Muckhtar Kusmaatmadja bahwa tujuan pokok dan pertama

dari hukum adalah ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya

keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya.

4. Teori Normatif-dogmatif,

Tujuan hukum adalah semata-mata untuk menciptakan kepastian hukum (John Austin

dan van Kan). Arti kepastian hukum disini adalah adanya melegalkan kepastian hak dan

kewajiban. Van Kan berpendapat tujuan hukum adalah menjaga setiap kepentingan

manusia agar tidak diganggu dan terjaminnya kepastiannya.

5. Teori Peace (damai sejahtera)

Menurut teori ini dalam keadaan damai sejahtera (peace) terdapat kelimpahan, yang kuat

tidak menindas yang lemah, yang berhak benar-benar mendapatkan haknya dan adanya

perlindungan bagi rakyat. Hukum harus dapat menciptakan damai dan sejahtera bukan

sekedar ketertiban.

HUBUNGAN HUKUM DAN ETIKA

Persamaan Hukum dan Etika:

Sama – sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.

Sebagai obyek adalah tingkah laku manusia.

Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat, agar tidak saling

merugikan.

Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.

Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

Jadi, Etika merupakan seperangkat perilaku yang benar atau norma – norma dalam suatu

profesi, sedangkan Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu

kekuasaan

Perbedaan Hukum dan Etika

o Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik

atau buruknya. Putusan hukum menetapkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan

Page 10: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

diiringi oleh sanksi-sanksi apa yang diterima pelaku. Penilaian etika ialah penilaian

terhadap perbuatan yang baik untuk dikerjakan sehingga mengantarkan manusia pada

kebahagiaan, ataukah buruk sehingga menhantarkan seseorang kepada kehinaan atau

penderitaan (Ya’qub, 1883:18-19).

o Etika ditujukan pada manusia sebagai individu, sedangkan hukum ditujukan pada

manusia sebagai makhluk social (Tedjosaputro, 1995:47).

o Hukum lebih dikodifikasi daripada etika. Artinya, penulisan dan penyusunannya lebih

sistematis dalam sebuha kitab undang-undang. Karena itu,norma hukum mempunyai

kepastian lebih besar dan bersifat lebih objektif. Sebaliknya, norma etika bersifat lebih

subjektif dan lebih banyak “diganggu” oleh diskusi-diskusi yang mencari kejelasan

tentang yang harus dianggap etis atau tidak etis.

o Meskipun hukum dan etika menggatur tingkah laku manusia, hukum membatasi diri pada

tingkah laku lahiriah semata, sedangkan etika menyangkut jugs sikap batin seseorang.

o Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan

etik. Sanksi hukum sebagian besar dapat dipaksakan; orang yang melangggar hukum

akan terkena hukumannya; sedangkan norma etika tidak dapat dipaksakan.

Bagaimanapun, menjalankan paksaan bidang etis tidak akan efektif karena paksaan hanya

akan menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan-perbuatan etis justru berada dari

dalam. Satu-satunya sanksi di bidang etika atau moralitas adalah hati nurani yang tidak

akan merasa tenang karena menuduh si pelaku tentang perbuatannya yang kurang baik.

o Hukum berdasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya kehendak Negara,

sedangkan etika berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi para individu dan

masyarakat. Dengan cara demokratis atau cara lain masyarakat dapat mengubah hukum,

tetapi tidak akan pernah mampu mengubah atau membatalkan norma moral. Masalah

etika tidak dapat diputuskan dengan suara terbanyak. (Bertens, 1993:43-45 dalam Sobur,

2001:25-27)

Filosof Carl Wellman, dalam Ethics and Moral, sebuah system etika tidak menyelesaikan

seluruh persoalan parktis, tetapi kita tidak bisa memilih dan beritindak secara rasionbal tanpa

system etika yang jelas atau samar-samar. Sebuah teori etika tidak mengatakan pada seseorang

apa yang harus dilakukannya tetapi juga tidak diam sama sekali. Teori etika mengatakn padanya

apa yang harus dipertimbangkan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Fungsi praktis

Page 11: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

dari etika adalah mengarahkan perhatian kita pada pertimbangan yang relevan, alasan-alasan

yang menentukan kebenaran atau kekeliruan suatu tindakan.

Pola etika menyimpulkan apakah kita termasuk kelompok manusia terpelajar ataukah

sebaliknya. Menurut ahli etika, Richard De George dan Karen Lebacqz, manusia cenderung

mengambil pola tindakan dan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu,

kecenderungan ini ketika ditinjau secara kolektif kadang-kadang bisa berkarakter. Seseorang

yang menurut kebiasaan cenderung bertindak secara moral sebagaimana mestinya berarti

memiliki karakter yang baik, dan jika bertahan dari godaan yang kuat memiliki karakter yang

kuat dan sebaliknya. Karena karakter dibentuk oleh tindakan-tindakan sadar pada umunya orang

bertanggung jawab secara moral atas karakter serta tindakan sendiri.

PEDOMAN PENULISAN BERITA HUKUM

Dalam menangani perkara delik pers, aparat penegak hukum harus merujuk kepada UU

Pokok Pers No.40/1999, dan bukan kepada pasal-pasal yang terdapat dalam KUHP. Berikut ini

adalah sepuluh pedoman penulisan berita tentang hukum, hasil kajian para wartawan PWI di

Cibulan, Bogor, 30 Juli 1977:

1. Pemberitaan mengenai seseorang yang disangka atau dituduh tersangkut dalam suatu

perkara hendaknya ditulis dan disajikan dengan tetap menjunjung asas praduga tidak

bersalah (presumption of innocence) serta kode etik Jurnalistik, khususnya ketentuan

pasal 3 ayat 4 yang berbunyi: “Pemperitaan tentang jalannya pemeriksaan pengadilan

bersifat information dan yang berkenaan dengan seseorang yang tersangkut dalam suatu

perkara tetapi belum dinyatakan bersalah oleh pengadilan, dilakukan dengan penuh

kebujaksanaan terutama mengenai nama dan identitas yang bersangkutan”.

2. Dalam rangka kebijaksanaan yang dikehendaki oleh Kode Etik Jurnalistik tadi, Pers dapat

menyebut lengkap nama tersangka atau tertuduh, jika hal itu demi kepentingan umum.

Tetapi dalam hal ini tetaplah harus diperhatikan prinsip adil dan fairness, memberitakan

kedua belah pihak atau cover both sides.

3. Nama, identitas dan potret gadis atau wanita yang menjadi korban perkosaan, begitu juga

para remaja yang tersangkut dalam perkara pidana, terutama yang mennyangkut susila

dan yang menjadi korban narkotika, tidak dimuat lengkap atau jelas.

Page 12: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

4. Anggota keluarga yang tidak ada sangkut pautnya dengan perbuatan yang dituduhkan

dari salah seorang tersangka atau terhukum, hendaknya tidak ikut disebut dalam

pemberiataan.

5. Dalam rangka mengungkap kebenaran dan tegaknya prinsip-prinsip proses hukum yang

wajar (due process of law) pers seyogyanya mencari dan menyiarkan pola keterangan

yang diperoleh dari luar persidangan, apabila terdapat petunjuk-petunjuk tentang adanya

sesuatu yang tidak beres dalam keseluruhan proses jalannya acara.

6. Untuk menghindarkan trial by the press, pers hendaknya memperhatikan sikap terhadap

hukum dan sikap terhadap tertuduh. Jadi hukum atau proses pengadilan harus berjalan

dengan wajar dan tertuduh jangan sampai dirugikan posisinya berhadapan dengan

penuntut hukum,juga perlu diperhatikan agar tertuduh kelak bisa kembali dengan wajar

kedalam masyarakat.

7. Untuk menghindari trial by the press nada dan gaya dari tulisan atau berita jangan sampai

ikut menuduh, membayangkan bahwa tertuduh adalah orang yang jahat dan jangan

menggunakan kata-kata sifat yang mengandung opini, miasalnya memberitakan bahwa

“saksi-saksi memberatkan terdakwa” atau “tertuduh memberikan keterangan yang

berbelit-belit”.

8. Pers hendaknya tidak berorientasi “polisi atau jaksa centered” tetapi memberikan

kesempatan yang seimbang kepada polisi, jaksa, hakim, pembela, dan tersangka atau

tertuduh.

9. Pemberitaan mengenai sesuatu perkara hendaknya professional, menunjukkan garis

konsisten dan ada kelanjutan tentang penyelesaiannya.

10. Berita hendaknnya memberikan yang jelas mengenai duduknya perkara (kasus polisi) dan

pihak-pihak dalam persidangan dalam hubungan dengan hukum yang berlaku. Perlu

henndaknya dikemukakan pasal-pasal hukum pidana yang relevan dengan hak-hak dan

kewajiban tertuduh, para saksi maupun negara sebagai penuntut. Argumentasi hukum

dari kedua belah pihak serta legal fight yang tampil dalam pemeriksaan pengadilan

hendaknya diusahakan dikemukaan selengkap mungkin dalam pemberitaan.

Page 13: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

DAFTAR PUSTAKA

Soeroso, R. 2002. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

http://erniritonga123.blogspot.com

http://www.scribd.com

http://putracenter.net

http://belajarhukumindonesia.blogspot.com

Page 14: bahankuliahikomunand.files.wordpress.com · Web viewPengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

Hukum dan Etika Pers Hakikat dan Tujuan Hukum

Perbedaan Hukum & Etika

Pedoman Penulisan Berita Hukum

Oleh Kelompok IIMiranda Arizal 0810862003

Putri Rahma Amalia 0810862024

Rara Ficarima 0810862027

Rina Wahyuni 0810862046

Annisa Anindya 0810862047

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2011