42
EVALUASI PROGRAM BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: YENI JUWITA NIM. 120563201009 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 1

jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/JURNAL-YENI.docx · Web viewProgram Beras Sejahtera (Rastra) merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI PROGRAM BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI

KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR

KABUPATEN BINTAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

YENI JUWITA

NIM. 120563201009

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang

disebut dibawah ini :

Nama : YENI JUWITA

NIM : 120563201009

Jurusan/ Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Alamat : Jl. Nusantara KM. 22 Kijang

Nomor Telp : 082387183301

Email : [email protected]

Judul Naskah : EVALUASI PROGRAM BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 2 Agustus 2016Yang menyatakan,

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Agus Hendrayady, M. Si Suradji, M.Si NIDN. 1005087301 NIDN. 1029127803

2

Abstrak

Program Beras Sejahtera (Rastra) merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Keberhasilan program Raskin/Rastra diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi. Program Raskin atau yang kini disebut dengan Rastra ini merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat agar masyarakat sejahtera ini telah berjalan lama, tetapi dalam pelaksanaannya program Raskin/Rastra ini masih terjadi banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi seperti tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu, dan beras yang terkadang kurang layak konsumsi. Maka dalam penelitian ini peneliti perlu mengevaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) ini agar kebijakan suatu program pemerintah ini dapat tercapai tujuan dan manfaatnya.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Informan dari penelitian ini yaitu terdiri dari Sekretaris Lurah 1 (satu) orang, petugas pelaksana distribusi Raskin/Rastra 1 (satu) orang, Ketua RT 4 (empat) orang, dan Masyarakat Penerima Manfaat 6 (enam) orang. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Purposive sampling dan Teknik analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan secara umum belum terlaksana dengan efektif karena masih terdapat beberapa kekurangan dan penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan program Raskin/Rastra tersebut. Oleh karena itu dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa Kinerja petugas dinilai cukup baik, musyawarah dan sosialisasi dinilai tidak efektif, pendataan belum tepat sasaran, keluhan dari masyarakat kurang ditanggapi dengan serius, Kartu Perlindungan Sosial (KPS) tidak berjalan efektif, waktu pendistribusian Rastra masih terjadi keterlambatan, kualitas Rastra yang terkadang kurang layak dikonsumsi, harga Rastra yang belum tepat, dan program Rastra ini belum dapat mensejahterakan masyarakat. Saran peneliti dari penelitian ini adalah sebaiknya keberlanjutan program dalam rangka mensejahterakan masyarakat ini perlu dilakukan dan dievaluasi secara terus-menerus agar tujuan dari program dapat tercapai tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang sering terjadi.

Kata kunci : Kebijakan, Evaluasi, Program Beras Sejahtera (Rastra)

3

Abstract

Programme Prosperous Rice (Rastra) is a food subsidy in the form of rice earmarked for low-income households as government efforts to increase farmers' income, improve food security, rural economic development and stability of the national economy. The success of the programme Raskin/Rastra measured by the level of achievement indicators 6T, which is effective in the right quantity, right price, right time, right quality and right administration. Raskin or what is now referred to Rastra a government policy in order to empower the community to a prosperous community that has been running long, but in actual Raskin/Rastra is still a lot of deviations that occur as not well targeted, not timely, and rice are sometimes less suitable for consumption. In this study the researchers need to evaluate Programme Prosperous Rice (Rastra) is that the policy of a government programme is able to achieve the goals and benefits.

This research was conducted at the Sungai Lekop District of East Bintan Bintan regency. The purpose of this study was to evaluate the Program Prosperous Rice (Rastra) in Sungai Lekop District of East Bintan Bintan regency. The informant of this study is comprised of the Secretary headman 1 (one) person, the executive officer of the distribution of Raskin/Rastra 1 (one), Chairman of the neighborhood (RT) 4 (four) people, and Beneficiaries of 6 (six) people. Withdrawal of the samples used in this study using purposive sampling method and techniques of data analysis in this research by using qualitative descriptive analysis techniques.

The results of this study indicate that Programme Prosperous Rice (Rastra) in Sungai Lekop District of East Bintan Bintan district generally has not applied effectively because there are still some deficiencies and irregularities that occurred in the implementation of the programme Raskin/Rastra it. Therefore, the results of research that has been done, the researchers conclude that the performance officers considered quite good, deliberation and socializing ineffectiveness, data collection not on target, complaints from the public are less taken seriously, Card Social Protection (KPS) has not been effective, Rastra lead times are still delays, quality Rastra are sometimes less suitable for consumption, the price Rastra is not right, and the programme has not been able to prosper Rastra society. Suggestions researcher of this study is better sustainability in the framework of public welfare programs need to be conducted and evaluated on an ongoing basis for the purpose of the programme can be achieved without the distortions that often occur.

Keywords : Policies, Evaluation, Programme Prosperous Rice (Rastra)

4

A. PENDAHULUAN

Seluruh program pembangunan akan dapat berlangsung apabila negara dalam kondisi stabil. Sementara itu stabilitas ekonomi nasional sangat tergantung kepada ketenteraman masyarakat. Kondisi masyarakat yang tenteram akan sangat mendukung perkembangan perekonomian nasional. Salah satu pendukung stabilitas ekonomi nasional adalah tercukupinya persediaan pangan bagi masyarakat. Karena pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar,sehingga apabila rawan pangan akibat krisis multidimensional dapat diatasi, maka sedikit banyak akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar bahan pangan pokok bagi sekitar 95% penduduk Indonesia adalah beras (pedum Raskin, 2015). Oleh karena itu intervensi atau campur tangan pemerintah memiliki peran yang sangat penting guna meminimalkan bahkan menghilangkan masalah-masalah yang kerap muncul. Salah satu bentuk intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah tersebut adalah dengan membuat kebijakan untuk menanggulangi dan mengurangi kemiskinan melalui pemberian bantuan

beras untuk rakyat miskin atau yang lebih populer dikenal dengan “Raskin” (beras miskin).

Raskin (beras miskin) merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Keberhasilan program Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Selain itu Raskin bertujuan untuk meningkatkan atau membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

Berdasarkan Pedoman Umum Raskin Tahun 2015, Dasar hukum atau Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan pelaksanaan program

5

Raskin/Rastra adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-undang No. 18 Tahun 2012, tentang Pangan.

3. Undang-undang No. 47 Tahun 2009, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

4. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan.

5. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG.

6. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

7. Inpres No. 3 Tahun 2012, tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

8. Surat Edaran Mendagri No. 900/2634/SJ Tahun 2013, Tentang Pengalokasian Biaya Penyaluran Raskin dari Titik Distribusi ke Titik Bagi.

Tujuan program Raskin/Rastra adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan dalam bentuk beras. Sedangkan manfaat dari program Rastra (Pedoman Umum Raskin, 2015) adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sasaran, sekaligus mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

2. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di Titik Distribusi), maupun ekonomi (harga jual yang terjangkau) kepada RTS.

3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.

4. Stabilisasi harga beras di pasaran.5. Pengendalian inflasi melalui

intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsisi sebesar Rp. 1.600,-/kg, dan menjaga stok pangan nasional.

6. Membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

Prinsip pengelolaan Raskin/Rastra adalah suatu nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Rastra. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan Rastra. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM), yang maknanya mendorong RTM untuk ikut berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian seluruh kegiatan Rastra baik di desa dan kecamatan, termasuk menerima manfaat atau menikmati hasilnya. Transparansi yang maknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku Rastra terutama masyarakat penerima Rastra yang harus

6

tahu, memahami dan mengerti.

Penetapan penerima manfaat program Raskin/Rastra di desa/kelurahan menggunakan mekanisme musyawarah desa/kelurahan yang dilaksanakan secara transparan dan partisipatif. Musyawarah desa/kelurahan dilakukan untuk menentukan nama-nama calon penerima manfaat untuk ditetapkan sebagai RTM penerima manfaat sesuai dengan sasaran. Daftar RTM Penerima Manfaat Rastra (Format DPM-1) dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh kepala desa/lurah, dan disahkan oleh camat setempat. RTM Penerima Manfaat yang tercantum dalam DPM-1 diberikan identitas berupa tanda tertentu. Mekanisme Musyawarah Desa/Kelurahan lebih rinci diatur oleh Tim Rastra Provinsi atau Tim Rastra Kabupaten/Kota dalam Pedoman Pelaksanaan atau Petunjuk Teknis.

Pagu Raskin adalah alokasi jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin (RTS-PM) atau jumlah beras yang dialokasikan bagi RTS-PM Raskin untuk tingkat nasional, provinsi atau kabupaten/ kota pada tahun tertentu. Penyaluran Raskin sampai pada akhir tahun 2015

yang lalu rata-rata realisasi penyaluran secara nasional mencapai 2,76 juta ton atau 98,94 % dari pagu tahun 2015 sebesar 2,79 juta ton. Bahkan dari 12 provinsi di wilayah Indonesia Barat sebagian besar telah tuntas 100 % menyalurkan raskin yakni Aceh, Riau, Kepri, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung. Prestasi ini mengindikasikan akan tingginya komitmen pemerintah daerah bahwa program ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pada tahun 2015 pagu alokasi Raskin bulan ke-13 dan ke-14 untuk kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebanyak 1.941.960 Kg dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 64.732 RTS-PM. Meskipun pelaksanaan Raskin/Rastra ini sudah berlangsung selama 17 (tujuh belas) tahun, namun perlu juga diperhatikan untuk peningkatan kualitas program sesuai dengan indikator ketepatan (tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, administrasi, kualitas) dan prinsip perencanaan serta pelaksanaan program Raskin/Rastra yang mengacu kepada Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipatif (TAP).

7

Harga beras yang di subsidi pemerintah ini yaitu Rp. 1.600,- /kg di titik distribusi. Kemudian beras tersebut di distribusikan lagi ke masing-masing RT, harga Raskin tersebut menjadi Rp. 2.000,- /kg karena diperhitungkan dengan ongkos transport angkut beras dari Kelurahan masing-masing RW atau RT, dan jumlah RTS-PM dengan kuota beras harus seimbang, karena jika jumlah RTS-PM lebih banyak dari Raskin yang di distribusikan maka akan banyak RTS-PM yang tidak dapat menerima jatah Raskin, yang dirugikan adalah RTS-PM dan akan menyebabkan kecemburuan sosial.

Program Raskin/Rastra merupakan program nasional dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pelaksanaan program Raskin/Rastra diatur melalui juklak/juknis yang telah disusun oleh Pemerintah. Walaupun telah diatur dengan jelas tentang pengelolaan beras Raskin/Rastra, namun pada saat pelaksanaan di lapangan sering terjadi penyimpangan-penyimpangan. Oleh karena itu, pelaksanaan program Raskin/Rastra perlu dievaluasi. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program Raskin/Rastra bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana pelaksanaan program Rastra berjalan khususnya di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Sehingga penelitian berguna untuk memberikan masukan dan sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan efektivitas program Raskin/Rastra di masa yang akan datang, sehingga manfaat Raskin/Rastra benar-benar dirasakan oleh rumah tangga sasaran dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, sehubungan dengan Evaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan masih ditemui gejala-gejala sebagai berikut :

1. Masih terdapatnya beras yang kurang layak dikonsumsi seperti berjamur, berdebu, berbau apek, berkutu, berwarna kehitaman, dan tidak enak dimakan. (Observasi Peneliti, Januari 2016)

2. Masih terdapatnya ketidaktepatan jumlah dan sasaran penerima Rastra.

3. Masih terjadi keterlambatan waktu penyaluran beras ke titik distribusi, dan terdapat kecemburuan sosial yang terjadi diantara masyarakat.

Oleh karena itu, upaya yang dilakukan pemerintah dalam memberikan pelayanan guna mengentaskan

8

kemiskinan serta bentuk upaya pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat nya yaitu dengan di keluarkan nya program baru atau penyempurnaan dari program lama yang berpihak pada rakyat miskin yaitu Rastra (Beras Sejahtera). Berdasarkan kenyataan dalam Program Raskin atau Rastra ini, peneliti melihat ada beberapa kejanggalan yang terjadi pada program Rastra di Kelurahan Sungai Lekop yang diberikan Pemerintah kepada RTS-PM. Peneliti melihat masih terdapat beras yang kurang layak dikonsumsi oleh masyarakat dan masih terdapatnya keluhan masyarakat tentang kualitas dari beras tersebut. Maka berdasarkan permasalahan diatas peneliti perlu melakukan penelitian mengenai : “Evaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan”.

B. Konsep Teori1. Kebijakan

Sebelum membahas lebih lanjut tentang Evaluasi Program, ada baiknya terlebih dahulu dilihat definisi dari Administrasi. Menurut Siagian dalam Silalahi (2009:9), Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerjasama demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut Gie dalam Silalahi (2009:9), Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.

Menurut Arikunto (2014:7), kebijakan merupakan suatu aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kebijakan itu menempel pada lembaga yang sifatnya formal serta kebijakan itu dapat diterapkan pada perorangan, yaitu ketika kita mempunyai rencana untuk melakukan suatu kegiatan. Setelah kebijakan yang berupa rencana tersebut kita laksanakan, kita tentu segera ingin tahu apa yang terjadi, bagaimana keterlaksanaan rencana tersebut, dan bagaimana hasinya. Menurut Cook dalam Wibawa (1994:5), menyatakan bahwa: “Program diturunkan dari kebijakan dan mempunyai beberapa tujuan, setiap tujuan dicapai dengan beberapa tindakan, setiap tindakan mengandung beberapa kriteria untuk mengukur efektivitasnya”.

2. Evaluasi Program

Evaluasi merupakan salah satu tahap penting dalam

9

proses manajemen, evaluasi yang dilakukan akan berguna dalam memberikan feed back (umpan balik) atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program yang telah direncanakan agar pelaksanaan program atau kegiatan tersebut tetap berada pada jalur yang telah ditetapkan sebelumnya, karena itu pelaksanaan evaluasi terhadap program atau kegiatan perlu dilakukan secara rutin, berkesinambungan, dan tegas. Secara umum pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Menurut Dunn (2013:608), evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment). Kemudian menurut Djaali (2008:1), Evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang ditetapkan sebelumnya, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan

keputusan atas objek yang dievaluasi. Sedangkan menurut Arikunto (2014:2) menyatakan bahwa, Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Menurut Tayibnapis (2008:4), Evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif, dimana evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Serta fungsi sumatif, dimana evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi, atau lanjutan. Jadi, evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.

Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya dan sejauh mana tujuan tersebut dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (Riant Nugroho, 2003).

Menurut Wibawa (1994:9), evaluasi kebijakan kiranya bermaksud untuk mengetahui 4 (empat) aspek yaitu: (1) Proses

10

pembuatan kebijakan, (2) Proses implementasi, (3) Konsekuensi kebijakan, dan (4) Efektivitas dampak kebijakan. Selanjutnya Dunn (2013:610) mengembangkan indikator atau kriteria evaluasi kebijakan yaitu sebagai berikut: (1) Efektivitas, (2) Kecukupan, (3) Pemerataan, (4) Responsivitas, (5) Ketetapan.

Menurut Tayibnapis (2008:9-22), Evaluasi suatu program berarti mengumpulkan informasi secara teratur (sistematik) tentang bagaimana program itu berjalan, dampak yang mungkin terjadi atau untuk menjawab pertanyaan yang diminati. Sedangkan menurut Wibawa (1994:10), menjelaskan bahwa agar riset evaluasi berguna untuk memperbaiki program, riset ini harus mengukur tidak saja hasil melainkan juga karakteristik program dan lingkungan (setting)-nya.

Weiss dalam Wibawa (1994: 11) merinci keputusan-keputusan yang dapat diambil atas dasar studi evaluasi beberapa diantaranya adalah:1. Meneruskan atau mengakhiri

program, 2. Memperbaiki praktek dan

prosedur, 3. Menambah atau mengurangi

strategi dan teknik implementasi,

4. Melembagakan program ke tempat lain,

5. Mengalokasikan sumber daya ke program lain, dan

6. Menerima atau menolak pendekatan/teori yang

dipakai sebagai asumsi dari program itu.

Jadi kegiatan evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau program dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki, atau dihentikan kegiatannya.

3. Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Menurut Hasibuan (2006:72), program adalah suatu jenis rencana yang konkret karena didalamnya sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan waktu pelaksanaan. Selanjutnya menurut David & Hawthorn (2006:15), mengartikan program sebagai sejumlah sarana hubungan yang didesain dan diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Sedangkan menurut Herman dalam Tayibnapis (2008:9), Program adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.

Menurut Wibawa (1994:71), karakteristik program yang relevan untuk mengevaluasi keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:

11

1. Karakteristik personel atau staf program

2. Karakteristik penerima program

3. Metode yang dipakai4. Jadwal program5. Ukuran program6. Desakan keluarga terhadap

pengaruh program

Menurut Arikunto (2014:4), apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Jadi, Evaluasi Program menurut Arikunto (2014:18) adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya.

4. Sejarah Program Beras Sejahtera (Rastra)

Penyaluran Raskin sudah dimulai sejak tahun 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut

program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian mulai tahun 2002 diubah menjadi Raskin yaitu subsidi beras bagi masyarakat miskin. Pada tahun 2008 Program ini berubah menjadi Program Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah. Dengan demikian rumah tangga sasaran Program ini tidak hanya Rumah Tangga Miskin, tetapi meliputi Rumah Tangga Rentan atau Hampir Miskin. Penetapan jumlah keluarga miskin yang berhak menerima Raskin adalah sesuai dengan ketentuan pemerintah dalam hal ini Menko Kesra yaitu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kebijakan ini diambil oleh pemerintah agar dalam memberikan subsidi dan mengupayakan bantuan, dapat disalurkan tepat mencapai sasaran.

Raskin telah terdistribusi selama 17 (tujuh belas) tahun, namun selama penyebutan Raskin, kualitas beras yang diedarkan tersebut tidak semakin baik, oleh karena itu pada tahun 2015 istilah Raskin di ubah lagi oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial menjadi Rastra (Beras Sejahtera). Tujuan pemerintah dengan mengganti istilah Raskin menjadi Rastra ini yaitu

12

untuk menghilangkan dan mengubah pandangan atau kesan masyarakat terhadap Raskin tersebut. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan penggantian istilah Raskin menjadi Rastra, karena beras subsidi yang diberikan oleh pemerintah ini merupakan jenis beras yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu jenis beras kualitas medium. Indikator beras kualitas medium ini adalah dengan ciri-ciri tidak berbau apek, tidak berwarna kuning, tidak berkutu, tidak bercampur batu kerikil, tidak berjamur dan layak konsumsi.

Dengan digantinya nama dari Raskin menjadi Rastra tersebut, terminologi miskin yang selama ini disematkan dan sudah populer pada Raskin diharapkan bisa berubah menjadi beras bagi warga sejahtera atau Rastra. Upaya pemerintah dengan mengganti istilah Raskin menjadi Rastra saat ini adalah fokus pada peningkatan kualitas, setelah itu baru pada tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat sasaran. Perbaikan itu dilakukan karena selama ini Pemerintah banyak menerima kritikan soal kualitas Raskin atau Rastra yang cenderung buruk. Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang tetap akan menyalurkan Rastra seperti tahun-tahun sebelumnya.

C. Metode Penelitian1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:11), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain.

2. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di

Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Adapun alasan dasar mengambil penelitian disini adalah :

a. Kelurahan Sungai Lekop memilki peranan yang penting dalam pendistribusian Beras Sejahtera (Rastra) kepada masyarakat yaitu Rumah Tangga Penerima Manfaat (RTS-PM), sehingga perlu diketahui apakah program beras bersubsidi yang diberikan pemerintah ini telah terlaksana dengan baik dan telah sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis yang berlaku.

b. Sepanjang pengetahuan penulis, di Kelurahan Sungai Lekop belum ada yang melakukan penelitian yang menyangkut masalah Evaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) yang diberlakukan.

3. Jenis Dan Sumber Data

13

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah :a. Data primer, yaitu data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang mana data tersebut dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai keinginan peneliti. Sumber data primer pada penelitian ini yaitu berupa wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti secara langsung dilapangan.

b. Data sekunder, adalah data yang berfungsi sebagai pelengkap. Sumber data sekunder dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti data Monografi Kelurahan Sungai Lekop, data-data masyarakat penerima manfaat Rastra di Kelurahan Sungai Lekop, serta arsip-arsip surat dan dokumen-dokumen yang tersedia pada instansi terkait.

4. Informan Informan penelitian adalah

orang yang benar-benar mengetahui atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013:96) Purposive sampling adalah dimana sampel diambil dengan pertimbangan tertentu. Dengan mempertimbangkan bahwa orang

yang diambil sebagai sampel merupakan orang-orang yang mengetahui tentang Program Beras Sejahtera (Rastra) sejak awal dalam pelaksanaannya, sehingga peneliti mendapat informasi yang valid dari pengetahuannya dan pengalaman dalam menentukan responden penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari Sekretaris Lurah sebagai Key Informan, Petugas pelaksana Rastra di Kelurahan Sungai Lekop berjumlah 1 (satu) orang, ketua RT berjumlah 4 (empat) orang, dan Masyarakat Penerima Manfaat Program Rastra sebanyak 6 (enam) orang. Sehingga jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 (dua belas) orang.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan DataDalam penelitian kualitatif,

untuk memperoleh data, fakta, dan informasi di lapangan, peneliti menggunakan teknik dan alat pengumpulan data sebagai berikut :a. Observasi, yaitu pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti secara langsung untuk mengetahui dan mendapatkan informasi serta memperoleh gambaran langsung yang terjadi dilapangan.

b. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

14

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

c. Dokumentasi, yaitu setiap bahan tertulis baik berupa foto, data-data, arsip-arsip, tabel, grafik, dan sebagainya yang terkait dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode dokumentasi ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret menyangkut Evaluasi Program Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

6. Teknik Analisa Data Teknik analisa data dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaaanya, analisis data kualitatif bertujuan pada proses penggalian makna, penggambaran, penjelasan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing. Uraian data jenis ini berupa kalimat-kalimat, bukan angka-angka atau tabel-tabel. Untuk itu data yang didapat harus diorganisir dalam struktur yang mudah dipahami dan diuraikan.

D. PEMBAHASANProgram Beras Sejahtera

(Rastra) merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam bentuk beras subsidi yang diperuntukkan bagi

rumah tangga berpenghasilan rendah untuk meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Keberhasilan program Raskin/Rastra diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi. (Pedum Raskin, 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Evaluasi itu sendiri bertujuan untuk mencari kekurangan dalam sebuah program dan menutupnya agar bagaimana program tersebut dapat mencapai tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

Oleh karena itu, Dalam menganalisis data dan informasi dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori menurut Samudra Wibawa untuk mengevaluasi Program Beras Sejahtera di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Menurut Wibawa (1994:71), karakteristik program yang relevan untuk mengevaluasi keberhasilan

15

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Personel atau Staf Program

Yaitu berkenaan dengan tugas dan pelayanan yang diberikan oleh pelaksana distribusi Program Beras Sejahtera (Rastra) atau pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program Rastra. Indikator nya adalah:

a. Kinerja dari kelompok kerja yang telah ditetapkan untuk menjalankan tugasnya dalam melaksanakan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu hasil kerja yang diberikan oleh pelaksana atau petugas dalam pelaksanaan Program Beras Sejahtera di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Kinerja dari kelompok kerja (pokja) yang telah ditetapkan untuk menjalankan tugasnya dalam melaksanakan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa hasil kerja yang dilakukan oleh petugas dalam menyalurkan beras kepada masyarakat penerima Rastra sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah dari Pemda. Sumber daya manusia yang bertugas dalam bidang pelaksana Program

Beras Sejahtera (Rastra) ini menjalankan tugasnya hanya sendiri, dan Kasi Kesra yang biasanya bertanggungjawab pada pelaksanaan Program ini lagi tidak ada/kosong. Jadi petugas distribusi program Rastra hanya sendiri menjalankan tugasnya mulai dari penyaluran kepada RT sampai administrasi.

b. Musyawarah, Sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu cara atau upaya yang dilakukan oleh Pihak Kelurahan Sungai Lekop dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Program Beras Sejahtera (Rastra).

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator musyawarah, sosialisasi atau penyampaian informasi terkait pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop kepada masyarakat sudah dilakukan. Tetapi musyawarah dan sosialisasi yang dilakukan sangat jarang dilaksanakan kepada masyarakat.

c. Tanggapan atau Respon yang diberikan Pihak Kelurahan Sungai Lekop dalam pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra), yaitu tanggapan atau respon yang diberikan pihak kelurahan atas keluhan dari masyarakat dalam Pelaksanaan

16

Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Tanggapan atau Respon yang diberikan Pihak Kelurahan Sungai Lekop dalam pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) dapat dikatakan bahwa ada keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Keluhan masyarakat ini rata-rata mengenai kualitas Rastra dan ketidakketepatan sasaran penerima Rastra, dan tanggapan atau respon dari masyarakat tersebut diterima oleh pihak Kelurahan.

2. Karakteristik Penerima Program

Yaitu berkenaan dengan ciri-ciri masyarakat yang dinilai layak atau berhak menerima program Beras Sejahtera (Rastra) yang dapat dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Indikator nya adalah:

a. Keadaan Sosial Ekonomi masyarakat penerima manfaat program Beras Sejahtera di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu ciri-ciri atau karakteristik masyarakat yang mendapat program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan yang dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Keadaan Sosial Ekonomi masyarakat penerima manfaat program Beras Sejahtera di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa karakteristik penerima program Rastra dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat dikatakan bahwa masyarakat yang mendapat Rastra ini belum dapat dikatakan tepat sasaran, karena data penerima manfaat masih mengacu atau menggunakan data yang lama. Sehingga terjadi kecemburuan sosial yang terjadi di antara masyarakat. Sementara masyarakat yang seharusnya menerima malah tidak terdaftar sebagai RTS-PM. Dan pihak kelurahan sudah mengupayakan agar penerima beras subsidi ini adalah masyarakat yang keadaan sosial ekonominya benar-benar tergolong rendah seperti masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah, janda, lansia dan masyarakat yang dinilai berhak untuk mendapat Program Rastra di Kelurahan Sungai Lekop ini agar program Rastra ini tepat sasaran.

3. Metode yang Dipakai

Yaitu berkenaan dengan cara atau prosedur yang digunakan dalam pelaksanaa

17

program Beras Sejahtera (Rastra). Indikator nya adalah:

a. Pendataan dalam pelaksaan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu kesesuaian atau ketepatan pendataan yang dilakukan oleh pelaksana Program Rastra di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Pendataan dalam pelaksaan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa pendataan yang dilakukan oleh pihak terkait belum tepat sasaran. Pihak terkait dalam pendistribusian Rastra sudah melakukan pendataan sesuai dengan ketentuannya, namun karena pendataan RTS-PM yang berhak mendapat Rastra ini mengacu pada basis data Terpadu Tim Percepatan Penaggulangan Kemiskinan (TNP2K), maka pendataan masih menggunakan data-data yang lama. Sedangkan keadaan masyarakat di Kelurahan Sungai Lekop mengalami perubahan setiap tahunnya

b. Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang dimiliki masyarakat penerima Manfaat Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop. Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

adalah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan Program Rastra. KPS memuat informasi nama kepala rumah tangga, nama pasangan kepala rumah tangga, satu nama anggota rumah tangga lain, alamat rumah tangga, nomor Kartu Keluarga, dilengkapi dengan kode batang (barcode) beserta nomor identitas KPS yang unik. Bagian depan bertuliskan KPS dengan logo Garuda dan masa berlaku kartu. Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ini dimiliki oleh masyarakat yang mendapat program Rastra sesuai dengan Model Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang dimiliki masyarakat penerima Manfaat Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa belum semua masyarakat memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Hal ini dikarenakan masyarakat yang tidak memiliki kartu tersebut merupakan masyarakat pengganti dari masyarakat sebelumnya yang mendapatkan bantuan beras subsidi Rastra ini.

c. Titik Bagi (TB) Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop.

18

Titik Bagi (TB) adalah tempat atau lokasi Penyerahan Beras Sejahtera (Rastra) dari pelaksana Distribusi kepada masyarakat penerima manfaat Rastra di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Titik Bagi (TB) Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa Titik Bagi tersebut dilaksanakan di setiap rumah ketua RT. Hal ini dilakukan karena petugas ataupun pihak kelurahan menganggap pembagian beras ini dilakukan di rumah RT karena setiap ketua RT lebih mengetahui bagaimana keadaan warganya, dan masyarakat lebih mudah dan terjangkau jika ingin mengambil beras tersebut.

4. Jadwal Program

Yaitu berkenaan dengan waktu pendistribusian Rastra dari titik distribusi hingga ke titik bagi atau kepada rumah tangga penerima manfaat. Indikatornya adalah:

a. Ketepatan waktu pendistribusian Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu waktu pelaksanaan penyaluran Rastra kepada Masyarakat Penerima Manfaat sesuai dengan

rencana penyaluran di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Ketepatan waktu pendistribusian Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa waktu pendistribusian Program Beras Sejahtera (Rastra) ini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau setiap tri wulan sekali. Tetapi waktu pendistribusian tersebut tidak tepat waktu maksudnya, ketika beras dibagikan ke titik bagi tidak ditentukan waktunya dan masih terjadi keterlambatan waktu pembagian beras tersebut kepada masyarakat penerima manfaat.

5. Ukuran Program

Yaitu berkenaan dengan kemasan, jumlah, kualitas, harga dan sistem administrasi dalam pendistribusian Program Rastra kepada masyarakat penerima manfaat. Indikatornya adalah :

a. Kemasan Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu kemasan Rastra yang diterima masyarakat penerima manfaat di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan yang berlogo Bulog.

19

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Kemasan Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa kemasan Beras Sejahtera (Rastra) tersebut berlogo Bulog dengan kuantum 50 Kg/karung atau 15 Kg/karung dan tingkat kepatahannya yaitu 15 %. Dalam pedoman umum (pedum) Raskin tahun 2015 menjelaskan bahwa penyediaan beras untuk Rumah Sasaran Tangga Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin dilakukan oleh perum Bulog dalam kemasan berlogo perum Bulog dengan kuantum 15 kg/ karung dan atau 50 kg/ karung.

b. Jumlah Beras Sejahtera (Rastra) yang diterima masyarakat penerima manfaat di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu ketepatan jumlah Rastra yang diterima masyarakat penerima manfaat di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Jumlah Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop yaitu sebesar 20 Kg/RTS-PM/3 (tiga) bulan atau 15 Kg/RTS-PM/3 (tiga) bulan.

c. Kualitas Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu ketepatan kualitas dari Beras Sejahtera (Rastra) yang memenuhi persyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku. Sehingga beras tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat penerima manfaat Rastra dan meningkatkan kepercayaan serta kepuasan masyarakat terhadap bantuan subsidi Beras Sejahtera (Rastra) yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Kualitas Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa kualitas Rastra yang diterima masyarakat dengan kuantum 15 kg/karung dinilai jelek dan kurang layak konsumsi, beras tersebut berjamur, berdebu, ada kutunya, warnanya yang agak kehitaman, dan tidak enak dimakan/dikonsumsi. sedangkan beras dengan kuantum 50 kg/ karung dinilai bagus dan masih tergolong layak konsumsi. Tetapi walaupun kadang-kadang beras subsidi untuk masyarakat miskin ini jelek, masyarakat tetap mau menerimanya. Namun dari hasil observasi peneliti juga menemukan bahwa jika beras yang diterima kurang layak untuk dikonsumsi oleh

20

masyarakat, terkadang Raskin/Rastra ini tidak benar-benar dimanfaatkan atau dikonsumsi oleh masyarakat tersebut. Beras subsidi yang diberikan pemerintah ini malah digunakan oleh masyarakat tersebut untuk makanan hewan ternak nya (seperti ayam).

d. Harga Beras Sejahtera (Rastra) dan Sistem Administrasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu besaran harga tebus Beras Sejahtera (Rastra) yakni sebesar Rp. 1600,00/kg netto di Titik Distribusi (TD). Dengan kata lain harga tebus Beras Sejahtera (Rastra) tidak memberatkan masyarakat penerima manfaat Rastra dan cukup membantu masyarakat penerima manfaat Rastra di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Sedangkan Sistem Administrasi Program Beras Sejahtera (Rastra) ini maksudnya yaitu penerimaan Harga Tebus Rastra (HTR) dari masyarakat penerima manfaat secara tunai untuk disetorkan ke rekening Bank yang di tunjuk oleh Perum Bulog.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Harga Beras Sejahtera (Rastra) dan Sistem Administrasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa harga tebus yang dibayar

masyarakat penerima manfaat rastra yaitu Rp. 2.000/ kg. Dan sistem administrasinya yaitu dari masyarakat membayar tunai kepada RT, kemudian RT menyerahkan uang HTR (Harga Tebus Raskin) kepada kelurahan, selanjutnya petugas pelaksana distribusi Raskin/Rastra menyetor ke Perum Bulog Sub Divre Tanjungpinang.

6. Desakan Keluarga Terhadap Pengaruh Program

Yaitu berkenaan dengan pengaruh/dampak dari program Rastra terhadap kebutuhan Rumah tangga penerima manfaat. Indikatornya adalah :

a. Tingkat keberhasilan dan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop, yaitu guna mengetahui keefektifan dan tingkat keberhasilan serta kepuasan masyarakat terhadap adanya program bantuan subsidi Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan sementara bahwa untuk indikator Tingkat keberhasilan dan kepuasan masyarakat penerima manfaat program Beras Sejahtera (Rastra) di

21

Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa program Rastra ini baik dan dapat membantu meringankan beban masyarakat penerima manfaat walaupun tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sepenuhnya. Hal tersebut dibuktikan dengan harga beras subsidi yang masih tergolong murah dan dapat terjangkau dibanding harga beras dipasaran yang harganya lebih tinggi. Tetapi dengan adanya program ini tingkat kesejahteraan masyarakat belum dapat dikatakan berhasil, karena masih ada kekurangan yang terjadi pada program Rastra ini.

E. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dilapangan maka pada bab ini peneliti membuat kesimpulan bahwa Evaluasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten bintan secara umum belum terlaksana dengan efektif karena masih terdapat beberapa kekurangan dan penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan program Raskin/Rastra tersebut. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Kinerja petugas pelaksana distribusi Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan dinilai cukup baik karena telah

menjalankan tugas sesuai dengan perintah dari Pemda. Jika dilihat dari musyawarah, sosialisasi yang dilakukan di Kelurahan Sungai Lekop pada pelaksanaan Program Rastra ini dinilai tidak efektif, karena musyawarah, sosialisasi jarang dan tidak rutin dilakukan, dan jika dilihat dari Tanggapan atau Respon yang diberikan Pihak Kelurahan Sungai Lekop dalam pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) dapat dikatakan bahwa keluhan atau pengaduan dari masyarakat ini sebaiknya ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Baik pihak Kelurahan, Kecamatan, maupun pemerintah Kabupaten agar program ini berjalan sesuai dengan indikator keberhasilan Program Rastra.

2. Karakteristik penerima Program dilihat dari Keadaan sosial ekonomi masyarakat penerima Rastra di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan rata-rata keadaannya sama. Dan pihak kelurahan selalu mengupayakan agar penerima beras subsidi ini adalah masyarakat yang keadaan sosial ekonominya benar-benar tergolong rendah di Kelurahan Sungai Lekop ini agar program Rastra ini tepat sasaran. Pendataan dalam pelaksaan Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa pendataan yang dilakukan oleh pihak terkait belum tepat sasaran dan pendataan masih menggunakan data-data yang lama. Menurut peneliti sebaiknya pendataan ini di lakukan setiap tahun karena

22

keadaan masyarakat ada yang mengalami perubahan.

3. Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang dimiliki masyarakat penerima Manfaat Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa tidak berjalan efektif karena masih terdapat masyarakat yang belum memiliki KPS tersebut sebagai syarat sebagai masyarakat penerima program Rastra di Kelurahan Sungai Lekop. Titik bagi pada pelaksanaan program Rastra di Kelourahan Sungai Lekop sudah tepat yaitu di setiap masing-masing Ketua RT yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat penerima manfaat.

4. Ketepatan waktu pendistribusian Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan belum tepat waktu, karena sering terjadi keterlambatan pendistribusian beras dan tidak ada kepastian tanggal ketika beras akan di distribusikan.

5. Kemasan Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa sudah tepat yaitu kemasan Beras Sejahtera (Rastra) berlogo Bulog dengan kuantum 50 Kg/karung atau 15 Kg/karung dan tingkat kepatahannya yaitu 15 %. Hal ini sesuai dengan Pedoman Umum Raskin/ Rastra yang di gunakan, Jumlah Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop yaitu sebesar 20 Kg/RTS-PM/ 3 (tiga bulan) dapat dikatakan bahwa jumlah beras yang diterima masyarakat penerima program Rastra tidak tepat jumlah. Dilihat

dari Kualitas Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa kualitas Rastra masih tergolong layak konsumsi, walaupun kadang-kadang beras subsidi untuk masyarakat miskin ini jelek, tetapi masyarakat tetap mau menerimanya. Harga Beras Sejahtera (Rastra) dan Sistem Administrasi Program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa harga tebus yang dibayar masyarakat penerima manfaat rastra belum tepat walaupun harga tebus tersebut tidak memberatkan masyarakat.

6. Tingkat keberhasilan dan kepuasan masyarakat penerima manfaat program Beras Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop dapat dikatakan bahwa dampak atau pengaruh program Rastra ini baik dan dapat membantu dan meringankan beban masyarakat penerima manfaat walaupun tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

7. Secara keseluruhan, dengan adanya program ini Rastra ini tingkat kesejahteraan masyarakat belum dapat dikatakan berhasil, karena masih ada kekurangan yang terjadi pada program subsidi pemerintah dalam bentuk beras (Rastra) ini.

F. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka terkait dengan Evaluasi Program Beras

23

Sejahtera (Rastra) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan, peneliti menyarankan bahwa sebaiknya Program Rastra ini perlu dilanjutkan, atau dapat terus dijalankan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Perlunya penambahan frekuensi sosialisasi program Rastra baik kepada masyarakat penerima manfaat maupun petugas distribusi Rastra agar memahami tentang hak dan kewajiban dari penerima program Rastra. Perlu adanya peningkatan komunikasi, koordinasi dan kerja sama yang lebih baik antar lembaga pemerintah penentu kebijakan dengan masyarakat penerima manfaat Rastra.

2. Pendataan jumlah penerima Rastra harus segera ada pembaharuan secara cepat dan tepat apabila terjadi perubahan, baik pertambahan maupun kematian atau perpindahan penduduk. Pendataan yang dilakukan pihak terkait seharusnya secara objektif dan lebih teliti dalam menetapkan penduduk berkategori miskin/kurang mampu, sehingga semua masyarakat miskin/kurang mampu terdaftar sebagai rumah tangga sasaran program Rastra, sehingga tidak ada kecemburuan sosial maupun konflik di antara masyarakat.

3. Kualitas beras perlu ditingkatkan lagi agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat dan pendistribusian beras seharusnya dapat tepat waktu dan tepat

jumlah, serta tepat harga agar bagi masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan Raskin/Rastra ini dapat benar-benar terbantu sesuai dengan tujuan dari program Raskin/Rastra yaitu dapat mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Penerima Manfaat (RTS-PM) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.

4. Proses pengaduan seharusnya berjalan berdasarkan suatu sistem atau mekanisme yang menjamin masyarakat dapat menyampaikan pengaduannya secara mudah dan murah, ada pejabat khusus yang dapat menangani pengaduan tersebut, kejelasan waktu penyelesaiannya dan hasil akhir dari pengaduan tersebut. Dalam hal ini, pemerintah perlu segera mengoptimalkan fungsi infrastruktur pengaduan masyarakat disetiap tingkat pemerintahan dan daerah untuk menampung dan menyelesasikan berbagai pengaduan masyarakat menyangkut Program Raskin/Rastra. Pemerintah perlu melatih petugas penanganan pengaduan yang proaktif dan sensitif.

5. Harapan peneliti dalam penelitian ini bahwa Program Rastra yang merupakan program bantuan dari pemerintah dalam bentuk beras untuk keluarga miskin ini hendaknya bisa memberdayakan masyarakat miskin agar mereka kelak bisa keluar dari kemiskinan tersebut. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat miskin merupakan salah satu

24

faktor kunci bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat secara umum yang juga perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait.

6. Keberlanjutan program dalam rangka mensejahterakan masyarakat ini perlu dilakukan dan dievaluasi secara terus-menerus agar tujuan dari program dapat tercapai tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang sering terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basaid, A. Saad. 1995. Evaluasi Kinerja dan Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Bina Aksara.

Djaali, Puji Mulyono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Dunn, William N. 2013. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gtadja Mada University Press

Hasibuan, SP. Malayu. 2001. Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Islamy, M. Irfan. 2009. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Lendriyono Fauzik, Su’adah, dkk. 2007. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunanan Kesejahteraan

Sosial. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Nugroho D, Riant. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Silalahi, Ulbert. 2009. Studi Tentang Ilmu Administrasi : Konsep. Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto. 1998. Penelitian Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Sosial RI.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wibawa, Samudra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta: PT. Media Pressindo

Jurnal :

Nurhayati. “Evaluasi Program Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Kampung Bulang Kecamatan Tanjungpinang Timur Kota Tanjungpinang Pada Tahun 2012”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. 2014.

25

Citra Gustianda. “Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Kelurahan Kisaran Baru Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan”. 2014.

Dokumen-dokumen :

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji. 2011. Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian Dan Skrips Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2014. Pedoman Umum Raskin 2015

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Kabupaten Bintan Tahun 2015

Website :

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/sosialisasi-raskin-2016-wilayah-indonesia-barat

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/sosialisasi-raskin-2016-wilayah-indonesia-barat#sthash.X2l9FKlL.dpuf

26