184
STRUKTUR MUSIK, PENGGUNAAN, DAN FUNGSI DRUM BAND CANKA DHIRA DHARMA YON ZIPUR I/DD KODAM I BUKIT BARISAN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: H.A. MARTHIN TAMBUNAN NIM: 090707021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

· Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

STRUKTUR MUSIK, PENGGUNAAN, DAN FUNGSI DRUM BAND

CANKA DHIRA DHARMA YON ZIPUR I/DD KODAM I BUKIT

BARISAN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: H.A. MARTHIN TAMBUNAN

NIM: 090707021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2013

Page 2: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

STRUKTUR MUSIK, PENGGUNAAN, DAN FUNGSI MARCHING BAND CANKA DHIRA DHARMA YON ZIPUR I/DD

SKRIPSI SARJANA

OLEH

NAMA: H.A. MARTHIN TAMBUNAN NIM: 090707021

DisetujuiPembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Heristina Dewi, M.Pd. Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.NIP 196605271994032010 NIP 196512211991031001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAFAKULTAS ILMU BUDAYADEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGIMEDAN2013

Page 3: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Drum band merupakan sebuah ansambel1 yang memainkan sejumlah

kombinasi alat musik tiup dan pukul (perkusi). Drum band berasal dari dua kata

dalam bahasa Inggris yaitu drum dan band. Drum berarti sebuah alat musik yang

dipukul atau ditabuh, biasanya menggunakan stik (pemukul). Sedangkan band

adalah bentuk gabungan alat musik yang berfungsi sebagai melodi dalam suatu

lagu yang terdiri dari alat musik tiup, alat musik perkusi yang bernada, serta

ditambah dengan cymbal. Beberapa alat yang digunakan adalah bellyra, trumpet,

pianika, maupun rekorder. Dalam permainannya terdapat aksi baris-berbaris

(military style) yang membentuk formasi dengan pola tertentu (seperti bentuk

bintang dan lingkaran) dan diiringi tarian oleh pembawa bendera dan mayoret.2

Pada umumnya drum band dapat kita jumpai pada angkatan militer, kepolisian,

sekolah-sekolah, dan organisasi seperti PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia).

1Menurut Virginia Tech Multimedia Music Dictionary, ansambel adalah “A group of musicians that perform as a unit.” (www. music,vt.edu/musicdictionary). Maknanya dalam bahasa Indonesia yaitu pertunjukan sekelompok musisi sebagai suatu kesatuan. Dalam bentuk ensambel ini diperlukan kerjasama permainan yang bersifat paduan ritmis dan melodis atau bahkan harmoni sekali gus. Di Sumatera Utara terdapat juga berbegai jenis ensambel musik seperti Ensambel Bukit Barisan, Drum Band Sinar Husni, ensambel musik tradisional seperti gondang sabangunan (Batak Toba), ensambel gonrang bolon (Simalungun), dan lain-lainnya.

2Mayoret adalah pemimpin atau komandan dari semua anggota drum band yang memiliki tugas untuk memberikan aba-aba atau isyarat kepada para pemain untuk memainkan alat musiknya.

1

Page 4: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Oleh sebab itu, pada zaman sekarang ini, drum band bukanlah hal yang asing

untuk kita lihat atau dengar.

Dalam tulisan ini, drum band yang dimaksud akan dibahas adalah drum

band yang terdapat di dalam intitusi militer. Namun dalam pembahasan ini, istilah

drum band yang digunakan atau yang disebutkan oleh para militer (dalam kasus

ini oleh anggota militer Yon Zipur Kodam I Bukit Barisan,3 lazim menyebutkan

nama kelompoknya sebagai “Drum Band Yon Zipur I Dhira Dharma”) menurut

penulis sudahlah merupakan ensambel marching band. Alasannya adalah dalam

pengaplikasian permainan yang ditampilkan oleh kelompok musik militer ini,

format yang digunakan adalah format marching band.4

3Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam rangka pertahanan dan keamanan nasionalnya, maka secara organisasi militer, dibagi ke dalam 13 Kodam (Komando Daerah Angkatan Militer) dan didukung oleh Kodim-kodim (Komando Daerah Inti Militer), yang diperinci sebagai berikut. 1. Kodam Iskandar Muda, 2. Kodam I Bukit Barisan, 3. Kodam II Sriwijaya; 4. Kodam Jaya; 5. Kodam III Siliwangi, 6. Kodam IV Diponegoro, 7. Kodam V Brawijaya; 8. Kodam VI Mulawarman; 9. KodamVII Wirabuana; 10. Kodam IX Udayana; 11. Kodam XII Tanjungpura; 12. Kodam XVI Patimura, dan 13. Kodam XVII Cendrawasih. Kodam I Bukit Barisan terdiri dari: Korem 022 Pantai Timur; Kodim 0202; Kodim 0203 Langkat; Kodim 0204 Deli Serdang; Kodim 0207 Simalungun; Kodim 0208 Asahan; Kodim 0209 Labuhan Batu; Korem 023 Kawal Samudera; Kodim 0205 Tanah Karo; Kodim 0206 Dairi; Kodim 0210 Tapanuli Utara; Kodim 0211 Tapanuli Tengah; Kodim 0212 Tapanuli Selatan; Kodim 0213 Nias; Korem 031 Wirabima; Kodim 0301 Pekanbaru; Kodim 0302 Indragiri Hulu; Kodim 0303 Bengkalis; Kodim 0313 Kampar; Kodim 0314 Indragiri Hilir; Korem 032 Wirabraja; Kodim 0304 Agam; Kodim 0305 Pasaman; Kodim 0306 Limapuluh Kota; Kodim 0307 Tanah Datar; Kodim 0308 Padang Pariaman; Kodim 0309 Solok; Kodim 0310 Sawahlunto; Kodim 0311 Pesisir Selatan; Kodim 0312 Padang; Kodim 0319 Mentawai; Kodim 0320 Bukittinggi; Kodim 0321 Pasaman Barat; Korem 033Wira Pratama; Kodim 0315 Kepulauan Riau; Kodim 0316 Batam; Kodim 0317 Karimun; Kodim 0318 Natuna Tanjung Pinang; Kodim 0201 BS Medan (Sumber: Kodam I Bukit Barisan, 2013).

4Kita tahu bahwa marching band merupakan sebuah ansambel yang terdiri dari drum section (kelompok alat musik pukul) dan brass section (kelompok alat musik tiup). Sedangkan drum band merupakan sebuah ansambel yang terdiri dari

2

Page 5: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Sejarah kemiliteran Indonesia sendiri dibentuk pada tanggal 5 Oktober

1945. Angkatan perang pertama Indonesia yang disebut Tentara Keamanan

Rakyat (TKR) ini, kemudian diganti menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)

pada tanggal 24 Januari 1946. Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-

barisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada

tanggal 5 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk

mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata

tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam sejarahnya, TNI

pernah digabungkan dengan Polisi Republik Indonesia (POLRI). Gabungan ini

disebut Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Namun sesuai

Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI, pada

tanggal 19 Oktober 2004 TNI dan POLRI telah sah dipisahkan (www.anri.com).

Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini dibagi atas tiga angkatan bersenjata,

yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.

Sedangkan TNI Angkatan Darat ini sendiri memiliki tiga kekuatan, yakni

Kekuatan Terpusat (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan Komando

Angkatan Khusus), Kekuatan Kewilayahan (Komando Daerah Militer, Komando

Resort Militer, Komando Distrik Militer), dan Kekuatan Badan Pelaksana Pusat.

drum section saja. Permainan yang ditampilkan oleh kelompok militer ini merupakan gabungan dari kedua drum section dan percution section. Oleh sebab itu, berdasarkan pertunjukannya bahwa kelompok musik militer ini merupakan sebuah kelompok marching band, yakni Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma, walau juga lazim menyebutkan kelompoknya sebagai Drum Band Yon Zipur I Dhira Dharma.

3

Page 6: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Di Indonesia, terdapat tiga belas Komando Daerah Militer (Kodam) yang salah

satunya merupakan Kodam1 Bukit Barisan yang terdapat di Medan.

Yon Zipur 1 Dhira Dharma yang terdapat di Kecamatan Helvetia ini

merupakan satuan dari Kodam Bukit Barisan. Kelompok batalion tentara ini

merupakan tempat dimana marching band Zipur 1 Dhira Dharma berada.

Menurut sejarahnya, marching band yang dulu dikenal sebagai musik

perang atau musik militer ini dipercaya dapat menginspirasi dan mendukung jiwa

para prajurit dalam berperang. Seperti yang ditulis oleh Camus (1993):

Music has been used to encourage the troops and to raise their spirits both in battle and during the difficult moments before and after the conflict. [Musik telah digunakan untuk mendorong pasukan dan untuk meningkatkan semangat mereka baik dalam pertempuran dan pada saat-saat sulit sebelum dan setelah konflik] (Camus,1993: 3).

Dari penjelasan tersebut, dapat kita lihat bahwa marching band memiliki

penggunaan dan fungsi. Namun dalam hal ini penggunaan itu adalah dalam

konteks perang. Pertanyaannya adalah jika marching band itu awalnya digunakan

saat perang zaman dulu, lantas apakah marching band itu masih digunakan pada

saat perang masa kini atau untuk keperluan di luar perang? Tentu saja jawabannya

masih ada, dan bahkan berkembang semakin banyak tidak hanya di kalangan

militer saja tetapi sudah ada di kalangan masyarakat biasa seperti di sekolah-

sekolah dan organisasi-organisasi marching band di luar sekolah. Setelah

pertanyaan di atas, muncul pertanyaan berikutnya yang mana kita jelas tahu

bahwa zaman dulu penggunaan marching band itu semata-mata untuk tujuan

perang yakni untuk mendukung semangat jiwa prajurit dalam berperang agar tidak

4

Page 7: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

takut dan mundur. Pertanyaannya adalah, untuk apa dan apa penggunaan dan

fungsi marching band (dalam hal ini yang ada di militer, sesuai dengan judul)

yang ada sekarang ini, terutama di Yon Zipur I Dhira Dharma?

Dalam kenyataannya, rasa semangat atau rasa nasionalisme yang

diungkapkan para militer menunjukkan bahwa musik yang dimainkan marching

band ini mempunyai daya sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa atau emosi

pada anggota militer tersebut. Hal ini dapat kita jumpai ketika suatu upacara

berlangung. Lebih tepatnya lagi saat baris-berbaris menuju lapangan, atau ketika

bubar dari lapangan. Seluruh anggota militer akan ikut bernanyi dan bersorak-

sorai dengan semangat sementara marching band tersebut dimainkan. Selain itu

fungsi hiburan juga merupakan salah satu fungsi dari permainan drum band yang

ada pada militer saat ini. Pengaplikasiannya di lapangan dapat kita lihat ketika

marching band ini melakukan pawai yaitu bermain berkeliling di lingkungan

masyarakat sekitar. Jelas bahwa ketika marching band itu dimainkan di depan

kalangan umum, masyarakat yang menonton dengan antusias menyaksikannya

karena mereka merasa terhibur. Bahkan masih dalam konteks pawai tersebut, kita

dapat menemukan fungsi musik yang lain. Kadang kala mereka (marching band

Zipur I Dhira Dharma) diundang oleh pihak-pihak tertentu untuk pawai bersama.

Ketika ditanya alasan mereka mengikuti undangan tersebut, maka jawaban yang

kita dapat adalah kontribusi. Mereka harus memberikan kontribusi untuk

meramaikan acara pawai tersebut. Menurut pengamatan saya, tindakan itu dapat

5

Page 8: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

dikategorikan ke dalam fungsi pengintegrasian masyarakat,5 karena hal itu jelas

sudah menimbulkan kebersamaan dalam suatu masyarakat yang mempunyai

sistem nilai6 dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Secara tidak langsung

menurut saya para anggota militer yang memainkan marching band tersebut,

sudah menghasilkan suasana kesatuan, kerukunan dan kebersamaan dalam

menjaga kesinambungan terhadap masyarakat.

Dalam proses observasi yang saya jalani, saya menemukan beberapa

kejadian dimana marching band Zipur I Dhira Dharma ini dimainkan. Di

antaranya adalah, upacara rutinitas setiap hari Senin, upacara rutinitas setiap

tanggal 17 setiap bulannya, upacara Pedang Pora,7 upacara Hari Ulang Tahun

Komando Daerah Angkatan Militer (Kodam), upacara kunjungan Kepala Staf

Angkatan Darat (Kasad) TNI, pawai tahunan, pawai di kecamatan, mengikuti

acara festival, bahkan pada acara Pesta Rakyat Danau Toba (PRDT). Secara

5Fungsi pengintegrasian masyarakat merupakan salah satu dari sepuluh fungsi musik menurut Alan P Merriam. Pengintegrasian masyarakat dalam kegiatan yang mereka lakukan ini adalah sebagai kontribusi keebersamaan sosial antara angkatan perang dalam hal ini Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia, dengan masyarakat sipil. Artinya bahwa tentara dan rakyat perlu bekerjasama dalam rangka bela negara yang dikonsepkan sebagai wawasan nusantara, yaitu suiatu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan nasional. Yang perlu dipertahankan adalah kesatuan sosial dan negara dari semua tantangan, gangguan, dan hambatan.

6Dalam hal ini, sistem nilai yang dimaksud mengacu kepada nilai-nilai yang ada pada Pancasila yakni terutama pada sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Persatuan Indonesia adalah merupakan wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan nasional. Intinya adalah segenap warga Indonesia adalah menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dari negara bangsa ini. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan, dan juga merasa sebagai saudara dalam satu negara besar.

7Upacara Pedang Pora adalah sebuah tradisi pada lingkungan perwira TNI untuk memberikan penghormatan ketika perwira tersebut sedang melangsungkan pernikahan. Pedang Pora itu sendiri memiliki pengertian janji/sumpah pedang.

6

Page 9: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa marching band ini pada umumnya

dimainkan pada upacara saja. Namun dari yang saya amati, saya menggolongkan

jenis permainan drum band ini ke dalam dua kategori berdasarkan tujuannya,

yaitu tujuan militer dan tujuan non-militer. Kategori Tujuan Militer ini

maksudnya adalah marching band yang dimainkan berada dalam konteks upacara

rutinitas yang berada di bawah naungan agenda Kodam/Yon Zipur. Contohnya

seperti upacara setiap hari Senin, upacara setiap tanggal 17, Hari Ulang Tahun

Kodam, upacara hari besar nasional, kunjungan Kasad, pada acara Pedang Pora,

dan lain-lain. Sedangkan kategori tujuan non-militer adalah marching band yang

dimainkan berada dalam konteks upacara di luar agenda Kodam/Yon Zipur.

Seperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari

kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival marching band,

dan kegiatan-kegiatan yang di dalamnya ada upacara sehingga marching band

ikut diserta mainkan (pada 18 Maret 2013 yang lalu diadakan turnamen futsal

terbuka di Yon Zipur, sebelum turnamen dimulai diadakan upacara terlebih

dahulu).

Melihat uraian fungsional tersebut, penggunaan marching band pada militer

saat ini sangat berkembang dan jauh berbeda dengan sejarah penggunaan

marching band pada awalnya. Tentu hal ini menurut saya menggenapi isi dari

salah satu objek kajian etnomusikologi yang menyebutkan bahwa musik sebagai

budaya yang aktif.8 Penggunaan marching band (pada militer) yang semakin

8Music as creative activity (Merriam, 1960:10). Bahwa musik adalah sebagai salah satu aktivitas kreatif di bidang seni, yang unsur utamanya adalah bunyi-bunyian. Musik sendiri biasanya dibentuk oleh dimensi ruang dan waktu.

7

Page 10: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

banyak inilah, yang menjadi latar belakang saya sehingga tertarik untuk

mengkajinya lebih jauh dengan membuat sebuah kajian ilmiah dengan judul:

Struktur Musik, Penggunaan, dan Fungsi Marching Band Canka Dhira

Dharma, Yon Zipur I/DD.

1.2 Pokok Permasalahan

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka

saya membuat pembatasan masalah dalam bentuk pokok permasalahan. Adapun

pokok permasalahan dalam tulisan ini sesuai dengan pendekatan Etnomusikologi

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur musik yang disajikan oleh marching band Canka I

Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD?

2. Bagaimana penggunaan dan fungsi yang terdapat dalam marching

band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD dalam konteks militer

dan non-militer?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ruang mencakup tangga nada dan elemen-elemennta, sedangkan waktu adalah mencakup cepat lambat, meter, waktu penyajian, tanda birama, dan lain-lain. Dengan unsur-unsur inilah komposer dan seniman melakukan aktivitas kreatifnya.

8

Page 11: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan dan fungsi yang

terdapat dalam marching band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur

I/DD dalam konteks militer dan non-militer,

2. Untuk mengetahui musik dan lagu-lagu yang disajikan oleh

marching band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menjadi bahan infomasi tentang marching band (terlebih pada

militer) yang dapat dipergunakan pada jurusan etnomusikologi .

2. Memperluas pengetahuan dan wawasan penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa studi di jurusan

etnomusikologi.

3. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada para akademis,

masyarakat, serta pihak-pihak yang berkepentingan.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Penulisan ini berisi suatu kajian tentang struktur musik serta penggunaan

dan fungsi marching band pada militer, dalam hal ini studi kasus pada Yon Zipur

I Dhira Dharma. Pada umumnya marching band yang ada di Yon Zipur I Dhira

Dharma ini, dimainkan saat adanya acara formalitas, yaitu dalam konteks upacara.

9

Page 12: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Meskipun penelitian ini berbicara tentang penggunaan dan fungsi, namun

studi etnomusikologi dalam konteks musik tidak lepas dari tulisan ini. Kita tahu

bahwa salah satu fokus materi pengkajian ilmu etnomusikologi adalah

menganalisis tentang materi-materi musik itu sendiri baik berupa kajian

instrumen ataupun unsur musik itu sendiri. Pada kasus ini saya akan lebih banyak

membahas tentang unsur musik pada permainan marching band yang ada di

satuan batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma . Struktur musik yang dimaksud pada

judul tulisan ini memiliki maksud untuk mengungkapkan beberapa karakteristik

dalam mendeskripsikan melodi sesuai dengan teori yang diungkapkan William P.

Malm dalam teori weight scale. Teori tersebut mencakup (1) tangga nada (scale),

(2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada

(frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7)

formula melodik (melodie formula), (8) kontur (contour). Selain ITU JUGA

AKAn diuraikan tentang struktur ritme yang dipakai dalam ensambel marching

band ini.

Penggunaan yang dimaksud pada judul tulisan ini mengacu kepada

pemakaian drum band pada setiap upacara yang diikuti oleh drum band Yon

Zipur I Dhira Dharma. Dalam kasus ini, penulis membahas kapan mereka

bermain, di mana saja mereka bermain, dan bagaimana mereka menyajikan

permainannya. Sedangkan fungsi yang dimaksud di sini adalah untuk menjelaskan

tujuan dari drum band itu dimainkan. Tujuan ini dijelaskan berdasarkan teori

fungsi yang dijabarkan oleh Alan P. Merriam tentang sepuluh fungsi musik.

10

Page 13: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Marching band berasal dari kata marching dan band. Menurut Virginia

Tech Multimedia Music Dictionary, marching adalah berjalan berkeliling sambil

melakukan parade .Sedangkan band adalah kumpulan atau gabungan dari

beberapa alat musik (dalam hal ini drum section dan brass section) . Kata band

pada marching band ini juga memiliki makna sebagai bentuk gabungan alat musik

yang berfungsi sebagai melodi dalam suatu lagu yang terdiri dari alat musik tiup,

alat musik perkusi yang bernada, serta ditambah dengan cymbal. Beberapa alat

yang digunakan adalah bellyra, trumpet, pianika, maupun rekorder (Sudrajat,

2005). Beberapa alat musik yang terdapat pada marching band Yon Zipur I Dhira

Dharma adalah snare drum, tenor/alto drum, bass drum, bellyra, dan thrumpet. Di

samping itu, marching band yang terdapat pada Yon Zipur I Dhira Dharma ini

memiliki unsur pendukung yang disebut color guard, yaitu sekelompok anggota

marching band yang khusus sebagai pelengkap kegiatan dengan menggunakan

tari dan atraksi. Selain itu terdapat juga seorang mayoret yaitu pemimpin atau

komandan dari semua anggota marching band yang memiliki tugas untuk

memberikan aba-aba atau isyarat kepada para pemain untuk memainkan alat

musiknya. Namun dalam penyajiannya, marching band Yon Zipur I Dhira

Dharma ini tidak selalu mengikutsertakan color guard dalam setiap

permainannya. Mereka akan diikutsertakan ketika mengadakan pawai, atau ketika

mengikuti acara festival.

Yon Zipur I Dhira Dharma nama satuan yang berdiri di bawah naungan

Komando Daerah Militer I Bukit Barisan. Satuan ini dikenal dengan nama Zipur,

11

Page 14: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

yang merupakan singkatan dari zeni tempur. Kegiatan mereka berlokasi di Jalan

Mesjid, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia.

1.4.2 Teori

Untuk mengkaji penggunaan dan fungsi ensambel musik pada tulisan ini,

saya menggunakan teori fungsional yang dikemukakan oleh Alan P Merriam

dalam bukunya yang berjudul The Anthropology of Music pada Bab XI dengan

perikop uses and functions (penggunaan dan fungsi). Teori ini menjelaskan

tentang kegunaan musik yang menyangkut cara pemakaian musik dalam

konteksnya, sedangkan fungsi musik menyangkut tujuan pemakaian musik dalam

pandangan luas. Menurut hematnya, Alan P. Merriam menjabarkan sepuluh fungsi

musik pada umumnya, yaitu: (1) fungsi engungkapan emosional, (2) penghayatan

estetis, (3) hiburan, (4) komunikasi, (5) perlambangan, (6) reaksi jasmani, (7)

norma-norma sosial, (8) pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, (9)

kesinambungan kebudayaan, dan (10) pengintegrasian masyarakat.

Dalam menganalisis aspek struktur musiknya, saya mengikuti teori yang

dikemukakan oleh Malm (1977:8). Teori yang ditawarkan oleh Malm ini disebut

weighted scale (“bobot tangga nada”). Pada prinsipnya teori ini menganalisis

delapan unsur yang terdapat dalam melodi seuatu musik, yaitu: (1) tangga nada,

(2) nada dasar, (3) interval, (4) pola-pola kadens, (5) formula melodi, (6) kontur,

(7) wilayah nada, dan (8) distribusi nada.

12

Page 15: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Untuk mengkaji makna-makna yang terdapat dalam segala aktivitas

ensambel Zipur I Dhira Dharma, seperti pakaian, lambang macan, gerakan pedang

Pora, warna, dan lain-lain, penulis menggunakan teori semiotika. Menurut

Widaryanto (2007:170), penanda identitas yang menandai sebuah kelompok dari

yang lainnya mestinya penting dikenali sebagai simbolisasi dari sebuah kelompok,

simbol-simbol yang dipakai umumnya segera dapat dikenali dan tidak salah lagi

dalam menandai suatu kelompok tersebut. Oleh karena itu, selain aspek

musikologisnya, tulisan ini juga berbicara tentang semiologi, yaitu perlambangan.

Teori ini dapat dipakai untuk mengkaji atribut-atribut yang digunakan pada

seragam marching band yang dipakai oleh pemain musik, color guard, ataupun

mayoret. Secara keseluruhan, semua atribut yang digunakan berkaitan erat dengan

lambang batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma. Teori Semiotika ini juga dapat saya

gunakan pada saat upacara Pedang Pora. Dalam upacara ini, ada beberapa gerakan

yang dimainkan oleh anggota militer dengan menggunakan pedang. Gerakan-

gerakan itu dilakukan saat mengiringi pengantin berjalan masuk ke dalam ruangan

resepsi. Setiap gerakan memiliki makna-makna tersendiri dan identik dengan

kehidupan seorang militer.

1.5. Metode dan Teknik Penelitian Lapangan

13

Page 16: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode

analisis deskriptif, yakni menggambarkan keadaan bagaimana musik marching

band ini dimainkan, lalu menganalisisnya kemudian berdasarkan teori yang

dipelajari di dalam studi etnomusikologi. Data deskriptif (berupa kata-kata

tertulis atau lisan) yang akan dianalisis tersebut diperoleh dengan cara penelitian

kualitatif.

Untuk mendapat gambaran tentang fenomena musikal dalam upacara yang

diikuti marching band ini, maka dilakukan transkripsi terhadap musik yang

dipakai dalam upacara tersebut. Nettl dalam tulisannya (1964:99-103)

menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk mempelajari aspek-

aspek detail pada suatu musik dengan dua pendekatan ; pertama menganalisa dan

mendeskripsikan apa yang didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat

dan menuliskannya di atas kertas dengan suatu cara penulisan tertentu.

Dalam melakukan penelitian ini, saya melakukan beberpa tahapan kerja,

yaitu: (1) studi kepustakaan; (2) teknik pengumpulan data berupa observasi,

pemilihan informan, wawancara, perekaman, dan (3) kerja laboratorium. Studi

lapangan adalah untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis

terutama yang berkaitan dengan musik dalam kemiliteran. Pengumpulan data di

lapangan adalah untuk mendapatkan fenomena yang akan dianalisis baik itu guna,

fungsi, maupun struktur musiknya. Selanjutnya dalam kerja laboratorium akan

dimuat oleh kerja seperti transkripsi, analisis, uraian sosial budaya, dan penulisan

dalam bentuk skripsi.

14

Page 17: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

1.5.1 Studi Kepustakaan

Sebelum melakukan kerja di lapangan, saya terlebih dahulu melakukan studi

pustaka yaitu dengan mencari informasi dan referensi sebagai literatur untuk

mendukung tulisan ini supaya relevan dengan permasalahan yang dibicarakan.

Beberapa informasi dan referensi yang berhubungan dengan tulisan inin adalah

sebagai berikut.

(1) Skripsi Inta Junia Hasugian yang berjudul “Deskripsi Pengelolaan

Organisasi, Latihan, Serta Struktur Musik Marching Band Sinar Husni Medan.”

Di dalam skripsi ini Inta Junia Hasugian mendeskripsikan tata cara pengelolaan,

dan latihan yang dilakukan kelompok Marching Band Sinar Husni Medan.

Kemudian ia juga menganalisis beberapa lagu yang lazim digunakan oleh

kelompok ini dalam pertunjukannya dengan pendekatan etnomusikologis.

(2) Diktat perkuliahan mata kuliah Etnomusikologi oleh A.M. Susilo

Pradoko, M.Si. Dalam buku yang diunggah dalam bentuk PDF ini, Pradoko

menjelaskan prinsip-prinsip dasar etnomusikologi, baik itu definisi, ruang lingkup

kajian, dan terutama metode dan teori di dalam etnomusikologi.

(3) Alan P Merriam dalam bukunya yang bertajuk The Anthropology

of Music (1964), membahas secara luas apa itu etnomusikologi, metode dan teori

yang digunakan, enam ruang lingkup kajian etnomusikologi, penggunaan dan

fungsi musik, musikd an dinamika kebudayaan, musik dan antarasa modalitas,

dan lain-lain. Inti dari buku ini adalah bagaimana seorang etnomusikolog melihat

15

Page 18: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

musik dalam kebudayaan manusia, yang tujuannya adalah untuk memahami

karakter manusia yang menghasilkan musik sedemikian rupa itu.

(4) Raoul F Camus dalam bukunya Military Music (1976). Dalam

buku ini beliau banyak mengungkapkan sejarah musik militer yang terdapat di se

antero dunia baik itu di belahan Amerika.

Mengenai penggunaan marching band di militer ini, saya mendapat

informasi dari beberapa informan seperti Letnan Virgo sebagai koordinator

sekaligus pelatih marching band Canka Dhira Dharma, Letnan Nurman sebagai

calon koordinator, dan Sersan Antorikson Sinaga selaku mayoret pada marching

band Canka Dhira Dharma.

1.5.2 Observasi

Saya melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian di mana

drum band ini akan bermain. Contoh kasus diantaranya, di KODAM Bukit

Barisan saat melakukan upacara rutinitas setiap tanggal 17 tiap bulannya, di Yon

Zipur I Dhira Dharma Helvetia ketika melakukan upacara rutinitas setiap hari

Senin, ketika melakukan pawai, dan pada saat melakukan upacara-upacara

lainnya, di tempat di mana anggota militer melangsungkan acara pernikahannya

dan dalam kasus ini saya pernah ikut menghadiri upacaranya di Jalan Kuini di

Kota Binjai.

Dalam proses perekaman, saya menggunakan alat bantu pengamatan seperti

kamera digital dan video kamera digital. Dengan menggunakan alat bantu

16

Page 19: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

pengamatan tersebut saya dapat mengumpulkan foto-foto, dan rekaman video

yang dibutuhkan untuk mengumpulka data-data yang dibutuhkan dalam tulisan

ini. Alat bantu yang dipakai adalah kamera Casio Exilim tipe EX-S880.

1.5.3 Wawancara

Dalam teknik wawancara, saya melakukan wawancara berencana di mana

sebelumnya telah tersedia daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

Namun dalam wawancara tersebut, pembicaraan bersifat informal dan spontan.

Adakalanya pertanyaan akan berkembang sesuai dengan pembicaraan, tetapi

penulis tetap berpusat kepada inti permasalahan dan tujuan penelitian.

1.5.4 Kerja Laboratorium

Pada kerja laboratorium ini, seluruh data yang terkumpul akan diolah dan

dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ada pada tulisan. Saya juga akan

menganalisis struktur musik yang ada pada permainan drum band ini berdasarkan

teori yang sesuai dengan ilmu Etnomusikologi.

Setelah melakukan analisis data tersebut, kemudian saya membuatnya ke

dalam sebuah tulisan karya ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan teknik

penulisan secara ilmiah. Dengan demikian, diharapkan tulisan ini dapat

mengembangkan wawasan pengetahuan di bidang Etnomusikologi.

BAB II

17

Page 20: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

DESKRIPSI KODAM I BUKIT BARISAN, YON ZIPUR I CANKADHIRA

DHARMA, DAN KEBERADAAN MARCHING BAND

YON ZIPUR I CANKA DHIRA DHARMA

2.1 Komando Daerah Militer di Indonesia

Indonesia adalah negara persatuan dan kesatuan yang diberi nama lengkap

sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Negara Indonesia ini

memiliki wilayah dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Pulau

Rote. Secara geografis terletak pada 6°LU sampai 11°LS dan 95°BT sampai

145°BT. Negara Republik Indonesia ini memiliki penduduk yang terdiri dari

ribuan etnik dan bahasa, juga mendimai wilayah yang berupa kepulauan. Pulau-

pulau besar di antaranya adalah Sumatera, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua

(Irian Jaya), yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil.

Bentuk pemerintahan RI adalah republic yang berdasar kepada kabinet

presidensial, yang berdasar kepada sistem demokrasi, dan pemilihan langsung.

Kini Indonesia terdiri dari 34 Provinsi, yang didukung oleh kabupaten dan kota,

kecamatan, kelurahan dan pedesaan. Indonesia memiliki ideologi Pancasila, dan

berdasarkan kepada konsep bhinneka tunggal ika yang artinya biar berbeda-beda

tetap satu juga.

Belajar dari sejarah perjuangan bangsa, dalam membina persatuan dan

kesatuan terdapat tantangan, gangguan, dan hambatan, yang berasal dari dalam

maupun dari luar negara ini. Oleh karena itu, dalam rangka menjaga keutuhan

18

Page 21: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

wilayah Republik Indonesia dipergunakan konsep pertahanan dan keamanan

rakyat semesta (hankamrata). Termasuk di dalamnya dilakukan oleh TNI dan

POLRI.

Dalam rangka memudahkan koordiasi tentara nasional ini, maka

Pemerintah RI melalui Departemen Pertahanan dan Keamanan membagi wilayah

militer seluruh Indonesia ke dalam 13 Komando Daerah Militer (Kodam) seperti

terurai pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Tiga belas Kodam di Indonesia

No. Nama Kodam, Korem, atau Kodim Pusat Kedudukan1 Kodam Iskandar Muda Banda Aceh

Korem 011 LilawangsaKodim 0102 PidieKodim 0103 Aceh UtaraKodim 0104 Aceh TimurKodim 0106 Aceh TengahKodim 0108 Aceh TenggaraKodim 0111 BireuenKodim 0113 Gayo Lues

Lhokseumawe

Korem 012 Teuku UmarKodim 0101 Aceh BesarKodim 0105 Aceh BaratKodim 0107 Aceh SelatanKodim 0109 Aceh Singkil Kodim 0110 Aceh Barat DayaKodim 0112 SabangKodim 0114 Aceh Jaya

Banda Aceh

2 Kodam I Bukit Barisan MedanKorem 022 Pantai TimurKodim 0202Kodim 0203 LangkatKodim 0204 Deli SerdangKodim 0207 Simalungun

Pematang Siantar

19

Page 22: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 0208 AsahanKodim 0209 Labuhan BatuKorem 023 Kawal SamuderaKodim 0205 Tanah KaroKodim 0206 DairiKodim 0210 Tapanuli UtaraKodim 0211 Tapanuli TengahKodim 0212 Tapanuli SelatanKodim 0213 Nias

Sibolga

Korem 031 WirabimaKodim 0301 PekanbaruKodim 0302 Indragiri HuluKodim 0303 BengkalisKodim 0313 KamparKodim 0314 Indragiri Hilir

Pekanbaru

Korem 032 WirabrajaKodim 0304 AgamKodim 0305 PasamanKodim 0306 Limapuluh KotaKodim 0307 Tanah DatarKodim 0308 Padang PariamanKodim 0309 SolokKodim 0310 SawahluntoKodim 0311 Pesisir SelatanKodim 0312 PadangKodim 0319 MentawaiKodim 0320 BukittinggiKodim 0321 Pasaman Barat

Padang

Korem 033Wira PratamaKodim 0315 Kepulauan RiauKodim 0316 BatamKodim 0317 KarimunKodim 0318 Natuna

Tanjung Pinang

Kodim 0201 BS Medan

3 Kodam II Sriwijaya PalembangKorem 041 Garuda EmasKodim 0407 BengkuluKodim 0408 Bengkulu SelatanKodim 0409 Rejang LebongKodim 0423 Bengkulu UtaraKodim 0425 Seluma

Bengkulu

Korem 042 Garuda PutihKodim 0415 BatanghariKodim 0416 Bungo TeboKodim 0417 KerinciKodim 1419 Tanjung Jabung

Jambi

20

Page 23: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 1420 Sarolangun BangkoKorem 043 Garuda HitamKodim 0410 Bandar LampungKodim 0411 Lampung TengahKodim 0412 Lampung UtaraKodim 0421 Lampung SelatanKodim 0422 Lampung BaratKodim 0424 TanggamusKodim 0426 Tulang BawangKodim 0427 Waykanan

Bandar Lampung

Korem 044 Garuda Dempo Kodim 0401 Musi BanyuasinKodim 0402 Ogan Komering IlirKodim 0403 Ogan Komering UluKodim 0404 Muara EnimKodim 0405 LahatKodim 0406 Musi RawasKodim 0418 Palembang

Palembang

Korem 045 Garuda JayaKodim 0413 BangkaKodim 0414 Belitung

Pangkal Pinang

4 Kodam Jaya JakartaKorem 051 WijayakartaKodim 0504 Jakarta SelatanKodim 0505 Jakarta TimurKodim 0507 BekasiKodim 0508 Depok

Bekasi

Korem 052 WijayakramaKodim 0502 Jakarta UtaraKodim 0503 Jakarta BaratKodim 0504 Tangerang

Tangerang

Kodim 0501 Jakarta Pusat5 Kodam III Siliwangi Bandung

Korem 061 SuryakencanaKodim 0606 Kota BogorKodim 0607 SukabumiKodim 0608 CianjurKodim 0621 Kabupaten Bogor

Bogor

Korem 062 TarumanegaraKodim 0609 Kabupaten BandungKodim 0610 SumedangKodim 0611 GarutKodim 0612 TasikmalayaKodim 0613 Ciamis

Garut

Korem 063 Sunan Gunung JatiKodim 0604 KarawangKodim 0605 Subang

Cirebon

21

Page 24: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 0614 Kota CirebonKodim 0615 KuninganKodim 0616 IndramayuKodim 0617 MajalengkaKodim 0619 PurwakartaKodim 0620 Kabupaten CirebonKorem 064 Maulana YusufKodim 0601 PandeglangKodim 0602 SerangKodim 0603 LebakKodim 0623 Cilegon v

Serang

Kodim 0618 BS Kota Bandung6 Kodam IV Diponegoro Semarang

Korem 071 Wijayakusuma Kodim 0701 BanyumasKodim 0702 PurbalinggaKodim 0703 CilacapKodim 0704 BanjarnegaraKodim 0710 PekalonganKodim 0711 PemalangKodim 0712 TegalKodim 0713 BrebesKodim 0736 Batang

Purwokerto

Korem 072 Pamungkas Kodim 0705 MagelangKodim 0706 TemanggungKodim 0707 WonosoboKodim 0708 PurworejoKodim 0709 KebumenKodim 0729 BantulKodim 0730 Gunung KidulKodim 0731 Kulon ProgoKodim 0732 SlemanKodim 0734 Yogyakarta

Yogyakarta

Korem 073 MakutaramaKodim 0714 SalatigaKodim 0715 KendalKodim 0716 DemakKodim 0717 PurwodadiKodim 0718 PatiKodim 0719 JeparaKodim 0720 RembangKodim 0721 BloraKodim 0722 Kudus

Salatiga

22

Page 25: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Korem 074 WarastratamaKodim 0723 KlatenKodim 0724 BoyolaliKodim 0725 SragenKodim 0726 SukoharjoKodim 0727 Karang AnyarKodim 0728 WonogiriKodim 0735 Surakarta

Surakarta

Kodim 0733 BS Kota Semarang7 Kodam V Brawijaya Surabaya

Korem 081 Dhirot Saha JayaKodim 0801 PacitanKodim 0802 PonorogoKodim 0803 MadiunKodim 0805 NgawiKodim 0806 TrenggalekKodim 0807 TulungagungKodim 0808 BlitarKodim 0810 Nganjuk

Madiun

Korem 082 Citra Panca Yudha JayaKodim 0809 KediriKodim 0811 TubanKodim 0812 LamonganKodim 0813 BojonegoroKodim 0814 JombangKodim 0815 Mojokerto

Mojokerto

Korem 083 Bala Dika JayaKodim 0818 Kabupaten MalangKodim 0819 PasuruanKodim 0820 ProbolinggoKodim 0821 LumajangKodim 0822 BondowosoKodim 0823 SitubondoKodim 0824 JemberKodim 0825 BanyuwangiKodim 0833 Kota Malang

Malang

Korem 084 Bhaskara JayaKodim 0816 SidoarjoKodim 0817 GresikKodim 0826 PamekasanKodim 0827 SumenepKodim 08x1428 SampangKodim 0829 BangkalanKodim 0830 Surabaya UtaraKodim 0831 Surabaya TimurKodim 0832 Surabaya Selatan

Surabaya

8 Kodam VI Mulawarman Balikpapan

23

Page 26: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Korem 091 Aji Surya NatakesumaKodim 0901 SamarindaKodim 0902 Tanjung RedebKodim 0903 Tanjung SelorKodim 0904 Tanah GrogotKodim 0905 BalikpapanKodim 0906 TenggarongKodim 0907 TarakaznKodim 0908 BontangKodim 0909 SangattaKodim 0910 MalinauKodim 0911 Nunukan

Samarinda

Korem 101 AntasariKodim 1001 AmuntaiKodim 1002 BarabaiKodim 1003 KandanganKodim 1004 KotabaruKodim 1005 MarabahanKodim 1006 MartapuraKodim 1007 BanjarmasinKodim 1008 TanjungKodim 1009 PelaihariKodim 1010 Rantau

Banjarmasin

9 Kodam VII Wirabuana MakassarKorem 131 SantiagoKodim 1301 Sangihe TalaudKodim 1302 MinahasaKodim 1303 Bolaang MongondowKodim 1304 GorontaloKodim 1309 ManadoKodim 1310 Bitung

Manado

Korem 132 Tadulako Kodim 1305 Buol Toli-ToliKodim 1306 DonggalaKodim 1307 PosoKodim 1308 Luwuk Banggai

Palu

Korem 141 ToddopuliKodim 1406 WajoKodim 1407 BoneKodim 1409 GowaKodim 1410 BantaengKodim 1411 BulukumbaKodim 1415 SelayarKodim 1422 MarosKodim 1423 SoppengKodim 1424 Sinjai

Watampone

24

Page 27: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 1425 JenepontoKodim 1426 TakalarKorem 142 Taroada TarogauKodim 1401 MajeneKodim 1402 PolmasKodim 1403 LuwuKodim 1404 PinrangKodim 1405 Pare-PareKodim 1414 Tana TorajaKodim 1418 MamujuKodim 1419 EnrekangKodim 1420 SidrapKodim 1421 Pangkep

Pare-Pare

Korem 143 HaluoleoKodim 1412 KolakaKodim 1413 ButonKodim 1416 MunaKodim 1417 Kendari

Kendari

Kodim 1408 BS Makassar

10 Kodam IX Udayana DenpasarKorem 161 WirasaktiKodim 1601 Sumba TimurKodim 1602 EndeKodim 1603 SikkaKodim 1604 KupangKodim 1605 BeluKodim 1612 ManggaraiKodim 1613 Sumba BaratKodim 1618 Timor Tengah UtaraKodim 1621 Timor Tengah SelatanKodim 1622 AlorKodim 1624 LarantukaKodim 1625 Ngada

Kupang

Korem 162 WirabhaktiKodim 1606 Lombok BaratKodim 1607 SumbawaKodim 1608 BimaKodim 1614 DompuKodim 1615 Lombok Timur Kodim 1620 Lombok Tengah

Mataram

Korem 163 WirasatyaKodim 1609 BulelengKodim 1610 KlungkungKodim 1611 BadungKodim 1616 GianyarKodim 1617 Jembrana

Denpasar

25

Page 28: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 1619 Tabanan Kodim 1623 KarangasemKodim 1626 Bangli

11 Kodam XII Tanjungpura PontianakKorem 102 Panju PanjungKodim 1011 Kuala KapuasKodim 1012 BuntokKodim 1013 Muara TewehKodim 1014 Pangkalan BunKodim 1015 SampitKodim 1016 Palangkaraya

Palangkaraya

Korem 121 Alambhana WanawaiKodim 1201 MempawahKodim 1202 SambasKodim 1203 KetapangKodim 1204 SanggauKodim 1205 SintangKodim 1206 PutussibauKodim 1207 Pontianak

Sintang

12 Kodam XVI Patimura AmbonKorem 151 BinayaKodim 1502 MasohiKodim 1503 TualKodim 1504 AmbonKodim 1506 NamleaKodim 1507 Saumlaki

Ambon

Korem 152 BaabullahKodim 1501 TernateKodim 1505 TidoreKodim 1508 TobeloKodim 1509 Labuha

Ternate

13 Kodam XVII Cendrawasih JayapuraKorem 171 Praja Vira TamaKodim 1703 ManokwariKodim 1704 SorongKodim 1710 Fak-FakKodim 1713 Kaimana

Sorong

Korem 172 Praja Wira YakthiKodim 1701 JayapuraKodim 1702 JayawijayaKodim 1712 Sarmi

Jayapura

Korem 173 Praja Vira BrajaKodim 1705 PaniaiKodim 1708 Biak NumforKodim 1709 Yapen Waropen

Biak

Korem 174 Anim Ti Waninggap

26

Page 29: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Kodim 1707 MeraukeKodim 1710 MimikaKodim 1711 Boven Digul

sumber: KODAM I Bukit Barisan, 2013

2.1 Sejarah Kodam Bukit Barisan

Sejarah kelahiran Kodam I/Bukit Barisan tidak dapat dilepaskan dari

sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia yang diploklamirkan pada tanggal 17

Agustus 1945. Kelahiran Kodam I/BB pada awalnya disemangati oleh keinginan

untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Pada saat yang sama Pemerintah RI

yang masih seumur jagung tersebut membuat kebijaksanaan tentang pentingnya

menghimpun seluruh potensi kekuatan nasional. Dalam kerangka inilah lahir

kelaskaran dan Tentara Keamanaan Rakyat yang pada gilirannya berkembang

menjadi Tentara Republik Indonesia. Selanjutnya Tentara Republik Indonesia ini

berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia.

Kelahiran Kodam I/BB tentu saja melalui proses yang cukup panjang.

Berbagai macam rintangan telah dilewati pejuang-pejuang RI. Diawali dengan

perang kemerdekaan sampai pada era perjuangan mempertahankan Negara

Kesatuan RI. Setelah adanya pengakuan pemerintah Belanda kepada Pemerintah

RI, maka seluruh kekuatan bersenjata yang berada di Sumatera Utara dihimpun

menjadi Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (Ko T.T/SU). Peristiwa ini

terjadi pada tahun 1950. Dari sinilah cikal bakal lahirnya Kodam I/BB9.

Kedatangan tentara sekutu ke Medan telah memantik semangat juang

rakyat di daerah ini. Pertempuran menjadi tak terhindarkan. Sejarah dengan cukup

9 Website TNI AD dan website KODAM BB I.

27

Page 30: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

baik merekam berbagai macam peristiwa pertempuran di beberapa tempat seperti

di Marendal, Tanjung Morawa, Tiga Panah dan beberapa daerah lainnya. Pada

saat itu jelas terlihat bagimana gigihnya pejuang Indonesia mempertahankan

kemerdekaan RI. Peristiwa di jalan Bali pada tanggal 13 Oktober 1945, peristiwa

di Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945, dan peristiwa di Matahari Hotel

Berastagi pada tanggal 23 Nopember menjadi saksi dan bukti sejarah bagaimana

semangat patriotisme dan pantang menyerah ditunjukkan pejuang-pejuang

Indonesia. Pertempuran inilah yang kemudian dikenal dengan Palagan Medan

Area.

Menyadari kuatnya ancaman tentara Sekutu, pemerintah RI akhirnya

membentuk apa yang disebut dengan Tantara Keamanan Rakyat. Sejak saat ini,

pasukan-pasukan besenjata yang ada segera direorganisasi sesuai dengan

kebijakan pemerintah pusat. Berdasarkan instruksi Presiden, konsolidasi TKR dan

penyatuan seluruh kekuatan bersenjata di dalam kesatuan komando segera

dilakukan. Peyusunan kekuatan ini terlaksana dengan baik, karena pada waktu itu

terjadi gencatan senjata. Tentara Republik Indonesia tentu tidak menyia-yiakan

kesempatan yang cukup berharga tersebut. Hasilnya sebagian BKR dan Badan-

badan perjuangan telah terbentuk seperti : TKR Divisi V di Aceh, TKR Divisi IV

di Sumatera Utara, TKR Divisi VI di Tapanuli dan TKR Divisi III di Sumatera

tengah.

Pada tanggal 20 Juni 1950 diresmikan lambang Bukit Barisan sebagai

lambang Komando Tentara Teritorium I/Sumatera Utara, dengan diberi nama

28

Page 31: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Komando Tentara Teritorium I/Bukit Barisan. Tanggal 20 Juni ditetapkan menjadi

hari jadi Kodam I/BB. Dalam rangka menghadapi sisa-sisa pemberontakan PRRI

dan pemulihan keamanan wilayah, Kodam I/BB membentuk Komando Daerah

Pertempuran (KODP) I s/d IV. Selanjutnya pada tahun 1961 berdasarkan

keputusan KASAD, dibentuklah Komando Resort Militer (KOREM) sehingga

terjadi perubahan sebagai berikut:10

1. KDOP I menjadi Korem C di Medan.

2. KDOP II menjadi Korem A di Pematang Siantar.

3. KDOP III menjadi Korem B di Padang Sidempuan.

4. KDOP IV menjadi Korem D di Pulau Raja.

Setahun berselang, tepatnya pada tanggal 28 April 1962, berdasarkan surat

keputusan Pangdam II/BB KPTS/0094/4/1962 kembali diadakan perubahan nama

sebagi berikut:

1. Korem A menjadi Korem 021/PT.

2. Korem B menjadi Korem 022/KS.

3. Korem C menjadi Korem 023/DT.

4. Korem D menjadi Brigif 7/RR.

Pada tanggal 26 Juli 1969 Kodam II/BB dianugrahi Bintang Jasa SAMKARYA

NUGRAH oleh Presiden republik Indonesia atas jasa-jasa dan perjuangannya di

dalam membela dan mempertahankan Negara. Pada tanggal 18 September 1969

lahir motto Kodam II/BB “Patah Tumbuh Hilang Berganti.”

10 Website KODAM BB I

29

Page 32: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

2.1.1 Visi dan Misi Komando Daerah Militer Bukit Barisan

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memiliki Visi dan

Misi sebagai berikut.11

Visi: Solid, profesional, tangguh, modern, berwawasan kebangsaan dan dicintai

rakyat

Misi:

1. Mewujudkan kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan jajaran TNI

Angkatan Darat yang profesional dan modern dalam penyelenggaraan

pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia di darat.

2. Meningkatkan dan memperkokoh jatidiri prajurit TNI Angkatan Darat

yang tangguh, yang memiliki keunggulan moral, rela berkorban dan

pantang menyerah dalam menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan

integritas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

3. Mewujudkan kualitas TNI Angkatan Darat yang memiliki penguasaan

ilmu dan keterampilan prajurit melalui pembinaan doktrin, pendidikan dan

latihan yang sistematis, dan meningkatkan kesejahteraannya.

11Website TNI AD

30

Page 33: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

4. Mewujudkan kesiapan operasional peningkatan ancaman baik dalam

bentuk ancaman tradisional maupun ancaman non tradisional.

Mewujudkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat baik dalam

rangka confidence building measure (CBM), maupun untuk meningkatkan

profesionalitas prajurit.

5. Mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai roh kekuatan TNI AD

dalam rangka pertahanan negara.

2.1.2 Kode Etik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat

Di samping memiliki visi dan misi, Tentara Nasional Indonesia Angkatan

Darat (TNI AD) memiliki beberapa kode etik yang dijadikan sebagai landasan dan

janji setia para tentara. Kode etik tersebut meliputi Sapta Marga, Sumpah Prajurit,

dan 8 Wajib TNI. Sapta Marga tersebut adalah12 :

1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Bersendikan

Pancasila.

2. Kami Patriot Indonesia Pendukung Serta Pembela Ideologi Negara, Yang

Bertanggung Jawab Dan Tidak Mengenal Menyerah.

3. Kami Kesatria Indonesia Yang Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Serta Membela Kejujuran, Kebenaran Dan Keadilan.

12 Website TNI AD

31

Page 34: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Adalah Bhayangkari Negara

Dan Bangsa Indonesia.

5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Memegang Teguh Disiplin,

Patuh Dan Taat Kepada Pimpinan Serta Menjunjung Tinggi Sikap Dan

Kehormatan Prajurit.

6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Mengutamakan Keperwiraan Di

Dalam Melaksanakan Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbakti Kepada

Negara Dan Bangsa.

7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Setia Dan Menepati Janji Serta

Sumpah Prajurit.

Sedangkan Sumpah Prajurit terdiri atas:

1. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

2. Tunduk kepada hokum dan memegang teguh disiplin keprajuritan.

3. Taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan.

4. Menjalankan segala kewajiban dengan rasa penuh tanggung jawab

kepaada tentara dan Negara Republik Indonesia.

5. Memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya.

Yang terakhir Delapan Wajib TNI meliputi:13

1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.

2. Bersikap sopan santun terhadap rakya.

3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita.

13 Website TNI AD

32

Page 35: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.

5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.

6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.

7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

8. Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi masalah

dan kesulitan rakyat di sekelilingnya.

9.

2.1.3 Tugas Pokok Tentara Nasional Indonesia

Sebagai bagian dari TNI, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan

kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan segenap

tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Tugas-tugas pokok tersebut seuai dengan PPPA TNI AD TA 2012

berdasarkan Peraturan Kasad nomor Perkasad/125/XII/2011 tanggal 21 Desember

2011 meliputi:14

1. Melaksanakan tugas TNI Matra Darat bidang pertahanan Operasi Militer

untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

a) Memelihara dan meningkatkan kemampuan Satintel untuk

melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini dari setiap gejala

14 Website TNI AD

33

Page 36: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

kerawanan dan ancaman agar tidak berkembang menjadi ancaman

nyata.

b) Menyiapkan satuan-satuan operasional baik kekuatan terpusat maupun

kekuatan kewilayahan khususnya di daerah rawan konflik, rawan

separatis, perbatasan dan pulau-pulau terluar sesuai dengan ekalasi

ancaman.

c) Menyiapkan dan memelihara kemampuan operasional ngkatan Darat

yang professional dengan cara meningkatkan kemantapan satuan,

menata organisasi dan mengembangkan gelar satuan untuk menangkal

segala bentuk ancaman.

d) Menyiapkan satuan dalam rangka Kerasama Militer Internasional

dengan Angkatan Bersenjata negara sahabat dan melaksanakan tugas

perdamaian dunia sesuai dengan kebiakan politik luar negeri.

e) Menyiapkan satuan operasional dalam rangka mengatasi pemberontak

bersenjata, gerakan separatis bersenjata dan aksi terorisme.

f) Menyiapkan satuan dalam rangka tugas pengamanan Presiden dan

Wakil Presiden beserta keluarganya serta tamu Negara setingkat Kepala

Negara dan Perwakilan Pemerintahan Asing yang sedang berada di

Indonesia.

g) Menyiapkan satuan dalam rangka tugas perbantuan kepada Polri atas

permintaan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

34

Page 37: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

h) Menyiapkan dan menyiagakan satuan dalam rangka tugas membantu

pemerintah menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan

pemberian bantuan kemanusiaan serta pencarian dan pertolongan dalam

kecelakaan.

i) Membantu tugas pemerintah di daerah melalui program Operasi Bakti

TNI dan Karya Bakti TNI.

2. Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan

darat dengan Negara lain dan pulau-pulau terluar.

a) Menyiapkan satuan-satuan Angkatan Darat untuk melaksanakan operasi

pengamanan wilayah perbatasan Papua-PNG, Kalimantan-Malaysia,

NTT-RTDL dan pengamanan pulau-pulau terluar.

b) Membangun pos-pos perbatasan dan satuan-satuan baru di wilayah

perbatasan.

c) Melanjutkan pemetaan wilayah perbatasan.

3. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan

kekuatan Matra Darat.

a) Menyiapkan dan memelihara kemampuan operasional TNI AD yang

professional dengan cara meningkatkan kemantapan satuan, menata

organisasi dan mengembangkan gelar satuan untuk menangkal segala

bentuk ancaman.

35

Page 38: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

b) Melanjutkan reformasi internal dalam tubuh TNI AD yang meliputi

aspek structural, doktrin, dan cultural serta hukum upaya membangun

jati diri TNI AD.

c) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan latihan baik di pusat

maupun daerah dalam rangka memelihara profeionalisme prajurit.

4. Melaksanakan tugas TNI dalam pemberdayaan wilayah pertahanan di

darat.

a) Membantu pemerintah menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan

pertahanan aspek darat yang dipersiapkan secara dini meliputi wilayah

pertahanan beserta kekuatan pendukungnya untuk melaksanakan Operasi

Militer untuk Perang, yang pelaksanaannya didasarkan atas kepentingan

pertahanan negara sesuai Sistem Pertahanan Semesta.

b) Membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran

secara waib bagi warga negara dengan peraturan perundang-undangan.

c) Membantu pemerintah memberdayakan rakyat sebagai kekuatan

pendukung sesuai dengan perundang-undangan.

d) Membantu tugas pemerintah untuk member bantuan kemanusiaan,

menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, merehabilitasi

infrastruktur dan mengatasi masalah akibat pemogokan serta konflik

komunal.

36

Page 39: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

e) Membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan

kemanunggalan TNI-Rakyat.

2.2 Deskripsi Yon Zipur I Canka Dhira Dharma

Yonzipur 1/DD adalah satuan bantuan tempur di bawah Kodam I/BB yang

memiliki tugas pokok memperbesar daya gerak satuan sendiri dan memperkecil

daya gerak pasukan musuh dengan melaksanakan konstruksi, destruksi dan nuklir

biologi kimia serta membantu mempertahankan kelangsungan hidup dan

mempertinggi kemampuan operasi satuan Kodam I/BB. Sebagai satuan zeni yang

profesional  dan penuh pengalaman, Yonzipur 1/DD selalu berusaha memberikan

yang  terbaik   sebagai   mitra   masyarakat  melalui    profesionalisme, mutu 

layanan dan hasil pekerjaan.

Langkah-langkah strategis yang diambil komandan satuan,adalah selalu

memperluas dan secara konsisten meningkatkan kualitas, mutu hasil pekerjaan

melalui pengembangan metode kerja yang profesional, inovatif, kreatif dan teruji

serta bertanggung jawab dengan dukungan perwira-perwira satuan yang

mempunyai kualifikasi di bidang zeni (teknik) serta prajurit satuan yang

berkualitas. Sebagai aset terpenting dalam satuan  sumber daya manusia, prajurit  

yang profesional merupakan perhatian satuan untuk selalu meningkatkan kinerja

prajurit melalui penugasan yang tepat,mengusahakan terpenuhinya uji kompetensi

jabatan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pelatihan yang

dibutuhkan dengan tidak lupa selalu berusaha menyesuaikan dengan update

teknologi.

37

Page 40: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

2.2.1 Visi dan Misi Zipur I Dhira Dharma

Zipur I Dhira Dharma memiliki visi dan misi sebagai berikut:15

Visi: memberikan yang terbaik untuk mutu pelayanan serta menjadi mitra kerja

yang bertanggungjawab.

Misi:

1. Selalu mengutamakan ketepatan mutu dan waktu dalam setiap pekerjaan

serta mengedepankan kepuasan mitra kerja dengan mengembangkan

sumber daya manusia yang semngat, profesional, pantang menyerah,

berdedikasi dan tangguh.

2. Menjadi satuan yang konsisten solid dan   bertanggung jawabuntuk

menghasilkan  mutu dan pekerjaan sesuai harapan mitra kerja dan

masyarakat.

3. Menciptakan rasa aman bagi mitra kerja kami, mengembangkan

kreativitas, inovasi dan kreasi dalam pencapaian sasaran tugas sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

2.2.2 Struktur Organisasi Yon Zipur I Dhira Dharma

Satuan Yon Zipur I Dhira Dharma memiliki kelompok komando yang

disusun dalam sebuah struktur organisasi sebagai berikut16 :

15Website Batalyon Yon Zipur I DD16Website Batalyon Yon Zipur I DD

38

Page 41: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Komandan : Myr Czi Mahfud Ghozali

Wadan : Myr Czi Edward Rindang S

Pasi Intel : Ltt Czi Ari S

Pasi Ops : Ltt Czi Vispayudha

Pasi Pers : Ltt Czi Arie Y

Pasi Log : Ltt Czi Erwan

Danki Markas : Kpt Czi Naspi

Danki Bant : Kpt Czi Ramdhani

Danki Zipur A: Ltt Czi Sunandar

Danki Zipur B : Kpt Czi Fajar M

Danki Zipur C : Kpt Czi Tobing

2.3 Sejarah Lahirnya Marching Band di Indonesia

Menurut informasi dari Persatuan Drumband Indonesia (PDBI), drumband

di Indonesia sudah memiliki banyak penggemar ketika organisasi ini belum

terbentuk pada bulan desember tahun1977. Pada saat itu dinas olahraga DKI Jaya

dan KONI DKI Jaya beserta Yayasan Dharma Wanodya (sebuah perkumpulan

Drumband di Jakarta), mengambil prakarsa untuk mengadakan pertemuan dengan

seluruh perkumpulan drumband yang ada di DKI Jakarta Raya untuk membentuk

wadah organisasi drumband. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Oktober 1977.

Akhirnya organisasi itu terbentuk dengan nama PDBI (Persatuan Drum Band

Indonesia) melalui S.K. Gubernur KDH DKI Jaya No. 700 yang isinya

39

Page 42: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

menentukan bahwa kegiatan drumband  dibina oleh Dinas Olahraga dan KONI

DKI Jaya.

Pada saat setelah terbentuknya organisasi PDBI ini, diadakan hubungan

dengan semua Bupati maupun Walikota seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

mendapat tanggapan positif, dan terdaftar 400 unit drumband yang tersebar di 25

prospinsi. Melihat hal ini, penulis beranggapan bahwa dengan adanya 400 unit

drumband yang tersebar pada tahun1977, sangat memungkinkan bahwa jauh

sebelum tahun itu drumband sudah ada di Indonesia.

Menurut Inta (2011:39), di Indonesia pada awalnya maching band lahir

pada masa penjajahan Belanda. Pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda

tersebut, corps music sangat dibutuhkan untuk mengiringi upacara-upacara

pemerintahan. Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibentuklah corp musik

dengan para pemain adalah pemain lokal Indonesia. Saat itu pemain alat musik

tiup sangat sedikit, sehingga corp musik tersebut dibuat hanya dengan

menggunakan alat musik pukul (drum). Dengan begitu mereka menamakan

kelompok alat musik ini dengan sebutan ‘drum band’. Namun dalam

perkembangannya akhirnya dimasukkanlah alat-alat music tiup. Pada masa itu,

istana-istana kerajaan yang ada di Jawa juga ikut membentuk drum band, dimana

drum band ini dimainkan oleh para prajurit istana kerajaan Jawa. Tidak hanya

berhenti sampai di istana, drum band juga akhirnya berkembang di sekolah-

sekolah dan masyarakat umum di Indonesia.

2.3.1 Istilah Drum Band, Brass Band, dan Marching Band

40

Page 43: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Pada dasarnya drum band dan brass band adalah sama-sama sebuah

ansambel yang mana komposisi alat musiknya tidak jauh berbeda. Kedua

ansambel ini sama-sama terdiri atas sekelompok alat musik pukul/tabuh dan

sekelompok alat musik tiup (pada umumnya alat musik tiup dari logam). Namun

dalam permainanya, kedua ansambel ini akan jelas terlihat perbedaannya ketika

drum band atau brass band tersebut dimainkan. Pada ansambel drum band

misalnya, ketika dimainkan kita akan dapat merasakan bahwa suara alat musik

pukul (baik itu snare drum, tom-tom, bass drum,ataupun bellyra) akan sangat

mendominasi dibandingkan dengan suara alat musik tiup. Dan kita akan dapat

melihat bahwa alat musik tiup hanya berperan sebagai alat musik pendukung dan

pelengkap. Begitu juga sebaliknya, ketika ansambel brass band dimainkan maka

alat musik pukul hanya akan berperan sebagai alat musik pendukung dan

pelengkap. Selain itu, jumlah komposisi alat musik yang digunakan juga dapat

kita lihat dalam membedakan kedua ansambel ini. Pada drum band, jumlah

komposisi alat musik pukul (baik itu snare drum, tom-tom, bass drum, ataupun

bellyra) akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah komposisi alat musik tiup

(terompet, tuba,klarinet,pianika, dll). Demikian sebaliknya pada jumlah komposisi

perbedaan jumlah alat musik pada ansambel brass band.

Lain halnya dengan marching band, ansambel ini merupakan gabungan dari kedua

ansambel drum band dan ansambel brass band. Pada marching band, distribusi

penggunaan alat musik pukul/tabuh dan alat musik tiup sama-sama saling

melengkapi satu sama lain. Dalam permainannya, ada saatnya ketika alat musik

41

Page 44: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

pukul/tabuh yang mendominasi, dan ada juga saatnya alat musik tiup yang

mendominasi. Menurut sejarahnya (Reza Qumilar 2010), marching band bermula

dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang

bermain music secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk

mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalanan waktu,

marching band berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-

masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal band militer

yang kemudianmenjadi awal munculnya marching band saat ini.

Untuk memperjelas definisi dari ketiga istilah drum band, brass band, dan

marching band, maka di bawah ini akan dijelaskan pengertian dari ketiga istilah

tersebut berdasarkan etimologi katanya (menurut Virginia Tech Multimedia Music

Dictionary) :

a) Drum band berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu drum dan band.

Drum berarti sebuah alat musik yang dipukul atau ditabuh, biasanya

menggunakan stik (pemukul). Sedangkan band adalah bentuk gabungan

alat musik yang berfungsi sebagai melodi dalam suatu lagu yang terdiri

dari alat musik tiup, alat musik perkusi yang bernada, serta ditambah

dengan cymbal.

b) Brass band berasal dari kata brass dan band. Brass berarti sebuah alat

musik yang ditiup (alat musik yang terbuat dari logam). Sedangkan band

adalah bentuk gabungan alat musik yang berfungsi sebagai melodi dalam

42

Page 45: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

suatu lagu yang terdiri dari alat musik tiup, alat musik perkusi yang

bernada, serta ditambah dengan cymbal.

c) Marching band berasal dari kata marching dan band. Marching berarti

berbaris, sedangkan band adalah bentuk gabungan alat musik yang

berfungsi sebagai melodi dalam suatu lagu yang terdiri dari alat musik

tiup, alat musik perkusi yang bernada, serta ditambah dengan cymbal.

2.3.2 Keberadaan Marching Band Canka Dhira Dharma Yon Zipur I/DD

2.3.2.1 Sejarah Terbentuknya Marching Band Canka Dhira Dharma Yon

Zipur I/D

Menurut Letnan Virgo17, selaku seorang danton pada marching band

Canka Dhira Dharma Yon Zipur I/DD, keberadaan munculnya marching band di

batalyon Zipur I Dhira Dharma ini tidak lepas dari pengaruh marching band

Canka Lokananta yang berada di kota Magelang. Marching band yang menjadi

kebanggaan para taruna AKMIL tersebut sukses menjadi icon bagi marching band

militer TNI Angkatan Darat di Indonesia. Hal tersebut sedikit banyak telah

mempengaruhi berbagai satuan batalyon di berbagai tempat untuk memiliki

marching band sendiri.

Pada awalnya, Komando Daerah Militer Bukit Barisan hanya memiliki

korps musik (korsik) yang penggunaannya hanya sebatas untuk mengiringi

17Hasil wawancara tanggal 26 Maret 2013 di markas batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma.

43

Page 46: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

upacara saja. Masih menurut beliau18, selanjutnya lulusan-lulusan akmil dari kota

Magelang yang berada di Yon Zipur inilah yang mengeluarkan gagasan atau ide

untuk membentuk sebuah drum band di satuan batalyon Yon Zipur I Dhira

Dharma. Drum band ini diharapkan nantinya tidak hanya berfungsi sebagai

pengiring untuk upacara saja, namun sifatnya sudah multifungsi yakni untuk

mengikuti parade-parade, festival, dan acara lainnya. Dengan adanya ide atau

gagasan dari beberapa akmil lulusan Magelang tersebut19, maka terbentuklah

marching band Canka Dhira Dharma Yon Zipur I/DD. Menurut Sersan

Antorikson Sinaga20, marching band Canka Dhira Dharma Yon Zipur I/DD ini

dibentuk sejak tahun 2010 silam. Pada waktu itu marching band ini berada

dibawah bimbingan dan asuhan Danyon Zipur I/DD Letkol Czi A. Rizal

Ramdhani dengan pelatih Letda Czi Andria Sandiawan. Pada saat itu jumlah

personilnya 48 orang dengan susunan formasi mayoret dipegang oleh Serda A. R.

Sinaga.

2.3.2.2 Kepengurusan dan Keanggotaan Marching Band Yon Zipur I Dhira

Dharma

Secara umum, struktur organisasi marching band Canka Dhira Dharma

Yon Zipur I/DD sangat sederhana, hanya terdiri dari penanggung jawab yang

diisi oleh komandan batalyon, seksi operasi yang bertugas untuk mengatur jadwal

18Hasil wawancara dengan Letnan Virgo pada 9 Juli 2013 di batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma

19Ide atau gagasan dari para akmil tersebut dapat dipertanggung-jawabkan karena mereka sendiri sudah dilatih untuk bermain drum band ketika masih dibina di Akademi Militer di Magelang.

20Hasil wawancara tanggal 12 Februari 2013 di markas batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma.

44

Page 47: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

operasi kapan marching band ini akan bermain, danki drumband yaitu tempat

koordinator memberikan laporan, koordinator drumband yaitu pelatih pemain

marching band, dan yang hierarki yang terakhir adalah pemain itu sendiri.

Bagan 2.1:

Struktur Organisasi Drum Band Canka Dhira Dharma

45

Page 48: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Keanggotaan marching band Canka Dhira Dharma Yon Zipur I/DD haruslah

seorang anggota militer yang lajang21. Pada saat masuknya anggota militer

angkatan yang baru, semua mereka akan langsung dibina dan dididik untuk

mendapatkan pelajaran bagaimana bermain marching band. Dari hasil itu akan

21Hasil wawancara dengan Letnan Virgo, 9 Juli 2013 di batalyon Yon Zipur

46

Penanggung Jawab(Letkol Czi Mahfud Ghozali)

Page 49: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

diperoleh data siapa yang layak untuk dimasukkan ke dalam anggota marching

band.

Jadwal latihan yang dilaksanakan oleh marching band Canka Dhira Dharma

ini biasanya diadakan setiap hari sabtunya. Mereka mengadakan latihan setiap

sekali seminggu (di lapangan batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma) dan biasanya

mereka akan melatih lagu-lagu yang akan dimainkan pada upacara hari seninnya

ataupun untuk dimainkan pada acara-acara yang akan mereka ikuti. Disamping

itu, marching band ini juga terkadang melakukan sesi latihan di lapangan

KODAM Bukit Barisan untuk menggelar latihan bersama jika adaupacara-upacara

besar. Misalnya pada bulan Februari 2013 silam, mereka menggelar latihan

bersama di KODAM beserta dengan seluruh anggota militer dari berbagai satuan

batalyon untuk menyambut kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).

2.3.2.3 Klasifikasi Alat Musik dan Lagu Marching Band Yon Zipur I Dhira

Dharma

Adapun beberapa alat musik yang dimiliki oleh satuan batalyon ini terdiri

dari 16 buah snare drum, 8 buah tenor drum, 8 buah bass drum, 12 buah bellyra,

dan 16 buah terompet. Sedangkan perlengkapan lain seperti atribut terdiri dari

jubah harimau, jubah macan tutul, jubah elang, sarung tangan harimau, stick atau

tongkat mayoret, serta berbagai perhiasan untuk alat musik yang dipakai.

Pada umumnya marching band Canka Dhira Dharma ini memiliki lagu-lagu

yang bertemakan nasionalisme atau yang disebut dengan lagu nasional. Lagu-lagu

47

Page 50: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

tersebut dimainkan pada saat mengikuti upacara seperti upacara rutinitas setiap

hari Senin, upacara rutinitas setiap tanggal 17 setiap bulannya, upacara hari besar

nasional, dan upacara-upacara yang bersifat formal lainnya. Dan ketika mereka

mengadakan pawai (display), mengikuti suatu kegiatan untuk acara pembukaan

untuk tujuan hiburan, dan bahkan saat mengikuti festival, marching band ini

memainkan lagu tersendiri. Pada upacara Pedang Pora, mereka memainkan lagu

yang secara khusus hanya dimainkan pada upacara tersebut . Menurut Letnan

Virgo, secara keseluruhan daftar lagu-lagu yang dimainkan oleh marching band

Canka Dhira Dharma diambil dan mengikuti lagu-lagu yang ada pada marching

band Canka Lokananta yang berada di Magelang. Dan sejauh ini menurut

pengamatan penulis, marching band ini memiliki tiga kategori lagu yang

dibawakan pada saat bermain, yaitu : (1) kategori lagu nasional, yaitu dimainkan

pada saat mengikuti upacara formal atau rutinitas ; (2) kategori lagu display, yaitu

lagu yang dimainkan pada saat pawai atau untuk tujuan hiburan lainnya ; (3)

kategori lagu yang dibawakan pada saat upacara Pedang Pora saja.

48

Page 51: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

BAB III

ANALISIS STRUKTUR MUSIK MARCHING BAND

ZIPUR I DHIRA DHARMA

3.1 Transkripsi dan Analisis

Nettl dalam tulisannya (1964:99-103) menganggap transkripsi merupakan

cara yang baik untuk mempelajari aspek-aspek detail pada suatu musik dengan

dua pendekatan ; pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang didengar,

dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas

dengan suatu cara penulisan tertentu. Untuk mendapat gambaran tentang

fenomena musikal dalam setiap kegiatan yang diikuti marching band ini, maka

dilakukan transkripsi terhadap musik yang dipakai dalam kegiatan tersebut.

Penulis memilih notasi musik Barat sebagai acuan notasi penulisan

transkripsi didasarkan atas dua pertimbangan, yaitu : (1) Notasi ini sudah lazim

dikenal dalam dunia musik sehingga secara umum telah dikenal oleh masyarakat

luas, khususnya yang menaruh minat dalam menulis dan membaca tentang musik;

(2) Notasi ini memberikan beberapa kemudahan, diantaranya dalam penulisan

gerakan melodi (kantur) baik menaik atau menurun dapat diketahui dengan jelas,

serta membantu dalam kemudahan dalam usaha penganalisaan.

Dalam melakukan penotasian tersebut, penulis memiliki alasan yang

mengacu kepada sebuah artikel “The Purpose of Transcription” tulisan Pandora

Hopkins di dalam Jurnal for The Society of Ethnomusicology (1966 : 316). Dia

49

Page 52: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

menyatakan bahwa kita menggunakan notasi karena adanya keinginan untuk

menunjukkan bahwa notasi itu sebagai fenomena yang telah memiliki arti bagi

kita (pemakainya) dan dengan notasi dapat memberikan materi yang bernilai

untuk perbandingan ( lihat skripsi Johannes, 2000 : 52 ).

Dengan melihat uraian kategori lagu yang dimainkan pada pembahasan

sebelumnya, maka penulis hanya memilih tiga buah lagu yang akan

ditranskripsikan dan dianalisa dengan masing-masing satu lagu dari setiap

kategori. Pada kategori lagu nasional, penulis akan mentranskripsi dan

menganalisa lagu “Indonesia Raya”. Alasan penulis memilih lagu ini dikarenakan

setiap upacara yang dilaksanakan, lagu yang wajib dan paling sering dimainkan

adalah lagu “Indonesia Raya”. Pada kategori lagu display, penulis akan

mentranskripsi dan menganalisa “Himne Angkatan Darat “. Dan terakhir pada

upacara Pedang Pora, penulis akan mentranskripsikan dan menganalisa lagu

“Taruna Jaya”. Lagu ini merupakan sebuah lagu yang hanya dibawakan khusus

untuk anggota militer lulusan dari Akademi Militer. Lagu ini dimainkan pada saat

mereka melangsungkan pernikahan.

3.2 Model Notasi

Notasi yang digunakan untuk mentranskripsi ketiga lagu Indonesia Raya,

Taruna Jaya, dan lagu Himne Angkatan Darat adalah notasi Barat. Notasi ini

merupakan notasi yang sudah baku dan sudah umum. Di dalamnya terdapat

beberapa simbol-simbol yang digunakan dalam partitur notasi balok dari lagu-

50

Page 53: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

lagu di atas. Adapun beberapa simbol tersebut akan diuraikan secara rinci di

bawah ini.

1.

Menunjukkan garis paranada dimana terdapat lima buah garis paranada dan

empat buah spasi.

2.

Gambar yang paling kiri menunjukkan tanda kunci (key signature) G,

dimana pada garis paranada kedua dari bawah merupakan nada G. Gambar yang

ditengah merupakan tanda dua mol yang berarti nada dasarnya adalah Bb.

Sedangkan gambar yang paling kanan menunjukkan birama 4/4 artinya dalam

setiap birama memiliki empat ketuk not seperempat.

3.

Gambar tersebut menandakan not penuh (whole note), artinya nada tersebut

memiliki nilai sebanyak empat ketuk.

4.

Gambar tersebut menandakan not setengah (half note), artinya nada tersebut

memiliki nilai sebanyak dua ketuk.

5.

51

Page 54: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Gambar tersebut menandakan not seperempat (quarter note), artinya nada

tersebut memiliki nilai sebanyak satu ketuk.

6.

Gambar tersebut menandakan not seperdelapan (eighth note), artinya nada

tersebut memiliki nilai sebanyak setengah ketuk.

7.

Gambar tersebut menandakan not seperenambelas (sixteenth note), artinya

nada tersebut memiliki nilai sebanyak seperempat ketuk.

8.

Gambar tersebut menandakan tanda istirahat penuh (whole rest), artinya

tanda istirahat tersebut memiliki nili sebanyak empat ketuk.

9.

Gambar tersebut menandakan tanda istirahat seperempat (quarter rest),

artinya tanda istirahat tersebut memiliki nili sebanyak satu ketuk.

10.

Gambar tersebut menandakan tanda istirahat seperdelapan (eighth rest),

artinya tanda istirahat tersebut memiliki nili sebanyak satu ketuk.

11.

52

Page 55: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Gambar disebelah kiri menandakan not seperempat dengan tanda titik

(dotted not) di depannya. Tanda titik itu memiliki nilai setengah ketuk dari not

yang dibelakangnya. Jadi nilai keseluruhan not itu adalah nilai not seperempat

ditambah dengan setengah dari nilai not seperempat, yaitu satu setengah ketuk.

Demikian juga dengan gambar yang di sebelah kanan, yaitu tanda istirahat

setengah dengan tanda titik (dotted rest) di depannya.

12.

Ketiga gambar di atas merupakan penjelasan tentang snare drum. Gambar

paling kiri menunjukkan bahwa snare drum dimainkan dengan cara memukul

bagian sisi snare drum (side stick). Gambar yang di tengah menunjukkan bahwa

snare drum dimainkan bersamaan dengan cymbal. Sedangkan gambar yang paling

kiri menunjukkan bahwa snare drum dimainkan tiga kali empat buah not

seperenambelas. Hal ini disebut juga dengan istilah buzz roll.

Simbol-simbol tersebut di atas perlu untuk diketahui agar pembaca dapat

memahami makna simbol-simbol tersebut yang terdapat dalam lampirn partitur.

53

Page 56: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3 Analisis Melodi

William P. Malm dalam teorinya weight scale mengungkapkan bahwa ada

beberapa karakteristik dalam mendeskripsikan melodi, yaitu mencakup (1) tangga

nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah

nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns),

(7) formula melodik (melodie formula), (8) kontur (contour). Oleh sebab itu,

dalam menganalisis struktur melodi dari lagu Taruna Jaya, Indonesia Raya, dan

Lagu Display, penulis mengacu kepada kedelapan karakteristik yang ditawarkan

oleh William P. Malm dalam teori weight scale tersebut.

3.3.1 Tangga Nada (scale)

Menurut Malm, mendeskripsikan tangga nada adalah menyusun semua

nada yang dipakai dalam melodi suatu lagu. Dengan demikian penulis akan

menyusun nada-nada yang terdapat dalam melodi lagu Taruna Jaya, Indonesia

Raya, dan Lagu Display mulai dari nada terendah hingga nada tertinggi, termasuk

nada-nada oktaf.

3.3.1.1 Tangga Nada Lagu Taruna Jaya

Penulis mengurutkan semua nada yang dipakai dalam lagu ini, kemudian

menyusunnya ke dalam garis paranada yang disusun sesuai dengan nada-nada

pada lagu Taruna Jaya. Setelah dianalisa, pada lagu ini terdapat lima nada dan

ditambah satu nada oktaf. Nada tersebut adalah nada Bb, C, D, Eb, F, G, A, Bb’.

54

Page 57: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.1.2 Tangga Nada Lagu Indonesia Raya

Penulis mengurutkan semua nada yang dipakai dalam lagu ini, kemudian

menyusunnya ke dalam garis paranada yang disusun sesuai dengan nada-nada

pada lagu Indonesia Raya. Setelah dianalisa, pada lagu ini terdapat tujuh nada dan

ditambah empat nada oktaf. Nada tersebut adalah nada Bb, C, D, Eb, F, G, A, Bb’.

3.3.1.3 Tangga Nada Lagu Himne Angkatan Darat

Penulis mengurutkan semua nada yang dip[akai dalam lagu ini, kemudian

menyusunnya ke dalam garis paranada yang disusun sesuai dengan nada-nada

pada lagu ini. Setelah dianalisa, pada lagu ini terdapat tujuh nada oktaf dan

ditambah tiga nada satu oktaf lebih tinggi. Nada tersebut adalah nada Bb, C, D,

Eb, F, G, A, Bb’

3.3.2 Nada Dasar (Pitch Center)

Dalam menentukan nada dasar pada setiap lagu yang akan ditranskripsikan,

penulis berpedoman kepada hasil rekaman yang dimainkan di lapangan. Atas

dasar itu, kemudian penulis mengubahnya ke dalam bentuk partitur. Namun dalam

mentranskripsikan lagu Indonesia Raya, penulis terlebih dahulu berpedoman

kepada partitur yang sudah ada, kemudian mencocokkannya dengan hasil

rekaman yang ada di lapangan. Nada dasar dalam partitur lagu Taruna Jaya,

Indonesia Raya, dan Himne Angkatan Darat adalah Bb.

55

Page 58: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.3 Wilayah Nada (Range)

Wilayah nada dalam suatu komposisi musik adalah jarak antara nada

terendah dengan nada tertinggi. Untuk menentukan wilayah nada pada setiap lagu,

maka pertama sekali penulis menyusun setiap nada-nada yang dimainkan ke

dalam bentuk tangga nada (pada sub-bab sebelumnya). Setelah tangga nadanya

selesai dibentuk, maka penulis dapat melihat dan menentukan nada terendah dan

nada tertinggi. Berikutnya penulis menghitung frekuensi jarak nada tersebut (dari

nada terendah ke nada tertinggi) dengan menggunakan sistem cent sebagaimana

halnya pendapat yang ditawarkan oleh Ellis dalam Malm (1977:35) yaitu nada-

nada yang berjarak satu laras sama dengan 200 cent dan nada yang berjarak

setengah laras sama dengan 100 cent.

3.3.3.1 Wilayah Nada Lagu Taruna Jaya

Untuk membuat wilayah nada yang terdapat pada lagu Taruna Jaya ini,

penulis berpedoman kepada tangga nada yang sudah dibuat ke dalam bentuk

partitur yang terdapat pada sub-bab sebelumnya. Lagu Taruna Jaya ini memiliki

wilayah nada dari nada F ke F’. Jarak dari nada F ke F’ adalah sebanyak enam

laras sehingga jumlah frekuensi jarak nada tersebut adalah 1200 cent.

56

Page 59: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.3.2 Wilayah Nada Lau Indonesia Raya

Dari tangga nada yang sudah dibuat sebelumnya,maka lagu Indonesia Raya

ini memiliki wilayah nada dari nada D ke G’. Jarak dari nada D ke G’ adalah

sebanyak delapan setengah laras sehingga jumlah frekuensi jarak kedua nada

tersebut adalah 1700 cent.

3.3.3.3 Wilayah Nada Lagu Himne Angkatan Darat

Dengan berpedoman kepada tangga nada yang sudah dibuat pada sub-bab

sebelumnya, maka wilayah nada yang terdapat pada lagu ini adalah dari nada D’

ke F”. Jarak dari nada D; ke F” adalah sebanyak tujuh setengah laras sehingga

jumlah frekuensi jarak kedua nada tersebut adalah 1500 cent.

57

Page 60: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.4 Jumlah Nada (Frequency of Note)

Jumlah nada merupakan banyaknya pemakaian nada yang dipakai dalam

sebuah komposisi. Menurut Nettl (1964:146), untuk menggambarkan jumlah

nada-nada umumnya disampaikan lewat notasi yang ditulis pada garis paranada.

Dalam hal ini penulis akan menyusun jumlah nada yang dipakai sesuai dengan

tangga nada yang telah dibuat sebelumnya.

3.3.4.1 Jumlah Nada Lagu Taruna Jaya

Frekuensi pemakaian nada pada lagu Taruna Jaya ini dapat dilihat pada

garis paranada di bawah ini.

17 32 42 20 8 4

Dari gambar di atas, dapat dilihat frekuensi pemakaian dari setiap nada

yang mana nada yang paling sering digunakan adalah nada C sebanyak 42 kali.

Sedangkan nada yang paling sedikit digunakan adalah nada E’ yakni sebanyak 4

kali.

58

Page 61: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.4.2 Jumlah Nada Lagu Indonesia Raya

Frekuensi pemakaian nada pada lagu Indonesia Raya ini dapat dilihat pada

garis paranada di bawah ini.

5 15 18 16 5 26 24 27 20 21 15

Dari gambar di atas, dapat dilihat frekuensi pemakaian dari setiap nada

yang mana nada yang paling sering digunakan adalah nada D’ sebanyak 27 kali.

Sedangkan nada yang paling sedikit digunakan adalah nada D dan A yakni

sebanyak 5 kali.

3.3.4.3 Jumlah Nada Lagu Himne Angkatan Darat

Frekuensi pemakaian nada pada lagu ini dapat dilihat pada garis paranada

di bawah ini.

4 2 2 39 29 21 17 25 13 4

Dari gambar di atas, dapat dilihat frekuensi pemakaian dari setiap nada

yang mana nada yang paling sering digunakan adalah nada G’ sebanyak 39 kali.

59

Page 62: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Sedangkan nada yang paling sedikit digunakan adalah nada Eb’ dan F’ yakni

sebanyak 2 kali.

3.3.5 Interval

Interval merupakan jarak antara nada yang satu dengan yang lainnya

(Mnoff,1991:71). Dari hasil transkripsi ketiga lagu Taruna Jaya, Indonesia Raya,

dan Lagu Himne Angkatan Darat, maka penulis menentukan interval dari setiap

lagu dan membaginya ke dalam interval naik dan interval turun. Untuk melihat

lebih jelas lagi maka penulis membuat tabel berikut dibawah ini:

3.3.5.1 Interval Lagu Taruna Jaya

Interval Posisi Total

Naik Turun

1P 17 17

2m 7 4 11

2M 39 26 65

3m 3 3

3M 4 4

4P 7 5 12

5dim

5P 3 1 4

6m

6M

Jumlah 73 43 116

60

Page 63: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa interval yang paling banyak muncul

adalah interval 2M, yaitu sebanyak 67 kali. Sedangkan interval yang paling

sedikit muncul adalah interval 3m, yaitu sebanyak 3 kali. Dan apabila dilihat dari

posisinya, interval naik memiliki jumlah sebanyak 73 kali. Sedangkan interval

turunnya memiliki jumlah sebanyak 43 kali. Hal ini berarti bahwa lagu tersebut

memiliki banyak nada berdekatan dengan posisi naik.

3.3.5.1 Interval Lagu Indonesia Raya

Interval Posisi Total

Naik Turun

1P 74 74

2m 5 17 22

2M 10 40 50

3m 7 6 13

3M 2 5 7

4P 9 5 14

5dim

5P

6m 4 4

61

Page 64: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

6M 3 3

Jumlah 113 73 186

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa interval yang paling banyak muncul

adalah interval 1P, yaitu sebanyak 74 kali. Dan interval kedua paling sering

muncul adalah interval 2M, yaitu sebanyak 50 kali. Sedangkan interval yang

paling sedikit muncul adalah interval 6M, sebanyak 3 kali dan interval 6m

sebanyak 4 kali. Dan apabila dilihat dari posisinya, interval naik memiliki jumlah

sebanyak 113 kali. Sedangkan interval turunnya memiliki jumlah sebanyak 73

kali. Hal ini berarti bahwa lagu tersebut memiliki banyak nada berdampingan dan

berdekatan dengan posisi naik.

3.3.5.1 Interval Lagu Himne Angkatan Darat

Interval Posisi Total

Naik Turun

1P 30 30

2m 19 22 41

2M 23 26 49

3m 1 9 10

3M 5 5

4P 7 7

5dim

62

Page 65: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

5P 2 2

6m

6M

Jumlah 82 62 144

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa interval yang paling banyak muncul

adalah interval 2M, yaitu sebanyak 49 kali. Sedangkan interval yang paling

sedikit muncul adalah interval 5P, yaitu sebanyak 2 kali. Dan apabila dilihat dari

posisinya, interval naik memiliki jumlah sebanyak 82 kali. Sedangkan interval

turunnya memiliki jumlah sebanyak 62 kali. Hal ini berarti bahwa lagu tersebut

memiliki banyak nada berdekatan dengan posisi naik.

3.3.6 Pola Kadensa (cadence patterns)

Pengertian kadensa adalah pergerakan nada akhir dari suatu frasa lagu. Pola

kadens dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu semi kadens (half cadence) dan

kadens penuh (full cadence). Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak

lengkap atau tidak selesai dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih

lanjut. Sedangkan kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang

terasa selesai sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk

menambah gerakan ritem.

3.3.6.1 Pola Kadensa Lagu Taruna Jaya

63

Page 66: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Pola semi kadens (half cadence) terdapat pada :

Birama ke-15

Birama ke-17

Birama ke-19

Birama ke-28

Birama ke-29

Birama ke-31

Birama ke-33

Birama ke-35

Pola kadens penuh (full cadence) yaitu terdapat pada :

Birama ke-11

Birama ke-27

64

Page 67: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.6.2 Pola Kadensa Lagu Indonesia Raya

Pola semi kadens (half cadence) terdapat pada :

Birama ke-5

Birama ke-9

Birama ke-17

Birama ke-25

Birama ke-29

Pola kadens penuh (full cadence) yaitu terdapat pada :

Birama ke-34

3.3.6.3 Pola Kadensa Lagu Himne Angkatan Darat

Pola semi kadens (half cadence) terdapat pada :

Birama ke-16

65

Page 68: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Birama ke-24

Birama ke-28

Pola kadens penuh (full cadence) yaitu terdapat pada :

Birama ke-8

Birama ke-36 sampai ke-38 :

3.3.7 Formula Melodik (melodie formula)

Melodi berasal dari bahasa Yunani yaitu meloidia yang artinya bernyanyi

atau berteriak. Namun berdasarkan kamus online Virginia Tech Multimedia

Music Dictionary, melodi adalah:

A rhythmically organized sequence of single tones so related to one another as to make up a particular phrase or idea. [sebuah nada yang disusun secara berurutan sehingga setiap nada berkaitan dan membentuk sebuah frasa atau ide tertentu]

Dalam mendeskripsikan fomula melodik, ada tiga hal penting yang akan

dibahas yaitu bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah suatu aspek yang

menguraikan tentang organisasi musikal. Unit terkecil dari suatu melodi disebut

66

Page 69: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

dengan motif, yaitu tiga nada atau lebih yang menjadi ide sebagai pembentukan

melodi. Gabungan dari motif adalah semi frasa, dan gabungan dari semi frasa

disebut dengan frasa (kalimat).

Menurut William P Malm dalam bukunya Musical Cultures of The Pasific

The Near East and Asia (1977:8), bentuk dapat dibagi menjadi lima bagian

yaitu :

1. Repetitve, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan

2. Ireratif, yaitu suatu bentuk nyanyian yang menggunakan formula melodi

yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam

keseluruhan nyanyian.

3. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi

pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi pentimpangan melodis.

4. Strofic, yaitu apabila bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama

namun menggunakan teks yang baru.

5. Progressive, yaitu apabila bentuk nyanyian selalu berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Nettl dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology, mengatakan

bahwa untuk mendeskripsikan bentuk suatu komposisi, ada beberapa patokan

yang dipakai untuk membagina ke dalam berbagai bagian, yaitu:

1. Pengulangan bagian komposisi yang diulangi bisa dianggap sebagai satu

unit.

2. Frasa-frasa istirahat bisa menunjukkan batas akhir suatu unit.

67

Page 70: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3. Pengulangan dengan perubahan (misal, transposisi lagu atau pengulangan

pola ritmis dengan nada-nada yang lain).

4. Satuan teks dalam musik vokal, seperti kata atau baris.

Dalam hal ini penulis membagi bentuk dalam lagu-lagu yang dianalisa

dengan patokan poin kedua diatas, yaitu membagi dengan berdasarkan frasa-frasa

istirahat.

3.3.7.1 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Taruna Jaya

Birama Frasa

3-7 A1

8- 11 A2

12-13 B

14-15 C1

16-17 C2

18-19 C3

20-23 A1

24-27 A2

28-29 B

30-31 C1

32-33 C2

34-35 C3

68

Page 71: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Gambar notasi di samping merupakan notasi pada frasa A1

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa A2

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa B

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C1

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C2

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C2

Setelah dianalisa, bentuk lagu Taruna Jaya dapat diuraikan sebagai A1-A2-B-C1-

C2-C3, bentuk ini terdapat pada birama pertama sampai dengan birama ke-19.

Lagu ini mengalami pengulangan dengan bentuk yang sama pada birama ke-20

sampai dengan birama ke-35. Dengan demikian bentuk pada lagu ini dapat

digolongkan ke dalam bentuk Repetitve, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami

pengulangan.

69

Page 72: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.7.2 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Indonesia Raya

Birama Frasa

1-5 A1

6-9 A2

10-13 A3

14-17 B

18-21 C1

22-25 C2

26-29 D1

30-34 D2

Gambar notasi di samping merupakan notasi pada frasa A1

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa A2

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa A3

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa B

70

Page 73: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C1

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C2

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa D1

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa D2

Bentuk lagu Indonesia Raya di atas dapat diurutkan sebagai A1-A2-A3-B-

C1-C2-D1-D2. Bentuk A, C, dan D sama-sama mengalami pengulangan namun

terdapat sedikit perubahan pada melodi akhirnya. Dengan demikian bentuk dari

lagu tersebut sesuai dengan pendapat Malm adalah Reverting, yaitu suatu bentuk

nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama

setelah terjadi pentimpangan melodis.

Setelah lagu ini dimainkan sampai birama yang terakhir yakni birama yang

ke-33, lagu ini kembali dimainkan dari mulai birama yang ke-26 sampai birama

71

Page 74: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

yang ke-34. Tentu hal ini merupakan sebuah bentuk Repetitve, yaitu bentuk

nyanyian yang mengalami pengulangan dengan melodi yang sama. Notasi dapat

dilihat pada gambar berikut.

3.3.7.3 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Himne Angkatan Darat

Birama Frasa

1-8 C

13-16 A

17-20 B

21-24 C

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa C

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa A

72

Page 75: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Gambar notasi di atas merupakan notasi pada frasa B

Bentuk pada lagu ini adalah C-A-B-C. Lagunya dimulai pada birama yang

ke-13, namun pada birama pertama sampai pada birama yang ke-8 terdapat

sebuah frasa yang sama persis dengan frasa pada birama yang ke-21 sampai pada

birama yang ke-24. Dengan demikian lagu ini diawali dan diakhiri sebuah frasa

yang sama. Hal ini menunjukkan sebuah bentuk Repetitve, yaitu bentuk nyanyian

yang mengalami pengulangan dengan melodi yang sama.

3.3.8 Kontur (contour)

Kontur adalah alur melodi yang biasanya ditandai ddengan menarik garis.

Ada beberapa jenis kontur yang dikemukakan oleh Malm (Malm dan Jonson

2000:76), antara lain:

1. Ascending, yaitu garis melodi yang sifatnya naik dari nada rendah ke

nada yang lebih tinggi.

2. Descending, yaitu garis melodi yang sifatnya turun dari nada yang

tinggi ke nada yang lebih rendah.

3. Pendulous, yaitu garis melodi yang sifatnya melengkung dari nada

yang rendah ke nada yang tinggi, kemudian kembali ke nada yang

73

Page 76: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

rendah. Atau sebaliknya dari nada yang tinggi ke nada yang lebih

rendah kemudian kembali ke nada yang lebih tinggi.

4. Teracced, yaitu garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak

tangga dari nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian

sejajar.

5. Statis, yaitu garis melodi yang sifatnya tetap.

3.3.8.1 Kontur pada Lagu Taruna Jaya

Kontur di atas menunjukkan melodi pada lagu Taruna Jaya ini bersifat

Pendulous, dimana melodi awalnya berada pada nada yang lebih tinggi, kemudian

bergerak ke nada yang lebih rendah dan selanjutnya kembali ke nada yang lebih

tinggi.

Sedangkan bentuk kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya

sifat Pendoulos yang tidak hanya menggambarkan nada dari yang lebih tinggi

menuju nada yang lebih rendah, kemudian naik kembali menuju nada yang lebih

tinggi. Tetapi dilanjut dengan pergerakan menuju ke nada yang lebih rendah.

Notasi di atas berada pada birama yang ke-21 sampai birama yang ke-22 pada

lagu Taruna Jaya.

74

Page 77: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.8.2 Kontur pada Lagu Indonesia Raya

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat

descending, yaitu dari nada yang lebih tinggi menuju nada yang lebih rendah.

Notasi tersebut terdapat pada birama ke-4 sampai birama ke-5.

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat statis,

yaitu garis melodi yang sifatnya tetap. Notasi tersebut terdapat pada birama yang

ke-18.

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat

pendulous, yaitu nada yang lebih tinggi bergerak menuju nada yang lebih rendah,

kemudian kembali ke nada yang lebih tinggi. Notasi pada gambar di atas terdapat

pada birama yang ke-19 sampai ke-20.

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat teracced,

yaitu garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak tangga.

75

Page 78: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3.3.8.3 Kontur pada Lagu Himne Angkatan Darat

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat

descending, yaitu dari nada yang lebih tinggi menuju nada yang lebih rendah.

Notasi tersebut terdapat pada birama ke-13 sampai birama ke-14.

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat

ascending, yaitu dari nada yang lebih rendah menuju nada yang lebih tinggi.

Notasi tersebut terdapat pada birama ke-15 sampai birama ke-16.

Jenis kontur pada gambar notasi di atas menunjukkan adanya sifat

pendulous, yaitu nada yang lebih tinggi bergerak menuju nada yang lebih rendah,

kemudian kembali ke nada yang lebih tinggi.

3.4. Analisis Ritem

Dalam menganalisis ritem permainan marching band Canka Dhira Dharma

ini, penulis melakukan pendekatan dengan melihat tempo, pola ritem, motif, dan

76

Page 79: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

meter yang digunakan. Dalam hal ini pada lagu yang sudah ditentukan

sebelumnya, yaitu Taruna Jaya, Indonesia Raya, dan Himne Angkatan Darat.

3.4.1 Analisis Ritem pada Lagu Taruna Jaya

Pada saat upacara Pedang Pora ini akan dilangsungkan, terlebih dahulu para

pemain musik akan memberikan aba-aba bahwa upacara akan segera dimulai.

Aba-aba tersebut disampaikan melalui iringan permainan snare drum, middle

drum, dan bass drum saja. Iringan ini hanya menggunakan dua motif saja,

kemudian diulang-ulang secara terus-menerus sampai upacara siap untuk dimulai.

Untuk membatasi diskusi pola ritem pada lagu ini, penulis hanya akan

menganalisis ritem yang dimainkan oleh snare drum saja.

Ringkasan yang dapat ditarik dari notasi permainan snare drum di atas

adalah sebagai berikut:

1. Tempo M.M. : 110

2. Durasi not : (1/4), (1/8), dan (1/16)

3. Motif ritem : motif A pada birama ke dua pada gambar di atas

Motif B pada birama ke tiga pada gambar di atas

77

Page 80: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

4. Meter : 4/4 yaitu terdapat empat ketuk not seperempat pada setiap

biramanya.

Sesudah upacara dimulai, pola ritem snare drum ini hanya memiliki satu motif

saja, yakni untuk mengiringi lagu Taruna Jaya dari awal hingga selesai.

Ringkasan yang dapat ditarik dari notasi permainan snare drum di atas adalah

sebagai berikut:

1. Tempo M.M. : 85

2. Durasi not : (1/4) , (1/8), dan (1/16)

3. Motif Ritem :

4.Meter: 4/4 yaitu terdapat empat ketuk not seperempat pada setiap

biramanya.

3.4.2 Analisis Ritem pada Lagu Indonesia Raya

Ringkasan yang dapat ditarik dari notasi permainan snare drum pada lagu

Indonesia Raya (pada lampiran) adalah sebagai berikut:

78

Page 81: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

1. Tempo M.M. : 100

2. Durasi not : (1/4 buzz roll) (1/4) , (3/16), (1/16)

3. Motif ritem:

Motif A pada birama 4-5 dan birama 8-9

Motif B pada birama 26-27 dan birama 30-31

Motif C pada birama 28-29

4. Meter : 4/4

3.4.3 Analisis Ritem pada Lagu Himne Angkatan Darat

Ringkasan yang dapat ditarik dari notasi permainan snare drum pada lagu

Himne Angkatan Darat (pada lampiran) adalah sebagai berikut:

1. Tempo M.M. : 110

2. Durasi not : (1/4), (1/8), dan (1/16)

3. Motif ritem :

Motif A pada birama 1-2

79

Page 82: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Motif B pada birama 3-4

Motif C pada birama 9-10 dan birama 11-12

birama 9 dan 11

birama 10 dan 12

Motif D pada birama 13-24

Motif E pada birama 25-26 dan birama 27-28

Motif F pada birama 29 dan birama 30

Motif G pada birama 31-32

80

Page 83: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Motif H pada birama 35-36 dan birama 37-38

4. Meter : 4/4

81

Page 84: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

BAB IV

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MARCHING BAND

YON ZIPUR I CANKA DHIRA DHARMA, KODAM

BUKIT BARISAN MEDAN

4.1 Penggunaan Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma

Mengacu kepada pendapat Alan P Merriam tentang sepuluh fungsi musik

(Merriam 1964:225), penggunaan suatu musik diartikan dengan melihat kapan,

dimana, dan bagaimana musik itu dipakai atau dimainkan. Dengan demikian si

penulis juga dalam hal ini mendeskripsikan kapan, dimana, dan bagaimana

marching band Yon Zipur I DhiraDharma ini dimainkan. Berdasarkan kerangka

pemikiran inilah penulis akan menjelaskan bagaimana penggunaan marching band

ini dimainkan, yakni:

1. Waktu Penggunaan

Hal ini berbicara tentang waktu, yaitu pada saat bagaimana

marching band tersebut dimainkan. Apakah pada saat adanya hari besar

yang mana harus diperingati, apakah pada saat adanya suatu peristiwa

seperti upacara, pernikahan, dan pengangkatan, atau apakah pada saat

adanya undangan untuk ikut berpartisipasi mengisi suatu acara.

2. Tempat Penggunaan

Hal ini berbicara tentang tempat, yaitu dimana marching band

tersebut dimainkan. Apakah di lapangan tempat dimana sebuah upacara

82

Page 85: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

dilaksanakan ataukah di jalan raya tempat dimana masyarakat umum

dapat menyaksikannya.

3. Cara Penggunaan

Hal ini berbicara tentang bagaimana penyajian permainan

marching band ini dilaksanakan. Ada beberapa format dimana marching

band ini dilaksanakan (Irawan 2010: 24), yakni: (1) standstill concert,

adalah bentuk penampilan konser dan statis, dimana pemainnya tidak

berpindah-pindah tempat dan tidak melakukan atraksi yang mana

mayoret dan pembawa bendera tidak diikutsertakan, (2) defile, adalah

bermain musik sambil berjalan mengelilingi suatu kota atau wilayah.

Biasanya digunakan pada saat hari besar, pawai, atau HUT, (3) display,

adalah bermain musik sambil membentuk suatu bentuk geometris, abjad,

atau formasi. Format ini biasanya dilakukan pada saat adanya

pertandingan atau kompetisi, (4) parade, adalah penampilan suatu

marching band di hari-hari besar dengan unit marching band lain,

membentuk suatu pawai, (5) long march, merupakan suatu format yang

hampir sama dengan defile namun lebih memiliki rute yang lebih

panjang.

Pada penjelasan bab sebelumnya bahwa penulis menggolongkan jenis

permainan marching band ini ke dalam dua kategori berdasarkan tujuannya, yaitu

tujuan militer dan tujuan non-militer. Kategori Tujuan Militer ini maksudnya

adalah drum band yang dimainkan berada dalam konteks upacara rutinitas yang

83

Page 86: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

berada di bawah naungan agenda KODAM/Yon Zipur. Sedangkan kategori tujuan

non-militer adalah marching band yang dimainkan berada dalam konteks upacara

di luar agenda KODAM/Yon Zipur. Oleh sebab itu maka penulis menguraikan

penggunaan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma sebagai berikut.

4.1.1Penggunaan Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma Berdasarkan

Kategori Militer

Penggunaan marching band berdasarkan kategori militer ini biasanya

bersifat formal dan selalu dimainkan ketika suatu upacara dilangsungkan. Dengan

demikian permainan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma pada kategori ini

tidak untuk dipertontonkan atau dipertunjukkan untuk kalangan umum.

Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang dikumpulkan oleh si penulis,

maka beberapa penggunaan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma

berdasarkan kategori militer adalah sebagai berikut:

a) Upacara rutinitas setiap hari Senin

Merupakan sebuah upacara rutin dimana setiap hari senin

marching band ini akan turut mengiringi upacara tersebut sampai

selesai. Upacara ini berlangsung mulai pukul 07.00 wib sampai selesai

di lapangan batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma. Pada awalnya

marching band ini akan memasuki lapangan terlebih dahulu yakni

berjalan sambil memainkan musik dengan format dua baris. Kemudian

seluruh peserta upacara yaitu para anggota militer akan mengikuti

84

Page 87: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

mereka di belakang sambil memasuki lapangan. Setelah memasuki

lapangan para pemain marching band mengambil posisi dan berbaris

pada tempat yang sudah ditentukan. Upacara dimulai dengan

memainkan lagu himne KODAM Bukit Barisan, kemudian lagu

mengheningkan cipta, dan lagu Indonesia Raya. Setelah upacara selesai

marching band ini kembali lebih dahulu meninggalkan lapangan upacara

sambil memainkan lagu dan kemudian diikuti oleh peserta upacara.

Secara keseluruhan, bentuk penampilan marching band ini digolongkan

ke dalam format standstill concert, dimana pemain tidak berpindah

tempat serta tidak melakukan atraksi.

b) Upacara rutinitas setiap tanggal 17 pada setiap bulannya

Pada dasarnya format keseluruhan upacara ini sama dengan

format upacara setiap hari seninnya. Yang membedakan adalah tempat

dimana upacara ini dilaksanakan. Tempat pelaksanaan upacara ini

adalah di lapangan Komando Daerah Militer Bukit Barisan, Medan.

c) Upacara Pedang Pora

Upacara Pedang Pora merupakan sebuah tradisi pada lingkungan

perwira TNI untuk memberikan penghormatan ketika seorang perwira

sedang melangsungkan pernikahan. Upacara ini biasanya dilaksanakan

pada saat resepsi pernikahan dilangsungkan. Biasanya bertempat di

gedung resepsi pernikahan atau di rumah mempelai. Format upacara

Pedang Pora yang dibawakan oleh marching band Zipur I Dhira Dharma

85

Page 88: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

ini pada umumnya terdiri dari tujuh belas orang pemain marching band,

yakni satu orang penata rama, dua orang pemain bass drum, dua orang

pemain tenor drum, empat orang pemain snare drum, dua orang pemain

bellyra, dan enam orang pemain terompet. Selain itu terdapat dua belas

orang anggota militer yang bertugas untuk membawa pedang, dan satu

orang komandan upacara. Ketiga belas anggota militer tersebut

merupakan adik junior dari perwira yang sedang melangsungkan

pernikahan tersebut. Menjelang upacara ini dimulai, para pemain

marching band sudah mengambil tempat terlebih dahulu di tempat yang

sudah disediakan. Kemudian mereka akan memainkan alat musik snare

drum, tenor drum dan bass drum terlebih dahulu, yang mana menandakan

bahwasannya upacara tersebut akan segera dan siap untuk dimulai.

Sebelum mempelai laki-laki dan perempuan memasuki ruangan resepsi,

kedua belas pembawa pedang tersebut sudah membentuk formasi

berbanjar saling berhadap-hadapan di depan pintu masuk ruangan

resepsi. Sementara komandan upacara menyampaikan laporan kepada

mempelai laki-laki yang sudah siap untuk memasuki ruangan di depan

pintu masuk. Formasi berbanjar memiliki makna bahwa semua peserta

upacara yakni adik-adik perwira dari mempelai laki-laki turut bersukacita

menghantarkan sang mempelai ke gerbang kebahagiaan dalam

menempuh bahtera hidup yang baru. Setelah mempelai masuk, maka

mereka berhenti di depan pelaminan, sementara anggota militer yang

86

Page 89: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

bertugas membawa pedang mengikuti dari belakang dan membentuk

formasi melingkar mengitari mempelai setelah berhenti di depan

pelaminan. Selama sang mempelai dan para anggota militer yang

bertugas membawa pedang berjalan menuju pelaminan, pemain marching

band memainkan lagu Taruna Jaya sampai mereka berhenti di depan

pelaminan. Lagu tersebut merupakan lagu yang secara khusus dimainkan

pada upacara Pedang Pora untuk mengiringi para mempelai berjalan

menuju pelaminan. Ketika berhenti di depan pelaminan, maka lagu

tersebut akan selesai dimainkan. Setelah itu komandan upacara akan

menyampaikan laporan kembali kepada sang mempelai, dan kemudian

para pembawa pedang akan menghunuskan pedangnya kearah atas

kepala sang mempelai sehingga membentuk sebuah payung. Hal ini

memiliki makna bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi

kedua mempelai dalam menghadapi berbagai rintangan hidup dalam

memulai bahtera hidup yang baru. Kemudian acara dilanjutkan dengan

pemberian cincin dan pakaian persit oleh komandan batalyon dimana

tempat mempelai laki-laki bertugas. Cincin untuk mempelai laki-laki

diberikan oleh komandan batalyon, sedangkan cincin untuk mempelai

perempuan diberikan oleh istri daripada komandan batalyon tersebut.

Pemberian cincin ini memiliki makna sebagai tanda ikatan batin kedua

mempelai yaitu akan bersama-sama dalam mengrungi bahtera kehidupan

yang baru. Selanjutnya pemberian seperangkat pakaian persit dilakukan

87

Page 90: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

oleh istri daripada komandan batalyon tersebut kepada mempelai

perempuan. Hal ini merupakan simbol bahwa secara resmi mempelai

perempuan telah menjadi anggota satuan batalyon tempat dimana

mempelai laki-laki ditugaskan atau ditempatkan. Setelah pemberian itu

selesai dilaksanakan, acara dilanjutkan kembali dengan penyampaian

ucapan selamat dan berbahagia dalam menempuh hidup baru dari para

adik kelas atau junior (dalam hal ini diwakilkan oleh seorang protocol

yang juga merupakan seorang anggota militer) sang mempelai laki-laki

tersebut. Sebelum kedua mempelai dipersilahkan untuk naik ke

pelaminan, terlebih dahulu akan dinyanyikan lagu Himne Taruna oleh

semua anggota upacara termasuk mempelai laki-laki. Dan untuk

mengakhiri upacara Pedang Pora ini, para peserta upacara akan

mengikuti mempelai untuk naik ke pelaminan setelah komandan upacara

menyampaikan laporan terlebih dahulu kepada mempelai laki-laki.

Setelah naik ke pelaminan maka semua peserta upacara dipersilahkan

untuk berfoto bersama dengan kesua mempelai.

Secara keseluruhan, bentuk penampilan marching band pada upacara

Pedang Pora ini digolongkan ke dalam format standstill concert, dimana

pemain tidak berpindah tempat serta tidak melakukan atraksi.

88

Page 91: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

d) Upacara peringatan Hari Besar Nasional

Pada umumnya Hari Besar Nasional yang dipringati adalah hari

kemerdekaan Republik Indonesia, hari Pahlawan, hari ulang tahun

Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan hari Besar Nasinoal lainnya.

Penampilan format marching band yang dilakukan tergantung pada hari

besar yang diperingati. Pada hari ulang tahun kemerdekaan Republik

Indonesia misalnya, format marching band yang digunakan memang

tidak jauh berbeda dengan format marching band ketika mengadakan

upacara setiap hari senin atau setiap tanggal 17-nya. Tetapi ketika

upacara selesai dilaksanakan, biasanya akan ada parade yaitu pemain

marching band akan bermain sambil berkeliling sesuai dengan rute yang

sudah ditentukan. Namun pada peringatan hari besar lainnya, secara

keseluruhan bentuk penampilan marching band yang dimainkan

digolongkan ke dalam format standstill concert, yaitu permainan

marching band yang mana pemainnya tidak berpindah tempat serta tidak

melakukan atraksi.

4.1.2 Penggunaan Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma Berdasarkan

Kategori Non-Militer

Pengkategorian berdasarkan tujuan non-militer ini adalah marching band

yang dimainkan berada dalam konteks upacara di luar agenda KODAM atau Yon

Zipur. Permainan marching band pada kategori ini biasanya lebih bersifat terbuka

89

Page 92: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

untuk kalangan masyarakat, karena secara khusus memang untuk dipertunjukkan

dan dipertontonkan bagi kalangan umum. Berbeda dengan kategori untuk tujuan

militer yakni biasanya bersifat formal, dan hanya dimainkan ketika ada upacara

kenegaraan. Pada kategori non-militer ini, penggunaan marching band Yon Zipur

I Dhira Dharma memiliki ruang lingkup permainan yang lebih luas. Bahkan

mereka bisa bermain sampai ke luar kota Medan. Tidak jarang mereka diundang

bermain untuk mengisi acara, baik dari kalangan masyarakat, organisasi-

organisasi, bahkan sampai instansi Negara. Selain itu mereka juga berani

menunjukkan kemampuan mereka dengan mengikuti festifal marching band yang

ada.

Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang dikumpulkan oleh si

penulis, maka beberapa penggunaan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma

berdasarkan kategori militer adalah sebagai berikut:

a) Display

Menurut hasil wawancara dengan Letnan Nurman pada bulan

Februari 2013 di batalyon Zipur, marching band Zipur I Dhira Dharma

ini akan bermain sambil berkeliling di daerah masyarakat sekitar

batalyon Zipur setiap tiga bulannya. Mereka menyebutkan peristiwa ini

dengan istilah display, istilah tersebut dalam dunia marchig band

memiliki makna yaitu bermain musik sambil membentuk suatu bentuk

geometris, abjad, atau formasi. Format ini biasanya dilakukan pada saat

adanya pertandingan atau kompetisi. Namun dalam hal ini format ini

90

Page 93: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

digunakan untuk memperkenalkan marching band Yon Zipur I Dhira

Dharma kepada kalangan masyarakat untuk dihibur.

Sebelum mereka membentuk barisan, terlebih dahulu mereka akan

menggunakan atribut lengkap seperti topi dan topeng yang menyerupai

harimau dan burung elang, jubah harimau, sarung tangan harimau, stick

atau tongkat untuk para mayoret, dan berbagai atribut yang

dipergunakan untuk menghiasi alat musik yang mereka pakai. Setelah

itu mereka akan membentuk sebuah barisan di depan batalyon Zipur dan

siap untuk bermain sambil berkeliling sesuai dengan rute yang sudah

ditentukan. Sang mayoret akan mengambil alih komandan barisan yang

mana bertugas untuk memberi aba-aba bagi seluruh personil marching

band. Ditengah perjalanan mereka sambil memainkan marching band

tersebut, tidak jarang mereka akan berhenti ditengah jalan untuk

mempertunjukkan atraksi-atraksi sirkus seperti melemparkan tongkat ke

atas setinggi-tingginya, para pemain bass drum akan saling

melemparkan alat musiknya kepada pemain lain untuk bertukar,

menggigit alat musik bass drum sambil berdiri diatas susunan alat musik

bass drum yang telah dibentuk sampai bertingkat, membentuk sebuah

formasi, dan sebagainya. Setelah rute yang sudah ditentukan siap

dikelilingi, maka mereka kembali ke batalyon untuk mengakhiri

permainan mereka. Bentuk penampilan marching band yang dimainkan

digolongkan ke dalam format display yaitu bermain musik sambil

91

Page 94: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

membentuk suatu bentuk geometris, abjad, atau formasi. Namun secara

keseluruhan bentuk penampilan marching band ini adalah defile, yaitu

bermain musik sambil berjalan mengelilingi suatu kota atau wilayah.

b) Undangan main

Pada suatu perayaan tertentu marching band Yon Zipur I Dhira

Dharma ini terkadang mendapatkan undangan main untuk mengisi

acara, ataupun untuk bergabung mengikuti sebuah parade ataupun

pawai. Pada tanggal 13 April 2013 yang lalu misalnya, marching band

ini diundang oleh batalyon Resimen Induk Kodam (Rindam) I Pematang

Siantar untuk bermain mengisi acara pada sesi acara bebas upacara

kelulusan prajurit baru dari pendidikan Sekolah Calon Tamtama

(Secata). Setelah upacara selesai dilaksanakan, marching band Yon

Zipur I Dhira Dharma ini diundang untuk bermain untuk menghibur

semua peserta upacara, orang tua beserta keluarga daripada prajurit baru,

serta semua masyarakat yang hadir. Kurang lebih tiga puluh menit

marching band ini bermain menunjukkan kemampuannya dengan

berbagai atraksi untuk menghibur semua yang main. Sama seperti ketika

mereka akan melakukan display, mereka akan menggunakan atribut

lengkap seperti topi dan topeng yang menyerupai harimau dan burung

elang, jubah harimau, sarung tangan harimau, stick atau tongkat untuk

para mayoret, dan berbagai atribut yang dipergunakan untuk menghiasi

alat musik yang mereka pakai. Bentuk penampilan marching band yang

92

Page 95: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

dimainkan ini digolongkan ke dalam format display yaitu bermain

musik sambil membentuk suatu bentuk geometris, abjad, atau formasi.

Pada tanggal 24 April 2013, marching band ini kembali di undang

oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk bermain pada perayaan

ulang tahun Provinsi Sumatera Utara. Pada saat itu Pemerintah Kota

Medan berencana menggelar parade besar-besaran yang diikuti oleh

perwakilan setiap suku dari semua suku yang ada di Sumatera Utara.

Tidak hanya itu, parade ini juga diikuti oleh marching band lain dan

berbagai komunitas seperti komunitas kendaraan-kendaraan kuno seperti

mobil, sepeda motor dan sepeda. Pada saat itu marching band Yon Zipur

I Dhira Dharma berada pada barisan paling depan untuk membuka

dimulainya pawai tersebut. Kurang lebih semua peralatan, perlengkapan,

atribut dan penyajian gaya permainan mereka sama ketika mereka

melakukan display. Namun dalam hal ini mereka bergabung dengan

anggota lain untuk melakukan pawai. Sehingga secara keseluruhan

bentuk penampilan marching band yang dimainkan ini digolongkan ke

dalam format parade, yaitu penampilan suatu marching band di hari-hari

besar dengan unit marching band lain, membentuk suatu pawai.

c) Mengikuti Festival

Meskipun sebagai marching band yang ditugaskan untuk acara-

acara yang bersifat formal, seperti halnya marching band yang lain,

marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini memiliki keterbukaan

93

Page 96: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

untuk mengikuti festival yang ada. Menurut informasi yang didapat dari

Letnan Nurman (danton) dan Bapak Antorikson Sinaga (mayoret),

marching band Zipur I Dhira Dharma ini pernah menjuarai festival

marching band pada Pesta Rakyat Danau Toba (PRDT) beberapa tahun

silam. Bentuk penampilan marching band yang dimainkan digolongkan

ke dalam format display yaitu bermain musik sambil membentuk suatu

bentuk geometris, abjad, atau formasi.

d) Kegiatan Lain

Kadang kala batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma ini melakukan

kegiatan yang bisa dibilang sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh anggota militer namun berada diluar

kegiatan wajib satuan batalyon. Seperti adanya kegiatan olahraga seperti

futsal, sepak bola, bela diri, lari, dan cabang olah raga lainnya. Dalam

hal ini, penulis pernah menjumpai adanya kegiatan turnamen futsal yang

digelar oleh satuan batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma untuk kalangan

terbuka. Dari mulai anggota militer itu sendiri, anak sekolah, anak

kuliah, bahkan sampai ke masyarakat biasa diperbolehkan untuk

mengikuti turnamen ini. Pada saat turnamen ini akan dimulai, terlebih

dahulu kegiatan ini dimulai dengan sebuah upacara singkat, dimana

marching band Yon Zipur I Dhira Dharma juga turut serta mengiringi

selama upacara berlangsung. Namun kurang lebih format yang

dimainkan marching band ini sama dengan format permainan pada

94

Page 97: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

upacara seperti biasa. Keseluruhan bentuk penampilan marching band

yang dimainkan digolongkan ke dalam format standstill concert, yaitu

permainan marching band yang mana pemainnya tidak berpindah tempat

serta tidak melakukan atraksi.

4.2 Fungsi Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma

Menurut hematnya, Alan P. Merriam menjabarkan sepuluh fungsi musik

pada umumnya, yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) penghayatan

estetis, (3) hiburan, (4) komunikasi, (5) perlambangan, (6) reaksi jasmani, (7)

norma-norma sosial, (8) pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, (9)

kesinambungan kebudayaan, dan (10) pengintegrasian masyarakat. Fungsi

tersebut menyangkut tujuan pemakaian musik dalam pandangan luas. Dan

kesepuluh fungsi umum ini akan mendasari pembahasan mengenai musik

marching band Yon Zipur I Dhira Dharma berikut ini.

4.2.1 Fungsi Pengungkapan Emosional

Musik mempunyai daya yang besar sebagai sarana untuk mengungkapkan

rasa atau emosi (misalnya rasa sedih, rindu, bangga, tenang, rasa kagum pada

dunia hasil ciptaan Tuhan) bagi para pendengarnya (Merriam,1964:223). Reaksi-

rekasi tersebut dapat berupa ekspresi langsung seperti menyanyi mengikuti lagu

yang dimainkan atau mendengarkan secara tenang dan seksama tanpa banyak

pengungkapan suasana hati yang terlihat secara langsung.

95

Page 98: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Salah satu faktor dalam menentukan reaksi suasana hati terhadapa musik

marching band Yon Zipur I Dira Dharma adalah tempo musik yang dibawakan.

Tempo sedang atau cepat cenderung untuk menunjukkan suasana riang,

sedangkan tempo lambat menunjukkan suasana yang sedih atau hikmat. Tempo

lambat pada umumnya dibawakan pada saat menjalani suatu upacara, dan

biasanya pada saat pengibaran bendera ataupun saat mengheningkan cipta.

Suasana pada saat ini terlihat sangat hikmat dan tenang. Sedangkan tempo sedang

atau cepat dapat dijumpai saat kapanpun marching band ini dimainkan. Baik itu

saat di dalam menjalankan upacara ataupun di luar konteks upacara. Pada saat

tempo sedang atau cepat dimainkan, kita akan dapat menjumpai suasana yang

bersemangat. Yakni ketika berbaris menuju dan meninggalkan lapangan atau

tempat sebuah upacara dilaksanakan. Marching band ini akan dimainkan

sementara para anggota militer mengikuti sambil berlari dan bernyanyi dengan

semangat di belakangnya.

Mengingat akan sejarah munculnya musik militer pada zaman peperangan

dahulu, musik pada dasarnya hanya digunakan untuk memacu adrenalin dan

semangat juang para prajurit dalam berperang. Mereka dituntut untuk

menimbulkan rasa nasionalisme yang mendalam pada diri para prajurit supaya

mereka tidak gentar ketika berperang. Berdasarkan hal itu, penulis berpendapat

bahwa fungsi musik sebagai pengungkapan emosional merupakan fungsi musik

yang paling utama dalam kemiliteran. Jika zaman dulu musik digunakan untuk

tujuan perang yaitu berperang melawan musuh militer yang lain, pada saat ini

96

Page 99: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

(sesuai dengan pengamatan yang dilakukan penulis dengan studi kasus di

KODAM Bukit Barisan dan Yon Zipur I Dhira Dharma) musik juga digunakan

untuk tujuan perang. Yaitu untuk memerangi kemalasan, supaya tetap semangat

dalam melakukan tugas-tugas milier. Tentu saja hal ini bukan berarti bahwa

kemanapun dan kapanpun para anggota militer bertugas, maching band ini akan

selalu dimainkan untuk memacu semangat para prajurit militer. Tetapi kita akan

melihat hal ini keika mereka akan melakukan upacara. Ketika marching band ini

dimainkan, dengan sendirinya mereka akan berbaris sambil berlari dan bernyanyi

dibelakang mengikuti para pemain marching band saat menuju dan meninggalkan

lapangan upacara. Tidak hanya itu, penulis juga berpendapat bahwa ketika

pengibaran bendera dilaksanakan, semua anggota militer yang hadir saat itu akan

mengangkat tangan dan menghormat bendera selama penaikan bendera

dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa, ada rasa hormat yang muncul ketika lagu

Indonesia Raya dikumandangkan. Begitu juga halnya ketika mengheningkan cipta

(yaitu untuk mengingat perjuangan dan jasa para pejuang kemerdekaan melawan

penjajahan), iringan musik marching band yang pelan dan lembut juga akan

mempengaruhi rasa rindu dan hormat ketika mereka mengenang jasa para

pahlawan yang sudah wafat.

4.2.2 Fungsi Penghayatan Estetis

Menurut Merriam, ada empat buah aumsi dalam mendefinisikan kata

estetika. Keempat asumsi tersebut adalah:

97

Page 100: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

a) Estetika adalah suatu konsep yang digunakan dalam kebudayaan Barat

dan Timur untuk menyatakan sesuatu mengenai kesenian.

b) Konsep estetika dengn berbagai macam konsep pemikiran cenderung

lebih bersifat mengaburkan dan bukan memperjelas konsep-konsep

pemikiran pokok yang dikandung oleh filsafat estetika.

c) Dalam membahas estetika, biasanya hanya terpaku hanya pada satu

macam seni saja. Dengan demikian para pakar telah menegaskan

perbedaan antara kesenian murni dan kesenian terapan, maupun antara

artis dan pengrajin.

d) Tidak ada sesuatu benda atau kegiatan yang memiliki nilai estetika

secara langsung. Maksudnya nilai estetika itu berasal dari si pencipta

atau si pengamat itu sendiri yang memberikan nilai estetika kepada

benda atau kegiatan tersebut.

Setiap musik yang dimiliki masyarakat memiliki nilai-nilai estetis dan

penilaian terhadap musik tersebut tergantung kepada anggota masyarakat itu

sendiri maupun masyarakat luar (Merriam, 1964:223). Merriam juga mengisolir

enam buah konsep khas atau faktor yang dapat menyimpulkan apakah suatu

masyarakat memiliki pemahaman estetika yang memerankan fungsi tertentu. Ke

enam faktor tersebut adalah:

1) Pemisahan psikis, yaitu mencakup kapasitas kemampuan seseorang

individu untuk menjauhkan diri dari suatu obyek dan kemudian

98

Page 101: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

mengamatinya dengan suatu tingkat obyektivitas tertentu. Maksudnya

adalah musik dipisahkan dari konteks di mana musik itu biasanya

didengarkan dan unsur-unsur penyusunnya dapat dikenali dan dianalisa.

Dalam marching band Yon Zipur I Dhira Dharma tidak dijumpai

pemisahan psikis, dimana marching band yang dimainkan memiliki makna

tetap tertentu dan umumnya dimainkan pada saat-saat upacara dan konteks

tertentu.

2) Manipulasi bentuk secara positif, merupakan bagian yang berpengaruh

kuat pada budaya musik Barat, sebab perubahan dianggap sebagai suatu

norma dan menjadi logis. Bila musik dianggap sebagai obyek yang

abstrak, maka manipulasi bentuk secara otomatis hampir dipastikan akan

selalu terjadi. Untuk memanipulasi bentuk diperlukan adanya konsep-

konsep unsur bentuk. Dalam terminologi Barat, konsep-konsep unsur

tersebut berkenaan dengan hal-hal seperti interval, melodi, irama, ketukan,

keselarasan nada, dan yang lainnya. Konsep-konsep unsur tersebut jelas

dapat dijumpai pada permainan yang dimainkan oleh marching band Yon

Zipur I Dhira Dharma, seperti yang sudah dibahas di dalam bab III .

3) Sifat menggugah suasana hati pada musik yang dipahami hanya sebagai

bentuk bunyi-bunyian. Dalam hal ini Merriam mencurahkan perhatiannya

terhadap reaksi emosional yang tampak berlebihan terhadap bunyi musik

seperti gembira, sedih, maupun bentuk-bentuk suasana hati yang kita

kenal. Penulis berpendapat bahwa, tentu saja marching band ini memenuhi

99

Page 102: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

kriteria tersebut seperti halnya telah dibahas pada fungsi musik sebagai

pengungkapan emosional.

4) Pengakuan keindahan terhadap proses atau produk seni. Dalam masyarakat

Barat keindahan merupakan sesuatu yang penting. Keindahan merupakan

suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesenian. Selain menampilkan

musiknya, pada umumnya marching band Yon Zipur I Dhira Dhama juga

menampilan keindahan dari sisi atribut dan penampilan secara keseluruhan

meliputi format atau formasinya.

5) Kesengajaan dalam menciptakan sesuatu yang estetik. Seniman Barat

secara sengaja menciptakan suatu obyek atau bunyi-bunyian yang akan

dikagumi secara estetik oleh mereka yang menyaksikan atau

mendengarnya, dan unsur pengupayaan secara sadar ini menekankan

kembali keabstrakan seni dari konteks kebudayaannya. Pada saat marching

band Yon Zipur I Dhira Dharma ini dimainkan, kreativitas dari para

pemain tidaklah dibutuhkan. Mereka memainkan secara totalitas apa yang

sudah dilatih sebelumnya.

6) Keberadaan filsafat suatu materi estetik. Menurut Merriam, benar adanya

jika dikatakan bahwa apa yang menjadi kekhasan konsep-konsep

pemikiran Barat serta idealisme akan bentuk dan keindahan adalah bahasa

estetika yang pasti.

100

Page 103: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Berdasarkan ke enam faktor tersebut, dapat ditentukan bahwa pada dasarnya

marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini memenuhi kriteria tersebut di

atas. Oleh sebab itu marching band ini dapat dikatakan memiliki fungsi estetika.

4.2.3 Fungsi Hiburan

Pada setiap masyarakat di dunia, musik berfungsi sebagai alat hiburan

karena musik dapat memberikan ketenangan, kebahagiaan dan kepuasan tertentu

kepada yang mendengar (Merriam 1964:224). Sama halnya ketika marching band

Yon Zipur I Dhira Dharma ini sedang melakukan pawai, dimana mereka akan

melakukan berbagai atraksi-atraksi yang dapat membuat para penonton merasa

kagum dan akhirnya bertepuk tangan karena merasa puas dan terhibur. Ole sebab

itu marching band yang dimainkan ketika mereka melakukan perayaan-perayaan

seperti HUT kemerdekaan RI, HUT Provinsi Sumatera Utara, ataupun permainan

yang ditampilkan untuk kalangan umum juga merupakan salah satu pemuas

(hiburan).

4.2.4Fungsi Komunikasi

Musik mampu menyampaikan sesuatu (pesan) kepada siapa yang akan

dituju yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan yang membentuk musik tersebut

(Merriam, 1964:224). Merriam berpendapat bahwa kemungkinan yang paling

jelas ialah komunikasi dihadirkan dengan cara menanamkan makna-makna

simbolis ke dalam musik yang secara tidak disadari diakui oleh para warga

101

Page 104: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

komunitas tersebut. Penanaman makna-makna simbolis dapa terjadi dalam salah

satu dari kedua macam cara berikut: secara sadar atau secara bawah sadar.

Bunyi musik dapat menyajikan suasana hati tertentu, baik itu sedih,

gembira, semangat, ataupun yang lainnya. Dengan demikian bunyi musik dapat

mengkomunikasikan lingkup-lingkup nuansa yang sesuai dengan musik yang

dibunyikan. Pada saat marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini memainkan

lagu Indonesia Raya atau lagu mengheningkan cipta misalnya, dalam hal ini

tercipta suasana yang hikmat dengan munculnya suasana hati yang bisa dikatakan

sedih ataupun rasa nasionalisme.

4.2.5 Fungsi Perlambangan

Pada semua masyarakat, musik berfungsi sebagai lambang dari hal-hal, ide-

ide, dan tingkah laku (Merriam 1964:225). Menurut Alan P. Merriam, ada empat

macam cara bagaimana memandang kesenian sebagai sesuatu yang bersifat

simbolis. Keempat macam cara tersebut adalah:

1) Melalui makna harafiah yang disajikan. Dalam menulis mengenai aspek

simbolisme dalam kesenian ini, Merriam mengakui keberadaan makna

harafiah dalam kesenian serta penyampaian ini jauh lebih mudah

dipahami dalam bentuk-bentuk seni rupa dan tari-tarian dibandingkan

dengan seni musik.

2) Melalui refleksi suasana hati dan makna.

102

Page 105: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

3) Melalui refleksi nilai-nlai , pengaturan kondisi sosial dan perilaku

budaya lain. Alan P.Merriam berpendapat bahwa musik merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan dan sebagaimana aspek-

aspek kebudayaan lainnya, musik niscaya akan mencerminkan nilai-nilai

dan prinsip-prinsip umum yang mendasarinya yang menghidupkan

kebudayaan tersebut secara menyeluruh.

4) Melalui prinsip-prinsip aplikasi universal secara luas.

Menurut penulis, poin yang pertama di atas tentu memiliki hubungan makna

dengan fungsi komunikasi. Musik dapat mengkomunikasikan lingkup-lingkup

nuansa yang sesuai dengan musik yang dibunyikan. Pada saat mengheningkan

cipta misalnya, tercipta suasana yang hikmat dengan munculnya suasana hati yang

bisa dikatakan sedih ataupun rasa nasionalisme. Suasana hati yang muncul ini

sekaligus memenuhi poin yang ke dua di atas yaitu melalui refleksi suasana hati.

Ada saat dimana marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini akan bermain

ketika mereka mendapat undangan main dari pihak tertentu. Dalam hal ini alasan

yang diberikan kenapa mereka mengikuti undangan main tersebut adalah

kontribusi22. Hal itu jelas menimbulkan kebersamaan dalam suatu masyarakat

yang mempunya sistem nilai dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Refleksi

nilai-nilai perilaku sosial ini tentu sudah menunjukkan bahwa marching band Yon

22 Hasil wawancara dengan Kopral Antorikson Sinaga(mayoret marching band Yon Zipur I Dhira Dharma) pada tanggal 16 Februari 2013 di batalyon Yon Zipur.

103

Page 106: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Zipur I Dhira Dharma ini sudah melambangkan suatu tingkah laku atau perilaku

sosial sebagai masyarakat Indonesia.

4.2.6 Fungsi Reaksi Jasmani

Merriam (1964:224) berpendapat bahwa fungsi lain dari musik pada

masyarakat adalah sebagai pengiring dan perangsang reaksi jasmani. Reaksi-

reaksi ini dapat kita lihat mulai dari mengetuk-ngetukkan tangan atau kaki hingga

pada taraf yang lebih lanjut yakni gejala kesurupan.

Pada pelaksanaan upacara misalnya, pada bagian pembahasan fungsi musik

sebelumnya, yakni sebagai pengungkapan emosional telah disebutkan bahwa

musik dapat menimbulkan rasa hormat ataupun rasa nasionalisme para militer

baik kepada Negara ataupun para pahlawan. Dengan demikian ketika lagu

Indonesia Raya dikumandangkan, semua para anggota militer akan mengankat

tangan untuk menghormat bendera. Mengangkat tangan untuk menghormat

bendera jelas merupakan sebagai suatu respon dari fisik manusia sehingga dapat

dikatakan sebagai reaksi jasmani. Masih dalam konteks upacara, biasanya

sebelum upacara dimulai (upacara pada setiap hari senin misalnya), ketika para

anggota militer akan memasuki lapangan upacara, marching band akan dimainkan

terlebih dahulu. Ketika marching band dimainkan, maka para anggota militer akan

ikut bersorak sorai (misalnya ikut bernyanyi ataupun menyanyikan yel-yel) sambil

berlari mengikuti marching band menuju lapangan upacara. Penulis menilai

bahwa dengan dimainkannya marching band tersebut, maka musik telah

104

Page 107: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

menimbulkan rasa semangat bagi para militer sehingga mereka dapat berlari dan

bersorak-sorai menuju lapangan.

Diluar konteks upacara, penulis juga menemukan beberapa kejadian yang

dapat digolongkan ke dalam fungsi reaksi jasmani ini. Ketika melakukan display,

seperti biasa permainan musik marching band ini dijadikan sebagai iringan musik

bagi para mayoret dan pemain bass drum untuk melakukan atraksi. Atraksi ini

bisa berupa melemparkan tongkat atau stick mayoret ke udara setinggi-tingginya.

Atau para pemain bass drum yang memutar-mutarkan badannya sambil

memainkan alat musiknya hingga melemparkannya kepada pemain lain untuk

saling bertukar alat musik. Selain itu, mengingat display ini merupakan sebuah

kegiatan yang secara khusus memang untuk dipertontonkan untuk kalangan

masyarakat, maka ketika atraksi dilakukan penulis juga menemukan adanya

sambutan dari para penonton yang turut memberikan semangat dan dukungan.

Reaksi yang dapat dilihat pada kejadian ini diantaranya adanya masyarakat yang

menyoraki dengan berteriak, ataupun dengan bertepuk tangan.

Dalam kejadian ini penulis berpendapat bahwa ketika musik menimbulkan

pengungkapan emosional yaitu pada upacara ini misalnya rasa hormat, kejadian

itu dilanjutkan kembali dengan adanya respon fisik yakni mengangkat tangan

dengan menghormat bendera misalnya. Atau ketika munculnya rasa semangat

ketika akan berbaris menuju lapangan upacara, maka kemudian kita akan melihat

respon fisik yang muncul yakni berlari sambil bersorak-sorai.

105

Page 108: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

4.2.7Fungsi yang Berkaitan dengan Norma-norma Sosial

Musik yang disampaikan bertujuan untuk pengendalian sosial dengan

mengkritik orang-orang yang menyeleweng dari falsafah dan adat istiadat

setempat, dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi yang utama (Merriam

1964:225). Disini Merriam memfokuskan pada lirik-lirik lagu yang memainkan

peran dalam kontrol sosial. Dalam kaitan ini ia menyinggung mengenai lagu-lagu

yang digunakan pada saat upacara-upacara peresmian dan lagu-lagu yang pusat

perhatiannya terhadap kelayakan dan ketidaklayakan.

Meskipun fungsi ini sangat berhubungan dan berkaitan erat dengan sebuah

upacara tradisional, namun dalam hal ini penulis juga menemukan fungsi yang

berkaitan dengan norma-norma sosial pada permainan yang ditampilkan oleh

marching band Yon Zipur I Dhira Dharma. Memang dalam proses penyajiannya,

marching band ini tidak memiliki lirik lagu. Sebaliknya, marching band ini justru

memiliki perangkat nuansanya sendiri yang mengungkapkan nilai-nilai sosial dan

keagamaan. Pada upacara Pedang Pora misalnya, dalam proses pelaksanaan

upacara ini, ketika mempelai hendak memasuki ruang resepsi pernikahan hingga

naik menuju pelaminan akan diiringi oleh permainan musik marching band.

Selama melakukan upacara ini, para anggota upacara akan melakukan gerakan-

gerakan yang memiliki symbol dan makna tersendiri. Pada saat itu juga seorang

pemandu upacara akan menyampaikan makna dari setiap gerakan tersebut.

Misalnya ketika melakukan formasi berbanjar, formasi ini memiliki makna bahwa

semua peserta upacara yakni adik-adik perwira dari mempelai laki-laki turut

106

Page 109: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

bersukacita menghantarkan sang mempelai ke gerbang kebahagiaan dalam

menempuh bahtera hidup yang baru. Kemudian ketika membentuk formasi

melingkar, kemudian para pembawa pedang akan menghunuskan pedangnya

kearah atas kepala sang mempelai sehingga membentuk sebuah payung. Hal ini

memiliki makna bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua

mempelai dalam menghadapi berbagai rintangan hidup dalam memulai bahtera

hidup yang baru. Selain itu, pemberian seperangkat pakaian persit yang dilakukan

oleh istri daripada komandan batalyon kepada mempelai perempuan merupakan

simbol bahwa secara resmi mempelai perempuan telah menjadi anggota satuan

batalyon tempat dimana mempelai laki-laki ditugaskan atau ditempatkan. Dari

ketiga makna tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat nilai moral dan nilai

keagamaan yang disampaikan secara jelas.

4.2.8 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama

Menurut Merriam (1964:225) bahwa sistem-sistem agama biasanya

didukung dan disahkan oleh mitos-mitos dan legenda-leganda; mitos dan legenda

tersebut seingkali dinyanyikan dengan iringan musik. Tentu saja ungsi ini

berkaitan erat dengan fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial. Dalam

hal ini penulis melihat bahwa pemberian seperangkat pakaian persit yang

dilakukan oleh istri daripada komandan batalyon kepada mempelai perempuan

pada upacara Pedang Pora sudah menunjukkan bahwa musik (yang dimainkan

oleh marching band) memiliki fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial. Hal ini

107

Page 110: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

dikarenakan kegiatan itu merupakan simbol bahwa secara resmi mempelai

perempuan telah menjadi anggota satuan batalyon tempat dimana mempelai laki-

laki ditugaskan atau ditempatkan.

4.2.9 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Saat membahas mengenai kesinambungan dan stabilitas suatu kebudayaan,

Merriam menekankan bahwa musik memenuhi berbagai fungsi sebagaimana

telah dibahas sebelumnya. Hal ini merupakan rangkuman dari nilai-nilai dan

konsep-konsep penting dalam sistem kebudayaan. Menurut Merriam (1964:226)

musik berfungi sebagai wahana pengajaran adat menyambungkan sebuah

masyarakat dengan masa lampaunya, menjamin kesinambungan dan stabilitas

kebudayaan sampai generasi penerus.

Pengesahan nilai-nilai kultural dan keagamaan sebagaimana tertuang dalam

rangkaian permainan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma pada berbagai

upacara yang dilaksanakan biasanya dimainkan oleh pemain (yang juga

merupakan anggota militer) yang lebih muda. Pemain-pemain senior yang sudah

berumah tangga biasanya sudah tidak ikut serta lagi dalam berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh marching band tersebut. Pada konteks upacara Pedang Pora

misalnya, semua peserta upacara yang melaksanakan upacara itu haruslah seorang

adik kelas atau junior dari mempelai laki-laki. Dari sudut pandang sebagai

seorang peneliti, penulis melihat ini bukanlah sesuatu hal yang tidak disengaja.

Menyerahkan kegiatan (upacara) ini untuk dilaksanakan kepada angkatan yang

108

Page 111: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

lebih muda, menurut penulis hal ini sudah merupakan regenerasi untuk

melanjutkan warisan atau kebudayaan yang sudah ada (pada kegiatan

kemiliteran).

4.2.10 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Menurut Merriam (1964:224) bahwa pertunjukan-pertunjukan musik

tradisional menimbulkan rasa kebersamaan dalam hati, kebersamaan dalam suatu

masyarakat yang mempunyai satu sistem nilai, satu gaya kehidupan dan satu gaya

kesenian sehingga musik dapat meningkatkan rasa solidaritas kelompok.

Keikutsertaan kelompok dalam kegiatan-kegiatan yang mengharuskan koordinasi

dan kerjasama dari seluruh anggotanya cenderung bersifat mempersatukan dan

melekatkan kelompok tersebut. Oleh sebab itu, sama halnya dalam permainan

musik marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini, para pemain yang

berjumlah cukup banyak (hingga 50 orang) telah melibatkan dirinya pada suatu

kegiatan kerjasama yang memiliki aspek-aspek positif berupa kesempatan untuk

berbagi dan mengungkapkan nilai-nilai bersama. Hasil akhirnya adalah berupa

rasa aman dan kebersamaan antar sesame anggota militer dan pemain musik.

Selain itu, fungsi pengintegrasian masyarakat ini dapat dijumpai ketika marching

band Zipur I Dhira Dharma diundang oleh pihak-pihak tertentu untuk pawai

bersama. Ketika ditanya alasan mereka mengikuti undangan tersebut, maka

jawaban yang kita dapat adalah kontribusi23. Mereka harus memberikan kontribusi

23Sesuai dengan hasil wawancara dengan Kopral Antorikson Sinaga, beliau juga bertugas sebagai mayoret pada marching band Yon Zipur I Dhira Dharma

109

Page 112: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

untuk meramaikan acara pawai tersebut. Menurut pengamatan saya, tindakan itu

dapat di kategorikan ke dalam fungsi pengintegrasian masyarakat, karena hal itu

jelas sudah menimbulkan kebersamaan dalam suatu masyarakat yang mempunyai

sistem nilai dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Secara tidak langsung

menurut saya para anggota militer yang memainkan marching band tersebut,

sudah menghasilkan suasana kesatuan, kerukunan dan kebersamaan dalam

menjaga kesinambungan terhadap masyarakat.

BAB V

PENUTUP

110

Page 113: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan beberapa uraian yang sudah dijelaskan tentang struktur musik

yang digunakan, serta bagaimana penggunaan dan fungsi musik pada marching

band Yon Zipur I Dhira Dharma, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai

berikut:

1. Pada umumnya bentuk lagu yang dimainkan oleh maching band ini

berbentuk Repetitve, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami

pengulangan dengan melodi yang sama. Selain itu penulis melihat

bahwa tekstur melodi yang dimainkan oleh marching band ini bersifat

heterofoni, yaitu pembawa melodinya lebih dari satu alat musik. Dan

melodi yang dimainkan adalah melodi yang sama. Pembawa melodi

pada marching band ini adalah alat musik terompet dan bellyra.

2. Tidak seperti pada zaman perang dahulu (marching band yang dulunya

dikenal sebagai musik militer ini hanya digunakan dalam konteks

perang), penggunaan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini

bersifat terbuka, tidak hanya terpaku pada penggunaan dalam konteks

kehidupan militer saja (seperti pada upacara militer, atau kegiatan-

kegiatan militer yang bersifat formal lainnya), tetapi lebih bersifat

fleksibel dimana marching band ini bisa saja bermain di luar konteks

kegiatan militer. Maksudnya adalah, marching band ini tidak menutup

kemungkinan untuk bermain di lingkkungan masyarakat umum

111

Page 114: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

sekalipun. Tergantung adanya undangan untuk mengikuti berbagai

parade atau pawai misalnya.

3. Fungsi marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini telah mengalami

perkembangan yang cukup luas jika dibandingkan dengan fungsi musik

militer pada zaman perang dulu. Jika dulunya musik militer berfungsi

sebagai fungsi pengungkapan emosional, yakni supaya rasa semangat

juang dan rasa nasionalisme muncul pada diri para pejuang ketika

berperang melawan musuh, saat ini rasa semangat juang tersebut bukan

lagi untuk memerangi musuh, melainkan untuk memerangi kemalasan,

supaya tetap bersemangat mengemban tugas-tugas kemiliteran (pada

pembahasan di BAB II). Selain itu beberapa fungsi lain juga dapat

ditemukan sesuai dengan pengkategorian sepuluh fungsi musik oleh

Alan P. Merriam (pada pembahasan di BAB IV).

DAFTAR PUSTAKA

Camus, Raoul F.1976. Military Music of the American Revolution. Chapel Hill: University of North Carolina Press.

112

Page 115: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Fadlin. 1988. “Studi deskriptif Konstruksi dan Dasar Pola Ritem Gendang Melayu Smatera Timur”, Skripsi S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Garofalo, Robert, and Mark Elrod. 1985. A Pictorial History of Civil War Era Musical Instruments &Miltary Bands. Charleston, W.Va.: Pictorial Histories Pub. Co.

Hasugian, Inta Junia. 2010. “Deskripsi Pengelolaan Organisasi, Latihan, serta Struktur Musik Marching Band Sinar Husni Medan”, Skripsi S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Hutahaean, Amran. 2011. “Penggunaan, Fungsi, dan Gaya Musik Keyboard di Jalan Setia Budi Medan: Studi Kasus Dias Food Court Jalan Setia Budi No 272 G Medan”, Skripsi S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Kirnadi. 2004. Pengetahuan Dasar Marching Band. Jakarta: PT. Citra Intirama

Maharani, Desi Putri. 2012. “Strategi Pembelajaran Musik Ritmis pada Drum Band TK Pertiwi 26 Jambidan Banguntapan Bantul”, Skripsi S-1, Departemen Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Malm, William P. 1977. Music Cultures of The Pasific, The Near East, and Asia. New Jersey: Prentice Hall. Terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Takari, 1993. Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia. Medan: Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Manoff, Tom. 1991. “The Music Kit (Terjemahan)”. Medan. Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Meliala, Helbert S S. 1998. “Studi Tekstual dan Musikal Katoneng-katoneng Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Karo: Studi Kasus di Jambur Halilintar Medan”, Skripsi S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Merriam, Alan P. 1964. The Antrhopology of Music. Chicago: North Western University.

113

Page 116: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

Moleong, Lexy. J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. New York: The Free Press of Glencoe.

Syaukani. 2008. Perjalanan PDBI Menuju PON XVII Kalimantan Timur. Jakarta: Persatuan Drum Band Indonesia

Takari, Heristina Dewi, Frida Deliana Harahap, Torang Naiborhu, Fadlin, dan Arifni Netriroza. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studia Kultura, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Internet:

http://www.tniad.mil.id/

http://www.tni.mil.id/pages-19-tni-ad.html

http://Kodam1-bukitbarisan.mil.id/

http://www.yonzipur1dd.wix.com/yonzipur1

http://www.music,vt.edu/musicdictionary

114

Page 117: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Letda Czi Virgo

Alamat : Batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma, Helvetia Medan

Pekerjaan : Anggota Militer TNI AD/ Koordinator Marching band Canka Dhira Dharma

2. Nama : Kptn. Czi Sunandar P

Alamat : Batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma, Helvetia Medan

Pekerjaan : Anggota Militer TNI AD/ Seksi Operasi Marching band Canka Dhira Dharma

3. Nama : Letnan Nurman

Alamat : Batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma, Helvetia Medan

Pekerjaan : Anggota Militer TNI AD/ Calon Koordinator Marching band Canka Dhira Dharma

4. Nama : Serda Antorikson Sinaga

Alamat : Batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma, Helvetia Medan

Pekerjaan : Anggota Militer TNI AD/ Mayoret Marching band Canka Dhira Dharma

Lampiran

115

Page 118: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

TARUNA JAYA

Cipt : anonimTranskrip oleh : H A Marthin Tambunan

116

Page 119: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

117

Page 120: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

118

Page 121: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

119

Page 122: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

120

Page 123: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

INDONESIA RAYA

Cipt : W.R.SoepratmanTranskrip oleh : Marthin Tambunan

121

Page 124: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

122

Page 125: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

HIMNE ANGKATAN DARAT

Pencipta: anonimTranskrip oleh : H A Marthin Tambunan

123

Page 126: · Web viewSeperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival m arching band, dan kegiatan-kegiatan

124