Upload
votram
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan
wujud nyata Instansi Pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/kegagalan kepada pemberi mandat atas
pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan yaitu Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur selaku pengemban
amanah masyarakat Kabupaten Lombok Timur melaksanakan
kewajiban untuk menyampaikan LAKIP Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur yang disusun sesuai ketentuan yang diamanatkan
dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/618/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian
target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari
masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam
dokumen RPJMD 2013-2018 maupun RKPD Tahun 2016. Sesuai
ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Lombok Timur tahun 2016 tidak hanya berisi tingkat
keberhasilan atau kegagalan dari hasil perolehan masing masing
indikator-indikator kinerja, tetapi juga menyajikan data dan
informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat
keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan
kegagalan secara lebih luas dan mendalam.
3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Inpres
No. 7 Tahun 1999, Keputusan Kepala LAN No. 239
IX/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian
Sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan pula
tingkat capaian pada program/kegiatan. Untuk mengetahui
gambaran mengenai Tingkat Pencapaian Sasaran dan
Program/Kegiatan dilakukan melalui media Rencana Kinerja
yang dibandingkan dengan realisasinya.
Pencapaian Sasaran diperoleh dengan cara
membandingkan target dengan Realisasi Indikator Sasaran
melalui media formulir Pengukuran Kinerja. Kemudian atas
hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian
sasaran strategis yang terkait dengan Core Area Kabupaten
Lombok Timur sebagai pusat pelayanan jasa terpadu di
bidang perdagangan, pendidikan dan kesehatan.
Untuk mempermudah interprestasi atas pencapaian
sasaran dan program/kegiatan serta indikator kinerja utama
diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu :
a. 85 s.d. 100 = Baik Sekali
b. 70 s.d. <85 = Baik
c. 55 s.d. <70 = Cukup
d. < 55 = Kurang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja
dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan
informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
1) Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif
yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran
(outputs), dan hasil (outcomes).
2) Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah sesuatu yang dapat
menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan
atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran
dilengkapi dengan Target Kuantitatif dan satuannya
untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Tujuan pembangunan Kabupaten Lombok Timur telah
ditetapkan dan dituangkan dalam pernyataan visi dan misi.
Hal ini memberikan kejelasan bahwa arah pembangunan
Kabupaten Lombok Timur telah disusun dalam suatu
kebijakan yang bertahap, terstruktur dan
berkesinambungan. Oleh karenanya, kebijakan yang telah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
ditetapkan dalam kerangka kinerja pembangunan daerah
harus dapat menginformasikan sejauhmana kebijakan
tersebut dalam mendukung tujuan pembangunan itu sendiri.
Adapun representasi ketercapaian tujuan pembangunan
daerah tersebut dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kabupaten Lombok Timur.
Atas dasar telah ditetapkannya indikator tersebut,
maka kinerja pembangunan daerah dapat diukur, melalui
informasi gambaran ketercapaian dan permasalahan yang
terjadi dari setiap IKU. Tetapi persoalan yang perlu dicermati
bersama adalah, ketercapaian setiap IKU tersebut
merupakan akumulasi dari peran serta seluruh stakeholder
pembangunan yang meliputi : Pemerintah, Swasta dan,
Masyarakat. Oleh karena itu dalam menyikapi kinerja
kebijakan pemerintah dalam konstelasi pencapaian IKU,
perlu diterjemahkan terlebih dahulu kerangka pikir
kontribusi kebijakan dan pelaku terhadap capaian IKU
tersebut. Sehingga gambaran pencapaian IKU merupakan
hasil kinerja dari seluruh pelaku pembangunan.
Adapun capaian IKU Kabupaten Lombok Timur dapat
dilihat pada Tabel 3.1. berikut :
Tabel 3.1. Capaian IKU Kabupaten Lombok Timur
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
1
Persentase RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) / Keluarga Pra Sejahtera
% 20 26,14 130,7
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
2Jumlah kelompok usaha yang mendapat pembinaan
Kube 50 50 100
3Jumlah panti asuhan dan panti jompo yang dibina
Panti 10 10 100
4 Jumlah Orsos yang dibina
Lembaga 25 25 100
5
Meningkatnya kualitas pemberdayaan keluarga miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di kab. Lotim
Paket 80.000 80.000 100
6 Pendapatan Pajak Daerah Rp 45.804.857.31
048.151.347.661,
96 105,12
7
Jumlah data potensi perijinan yang akurat guna peningkatan pendapatan daerah Bidang Perijinan
Rp 79.283.900 68.034.900 85,81
8
Persentase retribusi tempat penginapan Hotel/Vila dan retribusi tempat rekreasi dan olahraga
Rp 906.000.000
355.000.000 63,78
9
Pelaksanaan Gelar Teknologi tepat Guna Tingkat Provinis dan Tingkat Nasional
Kali 2 2 100
10Jumlah lembaga keuangan yang memadai
Unit 5 5 100
11Jumlah kelembagaan BUMDes
Desa 50 50 100
12 Persentase peningkatan kinerja BUMD (PT. Selaparang Finansial, PT.
% 100 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Energi Selaparang, PDAM dan PD. Agro Selaparang)
13
Persentase tercapainya pelaksanaan promosi dalam daerah dan luar daerah- Kontak bisnis
antara UKM dengan Buyer
- Pengembangan pada produk pada sentra industri kecil dan Rumah Tangga
Orang
%
10
100
15
100
150
100
14
Perkembangan Sektor Industri :a. Jumlah Unit
Usahab. Jumlah Tenaga
Kerjac. Jumlah
Investasid. Jumlah
produksie. Persentase
pedagang yang tertampung prasarana pasar
f. Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi
Unit
Orang
RpRp%
Unit
20.000
80.120
115.089.500
320.311.400
94,9
16
20,14
82,069
125.439.519.000
380.684.928.000
95
12
100,7
102,4
10,9118,81100,1
75
15Jumlah peningkatan pelayanan perijinan
Rp 123.610.000 92.620.000 74,93
16
Jumlah pengumpulan dan pengolahan potensi perijinan di wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Rp 79.283.900 68.034.900 85,81
17 Jumlah tenaga kerja terampil
Orang 30 150 500
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
yang siap pakai18 Jumlah koperasi
yang aktif Unit 5 11 220
19Jumlah Koperasi berkualitas/berperingkat
Unit 5 4 80
20
Jumlah tenaga kerja yang diberdayakan melalui Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Orang 20 20 100
21
Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan dan jumlah yang mendapat pelatihan keterampilan
Orang 320 320 100
22
Jumlah tenaga kerja yang mendapat pembinaan hubungan industrial
Orang 40 40 100
23 Persentase angka melek huruf % 96,66 95,15 99,11
24 Persentase rata-rata lama sekolah % 8,68 8,68 100
25Persentase pendidikan anak usia dini
% 98 98,31 100,32
26Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) di SD/MI/Pkt A
% 99,40 99,45 100,05
27Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) di SMP/Mts/Pkt B
% 97 97,18 100,19
28Persentase Ormas pemuda dan olahraga
% 83,50 83,50 100
29Persentase generasi muda yang berprestasi dalam olahraga
% 71 71 100
30 Jumlah pengunjung
Orang 50.000 56.100 112,20
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
perpustakaan31 Jumlah koleksi
buku Eks 1.185 1.185 100
32Jumlah angka usia harapan hidup
Tahun 63,00 62,60 99,37
33Persentase Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
10.000 KH 102 105 102,94
34Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB)
1.000 KH 22 17 77,27
35Persentase Prevalensi Balita Gizi Buruk
% 2,20 2,16 98,18
36Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
% 76 70 92,11
37
Persente KK dengan akses sanitasi dasar dan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan:- Akses jamban
keluarga- Akses air
bersih
%
%
70,70
81,60
70,80
78,10
100,14
95,71
38
- BOR (Bed Occupancy Rate)
- LOS (Length Over Internal)
- TOI (Term Over Internal)
- BTO (Bed Turn Over)
- GDR (Gross Death Rate)
- NDR (Net Death Rate)
%
Hari
Hari
Kl
60 – 85
6 – 9
1 – 3
40 – 50
4,5
2,5
66,21
2,49
1,27
87,21
4,43
1,94
110,35
41,4
127
243,02
98,44
77,6
39Persentase peran perempuan dalam pembangunan
% 27 37,28 138,1
40Jumlah penataan perumahan dan permukiman
Kec 20 20 100
41 Jumlah r
Desa 13 13 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
ehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
42 Jumlah kerjasama antar wilayah Lokasi 2 2 100
43Jumlah penyediaan sarana prasarana
Paket 1 1 100
44Panjang kemantapan jalan kabupaten
Km 48,08 93,08 193
45Panjang jalan kabupaten dengan kondisi baik
Km 48,08 93,08 193
46Jumlah dokumen tata ruang kawasan strategis kabupaten
Dokumen 2 2 100
47
Jumlah desa yang terjangkau pelayanan sarana dan prasarana air bersih
Lokasi 19 24 126
48Jumlah KK yang mendapat pelayanan listrik (pelanggan)
Orang 237.096 265.000 111,8
50 Jumlah sarana jaringan irigasi Unit 46 46 100
51Jumlah cadangan pangan pemerintah
Ton 10 20 100
52Jumlah pengembangan lumbung pangan masyarakat
Unit 6 6 100
53
Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai
TonTonTon
372.29389.8871.194
442.148112.1085.810
118,76124,72486,60
54
Jumlah Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian dan Peternakan
Unit 35 35 100
55 Persentase peningkatan
% 35 35 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
pendapatan rata-rata petani dan nelayan per bulan
56 Panjang Jalan Usaha Tani Meter 6.000 7.406 123,43
57 Panjang jaringan irigasi Meter 2.500 51.404 2.056,1
5
58
Persentase kualitas pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP)
% 20 20 100
59
Jumlah sarana dan prasarana Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung/KPHL
Unit 12 12 100
60
Jumlah kredit usaha tani yang disalurkan kepada petani dan nelayan
Rp 8.938.987.980
1.421.050.000 15,9
61Jumlah penurunan kasus detructive fishing
Kasus 4 4 100
62Jumlah areal pertanian yang terlayani prasarana irigasi
Ha 10.759 12.029 111,8
63Persentase pejabat yang memiliki kompetensi
% 19,85 16,25 81,85
64
Persentase pelayanan administrasi kepegawaian tepat waktu
% 100 103,38 109,00
65Penyusunan Standar Pelayanan
Jumlah 4 4 100
66 Jumlah Perbup SOP SKPD Jumlah 4 4 100
67Jumlah Sasaran Kinerja PNS pada Setda Kab. Lotim
Orang 165 165 100
68 Jumlah penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis
SKPD 3 3 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Beban Kerja
69
Jumlah desa/kelurahan yang dibina dan difasilitasi dalam penyusunan profil desa/kelurahan online
Desa/kel 170 170 100
70Jumlah desa yang dibina, dimonitoring dan dievaluasi
Desa 239 239 100
71Jumlah Laporan Tahunan LAKIP Kabupaten
Dokumen 12 12 100
72
Penyusunan Laporan Keuangan Sekretariat Daerah Lombok Timur dengan tepat waktu
Dokumen 1 1 100
73 Jumlah penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Rp 59.024.000 55.469.775 93
74Jumlah Dokumen Hasil Munrenbang Kabupaten
Dokumen 50 50 100
75Jumlah dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2017
Dokumen 50 50 100
76 Jumlah Dokumen KUA PPAS 2017
Dokumen 50 50 100
77Jumlah kunjungan kerja dari Pemda lain
Kali 20 20 100
78Persentase Peraturan Daerah yang dihasilkan
Perda 10 10 100
79 Persentase temuan
% 60 9,48 15,80
80Jumlah paket penghijauan di sekitar mata air
Paket 1 1 100
81 Jumlah areal pengamanan dan perlindungan pada kawasan
Ha 37.063,37 37.063,37 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
hutan
82Jumlah areal disekitar mata air yang dilindungi
Ha 15 15 100
83 Jumlah wilayah yang tertangani Kec
2 Kec. Intensif, 7
Kec. Pengembanga
n
2 Kec. Intensif, 3 Kec.
Pengembangan85
84 Jumlah bangunan konservasi tanah Unit 4 4 100
85
Persentase kelurahan dan lingkungan serta kota Selong yang bersih dan sehat (keg. Adipura)
% 85 85 100
86
Kegiatan pembinaan sekolah yang berwawasan lingkungan
Paket 1 1 100
87
Persentase optimalisasi pelaksanaan 3R (Reduce, Recycle, Reuse)
% 80 80 100
88
Persentase pengendalian kasus-kasus pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dalam bentuk pelaporan
% 80 80 100
89Persentase data pengelolaan B3 dan limbah B3
% 80 80 100
90
Jumlah kecamatan inventarisasi dan pendataan sumber mata air di Kabupaten Lombok Timur
Kecamatan 20 20 100
91
Persentase penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
% 100 100 100
92 Presentase tempat/lokasi
% 100 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
yang direhabilitatasi/rekonstruksi
93
Persentase pelaksanaan pembinaan kehidupan beragama bagi masyarakat serta peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
% 100 100 100
94 Jumlah zakat Rp 10.254.650.059
11.858.066.734 115,63
95
Jumlah masyarakat yang sadar dan paham dalam upaya melestarikan budaya dan kearifan lokal melalui berbagai macam festival atau ritual adat
Orang 45.000 46.015 102,25
96Jumlah situs benda cagar budaya bergerak
BCB 24 24 100
97
Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
Orang 289 289 100
98
Jumlah kegiatan kerjasama pengembangan kemampuan Aparat Pol PP dengan TNI/POLRI dan Kejaksaan
Kegiatan 12 12 100
99Persentase kasus KTPA/KDRT yang difasilitasi
% 335 225 67,16
100
Jumlah lokasi dan peserta sosialisasi Peraturan Daerah tahun 2017
Lokasi 6/400 Orang
6 Lokasi/400 Orang 100
101
Jumlah sasaran Kegiatan Penyuluhan
Lokasi dan
kelompok
5 5 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Hukum Kadarkum
102
Jumlah Kegiatan Rakor dan Forum Pembauran Kebangsaan
Kegiatan 8 6 75
103
Jumlah kegiatan penyuluhan Dikpolmas
Orang 160 160 100
104
Jumlah terjalinnya koordinasi Timdu PKS Tk. Kabupaten dan Kecamatan
Kegiatan 4 4 100
3.3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Secara umum Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018 yang terdiri dari
60 (Enam Puluh) Sasaran strategis yang telah ditetapkan
pada Tahun Anggaran 2016 dan memiliki Indikator Kinerja
Utama (IKU) sebanyak 104 (seratus empat) dari 308 (tiga
ratus delapan) Indikator Kinerja.
Dari 60 (enam puluh) sasaran dengan 308 (tiga ratus
delapan) indikator kinerja, yang terdiri dari : Misi 1
sebanyak 44 (empat puluh empat) indikator, Misi 2
sebanyak 68 (enam puluh delapan) indikator, Misi 3
sebanyak 15 (lima belas) indikator, Misi 4 sebanyak 41
(empat puluh satu) indikator, Misi 5 sebanyak 65 (enam
puluh lima) indikator, Misi 6 sebanyak 36 (tiga puluh enam)
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
indikator, Misi 7 sebanyak 12 (dua belas) indikator, dan Misi
8 sebanyak 27 (dua puluh tujuh) indikator. Pencapaian
indikator sasaran kinerja pemerintah Kabupaten Lombok
Timur dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2. Persentase Kategori PencapaianIndikator Sasaran
No Kategori Jumlah Indikator Sasaran %
Misi 1 (44 indikator sasaran)1 Baik Sekali 40 90,902 Baik 2 4,543 Cukup 1 2,284 Kurang 1 2,28Misi 2 (68 indikator sasaran)1 Baik Sekali 55 80,892 Baik 4 5,893 Cukup 2 2,944 Kurang 7 10,30Misi 3 (15 indikator sasaran)1 Baik Sekali 14 93,332 Baik - -3 Cukup - -4 Kurang 1 6,67Misi 4 (41 indikator sasaran)1 Baik Sekali 37 82,922 Baik - -3 Cukup - -4 Kurang 4 9,75Misi 5 (65 indikator sasaran)1 Baik Sekali 54 83,072 Baik 7 10,773 Cukup - -4 Kurang 4 6,15Misi 6 (36 indikator sasaran)1 Baik Sekali 35 97,222 Baik 1 2,773 Cukup - -4 Kurang - -Misi 7 (12 indikator sasaran)1 Baik Sekali 6 50
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Kategori Jumlah Indikator Sasaran %
2 Baik 1 8,333 Cukup - -4 Kurang 5 41,66Misi 8 (27 indikator sasaran)1 Baik Sekali 24 88,882 Baik 1 3,703 Cukup 1 3,704 Kurang 1 3,70
Adapun pencapaian kinerja sasaran dari masing-
masing misi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel
3.3. berikut :
Tabel 3.3. Ketercapaian Indikator Sasaran Terhadap
Target
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
Misi 1 : Mengembangkan struktur perekonomian daerah yang tangguh melalui pengembangan lembaga keuangan, investasi dan kemudahan perizinan
1Tercapainya penurunan angka kemiskinan
15 14 1 indikator tidak tercapai
2Tercapainya peningkatan pendapatan
8 2 6 indikator tidak tercapai
3Tercapainya penurunan kesenjangan pendapatan
4 4 -
4Tercapainya peningkatan jumlah dan kualitas lembaga keuangan
5 5 -
5Terwujudnya peningkatan jumlah investasi
7 5 2 indikator tidak tercapai
6Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan perizinan
5 1 4 indikator tidak tercapai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
Misi 2 : Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia
1Terwujudnya peningkatan jumlah wirausaha
3 1 2 indikator tidak tercapai
2Tercapainya jumlah koperasi berkualitas
8 3 5 indikator tidak tercapai
3
Terwujudnya perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
4 4 -
4Terwujudnya ketrampilan tenaga kerja sektor formal dan informal
2 2 -
5
Tersedianya instrumen perlindungan tenaga kerja dan keluarganya
2 2 -
6
Terwujudnya akses pelayanan pendidikan terutama bagi masyarakat miskin
8 7 1 indikator tidak tercapai
7 Terwujudnya daya saing pendidikan 11 10 1 indikator
tidak tercapai
8Tercapainya peningkatnya Umur harapan hidup
21 14 7 indikator tidak tercapai
9
Tersedianya akses pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin
7 4 3 indikator tidak tercapai
10Terwujudnya peran perempuan dalam proses pembangunan
2 2 -
Misi 3 : Meningkatkan infrastruktur antar wilayah
1Terwujudnya peningkatan kualitas perumahan dan lingkungannya
1 1 -
2Tersedianya dukungan penyediaan unit-unit hunian baru
1 1
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
3
Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana permukiman transmigrasi
4 4 -
4Terwujudnya peningkatan Jalan kabupaten
1 1 -
5Terwujudnya jangkauan jalan perdesaan
2 1 1 indikator tidak tercapai
6
Terwujudnya peningkatan dukungan pembangunan infrastruktur dan transportasi antar wilayah dengan kualitas baik
2 2 -
7
Terwujudnya peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi lingkungan di perkotaan dan perdesaan
1 1 -
8
Tersedianya jangkauan pelayanan listrik dan telekom ke seluruh wilayah kabupaten yang memadai
1 1
9
Tersedianya peningkatan infrastruktur irigasi untuk mendukung pembangunan sektor lain
2 2
Misi 4 : Revitalisasi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dankehutanan
1
Terwujudnya peningkatan ketersediaan dan diversifikasi pangan
12 11 1 indikator tidak tercapai
2 Tercapainya peningkatnya produksi pertanian, peternakan,
7 1 6 indikator tidak tercapai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan
3
Terwujudnya nilai tambah hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan
3 2 1 indikator tidak tercapai
4
Tersedianya pemasaran komoditi hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan
3 2 1 indikator tidak tercapai
5
Tersedianya sarana dan prasarana produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan
10 9 1 indikator tidak tercapai
6Tersedianya akses permodalan ke petani/nelayan
3 2 1 indikator tidak tercapai
7
Terwujudnya peningkatan kemampuan kelembagaan petani/nelayan
1 1 -
8
Terwujudnya keberpihakan pada pengembangan sektor pertanian dalam arti luas
2 2 -
Misi 5 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik
1Terwujudnya profesionalisme dan kesejahteraan aparatur
8 7 1 indikator tidak tercapai
2Terwujudnya penataan kelembagaan perangkat daerah
3 3 -
3 Terwujudnya penguatan kapasitas
13 13 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
pemerintahan desa
4Terwujudnya akuntibilitas kinerja pemerintah daerah yang baik
7 3 4 indikator tidak tercapai
5
Terwujudnya akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan yang baik
10 3 7 indikator tidak tercapai
6Tersedianya dokumen perencanaan di semua SKPD
12 11 1 indikator tidak tercapai
7Terwujudnya kemitraan eksekutif dan legelslatif
7 7 -
8Terwujudnya pencegahan paraktek KKN
5 1 4 indikator tidak tercapai
Misi 6 : Meningkatkan kualitas pengelolaan Lingkungan Hidup yang
berkelanjutan
1
Terwujudnya implementasi program penghijauan dan RTH
1 1 -
2
Terlaksananya kegiatan konservasi sumberdaya kehutanan kelautan dan mata air
6 6 -
3Terlaksananya pengelolaan persampahan dan kebersihan
4 - 4 indikator tidak tercapai
4
Terwujudnya implementasi kesesuaian ruang berbasis potensi dan daya dukung lingkungan
1 1 -
5 Terwujudnya peran serta masy untuk berperan aktif dalam pembinaan dan
3 3
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
pengawasan LH
6Terwujudnya penanganan pencemaran lingkungan hidup
7 7 -
7Tersedianya data dan informasi Lingkungan Hidup Daerah (LHD)
7 7 -
8
Tersedianya data dan informasi daerah/kawasan rawan bencana
2 2 -
9
Tersedianya sarana dan prasarana mitigasi dan penunjang evakuasi penanggulangan bencana
5 5 -
Misi 7 : Meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa, serta kearifan budaya lokal
1Terwujudnya peningkatan jumlah majelis taqlim
2 2 -
2 Terwujudnya peningkatnya Zakat 2 1 1 indikator tidak
tercapai
3Tersedianya Informasi budaya dan kearifan lokal
4 1 3 indikator tidak tercapai
4Terwujudnya peningkatan pelestarian situs-situs budaya
4 1 3 indikator tidak tercapai
Misi 8 : Meningkatkan keamanan, persatuan dan kesatuan
1
Terwujudnya penurunan angka konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat
2 1 1 indikator tidak tercapai
2Terwujudnya penurunan kasus kriminalitas
2 2 -
3 Terwujudnya penurunan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi
1 - 1 indikator tidak tercapai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No SasaranJumlah Indikator
Ketercapaian Target Keterangan
terhadap perempuan
4Terwujudnya masyarakat yang taat hukum
10 9 1 indikator tidak tercapai
5Terwujudnya peningkatan nilai kebangsaan
4 3 1 indikator tidak tercapai
6
Terwujudnya pengurangan intensitas konflik inter dan antar umat beragama
8 7 1 indikator tidak tercapai
Dari 60 sasaran yang telah diuraikan, pencapaian
realisasi terhadap target misi yang sudah ditetapkan dapat
dilihat pada Tabel 3.4. berikut :
Tabel 3.4. Pencapaian Target Misi
No Misi Jumlah Indikator
Tingkat PencapaianMencapai Target Belum Mencapai
TargetMelampaui
TargetJumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Misi 1 44 27 61,36 13 29,54 4 9,092 Misi 2 68 22 32,35 19 27,94 27 39,703 Misi 3 15 9 60 2 13,33 4 26,74 Misi 4 41 21 51,21 6 14,63 14 34,145 Misi 5 65 47 72,30 15 23,1 5 7,706 Misi 6 36 29 80,55 4 11,11 3 8,337 Misi 7 12 3 25 7 58,33 2 16,78 Misi 8 27 19 70,40 5 18,51 3 11,11Jumlah 327 177 453,1
771 196,4
962 153,4
7
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator
kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016 yang
membandingkan antara target dan realisasi pada indikator
sasaran dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel 3.5. Evaluasi Pencapaian Sasaran 1Tercapainya Penurunan Angka Kemiskinan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se2015Target Realisas
i %
1 Persentase RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) / Keluarga Pra Sejahtera
% 20 26,14 130,7 151,90
2 Jumlah kelompok usaha yang mendapat pembinaan
Orang 50 50 100 -
3 Jumlah eksploitasi perdagangan perempuan dan anak mendapat pelatihan
Orang 20 20 100 100
4 Jumlah masyarakat yang mendapat bantuan korban bencana
Tahun 1 1 100 -
5 Jumlah operasional bantuan bencana alam
Tahun 1 1 100 -
6 Jumlah Eks. Narapidana yang dilatih
Orang 42 42 100 -
7 Jumlah panti asuhan dan panti jompo yang dibina
Panti 10 10 100
8 Jumlah Orsos yang dibina
Lembaga 25 25 100 583,33
9 Jumlah pemeliharaan TMP Selong Unit 1 1 100 -
10
Monev Orsos yang mendapat bantuan
Lembaga 50 50 100 154,90
11
Jumlah pendataan PMKS Kec 10 10 100 -
12
Kelengkapan sarana administrasi PKH Kec 20 20 100 -
13
Meningkatnya kualitas pemberdayaan keluarga miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kab. Lotim
Paket 80.000 80.000 100 -
14
Mampu memenuhi kabutuhan akan pangan bagi Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) dalam bentuk beras melalui
Bulan13
12 92,30
-
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se2015
Target Realisasi %
program beras bersubsidi untuk masyarakat miskin/RASKIN
15
Mengendalikan kelangkaan akan pangan bagi Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) dalam bentuk beras melalui program beras bersubsidi untuk masyarakat miskin/RASKIN
KK 137.973
137.973 100 -
Terlampauinya target indikator 1 dengan beberapa
tahapan keluarga dibagi dalam 5 kategori yaitu Pra
Sejahtera, Sejahtera I, II,III dan Sejahtera III plus.
Berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2016,
gambaran tahapan keluarga per Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6.Tahapan Keluarga per Kecamatan di Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2016
NO KECAMATANTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
PRASEJAHTERA SEJAHTERA 1 SEJAHTERA 2
1. Keruak 2.664 10.716 3.102
2. Sakra 5.279 11.175 2.624
3. Terara 10.144 12.276 2.310
4. Sikur 5.831 15.651 3.228
5. Masbagik 5.466 21.602 5.609
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
6. Sukamulia 1.730 8.206 1.731
7. Selong 3.271 16.803 3.900
8. Pringgabaya 8.794 18.083 4.457
9. Aikmel 8.705 22.156 4.605
10. Sambelia 3.242 5.473 1.251
11. Montong Gading 4.595 9.079 1.807
12. Pringgasela 3.035 12.289 3.107
13. Suralaga 5.566 11.961 2.494
14. Wanasaba 7.415 13.363 3.267
15. Sembalun 2.097 3.103 1.039
16. Suela 4.438 8.794 2.027
17. Labuhan Haji 5.036 12.080 2.582
18. Sakra Timur 3.057 9.920 2.255
19. Sakra Barat 8.365 7.872 1.469
20. Jerowaru 6.196 10.233 2.809
JUMLAH 104.926 240.835 55.673
Sumber: Pendataan Keluarga Tahun 2016
Persentase tahapan keluarga hasil pendataan 2016
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Grafik 3.1Persentase Tahapan Keluarga Hasil Pendataan Keluarga
Di Kabupaten Lombok Timur
Pra Sejahtera Sejahtera 1 Sejahtera 2
104,926
240,835
55,673
Sumber : Data BPPKB diolah ( Hasil Pendataan Keluarga 2016)
Persentase tahapan keluarga terbesar tahun 2016
terdapat pada tahapan kelurga sejahtera 1 dan pra
sejahtera. Dua tahapan keluarga ini merupakan tahapan
katagori keluarga miskin, data diperoleh dari hasil
pendataan keluarga (PK) yang dilaksanakan oleh BPPKB
Kabupaten Lombok Timur. Masih tingginya jumlah keluarga
miskin di Kabupaten Lombok Timur merupakan gambaran
tingkat kesejahteraan masyarakat dan menjadi tantangan
bagi BPPKB dalam meningkatkan ketahan keluarga. Dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga sebagai unit
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
terkecil dalam pembangunan, banyak hal yang telah
dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah dengan
cara meningkatkan potensi keluarga.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Kabupaten Lombok Timur sebagai institusi
pemerintah yang secara terus menerus memperjuangkan
pemberdayaan ekonomi keluarga mengembangkan
program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang melibatkan PUS (Pasangan Usia Subur)
yang belum ber-KB, Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga
Sejahtera I. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) adalah kelompok usaha ekonomi
produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota yang
saling berinteraksi dan terdiri dari berbagai tahapan KS,
baik PUS (Pasangan Usia Subur) yang sudah ber KB maupun
yang belum ber KB serta masyarakat umum dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan memantapkan
kesertaan ber KB. PUS KPS dan KS I anggota kelompok
UPPKS merupakan pasangan usia subur (PUS) dari
keluarga KPS dan KS I anggota kelompok UPPKS (Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) yang menjadi
peserta KB. Program pemberdayaan ekonomi keluarga
sebagai program “beyond family planning” bertujuan untuk
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya peserta
keluarga berencana (KB) dari KPS dan KS I. Gambaran
keluarga miskin empat tahun terakhir kategori pra sejahtera
dan sejahtera 1 dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 3.2Tahapan Keluarga Miskin Kab. Lombok Timur
Tahun 2013 s/d 2016
2013 2014 2015 2016 -
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
126,847 119,608 118,032 104,926
171,925 182,202 181,153
240,835
Prasejahtera Sejahtera 1
Sumber : Data BPPKB diolah (Hasil Pendataan Keluarga 2016)
Persentase perkembangan keluarga miskin empat
tahun terakhir terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik 3.3Persentase Tahapan Keluarga Miskin Kab. Lombok Timur
Tahun 2013 s/d 2016
2013 2014 2015 20160
10
20
30
40
50
60
31.1328.5 27.47 26.14
42.19 43.42 42.15
59.99
Prasejahtera Sejahtera 1
Sumber : Data BPPKB diolah (Hasil Pendataan Keluarga 2016)
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Menurunnya jumlah dan persentase keluarga miskin
khususnya tahapan keluarga Prasejahtera yaitu dari 27,47 %
tahun 2015 menurun menjadi 26,14 % tahun 2016,
menggambarkan meningkatnya jumlah keluarga sejahtera 1
sebagaimana terlihat pada grafik 7 diatas, kondisi tersebut
menunjukkan bahwa kondisi keluarga di Kabupaten Lombok
Timur sebagian besar masuk kedalam kategori Keluarga
Sejahtera 1 yaitu sebesar 59,99 %. Angka ini berbeda
dengan hasil pendataan pada tahun 2015 yang mana
kelompok keluarga prasejahtera 1 sebesar 42,15 %.
Terjadinya peningkatan jumlah KS1 disebabkan karena
terjadinya pergeseran dari jumlah KS 2 (keluarga sejatera)
yang sebelumnya pada tahun 2015 sebanyak 130.557
keluarga menurun atau berkurang menjadi 55.673 keluarga
di tahun 2016, sebagiamana gambarannya pada tabel
berikut :
Grafik 3.4Persentase Tahapan Keluarga Sejahtera Kab. Lombok
TimurTahun 2013 s/d 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2013 2014 2015 2016
108,729 117,816
130,557
55,673
Sumber : Data BPPKB diolah (hasil Pendataan Keluarga 2016)Gambaran sebagaimana tabel tersebut menunjukkan
bahwa terjadi pergeseran atau menurunnya jumlah keluarga
sejahtera (KS) pindah kedalam kelompok Keluarga Sejahtera
1 (KS1) atau terjadi penumpukkan klasifikasi keluarga di
kelompok KS1. Kondisi ini banyak disebabkan oleh faktor-
faktor ekonomi diantara terjadinya laju inflasi, meningkatnya
harga barang pokok yang mengakibatkan daya beli
masyarakat menjadi berkurang (turun) sehingga yang
sebelumnya keluarga masuk dalam kelompok sejahtera
beralih menjadi kelompok KS1 (Keluarga Sejahtera
1/keluarga hampir miskin/rentan miskin).
Selama tiga tahun terakhir, jumlah keluarga
prasejahtera sejahtera terus mengalami penurunan.
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana tidak
hanya bertanggung jawab dalam pengendalian jumlah
penduduk di Indonesia, namun juga berupaya
meningkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pembangunan yang merupakan prasyarat utama dalam
memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Pembangunan
keluarga sejahtera merupakan bagian dari Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga. Pada hakekatnya program ini telah dimulai sejak
awal program KB dalam upaya membangun keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Tercapainya indikator 2 dengan realisasi 100 %, hal ini
disebabkan oleh KUBE PKH yang dibina di 5 Kecamatan
yaitu Kecamatan Sakra Timur, Pringgabaya, Sembalun,
Keruak dan Montong Gading melalui dana APBD II sebanyak
500 KUBE, sedangkan sisanya melalui pembinaan dana
aspirasi DPR Pusat dan lewat program Kemensos RI dan juga
didukung oleh tenaga pendamping KUBE PKH perdesaan dan
perkotaan sangat pro aktif dan terus-menerus melakukan
pembinaan/membantu kelompok guna kelancaran dalam
pengembangan masing-masing KUBE. Capaian realisasi
tahun 2015 sama dengan capaian realisasi tahun 2016 yaitu
sebesar 100%. Adapun upaya-upaya yang dilakukan
kedepannya adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur :
1. Meningkatkan pembinaan/pendampingan kepada
kelompok-kelompok KUBE.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2. Anggaran memadai.
3. Peningkatan sumber daya kelompok KUBE melalui
pelatihan-pelatihan.
Tercapainya indikator 3 hal ini didukung oleh
anggaran yang teralisasi 100 % sehingga program pelatihan
sebanyak 20 orang dapat dilaksanakan dan begitu juga
didukung oleh tenaga yang profesional. Pada tahun 2015
indikator 3 tidak dilaksanakan.
Tercapainya indikator 4 yang berhubungan dengan
bantuan bencana alam hal ini disebabkan oleh pemerintah
dan pihak terkait dapat terealisasi dengan tepat waktu,
begitu juga didukung oleh petugas yang pro aktif. Pada
tahun 2015 indikator 4 tidak dilaksanakan.
Tercapainya indikator 5 hal ini disebabkan oleh sudah
tersedianya pengadaan peralatan bantuan dan didukung
oleh alat transportasi yang memadai, dan begitu juga
petugas yang cepat tanggap. Pada tahun 2015 indikator 5
tidak dilaksanakan.
Tercapainya indikator 6 hal ini disebabkan oleh
sumber dana atau anggaran yang terealisasi, begitu juga
peralatan pelatihan yang memadai dan didukung oleh
tenaga pelatih yang cukup, serta kemauan yang tinggi dari
eks. Narapidana sehingga kedepannya dengan harapan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
narapidana yang dilatih dapat menciptakan usaha mandiri
sesuai keterampilan yang diterima. Pada tahun 2015
indikator 6 tidak dilaksanakan.
Tercapainya indikator 7 hal ini disebabkan oleh
adanya sumber dana dari APBN dan APBD II yang terealisasi
sebesar 100 % dan tenaga pendamping dari pemerintah
pusat terhadap panti asuhan dan panti jompo selalu pro
aktif dan bekerja sama dengan pihak Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur, begitu
juga dengan adanya dukungan dari forum Lembaga
Kegiatan Sosial Anak (LKSA) Kabupaten Lombok Timur.
Jika dibandingkan capaian pada tahun 2015 sebesar
583,33 % karena anggarannya lebih besar jika
dibandingkan pada tahun 2016 yang anggarannya kecil
sehingga capaian target hanya 100 %.
Tercapainya indikator 8 hal ini disebabkan oleh
anggaran dari APBN terealisasi 100 % dan dilaksanakan
Bimbingan Teknis terhadap Organisasi Sosial yang dihadiri
oleh Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Dan capaian realisasi tahun 2015 sama dengan tahun 2016.
Tercapainya indikator 9 hal ini disebabkan oleh
anggaran yang terealisasi 100 % dan didukung oleh sarana
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dan prasarana yang memadai dan tenaga pengelola yang
terampil. Pada tahun 2015 indikator 9 tidak dilaksanakan.
Tercapainya indikator 10, 11 dan 12 karena didukung
oleh tenaga yang melaksanakan monitoring dan evaluasi
(Monev), pendataan PMKS dan administrasi PKH dari Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok
Timur yang cukup dan profesional, serta didukung oleh
anggaran yang terealisasi 100 % dan sarana prasarana yang
cukup. Capaian realisasi indikator 10 dan 12 pada tahun
2015 sama-sama teralisasi sebesar 100%. Sedangkan
indikator 11 pada tahun 2015 tidak terlaksana.
Tercapainya indikator 13 disebabkan oleh anggaran
teralisasi 100 %, proses administrasi pengadaan PMKS dan
pendistribusian sesuai dengan jumlah, sasaran dan tepat
waktu, serta adanya koordinasi bantuan PMKS dengan
semua pihak terkait berjalan dengan lancar. Pada tahun
2015 indikator 13 tidak dilaksanakan.
Tidak tercapainya indikator 14 yang hanya mencapai
sebesar 92,30 %, hal ini disebabkan oleh tidak adanya
RASKIN 13 dan 14, jika dibandingkan pada tahun 2015
diadakan RASKIN 13 dan 14 sehingga targetnya mencapai
100 %.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya indikator 15 yang mencapai 100 %, hal ini
disebabkan karena tetap menggunakan data pada tahun
2011 dan NP2K sehingga data valid dan akurat.
Tabel 3.7. Evaluasi Pencapaian Sasaran 2Tercapainya Peningkatan Pendapatan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %1 Pendapatan Pajak
Daerah Rp 45.804.857.310 48.151.347.661,96 105,12 81,38
2 Hasil Retribusi Daerah Rp 52.557.750.562 32.033.635.656,
44 60,95 71,58
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Rp 14.110.733.891 19.614.770.095 139,01 78,25
4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Rp 140.542.288.166
132.405.177.416,18 94,21 101,28
5 Jumlah peningkatan pelayanan perijinan
Rp 123.610.000 92.620.000 74,93 -
6 Jumlah data potensi perijinan yang akurat guna peningkatan pendapatan daerah Bidang Perijinan
Rp 79.283.900 68.034.900 85,81 -
7 Persentase pengembalian dana LKM dan Deviden BPR NTB dan Selaparang Finansial sebagai PAD
% 100 96 96 -
8 Persentase retribusi tempat penginapan Hotel/Vila dan retribusi tempat rekreasi dan olahraga
Rp 906.000.000 355.000.000 63,78 -
Terpenuhinya target pada indikator 1 dan 3 dalam
rangka pencapaian target Pendapatan Pajak Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Kabupaten Lombok Timur hal ini disebabkan oleh:
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
1. Sarana dan prasarana pendukung yang memadai;
2. Kesadaran Wajib Pajak dan Wajib Retribusi relatif tinggi;
3. Tertibnya pendataan Asset tiap-tiap SKPD;
4. Kadus / Kepling optimal dalam mendukung penagihan
PBB.
Tidak terpenuhinya target pada indikator 2 dan 4
dalam rangka Hasil Retribusi Daerah dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Lombok Timur
hal ini disebabkan oleh:
1. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai;
2. Sarana dan prasarana pendukung masih kurang dalam
rangka operasional kegiatan;
3. Kesadaran Wajib Pajak dan Wajib Retribusi relatif kurang;
4. Belum tertibnya pendataan Asset tiap-tiap SKPD;
5. Data-data kepemilikan asset Pemda belum lengkap;
6. Masih adanya SPPT yang bermasalah;
7. Tingginya kenaikan NJOP dibeberapa kecamatan yang
berpengaruh pada daya bayar Wajib Pajak;
8. Kadus / Kepling belum optimal dalam mendukung
penagihan PBB.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten
Lombok Timur telah melalukan upaya antara lain :
1. Peningkatan profesionalisme aparatur sesuai tuntutan
kebutuhan pemenuhan SDM yang handal melalui
pelatihan-pelatihan, Bimbingan Teknis implementasi
Peraturan Perundang-undangan dll.
2. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan Dinas dalam
menunjang pelaksanaan administrasi perkantoran demi
percepatan mobilisasi operasional personil SKPD sambil
menunggu adanya pengadaan Kendaraan Dinas dari
Pemerintah Kab. Lombok Timur.
3. Melakukan penyuluhan, monitoring dan sosialisasi
kepada wajib Pajak dan Retribusi Daerah, meningkatkan
koordinasi dengan SKPD terkait melalui Rapat koordinasi
dan Evaluasi penerimaan PAD.
4. Melakukan Inventarisasi Asset Daerah ke masing-masing
SKPD se-Kabupaten Lombok Timur.
5. Melakukan pendataan asset Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Timur dan bekerja sama dengan
Badan Pertanahan Nasional untuk melakukan Sertifikasi
Tanah Pemda yang belum mempunyai sertifikat.
6. Menggali dan mendata potensi pajak baru.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
7. Melakukan Operasi Kejar (OPJAR) di masing-masing
Kecamatan yang realisasinya rendah dengan melibatkan
pegawai Dinas PPKA dan Kecamatan bersama-sama
dengan PPS-PBB Kecamatan, Kadus/Kepling melakukan
penagihan tiap-tiap Dusun/Lingkungan.
Tidak tercapainya target pada indikator 5 dan 6 hal ini
disebabkan oleh :
1. Kualitas dan kuantitas petugas pemungut masih kurang.
2. Pengawasan dan pengendalian perlu ditingkatkan.
3. Terbatasnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari
Penerimaan Perijinan yang potensial dan bersifat pasti.
4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya Ijin dalam
membangun tempat tinggal maupun usaha perdagangan
masih kurang.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai langkah antisipatif
sebagai berikut:
1. Adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah dan
stakeholder lainnya untuk mendukung Pelayanan
Perijinan.
2. Adanya kerjasama yang baik dalam organisasi maupun
antar lintas sektoral.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
3. Tersedianya SDM yang memadai dan memiliki
kompetensi yang handal.
4. Tersedianya dasar hukum/pedoman yang berkaitan
dengan pelayanan.
5. Tersedianya anggaran yang cukup untuk menunjang
kelancaran pelayanan.
Tidak tercapainya target indikator 7 hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan perolehan deviden
untuk Tahun Buku 2016 yaitu menurunnya laba PD BPR NTB
dari tingginya NPL. Adapun upaya yang dilakukan oleh PD
BPR NTB kedepannya untuk meningkatkan perolehan
deviden yaitu dengan meningkatkan kinerja dan
kerjasama/koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Tidak tercapainya target indikator 8 disebabkan
karena pada Tahun Anggaran 2016 Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok
Timur ditargetkan sebesar Rp.906.000.000,- mengalami
penurunan target dibandingkan dengan tahun sesudahnya
yaitu pada tahun 2015, penurunan target ini yang
disebabkan oleh Pengelolaan Tempat
Penginapan/Pesanggrahan/Villa yang dipindah swakelolakan
oleh Pemerintah Daerah melalui Setda Kab. Lotim Cq.
Bagian Umum Setda Lotim sebagai pihak pengelola sesuai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dengan arahan dan kebijakan Bupati Lombok Timur.
Meskipun sumber PAD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lombok Timur mengalami pengurangan melalui
target yang telah ditetapkan oleh panggar exsekutip, akan
tetapi kami dari Dinas Kebudaayan dan Pariwisata Kab.
Lombok Timur tetap optimis untuk mencapai taget yang
telah ditetapkan dengan berbagai macam strategi yaitu
meningkatkan monitoring dan evaluasi di setiap destinasi,
meningkatkan intensitas Kelompok Sadar Wisata agar lebih
partisipatif/aktif dalam mengembangkan potensi wisata
yang ada di masing-masing Desa atau Kecamatan,
melakukan promosi pesona wisata dan budaya baik di dalam
maupun di luar daerah yang bertujuan untuk meningkatkan
jumlah kunjungang wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang akan secara otomatis berdampak pada
peningkatan PAD dan kesejahteraan ekonomi masyarkat,
meningkatkan kapasitas SDM aparatur dalam
pengembangan wisata dan budaya melalui pelatihan,
penyuluhan dan pembinaan pemandu wisata mandiri yang
telah tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran,
namun dalam implementasinya ada beberapa kendala non-
teknis yang menyebabkan target pencapain PAD Tahun
2016 tidak tercapai 100 % yang disebbakan oleh Pihak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kedua atau pengelola tidak konsisten melakukan
pembayaran yang telah di sepakati dalam Perjanjian Kontrak
selama kurun waktu satu tahun, seperti pihak pengelola
kolam Renang Tirta Karya Rinjani Selong dan Lemor
sehingga serapan PAD akhir tahun 2016 mencapai Rp.
355.000.000,- atau (39,18%).
Grafik 3.5.Jumlah PAD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sampai Dengan Tahun 2016
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 -
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
1,000,000,000
1,200,000,000
746,277,000
1,106,277,000
906,000,000
476,000,000
1,106,285,000
355,000,000
Target Realisasi
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata sebagai berikut:
1. Perlu dibuatnya regulasi antara Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur dengan Pihak Pengelola.
2. Perlu ditingkatkan infrastruktur sarana dan prasarana
yang memadai.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
3. Perlu ditingkatkan pengembangan suatu destinasi
berbagai daya tarik wisata baru dan pemeliharaan
berbagai daya wisata yang sudah ada.
4. Perlu ditingkatan pelayanan kenyamanan dan keamanan
oleh stakeholder terkait.
5. Perlu pemberdayaan masyarakat setempat.
Tabel 3.8. Evaluasi Pencapaian Sasaran 3Tercapainya Penurunan Kesenjangan Pendapatan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Pelaksanaan Gelar Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
Kali 2 2 100 100
2 Persentase data DME/EBT dan Temuan Teknologi Tepat Guna
% 50 50 100 -
3 Jumlah bantuan water meter kepada kelompok masyarakat pemakai air bersih
Unit 230 230 100 -
4 Jumlah pelaksanaan perencanaan BBGRM
Kec 1 1 100 -
Terpenuhinya target indikator 1, 2, 3, dan 4 pada
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Kabupaten Lombok Timur disebabkan oleh anggaran yang
terealisasi 100 % dan adanya program pengembangan
usaha ekonomi masyarakat berbasis sumber daya manusia
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dan sumber daya alam lokal serta pendayaan teknologi
tepat guna yang berwawasan lingkungan dari Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten
Lombok Timur.
Tabel 3.9. Evaluasi Pencapaian Sasaran 4Tercapainya Peningkatan Jumlah dan Kualitas Lembaga
Keuangan
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisas
i %1 Jumlah lembaga
keuangan yang memadai
Unit 5 5 100 740
2 Jumlah data keuangan yang akurat
Kegiatan 14 14 100 100
3 Jumlah data laporan yang memadai
Ekpl 6 6 100 -
4 Jumlah penyediaan Monev BUMDes
Kecamatan 20 20 100 -
5 Jumlah kelembagaan BUMDes
Desa 50 50 100 -
Terlampauinya target indikator 1 disebabkan oleh
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur telah
memberikan upaya yaitu melalui pemberian bantuan dalam
bentuk hard ware dan soft ware dan melalui penciptaan
kerjasama kemitraan dengan kalangan dunia usaha dan
instansi pemerintah.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur
juga telah mengambil kebijakan yaitu meningkatkan jumlah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
lembaga keuangan di perdesaan berupa pembinaan
sejumlah gerakan koperasi menjadi lebih aktif dengan
mengupayakan berbagai bentuk pelatihan dan keterampilan
baik kepada pengurus gerakan koperasi maupun pada
anggota koperasi.
Untuk tahun 2016 Rencana kInerja ini tidak tercapai,
karena dari rencana 237 unit koperasi yang aktif untuk
dapat melaksanakan RAT namun sampai dengan akhir tahun
2016 yang dapat melaksanakan RAT adalah sebanyak 177
unit.
Hal ini yang menyebabkan bahwa jumlah lembaga
keuangan tidak mencapai target karena sangat terpengaruh
dari gerakan koperasi yang melaksanakan RAT, tidak
tercapainya target koperasi yang melaksanakan RAT
otomatis tidak dapat menambah lembaga keuangan yang
sehat di tingkat perdesaan.
Terpenuhinya target indikator 2 dan 3 didukung oleh
sumber daya manusia yang handal dan memadai sehingga
tata kelola dan pengelolaan administrasi keuangan dapat
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta pengelolaan Laporan Keuangan baik
laporan fisik dan keuangan maupun laporan lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan menjadi satu
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kesatuan yang tidak dipisahkan dengan pengelolaan
administrasi keuangan yang saling mendukung dan
melengkapi.
Untuk tahun 2016 Indikator Kinerja 2 dan 3 dapat
diselesaikan dengan realisasi 100 %, berhasilnya indikator
kinerja karena didukung dengan dana yang tersedia dalam
DPA.
Terpenuhinya target indikator 4 dan 5 pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten
Lombok Timur disebabkan oleh anggaran yang terealisasi
100 % dan adanya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
terhadap kelembagaan BUMDes yang berjalan dengan baik
dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Kabupaten Lombok Timur.
Tabel 3.10. Evaluasi Pencapaian Sasaran 5Terwujudnya Peningkatan Jumlah Investasi
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Persentase peningkatan kinerja PD. BPR NTB Lombok Timur
% 100 96 96 -
2 Persentase peningkatan kinerja BUMD (PT. Selaparang Finansial, PT. Energi Selaparang, PDAM dan PD. Agro Selaparang)
% 100 100 100 -
3 Persentase tercapainya pelaksanaan promosi dalam daerah dan luar daerah- Kontak bisnis
Orang 10 15 150 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
antara UKM dengan Buyer
- Pengembangan pada produk pada sentra industri kecil dan Rumah Tangga
% 100 100 100
4 Pelaksanaan pengembangan potensi promosi investasi/produk unggulan daerah
Paket 1 1 100 100
5 Pelaksanaan peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
Paket 1 1 100 100
6 Jumlah kegiatan pelaksanaan temu bisnis guna pemaparan komoditi investasi unggulan bagi investor
Kegiatan 1 1 100 100
7 Perkembangan Sektor Industri :a. Jumlah Unit Usaha b. Jumlah Tenaga
Kerja c. Jumlah Investasi d. Jumlah Produksi e. Persentase
pedagang yang tertampung prasarana pasar
f. Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi
UnitOrang
RpRp%
Unit
20.00080.120
115.089.500
320.311.400
94,9
16
20,1482,069
125.439.519.000380.684.928.0
0095
12
100,7102,410,9118,8
1100,1
75
-
Tidak tercapainya target indikator 7 hal ini disebabkan
oleh terjadinya penurunan perolehan deviden untuk Tahun
Buku 2016 yaitu menurunnya laba PD BPR NTB dari
tingginya NPL. Adapun upaya yang dilakukan oleh PD BPR
NTB kedepannya untuk meningkatkan perolehan deviden
yaitu dengan meningkatkan kinerja dan
kerjasama/koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya target indikator 2 disebabkan karena
pada Tahun Buku 2016 dengan perolehan keuntungan laba
dan adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak
terkait.
Tercapainya target indikator 3 yang mencapai realisasi
100 %, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan
yang disebabkan oleh banyaknya minyak Buyer dan semua
sentra ikon melakukan pengembangan produksi sesuai
kebutuhan konsumen.
Terpenuhinya target indikator 4, 5, dan 6 tidak
terlepas dari upaya Badan Lingkungan Hidup dan
Penanaman Modal yaitu dengan cara mengadakan
pertemuan dengan semua SKPD Lingkup Pemerintah
kabupaten Lombok Timur, perwakilan dari pengusaha
(perhotelan, perkebunan tembakau, usaha kecil menengah)
dan perwakilan dari Universitas/Mahasiswa dan perwakilan
dari Bank-bank yang ada.
Dan didukung oleh dana/anggaran yang cukup
memadai yaitu untuk pembangunan dan revitalisasi sarana
dan prasarana sehingga dengan adanya pembangunan
tersebut sangat berdampak terhadap daya tampung pasar.
Tercapainya target indikator 7 disebabkan oleh
peningkatan jumlah unit usaha, maka akan berdampak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
terhadap penyerapan tenaga kerja, jumlah investasi dan
jumlah produksi. Pada Tahun Anggaran 2016 Dinas ESDM
Perindag Kabupaten Lombok Timur telah berhasil
melampaui target sasaran yang telah ditetapkan sejumlah
20.000 Unit Usaha, meningkat menjadi 20.144 Unit Usaha
atau naik 0,72 %.
Dengan tumbuhnya Unit Usaha tersebut maka dapat
menyerap tenaga kerja sebanyak 82.069 orang. Tentu hal
tersebut sangat berdampak terhadap berkurangnya jumlah
angka pengangguran dan meningkatnya penghasilan
masyarakat khususnya para pengrajin industri.
Pada Tahun Anggaran 2016 memperoleh Dana DAK
dari Kementerian Perindustrian untuk pembangunan UPT
Logam di Kotaraja Kec. Sikur, selain itu juga memperoleh
Bantuan Prasarana bagi IKM dari Dinas Perindag Provinsi
NTB berupa alat perbengkelan motor sebanyak 4 unit, alat
pengolahan makan sebanyak 1 unit dan mesin jahit
sebanyak 4 unit.
Dalam rangka mencapai sasaran/target kinerja yang
ingin dicapai Bidang Perdagangan, antara lain
pembangunan/revitalisasi sarana dan prasarana (pasar)
yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Pada
tahun 2016 Dinas ESDM Perindag Kab. Lombok Timut
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
mendapat 12 paket pembangunan pasar dan fasilitas
pendukungnya berlokasi di Kecamatan Pringgabaya,
Kecamatan Masbagik, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan
Sakra, Kecamatan Selong, Kecamatan Labuhan Haji dengan
sumber dana dari APBD, DAK dan TP. Untuk pembangunan
pasar yang bersumber dari Dana DAU yaitu pasar tradisional
Pringgabaya dan pasar tradisional Sakra, pemeliharaan
pasar Masbagik, penataan halaman parkir Pasar
Paokmotong, pembangunan akses jalan Pasar Tanjung,
pembangunan akses jalan Pasar Paokmotong baru,
pembangunan pasar yang bersumber dari Dana DAK
Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2016 yaitu yaitu
Pasar Tradisional Pancor Kecamatan Selong dan Pasar
Tradisional Montong Beter Kecamatan Sakra Barat, dari Sisa
DAK 2014 untuk Penataan halaman Pasar Masbagik Lama
dan Pembangunan Pasar Rakyat Paokmotong yang
bersumber dari Dana Tugas Pembantuan Kementerian
Perdagangan Tahun Anggaran 2016 dan juga pembangunan
Pasar melalui DPAL dilanjutkan pada Tahun 2016 yaitu
Pembangunan Pasar Labuhan Lombok Kec. Pringgabaya
dan, Pasar Masbagik Lama Kec. Masbagik. Untuk
Pembangunan Pasar Tadisional Sambelia tidak dilaksanakan
karena terkendala lahan yang tidak memadai. Demikian
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
juga untuk kegiatan lain yaitu peningkatkan prasarana
berupa bantuan alat yang bersumber dari Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia yaitu Tenda Dagang
sebanyak 50 buah dan Cool Box sebanyak 50 buah, selain
itu juga ada bantuan pengadaan sembako dari Dinas
Perindag Provinsi NTB sebanyak 3.989 paket sembako.
Tabel 3.11. Evaluasi Pencapaian Sasaran 6Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisas
i %1 Jumlah
peningkatan pelayanan perijinan
Rp123.610.00
092.620.00
0 74,93 -
2
Jumlah pengumpulan dan pengolahan potensi perijinan di wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Rp79.283.90
068.034.90
0 85,81 -
3
Jumlah pembentukan unit khusus penanganan pengaduan masyarakat
Rp32.653.30
029.853.10
0 91,42 -
4
Jumlah koordinasi kerjasama SKPD Bidang Penerbitan Perijinan
Rp75.697.50
070.680.20
0 93,37 -
5
Jumlah evaluasi kegiatan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
Kec 20 20 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tidak tercapainya target indikator 1, 2, 3 dan 4 hal ini
disebabkan oleh kesadaran mayarakat masih kurang
tentang pentingnya pembuatan izin seperti IMB, izin
gangguan/keramaian, izin Periklanan dan izin Trayek. Untuk
itu kedepannya BPPT Kabupaten Lombok Timur,
Hubkominfo, dan Lembaga-lembaga terkait bekerjasama,
serta melakukan sosialisasi ke kecamatan dan
desa/kelurahan sehingga sumber pendapatan dari izin-izin
tersebut dapat mencapai target.
Tercapainya indikator 5 sebesar 100 % tidak terlepas
dari kinerja Tim Evaluasi PATEN Kecamatan Kabupaten
Lombok Timur yang terus menerus melakukan pembinaan
sekaligus evaluasi terhadap Camat bahkan untuk
memotivasi para Camat di Kabupaten Lombok Timur telah
dilaksanakan Lomba Pelayanan Publik khususnya Penilaian
PATEN Kecamatan Tahun 2016 dan Bupati Lombok Timur
memberikan hadiah kepada Camat yang berprestasi dalam
pelaksanaan PATEN.
Tabel 3.12. Evaluasi Pencapaian Sasaran 7Terwujudnya Peningkatan Jumlah Wirausaha
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1Jumlah tenaga kerja terampil yang siap dipakai
Orang 30 150 500 100
2 Jumlah Promosi Unit 3 2 66,6 66,67
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
Produk Unggulan Daerah (PUD) 7
3Jumlah Usaha Kecil Menengah yang memadai
Unit 350 2.309 660 -
Terpenuhinya target indikator 1 hal ini disebabkan
karena adanya pengelolaan manajemen administrasi
keuangan gerakan Koperasi yang lebih baik sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan
yang berlaku, baik dalam UU no. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian maupun dalam Permen-Koperasi sangat
diperlukan tenaga yang terampil, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut para pengurus dan anggota gerakan
koperasi perlu mendapatkan berbagai jenis bimbingan dan
pelatihan singkat untuk memberikan pengetahuan tentang
tata cara pengelolaan koperasi yang baik dan memenuhi
standar.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pada tahun
2016 Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur
telah memberikan pengetahuan tentang Perkoperasian
kepada sejumlah Pengurus dan anggota gerakan koperasi
melalui dana APBD Kabupaten Lombok Timur tahun
anggaran 2016 dengan Kegiatan Bimbingan Teknis
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Manajemen Usaha di bawah koordinator Bidang Pembinaan
Kelembagaan.
Untuk indikator 2 tidak mencapai target karena di
dalam DPA Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun
anggaran 2016 tidak mendapat alokasi anggaran, sehingga
kegiatan Promasi UKM di Jakarta dan Ekspo NTB tidak dapat
diikuti oleh para pengusaha dari Kabupaten Lombok Timur,
di mana dalam penetapan kinerja 2016 ditargetkan untuk
diikuti oleh 3 orang pengusaha.
Tercapainya indikator 3 disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk yang begitu pesat yang mencapai 1,2 juta jiwa
pada akhir tahun 2016 tentu akan berdampak pada
kebutuhan perumahan layak huni, sehingga akan
mengganggu lahan pertanian yang sudah ada, yang pada
akhirnya tentu masyarakat akan mengalami kekurangan
lahan pertanian yang mengakibatkan pendapatan akan
berkurang, sedangkan tuntutan hidup yang lebih berat.
Melihat kenyataan ini makanya banyak masyarakat
Lombok Timur mengalihkan usahanya pada Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UKM). Sebagai bukti bahwa pada akhir
tahun 2016 antusias masyarakat sangat tinggi untuk
membentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang
mencapai 300 % lebih dari target yang ditetapkan pada
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Indikator Kinerja tahun 2016. Pencapaian Indikator Kinerja
ini sebagaimana yang terdaftar pada 20 Kecamatan se-
Kabupaten Lombok Timur sampai dengan akhir tahun 2016
mencapai 17.343 unit UMKM.
Tabel 3.13. Evaluasi Pencapaian Sasaran 8Tercapainya Jumlah Koperasi Berkualitas
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %1 Jumlah koperasi
baru Unit 5 10 200 4002 Jumlah koperasi
yang aktif Unit 5 11 220 7403 Jumlah koperasi
yang melaksanakan RAT
Unit 9 4 44,44 320
4 Jumlah Pengelola Koperasi yang terlatih
Orang 5 0 0 100
5 Jumlah Koperasi berkualitas/berperingkat
Unit 5 4 80 -
6 Rasio koperasi yang merubah anggaran dasar Unit 10 0 0 -
7 Jumlah koperasi / UKM yang mendapat bantuan permodalan
Unit 5 69 1.380 260
8 Jumlah peserta pelatihan operator perkoperasian
Orang 5 0 0 -
1. Jumlah Koperasi Baru
Terlampauinya indikator 1 yang mencapai realisasi
sebesar 200 % hal ini disebabkan oleh warga masyarakat
Kabupaten Lombok Timur, tingkat partisipasi dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
keinginan untuk mendirikan sebuah Lembaga keuangan di
perdesaan berupa koperasi yang bertujuan untuk
menghimpun dana dari anggota dan untuk anggota serta
untuk kesejahteraan anggotanya.
Keinginan ini tidak terlepas dari Bidang Penyuluhan
untuk memberikan sosialisasi dan motivasi tentang
bagaimana penting dan manfaatnya berkoperasi bagi
masyarakat yang secara langsung memberikan dampak
positif bagi anggotanya yang memerlukan dana cepat
dengan persyaratan yang mudah bila dibandingkan
dengan lembaga keuangan konvensional lainnya.
Sesuai keadaan akhir yang terdaftar pada Bidang
Pembinaan Kelembagaan bahwa jumlah koperasi yang
sudah berbadan Hukum berjumlah 498 pada akhir tahun
2014, target 2015 ditetapkan 4 unit, namun dapat
dilampaui hingga mencapai 18 unit (400%) sehingga
dengan demikian jumlah koperasi sampai dengan tahun
2015 menjadi 511 unit, sedangkan pada tahun 2016 di
targetkan 5 unit realisasi 10 unit atau 200 % sehingga
dengan demikian jumlah koperasi sampai tahun 2016
mencapai 516 unit.
2. Jumlah Koperasi yang Aktif
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terlampauinya target indikator 2 disebabkan karena
dari jumlah koperasi aktif sampai dengan 31 Desember
2014 adalah 189 unit, sedangkan jumlah Koperasi Aktif
sampai dengan 31 Desember 2015 menjadi 226 unit atau
bertambah 34 unit, sehingga Indikator Kinerja ini secara
otomatis mencapai target. Dengan target 5 unit untuk
tahun 2015 maka koperasi aktif bertambah menjadi 226
unit. Sedangkan akhir tahun 2016 menjadi 237 unit yaitu
dari target 5 unit dengan realisasi 11 unit dan secara
otomatis mencapai target.
3. Jumlah Koperasi yang Melaksanakan RAT
Tidak tercapainya target indikator 3 hal ini
disebabkan karena dari jumlah koperasi aktif yang
diharapkan akan melaksanakan RAT mencapai 237 unit,
sesuai dengan jumlah koperasi yang aktif sampai dengan
akhir tahun 2016. Pada tahun 2016 untuk RAT Tahun
Buku 2015 yang pelaksanaannya pada awal tahun 2016
sebanyak 173 unit, sedangkan target yang ditetapkan
dalam Indikator Kinerja tahun 2016 sebanyak 9 unit
koperasi sehingga diharapkan akan mencapai 77,22 %
dari jumlah koperasi yang aktif. Namun pada
kenyataannya sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah
koperasi yang melaksanakan RAT berjumlah 177 unit,
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
berarti ada selisih 60 unit yang tidak melaksanakan RAT,
hal ini yang menyebabkan Indikator Kinerja ini tidak
mencapai target.
4. Jumlah Pengelola Koperasi yang Terlatih
Tidak tercapainya target indikator 4 disebabkan
karena Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur
tidak dapat melaksanakan Bimbingan Teknis kepada
pengurus dan anggota gerakan koperasi melalui dana
APBD Kabupaten Lombok Timur tahun anggaran 2016.
Jika dibandingkan dengan Indikator Kinerja tahun 2015
dengan target 40 orang dan realisasi 40 orang (100%).
5. Jumlah Koperasi Berkualitas/Berperingkat
Tidak tercapainya target indikator 5 hal ini
disebabkan karena tidak memenuhi kriteria dan
persyaratan yang dikatakan berkualitas/berperingkat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk itu kedepannya Dinas Koperasi dan UKM akan
terus melakukan pembinaan-pembinaan kepada koperasi
yang ada, sehingga target dapat tercapai.
6. Rasio Koperasi yang Merubah Anggaran Dasar
Tidak terlaksananya target indikator 6 karena adanya
penerbitan Peraturan perundang-undangan yang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dikeluarkan oleh Pemerintah yaitu UU no. 17 tahun 2012
tentang Perkoperasian.
Dengan dikeluarkannya UU. No. 17 tahun 2012 ini
banyak pihak yang Pro dan Kontra terhadap isi dari UU no.
17 tahun 2012 yang dipandang tidak memihak
peningkatan pertumbuhan perkoperasian di Indonesia,
dengan alasan tersebut maka UU no. 17 tahun 2012 di
eliminir dan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Mahkamah
Konstitusi ( MK ).
Dalam salah satu pasalnya mengatakan bahwa jenis
koperasi ada 3 macam yaitu Koperasi Produsen, Koperasi
Konsumen dan Koperasi Jasa Simpan Pinjam, sehingga
banyak koperasi yang diharapkan akan merubah
Anggaran Dasar. Dengan dicabutnya UU ini maka banyak
koperasi yang ingin merubah Anggaran Dasarnya
mengalami kegagalan dan kembali pada UU yang lama
yaitu UU No. 25 tahun 1992.
7. Jumlah Koperasi/UKM yang Mendapat Bantuan
Permodalan
Terlampauinya target indikator 7 hal ini karena
adanya program Pemerintah Pusat melalui Menteri
Koperasi dan UMKM Republik Indonesia telah merekrut
tenaga pendampingan KUR untuk masing-masing
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kabupaten/Kota, dimana untuk Kabupaten Lombok Timur
mendapat 2 orang tenaga pendampingan KUR dengan
kontrak kerja berlaku satu tahun anggaran yang
penggajiannya dibiayai oleh Pemerintah Pusat.
Dengan adanya program Pemerintah Pusat ini
banyak para UKM yang tertarik untuk mendapatkan
bantuan permodalan melalui dan KUR, sehingga sampai
dengan akhir tahun 2016 target 5 unit dan terealisasi
sebesar 69 unit (1.380 %) dari yang mendapat bantuan
modal dengan nilai sebesar Rp. 2.500.000.000 (Dua
milyar lima ratus juta ribu rupiah).
8. Jumlah Peserta Pelatihan Operator Perkoperasian
Tidak terpenuhinya target indikator 8 disebabkan
karena Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur
di bawah binaan Bidang Pembinaan dan Fasilitasi Simpan
Pinjam anggaran untuk melatih tenaga operator komputer
melalui kegiatan Fasilitasi Administrasi Komputerisasi
tidak tersedia.
Tabel 3.14. Evaluasi Pencapaian Sasaran 9Terwujudnya Perluasan Lapangan Kerja dan Kesempatan
Berusaha
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah sosialisasi ketenagakerjaan Kec 20 20 10
0 1002 Jumlah tenaga
kerja yang diberdayakan melalui Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Orang 20 20 100 100
3 Jumlah masyarakat lingkungan penghasil tembakau yang mendapat pelatihan keterampilan kerja alternative
Orang 20 20 100 100
4 Jumlah petani tembakau yang mendapat pelatihan
Orang 20 20 100 100
Terpenuhinya target indikator 1 disebabkan oleh
anggaran dari Pemerintah Pusat pada tahun 2016 terealisasi
sebesar 100 % dan pelaksanaan sosialisasi dihadiri juga oleh
semua peserta dari Kecamatan dengan narasumber dari
Kementerian Tenaga Kerja. Begitu juga pada tahun 2015
mencapai realisasi sebesar 100 %.
Terpenuhinya target indikator 2 disebabkan oleh
anggaran TTG dari dana dekon dan anggaran dari APBD II
pada tahun 2016 sebanyak 20 orang dan terealisasi 20
orang (100 %). Begitu juga pada tahun 2015 realisasi
mencapai 100 %.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terpenuhinya target indikator 3 dan 4 disebabkan oleh
terealisasinya anggaran pada tahun 2016 untuk kegiatan
tersebut sebesar 100% dan adanya kepedulian dari
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terhadap petani
tembakau dalam rangka meningkatkan Sumber Daya
Manusia. Dan pada tahun 2015 juga realisasi mencapai 100
%.
Tabel 3.15. Evaluasi Pencapaian Sasaran 10Terwujudnya Keterampilan Tenaga Kerja Sektor Formal dan
Informal
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisas
i %1 Jumlah tenaga
kerja yang mendapat pelatihan keriwausahaan dan jumlah yang mendapat pelatihan keterampilan
Orang 320 320 100 100
2 Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan dan pendidikan
Orang 315 315 100 146,34
Terpenuhinya indikator 1 dan 2 disebabkan oleh
anggaran yang terealisasi sebesar 100 % pada tahun 2016
dan masing-masing kecamatan semuanya hadir untuk
mengikuti pelatihan serta tersedianya tenaga
pengajar/instruktur dari BLK dan panitia pelaksana
pelataihan bekerja secara optimal. Sebagai tindak lanjut
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kegiatan tersebut masing-masing peserta mendapat
peralatan sesuai dengan kejuruan/bidang keahliannya.
Begitu juga jika dibandingkan pada tahun 2015 realisasi
indikator 1 sama dengan tahun 2016 yaitu sebesar 100 %,
sedangkan pada tahun 2015 realisasi indikator 2 selisih
46,34% dengan tahun 2016.
Tabel 3.16. Evaluasi Pencapaian Sasaran 11Tersedianya Instrumen Perlindungan Tenaga Kerja dan Keluarganya
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah tenaga kerja yang mendapat pembinaan hubungan industrial
Orang 40 40 100 375
2 Jumlah penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial yang
Kasus 15 15 100 233,33
Tercapainya target indikator 1 dan 2 disebabkan oleh Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan sosialisasi yang
mengundang 15 perusahaan dimana masing-masing perusahaan
mengirim peserta 2 orang dan serikat pekerja yang dihadiri oleh
unsur Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan adanya
dukungan dana dari APBD dan dana dekon melalui Pemerintah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Provinsi. Jika dibandingkan capaian tahun 2015 melampui target
indikator 1 dan 2, sedangkan capaian tahun 2016 tercapai 100%.
Hal ini disebabkan karena target tahun 2016 lebih besar dari
target tahun 2015.
Tabel 3.17. Evaluasi Pencapaian Sasaran 12Terwujudnya Akses Pelayanan Pendidikan Terutama bagi
Masyarakat Miskin
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase angka melek huruf
% 96,66 95,15 99,11 99,55
2 Persentase rata-rata lama sekolah % 8,68 8,68 100 100,23
3 Persentase pendidikan anak usia dini
% 98 98,31 100,32 -
4 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Pkt A
% 99,40 99,45 100,05 99,28
5 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/Mts/Pkt B
% 97 97,18 100,19 100,11
6 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Pkt C
% 66 66,08 100,12 100,66
7 Persentase proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD
% 100 100 100 100
8 Persentase proporsi murid kelas 1 yang berhasil menyelesaian 9 tahun Dikdas
% 9,95 99,96 100,01 100,01
Tidak terpunuhinya target pada indikator 1 yaitu persentase
angka melek huruf yang mencapai 99,11 % hal ini disebabkan
oleh berkurangnya jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dibelajarkan melalui Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pemberantasan Buta Aksara. Persentase capaian tahun 2015
hampir sama dengan capaian tahun 2016 yaitu sama-sama tidak
mencapai target.
Tercapainya target indikator 2 yaitu rata-rata lama sekolah
yang mencapai 100 % disebebakan karena bertambahnya Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) baik di
jenjang SD/MI, SMPT/MTs maupun SMA/MA/SMK dan
berkurangnya angka Drof Out (DO). Persentase capaian tahun
2015 hampir sama dengan capaian tahun 2016 yaitu sama-sama
mencapai target.
Terlampauinya target indikator 3 yaitu persentase
pendidikan anak usia dini karena adanya peran sertai
masyarakat, pemerintah desa, dan Dikpora Kab. Lombok Timur.
Terpenuhinya target indiakator 4 yaitu Persentase Angka
Partisipasi Murni (APM) di SD/MI/Pkt A yang mencapai 100,05 %
disebabkan karena bertambahnya jumlah siswa usia 7-12 tahun
SD/MI dengan rumus Jml siswausia 7−12 ta hundi jenjang SDJml Penduduk kelompok usia7−12ta hun x 100 =
137.577138.574 x 100 = 99,28.
Persentase capaian tahun 2015 hampir sama dengan capaian
tahun 2016 yaitu sama-sama mencapai target.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terpenuhinya target indiakator 5 yaitu Persentase Angka
Partisipasi Murni (APM) di SMP/Mts/Pkt B sebesar 96,17
disebabkan karena bertambahnya jumlah siswa usia 13-15 tahun
SMP dengan rumus Jml seluruh siswa di jenjangSMPJml Penduduk kelompok usia13−15ta hun x 100 =
62.78965.289 x 100 = 96,17
Persentase capaian tahun 2015 hampir sama dengan capaian
tahun 2016 yaitu sama-sama mencapai target.
Terpenuhinya target indikator 6 yaitu Persentase Angka
Partisipasi Murni (APM) di SMA/MA/SMK/Pkt C sebesar 100,12%
disebabkan karena bertambahnya jumlah siswa usia 16-18 tahun
SMA dengan rumus Jml seluruh siswadi jenjangSMAJml Penduduk kelompok usia13−15ta hun x 100 =
41.44764.341 x 100 = 64,42
Persentase capaian tahun 2015 hampir sama dengan capaian
tahun 2016 yaitu sama-sama mencapai target.
Terpenuhinya target indikator 7 yaitu Persentase Proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD sebesar 100% hal
ini disebabkan oleh berkurangnya Drop Out (DO) dan
meningkatnya persentase kelulusan SD. Hal ini tidak terlepas
dari bimbingan dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan
Olahraga Kab. Lombok Timur. Persentase capaian tahun 2015
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
sama dengan capaian tahun 2016 yaitu tercapainya target
100%.
Terpenuhinya target indikator 8 yaitu persentase proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menyelesaikan 9 tahun Dikdas
sebesar 100,01%. Hal inidisebabkan karena berkurangnya Drop
Out (DO) dan meningkatnya persentase kelulusan SD/MI,
SMD/Mts, dan meningkatnya persentase melanjutkan sekolah
dari jenjang SD ke jenjang SMP. Persentase capaian tahun 2015
sama dengan capaian tahun 2016 yaitu tercapainya target.
Tabel 3.18. Evaluasi Pencapaian Sasaran 13Terwujudnya Daya Saing Pendidikan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase Ormas pemuda dan olahraga % 83,50 83,50 100 100
2 Persentase generasi muda yang berprestasi dalam olahraga
% 71 71 100 100
3 Persentase penyelenggaraan lomba/pertandingan olahraga
% 82 82 100 100
4 Jumlah anggota perpustakaan Orang 20.000 24.184 120,9
2 80,24
5 Jumlah pengunjung perpustakaan Orang 50.000 56.100 112,2
0 100,36
6 Jumlah koleksi buku Eks 1.185 1.185 100 100,467 Jumlah buku yang
dipinjam Judul 250.000 270.214
108,09 102,93
8 Jumlah pertumbuhan layanan perpustakaan di tempat keramaian
Lokasi 2 2 100 -
9 Jumlah perpustakaan yang dibina Perpus 50 50 100 100
10 Jumlah pustakawan Orang 5 4 80 40,0011 Jumlah pengelola
perpustakaan yang Orang 170 170 100 150
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
dibina
Tercapainya indikator 1 dan 2 hal ini disebabkan karena
bertambahnya ormas pemuda, karang taruna dan klub-klub olah
raga. Begitu juga bertambahnya minat generasi muda untuk
mengikuti kejuaraan di berbagai cabang olah raga dan
bertambahnya sarana dan prasarana olah raga, serta adanya
partisipasi dan peran serta DIKPORA Kab. Lombok Timur dan
semua pihak terkait. Persentase capaian tahun 2015 sama
dengan capaian tahun 2016 yaitu sama-sama tercapai targetnya
sebesar 100%.
Tercapainya target indikator 3 hal ini disebabkan
olehsemua penyelenggaraan lomba/pertandingan olahraga
terealisasi 100%, karena betambahnya cabang olah raga yang
dipertandingkan; penyelenggaraan LPI maupun POPDA, serta
didukung oleh anggaran serta sarana dan prasarana yang
memadai. Persentase capaian tahun 2015 sama dengan capaian
tahun 2016 yaitu sama-sama tercapai targetnya sebesar 100%.
Terlampauinya target indikator 4 disebabkan karena jumlah
anggota perpustakaan di perpustakaan umum daerah tahun
2016 ditargetkan sebanyak 20.000 orang dan terealisasi
sebanyak 24.184 orang atau 120,92%. jika dibandingkan dengan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
tahun 2015 dengan target 10.000 orang dan terealisasi sebanyak
7.008 orang atau 70,10%. Ada peningkatan jumlah anggota
perpustakaan jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar
40,68%. Hal ini menandakan bahwa minat dan budaya baca di
Kabupaten Lombok Timur semakin tinggi. Akan tetapi masih
banyak masyarakat yang belum memahami akan pentingnya
budaya baca ini digalakkan. Perlu dukungan dari semua pihak
terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur terhadap
peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan demi
kelancaran pelayanan kepada masyarakat.
Terlampauinya target indikator 5 disebabkan karena jumlah
pengunjung perpustakaan pada tahun 2016 ditargetkan
sebanyak 50.000 orang dan terealisasi sebanyak 56.100 orang
atau 112,20%, dibandingkan dengan tahun 2015 target
sebanyak 40.000 orang terealisasi sebanyak 40.144 atau
100,36%. Berarti terjadi penurunan sebesar 11,84% dikarenakan
masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap budaya baca.
Tercapainya target indikator 6 disebabkan karena jumlah
koleksi buku, untuk tahun 2016 ditargetkan sebanyak 1.185
eksamplar dan terealisasi sebanyak 1.185 eksamplar atau 100%.
Jika dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1,985 eksamplar
terealisasi 1.995 eksamplar atau 11,46%. Ada penurunan jumlah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pengadaan buku di tahun 2016 sebanyak 46%, ini disebabkan
dengan adanya pembangunan aula serbaguna sehingga mata
anggaran di beberapa kegiatan dikurangi termasuk di kegiatan
pengadaan buku.
Terlampauinya target indikator 7 disebabkan karena jumlah
buku yang dipinjam pada tahun 2016 ditergetkan sebanyak
250.000 judul dan terealisasi sebanyak 270.214 judul atau
108,09% dibandingkan dengan tahun 2015 ditargetkan sebanyak
125.000 judul dan terealisasi sebanyak 128.662 judul atau
102,93%. Terjadi pelampauan realisasi pada tahun 2015 dan
tahun 2016 yang menandakan tingkat kesadaran masyarakat
akan minat dan budaya baca sudah baik. Akan tetapi hal ini
merupakan tantang terberat ke depan bagi perpustakaan daerah
untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal sehingga
jumlah koleksi semakin banyak di pinjam oleh pemustaka.
Tercapainya target indikator 8 disebabkan karena jumlah
pertumbuhan layanan perpustakaan di tempat keramaian tahun
2016 ditargetkan sebanyak 2 lokasi dan teralisasi sebanyak 2
lokasi atau 100% dibandingkan dengan tahun 2015 tidak
terlaksana. Layanan ini ditargetkan kepada masyarakat yang
mempergunakan fasilitas umum di tempat keramaian yakni di
taman kota selong dan gedung wanita selong.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya target indikator 9 disebabkan karena jumlah
perpustakaan yang dibina di Kabupaten Lombok Timur tahun
2016 ditargetkan sebanyak 50 perpustakaan dan terealisasi
sebanyak 50 perpustakaan atau 100%, dibandingkan dengan
tahun 2015 ditargetkan sebanyak 60 perpustakaan dan
terealisasi sebanyak 60 perpustakaan atau 100%. Capaian tahun
2015 sama dengan capaian tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tidak tercapainya target indikator 10 disebabkan karena
jumlah pustakawan pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 5
orang dan terealisasi sebanyak 4 orang atau 80%, jika
dibandingkan dengan tahun 2015 ditargetkan sebanyak 5 orang
dan terealisasi sebanyak 2 orang atau 40%. Capaian target tahun
2016 lebih tinggi dari capaian target tahun 2015 yaitu ada
kenaikan sebesar 40% pada tahun 2016.
Tercapainya target indikator 11 disebabkan karena jumlah
pengelola perpustakaan yang dibina pada tahun 2016 di
Kabupaten Lombok Timur sebanyak 170 orang dan terealisasi
sebanyak 170 orang atau 100%, jika dibandingkan dengan tahun
2015 dengan capaian 150%. Berarti ada penurunan sebesar
50%, hal ini disebabkan oleh target pada tahun 2016 lebih besar
daripada tahun 2015.
Tabel 3.19. Evaluasi Pencapaian Sasaran 14
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya Peningkatan Umur Harapan Hidup
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah angka usia harapan hidup Tahun 63,00 62,60 99,3
7 99,62 Persentase
Puskesmas berkinerja baik
% 70 58,60 83,71 97,6
3 Jumlah Puskesmas PPGD
Puskesmas 70 29 41,43 100
4 Persentase tingkat kecukupan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
% 90 82,11 91,23 91,2
5 Jumlah pelayanan kesehatan terstandarisasi:- Jumlah Puskesmas- Jumlah Puskesmas
Pembantu- Jumlah Poskesdes
Puskesmas
Pustu
Poskesdes
2161
104
2987
149
138,10142,62
143,27
100100100
6 Jumlah Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
100.00/KH 102 105 102,94 102,9
7 Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB)
1.000/KH22
17 77,27 73,9
8 Persentase Prevalensi Balita Gizi Buruk
% 2,20 2,16 98,18 -
9 Persentase remaja dan lansia yang mendapat pelayanan kesehatan :
- Persentase Remaja
- Persentase Lansia
%
%
56
61
16,90
14
30,18
22,9552,8
37,51
10 Prevalensi Penyakit Menular dan Tidak Menular :Penyakit Menular
- Persentase AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
- Persentase penemuan penderita
%
%
8
70
6
60,32
75
86,17
25
93,8
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
pneumonia - Persentase
penemuan pasien baru TB BTA Positif
- Persentase penderita DBD ditangani
- Persentase penemuan penderita diare
%
%
%
55
100
90
87,75
100
85,12
159,55
100
94,58
82,3
100
113,3
11 Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
% 97 98,12 101,15 102,6
12 Persentase cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
% 93 122,11 131,30 127,7
13 Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 95 97,86 103,01 101,6
14 Persentase cakupan pelayanan Ibu Nifas % 95 95,01 100,0
1 99,415 Persentase cakupan
neonatal dengan komplikasi yang ditangani
% 93 97,03 104,33 100,8
16 Pesentase cakupan kunjungan bayi % 95 95,92 100,9
7 100,617 Persentase cakupan
Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
% 100 100 100 99,2
18 Persentase cakupan pelayanan anak balita
% 85 88,79 104,46 96
19 Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 95 97,97 103,12 101
20 Persentase cakupan peserta KB Aktif % 73 80,12 109,7
5 108,221 Persentase KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24
% 100100 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
jam
Dari tabel di atas dapat diuraikan untuk masing-masing
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Jumlah Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup pada tahun 2016 belum mencapai
target yang ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya
kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pola hidup sehat.
Target nasional 75 tahun dan target propinsi 65 tahun. Bila di
bandingkan dengan target nasional 75 tahun maupun target
propinsi 65 tahun, maka umur harapan hidup Kabupaten
Lombok Timur belum memenuhi target.
Pada tahun 2015 Umur Harapan Hidup di Kabupaten Lombok
Timur adalah 62,8 tahun dan pada tahun 2016 adalah 63,00
tahun yang berarti terjadi trend peningkatan di tahun 2016.
b. Persentase Puskesmas Berkinerja Baik
Persentase Puskesmas berkinerja baik tahun 2016 tidak
mencapai target. Menurunnya kinerja Puskesmas dari tahun
lalu ini dipengaruhi oleh masih belum optimalnya kualitas
pelayanan yang diberikan oleh petugas kepada masyarakat
sesuai standar yang ada. Selain itu secara umum ketersediaan
sarana dan prasaran pelayanan kesehatan dirasa masih
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kurang sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan yang
diberikan petugas kepada masyarakat sesuai standar yang
ada. Puskesmas berkinerja baik di Kabupaten Lombok Timur
pada tahun 2016 mencapai 70% sedangkan target Renstra
Dinas Kesehatan adalah 60%, target propinsi NTB 20% maka
capaian telah melebihi target. Pada tahun 2015 capaian
puskesmas berkinerja baik 97,6% dan capaian pada tahun
2016 adalah 83,71% yang berarti terjadi penurunan pada
tahun 2016.
c. Jumlah Puskesmas PPGD
Jumlah Puskesmas PPGD pada tahun 2016 mencapai 29 unit
(41,43%) dan belum mencapai target Renstra Dinas Kesehatan
2016 sebesar 100%. Hal ini dipengaruhi oleh sumberdaya
pendukung pelayanan pasien gawat darurat di Puskesmas
yang kurang memadai, sesuai dengan rasio jumlah penduduk,
yaitu instalasi gawat darurat, dokter dan tenaga paramedis
terlatih. Bila dibandingkan dengan target nasional (100%) dan
target target propinsi NTB (100%) maka capaian indikator
Puskemas PPGD belum mencapai target, tetapi masih perlu
ditingkatkan mutu pelayanan. Capaian Puskesmas PPGD pada
tahun 2016 adalah 100% dan tahun 2015 juga 100%.
d. Persentase Tingkat Kecukupan Obat dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Persentase kecukupan obat dan perbekalan kesehatan di
Puskesmas tahun 2016 terealisasi mencapai 82,11% atau
91,23%. Belum tercapainya target ini dikarenakan dana yang
terealisasi masih kurang sehingga ada beberapa jenis obat
yang tidak bisa terpenuhi. Tingkat kecukupan obat dan
perbekalan kesehatan di Puskesmas dengan target nasional
90% dan target propinsi 95%, tetapi bila dibandingkan dengan
target nasional maka capaian melebihi target. Pada tahun
2015 realisasi mencapai 91,2% sama dengan realisasi tahun
2016.
e. Jumlah Pelayanan Kesehatan Terstandarisasi
Pada tahun 2016 pelayanan kesehatan terstandarisasi
tercapai. Definisi operasional yang dipakai sebelumnya yaitu
pelayanan kesehatan terstandarisasi adalah sarana yang ada
sudah melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP)
sesuai dengan jenis pelayanan di sarana tersebut yaitu
pelayanan di Puskemas, Pustu dan Poskesdes. Pada tahun
2015 pelayanan kesehatan terstandarisasi adalah 100%
karena melakukan pelayanan kesehatan sesuai SOP.
f. Jumlah Angka Kematian IBU (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2016 terealisai
mencapai 105/100.000KH atau 102,94% dari target
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
102/100.000 KH. Tercapainya indikator ini sama dengan
realisasi pada tahun 2015.
g. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2016 mencapai 17/1.000 KH
dari target 22/1.000 KH. Menurunnya angka kematian bayi ini
sebagai dampak dari meningkatnya kapasitas dan
kemampuan petugas dalam penjaringan dan penanganan bayi
resiko tinggi/komplikasi. Bila dibandingkan dengan dengan
target nasional 32/1.000 KH, target MGDs 23/1.000 KH dan
target Propinsi NTB 26/1.000 KH maka AKB Lombok Timur
telah memenuhi target nasional, MDGs maupun propinsi NTB.
Pada tahun 2014 AKB 18/1.000 KH adalah lebih rendah
dibandingkan target nasioal maupun target propinsi dan pada
tahun 2015 adalah sebesar 23/1.000 KH.
h. Balita Gizi Buruk
Tidak tercapainya target indikator 8 disebabkan karena data
prevalensi balita gizi buruk tahun 2016 yang terealisasi
sebesar 2,16% atau 98,18%. Jika dibandingkan pada tahun
2015 data prevalensi balita gizi buruk tidak tersedia. Dari data
tersebut menunjukkan tidak adanya penurunan kasus dari
tahun lalu di Kabupaten Lombok Timur.
i. Remaja dan Lansia Mendapat Pelayanan Kesehatan
1. Persentase remaja mendapat pelayanan kesehatan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Persentase remaja mendapat pelayanan kesehatan pada
tahun 2016 adalah 16,9% dari target 56%. Belum
mencapainya target pelayanan kesehatan remaja
disebabkan oleh belum semua Puskesmas memiliki
sumberdaya pelayanan remaja yang optimal, seperti tidak
tersedianya sarana konseling remaja di Puskesmas,
kapasitas petugas Puskesmas terbatas dalam pelaksanaan
pelayaan kesehatan reproduksi terpadu, di samping
pelaksanaan konseling oleh konselor sebaya di sekolah
belum berjalan maksimal. Sedangkan capaian pada tahun
2015 adalah sebesar 52,8% dan tahun 2014 sebesar 13,0%
%.
2. Persentase Lansia mendapat pelayanan kesehatan
Pada tahun 2016 capaian pelayanan lansia adalah 14% dari
target 61%. Belum tercapainya target pelayanan
kesehatan lanjut usia disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain meningkatnya jumlah sasaran lansia tidak
dibarengi dengan peningkatakan jumlah posyandu lansia
(tidak semua desa memiliki posyandu lansia), tidak semua
posyandu lansia memiliki kader kesehatan di posyandu
lansia, banyak lansia sudah tidak dapat mandiri dalam
berkunjung ke posyandu karena kurangnya dukungan
anggota keluarga lain. Tahun 2015 capaian sebesar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
37,51% yang berarti terjadi penurunan sedangkan capaian
tahun 2014 adalah 19,72% yang berarti terjadi penurunan
di tahun 2016.
j. Prevalensi Penyakit Menular dan Tidak Menular
1. Penyakit Menular
a) Prevalensi AFP Rate per 100.000 Penduduk Umur
Kurang dari 15 tahun
Prevalensi AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
belum mencapai target. Hal ini disebabkan
ketidakmerataan penyebaran petugas di Puskesmas
sehingga mempengaruhi kemampuan petugas baru
dalam hal sosialisasi dan penemuan kasus polio di
masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat tentang
deteksi dini kasus polio anak usia di bawah 15 tahun
kurang. Jumlah penemuan kasus pada tahun 2016
adalah 6 dari penduduk kurang dari 15 tahun dari target
8 dan penanganan penderita 100%.
Cakupan penemuan penderita AFP penduduk usia ≤ 15
tahun, pada tahun 2016 sebanyak 6 kasus dan ditangani
75%, sedangkan target pada tahun 2015 adalah ≥ 2
penduduk. Capaian target pada tahun 2015 lebih kecil
dibandingkan capaian tahun 2016 sehingga terjadi
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
penurunan sebesar 50% dikarenakan realisasi pada
tahun 2015 lebih kecil dibandingkan tahun 2016.
b) Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Pada tahun 2016 penemuan penderita pneumonia balita
mencapai 70% dan belum mencapai target baik target
Renstra (65%), target provinsi (100%) dan nasional
(100%).
Belum mencapainya target penemuan balita penderita
pneumonia disebabkan kurangnya berjalannya
koordinasi jejaring pelayanan kesehatan antara
pemerintah dengan pihak swasta, sehingga pencatatan
dan pelaporan jumlah penderita peunemonia balita oleh
petugas belum optimal. Bila dibandingkan dengan tahun
2015 terjadi peningkatan sebesar 7,1% dikarenakan
target tahun 2016 lebih besar.
c) Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif sebesar 87,75%
dari target Renstra (50%) dan target provinsi (70%),
sedangkan target nasional belum mencapai target
(90%).
Penemuan pasien baru penderita TB BTA Positif pada
tahun 2016 sudah mecapai target dikarenakan semua
petugas pengelola program TB Puskesmas mendapatkan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pelatihan dalam hal penemuan dan penanganan kasus
TB, kurangnya peranan lintas sektor dalam mendukung
penemuan kasus, dan masih rendahnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat mengenai pengenalan,
pencegahan dan pengobatan kasus TB. Bila
dibandingkan pada tahun 2015 terjadinya peningkatan
sebesar 77,25% pada tahun 2016.
d) Penanganan Penderita DBD
Pada tahun 2016 penderita DBD yang ditangani
mencapai 100% dari target Renstra (100%) target
nasional (100%) dan target propinsi (100%).
Meskipun penanganan penderita Demam Berdarah
Dengue (DBD) di sarana pelayanan kesehatan sesuai
standar operasioanl prosedur sudah optimal namun
kasus kematian akibat penyakit DBD masih terjadi. Hal
ini disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pengendalian vektor (nyamuk) baik
di rumah maupun lingkungan sekitar serta kurangnya
pengetahuan msayarakat tentang pengenalan kasus
DBD sehingga penderita sering terlambat mendapatkan
pelayanan oleh petugas kesehatan di Puskesmas dan
rumah sakit. Bila dibandingkan pada tahun 2015
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
penanganan penderita DBD terealisasi 100%, ini berarti
terjadinya penurunan pada tahun 2016.
e) Penemuan Penderita Diare
Pada tahun 2016 penemuan penderita diare mencapai
realisasi sebesar 85,12% atau 94,58% dari target
Renstra sebesar 100%, target nasional sebesar 100%
dan target propinsi NTB sebesar 100%.
Pencapaian target penemuan penderita diare didukung
oleh peran serta masyarakat dan lintas sektor terkait,
terutama kader kesehatan di posyandu. Namun
demikian kualitas penatalaksanaan kasus diare perlu
lebih ditingkatkan sehingga kasus yang sudah terjadi
tidak menyebabkan kematian. Pada tahun 2015
penemuan penderita diare sebesar 102% atau 113,3%
sehingga terlihat terjadi penurunan pada tahun 2016
sebesar 18,72%.
k. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Pada tahun 2016 cakupan kunjungan ibu hamil K4
mencapai 98,12 % dari target Renstra dan nasional
(target Renstra 95%, target nasional 95%).
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun ini sudah
mencapai target. Hal ini disebabkan meningkatnya
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kontak ibu hamil dengan petugas kesehatan melalui
kegiatan kunjungan rumah dan Program P4K yang
didukung oleh berbagai sumber anggaran seperti
anggaran bantuan operasional kesehatan dan anggaran
kapitasi Jaminan Kesehatan Nasoinal di Puskesmas.
Selanjutnya kunjungan dalam rangka pelayanan
kesehatan ibu hamil ini dilaksanakan dengan cara
pelayanan antenatal care (ANC) ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan sesuai dengan standar (dengan
distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada
trimester ke-2, dan 2 kali pada trimester ke-3) oleh
tenaga kesehatan. Cakupan ibu hamil K4 pada tahun
2016 sebesar 98,12% atau 101,15% sudah mencapai
target nasional yaitu 95%. Jika dibandingkan capaian
pada tahun 2015 adalah 102,6%, maka terjadi
peningkatan yang berarti dan dapat dikatakan
pencapaian indikator tersebut cukup signifikan tetapi
perlu ditingkatkan.
l. Persentase Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang
ditangani
Pada tahun 2016 cakupan komplikasi maternal ditangani
mencapai 122,11% dari target Renstra (95%), target
nasional (80%) dan target propinsi (85%).
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Capaian ini telah melampaui target disebabkan
meningkatnya kemampuan petugas dalam penemuan
dini kasus yang beresiko. Selain itu kerjasama antara
keluarga pasien, kader kesehatan, tokoh masyarakat,
dukun terlatih dengan petugas kesehatan berjalan
dengan baik.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, didapat
dari perhitungan persentase jumlah komplikasi
kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
dibandiangkan dengan estimasi jumlah ibu hamil
beresiko di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu.Penanganan definitif maksudnya adalah
penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.
Di antara kejadian komplikasi dalam kehamilan antara
lain abortus, hipermesis gravidarum, perdarahan per
vaginam, hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia,
eklamsia), kehamilan lewat waktu, dan ketuban pecah
dini. Sedangkan, neonatal dengan komplikasi adalah
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus,
hipotermi, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma
lahir, BBLR sindroma gangguan pernafasan, kelainan
kongenital.
Capaian tarhet pada tahun 2015 sudah melampaui
target sama dengan tahun 2016. Jika dibandingkan
dengan anggaran yang tersedia memadai cakupan
indikator ini cukup memuaskan.
m. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi
Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru
lagir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar
persalinan. Hal ini disebabkan pertolongan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan (profesional).
Pada tahun 2016 cakupan pertolongan persalinan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan mencapai 97,86% dan persalinan non nakes
2,14 % sudah mencapai target nasional (90%), sehingga
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan telah melampaui target. Hal ini
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
disebabkan karena meningkatnya pengetahuan dan
pemahaman pasien dan keluarga dalam memanfaatkan
pelayanan kebidanan di fasilitas kesehatan ada. Selain
itu program kemitraan antara dukun terlatih dengan
petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik sehingga
pertolongan persalinan oleh dukun dapat lebih
diminimalisir. Capaian tahun 2015 sama dengan tahun
2016 yaitu sama-sama melampaui target.
n. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan adalah ibu
nifas yang 6 jam paska persalinan sampai dengan 42
hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas
sesuai standar termasuk pemberian Vitamin A sebanyak
2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca
persalinan.
Pada tahun 2016 cakupan pelayanan ibu nifas mencapai
95,01% atau 100,01%, sehingga sudah mencapai target
yang diharapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan yaitu
90%, tetapi cakupan kunjungan nifas sudah melebihi
target nasional yaitu 90% dan target provinsi NTB
sebesar 95%. Hal ini disebabkan antara lain petugas
sudah memaksimalkan biaya bantuan operasional
kesehatan untuk melakukan kunjungan ibu nifas.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Selanjutnya sistem pencatatan dan pelaporan persalinan
baik di rumah sakit dan klinik bersalin swasta belum
optimal sehingga menjadi kendala tindak lanjut
kunjungan paska persalinan, selain petugas hilang
kontak dengan ibu bersalin tidak pulang ke rumah
domisili (pulang kampung ke rumah orang tua).
Di Kabupaten Lombok Timur hasil cakupan pelayanan ibu
nifas menunjukkan bahwa tahun 2016 sebanyak 95,01%
atau 100,01% meningkat dibandingkan capaian pada
tahun 2015 adalah 94,4% atau 99,4%.
o. Persentase Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
ditangani
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatus dengan
penyakit dan kelainan yang menyebabkan kesakitan,
kecacatan, dan kematian. Komplikasi tersebut adalah
asfiksia, ikterus, hipotermi, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan
pernafasan, kelainan kongenital.
Seperti halnya komplikasi kebidanan, komplikasi
neonatus yang ditangani pada tahun 2016 juga sudah
mencapai target yang diharapkan yaitu 97,03% atau
104,33% (target Renstra 92%, target nasional 80% dan
target propinsi 84%). Hal ini disebabkan meningkatnya
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kemampuan petugas dalam penemuan dan penanganan
dini kasus yang beresiko. Selain itu kerjasama antara
keluarga pasien, kader kesehatan, tokoh masyarakat,
dukun terlatih dengan petugas kesehatan berjalan
dengan baik. Jika dibandingkan cakupan komplikasi
neonatus yang ditangani pada tahun 2015 sebesar
92,7% atau 100,8% dari target adalah 92% sudah
mencapai target, maka terjadi peningkatan.
p. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi
Pada tahun 2016 capaian Kunjungan Bayi 95,92% dari
target yang diharapkan (target Renstra 95%, target
nasional 90%, target propinsi 93,96%).
Cakupan kunjungan bayi adalah persentase jumlah bayi
yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan
sesuai standar dibandingkan dengan jumlah bayi yang
ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Diasumsikan bayi yang berusia 12 bulan telah mendapat
4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar yaitu
memperoleh imunisasi lengkap, mendapatkan Vitamin A
1 kali,pemantauan tumbuh kembang dilakukan sebanyak
4 kali dan bila bayi menderita kalau sakit dilakukan
Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dapat
dikatakan pencapaian indikator tersebut telah memenuhi
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
target karena adanya dukungan dana kegiatan yang
cukup dari bantuan operasional kesehatan Puskesmas,
namun demikian tetap diperlukan usaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan cakupan tersebut.
Capaian pada tahun 2015 sama dengan tahun 2016
yaitu sama-sama melampaui target.
q. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Imumunization (UCI)
Desa/kelurahan berpredikat UCI antigen pada tahun
2016 sebanyak 250 desa/kelurahan dari 254
desa/kelurahan) yang ada (100%). Sudah mencapainya
target yang ditetapkan (Target Renstra 100%, target
nasional 100%, dan target provinsi 100%) disebabkan
sudah tervalidasinya data kelahiran yang ada pada
pengelola program KIA dengan pengelola program
imunisasi (vaksinator) di Puskesmas sehingga penentuan
target sasaran menjadi berbeda.
Selain itu ketersediaan logistik imunisasi sudah optimal.
Hal ini disebabkan penyediaan/distribusi vaksin dari
pusat tidak sesuai dengan jadwal penyediaan alat suntik
dari provinsi, sehingga jumlah alat suntik tidak sesuai
dengan jumlah vaksin yang tersedia. Diharapakan
cakupan UCI desa/kelurahan tahun berikutnya dapat
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
tercapai dengan peningkatan koordinasi petugas antara
pengelola program KIA dengan program imunisasi
disamping penyediaan logistik imunisasi sesuai jumlah
sasaran yang ada. Cakupan penemuan desa/kelurahan
UCI pada tahun 2015 sebesar 99,2% sedangkan target
pada tahun 2016 adalah 100% dengan realisasi sebesar
100%, sehingga terjadi peningkatan di tahun 2016.
r. Persentase Cakupan Pelayanan Anak Balita
Pada tahun 2016 cakupan pelayanan anak balita
mencapai 88,79%. Capaian ini sudah mencapai target
Renstra 85% dan target provinsi 75%, namun belum
mencapai target nasional 90%.
Pelayanan anak balita terdiri dari pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan (minimal 8
kali setahun), pemantauan perkembangan sebanyak 2
kali setahun serta pemberian suplemen vitamin A dosis
tinggi sebanyak 2 kali setahun yang seluruhnya tercatat
di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS,
atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
Cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2016 sudah
mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan
terlampauinya jumlah dan kemampuan petugas
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di
posyandu.
Di samping itu tingkat partisipasi sasaran di posyandu
sudah baik disebabkan bertambahnya pengetahuan ibu
balita tentang pentingnya pelayanan anak balita di
Posyandu. Oleh karena itu, peranan tokoh masyarakat
dan lintas sektor terkait dalam mendukung pelaksanaan
pelayanan di posyandu semakin ditingkatan sehingga ke
depan cakupan pelayanan anak balita dapat tercapai
lagi.
Cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2015
sebesar 81,60% atau 96%, sedangkan pada tahun 2016
sebesar 88,79% atau 104,46%, maka terjadi peningkatan
di tahun 2016.
s. Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD
dan Setingkat
Pada tahun 2016 cakupan penjaringan kesehatan siswa
SD dan setingkat mencapai 97,97% atau 103,12%
Cakupan ini sudah melampaui target Renstra (95%), dan
sudah mencapai target nasional 100% dan target
provinsi (100%).
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
adalah siswa SD dan setingkat yang diperiksa
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kesehatannya oleh tenaga kesehatan dan tenaga terlatih
(guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2016, cakupan penjaringan kesehatan siswa
SD dan setingkatnya sudah mencapai target nasional
dan propinsi. Hal ini terjadi karena meningkatnya
koordinasi dan singkronisasi lintas program/sektor terkait
dalam pelaksanan pembinaan pengembangan program
usaha kesehatan sekolah (UKS). Pihak terkait dimaksud
adalah dinas pendidikan, kementerian agama,
pemerintah daerah, pihak sekolah dengan pihak dinas
kesehatan. Selain itu progam pelatihan guru UKS, dokter
kecil dan Tim Pembina UKS masih sangat terbatas
karena kurangnya dukungan pendanaan kegiatan
tersebut. Pada tahun 2015 cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 96%,
sedangkan target pada tahun 2016 adalah sebesar
13,12%, maka terjadi peningkatan, jika dibandingkan
dengan anggaran yang tersedia memadai.
t. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif
Cakupan Peseta KB Aktif pada tahun 2016 telah
mencapai target yang diharapkan yaitu 80,12% (Target
72% Target Nasional 70% target provinsi 75%). Hal ini
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
disebabkan adanya upaya percepatan pencapaian target
dengan cara :
1. Dukungan Peraturan Bupati tentang pengalokasian
dana KB MKJP dari alokasi dana desa sebesar 2,5%;
2. Perbaikan sistem pencatatan pelaporan program KB;
3. Peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan
program KB;
4. Peningkatan fungsi koordinasi lintas sektor terkait
dalam penyelenggaraan pelayanan KB terutama
pemanfaatan momen hari besar (HKG PKK, Bakti
Sosial Instansi dan Organisasi Profesi, dll);
5. Pembentukan Desa Percontohan KB MKJP.
Cakupan KB aktif pada tahun 2015 mencapai 79% atau
108,2%, sedangkan capaian pada tahun 2016 yaitu
sebesar 80,12% atau 109,75%, maka terjadi penigkatan
di tahun 2016. Sehingga cakupan KB aktif di Kabupaten
Lombok Timur selama 2 tahun berturut-turut telah
melampaui target nasional maupun target Renstra.
u. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam lebih
Cakupan penemuan desa/kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang dari 24
jam pada tahun 2016 sebesar 100% dan sudah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
mencapai target. Kendati pun cakupan ini telah
mencapai target, namun kualitas penatalaksanaan dan
penanggulangan kejadian luar biasa secara cepat dan
tepat perlu lebih ditingkatkan, baik dari sisi
kemampuan/kapasitas petugas, penyediaan logistik
maupun fungsi koordinasi lintas program dan sektor.
Capaian target tahun 2015 sama dengan capaian tahun
2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.20. Evaluasi Pencapaian Sasaran 15Tersedianya Akses Pelayanan Kesehatan Terutama bagi
Masyarakat Miskin
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %1 Persentase
penduduk memiliki jaminan kesehatan
% 76 70 92,11 12,0
2 Persentase Desa siaga Aktif
% 73 95,20 130,41 128,5
3 Jumlah Posyandu Aktif dan UKBM lainnya
% 89,50 40 44,69 47,9
4 Persentase korban bencana alam tertangani pelayanan kesehatannya
% 100 100 100 100
5 Persentase KK dengan akses sanitasi dasar dan air bersih
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %yang memenuhi syarat kesehatan :- Akses jamban
keluarga- Akses air besih
%%
70,7081,60
70,8078,10
100,14
95,71103,297,7
6 Persentse keluarga miskin yang terlayani (Pra Sejahtera dan CU (Current User) peserta KB Aktif
% 70 71,19 101,7 97,56
7 a. BOR (Bed Occupancy Rate)
b. LOS (Length Of Stay)
c. TOI (Term Over Internal)
d. BTO (Bed Turn Over)
e. GDR (Gross Death Rate)
f. NDR (Net Death Rate)
%
Hari
Hari
Kl
60 – 85
6 – 9
1 – 3
40 -50
4,5
2,5
66,21
2,49
1,27
97,21
4,43
1,94
110,35
41,4
127
243,02
98,44
77,6
108,33
-
-
-
-
-
Dari tabel di atas dapat diuraikan untuk masing-masing
indikator sasaran sebagai berikut :
1. Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan
Persentase penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan pada tahun 2016 belum mencapai target
yang ditetapkan yaitu sebesar 70% dari target 76%. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
a. Sistem pencatatan keluarga miskin belum optimal
sehingga masih banyak masyarakat miskin yang
tidak masuk dalam database Program Jaminan
Kesehatan Nasional danProgram Bantuan Kesehatan
Masyarakat Miskin Provinsi dan Kabupaten;
b. Kurangnya kesadaran masyarakat mampu akan
pentingnya jaminan kesehatan;
c. Belum tersedianya regulasi yang mengatur kewajiban
masyarakat memiliki jaminan kesehatan secara
mandiri;
d. Belum tersedianya sistem pencatatan dan pelaporan
jaminan kesehatan mandiri dari pihak swasta;
e. Kurangnya akses informasi kepesertaan jaminan
kesehatan mandiri baik jaminan kesehatan
pemerintah maupun swasta.
Capaian target tahun 2015 yaitu 9,0% atau 12,0%,
sedangkan capaian target tahun 2016 yaitu sebesar
70% atau 92,11%, dimana terjadi peningkatan tahun
2016 sebesar 80,11% dikarenakan target tahun 2016
lebih besar daripada tahun 2015.
2. Presentase Desa Siaga Aktif
Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan
yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan
setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa, atau sarana
kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti pusat
kesehatan masyarakat, atau sarana kesehatan lainnya,
serta penduduknya mengembangkan Usaha Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat dan melaksanakan
surveilans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan
penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan
perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan
bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Presentase desa siaga aktif pada tahun 2016 belum
melampaui target yang ditetapkan, yaitu 95,20% atau
130,415 (target 73%). Keberhasilan pencapaian ini
didukung oleh keberhasilan revitalisasi kegiatan desa
siaga, antara lain penguatan manajemen desa siaga,
peningkatan kapasitas petugas dan kader kesehatan,
peningkatan upaya advokasi dana operasional desa
siaga dari alokasi dana desa serta penyediaan biaya
operasional kegiatan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan. Capaian target pada tahun 2015 dan
2016 yaitu sama-sama melampaui target .
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
3. Jumlah Posyandu Aktif dan UKBM Lainnya
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu
bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu, bayi, dan balita.
Jumlah posyandu aktif dan UKBM lainnya pada tahun
2016 belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu
40% atau 44,69% (Target 89,50%). Hal ini dikarenakan
jumlah posyandu dengan strata purnama dan mandiri
masih kurang, strata posyandu di Kabupaten Lombok
Timur masih di dominasi oleh posyandu dengan strata
pratama dan madya.
Beberapa hal yang menyebabkan posyandu dengan
strata pratama dan madya sulit meningkat menjadi
posyandu purnama dan mandiri, antara lain :
a. Kurangnya dukungan penyelenggaraan pembinaan
posyandu dari lintas sektoral terkait;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
b. Program revitalisasi posyandu tidak berjalan dengan
maksimal karena ketersediaan sumberdaya masih
kurang.
Capaian target tahun 2015 dan 2016 sama-sama
tidak mencapai target, dan terjadi penurunan pada
tahun 2016 sebesar 2,215.
4. Persentase Korban Bencana Tertangani Layanan
Kesehatannya
Tercapainya target indikator 4 disebabkan oleh
korban bencana tertangani layanan kesehatannya
dengan baik, karena didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai dan tenaga kesehatan yang
cukup. Capaian target pada tahun 2015 dan 2016 yaitu
sama-sama sebesar 100%.
5. Persentase KK dengan Akses Sanitasi Dasar dan Air
Bersih yang Memenuhi Syarat Kesehatan
a. Akses Jamban Keluarga
Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan
antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang
digunakan sendiri atau bersama.
Pada tahun 2016 akses jamban keluarga sebagai
fasilitas sanitasi di Kabupaten Lombok Timur sudah
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
mencapai target yang ditetapkan. Realisasi akses
jamban pada tahun 2015 dan tahun 2016 sama-sama
mencapai target. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor :
1) Program STBM 5 Pilar sudah dirasakan hasilnya;
2) Masyarakat merasa jamban sudah merupakan
kebutuhan sanitasi keluarga;
3) Kondisi ekonomi keluarga mulai meningkat untuk
menyediakan sarana sanitasi jamban keluarga;
Kendati target kabupaten sudah tercapai, namun
di tingkat desa target ODF (Open Defecation
Free/Bebas Buang Air Besar Sembarangan) belum
mencapai target, karena sebagian besar target
kabupaten tersebut didominasi oleh KK yang memiliki
jamban keluarga di daerah perkotaan.
Beberapa hambatan yang menjadi penyebab
rendahnya cakuan desa/kelurahan ODF adalah :
1) Pemicuan STBM 5 Pilar di beberapa tempat belum
efektif;
2) Tingkat pengetahuan masyarakat akan sanitasi
masih rendah;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
3) Tingkat ekonomi masyarakat pedesaan masih
rendah sehingga masih mengharapkan pemerintah
untuk membangun fasilitas MCK;
4) Masih ditemukan desa tidak memiliki akses air
bersih sehingga menghambat aktifitas saintasi;
5) Kurangnya dukungan pemerintah desa dalam
penyelenggaraan Pemicuan STBM 5 Pilar.
b. Akses Air Bersih
Akses air bersih disini dimaksudkan adalah akses
masyarakat terhadap sarana air bersih, karena adanya
sarana tidak menjamin ketersediaan air bersih yang
mencukupi untuk kebutuhan air minum dan keperluan
sanitasi setiap hari sepanjang tahun. Hal ini
disebabkan musim kemarau panjang yang terjadi
menyebabkan sarana yang menjadi sumber air tidak
tersedia cukup.
Realisasi Akses Sarana Air Bersih (SAB) pada tahun
2016 sama dengan tahun 2015 yaitu sebesar 78,10%,
artinya sudah melampaui target MDGs yaitu 67%.
Pada tahun 2016 persentase akses masyakat terhadap
ketersediaan sarana air bersih belum mencapai target
Renstra yaitu 79,9%. Hal ini sebagian besar
disebabkan debit air pada sarana yang menjadi
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
sumber air kurang, sehingga untuk memenuhi target
tersebut pemerintah daerah telah berusaha
menyediakan sumber mata air berupa pengaturan
debit air pada mata air oleh perusahaan air minum.
Selain itu melalui program penyehatan lingkungan
pemerintah melalui dana APBN dan APBD
membangunan sumur bor (artesis) di beberapa desa
dan tetap melaksanakan surveilans kualitas air berupa
inspeksi sanitasi, pemeriksaan sampel air pada sarana
air bersih, kaporisasi, dll.
Capaian target tahun 2015 dan 2016 sama-sama
belum mencapai target.
6. Persentase Keluarga Miskin yang Terlayani (Pra
Sejahtera dan CU (Current User) Peserta KB Aktif
Beberapa Program/kegiatan yang dilaksanakan
untuk meningkatkan akses pelayanan ini diantaranya
:
a. Program Keluarga Berencana.
1) Pelayanan KIE.
2) Pembinaan Keluarga Berencana.
3) Pengadaan Sarana Pendukung Program KB.
4) Pemutahiran Data Pendataan Keluarga.
5) Orientasi, Pembinaan POKTAN dan UPPKS.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
6) Dialog interaktif melalui Media Elektronik.
b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1) Advokasi dan KIE Program Kesehatan Remaja.
2) Program Pelayanan Kontrasepsi.
c. Program pembinaan peran serta Masyarakat dalam
Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi (KB/KR)
1) Bimbingan teknis program PP dan KB bagi unit
Pemberdayaan
2) Operasional bagi unit pemberdayaan keluarga
3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Capaian kinerja yang berhubungan dengan
kepesertaan ber KB ini meliputi hasil cakupan
akseptor baru dan dan cakupan KB aktif. Untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Hasil Pelayanan Peserta KB Baru
Pelayanan peserta KB baru merupakan Indikator
Kegiatan Utama Pada BPPKB dengan sasaran PUS
baru, Ibu Bersalin, Ibu Pasca keguguran dan PUS
yang Unmetneed. Estimasi ukuran dan komposisi
dari populasi wanita yang kebutuhan
kontrasepsinya tidak terpenuhi (unmet need)
berguna untuk perencanaan program keluarga
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
berencana dan kesehatan reproduksi. Data unmet
need sangat penting sebagai bahan perumusan
kebijakan. Kebutuhan pelayanan KB yang tidak
terpenuhi (unmet need) didefinisikan sebagai
persentase wanita kawin yang tidak ingin punya
anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan
tujuan untuk “menjarangkan” kelahiran mencakup
wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan
waktu itu, wanita yang belum haid setelah
melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan
wanita lain yang sedang tidak hamil atau belum haid
setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi
tetapi ingin menunggu duatahun atau lebih sebelum
kelahiran berikutnya. Wanita yang belum
memutuskan apakah ingin anak lagi atau ingin anak
lagi tetapi belum tahu kapan juga termasuk
kelompok ini. Wanita yang memerlukan KB untuk
“membatasi” kelahiran mencakup wanita hamil yang
kehamilannya tidak diinginkan, wanita yang belum
haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak
yang diinginkan, yang tidak diinginkan, yang tidak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
memakai kontrasepsi lagi. Ukuran pelayanan KB
yang tidak terpenuhi, digunakan untuk menilai
sejauh mana program KB telah dapat memenuhi
kebutuhan pelayanan.
Terpenuhinya kebutuhan pelayanan KB dapat
dilihat dari hasil pelayanan KB baru per mix
kontrasepsi pada Klinik KB pemerintah, Klinik KB
Swasta, dokter praktek swasta dan bidan praktek
swasta berdasarkan Perkiraan Permintaan
Masyarakat (PPM) atau yang biasa disebut dengan
target peserta KB Baru pada tahun 2016 setelah
mengacu pada jumlah Unmet need hasil Pendataan
Keluarga Tahun 2015 sebanyak 40.454 akseptor.
Cakupan hasil pelayanan pada tahun 2016 sebanyak
39.098 akseptor (88,01%) yang dirincikan menurut
mix kontrasepsi sebagai berikut :
Tabel 3.21.Cakupan Peserta KB Baru per Mix Kontrasepsi terhadap
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM)
No Mix Kontrasepsi
Target PPM
CakupanPelayanan %
1. IUD
40.454
2.022 52. MOW 265 0,663. MOP 194 0,484. IMPLANT 4.888 12,085. SUNTIKAN 23.900 59,086. PIL 3.258 8,057. KONDOM 1,078 2,66
TOTAL 35.605 88,01
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
sebagian besar PUS yang ada menggunakan metode
konrasepsi hormonal (non MKJP). Jumlah tersebut
pelayanannya dilakukan di instansi Pemerintah
(Poskesdes, Puskesmas dan Rumah Sakit) dan
Instansi Swasta (dokter praktek swasta, dan Bidan
Praktek Mandiri) . Rincian pencapaian akseptor baru
jalur pemerintah dan swasta pada tahun 2016 per
mix kontrasepsi dapat dicermati pada tabel berikut :
Tabel 3.22.Pencapaian Peserta KB Baru per Mix
Januari s/d Desember 2016
NO. MIX KONTRASEPSI
JALUR PEMERINTA
H
JALUR SWAST
AJUMLA
H%
1. I U D 1.786 45 1.831 5,362. M O W 217 0 217 0,653. M O P 194 0 194 0,584. Kondom 1.044 29 1.073 3,235. Implant 4.555 137 4.692 14,136. Suntikan 22.457 576 23.033 69,347. Pil 2.964 126 3.090 9,3
JUMLAH 33.217 913 34.130 100 Sumber: F/II/KB/2016 (diolah)
Dari data hasil pelayanan di atas terlihat hasil
pelayanan dalam Klinik KB jalur pemerintah (klinik
yang mendapat subsidi alkon dari pemerintah)
sebanyak 33.217 akseptor (97,32%), sedangkan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
hasil pelayanan jalur swasta sebanyak 913 akseptor
(2,67%) dari total Akseptor KB Baru pada tahun 2016.
Akseptor KB jalur pemerintah ini dimanfaatkan oleh
Keluarga Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I,
sementara Keluarga Sejahtera II ke atas lebih
memilih KB mandiri atau jalur swasta.
Perkembangan Cakupan akseptor baru tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 sebagai berikut :
Grafik 3.6.Pencapaian Akseptor Baru Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2012 s/d 2016
2012 2013 2014 2015 2016 -
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000 56,512 53,196 51,683
39,955 35,605
AKSEPTOR
Sumber : Data BPPKB diolah
Bila dilihat grafik cakupan Akseptor Baru tiga tahun
terakhir di atas, hasilnya mengalami penurunan. Bila
dibandingkan dengan perkiraan permintaan masyarakat
untuk menjadi akseptor KB tiga tahun terakhir, cakupan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Akseptor baru juga mengalami penurunan, Penurunan
ini disebabkan karena semakin tertibnya administrasi
pencatatan dan pelaporan bagi peserta KB ulangan
yang berstatus sebagai peserta ganti cara alat
kontrasepsi yang tidak lagi dianggap sebagai akseptor
baru dan penurunan target Perkiraan Permintaan
Masyarakat (PPM) yang diberikan oleh Propinsi. Dari
total pencapaian KB baru yang ada, pencapaian
akseptor KB baru dengan metode kontrasepsi jangka
panjang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.23. Capaian Peserta KB Baru masing-masing Kecamatan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Tahun 2016
NO KECAMATAN
TOTAL CAPAIAN
MIX KONTRASEPSITOT %
IUD MOW MOP IMP
1 KERUAK 1.311 71 4 - 71 146 11,14
2 JEROWARU 975 25 4 - 68 97 9,95
3 SAKRA 2.172 118 - - 190 308 14,18
4 SAK. BARAT 1.743 140 1 - 155 296 16,9
85 SAK.
TIMUR 1.506 84 6 - 159 249 16,53
6 TERARA 1.732 101 2 - 141 244 14,09
7 MT. GADING 1.296 71 12 - 121 204 15,7
48 SIKUR 1.845 129 6 - 231 366 19,8
49 MASBAGIK 2.448 137 6 - 278 421 17,2
010 PR. SELA 2.441 96 2 - 630 728 29,8
211 SUKAMULI
A 903 103 3 - 154 260 28,79
12 SURALAGA 2.076 90 6 - 312 408 19,65
13 SELONG 2.507 395 193 - 503 1.091 43,52
14 LB. HAJI 1.447 74 13 - 170 257 17,76
15 PR. BAYA 2.626 104 1 1 392 498 18,96
16 SUELA 1.512 19 3 - 186 208 13,76
17 AIKMEL 2.795 62 1 - 593 656 23,47
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
18 WANASABA 2.459 131 1 193 292 617 25,0
919 SEMBALUN 556 38 1 - 146 185 33,2
720 SAMBALIA 1.255 34 - - 96 130 10,3
6KABUPATEN 35.605 2.022 265 194 4.888 7.369 20,7
0Sumber: F/II/KB/2016, (diolah)
Dari tabel 3 terlihat pencapaian peserta KB baru
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) tahun 2016
dari total pencapaian hanya mencapai 20,70%.
Pencapaian tertinggi untuk penggunaan MKJP tahun
2016 adalah di kecamatan Selong dengan capaian
43,52% dan kecamatan dengan capaian terendah
adalah kecamatan Jerowaru hanya mencapai 9,95%.
Sedangkan pencapaian peserta KB baru Metode
Kontrasepsi Sederhana atau Non MKJP pada masing-
masing Kecamatan dari bulan Januari sampai dengan
Desember 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.24.Capaian Peserta KB Baru masing-masing Kecamatan
Metode Kontrasepsi Sederhana atau Non MKJPJanuari sampai bulan Desember 2016
NO
KECAMATAN
TOTAL PENCAPAIA
N
MIX KONTRASEPSI TOTAL %STK PIL KND
1 KERUAK 1.311 1.086 74 5 1.165 88,862 JEROWARU 975 775 96 7 878 90,053 SAKRA 2.172 1.545 232 87 1.864 85,824 SAK. BARAT 1.743 1.180 192 75 1.447 83,025 SAK. TIMUR 1.506 1.136 104 17 1.257 83,476 TERARA 1.732 1.314 157 17 1.488 85,917 MT. GADING 1.296 811 170 111 1.092 84,268 SIKUR 1.845 1.137 237 105 1.479 80,169 MASBAGIK 2.448 1.845 136 46 2.027 82,8010 PR. SELA 2.441 1.212 358 143 1.713 70,18
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
11 SUKAMULIA 903 574 57 12 643 71,2112 SURALAGA 2.076 1.236 315 117 1.668 80,3513 SELONG 2.507 1.332 57 27 1.416 56,4814 LB. HAJI 1.447 1.123 58 9 1.190 82,2415 PR. BAYA 2.626 2.051 62 15 2.128 81,0416 SUELA 1.512 1.250 13 41 1.304 86,2417 AIKMEL 2.795 1.803 281 55 2.139 76,5318 WANASABA 2.459 1.438 311 93 1.842 74,9119 SEMBALUN 556 300 38 33 371 66,7320 SAMBALIA 1.255 752 310 63 1.125 89,64KABUPATEN 35.605 23.900 3.258 1.078 28.23
6 79,30Sumber: F/II/KB/2016 (diolah)
Dari tabel di atas dapat dilihat cakupan peserta KB
di Kabupaten Lombok Timur sebagian besar masih
menggunakan alat kontrasepsi sederhana/jangka
pendek non MKJP sebesar 79,30% lebih besar dari
penggunaan tahun 2015 sebesar 78,76%. Kecamatan
yang paling tinggi persentase Penggunaan Metode
Kontrasepsi Sederhana non MKJP adalah Kecamatan
Jerowaru dengan jumlah 90,05% dari total pencapaian
pengguanan kontrasepsi sehingga kecamatan Jerowaru
perlu menjadi prioritas intervensi peningkatan
penggunaan MKJP, sedangkan Kecamatan yang
terendah adalah Kecamatan Selong 56,48% dari total
pencapaian penggunaan kontrasepsi.
Hasil Pelayanan Peserta KB Aktif
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Hasil pelayanan peserta KB aktif merupakan hasil
pelayanan ulangan ditambah dengan pelayanan KB
baru di kurangi dengan yang DO per mix kontrasepsi
pada Klinik KB pemerintah, Klinik KB Swasta, dokter
praktek swasta dan bidan praktek swasta. Data
Cakupan Peserta KB aktif tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.25.Data cakupan peserta Akseptor KB aktif per mix KontrasepsiTerhadap PUS di Kabupaten Lombok Timur tahun 2014, 2015
dan Tahun 2016
NoMix
Kontrasepsi
Sasaran PUS Cakupan Pelayanan %
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
1. IUD
296.721 283.434 285.350
24.103 22.534 22.602 8,12 7,95 7,92
2. MOW 4.655 4.290 4.179 1,57 1,51 1,46
3. MOP 1.836 1.917 1.853 0,62 0,65 0,65
4. IMPLAN 29.684 29.484 31.336 10,00 10,40 10,98
5. SUNTIKAN
99.771 96.163 106.111 33,62 33,93 37,19
6. PIL 44.300 45.012 32.662 14,93 15,88 11,45
7. KONDOM 4.983 4.749 4.399 1,68 1,68 1,54
JUMLAH296.721 283.434 285.350 209.33
2 204.149 203.142 70,55 72,03 71,19
Sumber: F/I/KB/2016 (diolah)
Berdasarkan laporan yang ada tercatat jumlah
peserta KB aktif sampai Desember 2016 sebanyak
203.142 akseptor dari 285,350 PUS yang ada. Jika
dilihat dari kumulatif yang ada peserta KB aktif tahun
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2016 menurun (203,142) dibandingkan dengan tahun
2015 (204,149), Jika dilihat dari persentase peserta KB
aktif tahun 2016 (71,19%) lebih rendah jika
dibandingkan dengam tahun 2015 (72,03%) hal ini
disebabkan oleh karena adanya program pemutahiran
data PUS berdasarkan hasil pendataan tahun 2015
sehingga jumlah PUS yang tercatat secar real sebanyak
yang tercatat di tahun 2016. Terdapat sekitar 28,81%
PUS yang tidak ber KB dengan alasan masih ada yang
hamil, menunda kelahiran (Ingin anak segera, Ingin
anak di tunda dan tidak ingin anak lagi) . Data
perkembangan Cakupan peserta KB Aktif lima tahun
terakhir dapat dilihat pada grafik berikut :
2012 2013 2014 2015 2016 194,000 196,000 198,000 200,000 202,000 204,000 206,000 208,000 210,000
Grafik 3.7. Cakupan Peserta KB Aktif (CU)
di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 s/d 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan
jumlah Akseptor KB Aktif sebagai salah satu target
kinerja mengalami penurunan selama tiga tahun
terakhir dilihat dari total Pasangan Usia Subur (PUS)
yang ada. Hal ini disebabkan oleh tertatanya
pengelolaan manajement pencatatan dan pelaporan
yang lebih baik sehingga hasil cakupan yang dihasilkan
menggambarkan proses validasi yang baik, diantaranya
bahwa berdasarkan definisi operasional Pasangan Usia
Subur yang menyatakan bahwa batas usia PUS yaitu
45 tahun, sehingga yang sebelumnya pada tahun 2014
dan 2015 pasangan yang usianya diatas 45 masih
tercatat sebagai Curren User (CU), tetapi karea definisi
opersional tersebut bayak dari PUS tersebut
dikeluarkan meskipun masih menggunakan alat
kontrasepsi.
Capaian target pada tahun 2016 menurun dari
capaian tahun 2015 dikarenakan realisasi pada tahun
2016 menurun dari target yang sama yaitu sebesar
70%.
7. Persentase Kinerja Pelayanan
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Angka Pemanfaatan Tempat Tidur (BOR) Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong pada
tahun 2016 yaitu 66,21%. Angka ini tergolong baik
karena masih dalam kisaran standar yang ditetapkan.
Ini menujukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur
masih cukup besar. Angka ini sedikit terjadi
peningkatan sebesar 0,26% kalau dibandingkan
dengan BOR tahun 2015. Capaian target tahun 2015
dan 2016 sama-sama sudah mencapai target.
b. LOS (Length Of Stay)
Untuk angka Lama Masa Perawatan ( LOS )
tahun 2016 yaitu 2,49 hari, angkan ini tergolong baik
karena berada dibawah standar pelayanan yang
telah ditetapkan yaitu 6-9 hari. Hal ini disebabkan
karena adanya kecenderungan peningkatan
pelayanan kepada pasien yang menyebabkan pasien
merasa nyaman dan lekas sembuh dan dipengaruhi
oleh kemampuan pasien untuk membayar biaya
perawatan.
c. TOI (Term Over Internal)
Untuk angka pergantian interval (TOI) pada
tahun 2016 yaitu 1,27 hari, standar capaian yaitu 1-3
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
hari. Angka ini juga tergolong masih baik karena
masih berada pada kisaran standar efisien yang telah
ditentukan.
d. BTO (Bed Turn Over)
Demikian juga halnya dengan Angka Perputaran
Tempat Tidur (BTO) pada tahun 2016 mencapai
97,21 kali, angka ini tergolong baik tapi kurang
efisien karena berada di atas angka standar yang
ditetapkan yaitu 40-50 kali per tahun. Hal ini
disebabkan karena pada tahun 2016 terjadi
peningkatan jumlah pasien yang tidak dibarengi
dengan peningkatan angka lama perawatan dan
indikator ini memberikan gambaran bahwa frekuensi
pemakaian tempat tidur melebihi kisaran ideal.
e. GDR (Gross Death Rate)
Begitu juga dengan angka kematian umum
(GDR) pada tahun 2016 sebayak 4,43 per 100 pasien
keluar, angka ini mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2015 sebesar 1,15 per 100 pasien
keluar. Angka kematian umum ini tergolong baik
karena masih berada dibawah nilai standar efisien
yaitu 4,5%.
f. NDR (Net Death Rate)
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Angka Kematian Bersih (NDR) pada tahun 2016
yaitu 1,94 per 100 pasien keluar, angka ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015
sebesar 0,8 per 100 pasien keluar, angka ini
tergolong sangat baik karena masih berada pada
kisaran standar efisien yang telah ditetapkan yaitu
2,5%.
Tabel 3.26. Evaluasi Pencapaian Sasaran 16Terwujudnya Peran Perempuan dalam Proses Pembangunan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1Persentase peran perempuan dalam pembangunan
% 27 37,28 138,1 136,89
2Persentase terbinanya desa/kelurahan lokasi PPKSS
% 100 100 100 100
Peran serta perempuan untuk ikut secara aktif dalam
berbagai proses pembangunan, ternyata tidak semulus apa
yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan sikap dan perlakuan terhadap kaum perempuan
yang seolah-olah menempatkan kaum perempuan pada
posisi yang kurang menguntungkan. Kaum perempuan
seringkali dianggap sebagai kaum yang lemah, hal ini
mengakibatkan peran kaum perempuan dalam proses
pembangunan di segala bidang menjadi kurang optimal.
Seperti kita ketahui jumlah kaum perempuan sangat sedikit
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
menduduki suatu posisi yang strategis, baik pada dunia
pemerintahan, politik, ataupun yang lainnya. Suatu
kenyataan yang kontraproduktif dengan harapan yang
menginginkan peningkatan peran kaum perempuan di
segala bidang. Namun kalau dikaji lebih mendalam, yang
menjadi penyebab kurangnya partisipasi perempuan dalam
semua lini, baik itu pemerintahan atau mungkin politik
misalnya, adalah rendahnya minat mereka dalam
berorganisasi. Karena itu apabila kaum perempuan ingin
meningkatkan perannya dalam politik, maka ia harus
mencari peluang dan kesempatan untuk berorganisasi.
Pengalaman berorganisasi inilah yang mampu membentuk
jiwa kepemimpinan seseorang. Pengalaman berorganisasi
ini pula yang sering menjadi pertimbangan seorang
pemimpin untuk menempatkan seseorang karyawan pada
jabatan strategis pengambil keputusan.
Partisipasi perempuan dalam bidang pemerintahan pada
umumnya menjadi salah satu indikator kesetaraan gender
atau kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan
apakah terjadi kesenjangan atau tidak. Indikator ini selain
mudah dikenal, nyata wujudnya, juga penuh dengan makna
strategis dalam konteks perspektif kemajuan kaum
perempuan ke depan dalam rangka mewujudkan kehidupan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
masyarakat yang gender-relationship dalam segenap aspek
pembangunan bagi kesejahteraan lahir bathin. Keputusan
politis maupun kebijakan yang tidak responship gender akan
menghasilkan output yang kurang menguntungkan bagi
upaya penyetaraan. Hal ini akan menjadi kontra, dan
cenderung melebarkan kesenjangan sosial, ekonomi. Oleh
karena itu partisipasi perempuan dalam bidang
pemerintahan umumnya perlu lebih didorong, sebagai
pemicu gerakan moral anti diskriminatif gender.
Partisipasi Perempuan di Lembaga LegislatifDalam bidang politik sesungguhnya pemerintah telah
membuat keputusan yang bernuansakan gender saat ini
dengan ditetapkannya kuota perempuan sebagai anggota
legislatif sebesar 30%, sehingga dari sisi kesempatan
perempuan punya peluang yang cukup untuk menduduki
kursi legislative, karenanya tidak dapat dikatakan lagi
bahwa kaum perempuan berada pada posisi yang marginal.
Hak-hak politik mereka sudah terbuka dan bukan lagi
sebatas wacana, akan tetapi kesempatan ini belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal sehingga status mereka
masih belum beranjak dari penonton hingga menjadi
pemain. Kuota perempuan sebagai anggota legislatif
sebesar 30 %, hanya bisa mencapai angka 4 %. Hal ini dapat
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dilihat dari hasil pemilu legislatif tahun 2014 dimana
perempuan hanya mampu menempati 2 kursi. Proporsi
diatas jelas sangat tidak representatif baik dilihat dari sisi
proporsi penduduk perempuan dibanding laki-laki maupun
dilihat dari bobot keputusan politis yang akan diambil.
Dapat dipahami bahwa peranan DPRD dalam segala
aspek kegiatan pembangunan sangat menentukan. Dengan
demikian maka keterwakilan kaum perempuan selayaknya
dalam jumlah yang pantas agar kepentingan kaum
perempuan dapat terakomodasi pada aspek politis. Dilihat
dari sisi perkembangannya sejak tahun 1999 jumlah
anggota DPRD perempuan mencapai 8, 89%, dan terjadi
penurunan pada hasil pemilu 2004 menjadi 4,44%, hasil
pemilu tahun 2009 meningkat kembali menjadi 8,00% dan
pemilu terkhir tahun 2014 turun lagi menjadi 4%. Fluktuasi
jumlah anggota legislatif perempuan pada akhirnya
menunjukkan suatu kondisi dimana komitmen responshif
gender dibidang politik masih lemah.
Ini salah siapa ? “Pertanyaan ini sulit untuk dijawab”
mengingat banyak aspek yang mempengaruhinya. Akan
tetapi kesimpulan sederhana dapat diutarakan bahwa
fenomena diatas terjadi karena suara kaum perempuan
belum berpihak pada calon legislatif perempuan, artinya
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kaum perempuan mayoritas masih mempercayai calon
legislatif laki-laki untuk menjadi wakilnya di DPRD
dibandingkan dengan caleg perempuan.
Kondisi diatas jelas menjadi pekerjaan yang tidak
ringan bagi kader-kader perempuan di partai politik untuk
memberikan pemahaman kepada konstituen perempuan
agar kedepan dapat menyalurkan suaranya kepada caleg
perempuan, dengan harapan jika kuota 30% dapat
terpenuhi maka aspirasi-aspirasi perempuan dapat
terakomodir lebih maksimal. Gambaran hasil pemilu sejak
tahun 2009 sampai tahun 2014 dapat dicermati pada grafik
berikut :Grafik 3.8.
Prosentase Keterlibatan Perempuan Pada Lembaga LegislatifKabupaten Lombok Timur – Hasil Pemilu 3 Periode Terakhir
Sumber : Data BPPKB diolah
Lebih jauh mengenai informasi lebih detail mengenai
data partisipasi perempuan pada lembaga legislatif selama
3 Periode Pemilihan Umum (Pemilu) terakhir dapat dilihat
pada tabel berikut :
2004
2009
2014
38 40 42 44 46 48 50
43
46
48
2
4
2
L P
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tabel 3.27.Data Partisipasi Perempuan Pada Lembaga LegislatifKabupaten Lombok Timur - Selama 3 Periode Terakhir
NNO HASIL PEMILU JENIS KELAMIN JML (%)L P
11 Hasil Pemilu 2004 43 2 45 4,44
22 Hasil Pemilu 2009 46 4 50 8,00
13 Hasil Pemilu 2014 48 2 50 4,00
Sumber : KPU Kab. Lotim
Berdasarkan data pada tabel diatas tercatat bahwa dari
50 anggota lembaga legislatif terdapat 4 anggota legislatif
perempuan pada periode pemilu tahun 2009, sementara
periode pemilihan umum tahun 2014 tercatat 2 anggota
legislatif perempuan dari 50 anggota legislatif. Kondisi ini
mengalami penurunan sebanyak 50% dan hal ini mestinya
tidak perlu terjadi.
Partisipasi Perempuan di Lembaga Eksekutif Hingga dewasa ini kesetaraan partisipasi perempuan
dalam bidang pemerintahan harus diakui masih belum
optimal. Namun kondisinya jauh lebih prospektif jika
dibandingkan dengan era dasawarsa 80-an. Perempuan
menjadi Kepala Desa, Camat, atau pejabat pemerintahan
lainnya, kini sudah dapat diterima oleh masyarakat. Dengan
demikian dewasa ini perempuan dapat berpartisipasi dalam
bidang pemerintahan secara terbuka. Permasalahannya
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
adalah kemampuan, skill, sebagai faktor internal bagi kaum
perempuan masih menjadi kendala sehingga masih harus
ditingkatkan. Adapun gambaran keterlibatan perempuan
dalam Lembaga Eksekutif dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.28.Banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kab. Lombok Timur Tahun 2016
Tingkat Pendidikan Yg
Ditamatkan
Jenis KelaminJumlahLaki Perempuan
SD 63 10 73SMP 170 9 179SMA 2.342 1.174 3.516DIPLOMA 1.460 1.677 3.137S1 3.363 1.564 4.927S2 89 17 106S3 0 0 0JUMLAH 7.487 4.451 11.938
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Lotim, 2016
Salah satu strategi pendekatan berdaya ungkit tinggi
dan familiar untuk diterapkan dengan kondisi saat ini di
masyarakat Lombok Timur adalah gerakan peningkatan
partisipasi perempuan dalam bidang pemerintahan desa.
Sasaran bukan semata-mata harus menjadi Kepala Desa,
namun berupa keseimbangan yang proporsional dalam
jumlah perempuan sebagai staf desa (kelurahan), anggota
BPD, pengurus Remaja Masjid, Karang Taruna, serta
perkumpulan sosial lainnya. Dari semua unsur yang ada
perlu disatukan dalam satu wadah kebersamaan mereka,
misalnya dalam bentuk “Perkumpulan Perempuan Desa
(PPD)” untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sebagai pembina merangkap anggota dalam perkumpulan
perlu dimasukkan unsur-unsur Bidan Desa, Guru/PNS lain
yang ada di desa bersangkutan, petugas lapangan KB, atau
unsur aparatur pemerintahan lainnya yang berstatus
perempuan. Perkumpulan dari berbagai unsur ini merupakan
organisasi sosial mitra kerja pemerintah Desa, Kecamatan,
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana,
dalam melaksanakan program-program penigkatan akses
pelayanan kesehatan (persalinan, imunisasi, Gizi, KB),
pendidikan menyangkut partisipasi sekolah, keluarga rawan
putus sekolah, bidang sosial menyangkut kekerasan
terhadap anak dan perempuan dan lain sebagainya.
Jumlah keseluruhan karyawan pada lingkup Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur, pada tahun 2015 sebanyak
11.938 orang yang terdiri dari karyawan perempuan
sebanyak 4.451 (37,28%) dan karyawan laki-laki sebanyak
7.487 (62,72%). Jika diperhatikan proporsi aparatur
pemerintahan menurut satuan organisasi, Dinas/Instansi/
Lembaga/Institusi terdapat proporsi yang keterlibatan
perempuan pada lembaga eksekutif masih sangat rendah.
Tercatat keterlibatan perempuan pada Sekretariat Daerah
baru mencapai 23,88%, pada sekretariat dewan hanya
34,69%, inspektorat mencapai 29,72%, agak membaik pada
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
lembaga/ Dinas pendidikan yang mencapai 44,62%, kantor
kecamatan mencapai 13,60%, dan kantor kelurahan
mencapai 21,42%.
Lebih jauh kesenjangan juga terjadi pada perempuan
yang menduduki jabatan dalam pemerintahan ternyata
sangat minim. Kondisi seperti ini tentu masih
kontraproduktif dengan apa yang dihajatkan yaitu
kesetaraan gender dalam kesatuan perjuangan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat yang merata, berkeadilan, dan
demokratis.
Capaian target tahun 2015 dan 2016 sama-sama sudah
melampaui target pada indikator 1, sedangkan pada
indikator 2 keduanya sudah mencapai target.
Tabel 3.29. Evaluasi Pencapaian Sasaran 17Terwujudnya Peningkatan Kualitas Perumahan dan
Lingkungannya
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1Jumlah penataan perumahan dan permukiman
Kec 20 20 100 100
Dalam upaya mengantisipasi kebutuhan perumahan dan
permukiman yang setiap tahunnya dirasakan semakin
meningkat dan kualitas lingkungan perumahan yang
semakin menurun, pemerintah daerah beserta seluruh
aparat/jajarannya dituntut untuk mencari menemukan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
terobosan-terobosan baru guna mendorong pihak swasta
maupun masyarakat yang memiliki modal untuk
bekerjasama secara sinergik dalam penyediaan sarana dan
prasarana perumahan dan permukiman.
Secara umum agar pelaksanaan kegiatan pembangunan
pada tahun mendatang dapat lebih baik lagi, maka perlu
adanya strategi dan pemecahan masalah yang akan
dilaksanakan yaitu :
1. Memberikan bantuan sarana operasional lapangan untuk
kegiatan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan.
2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat sebelum
proyek dilaksanakan.
3. Melakukan tahapan prioritas kegiatan pembangunan
sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pelaksanakan pembangunan sekaligus memelihara dan
memanfaatkan sarana yang sudah tersedia agar dapat
dimanfaatkan secara berkesinambungan.
Capaian target tahun 2015 sama dengan tahun 2016 yaitu
sebesar 100%.
Tabel 3.30. Evaluasi Pencapaian Sasaran 18Tersedianya Dukungan Penyediaan Unit-unit Hunian Baru
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
yang Memadai
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
Desa 13 13 100 100
Tercapainya target indikator disebabkan karena
teralisasinya anggaran sebesar 100, sehingga terjadi
peningkatan pada tahun 2016 yaitu 12,95%.
Tabel 3.31. Evaluasi Pencapaian Sasaran 19Terwujudnya Penyediaan Sarana dan Prasarana Permukiman
Transmigrasi yang Memadai
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah kerjasama antar wilayah Lokasi 3 2 100 200
2Jumlah kegiatan seleksi calon transmigrasi
Kegiatan 1 1 100 100
3
Jumlah pelaksanaan kegiatan perpindahan dan penempatan transmigrasi
Jiwa 100 100 100 235
4 Jumlah penyediaan sarana prasarana Paket 1 1 100 100
Terpenuhinya target indikator 1 hal ini disebabkan oleh
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melakukan kerjasama
dengan daerah tujuan dan setelah itu pihak Dinas STT Kabupaten
Lombok Timur melakukan survey/pra anjang sana ke daerah
tujuan apabila sudah sesuai lokasi tujuan maka Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur mendapatkan tambahan kuota dari
Pemerintah Pusat yang selanjutnya Pemerintah Kabupaten
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Lombok Timur membuat MOU/ kesepakatan bersama dengan
Pemerintah Daerah yang dituju. Jika dibandingkan capaian tahun
2015 sebesar 200% sedangkan capaian tahun 2016 sebesar
100%, berarti adanya penurunan sebesar 100%. Hal ini
disebabkan oleh lokasi daerah tujuan transmigrasi berkurang,
dan anggaran 2016 lebih sedikit dibandingkan anggaran tahun
2015.
Terpenuhinya target indikator 2 disebabkan karena petugas
dari Dinas STT Kabupaten Lombok Timur terjun langsung ke
masing-masing desa untuk melakukan seleksi terhadap calon
anggota transmigrasi dan anggaran semuanya terealisasi.
Capaian tahun 2015 sama dengan capaian tahun 2016 yaitu
sebesar 100%.
Terpenuhinya target indikator 3 disebabkan karena realisasi
anggaran dari APBD semuanya terealisasi sebesar 100 % dan
petugas dari Dinas STT Kabupaten Lombok Timur melakukan
sosialisasi ke masing-masing desa melalui pendekatan unsur
pemerintah desa, toga toma dan tokoh pemuda tentang penting
dan manfaat dari transmigrasi. Jika dibandingkan capaian tahun
2015 sebesar 235% sedangkan capaian tahun 2016 sebesar
100%, berarti adanya penurunan sebesar 135%.
Terpenuhinya target indikator 4 disebabkan oleh dukungan dana
dari APBN dan APBD II yang terealisasi sebesar 100 % guna
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
mendukung kelancaran pengadaan sarana dan prasarana
transmigrasi. Capaian tahun 2015 sama dengan capaian tahun
2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.32. Evaluasi Pencapaian Sasaran 20Terwujudnya Peningkatan Jalan Kabupaten
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Panjang kemantapan jalan kabupaten Km 48,08 93,08 193 202
Terlampauinya target indikator disebabkan karena adanya
perkembangan realisasi yang signifikan dari table di atas
diakibatkan karena adanya kegiatan tambahan yang dikucurkan
pusat melalui dana DAK TUD yang pengelolaannya difokuskan
untuk peningkatan infrastruktur jalan, sehingga bertambahnya
panjang jalan yang dapat ditangani pada tahun 2016 dari target
yang telah ditetapkan pada awal tahun 2016.
Jika dibandingkan dengan tahun 2015 dengan capaian 202
% karena target pada tahun lalu lebih kecil (15,80 Km)
sedangkan target pada tahun 2016 lebih besar (48,08 Km),
sehingga capaian tahun 2016 lebih kecil daripada tahun 2015.
Tabel 3.33. Evaluasi Pencapaian Sasaran 21Terwujudnya Jangkauan Jalan Perdesaan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Panjang jalan kabupaten dengan
Km 48,08 93,08 193 145
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
kondisi baik2 Jumlah panjang
jembatan dalam kondisi baik
Unit 5 2 40 95
Terlampauinya indikator 1 tidak terlepas dari upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dengan
terus menerus melakukan langkah-langkah kongkrit guna
mengurani jumlah jalan rusak. Pada tahun 2016 melalui kegiatan
rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan jalan sehingga diharapkan
jumlah panjang jalan dengan kondisi baik dapat ditingkatkan dan
jumlah daerah yang terisolir menjadi semakin berkurang yang
akhirnya diharapkan mampu meningkatkan arus transportasi
barang dan jasa yang berdampak pada peningkatan
perekonomian masyarakat.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu 145%,
sedangkan capaian tahun 2016 yaitu 193%. Berarti ada kenaikan
capain sebesar 48%. Hal ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang
dilakukan sesuai dengan uraian di atas.
Tidak terpenuhinya target indikator 2 disebabkan oleh
anggaran yang tidak terealisasi sebesar 100 %. Penanganan
jalan khususnya jalan kabupaten dilakukan dengan 2 cara yaitu
penangan dengan menggunakan lapis permukaan Hotmix.
Jumlah penanganan dengan hotmix mencapai 93,08 Km yang
tersebar di kabupaten Lombok timur. Untuk penanganan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
jembatan dilakukan di 5 lokasi namun yang terselesaikan baru 2
buah. sedangkan untuk 3 unit lagi pelaksanaannya hanya untuk
bangunan bawah sedangkan bangunan atasnya akan
dilaksanakan pada tahun 2017.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu 95%, sedangkan
capaian tahun 2016 yaitu 40%. Berarti adanya penurunan
capaian sebesar 55%, hal ini disebabkan oleh target tahun 2015
lebih besar dibandingkan target tahun 2016.
Tabel 3.34. Evaluasi Pencapaian Sasaran 22Terwujud Peningkatan Dukungan Pembangunan Infrastruktur dan
Transportasi antar Daerah
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah dokumen tata ruang kawasan strategis kabupaten
Dokumen 2 2 10
0 100
2 Jumlah penyerapan informasi tentang penataan ruang wilayah
Paket 1 1 100 100
Tercapainya target indikator 1 dan 2 disebabkan karena
pada tahun 2016 ini Rencana Tata Ruang dilokasikan pada 2
(dua) Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) yaitu terdiri dari
Rencana Tata Ruang (KSK) Ekosistem Hutan Sambalia dan
Rencana Tata Ruang (KSK) Makam Selaparang. Kedepan
tantangan dalam penerapan tata ruang dirasa semakin berat,
karena mencakup luas wilayah Kabupaten Lombok Timur yang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
besar sementara ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai
dengan keahliannnya sangat terbatas. Sehingga perlu dilakukan
beberapa upaya pendukung diantaranya perekrutan tenaga ahli
dibidang planologi yang diharapkan mampu mengimbangi jumlah
luas wilayah yang luas tersebut. Capaian tahun 2015 dan 2016
sama yaitu 100%.
Tabel 3.35. Evaluasi Pencapaian Sasaran 23Terwujudnya peningkatan pelayanan air besrih dan sanitasi
lingkungan di perkotaan dan perdesaan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah desa yang terjangkau pelayanan sarana dan prasarana air bersih
Lokasi 19 24 126 100
Terlampauinya target hal ini disebabkan karena lebih
meningkatnya pelayanan dalam hal penyediaan air bersih telah
diupayakan berbagai hal untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan air bersih mulai dari penyaluran air melalui
pipa distribusi sampai dengan pembuatan sambungan rumah
untuk dapat mengefisienkan penggunaan air. Pada tahun 2015
dari 34 desa yang terlayani air bersih, terdapat 27 desa yang
telah dilakukan pemasangan sambungan rumah dengan jumlah
sambungan rumah terpasang 1.445 sambungan. Sedangkan
pada tahun 2016 jumlah desa yang terlayani air bersih sebanyak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
24 desa dengan jumlah sambungan rumah 1030 sambungan
dengan sasaran 5.150 jiwa.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu 100%,
sedangkan capaian tahun 2016 yaitu 126%, berarti terjadi
kenaikan yaitu sebesar 26%.
Tabel 3.36. Evaluasi Pencapaian Sasaran 24Tersedianya Jangkauan Pelayanan Listrik dan Telekom ke Seluruh
Wilayah Kabupaten yang Memadai
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se 2015Target Realisasi %
1 Jumlah KK yang mendapat pelayanan listrik (pelanggan)
Orang 237.096
265.000
111,8 92,97
Terpenuhinya target indikator sebesar 111,8 % disebabkan
karena jatah kuota KWH gratis bagi masyarakat miskin yang
diusulkan ke Provinsi dapat terpenuhi 100 %, dan adanya
penambahan jaringan untuk PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro). Sehingga capaian target indikator sasaran dapat
dicapai dengan baik tanpa menghadapi kendala.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu 92,97%,
sedangkan capaian tahun 2016 yaitu 111,8%, berarti ada
kenaikan sebesar 18,83%.
Tabel 3.37. Evaluasi Pencapaian Sasaran 25Tersedianya Peningkatan Infrastruktur Irigasi untuk Mendukung
Pembangunan Sektor Lain
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah sarana jaringan irigasi Unit 46 47 100 136
2 Jumlah saluran irigasi dalam keadaan baik Meter 28,333 26,910 95 107
Tercapainya indikator 1 sedangkan untuk indikator 2 tidak tercapai, unruk lebih jelasnya sebagai berikut:
Pembangunan pada sektor pengairan lebih dititikberatkan
pada program rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan
jaringan irigasi dalam rangka mendukung keberhasilan produksi
tanaman pangan. Tugas dan tanggung jawab Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Lombok Timur sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015
meliputi 107 daerah irigasi yang tersebar pada 10 pengamat
pengairan dengan luas mencapai 25.334 Ha.
Sampai dengan akhir tahun 2016 kondisi jaringan irigasi
yang ada di 10 pengamat pengairan telah diinventarisir sebagai
berikut :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
10%
56%1%
31%
3%
Grafik 3.9. Jenis Saluran
Induk
Skunder
Pembuang
Tersier
Suplesi
59%
4%5%
32%
Grafik 3.10. Kondisi Saluran
BaikRusak RinganRusak BeratTanah
Tabel 3.38.Data kondisi jaringan irigasi tahun 2016
No UraianPanjang jaringan
(m)Keterangan (%)
1 2 3 41 Jenis Saluran 2,761,816.00
1. Induk 275,302.00 9.972. Sekunder 1,541,813.00 55.833. Pembuang 15,658.00 0.57
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
4. Tersier 857,985.00 31.075. Suplesi 71,058.00 2.57
2 Jenis Permukaan Saluran
2,761,816.00
1. Pasangan (PC) 1,704,863.00 61.73 2. Batu Kosong 46,418.00 1.68 3. Bronjong 150.00 0.01 4. Tanah 1,010,385.00 36.58
3 Kondisi Saluran 2,761,816.00 1. Baik 1,516,464.00 54.91 2. Rusak Ringan 108,170.00 3.92 4. Rusak Berat 126,797.00 4.59 5. Tanah 1,010,385.00 36.58
Tugas dan tanggung jawab jaringan terbatas pada jaringan
induk dan jaringan skunder. Pada tahun 2016 jumlah jaringan
yang dapat di perbaiki adalah sepanjang 26.910 m dari total
jaringan atau 0,97%.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian sasaran beserta penetapan target dan realisasinya
terinci dalam tabel berikut :
Jumlah bangunan irigasi yang dibangun pada tahun 2016 berjumlah 22 unit terdiri dari:a. Bangunan bendung berjumlah 1 buah.
b. Bangunan bagi berjumlah 2 buah.
c. Bangunan pelimpah berjumlah 1 buah.
d. Bangunan penguras berjumlah 1 buah.
e. Bangunan sadap berjumlah 3 buah.
f. Bangunan terjun berjumlah 9 buah.
g. Bangunan duiker berjumlah 2 buah.
h. Pintu air berjumlah 3 buah.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sedangkan penanganan panjang saluran yang dapat
ditangani sepanjang 26.910 m yang tersebar di 66 wilayah
daerah irigasi dengan luasan sekitar 12.128 Ha. Untuk
menunjang kelancaran pendistribusian air irigasi melalui
kegiatan opersional dan pemeliharaan jaringan irigasi, telah
dilaksanakan beberapa upaya pemeliharaan jaringan irigasi dan
sarana pendukung berupa pemeliharaan pintu air dan perbaikan
tembok sayap bangunan dan saluran irigasi. Sehingga dapat
memperlancar dan menjamin ketersediaan air irigasi selama 12
bulan.
Untuk mendukung keberhasilan di sektor pertanian,
ketersediaan air untuk irigasi memegang peranan penting. Untuk
mencukupi kebutuhan air irigasi telah dibangun 29 buah embung
pemerintah dengan luas baku 5.622 Ha dengan kapasitas debit
mencapai 1.933.105 m3 yang tersebar di 20 kecamatan. Selain
embung pemerintah juga terdapat 1.458 buah embung rakyat
yang dapat menyuplai kebutuhan air para petani.
Pada tahun 2015 dengan 1 indikator yaitu jumlah sarana
jaringan irigasi dengan capaian sebesar 136%, sedangkan pada
tahun 2016 untuk jumlah sarana jaringan irigasi mencapai 100%,
berarti ada penurunan sebesar 36% karena disebabkan pada
tahun 2016 dilaksanakan dengan 2 indikator.
Tabel 3.39. Evaluasi Pencapaian Sasaran 26
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terwujudnya Peningkatan Ketersediaan dan Diversifikasi Pangan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah cadangan pangan pemerintah Ton 10 10 100 100
2 Jumlah perkembangan kawasan mandiri pangan
Desa 10 10 100 100
3 Jumlah pengembangan lumbung pangan masyarakat
Unit 6 6 100 100
4 Jumlah percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Kec 20 20 100 100
5 Jumlah penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat
Gapoktan 12 12 100 166,67
6 Jumlah pelaksanaan kegiatan SKPG
Laporan 36 36 100 -
7 Jumlah penyusunan neraca bahan makanan
Laporan 8 8 100 -
8 Jumlah informasi dan pemantauan harga pasar
Pasar 4 4 100 100
9 Jumlah pembinaan lembaga lumbung pangan
Kelompok 40 40 1 -
10 Jumlah optimalisasi pemanfaatan pekarangan
Kelompok 6 10 166,67 100
11 Jumlah penanganan keamanan pangan segar
Kegiatan 2 1 50 -
12 Jumlah penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan
Buku 150 150 100 -
1. Cadangan Pangan PemerintahPengelolaan cadangan pangan pemerintah bertujuan :
- Meningkatkan penyediaan cadangan pangan untuk
menjamin pasokan pangan yang stabil;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
- Memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang mengalami
keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana;
- Sebagai instrument stabilisasi harga khususnya
mengantisipasi goncangan harga pasar;
- Meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat rawan
pangan transien, khususnya pada daerah terisolir dan/atau
dalam kondisi darurat bencana maupun masyarakat rawan
pangan kronis karena kemiskinan;
- Peningkatan gizi masyarakat.
Sasaran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Kabupaten
adalah masyarakat yang mengalami :
- Kerawanan pangan pasca bencana sebagai akibat bencana
alam atau keadaan darurat;
- Perubahan gejolak harga yang signifikan yaitu kenaikan
lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari Harga
Pembelian Pemerintah selama dua bulan berturut-turut;
- Rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir
dan/atau dalam kondisi darurat karena bencana maupun
masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan;
dan/atau
- Keadaan tertentu yang ditetapkan oleh bupati.
Pengadaan cadangan pangan pemerintah kabupaten
dilaksanakan dengan mengacu kepada Perpres No. 70 Tahun
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres no. 54 Tahun
2010 tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Jenis bahan pangan pokok yang diadakan pada tahun
anggaran 2016 berupa beras berkualitas medium (sedang)
sebanyak 10.000 kg (10 ton) sesuai dengan target indikator
kinerja Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah pada Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur sehingga realisasi tercapai 100%.
Penyimpanan beras cadangan pangan pemerintah Kabupaten
Lombok Timur dilakukan dengan bekerjasama dengan
Gapoktan Tandur Rinjani di Desa Lendang Nangka Utara
Kecamatan Masbagik yang merupakan binaan Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 27
Tahun 2014 tanggal 23 Agustus 2014 tentang pengelolaan
cadangan pangan pemerintah Kabupaten Lombok Timur
bahwa salah satu sasaran dalam penyaluran cadangan
pangan pemerintah adalah masyarakat yang mengalami
rawan pangan transien maupun kronis. Penyaluran cadangan
pangan telah dilakukan sebanyak 2 kali yang dengan proses
penyaluran sebagai berikut :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
- Hasil pemantauan situasi pangan dan gizi bulanan melalui
kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
dimana situasi pangan dan gizi di Kabupaten Lombok Timur
terindikasi rawan pangan setiap bulan yang penyebab
utamanya adalah masih rendahnya status gizi balita
berdasarkan indikator yang dipantau.
- Tim teknis pengelolaan cadangan pangan kabupaten
Lombok Timur telah melakukan identifikasi sebanyak 24
balita terindikasi gizi kurang di desa Pringgajurang Utara
berdasarkan laporan Persatuan Ahli Gizi Kabupaten Lombok
Timur yang direkomendasikan juga oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur yang memerlukan penanganan
(intervensi) agar tidak berlanjut menjadi gizi buruk dan
merekomendasikan kepada Bupati untuk memerintahkan
penyaluran cadangan pangan pemerintah yang dikelola
oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur.
Total pengadaan CPP 2015 sebanyak 20.175 Kg. Penyaluran
telah dilakukan kepada 100 keluarga penderita gizi kurang
yang masing-masing diberikan 20 kg beras. Penyaluran 2.000
kg beras CPP dilakukan melalui Tim penanggulangan Gizi
Buruk di Kecamatan Aikmel dan Suela. Sampai tanggal 31
Desember 2015 beras CPP yang masih tersimpan sebanyak
18.175 kg.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sedangkan pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah tahun
2016 sebanyak 10 ton (10.000 kg) dan sisa cadangan pangan
tahun 2015 sebanyak 18.175 kg sehingga jumlah cadangan
pangan pada tahun 2016 adalah 28.175 kg.
Penyaluran cadangan pangan pada tahun 2016 adalah :
- Hasil identifikasi tim teknis pengelolaan cadangan pangan
dan laporan persatuan ahli gizi kabupaten Lombok Timur,
untuk 24 keluarga penderita gizi kurang yang masing-
masing keluarga diberikan sebanyak 20 kg beras sehingga
berjumlah 480 kg.
- Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur
diminta untuk melakukan intervensi bagi 1.278 petani yang
mengalami gagal panen di Kecamatan Sakra Timur sesuai
penetapan status tanggap darurat penanganan bencana
kekeringan di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan
Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor :
188.45/313/BPBD/2016 dengan menyalurkan sebanyak
17.180 kg beras.
Jadi cadangan pangan yang masih tersimpan di Gapoktan
Tandur Rinjani sampai akhir tahun 2016 berjumlah 10.515 kg.
Sebagai informasi, pengadaan cadangan pangan pemerintah
mulai dilaksanakan pada tahun 2015 karena pada tahun 2014
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pengadaan cadangan pangan pemerintah tidak dapat
dilaksanakan karena surat rekomendasi Bupati Lombok Timur
yang menjadi salah satu syarat terlaksananya kegiatan
tersebut sampai akhir tahun anggaran belum keluar.
2. Jumlah Perkembangan Kawasan Mandiri PanganPerwujudan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
kemandirian pangan dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat miskin dan rawan pangan di pedesaan. Untuk
memantapkan dan mempercepat pengentasan kerawanan
pangan maka dikembangkan kawasan mandiri pangan.
Kawasan mandiri pangan merupakan kawasan yang dibangun
dengan melibatkan keterwakilan masyarakat yang berasal
dari desa-desa terpilih, untuk menegakkan masyarakat
miskin/rawan pangan menjadi akum mandiri.
Konsep kawasan mandiri pangan merupakan pengembangan
dari desa mandiri pangan yang telah berakhir dan dilanjutkan
oleh daerah dengan mereplikasi melalui pendanaan APBD.
Kegiatan pengembangan desa/kawasan mandiri pangan
melalui dana APBD Kabupaten Lombok Timur merupakan
kegiatan pendukung dari kegiatan kawasan mandiri pangan
yang dibiayai dari APBN.
Pelaksanaan kegiatan kawasan mandiri pangan dilakukan
dalam 5 tahap selama 5 tahun yaitu :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
- Tahap Persiapan (tahun I) berfokus pada peningkatan
kapasitas individu dan penentuan titik tumbuh ekonomi.
- Tahap Penumbuhan (tahun II) berfokus pada penumbuhan
usaha-usaha kelompok.
- Tahap Pengembangan (tahun III) berfokus pada dukungan
pengembangan sarana dan prasarana.
- Tahap Kemandirian (tahap IV) berfokus pada peningkatan
status gizi dan kesehatan.
- Strategi Keberlanjutan Kegiatan (tahun V) berfokus pada
pemantapan kelembagaan dan ekonomi kawasan.
Sasaran kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan adalah
rumah tangga miskin di desa rawan pangan untuk
mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan
masyarakat. Pada tahun 2015 target pengembangan kawasan
mandiri pangan adalah 10 desa, dan sudah ditetapkan 2
kawasan mandiri pangan yang terdiri dari masing-masing 5
desa mandiri pangan untuk tahap persiapan, sehingga
realisasi tercapai 100%. Desa mandiri pangan yang dimaksud
adalah : untuk kawasan Kecamatan Aikmel yaitu : Desa
Kembang Kerang, Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aik
Prapa, Desa Aikmel Utara dan Desa Kalijaga, sedangkan untuk
kawasan Kecamatan Suela yaitu : Desa Sepit, Desa Mekar
Sari, Desa Suela, Desa Ketangga dan Desa Selaparang.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
pengembangan kawasan mandiri pangan adalah 10 desa.
Pembinaan dan pendampingandilakukan pada 10 desa yang
sama dengan tahun 2015, karena pada tahun 2015 10 desa
mandiri pangan tersebut masih pada tahap persiapan (tahun
I), sedangkan untuk tahun 2016 sudah masuk pada tahap
penumbuhan (tahun II) yang merupakan kegiatan lanjutan.
Sehingga untuk tahun 2016 telah dapat dilakukan
pengembangan berupa pembinaan dan pendampingan
terhadap 10 desa mandiri pangan sesuai target indikator
kinerja, maka capaian realisasi 100%.
3. Jumlah Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kedaulatan
Pangan Sub Bidang Pertanian Tahun Anggaran 2016
digunakan untuk membiayai penyediaan infrastruktur dasar di
bidang pertanian salah satu diantaranya adalah untuk
pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur.
Tujuan kegiatan pengembangan lumbung pangan masyarakat
adalah untuk menyediakan infrastruktur dasar pertanian
berupa lumbung pangan dan lantai jemur guna memperkuat
penyediaan cadangan pangan masyarakat di Kabupaten
Lombok Timur.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Berdasarkan hasil penilaian identifikasi dan verifikasi
lapangan terhadap kelayakan calon lokasi oleh Tim
Identifikasi dan Verifikasi CP/Cl Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lombok Timur, telah memberikan rekomendasi
terhadap lokasi-lokasi yang layak untuk ditetapkan sebagai
lokasi pembangunan lumbung pangan dan lantai jemur yang
dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kedaulatan
Pangan, Sub Bidang Pertanian Tahun 2016.
Adapun lokasi-lokasi tersebut telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur Nomor 800/45/KP/2016 Tanggal 20 Februari
2016 adalah :
- Lumbung pangan sebanyak 6 unit yang berlokasi di : Desa
Bandok Kecamatan Wanasaba, Desa Bagik Payung Timur
Kecamatan Suralaga, Desa Sepit Kecamatan Keruak, Desa
Pesanggerahan Kecamatan Montong Gading, Desa
Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya dan desa Rarang
Batas Kecamatan Terara.
- Lantai Jemur sebanyak 8 unit yang berlokasi di Desa
Bandok Kecamatan Wanasaba, Desa Bagik Payung Timur
Kecamatan Suralaga, Desa Sepit Kecamatan Keruak, Desa
Pesanggerahan Kecamatan Montong Gading, Desa
Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya dan desa Rarang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Batas Kecamatan Terara, Desa Pijot Kecamatan Keruak dan
Desa Sakra Kecamatan Sakra.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
pengembangan lumbung pangan masyarakat adalah 6 unit,
dan telah terealisasi pembangunan lumbung pangan
masyarakat sebanyak 6 buah dan lantai jemur 8 buah,
sehingga realisasi dari target tersebut aadalah 100%.
Sedangkan pada tahun 2015 sasaran dari kegiatan
pengembangan lumbung pangan desa adalah pembangunan
rumah RMU sebanyak 5 unit dan pengadaan mesin RMU
sebanyak 5 unit untuk 5 kelompok lumbung pangan
masyarakat yang ditetapkan layak dan dapat
direkomendasikan melalui identifikasi dan verifikasi lapangan
terhadap kelayakan calon lokasi dengan capaian realisasi
100%.
Untuk tahun 2014 targetnya berupa pembangunan lumbung
pangan masyarakat sebanyak 5 unit dan lantai jemur
sebanyak sebanyak 5 unit untuk 5 kelompok pada 5 desa, dan
telah terealisasi 100%.
4. Penguatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Pola konsumsi pangan masyarakat yang belum beragam,
bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dapat ditunjukkan melalui
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
skor pola pangan harapan (PPH) yang belum mencapai ideal,
baik factor yang menyebabkan pola konsumsi pangan
masyarakat tersebut belum berimbang, antara lain adalah
faktor ketersediaan, faktor daya beli dan faktor sosial budaya.
Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat
pemahaman masyarakat akan pentingnya pola bangan B2SA.
Pemenuhan pangan sampai dengan tingkat rumah tangga
merupakan dasar bagi terwujudnya ketahanan pangan.
Pemanfaatan potensi secara optimal merupakan salah satu
cara pemenuhan kebutuhan pangan. Potensi pekarangan
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga, mulai dari kebutuhan pangan sampai dengan
kebutuhan obat-obatan, bahkan jika memiliki produktifitas
dan nilai jual yang tinggi dapat menambah penghasilan
keluarga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada indikator
kinerja ini yaitu pelatihan kelompok wanita tani P2KP,
Sosialisasi B2SA, Pameran Hari Pangan Sedunia tingkat
provinsi dan lomba cipta menu tingkat kabupaten dan
provinsi. Sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok
masyarakat dalam hal ini ibu-ibu PKK pada 20 kecamatan di
Kabupaten Lombok Timur dan kelompok wanita tani.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah 20
kecamatan dan sesuai target telah terealisasi 100%. Pada
tahun 2015 target indikator kinerja juga ditetapkan sebanyak
20 kecamatan dan telah tercapai 100%.
5. Jumlah Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
Pelaksanaan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM) bertujuan untuk memperkuat usaha
Gapoktan melalui unit-unit usaha yang dikelola untuk dapat
mengembangkan pengelolaan pangan, melakukan pembelian
hasil produksi petani anggotanya dan tersedianya cadangan
pangan disaat menghadapi musim pancekelik termasuk
pengelolan jimpitan beras anggota Gapoktan dan tercapainya
stabilisasi harga pangan di tingkat petani pada saat panen
raya.
Permasalahan yang dihadapi oleh LDPM antara lain :
- Sebagian Gapoktan pelaksana LDPM aktivitasnya seperti
jual beli gabah/beras mengalami penurunan disebabkan
masih banyaknya piutang yang belum dikembalikan oleh
anggota gapoktan yang bersangkutan.
- Biaya operasional dalam usaha pengolahan dan distribusi
maupun cadangan pangan dalam hal ini gabah/beras pada
kegiatan LDPM sangat tinggi sehingga tingkat
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
keuntungannya sangat kecil, biaya besar terjadi terutama
pada biaya pengangkutan dan ongkos jemur karena
sebagian besar gapoktan pelaksana LDPM belum
mempunyai lantai jemur.
- Kepengurusan LDPM belum berjalan dengan baik hal ini
dapat dilihat dari administrasi pembukuan yang belum
dilaksanakan dengan baik walaupun sudah dilaksanakan
pelatihan tentang teknis dan manajemen administrasi
LDPM.
- Pengurus LDPM sebagian ada yang kurang aktif karena
mempunyai kesibukan-kesibukan yang lain sehingga
gapoktan pelaksana LDPM belum berjalan dengan baik.
- Pengurus yang ada belum optimal dalam menjalakan tugas
dan fungsinya.
Dalam upaya memantapkan pelaksanaan administrasi dan
manajemen LDPM, Tim Teknis Kabupaten telah melakukan
pelatihan kepada Gapoktan anggota LDPM sekaligus
pembinaan secara langsung ke lokasi LDPM.
Diharapkan agar gapoktan pelaksana LDPM untuk bermitra
dengan Bulog Sub Drive Lombok Timur, Perusahaan maupun
Intansi Pemerintah dalam rangka meningkatkan distribusi
pangan, dan nantinya Tim Teknis Kabupaten akan
memfasilitasi kerja sama tersebut. Selain itu gapoktan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pelaksana LDPM diharapkan lebih memantapkan unit usaha
yng dikelola yaitu unit usaha cadangan pangan, unit usaha
distribusi dan unit usaha pengolahan hasil dengan membuat
perencanaan dalam bentuk Rencana Anggaran Bianya dan
Pendapatan sebagai bahan acuan dalam pengelolaan usaha.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat adalah 12
gapoktan, dan telah dilakukan pembinaan pada 12 gapoktan
yang telah terbentuk dan mendapat pembinaan secara
berkelanjutan setiap tahunnya, sehingga realisasi tercapai
100%
Sedangkan target pada tahun 2015 adalah 6 gapoktan,
namun dalam pelaksanaannya telah dilakukan pembinaan
pada 10 gapoktan sehingga mencapai 166,67%.
6. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan SKPG
Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan
pola konsumsi makanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu
upaya penanganannya merupakan rentetan upaya-upaya
peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah dan
mutunya.
Sistem kewaspadaan pangan dan gizi adalah kegiatan
pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
penduduk, yang bertujuan agar para pengambil keputusan
dalam kebijakan dan program perbaikan pangan dan gizi
dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama,
tepat waktu dan benar. Informasi dan data akurat yang
dikumpulkan secara terus menerus dan teratur harus
dimanfaatak semaksimal mungkin untuk menyusun bernagai
kegiatan seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan
gizi, bagi peningkatan ketahanan pangan dan gizi
masyarakat.
Analisis data SKPG terdiri dari analisis data bulanan dan
tahunan pada 3 aspek utama yaitu ketersediaan, akses dan
pemanfaatan pangan.
Analisis data SKPG bulanan ditunjukkan dengan nilai
persentase ketersediaan pangan pada bulan berjalan
dibandingkan dengan rata-rata data tersebut dalam lima
tahun terakhir pada luas tanam dan luas puso, serta diperkuat
dengan analisis data luas panen dan cadangan pangan pada
komditas pangan utama seperti padi, ubi kayu, ubi jalar dan
jagung. Analisis data akses pangan bulanan ditunjukkan
dengan membandingkan harga pada bulan berjalan dengan
rata-rata data harga tiga bulan terakhir pada komoditas
pangan utama dan strategis seperti beras, jagung, ubi kayu,
ubi jalar, gula, minyak goring, daging ayam dan telur.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Analisis data pemanfaatan pangan bulanan dapat ditunjukkan
oleh status gizi balita dengan menghitung angka balita naik
berat badan, angka balita yang tidak naik berat badan dalam
dua kali penimbngan berturut-turut, dan angka balita dengan
berat badan di bawah garis merah dibandingkan angka balita
yang ditimbang pada bulan tersebut.
Untuk analisis data SKPG tahunan, data yang dianalisa adalah
1) ketersediaan pangan dengan menghitung rasio antara
ketersediaan dibandingkan dengan konsumsi normative; 2)
akses pangan yaitu dengan menghitung persentase keluarga
prasejahtera dan keluarga sejahtera I, serta diperkuat dengan
analisis terhadap harga komoditas pangan utama dan
strategis, IPM dan NTP; dan 3) pemanfaatan pangan dengan
menilai prevalensi gizi kurang pada balita.
Hasil analisa SKPG kemudian dituangkan dalam laporan SKPG
bulanan dan tahunan. Laporan berisi hasil analisa data dan
deskripsi yang dilengkapi peta situasi pangan dan gizi. Dalam
laporan juga dibuat rekomendasi terhadap situasi pangan dan
gizi. Hasil analisa bulanan digunakan untuk tindak lanjut
penanganan daerah rawan pangan melalui investigasi dan
intervensi. Sedangkan hasil analisa tahunan digunakan untuk
melakukan perencanaan dalam melakukan kegiatan
penanganan daerah rawan pangan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Dari hasil pemantauan situasi pangan dan gizi bulanan terlihat
bahwa situasi pangan dan gizi di Kabupaten Lombok Timur
terindikasi rawan setiap bulan yang penyebab utamanya
adalah masih rendahnya status gizi balita berdasarkan
indikator yang dipantau, terutama dari indikator persentase
balita yang naik berat badan. Sementara dari hasil analisa
tahunan diperoleh bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten
Lombok Timur terindikasi rawan dengan penyebab utama
adalah tingginya persentase penduduk miskin berdasarkan
data keluarga prasejahtera dan sejahtera I.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
pelaksanaan kegiatan SKPG adalah 36 laporan. Telah dibuat 3
macam laporan bulanan yaitu laporan ketersediaan pangan,
laporan akses pangan dan laporan pemanfaatan pangan
sehingga berjumlah 36 laporan, dan pada akhir tahun dibuat
laporan tahunan. Sehingga realisasi jumlah laporan SKPG
tercapai 100%
Sedangkan pada tahun 2015 target indikator kinerja sebanyak
12 laporan dan terealisasi analisa SKPG telah dilakukan
selama 12 bulan sehingga mencapai 100%.
7. Jumlah Penyusunan Neraca Bahan Makanan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Salah satu cara untuk memperoleh informasi mengenai situasi
pangan dapat dijelaskan dalam suatu neraca atau paparan
table yang disebut dengan neraca bahan makanan (NBM).
Neraca Bahan Makanan (NBM) menunjukkan ketersedian
bahan pangan untuk setiap komoditas dan olahannya yang
lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan sumber penyediaan
dan penggunaannya.
NBM menyajikan angka rata-rata bahan makanan
perkomoditas yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk
dalam kilogram perkapita pertahun serta dalam gram
perkapita perhari. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi
bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut,
maka angka ketersediaan bahan makanan perkapita perhari
diterjemahkan kedalam satuan energi, protein dan lemak.
Tujuan kegiatan penyusunan NBM adalah
- Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan
pangan dan ketersediaan pangan perkapita untuk
konsumsi penduduk.
- Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan.
- Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan
rekomendasi kecukupan gizi dan pola pangan harapan
ketersdiaan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
- Bahan acuan dalam perencanaan produksi/ pengadaan
pangan.
- Bahan penyusunan kebijakan pangan dan gizi.
Dari hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun
2015 adalah sebagai berikut :
- Total ketersediaan energi yang siap dikonsumsi penduduk
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 cukup tinggi
yaitu sebesar 4.744,98 kalori/kapita/hari, sedangkan pada
Tahun 2014 adalah 3.077,52 kalori/kapita/hari, kedua-
duanya melampaui angka kecukupan energi (AKE) tingkat
ketersediaan perorang perhari yang dianjurkan sebesar
2.400 kalori/kapita/hari.
- Total ketersediaan protein yang siap dikonsumsi penduduk
Kabupaten Lombok Tiimur pada tahun 2015 cukup tinggi
yaitu sebesar 111,59 gram/kapita/hari, sedangkan pada
tahun 2014 lebih tinggi dari Tahun 2015 yaitu sebesar
145,35 gram/kapita/hari. Namun total ketersediaan protein
yang siap dikonsumsi penduduk Kabupaten Lombok Timur
pada tahun 2015 dan 2014 tersebut telah berada di atas
Angka Ketersediaan Protein (AKP) Nasional yang sebesar
63 gram/kapita/hari.
- Total ketersediaan lemak yang siap dikonsumsi penduduk
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 adalah sebesar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
109,49 gram/kapita/hari sedangkan pada tahun 2014
tercatat sebesar 82,55 gram/kapita/hari yang berarti terjadi
peningkatan.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah sebanyak 8
laporan, dan telah dibuat laporan Neraca Bahan Makanan
(NBM) sebanyak 8 eksemplar laporan sehingga telah
terealisasi 100%.
Sedangkan pada tahun 2015 target indikator kinerja sebanyak
1 kegiatan dan telah dilaksanakan, sehingga realisasi
kegiatan telah mencapai 100%.
8. Jumlah Informasi dan Pemantauan Harga Pasar
Informasi dan pemantauan harga pasar adalah kegiatan
pengambilan data harga terhadap 16 komoditas pangan uang
diperjual belikan di pasar yang dilaksanakan oleh petugas
pencatat di pasar kabupaten dan pasar kecamatan.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah :
- Untuk mengetahui tingkat perkembangan harga komoditi
pangan di tingkat pasar baik pasar induk kabupaten
maupun pasar kecamatan.
- Untuk mengetahui ketersediaan khususnya komiditi bahan
pokok di pasar lokasi pengumpulan data.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
- Memberikan informasi kepada pengambil kebijakan guna
pengendalian harga pasar dan ketersediaan komuniti yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Kegiatan informasi dan harga pasar agar lebih dioptimalkan
sehingga dapat mengirimkan informasi kepada pengembil
kebijakan guna pengendalian harga pasar dan ketersediaan
komoditi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu untuk
mengetahui tingkat perkembangan harga komoditi pangan di
tingkat pasar baik pasar induk kabupaten maupun pasar
kecamatan, dan untuk mengetahui ketersediaan khususnya
komoditi bahan pokok di pasar lokasi pengumpulan data.
Pemantauan harga pasar dilaksanakan sejak bulan januari
sampai dengan bulan desember 2016, dan dilakukan
pemantauan harga setiap minggu yaitu pada pada hari senin
dan kamis.
Pada tahun 2016 target indikator kinerja untuk jumlah
informasi dan pemantauan harga pasar adalah sebanyak 4
pasar, dan telah dilakukan pemantauan harga pasar 4 pasar
antara lain di pasar kabupaten yaitu Pasar Pancor dan 3 pasar
kecamatan yaitu Pasar Sakra, Pasar Aikmel dan Pasar Paok
Motong. Sehingga target untuk tahun 2016 telah tercapai
100%.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sedangkan pada tahun 2015 targetnya adalah 1 kegiatan,
dan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik dan telah
mencapai target 100%.
9. Jumlah Pembinaan Lembaga Lumbung Pangan
Lumbung pangan adalah bangunan fisik tempat menyimpan
bahan pangan maupun sebagai sentra penghasil pangan pada
suatu wilayah. Dengan demikian kelembagaan lumbung
pangan merupakan salah satu unsur pendukung ketahanan
pangan yang perlu direvitalisasi agar mampu memberikan
kontribusi yang lebih signifikan terhadap upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Keberadaan lumbung pangan masyarakat (LPM) yang telah
dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
di Kabupaten Lombok Timur, pemanfatannya belum optimal.
Sebagian lumbung pangan masyarakat (LPM) yang telah
dibangun tersebut, belum sesuai fungsi sebagai gudang
penyimpanan stok cadangan pangan masyarakat seperti
untuk tunda jual dan untuk antisipasi kekeringan.
Pembinaan kelembagaan lumbung pangan masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan peran kelembagaan lumbung
pangan delain berperan sebagai fungsi social dalam
penyediaan cadangan pangan masyarakat diharapkan juga
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
berperan sebagai fungsi ekonomi bagi kesejahteraan anggota
dan masyarakat di sekitar desa sasaran. Selain itu bertujuan
agar para pengurus kelompok lumbung pangan masyarakat
memiliki pengetahuan dalam pengelolaan lumbung baik
teknis maupun administrasi, sehingga tumbuh menjadi
kelompok yang mandiri dan berkembang. Diharapkan pula
fungsi lumbung dapat meningkat, tidak hanya membantu
ketahanan pangan masyarakat dalam skala terbatas namun
juga dalam jangka panjang dapat ditingkatkan lagi menjadi
lembaga ekonomi yang berkembang di pedesaan.Berdasarkan
evaluasi pembinaan tahun sebelumnya, keberadaan lumbung
pangan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur masih
membutuhkan pembinaan secara berkelanjutan. Pada tahun
2016 pembinaan yang dilaksanakan dalam bentuk pertemuan
kelompok penumbuhan, pertemuan pengembangan usaha
kelompok dan pemantauan ke kelompok lumbung untuk
mengevaluasi hasil pertemuan yang telah dilaksanakan.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
pembinaan kelembagaan lumbung pangan adalah sebanyak
40 kelompok, dan telah dilaksanakan pembinaan pada 40
kelompok lumbung pangan yang telah dibentuk di Kabupaten
Lombok Timur melalui dana alokasi khusus, sehingga realisasi
tercapai 100%.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sedangkan target dari kegiatan ini pada tahun 2016 adalah
terbinanya 31 kelompok namun telah dilakukan pembinaan
pada 34 kelompok sehingga realisasi mencapai 109,68%.
10. Jumlah Optimalisasi Pemanfaatan Pekaranga
Kegiatan optimaslisasi pemanfaatan pekarangan melalui
konsep kawasan rumah pangan lestari (KRPL) diarahkan
dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi masyarakt,
meningkatkan keragaman dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat agar lebih beragam, bergizi, seimbang dan aman
(B2SA) guna menunjang hidup sehat yang aktif dan produktif
dan juga dalam rangka upaya peningkatan pemenuhan gizi
mikro bagi keluarga.
Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui KRPL
ini merupakan kelanjutan program pemberdayaan masyarakat
bagi 10 kelompok KRPL tahap pertumbuhan (baru).
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan
pekarangan, kebun bibit, pengembangan menu beragam
bergizi seimbang dan aman (B2SA).
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :
- Memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi
pangan masyarakat yang beragam bergizi seimbang dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
aman, yang diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola
Pangan Harapan (PPH).
- Meningkatkan kesadaran, peran dan partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan
yang B2SA serta mengurangi ketergantungan terhadap
bahan pangan pokok beras.
- Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam
penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai penghasil
sumber karbohidrat, protein, vitamin danmineral untuk
konsumsi keluarga.
Pada tahun 2016 target indikator kenerja untuk jumlah
optimalisasi pemanfaatan pekarangan adalah sebanyak 6
kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
kepada kelompok wanita tani yang baru tumbuh sebanyak 15
kelompok yang tersebar pada 15 kecamatan di Kabupaten
Lombok Timur, serta diberikan bantuan benih, bibit, dan
media tanam pada 10 kelompok, sehingga kegiatan ini
terealisasi sebesar166,67%.
Sedangkan pada tahun 2015 target dari kegiatan ini
ditetapkan 15 kelompok dan telah dilakukan pembinaan
terhadap 15 kelompok sehingga terealisasi 100%.
11. Jumlah Penanganan Keamanan Pangan Segar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kegiatan penanganan keamanan pangan segar dilaksanakan
dalam bentuk sosialisasi dan uji laboraturium dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
mengenai keamanan pangan sehingga masyarakat dapat
memproduksi, memilih dan mengkonsumsi pangan yang
aman. Disamping itu kegiatan ini berupa pelatihan dan diskusi
antara instansi pelaksana penanganan keamanan pangan
segar dan masyarakat khususnya perempuan karena
berperan utama dalam pemilihan dan penyedian pangan
untuk dikonsumsi oleh keluarganya sehingga dalam hal ini
sasarannya adalah ibu-ibu pengurus PKK Kecamatan.
Tujuan dari kegiatan optimalisasi pangan segar adalah :
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam memproduksi,
memilih dan mengkonsumsi pangan segar yang aman.
- Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
mamadai, peserta dari perwakilan ibu PKK Kecamatan
setelah mengikuti pelatihan dapat menyebarluaskan
informasi tentang keamanan pangan segar terutama
kepada anggotanya di kecamatan maupun di
desa/kelurahan.
- Untuk mengetahui kadar/kandungan pestisida dan mikroba
pada beberapa komoditi pangan di wilayah Kabupaten
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Lombok Timur, apakah di atas atau di bawah ambang
batas aman untuk dikonsumsi berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh SNI, Codex dan sebagainya.
Sasaran kegiatan penanganan keamanan pangan segar ini
adala 20 orang yang merupakan perwakilan pengurus PKK
Kecamatan dan Kabupaten Lombok Timur serta petani/pelaku
usaha yang memproduksi dan menjual komoditas pangan
yang akan diuji.
Telah dilakukan uji laboratorium bekerja sama dengan
Fakultas MIPA Universitas Mataram terhadap 8 komoditi
pangan segar yaitu kacang panjang, kacang ijo, cabe rawit,
tomat,bawang merah, bawang putih, nenas dan strowberi.
Dari hasil uji laboratorium pada beberapa komoditi seperti
kacang panjang, kacang ijo, cabe rawit dan tomat
memperlihatkan tidak terdeteksi adanya residu pestisida.
Sedangkan pada komoditi bawang merah, bawang putih,
nenas dan strawberi ada sebagian jenis residu pestisida
terdeteksi dan ada beberapa komoditi produk pertanian
sudah tercemar pestisida kimiawi, ini berarti bahwa tidak
semua produk pertanian aman untuk dikonsumsi.
Kegiatan uji laboratorium terhadap komoditi pangan segar
pada tahun 2016 hanya dilakukan 1 kali, ini berarti tidak
sesuai dengan target kinerja untuk jumlah penanganan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pangan segar yang sebanyak 2 kali, sehingga realisasi hanya
mencapai 50,00%. Hal ini disebabkan karena permohonan
untuk pencairan anggarannya ke sub bagian keuangan
terlambat diajukan sedangkan tahun anggaran 2016 sudah
hampir berakhir.
Sedangkan untuk tahun 2015 target dari kegiatan ini adalah
20 kecamatan, dan sudah dilaksanakan sosialisasi untuk 20
orang pengurus PKK kecamatan se Kabupaten Lombok Timur,
sehingga sesuai target telah teralisasi 100%.
12. Jumlah Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan
Pangan
Untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan
maka sasaran yang ingin dicapai yaitu terwujudnya
peningkatan ketersediaan dan diversifikasi pangan. Dalam
rangka meningkatkan intervensi sasaran secara geografis dan
melakukan pemantauan kondisi yang terkait dengan
ketahanan pangan dan gizi wilayah, dibutuhkan suatu alat
yang berisi data ketahanan pangan dan gizi yang
komprehensif dan terupdate, yang dikenal dengan nama Peta
Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and
Vulnerability Atlas-FSVA). Peta tersebut digunakan sebagai
alat untukmeningkatkan akurasi penentuan sasaran dan
alokasi sumber daya melalui penyediaan informasi penting
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
bagi para penentu kebijakan di dalam proses perencanaan
dan penyusunan prioritas program/kebijakan untuk
mengurangi kerawanan pangan dan gizi di masa mendatang
dari setiap wilayah kabupaten melalui rincian kondisi
kecamatan.
Tujuan dari penyusunan FSVA kabupaten Lombok Timur tahun
2016 adalah :
- Untuk mengetahui kondisi ketahanan dan kerentanan
pangan sampai dengan tingkat desa/kelurahan
berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan.
- Menghasilkan rekomendasi untuk menentukan program
kebijakan pencegahan dan penanggulangan kerawanan
pangan pada level desa/kelurahan di wilayah kabupaten
berdasarkan dokumen perencanaan.
Dari hasil analisa data Peta Ketahanan dan Kerentanan
Pangan (FSVA), walaupun jumlah desa dalam prioritas 1 dan 2
hanya 10 desa, kan tetapi Kabupaten Lombok Timur masih
memiliki beberapa tantangan utama yaitu tingginya jumlah
penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah, tingginya
rumah tangga tanpa akses listrik, tingginya rumah tangga
tanpa akses ke air bersih dan tingginya rasio anak tidak
bersekolah di beberapa desa/kelurahan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Pada tahun 2016 target kinerja untuk jumlah penyusunan
peta ketahanan dan kerentanan pangan adalah sebanyak 150
buku, dan telah terealisai 100%.
Direncanakan akan dilakukan pelaksanaan launching FSVA
pada awal tahun 2017 yaitu pada saat rapat Tim Dewan
Ketahanan Pangan yang terdiri dari semua Kepala SKPD dan
beberapa pihak yang terkait.
Tabel 3.40. Evaluasi Pencapaian Sasaran 27Tercapainya Peningkatnya Produksi Pertanian, Peternakan,
Perkebunan, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai
TonTonTon
372.293
89.8871.194
42.148112.108
5.810
118,76124,72486,60
119,18126,75432,80
2 Meningkatnya Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Nanas Pisang Kentang Bawang Putih Cabe
KwintalKwintalKwintalKwintalKwintal
212.428
198.363
41.32375.165120.52
5
432.805248.95034.11733.962
634.859
203,74125,5082,5645,18
526,74
27,1738,32133,6347,33516,58
3 Meningkatnya Populasi Ternak Populasi Ternak
Sapi Populasi Ternak
Kambing Populasi Ternak
Ayam Populasi Ternak
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
105.317
102.837
1.280.74
125.856
97.314
3.098.081
119,50
94,63
241,90
100
122,96
101,39
108,44
105,01
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
Itik 5
146.753
146.760
4 Jumlah layanan kesehatan Pelayanan
Pengobatan dan Penyuntikan Ternak
Pelayanan Vaksinasi
Pelayanan Inseminasi (IB)
Ekor
EkorAksept
or
14.000
14.6617.100
14.310
15.01616.027
102,21
102,42225,73
124,58
176,06117,65
5 Peningkatan jumlah produksi perikanan tangkap
Ton 14.613,80
14.315,72 97,96 100,5
6 Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar dan laut:a.Air Tawarb.Rumput lautc.Kerapud.Lobster
TonTonTonTon
4.485,6
130.139,29
20,90177,72
4.542,78140.200,3
030,70
150,50
101,27107,7
3146,984,7
-119,58304,6817,96
7 Jumlah peningkatan areal komoditas tanaman perkebunan (Kelapa)
Batang 12.500 12.500 100 -
Pada tahun 2016 terjadi krisis keuangan sehingga sangat
berdampak terhadap program dan kegiatan baik kegiatan –
kegiatan yang dibiayai langsung oleh APBN maupun kegiatan –
kegiatan yang bersumber dari APBD Kabupaten Lombok Timur
seperti kegiatan Pembangunan Infrastruktur pertanian yang
bersumber dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) mengalami
penurunan yang sangat drastis demikian juga dengan Tugas
Pembantuan yang mengalami tiga kali pemangkasan anggaran.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap Volume Pembangunan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Infrastruktur pertanian seperti Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
(JITUT), Pembangunan dan Rehabilitasi Embung Rakyat,
Pembangunan Dam Parit, Pembangunan Sumur tanah dangkal
dan Irigasi permukaan serta pencetakan sawah baru. Sebagai
bahan perbandingan pada tahun 2015 Kabupaten Lombok Timur
khususnya Dinas Pertanian dan Peternakan mendapatkan
anggaran DAK sebesar Rp. 28.459.153.600,- dan pada tahun
2016 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur
mendapatkan alokasi DAK sebesar Rp. 5.639.878.945,- sehingga
sangat berpengaruh terhadap rencana kinerja yang telah
ditetapkan dalam Renja SKPD tahun 2016.
Grafik 3.11.Luas Panen dan Produksi Padi 2011 - 2016
Sumber : Distannak (2017)Demikian juga untuk komoditi Jagung dan Kedelai telah
melampui target yang ditetapkan dalam Renstra maupun RPJMD
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kabupaten Lombok Timur tahun 2016 dan terjadi penurunan
produksi bila dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebesar
112.108 ton dimana produksi Jagung tahun 2015 sebesar
118.630 Ha dan Produksi Kedelai tahun 2016 sebesar 5.810 ton
sedangkan tahun 2015 sebesar 6.294 ton.Grafik 3.12.
Luas Tanam dan Produksi Jagung di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011- 2016
Sumber : Distannak Lotim (2017) Angka Sementara
Bila dilihat dari tabel diatas maka luas panen Jagung
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2015
namun terjadi penurunan produktivitas sehingga berpengaruh
terhadap produksi akibat kekurangan air atau terjadinya
kekeringan di sebagian wilayah Kabupaten Lombok Timur tahun
2016. Dukungan perbaikan infratsruktur pertanian, peningkatan
luas tanam Jagung dan kedelai didukung oleh Program Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi, jagung
dan kedelai di mana Kabupaten Lombok Timur tahun 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
mendapatkan bantuan pengembangan padi hibrida sebanyak
2.000 Ha, Jagung 10.000 Ha dan Kedelai 1.650 Ha.
Produksi Tanaman Pangan secara langsung berkolerasi
dengan upaya penyediaan kebutuhan pangan pokok masyarakat
khususnya beras. Persediaan / stock beras di Kabupaten Lombok
Timur masih surplus tiap tahun bila dibandikan dengan
konsumsi beras penduduk Lombok Timur tahun 2016,
sebagaimana tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.41.Konsumsi Beras di Kabupaten Lombok Timur 2008 – 2016Tahun Total Konsumsi
Lokal (Kg) Surplus (Kg) Surplus/Kp/Th(KG)
2016 143.201.000 99.834.144 92,142015 142.010.000 106.148.696 91,192014 137.904.000 86.261.000 76,312013 137.661.000 97.899.000 86,762012 137.392.000 68.580.000 33,382011 136.242.890 65.443.110 58,602010 134.881.000 35.631.996 32,232009 133.732.000 43.622.870 39,802008 131.959.000 43.428.092 40,15
Sumber : Distannak Lotim (2017)
Pada Sub Sektor Peternakan, Pembangunan peternakan
Kabupaten Lombok Timur dari tahun ke tahun terus mengalami
kemajuan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan populasi
ternak, peningkatan konsumsi daging, peningkatan jumlah
kandang kolektif dan tumbuhnya agribisnis di sektor hilir seperti
produk olahan hasil peternakan baik berupa abon daging sapi
dan daging unggas, bakso, usaha kerupuk kulit, usaha telur asin
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dengan berbagai cita rasa seperti telur asap, telur asin bakar
maupun telur asin umumnya
Pada sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas ternak
indikator peningkatan populasi ternak tahun 2016 berdasarkan
hasil updating data populasi ternak yang dilakukan setiap akhir
tahun. Populasi ternak Sapi, Kambing, Ayam dan Itik rata – rata
telah melampaui target, khususnya ternak Sapi yang merupakan
komoditi unggulan Kabupaten Lombok Timur dimana populasi
tahun 2016 sebanyak 125.856 ekor atau naik sebesar 2,05 %
dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 123.332 ekor,
demikian juga dengan pelayanan pengobatan ternak dan
pelayanan inseminasi buatan rata – rata melampaui target dari
yang telah ditetapkan.
Sebagai gambaran populasi ternak sapi di Kabupaten
Lombok Timur dalam kurun waktu empat tahun terakhir tumbuh
rata – rata 2,5 - 3 % yaitu tahun 2013 populasi ternak sapi di
Kabupaten Lombok Timur sebanyak 116.711; tahun 2014
sebanyak 120.762 ekor di tahun 2015 sebanyak 123.332 ekor
dan tahun 2016 sebanyak 125.856 ekor, demikian juga dengan
tingkat konsumsi daging dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya peningkatan
kualitas sumber daya manusia Lombok Timur dimana tahun 2011
konsumsi daging masyarakat Lombok Timur rata – rata 3,12
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kg/kapita/th, naik menjadi 4,29 kg/kapita/th tahun 2012 dan
tahun 2013 menjadi 4,58 kg/kapita/th, kemudian tahun 2014
menjadi 6,44 kg/kapita/th dan tahun 2015 meningkat menjadi
7,23 kg/kapita/th namun hal ini masih jauh dibawah target
nasional. tapi kita patut bersyukur mengingat daerah kita
dengan jumlah penduduk terbesar di NTB dan masih tergolong
miskin masih mampu mengkonsumsi daging.
Grafik. 3.13.Perkembangan Populasi Ternak 2010 – 2016
Sumber : Distannak Lotim (2017)
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi peningkatan
populasi ternak seperti Angka kelahiran ternak, meningkatnya
tingkat kesehatan ternak dan menurunnya jumlah pemotongan
ternak betina produktif serta adanya program Gerakan
Penyerentakan Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB).
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Selain ternak sapi pengembangan ayam ras (pedaging dan
petelur) akhir-akhir ini di Kabupaten Lombok Timur cukup pesat
dengan masuknya perusahaan perunggasan nasional seperti PT.
CHAROEN POKHPAN dan perusahaan lain yang membangun pola
kemitraan dengan peternak memberikan keuntungan tersendiri
bagi pengembangan peternakan di Kabupaten Lombok Timur.
Bila dilihat dari beberapa indikator diatas, maka kinerja
pembangunan bidang peternakan Kabupaten Lombok Timur
tahun 2016 dikategorikan berhasil dan hal ini akan memotivasi
mengeliatnya kembali sub sektor peternakan menjadi sub sektor
yang tetap unggul di Kabupaten Lombok Timur khususnya
komoditi ternak Sapi, kambing, Ayam dan itik.
Pada sasaran Pelayanan kesehatan Hewan di Kabupaten
Lombok Timur dapat digambarkan bahwa tingkat pelayanan
penanganan kesehatan hewan baik melalui pelayanan Aktif,
Semi Aktif maupun Pasif cukup memuaskan dengan capaian
14.310 pelayanan atau 102,21 %, lebih rendah bila dibandingkan
dengan Tahun 2015 yaitu sebesar 16.610 (124,58 %) dari
target yang ditetapkan sebesar 13.333 ekor, hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat kesehatan ternak masyarakat
semakin baik yang ditandai dengan menurunya kasus ternak
sakit dari tahun sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa
kesadaran masyarakat / peternak semakin tinggi dan ditandai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dengan tidak adanya kasus atau wabah hewan menular yang
meresahkan masyarakat veteriner.
Bahwa situasi umum penyakit hewan di Kabupaten Lombok
Timur aman dan terkendali dalam arti sampai dengan tahun
2016 Kabupaten Lombok Timur telah terbebas dari penyakit
hewan menular strategis seperti rabies, anthrax, brucellosis,
avian influenza/flu burung, hog kolera dan penyakit mulut dan
kuku, hal ini menjadi indikator keberhasilan pembangunan
peternakan.
Demikian juga dengan dijadikannya Kabupaten Lombok
Timur sebagai kabupaten percontohan Informasi Sistem
Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) yang telah di laounching
oleh Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian RI, telah memberikan manfaat
yang cukup besar dalam mengakses informasi kesehatan hewan
secara nasional dengan dukungan 17 orang tenaga medis, 45
orang paramedis, 8 orang pelopor desa.
Disamping kegiatan tersebut, pelayanan terhadap eliminasi
anjing liar atau pemberantasan anjing liar terus dilakukan secara
kontinyu setiap tahunnya untuk menjaga Kabupaten Lombok
Timur dari penyakit rabies dan kesehatan lingkungan terutama
daerah perkotaan, wilayah pantai, lokasi wisata dan usulan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
masyarakat terhadap kegiatan ini terus meningkat, hal ini
membuktikan bahwa keperdulian masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh anjing cukup
tinggi.
Tabel 3.42. Evaluasi Pencapaian Sasaran 28Terwujudnya Nilai Tambah Hasil Pertanian, Peternakan,
Perkebunan, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian dan Peternakan
Unit 35 35 100 88
2 Jumlah Rice Milling Unit Unit 2 2 100 100
3 Jumlah Pemotongan Hewan di RPH Ekor 8.652 8.397 97,5 111,24
Pencapaian indikator sasaran pada tabel diatas didukung
dengan adanya Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
pemasaran hasil produksi peternakan melalui perbaikan dan
penyediaan fasilitas sarana dan prasarana pemasaran hasil
produksi peternakan, penelitian dan pengembangan pemasaran
hasil peternakan, fasilitasi dan kemitraan usaha peternakan,
pengelolaan informasi pasar, penyuluhan-penyuluhan pemasaran
hasil.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terhadap sasaran strategis meningkatnya nilai tambah hasil
pertanian dan peternakan yang dijadikan tolok ukur
keberhasilan adalah tumbuhnya kelompok usaha pengolahan
hasil pertanian dan peternakan dan bertambanya usaha
penggilingan padi (RMU), dimana untuk kelompok pengolahan
hasil capaiannya 107,9 %.Sedangkan untuk penambahan Rice
Milling Unit telah mencapai 100 %, tidak tercapainya target
penambahan kelompok pengolahan hasil karena ketatnya seleksi
kelompok dan evaluasi perkembangan usaha kelompok. Dimana
untuk kelompok usaha pengolahan hasil yang tidak ada
aktifitasnya dikeluarkan dalam data base kelompok pengolahan
hasil pertanian dan peternakan. Kelompok pertanian dan
peternakan yang ditargetkan dalam indikator ini hanya yang
dibina oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok
Timur.
Tabel 3.43. Evaluasi Pencapaian Sasaran 29Tersedianya Pemasaran Komoditi Hasil Pertanian, Peternakan,
Perkebunan, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan dengan kualitas baik
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase peningkatan pendapatan rata-rata petani dan nelayan per bulan
% 35 - 0,00 0,00
2 Jumlah Transaksi Penjualan Ternak Ke
Ekor 4.917 15.660 318,61
150,67
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
Luar Daerah3 Persentase pelayanan
TPI kepada para nelayan
% 80 80 100 100
Capaian indikator sasaran – sasaran utama diatas baik di
bidang pertanian maupun bidang peternakan dikategorikan
cukup baik bahkan beberapa Indikator sasaran telah melebihi
dari 100 % atau amat baik, sehingga secara umum pencapaian
sasaran tersebut dapat dicapai dengan baik.Demikian juga bila
dikaitkan dengan sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD 2014 –
2018 yaitu peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai telah
dapat dicapai bahkan Kabupaten Lombok Timur masih surplus
beras tahun 2015. Namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa
indikator kinerja yang tidak dapat dicapai seperti ketersediaan
tresher, produksi nenas, pisang, bawang putih, penyediaan bibit
durian dan manggis, pengukuran indikator pendapatan
masyarakat dan realisasi kredit usaha tani hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal seperti
curah hujan dan iklim yang kurang mendukung, terjadinya
kekeringan, kurangnya minat dan permintaan terhadap produk
yang bersangkutan, tidak adanya program dan kegiatan serta
ketersediaan anggaran yang mendukung tercapainya realisasi
indikator tersebut.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Capaian target indikator 1 tidak terlaksana, sama dengan
capaian target pada tahun 2015. Sedangkan pada indikator 2
capaian target 2 sudah melampaui target, sama dengan capaian
tahun 2015. Dan, capaian pada indikator 3 sama dengan tahun
2016 yaitu sebesar 100% dengan target yang sama.
Tabel 3.44. Evaluasi Pencapaian Sasaran 30
Tersedianya Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan
dengan Kualitas Baik
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Panjang Jalan Usaha Tani
Meter 6.000 7.406 123,43 509,09
2 Panjang jaringan irigasi Meter 2.500 51.404 2.056,1
5 2.080,003 Jumlah Embung
Rakyat yang dibangun Unit 20 8 40 3454 Jumlah sarana
Alsintan:- Traktor Roda - Pompa Air- Power Threser
UnitUnitUnit
501440
1162012
232142,8
630,00
30642545
5Jumlah bibit unggul hortikultura:- Mangga- Jeruk- Durian- Nangka- Pepaya- Manggis
PohonPohonPohonPohonPohonPohon
10.5002.0001.0001.0002.5002.000
-16.000
-1.500
--
0,00800,0
00,00
150,00--
1008751000,009000,00
6 Persentase tingkat penurunan kualitas (losses)
% 15 15 100 100
7 Persentase kualitas pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP)
% 20 20 100 100
8 Jumlah dusun/desa Lokasi 2 3 150 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
penerima manfaat9 Jumlah sarana dan
prasarana pengamanan dan perlindungan hutan
Unit 6 6 100 -
10 Jumlah sarana dan prasarana Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung/KPHL
Unit 12 12 100 -
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa beberapa indikator
yang cukup dinamis realisasi kinerjanya antara lain
Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), Rehabilitasi Embung bila
dibandingkan denga tahun 2016 bahkan dengan tahun 2015
terjadi penurunan volume pembangunan hal ini disebabkan
karena terjadinya pergeseran prioritas disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah pusat dan kondisi daerah untuk
mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung
dan kedelai. Pada tahun 2016 mengingat terjadinya anomali
iklim sehingga beberapa wilayah mengalami kekurangan air
maka skala prioritas adalah pengembangan sumber – sumber air,
dalam hal ini pengembangan sumber air tanah dangkal dan dam
parit dengan memanfaatkan sumur masyarakat yang ada untuk
mengatasi kekurangan air pada musim kemarau dan
pembangunan Jaringan irigasi tingkat usaha tani sehingga
pembangunan embung dan jalan usaha tani menjadi kegiatan
yang tidak prioritas pada tahun 2016.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terhadap
indikator penyediaan bibit unggul hortikultura untuk komoditi
Mangga, Durian, Pepaya dan Manggis pada tahun 2016 tidak
dapat direalisasikan sesuai harapan, mengingat dalam APBD
Kabupaten Lombok Timur maupun APBN tidak tersedia anggaran
dan pengadaan bibit hortikultura untuk anggaran APBD
difokuskan mendukung kegiatan Dana Tugas Pembantuan untuk
komoditi Jeruk Syiam Banjar, Alpukat, sedangkan pengadaan
jeruk diadakan melalaui APBD Kabupaten dan APBN Tugas
Pembantuan, demikian juga dengan bibit nangka yang terealisasi
lebih dari 100 %.
Indikator lain yang tidak mencapai target adalah
meningkatnya produksi komoditas tanaman hortikultura seperti
komoditi kentang dan bawang putih. Untuk komoditi kentang dan
bawang putih pada tahun 2016 terjadi penurunan produksi
bahkan tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan karena
kondisi tanah yang semakin terkuras akibat dari penggunaan
pupuk kimia dan pestisida yang tidak terkendali serta adanya
beberapa jenis penyakit tanaman hortikultura yang belum
ditemukan obat pembasmi yang ampuh dalam mengatasinya
seperti penyakit pusarium pada kentang dan bawang putih.
Sebagaimana diketahui bahwa sentra pengembangan kentang
dan bawang putih ada di Kecamatan Sembalun sehingga apabila
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
adanya perubahan pola tanam di kecamatan ini maka sangat
mempengaruhi komoditi tersebut. Untuk komoditi pisang bila
dibandingkan dengan tahun 2015 maka terjadi kenaikan
produksi dimana tahun 2015 sebesar 72.392 Kwintal sedangkan
tahun 2016 sebesar 125,50 Kwintal, hal ini disebabkan karena
menurunnya intensitas penyakit pada pisang dan harga pisang di
pasaran cukup baik.
Tercapainya indikator 6 dan 7 disebabkan karena
pembangunan sentra pengolahan ikan dan bantuan cool box
kepada para nelayan, pemasar, dan pengolah ikan. Begitu juga
peningkatan kualitas pengelolaan kawasan konservasi perairan
dilaksanakan. Berbagai kegiatan antara lain bangunan tempat
bilas, jeti, dan pengadaan perlengkapan ruang tidur pengunjung
(kipas angin, spring bed, dan lemari). Adapun capaian pada
tahun 2015 sama dengan capaian tahun 2016 yaitu sebesar
100%.
Terlampauinya target indikator 8 hal ini disebabkan oleh
pengadaan bangunan gedung untuk pos jaga dan pembangunan
pos informasi wisata terapung dilaksanakan dengan baik dan
anggarannya terealisasi 100%.
Tercapainya target indikator 9 dan 10 disebabkan karena
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pengamanan dan perlindungan hutan. Capaian indikator ini tidak
terlaksana pada tahun 2015.
Tabel 3.45. Evaluasi Pencapaian Sasaran 31Tersedianya Akses Permodalan ke Petani /Nelayan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah verifikasi hibah dana bantuan sosial bidang perkebunan
Orang 10.000 15.400 154 -
2 Jumlah masyarakat yang mendapatkan sosialisasi
Orang 100 100 100 -
3 Jumlah kredit usaha tani yang disalurkan kepada petani dan nelayan
Rp 8.938.987.980
1.421.050.000
15,9 0,00
Terlampauinya target indikator 1 hal ini disebabkan oleh
anggaran terealisasi 100%, dan kerja keras yang maksimal dari
Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Capaian target tidak
terlaksana pada tahun 2015.
Tercapainya target indikator 2 hal ini disebabkan oleh
anggaran teralisasi 100%, dan adanya dukungan dari pemerintah
kecamatan, desa/kelurahan dan toga/toma. Capaian target tidak
terlaksana pada tahun 2015.
Tidak tercapainya target indikator 3 hal ini disebabkan
karena semua perbankan melaporkan realisasi kreadit usaha tani
yang dikelola Dinas Pertanian dan Peternakan. Dari Laporan
realisasi kreadit yang masuk besarnya kredit yang tersalurkan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
tidak sesuai dengan target yang berasal dari Kredit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKPE). Dan pada tahun 2015 tidak
dilaksanakan.
Tabel 3.46. Evaluasi Pencapaian Sasaran 32Terwujudnya Peningkatan Kemampuan Kelembagaan
Petani/Nelayan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1Jumlah penurunan kasus detructive fishing
Kasus 4 4 100 100
Tercapainya target indikator disebabkan karena jumlah
penurunan kasus destructive fishing dengan target di tahun 2016
bisa 4 kasus yang terjadi. Hasil pengawasan ditemukan 2 kasus
(100 %) dan 2 tertangani melalui jalur hokum, sisanya ditangani
pihak pemerintah desa. Dari patroli laut yang telah
dilaksanakan, hanya dijumpai 2 kasus destructive fishing yaitu
pengeboman ikan.
Capaian indikator tahun 2015 sama dengan capaian pada
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.47. Evaluasi Pencapaian Sasaran 33Terwujudnya Keberpihakan Pada Pengembangan Sektor
PertanianDalam Arti Luas
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah areal pertanian yang terlayani prasarana irigasi
Ha 10.759 12.029 111,80 112
2 Jangka waktu pengoperasian air irigasi
Bulan 12 12 100 -
Panjang saluran irigasi yang ada di Kabupaten Lombok
Timur adalah 2.761.816 M yang tersebar di 10 wilayah pengamat
pengairan yang terdiri dari saluran induk (275.302 m), saluran
skunder (1.541.813 m), Saluran Pembuang (15.658 m), saluran
tersier 857.985 m) dan saluran suplesi (71.058 m).
Panjang jaringan yang tertangani pada tahun 2016
sepanjang 12.029 m dan terjadi penurunan kondisi sebesar
1,26% dari total panjang jaringan yang ada sehingga dapat
dirinci sebagai berikut :
a. Baik (1.477.867.92 m) atau 53,51%
b. Rusak ringan (109.921 m) atau 3,96%;
c. Rusak berat (124.637 m) atau 4,51%;
d. Saluran tanah (1.050.019 m) atau 38,02%
Jumlah areal pertanian yang mampu ditangani pada tahun
2016 ini adalah 12.029 Ha dari 10.759 ha yang ditargetkan atau
111,80%. Dimana capaian target tahun 2015 sama-sama
tercapai dengan tahun 2016.
Tabel 3.48. Evaluasi Pencapaian Sasaran 34
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Terwujudnya Profesionalisme dan Kesejahteraan Aparatur
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Persentase pejabat yang memiliki kompetensi
% 19,85 16,25 81,85 107,41
2 Persentase proporsi aparat berdasarkan tingkat pendidikan
% 19,99 19,99 100 100
3 Persentase aparat yang mendapatkan diklat
% 45,11 38,43 106,49 96,55
4 Persentase pelayanan administrasi kepegawaian tepat waktu
% 100 103,38 109,00 97,57
5 Penyusunan Standar Pelayanan Jumlah 4 4 100 100
6 Jumlah Perbup SOP SKPD Jumlah 4 4 100 100
7 Jumlah Sasaran Kinerja PNS pada Setda Kab. Lotim
Orang 165 165 100 100
8 Jumlah koordinasi pelayanan penilaian publik
Kecamatan 17 17 100 100
Dari tabel di atas dapat dievaluasi bahwa capaian kinerja
sasaran tahun 2016 masih dapat dikategorikan baik, hal
tersebut dapat dilihat dari hasil persentase realisasi untuk setiap
indikatornya, yaitu sebagai berikut :
1. Indikator Kinerja : Pejabat yang memiliki kompetensi, dari total
target sebesar 19,85 % dapat direalisasikan sebesar 16,25 %
atau dengan tingkat capaian sebesar 81,85 %. Target dari
indikator ini ialah persentase pejabat yang memiliki
kompetensi dengan tingkat capaian sebesar 81,85 % atau
kurang dari target yang ditentukan sehingga target dikatakan
belum dapat dicapai. Tidak tercapainya kinerja tersebut
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dikarenakan pelaksanaan selesksi JPT tidak terlaksana
sepenuhnya, yang terlaksana hanya proses Assesment,
sedangkan yang tidak terlaksana ialah proses PANSEL saja
karena terjadinya perubahan Organisasi Perangkat Daerah
yang baru yang menyebabkan terjadinya perubahan nama
kelembagaan atau b=jabatan maka harus menyesuaikan
dengan Organisasi Perangkat Daerah yang baru tersebut,
sehingga untuk kegiatan ini tingkat persentase dari realisasi
terhadap kegiatannya ialah hanya mencapai 5,88 %. Langkah
kedepannya dalam rangka efisiensi dan efektifitas
penggunaan keuangan daerah dalam pelaksanaan kegiatan
maka perencanaan harus mengacu kepada kondisi riil jabatan
lowong yang adakan digunakan.
2. Indikator Kinerja : Proporsi aparat berdasarkan tingkat
pendidikan, dari total target sebesar 19,99 % dapat
direalisasikan sebesar 19,99 % atau dengan tingkat capaian
sebesar 100 %. Target dari indikator ini ialah proporsi aparat
berdasarkan tingkat pendidikan dengan tingkat capaian
sebesar 100 % atau memenuhi target yang ditentukan
sehingga target dikatakan dapat tercapai. Pada indikator ini
hanya kegiatan peningkatan koordinasi, pembinaan dan
pengawasan PNS dan urusan kepegawaian yang dilaksanakan
dan dapat mencapai target atau 100 % sehingga total capaian
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
untuk indikator tersebut ialah mencapai 100 %. Tercapainya
target indikator di atas disebabkan terjalinnya koordinasi dan
komunikasi yang baik dengan pihak-pihak terkait, kemudian
terjalinnya suasana kerja yang kondusif diantara karyawan
dan karyawati serta kerjasama yang solid dari karyawan dan
karyawati BKD, selain itu karyawan dan karyawati BKD
memiliki pemahaman yang bagus tentang tupoksi masing-
masing. Sehingga kedepannya langkah-langkah yang telah
dilakukan tersebut di atas yang dapat membantu pencapaian
target kegiatan akan dipertahankan dan bila perlu akan
dilakukan penyempurnaan
3. Indikator Kinerja : Aparat yang mendapatkan diklat, dari total
target sebesar 45,11 % dapat direalisasikan sebesar 48,04 %
atau dengan tingkat capaian sebesar 106,49 %. Target dari
indikator ini ialah persentase aparat yang mendapatkan diklat
dengan tingkat capaian sebesar 106,49 % atau sudah
mencapai target yang ditentukan atau bahkan maksimal
dengan target 45,11% namun dapat direalisasikan menjadi
48,04 % atau mencapai 106,49 % yaitu ada selisih
peningkatan sebesar 2,93 %. Tingkat capaian yang tinggi
tersebut dipengaruhi oleh target dari beebrapa kegiatan yang
dapat tercapai atau 100 %, hal ini dikarenakan untuk kegiatan
rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah dapat
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dilaksanakan sesuai target dikarenakan adanya dana yang
tersedia serta peluang untuk melakukan koordinasi keluar
daerah terbuka lebar, maka hal tersebut dimanfaatkan sebaik
mungkin. Kemudian untuk kegiatan pendidikan pelatihan
prajabatan bagi CPNS daerah, kegiatan dapat terlaksana
disebabkan karena adanya ketentuan baku bagi CPNS bahwa
apabila setelah 1 tahun masa CPNS harus menerima SK PNS
dengan sebelumnya harus mengikuti diklat prajabatan
seluruhnya. Dan untuk kegiatan diklat struktural bagi PNS,
yang telah mencapai target dilaksanakan anggaran yang ada
dapat mengakomodir jumlah yang telah ditargetkan dengan
dana yang ada, hal ini dikarenakan sebelumnya telah
dilakukan koordinasi dengan pihak Provinsi terkait dengan
jumlah dana setor. Dan terdapat salah satu kegiatan yang
realisasi atau capaiannya melebihi dari target, yaitu pada
kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi
bagi PNS daerah dengan tingkat capaian fisik sebesar 125,95
% dari 100 %. Tercapainya target tersebut, bahkan melebihi
target dikarenakan adanya penambahan jumlah kuota peserta
diklat dengan dana yang tersedia dan target dapat tercapai.
4. Indikator Kinerja : Pelayanan Administrasi Kepegawaian Tepat
Waktu, dari total target sebesar 100 % dapat terealisasikan
sebesar 109,00 % atau dengan tingkat capaian sebesar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
109,00 %. Target dari indikator ini adalah persentase aparat
yang mendapatkan diklat dengan tingkat capaian sebesar
109,00 % atau melebihi target yang ditentukan sehingga
target dikatakan sudah tercapai atau sudah maksimal.
Tingkat capaian yang tinggi untuk indikator ini ialah
dikarenakan adanya capaian dari beberapa kegiatan yang
melebihi target seperti pada kegiatan penyediaan jasa surta-
menyurat dengan target jumlah surat yang terkirim hanya
3.000 surat, namun yang terlaksana melebihi target atau
mencapai 3.866 surat sehingga persentase capaian fisik untuk
kegiatan tersebut ialah 158,00 %. Kemudian pada kegiatan
penempatan PNS/CPNS dengan target 651 orang PNS yang
dapat ditempatkan, namun pada realisasinya ada
penambahan sejumlah 61 orang sehingga total keseluruhan
mencapai 712 orang atau dengan tingkat capaian fisik 109,37
%. Selanjutnya pada kegiatan proses penanganan kasus-kasus
pelanggaran disiplin PNS dengan tingkat capaian fisik sebesar
104,00 % yaitu melebihi target dikarenakan penanganan
kasus pelanggaran disiplin PNS s/d triwulan IV mencapai 52
orang, atau melebihi target 50 orang.
Kemudian selanjutnya pada kegiatan penyelesaian usul
pensiun dengan tingkat capain fisik yang paling tinggi yaitu
mencapai 312,80 % sangat jauh melebihi dari target, hal
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
tersebut terjadi dikarenakan dari total target jumlah usulan
pensiun yang dapat diselesaikan pada tahun 2016 yaitu 250
orang, namun dalam pelaksanannya yang dapat diproses ialah
mencapai 782 orang atau dengan tingkat capaian 312,80 %
sebagaimana yang tertera di atas.
Akan tetapi walaupun kegiatan di atas melebihi target
capaian, namun pada indikator ini, masih ada beberapa
kegiatan yang belum mencapai target yaitu pada kegiatan
penyelenggaraan penerimaan caon praja IPDN/STPDN, dimana
mulai tahun 2016 untuk kegiatan tersebut sudah diambil alih
oleh Provinsi dan daerah dalam hal ini BKD hanya bertugas
untuk menyebarkan informasi penerimaan calon praja saja,
sehingga tingkat capaian kosong dan pada kegiatan penataan
sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS dengan
capaian 94,87 % serta pada kegiatan
pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian
daerah yang mencapai 92,00 % saja yang disebabkan oleh
beberapa kendala.
Tercapainya target setiap kegiatan pada indikator ini
dikarenakan semua kegiatan yang termasuk kedalam
indikator ini dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dan
sampai dengan selesai, sedangkan untuk kegiatan yang belum
mencapai target dikarenakan adanya beberapa usulan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kenaikan pangkat yang mengalami keterlambatan dalam
proses penetapannya, disebabkan kegiatan tersebut dalam
penetapannya terkait dengan kebijakan pusat. Selain itu
adanya pendelegasian wewenang kepada Kepala Dikpora
terkait pembuatan berkala khusus guru golongan IV/a, serta
kurangnya informasi pembuatan gaji berkala PNS golongan IV
pada SKPD. Kemudian khusus tenaga fungsional guru adanya
regulasi guru sehingga pencapaian nilai PAK sangat sulit
kenaikan pangkatnya. Dan kendala lainnya ialah kurang
layaknya media penyimpan data kepegawaian yang
berpengaruh pada kegiatan SIMPEG. Serta sarana dan
prasarana dan SDM yang kurang memadai yang berakibat
pada terhambatnya proses update data pegawai.
Tercapainya indikator 5,6,7, dan 8 hal ini disebabkan oleh
anggaran terealisasi 100%. Begitu juga adanya
koordinasi/kerja sama yang baik dengan semua SKPD
sehingga data-data yang dibutuhkan tersedia. Adapun capaian
target tahun 2015 sama dengan capaian target tahun 2016
yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.49. Evaluasi Pencapaian Sasaran 35Terwujudnya Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah
yang Efektif dan Efisien
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah rancangan Perda SOTK SKPD 32 32 100 100
2 Jumlah penyusunan evaluasi jabatan SKPD 5 5 100 100
3 Jumlah penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
SKPD 3 3 100 100
Tercapainya indikator 1, 2, dan 3 hal ini disebabkan oleh
anggaran terealisasi 100%. Begitu juga adanya koordinasi/kerja
sama yang baik dengan semua SKPD sehingga data-data yang
dibutuhkan tersedia. Adapun capaian target tahun 2015 sama
dengan capaian target tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.50. Evaluasi Pencapaian Sasaran 36Terwujudnya Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa yang
Profesional
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah desa/kelurahan yang dibina dan difasilitasi dalam penyusunan profil desa/kelurahan online
Desa/kel 170 170 100 -
2 Jumlah desa/kelurahan kelompok adat dan tradisi budaya yang diberdayakan
Desa/kel 2 2 100 -
3 Persentase kegiatan penanggulangan kemiskinan daerah
% 100 100 100 -
4 Jumlah desa dukungan kegiatan PKKPM P2B
Desa 4 4 100 -
5 Jumlah desa pendukung kegiatan PNPM
Desa 114 114 100 -
6 Jumlah desa yang dibina, dimonitoring
Desa 239 239 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
dan dievaluasi7 Jumlah BPD yang
dilatih dalam bidang manajemen pemerintahan desa
Orang 200 200 100 100
8 Jumlah desa/kelurahan yang dinilai
Desa/kel 23 23 100 100
9 Jumlah desa peserta rakor dan evaluasi APBDes
Desa 239 239 100 100
10 Jumlah produk hukum daerah yang dihasilkan
Buah 6 6 100 100
11 Jumlah desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa dan secara serentak
Desa 51 51 100 -
12 Jumlah peserta bintek kapasitas aparatur desa dan kecamatan
Desa 239 239 100 100
13 Jumlah desa/kelurahan yang difasilitasi dalam musrenbang Desa/Kelurahan/Kecamatan
Desa/Kel
20 Kec80 80 100 -
Terpenuhinya target semua indikator yaitu 1 sampai dengan
13 disebabkan oleh :
1. Anggaran terealisasi 100% sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai target.
2. Desa dan keluarahan mendapat fasilitas yang memadai dan
pembinaan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
secara terus menerus walaupun pada hari libur atau di luar
jam kerja.
3. Pelaksanaan penilaian lomba desa/kelurahan sesuai jadwal.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
4. Adanya koordinasi dengan semua SKPD terkait.
Tercapainya target pada tahun 2015 dengan 7 indikator
sama dengan capaian pada tahun 2016 yaitu dengan 13
indikator.
Tabel 3.51. Evaluasi Pencapaian Sasaran 37Terwujudnya Akuntibilitas Kinerja Pemerintah Daerah yang Baik
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Persentase Laporan SPM
Dokumen
15 0 0 100
2Jumlah Laporan Tahunan LAKIP Kabupaten
Dokumen 12 12 100 100
3 Jumlah Laporan IKU Kabupaten
Dokumen
12 12 100 100
4 Jumlah dokumen LKPJ
Dokumen 40 40 100 100
5Jumlah Laporan Triwulan I,II,III dan IV APBD, DAU dan TP
Eks 20 15 75 -
6 Laporan Triwulan I, II, III, dan IV DAK
Dokumen 20 15 75 -
7Laporan Triwulan I, II, III, dan IV Tugas Pembantuan
Dokumen 20 15 75 -
Tidak dilaksanakannya indikator 1 karena terjadinya
perubahan dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menjadi
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Desa, dimana dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
sampai saat ini belum diterbitkan peraturan pemerintah tentang
pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota. Sehingga laporan akhir
SPM tidak dapat dilaksanakan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya target indikator 2, 3, dan 4 disebabkan oleh
adanya koordinasi, kerja sama dan kepedulian semua SKPD
terhadap data-data yang dibutuhkan oleh tim penyusun. Serta,
realisasi anggaran mencapai 100%, dan kerja maksimal Tim
Penyusun LAKIP, IKU, dan LKPJ Kabupaten Lombok Timur selesai
tepat waktu.
Tidak terpenuhinya target indikator 5, 6, dan 7 hal ini
disebabkan oleh pengiriman laporan keuangan triwulan dari
masing-masing SKPD tidak tepat waktu dan sumber daya
manusia masih kurang. Adapun upaya-upaya yang dilakukan
kedepannya adalah :
1. Perlu adanya Bimbingan Teknis untuk pengelola keuangan.
2. Koordinasi dan kerja sama yang baik dengan semua SKPD.
Tabel 3.52. Evaluasi Pencapaian Sasaran 38Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Keuangan yang
Baik
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2015 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Penyusunan Laporan Keuangan Sekretariat Daerah Lombok Timur dengan tepat waktu
Dokumen 1 1 100 100
2 Penyusunan Standar Satuan Harga Barang
Dokumen 2 2 100 100
3 Jumlah verifikasi dokumen administrasi termin
Dokumen 950 950 100 -
4 Jumlah laporan bulan dan triwulan pelaksanaan
Dokumen
16 16 100 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2015 Persentase 2015Target Realisasi %
program dan kegiatan pembangunan Kab. Lotim
5 Jumlah Dana Perimbangan Rp 1.944.920.467.77
31.749.586.151.4
38 89,96 -6 Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah
Rp 140.542.288.166
132.406.177.416,18 84,21 -
7 Belanja Tidak Langsung Rp 400.632.656.9
07385.209.222.135,
67 96,15 -8 Belanja Langsung Rp 29.104.981.05
4 26.518.110.450 84,27 -9 Penerimaan
Pembiayaan Daerah
Rp 109.483.394.865
90.146.547.053,78 82,34 -
10 Jumlah penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Rp 59.024.000
55.469.775 93 -
Tercapainya indikator 1, 2, 3, dan 4 hal ini disebabkan oleh
anggaran terealisasi 100%; adanya kerjasama yang baik dengan
semua SKPD terkait; didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai; dan tim penyusun mengerjakan sesuai dengan tepat
waktu.
Tidak tercapainya indikator 5,6,7, dan 8 hal ini disebabkan
oleh:
Kualitas Sumber daya manusia ( SDM ) belum memadai;
Sarana dan prasarana pendukung masih kurang dalam rangka
operasional kegiatan;
Kesadaran Wajib Pajak dan Wajib Retribusi relatif kurang;
Belum tertibnya pendataan Asset tiap-tiap SKPD;
Data –data Kepemilikan Asset Pemda belum lengkap;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Masih adanya SPPT yang bermasalah;
Tingginya kenaikan NJOP dibeberapa kecamatan yang
berpengaruh pada daya bayar Wajib Pajak;
Kadus / Kepling belum optimal dalam mendukung penagihan
PBB
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Lombok Timur telah
melakukan upaya upaya antara lain :
a) Peningkatan profesionalisme aparatur sesuai tuntutan
kebutuhan pemenuhan SDM yang handal melalui Pelatihan-
pelatihan, Bimbingan Teknis implementasi peraturan
perundang-undangan dll.
b) Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan Dinas dalam
menunjang pelaksanaan administrasi perkantoran demi
percepatan mobilisasi operasional personil SKPD sambil
menunggu adanya pengadaan Kendaraan Dinas dari
Pemerintah Kab. Lombok Timur.
c) Melakukan penyuluhan, monitoring dan sosialisasi kepada
Wajib Pajak dan Retribusi Daerah, Meningkatkan koordinasi
dengan SKPD terkait melalui Rapat koordinasi dan Evaluasi
penerimaan PAD
d) Melakukan Inventarisasi Asset Daerah ke masing masing
SKPD se-Kabupaten Lombok Timur.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
e) Melakukan Pendataan Asset Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur dan bekerja sama dengan Badan Pertanahan
Nasional untuk melakukan Sertifikasi Tanah Pemda yang
belum mempunyai Sertifikat
f) Menggali dan mendata potensi pajak baru
g) Melakukan Operasi Kejar ( OPJAR ) di masing-masing
Kecamatan yang realisasinya rendah dengan melibatkan
Pegawai Dinas PPKA dan Kecamatan bersama-sama dengan
PPS-PBB kecamatan, Kadus / Kepling melakukan penagihan
tiap-tiap Dusun / Lingkungan.
Tabel 3.53. Evaluasi Pencapaian Sasaran 39Tersedianya Dokumen Perencanaan di Semua SKPD
yang Akurat dan Akuntabel
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se 2015Target Realisasi %
1 Jumlah Dokumen Hasil Munrenbang Kabupaten
Dokumen 50 50 100 100
2 Jumlah dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2017
Dokumen 50 50 100 100
3 Jumlah dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan Tahun 2016
Dokumen 30 30 100 -
4 Jumlah Dokumen Forum SKPD
Dokumen 50 50 100 100
5 Jumlah Dokumen KUA PPAS Perubahan 2016
Dokumen 50 50 100 100
6 Jumlah Dokumen KUA PPAS 2017
Dokumen 50 50 100 100
7 Jumlah Dokumen Dokume 20 20 100 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se 2015Target Realisasi %
Rencana Kerja Bappeda n
8 Jumlah Dokumen LAKIP Bappeda Buku 20 20 100 -
9 Jumlah Buku Lombok Timur Dalam Angka 2016
Buku 150 150 100 -
10 Jumlah Buku PDRB Buku 100 100 100 -11 Jumlah Buku
Kecamatan Dalam Angka 2016
Buku 200 200 100 -
12 Jumlah buku kajian pengembangan kapasitas sumber daya daerah
Paket 3 3 100 -
Tercapainya target indikator 1 sampai dengan 12
disebabkan oleh :
1. Sumber daya manusia yang memadai.
2. Sarana dan prasaran pendukung memadai.
3. Anggaran terealisasi sudah sesuai.
4. Adanya koordinasi dengan semua SKPD dengan baik.
5. Tim penyusun dapat menyelesaikan waktu tepat waktu.
Tabel 3.54. Evaluasi Pencapaian Sasaran 40Terwujudnya Kemitraan Eksekutif dan Legelslatif yang selaras
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah kunjungan kerja dari Pemda lain Kali 20 20 100 100
2Jumlah Rapat dan Sidang yang dilaksanakan
Kali 146 10 100 -
3Persentase Peraturan Daerah yang dihasilkan
Perda 10 100 100 -
4 Persentase kebijakan yang
% 100 100 100 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
disetujui5 Persentase SK
Pimpinan DPRD% 100 100 100 -
6 Jumlah SK DPRD Kali 146 146 100 -7 Persentase SK
Sekretariat DPRD% 100 100 100 -
Tercapainya indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 disebabkan oleh
karena adanya hubungan antara Eksekutif dan Legislatif, maka
dibentuk Tim Penghubung yang bertugas untuk :
1. Menetapkan agenda-agenda pembahasan dengan DPRD
Kabupaten Lombok Timur;
2. mengkoordinir Dinas/Instansi terkait dalam rangka
pembahasan Raperda dengan pihak Legeslatif;
3. membantu menyiapkan segala materi yang terkait denga
kerja Eksekutif dan Legeslatif;
sehingga dari target yang telah ditetapkan, semuanya berhasil
direalisasikan dengan rata-rata pencapaian indikator sasaran
sebesar 100 %. Hal ini juga didukung dengan terealisasinya
anggaran untuk semua kegiatan penunjang yang terealisasi
sebesar 100 %.
Tabel 3.55. Evaluasi Pencapaian Sasaran 41Terwujudnya Pencegahan Praktek KKN
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase temuan % 60 9,48 15,80 -2 Jumlah Obrik yang Jumlah 821 835 101,7 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
diperiksa 03 Jumlah LHP yang
terbit Jumlah 120 115 95,83 -
4 Jumlah LHP yang ditindaklanjuti Jumlah 120 108 90 -
5Persentase kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
% 90 69 76,67 -
Untuk mewujudkan pencegahan praktek KKN di lingkup
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, maka Inspektorat
Kabupaten Lombok Timur melaksanakan program peningkatan
sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH.
Tidak tercapainya target indikator 1 disebabkan karena
pelaksanaan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan dan
pemutakhiran data sebagai tindak lanjut dari kegiatan
pemeriksaan, dari 60 % tindak lanjut yang ditargetkan pada
tahun 2016, Inspektorat Kabupaten Lombok Timur masih sangat
kurang dengan pencapaian 15,80 % dari temuan yang
ditindaklanjuti.
Tercapainya target indikator 2 disebabkan karena kegiatan
pelaksanaan pengawasan internal secara berkala dengan jumlah
tenaga pemeriksa sebanyak 50 orang telah melaksanakan
pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
KDH sesuai dengan rencana sehingga mencapai realisasi sebesar
101,70 %.
Tidak tercapainya target indikator 3 dan 4 disebabkan
karena jumlah LHP yang terbit hanya dapat terealisasi sebanyak
115 LHP atau sebesar 95,83 %, dikarenakan adanya pemeriksaan
lanjutan sehingga pada 2 bulan tersebut LHP yang terbit hanya
1. Ini terjadi terhadap beberapa tim karena pada saat
berakhirnya masa pemeriksaan belum selesai. Untuk jumlah LHP
yang ditindaklanjuti pada tahun 2016 hanya terealisasi sebanyak
108 LHP atau sebesar 90 %, dikarenakan sampai pada tanggal
31 Desember 2016 LHP yang sudah terbit dan dapat
ditindaklanjuti sebanyak 108 LHP.
Tidak tercapainya target indikator 5 disebabkan karena
kurangnya kepatuhan terhadap peratuan perundang-undangan
sehingga target hanya mencapai realisasi 69 % atau sebesar
76,67 % dengan kriteria sedang.
Tabel 3.56. Evaluasi Pencapaian Sasaran 42Terwujudnya Implementasi Program Penghijauan dan RTH
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah paket penghijauan di sekitar mata air
Paket 1 1 100 100
Terpenuhinya pencapaian indikator 1 yaitu jumlah paket
penghijauan di sekitar mata air terealisasi sebesar 100 %
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
disebabkan oleh meningkatnya kapasitas cathment area dan
terjaganya kelestarin mata air berupa kegiatan Kawasan
Penanaman Bibit Penghijauan sebanyak 1 paket.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 sama dengan capaian
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.57. Evaluasi Pencapaian Sasaran 43Terlaksananya Kegiatan Konservasi Sumberdaya Kehutanan,
Kelautan dan Mata Air yang berkesinambungan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah areal pengamanan dan perlindungan pada kawasan hutan
Ha 37.063,37
37.063,37 100 100
2 Persentase menurunnya kasus peredaran hasil hutan ilegal
Kasus 5 5 100 125
3 Jumlah bangunan konservasi tanah Sipil Teknis
Unit 4 4 100 100
4 Jumlah areal penataan dan pemeliharaan koleksi Kebun Raya Lombok
Vak 34 38 110 94
5 Jumlah areal disekitar mata air yang dilindungi
Ha 15 15 100 100
6 Jumlah areal Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)
Ha 1.100 1.245 113 100
Perbandingan pencapaian kinerja antara tahun yang
dilaporkan dengan tahun – tahun sebelumnya menjadi penting
dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) ini. Pembandingan ini digunakan sebagai
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dasar/acuan untuk mengukur kemajuan serta perbaikan yang
telah dilakukan pada tingkat satuan organisasi perangkat daerah
dan efektif untuk menilai tingkat capaian kinerja jangka
menengah.
Antara tahun 2015 dan 2016 terlihat adanya kenaikan rata-
rata capaian dari beberapa indikator kinerja. Tahun 2015 rata –
rata capaian adalah 96,46 % dan adanya kenaikan sebesar 11,02
% menjadi 107,46 % pada tahun 2015.
Tabel 3.58. Evaluasi Pencapaian Sasaran 44Terlaksananya Pengelolaan Persampahan dan Kebersihan yang
baik
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah wilayah yang tertangani Kec
2 Kec. Intensif, 7 Kec.
Pengembangan
2 Kec. Intensif. 3 Kec.
Pengembangan
85 100
2 Jumlah sampah yang terangkut ke TPA
Ton 50 ton/hari
64 ton/hari 128 59,6
3 Persentase taman yang sudah tertata baik
% 75 70 93 93,75
4 Persentase drainase/gorong-gorong dalam kota yang tertangani
% 75 70 93 93,75
Belum terpenuhinya indikator 1, 3 dan 4 pada sasaran
terlaksananya pengelolaan persampahan dan kebersihan
disebabkan oleh pelayanan untuk kecamatan pengembangan
masih mengandalkan tenaga serta sarana prasarana yang ada
dengan cara membagi jadwal piket sehingga menyebabkan 5
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Kecamatan pengembangan belum bisa tertangani sehingga
untuk meningkatkan kinerja diperlukan adanya penambahan
personil dan armada kendaraan operasional untuk lebih
optimalnya pelayanan persampahan dan kebersihan; luas taman
yang ada dengan jumlah tenaga pertamanan masih kurang dan
minimnya sarana prasarana dalam menunjang kegiatan serta
jumlah anggaran yang masih sangat terbatas; dan luasan
drainase yang ada dengan ketersediaan tenaga dan peralatan
pemeliharaan belum sebanding ditambah dengan umur drainase
yang sudah cukup lama sehingg sudah tidak mengikuti dengan
perkembangan pertumbuhan bangunan yang ada.
Sedangkan untuk indikator 2 sudah memenuhi target yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena bertambahnya kontribusi
sampah dari 3 Kecamatan pengembangan.
Tabel 3.59. Evaluasi Pencapaian Sasaran 45Terwujudnya Peningkatan Implementasi Kesesuaian Ruang Berbasis Potensi dan Daya Dukung Lingkungan yang Baik
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah bangunan konservasi tanah Unit 4 4 100 100
Tercapainya indikator sebesar 100% karena terwujudnya
implementasi kesesuaian ruang berbasis potensi dan daya
dukung lingkungan dapat diukur dengan indikator Jumlah
Bangunan Konservasi Tanah yang ditargetkan sebanyak 4 unit
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dan terealisasi sebanyak 4 unit atau 100 % dari target yang
ditetapkan. Hal ini dapat terwujud karena tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai, anggaran dan aparatur pemerintah
yang bekerja dengan optimal.
Capaian target tahun 2015 sama dengan capaiaan target
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.60. Evaluasi Pencapaian Sasaran 46Terwujudnya Peran Serta Mayarakat untuk Berperan Aktif dalam
Pembinaan dan Pengawasan LH
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Persentase kelurahan dan lingkungan serta kota Selong yang bersih dan sehat (keg. Adipura)
% 85 85 100 100
2 Jumlah sekolah dan kelurahan yang bersih dan sehat
Sekolah,Desa
dan Kel4 4 100 100
3 Kegiatan pembinaan sekolah yang berwawasan lingkungan
Paket 1 1 100 100
Terlampauinya target indikator 1,2, dan 3 hal ini disebabkan
oleh :
1. Monitoring dan pembinaan ke lapangan.
2. Kegiatan berupa lomba sekolah dan kelurahan bersih dan
sehat guna meningkatkan peran serta masyarakat secara
tidak langsung mengenai kebersihan lingkungan yang
dikemas dalam lomba lingkungan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
3. Pembentukan panitia pelaksana kegiatan beranggotakan
pegawai BLHPM Kab. Lotim serta pegawai SKPD terkait.
4. Dengan penyebaran/pemberian brosur dan atau publikasi di
media masa/elektronik terlebih dahulu untuk mengikuti
lomba pada sekolah/ kelurahan target.
5. Pembentukan Tim penilai lomba kebersihan yang terdiri dari
ketua, sekretaris, anggota 5 orang, adapun tim penilai lomba
turun kesekolah/kelurahan target untuk menilai sesuai
dengan criteria nilai yang telah ditetapkan tim.
6. Dengan mengadakan pertemuan/sosialisasi yang lebih
mengarah kepembinaan kepada sekolah-sekolah.
7. Untuk tahun 2016 bekerjasama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutan RI, mengambil tempat di
Pendopo Bupati Lombok Timur.
8. Pembentukan Panitia pelaksana kegiatan beranggotakan
Pegawai BLHPM Kab. Lotim.
9. Pemateri/narasumber dari perwakilan BLHPM Kab. Lotim
perwakilan BLHP Provinsi dan dari Pihak ketiga berupa
Perwakilan Lembaga Pemerhati Lingkungan/LSM.
Target capaian tahun 2015 sama dengan capaian pada
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tabel 3.61. Evaluasi Pencapaian Sasaran 47Terwujudnya Penanganan Pencemaran Lingkungan Hidup yang
baik
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Persentase optimalisasi pelaksanaan 3R (Reduce, Recycle, Reuse)
% 80 80 100 100
2 Jumlah sarana pengolah sampah dan limbah
Paket 2 2 100 100
3 Persentase pengendalian kasus-kasus pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dalam bentuk pelaporan
% 80 80 100 100
4 Persentase pengujian kualitas air sungai yang melintasi kawasan perkebunan tembakau
% 80 80 100 100
5 Jumlah paket sumur resapan (biopori) pengendalian sumber daya air
Paket 3 4 133,33 100
6 Jumlah paket bronjongan ramah lingkungan pada bantaran sungai
Paket 1 1 100 133
7 Jumlah paket penyediaan sarana dan prasarana laoratorium lingkungan
Paket 2 2 100 100
Terpenuhinya target indikator 1 disebabkan karena
mengadakan pertemuan/ pelatihan yang bertujuan untuk
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan
sampah melalui gerakan 3 R (Reduce Recycle, Reuse).
Terpenuhinya target indikator 2 disebabkan oleh :
1. Pengadaan Barang dan Konstruksi.
2. Dana bersumber dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ) + sharing
APBD 2016.
3. Mengacu pada juknis DAK 2016 dari Kementerian LH &
Kehutanan.
Terpenuhinya target indikator 3 disebabkan oleh :
1. Terlaksananya penaatan hokum lingkungan dari kasus
lingkungan yang di laporkan atau laporan yang masuk ke
BLHPM Kab. Lotim.
2. Di tahun 2016 tidak adanya Laporan Pengadauan Kasus
Lingkungan ke BLHPM sehingga Kegiatan atau anggaran yang
ada digunakan untuk pengawasan atau turun lapangan
pemantauan Lingkungan.
3. Dokumentasi Pengawasan Lingkungan.
Terpenuhinya target indikator 4 disebabkan oleh :
1. Pembentukan panitia pelaksana pengujian kualitas air :
a. Pelaksana Pengujian Kualitas Air.
b. Kepala Laboratorium.
c. Manajer Laboratorium.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
d. Penyelia.
e. Pengambil Sampel.
f. Analis.
2. Jasa Pemeriksaan laboratorium setelah pengambilan sampel
air di target kawasan Lombok Timur
Terlampauinya target indikator 5 disebabkan oleh :
1. Pengadaan konstruksi sumur resapan.
2. Target 3 Paket, seiring dengan adanya permintaan Pembuatan
Sumur Resapan dan dipandang perlu untuk lingkungan, pada
DPPA 2016 diadakan penambahan 1 Paket Sumur Resapan
lagi yang dana nya dari pengalihan atau sisa dari DAK
pembuatan bronjongan pada bantaran sungai.
3. Dana bersumber dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ) + sharing
APBD 2016.
4. Mengacu pada juknis DAK 2016 dari Kementerian Lh &
Kehutanan.
Terpenuhinya target indikator 6 disebabkan oleh :
1. Pengadaan Konstruksi.
2. Dana bersumber dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ) + sharing
APBD 2016.
3. Mengacu pada juknis DAK 2016 dari Kementerian Lh &
Kehutanan.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
4. Dengan targer 3 Paket Bronjongan, mengalami perubahan
penjadi 1 kegiatan ( 3 Bronjongan ) karena menyesuaikan
kondisi lapangan pengerjaan proyek Bronjongan, sehingga
terdapat sisa anggaran yang di alihkan ke penambahan
pembuatan Paket Sumur Resapan di kegiatan lainnya.
Terpenuhinya target indikator 7 disebabkan oleh :
1. Pengadaan.
2. Dana bersumber dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ) + sharing
APBD 2016.
3. Mengacu pada juknis DAK 2016 dari Kementerian Lh &
Kehutanan.
Capaian tahun 2015 sama dengan capaian pada tahun
2016 yaitu sebesar 100%, hanya 1 indikator yang melampui
target.
Tabel 3.62. Evaluasi Pencapaian Sasaran 48Tersedianya Data dan Informasi Lingkungan Hidup Daerah (LHD)
yang Akurat dan Akuntabel
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase data pengelolaan B3 dan limbah B3
% 80 80 100 100
2 Persentase pemantauan lingkungan hidup bagi usaha/kegiatan yang sudah memiliki izin lingkungan
% 80 80 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
3 Jumlah buku profil Menuju Indonesia Hijau (MIH)
Buku 8 8 100 100
4 Jumlah buku profil Keanekaragaman Hayati (KEHATI)
Buku 8 8 100 100
5 Jumlah paket pengadaan pendukung ketersediaan data informasi
Paket 1 1 100 100
6 Jumlah data Status Lingkungan Hidup Daerah (SLDH) Kabupaten Lombok Timur
Paket 1 1 100 100
7 Jumlah kecamatan inventarisasi dan pendataan sumber mata air di Kabupaten Lombok Timur
Kec 20 20 100 100
Tercapainya indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 disebabkan
karena tersedianya data dan informasi Lingkungan Hidup
Daerah (LHD) disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Membentuk Tim Pembinaan dan monitoring pengelolaan
limbah B3.
2. Terkendalinya tingkat polusi, pencemaran dan perusakan
lingkungan di 20 kecamatan dilihat dari hasil evaluasi dan
pengawasan yang mencapai 100 %.
3. Pengurusan izin lingkungan bagi perusahaan atau kegiatan
yang harus memenuhi standar lingkungan sesuai peraturan
AMDAL, SPPL, UKL dan UPL.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
4. Adanya dukungan dana dari APBD II dan DAK yang masing-
masing terealisasi sebesar 100 %.
5. Penyusunan buku SLDH bekerjasama dengan PPLH UNRAM.
6. Melakukan inventarisasi mata air di Kabupaten Lombok Timur
dan pemasangan papan nama meter air (pelang besi nama-
nama mata air).
Capaian tahun 2015 sama dengan tahun 2016 yaitu sebesar
100%.
Tabel 3.63. Evaluasi Pencapaian Sasaran 49Tersedianya Data dan Informasi Daerah/Kawasan Rawan
Bencana yang Akurat dan Akuntabel
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana
% 100 100 100 100
2 Persentase penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
% 100 100 100 100
Tercapainya indikator 1 dan 2 diatas karena didukung
dengan adanya upaya-upaya preventif yang dilakukan oleh
Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Lombok Timur
seperti :
1. Mengumpulkan informasi mengenai daerah-daerah yang
terdapat potensi terjadinya bencana.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2. Melakukan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan dan sumber daya.
3. Melakukan pemetaan tempat/lokasi yang akan direhabilitasi/
rekonstruksi.
4. Meningkatkan SDM aparatur dan memenuhi kebutuhan dasar
berupa sarana dan prasarana kerja.
Target capaian tahun 2015 sama dengan capaian pada
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Tabel 3.64. Evaluasi Pencapaian Sasaran 50Tersedianya Sarana dan Prasarana Mitigasi dan Penunjang
Evakuasi Penanggulangan Bencana yang Memadai
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1Presentase tempat/lokasi yang direhabilitatasi/Rekonstruksi
% 100 100 100 100
2Persentase sarana dan prasarana yang di rehabilitasi dan rekonstruksi
% 100 100 100 100
3
Persentase pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumberdaya
% 100 100 100 -
4Jumlah korban yang dievakuasi untuk diselamatkan
% 100 100 100 -
5Jumlah kebutuhan dasar yang disalurkan
% 100 100 100 -
Tercapainya indikator 1, 2, 3, 4, dan 5 hal ini disebabkan
karena tersedianya sarana dan prasarana mitigasi dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
penunjang evakuasi penanggulangan bencana tercapai sesuai
harapan. Hal ini didukung dengan anggaran yang memadai.
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Badan Penanggulan
Bencana Daerah Kabupaten Lombok Timur meningkatkan sarana
dan prasarana penanggulan bencana. Adapun sarana dan
prasarana dimaksud adalah pengadaan floating pump maximax
unit sebanyak 1 unit dan pengadaan firehose eoroline roll
sebanyak 5 roll.
Pada tahun 2015 dengan 2 indikator mencapai 100%,
sedangkan pada tahun 2016 dengan 5 indikator mencapai 100%.
Tabel 3.65. Evaluasi Pencapaian Sasaran 51Terwujudnya Peningkatan Jumlah Majelis Taqlim yang
terorganisir
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase peningkatan mutu dan kualitas sarana peribadatan serta lembaga sosial kemasyarakatan lainnya di Kab. Lotim
% 100 100 100 -
2 Persentase pelaksanaan pembinaan kehidupan beragama bagi masyarakat serta peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
% 100 100 100 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya indikator 1 dan 2 disebabkan oleh anggaran
terealisasi 100%, pengadaan bantuan tersedia tepat waktu,
penyaluran bantuan didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai, dan adanya kerjsama yang baik antara Bagian
Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Lombok Timur sebagai Leading Sector kerjasama yang baik
dengan pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan.
Capaian target tahun 2015 sama dengan capaian pada
tahun 2016 yaitu sebesar 100%, tetapi tahun 2015 hanya
dengan 1 indikator dan tahun 2016 dengan 2 indikator.
Tabel 3.66. Evaluasi Pencapaian Sasaran 52Terwujudnya Peningkatnya Zakat untuk kesejahteraan
masyarakat
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2016 Persentase 2015Target Realisasi %
1 Jumlah zakat Rp 10.254.650.059
11.858.066.734
115,63 86,132 Jumlah
infaq/shadaqoh Rp 1.946.573.357 1.574.599.568 80,9 86,13
Terlampauinya indikator 1 mengenai zakat dan meskipun
tidak tercapainya indikator 2 mengenai infaq/shadaqoh hal ini
disebabkan oleh peran Bupati Lombok Timur dalam rangka
meningkatkan zakat, infaq/shadaqoh dengan cara menghimbau
kepada semua pimpinan SKPD, desa dan kelurahan, toga dan
toma, atau seluruh elemen masyarakat membayar zakat.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Adapun sumber penerimaan zakat dan infaq/shadaqoh di
Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut :
1. PNSD sebesar 2,5 % dari gaji setiap bulannya;
2. Rekanan yang mendapat borongan/pekerjaan yang
bersumber dari APBD sebesar 2,5 % dari keuntungan;
Bahkan dalam Lomba Bintang Selaparang tingkat
desa/kelurahan salah satu komponen penilaian yang sangat
besar nilainya yaitu adanya BAZDA di masing-masing
desa/kelurahan atau partisipasi mayarakat dalam mebayar zakat,
infaq/shadaqoh.
Tabel 3.67. Evaluasi Pencapaian Sasaran 53Tersedianya Informasi Budaya dan Kearifan Lokal yang
akurat dan akuntabel
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah masyarakat yang sadar dan paham dalam upaya melestarikan budaya dan kearifan lokal melalui berbagai macam festival atau ritual adat
Orang 45.000 46.015 102,25 180,92
2 Jumlah kelompok seni dan budaya daerah yang sudah terbina
Kelompok 479 60 15,52 5,22
3 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara Orang 35.000 5.563 51,08 178,76
4 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
Orang 15.000 7.663 40,52 40,52
Terlampauinya target indikator 1 hal ini disebabkan karena
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
telah menyelenggarakan berbagai macam festival seni dan
budaya seperti Festival Kaliantan, Ritual Adat Rebo Buntung,
Festival Burdah, Berzanji, Nyani Solo, Peragaan Busana dan
Festival Perisean, dari berberapa festival yang di nahkodai
langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Lombok Timur ada beberapa festival yang dikolaborasikan
dengan agenda kegiatan tahunan Pemerintah Daerah yakni
Festival Muharram yang bertempat di Lapangan Nasional Selong.
dari semua kegiatan tersebut diatas dalam hal ini Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur telah
menetapkan target dalam rangka meningkatnya jumlah
kesadaran atau pemahaman masyarakat tentang kearifan lokal
dan budaya daerah ditargetkan sebanyak 45.000 Orang dan
telah tercapai sebanyak 46.015 Org atau 102,25 %.Grafik 3.14.
Jumlah Tingkat Kesadaran/Pemahaman MasyarakatTerhadap Budaya Daerah dan Kearifan Lokal
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
- 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000
18,000 25,000
35,000
14,255
45,230 46,015
TargetRealisasi
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Event/Festival Tahun2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Festival Kaliantan yang diaksanakan pada bulan Februari 2016
Festival Qasidah Tingkat Kabupaten dan Provinsi yang dilaksanakan Bulan April Tahun 2016
Mengikuti Pawai Bulan Budaya Lombok Sumbawa di Jalan Udayana- Karang Jangkong Mataram tanggal, 18 Agutstus 2016
Tidak tercapainya indikator 2 disebabkan karena jumlah
kelompok kesenian yang telah terinventarisasi pada tahun 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
sebanyak 479 dan telah terbina untuk tahun 2016 sebanyak 60
Kelompok, pembinaan tersebut dilakukan dengan menggunakan
dua metode yaitu penguatan menajemen kelompok dengan
system administrasi yang teratur, memberikan arahan agar
setiap kelompok kesenian memiliki legalitas sehingga
mempermudah pengevaluasian sekaligus pemberi bantuan.
Teknis yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Kabupaten
Lombok Timur dalam membina dan meningkatkan kreatifitas
kelompok kesenian yakni dengan cara melibatkan langsung
beberapa kelompok kesenian dalam event/festival yang
diselengarakan oleh Pemerintah baik yang sekala nasional
maupun inter nasional seperti seperti mengirim kelompok
kesenian untuk mengikitu parade budaya festival moyo di
Sumbawa besar di bulan September, parade budaya bulan
budaya Lombok Sumbawa di mataram pada bulan agustus dan
mengirim kontingen Lombok Timur mewakili NTB sebagai
bintang vokalis qasidah di Lampung pada bulan Desember.
Adapun bantuan yang diberikan kepada kelompok kesenian
berupa bantuan peratan dan perlengkapan kesenian melalui
dana bansos/hibah dimana anggaran tersebut terdapat pada
Dinas PPKA Kab. Lombok Timur dengan SK Penetapan Calon
Penerima Hibah/Bansos yang detetapkan oleh Bupati Lombok
Timur sebanyak 19 Kelompok dengan dasar peraturan Meteri
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Dalam Negeri Republik Indonsesia Nomor 14 Tahun 2016
perubahan kedua atas peraturan Menteri nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah yang
dievaluluasi melalui Tim dari Dinas selanjutnya di buatkan
rekomendasi dari Dinas untuk kelayakan kelompok kesenian
dalam menerima bansos/hibah.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 5,225,
sedangkan capaian tahun 2016 sebesar 15,52%, berarti ada
kenaikan 10,30% meskipun target tahun 2015 dan 2016 sama
yaitu 479 kelompok.
Grafik 3.15.Jumlah Kelompok Kesenian di Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2016
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
0100200300400500600 521 479 479
50 25 60Target Realisasi
Tidak tercapainya indikator 3 dan 4 disebabkan karena
seiring dengan gencarnya promosi potensi pariwisata dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
budaya baik didalam dan luar daerah, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata melalui bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
telah menetapkan indikator kinerja utama dengan menargetkan
sebanyak 35.000 Orang wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara sebanyak 15.000 Orang pada Tahun 2016. Setelah
melakukan berbagai macam strategi dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Lombok
Timur seperti, promosi keluar daerah, peningkatan kapasitas
SDM melalui pembinaan POKDARWIS, cetak CD profil, brosur,
leflet dan melaui media masa, sehingga tercapailah jumlah
kujungan wisatawan nusantara sebanyak 7.669 orang atau
((51,12%) dan jumlah kujungan wisatawan mancanegara
sebanyak 5.563 orang atau (15,89 %), sumber data yang kami
peroleh dari Hotel/Peginapan yang ada di Kabupaten Lombok
Timur dan rata-rata lama wisatawan menginap 2 s.d 3 hari,
mengingat semakin tingginya target yang detetapkan oleh
Permerintah Provinsi dimana masing-masing daerah jumlah
kunjungan wisata ditangetkan sebanyak 100.000 Orang
pertahun. Untuk tahun 2016 capain kinerja hanya bisa dicapai
sebanyak 13.226 Org atau setara dengan (13,22 %) dari target
yang telah ditetapkan. Mengingat minimnya capian kinerja
tahun 2016 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti belum
optimalnya pengelolaan destinasi yang ada, minimnya anggaran
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
untuk penataan kawasan wisata dan masih rendahnya
pemahaman masyarakat tentang pentingya pengelolaan
pariwisata.
Grafik 3.16.Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan
Wisatawan NusantaraDi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tabel 3.68. Evaluasi Pencapaian Sasaran 54Terwujudnya Peningkatan Pelestarian Situs-situs Budaya
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah situs benda cagar budaya bergerak
BCB 24 24 100 100
2 Jumlah situs benda cagar budaya tidak bergerak
BCB 89 40 44,94 44,94
3 Jumlah potensi obyek wisata yang unggul dan berdaya saing
Lokasi 79 4 5,06 12,06
4 Persentase peningkatan intensitas pelaku jasa usaha wisata
% 95 95 95 -
Tercapainya target indikator 1 sebesar 100% dan tidak
tercapainya indikator 2 sebesar 44,945 disebabkan karena Benda
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
- 10,000.00 20,000.00 30,000.00 40,000.00 50,000.00 60,000.00 70,000.00
30000 35000 3500043700
62569
76633123 6079
5563
Target WisnusRealisasi WisnusTarget wismanRealisasi Wisman
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Cagar Budaya Tidak bergerak tahun 2016 sebanyak 89 BCB yang
terpelihara sebanyak 40 BCB yang bersumber dari APBD dan 5
dari APBN sedangkan total yang dipelihara baik dana dari APBD
maupun APBN berjumlah 45 Bcb dengan memberikan insentif
kepada para juru pelihara yang sudah terdaftar dan
terinventarisasi oleh Kebudayaan dan Pariwatasata melalu
bidang teknis yakni bidang kebudayaan.
Grafik 3.17.Jumlah Benda Cagar Budaya Bergerak dan Budaya
Tidak Bergerak
Dokumentasi Monitoring Situs/Cagar Budaya Bergerak dan Tidak Bergerak yang ada di Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 20160
20
40
60
80
100
120
24 24 24
0 0 0
118
89 89
37 40 40
Target BCB BergerakRealisasi BCB BergerakTarget BCB Tdk BergerakRealisasi BCB Tdk Bergerak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tidak tercapainya target indikator 3 dan 4 disebabkan
karena pada tahun 2016 jumlah obyek wisata yang sudah
terinventarisasi sebanyak 79 lokasi yang ada di Kabupaten
Lombok Timur, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lombok Timur melalui bidang teknis yakni bidang
pengembangan obyek daya tarik wisata telah menargetkan 4
(empat) lokasi yang terdiri dari 13 paket pekerjaan, dimana
delapan lokasi tersbut telah tersebar di beberapa tempat
Kabupaten Lombok Timur dan telah terealisasi sebanyak 4
(empat) Lokasi dan 12 Paket atau (92,31%) seperti, pengadaan
perahu 2 unit yang diserahkan ke kelompok sadar wisata yang
berlokasi di jerowaru dan keruak, penatan jalan Lingkungan
Limbungan Timur dan Limbungan Barat, MCK Limbungan Timur
dan Limbungan Barat, Penataan Rumah Adat Limbungan Barat
dan Limbungan Timur, Pembuatan Rambu-Rambu Penunjuk Arah
Obyek Wisata, Pembuatan DED Joben, Pembuatan Panel dan
Pembangunan Gapura Desa Adat Limbungan. Ada beberapa
kendala nonteknis yang menyebabkan capain tidak mencapai
100 % yaitu keterlambatan penyelesaian fisik dan kekurangan
kelengkapan dokumen administrasi oleh pihak penyedia sehinga
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
ada dua paket pekerjaan masuk hutang jatuh tempo (HUJAT)
yang akan dibayar untuk tahun 2017. mengingat terbatasnya
aggaran yang di kelola untuk tahun 2016 dengan jumlah potensi
wisata yang ada sehingga memprotitaskan kepada panataan
obyek wisata dengan lokasi yang sangat terbatas, maka
tentunya harapan kami kedepan pengembangan pariwisata
menjadi pilot perojekt kedepan dan menjadi perhatian kita
bersama menjadakan Lombok Timur sebagai daerah tujun wisata
dan pembangunan ekonomi kratif yang berbasis wisata unggulan
untuk tahun selanjutnya.
Grafik 3.18.Julah Obyek Wisata yang Telah Mendapatkan Penambahan
Sarana dan Prasarana Sampai Dengan Tahun 2016
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016012345678
87
4
7 7
4TargetRealisasi
Dokumentasi Pengadaan Perahu penyebrangan wisata bahari yang diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata Ekas Buna Jerowaru dan
Kelompok Sadar Wisata Tanjung Luar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tabel 3.69. Evaluasi Pencapaian Sasaran 55Terwujudnya Penurunan Angka Konflik Antar Kelompok maupun
Golongan Masyarakat
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
Orang 289 289 100 92
2 Jumlah personil satuan keamanan di lingkungan masyarakat yang diberdayakan dari masyarakat
Orang 254 - - 100
Tercapainya indikator 1 disebabkan karena penyiapan
tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
sudah 100% dengan menyiapkan personil Pol PP sebanyak 289
personil. Dan anggaran tahun 2016 terealisasi sesuai dengan
anggaran yang dibutuhkan.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 92,00%
sedangkan capaian tahun 2016 sebesar 1005, berarti ada
kenaikan pencapaian sebesar 8%.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tidak terealisasinya kegiatan pada indikator 2 karena
pembentukan satuan keamanan lingkungan masyarakat (Linmas)
dengan menganggarkan di DPA Satpol PP tahun anggaran 2016
sebanyak 254 anggota Linmas tidak bisa dilaksanakan karena
pengukuhan anggota Linmas secara resmi ditiap kecamatan
masih belum ada dan pembinaan terhdap tenaga Linmas
desa/kelurahan juga belum bisa dilaksanakan dengan maksimal
karena belum ada alokasi anggaran untuk melakukan pembinaan
terhadap tenaga Linmas tersebut.
Jika dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 100%,
sedangkan capaian tahun 2016 kegiatan tidak dilaksanakan
karena anggaran tidak teralisasi.
Tabel 3.70. Evaluasi Pencapaian Sasaran 56Terwujudnya Penurunan Kasus Kriminalitas
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentase
2015Target Realisasi %
1 Jumlah kegiatan kerjasama pengembangan kemampuan Aparat Pol PP dengan TNI/POLRI dan Kejaksaan
Kegiatan 12 12 100 100
2 Pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan (Pengamanan/Pengawalan)
Patwal 2 3 150 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya indikator 1 disebabkan karena kerjasama
pengembangan kemampuan aparat Pol PP dengan TNI/polri dan
Kejaksaan. Dalam kegiatan tersebut yang dilaksanakan adalah
penegakkan peraturan daerah yaitu Operasi Iustisi dan Operasi
Masyarakat lainnya (Pekat). Tetapi tugas penegakkan pearturan
daerah ini belum bisa dilaksanakan secara maksimal sampai
kepada tingkat pengadilan, sehingga belum membuat pelanggar
perda menjadi jera. Yang baru dapat diakukan oleh Pol PP Lotim
adalah sebatas tindakan pencegahan dan penghentian kegiatan
pelanggaran Perda.
Capaian target tahun 2015 sama dengan capaian target
tahun 2016 yaitu sebesar 100%.
Terlampauinya target indikator 2 disebabkan karena
pengendalian keamanan dan kenyamanan
lingkungan/pengamanan/pengawalan kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Pada tahun 2015 indikator ini tidak
dilaksanakan.
Tabel 3.71. Evaluasi Pencapaian Sasaran 57Terwujudnya Penurunan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga
dan Diskriminasi Terhadap Perempuan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Persentase kasus KTPA/KDRT yang
% 335 225 67,16
65,97
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
difasilitasi
Tidak tercapainya indikator ini disebabkan karena
program/kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan akses
pelayanan ini adalah Program peningkatan kualitas hidup
perempuan dan perlindungan anak, dengan rincian sebagai
berikut :
1. Fasilitasi Upaya Perlindungan Perempuan dan anak terhadap
tindak Kekerasan melalui pengutan kelembagaan P2TP2A
Kegiatan :
Pertemuan rutin Tim P2TP2A Kabupaten Lombok Timur,
dalam rangka penguatan kapasitas dan bedah kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pertemuan rutin jejaring P2TP2A tingkat Kecamatan dan
Desa dalam rangka penguatan kapasitas dan sharing
informasi penanganan kasusterhadap perempuan dan anak.
Melakukan rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka
penguatan kapasitas dan sharing informasi penanganan
kasus terhadap perempuan dan anak.
Sosialisasi tentang Undang-Undang Perlindungan Anak dan
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Ruhah
Tangga.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Sosialisasi Perda Perlindungan Perempuan dan anak dan
Tindak Pidana Perdagangan orang.
Hasil kegiatan:
Bertambahnya pemahaman Tim P2TP2A Kabupaten Lombok
Timur, melalui penguatan kapasitas dan bedah kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Terbangunnya komitmen jejaring P2TP2A tingkat Kecamatan
dan Desa melalui penguatan kapasitas dan sharing
informasi penanganan kasus terhadap perempuan dan anak.
Terbangunya koordinasi lintas sektoral dalam rangka
penanganan kasus terhadap perempuan dan anak.
Bertambahnya pemahaman masyarakat di 10 Kecamatan
tentang Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-
undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Bertambahnya pemahaman masyarakat di 10 Kecamatan
Perlindungan Perempuan dan anak dan Tindak Pidana
Perdagangan orang.
Kegiatan 2 :
Penanganan kasus-kasus tindak pidana perdagangan
orang (TPPO) dan tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak, dengan kegiatan sebagai berikut :
Penerimaan pengaduan kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Melakukan konseling kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak untuk menggali informasi yang dialami.
Menerima pengaduan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak.
Melakukan pendampingan kasus bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
Melakukan rujukan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak, kepada pihak unit layanan lanjutan.
Melakukan ‘home visit’ bagi korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
Hasil Kegiatan :
Terlaksananya pengaduan kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
Berjalannya konseling kasus bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
Adanya pendampingan kasus bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
Adanya rujukan kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak, kepada pihak unit layanan lanjutan.
Melakukan ‘home visit’ bagi korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
1. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender
dalam pembangunan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tujuan program ini untuk meningkatkan peran serta dan
dukungan tokoh serta pemberdayaan lembaga institusi,
ormas wanita, LSM, media massa untuk perlindungan
perempuan dan anak. Adapun kegiatan yang terkait dengan
program ini, adalah sebagai berikut :
Kabupaten Layak Anak (KLA) dengan membentuk Forum
Anak Tingkat Kecamatan.
Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan melakukan
pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responshif
Gender (PPRG) bagi tenaga perencanaan di masing-masing
SKPD.
Melakukan pendampingan kepada tenaga perencanaan
dalam membuat draft analisis Perencanaan dan
Penganggaran Responshif Gender (PPRG).
Pertemuan Forum Anak Nasional dengan kegiatan
pertemuan berkala Tim Forum Anak Kabupaten Lombok
Timur.
Melakukan Pengiriman Duta Anak dalam rangka Temu
Anak Tingkat Nasional di Bogor.
Jambore Anak yang dilaksanakan di Sembalun Lawang,
Kec. Sembalun difasilitasi Oleh LPA Provinsi NTB.
Temu Anak Tingkat Provinsi NTB yang difasilitasi oleh
BP3AKB Provinsi NTB.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu (KSI) Tingkat
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hasil Kegiatan
Terbentuknya Forum Anak Tingkat Kecamatan, sebanyak
10 kelompok sebagai langkah awal pembentukan
Kabupaten Layak Anak.
Bertambahnya pemahaman 10 tenaga perencana di
masing-masing SKPD tentang Perencanaan dan
Penganggaran Responshif Gender (PPRG).
Bertambahnya pemahaman anggota Forum Anak
Kabupaten Lombok Timur tentang Perlindungan anak dan
kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Diikutinya Jambore Anak difasilitasi Oleh LPA Provinsi NTB.
Dihadirinya Temu Anak Tingkat Provinsi NTB yang
difasilitasi oleh BP3AKB Provinsi NTB.
Mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu (KSI) Tingkat
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Program yang telah dilaksanakan sampai dengan bulan
Desember 2016 berbagai macam sosialisasi kaitannya
dengan tindak kekerasan rumah tangga, tindak kekerasan
anak dan khusus masalah tenaga kerja bermasalah yang
wanita (TKW).Sehingga jumlah kasus yang telah
diselesaikan kaitannya dengan tindak kekerasan terhadap
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
perempuan dan anak sebanyak 225 kasus, yang terbanyak
kaitannya dengan kekerasan fisik 87 kasus.
Kasus kekerasan terhadap anak kerap kali terjadi dalam
berbagai bentuk perlakuan dan diskriminasi. Sebagai
gambaran umum tentang kekerasan yang terjadi terhadap
anak selama kurun waktu satu tahun mencapai 135 kasus
dimana korban laki-laki sebanyak 49 orang dan korban
perempuan 85 orang sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.72.Kasus Kekerasan Terhadap Anak
di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016
NO JENIS KASUS KEKERASAN JUMLAH KASUS
KORBAN KET.L P1 FISIK 35 15 202 PSIKIS 8 3 53 SEKSUAL 52 13 394 PENELANTARAN 6 4 25 PERDAGANGAN ORANG 0 0 06 EKSPLOITASI 3 1 27 LAINNYA 31 13 18
JUMLAH 135 49 86Sumber : Data P2TP2A tahun 2016Dari data tersebut diatas tercatat kasus yang paling
dominan berupa kekerasan seksual yang mencapai 52
kasus, bentuk kekerasan yang ke 2 adalah kekerasan fisik
sebanyak 35 kasus. Kasus kekerasan dengan pelecehan
seksual setiap tahunya masih saja terjadi di masyarakat
kita, sehingga pendidikan sex sejak dini terhadap keluarga
dan anak serta sosilisasi tentang Program Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (PKDRT) sangat penting dilakukan di tingkat
masyarakat sehingga masyarkat paham dan mengerti cara
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
penanggulanagnnya jika mereka mengalami kekerasan dan
kemana mereka harus melaporkannya. Peran orang tua
dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak sangat
dibutuhkan untuk menghadapi era informasi dan globalisasi.
Selanjutnya, dari data tersebut di atas tampak jelas bahwa
tindak kekerasan dimana kasus-kasus tersebut banyak yang
dialami oleh kaum perempuan.
Dari kasus tersebut, diperkirakan masih banyak kasus
yang belum dilaporkan, mengingat hal tersebut masih
dianggap suatu aib yang tidak layak diketahui oleh orang
lain. Pendekatan sosial dan pendekatan program melalui
tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga terkait sangat
diperlukan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap
anak dan perempuan. Berdasarkan tempat kejadian
kekerasan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.73.Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan berdasarkan
lokasi kejadian tahun 2016
NO JENIS KASUS KEKERASAN JUMLAHKASUS
1 RUMAH TANGGA 782 TEMPAT KERJA 0
3 LAINNYA 57JUMLAH 135
Sumber : Data P2TP2A tahun 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa
sebagian besar kejadian kasus kekerasan baik pada anak
maupun pada perempuan terjadi di dalam rumah tangga.
Kondisi ini sangat memprihatikan mengingat rumah
seharusnya merupakan tempat berlindung yang terbaik,
untuk itu ketahanan keluarga baik dari segi moral spritual
dan ekonomi sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu
tantangan bagi program yang ada di BPPKB dan harus
mendapatkan upaya penanganan yang serius dengan
melibatkan dinas instansi terkait dalam penanggulan
kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Tabel 3.74. Evaluasi Pencapaian Sasaran 58Terwujudnya Masyarakat yang Taat Hukum
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se 2015Target Realisasi %
1 Jumlah lokasi dan peserta sosialisasi Peraturan Daerah tahun 2017
Lokasi 6/400 Orang
6 Lokasi/
400 Orang
100 100
2 Jumlah Perda yang dipublikasikan melalui Media Elektronik, Audio, surat kabar
Raperda 5 5 100 -
3 Jumlah sasaran Kegiatan Penyuluhan Hukum
Lokasi dan
kelompok
Kadarkum
5 5 100 -
4 Jumlah perkara litigasi Pemerintah Daerah yang terfasilitasi penyelesaiannya di
Kasus Litigasi
dan Non Litigasi
5 5 100 -
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persenta
se 2015Target Realisasi %
Pengadilan5 Persentase
penerbitan KK % 100 95,33 95,33 -
6 Jumlah lama waktu pelayanan KK Hari 2 2 100 -
7 Persentase penerbitan kutipan akta kelahiran
% 30,91 39,36 127,34 135
8 Jumlah lama waktu pelayanan kutipan akta kelahiran
Hari 2 2 100 -
9 Persentase penduduk ber KTP per satuan penduduk
% 65 67,63 104,04 98
10 Jumlah lama waktu pelayanan KTP Hari 2 2 100 -
Tercapainya indikator 1, 2, 3, dan 4 disebabkan karena
didukung oleh anggaran yang terealisasi 100 % dan sumber daya
aparatur, serta sarana dan prasarana yang memadai dan adanya
kerjasama yang baik dengan semua SKPD/Lembaga lainnya serta
dukungan dari masyarakat sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak tercapainya target indikator 5 yaitu sebesar 95,335
disebabkan masih banyak anggota masyarakat yang masih
belum memisahkan Kartu KK karena perubahan status.
Tercapainya target indikator 6 disebabkan karena didukung
sarana dan prsarana yang memadai dan petugas/pegawai yang
cukup.
Terlampauinya target indikator 7 disebabkan karena
keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur 2016
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
sejumlah 1.282.201 jiwa yang memiliki akte kelahiran sejumlah
504.702 jiwa kalau dihitung dengan target 30,91% dan realisasi
sebesar 39,36% melebihi target yang telah ditentukan tahun
2016 yaitu 127,34%, hal ini sebabkan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil melakuan kegiatan keliling langsung kesetiap
kecamatan amupun ke setiap desa untuk mencari masyarakat
atau penduduk yang belum memiliki akta kelahiran.
Tercapainya target indikator 8 disebabkan karena didukung
juga oleh sarana dan prasarana yang memadai dan petugas
yang cukup.
Terlampauinya target indikator 9 disebabkan penduduk
Kabupaten Lombok Timur yang wajib KTP sejumlah 925.867 jiwa,
jumlah penduduk yang memiliki KTP di Kabupaten Lombok Timur
sejumlah 626.158 jiwa, dengan realisasi mencapai 67,63%
melebihi dari target yang telah ditentukan tahun 2016 yaitu
65%, hal ini disebabkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Lombok Timur melakukan perekaman keliling
kesetiap kecamatan maupun kesetiap desa yang mempunya
jumlah penduduk yang belum melakukan perkaman. Akan tetapi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih belum puas
dengan hasil yang telah didapatkan tahun 2016 di sebabkan
masih banyak masyarakat yang belum memiliki KTP dari data
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
yang ada sekitar 299.709 jiwa yang belum memiliki KTP kalau
dipersentasekan sekitar 32,37 % disebabkan sebagai berikut :
1. Belum adanya belangko KTP-Elektronik.
2. Kekurangan alat atau aparatur.
3. Kesadaran masyarakat.
Tercapainya target indikator 10 disebabkan karena
danggaran teralisasi 100%, tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai, dan sumber daya manusia yang baik.
Tabel 3.75. Evaluasi Pencapaian Sasaran 59Terwujudnya Peningkatan Nilai Kebangsaan
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah kegiatan Rakor dan Forum Pembauran Kebangsaan
Kegiatan 8 6 75 -
2 Jumlah kegiatan penyuluhan wawasan kebangsaan
Orang 150 150 100 -
3 Jumlah pelaksanaan pendidikan, kegiatan Paskibraka dan pengibaran bendera di Kab. Lotim
Orang 32 32 100 100
4 Jumlah pemilihan para Pemuda Pelopor yang memiliki skill dan jiwa kepeloporan
Bidang kepeloporan 15 15 100 100
Tidak terpenuhinya indikator 1 dan 2 dalam rangka
mewujudkan peningkatan nilai kebangsaan kepada masyarakat,
maka Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kabupaten Lombok Timur melakukan kegiatan Rakor dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
pertemuan Forum Pembauran Kebangsaan yang diadakan 8
(delapan) kali setiap tahunnya, sesuai anggaran yang ada.
Tidak terpenuhinya target indikator 1 disebabkan karena
pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 8 kali kegiatan dan
terealisasi sebanyak 6 kali kegiatan atau 75 %, jika
dibandingkan dengan tahun 2015 dari 10 kali kegiatan yang
ditargetkan hanya terealisasi sebanyak 6 kali kegiatan atau 60
%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan intensitas
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 15 %. Akan tetapi
untuk tahun 2016 bentuk kegiatannya hanya sebatas rapat
koordinasi, sehingga perlu diselenggarakan beberapa bentuk
kegiatan yang dapat menunjukkan secara nyata interaksi
terutama antara kelompok pemuda pelajar dari berbagai ras,
suku, agama, dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya
misalkan kegiatan kemah pembaruan.
Terpenuhinya target indikator 2 disebabkan untuk tahun
2016 ditargetkan sebanyak 150 orang dan terealisasi sebanyak
150 orang atau 100 %, jika dibandingkan dengna tahun 2015,
dari 200 orang penyuluhan wawasan kebangsaan atau 100 %,
hal ini menunjukkan adanya penurunan dari segi kuantitas
sebesar 25 % pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena
adanya penurunan alokasi anggaran pada tahun 2016.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tercapainya indikator 3 dan 4 disebabkan karena anggaran
yang teralisasi 100%, adanya kerjasama Bagian Kesra Setda Kab.
Lombok Timur dengan pihak-pihak terkait sehingga pelaksanaan
kegiatan
tersebut sesuai target, serta didukung oleh sumber daya
pelatih/pendamping yang profesional.
Tabel 3.76. Evaluasi Pencapaian Sasaran 60Terwujudnya Pengurangan Intensitas Konflik Inter dan Antar Umat
Beragama
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
1 Jumlah kegiatan penyuluhan Dikpolmas
Orang 160 160 100 -
2 Jumlah kegiatan Rakor/pertemuan Komunitas Intelijen Daerah
Orang 10 10 100 -
3 Jumlah terjalinnya koordinasi Timdu PKS Tk. Kabupaten dan Kecamatan
Kegiatan 4 4 100 -
4 Jumlah kegiatan Rakor/pertemuan kewaspadaan
Kegiatan 10 10 100 80
5 Jumlah kegiatan monitoring wilayah Kec 20 20 100 100
6 Jumlah kegiatan Rakor/pertemuan fasilitasi penyelesaian konflik sosial di masyarakat
Kegiatan 10 9 90 80
7 Jumlah kegiatan monitoring wilayah Orang 31 31 100 100
8 Jumlah kegiatan penyuluhan
Kegiatan
2 2 100 100
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2016 Persentas
e 2015Target Realisasi %
pendidikan bagi Ormas
Tercapainya target indikator 1 disebabkan karena kegiatan
pembinaan politik bagi masyarakat telah berjalan, namun dapat
dikatakan masih jauh dari harapan bilamana dibandingkan
dengan besarnya jumlah pemilih yang ada di Kabupaten Lombok
Timur. Hal ini disebabkan karena minimnya alokasi anggaran
yang tersedia. Sehingga perlu menjadi atensi terutama pada
tahun pelaksanaan Pemilihan Umum baik Pemilihan Umum
Kepala Daerah, Legislatif maupun Presiden.
Tercapainya target indikator 2 disebabkan karena telah
terjalinnya koordinasi yang baik antara Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri dengan instansi terkait terutama dalam
hal proteksi dini berbagai potensi yang dapat mengganggu
keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat.
Tercapainya target indikator 3 disebabkan karena
terlaksananya rapat koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik
Sosial dengan seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan
Kecamatan. Dalam rakor ini diharapkan seluruh peserta
menyampaikan pemaparan tentang laporan situasi masing-
masing wilayah seingga dapat terhimpun Laporan Situasi
Daerah.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tidak tercapainya target indikator 4 disebabkan karena
kegiatan rapat koordinasi yang terealisasi sebanyak 9 kali atau
90 %, bila dibandingkan dengan tahun 2015 yang targetnya
sebanyak 10 kali kagiatan rapat koordinasi dan terealisasi
sebanyak 8 kali atau 80 %.
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dibentuk sebagai
upaya cehag dinim deteksi dini berbagai permasalahan yang
dapat mengganggu stabilitas keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat. Dalam forum ini dapat diperoleh
informasi tentang adanya potensi ataupun ancaman gangguan
sehingga dapat segera diredam, dan bilamana telah terjadi maka
sedapat mungkin diminimalisir dampak yang ditimbulkan. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi-fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri telah berjalan dengan baik.
Tercapainya target indikator 5 dan 7 disebabkan karena
pengumpulan informasi terkait adanya potensi gangguan
ataupun gangguan yang telah terjadi dapat dicegah secara
cepat. Hal ini tidak terlepas dari peran dan sistem rekrutmen
personil Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dengan
memperhatikan pembagian wilayah (sebaran domisili anggota).
Untuk masa yang akan datang, hal yang perlu menjadi atensi
adalah pembentukan FKDM sampai pada tingkat Kecamatan,
sehingga dapat terdeteksi seluruh potensi gangguan yang ada di
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
daerah. Sedangkan, kendala yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah kurangnya personil dengan wilayah luas dan
sarana pendukung (kendaraan dinas), sehingga diperlukan
tambahan personil dan sarana pendukung kegiatan. Jumlah
realisasi pada tahun 2016 sebesar 100 % sama dengan realisasi
pada tahun 2015.
Tidak tercapainya target indikator 6 dari kegiatan koordinasi
sebanyak 10 kali kegiatan dengan realisasi sebanyak 9 kali
kegiatan atau 90 %, jika dibandingkan dengan tahun 2015 dari
target sebanyak 10 kali kegiatan hanya terealisasi sebanyak 6
kali kegiatan atau 60 %. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 30 % pada tahun 2016. Artinya, peran
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten
Lombok Timur adalah sebagai fasilitator dalam rangka
penyelesaian konflik sosial yang terjadi telah berjalan dengan
baik, namun tidak semua permasalahan ataupun konflik yang
terjadi harus difasilitasi, karena setiap permasalahan semestinya
dapat terealisasikan mulai dari tataran bawah, seperti
penyelesaian secara kekeluargaan, penyelesaian pada tingkat
desa dan kecamatan.
Tercapainya target indikator 8 pada tahun 2016 disebabkan
karena adanya konsistensi Pemerintah Daerah dalam melakukan
pembinaan bagi organisasi sosial kemasyarakatan. Namun
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dengan jumlah Ormas yang setiap tahun meningkat maka
intensitas maupun kuantitas penyuluhan bagi Ormas semestinya
ditingkatkan, dan kendala yang terjadi adalah minimnya dana
tersedia. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang ditargetkan
2 kali kegiatan dan terealisasi sebanyak 2 kali kegiatan atau 100
%.
3.4.Akuntabilitas Keuangan
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang secara teknis mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD
merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam
masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri atas Pendapatan
Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah.
Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan
Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
2) Dana Perimbangan, terdiri dari bagi hasil Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), bagi hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), bagi hasil Pajak Penghasilan Pasal
25/29 dan Pasal 21, bagi hasil Sumber Daya Alam (SDA),
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ;
3) Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, terdiri
dari Hibah, Dana Darurat, dana bagi hasil pajak dari
Pemerintah Kabupaten/Kota, Dana Penyesuaian, Dana
Alternatif Khusus dan Dana tunjangan pendidikan, serta
Dana Bantuan Keuangan. Untuk Pembiayaan Daerah
bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA),
Pinjaman Daerah dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan.
Kabupaten Lombok Timur dengan mengacu pada
skema anggaran berbasis kinerja, terus berupaya
menuangkan seluruh aspirasi masyarakat guna mewujudkan
Visi dan Misi Pemerintah Daerah dalam rangka mencapai
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur
seutuhnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2016 yang
berorientasi pada pendekatan penganggaran dengan
mengutamakan keluaran atau hasil dari program dan
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
kegiatan yang akan dan telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur, menitikberatkan efisiensi, efektivitas, tepat waktu
pelaksanaan dan penggunaannya serta dapat
dipertanggungjawabkan di dalam pengelolaannya.
Kebijakan anggaran tahun 2016 untuk pendapatan
daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai
penerimaan Kabupaten Lombok Timur sesuai urusannya,
diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah
dari sektor Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana
Perimbangan, serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah,
yaitu :
1. Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional
pemungutan pendapatan daerah;
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui kegiatan yang
bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi;
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang
Pendapatan Daerah;
4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam
upaya peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap
Pendapatan Daerah;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
5. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat
sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam membayar Retribusi Daerah;
6. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.
Adapun kebijakan pendapatan daerah untuk
meningkatkan Dana Perimbangan sebagai upaya
peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut
:
1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan Pajak;
2. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai
dasar perhitungan pembagian dalam dana
perimbangan;
3. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.
Berikut Ringkasan Laporan Pertanggungjawaban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun Anggaran 2016 setelah direview oleh
Inspektorat Kabupaten Lombok Timur dan disampaikan
kepada Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Provinsi
NTB sebagai berikut :
Tabel 3.77.Realisasi Penerimaan APBD Kabupaten Lombok Timur
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Tahun Anggaran 2016
NOMOR REKENIN
GINDIKATOR SASARAN
TAHUN 2016
TARGET ( Rp. ) REALISASI ( Rp. ) %
1 2 3 4 54. PENDAPATAN DAERAH 2
.434.705.776.717,00
2.200.567.446.528,58
90,38
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 253.015.629.929,00
232.204.930.829,58
91,77
4.1.1 Hasil Pajak Daerah 45.804.857.310,00
48.151.347.661,96 105,12
4.1.1.014.1.1.024.1.1.034.1.1.044.1.1.054.1.1.084.1.1.094.1.1.114.1.1.124.1.1.13
Pajak HotelPajak RestoranPajak HiburanPajak ReklamePajak Penerangan JalanPajak Air Bawah TanahPajak Sarang Burung WaletPajak Mineral Bukan Logam dan BatuanPajak Bumi dan Bangunan Perdesaan & PerkotaanBea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
852.059.365,002.501.339.600,00
43.960.000,001.211.805.000,00
16.762.900.500,0082.455.735,001.000.000,00
7.679.973.755,0012.085.708.825,004.583.654.530,00
854.984.727,002.750.944.650,96
41.495.585,001.790.420.957,00
16.784.958.840,0011.441.550,001.000.000,00
14.282.529.446,007.932.115.424,003.701.456.482,00
100,34109,9894,39
147,75100,1313,88
100,00185,9765,6380,75
4.1.2 Hasil Retribusi Daerah 52.557.750.562,00
32.033.635.656,44 60,95
4.1.2.01 Retribusi Jasa Umum 39.953.733.562,00
24.274.730.922,00 60,76
4.1.2.01.014.1.2.01.024.1.2.01.054.1.2.01.06
Retribusi Pelayanan KesehatanRetribusi Pelayanan Persampahan/KebersihanRetribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umumRetribusi Pelayanan Pasar
25.510.956.000,00455.988.000,00145.000.000,00
10.561.000.000,00
12.783.391.999,00560.856.500,00101.395.900,00
8.804.622.210,00
50,11123,0069,9383,37
1 2 3 4 54.1.2.01.074.1.2.02.424.1.2.02.11
4.1.2.02.13
Retribusi Pengujian Kendaraan BermotorRetribusi Pelayanan PendidikanRetribusi Penyedotan Penyediaan dan/atau Penyedotan KakusRetribusi Pengendalian Menara Telomunikasi
490.000.000,00315.000.000,0075.000.000,00
2.400.789562,00
461.876.400,00241.000.000,0070.760.000,00
1.250.827.913,44
94,2676,5147,96
52,10
4.1.2.02 Retribusi Jasa Usaha 7.495.593.000,00 4.375.135.034,00 58,37
4.1.2.02.014.1.2.02.034.1.2.02.044.1.2.02.054.1.2.02.084.1.2.02.09
Retribusi pemakaian kekayaan daerahRetribusi Tempat PelelanganRetribusi TerminalRetribusi Tempat Khusus ParkirRetribusi Rumah Potong HewanRetribusi Pelayanan Kepelabuhan
4.736.446.000,00322.653.000,00
515.000.000,00349.344.000,00297.000.000,00
3.031.575.530,0070.473.000,001.250.900,00
236.668.000,00194.176.000,00290.541.604,00
64,0129,8779,9736,5455,5857,27
4.1.2.02.104.1.2.02.13
Retribusi Tempat Rekreasi dan OlahragaRetribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
906.000.000,00369.150.000,00
355.000.000,00195.450.000,00
101,6431,17
4.1.2.03 Retribusi Perijinan Tertentu 5.108.424.387,00 3.383.769.700,00 68,81
4.1.2.03.014.1.2.03.034.1.2.03.0
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (BPPT) Retribusi Izin Gangguan/ Keramaian (BPPT)Retribusi Izin Trayek (BPPT)Retribusi Izin Usaha Perikanan (BPPT)
3.436.759.300,001.533.479.700,00
51.020.000,0087.165.000,00
1.922.079.450,001.332.615.750,00
73.715.000,0055.359.500,00
55,9386,90
144,4863,51
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
44.1.2.03.05
4.1.3 Hasil Penge. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 14.110733.891,00
19.614.770.095,00 139,01
4.1.3.01
4.1.3.01.014.1.3.01.024.1.3.01.034.1.3.01.044.1.3.01.054.1.3.01.06
Bag. Laba atas Penyert. ModaI pada perusahaanDaerah/BUMDDeviden saham Pemda pada PT. Bank NTB Deviden saham Pemda PT. Selaparang FinansialPembagian Laba pada PD. BPR-LKPPembagian Laba dari PD. Selaparang AgroPembagian Laba pada PDAMPembagian laba dari PT. Selaparang Energi
14.110733.891,00
6.612.733.891,005.100.000.000,001.200.000.000,00
500.000.000,00398.000.000,00300.000.000,00
19.614.770.095,00
13.225.467.782,004.365.079.250,001.389.988.643,00
305.000.000,00329.234.420
-
139,01
200,0085,59
115,8361,0082,72
-
4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 140.542.288.166,00
132.405.177.416,18
94,21
4.1.4.01 Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan 653.930.450,00 218.322.110,00 33,39
4.1.4.024.1.4.044.1.4.06
4.1.4.154.1.4.164.1.4.17
Penerimaan Jasa GiroTuntutan Ganti Kerugian Daerah ( TGR )Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan PekerjaanPendapatan Dari Sumbangan Pihak KetigaPendapatan Badan Layanan Umum DaerahLain-lain PAD yang sah lainnya
6.550.155.600,004.825.675.500,00
85.225.300,00
2.424.029.500,0055.000.000.000,001.877.000.000,00
3.938.331.902,00988.161.773,54,10
62.265.659,00
1.000.429.765,0052.040.792.906,19
1.848817237,00
60,1320,4873,06
41,2794,6298,50
4.1.4.214.1.4.24
Pendapatan dana Kapitasi JKNLain-lain penerimaan
53.613.129.716,006.263.142.100,00
51.100.199.750,009.526.849.051,00
95,31152,11
1 2 3 4 54.2 BAGIAN DANA PERIMBANGAN 1.944.920.467.77
3,001.749.586.151.43
8,0089,96
4.2.14.2.1.014.2.1.02
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan PajakBagi hasil pajak Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumberdaya Alam
118.820.963.773,00
68.895246.000,0049.925.717.773,00
121.039.826186,0074.563.241.290,0046.476.584.896,00
101,87108,2393,09
4.2.24.2.2.014.2.34.2.3.01
Dana Alokasi UmumDana Alokasi UmumDana Alokasi KhususDana Alokasi Khusus
1.162.763.206.000,00
1.162.763.206.000,00
663.336.298.000,00
663.336.298.000,00
1.162.763.206.000,00
1.162.763.206.000,00465.783.119.25
2,00465.783.119.252,00
100,00100,0070,22
100,00
4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 236.769.679.015,00
218.776.364.261,00
315,66
4.3.1 Pendapatan Hibah 9.038.693.450,00 6.215.131.150,00 68,76
4.3.1.014.3.3
4.3.3.01
Pendapatan Hibah Dari Pemerintah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah LainnyaDana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
9.038.693.450,0062.661.810.26
7,00
62.661.810.267,00
6.215.131.150,0047.797.057.813,00
47.797.057.813,00
68,7676,28
76,28
4.3.44.3.4.014.3.5
4.3.5.01
Dana Penyesuaian dan Otonomi KhususDana Peneyesuaian Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan dari Provinsi NTB
164.030.934.210,00
164.030.934.210,00
1.038.241.088,00
1.038.241.088,00
164.030.934.210,00
164.030.934.210,00733.241.088,00
733.241.088,00
100,00100,0070,62
70,62
JUMLAH PENDAPATAN ( I ) 2.434.705.776.717,00
2.200.567.446.528,58
90,38
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH ( II ) 109483.394.865,00
90.146.547.053,78 82,34
JUMLAH PENDAPATAN ( I + II ) 2.544.189.171.582,00
2.290.713.993.582,36
90,04
Sumber : Dinas PPKA Kab. Lombok Timur
PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Intensifikasi diarahkan untuk meningkatkan pendapatan melalui
upaya penarikan pajak, retribusi dan sumber lainnya yang sah
menurut perundangan berlaku yang telah jelas obyek dan
subyeknya, upaya ini dilaksanakan melalui koordinasi unit
tekhnis dinas secara berkesinambungan. Sedangkan
ekstensifikasi diarahkan pada penggalian potensi pedapatan
yang baru melalui pendalaman potensi pajak serta perluasan
cakupan obyek dan subyek pajak. Dalam pasal 157 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
serta pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, pendapatan daerah dijabarkan dalam
point-point sebagai berikut :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu :
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
(1) Hasil Pajak Daerah
(2) Hasil Retribusi Daerah
(3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
(4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
b. Dana Perimbangan yaitu :
(1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
(2) Dana Alokasi Umum (DAU)
(3) Dana Alokasi Khusus (DAK)
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah yaitu :
(1) Hibah
(2) Dana Darurat
(3) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah
Pelaksanaan pemungutan pendapatan asli daerah
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur
yaitu :
1) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 10 Tahun
2010 tentang Pajak Daerah;
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
2) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 11 Tahun
2010 tentang Retribusi Golongan Jasa Umum;
3) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 12 Tahun
2010 tentang Retribusi Golongan Jasa Usaha; dan
4) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 13 Tahun
2010 tentang Retribusi Golongan Perizinan Tertentu.
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka mengintensifkan penerimaan daerah di Kabupaten
LombokTimur, sebagai berikut:
1) Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui Media
Cetak dan Media Elektronik;
2) Menggali potensi potensi yang ada dan mewujudkan
Peraturan Perundang-undangan serta kebijakan Teknis di
bidang Pendapatan Asli Daerah sebagai Dasar Hukum
pemungutan;
3) Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur dibidang
pendapatan melalui bintek secara bertahap;
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib
pajak dan wajib retribusi;
5) Menyiapkan/membangun/mengadakan sarana pendukung
serta melakukan penggantian terhadap sarana prasarana
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
yang melampaui umur teknis dan ekonomis secara bertahap
sesuai dengan anggaran; dan
6) Mengadakan penagihan terhadap penunggak pajak dengan
melakukan penertiban obyek pajak dan obyek retribusi serta
mengadakan penagihan langsung kepada subyek pajak dan
subyek retribusi.
Target dan Realisasi Pendapatan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur
Nomor 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2016, Pendapatan Daerah ditetapkan
Rp. 2.200.567.446.528,58 dan realisasi anggarannya mencapai
Rp. 2.343.705.776.717,00 atau 90,38%. Secara kelompok
pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendapatan Asli Daerah direncanakan Rp.
100.195.196.151,00 realisasinya mencapai sebesar Rp.
104.538.820.754,54 atau 104,34 %. Komponen Pendapatan
Asli Daerah yang terdiri dari :
a. Pajak Daerah yang direncanakan Rp. 45.804.857.310,00
realisasinya sebesar Rp. 48.151.347.661,96 atau 105,12
%.
b. Retribusi Daerah direncanakan Rp. 12.659.876.000,00
realisasi sebesar Rp. 10.366.665.240,00 atau 81,89 %.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
direncanakan Rp. 14.110.733.891,00 dan realisasinya
mencapai Rp. 19.614.770.095,00 atau 139,01 %.
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah direncanakan
Rp. 27.619.728.950,00 realisasinya sebesar Rp.
26.406.037.757,99 atau 95,61 %.
2) Dana Perimbangan direncanakan Rp. 1.944.920.467.77300
dan realisasinya mencapai Rp. 1.749.586.151.438,00 atau
89,96 % terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
direncanakan sebesar Rp. 118.820.963.773,00
realisasinya sebesar Rp. 121.039.826.186,00 atau 101,87
%.
b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam direncanakan sebesar
Rp. 18.999.727.880,00 realisasinya sebesar Rp.
5.953.631.906,00 atau 31,34 %.
c. Dana Alokasi Umum direncanakan sebesar Rp.
1.162.763.206.000,00 realisasi sama seperti yang
direncanakan atau 100 %.
3) Dana Alokasi Khusus direncanakan sebesar Rp.
663.336.298.000,00 realisasinya sebesar Rp.
465.783.119.252,00 atau 70,22%.
4) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah direncanakan sebesar
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Rp. 236.769.679.015,00 dan realisasinya mencapai sebesar
Rp. 218.776.364.261,00 atau 315,66 % terdiri dari :
a. Dana Pendapatan Hibah Dari Pemerintah direncanakan
sebesar Rp. 9.038.693.450,00 terealisasi sebesar Rp.
6.215.131.150,00 atau 68,76 %.
b. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi direncanakan sebesar
Rp. 62.661.810.267,00 terealisasi sebesar Rp.
47.797.057.813,00 atau 76,28 %.
c. Dana Penyesuaian direncanakan sebesar Rp.
164.030.934.210,00 realisasi sama seperti yang
direncanakan atau 100 %.
PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah disusun
berdasarkan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem anggaran
yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja dari
perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan. Oleh karena itu
APBD disusun berdasarkan pada sasaran tertentu yang hendak
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
dicapai dalam satu tahun anggaran. Pengendalian belanja
daerah dilaksanakan dalam rangka mencapai 3 target yaitu :
(1) Alokasi belanja yang tepat sasaran.
(2) Alokasi belanja yang berkeadilan sosial.
(3) Efisiensi pengadaan barang dan jasa.
Pencapaian ketiga target tersebut diatas dilakukan melalui
mekanisme :
(1) Penetapan kebijakan belanja yang ekonomis, efisien, dan
efektif;
(2) Perencanaan dan alokasi anggaran yang tepat sasaran dan
adil;
(3) Pelaksanaan anggaran yang transparan dan akuntabel.
Guna mendukung Kebijakan Umum APBD, maka alokasi
anggaran untuk pengeluaran pembangunan diarahkan pada
kegiatan-kegiatan yang mendesak dan bersifat pelayanan publik
seperti penyediaan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat
dibidang pendidikan dan kesehatan, penanggulangan penduduk
miskin dan menjamin ketahanan pangan, pelestarian budaya dan
lingkungan hidup serta peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia.
Pada dasarnya perencanaan anggaran belanja daerah,
diprioritaskan untuk memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk
pelayanan dasar dibidang pendidikan, kesehatan dan fasilitas
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
sosial, serta fasilitas umum yang layak, berdasarkan standar
analisa belanja, standar harga dan tolok ukur kinerja. Oleh
karena itu alokasi anggaran belanja daerah pada setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah, harus diikuti dengan peningkatan
kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Target dan Realisasi Belanja dan Transfer
Pada Perubahan APBD tahun 2015, Belanja Daerah
direncanakan sebesar Rp. 1.807.801.103.405,00 dan realisasinya
mencapai sebesar Rp. 1.624.283.486.025,19 atau 89.85 %
Secara rinci Belanja Daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung.
1) Belanja Tidak Langsung direncanakan Rp. 400.632.656.907,00
dan realisasinya tercapai Rp. 385.209.222.135.135,67 atau
96.41 % yang menurut jenis belanja dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Belanja Pegawai direncanakan Rp. 30.881.076.310,00
realisasi mencapai sebesar Rp. 29.031.694.352,00 atau
94,01%.
b) Belanja Bunga direncanakan Rp. 1.000.000.000,00
realisasi mencapai sebesar Rp. 994.598.030,67 atau
99,45%.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
c) Belanja Hibah direncanakan sebesar Rp.
39.389.800.000,00 realisasi mencapai sebesar Rp.
20.819.299.225,00 atau 52,85%.
d) Belanja Bantuan Sosial direncanakan Rp.
22.353.341.000,00 realisasi mencapai Rp.
4.169.011.859,00 atau 18,65%.
e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai
Politik direncanakan Rp. 294.672.178.810,00 realisasi
mencapai Rp. 291.335.372.940,00 atau 98,9%.
f) Belanja Tak Terduga direncanakan Rp. 2.500.000.000,00
dan realisasinya tercapai Rp. 2.278.136.418,00 atau
91,12%.
2) Belanja Langsung direncanakan Rp. 29.104.981.054,00 dan
realisasinya tercapai Rp. 26.518.110.450,00 atau 84,27 %
yang arahannya meliputi :
a) Belanja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
direncanakan Rp. 18.165.428.038,00 realisasi sebesar Rp.
17.135.394.775,00 atau 48,29 %.
b) Belanja Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur direncanakan Rp. 524.933.000,00 realisasi Rp.
408.889.156,00 atau 77,89 %.
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Lombok Timur Tahun 2016
c) Belanja Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem
Pelaporan Kinerja dan Keuangan direncanakan Rp.
944.988.500,00 dan realisasinya Rp. 680.151.100,00 atau
71,97 %.
d) Belanja Program Manajemen Pengelolaan Asset/Barang
Daerah direncanakan Rp. 606.564.500,00 dan realisasinya
Rp. 454.646.475,00 atau 74,95%.
e) Belanja Program Penataan Penguasaan Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah direncanakan Rp.
199.108.000,00 dan realisasinya Rp. 139.793.660,00 atau
70,21%.
f) Belanja Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah direncanakan Rp.
5.984.820.016,00 dan realisasinya Rp. 5.145.355.635,00
atau 85,97%.
g) Belanja Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
direncanakan Rp. 45.065.000,00 dan realisasinya Rp.
37.913.000.000,00 atau 84,13%.
h) Belanja Program Peningkatan Pengembangan Perdagangan
Dalam Negeri direncanakan Rp. 2.651.000.000,00 dan
realisasinya Rp. 2.525.757.149,00 atau 95,28%.