75

vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat
Page 2: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :

Wahai Orang Yang Beriman, Bersabarlah Kamu Dan Kuatkanlah Kesebaranmu Dan Tetaplah Bersiap Siaga (Diperbatasan Negeri Mu) dan

Bertawakalah Kepada Allah Agar Kamu Orang Beruntung (Q.S Ali-Imran: 200)

Tetap Semangat Dan Jangan Mudah Menyerah Ataupu Putus Asa Walaupun Rintangan Silih Berganti. Karena Kita Di Ciptakan Sebagai

Khalifa Bukan Sebagai Penakut. Serahkanlah Semuanya Pada Allah Swt. (Vivin U. Kaharu)

PERSEMBAHAN :

Skripsi Ini Kupersembahan Kepada Kedua Orang Tuaku Tercinta Usman Kaharu dan Mince Hakim Mereka Adalah Malaikat Tanpa Sayapku Yang

Takkan Tergantikan.Termakasih Karena Sudah Mendidiku Dari Kecil Hingga Dewasa, Merawatku Dengan Sepenuh Hati,serta Berkerja Keras Tanpa Mengenal Siang, Malam,Terik Mentari, Bahkan Hujan Itu Semua Demi

Keluarga Dan Biaya Pendidikanku. Semogah Tetesan Keringat Pengorban “Papa & Mama” Selama Ini, Dapat Terbalaskan Dengan Gelar

Sarjanahku,dan Semogah Allah Swt Membalasnya Dengan Pahala Yang Berlimpah. AMIN.

Serta kedua kakaku Sartin Kaharu dan Rois Kaharu,Saudara Iparku Hasan Kalapati dan Mertin Hamza, dan juga Keponakanku Jian Kalapati,Ayumi Kaharu, Alif Kaharu.dan Seluruh Keluaga KAHARU-HAKIM yang telah

banyak membantu dan memotivasi dalam Penyelesaian Skripsi ini. Teristimewa Kepada Almamaterku IAIN Sultan Amai Gorontalo Sebagai

Tempat Penulis Menimbah Ilmu Pengetahuan

Page 3: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya. Dan juga berkat petunjuk dan pertolongan-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo”.Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan pada Baginda Nabi Muhammad Saw. Semoga curahan rahmatnya sampai kepada keluarga, sahabat serta pengikut beliau sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa sesungguhnya dalam penyusunan skripsi ini, banyak mengalami kesulitan serta tantangan. Namun, berkat petunjuk dari Allah SWT melalui pencerahan pemikiran, dan juga kegigihan serta ketekunan penulis. Sehingga penyusunan skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,tidak ada kata yang paling indah diucapkan selain rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Usman Kaharu dan Ibu Mince Hakim mereka adalah dua sosok yang takkan pernah tergantikan karena berkat mereka akhirnya penulis dapat menyelesaikan study S1.

2. Dr. Lahaji, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Dr. Sofyan Kau, M.Ag., Dr. Ahmad Faisal. M.Ag. dan Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd, masing-masing Wakil Rektor I,II dan III.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Drs. Muh.Hasbih, M.Pd, Dr. Lamsike Pateda, M.Pd, Dr. H. Arten Mobonggi,M.Pd. selaku wakil dekan I,II dan III.

4. Dr. Razak H. Umar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Yang selalu mendorong penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan.

5. Dr. H. Said Subhan Posangi M.Pd.I dan Dr. Razak H. Umar, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada Kepala Perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo bapak Drs. H. M. Ramound Manahung, M.Sos.I. beserta seluruh staf yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus ini.

Page 4: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

ix

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

8. Bapak Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo, yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

9. Bapak dan Ibu Guru, Siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo, yang turut memberikan informasi yang dapat membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

10. Saudara-saudaraku yang tercinta Sartin Kaharu dan Royis Kaharu. Saudara Iparku Hasan Kalapati dan Mertin Hamzah.Ponakanku ”Jian, Ayumi dan Alif”. Dan seluruh keluarga besar Kaharu dan Hakim yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Senantiasa membantu serta memberikan dorongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi.

11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas D angkatan 2015 yang tidak bisa disebut satu persatu senantiasa memberi motivasi selama bersama-sama menempuh studi.

12. Kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk semua partisipasinya.

Semoga bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan berbagai pihak akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT, dan semoga senantiasa di limpahkan rahmat taufik dan hidayah- Nya kepada kita sekalian. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin..

Gorontalo, 09 Agustus 2019 Penulis

Vivin U. Kaharu 151012018

DAFTAR ISI

Page 5: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

x

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................. vi DAFTAR ISI .............................................................................................. vii DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1-8 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 5 D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional ................................... 6 E. Kajian Pustaka .............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 9-35 A. Peran Guru

1. Pengertian Guru ....................................................................... 9 2. Peran Guru ............................................................................ 11 3. Tugas Guru ............................................................................ 16 4. Tanggung Jawab Guru ........................................................... 17 5. Persyaratan Guru ................................................................... 17

B. Pembentukan Akhlak Terpuji 1. Pengertian Pembentukan Akhlak ........................................... 21

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak .......................... 22 b. Metode mengajar akhlak ................................................... 23 c. Media pembelajaran akhlak ............................................... 25 d. Tujuan pengajaran akhlak ................................................. 26 e. Macam-macam akhlak ....................................................... 27

2. Akhlak terpuji (Mahmuda) 1. Definisi akhlak terpuji ......................................................... 27 2. Macam-macam akhlak terpuji ............................................. 28 3. Induk-induk akhlak terpuji ................................................... 34 4. Membiasakan akhlak terpuji ............................................... 35 5. Menghindari perilaku tercela .............................................. 35

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN .................................................. 36-41 A. Jenis dan Pendekatan Pendekatan ............................................ 36 B. Kehadiran Penelitian ................................................................... 37 C. Lokasi Penelitian ........................................................................ 37 D. Sumber Data .............................................................................. 38 E. Subyek dan Objek Penelitian ...................................................... 38

Page 6: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

xi

F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 38 G. Teknik Analisis Data ................................................................... 40 H. Pengecekan Keabsahan Data .................................................... 41

BAB 1V HASIL PENELITIAN ............................................................. 42-60 A. Gambaran Umum lokasi penelitian ............................................. 42 B. Peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan

akhlak terpuji siswa ..................................................................... 49 C. Perilaku siswa di Madrasah aliah negeri 2 kabupaten gorontalo . 57 D. Hambatan yang dihadapi oleh guru akidah akhlak

Serta solusi terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di madrasah aliyah negeri 2 kabupaten gorontalo .......................... 60

BAB V PENUTUP ............................................................................... 63-62 A. Kesimpulan ................................................................................. 63 B. Saran .......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 64-65 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Page 7: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

xii

Tabel 1 Daftar Nama-nama Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Dari Tahun 1971-2019

Tabel II Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Negeri 2

Kabupaten Gorontalo

Tabel III Keadaan Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Menurut Latar Belakang Pendidik

Tabel IV Keadaan Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Menurut Mata Pelajaran

Tabel V Perkembangan Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Menurut Mata Pelajaran 7 Tahun Terakhir

DAFTAR LAMPIRAN

Page 8: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

xiii

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Daftar Informan

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4 Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Page 9: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang sempurna dan mulia, letak kesempurnaan serta kemuliaannya yaitu terletak pada akhlaknya. Tiap perbuatan manusia memilki harkat. Tak sama halnya dengan perilaku binatang. Sebab manusia merupakan hamba Allah yang bermoral. Apa bila perbuatannya baik maka dia sudah bisa menjaga harga diri serta derajatnya untuk menjadi individu yang utuh beserta martabatnya. Jika kebalikannya, bahwa nyatanya dia telah menjatuhkan harkat dan martabatnya seperti hewan justru lebih buruk dari pada hewan.1

Di dalam kitab Al-Qur’an manusia yakni hamba Allah yang diberi tanggung jawab. Maka dari itu, dia disifati dengan segala kesempurnaan sebagai persiapan dalam melaksanakan tanggung jawab (taklifi), selanjutnya apa bila dia tidak melaksanakan tugasnya sebagai khalifa maka dia akan kembali kederajat yang paling buruk supaya dia khawatir terhadap perintah serta larangan dari Allah Swt.2

Supaya amanat itu terpenuhi, maka individu wajib berikhtiar demi menumbuhkan amanah tersebut dalam perilakunya yang merupakan wahana yang paling dominan yang terhormat dalam pendidikan. Oleh karena itu, Al-qur’an. sering memuji manusia sekaligus mengecamnya terhadap mereka yang tidak memperdulikan kemuliaan yang telah diberikan oleh Tuhan kepadanya, yang bertujuan untuk bersyukur kepada-Nya.

Dalam UU RI Nomor.20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan yakni usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3

1 Kementerian agama, “ Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X”, (Jakarta:

kementerian agama, 2014), Hal. 28 2 Fu’ad Farid Isma’il & Abdul Hamid Mustawalli, “Cara Mudah Belajar Filsafat Barat dan Islam”,(Jogjakarta: IRCiSoD, 2012), Hal.9

3 Moh.Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, “Studi Ilmu Pendidikan Islam”), op.cit, Hal.15

Page 10: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

2

Jadi pendidikan adalah seluruh aktifitas maupun usaha secara nyata yang di laksanakan oleh guru terhadap siswa serta seluruh bagian perubahan kepribadian, seperti fisik dan rohani, sebagai formal, informal, maupun non formal, yang terus melangkah demi menggapai keselamatan serta nilai yang tinggi, ataupun nilai insania maupun illahiyah.

Pendidikan Agama Islam yaitu suatu usaha bimbingan serta asuhan terhadap siswa supaya nantinya selesai dari dunia pendidikan ia bisa mengerti apa pun yang terdapat didalam ajaran islam secara keutuhan, menjiwai arti serta makna tujuannya pula pada akhirnya dapat ia laksanakan dan di jadikan petunjuk agama islam yang telah di yakininya sebagai pedoman hidup yang dapat mendatangkan keselamatan dunia maupun akhirat.4

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama halnya berbicara mengenai tujuan pendidikan, maka dari itu banyak pendapat dari para ahli yang menyatakan bahwa maksud dari tujuan pendidikan yakni pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah al-Abrasyi menjelaskan bahwa pendidikan adalah budi pekerti serta akhlak ialah jiwa dan tujuan pendidikan islam.

Tapi kenyataannya yang terjadi di lapangan, upaya pembentukan akhlak menempuh di berbagai lembaga pendidikan dengan melalui berbagai macam metode yang terus dikembangkan. Ini buktinya bahwa akhlak memang perlu di bentuk, dengan adanya pembinaan ini nyatanya mendapatkan hasil seperti terbentuknya pribadi muslim yang memiliki akhlak mulia, taat kepada Allah Swt dengan Rasul-Nya, patuh terhadap ibu dan bapak, cinta kepada sesama makhluk ciptaan Allah Swt dan lain sebagainya. Selanjutnya kondisi ini membuktikan bahwa anak-anak yang tidak dibentuk akhlaknya, atau di biarkan saja tanpa adanya bimbingan, arahan serta pendidikan, maka akan menjadi anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan perbuatan yang tercela dan seterusnya. Ini membuktikan bahwa akhlak memang perlu di bina.

Kondisi pembinaan ini sangat di perlukan karena mengingat di zaman sekarang semakin banyak rintangan serta godaan akibat dari kemajuan ilmu teknologi. Saat ini misalnya orang akan dengan mudah berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat telekomunikasi. Peristiwa yang baik dengan yang buruk gampang di lihat melalui televisi, internet, film, tempat hiburan malam yang paling banyak maksiatnya. Demikan pula produk obat-

4 Zakiah Daradjat,”Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Hal.88

Page 11: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

3

obatan terlarang, minuman keras dan pola hidup materialistik dan hedonistik semakin mengejala. Semua ini jelas membutuhkan pembinaan akhlak.

Dengan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak yakni hasil usaha dalam membimbing serta melatih dengan betul-betul terhadap berbagai potensi rohaniah yakni dalam diri manusia. Apa bila program pendidikan serta pembinaan akhlak itu di buat sebaik mungkin, sistematika pula di lakukan dengan betul-betul, maka akan membentuk individu yang akhlaknya baik. Disinilah letak peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhalak terpuji siswa.

Guru yaitu seorang pendidik profesional, sebab secara implisit dia telah merelakan dirinya menerima serta memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang tertanggung dipundak para orang tua. Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus menyerahkan separuh beban pendidikan buah hatinya pada guru peristiwa ini membuktikan bahwa orang tua tidak akan pernah memberikan buah hatinya pada sembarang orang guru/sekolah. sebab, tak sembarang orang bisa menjabat sebagai guru.

Seorang guru harus mengetahui proses pembelajaran suatu usaha yang dilakukan secara sadar, berlangsung secara sistematis, terarah dalam rangka perubahan tingkah laku (akhlak terpuji) siswa. Semua itu harus melalui proses. Karena tanpa adanya proses semua itu menjadi sia-sia dan tidak akan tercapai namanya perubahan.

Dengan ini seorang guru harus memanfaatkan waktu dengan sabaik-baiknya dalam memberikan pengarahan pada peserta didik. Ini menunjukan bahwa untuk menyempurnakan akidah peserta didik harus dilandasi dengan adanya akhlak tingkah laku. Karena guru dianggap sebagai panutan mulia untuk peserta didik dalam memberikan pengajaran akidah akhlak seperti apa nantinya.

Dalam memberikan pengajaran guru harus berperan aktif untuk menjadi anak yang berakhlak mulia, memiliki potensi yang bisa diandalkan dengan tujuan untuk menjadikan manusia yang berakhlak budi pekerti, serta memiliki potensi dari berbagai aspek, baik jasmani dan rohani. Tentunya itu semua hanya bisa dilakukan oleh guru profesional.

Page 12: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

4

Profesi ini dianggap sebagai profesi yang mulia karena guru adalah sebagai perantara ilmu. Namun, kewajiban pendidik bukan saja memberikan ilmu pengetahuan semata. Ia juga harus mendidik anak didiknya menjadi insan yang bermoral baik. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi guru disebabkan tanggung jawab yang berat ini.

Mungkin jika hanya sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan, semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi, menjadi guru yang sukses mendidik muridnya menjadi insan moral dan menjadi favorit murid-muridnya, tentulah bukan hal yang mudah.

Tugas terpenting bagi seorang guru kepada siswa yaitu selalu memberikan nasehat serta membina akhlak siswa, dan mengarahkan supaya tujuan utama ia dalam mencari ilmu ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam membentuk akhlak peserta didik. Setelah dilakukan penelitian dilapangan oleh peneliti ternyata guru masih belum berperan dalam melakasanakan pengajaran akidah akhlak dengan baik. Guru itu sendiri hanya berpatokan pada buku akidah akhlak yang ada disekolah dan tidak berusaha mencari referensi dari media lainnya untuk menambah ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang diperoleh guru mudah disampaikan pada peserta didik.

Pada proses pendidikan agama islam, tepatnya pada mata pelajaran akidah akhlak belum maksimal, masih kurang daya tarik, bahkan metode mengajar yang digunakan oleh guru membuat siswa itu sendiri merasa bosan dalam menerima pelajaran. Akibatnya hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik belum optimal dengan materi yang di berikan. Sebaiknya siswa bukan hanya diberi materi pelajaran saja, tetapi yang terpenting ialah harus mengamalkannya, serta menciptakan rasa keinginan tahuannya untuk selalu belajar. siswa mempunyai hak untuk memahami apa makna beserta tujuan dari pembelajaran disamping untuk memperoleh nilai yang bagus serta menjadi seorang anak yang berakhlak baik.5

Akan tetapi setelah dilakukan penelitian oleh peneliti tahap kedua adalah masih banyak siswa di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yang akhlaknya masih tidak baik. Misalnya melakukan tindakan yang melanggar syareat islam, seperti: melanggar tata tertib sekolah, tidak melaksanakan sholat, tidak menghormati guru, pacaran di lingkungan

5Hasil observasi pada tanggal 4 Januari 2018

Page 13: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

5

sekolah maupun diluar sekolah, pergaulan bebas, merokok, minum-minuman keras (oplosan). Bahkan ada siswa yang melakukan tindakan yang meresahkan pihak sekolah dan masyarakat setempat.6

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang ada kaitanya dengan “Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo”.

B. Rumusan Masalah

Dengan permasalahan pokok diatas maka inti masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo?

2. Bagaimana Perilaku Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo ?

3. Apa saja hambatan yang di hadapi oleh guru akidah akhlak, serta solusi terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo ?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

b. Untuk mengetahui bagaimana perilaku siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

c. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi oleh guru akidah akhlak, serta solusi terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis

1. Untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan penulis sekaligus meningkatkan daya pemikiran penulis dalam penelitian ini.

6 Hasil observasi pada tanggal 11 Januari 2018

Page 14: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

6

2. Untuk memenuhi persyaratan terakhir guna mencapai gelar Sarjana S,Pd dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Negeri Gorontalo

b. Kegunaan Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Madrasah Aliyah

Negeri 2 Kabupaten Gorontalo agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akhlak.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bagi guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo

D. Pengertian Judul Dan Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalapahaman didalam menafsirkan judul skripsi ini maka penulis memberikan penafsiran sebagai berikut:

1. Peran adalah perangkat, tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.7

2. Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan ruhaniya, agar mencapai tingkat kedewasaan, maupun berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah Swt.8

3. Pembentukan adalah proses dan desain 4. Akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku,

tingkah laku) yang baik dan yang buruk. 9 Jadi pengertian judul secara oprasional yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo E. Kajian Pustaka Berdasarkan beberapa kajian peneliti terhadap penelitian terdahulu yang membahas Peran Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. penelitian yang menyerupai dengan penelitian peneliti, yaitu:

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 2010), hal. 751 8 Moh.Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, “Studi Ilmu Pendidikan Islam”, Ibid, Hal. 136 9 Mohammad Daud Ali, “Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Rajawali Pers,2016),

Hal.346

Page 15: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

7

Zaenab Ahmad, 2013. “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa di MTs N 2 Kabupaten gorontalo”. Hasil penelitian ini ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1) Peran Guru Pendidikan Agama Islam adalah sebagai modeling, motivator, dan supervisor dalam rangka pembentukan akhlak dengan menggunakan metode yang influentil yang dapat menunjang keberhasilan peserta didik terutama dalam pola sikap dan moralitas peserta didik. 2) Keadaan peserta didik setelah dibentuk pendidikan akhlak baik dari segi belajar mengajar maupun dibuat kegiatan yang berhubungan dengan akhlak dalam hal ini sangat memuaskan dari pihak ataupun elemen lainnya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskritif dan menggunakan pendekatan fenomologis dan psikologis dengan memperoleh sumber data yang mencangkup data primer dan data sekunder serta menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Hamka Sito, 2018. “Peranan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Wathaniyah Kota Timur Kota Gorontalo”. Skripsi ini mengkaji peranan guru akidah akhlak dalam pembentukan karakter, Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan guru serta sebagian siswa mengatakan bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Al-Wathaniyah Kota Timur Kota Gorontalo ini terdapat pembinaan karakter yang berorientasi pada penghayatan dan pendalaman nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini dibuktikan dengan adanya jam kegiatan yang teratur yang ada di lembaga pendidikan tersebut Riman Yadi, 2014 “Penerapan Nilai-Nilai Ajaran Islam Dalam Meningkatkan Akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Molowahu Kabupaten Gorontalo”. hasil penelitian ini ditemukan beberapa hal sebagai berikut:1) penerapan nilai-nilai ajaran agama isalam, di tunjukan melalui: (a) pembuatan rencana strategi pengembangan madrasah, (b) memberikan contoh teladan kepada siswa peneripan nilai-nilai ajaran islam untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2) guru di madrasah tsanawiyah muhammadiyah molowahu ditunjukan memberikan pelaksanaan tugas mengajar secara efektif dan efisien. Eka Erlita Kada, 2017.” Peran Guru Rumpun Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motifasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Aliyah Kaidipang Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran guru Qur’an hadist, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI dalam meningkatkan motifasi belajar Peserta Didik di Madrasah Aliyah Kaidipang adalah sebagai demonstrator, sebagai pengelola kelas, sebagai mediator, sebagai motifator dan sebagai pemberian ujian dan tugas individu maupun kelompok. Hambatan guru

Page 16: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

8

Qur’an hadist, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI dalam meningkatkan motifasi belajar Peserta Didik di Madrasah Aliyah Kaidipang adalah peserta didik hanya ingin bermain, keluarga dan teman sejawat yang tidak mendukung dalam memotifasi belajar peserta didik, kurangnya fasilitas pendidikan atau sumber belajar, dan kurang interaksi antara peserta didik dan guru tersebut di atas pada Madrasah Aliyah Kaidipang. Adapun contoh dan upaya yang di lakukan oleh guru Qur’an hadist, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan motifasi belajar Peserta Didik di Madrasah Aliyah Kaidipang adalah dengan melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, menciptakan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan dan mengadakan koordinasi dengan orang tua peserta didik. Suhesti Towalu, 2017.” Perana Guru Terhadap Motifasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 3 Meyambanga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan”. Hasil penelitian ini adalah Perana Guru Terhadap Motifasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 3 Meyambanga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah baik karena guru selalu mengaikan materi dengan pengalaman peserta didik, selalu memancing peserta didik untuk berpartisipasi aktif pada setiap materi pelajaran yang diajarkan, memberi umpan balik dan menindak lanjuti kegiatan pembelajran yang dilakukan tersebut. Dengan memberikan tugas pekerjaan untuk di kerjakan dirumah maupun disekolah, mengadakan ulangan harian dan sebagainya. Untuk mengetahui hasil pembelajaran yang dicapai atau untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Faktor penunjang dan penghambat motifasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SDN Meyambanga adalah keadaan guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sarana dan prasaran penunjang yang sangat minim, serta kondisi latar belakang sosial dan ekonomi peserta didik. Sedangkan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

Page 17: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Guru Akidah Akhlak 1. Pengertian Guru

Secara etimologi, di dalam Al-qur’an di temukan beberapa kata yang menunjukan kepada pengertian pendidik salah satunya yaitu: Mudarris, yaitu guru yang bisa menciptakan situasi pembelajaran yang dialogis serta dinamis, mampu membelajarkan siswa melalu belajar sendiri, ataupun memperlancar pengalaman belajar serta menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.

Secara terminologi, pendidikan Islam menggunakan tujuan sebagai dasar dalam menentukan pengertian guru. Hal ini di karenakan pendidikan merupakan kewajiban agama, bersama kewajiban yang hanya diberikan pada tiap individu yang sudah dewasa. Tanggung jawab tersebut mula-mula berjiwa personal, yang artinya bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab atas pendidikan dirinya sendiri, selanjutnya berjiwa sosial dalam artiannya bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan orang lain. Hal ini dibuktikan dalam firman Allah Swt sebagai berikut: (Q.S Al-Tahrim : 6)

$ p k š ‰r ' ¯ » t ƒ t ûï Ï %© ! $ # ( # q ã Z t B# u ä ( # þ q è % ö / ä 3 | ¡ à ÿ R r & ö / ä 3 ‹ Î = ÷ d r & u r # Y ‘ $ t R $ y d ß Š q è %u r â ¨ $ ¨ Z 9 $ #

ä o u ‘ $ y f Ï t ø : $ # u r $ p k ö Ž n = t æ î p s3 Í ´ ¯ » n = t B Ô â Ÿx Ï î × Š # y ‰Ï © žw t b q Ý Á ÷ è t ƒ © ! $ # ! $ t B

ö Nè d t � t B r & t b q è = y è ø ÿ t ƒ u r $ t B t b r â � sD÷ sã ƒ Ç Ï È

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, lindungilah dirimu serta keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya yakni manusia serta batu, penjaganya malaikat-malaikat kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan10.

10 Kementerian Agama RI, “Al-Quran dan Terjemahan”, (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu,

2014), Hal. 282

Page 18: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

10

Menurut Marimba pendidik adalah sebagai individu yang menanggung kewajiban dalam mendidik orang dewasa karena hak serta kewajibannya bertanggung jawab mengenai pendidikan siswa.

Di Indonesia guru juga disebut sebagai “individu yang di ikuti serta ditiru”. Menurut Hadari Nawawi guru ialah individu yang tugasnya mengajar atau pun memberikan pengajaran di sekolah maupun dikelas. Lebih khususnya di artikan sebagai individu yang bekerja dalam bidang pendidikan serta pengajaran, yang ikut bertanggung jawab terhadap membentuk serta membimbing siswanya untuk mencapai kedewasaan tersendiri, baik kedewasaan jasmani maupun rohani.

Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga ke pendidikan yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya serta diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya guru ialah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur. Dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.11

Guru dianggap memiliki peran yang sangat penting dan mulia di tengah masyarakat. menjelaskan bahwa guru yaitu “pahlawan tanpa tanda jasa” mengekspresikan pentingnya peran tersebut. Guru dianggap seperti pahlawan yang menyelamatkan kehidupan banyak orang. Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin dari akronim kata ”guru” dalam bahasa jawa sebagai digugu lan ditiru. Kata “digugu” berarti hal-hal yang dikatakannya layak dipercaya oleh orang lain dan “ditiru’ berarti hal-hal yang dilakukannya layak menjadi teladan. Dalam pribahasa indonesia “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” mengandaikan pentingnya peran guru yang bahkan hanya ditiru, melainkan juga di improvisasikan oleh peserta didiknya. para peserta didik bukan hanya mengimitasi perilaku, melainkan juga mengembangkannya.

Selain itu guru juga di tuntut untuk menjadi teladan bagi siswa, kemudian guru juga harus bisa dalam memberikan pelajaran pada siswa, menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan serta merangsang untuk menciptakan pengalaman atau pun kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan siswa, dan menciptakan kegiatan belajar yang bermakna bagi siswa sehingga hasilnya dapat bertahan lama.

11Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”,(Jakarta: Kalam Mulia, 2010), Hal. 102-105

Page 19: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

11

Pendidik menurut perspektif Islam, yakni yang memegang amanah dalam mendidik atau pun mengajar, yang memiliki dua peran sekaligus, yakni peran transfer of knowledge dan transfer of value. Misi ilmu pengetahuan meniscayakan pendidik untuk menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan serta syarat masa depan (aspek IQ) sehingga sebagai generasi penerus yang hidup pada hari ini degan untuk esok hari serta terkait hari kemarin, siswa tidak akan pernah putus dari mata rantai yang ada serta tidak merasa terasingkan dari dunianya, akan tetapi justru dapat mengambil insiatiaf dan peran di tengah-tengah masrakat.12

Agama Islam sangatlah menghargai individu yang memiliki ilmu pengetahuan (guru/ulama), maka dari itu hanya mereka saja yang bisa mencapai taraf ketinggian serta keutuhan hidup. Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Ankabut ayat 43 yaitu:

š � ù= Ï ? u r ã @» sVø BF { $ # $ y g ç / Î Ž ô Øn S Ä ¨ $ ¨ Z = Ï 9 ( $ t Bu r ! $ y g è = É ) ÷ è t ƒ žwÎ )

t b q ß J Î = » y è ø 9 $ # Ç Í Ì È

Terjemahnya:

Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusi, dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.13

Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi siswa ke arah kebahagian dunia serta akhirat sebetulnya tidaklah mudah artinya ada yang harus dipenuhi. Guru juga harus menyadari bahwa siswa secara tidak langsung juga belajar akhlak mulia dari proses mengamati perilaku guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Metode penerapan guru juga harus disesuaikan dengan kondisi.

2. Peran Guru

Kehadiran guru pada saat proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, peran guru itu tidak dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, internet, komputer, maupun teknologi yang paling moderen. Adapun faktor individu misalnya sikap, sistem nilai, perasaan,

12 Moh.Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, “Studi Ilmu Pendidikan Islam”, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016), Hal.161 13 Departemen Agama RI, “Al-Quran dan Terjemahannya”, (Bandung: Syamil Cipta

Media,2014), Hal. 401

Page 20: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

12

motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dan hasil proses pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik.

Banyaknya peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau pun siapa saja yang telah mengabdikan dirinya menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti diuraikan di bawah ini.14

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa menyeleksi mana nilai yang baik atau pun nilai yang buruk. Kedua nilai tersebut harus betul-betul di mengerti dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin saja telah anak didi miliki dan mungkin pulah telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah.

b. Inspirator

Sebagai inspirator, guru wajib menyampaikan ajaran yang baik bagi perkembangan belajar siswa. Persoalan menuntut ilmu ialah persoalan penting untuk anak didik. misalnya bagaimana cara belajar yang baik.

c. Informator

Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah di programkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.

d. Organisator

Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.

e. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru

14 Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif”, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), Hal.34

Page 21: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

13

dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.

f. Fasilitator

Sebagi fasilitator, guru harusnya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa. Situasi proses pembelajaran yang tidak seru dapat mengakibatkan siswa bosan dalam menerima materi.

g. Pembimbing

Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua tanggung jawab yang lain telah di uraikan di atas, adalah sebagai pembimbing. Perana ini harus lebih di utamakan, sebab kehadiran pendidik di sekolah tugasnya untuk mengajarkan siswa menjadi individu dewasa. Tanpa adanya bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan terhadap dirinya.15

Demikianlah uraian betapa pentingnya peran guru serta betapa beratnya tugas dan kewajiban seorang guru, terutama tanggung jawab moral untuk di ikuti mau pun ditiru. Disekolah seorang guru menjadi panutan bagi siswanya, di masyarakat seorang guru di pandang sebegai suri tauladan bagi tiap warga masyarakat.

Konsep operasional, pendidikan islam ialah cara transformasi ilmu pengetahuan atau pun internalisasi nilai-nilai ajaran islam dalam rangka mengembangkan fitrah serta kemampuan dasar yang dimiliki siswa guna mencapai keserasian maupun keselarasan berbagai aspek kehidupan, maka guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan islam.

Sehubungan dengan hal tersebut Al-Nahlawi berpendapat bahwa peran guru haruusnya mencontoh peran yang dilakukan Rasulullah yakni mengkaji serta mengembangkan ilmu Ilahi.

Di samping itu Allah Swt juga mengisyaratkan bahwa tugas pokok Rasulullah ialah menyampaikan Al-quran dan As-Sunnah kepada manusia

15 Ibid, hal.35-38

Page 22: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

14

serta mensucikan mereka, yakni mengembangkan dan membersihkan jiwa mereka.

$ u Z - / u ‘ ô ] y è ö / $ # u r ö NÎ g ‹ Ï ù Z wq ß ™u ‘ ö Nå k ÷ ] Ï i B ( # q è = ÷ Gt ƒ ö NÍ k ö Ž n = t æ

y 7 Ï G» t ƒ # u ä Þ Oß g ß J Ï k = y è ã ƒ u r | = » t GÅ 3ø 9 $ # sp y J õ 3 Ï t ø : $ # u r

ö NÍ k Ž Ï j . t “ ã ƒ u r 4 y 7 ¨ R Î ) | M R r & â “ ƒ Í • y è ø 9 $ # Þ OŠ Å 3y sø 9 $ # Ç Ê Ë Ò È

Terjemahnya:

Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Q.s Al-Baqarah : 129)16

Ayat ini menjelaskan bahwa sebagai seorang guru adalah mulia, ia tidak hanya mengajarkan ilmu, tapi lebih dari itu, dimana ia juga mendapatkan tugas untuk memlihara fitrah manusia. Untuk itu guru juga harus memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan kesucian atau fitrah siswanya sebagaimana yang telah dia ajarkan oleh Rasulullah Saw.

Berdasarkan firman Allah Swt diatas, Al-Nahlawi menyimpulkan bahwa tugas pokok guru dalam dunia pendidikan islam ialah sebagai berikut:

1. Tugas pensucian. Guru harusnya mengembangkan serta membersihkan jiwa siswa agar dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt, serta menjauhkan mereka dari kejahatan, serta melindungi mereka agar tetap berada pada fitrahnya.

2. Tugas pengajaran. Guru harusnya memberitahukan berbagai macam pengetahuan mau pun pengalaman pada siswa untuk di terapkan dalam tingkah laku serta kehidupannya.17

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak siswa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak dapat digantikan oleh apa pun, terutama dalam masyarakat kita

16 Kementerian Agama RI, “Al-Quran dan Terjemahan”, (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu,

2014), Hal. 11 17 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”,(Jakarta: Kalam Mulia, 2010), op.cit Hal. 123-125

Page 23: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

15

yang multikultural maupun multidimensional, yang mana perana teknologi dapat menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.18

Dalam proses pembelajaran, guru memiliki tugas untuk memotivasi siswa membimbing, serta memberikan fasilitas belajar yang menyenangkan bagi siswa dengan tujuan untuk mencapai proses pembelajran yang menyenangkan . Guru memilki kewajiban untuk mengetahui apa pun yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Untuk lebih jelasnya tugas guru berpusat pada :

a. Membimbing serta memberikan motivasi pencapaian tujuan baik. b. Memberikan fasilitas berdasarkan pengalaman belajar yang cukup. c. Mendukung perubahan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai

dan penyeseuaian diri.

Begitulah pada pelaksanan pembelajaran, guru tidak mempunyai batasan dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.Akan tetapi lebih dari itu, dia memiliki kewajiban atas perubahan sifat siswa. Maka dari itu guru patut merubah suasana proses pembelajaran yang menarik. Agar bisa membangkitkan keinginan siswa dalam hal menuntut ilmu.

Di samping menjadi pendidik,guru pula berfungsi seperti pembimbing,yang senantiasa memberikan dukungan pada tiap siswa agar mencapai kesadaran diri serta nasihat yang di butuhkan untuk beradaptasi secara maksimal terhadap lingkungan sekolah.Berhubungan dengan perannya sebagai pembimbing,seorang guru harus:

a. Mengumpulkan data mengenai peserta didik b. Mengamati peri laku siswa dalam sehari-hari c. Mengenal siswa yang memerlukan bantuan khusus d. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, baik secara

sendiri atau pun secara bersama untuk saling memperoleh pengertian mengenai pendidikan anaknya.

e. Melakukan kerjasama dengan masyarakat serta lembaga-lembaga lainnya agar dapat menyelasaikan masalah yang di hadapi oleh siswa tersebut.

f. Membuat catatan pribadi menganai perlaku tiap-tiap siswa.

18 Ondi Saondi & Aris Suherman, “Etika Profesi Keguruan”, (Bandung: Refika Adimata,

2012), Hal. 18-20

Page 24: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

16

Peran guru sebagai pendidik serta pembimbing yaitu saling memiliki keterkaitan yang sangat erat secara berkesinambungan sekaligus berintropeksi diri.

3. Tugas Guru

Guru ialah sosok seorang pemimpin. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Mendidik, mengajar serta melatih siswa merupakan tugas dari seorang guru dalam memberikan nilai-nilai kehidupan pada siswa. Kemudian tugas guru sebagai pengajar yang berarti meneruskan serta mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi peserta didik.

Menurut pernyataan dari Roestiyah N.K ia mengatakan bahwa guru dalam mendidik peserta didik tugasnya untuk:

a. Memberikan kebudayaan pada siswa seperti kepintaran, kecakapan, dan juga pengalaman-pengalaman lainnya.

b. Membentuk pribadi anak yang harmonis, sesuai cita-cita yang tak lepas dari dasar negara kita pancasila

c. Menyiapkan siswa menjadi warga negera yang baik berdasarkan undang-undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II tahun 1983.

d. Sebagai perantara dalam belajar, dalam suatu proses pembelajaran guru hanya sebagai perantara, siswa harus berusaha sendiri dalam mencari suatu pengertian, akibatnya akan timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku.

e. Guru sebagai pengubung antara sekolah dan masyarakat. Siswa yang nantinya akan hidup serta berkerjasama, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, maka dari itu siswa harus di latih dan dibisakan di sekolah di bawah pengawasan guru.19

Keistimewaan seorang guru karena adanya tugas mulia yang di tanggunya. Tugas tersebut hampir sama dengan tugas dari Rasulullah Saw. Sebagai “waratsat al-anbiya”, yang pada dasarnya melaksanakan dakwa

19 Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Op.Cit Hal.30-31

Page 25: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

17

rahmat li al-lamin, adalah suatu tugas yang mengajak hamba Allah untuk taat serta mematuhi peraturan dari Sang Maha pencipta, dengan tujuan agar mendapatkan kesejahteraan dunia serta akhirat. selanjutnya tugas ini di kembangkan pada pembentukan yang bersifat tauhid, produktif beramal saleh serta memiliki moral yang tinggi. Selain itu tugas utama dari seorang pendidik yakni, melengkapi, meluruskan, membersihkan kalbu umat untuk taat kepada perintah Allah Swt.

4. Tanggung jawab guru

Dari penjelasan diatas bahwa kewajiban seorang guru seperti yang telah di sebutkan oleh Abd al-rahman al-nahlawi yaitu, mengajarkan siswa agar percaya pada Allah Swt serta menjalankan syari’at-Nya, melatih pribadi agar selalu bersedekah, serta mengajarkan masyarakat untuk sama-sama menasihati saat melakukan kabaikan, saling menasihati supaya sabar dalam menghadapi cobaan yang di berikan oleh Allah Swt dan juga menegakan kebenaran. kewajiban tersebut tidak hanya sekedar beban moral dari seorang guru terhadap siswa, akan tetapi masih banyak lagi tugas yang jadi beban dari seorang guru dan itu semua akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt.

Mengetahui luasnya ruanglingkup tanggung jawab pendidikan islam, yang mencangkup aktivitas dunia maupun akhirat, oleh karena itu orang tua tidak sanggup menanggung sendiri tanggung jawab dari pendidikan anaknya secara sempurna. Apa lagi di tambah dengan kehidupan di masyarakat yang mempengaruhi kehidupan anaknya. Orang tua memiliki batas saat mengajarkan anaknya, sehingga tugas maupun tanggung jawab dari pendidikan anaknya diamanahkan pada guru. Orang tua menyerahkan anaknya kesekolah atau madrasah sekaligus berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru disekolah, karena tidak semua orang yang dapat menjadi guru sekaligus pendidik.

Tugas guru tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya bantuan dari orang tua serta masyarakat, karena guru juga mempunyai keterbatasan sebagaimana yang di rasakan oleh orang tua. Maka dari itu guru, orang tua serta masyarakat bekerjasama dalam memberikan pengajaran terhadap siswa.

5. Persyaratan Guru

Page 26: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

18

Al-kanani mengutarakan syarat dari seorang guru ada tiga macam, dan salah satunya yaitu:

a. Syarat Guru Berhubungan Dengan Dirinya 1. Seharusnya guru selalu tobat akan pengamatan Allah terhadapnya

baik dari segala perkataan atau pun perbuatan. Bahwa dia di berikan tanggung jawab yang muliah oleh Allah Swt. Maka dari itu guru tidak akan pernah menghianati tanggung jawab tersebut. Malah dia patuh serta merendahkan diri di hadapan Allah Swt.

2. harusnya guru menjaga syiar-syiar islam, contohnya menunaikan ibadah sholat 5 waktu, mengucapkan salam, dan juga melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar. Untuk melaksanakan semua itu hendaknya guru harus bersabar dan tegar dalam menghadapi celaan dan cobaan.

3. Guru hendakla menjaga perilakunya, serta pergaulannya dan menghindari perilaku tercelah. Sebagai penerus Rasulullah Saw wajib seorang guru sepatutnya memperlihatkan perilaku terpuji, sebagaimana peran yang lakukan oleh Rasulullah dalam menghadapi umatnya (sebagai teladan dan panutan).

4. Rajin belajar serta enggak merasa rendah diri untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari orang lain yang lebih rendah dari dirinya, baik itu secara jabatan maupun usia. Artinya guru harus bersikap terbuka serta menerima saran dari orang lain tanpa memandang status atau fisik.

b. Syarat Untuk Menjadi Guru

Dilihat dari ilmu pendidikan islam, maka secara umum untuk menjadi guru harusnya bertaat pada Allah Swt, memiliki ilmu pengetahuan, sehat jasmaninya, baik akhlaknya, bertanggung jawab dan berjiwa nasional.

1. Takwa Kepada Allah 2. Berilmu 3. Sehat Jasmani maupun rohani 4. Berkelakuan baik 5. Mencintai jabatan 6. Bersikap adil terhadap semua muridnya. 7. Berlaku sabar dan tenang. 8. Guru harus berwibawa 9. Guru Harus Bergembira 10. Bersifat manusiawi 11. Bekerja sama dengan guru-guru lain

Page 27: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

19

c. Syarat Guru Profesional

Kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi:20

a. Kompotensi pedagogik

Yaitu kesanggupan mengolah pelajaran siswa yaitu memberikan wawasan terhadap siswa, perencanaan serta penerapan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, serta peningkatan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru patut mempu mengolah aktivitas belajar mengajar, di mulai dari mempersiapkan, mengadakan, dan memberi penilaian terhadap kegiatan pembelajaran. Guru wajib menguasai administrasi kurikulum,di mulai dari perencanaan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikuluk, dan penilaian kurikulum, dan memegang pengetahuan tentang psikologi pendidikan, teristimewah terhadap keperluan dan juga perubahan siswa agar kegiatan pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar

b. Kompotensi personal

Kinerja kepribadian yang stabil, dewasa, bijak, serta berkarisma, menjadi panutan bagi siswa, serta memiliki akhlak yang mulia. (SNP, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru mempunyai perilaku budi pekeri yang mantap, sehingga bisa menjadi sebagai sumber inspirasi terhadap siswa. Dengan kata lain, guru harus mempunyai perilaku yang patut untu di jadikan sebagai teladan, sehingga bisa menjalankan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing, Madya Manggun Karso, Tut Wuri Handayani. (di hadapan guru memberi contoh, di tengah memberikan niat, serta di belakang memberikan motivasi).

c. Kompotensi profesional

kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas serta mendalam yang memungkinkan membina siswa melaksanakan

20 Rusman, “ Model-Model Pembelajaran”, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Hal. 22-23

Page 28: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

20

standar kompotensi yang telah di tentukan dalam Standar Nasional Pendidikan. (SNP, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus mempunyai pengetahuan luas yang terkait dengan bidang studi atau subjek materi yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik dalam arti mempunyai pengetahuan konsep teoritis, mampu memilih model, strategi, dan cara yang tepat dan bisa menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.

d. Kompotensi sosial

Kinerja seorang guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi serta beradabtasi secara efektif dengan siswa, sesama guru, tata usaha, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. (SNP penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya guru menunjukan kemahiran dalam berkomunikasi sosial, baik dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

Kadang anda sebagai guru di repotkan dengan seorang siswa yang berprilaku susah diatur. Mungkin berbagai macam cara sopan untuk menegur siswa tersebut sudah pernah dilakukan, tetapi tidak pernah berhasil.21

Ada baiknya anda memulai jalan lain untuk menyadarkannya, tanpa harus mengurangi rasa sayang kepadanya. Jalan tersebut adalah menerapkan kedisiplinan dan juga ketegasan.

Berikut kiat-kiat yang dapat anda gunakan dalam memberikan materi pembelajaran kepada para siswa, termasuk yang bermasalah sekalipun:

a) Bersikaplah Terbuka b) Mau Mendengar c) Membangun Sikap Positif d) Hargai Siswa e) Belajar Dalam Paradigma Kritis

Secara garis besar tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri setiap anak didiknya.

21 Daryanto, “Standard Kompotensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional”, (Yogyakarta:

Gava Media, 2013), Hal.165

Page 29: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

21

kecerdasan ini harus dikembangkan agar anak didik dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi segala tantangan dimasa depan.22

B. Pembentukan Akhlak Terpuji 1. Pengertian pembentukan akhlak

Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting yang dibawah manusia sejak lahir. Bagi kalangan ini bahwa masalah aklahk ialah bawaan dari individu itu sendiri, yakni kecenderungan pada kebijakan atau pun fitrah yang terdapat dalam diri individu, serta dapat juga berupa kata hati atau pun naluri yang selalu mengarah pada kebaikan. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa di bentuk atau diusahakan. Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin sebagaimana terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. Orang yang bakatnya pendek misalnya tidak dapat dengan sendiri meninggikan dirinya, demikian sebaliknya.

Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Kelompok yang mendudukung pendapat yang kedua ini umumnya datang dari ulama-ulama islam yang cenderung pada akhlak. Ibnu Miswakih, Ibn Sina, Al-Ghazali dan lain-lain termasuk kepada kelompok yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha.

Pada kenyataanyan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada ibu dan bapak, sayang kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya.

22 Akhmad Muhaimin Azzet, ”Menjadai Guru Favorit”, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),

Hal. 19

Page 30: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

22

Dengan demikian, pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara pendekatan yang tepat.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.

Untuk menjelasakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat populer yaitu: aliran nativisme, empirisme, konvergensi.

Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupah kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain.

Menurut aliran emperisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikan jika sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.

Dalam pada itu aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecendurungan kearah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.

Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak di anak ada dua, yaitu faktor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual dan hati (rohaniah) yang dibawah si anak dari sejak lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua dirumah, guru disekolah, dan tokoh-

Page 31: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

23

tokoh serta pemimpin di masyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga pendidikan tersebut, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (pengalaman) ajaran yang diajarkan akan membentuk pada diri anak. Dan inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah manusia seutuhnya.23

b. Metode Mengajar Akhlak

Adapun yang dimaksud metode mengajar akhlak ialah suatu cara menyampaikan materi pendidikan akhlak dari seorang kepada siswa dengan memilih satu atau beberapa metode mengajar sesuai dengan topik pokok bahasan.

Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tingkah-lakunya. Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. Pengajaran akhlak salah satu bagian dari pengajaran agama, karena itu patokan penilaiannya ajaran agama. Yang menjadi sasaran pembicaraan akhlak ialah perbuatan seseorang pada diri sendiri seperti sabar, wara, zuhud, ridha, qonaah dan sebagainya. Juga perbuatan yang berhubungan dengan orang lain seperti pemurah, penyantun, penyayang, benar, berani, jujur, patuh, disiplin, dan sebagainya. Disamping itu juga membahas sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama. Sehingga pengajaran materi ini harus menggunakan metode yang tepat agar ruang lingkup dan tujuannya dapat tercapai secara maksimal.

Adapun metode-metode mengajar akhlak adalah sebagai berikut : menurut Prof. Dr.Hamka, metode pengajaran akhlak ialah:

a. Metode alami

Sebagai berkat anuggrah Allah Swt, manusia diciptakan telah dilengkapi dengan akal, syahwat dan nafsu marah. Semua anugrah tersebut berjalan sesuai dengan hajat hidup manusia yang diperlukan adanya keseimbangan. Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang

23Abuddin Nata,“Akhkak Tasawuf dan karakter muliah”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hal.

133-146

Page 32: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

24

baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman ataupun latihan, tetapi diperoleh melalui insting atau naluri yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi paling tidak metode alami ini jika dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia.

b. Metode mujahadah dan riadhoh

Orang yang ingin dirinya menjadi penyantun, maka jalannya dengan membiasakan bersedekah, sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan oleh guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup berat, namun apa bila manusia berniat sungguh-sungguh pasti akan menjadi suatu kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengerjakan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya. Oleh karena itu guru harus memberikan bimbingan yang kontinyu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah di tetapkan.

c. Metode teladan

Akhlak yang baik tidak hanya diperoleh melalui mujahada, latihan, atau riadhoh dan diperoleh secara alami berdasarkan fitroh/alami, akan tetapi juga bisa diperoleh melalui teladan, yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya.

Murid-murid memandang gurunya sebagai teladan utama bagi mereka. Ia akan meniru jejak dan semua gerak-gerik gurunya. Guru pendidikan itu memeganga peranan yang penting dalam membentuk murid-murid untuk berpegang teguh kepada ajaran agama, baik akidah, cara berpikir maupun tingkah laku praktis didalam ruang kelas maupun diluar kelas.

Al-quran melandaskan dengan tegas penting contoh teladan dan pergaulan yang baik dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia

Page 33: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

25

menyuruh kita mempelajari tingkah laku Rasulullah Saw, dan menjadikan-Nya contoh yang paling utama.

Metode ini sangat efektif untuk mengajarkan tingkah laku dan moral kepada peserta didik, karena dengan contoh-contoh yang baik, mereka akan menirunya.24

Sedangkan menurut Muhammad Quthb, bahwa metode yang biasa digunakan dalam pendidikan agama islam yaitu:

1. Metode teladan 2. Metode nasihat 3. Metode hukuman 4. Metode cerita 5. Metode hikmah suatu peristiwa c. Media pembelajaran akhlak

Pengajaran akhlak mencangkup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercelah menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media pengajaran yang dapat membantu pencapaian pengajaran akhlak, antara lain:

a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak.

Melalui bahan ini siswa akan mempengaruhi pengalaman dengan membaca, belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indra penglihatan. Yang termasuk media ini buku teks akhlak, buku tentang sejarah islam, bahan bacaan umum seperti, majalah, koran dan sebagainya.

b. Melalui alat audio visual

Melalui media ini siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung dan mendekati kenyataan, misalnya dengan alat-alat dua dan tiga dimensi, maupun dengan alat-alat, teknologi moderen seperti televisi, radio, Hendphone, internet dan lain sebagainya. Ini semuah untuk mempercepat sasaran yang ingin dicapai.

c. Melalui contoh-contoh kelakuan

24Chabib Thoha, “Metodologi Pengajaran Agama”, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005),

Hal. 126-130

Page 34: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

26

Melalui profil guru yang baik, dalam menyampaikan bahan pengajaran diharapkan siswa dapat meniru tingkah laku guru. Melalui contoh ini guru dapat mengajarkan bagaimana sifat-sifat terpuji yang diperankan tokoh-tokoh, yang menjadi panutan. Misalnya bagaimana berbicara dengan baik, bergaul dengan teman, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar

Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman yang komprensif, guru dapat membawa anak keluar kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar. Bentuk-bentuk media yang dimaksud diantaranya:

1. Peninggalan dan pengalaman kegiatan masyarakat a. Berbagai obyek/tempat peninggalan sejarah, seperti parawali,

bekas-bekas kerajaan islam dan musium b. Berbagai dokumentasi sejarah keagamaan c. Kegiatan keagamaan, perayaan hari-hari besar agama dan

sebagainya. 2. Dari kenyataan alam

Yaitu melibatkan siswa pada kegiatan darma wisata, berkemah, menikmati keindahan alam dan membawa siswa keplanetarium untuk melihat gambaran penataan alam semesta.

3. Dari contoh kelakuan masyarakat

Siswa dapat diajak berkunjung ke tokoh-tokoh ulama masyarakat agama, dan lembaga-lembaga pendidikan islam

Demikian antara lain media pengajaran akhlak yang diharapkan mampu menjadi alat bantu pencapaian tujuan pengajaran dan masih banyak lagi media yang lainnya.

d. Tujuan pengajaran akhlak 1. Tujuan umum

Menurut Barmawi Umary bahwa tujuan pengajaran akhlak secara umum meliputi:

a. Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, akhlak terpuji serta menghindari akhlak tercela

Page 35: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

27

b. Supaya hubungan kita dengan Allah Swt, sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Hamka mengungkapkan bahwa yang menjadi tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin mencapai setinggi-tinggi budi pekerti atau akhlak. Adapu ciri-ciri dari pada ketinggian budi tersebut adalah apa bila manusia telah dapat mencapai derajat itidal, yaitu adanya keseimbangan dalam jiwa manusia yang merupakan pertengahan dari dua sifat yang saling berlawanan dan keutamaan budi itulah tujuan akhir.

Dari beberpa pendapat diatas secara singkat dapat di simpulkan bahwa tujuan pengajaran akhlak adalah agar setiap orang memiliki pengertian baik buruknya suatu perbuatan, agar dapat mengamalkannya sesuai ajaran islam dan selalu berakhlakul karimah.25

2. Tujuan khusus a. Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan

beradat kebiasaan yang baik b. Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri

berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang tercela c. Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai

emosi, tahan menderita dan sabar. d. Membimbing siswa kearah sikap yang sehat yang dapat membantu

mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintaik kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang kepada sesama manusia,dan menghargai orang lain

e. Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik disekolah maupun di luar sekolah

f. Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dan bermuamalah dengan baik.

e. Macam-Macam Akhlak

Secara lebih rinci bahwa akhlak secara umum terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Akhlak terpuji atau akhlak mulia yang disebut dengan al-akhlaq al-mahmudah atau al-akhlaq al-karimah.

25 Ibid , Hal. 130-136

Page 36: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

28

2. Akhlak tercela atau akhlak yang di benci, yakni disebut akhlaq al-mazmumah.26

2. Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah) a. Definisi Akhlak Terpuji

Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa arab akhlaq mahmuda. Mahmuda merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti “dipuji”. Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq karimah (akhlak mulia),atau makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya).27

Berikut ini dikemukakan beberapa penjelasan tentang pengertian akhlak terpuji :

Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah Swt, sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.

Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya, berpangkal dari kedua hal itu. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang tunduk pada ketentuan Allah Swt. Ketika air turun menimpanya, bumi merespon dengan kesuburan dan menumbuhkan tanaman-tanaman yang indah. Demikian pula dengan manusia, tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah Swt, lalu turun taufik dari Allah Swt. Ia akan merespon dengan sifat-sifat terpuji.

Menurut Abu Daud As-Sijistani, akhlak terpuji adalah perbuatan-perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak tercela adalah perbuatan-perbuatan yang harus dihindari.

b. Macam-Macam Akhlak Terpuji

Dalam menentukan macam-macam akhlak terpuji, para pakar muslim umumnya merunjuk pada ketentuan Al-quran dan Al-hadis. Ini tentunya seiring dengan konsep baik dan buruk dalam pandangan islam sebagaimana telah dipaparkan. Muhammad bin Abdillah As-Sahim, menyebutkan bahwa di antara akhlak terpuji adalah bergaul secara baik dan berbuat baik kepada sesama, adil, rendah hati, jujur, dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, sabar, dan takut kepada Allah Swt. Selain sifat-sifat itu, Al-

26Beni Ahmad Saebani, “Ilmu Akhlak”, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Hal. 195 27 Rosihon Anwar, “Akhlak Tasawuf ”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hal. 87

Page 37: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

29

Qurthubi menambahkannya dengan sifat memberi nasihat kepada sesama, membenci dunia, zuhud, serta mencintai Allah Swt dan Rasul-Nya.

Dalam sebuah riwayat dari Aisyah dikatakan bahwa akhlak terpuji ada sepuluh, yaitu: jujur, berani di jalan Allah Swt, memberi kepada pengemis, membalas kebaikan orang lain, silaturrahmi, menunaikan amanat, memuliahkan tetangga, memuliakan tamu, dan malu.

Selanjutnya, uraian akhlak terpuji berikut ini akan dijelaskan derdasarkan pembagian berikut:

1. Akhlak Terhadap Allah Swt a. Menauhidkan Allah Swt.

Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah Swt. Satu-satunya yang memiliki sifat rububiyyah dan uluhiyyah, serta kesempurnaan nama dan sifat. Tauhid dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:

1. Tauhid Rububiyyah,

Meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Tuhan yang menciptakan alam ini, yang memilikinya, yang mengatur perjalanannya, yang menghidupkan dan yang mematikan, yang menurunkan rezeki kepada makhluk, yang berkuasa mendatangkan manfaat dan menimpahkan mudarat, yang mengabulkan doa dan permintaan hamba ketika mereka terdesak, yang berkuasa melaksanakan apa yang di kehendakinya, yang memberi dan mencegah, di tangan-Nya segala kebaikan dan bagi-Nya penciptaan dan juga segala urusan.

2. Tauhid Uluhiyyah 3. Tauhid Asma dan Sifat terdapat dalam b. Berbaik sangka (husnu zhan)

Berbaik sangka terhadap keputusan keputusan Allah Swt. Merupakan salah satu akhlak terpuji kepada-Nya. Diantara ciri akhlak terpuji ini adalah ketaatan yang sungguh-sungguh kepada-Nya.

c. Zikrullah

Page 38: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

30

Mengingat Allah (zikrullah) adalah asas dari setiap ibadah kepada Allah Swt. Karena merupakan pertanda hubungan antara hamba kepada pencipta pada setiap saat dan tempat. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw. Senantiasa mengingat Allah Swt. Pada sepanjang hidupnya (H.R. Muslim). Zikrullah merupakan aktifitas paling baik dan paling mulia bagi Allah Swt.

d. Tawakal

Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusa kepada Allah ‘Azza wa Jalla’, membersikan dari ikhtiar yang keliru, dan tetap menampati kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. Dengan demikian, hamba percaya dengan bagian Allah Swt, untuknya. Apa yang telah ditentukan oleh Allah Swt untuknya, ia yakin pasti akan memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak ditentukan Allah Swt untuknya, ia pun yakin pasti tidak akan memperoleh.

Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah Swt. Dalam hal ini, Al-Ghazali mengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan penekanan bahwa tauhid sangat berfungsi sebagai landasan tawakal.

Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, rida, ikhtiar, sabar, dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Swt. Untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat. Dasar akhlak terpuji berupa tawakal adalah sebegai berikut: Allah Swt berfirman:

( # sŒÎ * sù | M ø Bz • t ã ö @© . u q t Gsù ’ n ? t ã « ! $ # 4 ¨ b Î ) © ! $ # � = Ï t ä † t û, Î # Ï j . u q t Gß J ø 9 $ #

Ç Ê Î Ò È

Terjemahnya:

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Qs. Ali-Imran ayat 159)28

2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

28 Kementerian Agama RI, “Al-Quran dan Terjemahan”, (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu,

2014), Hal. 37

Page 39: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

31

a. Sabar

Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky, sabar adalah menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridaan Tuhannya dan menggantinya dengan bersungguh-sungguh menjalani cobaan-cobaan Allah Swt. Terhadapnya. Sabar dapat di definisikan pula dengan tahan menderita dan menerima cobaan dengan hati rida serta menyerahkan diri kepada Allah Swt setelah berusaha. Selain itu, sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah Swt, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

b. Syukur

Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Dalam melakukan maksiat kepada-Nya. Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan hati bahwa nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt, bukan selain-Nya, lalu di ikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk sesuatu yang dibenci pemberinya.

c. Menunaikan Amanah

Pengertian amanah menurut arti bahasa adalah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan, atau kejujuran, kebalikan dari khianat. Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang di percayakan kepadanya, berupah harta benda, rahasia, ataupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik biasa disebut al-amin yang berati dapat di percaya, jujur, setia, aman.

d. Benar Atau Jujur

Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan adalah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada, dan tidak pula menyembunyikannya. Lain hal apabila yang disembunyikan itu bersifat rahasia atau kerana menjaga nama baik seseorang. Benar dalam perbuatan adalah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar.

Page 40: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

32

e. Memelihara Kesucian Diri

Memelihara kesucian diri adalah menjaga diri dari segalah tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara kesucian diri hendaknya dilakukan setiap hari agar diri tetap berada dalam status kesucian. Hal ini dapat dilakukan mulai dari memlihara hati untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk. Menurut Al-Ghazali, dari kesucian diri akan lahir sifat-sifat terpuji lainnya, seperti kedermawanan, malu, sabar, toleran, qannaah, wara, lembut, dan membantu.

3. Akhlak Terhadap Keluarga a. Berbakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua merupakan faktor utama diterimanya doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling utama yang dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini seiring dengan nilai-nilai kebaikan untuk selamanya dan dicintai oleh setiap orang sepanjang masa.

Salah satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua, di samping melaksanakan ketaatan atas perintah Allah Swt. Adalah menghapus dosa-dosa besar. Dasar-dasar keharusan berbuat baik kepada orang tua adalah: Allah Swt berfirman dalam Q.s An-nisa ayat 36:

* ( # r ß ‰ç 6ô ã $ # u r © ! $ # Ÿwu r ( # q ä . Î Ž ô ³ è @ ¾Ï mÎ / $ \ « ø ‹ x © ( È ûø ï t $ Î ! º u q ø 9 $ $ Î / u r

$ YZ » | ¡ ô mÎ ) “ É ‹ Î / u r 4 ’ n 1 ö �à ) ø 9 $ # 4 ’ y J » t Gu Š ø 9 $ # u r È ûü Å 3 » | ¡ y J ø 9 $ # u r

Í ‘ $ p g ø : $ # u r “ Ï Œ 4 ’ n 1 ö � à ) ø 9 $ # Í ‘ $ p g ø : $ # u r É = ã Yà f ø 9 $ #

É = Ï m$ ¢ Á 9 $ # u r É = / Z y f ø 9 $ $ Î / È ûø ó $ # u r È @‹ Î 6¡ ¡ 9 $ # $ t Bu r ô M s3 n = t B

ö Nä 3 ã Z » y J ÷ ƒ r & 3 ¨ b Î ) © ! $ # Ÿw � = Ï t ä † ` t B t b %Ÿ2 Z w$ t F ø ƒ è C # · ‘ q ã ‚ sù Ç Ì Ï È

Terjemahnya:

Page 41: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

33

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.29

Allah Swt, menghubungkan beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan brrul waliadin (berbuat baik kepada kedua orang tua) disisi Allah Swt.

b. Berbuat baik kepada saudara

Agama islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah Swt, dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan tolong menolong.

4. Akhlak Terhadap Masyarakat a. Berbuat baik kepada tetangga

Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan mungkin tidak seagama dengan kita. Dekat disini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita.

b. Suka menolong orang lain

Dalam hidup ini jarang sekali ada orang yang tidak memerlukan pertolongan orang lain. Misalnya sengsara dalam hidup, penderitaan batin atau kegelisahan jiwa, sedih mendapatkan berbagai musibah. Oleh sebab itu, belum tentu orang kaya dan orang yang mempunyai kedudukan tidak memerlukan pertolongan orang lain.

29 Kementerian Agama RI, “Al-Quran dan Terjemahan”, (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu,

2014), Hal. 43

Page 42: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

34

5. Akhlak Terhadap Lingkungan

Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifa. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.

Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptanya. Hal ini berarti manusia dituntut untuk menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan terhadap semua proses yang terjadi.30

c. Induk-Induk Akhlak Terpuji

Seorang muslim seharusnya menghiasi diri dengan akhlak terpuji (mahmudah). Adapun akhlak terpuji yang harus dimiiliki oleh seorang muslim antara lain:

a. Berani dalam segala hal yang positif. b. Adil dan bijaksana dalam menghadapi dan memutuskan sesuatu. c. Mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri

sendiri. d. Pemurah dan suka menafkahkan hartanya, baik pada waktu lapang

maupun susah. e. Ikhlas dalam melaksanakan setiap amal perbuatan semata-mata

karena Allah Swt. f. Cepat bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan jika melakukan

suatu dosa. g. Jujur, benar dan amanah. h. Tenang dalam menghadapi berbagai masalah, tidak berkeluh

kesah, dan tidak gundah gulana. i. Sabar dalam menghadapi setiap cobaan atau melaksanakan

kewajiban ibadah kepada Tuhan; j. Pemaaf, penuh kasih sayang, lapang hati dan tidak membalas

dendam.

30 Ibid , Hal.89-114

Page 43: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

35

k. Selalu optimis dalam menghadapi kehidupan dan penuh harap kepada Allah Swt.

l. Iffah, menjaga diri dari sesuatu yang dapat merusak kehormatan dan kesucian.

m. Al-haaya’ yakni malu melakukan perbuatan yang tidak baik. n. Tawadu’ (rendah hati). o. Mengutamakan perdamaian daripada permusuhan. p. Zuhud dan tidak rakus terhadap kehidupan duniawi. q. Rida atas segala ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. r. Baik terhadap teman, sahabat, dan siapa saja yang terkait

dengannya. s. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan atau musibah yang

dijatuhkan t. Berterima kasih kepada sesama umat manusia u. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan. v. Bertawakal setelah segala usaha dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. w. Dinamis sampai tujuan dan cita-cita tercapai. x. Murah senyum dan menampilkan wajah yang ceria kepada sesama y. Menjauhi sifat iri hati dan dengki. z. Rela berkorban untuk kemaslahatan umat manusia dan dalam

membela agama d. Membiasakan Akhlak Terpuji

1. Akhlak berpakaian 2. Akhlak berhias 3. Akhlak berjalan 4. Akhlak menerima tamu 5. Akhlak bertamu31

e. Menghindari Perilaku Tercela a. Mabuk-mabukan b. Judi c. Mencuri d. Mengkonsumsi narkoba

31Kementerian Agama, “ Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI”, (Jakarta:

Kementerian Agama, 2015), op.cit hal. 83-101

Page 44: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni jenis penelitian yang menghasilkan data dari adanya kerja yang tersistematis dan merupakan hasil eksperimen ilmiah dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan cara-cara yang dilakukan ataupun keadaan objek yang diamati. Hal-hal yang diamati kiranya fakta-fakta yang benar-benar terjadi tidak dibuat-buat ataupun hanya hasil karangan semata.

Bodgan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Sedangkan menurut Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara

Page 45: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

37

fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.32

Pendekatan ini tujuan untuk melihat objek yang diteliti, individu maupun kelompok. Dengan tujuan agar pendekatan yang dilakukan terungkap fakta yang sebenarnya. Hal ini, didasarkan pada penelitian agar, bisa dideskripsikan apa yang sedang berlangsung yang berkaitan dengan peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di madrasah aliah negeri 2 kabupaten gorontalo

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian 3 macam pendeketan yaitu:

a. Pendekatan Fenomenologis, yaitu pendekatan ini berusaha menjawab persoalan-persoalan tentang sesuatu yang telah terjadi. Berusaha dan memahami peristiwa yang ada kaitannya dengan situasi tertentu. Khususnya yang berkaitan peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di madrasah aliah negeri 2 kabupaten gorontalo

b. Pendekatan Sosiologis, yaitu pendekatan yang dilakukan peneliti untuk melihat langsung kenyataan-kenyataan yang terjadi pada diri itu sendiri.

c. Pendekatan Psikologis, yaitu pendekatan psikologis senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan penelitian secara optimal. Pendekatan psikologis memandang manusia sebagai “psyco physik” netral artinya sebagai mahluk yang memiliki kemandirian jasmani dan rohaniyah, sehingga manusia memiliki potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang, dalam hal ini berarti perlu adanya pendidikan, terutama untuk mengatasi probelem pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.

B. Kehadiran Peneliti

Pada dasarnya seorang peneliti, apabila mengadakan penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur yang dimaksud dikembangkan untuk mengungkapkan informasi yang terhimpun sesuai dengan masalah yang dipertanyakan.

32 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2017), hal. 4

Page 46: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

38

Adapun hal yang dipertanyakan oleh peneliti harus bisa mendapatkan jawaban yang jelas terperinci dari obyek penelitian. Bila dalam melaksanakan observasi, studi awal, wawancara, dokumentasi, maupun mengecekan hal tersebut akan menunjang fasilitas akan menunjang data tersebut. Hal ini merupakan kunci utama untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. Tujuan dari pemilihan lokasi tersebut yakni mudah dijangkau, sehingga informasi akan mudah diperoleh dan segala bentuk realita akan cepat di lihat.

D. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam hal ini adalah, subyek objek darimana data dapat diperoleh. Data tersebut diperoleh dari Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

1. Data primer yaitu, data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan subyek dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data ialah Kepala sekolah, guru akidah akhlak, dan siswa.

2. Data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen pendukung. Seperti, buku, artikel, serta hasil penelitian yang tidak secara langsung ditemukan.

E. Subyek dan Objek Penelitian 1. Subyek dalam penelitian ini adalah :

a. Guru Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. Dalam hal ini guru dijadikan sumber untuk mengetahui bagaimana peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa.

b. Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. siswa merupakan subyek yang akan diamati yaitu akhlak dan tingkah lakunya terhadap guru, dan teman sejawatnya.

Page 47: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

39

2. Objek dalam penelitian ini adalah peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

F. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang dipertanggung jawabkan secara ilmiah, diperulakan metode yang mampu mengungkapkan data yang sesuai dengan pokok permasalahannya. Metode yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara,observasi, serta dokumentasi.

1. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu, percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dalam penelitian merupakan salah satu dari sejumlah metode pengumpulan data yang dapat untuk memperoleh informasih yang diperlukan. Di antaranya, seperti komunikasi dua arah. 33Wawancara juga suatu teknik pengumpulan data di lapangan dengan jalan mengadakan dialog secara langsung dengan objek (informan) yang dapat memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun obyek yang diwawancarai adalah guru, dan siswa. Serta aspek-aspek yang di wawancarai ialah peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa, perilaku siswa di madrasah aliyah negeri 2 kabupaten gorontalo, dan juga hambatan yang di hadapi guru akidah akhlak serta solusi terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa.

2. Observasi

Observasi yaitu, pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. 34Menurut Nasution adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis mencatat langsung hasil pengamatan sesuai dengan kondisi ataupun situasi yang ditemui dilapangan. Untuk itu pengamatan yang digunakan penulis adalah sistem

33 Lexy J. Moleong, Ibid, hal. 186 34 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, ( Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 64

Page 48: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

40

kategori. Sistem kategori yaitu, dengan membuat kategorisasi terhadap aspek-aspek yang akan diteliti, sesuai dangan masalah penelitian pengamatan yang dilakukan terhadap proses pembentukan akhlak terpuji siswa dilingkungan sekolah. Seperti: peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa, kegiatan guru dan siswa baik di dalam maupun di luar kegiatan pembelajaran, kondisi sekolah, dan sarana prasarana sekolah.

3. Dokumentasi

Dokementasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar, maupun foto.35

Metode dokumentasi memang sangat berguna untuk mebuat laporan tertulis dari suatu peristiwa yang ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan merumuskan keterangan mengenai pentingnya peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

Adapun data yang ingin diperoleh melalui metode dokumentasi yaitu profil sekolah, struktur organisasi sekolah, struktur kurikulum, visi dan misi sekolah, kondisi sarana dan prasarana sekolah, keadaan guru, kariyawan, siswa, serta sarana dan prasarana sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembentukan akhlak terpuji siswa.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, model interaktif yang dimulai dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Proses analisi data yang dilakukan secara terus menerus, didalam proses pengumpulan data selama penelitian berlangsung diantaranya:

1. Pengumpulan Data

35 Muri Yusuf, “Metodologi Penelitia Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan”,

(Jakarta:Prenamedia Group, 2015), hal. 391

Page 49: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

41

Data dapat dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan dari dokumen atau secara gabungan dari padanya. Pengumpulan data biasanya menghasilkan catatan yang tertulis yang sangat banyak, transkrip wawancara yang diketik, atau pita video/audio tentang percakapan yang berisi penggalan data yang jamak nantinya dipilah-pilah dan dianalisis. Proses ini dilaksanakan dengan jalan membuat kode dan mengkategorisasikan data.

2. Reduksi data, dalam tahap ini penulis memilih data yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan masalah moral serta, ukhuwah islamiah. Sedangkan data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian dibuang atau tidak direduksi. Data yang telah direduksi, disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan demikian, maka gambaran hasil penelitian akan lebih jelas.\

3. Penyajian data. Dalam penyajian data ini penulis menyajikan hasil penelitian. Dengan beberapa hipotesis, bagaimana temuan-temuan baru itu dihubungkan dengan penelitian terdahulu. Penyajian data dalam penelitian bertujuan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menarik dari masalah yang diteliti mengenai metode yang digunakan, penemuan yang diperoleh.

4. Penarikan kesimpulan. Pada tahap ini, penulis membuat kesimpulan dengan apa yang diperoleh serta saran sebagai bagian akhir dari penelitian.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan

Proses ini dimaksudkan untuk, memberikan gambaran mengenai kebenaran data yang diperoleh dari lapangan. Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Ketekunan pengamatan, yaitu, konsisten dan mencari interperstasi dalam berbagai cara yang ada kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.

2. Perpanjangan keikutsertaan, yaitu peneliti mencari data yang mampu mendukung proses pengumpulan data. Peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari situasi dan keadaan guna menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distors, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden dan membangun kepercayaan subyek. Ini akan bermanfaat dalam memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati.

Page 50: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

42

3. Triangulasi yaitu, sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan waktu. Triangulasi pada penelitian ini dibagi 2 yaitu: a. Triangulasi sumber, yaitu dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi teknik, yaitu dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara mengecekan data yang dilakukan melalui wawancara, kepada dua atau lebih sumber informasi dengan pertanyaan yang sama. Hal ini dimaksud untuk meningkatkan kedalaman pemahaman penelitian, baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks dimana fenomena itu muncul. Karena penelitian kualitatif lahir untuk mengakap arti atau memahami gejala, peristiwa, fakta, kejadian, realitas atau masalah tertentu. Khususnya, yang berkenaan dengan hubungan antar variabel. Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten

Gorontalo

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo atau lebih di kenal dengan nama MAN 2 Kabupeten Gorontalo adalah salah satu Madrasah Aliyah berstatus negeri yang berada di kabupaten gorontalo yang berlokasi di JL. Abdul Gani Habibie, desa Ilomangga Kecamatan Tabongo, Kabupaten gorontalo. Yang awalnya pada tahun 2003 Madrasah ini lebih di kenal dengan sebutan nama MAN BATUDAA, dan sekarang menjadi MAN 2 Kabupaten Gorontalo.

Tahun 1971 atas Prakarsa Staf Dewan Guru MTs Batudaa bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat di Kec. Batudaa mendirikan Madrasah Aliyah Al- Jihad Batudaa. Pemberian nama ini disesuaikan dengan nama yayasan yang mengelola Mesjid Al-Jihad Batudaa. Pada saat itu, Madrasah Aliyah Al-Jihad Batudaa menempati SMEP Batudaa.

Page 51: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

43

Pada tahun 1992 Pemerintah Pusat melalui Dana APBN membangun gedung baru untuk Madrasah Aliyah Al-Jihad Batudaa. Selanjutnya pada tahun 2003 Madrasah Aliyah Al-Jihad Batudaa berubah status menjadi Madrasah Aliyah Negeri Batudaa

Sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo ini telah mengalami banyak perubahan mulai dari pergantian nama sekolah sampai pemimpin atau kepala sekolah sebanyak 10 kali, mulai dari periode swasta sampai berstatus negeri.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo akan diuraikan pada tabel beriku ini:

Tabel 1: Daftar Nama-nama Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Periode SWASTA (Madrasah Al-Jihad Batudaa) Tahun 1971-2003.

No. Nama Tahun Masa Jabatan

1. Burhan Pandi 1971 – 1978

2. Amin Tuli 1978 – 1982

3. Burhan Pandi 1982 – 2000

4. Drs. Syarifudin Abdul 2000 – 2002

5. Drs. Idris Piinga 2002 – 2003

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 1971-2003

Tabel II : MAN Batudaa Tahun 2003 - Sekarang (MAN 2 Kabupaten Gorontalo)

No. Nama Tahun Masa Jabatan

1. Hi. Amin Tuli, S.Ag 2003 – 2007

2. Masniah M. Jasin, S.Ag , M.Pd.I 2007 – 2011

Page 52: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

44

3. DR. HI. Masjrul Janto Usman, S.Ag, M.Pd

2011 – 2013

4. Yartam Ismail Nasaru, S.Pd, M.Pd 2013 – 2017

5. Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I 2018 – Sekarang

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 2019

1. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo a. Visi

“Madrasah yang religius, unggul, kompetitif dan inovatif”

b. Misi 1. Mewujudkan lembaga pendidikan yang Islami dan Berkualitas 2. Meningkatkan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga

Kependidikan 3. Meningkatkan Prestasi Akademik dan Non Akademik

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu pendukung dalam kegiatan pendidikan di sekolah, Terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, itu dapat membantu keberhasilan program pembelajaran dengan tujuan agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar baik itu secara efektif dan efisien.

Berikut ini merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

Tabel III : Keadaan Sarana dan Prasarana

No Nama Gedung Jumlah Kondisi

1 Ruang Belajar 14 Baik

2 Laboratorium Biologi 1 Baik

3 Laboratorium Kimia 1 Baik

Page 53: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

45

4 Laboratorium Fisika 1 Baik

5 Laboratorium Bahasa 1 Baik

6 Laboratorium Komputer 1 Baik

7 Perpustakaan 1 Baik

8 Ruangan UKS 1 Baik

9 Ruang Multimedia 1 Baik

10 Ruang pimpinan 1 Baik

11 Ruangan Dewan Guru 1 Baik

12 Ruangan Kepala TU 1 Baik

13 Ruangan Tata Usaha 1 Baik

14 Ruangan BK 1 Baik

15 Ruangan Osis 1 Baik

16 Ruangan Olahraga 1 Baik

17 Ruangan Seni dan keterampilan

1 Baik

18 Gudang 1 Baik

19 Lapangan Bola Volly 1 Baik

20 Lapangan Sepak Takraw 1 Baik

21 Asrama Guru 4 Baik

22 Asrama Siswa 4 Baik

23 Kantin Sekolah 3 Baik

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 2019

Dari uraian data di atas menunjukan bahwa sarana dan prasarana di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai, untuk di gunakan dalam proses

Page 54: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

46

pembelajaran. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa sekolah madrasah aliyah negeri 2 kabupaten gorontalo tiap tahun mengalami peningkatan.

3. Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidik

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan yang penting dalam pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar. Untuk menjadi seorang guru tidak lah mudah karena guru memiliki tugas dan tanggung jawab sangat penting dalam dunia pendidikan. Untuk itu maka guru harus memiliki latar belakang pendidikan yang jelas.

Unuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru menurut latar belakang pendidik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahu pelajaran 2018-2019 berdasarkan tingkat pendidikan,serta keadaan guru berdasarkan mata pelajaran. Dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV : Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidik

Pendidikan Terakhir Guru Tetap Guru Honor Jumlah Guru

Pasca Sarjana (S2) 5 - 5

Sarjana / S1 16 6 23

Sarjan Mudah (D3) - - -

Dan Lebih Rendah - - -

Jumlah 21 6 27

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 2019

Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa keadaan guru menurut latar belakang pendidik, menurut tingkat pendidikan yaitu: terdapat 5 orang guru yang berpendidikan pasca sarjanah yang berstatus sebagai guru tetap, kemudian guru yang berpendidikan sarjana (S1) sebanyak 23 orang, yang berstatus guru tetap yaitu 16 orang dan guru honor 6 orang. Jadi jumlah guru tetap sebanyak 21 orang dan jumlah guru honor 6 orang. Jadi jumlah keseluruhan keadaan guru menurut latar belakang pendidik, menurut tingkat pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo sebanyak 27 orang yang berpendidikan terbaik dalam menunjang proses pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

Tabel V : Keadaan Guru Menurut Mata Pelajaran

Page 55: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

47

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1 Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I Akidah Akhlak

2 Saiful Gufron, S.Pd Kimia

3 Mutmaina Malik, S.Pd Bahasa Inggris

4 Azis Dukalang, S.Pd Geologi, Geologi (Peminatan)

5 Asmuni S.Ag. M.Pd Bahasa Arab, Ilmu Tafsir

6 Hj. Masniah M. Jasin, S.Ag. M.Pd Qur’an Hadits

7 Samriah, S.Pd Matematika (Peminatan),

8 Iam Yusuf, S.Pd Matematika (Peminatan), Fisika, Fisika (Peminatan)

9 Sriyanti Usman Hamid, S.Pd Bahasa Inggris

10 Amna Hadji Ishak, S.Ag Fiqih, Ilmu Tafsir

11 Hasna A.Tuli, S.Ag Akidah Akhlak, Ilmu Kalam, Ilmu Hadits

12 Arianti Sintje Andjulu, S.Pd, M.Pd Sejarah (Peminatan), Sejarah Indonesia

13 Dra. Nirma Lahiya Bahasa Indonesia

14 Novita Fitriyanti I. Jusuf, S.Pd Biologi

15 Nurjannah Djaelani, S.Pd Bahasa Indonesia

16 Tedi Sumaila, S.Pd Fisika, Biologi

Biologi (PM)

17 Yeni Madina, S.Pd Kimia, PKN

18 Drs. Sumardi PK, Seni Budaya, Sosiologi

19 Krisowanti A. Musa, S.Pd Ekonomi, Ekonomi (PM), Prakarya

Page 56: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

48

20 Mutmainah Dunggio, S.Pd Ekonomi, Prakarya

21 Selly L. Lasena , SE Sosiologi, Seni Budaya

22 Hendrawati A. Thalib, S.Pd BK

23 Abdurrahman Wantu, S.Pd Penjaskes

24 Yudin Daud, S.Pd Bahasa Arab, Ushul Fiqih

25 Tiara Dewi Tobamba, S.Pd.I SKI, Akhlak

26 Isnawati K. Abdul, S.Pd Matematika (Wajib)

27 Mukmin J. Usman, S.Pd Sejarah Indonesia, Sejarah Peminatan

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 2019

4. Perkembangan Siswa 7 Tahun Terakhir

Dalam meneliti suatu madrasah perlu mengetahui perkembangan siswa di suatu lembaga pendidikan. Mengingat unsur siswa dalam suatu lembaga pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan faktor yang ada di dalamnya. Siswa tidak saja dipandang sebagai objek tapi juga subjek dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tanpa adanya siswa di madrasa maka madrasah itu tidak akan berkembang atau maju dalam dunia pendidikan.

Jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo setiap tahunnya tiap tahunnya mengalami perkembangan, hal ini disebabkan oleh siswa yang pinda kesekolah lain dan lulus melanjutkan pendidikannya kejenjang selanjutnya. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan siswa 7 tahun terakhir di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel VI : Perkembangan Siswa 7 Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

Jumlah Laki-Laki Perempuan 2009 / 2010 126 159 285

Page 57: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

49

2010 / 2011 118 134 252

2011 / 2012 124 160 284

2012 / 2013 117 157 274

2013 / 2014 115 185 300

2015 / 2016 114 196 310

2016 / 2017 119 206 325

Sumber : Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo tahun 2019

Berdasarkan uraian data di atas menunjukan bahwa perkembangan siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo selama 7 tahun terakhir, mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun 2016/2017 dengan jumlah 325 siswa. Yaitu terdiri dari laki-laki berjumlah 119 siswa dan perempuan 206 siswa.

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak

Terpuji Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting, peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, internet, komputer, maupun teknologi yang paling moderen. Banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dan hasil proses pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik.

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim

Dengan ini seorang guru harus memanfaatkan waktu dengan sabaik-baiknya dalam memberikan pengarahan pada peserta didik. Ini menunjukan bahwa untuk menyempurnakan akidah peserta didik harus

Page 58: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

50

dilandasi dengan adanya akhlak tingkah laku. Karena guru dianggap sebagai panutan mulia untuk peserta didik dalam memberikan pengajaran akidah akhlak seperti apa nantinya.

Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam wawancara di peroleh gambaran mengenai Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa, bagaimana perilaku siswa, hambatan yang dihadapi oleh guru akidah akhlak serta bagaimana solusi terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. Yang dapat diuraikan melalui hasil wawancara sebagai berikut ini:

Berikut hasil wawancara dengan kepalah sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yaitu Bapak Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I dengan pernyataannya sebagai berikut:

Peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa tentu kita juga tidak akan lepas dari tuntunan ajaran agama islam. Dan yang lebih penting dimulai dari guru itu sendiri atau yang lebih dikenal dengan keteladanan. Sebab dengan keteladanan ini akan lebih efektif karena guru menjadi contoh agar siswa berperilaku terpuji.36

Dari pernyataan diatas dapat simpulkan bahwa pembentukan akhlak terpuji dimulai dari guru itu sendiri. Sebab guru merupakan suri tauladan bagi peserta didik karena dari gurulah akan tercemin sikap yang harus di ikuti oleh peserta didik. Dan taakan lepas dari tuntunan ajaran agama islam.

Selanjutnya pernyataan dari Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag sebagai guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo beliau mengatakan bahwa :

Peran Guru Akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa tentunya di mulai dari diri saya sendiri, sebab saya merupakan contoh dari peserta didik, apa yang saya lakukan pasti akan berdampak juga kepada siswa. Saya berusaha untuk mengarahkan siswa agar berperilaku terpuji, seperti bagaimana cara bertutur kata dengan baik, menghindari

36Rommy Bau,”Kepala Sekolah”, Wawancara, 28 Juni 2019

Page 59: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

51

perbuatan yang tercelah, serta rajin melaksanakan sholat 5 waktu. Karena tugasnya saya adalah membentuk akhlak terpuji dari siswa itu sendiri. Dan saya rasa juga pasti semua guru mengharapkan agar siswanya dapat berperilaku akhlak terpuji. Tetapi kita juga selaku guru tidak bisa memaksakan kehendak kita terhadap siswa, itu semua tergantung dari individu siswa masing-masing.37

Dari pernyataan diatas dapat di simpulkan bahwa, guru adalah merupakan panutan terhadap siswa, apa yang guru lakukan pasti akan berdampak juga bagi siswa. Guru dan siswa adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Boleh jadi, di mana guru di situ ada siswa yang ingin belajar dari guru. Sebaliknya, di mana ada siswa di sana ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak didiknya. Guru dengan ikhlas memberikan apa yang di inginkan oleh anak didiknya. Tidak ada sedikit pun dalam benak guru terlintas pikiran negatif untuk tidak mendidik anak didiknya. meskipun barangkali sejuta permasalahan sedang merongrong kehidupan seorang guru.

Strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada anak didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Maka dari itu untuk tercapainya tujuan pembentukan akhlak terpuji dari siswa maka diperlukan adanya strategi dari pembentukan akhlak terpuji siswa.

Berikut ini pernyataan dari Bapak Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I terkait dengan strategi sekolah dalam membentuk akhlak terpuji siswa.38

Ada banyak strategi yang di terapkan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. Tapi hanya satu yang bisa saya jelaskan yaitu menyelenggarakan program tahfiz (menghafal), program ini tidak saja di wajibkan kepada siswa tetapi guru juga ikut menghafal Al-quran, baik itu pegawai tata usaha sampai dengan cleaning service bahkan sekuriti juga ikut menghafal ayat-ayat Al-quran. Sebab dengan menghafal maka ini adalah termasuk salah satu cara efektif untuk membentuk akhlak terpuji.

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa, bukan hanya guru akidah akhlak saja yang berperan dalam pembentukan akhlak terpuji siswa, tetapi sekolah juga membuat strategi pembentukan akhlak terpuji

37Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019 38 Rommy Bau,”Kepala Sekolah”, Wawancara, 28 Juni 2019

Page 60: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

52

yaitu dengan cara menyelenggarakan program tahfiz atau menghafal ayat-ayat Al-quran. Program ini tidak saja di wajibkan kepada siswa tetapi seluruh sifitas Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo juga wajib menghafal Al-quran. Kemudian Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membentuk akhlak terpuji siswa seperti memberi sumbangan kepada yang membutuhkan.

Ibu Hasna A. Tuli mengatakan bahwa “kegiatan untuk membina akhlak tersebut banyak. Yaitu seperti membaca serta menghafal Al-Qur‟an, pengembangan bakat, peraktek sholat, peraktek sholat mayat, serta mengumpulkan infak apa bila ada seorang siswa dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo mengalami cobaan misalnya sakit maupun meninggal dunia, kemudian pesantren kilat di bulan ramdhan.

Untuk mencapai tujuan yang sempurna seorang guru harus memiliki banyak cara untuk mencapai hasil yang maksimal bagi siswa, dalam hal pembentukan akhlak terpuji pada siswanya. Guru akidah akhlak dalam hal ini menciptakan upaya atau tindakan-tindakannya dalam menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa.

Seperti pernyataan dari Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag sebagai guru akidah akhlak ia mengatakan bahwa : sebelum memulai proses belajar mengajar saya selalu menerapkan 8 K yakni : keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban, kerindangan, kekeluargaan, kesehatan dan keagamaan. Setelah itu, di lanjutkan dengan membaca surah pendek serta doa belajar. kemudian saya juga menggunakan metode ceramah serta tanya jawab dalam pembelajaran akidah akhlak. Saya berusaha mengaitkan topik materi yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan tujuan agar siswa muda merespon serta paham dengan materi yang saya jelaskan. yang bertujuan untuk menciptakan kepribadian yang baik bagi para siswanya.39

39Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 61: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

53

Seperti pernyataan dari Yayan Tumaloto salah seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo kelas XI MIA 1 ia mengatakan bahwa:

Siswa sangat antusias belajar ketika jam pelajaran beliau karena metode ceramah yang beliau gunakan terutama dalam mengaitkan materi dengan yang ada di lingkungan sekitar. nasehat yang selalu beliau berikan kepada siswa, siswa juga merasa senang belajar karena kebiasaan humor dari beliau tanpa mengurangi wibawanya sebagai seorang guru.40

Dari pernyataan di atas dapat simpulkan bahwa guru akidah akhlak harus memiliki banyak cara dalam hal proses belajar mengajar. Agar siswa juga merasa senang serta nyaman dalam menerima materi yang di ajarkan. Maka upaya yang seperti ini lah yang selalu guru lakukan supaya terciptanya suasana pembelajaran yang efektif serta efisien juga menjadi pembiasaan bagi siswa untuk memperoleh akhlak yang mulia.

Adapun berbagai macam metode yang diterapkan oleh guru Akidah Akhlak saat membentuk akhlak terpuji pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:

a. Metode keteladanan

Metode pertama yang digunakan guru Akidah Akhlak ialah metode keteladanan. Sebab individu yang paling berpengaruh dalam menerapkan akhlak yang baik pada siswa yakni guru Akidah Akhlak itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag selaku guru akidah akhlak, beliau mengatakan bahwa : guru akidah akhlak yakni orang yang memiliki kewajiban untuk mengajarkan akhlak yang baik terhadap siswa. Seperti cara bertutur kata yang baik, cara berpakaian yang sopan serta lain sabagainya.41

Jadi, untuk mencapai hasil yang sempurna dalam pembentukan akhlak tersebut, yang terpenting adalah guru itu sendiri harus memilki akhlak yang baik pula. Karena pada dasarnya siswa memiliki sifat meniru. Jika semua guru memperlihatkan perilaku sikap yang baik dihadapan siswa, maka siswa juga akan berperilaku baik, tapi sebaliknya apa bila seorang guru memperlihatkan akhlak yang tidak baik di hadapan siswa, maka siswa

40 Yayan Tumaloto, “Siswa Kelas XI MIA 1”, Wawancara, 27 Juni 2019 41Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 62: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

54

juga akan memiliki akhlak yang tidak baik. Karena siswa akan meniru apa yang diperbuat oleh gurunya tersebut.

b. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan ini juga diterapkan oleh guru Akidah Akhlak untuk menanamkan akhlak yang mulia pada siswa-siswinya. Seperti pernyataan dari Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag selaku guru akidah akhlak ia mengatakan bahwa : pada saat jam pembelajarannya ia membiasakan siswa untuk membaca surah pendek kemudian dilanjutkan dengan membaca doa belajar sebelum memulai proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan agar siswa senantiasa mengingat Allah Swt dalam setiap apa yang dia lakukan selalu di awali dengan mengucapkan basmallah.

Dari hasil pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, Metode pebiasaan ini juga diterapkan di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan serta perlakuan siswa setiap hari, seperti sholat dhuha berjamaah, sholat juhur berjamaah, sholat ashar berjamaah, menghafal Al-quran, kemudian mengucap salam dan berjabat tangan ketika berpapasan dengan guru, menyapa satpam ketika masuk lingkungan sekolah, mengetuk pintu dan mengucap salam sebelum masuk ruangan kelas dan ruangan guru.

c. Metode Bimbingan atau Nasehat

Metode ini digunakan guru Akidah Akhlak ketika mendapati siswanya melanggar peraturan tata tertib Madrasah atau pun berperilaku buruk. Untuk menghindari hal itu, maka guru-guru serta pihak Madrasah memberi bimbingan yangg baik pada siswanya, seperti sebelum memulai pembelajaran, saat melakukan apel pagi. Karena dengan arahan dan nasehat siswa dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag sebagai guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo beliau mengatakan bahwa : apa bila ia menemukan siswa yang melanggar peraturan sekolah maupun berkelakuan tidak baik, maka guru akan memberikan arahan serta nasehat kepada siswa tersebut.42

Dari pernyataan di atas dapat penulis simpulkan bahwa: Metode seperti ini memang terlihat biasa saja, tetapi jika dilakukan terus-menerus

42Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 63: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

55

akan menimbulkan hasil yang baik dalam membina akhlak siswa. Karena hukuman bukanlah satu-satunya cara untuk memproses siswa yang bermasalah, selagi bisa diberi nasehat maupun arahan metode ini akan sangat berguna dan bermanfaat.

d. Metode Hukuman

Metode ini dilakukan guru Akidah akhlak ketika mendapati siswanya yang melanggar peraturan Madrasah maupun berkelakuan tidak baik. Seperti Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag sebagai guru Aqidah Akhlak beliau memiliki cara yang unik dalam menghukum siswanya. Yaitu dalam bentuk kartu kontrol hafalan juz 30 dari Q.s An-naba-Q.s Ad-dhuha, satu poin terdiri dari tiga surah. Dan itu wajib di lakukan oleh siswa yang melanggar peraturan sekolah maupun yang berperilaku tidak baik Dengan tujuan agar siswa jerah dalam melakukan pelanggran, tetapi disamping itu juga siswa mendapatkan hikmah yang luar biasa.43

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh guru akidah akhlak itu sangat luar biasa, serta membuat siswa takut dalam melakukan perilaku menyimpang. Tetapi disamping itu juga siswa mendapatkan hikmah yang luar biasa.

Dengan demikian, pembentukan akhlak terpuji yang dilakukan oleh guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten sudah ada peningkatan. Sehingga dengan bekal tersebut tujuan yang ingin dicapai akan terlaksana dengan baik. Dengan harapan agar peserta didik dapat berakhlaqul karimah seperti yang ajarkan oleh Rasulullah Saw.

Berikut ini adalah hasil wawancara penulis bersama siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo mengenai peran guru akidah akhlak dalam membentuk akhlak terpuji mereka.

Seperti pernyataan dari Yayan Tumaloto salah seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo kelas XI MIA 1 ia mengatakan bahwa:

Pembentukan akhlak terpuji yang dilakukan oleh guru akidah akhlak kepada kami bukan hanya sebatas dalam proses pembelajaran, tetapi juga dalam sikap mereka sehari-hari, seperti bagaimana cara bertutur kata dengan baik, sopan terhadap orang yang lebih dewasa, kami juga di

43Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 64: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

56

biasakan bersalaman dengan guru-guru sebagai tanda penghormatan kami kepada mereka dan kiranya hal ini bisa kami terapkan kedalam diri masing-masing.44

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, sikap dan tingkah laku guru dalam mengajarkan siswa dalam berperilaku terpuji itu sangat bermanfaat bagi siswa. serta membiasakan mereka untuk menghormati yang lebih tua. Dengan harapan semogah apa yang dilakukan oleh guru terhadap siswa bisa diterapkan kedalam diri mereka.

Selanjutnya pernyataan dari Rusni Djafar siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Kelas XI IIK mengatakan bahwa:

Cara guru akidah akhlak dalam membentuk akhlak terpuji siswa yaitu dilakukan dengan cara memberi motivasi kepada siswa secara perlahan-lahan agar muda dipahami oleh siswa, seperti guru terlebih dahulu memberikan contoh sikap yang bisa di jadikan teladan. Misalnya cara berpakaian yang sopan, bertutur kata yang lembut, dan tidak merokok di depan siswa. Karena guru merupakan teladan bagi siswa dalam membentuk akhlak terpuji agar siswa termotivasi dalam merubah perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.45

Kemudian pernyataan dari Kasim Ishak siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Kelas X MIA 1 mengatakan bahwa:

Cara guru akidah akhlak dalam membentuk akhlak terpuji siswa yaitu dari segi keseharian, membiasakan siswa untuk mengerjakan sholat, menghafal Al-quran dengan tujuan membentuk akhlak yang baik untuk siswa.46

Dari hasil wawancara di atas bersama siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupeten Gorontalo dapat di simpulkan bahwa, sikap seorang guru terutama guru akidah Akhlak yang sangat memiliki fungsi dan peranan dalam membentuk akhlak dari siswa. Sehingga siswa secara perlahan-lahan dapat merubah tingkah laku mereka. Maka dari itu keberadaan seorang guru sangatlah penting dalam membentuk akhlak dari siswa. Artinya bahwa seorang guru mampu memberikan contoh yang baik terhadap siswa.

44Yayan Tumaloto, “Siswa Kelas XI MIA 1”, Wawancara, 27 Juni 2019 45 Rusni Djafar, “Siswa Kelas XI IIK”, Wawancara, 27 Juni 2019 46 Kasim Ishak, “Siswa Kelas X MIA 1”, Wawancara, 28 Juni 2019

Page 65: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

57

Selanjutnya penulis juga mewawancarai beberapa guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo mengenai peran mereka terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa.

Ibu Arianti Sintje Andjulu sebagai guru sejarah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo beliau mengatakan bahwa: walaupun saya bukan guru akidah akhlak tetapi saya juga menerapkan ke siswa bagaimana cara berakhlak terpuji. Misalnya siswa harus sopan santun terhadap orang yang lebih tua, membiasakan siswa apa bila ada guru di dalam kelas harus meminta ijin ketika mau keluar kelas.47

Kemudian pernyataan dari guru olah raga Bapak Abdu Rahman Wantu ia mengatakan bahwa: untuk mata pelajaran penjaskes baik siswa laki maupun siswa perempuan memakai trening. Tetapi trening itu besar begitu juga dengan trening untuk siswi perempuan. Kemudian saya juga mengajari mereka bagaimana cara melindungi diri dari orang-orang yang berbuat jahat pada mereka terutama untuk perempuan ketika mau keluar rumah.48

Chindy Salsabila P. Eda siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo kelas XI MIA 1 ia mengatakan bahwa: pada saat pembelajaran penjaskes kita wajib memakai trening, tapi trening itu besar dan bajunya itu sampe lutut serta jilbanya menutupi dada. dan itu membuat kami nyaman memakainya.49

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bukan hanya guru akidah akhlak saja yang berperan dalam membentuk akhlak terpuji siswa tetapi guru-guru lainnya juga berperan dalam membentuk akhlak terpuji siswa. Karena tugasnya guru adalah selain memberikan teori mereka juga menjadi teladan bagi siswa.

2. Perilaku Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru akidah akhlak, dan juga siswa, yang berkaitan dengan peran guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa. Tentu saja banyak hal-hal yang dialami oleh guru dalam mewujudkan sesuatu yang ingin dicapai terutama bagaimana perilaku siswa setelah diberikan materi dalam bentuk

47Arianti Sintje Andjulu ,”Guru Sejarah”, Wawancara, 30 Juli 2019 48Abdu Rahman Wantu ,”Guru Penjaskes”, Wawancara, 30 Juli 2019 49 Chindy Salsabila P. Eda, “Siswa Kelas XI MIA 1”, Wawancara, 30 Juli 2019

Page 66: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

58

pengajaran, keteladanan, maupun kegiatan yang telah dilaksanakan ternyata mendapatkan hasil yang baik.

Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Bapak Dr. H. Rommy Bau, S.Ag, M.Pd.I dengan pernyataan sebagai berikut:

Alhamdulillah perilaku dari siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo secara umum memiliki akhlak yang baik. Di karenakan sekolah membiasakan mereka melasanaakan sholat 5 waktu, serta menerapkan amalan-amalan sunnah, sholat dhuha, dan menghafal Al-quran. Dan itu setiap hari kita lakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo. dengan tujuan agar siswa tidak akan terjerumus lagi kedunia pergaulan bebas atau disebut juga dengan perbuatan tercelah.50

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa, siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo memiliki akhlak yang baik, di karenakan sekolah membiasakan mereka melaksanakan sholat 5 waktu, sholat dhuha, dan juga menghafal Al-quran. Dengan tujuan agar siswa terhindar dari perbuatan yang tercelah. Mengingat di zaman sekarang pergaulan bebas meraja lela di kalangan masyarakat dan oknumnya adalah anak sekolah. Maka dari itu pihak Madrasah membuat aturan yang sangat ketat agar siswa-siswinya terhindar dari perbuatan tercelah.

Menerapkan akhlak terpuji pada siswa merupakan hal yang sangat penting dilakukan secara terus menerus. Hal ini dilakukan karena mengingat di zaman sekarang sudah semakin canggih serta pengaruh teknologi yang semakin merajalela terutama pada remaja yang masih memiliki sifat atau pun pikiran yang labil artinya masih perlu bimbingan dari orang tua, guru, lingkungan sekitarnya.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag selaku guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo beliau mengatakan bahwa : tak lupa pula saya juga menerepkan pada mereka bagaimana cara berakhlak baik kepada Allah Swt yang paling utama ialah dengan menanamkan ibadah kepada siswa misalnya melaksanakan segalah perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Setelah akhlak kepada Allah kemudian akhlak kepada sesama. Yaitu akhlak kepada orang tua, guru sesama teman serta lingkungan masyarakat.51

50 Rommy Bau,”Kepala Sekolah”, Wawancara, 28 Juni 2019 51Hasna A.Tuli,”Guru Akidah Akhlak”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 67: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

59

a. Akhlak Kepada Allah

Akhlak kepada Allah yaitu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt serta menjauhi larangan-Nya. Adapun akhlak kepada Allah meliputi: melaksanakan sholat 5 waktu, berdoa kepada Allah dan bertawakal kepada Allah. Dari hasil observasi serta wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap tiga siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yaitu mereka melaksanakan sholat berjamaah disekolah serta melakukan sholat sendiri di rumah.

Rusni Djafar, Siswa Kelas XI IIK mengatakan bahwa dia selalu mendoakan kedua orang tuanya setiap sehabis sholat, dan juga menutup aurat ketika hendak mau berpergian. Selanjutnya pernyataan dari Kasim Ishak siswa Kelas X MIA 1bahwa ia selalu melaksanakan sholat 5 waktu baik itu di sekolah maupun dirumah, apa bila ia tidak melaksanakan sholat dalam sehari saja, ia akan merasa menyesal serta bersalah jika meninggalkan sholatnya. Berbeda halnya dengan Yayan Tumaloto siswa Kelas XI MIA 1 ia mengatakan bahwa ia di sekolah rajin melaksanakan sekolah serta tiba di rumah ia jarang melaksanakan sholat, alasannya karena ia selalu tergoda dengan teman-temannya dan juga game online.

b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Selanjutnya akhlak terhadap diri sendiri yakni, sabar, syukur, jujur, serta menjaga kebersihan baik dilingkungan madrasah maupun diluar lingkungan madrasah. Dari Ketiga siswa yang telah diwawancarai oleh peneliti yaitu memiliki jawaban yang sama. Yaitu sabar dalam menerima cobaan dari Allah Swt di balik cobaan itu pasti ada hikmanya, bersyukur apa bila di beri uang jajan yang secukupnya. Selain itu, dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di lingkungan madrasah, yaitu peneliti melihat siswa-siswi membuang sampah jajanannya pada tempatnya.

c. Akhlak Kepada Orang Tua

Dari hasil wawancara antara peneliti dengan ketiga orang siswa tersebut, mereka mngatakan bahwa berbakti kepada kedua orang tua itu wajib karena berkat adanya orang tua kita ada disini misalnya dalam hal

Page 68: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

60

pendidikan, kemudian pakaian serta makanan. Kemudian cara bertutur kata dengan lembut saat berbicara dengan orang tua.

d. Akhlah Terhadap Guru

Akhlak kepada guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yaitu, mengucap salam serta menyapa ketika berjumpa guru, mencium tangan guru pada saat bersalaman, sopan terhadap guru, hormat terhadap guru serta melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, akhlak terseut dilaksanakan siswa dalam kesehariannya di lingkungan madrasah.

Selanjutnya pernyataan dari Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag beliau mengatakan bahwa upayah yang di lakukan oleh guru terhadap pembentukan akhlak terpuji yaitu: dalam hal pembelajaran, guru sudah bisa mengarahkan ke siswa bagaimana berakhlak terpuji, kemudian pembinaan secara umum dan khusus misalnya dalam kegiatan bersedekah, berbagi bersama kaum fakir miskin dan anak yatim. Jadi upaya guru tidak Cuma berhenti pada saat pembelajaran tetapi di luar jam pembelajaran guru juga berusaha dalam mendidik dan membentuk akhlak terpuji siswa.

Hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa upaya dalam pembentukan akhlah terpuji yang dilakukan oleh seorang guru tidak hanya berhenti pada proses pembelajaran tetapi juga melalui pembinaan secara umum membiasakan siswa dalam hal bersedekah dan berbagi bersama kaum fakir miskin sehingga itu bisa di terapkan oleh siswa dalam dirinya.

3. Hambatan serta solusi guru akidah akhlak terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo

Masih dengan narasumber yang sama yaitu Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag selaku guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo mengatakan bahwa: Berbicara mengenai hambatan atau kendala pasti ada, karena menghadapi siswa dengan berbagai macam karakter dan juga problem masing-masing. Setidaknya saya sebagai guru harus bisa berusaha menelaah, memahami sampai bisa menggali apa kendala dari siswa. Setidaknya guru harus tawuh latar belakang masalah dari siswa artinya dia bersikap cuek dan tidak mengikuti pembelajaran. Maka tugas dari guru adalah mengajak ia berbicara dari hati ke hati, setalah kita mendapatkan inti dari masalah yang di hadapi oleh siswa maka kita bisa mengarahkan siswa tersebut ke akhlak terpuji.

Page 69: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

61

Kemudian ada juga faktor penghambat dalam pembentukan akhlak terpuji siswa yaitu kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa, dan juga lingkungan masyarakat, serta pengaruh media sosial terhadap siswa. Sehingga dalam keadaan tersebut guru, orang tua, masyarakat senantiasa memiliki peran dalam membentuk akhlak terpuji siswa.

Sebagaimana di ungkapkan oleh salah seorang guru bahwa: upaya pembentukan akhlak terpuji yang dilakukan oleh guru terhadap siswa yang melakukan pelanggaran, yaitu: berbicara dari hati kehati antara guru dan siswa agar siswa merasa nyaman dalam mengungkapkan masalah yang di hadapinya, melalui wali kelas, kemudian melalui bimbingan konseling, memberikan berikan surat peringatan. Tetapi apa bila pelanggaran itu masih tetap di lakukan berulang kali, maka kami dan pihak sekolah akan mengundang ke dua orang tuanya.52

Adapun solusi dari hambatan yang di hadapi oleh guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa, sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Hasna A.Tuli, S.Ag bahwa:

Dalam hal pembelajaran apa bila kita menemukan siwa yang kurang aktif dalam pembelajaran serta siswa yang sering melakukan pelanggaran dan siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran, maka kita sebagai guru berusaha untuk mendaktinya, memahami, serta menggali dan berinteraksi dengan siswa tersebut. Kemudian kita ajak dia berbicara dari hati ke hati setelah kita menemukan masalah yang di hadapi oleh siswa tersebut. Maka tugas guru adalah berusaha untuk memberikan pembinaan yang baik serta mengajak ia kembali ke jalan yang benar.

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa, tugas guru sangat berat karena guru harus berusaha memami karekter dan masalah yang di hadapi oleh setiap siswa, yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada siswa, agar siswa tersebut merasa nyaman dengan keberadaan guru tersebut. Tugas guru bukan hanya sekedar memberikan teori saja tapi guru juga bisa menjadi sahabat pendengar dalam masalah yang di hadapi siswa serta menjadi penasehat dari siswa.

Berikut ini wawancara penulis bersama Kasim Ishak Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo Kelas X MIA 1 mengatakan bahwa:

52 Amna Hadji Ishak, ”Guru Fiqih”,Wawancara, 1 Juli 2019

Page 70: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

62

Cara menghindari perbuatan tercelah adalah intinya menjaga pergaulan,karena semua yang kita lakukan diluar sana tergantung pergaulan, jika pergaulan baik maka akan baik juga, tetapi jika pergaulan buruk maka tidak menutup kemungkinan kita akan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik misalnya jadi seorang pecandu narkoba, dan juga kita butuh bimbingan yang baik dari orang tua, guru dan berdoa ke pada Allah Swt agar terhindar dari perbuatan yang tercelah.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Guru Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Akhlak Terpuji Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yaitu sudah ada peningkatan. Hal ini terlihat dari upaya-upaya dan strategi pembinaan, juga pembiasaan serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dan juga guru akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa . Guru akidah akhlak juga

Page 71: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

63

berperan aktif dalam contoh teladan bagi para siswa dengan menampilkan perilaku baik, tutur kata yang baik, rapi dalam berpakaian, jujur, hormat serta tegas dalam segala hal. Guru akidah akhlak juga berperan aktif untuk mengajak siswa dalam hal kebaikan yakni sholat berjamaah, sholat dhuha, serta melakukan hal-hal baik lainnya yang berkaitan dengan akhlak terpuji. Selain itu guru akidah akhlak juga memberikan bimbingan serta nasehat pada siswa untuk senantiasa melakukan kebaikan dan berakhlak terpuji. Adapun metode yang digunakan guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa yaitu metode keteladanan, bimbingan serta nasehat, pembiasaan, dan hukuman.

2. Mengenai keadaan perilaku siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo memiliki akhlak yang baik sebab sekolah dan guru membuat aturan yang sangat ketat terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa seperti membiasakan siswa-siswanya mengerjakan sholat 5 waktu, menerapkan amalan-amalan sunnah, dan wajib menghafal Al-quran, hormat kepada kedua orang tua, guru dan sesama teman. Siswa juga mencerminkan akhlak yang baik dengan mengucap salam ketika berjumpa guru, menolong orang yang membutuhkan, membuang sampah pada tempatnya. Namun ada juga beberapa siswa yang masih berperilaku tidak baik seperti di sekolah ia rajin melaksanakan sholat, serta tiba di rumah ia jadi malas dalam melaksanakan sholat, tidak mengucapkan salam, serta mengejek teman, serta tidur di mesjid.

3. Hambatan yang dihadapi oleh guru akidah akhlak. Yaitu guru harus menghadapi karakter siswa masing-masing serta memahami masalah yang di hadapi oleh siswa. karena setiap siswa memiliki karakter dan masalah yang berbeda-beda, harus menguasai kelas, mengetahui kondisi siswa dan media sosial, latar belakang siswa dan juga teman. Solusi terhadap pembentukan akhlak terpuji siswa, memberikan nasehat terhadap siswa yang malas belajar, dan juga siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Maka tugas guru adalah berusaha untuk memberikan pembinaan yang baik serta mengajak ia kembali ke jalan yang benar.

B. Saran

Dari uraian pada pembahasan di atas, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Guru akidah akhlak lebih giat lagi dalam membentuk akhlak tepuji siswa. Karena mengingat di zaman sekarang pengaruh media sosial

Page 72: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

64

dan pergaulan bebas meraja lelah di kalangan masyarakat dan oknumnya adalah anak sekolah

2. Di harapkan kepada siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Gorontalo lebih giat lagi dalam menerima materi pembelajaran akidah akhlak terutama dalam hal pembentukan akhlak terpuji dan menjadi anak yang berbakti kepada Allah Swt, orang tua, guru, dan di lingkungan masyarakat, serta berusaha menghindari perilaku tercela.

3. Di harapkan kepada guru akidah akhlak di samping memberikan materi pembelajaran guru juga harus mampu memahami karakter dari siswa-siswanya. Dan guru juga bisa menjadi sahabat pendengar dari masalah yang di hadapi oleh siswa serta menjadi penasehat dari siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Azzet Muhaimin Akhmad, Menjadai Guru Favorit, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Agama Kementerian, Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X, Jakarta: kementerian agama, 2014

Agama Kementerian, Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI, Jakarta: kementerian agama, 2015

Ali Daud Mohammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Alim Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rodaskarya, 2011

Page 73: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

65

Anwar Rosihon, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010 Cecep Alba, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Tiga Mutiara, 2005

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

Daryanto,Standard Kompotensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Isma’il Farid Fu’ad & Mustawalli Hamid Abdul, Cara Mudah Belajar Filsafat Barat dan Islam, Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.

Mufron Ali, Ilmu Pendidikan Islam,Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013.

Mahmud Halim Abdul Ali, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani, 2004

Moleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005

Nata Abuddin, Akhkak Tasawuf dan karakter muliah, Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers 2016.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010 RI Agama Kementerian, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung: Mikraj

Khazanah Ilmu, 2014

Saebani Ahmad Beni, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2012

Salim Haitami Moh & Kurniawan Syamsul, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016

Saondi Ondi & Suherman Aris, Etika Profesi Keguruan, Bandung: Refika Adimata, 2012

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013

Page 74: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat

66

Thoha Chabib, Metodologi Pengajaran Agama, Semarang: Pustaka Pelajar, 2005

Yusuf Muri, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta:Prenamedia Group, 2015.

Page 75: vii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · berkomunikasi dengan apa pun yang terdapat di muka bumi ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat