8
Virus Struktur virus J : Virus terbentuk dari materi genetik (DNA atau RNA) yang diselubungi oleh protein yang disebut kapsid. Kapsid berfungsi untuk melindungi materi genetic . Materi genetic dan kapsid disebut nukleokapsel. Setiap unit infektif virus disebut juga virion L : Virus yang menginfeksi hewan dan binatang biasanya mempunyai membrane lipid yang disebut envelope yang menyelubungi kapsid. Envelop virus dapat berasal dari sitoplasma atau membrane nucleus sel inang. D : Virus tidak memiliki komponen seluler yang diperlukan untuk mengumpulkan energy dan mensintesis protein. Virus tidak memiliki mitokondria, ribosom, ataupun enzim untuk melakukan replikasi. Sehingga virus tidak dapat hidup di luar sel hidup (sel inang). A : Materi genetic virus mengandung informasi yang digunakan untuk menginstruksikan sel inang guna mensintesis partikel infeksious baru. Sehingga tujuan virus menginfeksi adalah untuk mereplikasi dirinya. Pertanyaan - Vista V : Manakah yang lebih berbahaya, virus dengan materi genetic DNA atau RNA? J : RNA, karena virus RNA dapat bermutasi, variasi virus tersebut dapat berkembang menjadi banyak. Sehingga memori sistem imunitas harus terus mengindentifikasi virus RNA yang bermutasi. Langkah-langkah virus menginfeksi sel inang L: A. Pemasukan dan Replikasi Virus harus memasuki sel yang ada di permukaan tubuh kulit, saluran pernapasan, saluran kemih, atau konjungtiva. Tetapi sebagian besar virus masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan melakukan replikasi. Cara Replikasi Virus

Virus

Embed Size (px)

Citation preview

Virus

Struktur virus

J : Virus terbentuk dari materi genetik (DNA atau RNA) yang diselubungi oleh protein yang disebut kapsid. Kapsid berfungsi untuk melindungi materi genetic . Materi genetic dan kapsid disebut nukleokapsel. Setiap unit infektif virus disebut juga virionL : Virus yang menginfeksi hewan dan binatang biasanya mempunyai membrane lipid yang disebut envelope yang menyelubungi kapsid. Envelop virus dapat berasal dari sitoplasma atau membrane nucleus sel inang. D : Virus tidak memiliki komponen seluler yang diperlukan untuk mengumpulkan energy dan mensintesis protein. Virus tidak memiliki mitokondria, ribosom, ataupun enzim untuk melakukan replikasi. Sehingga virus tidak dapat hidup di luar sel hidup (sel inang). A : Materi genetic virus mengandung informasi yang digunakan untuk menginstruksikan sel inang guna mensintesis partikel infeksious baru. Sehingga tujuan virus menginfeksi adalah untuk mereplikasi dirinya.

Pertanyaan - VistaV : Manakah yang lebih berbahaya, virus dengan materi genetic DNA atau RNA? J : RNA, karena virus RNA dapat bermutasi, variasi virus tersebut dapat berkembang menjadi banyak. Sehingga memori sistem imunitas harus terus mengindentifikasi virus RNA yang bermutasi.

Langkah-langkah virus menginfeksi sel inang

L: A. Pemasukan dan Replikasi

Virus harus memasuki sel yang ada di permukaan tubuh kulit, saluran pernapasan, saluran kemih, atau konjungtiva. Tetapi sebagian besar virus masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan melakukan replikasi.Cara Replikasi VirusSekarang kita akan membahas bagaimana virus menginfeksi sel inang terutama pada manusia. Tahapan replikasi virus: Tahap litik1. Pelekatan attachmentVirus melekat pada dinding sel inang2. PenetrasiSetelah melekat, virus akan menginjeksi materi genetiknya ke dalam sel inang3. Transikripsi DNA virus ditranskripsikan membentuk m-RNA yang akan ditranslasikan menjadi protein4. Replikasi virus dan sintesis protein tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetic virus sehingga sel dapat memuat komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.5. Pematangan assembly tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh.6. Pelepasan release tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut

Pertanyaan Tiara T : Dari buku yang pernah saya baca, tidak hanya terdapat tahap litik tetapi juga tahap Lisogenik. Ada yang bisa menjelaskan tahap lisogenik itu seperti apa?A : Fase adsorpsi (penempelan), penetrasi, penggabungan, pembelahan. Tahapan lisogenik hampir sama seperti litik, sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.

Pertanyaan EsthiE : Setelah menempel pada sel inang, apakah ada cara-cara tertentu virus untuk memasuki sel inang?L: Ada beberapa cara virus untuk memasuki sel inang, yaitu:1. TranslokasiVirus menembus membrane sel yang utuh2. Insersi genomVirus yang menempel menginjeksikan materi genetic secara langsung ke dalam sitoplasma3. fusi membraneIsi genom virus dimasukkan ke dalam sitoplasma sel inang4. EndositosisDiatur oleh reseptor permukaan yang mengikat dan transport melalui klatrin yang kadang menimbulkan fusi ke dalam endosome intraselular.

J : B. Penyebaran virus

Setelah replikasi, virus akan menyebar pada tubuh penderita. Beberapa virus menyebabkan penyakit yang jauh dari tempat masuknya hal itu dikarenakan setelah bereplikasi pada tempat masuk, virus menyebar kepada tubuh inang. Biasanya virus meyebar melalui aliran darah atau getah bening. Adanya virus dalam darah disebut viremia yang fasenya berlangsung pendek. Penyebaran virus sebagian ditentukan oleh gen virus yang khusus.

D : C. Cedera sel dan penyakit klinik

Virus yang telah bereplikasi dan menyebar akhirnya menimbulkan penykit pada inang. Penyebab terjadinya penyakit adalah perusakan sel yang terinfeksi oleh virus pada jaringan sasaran dan perubahan fisiologis yang ditimbulkan pada penderita karena cedera jaringan.

Respon Imun

D : Protein yang disandikan oleh virus, biasanya protein kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Respon imun terhadap protein virus melibatkan sel T dan sel B. Imunitas yang paling efisien untuk proteksi terhadap virus ialah sel T sitotoksik yang spesifik.

A : Respon imun terhadap virus dibagi menjadi dua yaitu:1. Imunitas non-spesifik humoral dan selulerPrinsip mekanisme imunitas non spesifik terhadap virus adalah mencegah infeksi. Efektor yang berperan adalah IFN tipe I dan sel NK. IFN tipe I mencegah replikasi virus yang terinfeksi. Sel NK membunuh sel yang terinfeksi oleh virus dan merupakan efektor imunitas penting terhadap infeksi dini virus sebelum respon imun spesifik bekerja.J: 2. Imunitas spesifika. HumoralImunitas ini tergantung dari lokasi virus dalam sel inang. Efektor dalam imunitas ini adalah antibody. Imunitas spesifik humoral efektif terhadap virus dalam ekstra-seluler. Antibodi dapat menetralkan virus, mencegah virus menempel pada sel dan masuk ke dalam sel inang. b. SelularVirus yang berhasil masuk ke dalam sel tidak lagi rentan terhadap efek antibody, respon imun ini tergantung dari sel CTL yang berfungsi untuk pemantuan terhadap infeksi virus. Kebanyakan CTL mengenal antigen virus yang sudah dicerna dalam sitosol. Efek CTL adalah membunuh sel terinfeksi.

Pertanyaan GaryG: Sebenarnya apakah ada masa inkubasi pada saat virus menginfeksi sel tubuh?L: Ada, yaitu pada saat masa inkubasi tidak ada tanda-tanda dari virus tersebut. Masa inkubasi yang pendek dapat mengakibatkan penyakti pada tempat masuknya virus. Jika masa inkubasi yang panjang biasanya virus menyerang pada organ yang jauh dari tempat masuk.Azka : Apa ada faktor-faktor yang mempengaruhi masa inkubasi?D: Faktor yang mempengaruhi, pada masa inkubasi yang pendek yaitu kecepatan virus saat replikasi dan infeksi intravaskuler langsung. Pada masa inkubasi yang panjang, yaitu infeksi yang persisten, tahap lisis yang tertunda, adanya mutasi pada gen sel inang.

Penghindaran mekanisme pertahan virus terhadap sistem imun

J : Beberapa virus mampu untuk menghindarkan diri dari mekanisme pertahanan imunologik. Usaha ini dipengaruhi oleh beberapa factor:1. Virus sebagai Non-ImunogenikWalaupun sebagian besar virus sangat imunogenik, namun ada kalanya terdapat virusyang tidak dapat membangkitkan respon imun. Bahkan terdapat virus yang bersifat imunosupresif.

2. Penyebaran tipe 2 dan 3Cara penyebaran tipe 2 dan tipe 3 menyebabkan terbatasnya pemaparan antigen virus terhadap system imun, walaupun pada permukaan sel inang sendiri sendiri terjadi ekspresi antigen virus yang menginfeksinya.D:

3. MultiplisitasBeberapa virus mampu mengubah struktur antigen permukaannya dengan cara mutasi atrau rekombinasi sehingga menyebabkan infeksi yang berkelanjutan. Maka seseorang dapat dihinggapi infeksi oleh virus influenza sepanjang hidupnya sebanyak 5-10 kali atau bahkan lebih.Hal ini berbeda dengan virus-virus yang secara structural mirip, yaitu virus campak yang dapat memnbangkitkan imunitas sepanjang hidup. Beberapa virus lain dapat mengubah struktur antigennya lebih sering,sehingga tidak jarang menyebabkan sejumlah perbedaan serotype.

4. Tidak ada netralisasi oleh antibodyBeberapa virus setelah bereaksi dengan antibody ,tidak terendam oleh patogennya.,bahkan antibody tersebut dapat menyebabkan penyakit kompleks imun.

L:

5. Modulasi antibody terhadap antigen virus pada selAntigen virus yang diekspresikan pada permukaan sel dapat bereaksi dengan antibody sehingga virus tidak dapat dimatikan oleh limfosit ataupun antibody.

6. PenyamaranProtein virus yang ada pada permukaan sel bereaksi dengan protein bahan-bahan inang sehingga sel inang yang terinfeksi akan teselubung terhadap system imunA:

7. ImunosupresiInfeksi virus dapat menekan respons imun inang. Mekanisme yang berlangsung belum diketahui secara jelas.

8. LatensiBeberapa virus setelah menginfeksi sel tubuh dapat berada dalam keadaan tidak aktif, sehingga sangat jarang terdapat antigen virus pada permukaan sel inang atau bahkan sulit ditemukan.

Pertanyaan

1. Azka : Dalam factor virus sebagai non-imunogenik, terdapat sifat virus yang disebut IMUNOSUPRESIF, bias dijelaskan sifat seperti apa itu?2. Wulan : Di factor Multiplisitas,dikatakan bahwa seseorang dapat dihinggapi infeksi oleh virus influenza sepanjang hidupnya sebanyak 5-10 kali, apakah yang menyebabkan hal tersebut?3. Nover : Di factor multiplisits,dikatakan ada perbedaan serotype . Apa itu serotype?

Jawaban

1. D: Imunosupresif yaitu sifat virus yang menekan system imun. 2. L : Yang menyebabkan bahwa seseorang dapat dihinggapi infeksi oleh virus influenza sepanjang hidupnya sebanyak 5-10 kali adalah perubahan antigen.3. A: Jenis mikroorganisme yang ditandai dengan adanya serologi. (pengujian untuk antigen yang dikenali di permukaan mikroorganisme)

Riza : Apakah ada cara untuk mencegah infeksi virus?J : Ada, yaitu melalui vaksinasi. Vaksin dapat dibedakan menjadi:1. vaksin dari virus atau bakteri yang dilemahkan2. vaksin dari virus/bakteri yang mati atau dinonaktifkan3. toksoid(dibuat menggunakan racun bakteri yang telah dilemahkan)4. aselular dan subunit(dibuat dengan menggunakan hanya sebagian dari virus atau bakteri)

Kesimpulan:Protein yang disandikan oleh virus, biasanya protein kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Respon imun terhadap protein virus melibatkan sel T dan sel B. Respon imun terhadap virus dibagi menjadi dua yaitu imunitas non-spesifik humoral dan seluler dan juga imunitas spesifik. Imunitas non-spesifik memiliki prinsip mekanisme imunitas non spesifik terhadap virus berupa mencegah infeksi. Sedangkan imunitas spesifik terdiri dari 2 yaitu humoral dan selullar. Pertama humoral yang efektornya dalam imunitas ini adalah antibody. Imunitas spesifik humoral efektif terhadap virus dalam ekstra-seluler. Antibodi dapat menetralkan virus, mencegah virus menempel pada sel dan masuk ke dalam sel inang. Dan kedua yaitu selular. Virus yang berhasil masuk ke dalam sel tidak lagi rentan terhadap efek antibody, respon imun ini tergantung dari sel CTL yang berfungsi untuk pemantuan terhadap infeksi virus. Kebanyakan CTL mengenal antigen virus yang sudah dicerna dalam sitosol. Efek CTL adalah membunuh sel terinfeksi.