29
1. Virus H5N1: a. Pengertian Flu Burung (H5N1) adalah suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan unggas terutama ayam dan kadangkala kepada manusia. b. Cara penularan Penularan Flu Burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang Flu Burung ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas. Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Disamping itu, belum terbukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi. c. Masa Inkubasi Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1-3 hari. d. Sifat-sifat virus Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama dalam kotoran ayam dan air selama 32 hari

Virus H5N1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Virus H5N1

1. Virus H5N1:

a.Pengertian

Flu Burung (H5N1) adalah suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan

unggas terutama ayam dan kadangkala kepada manusia.

b.Cara penularan

Penularan Flu Burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan

kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas

satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan ke

peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia

dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja

atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai

resiko besar untuk terserang Flu Burung ini adalah pekerja peternakan

unggas, penjual dan penjamah unggas.

Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia.

Disamping itu, belum terbukti adanya penularan pada manusia melalui

daging unggas yang dikonsumsi.

c.Masa Inkubasi

Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1-3 hari.

d.Sifat-sifat virus

Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama dalam kotoran ayam dan air

selama 32 hari

Sifat virus sangat labil, mudah berubah bentuk dan tidak ganas menjadi

ganas dan sebaliknya

Virus AI akan mati sediaan alkohol 70% ammonium kuatener, chlorin,

formalin 2-5%, iodoform kompleks (iodines), senyawa fenol dan

natrium/kalium hipoklorit

Kelemahan virus tersebut adalah tidak tahan panas. Pada daging akan mati

pada suhu 80 0 C selama 1 menit. Pada telur akan mati pada suhu 64 0 C

selama

4,5 menit. (Deptan RI, 2005)

Page 2: Virus H5N1

e.Epidemiologi

Secara umum virus influenza bertipe A, B dan C. Virus influenza tipe A

dapat menginfeksi manusia, kuda, babi, anjing laut, ikan paus, unggas dan

beberapa hewan lainnya. Namun burung liar dipercaya sebagai tempat alamiah

virus tersebut. Sedangkan virus influenza tipe B dan C umumnya juga ditemukan

pada manusia. Tidak seperti pada virus influenza tipe A, tipe B dan C tidak

diklasifikasi berdasarkan subtipenya. Virus influenza tipe B dapat menyebabkan

epidemic tapi tidak menyebabkan pandemic. Sedangkan tipe C hanya

menyebabkan sakit ringan pada manusia dan tidak dapat menyebabkan baik

epidemic ataupun pandemi.

Hanya virus influenza tipe A yang menyerang unggas. Sebagaimana sudah

disebutkan diatas, burung liar adalah tempat tinggal alamiah virus ini. Umumnya

burung liar tersebut tidak sakit meskipun mereka terinfeksi virus ini. Tetapi

unggas yang dipelihara, seperti ayam ras, burung, bebek atau kalkun dapat sakit

parah atau bahkan mati karena terserang virus flu burung. Penyakit pada unggas

ini telah terdeteksi di Italia lebih dari 100 tahun yang lalu dan kini telah

menyebar ke seluruh dunia. Ada 15 jenis virus influenza yang dapat menginfeksi

unggas, dan yang terganas adalah subtype H5N7. Di Indonesia sendiri yang

menyerang adalah subtype H5N1, dimana unggas air yang bermigrasi adalah

reservoir alami virus ini, dan ayam terutama ayam ras adalah jenis unggas yang

paling rentan terhadap virus ini.

Di beberapa negara Asia yang pernah diketahui terkena serangan virus

mematikan ini diantaranya Republik Korea,Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja,

Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Disamping Asia, beberapa negara

Eropa juga dilaporkan adanya serangan virus ini yaitu di Turki dan Belanda.

Di Indonesia sendiri pada Januari 2004, beberapa propinsi di Indonesia

terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa

Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya

kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi

terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian

Page 3: Virus H5N1

influenza). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10

propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling

tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Sumber

virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.

2. Flu burung :

a.Pengertian

Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan

oleh unggas yang dapat menyerang menusia. Nama lain dari penyakit ini

antara lain Avian Influenza.

Definisi kasus.

Kasus suspek.

Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala

demam (suhu >380C), batuk dan atau sakit tenggorokan atau ber-ingus

serta salah satu keadaan;

a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit

KLB Flu Burung.

b. Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan

c. Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses specimen

manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.

Kasus “probable”

Adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan :

a. Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A

(H5N1), misalnya: Tes H1 yang menggunakan antigen H5N1

b. Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia/gagal

pernafasan/meninggal

c. Terbukti tidak terdapat penyebab lain.

Kasus konfirmasi.

Adalah kasus suspek atau probable didukung oleh salah satu

pemeriksaan laboratorium;

a. Kultur virus influenza H5N1 positif

b. PCR influenza (H5) positif

Page 4: Virus H5N1

c. Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali.

b.Etiologi dan sifat.

Ertiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu;

dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220C dan lebih dari 30

hari pada 00C.

Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan

lebih lama, tetapi mata pada pemanasan 600C selama 30 menit.

Dikenal beberapa tipe virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. virus

influenza A terdir dari beberapa strain; H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan

lain-lain.

Saat ini penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic Avian Influenza Virus,

strain H5N1 (H=Hemagglutinin; N=neuraminidase). Hal ini terlihat dari hasil

studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus

influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus influenza A

merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus flu

bururng tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat

mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

c.Gejala klinis

Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam,

sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam

waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di

paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tata laksana dengan baik

dapat menyebabkan kematian.

d.Pathogenesis

Penyebaran virus Avian Influenza (AI) terjadi melalui udara (droplet infection)

dimana virus dapat tertanam pada membrane mukosa yang melapisi saluran

nafas atau langsung memasuki alveoli (tergantung ukuran droplet). Virus yang

tertanam pada membran mukosa akan terpajan mukoprotein yang

mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor spesifik yang

dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan spesies darimana

virus berasal.

Page 5: Virus H5N1

Virus avian manusia manusia (human influenza viruses) dapat berikatan

dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari membrane sel dimana

didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu galaktosa

melalui ikatan 2,6 linkage.

Virus A1 dapat berikatan dengan berikatan dengan membrane sel mukosa

melalui ikatan yang berbeda yaitu 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada

reseptor yang terdapat pada membrane mukosa diduga sebagai penyebab

mengapa virus A1 tidak dapat mengadakan replikasi secara efisien pada

manusia.

Mukoprotein yang mengandung reseptor ini akan mengikat virus sehingga

perlekatan virus dengan sel epitel saluran napas dapat dicegah. Tetapi virus

yang mengandung protein neuraminidase pada permukaannya dapat

memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya akan melekat pada epitel

permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut.

Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu singkat virus

dapat menyebar ke sel-sek didekatnya.

Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada

sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan

intinya mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan

terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk badan

inklusi.

e.Dianosa

Diagnosis ditegakkan dengan :

1. Anamnesis tentang gejala yang diderita oleh penderita dan adanya riwayat kontak

atau adanya faktor risiko, seperti kematian unggas secara mendadak, atau unggas

sakit di peternakan/dipelihara di rumah, atau kontak dengan pasien yang didiagnosis

avian influenza (H5N1), atau melakukan perjalanan ke daerah endemis avian

influenza 7 hari sebelum timbulnya gejala .

2. Pemeriksaan fisik: suhu tubuh > 38º C, napas cepat dan hiperemi farings (farings

kemerahan).

Page 6: Virus H5N1

3. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) diperoleh leukopenia, limfopenia,

trombositopenia ringan sampai sedang dan kadar aminotransferase yang meningkat

sedikit atau sedang, kadar kreatinin juga meningkat.

4. Pemeriksaan analisis gas darah dan elektrolit diperlukan untuk mengetahui status

oksigenasi pasien, keseimbangan asam-basa dan kadar elektrolit pasien.

5. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya avian influenza H5N1 a.l.

dengan Immunofluorescence assay, Enzyme Immunoassay, Polymerase Chain

Reaction (PCR) dan Real-time PCR assay, Biakan Virus. Dari hasil pemeriksaan ini

dapat ditentukan status pasien apakah termasuk curiga (suspect), mungkin

(probable) atau pasti (confirmed).

6. Pada pemeriksaan radiologi dengan melakukan X-foto toraks didapatkan gambaran

infiltrat yang tersebar atau terlokalisasi pada paru. Hal ini menunjukkan adanya

proses infeksi oleh karena virus atau bakteri di paru-paru atau yang dikenal dengan

pneumonia. Gambaran hasil radiologi tersebut dapat menjadi indikator

memburuknya penyakit avian influenza.

f.Panatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan avian influenza adalah : istirahat, peningkatan daya

tahan tubuh, pengobatan antiviral, pengobatan antibiotic, perawatan

respiratori, anti inflamasi, dan imunomodulators.

Mengenai antiviral maka antiviral sebaiknya diberikan pada awal infeksi, yaitu

48 jam pertama.

Adapun pilihan obat :

1. Menghambat M2/ M2 inhibitors :

a. Amantidin (symadine)

b. Rimantidin (flu-madine)

Dengan dosis 2x/hari 100mg atau 5mg/kgBB selama 3-5 hari.

Namun Virus H5N1 sudah resisten terhadap Amantadin dan

Rimantadin

2. Penghambatan neuramidase (WHO) :

a. Zanamivir (relenza)

b. Oseltamivir (tami-flu).

Dengan dosis 2x75mg selama 1 minggu.

Page 7: Virus H5N1

Departemen Kesehatan RI dalam pedomannya memberikan petunjuk sebagai

berikut;

Pada kasus suspek flu burung diberikan Oseltamivir 2x75 mg 5 hari,

simptomatik dan antibiotic jika ada indikasi.

Pada kasus probable flu burung diberikan Oseltamivir 2x75mg selama

5 hari, antibiotic spectrum luas yang mencakup kuman tipik dan

atipikal, dan steroid jika perlu seprti pada kasus pneumonia berat,

ARDS. Respiratory Care di ICU sesuai indikasi.

Sebagai profilaksis, bagi mereka yang berisiko tinggi, digunakan oseltamivir

dengan dosis 75 mg sekali sehari selam lebih dari 7 hari (hingga 6 minggu).

g. Pola Rujukan

RUJUKAN PASIEN

Kriteria pasien yang dirujuk

Pasien yang perlu dirujuk adalah pasien yang diduga menderita flu burung atau yang perlu

diobservasi lebih lanjut di RS Rujukan setelah menjalani pemeriksaan awal oleh tim

verifikasi KLB atau tim medis RSU

Prosedur penanganan pada berbagai tingkat pelayanan

Masyarakat bila mencurigai ada kasus flu burung melapor ke Puskesmas di daerah

domisilinya

Puskesmas melaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota setempat

Dinkes Kabupaten/Kota akan mengirim Tim Gerak Cepat(Tim Survailens

Epidemiologi/Tim Verifikasi KLB/Tim P2P & Sistem Informasi) untuk

memverifikasi laporan tersebut

Apabila berdasarkan hasil verifikasi diduga ada kasus tersangka flu burung maka

DinKes mengirim pasien (2) yang disangka tersebut ke RSU setempat untuk

dilakukan pemeriksaan awal/skrining (anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium

rutin, foto toraks)

Dinas Kesehatan setempat melakukan penyelidikan epidemiologis

RSU Kab :

Page 8: Virus H5N1

1. Menerima rujukan dari RS Swasta/Puskesmas/Dokter Praktek atau

pasien datang langsung

2. Melakukan pemeriksaan awal (anamnesis rinci, lab rutin, foto toraks)

3. Bila perlu merujuk ke RS Rujukan flu burung. Kriteria pasien yang perlu dirujuk:

Pasien suspek (tersangka) flu burung, dengan kriteria:

o demam (>/ 38 der C) DAN salah satu atau lebih gejala berikut:

o Batuk

o Sakit tenggorokan

o Sesak nafas

DAN satu atau lebih hal berikut ini:

a) menderita influenza A berdasar pemeriksaan lab tetapi belum bisa

diketahui subtipe virus influenzanya

b) dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala telah kontak dengan

penderita yang sudah dipastikan menderita flu burung H5N1

c) dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala telah kontak dengan burung

atau unggas yang mati oleh sesuatu penyakit

d) dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di laboratorium yang

memproses spesimen berasaal dari manusia atau hewan yang diduga

menderita flu burung H5N1

e) Pada hasil pemeriksaan lab ditemukan tanda infeksi oleh virus seperti

Lekopenia, limfopenia, trombositopenia, peningkatan SGOT/SGPT dll

Tidak ada kemungkinan penyebab lain (demam dengue, tifoid) dll

Bila tidak ada tanda ke arah flu burung maka pasien dipulangkan atau dirawat di RSU

sesuai indikasi.

4. RSU melapor ke Dinkes setempat tentang hasil pemeriksaan dan diagnosis kasus yang

diperiksa.

PROSEDUR PENGIRIMAN PASIEN

Sebelum mengirim pasien ke RS Rujukan, dokter yang menangani menghubungi dulu

RS yang dituju tersebut melalui telepon kepada dokter jaga RS Rujukan untuk

menyampaikan kondisi pasien, indikasi merujuk, menanyakan ketersediaan tempat,

cara pengiriman pasien dan informasi lain yang perlu. Setelah ada kepastian ada

indikasi rujukan dan tempat, pasien baru dikirim.

Page 9: Virus H5N1

PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN

Penderita yang dapat dipulangkan adalah:

a. Penderita tersangka flu burung yang setelah diobservasi menunjukkan hasil uji

laboratorium untuk flu burung negatif serta tidak ada indikasi klinis untuk di rawat

lebih lanjut

b. Penderita yang telah dipastikan flu burung dan sembuh dengan kriteria:

1. penderita tidak demam selama 48 jam terakhir

2. tidak ada lagi gejala batuk atau sesak

3. perbaikan foto toraks

4. hasil laboratorium yang sebelumnya abnormal menjadi normal kembali

Tatacara pemulangan:

1. Sehari sebelum jadwal kepulangan, pihak RS menghubungi Dinkes dan RSU

pengirim tentang rencana kepulangan.

2. Penderita dibekali surat resume perawatan

3. Penderita yang terbukti bukan kasus flu burung dapat pulang menggunakan

4. kendaraan umum atau pribadi tanpa didampingi paramedis

Penderita yang terbukti kasus flu burung diantar / dijemput ambulans disertai

petugas paramedis.

Penderita kasus flu burung diwajibkan kontrol ke RSU setempat l minggu sesudah

pulang dengan membawa resume perawatan dan surat rujukan/control

h.Pencegahan

Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan

yang terkontaminasi tinja dan secret unggas, dengan tindakan sebagai

berikut:

1) Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran

cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang).

2) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus

ditatalaksanakan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi

sumber penularan bagi orang disekitarnya.

3) Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan

desinfektan.

Page 10: Virus H5N1

4) Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.

5) Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 800C selama 1

menit. Sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 640C selama

5 menit.

6) Melaksanakan kebersihan lingkungan.

7) Melakukan kebersihan diri.

1. Virus H5 N1

Definisi : Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling

membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga

dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non

manusia) dan juga panzootic yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area

yang sangat luas.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza,

dimana virus tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda

yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi

berbagai jenis spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin.

Mutasi genetik dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada

akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor

dalam permukaan sel, Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang

Page 11: Virus H5N1

tadinya tidak dapat menginfeksi manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari

unggas ke manusia

2. Patofisiologi dari infeksi virus unggas

Patogenesis

Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan

ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan

unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang

kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh

manusia atau binatang lainnya.

Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding

dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga

belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Satu-satunya

caravirus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika

virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia.

Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena

kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi

Page 12: Virus H5N1

melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan

termasuk melalui pakan ternak ). Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk

sepatu para peternak yang langsung menangani kasus unggas yang sakit dan pada saat jual

beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain.

DEFINISI

Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A

subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia

dengan gejala demam >380

C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini

harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari

terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.

PENYEBAB

Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan laboratorium

menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1

spesimen serum. Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan

pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar

> 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.

GEJALA KLINIS

Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa :

Page 13: Virus H5N1

Demam sekitar 38 derajatC

Batuk

Lemas

Sakit tenggorokan

Sakit kepala

Tidak nafsu makan

Muntah

Nyeri perut

Nyeri sendi

Diare

Infeksi selaput mata (conjunctivitis)

Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas

hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi

karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru

(pneumonia).

3.Cara menegakkan diagnosa

Anamnesis

Untuk melakukan anamnesa tanyakan hal berikut kepada pasien :

1. Dimana tempat bekerja pasien.

Misalnya: peternakan atau mengunjungi pasar ayam dll.

Page 14: Virus H5N1

2. Ada anggota keluarga yang mengalami flu/penyakit yang sama di derita oleh

pasien.

3. Apakah ada ayam yang matimdilingkungan pasien atau kontak dengan pasien yang

terken flu burung.

DEFINISI KASUS

a. Kasus Observasi

> Panas > 38oC DAN

> >1 gejala berikut:

- Batuk

- Radang tenggorokan

- Sesak napas

yg pemeriksaan klinis dan laboratoriumnya sedang berlangsung

b. Kasus Possible (kasus tersangka)

> Demam > 38oC DAN

> > 1 gejala

- batuk,

- nyeri tenggorokan

- sesak napas

> DAN salah satu di bawah ini:

- hasil tes laboratorium positif untuk virus influenza A tanpa mengetahui

subtypenya

- kontak 1 minggu sebelum timbul gejala dengan penderita yang confirmed

- kontak 1 minggu sebelum timbul gejala dengan unggas yang mati karena sakit

- bekerja di laboratorium 1 minggu sebelum timbul gejala yang memproses

sampel dari orang atau binatang yang disangka terinfeksi Highly Pathogenic

Avian Influenza

c. Kasus Probable

> Kasus Possible DAN

> Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus influenza A (H5) seperti

tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum

Page 15: Virus H5N1

d. Kasus Confirmed ? Kasus Pasti

> Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) ATAU

> Hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5 ATAU

> Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x

> Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5

Pemeriksaan fisik

1. Distress pernafasan : takipneu,berkeringat,nafas cuping hidung

Sesak nafas hebat,kadar O2 menurun,kadar CO2 meningkat

2. Tanda sumbatan jalan nafas

3. Sianosis

4. Kesadaran menurun atau gelisah

5. Infeksi selaput mata

6. Demam >380

C

Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan laboratorium :

Specimen darah (EDTA,Beku/Serum)di ambil di ruang perawatan isolasi.

Rutin :

darah lengkap : hemoglobin,hitung leukosit,hitung jenis

leukosit,trombosit,laju endap darah.

Albumin/Globulin

SGOT/SGPT

Ureum,Kreatinin

Creatine Kinase

Analisis gas darah

Mikrobiologi

Pemeriksaan gram dan basil tahan asam

Kultur sputum/usap tenggorokan

Pemriksaan serologi :

Dapat di lakukan Rapid test terhadap virus influenza walaupun

mungkin hasilny tidak terlalu tepat,dan deteksi antibody

(ELISA)serta deteksi antigen (HI,IF/FA)

Page 16: Virus H5N1

Radiologi

Pemeriksaan akan dilakukan dalam 24 jam

denganmenggunakan tiga peawat radiologi, satu pada ruang

instalasi radiologi,satu di ruang isolasi ICU dan satu lagi adalah

pesawat raiologi yang bergerak dan berada di dalam ruangan

perawatan isolasi

Pemeriksaan foto thoraks dengan gambaran infiltrate yang

tersebar di paru adalah menunjukkan bahwakasus ini adalah

pneumonia.

4. Pencegahan dan penatalaksanaan

Pencegahan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang

higienis, seperti:

Page 17: Virus H5N1

Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus

dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati,

apalagi ketika hidup.

Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu

dapat perhatian pula.

Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70?C atau 80?C selama sedikitnya satu

menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu

dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa

aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.

Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh

dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering

mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan

makan bergizi.

Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang

dapat dilakukan:

Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering

mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa

binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan

tangannya.

Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang

sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju

pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot.

Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan

memerhatikan faktor keamanan petugas.

Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan

ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala

flu lainnya.

Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam

pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian

vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara

serologi pada pekerja ini.

Penatalaksanaan

Page 18: Virus H5N1

Pengobatan

Dapat bersifat simtomatik sesuai gejala yang ada; jika batuk dapat diberi obat batuk

dan jika sesak dapat diberi bronkodilator. Pasien juga harus mendapat terapi suportif,

makanan yang baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan istirahat cukup. Secara umum daya

tahan tubuh pasien haruslah ditingkatkan. Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus.

Ada 2 jenis yang tersedia : kelompok M2 inhibitors yaitu amantadine dan rimantadine

serta kelompok dari neuraminidase inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir. Amantadine

dan rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3 5 hari, dengan dosis

5 mg/kg bb./ hari, dibagi 2 dosis. Jika berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali

sehari. Sedangkan oseltamivir diberikan 75 mg, 1 kal sehari selama 1 minggu.

5. Proses Penularan virus

Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas.

Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut

hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu

para peternak.

Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab

virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu

menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

6. Cara merujuk pasien yang terinfeksi virus unggas

POLA RUJUKAN

Page 19: Virus H5N1

Rujukan pasien

Kriteria yang dirujuk

Pasien yang perlu dirujuk adalah pasien yang diduga menderita flu burung atau yang perlu

diobservasi lebih lanjut di RS Rujukan setelah menjalani pemeriksaan awal oleh tim

verifikasi KLB atau tim medis RSU

Prosedur penanganan pada berbagai tingkat pelayanan :

Masyarakat bila mencurigai ada kasus flu burung melapor ke Puskesmas di daerah

domisilinya

Puskesmas melaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota setempat

Dinkes Kabupaten/Kota akan mengirim Tim Gerak Cepat(Tim Survailens

Epidemiologi/Tim Verifikasi KLB/Tim P2P & Sistem Informasi) untuk

memverifikasi laporan tersebut

Apabila berdasarkan hasil verifikasi diduga ada kasus tersangka flu burung maka

DinKes mengirim pasien (2) yang disangka tersebut ke RSU setempat untuk

dilakukan pemeriksaan awal/skrining (anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium

rutin, foto toraks)

Kriteria pasien yang perlu dirujuk:

Pasien suspek (tersangka) flu burung, dengan kriteria:

demam (>/ 38 der C)

Batuk

Sakit tenggorokan

Sesak nafas

DAN satu atau lebih hal berikut ini:

menderita influenza A berdasar pemeriksaan lab tetapi belum bisa diketahui

subtipe virus influenzanya

dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala telah kontak dengan penderita yang

sudah dipastikan menderita flu burung H5N1

Page 20: Virus H5N1

dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala telah kontak dengan burung atau unggas

yang mati oleh sesuatu penyakit

dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di laboratorium yang memproses

spesimen berasaal dari manusia atau hewan yang diduga menderita flu burung H5N1

Pada hasil pemeriksaan lab ditemukan tanda infeksi oleh virus seperti

Lekopenia, limfopenia, trombositopenia, peningkatan SGOT/SGPT dll

Tidak ada kemungkinan penyebab lain (demam dengue, tifoid) dll

Bila tidak ada tanda ke arah flu burung maka pasien dipulangkan atau dirawat di RSU sesuai

indikasi.

STEP VII : KESIMPULAN

Dari trigger dapat di simpulkan keluhan yang di alami oleh Tn.Jansen seperti sesak

nafas,demam tinggi >38

0

C,batuk-batuk sejak 4 hari yang lalu dan di temukan riwayat kontak

dengan unggas mati.setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan hasil di temukannya infiltrate

pada paru,dan di tunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium dengan hasil leukosit

4000/mm

3

artinya leukositnya kecil dari normal,maka dapat di simpulkan Tn.Jansen

menderita flu burung.

Page 21: Virus H5N1