2
Virus Herpes Simpleks (HSV) lazim ada pada manusia dan mempunyai manifestasi klinis yang melibatkan kulit, membrana mukosa, mata, sistem saraf se saluran genital. Virus ini juga menyebabkan penyakit sistemik menyeluruh penyakit sebagian besar ditentukan oleh kemampuan imun hospes. Dua strain irus HSV"# biasanya menginfeksi kulit dan membrana mukosa diatas pinggang. HSV"$ teru menginfeksi genitalia dan neonatus. Dua tipe infeksi yang diketahui ! #. %nfeksi primer adalah pengalaman pertama hospes rentan dengan irus, ya kebanyakan keadaan merupakan infeksi subklinis& yang lain biasanya meru lesi superfisial lokal disertai dengan berbagai tingkat reaksi sistemik baru lahir dan bayi malnutrisi berat, infeksi sistemik serius, superfisial, dapat terjadi. Sirkulasi antibodi dan respon seluler berke kasus neonatus. $. esi herpes berulang menggambarkan reaktiasi infeksi laten pada hospes dengan sirkulasi antibodi. eaktiasi menyertai rangsangan nonspesifik seperti perubahan dalam lingkungan eksternal (misal, dingin, sinar ultr atau lingkungan internal (misal, menstruasi, demam atau stres emosi). esi *enderung terlokalisasi dan biasanya tidak disertai dengan reaksi siste irus dapat terjadi pada tidak adanya kumat klinis, menimbulkan pelepas tidak bergejala. +rin, ehrman -lirgman. $ . Nelson : Ilmu Kesehatan Anak . /akarta ! 012. Hal ! # 34

Virus Herpes Simpleks.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Virus Herpes Simpleks (HSV) lazim ada pada manusia dan mempunyai berbagai manifestasi klinis yang melibatkan kulit, membrana mukosa, mata, sistem saraf sentral, dan saluran genital. Virus ini juga menyebabkan penyakit sistemik menyeluruh. Manifestasi penyakit sebagian besar ditentukan oleh kemampuan imun hospes. Dua strain virus dikenali : HSV-1 biasanya menginfeksi kulit dan membrana mukosa diatas pinggang. HSV-2 terutama menginfeksi genitalia dan neonatus.Dua tipe infeksi yang diketahui :1. Infeksi primer adalah pengalaman pertama hospes rentan dengan virus, yang pada kebanyakan keadaan merupakan infeksi subklinis; yang lain biasanya merupakan lesi superfisial lokal disertai dengan berbagai tingkat reaksi sistemik. Pada bayi baru lahir dan bayi malnutrisi berat, infeksi sistemik serius, sering tanpa lesi superfisial, dapat terjadi. Sirkulasi antibodi dan respon seluler berkembang pada kasus neonatus.2. Lesi herpes berulang menggambarkan reaktivasi infeksi laten pada hospes imun dengan sirkulasi antibodi. Reaktivasi menyertai rangsangan nonspesifik demikian seperti perubahan dalam lingkungan eksternal (misal, dingin, sinar ultra violet) atau lingkungan internal (misal, menstruasi, demam atau stres emosi). Lesi cenderung terlokalisasi dan biasanya tidak disertai dengan reaksi sistemik. Infeksi virus dapat terjadi pada tidak adanya kumat klinis, menimbulkan pelepasan virus tidak bergejala.

Arvin, Behrman Klirgman. 2000. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC. Hal : 1089