24

VISI, MISI DAN STRATEGI PERUSAHAAN - Fitriana · PDF fileBAB IV. KESIMPULAN ... tambang, perikanan dll. b) ... bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil

  • Upload
    vuthien

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

VISI, MISI DAN STRATEGI PERUSAHAAN

(Studi Kasus : Perusahaan Umum PERUMNAS)

Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc

Disusun Oleh :

Fitriana Purnamasari

[P056132762.49E]

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis

Institut Pertanian Bogor

Februari 2014

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 1

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 2

I.1. Latar Belakang ................................................................................... 2

I.2. Tujuan ............................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

II.1. Manajemen Produksi.......................................................................... 4

II.2. Produksi ............................................................................................. 5

II.3. Ruang Lingkup Manajemen Produksi................................................. 7

II.4. Fungsi Sistem Produksi dan Operasi .................................................. 8

II.5. Pengambilan Keputusan Manajemen Produksi ................................... 9

BAB III. PEMBAHASAN ......................................................................................... 11

III.1. Gambaran Umum Perumnas............................................................... 11

III.2. Bidang Usaha Perumnas .................................................................... 12

III.3. Visi dan Misi Perumnas ..................................................................... 12

III.4. Budaya / Tata Nilai Perumnas ............................................................ 13

III.5. Tinjauan Operasional ......................................................................... 14

III.6. Strategi Usaha Perumnas .................................................................... 17

BAB IV. KESIMPULAN ........................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan

oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi

dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya

dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif. Sebagai organisasi yang berorientasi

laba (profit oriented), tidak hanya laba memadai yang dibutuhkan, tetapi juga kelangsungan

usaha menjadi fokus utama strategi bisnis. Dalam upaya untuk dapat terus

mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan melakukan berbagai usaha. Salah

satunya adalah dengan merancang visi maupun misi perusahaan, serta mempersiapkan

strategi bisnis perusahaan.

Dalam era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian

deregulasi dan debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersaing

dalam pasar domestik maupun internasional. Persaingan dalam pasar domestik tidak

bisa dihindari, bukan hanya karena harus bersaing dengan produk dalam negeri yang

sejenis, tetapi juga dengan produk – produk impor, karena kita tidak bisa lagi

melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa disangsikan lagi, bahwa salah

satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah produktivitas, baik

produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro.

Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi

dialami pula oleh beberapa perusahaan umum penyedia jasa (industri jasa). Disinilah

peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi

persoalan tersebut untuk dapat meningkatkan produktivitas operasional perusahaan.

Manajemen produksi merupakan masalah penting yang dihadapi oleh

perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen

harus selalu berusaha menjamin ketersediaan bahan. Manajemen produksi

mengharuskan adanya pengelolaan persediaan untuk merencanakan dan

mengendalikan persediaan produksi pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas

produk yang wajar untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan permintaan pelanggan.

Penentuan visi, misi dan strategi bisnis dalam manajemen produksi yang baik

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

3

akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan penentuan

visi, misi dan strategi dalam manajemen produksi akan menyebabkan investasi

perusahaan akan menjadi sia-sia. Pada bagian pembahasan paper ini, akan dibahas

lebih lanjut mengenai visi, misi dan strategi bisnis dari Perumnas, yang merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perum (Perusahaan Umum)

yang bergerak di bidang jasa penataan perumahan dan pemukiman.

I.2. TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya penulisan paper ini adalah selain sebagai salah satu tugas

Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi, juga dilakukan untuk :

1. Mengidentifikasi keterkaitan antara visi, misi dan strategi perusahaan dengan

kelancaran proses bisnis perusahaan.

2. Mengetahui visi, misi dan strategi bisnis yang diterapkan oleh Perumnas.

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. MANAJEMEN PRODUKSI

Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu sendiri.

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu

barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga

kerja, danskills (organizational, managerial and technical skills) (Assauri, 2004). Proses

produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan

oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik,

maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi

tersebut.

Manajemen merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi.

Organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan yang timbul sebagai akibat dari

perubahan teknologi, perubahan organisasi, dan lingkungan dalam aspek kegiatan industri

jika tanpa adanya suatu manajemen yang efektif. Menurut Manullang (1996), manajemen

merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan

pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri

atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di

antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai proses manajemen

yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan. Manajemen

berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat

dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdaya. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat

keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar

barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian,

manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses

produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Pengertian manajemen produksi

mencakup 3 unsur penting yaitu :

- Adanya orang yang lebih dari satu

- Adanya tujuan yang ingin dicapai

- Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

5

Sementara tugas dari manajemen produksi ada dua, yaitu :

1. Merancang sistem produksi

2. Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan produksi

yang ditentukan.

II.2. PRODUKSI

Produksi adalah kegiatan perusahaan menghasilkan barang-barang atau jasa dari bahan-

bahan atau sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pengertian ini dapat

memperluas lagi arti dan fungsi manajer dalam sistem produksi. Adapun proses produksi

menurut berbagai macam bagian dapat dibagi menjadi 4, yakni :

1. Berdasarkan Sifat Produk

Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain

dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang

akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli (spesifik)

ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada

keputusan perusahaan.

a) Produk Spesifik

Kalau pembeli menginginkan spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan

sedangkan jumlahnya hanya terbatas, maka proses produksi yang dipakai adalah

proses produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian, sepatu dan

sebagainya.

b) Produk Standar

Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan akan mengakibatkan

proses produksi yang digunakan akan berbeda dengan proses produksi untuk

produk pesanan. Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti

perusahaan tersebut membuat produk yang ukurannya standar dan jumlahnya

sangat banyak karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli

atau penyalur. Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian bayi dan

sebagainya. Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah proses produksi

standar maka perusahaan diharuskan menyediakan dana yang besar untuk

penyimpanan, penanggungan resiko turunnya harga maupun kualitas dan biaya

pemeliharaan yang cukup besar.

2. Berdasarkan Tipe Proses Produksi

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

6

Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai menjadi barang dapat dibagi

menjadi 2 tipe, yakni :

a) Proses Produksi Terus Menerus (Continuous Production)

Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang mempunyai hanya satu shift

produksi seperti perusahaan tekstil, mobil, semen dan sebagainya.

b) Proses Produksi Terputus-Putus (Intermiten Production)

Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat barang tergantung dari

pesanan konsumen seperti meubel, pengecoran logam, pakaian dan sebagainya.

3. Berdasarkan Manfaat yang Diciptakan

Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang

berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan

atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat, yaitu :

a) Manfaat Dasar (Primary Utility)

Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan

kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang

atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya perusahaan

tambang, perikanan dll.

b) Manfaat Bentuk (Form Utility)

Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel. Proses ini

terjadi setelah manfaat dasar dilakukan, kemudian baru dilakukan proses

selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.

c) Manfaat Waktu (Time Utility)

Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai

selisih waktu, misalnya disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik

maka beras yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan

terus maka menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.

d) Manfaat Tempat (Place Utility)

Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi. Perusahaan

transportasi seperti kereta api, truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan

bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil

pertanian yang diangkut ke desa.

e) Manfaat Kepemilikan (Ownership Utility)

Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan barang dari hak milik

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

7

orang yang satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko, distributor,

pengecer, dan sebagainya.

4. Berdasarkan Teknik Proses Produksi

Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan

menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan

tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

a) Proses Ekstraktif

Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara mengambil langsung dari

sumber alam yang telah tersedia. Misalnya proses penambangan, perikanan,

perkebunan dan sebagainya.

b) Proses Analitis

Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah

tertentu menjadi beberapa macam bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh:

Pertamina.

c) Proses Fabrikasi

Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi menggunakan alat seperti mesin dan

bentuknya tidak harus sama dengan aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu.

d) Proses Sintetis

Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam suatu bentuk produk.

Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan, kaca, gelas dan sebagainya.

e) Proses Assembling

Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru

tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri,

mobil, IPTN dan sebagainya.

II.3. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi mencakup perencanaan sistem produksi serta perencanaan operasi

dan sistem pengendalian produksi, yang meliputi :

1. Seleksi dan design hasil produksi (produk)

2. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan

3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi

4. Perancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses

5. Perancangan tugas

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

8

II.4. FUNGSI SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI

Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang

saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang

lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi

pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan

operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan

menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.

Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam

industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan, jasa transportasi dan rumah sakit.

Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari

masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur. Sebagai contoh suatu perusahaan

telekomunikasi dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan

komponen elektronik serta peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping

peralatan transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, computers dan

operator telepon.

Perusahaan atau organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil

penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat

dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang

ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang

mengubah masukan (input) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan

keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus

mampu membina dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output), serta

mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi

produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi

masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya

yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif

penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran

dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang disusun

maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya partai (batch)

dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel

tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-

prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan.

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

9

Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi

produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat

tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan

Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.

Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi

bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan

barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi

yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan

pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan

dan merupakan salah satu fungsi bisnis.

Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi

yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman

produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk

perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses

pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan

dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan

operasi.

Ketiga, terkait keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi

dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak

terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan

manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas,

persediaan, tenaga kerja dan mutu.

II.5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PRODUKSI

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik

dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi

seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan

tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan

masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua,

manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang

dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang

telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Jika dilihat dari keputusan yang harus diambil maka dibedakan menjadi :

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

10

1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (Certainty)

2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko

3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty)

4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan

keadaan lain

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

11

BAB III

PEMBAHASAN

Perjalanan Perumnas adalah sebuah perjalanan panjang. Sebagai BUMN yang dibentuk

untuk melayani sektor perumahan, Perumnas terus melakukan pembenahan dan perbaikan.

Sebuah transformasi yang dilakukan untuk menuju Perumnas Baru yang lebih modern,

dinamis, lincah, namun tetap membumi. Menjelang usia 40 tahun pada tahun 2014 ini,

Perumnas melakukan berbagai perubahan mendasar. Perumnas memiliki Visi, Misi dan Core

Values yang baru, meluncurkan berbagai proyek strategis, menciptakan model bisnis baru

dan melakukan pemutakhiran seluruh proses bisnis di kantor pusat, regional dan cabang.

Perumnas berkeyakinan, akan terus berkembang di masa mendatang untuk menjadi Great

Company.

III.1. GAMBARAN UMUM PERUMNAS

Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perum (Perusahaan

Umum) dengan jumlah karyawan 1.186 orang yang bergerak di bidang penataan perumahan

dan pemukiman, dimana modalnya 100 persen adalah milik Pemerintah Republik Indonesia

dan mengemban misi khusus. Didirikan pada tanggal 18 Juli 1974 berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1974. Guna menjawab dinamika perubahan yang terjadi di

luar maupun di dalam perusahaan maka keberadaan Perumnas diatur kembali melalui PP

Nomor 12 tahun 1988.

Enam belas tahun kemudian seiring dengan lahirnya Undang Undang No 19 tahun

2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka PP pendirian Perumnas

disempurnakan melalui PP No. 15 tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Perubahan mendasar

yang diatur dalam PP tersebut tercermin pada pasal 2 sampai dengan pasal 12 yang antara

lain mengatur tentang : Sifat, Maksud dan Tujuan didirikannya Perusahaan, Kegiatan dan

Pengembangan Usaha, Modal, Pembentukan Anak Perusahaan, Pengerahan Dana

Masyarakat dan lain-lain.

Saat ini Perumnas sedang melakukan revisi Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2004

Tentang Perumnas yang akan menjadikan Perumnas sebagai National Housing & Urban

Development Corporation (NHUDC). Dengan perubahan tersebut, diharapkan Perumnas

dapat bergerak lebih dinamis, responsif dan mampu meningkatkan perannya sebagai

pengemban misi sekaligus menumbuh kembangkan usahanya sehingga kinerja perusahaan

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

12

dapat dicapai secara optimal.

Pada tahun 2012, Perumnas memiliki total asset sebesar Rp2.619.853,40 juta, dengan

penjualan sebesar Rp1.060.275,89 juta, laba usaha sebesar Rp183.315,46 juta, laba

komprehensif tahun berjalan sebesar Rp80.624,77 juta, skor assessment GCG mencapai

75,28%, masuk Kategori BAIK, serta total dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

sebesar Rp 1.065.000.000,-.

Sesuai dengan tujuan didirikannya Perumnas, manajemen tetap berkomitmen terhadap

misi yang diemban Perumnas yaitu melayani penyediaan rumah murah yang layak dan

terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Keunggulan Perusahaan (Corporate Strength)

Pengalaman 40 tahun dalam industri property, terutama untuk produk landed housing

dan vertical housing.

Wilayah operasi yang tersebar ke seluruh wilayah/ provinsi di Indonesia.

Developer Perumahan dengan harga paling terjangkau.

Memperoleh kepercayaan dari berbagai Pemerintah Daerah untuk melakukan

kerjasama pembangunan perumahan dan pemukiman.

III.2. BIDANG USAHA PERUMNAS

Adapun bidang usaha yang dijalankan oleh Perumnas adalah sebagai berikut :

1. Penataan perumahan dan pemukiman

2. Penyelenggaraan pembangunan perumahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah

3. Pelayanan jasa konsultasi dan advokasi di bidang perumahan dan pemukiman

4. Pengelolaan tanah yang dikuasai dengan kewenangan perencanaan peruntukkan dan

penggunaan tanah yang bersangkutan; penggunaan tanah tersebut untuk keperluan

usahanya; penyerahan bagian-bagian tanah tersebut berikut rumah/bangunan dan/atau

pemindahtanganan (menjual) tanah yang sudah dimatangkan berikut prasarana yang

diperlukan untuk menjual bangunan

5. Kegiatan usaha lain yang menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan

III.3. VISI DAN MISI PERUMNAS

Adapun visi dan misi perusahaan yang dijalankan oleh Perumnas adalah sebagai berikut :

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

13

VISI PERUMNAS

Visi utama dari Perumnas adalah “Menjadi Pelaku Utama Penyedia Perumahan dan

Permukiman di Indonesia”. Perumnas sebagai „Pelaku Utama‟ diharapkan menjadi

pemimpin pasar dengan minimum 20 persen pangsa pasar secara fisik dan memiliki land

bank yang terbesar di Indonesia dengan minimum 20.000 hektar dan 20 persen berada di

perkotaan. „Perumahan Rakyat‟ adalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan

menengah kebawah mengacu pada ketentuan yang ditetapkan Pemerintah. „Permukiman‟

adalah kawasan perumahan yang dibangun dalam skala besar yang dilengkapi dengan

fasilitas penunjangnya.

MISI PERUMNAS

Menyediakan perumahan dan permukiman yang berkualitas dan bernilai bagi

masyarakat.

Berkualitas : Sesuai dengan ekspektasi pelanggan

Bernilai :

Pembeli bangga menggunakan produk Perumnas dan mendapatkan nilai tambah

Produk Perumnas dibangun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Memberikan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan melalui layanan prima.

Berkesinambungan :

Perumnas harus memiliki database dari customer

Melakukan kegiatan after sales service, antara lain: peningkatan pelayanan estate

management, dan membangun komunitas

Mengembangkan dan memberdayakan profesionalisme serta meningkatkan

kesejahteraan karyawan.

Profesionalisme : SDM berbasis kompetensi, customer orientation dan service excellence.

Menerapkan manajemen perusahaan yang efisien dan efektif.

Manajemen perusahaan :

Mengoptimalkan IT & Knowledge Management

Mengembangkan Project Management

Menerapkan Marketing Management

Mengoptimalkan sinergi dengan Pemerintah, BUMN dan instansi lain.

Instansi lain : TNI, Polri, Swasta, Perbankan, Mitra

Pemerintah : BPN, Pemda

III.4. BUDAYA / TATA NILAI PERUMNAS

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

14

Adapun budaya/tata nilai perusahaan yang diterapkan oleh Perumnas adalah sebagai berikut :

1. Service Excellence (Pelayanan Prima)

Mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan dalam menunjang

perkembangan perusahaan

Bertindak proaktif dan dinamis untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

pelanggan

Tanggap dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan

2. Passion (Semangat)

Selalu bersemangat tinggi untuk mencapai tujuan

Selalu berkeinginan kuat untuk mencapai tujuan

Bersikap optimis menghadapi tantangan

Antusias dalam pekerjaan

3. Integrity (Integritas)

Mengutamakan kepentingan korporasi dari kepentingan yang lain

Memiliki Komitmen yang tinggi demi kemajuan perusahaan

Bermoral baik

Jujur dan bertanggun jawab terhadap setiap perkataan dan perbuatan

4. Innovative (Inovatif)

Selalu mengupayakan terobosan baru untuk mendapatkan peluang secara maksimal

Berpikir terbuka dan kreatif untuk melakukan perbaikan / peningkatan

Secara kreatif mencari ide baru untuk meningkatkan produk, proses dan pelayanan

5. Focus (Fokus)

Konsisten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan skala prioritas

Mengerjakan pekerjaannya secara cermat, konsisten dan tuntas

III.5. TINJAUAN OPERASIONAL

Sebagai pelaku utama penyedia perumahan dan pemukiman di Indonesia serta satu-

satunya BUMN yang bergerak dalam bidang perumahan, Perum Perumnas memiliki

divisi/segmen usaha yang terbagi kedalam 6 (enam) Jenis yaitu Penjualan Rumah, Sewa

Pemeliharaan, Penjualan Kapling Tanah Matang (KTM), Kerjasama Pembangunan dan

Pemasaran (KSPP), Pengelolaan Gedung dan Rusunami.

Secara umum, produk utama yang dihasilkan Perumnas adalah :

1. Perumahan Tidak Bersusun (Landed Housing)

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

15

Perumnas sebagai Pengembang misi Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan pokok

masyarakat, yaitu perumahan dan permukiman, sejak didirikan pada tahun 1974 telah

membangun lebih dari 500.000 unit rumah dengan berbagai tipe di seluruh Indonesia.

Sebagai perintis pengembangan perkotaan, Perumnas telah berhasil melaksanakan misi

Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan sampai di wilayah terpencil.

Hal ini terbukti dengan telah dibangunnya perumahan di lebih dari 150 kota. Selain itu,

Perumnas selalu konsisten fokus pada pembangunan kelas menengah ke bawah.

Perumahan yang dibangun Perumnas telah dilengkapi dengan fasilitas umum dan

fasilitas sosialnya sehingga tercipta lingkungan yang nyaman untuk ditempati. Beberapa

tipe rumah yang dibangun Perumnas adalah Rumah Sederhana Sehat (RSh), Rumah

Sederhana (RS), Rumah Menengah (RM).

2. Rumah Susun Sederhana (Vertical Housing)

Pada tahun 1980, Perumnas merintis pembangunan perumahan secara vertikal (rumah

susun), terutama di kota-kota besar yang lahan tanahnya makin terbatas. Selain untuk

mengatasi keterbatasan lahan di kota besar, pembangunan rumah susun juga

dilaksanakan untuk mendukung program peremajaan perkotaan. Dengan Pengalaman

yang konsisten di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, Perumnas

mempunyai potensi dan kapabilitas untuk memberikan advokasi dan konsultansi kepada

Pemda di bidang perumahan dan permukiman. Demikian juga dalam hal mengelola

Rusunawa. Perumnas yang saat ini mengelola hampir 7.000 unit satuan rumah susun di

16 lokasi yang terletak di 9 provinsi di Indonesia.

a) Rumah Susun Sederhana Sewa / RUSUNAWA (Simple Rent Flats)

Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah rumah susun sederhana yang

disewakan kepada masyarakat perkotaan yang tidak mampu untuk membeli rumah

atau yang ingin tinggal untuk sementara waktu misalnya para mahasiswa, pekerja

temporer dan lain-lainnya. Rusunawa yang telah dibangun oleh Perumnas tersebar di

beberapa kota besar seperti di Cengkareng, Kemayoran, Surabaya, Cirebon, Batam,

Makassar dan sebagainya.

b) Rumah Susun Sederhana Milik / RUSUNAMI (Low Cost Apartement)

Pada beberapa tahun terakhir, Perumnas memprogramkan pembangunan perumahan

bekerja sama dengan instansi, Pemda dan lain-lain, untuk menangani konsumen

kolektif agar lebih dapat memenuhi kekurangan rumah yang selama ini belum bisa

terpenuhi, baik oleh pengembang, Pemerintah maupun swadaya masyarakat. Sampai

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

16

dengan saat ini sudah dibangun beberapa Rusunami di di dalam maupun luar

Jabodetabek.

3. Kavling Tanah Matang (KTM)

Merupakan suatu bentuk solusi yang diberikan oleh PERUMNAS kepada masyarakat

yang ingin membeli rumah namun tidak/ belum mampu. Selain itu, Kapling Tanah

Matang juga ditujukan untuk memberikan keleluasaan bagi masyarakat agar dapat

membangun rumah sesuai dengan typical atau keinginan mereka. PERUMNAS hanya

menyediakan atau menjual tanah yang siap untuk dibangun dengan luas antara 100m2

hingga 200m2, dengan harapan dalam kurun waktu 3 tahun pembeli dapat membangun

rumah.

4. Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA)

Pembentukan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) yang berfungsi sebagai bank tanah (land

bank), adalah jawaban atas berbagai fenomena yang berpotensi menghambat kelancaran

pengadaan perumahan dan permukiman di perkotaan. Terbatasnya persediaan tanah di

perkotaan, mengakibatkan munculnya spekulan tanah sehingga harga tanah mahal.

Untuk itu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80

Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun, dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri

Sendiri. Perumnas menjalankan amanat UU No. 4/1972 tentang Perumahan dan

Permukiman dan PP No. 80/1978 tentang Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan

Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri (Lisiba BS). Perumnas telah

mengembangkan kawasan skala besar dengan pola Kasiba adalah di Driyorejo Gresik

(luas perencanaan 1.000 Ha), Martubung Medan (300 Ha), serta Cengkareng (209 Ha).

5. Peremajaan Kawasan Pemukiman Kumuh

Melalui proyek ini, Perumnas berkontribusi dalam mengurangi beban urban social

problem. Pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh yang berada di tanah Negara,

sudah diatur dalam instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan

Permukiman Kumuh di Atas Tanah Negara. Lampiran Inpres tentang pedoman

pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh, secara eksplisit menyebutkan bahwa

Perumnas adalah salah satu institusi Pemerintah yang bertugas melaksanakan penataan

kota kembali melalui program Urban Renewal dalam bentuk “vertical low cost housing”,

baik beli (Rusunami/Apartemen bersubsidi) maupun sewa (Rusunawa).

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

17

III.6. STRATEGI BISNIS PERUMNAS

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Perumnas telah menyusun Corporate

Strategic Plan. Gambar III.1 berikut menunjukkan strategi bisnis yang dipergunakan

Perumnas untuk menuju sasaran strategis yang telah ditetapkan :

Gambar III.1. Strategi Bisnis Perum Perumnas

Revenue Growth : pertumbuhan pendapatan yang tercermin dalam kinerja setiap tahun

Perusahaan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Strategi ini terbagi ke dalam 2

sub strategi yaitu :

- Product Development, dengan inisiasi strategik berupa penyedia lahan skala besar

(land bank), maksimalisasi pembangunan perumahan dan revitalisasi pengelolaan

Rusunawa.

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

18

- Customer Management, dengan inisiasi strategik berupa optimalisasi saluran

distribusi, sistem pemasaran modern dan penerapan Customer Relationship

Management.

Cost Efficiency : penggunaan biaya optimal yang paling efisien dan terukur dalam segala

bidang pekerjaan di Perusahaan. Sub strategi Operational Excellence dengan inisiasi

strategi berupa restrukturisasi bisnis dan keuangan, perkuatan core competence,

penerapan manajemen kinerja dan sistem Information and Communication Technology

(ICT), serta pengembangan estate management.

Strategic Partnership : kerjasama antara semua pihak terkait, baik Pemerintah maupun

Instansi dan pihak swasta lainnya, sehingga dapat menumbuhkan sinergi yang

menguntungkan semua pihak secara berkesinambungan. Dijabarkan menjadi sub strategi

Synergy Optimalization dengan inisiasi strategi berupa Perkuatan/ Revisi PP Perumnas

sebagai National Housing & Urban Corporation (NHUDC) pemanfaatan lahan

Pemerintah/BUMN/Swasta dan pemanfaatan dana murah melalui Pemerintah.

Empowerment and Transformation : Perusahaan melakukan perkuatan selain melalui

organisasi juga melalui sumber daya manusia yang profesional dan memiliki nilai-nilai

postif melalui transformasi budaya perusahaan. Strategi ini dijabarkan menjadi sub

strategi People Excellence dengan inisiasi strategi berupa pengembangan dan

refreshment SDM serta transformasi budaya “Spirit for Perumnas”.

Arah dan langkah ini ditetapkan dengan sekaligus meningkatkan nilai-nilai positif

Perusahaan, termasuk pelayanan pelanggan, semangat dan komitmen tinggi, mengupayakan

pembaharuan dan inovasi serta selalu konsisten dalam setiap bidang tugas perusahaan. Hal

ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan (weaknesses) yang perlu

diatasi manajemen perusahaan, sementara kondisi lingkungan usaha yang belum kondusif

dan menempatkan perusahaan pada posisi yang sarat dengan beragam ancaman (threats).

Langkah-langkah perubahan dan perbaikan internal perlu dilakukan untuk mengubah

kelemahan-kelemahan menjadi kekuatan (strengths) dalam bersaing bagi Perumnas dengan

sekaligus memberdayakan semua peluang (opportunities) diluar perusahaan. Dengan

berbekal penetapan posisi perusahaan, maka dapat dianalisis tujuan dan strategi bisnis yang

paling tepat. Dalam kurun waktu tertentu, maka Perusahaan harus melalui tiga tahapan atau

kuadran strategi yaitu tahap pemulihan (recovery) pada 2 tahun pertama, tahap pertumbuhan

(growth) tahun ketiga dan keempat, serta tahap ekspansif (expansive) pada tahun kelima.

Ketiga tahapan yang telah dirumuskan tersebut kemudian dijadikan suatu strategy

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

19

framework 2009-2013, seperti yang tergambar berikut :

Perum Perumnas juga telah menetapkan beberapa strategi utama dalam setiap tahap

atau kuadran sesuai dengan tema strategi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Kuadran Pemulihan (Recovery) dengan tema Pembangunan Kapasitas (Capacity

Building) di tahun 2009 dan Pembangunan Komunitas (Community Building) di tahun

2010 dengan strategi utama :

- Restrukturisasi keuangan

- Pemanfaatan dana murah dengan bantuan Pemerintah

- Optimalisasi saluran distribusi melalui Cabang-Cabang yang dilmiliki Perumnas

- Skema kepemilikan rumah yang lebih menarik

- Optimalisasi produk Rumah/ Rusun/ Kawasan/ Peremajaan Kota

- Perkuatan PP untuk alokasi anggaran Pras/Sar/Ut

- Pemanfaatan lahan Pemerintah/BUMN/swasta

- Restrukturisasi Organisasi & SDM

- Transformasi Budaya

- Pengembangan Sistem ICT

- Penerapan Manajemen Kinerja

Kuadran Pertumbuhan (Growth) dengan tema Pembangunan Kualitas (Quality

Building) di tahun 2011 dan Pembangunan Daya saing (Competitive Building) di tahun

2012 dengan strategi utama :

- Penerapan Project Based Costing dalam semua kegiatan perusahaan

- Penggalangan dana untuk kebutuhan perusahaan

- Penerapan Customer Relation Management

- Optimalisasi seluruh produk perusahaan dalam bentuk Rumah/ Rusun/ Kawasan/

Peremajaan Kota melalui perubahan dan inovasi yang berkesinambungan

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

20

- Perkuatan PP terutama untuk untuk alokasi anggaran prasarana, sarana dan utilitas

seluruh proyek yang dilaksanakan Perumnas

- Pemanfaatan lahan milik Pemerintah, BUMN, dan swasta yang peruntukannya

adalah bagi perumahan/permukiman

- Transformasi budaya yaitu „Spirit for Perumnas‟ secara berkesinabungan

- Penerapan Manajemen Kinerja

- Peningkatan Information System and Communication Technology

Kuadran Ekspansif (Expansive) dengan tema Pembangunan Kepeloporan (Leading-

Edge Building) di tahun 2013 sebagai langkah awal Perumnas sebagai NHUDC

memasuki bisnis Mancanegara dengan strategi utama :

- Keunggulan sistem Keuangan

- Keunggulan daya-saing bidang Pemasaran

- Keunggulan daya-saing seluruh produk

- Terbentuknya bank-tanah Nasional

- Keunggulan daya Saing bidang SDM

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

21

BAB IV

KESIMPULAN

Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk

barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Manajemen operasi juga dapat

dikatakan sebagai penerapan ilmu manajemen melaui pelaksanaan kegiatan-kegiatan

manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan

pengawasan sistem produktif untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat

dilakukan secara efisien.

Sementara manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai serangkaian proses

yang berkesinambungan dan efektif dalam menciptakan barang dan jasa atau kegiatan

mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang

akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia menggunakan fungsi-fungsi

manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka

mencapai tujuan.

Manajemen produksi dan operasi yang dimiliki oleh Perum Perumnas dinilai sudah

cukup baik karena produk-produk yang dihasilkan dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan

para pelanggannya, dalam hal ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Selain itu,

pengendalian dan pengawasan terhadap proses produksi dan operasional perusahaan juga

dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Perumnas telah

menjalankan visi dan misi perusahaan dengan baik melalui beberapa strategi bisnis yang

telah dirancang sebelumnya, dan ditunjukkan melalui pencapaian target dan prestasi

perusahaan yang sudah didapatkan.

Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014

22

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2004. Manajemen Produksi : Pengendalian Produksi Edisi 5. BPFE : Yogyakarta.

Annual Report 2012 Perumnas. Melalui : http://www.perumnas.co.id

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.

Buffa, Elwood S. & Rakesh K. Sarin. 2006. Manajemen Operasi dan Produksi Modern Edisi 8.

Binarupa Aksara : Jakarta.

Catur. 2013. Softskill Bab 7 Manajemen Produksi. Melalui : http://caturdj.wordpress.com/softskill-

bab-7-manajemen-produksi/ [Diakses pada tanggal 12 Februari 2014, 19.00]

Gitosudarmo, Drs. H. Indriyo M. Com (Hons). 1998. Manajemen Operasi Edisi 1. BPFE :

Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 1. BPFE :

Yogyakarta.

Heizer, Jay & Render, Barry. 2001. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 7. Salemba Empat :

Jakarta.

Masitha, Safira. 2012. Manajemen Produksi. Melalui :

http://safiram.wordpress.com/2012/11/28/manajemen-produksi/ [Diakses pada tanggal 12

Februari 2014, 14.00]

Rusell & Taylor. 2006. Operations Management : Quality and Competitiveness in a Global

Environment, 5th Edition. Willey.

Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen Operasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.