Upload
fixdil
View
214
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTONDENGAN VISKOSIMETER OSTWALD
Citation preview
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTONDENGAN VISKOSIMETER OSTWALD
A. TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Mempelajari cara penentuan viskositas Larutan Newton dengan
Viskosimeter Ostwald.
2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida,
maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak
di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul
sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien
viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal
sekon (Pa/s) ( Sutiah, 2008).
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip
dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu
macam alat untuk mengukur viskositas zat-cair adalah viskosimeter (Sudarjo,
2008).
Viskometri merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
ketahan suatu cairan terhadap aliran (deformasi) (Rachmadani, 2007). Metode
yang biasa digunakan untuk pengukuran viskositas adalah viskosimeter
Ostwald dan viskosimeter Ubbelohde. Pengukuran viskositas dengan
viskosimeter Ostwald dilakukan dengan cara membandingkan waktu alir
pelarut dan larutan polimer pada berbagai kepekatan atau konsentrasi.
Viskosimeter memiliki keunggulan, yaitu untuk mencapai berbagai
konsentrasi, larutan polimer dapat diencerkan dalam viskosimeter dengan
menambahkan sejumlah terukur pelarut.
Nilai viskositas dipengaruhi oleh suhu, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan bertambahnya temperatur. Hal ini disebabkan oleh gaya-
gaya kohesi antarmolekul dalam zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan sehingga nilai viskositas akan menurun. Berbeda dengan
viskositas zat cair, viskositas dalam gas dipengaruhi oleh gaya tumbukan
antar molekul-molekul dalam gas. Viskositas juga dipengaruhi oleh
konsentrasi zat fluida, semakin besar konsentrasinya suatu bahan, maka nilai
viskositasnya semakin besar (Rochima, 2007).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Filler
Pipet tetes
Viskosimeter Ostwald
Piknometer
Timbangan Analitik
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Larutan Gula 20%, 40%, 60% dan X%
Gliserol 0,05%
Aquades
D. PROSEDUR KERJA
Penentuan kerapatan ()
Dimasukkan dalam piknometer yang telah
diketahui massanya hingga penuh
Ditimbang massanya
Diulangi hal yang sama untuk larutan
glukosa 20%, 40%, 60%, dan X%
Gliserol 0,05% : 21 gram
Glukosa 20% : 21 gram
Glukosa 40% : 22 gram
Glukosa 60% : 23 gram
Glukosa X% :24 gram
Penentuan Viskositas
Dipipet sebanyak 10 ml
Dimasukkan dalam viskosimeter Ostwald
Dihisap sampai garis m (batas atas)
Dibiarkan mengalir sampai batas n
Dicatat waktu akhirnya
Dilakukan triplo
Dihitung viskositasnya
= 0,8148 Ns/m2
Akuades
Gliserol 0,05%
Dipipet sebanyak 10 ml
Dimasukkan dalam viskosimeter Ostwald
Dihisap sampai garis m (batas atas)
Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas
bawah)
Dicatat waktu akhirnya
Dilakukan triplo
Dihitung viskositasnya
= 0,8334 Ns/m2
Dipipet sebanyak 10 ml
Dimasukkan dalam viskosimeter Ostwald
Dihisap sampai garis m (batas atas)
Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas
bawah)
Dicatat waktu akhirnya
Dilakukan triplo
Dihitung viskositasnya
20% = 0,9372 Ns/m2
40% = 0,1411 Ns/m2
60% = 2,7139 Ns/m2
X% = 4,7875 Ns/m2
Gliserol 0,05
Larutan gula
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
Konsentrasi
(%)
Waktu (s)
(g/mL) (Ns/m2)
t1 t2 t3 t
Akuades 2,72 2,75 2,86 2,78 1 0,8148
Gliserol 0,05 2,81 2,79 2,91 2,81 1,012 0,8334
Glukosa 20% 3,20 3,12 3,17 3,16 1,012 0,9372
Glukosa 40% 4,30 4,30 4,32 4,30 1,112 0,1411
Glukosa 60% 8,09 7,04 7,79 7,64 1,212 2,7139
Glukosa X% 12,38 12,21 12,76 12,45 1,312 4,7875
Perhitungan
Diketahui :
W piknometer kosong = 10,88 gr
W sampel = (berat piknometer + gliserol) – berat piknometer kosong
V piknometer = 10 ml
ηk = 0,8148 N/m2
untuk gliserol 0,05 %
W gliserol 0,05 = 21 gram
ρ gliserol 0,05 = 1,012 gram / ml
η = ηk
du . tudk . tk
= 0,8148 x
1,012g
mLx2,81 s
1g
mLx2,78 s
= 0,8334 Ns/m2
untuk glukosa 20%
W gliserol 0,05 = 21 gram
ρ gliserol 0,05 = 1,012 gram / ml
η = ηk du . tudk . tk
= 0,8148 x 1,012
gmL
x3,16 s
1g
mLx2,78 s
= 0,9372 Ns/m2
untuk glukosa 40%
W gliserol 0,05 = 22 gram
ρ gliserol 0,05 = 1,112 gram / ml
η = ηk
du . tudk . tk
= 0,8148 x
1,012g
mLx 4,30 s
1g
mLx2,78 s
= 0,1411 Ns/m2s
untuk glukosa 60%
W gliserol 0,05 = 23 gram
ρ gliserol 0,05 = 1,212 gram / ml
η = ηk du . tudk . tk
= 0,8148 x 1,012
gmL
x7,64 s
1g
mLx2,78 s
= 2,7139 Ns/m2s
untuk glukosa X%
W gliserol 0,05 = 24 gram
ρ gliserol 0,05 = 1,312 gram / ml
η = ηk du . tudk . tk
= 0,8148 x 1,012
gmL
x12,45 s
1g
mLx2,78 s
= 4,7875 Ns/m2s
Kurva antara waktu dan viskositas
2 4 6 8 10 12 140.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
f(x) = 0.430212489049957 x − 0.672040314519263R² = 0.911985616957092
waktu vs viskositas
waktu (s)
visk
osita
s
F. PEMBAHASAN
Viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan (fluida) untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya
tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda.
Percobaan dilakukan dengan sampel Aquades, larutan gula dan
Gliserol. Pengukuran viskositas larutan tersebut dilakukan dengan
menggunakan viskosimeter Ostwald. Keunggulan dari metode ini
dibanding metode lain adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana selain itu untuk mencapai berbagai
konsentrasi, larutan polimer dapat diencerkan dalam viskosimeter dengan
menambahkan sejumlah terukur pelarut. Larutan gula digunakan
dengan variasi konsentrasi 20% ; 40%; 60%; dan X%.
Pengukuran kerapatan dilakukan dengan menggunakan piknometer
untuk memperoleh densitas masing-masing larutan. Pengukuran kerapatan
dilakukan dengan membagi berat dengan volume dari sampel dalam
piknometer sehingga didapatkan berat gliserol 5% = 1,012 g/mL, glukosa
20% = 1,012 g/mL, glukosa 40% = 1,112 g/mL, glukosa 60% = 1,212 g/mL,
dan glukosa X% = 1,312 g/mL. Pengukuran viskositas sampel percobaan
dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir
diantara 2 tanda yaitu garis m dan n. Cairan kemudian di isap melalui filler
dari viskosimeter sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas atas
viskosimeter. Ketika permukaan cairan turun melewati batas atas, stop-watch
mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas bawah stop-watch
dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara atas
dan bawah dapat ditentukan.
Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak tiga kali (triplo), hal ini
dilakukan agar diperoleh data yang mendekati atau data yang lebih akurat.
Waktu alir dari pengukuran masing-masing sampel Gliserol dan larutan gula
berdasarkan percobaan yang dilakukan yaitu : Aquades= 2.77 detik, Gliserol
0,05% = 2.83 detik, larutan gula 20% = 3.16 detik , larutan gula 40% = 4.30
detik, larutan gula 60% = 7.64 detik dan larutan gula X% = 12.45 detik.
Masing-masing sampel memiliki waktu alir yang berbeda. Hal ini disebabkan
karena perbedaan kekentalan fluida pada gliserol, aquades dan larutan gula
yang merupakan gesekan antara molekul cairan satu dengan yang lain.
Sedangkan pengukuran viskositas yang diperoleh berdasarkan
percobaan yang dilakukan yaitu, Gliserol 0,05% = 0,8334 Ns/m2, larutan gula
20% = 0,141153 Ns/m2 , larutan gula 40% = 0,141123 Ns/m2, larutan gula
60% = 2,713935 Ns/m2 dan larutan gula X% = 4,7875 Ns/m2. Data tersebut
menunjukkan peningkatan viskositas, hal ini disebabkan karena larutan gula
yang semakin pekat dibanding gliserol. Selain itu, peningkatan viskositas ini
juga bergantung pada pergerakan relatif molekul-molekul antara satu dengan
yang lainnya. Larutan gula dan gliserol merupakan larutan dengan molekul
yang memiliki ikatan hidrogen yang kuat dan menyebabkan molekul-molekul
lain semakin sulit melakukan pergerakan. Sehingga apabila konsentrasi
larutan gula atau gliserol dinaikkan maka ikatan hidrogen yang dibentuk oleh
masing-masing molekul akan semakin banyak. Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa viskositas merupakan sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan atau sifat kekentalan yang disebabkan
karena gesekan oleh satu bagian pada zat cair terhadap bagian lainnya.
Viskositas fluida menunjukkan bagaimana gerakan zat padat di dalam fluida
tersebut, semakin besar viskositasnya maka semakin susah suatu zat padat
bergerak di dalamnya. Dari data yang didapat tersebut kita dapat mengetahui
bahwa kekentalan dari tiap zat berbeda.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi larutan maka semakin lama pula waktu alir yang diperlukan,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel yang terlarut
persatuan volume. Menurut teori, viskositas suatu cairan akan bertambah
dengan adanya peningkatan konsentrasi. Konsentrasi yang tinggi ditandai dari
massa yang besar yang berbanding lurus dengan viskositas.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi dalam
penentuan viskositas dapat diaplikasikan dalam pembuatan
krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-
lain. Selain itu, untuk karakterisasi produk sediaan farmasi
sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch dan
pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari
tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat didalam tubuh,
stabilitas fisika obat bahkan ketersediaan hayati didalam tubuh
sehingga viskositas terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi
obat dalam tubuh.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penentuan viskositas larutan newton dilakukan dengan menggunakan
viskosimeter Ostwald yaitu dengan mengukur waktu alir yang diperlukan
sampel untuk melewati dua tanda garis batas.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus, semakin
tinggi konsentrasi suatu larutan maka viskositas larutan tersebut akan
semakin tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik II. Universitas Haluoleo : Kendari.
Hwang JK, SP Hong, CT Kim. 1997. Effect of molecular weight and NaClconcentration on dilute solution properties of chitosan. J Food Sci Nutr 2: 1-5.
Moechtar, 1990. Farmasi Fisik. UGM-press: Yogyakarta.
Racmadani, Dian.2007. Pemurnian Enzim Kitonase Termostasel dari Isolat Bacillus . Institut Pertanian Bogor(IPB): Bogor.
Rochima, E., Maggy T.S., Dahrul S., Sugiyono. 2007. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan . Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI)-: Bandung.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.
Sutiah, Sofian F., Wahyu S.T. 2007. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Vol 11 ,No.2. UNDIP: Semarang.
M.Solichin1991.Faktor yang Mempengaruhi Viskositas.Vol.6 No.2.Palembang : Balai Penelitain Perkebunan Sumbawa.