17

Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota
Page 2: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota
Page 3: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 Diterbitkan: 2018-09-06

Artikel

1. Kualitas Fisik dan Kimia Daging Babi Landrace Persilangan yang Diberi Pakan Berbasis Sampah Kota

Denpasar Empang F. P. I., I N. T. Ariana, T. I. Putri: 529-540

2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Bawang Putih (Allium sativum) Melalui Air Minum Terhadap

Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu: Nanda W., I G. N. G. Bidura, I. A. P. Utami:

541-551

3. Keseimbangan Protein dan Pertumbuhan Sapi Bali Dara yang Diberikan Ransum dengan Kandungan

Energi dan Protein yang Berbeda. Nasrullah H. I., I G. Mahardika, N. N. Suryani: 552-564

4. Studi Perbandingan Organoleptik Daging dari Babi Landrace yang Diberi Pakan Berbasis Sampah TPA

dengan Pakan Komersial. Sanjaya I K. W., I N. T. Ariana, N. L. P. Sriyani: 565-575

5. Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar

Limbah Daun Wortel (Daucus carrota L.) dengan Suplementasi Konsentrat. Dewi E. K., B. R. T. Putri, I M.

Nuriyasa: 576-584

6. Pengaruh Pemberian Ransum dengan Level Protein dan Energi yang Berbeda Terhadap Komposisi

Tubuh Sapi Bali Dara. Tungga I. C., N. N. Suryani, N. P. Sarini: 585-595

7. Performa Produksi Babi Ras Persilangan Umur 2-6 Bulan yang Diberi Ransum dengan Suplementasi

Mineral-Vitamin Kompleks. Rusmawan I K. A., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura: 596-605

8. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga yang Difermentasi dengan Khamir Saccharomyces

cerevisiae dalam Ransum Terhadap Produksi Karkas Broiler. Putra I K. S. A., G. A. M. K. Dewi, I. A. P. Utami:

606-616

9. Performans Ternak Kelinci Lokal ( Lepus nigricollis ) yang Diberi Level Konsentrat Berbeda dengan

Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carota L.). Pertiwi I G. N. S. D., A. W. Puger, I M. Nuriyasa: 617-625

10. Pengaruh Lama Thawing pada Uji Kualitas Semen Beku Sapi Bali Produksi UPT BIBD Baturiti Sebelum

Didistribusikan. Adnyani N. L. A., N. L. G. Sumardani, N. P. Sarini: 626-636

11. Sikap Peternak Babi Terhadap Dampak Penyakit Miningitis Streptococcus suis (MSs) di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung. Noviyanti N. I. K., I N. Suparta, I N. T Ariana: 637-647

12. Populasi Bakteri Rumen Sapi Bali Dara yang Diberi Ransum dengan Kandungan Energi dan Protein

Berbeda. Saragih K., N. N. Suryani, S. A. Lindawati: 648-659

13. Hubungan Penerapan Manajemen Simantri dengan Tingkat Pendapatan Petani-Peternak di Provinsi

Bali. Tetsuya A. R, I N. Suparta, I W. Budiartha: 660-674

14. Pengaruh Suplementasi Konsentrat dengan Aras Berbeda pada Pakan Berbasis Limbah Daun Wortel

terhadap Karakteristik Karkas Kelinci Lokal (Lepus nigricollis). Paramartha D. B. K. G. R., I M. Nuriyasa, E.

Puspani: 675-683

15. Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik B-6 Melalui Air Minum Terhadap Berat dan Kualitas Fisik

Telur Ayam Lohmann Brown Umur 40-48 Minggu. Dinda Dwi O, I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati: 684-

694

Page 4: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

16. Korelasi Berat Badan dan Panjang Badan dengan Ukuran Testis Babi Bali yang Dipelihara Secara Semi

Tradisional. Andre J. S. I P., N. L. G. Sumardani, T. I. Putri: 695-708

17. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Melalui Air Minum Terhadap Warna, Kadar

Protein, Lemak dan Kolesterol Kuning Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu. Purnayasa I K.,

D. A. Warmadewi, N. W. Siti: 709-722

18. Pengaruh Abu Agnihotra dalam Pakan Komersial Terhadap Organ Dalam Ayam Broiler Umur 5

Minggu. Pratama I W. A., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati: 723-734

19. Pengaruh Fermentasi Alami Susu Sapi dan Susu Kambing Terhadap Flavor, Total Asam dan Kadar

Protein. Afifi M. A., I. A. Okarini, N. P. Mariani: 735-745

20. Populasi Bakteri Pengikat Nitrogen pada Rhizosfir Rumput Bahia (Paspalum notatum cv. competidor)

yang Diberi Berbagai Level Kombinasi Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalsium. Juliarta I K., N. M. Witariadi,

N. N. Suryani: 746-759

21. Perilaku Peternak dalam Pengolahan Limbah Ternak Babi di Desa Wisata Puhu, Kecamatan Payangan,

Kabupaten Gianyar. Pri Setiawan I M., I N. Suparta, N. W. Tatik Ingriati: 760-778

22. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum

Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol, dan Warna Kuning Telur Ayam Lohmann Brown. Carolin B.

A., N. L. G. Sumardani, I G. N. G. Bidura: 779-791

23. Evaluasi Kualitas Telur Itik Selama Penyimpanan Pasca Perendaman dalam Ekstrak Gelatin dari Kulit

Sapi Bali. Ginting D. B. A., I N. S. Miwada, S. A. Lindawati: 792-802

24. Hubungan Persepsi dan Kepuasan Konsumen dengan Daya Saing Rumah Makan Babi Guling di

Kabupaten Gianyar. Hestiani P. T., I N. Suparta, K. Budaarsa: 803-816

25. Perbandingan Morfometrik Ayam Lokal Kalimantan Timur Berdasarkan Pendekatan Analisis

Diskriminan. Rahmatullah S. N., Z. Efendi, H. Mayulu, F. Ardhani, A. Sulaiman: 817-828

26. Efisiensi Pemanfaatan Air Pada Legum Lokal Centrosema pubescens dan Clitoria ternatea. Agustina N.

K. A., N. N. Candraasih, I W. Wirawan: 829-845

27. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penerapan Manajemen Pemotongan Ayam dalam

Menghasilkan Mutu Daging ASUH di Bali. Dorothy Y. N. S., N. W. T. Inggriati, I N. S. Miwada: 846-856

28. Evaluasi Penggunaan Asap Cair pada Bakso Sapi Melalui Pendekatan Indikator Hedonik. Silaban M., I

N.S Miwada, S. A Lindawati: 857-868

29. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga Difermentasi Khamir Saccharomyces cerevisiae

Dalam Ransum Terhadap Organ Dalam Broiler. Mayana M.I, Dewi G.A.M.K., I M. Nuriyasa: 869-879

30. Pengaruh Penambahan Abu Agnihotra Dalam Pakan Komersial Terhadap Berat External Offal Ayam

Broiler Umur 5 Minggu. Priana I M. O., N W. Siti, N. M.S. Sukmawati: 880-892

31. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Dengan Sistem Kandang Tertutup (Closed House) Pada

Pola Mandiri (Studi Kasus pada CV. Sari Mulya di Desa Tunjuk, Tabanan). Wulansari P.K.P., I W. Sukanata, I

M. Suasta: 893 – 903

32. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Jenis Rumput Lokal Pada Berbagai Panjang Defoliasi.

Muhammady A.N., A. A. A. S Trisnadewi, I G. Suranjaya: 904-920

33. Hubungan Tingkat Penerapan Pola Kemitraan Babi Dengan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Pt.

Charoen Pokphand Di Bali. Dewantara I.G.P.B.S., N.W.T. Ingriati., N.L.P. Sriyani: 921-035

Page 5: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

34. Analisis Finansial Usaha Rumah Potong Ayam Broiler Semi Modern (Studi Kasus pada UD. Giri Sari Di

Denpasar Timur). Susana I W., I W. Sukanata, I N. Suparta: 936 – 949

35. Tingkat Kontaminasi Mikroba Daging Kelinci Jantan Lokal (Lepus nigricollis) Pasca Pemotongan Yang

Diberi Limbah Wine Dalam Pakan. Adnyana P. M. W., N. L. P. Sriyani, S. A Lindawati: 950 - 960

Page 6: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

Pengaruh Abu Agnihotra

Pratama

PS. Peternakan, Fakultas Peterna

e-mail: abdypratama0506

Penelitian ini bertujuan untuk

pakan komersial terhadap organ dalam

di kandang milik Bapak I Ketut Sunatra yang berlokasi di Br. Anyar, Kediri, Tabanan,

Bali.Ayam yang digunakan adalah ayam broiler

ekor tanpa membedakan jenis kelamin “

Shop, Denpasar, Bali. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan.

Masing-masing unit percobaan menggunakan 5 ekor ayam broiler

adalah : A : pakan komersial tanpa abu

Agnihotra, C :pakan komersial + 0,2% abu

Agnihotra. Variabel yang diamati yaitu berat jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 0,1%

komersial cenderung meningkatkan berat organ dalam ayam broiler umur 5 minggu seiring

dengan meningkatnya level abu

tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan

Agnihotra sebanyak 0,1%-

organ dalam (jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus) ayam broiler umur 5 minggu.

Kata Kunci : Broiler, organ dalam,

The Effect of Agnihotra Ash

Broiler Chickens

This study aims to determine the effect of

internalorgan of broiler chickens

cage owned by Mr. I Ketut Sunatra located at

day old chicks CP 707 (unsexed) used in the study. The animal were bought at PT. Tohpati

Poultry Shop, Denpasar –

Design (CRD) consisted of 4 treatments and 4 replications

study.The treatments were

:commercial diet + 0.1% Agnihotra

:commercial diet + 0.3% Agnihotra

spleen, bile, and gizzard. The results

0.3% in commercial diet ten

Submitted Date: September 7, 201Editor-Reviewer Article;: D. P. M. A. Candrawati

JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science email: [email protected]

723

Agnihotra dalam Pakan Komersial Terhadap

Ayam Broiler Umur 5 Minggu

Pratama, I W. A., N. W. Siti, dan N. M. S. Sukmawati

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman

[email protected] Telp. 083115650371

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu

organ dalamayam broiler umur 5 minggu. Penelitian

apak I Ketut Sunatra yang berlokasi di Br. Anyar, Kediri, Tabanan,

li.Ayam yang digunakan adalah ayam broiler CP 707 umur satu hari (DOC) sebanyak 80

ekor tanpa membedakan jenis kelamin “unsexed”yang diperoleh dari PT. Tohpati Poultry

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan.

masing unit percobaan menggunakan 5 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diberikan

komersial tanpa abu Agnihotra (kontrol), B : pakan

komersial + 0,2% abu AgnihotradanD : pakan komersial + 0,3% abu

Variabel yang diamati yaitu berat jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 0,1% - 0,3% abu Agnihotra

komersial cenderung meningkatkan berat organ dalam ayam broiler umur 5 minggu seiring

dengan meningkatnya level abu Agnihotra yang diberikan, namun secara statistik berbeda

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian abu

-0,3% dalam pakan komersial tidak berpengaruh terhadap berat

organ dalam (jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus) ayam broiler umur 5 minggu.

Broiler, organ dalam, abu Agnihotra

f Agnihotra Ash in Commercial Diet On Internal Organ

Broiler Chickens on The Age Of 5 Weeks

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Agnihotra ash in

broiler chickens on the age of 5 weeks.This research was conducted in the

y Mr. I Ketut Sunatra located at Br. Anyar, Kediri, Tabanan,Bali

day old chicks CP 707 (unsexed) used in the study. The animal were bought at PT. Tohpati

Bali. The experimentaldesign used was Completely Random

of 4 treatments and 4 replications.So, there

were: A : commercial diet without Agnihotra

Agnihotra ash, C :commercial diet + 0.2%

Agnihotra ash. The variables observed were :

The results of study showed thatAgnihotra ash on the level of 0.1%

0.3% in commercial diet tend to increase the weight of heart, liver, bile and gizzard, but

2018 Accepted Date: D. P. M. A. Candrawati & I M. Mudita

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika

alam Pakan Komersial Terhadap Organ Dalam

M. S. Sukmawati

Sudirman, Denpasar

3115650371

mengetahui pengaruh pemberian abu Agnihotra dalam

Penelitian dilaksanakan

apak I Ketut Sunatra yang berlokasi di Br. Anyar, Kediri, Tabanan,

ur satu hari (DOC) sebanyak 80

diperoleh dari PT. Tohpati Poultry

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan.

. Perlakuan yang diberikan

komersial + 0,1% abu

komersial + 0,3% abu

Variabel yang diamati yaitu berat jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus.

Agnihotra dalam pakan

komersial cenderung meningkatkan berat organ dalam ayam broiler umur 5 minggu seiring

yang diberikan, namun secara statistik berbeda

isimpulkan bahwa pemberian abu

0,3% dalam pakan komersial tidak berpengaruh terhadap berat

organ dalam (jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus) ayam broiler umur 5 minggu.

Internal Organ of

n The Age Of 5 Weeks

ash in commercialdiet on

research was conducted in the

Br. Anyar, Kediri, Tabanan,Bali. There were 80

day old chicks CP 707 (unsexed) used in the study. The animal were bought at PT. Tohpati

ompletely Randomized

there were 16 units of the

Agnihotra ash (control), B

+ 0.2% Agnihotra ash and D

weight of heart, liver,

ash on the level of 0.1%-

d to increase the weight of heart, liver, bile and gizzard, but

Accepted Date: September 17, 2018

Page 7: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 724

statistically they were no significant difference (P>0.05). Based on the results of the study it

can be concluded that Agnihotra ash at the level of 0.1%-0.3% in diet did not affect on

internal organs (the weight of heart, liver, spleen, bile and gizzard) of broiler on the age of 5

weeks.

Keywords: Broiler, internal organs, Agnihotra ash

PENDAHULUAN

Seiring dengan pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia yang sangat pesat,

kebutuhan masyakarat akan daging juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh

kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh

serta peningkatan kesejahteraan hidup. Salah satu jenis ternak yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai penghasil daging adalah ayam broiler. Broiler adalah ayam yang

sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi daging,oleh karena itu broiler dijadikan

sebagai salah satu alternatif untuk penyediaan kebutuhan protein hewani. Broiler umumnya

dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang

bertujuan sebagai sumber daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

Kebutuhan masyarakat terhadap daging broiler bukan hanya pada karkas saja tetapi

organ dalam juga mempunyai nilai ekonomis. Offals dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

Edible Offals dan Inedible Offals. Edible Offals adalah bagian yang bisa dikonsumsi dan

diolah selain karkas dan lemak yang tidak berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Organ

yang digolongkan edible offals pada unggas antara lain: kepala, kaki, jantung, hati, empedal,

leher, dan darah. Sedangkan inedible offals merupakan offals yang tidak dikonsumsi dan

diolah antara lain seperti empedu dan bulu (Anon, 2001 dalam Parwata et al. 2015) karena

mempertimbangkan dampak buruk yang akan ditimbulkan bagi kesehatan seperti mual-mual

dan menyebabkan kondisi tubuh melemah yang diakibatkan oleh cita rasa empedu yang

pahit.Mulyadi (1983) menyatakan bahwa organ tubuh di luar karkas seperti kepala, darah,

leher dan kaki dapat mempengaruhi berat karkas. Apabila berat organ dalam semakin tinggi

maka berat karkas akan semakin rendah. Persentase non karkas berbanding terbalik dengan

persentase karkas, semakin tinggi persentase karkas mengakibatkan persentase non karkas

semakin rendah dan sebaliknya (Jull, 1979). Hal tersebut dikarenakan adanya pembagian

nutrisi yang diterima baik oleh karkas maupun non karkas, apabila nutrisi yang diterima oleh

karkas lebih dominan maka bobot karkas akan meningkat sedangkan bobot non karkas akan

cenderung rendah

Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas ayam pedaging, ransum merupakan

Page 8: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 725

faktor utama dalam beternak ayam broiler. Ransum harus memenuhi kebutuhan nutrisi yang

diperlukan oleh ternak tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan organ–organnya..

Menurut Wahju (1997) bahwa ransum unggas perlu mengandung mineral dalam jumlah yang

cukup terutama kalsium dan fosfor, karena 70%-80% mineral tubuh terdiri dari kalsium dan

fosfor.Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum

diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat

merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Disamping mengakibatkan

keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi (McDonald et al. 1988).

Mineral pada umumnya dipenuhi dari bahan pakan lain atau dapat ditambahkan dalam bentuk

campuran berbagai mineral (premix). Salah satu sumber mineral lainnya yang dapat diberikan

pada ternak adalah abu Agnihotra.

Abu Agnihotra adalah limbah pembakaran yang dihasilkan dari ritual Agnihotra yang

merupakan tradisi kuno dalam Agama Hindu. Tradisi ini telah lama ditinggalkan (berabad-

abad) namun baru–baru ini dilakukan kembali di Bali. Jendra dan Titib (1999) menyatakan

bahwa ritual Agnihotra dilakukandenganapresiasi penuh, limbah atau abu yang dihasilkan

dapat meningkatkan produksisektor pertanian, termasuk peternakan. Menurut Yupardhi et al.

(2017 a) bahwa abu Agnihotra mengandung beberapa mineral antara lain : fosfor (P)=

12.629,95 mg / kg, kalsium (Ca)= 10,017 mg / kg, seng (Zn)= 82,212 mg / kg, dan besi (Fe)=

16,225 mg / kg. Abu tidak hanya memberikan efek pada struktur tanah tetapi juga dapat

memberikan mineral terhadap tanaman maupun hewan ternak. Berdasarkan hasil penelitian

Yupardhi et al. (2017 b), pemberian limbah abu Agnihotra melalui air minum sebanyak 0,1 –

0,3% tidak berpengaruh nyata terhadap berat hati dan ginjal serta penampilan broiler.

Berdasarkan informasi tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pemberian abu Agnihotra pada pakan komersial terhadap organ dalam ayam broiler.

MATERI DAN METODE

Ayam Broiler

Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler CP 707 umur satu hari

(DOC) sebanyak 80 ekor tanpa membedakan jenis kelamin (unsexed) dengan kisaran berat

badan 42,79 ± 1,75 g. Ayam diperoleh dari PT. Tohpati Poultry Shop, Denpasar, Bali.

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang dengan sistem battery

colony sebanyak 16 petak. Masing–masing petak berukuran panjang 75 cm, lebar 75 cm dan

Page 9: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 726

tinggi 90 cm. Kandang batterycolony ini diletakkan di sebuah bangunan berukuran 7,96 m x

4,98 m yang menggunakan atap dari asbes dan lantai dari beton. Setiap unit kandang

dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Tempat pakan dan minum yang digunakan

terbuat dari bahan plastik diperoleh dari toko pakan ternak. Bahan-bahan kandang terbuat dari

bilah bambu dan kayu serta kawat sebagai sekat. Pada bagian atas di setiap petak kandang

diletakkan lampu berkekuatan 40 watt untuk memberikan penerangan pada malam hari dan

menjaga suhu pada kandang agar tetap hangat. Pada bagian bawah dialasi plastik talang berisi

serbuk gergaji kayu sebagai alas dan dibersihkan setiap tiga hari untuk mengurangi bau

kotoran.

Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan adalah pakan komersial CP 511B yang ditambahkan abu

Agnihotra dengan level berbeda sesuai perlakuan yang diberikan. Pakan komersial diperoleh

dari UD. Surya Ternak, Kediri, Tabanan. Air minum yang diberikan selama penelitian

bersumber dari air PDAM(Perusahaan Daerah Air Minum) Tabanan. Komposisi bahan pakan

dan kandungan nutrien dalampakan komersial tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1.Komposisi bahan penyusun pakan

Komposisi pakan (%) Perlakuan

A B C D

CP 511 B 100 100 100 100

Total 100 100 100 100

Abu Agnihotra 0,0 0,1 0,2 0,3

Tabel 2. Kandungan nutrien dalam pakan komersial CP511B

Keterangan:

1) Nilai nutrisi menurut PT. Charoen Pokphand (2017)

2) A : Pakan komersial tanpa abu Agnihotra (kontrol)

B : Pakan komersial + 0,1 % abu Agnihotra

C : Pakan komersial + 0,2 % abu Agnihotra

D : Pakan komersial + 0,3 % abu Agnihotra

3) Standar Scott et al. (1982)

4) Standar Morisson (1961)

Kandungan nutrisi1)

Pakan perlakuaan2)

Standar3)

A B C D

ME (Kkal/kg) 3025 - 3125 3025 – 3125 3025 - 3125 3025 – 3125 2900

Protein kasar (%) 21,5 – 23,8 21,5 – 23,8 21,5 – 23,8 21,5 – 23,8 20

Lemak kasar (%) 5,0 5,0 5,0 5,0 5 – 104)

Serat kasar (%) 5,0 5,0 5,0 5,0 7 – 104)

Ca (%) 0,9 0,9 0,9 0,9 1,0

P (%) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,45

Page 10: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 727

Abu Agnihotra

Abu Agnihotra yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari sisa-sisa

pembakaran setelah ritual Agnihotra yang berasal dari kayu mangga. Sisa pembakaran

tersebut kemudian ditumbuk sampai halus dan ditimbang sesuai dengan perlakuan yang akan

diberikan.

Alat Penelitian

Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) timbangan

digital kapasitas 5 kg dengan kepekaan 1 g digunakan untuk menimbang ayam dan pakan, 2)

timbangan elektrik dengan kapasitas 100 g dan kepekaan 0,1 g untuk menimbang berat organ

dalam ayam broiler setelah dipotong, 3) Waskom digunakan untuk pencampuran pakan dan

abu Agnihotra, 4) kantong plastik untuk menyimpan pakan yang telah dicampur, 5) talenan

dan nampan yang digunakan saat pemotongan ayam sampel, 6) sekop dan sapu untuk

membersihkan kandang,7) spidol, kertas dan tali untuk penomoran pada ayam dan kandang

serta alat – alat tulis lainnya untuk mencatat.

Tempat dan Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik Bapak I Ketut Sunatra yang berlokasi di

Br. Anyar, Kediri, Tabanan, Bali, selama 5 minggu.

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan.

Masing-masing unit percobaan menggunakan 5 ekor ayam broiler, sehingga total ayam broiler

yang digunakan adalah 4 x 4 x 5 = 80 ekor. Keempat perlakuan tersebut adalah :

A : Pakan komersial tanpa abu Agnihotra (kontrol)

B : Pakan komersial + 0,1% abu Agnihotra

C : Pakan komersial + 0,2% abu Agnihotra

D :Pakan komersial + 0,3% abu Agnihotra

Pengacakan Ayam

Sebelum penelitian dimulai, untuk mendapatkan berat badan ayam yang homogen,

semua ayam (100 ekor DOC) ditimbang beratnya kemudian dicari berat badan rata-rata dan

standar deviasinya. Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang mempunyai bobot

badan yang masuk dalam kisaran bobot badan rata–rata ± standar deviasi (42,79 ± 1,75 g)

sebanyak 80 ekor. Dari 80 ekor ayam tersebut kemudian disebar secara acak dalam masing–

Page 11: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 728

masing petak kandang yang telah disediakan berjumlah 16 petak. Masing-masing petak diisi 5

ekor ayam. Selanjutnya pada setiap ayam diberikan tanda berupa tali pada kakinya. Tali

warna merah sebagai nomor 1, tali warna hijau sebagai nomor 2, tali warna hitam sebagai

nomor 3, tali warna putih sebagai nomor 4 dan yang tanpa tali sebagai nomor 5.

Pencampuran Pakan

Sebelum diberikan kepada ayam, pakan komersial yang digunakan terlebih dahulu

dicampur dengan abu Agnihotra. Pencampuran dilakukan dengan menimbang pakan

komersial untuk setiap perlakuan dan ditambahkan abu Agnihotra sesuai persentase yang

sudah ditetapkan kemudian diaduk merata sampai homogen. Pencampuran pakan dilakukan

secara manual. Campuran yang telah jadi kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan

diberikan kode sesuai dengan perlakuan.

Pemberian Pakan dan Air Minum

Pakan dan air minum diberikan ad libitum sesuai dengan perlakuan. Tempat pakan

diisi 3/4 bagian untuk menghindari pakan tercecer saat ayam makan. Penambahan ransum

dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Sisa pakan dihitung setiap

satu minggu sekali. Pemberian air minum dilakukan setiap pagi hari dan tempat minum diisi

sebanyak tiga per empat bagian.

Pencegahan Penyakit

Pada awal pemeliharaan, ayam yang baru tiba diberikan “vitachick” melalui air

minum untuk meningkatkan daya tahan tubuh masing-masing anak ayam. Saat ayam berumur

empat hari diberikan vaksin tetes. Selain itu sanitasi kandang juga dilakukan setiap tiga hari

sekali untuk mencegah ayam terserang virus maupun bakteri.

PemotonganAyam

Pemotongan ayam dilakukan pada akhir penelitian yaitu saat ayam berumur 35 hari.

Untuk pengambilan sampel diambil satu ekor ayam pada setiap petak kandang yang bobot

badannya mendekati bobot badan rata–rata. Sebelum dilakukan pemotongan ayam terlebih

dahulu dipuasakan selama 12 jam tetapi air minum tetap diberikan. Pemotongan ternak

dilakukan berdasarkan USDA (United State Departement of Agriculture, 1977 dalam

Soeparno 1992) yaitu dengan memotong vena jugularis dan arteri carotis yang terletak antara

tulang kepala dan ruas tulang leher pertama. Darah yang keluar kemudian ditampung dan

ditimbang beratnya. Setelah ayam dipastikan mati, kemudian dicelupkan ke dalam air panas

Page 12: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 729

dengan suhu 65°C selama 1-2 menit dan dilanjutkan dengan pencabutan bulu. Semua organ

dalam dikeluarkan dengan cara membelah bagian dada sampai perut. Semua organ dalam

dipisahkan dan masing-masing ditimbang beratnya sesuai variabel yang diamati.

Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Berat jantung dihitung dengan cara menimbang jantung setelah pemotongan

2) Berat hati dihitung dengan cara menimbang berat hati setelah pemotongan

3) Berat limpa dihitung dengan cara menimbang bobot limpa setelah pemotongan

4) Berat empedu dihitung dengan cara menimbang empedu setelah pemotongan.

5) Berat ventrikulus (empedal) dihitung dengan cara menimbang ventrikulus setelah

pemotongan.

Analisis Statistik

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila terdapat perbedaan yang

nyata (P<0,05) diantara perlakuan, maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan abu Agnihotra dalam pakan

komersial sebanyak 0,1% sampai 0,3% belum memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05)

terhadap berat jantung ayam broiler umur 5 minggu. Nilai rata-rata berat jantung pada

penelitian ini berkisar antara 9,16-10,30 gram (0,49%-0,54% dari berat potong). Sajidin

(2000) menyatakan bahwa persentase jantung ayam pedaging adalah sekitar 0,6 % dari bobot

badan. Ditambahkan juga oleh Putnam (1991) bahwa rata-rata berat jantung ayam broiler

adalah sekitar 0,6-1,30 % dari bobot badan. Hal ini mencerminkan bahwa pemberian abu

Agnihotra pada level tersebut belum berdampak negatif terhadap kerja jantung. Selain itu

tidak ditemukan kelainan dalam bentuk jantung pada ayam penelitian. Hal ini menunjukkan

bahwa abu Agnihotra yang ditambahkan pada pakan komersial tidak bersifat toksik atau

mengandung zat anti nutrisi. Menurut Frandson (1992), jantung pada ayam broiler sendiri

diketahui sangat peka terhadap racun dan zat anti nutrisi. Akumulasi racun dan zat anti nutrisi

dapat berpengaruh terhadap ukuran jantung ayam broiler. Maya (2002) menyatakan bahwa

jantung yang terinfeksi oleh penyakit maupun racun, ukurannya akan mengalami pembesaran.

Ressang (1984) menyatakan bahwa besar jantung tergantung dari jenis kelamin, umur, bobot

Page 13: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 730

badan, dan aktivitas hewan. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian yang dilakukan

sebanyak tiga kali dalam sehari, aktivitas ayam pada setiap perlakuan relatif sama, bobot

badan yang relatif sama (Tabel 3), dan umur broiler juga sama, sehingga hal ini berdampak

terhadap bobot jantung pada penelitian juga relatif sama.

Tabel 3. Pengaruh pemberian abu Agnihotra dalam pakan komersial terhadap organ

dalamayam broiler umur 5 minggu

Variabel yang diamati

(gram)

Perlakuan 1)

SEM

2)

A B C D

Berat Potong 1858,25a

1878a 1908,25

a 1893,75

a3) 31,23

Berat Jantung 9.16a

9.80 a

10.29 a

10.30a

1,34

Berat Hati 25,92 a

28,89 a 37,53

a 38,74

a 5,97

Berat Limpa 2,03 a

2,22 a 2,65

a 2,76

a 0,28

Berat Empedu 2,49 a 2,66

a 2,87

a 3,01

a 0,18

Berat Ventrikulus 19,21a 19,27

a 20,72

a 21,26

a 0,90

Keterangan:

1. A : Pakan komersial tanpa abu Agnihotra (kontrol)

B : Pakan komersial + 0,1 % abu Agnihotra

C : Pakan komersial + 0,2 % abu Agnihotra

D : Pakan komersial + 0,3 % abu Agnihotra

2. SEM: “Standar error of the treatment means”

3. Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak nyata (P>0,05).

∗ Berat potong: Sebagai peubah pendukung, (Yupardhi, 2017 b)

Hasil analisis statistik pada Tabel 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata

(P>0,05) terhadap berat hati. Berat hati yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara

25,92-38,74 gram (1,39%-2,04%), hal ini sesuai dengan pernyataan Sturkie (1976) yang

menyatakan bahwa berat normal hati pada unggas mencapai 25–35 gram atau 1,7% - 2,3%

dari bobot badan. Hal ini menunjukkan bahwa hati tidak mengalami tanda-tanda keracunan

dan zat antinutrisi akibat penambahan abu Agnihotra. Hal tersebut ditandai oleh warna hati

pada penelitian ini dalam keadaan normal yaitu berwarna Merah kecoklatan. Menurut

Tanudimadja (1974) bahwa ukuran, bobot, dan warna hati dipengaruhi oleh jenis unggas,

umur, dan makanan.

Hasil analisis statistik pada Tabel 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata

(P>0,05) terhadap berat hati. Berat hati yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara

25,92-38,74 gram (1,39%-2,04%), hal ini sesuai dengan pernyataan Sturkie (1976) yang

menyatakan bahwa berat normal hati pada unggas mencapai 25–35 gram atau 1,7% - 2,3%

dari bobot badan. Hal ini menunjukkan bahwa hati tidak mengalami tanda-tanda keracunan

Page 14: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 731

dan zat antinutrisi akibat penambahan abu Agnihotra. Hal tersebut ditandai oleh warna hati

pada penelitian ini dalam keadaan normal yaitu berwarna Merah kecoklatan. Menurut

Tanudimadja (1974) bahwa ukuran, bobot, dan warna hati dipengaruhi oleh jenis unggas,

umur, dan makanan. Menurut Purwadaria et al. (1995) bahwa faktor yang mempengaruhi

kerja dari hati diantaranya adalah kandungan antinutrisi. Menurut McLelland (1990) bahwa

apabila pada hati terjadi keracunan maka warna hati akan berubah menjadi kuning. Keracunan

tersebut misalnya diakibatkan kelebihan mineral seng yang menyebabkan gangguan pada

organ pencernaan dan reproduksi. Ressang (1998) menyatakan bahwa hati sangat berperan

penting dalam tubuh karena memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sekresi empedu,

metabolisme lemak, metabolisme protein dan zat besi, menghasilkan cairan empedu, fungsi

detoksifikasi, pembentukan darah merah, metabolisme dan penyimpanan vitamin. Hati dan

pankreas berperan dalam proses detoksifikasi. Proses detoksifikasi perlu dilakukan untuk

membuang racun serta limbah hasil metabolisme tubuh. Sel-sel dan organ dapat melakukan

proses detoksifikasi dengan baik apabila berada dalam keadaan sehat. Dalam keadaan lemah

sel justru semakin dirusak oleh toksin (Eric, 2007).

Pemberian abu Agnihotra dalam pakan komersial sebanyak 0,1%, 0,2% dan 0,3%

secara statistik tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap berat limpa.

Ressang (1998) menyatakan bahwa persentase limpa yang normal tidak melebihi 0,2 % dari

bobot badan. Berat limpa yang didapatkan pada penelitian ini beriksar antara 2,03-2,76 gram

(0,1%-0,14%). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Putnam (1991) yang menyatakan bahwa

berat limpa dalam keadaan normal berkisar 1,5-4,5 gram. Hal ini menunjukkan bahwa kerja

organ tersebut tidak terganggu oleh penambahan abu Agnihotra. Bagus (2008) menyatakan

bahwa limpa melakukan pembentukan sel limfosit untuk membentuk antibodi apabila zat

makanan mengandung toksik, zat antinutrisi maupun penyakit. Aktivitas limpa itu sendiri

dapat menyebabkan limpa semakin membesar atau bahkan mengecil ukurannya karena limpa

terserang gangguan benda asing maupun terkena serangan penyakit. Salah satu fungsi limpa

adalah membentuk zat limfosit yang berhubungan dengan pembentukan antibodi. Ressang

(1998) menyatakan selain menyimpan darah, limpa bersama hati dan sumsum tulang berperan

dalam pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, ikut serta dalam metabolisme nitrogen terutama

dalam pembentukan asam urat dan membentuk sel-sel limfosit yang berhubungan dengan

pembentukan antibodi.

Berat empedu ayam broiler yang diberi abu Agnihotra sebanyak 0,1-0,3% cenderung

meningkat, namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan kontrol.

Page 15: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 732

Berat empedu tergantung dari banyaknya cairan yang dikeluarkan oleh empedu di hati, karena

semakin berat kerja hati maka cairan empedu yang dihasilkan akan semakin banyak juga.

Yusuf (2007) menyatakan bahwa meningkatnya kerja organ hati menyebabkan kebutuhan

cairan empedu yang lebih banyak, sehingga memacu peningkatan bobot kantung empedu

yang dihasilkan. Fungsi empedu sendiri adalah sebagai penyalur cairan empedu yang

berwarna kuning kehijauan dari hati ke usus halus dengan pembesaran saluran empedu

membentuk kantong empedu (Amrullah, 2004).

Penambahan abu Agnihotra pada pakan komersial sebanyak 0,1%-0,3% menyebabkan

meningkatkan berat ventriukulus ayam broiler dibandingkan dengan kontrol, namun secara

statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Menurut Putnam (1991) persentase berat ventrikulus

adalah 1,6%-2,3% dari berat hidup. Nilai rata-rata berat ventrikulus yang didapatkan pada

penelitian ini berkisar antara 19,21-21,26 gram (1,03%-1,12%). Pada ventrikulus makanan

akan dicerna menjadi makanan yang lebih halus sebelum diserap oleh usus halus. Dengan

penambahan abu Agnihotra dalam pakan komersial tidak mempengaruhi kerja ventrikulus

dalam mencerna makanan. Menurut Usman (2010) bahwa peningkatan bobot ventrikulus

disebabkan oleh peningkatan serat dalam pakan. Selain kualitas pakan, peningkatan serat

kasar dalam ransum mengakibatkan ventrikulus bekerja lebih intensif untuk mencerna serat

kasar, sehingga mengakibatkan peningkatan bobot ventrikulus (Anggorodi., 1985).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian abu Agnihotra

sebanyak 0,1%-0,3% dalam pakan komersial tidak berpengaruh terhadap berat organ dalam

(jantung, hati, limpa, empedu dan ventrikulus) ayam broiler umur 5 minggu.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Udayana dan seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan

hingga penulisan jurnal penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan III. Lembaga Satu Gunung Budi, KPP

IPB. Bogor.

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas Kemajuan Mutakhir. Penerbit Universitas

Indonesia (UI - Press).

Page 16: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 733

Bagus, S. 2008. Pengaruh Penggunaan Kepala Udang Terfermentasi Aspergillus Niger

Terhadap Berat Organ Dalam, Lemak Abdominal dan Profil Darah Ayam Pedaging.

Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang.

Eric, L. 2007. Konsep Detoks. http://www.detokshop.blogspot.com/organdalam. Diakses

tanggal 17 Mei 2007.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi ke-4. Terjemahan. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Jendra, I W. dan I M. Titib. 1999. Agnihotra Raja Upacara Multifungsi dan Efektif. Bali

Homa Yajna, Denpasar.

Jull, M. A. 1979. Poultry Husbandry. 3rd Edition. Tatu McGraw hill Publishing. Co. Ltd,

New York.

Kartasudjana, R dan Suprijatna, E. (2006). Manajemen Ternak Unggas. Jakarta : Penebar

Surabaya.

Maya. 2002. Pengaruh Penggunaan Medium Ganoderma lucidum Dalam Ransum Ayam

Pedaging Terhadap Kandungan Lemak Dan Kolesterol Daging Serta Organ Dalam.

Skripsi, Universitas Padjajaran. Bandung.

McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D. Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition. John Willey

and Sons Inc., New York. p. 96−105.

McLelland, J. 1990. A Colour Atlas of Avian Anatomy. Wolfe Publishing Ltd., London.

Morrison, F. B. 1961. Feeds and feeding. 22nd

Ed. The Morrison Publishing Co., Clinton,

lowa

Mulyadi, H. 1983. Pengaruh penggunaan Tepung Alang-Alang dalam Ransum terhadap

Persentase Karkas dan Bagian Giblet Ayam Jantan Tipe Medium Babbock. Tesis.

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Parwata. I W. A., I N. T. Ariana, A. A. Oka. 2015. Edible Offals Ayam Broiler yang

Ditambahan Probiotik Starbio pada Ransum. Jurnal Peternakan Tropika. Universitas

Udayana Denpasar. 03(3):561-573

PT Charoen Pokphand. 2017. Brosur Pakan Ternak CP511B

Purwadaria, T., T. Haryati, T. Setiadi, J. Dharma, A.P. Sinurat dan T. Pasaribu. 1995.

Optimalisasi Fermentasi (Teknologi Bioproses) Bungkil Kelapa. Kumpulan Hasil –

hasil penelitian APBN Tahun Anggaran 1994/1995. Balai Penelitian Ternak Ciawi,

Bogor.

Putnam, P. A. 1991. Handbook Of Animal Science. Academy Press, San Diego.

Ressang, A. A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi Kedua. NV Percetakan Bali. Denpasar

Ressang, A. A. 1998. Patologi Khusus Veteriner. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Resnawati,

H. 2004.

Sajidin, M., 2000. Persentase Karkas, Berat Organ Dalam dan Lemak Abdominal Ayam

Pedaging yang Diberi Konsentrat Pakan Lisin dalam Peternakan. Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Scott, M.L., M.C. Neishem and R.J Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3nd

Ed. W.F.

Humprey Press Inc. Geneva, New York

Page 17: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 fileAnalisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carrota

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 723 – 734 Page 734

Steel, R. G. and J. H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Penerjemah Bambang

Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sturkie, 1976. Avian Physiology, Fifth Edition. Edited by : G. Causey Whittow. Departemen

of Physiology. Jhon A. Burn School of Medicine University Of Haway at Manoa.

Honolulu. Academic Press, Hawaii.

Tanudimadja. K. 1974. Anatomy Veteriner X11. Anatomy Fisiology Ayam. Fakultas

Kedokteran Veteriner IPB. Bogor.

United State Departemen of Agriculture (USDA,1997). Departemen of Healty and Human

Service. Nutrition and Your Health: Dirtary Guidelines fore Americans 2nd

ed. Home

and Garden Bulletin No. 232:U.S. Government Printing Office, Washington DC. (dalam

Soeparno, 1992).

Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui Sistem

Pencernaannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial Dengan Penambahan

Dysapro. Skripsi. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Yupardhi, W. S, Harya Putra, I. D. K., N. Supartha, N. W. T. Inggriati, G. Suarta. 2017 a.

The Effect of Addition in Drinking Water of AgnihotraAsh on Growth Rate and Meat

Quality of Broiler Chicken. International Journal of Multidisciplinary Approach and

Studies. ISSN NO:: 2348 – 537X.04(1):13-21. Jan – Feb 2017.

Yupardhi, W. S, Harya Putra, I. D. K., N. Supartha, N. W. T. Inggriati, Siti N.W. 2017 b.

Productivy of Broiler Chickens under Ration Supplemented with Minerals Available in

AgnihotraAsh. International Journal of Multidisciplinary Approach and Studies.ISSN

NO:: 2348 – 537X.04(6):39-45. Nov – Dec 2017.

Yusuf. Z. 2007. Pengaruh Pemberian Silase Ransum Komplit Terhadap Organ Dalam Itik

Mojosari Alabio Jantan. Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian,Bogor.