15
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 220 VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS DAMPAK KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2016) Nino Sri Purnama Yanti Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dharma Andalas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Metode pengambilan sampel adalah teknik purosive sampling. Analisa data yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian ditemukan debt to equity ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Return on Aseets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Current ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Net profit margin negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. nilai adjusted R square adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1% dari pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin sedangkan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : debt to equity ratio, return on asset, curent ratio, net profit margin, pertumbuhan laba PENDAHULUAN Perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis tentunya memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Griffin dan Ebert (1996) dalam Solihin (2006:4) mengatakan bahwa ”bisnis merupakan aktivitas penyediaan barang dan jasa yang bertujuan untuk menghasilkan profit’’. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan tentunya memerlukan pengelolaan yang baik, dengan pengelolaan yang baik maka perusahaan akan mampu menghasilkan pertumbuhan laba yang terus meningkat di setiap periode dan dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan juga akan semakin panjang.. Oleh sebab itu manajemen perusahaan harus berupaya untuk menjaga pertumbuhan laba perusahaan dengan mempertahankan rasio-rasio keuangan perusahaan pada batas yang wajar. Maka dengan demikian akan tercapai suatu kondisi perusahaan yang stabil dan kelangsungan usaha yang relatif panjang (going concern) dalam usahanya.

VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

220

VOLUME 19 NO 2, JULI 2017

JURNAL EKONOMI & BISNIS

DHARMA ANDALAS

DAMPAK KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2016)

Nino Sri Purnama Yanti

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan

Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2016). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Metode pengambilan sampel adalah teknik purosive

sampling. Analisa data yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Dari hasil penelitian ditemukan debt to equity ratio negatif tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba, Return on Aseets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba, Current ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba, Net profit margin negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Selanjutnya debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin secara

bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. nilai adjusted R square

adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1% dari pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijelaskan oleh debt to equity

ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin sedangkan sisanya sebesar 99,9%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : debt to equity ratio, return on asset, curent ratio, net profit margin,

pertumbuhan laba

PENDAHULUAN

Perusahaan yang menjalankan

kegiatan bisnis tentunya memiliki

beberapa tujuan yang ingin dicapai.

Griffin dan Ebert (1996) dalam Solihin

(2006:4) mengatakan bahwa ”bisnis

merupakan aktivitas penyediaan barang

dan jasa yang bertujuan untuk

menghasilkan profit’’.

Untuk dapat mencapai tujuan

tersebut perusahaan tentunya

memerlukan pengelolaan yang baik,

dengan pengelolaan yang baik maka

perusahaan akan mampu menghasilkan

pertumbuhan laba yang terus meningkat

di setiap periode dan dengan demikian

kelangsungan hidup perusahaan juga

akan semakin panjang.. Oleh sebab itu

manajemen perusahaan harus berupaya

untuk menjaga pertumbuhan laba

perusahaan dengan mempertahankan

rasio-rasio keuangan perusahaan pada

batas yang wajar. Maka dengan

demikian akan tercapai suatu kondisi

perusahaan yang stabil dan

kelangsungan usaha yang relatif panjang

(going concern) dalam usahanya.

Page 2: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

221

Untuk mempermudah pihak

manajemen dalam memonitoring

pertumbuhan laba dan rasio-rasio

keuangannya, dapat dilakukan dengan

menganalisis laporan keuangan

perusahaan tersebut. Menurut Halim

(2007:156) melalui analisis terhadap

laporan keuangan, akan dapat diketahui

posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan yang bersangkutan, dimana

dari hasil analisis tersebut pihak-pihak

yang berkepentingan dapat mengambil

keputusan.

Analisis terhadap laporan

keuangan dilakukan dengan alat analisis

laporan keuangan, sehingga arti laporan

keuangan tersebut dapat dengan mudah

dibaca, dimengerti dan dipahami. Alat

analisis yang umum digunakan adalah

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan

dapat membantu para pelaku bisnis

dalam mengevaluasi keadaan keuangan

perusahaan masa lalu, sekarang bahkan

dapat memproyeksikan hasil atau laba

yang akan datang (Juliana dan Sulardi,

2003) dalam penelitian Hapsari (2007).

Apabila rasio-rasio keuangan

yang dihitung diinterpretasikan secara

tepat maka akan mampu menunjukkan

pada aspek manakah evaluasi dan

analisis lebih lanjut harus dilakukan

(Halim, 2007:156). Oleh karena itu hasil

analisis rasio keuangan terhadap

pertumbuhan laba pada penelitian ini

dapat memberikan gambaran kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan

manufaktur sub sektor makanan dan

minuman, sekaligus dapat digunakan

untuk menentukan arah dan tujuan

perusahaan ke depan, sehingga dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam

membuat kebijakan perusahaan. Selain

itu hasil penelitian ini dapat membantu

manajemen untuk menjalankan

fungsinya dalam mengambil keputusan

investasi, keputusan pembelanjaan dan

kebijakan dividen (Halim, 2007:2-3).

Penelitian ini akan dilakukan

pada perusahaan manufaktur sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI selama periode 2010 hingga 2014.

Peneliti memilih untuk meneliti

perusahaan manufaktur sub sektor

makanan da minuman yang terdaftar di

BEI karena sub sektor industri makanan

dan minuman menjadi andalan untuk

mencapai target pertumbuhan industri

non-migas 2016, yang dipatok sebesar

5,7-6,1 persen. "Motornya adalah

industri makanan dan minuman yang

pertumbuhannya diproyeksi sebesar 7,4-

7,8 persen tahun 2016.

Pertumbuhan industri makanan

dan minuman yang selalu positif dan

permintaan yang tinggi menjadi alasan

industri ini diandalkan. Diketahui,

pertumbuhan industri makanan dan

minuman pada triwulan III/ 2015

mencapai 7,94 persen, lebih rendah

dibanding periode yang sama pada 2014

sebesar 10,14 persen. Namun, kontribusi

industri makanan dan minuman terhadap

industri agro meningkat pada periode

yang sama menjadi 5,58 persen pada

2015 dari 4,84 persen pada 2014.

Sementara itu, kontribusi industri agro

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

nasional pada periode yang sama 2015

meningkat 0,92 persen menjadi sebesar

8,22 persen dari 7,30 persen pada 2014.

(sumber : http://www.antaranews.com/

berita/ diakses Mei 2017).

Menurut Subramanyam dan

Wild (2010:109) laba merupakan

ringkasan hasil bersih aktivitas operasi

usaha dalam periode tertentu yang

dinyatakan dalam istilah keuangan.

Sementara pengertian laba yang dianut

oleh struktur akuntansi sekarang ini

adalah selisih pengukuran pendapatan

dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai

pengukur kenaikan sangat bergantung

pada ketepatan pengukuran pendapatan

dan biaya.

Laba sebagai suatu alat prediktif

yang membantu dalam peramalan laba

mendatang dan peristiwa ekonomi yang

akan datang. Nilai laba di masa lalu,

Page 3: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

222

yang didasarkan pada biaya historis dan

nilai berjalan, terbukti berguna dalam

meramalkan nilai mendatang. Laba

terdiri dari hasil operasional atau laba

biasa dan hasil-hasil non operasional

atau keuntungan dan kerugian luar biasa

di mana jumlah keseluruhannya sama

dengan laba bersih (Belkaoui,

2007:226).

Perusahaan dengan laba

bertumbuh, dapat memperkuat hubungan

antara besarnya atau ukuran perusahaan

dengan tingkatan laba yang diperoleh.

Dimana perusahaan dengan laba

bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva

yang besar sehingga memberikan

peluang lebih besar di dalam

menghasilkan profitabilitasnya. Dalam

upaya melihat pertumbuhan laba, maka

variabel yang akan diteliti yaitu Debt to

Equity Ratio (DER), Return On Assets

(ROA), Current Ratio (CR), dan Net

Profit Margin (NPM) berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba perusahaan.

Menurut Irham Fahmi (2015:73)

debt to equity ratio menunjukkan sejauh

mana kewajiban dapat ditutupi oleh

modal, dimana semakin rendah rasio

hutang (debt to equity ratio) semakin

baik karena aman bagi kreditor saat

likuidasi.

Kemudian Fahmi (2015)

mengatakan return on assets mampu

melihat sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan

pengembalian keuntungan sesuai dengan

yang diharapkan. Dan investasi tersebut

sebenarnya sama dengan asset

perusahaan yang ditanamkan atau

ditempatkan.

Selanjutnya Brigham dan

Houston (2001:79) mengatakan current

ratio (CR) menunjukkan besarnya

kewajiban lancar yang ditutup dengan

aktiva yang diharapkan akan dikonversi

menjadi kas dalam jangka pendek.

Harahap (2010:301) mengatakan rasio

lancar (current ratio) menunjukkan

sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin

besar perbandingan aktiva lancar dengan

hutang lancar, semakin tinggi

kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya.

Selanjutnya Harahap (2010:304)

mengatakan semakin besar rasio net

profit margin semakin baik karena

dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba semakin baik.

Berdasarkan fenomena dan bukti

empiris yang menghubungkan rasio

keuangan dalam memprediksi

pertumbuhan laba dan hasil penelitian

yang masih menunjukkan hasil yang

berbeda-beda, maka penelitian ini akan

kembali menguji pengaruh rasio

keuangan terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan tersebut, maka pokok

permasalahan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (studi kasus pada

Perusahaan makanan dan minuman

yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-

2016 ?

2. Apakah Return On Assets (ROA)

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (studi kasus pada

Perusahaan makanan dan minuman

yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-

2016 ?

3. Apakah current ratio (CR)

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (studi kasus pada

Perusahaan makanan dan minuman

yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-

2016

4. Apakah Net Profit Margin (NPM)

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (studi kasus pada

Perusahaan makanan dan minuman

yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-

2016 ?

5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER),

Return On Assets (ROA), Current

Ratio (CR), dan Net Profit Margin

Page 4: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

223

(NPM) berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba (studi

kasus pada Perusahaan makanan dan

minuman yang Terdaftar di BEI

Tahun 2010-2016) ?

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2010:297),

rasio keuangan merupakan angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari

satu akun laporan keuangan dengan akun

lainnya yang mempunyai hubungan yang

relevan dan signifikan.

rasio lancar (current ratio).

Brigham dan Houston (2001:79)

mengatakan rasio lancar (current ratio).

merupakan rasio likuiditas. Rasio ini

menunjukkan besarnya kewajiban lancar

yang ditutup dengan aktiva yang

diharapkan akan dikonversi menjadi kas

dalam jangka pendek. Selanjutnya

Harahap (2010:301) mengatakan rasio

lancar (current ratio) menunjukkan

sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin

besar perbandingan aktiva lancar dengan

hutang lancar, semakin tinggi

kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya.

Adapun rumus current ratio

adalah Irham Fahmi (2015:66) :

Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan

perbandingan antara total kewajiban

dengan total modal. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Rasio ini menunjukkan sejauh

mana kewajiban dapat ditutupi oleh

modal. Menurut Irham Fahmi (2015:73),

semakin rendah rasio hutang (Debt to

Equity Ratio) semakin baik karena aman

bagi kreditor saat likuidasi.

Net profit margin.

Rasio ini merupakan

perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Rasio ini menunjukkan berapa

besar persentase pendapatan bersih yang

diperoleh dari setiap penjualan. Menurut

Harahap (2010:304), semakin besar rasio

ini semakin baik karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba.

Tingkat Pengembalian Aset (Return On

Assets)

Rasio ini merupakan

perbandingan antara laba bersih dengan

total aset. Rasio return on total asset

(ROA) atau pengembalian investasi,

bahwa di beberapa referensi lainnya

rasio ini juga ditulis dengan return on

investment (ROI). Rasio ini melihat

sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan

pengembalian keuntungan sesuai dengan

yang diharapkan. Dan investasi tersebut

sebenarnya sama dengan asset

perusahaan yang ditanamkan atau

ditempatkan (Irham Fahmi, 2015:82).

Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Rasio ini menunjukkan berapa

besar laba bersih diperoleh perusahaan

bila diukur dari nilai asetnya. Menurut

Harahap (2010:305), semakin besar

rasionya semakin bagus karena

perusahaan dianggap mampu dalam

menggunakan aset yang dimilikinya

secara efektif untuk menghasilkan laba

Pertumbuhan Laba

Bagi masyarakat umum dan

komunitas bisnis, laba mengacu pada

penerimaan perusahaan dikurangi biaya

eksplisit atau biaya akuntansi perusahaan

(Salvatore, 2005).

Laba yang tinggi merupakan

tanda bahwa konsumen menginginkan

output industri lebih banyak. Laba yang

Page 5: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

224

tinggi memberikan insentif bagi

perusahaan untuk meningkatkan output

dan lebih banyak perusahaan yang akan

masuk ke industri tersebut dalam jangka

panjang. Laba yang lebih rendah atau

kerugian merupakan tanda bahwa

konsumen menginginkan komoditas

lebih sedikit atau metode produksi

perusahaan tersebut tidak efisien. Laba

dapat memberikan sinyal yang penting

untuk realokasi sumber daya yang

dimiliki masyarakat sebagai cerminan

perubahan dalam selera konsumen dan

permintaan sepanjang waktu, Salvatore

(2005).

Pertumbuhan laba adalah

perubahan persentase kenaikan laba

yang diperoleh perusahaan. Laba yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

laba setelah pajak (Earning After Tax).

Jadi pertumbuhan laba yaitu

perkembangan laba yang terjadi pada

suatu perusahaan yang bisa saja

mengalami kenaikan atau mengalami

penurunan (Usman,2003). Pertumbuhan

laba dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

Δ Yit = Pertumbuhan laba pada periode

tertentu

Yit = Laba perusahaan i pada periode t

Yit-1 = Laba perusahaan i pada periode

t-1

Gambar 1

Kerangka Penelitian

Keterangan :

X1 : Debt to Equity Ratio (DER)

X3 : Retun On Assets (ROA)

X2 : current ratio (CR)

X4 : Net Profit Margin (NPM)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dilihat dari

metode yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini

yang menjadi objek penelitian adalah

Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan

Laba Perusahaan Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2016. Populasi

sasaran dalam penelitian ini adalah

Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2016 sebanyak 14

perusahaan yang menerbitkan laporan

keuangan di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 sampai dengan 2016.

Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah Non probability Sampling dan

lebih tepatnya dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik purposive

sampling. Jenis penelitian dilihat dari

metode yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis dan sumber data sekunder. Untuk

mendapatkan data sekunder, digunakan

teknik pengumpulan data melalui studi

kepustakaan, yakni sebagai berikut studi

literature dan studi internet.

Metode analisis data yang dipergunakan

adalah uji asumsi klasik, analisis regresi

berganda, uji hipotesis yang terdiri dari

uji t (uji koefisien regresi parsial), Uji F

( Uji Simultan ) dan uji koefisien

determinasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan pengujian

hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik, berupa :

X1

X2

X3

X4

H1

H2

H5

H3

H4

Pertumbuhan Laba

(Y)

Page 6: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

225

Uji Normalitas

Setelah dilakukan pengujian

terhadap data yang digunakan dalam

penelitian ini maka ditemukan hasil

pengujian normalitas adalah sebagai

berikut:

Gambar 2

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan grafik terlihat

bahwa data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Pengujian normalitas

data secara statistik juga dilakukan

dengan menggunakan one sample

kolmogrov-smirnov test. Dalam

pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah distribusi residual

terdistribusi normal atau tidak adalah

dengan melihat nilai signifikansinya.

Jika nilai signifikansi Asym. Sig (2-

tailed) lebih dari 0,05 maka nilai residual

akan berdistribusi normal.

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 84

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 66,03318023

Most Extreme Differences

Absolute ,133

Positive ,133

Negative -,100

Kolmogorov-Smirnov Z 1,221

Asymp. Sig. (2-tailed) ,101

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Tabel output diatas menunjukkan

bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,217. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

signifikansinya lebih dari 0,05 (0,101 >

0,05), maka nilai residual pada penelitian

ini telah normal. Jadi, secara keseluruhan

dapat disimpulkan bahwa data pada

penelitian ini telah berdistribusi secara

normal, sehingga sampel yang

digunakan telah mewakili populasi

dalam penelitian ini.

Uji Multikolinearitas

Dalam analisis ini didapat nilai

Variance Influence Faktor (VIF) dan

angka tolerance untuk masing-masing

variabel sebagai berikut :

Tabel 2

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e VIF

1 (Constant) 30,774 29,631

1,039

,302

Debt to equity ratio (DER) x1

-10,407 16,944 -,091 -,614 ,541 ,548 1,825

Return on asset (ROA) x2

1,518 1,548 ,249 ,981 ,330 ,187 5,340

current ratio (CR) x3 -6,140 9,367 -,122 -,655 ,514 ,350 2,858 net profit margin (NPM)

x4 -25,048 225,800 -,032 -,111 ,912 ,142 7,039

a Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y) Sumber : Data sekunder diolah, 2017

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Page 7: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

226

Dari hasil analisis, didapat empat

variabel bebas (independent) dalam

penelitian ini nilai VIF-nya tidak lebih

dari 10 dan tolerance tidak kurang dari

0,1. Ini berarti bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel bebas

tersebut. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa variabel-variabel

bebas (independent) berupa debt to

equity ratio, return on assets, curent

ratio dan net profit margin tersebut

memenuhi persyaratan asumsi klasik

tentang multikolinieritas.

Uji Autokorelasi

Setelah dilakukan pengujian

terhadap data yang digunakan dalam

penelitian ini maka ditemukan hasil uji

autokorelasi sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,221a ,049 ,001 67,68426 1,709

a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2

b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Dalam analisis ini didapat nilai

durbin-watson (DW), nilai batas atas

(dU) dan nilai batas bawah (dL) sebagai

berikut :

Tabel 4

Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi durbin-watson

(DW) nilai

batas bawah

(dL)

nilai batas atas (dU)

n = 84 k = 4

1,709 1,5472 1,7462

Dari hasil analisis didapat nilai

dw sebesar 1,709 lebih kecil dari batas

atas (du) 1,7462 dan dw sebesar 1,709

lebih besar dari batas bawah (dl) 1,5472.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada

model regresi ini tidak dapat

disimpulkan apakah terjadi autokorelasi

atau tidak.

Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji hetersokedastisitas

yang dilakukan terhadap penelitian ini

diperoleh sebagai berikut :

Gambar 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas, terlihat

bahwa tidak terdapat pola yang jelas,

yaitu titik-titiknya menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka

diindikasikan tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas, Jadi dapat

disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

Uji t (uji parsial)

Hasil pengolahan data dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 30,774

29,631

1,039 ,302

Debt to equity ratio (DER) x1

-10,407

16,944

-,091 -,614 ,541

Return on asset (ROA) x2

1,518 1,548 ,249 ,981 ,330

current ratio (CR) x3

-6,140 9,367 -,122 -,655 ,514

net profit margin (NPM) x4

-25,048

225,800

-,032 -,111 ,912

a Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Sumber : data sekunder yang diolah, 2017

Pengaruh debt to equity ratio Terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 5 dapat

dijelaskan koefisien regresi debt to

equity ratio berslope negatif sebesar -

10,407, dengan t hitung = -0,614 > t

tabel = -1,990 dan nilai signifikansi

sebesar 0,541 (sig > 0,05). Berdasarkan

analisis di atas disimpulkan bahwa debt

Regression Standardized Predicted Value

6420-2

Reg

ressio

n S

tud

en

tized

Resid

ual

4

2

0

-2

-4

Scatterplot

Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Page 8: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

227

to equity ratio negatif tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba

pada Perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini memberikan makna

bahwa struktur modal perusahaan lebih

didominasi hutang dibandingkan modal.

Dominasi atas hutang tentunya

memberikan dampak terhadap

kelangsungan hidup perusahaan,

terutama dalam meningkatkan laba yang

diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa

peningkatan hutang perusahaan yang

digunakan untuk modal kerja atau

aktivitas operasional perusahaan tidak

mampu menghasilkan keuntungan yang

optimal, sehingga perubahan Debt to

Equity Ratio memiliki pengaruh yang

tidak signifikan untuk dapat

meningkatkan kinerja atau laba

perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER)

merupakan rasio yang menunjukkan

perbandingan antara total kewajiban

dengan total ekuitas dalam pendanaan

perusahaan. Semakin tinggi DER maka

Perubahan Laba yang diperoleh

perusahaan semakin rendah. Hal ini

dikarenakan DER yang tinggi

menunjukkan proporsi modal yang

dimiliki lebih kecil dari pada kewajiban

perusahaan atau adanya ketergantungan

yang tinggi terhadap pihak luar.

Perusahaan dengan kewajiban yang

terlampau banyak akan mengalami

kesulitan untuk mendapatkan tambahan

dana dari pihak luar.

Hutang membawa risiko karena

setiap hutang pada umumnya akan

menimbulkan keterikatan yang tetap

bagi perusahaan berupa kewajiban untuk

membayar beban bunga serta cicilan

kewajiban pokoknya secara periodik.

Kewajiban atau hutang bukan sesuatu

yang jelek jika dapat memberikan

keuntungan kepada pemiliknya. Jika

kewajiban atau hutang dapat

dimanfaatkan dengan efektif, maka hasil

yang diperoleh berupa laba dapat cukup

untuk membayar biaya bunga secara

periodik ditambah dengan kewajiban

pokoknya.

Hasil penelitian ini konsisten

dengan hasil penelitian Agustina dan

Silvia (2012) meneliti tentang pengaruh

rasio keuangan terhadap perubahan laba

pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa

DER negatif dan tidak berpengaruh

signifikan terhadap perubahan laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-

2011.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan teori menurut Sartono

(2001:248) menyatakan bahwa semakin

tinggi Debt to Equity Ratio maka

semakin besar risiko yang dihadapi

dimana menunjukkan proporsi modal

sendiri yang rendah untuk membiayai

aktiva, dan investor akan meminta

tingkat keuntungan yang semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan penulis serta teori, pendapat

yang telah dikemukakan diatas mengenai

pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap

Pertumbuhan Laba. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa ada kesesuaian

antara hasil penelitian dengan teori,

pendapat yakni Debt to Equity Ratio

berpengaruh tidak signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba.

Pengaruh return on assets Terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 5 dapat

dijelaskan koefisien regresi return on

assets berslope positif sebesar 1,518,

dengan t hitung = 0,981 < t tabel =

1,990 dan nilai signifikansi sebesar

0,330 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis

di atas disimpulkan bahwa return on

assets positif tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba

pada Perusahaan makanan dan minuman

Page 9: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

228

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga Ho diterima dan Ha ditolak

Return on asset adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan total aset yang dimiliki.

ROA merupakan rasio antara laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT)

terhadap total aset. Aset adalah kekayaan

yang dimiliki perusahaan baik dalam

wujud aset lancar maupun aset tidak

lancar.

Pengaruh return on asset

terhadap perubahan laba bersih adalah

semakin besar return on asset

menunjukan semakin baiknya kinerja

perusahaan memanfaatkan total aset

yang dimiliki dalam melakukan kegiatan

operasional untuk menghasilkan

pendapatan. Sehingga pendapatan

perusahaan semakin meningkat dan pada

akhirnya juga meningkatkan

profitabilitas perusahaan (Abidin, 2013).

Hasil penelitian ini konsisten

dengan hasil penelitian Sitorus (2014)

meneliti tentang pengaruh rasio

profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek

indonesia (Periode 2008-2011). Dari

hasil analisis regresi menunjukkan

bahwa variabel Net Profit Margin

(NPM) dan Gross Profit Margin (GPM)

secara persial berpengaruh positif

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Sedangkan variabel Return On Asset

(ROA), Return On Equity (ROE),dan

Inventory Turnover (IT) tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Kelima variabel yang

digunakan dalam penelitian ini (ROA,

ROE, NPM, GPM dan IT) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba. Kemampuan prediksi

dari kelima variabel secara simultan

adalah sebesar 21,8%. Â Kata kunci:

Return On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE), Net Profit Margin

(NPM), Gross Profit Margin (GPM),

Inventory Turnover (IT) dan

pertumbuhan laba.

Pengaruh current ratio Terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 5 dapat

dijelaskan koefisien regresi current

ratio berslope negatif sebesar -6,140,

dengan t hitung = -0,655 > t tabel = -

1,990 dan nilai signifikansi sebesar

0,514 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis

di atas disimpulkan bahwa current ratio

negatif tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada

Perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini berarti bahwa

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya

tidak memberikan jaminan ketersediaan

modal kerja guna mendukung aktivitas

operasional perusahaan, sehingga

perolehan laba yang ingin dicapai

menjadi tidak seperti yang diharapkan.

Ini memiliki makna aktiva lancar yang

dihasilkan terlalu tinggi karena

perusahaan berusaha untuk sebisa

mungkin menggunakan aktiva lancar

bukan hanya untuk memenuhi hutang

tetapi juga untuk kepentingan yang lain.

Hal ini akan mengakibatkan adanya

kelebihan aktiva lancar yang akan

mempunyai pengaruh yang tidak baik

terhadap pertumbuhan laba karena aktiva

lancar pada umumnya menghasilkan

return yang lebih rendah dibandingkan

dengan aktiva tetap.

Selain itu current ratio yang

tinggi menunjukkan adanya kelebihan

aktiva lancar yang dapat menutupi

kewajiban lancar perusahaan. Menurut

sudut pandang kreditor, hal ini

dipandang baik. Akan tetapi menurut

sudut pandang pemegang saham

semakin tinggi current ratio maka laba

yang diperoleh perusahaan semakin

Page 10: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

229

rendah. Hal ini dikarenakan current ratio

yang tinggi menunjukkan adanya

kelebihan aktiva lancar yang tidak baik

terhadap profitabilitas perusahaan karena

aktiva lancar menghasilkan return yang

lebih rendah dibandingkan aktiva tetap

Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Juliana dan Sulardi (2003)

menyatakan bahwa Current Ratio

berpengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Begitu juga menurut

Indarti (2002), Suwarno (2004), Warsidi

dan Pramuka (2000) juga menunjukkan

hasil yang sama, dimana rasio lancar

tidak dapat digunakan untuk

memprediksi perubahan laba mendatang.

Hal ini disebabkan karena fungsi rasio

lancar adalah untuk mengukur

kemampuan pembayaran hutang

perusahaan.

Penelitian ini juga sesuai dengan

teori menurut Darsono dan Ashari (2005,

hal.52) yang menyatakan bahwa rasio

lancar adalah kemampuan perusahaan

memenuhi hutang jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

rasio lancar maka semakin besar

kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan penulis serta teori, pendapat,

maupun penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan diatas mengenai pengaruh

Current Ratio terhadap Pertumbuhan

Laba. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa ada kesesuaian

antara hasil penelitian dengan teori,

pendapat dan penelitian terdahulu yakni

Current Ratio berpengaruh tidak

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

Pengaruh net profit margin Terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 5 dapat

dijelaskan koefisien regresi net profit

margin berslope negatif sebesar -25,048,

dengan t hitung = -0,111 < t tabel =

1,990 dan nilai signifikansi sebesar

0,912 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis

di atas disimpulkan bahwa net profit

margin negatif tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba

pada Perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini mengindikasikan

seharusnya semakin rendah NPM maka

Perubahan Laba yang diperoleh

perusahaan semakin rendah. Hal ini

dikarenakan NPM yang rendah

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba cukup rendah.

Perusahaan yang sehat

seharusnya memiliki net profit margin

yang positif yang menandakan bahwa

perusahaan tersebut tidak mengalami

rugi. Net profit margin yang rendah

disebabkan oleh pendapatan yang

dihasilkan oleh perusahaan dari tiap

penjualan tidak dapat menutupi biaya-

biaya operasional perusahaan dan

tingginya tarif pajak yang dikenakan.

Namun dalam penelitian ini

meski Net profit margin yang dihasilkan

negatif ternyata tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba hal ini

disebabkan nilai NPM cenderung

berfluktuasi sehingga naik turunnya

NPM tidak memberikan dampak pada

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian ini konsisten

dengan hasil penelitian Agustina dan

Silvia (2012) meneliti tentang Pengaruh

rasio keuangan terhadap perubahan laba

pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian NPM tidak

berpengaruh signifikan terhadap

perubahan laba.

Hasil penelitian ini tidak

konsisten dengan hasil penelitian R.

Adisetiawan (2012) meneliti tentang

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan

dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba.

Dari hasil analisis regresi menunjukkan

Page 11: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

230

bahwa variabel Net Profit Margin

(NPM) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Begitu juga dengan hasil penelitian

Hamidu (2013) meneliti tentang

Pengaruh kinerja keuangan terhadap

pertumbuhan laba pada perbankan di

BEI. Hasil penelitian secara Parsial

NPM berpengaruh Signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Pengujian dengan Uji F adalah

dengan membandingkan Fhitung dengan

Ftabel pada (α) = 5% (0.05). Pada derajat

bebas 1 (df1) = jumlah variabel – 1 = 5-1

= 4, dan derajat bebas 2 (df2) = n-k-1 =

84-4-1= 79, dimana n = jumlah sampel,

k = jumlah variabel independen, nilai f

tabel pada taraf kepercayaan signifikansi

0,05 adalah 2,487

Tabel 6

Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

1 Regression 18619,133 4 4654,783 1,016 ,404(a)

Residual 361911,614 79 4581,160

Total 380530,747 83

a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2

b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Sumber : data primer yang diolah, 2017

Berdasrkan tabel di atas nilai f

tabel pada taraf kepercayaan signifikansi

0,05 adalah 2,487 dengam demikian F

hitung = 1,016 < F tabel = 2,487 dengan

tingkat signifikansi 0,404, karena

probabilitasnya signifikansi jauh lebih

besar dari sig > 0,05, maka model regresi

tidak dapat dipergunakan untuk

memprediksi pertumbuhan laba pada

Perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau

dapat dikatakan bahwa debt to equity

ratio, return on assets, curent ratio, dan

net profit margin secara bersama-sama

tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Hal ini mengindikasikasin bahwa

secara keseluruhan struktur modal

perusahaan lebih didominasi hutang

dibandingkan modal. Dominasi atas

hutang tentunya memberikan dampak

terhadap kelangsungan hidup

perusahaan, terutama dalam

meningkatkan laba yang diperoleh.

Selain itu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya

tidak memberikan jaminan ketersediaan

modal kerja guna mendukung aktivitas

operasional perusahaan, sehingga

perolehan laba yang ingin dicapai

menjadi tidak seperti yang diharapkan.

Kemudian hal ini mengindikasikan

walaupun kondisi perusahaan memiliki

aset yang besar, bukan berarti akan

memiliki nilai penjualan yang besar

pula, dikarenakan bila efektivitas

pengelolaan sumber daya yang dimiliki

perusahaan dari ketersediaan total aktiva

kurang baik, menyebabkan ketersediaan

asset yang dimiliki tidak dapat

meningkatkan aktivitas operasional

perusahaan terutama dalam hal

kemampuan untuk meningkatkan

pertumbuhan laba perusahaan.

Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan proses estimasi data

yang telah dilakukaan maka diperoleh

ringkasan hasil pengujian seperti yang

terlihat pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary

b

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,221a ,049 ,001 67,68426 1,709

a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2

b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)

Sumber : data primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 7 di atas maka

dapat dijelaskan nilai adjusted R square

adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1%

dari pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang dapat

dijelaskan oleh debt to equity ratio,

Page 12: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

231

return on assets, curent ratio, dan net

profit margin sedangkan sisanya sebesar

99,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya

memperhatikan faktor fundamental

(kondisi keuangan perusahaan) tanpa

memperhatikan kondisi ekonomi makro

yang mungkin bisa mempengaruhi

pertumbuhan laba.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Debt to equity ratio negatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

2. Return on Aseets positif tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

3. Current ratio negatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

4. Net profit margin negatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia .

5. Berdasrkan tabel di atas nilai f tabel

pada taraf kepercayaan signifikansi

0,05 adalah 2,487 dengam demikian F

hitung = 1,016 < F tabel = 2,487

dengan tingkat signifikansi 0,404,

karena probabilitasnya signifikansi

jauh lebih besar dari sig > 0,05, maka

model regresi tidak dapat

dipergunakan untuk memprediksi

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia atau dapat

dikatakan bahwa debt to equity ratio,

return on assets, curent ratio, dan net

profit margin secara bersama-sama

tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

6. nilai adjusted R square adalah sebesar

0.001 hal ini berarti 0,1% dari

pertumbuhan laba pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia yang dapat

dijelaskan oleh debt to equity ratio,

return on assets, curent ratio, dan net

profit margin sedangkan sisanya

sebesar 99,9% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Hal ini dikarenakan

penelitian ini hanya memperhatikan

faktor fundamental (kondisi keuangan

perusahaan) tanpa memperhatikan

kondisi ekonomi makro yang mungkin

bisa mempengaruhi pertumbuhan laba.

Saran

Sesuai dengan hasil pengujian

hipotesis yang telah diajukan terdapat

beberapa implikasi yang dapat

memberikan manfaat bagi :

1. Bagi perusahaan disarankan untuk

menggunakan rasio keuangan yang

dapat mengukur tingkat pertumbuhan

laba perusahaan sehingga dapat

mengetahui kondisi perusahaan yang

nantinya dapat mempengaruhi pihak

investor dalam berinvestasi.

2. Bagi investor disarankan untuk

melakukan analisis terhadap laporan

keuangan perusahaan dengan

menggunakan rasio keuangan yang

berkaitan dengan pertumbuhan laba

sehingga dapat menentukan besarnya

pengambilan atas investasi di masa

yang akan datang.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin

melakukan penelitian sejenis,

disarankan sebaiknya menambah

jumlah sampel yang digunakan,

memperpanjang periode dan

menambah variabel independen agar

dapat menghasilkan kesimpulan yang

Page 13: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

232

lebih akurat.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih banyak

memiliki keterbatasan sehingga

diharapkan pada peneliti selanjutnya

dapat mengatasi keterbatasan ini.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini relatif lebih sedikit

karena data yang digunakan adalah data

pooling, hal ini terjadi karena dari 14

Perusahaan Makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya

12 perusahaan yang mempunyai data

lengkap tentang debt to equity ratio,

return on assets, curent ratio, dan net

profit margin serta pertumbuhan laba,

Oleh sebab itu peneliti berikutnya

diharapkan dapat menambah jenis

perusahaan selain perusahaan Makanan

dan minuman agar hasil yang didapatkan

lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2013. Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Perubahan

Laba Pada Perusahaan Yang Go

Public Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.

2 No. 5 2013.

Agus Sartono. 2000. Ringkasan Teori

Manajemen Keuangan, Soal dan

Penyelesaiannya. Yogyakarta :

BPFE.

Agustina dan Silvia. 2012. Pengaruh

rasio keuangan terhadap perubahan

Laba pada perusahaan manufaktur

yang Terdaftar di bursa efek

indonesia. Jurnal Wira Ekonomi

Mikroskil Volume 2, Nomor 02,

Oktober 2012.

Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2007. Teori

Akuntansi, Edisi Kelima. Salemba

Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston

2001. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan.Buku 1. Edisi 11.

Jakarta : Salemba Empat

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman

Praktis Memahami Laporan

Keuangan. Jakarta : Andi

Fraser M. Lyn dan Ormiston Aileen.

2008. Memahami Laporan

Keuangan. EdisiKetujuh. Indeks.

Jakarta

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima).

Semarang:Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Gunawan, Ade dan Wahyuni, Sri Fitri.

2013. Pengaruh rasio keuangan

terhadap pertumbuhan laba Pada

perusahaan perdagangan di

indonesia. Jurnal Manajemen &

Bisnis VOL 13 NO. 01 APRIL

2013 ISSN 1693-7619.

Gustina , Dhany Lia dan Wijayanto,

Andhi. 2015. Analisis rasio

keuangan dalam memprediksi

perubahan laba. Management

Analysis Journal 4 (2) (2015)

Halim, Abdul, 2007. Manajemen

Keuangan Bisnis. Bogor : Ghalia

Indonesia.

Hapsari, Epri Ayu, 2007. Analisis Rasio

Keuangan untuk Memprediksi

Pertumbuhan Laba (Studi Kasus :

Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Periode 2001 sampai dengan

2005). Skripsi Program Magister

Manajemen Pascasarjana

Universitas Diponegoro, Semarang

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis

Kritis atas Laporan Keuangan.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim.

2007. Analisa Laporan Keuangan.

Yogyakarta : UPP YKPN.

Hamidu, Novia P. 2013. Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada

Perbankan Di Bei. Jurnal EMBA

Vol.1 No.3 Juni 2013.

Page 14: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

233

Indarti, Iin. (2002). Analisis Rasio

Keuangan dalam Memprediksi

Perubahan Laba Emiten di BEJ

Tahun 1997-1999.

Irham Fahmi. 2015. Pengantar

Manajemen Keuangan. Teori dan

Soal Jawab. Bandung : Alfabeta.

Juliana, Roma Uly. dan Sulardi.

(2003).”Manfaat Rasio Keuangan

Dalam laba Perusahaan

Manufaktur”. Jurnal Bisnis &

Manajemen, Vol. 3. No. 2. Hal:

108-126.

Jumingan. 2010. Analisis Laporan

Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan

Keuangan: Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada

Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset

untuk Ekonomi dan Bisnis Teori,

Konsep, dan Praktik Penelitian

Bisnis (Dilengkapi Perhitungan

Pengolahan Data dengan IBM

SPSS 22,0). Bandung:Alfabeta,

CV.

Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas

ekuitas dan Beberapa Faktor yang

Mempengaruhi (Studi Pada

Beberapa KUD di Kota Ambon)”.

Jurnal Akuntansi & Keuangan,

Vol. 5, No. 2, November 2003:

133 – 149.

Mahaputra, I Nyoman Kusuma

Adnyana. 2012. Pengaruh Rasio-

Rasio Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bei. Vol. 7, No. 2, Juli

2012 AUDI Jurnal Akuntansi &

Bisnis

Mirsa Riski. 2014. Pengaruh rasio

keuangan dalam memprediksi

perubahan laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa

efek indonesia tahun 2011-2013.

http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/8

894

Munawir. 2010. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta :

Liberty

Poerwanto, 2006. New Business

Administration : Paradigma Baru

Pengelolaan Bisnis di Era Dunia

Tanpa Batas, Cetakan Pertama.

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

R. Adisetiawan. 2012. Analisis Pengaruh

Kinerja Keuangan dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba.

Jurnal apnlaimkaa osir amnag

najemen | volume 10 | nomor 3 |

september 2012

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar

Pembelajaran Perusahaan.

Yogyakarta : BPFE

Salvatore, Dominick. 2005. Managerial

Economics in a Global Economy

4th

Edition. Harcourt College

Publishers

Sartono, Agus R. 2001. Manajemen

Keuangan. Edisi Tiga.Yogyakarta:

BPFE

Sawir, Agnes. 2003. Analisis kinerja

keuangan dan perencanaan

keuangan perusahaan. Jakarta: PT

Gramedia pustaka utama

Simamora, Henri. 2002. Analisis

Laporan Keuangan Untuk Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat

Sitorus, Debbi Petra M.2014. Pengaruh

Rasio Profitabilitas Dan Rasio

Aktivitas Terhadap Pertumbuhan

Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (Periode 2008-2011).

Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi

Fakultas Ekonomi UNTAN

(KIAFE) Vol 3, No 4 (2014):

Jurnal Mahasiswa Akuntansi

Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis :

Pengenalan Praktis dan Studi

Kasus, Edisi Pertama. Jakarta :

Kencana

Subramanyam, dan Jhon. J. Wild. 2010.

Analisis Laporan Keuangan, Buku

Satu Edisi 10. Salemba Empat.

Jakarta.

Page 15: VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS …

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469

234

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suwarno, Agus Endro. (2004). Manfaat

Informasi Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba.

Jurnal Akuntansi dan

Keuangan.Vol.3, no.2, September

2004.

Usman, Bahtiar, 2003. Analisis Rasio

Keuangan dalam Memprediksi

Perubahan Laba pada Bank-Bank

di Indonesia. Media Riset Bisnis &

Manajemen, Vol 3, No. 1

Victorson Taruh. 2012. Analisis Rasio

Keuangan Dalam Memprediksi

Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Di BEI.

Jurnal Pelangi Ilmu Vol 05 No 01

2012.

Warsidi dan Bambang Agus Pramuka

(2000). “Evaluasi Kegunaan Rasio

Keuangan Dalam Memprediksi

Perubahan Laba di Masa Yang

Akan Datang “Jurnal akuntansi

dan Ekonomi,Vol.2,No.1

Weaver, Samuel C. Dan J. Fred Weston.

2001. Finance and Accounting for

Nonfinancial Managers,

Memahami Laporan Keuangan dan

Akuntansi Sekelas MBA. Jakarta :

Bhuana Ilmu Populer.

Yuwono, Sony, Edy Sukarno,

Muhammad Ichsan, 2003,

“Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard : Menuju

Organisasi Yang berfokus Pada

Strategi “, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Website

http://www.antaranews.com/berita/5359

01/sektor-makanan-dan-minuman-

andalan-pertumbuhan-industri-

2016 diakses Mei 2017