Volume Xv 03 Juli September 2011

Embed Size (px)

Citation preview

SUARA SATWAwww.profauna.org

Media Informasi ProFauna Indonesia

Negeri Serpihan Surga Kebakaran Hutan di Indonesia Meningkat

SSN 1411-4879

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Dari Redaksi

embaca yang terhormat, masih ingatkah akan beberapa julukan yang dialamatkan kepada Negara kita, Indonesia yang tercinta ini? Sejak beberapa abad silam, Indonesia dikenal dengan berbagai julukan, salah satunya adalah Jamrud Khatulistiwa. Negara/orang memberikan julukan ini bukan tanpa sebab. Julukan ini diberikan dikarenkan keindahan alamnya maupun kekayaan yang terkandung didalamnya. Salah kekayaan alam Indonesia adalah hutan Namun demikian, apakah julukan tersebut berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakatnya? Memang seharusnya kalau melihat kekayaan alam Indonesia yang sedemikian kaya selayaknya masyarakat akan sejahtera. Namun tidak demikian kenyataannya. Banyak sebab mengapa rakyak kita belum sepenuhnya sejahtera, salah satunya adalah salah kelola Negara terhadap kekayaan alamnya. Seperti contohnya, pada tahun 2011 ini ada satu permasalahan hutan yang cukup mengganggu banyak kalangan adalah terbitnya kebijakan lewat Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. P.62/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Berbagai Jenis pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri, yang memasukkan kelapa, kelapa sawit dan karet menjadi produk kehutanan. Dengan adanya Permenhut ini jelas sekali akan mengancam kerusakan lingkungan/hutan. Belum lagi kelangsungan hidup satwa-satwa yang ada dalam kawasan hutan tersebut bisa jadi akan punah. Setelah muncul protes keras dari berbagai pihak, akhirnya Menhut mencabut Permenhut no. P.62/Menhut-II/2011 dengan diterbitkannya Permenhut no P. 64/Menhut-II/2011, setelah sempat berlaku selama 20 hari setelah diundangkan tanggal 6 September 2011. Sementara itu pada pertengahan tahun 2011 ini, kembali beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan yang cukup hebat. Tercatat ribuan hektar hutan dan lahan yang terbakar. Kerugian yang ditimbul-kannya pun tidakVolume XV No. 3/Juli-September 2011

P

sedikit. hilangnya sebagian atau semua sumber plasma nutfah, erosi, alih fungsi hutan, menurunnya jumlah aneka ragam hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan, dan lain sebagainya. Belum lagi ketika dari sektor ekonomi dan transportasi serta yang tak kalah pentingnya adalah merosotnya kualitas udara yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan. Kasus kebakaran hutan ini juga tercatat lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya. Tampaknya harus segera dilakukan segenap upaya pencegahan dan penanggulangan yang komprehensif.

Tim RedaksiDarmanto Yuniar Laksitasari Tandiyo Utomo Kirimkan artikel, kritik dan saran ke Redaksi Suara Satwa Email : [email protected] Fax. (0341) 569506

Surat PembacaTanya: Halo,nama saya Aulia. Saya mau tanya, apa saja aktivitas jika menjadi supporter ProFauna? apakah hanya kampanye atau kita juga akan mengunjungi langsung hewan hewan tersebut? Jika saya telah membayar dan mengisi formulir,apakah ada biayabiaya lain selain itu? seperti sumbangan kegiatan dll? terima kasih atas perhatiannya. mohon dibalas,terima kasih . Jawab: Untuk menjadi supporter ProFauna akan mendapatkan informasi dari ProFauna mulai dari mailing list, Facebook Supporter ProFauna dan bisa mengikuti kegiatan yang diadakan oleh ProFauna tentunya yang melibatkan Supporter, untuk kegiatan di lapangan tentunya setiap supporter akan ditarik iuran untuk kegiatan tersebut itu untuk makan, transportasi dll. Kalau boleh saya tahu, domisili mbak Aulia dimana ya? tidak jauh dengan Jakarta bisa bergabung dengan Supporter yang ada di sana. Saya menerima kiriman formulir dari anda apa sudah mengirim donasi dan ongkos kirim utk KTS-nya? Jika sudah mohon bukti transfernya di kirim ke email ini dan mengirim foto ukuran apa saja tampak depan untuk KTS.

1Indonesia, apakah ada biaya ( atau semacam iuran ) bagi setiap Supporter ProFauna, semisal biaya untuk penyelamatan satwa - satwa atau kegiatan ProFauna lainnya? Jika memang ada, berapa kira - kira besar biaya tersebut? Saat ini saya masih terdaftar sebagai mahasiswa, saya ingin menjadi Supporter ProFauna Indonesia dan terlibat dalam kegiatankegiatannya, namun saya masih belum berpenghasilan tetap. Untuk itu saya meminta penjelasan pada ProFauna Indonesia mengenai biaya tersebut ( jika sekiranya biaya tersebut ada ), sehingga saya dapat menanggulangi biaya tersebut agar keanggotaan / keikutsertaan saya tidak berhenti di tengah jalan. Mohon penjelasanya Jawab: Dear Pak Khaerul Keanggotaan ini bersifat resmi dan berlaku seumur hidup, tetapi tidak masuk dalam kepengurusan ProFauna, setelah menjadi supporter ProFauna, anda akan diundang berbagai acara yang diadakan ProFauna yang tentunya dengan melibatkan Supporter untuk biaya kontibusi nanti akan diberitahu yang jelas sesuai dengan jenis kegiatannya, hanya saja untuk membayar donasi rutin sebesar Rp 10.000,- (itu untuk memperpanjang KTS (kartu Tanda Supporter). Terima kasih.

Tanya: Selamat siang ProFauna, saya Tri Orbasari (Sari) ingin sekali menjadi anggota Profauna Indonesia. Saya tinggal di Jakarta, adakah form yang harus saya isi atau hal-hal lainnya? Demikian, t e r i m a k a s i h . Jawab: Dear Tri, langsung saja klik link disini ya http://www.profauna.org/conte nt/id/supporter/join_supporter. html

Tanya: Hallo ProFauna Indonesia... mau tanya, kalo BTN tuh dah ada jadwalnya atau gimana.? Terima kasih... Bravo ProFauna... !!! Jawab: Untuk saat ini sudah ada jadwalnya yaitu tanggal 1-2 Oktober di desa Wonokerto, Poncokusomo, Malang. Untuk Supporter yang diluar daerah bisa membuat kegiatan BTN ini secara mandiri, atau jika jarak

Tanya : Assalamualaikum Salam sejahtera. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan mengenai ProFauna Indonesia : 1. Keanggotaan Supporter ProFauna Indonesia itu apakah bersifat resmi dan termasuk kedalam kepengurusan ProFauna Indonesia? 2. Setelah menjadi anggota Supporter ProFauna

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

2

Cover Story

Negeri Serpihan Surga...?Cak Nun pernah menuturkan dalam syairnya bahwa Tuhan telah menjatuhkan serpihan surga ke bumi nusantara yang bernama Indonesia. Kekayaan tak terhingga tersebut harusnya kita syukuri, dengan pengelolaan yang baik. Namun apa yang terjadi, kita bisa lihat tak perlu jauh cukup dengan mendelikkan mata (semoga tidak berlebihan) tampak masyarakat miskin akibat salah kelola negara kaya ini. Kebun sawit bukan hutan? Tampak bagaimana tidak cerdasnya pemerintah saat ini mengelola negara kaya ini. Bagaimana tidak, ditengah hujan protes bahkan ancaman boikot produk sawit Indonesia. Departemen Kehutanan justru mengeluarkan kebijakan lewat Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. P.62/MenhutII/2011 tentang Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Berbagai Jenis pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri, yang memasukkan kelapa, kelapa sawit dan karet menjadi produk kehutanan. Apa yang salah dengan permenhut ini? Para praktisi dan akademisi kehutanan, dan tentu LSM bereaksi keras atas keluarnya Permenhut tersebut. Apalagi selama ini, beberapa perkebunan sawit baik yang dikelola perusahaan besar maupun milik masyarakat yang sudah masuk dalam kawasan

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Cover Storyhutan, baik di hutan produksi maupun di hutan konservasi dan lindung. Tampak, ada kepentingan tertentu baik ekonomi maupun politik yang bermain sehingga permenhut ini bisa keluar. Seorang teman aktivis mengatakan beginilah kalau sebentar lagi ada pemilu dan pemilihan presiden, hutan dan lingkungan akan menjadi korban. Padahal sebelumnya Departemen Kehutanan telah mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa kawasan tambang dan perkebunan illegal, atau disebutkan sebagai salah prosedur dalam perijinannya berada dalam kawasan hutan. Di Kalimantan dinyatakan sekitar 6,8 juta hektar perkebunan yang masuk dalam kawasan hutan dan salah dalam prosedur perijinannya. Pemerintah daerah dan instansi terkait di pusat diminta untuk merevisi ijin-ijin tersebut atau berhadapan dengan aparat penegak hukum. Dengan adanya permenhut No. P.62/Menhut-II/2011, seolaholah siaran pers tadi sekadar basa basi untuk pencitraan kemudian kawasan yang dinyatakan salah prosedur (illegal) menjadi diputihkan semudah membalik telapak tangan. Naujubillahi minjalik Apa sih salahnya jika sawit masuk sebgai produk kehutanan?, di negeri ini masalah utamanya adalah tentang penggunaan kawasan. Kawasan hutan yang tadinya haram untuk sawit menjadi boleh untuk dibangun perkebunan sawit. Secara ekonomi kawasan hutan yang tidak 'produktif' bisa bernilai ekonomis, apalagi sekarang Indonesia sedang memimpin sebagai negara penghasil produk sawit terbesar dalam bentuk minyak sawit (CPO) menyalip negara tetangga Malaysia yang selama ini selalu memimpin. Secara ekologis akan berdampak sangat buruk, jika sebagian besar lahan hutan diubah menjadi perkebunan sawit. Akan terjadi ketidakseimbangan ekologi, terutama terhadap habitat satwa liar. Di Kaltim misalnya terjadi pembantaian orangutan di salah satu perkebunan sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara. Bahkan sang manajer di perusahaan tersebut member hadiah kepada penduduk yang berhasil membunuh orangutan. Orangutan dianggap sebagai hama pada perkebunan sawit. Padahal sebaliknya ijin perkebunan sawit dikeluarkan dalam habitat orang utan. Kejadian tersebut adalah salah satu contoh kecil bagaimana sawit berdampak negatif untuk ekologi. Banyak contoh lain, misalnya konflik perkebunan sawit dengan masyarakat seperti yang terjadi di Jambi. Demikian pula bagaimana perkebunan sawit masuk di beberapa kawasan konservasi, seperti kasus di Taman Nasional Bukit 12. Dampak nagatif dan langsung seperti ini terus terjadi yang menyebabkan kita terancam boikot untuk produk sawit. Dampak tak langsung seperti bencana alam akan terjadi di kemudian hari, bak investasi untuk bencana ekologi Akhirnya dicabut

3

Saking semangatnya untuk meningkatkan produk sawit, PTPN pernah menyarankan kepada pemerintah untuk menanam sawit di kawasan konservasi, yaitu Betung Kerihun (800.000 hektar), Kayan Mentarang (1.360.000 hektar), dan Danau Sentarum (132.000 hektar) serta hutan lindung di sekitarnya dan hutan yang berada dalam konsesi penebangan. Bahkan kawasan perbatasan Malaysia-Indonesia di Kalimantan direncanakan dibangun kebun sawit seluas 1,8 juta hektar. Memang hingga sekarang perkebunan skala besar yang masif dan sengaja masuk ke kawasan konservasi (khususnya di Kalimantan) tidak ada, tetapi secara individu masyarakat telah menanam sawit dalam kawasan konservasi, dengan sedikit demi sedikit membuka lahan dan menanam sawit yang bibitnya dibantu oleh pemerintah daerah tanpa mendapat hambatan yang berarti dari departemen kehutanan yang selalu menyatakan kurang dana dan personil. Setelah muncul protes keras dari sana-sini, akhirnya menhut mencabut permenhut no. P.62/Menhut-II/2011 dengan diterbitkannya permenhut no P. 64/Menhut-II/2011, setelah sempat berlaku selama 20 hari setelah diundangkan tanggal 6 September 2011. Tentu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa membuat aturan seperti coba-coba. Apakah menhut tidak punya staf ahliVolume XV No. 3/Juli-September 2011

4yang bisa dimintain bantuan pertimbangannya? atau pernahkah mengevaluasi staf yang bekerja pada bagian penelitian dan pengembangan? sehingga semua produk aturan yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan sudah melalui pertimbangan yang matang dan menyeluruh. Tidak terkesan main-main, sehingga tidak kehilangan wibawa serta tidak menyebabkan kebingungan rakyat. Dephut adalah tuan tanah di negeri kita tercinta, bagaimana tidak seluruh rencana tata ruang wilayah propinsi di Indonesia harus seijin dan atas persetujuan menteri kehutanan sebagai pimpinan Departemen Kehutanan. Banyak propinsi yang masih sulit untuk membangun sarana dan

Cover Storyprasarana daerah, karena terganjal ijin kementerian kehutanan, baik untuk tata ruang maupun ijin pinjam pakai kawasan hutan. Bahkan di Kalimantan TImur satu wilayah kabupaten hasil pemekaran berada di dalam kawasan hutan, sementara rencana tata ruang masih belum disepakati. Tetapi jika ditilik lebih jauh, ada ketidak konsistenan sikap, terutama terhadap perusahaanperusahaan pemilik modal besar. Beberapa perusahaan tambang diberikan ijin untuk beroperasi dalam kawasan hutan, baik pinjam pakai untuk diambil hasil tambangnya maupun ijin pinjam pakai kawasan hutan (atau ada istilah lain sistem manajemen kolaborasi) untuk jalan angkutan tambang. Kasus permenhut tentang sawit adalah salah satu contoh inkonsistensi dephut atas pengelolaan kawasan hutan di I n d o n e s i a . Ya n g j e l a s , masyarakat Indonesia tidak bodoh lagi, sebaliknya para birokrat pengelola negara teruslah mengasah kemampuan sehingga tidak terlihat tampak bodoh oleh rakyatnya, apalagi orang asing. Habitat satwa liar Habitat sangat identik dengan tempat tinggal. Namun untuk satwaliar habitat lebih dari sekadar tempat tinggal. Dalam ekologi satwa liar habitat terdiri dari teritori dan home range. Home range atau lebih dikenal dengan daerah

kelapa sawitFlickr, Shamsul Liza

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Cover Story

5

jelajah dalam bahasa Indonesia, cakupannya lebih luas dibanding teritori. Teritori adalah wilayah yang lebih kecil dan biasanya dikuasai oleh kelompok species. Beberapa ilmuan mendefinisikan habitat sebagai lingkungan yang cocok untuk species tertentu. Keberlangsungan kehidupan suatu species satwa sangat tergantung dengan kondisi habitat yang cocok (suitable habitat ). Jika habitatnya berubah maka akan mempengaruhi keberadaan satwaliar, dan yang paling pasti jika habitat telah berubah (unsuitable habitat) adalah kematian untuk satwaliar. Karena bagi satwaliar habitat adalah faktor yang paling penting. Satwaliar tidak serta merta bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena tempat yang baru juga pasti sudah ada yang menempati dan belum tentu cocok. Satwaliar

terutama mamalia adalah species yang paling sensitif terhadap perubahan habitat. Penyebab utama satwaliar kehilangan habitat adalah diubah untuk kepentingan pembangunan, atau umum dalam dunia keilmuan akibat dimodifikasi oleh manusia (human modification). Modifikasi habitat alami ini dapat menjadi beberapa bentuk seperti kehilangan habitat (habitat loss), penyusutan habitat (habitat shrinkage), penurunan kualitas habitat (habitat degradation), habitat terisolasi (habitat isolation) dan hilangnya hubungan antar habitat (loss of habitat connectivity). Semua bentuk kerusakan habitat tersebut tentu berpengaruh terhadap keberadaan satwaliar, dari pengaruh terhadap keragaman, distribusi, kehadiran yang berakibat kepunahan baik secara regional maupun lokal.

Banyak contoh negara yang berhasil mengelola habitat satwaliar menjadi suatu yang menghasilkan secara ekonomi tanpa harus merubahnya ke bentuk yang lain untuk mendapatkan suatu yang instan tapi tidak bertahan lama. Tidak ada yang menyangkal bahwa peningkatan perekonomian sangat penting buat negara ini, tetapi berbuat bijak dan tentu cerdas sangat penting agar semuanya berjalan benar dan seimbang. Semoga kita diberkahi dengan pimpinan yang bisa mengelola serpihan surga ini menjadi berkah buat semua, manusianya dan juga satwaliar. Semoga Rustam ( supporter ProFauna di Kaltim/Staf pengajar di Fahutan Universitas Mulawarman Samarinda)

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

6

Cover Story

Kebakaran Hutandi Indonesia

Meningkatutan merupakan asset yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia baik langsung maupun tidak langsung. Hutan juga mempunyai fungsi ekologis dan ekonomi, yaitu sebagai sumber plasma nutfah, hasil kayu dan non kayu, pencegah bajir dan erosi, tata kelola air, rekreasi dan pariwisata dan lain sebagainya. Maka, ketika pada pertengahan tahun 2011, kembali beberapa wilayah di Indonesia di landa kebakaranVolume XV No. 3/Juli-September 2011

H

hutan dan lahan, Indonesia mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan tidak sedikit baik secara ekologis maupun ekonomis, antara lain: hilangnya sebagian atau semua sumber plasma nutfah, erosi, alih fungsi hutan, menurunnya jumlah aneka ragam hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan, dan lain sebagainya. Selain itu dampak langsung dari kebakaran hutan adalah asap yang dihasilkan yang berujung pada

menurunnya kualitas udara. Kualitas udara yang buruk sangat berpengaruh terhadap gangguan kesehatan utamanya penyakit ISPA. Tak pelak kondisi semacam ini juga menjadi perhatian dunia internasional karena asap tersebut sampai ke wilayah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang paling terpengaruh akibat asap kebakaran hutan. Selain itu, dampak lain dari adanya kabut

Cover Storyclearing) Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat terbatas dan terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun Pembukaan hutan oleh pemegang HPH maupun perkebunan sawit biasanya mencakup areal yang cukup luas. Metoda pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan yang biayanya paling murah, mudah dan cepat. Namun kadang-kadang dengan sistem besarnya api tidak terkendali sehingga bisa membakar areal hutan disekitarnya, yang terkadang berada di luar konsesinya. Menurut data dari Kemetrian Kehutanan, jumlah titik api hingga September 2011 adalah 22.128. Jumlah tersebut terbilang sangat tinggi karena jumlah titik api tahun 2010 hanya sebesar 9.096. Jumlah titik kebakaran hutan tersebut menempatkan Indonesia di posisi kedua se Asia Tenggara atau satu tingkat di bawah Myanmar. Padahal tahun 2010, Indonesia berada diurutan ke-6 se Asia Tenggara. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, ada 10 daerah utama penyumbang kebakaran tertinggi di Indonesia. antara lain Kalimantan Barat (4.105),

7Sumatera Selatan (3.340), Riau (3.208), Kalimantan Tengah (2.778), Jambi (1.305), Kalimantan Timur (1.009), Kalimantan Timur (1.007), Sumatera Utara (795), Jawa Timur (789), Jawa Barat (630), dan lainnya (3.154). Mengingat bahwa kasus kebakaran hutan hampir terjadi setiap tahun dan luas wilayahnya juga semakin bertambah, maka sudah selayaknya apabila aparat yang berwenang, pihak-pihak yang terkait serta segenap masyarakat berusaha untuk mencegah dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dengan cara : Melakukan pembinaan dan

foto: firerescue-indonesia.org

asap akibat kebakaran hutan adalah adalah meningkatkan kadar emisi karbon yang bisa mempercepat proses pemanasan global (Global Warming). Penyebab utama terjadinya kebakaran hutan di Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatera, hampir semuanya disebabkan aktivitas manusia, antara lain: pembukaan lahan untuk pertanian (ladang berpindah) serta pembukaan lahan untuk perkebunan (land

penyuluhan tentang dampak kebakaran hutan bagi masyarakat yang tinggal sekitar hutan Mensinkronisakan aturanaturan hukum yang berkaitan dengan penanggulangan kebakaran hutan Melakukan peningkatan kemampuan sumber daya m a n u s i a d a l a m penanggulangan kebakaran hutan. P e n g a d a a n d a n pemeliharaan fasilitas untuk penangulangan kebakaran hutan. Penerapan sangsi hukum yang berat bagi pihakpihak yang melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menyebabkan kebakaran hutan.

Diolah dari berbagai sumber

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

8

Global News

Tiongkok Bantu Asean

TumpasPenyelundupanSatwa Liar

Foto : mediaindonesia.com

Tiongkok bergabung dalam jaringan ASEAN untuk membantu menumpas penyelundupan satwa liar, karena upaya-upaya penegak hukum internasional dan regional untuk mencegah penyelundupan binatang meningkat di tengah perkiraan yang suram bahwa sebagian spesies hampir punah.

Kelompok-kelompok antipenyelundupan mengatakan keputusan Tiongkok untuk bergabung dalam Jaringan Kerja Penegakan Larangan Penyelundupan Satwa Liar ASEAN (ASEAN WEN) mendukung kerjasama regional melawan perdagangan gelap binatang-binatang langka. Tiongkok merupakan tujuan utama penyelundupan satwa liar yang digunakan dalam obat-obatan tradisional dan sebagai makanan. Para analis

mengatakan perdagangan gelap global itu bernilai milyaran dolar setahun. Kraisak Choonhavan, ketua kelompok anti-penyelundupan i t u , Ya y a s a n F r e e l a n d , mengatakan Tiongkok bergabung dalam ASEAN WEN karena mendukung Konvensi mengenai Perdagangan Internasional Spesies yang Hampir Punah, atau CITES. A k h i r n y a Ti o n g k o k mengakui konvensi CITES

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Global Newssecara luas. Mereka akan harus mulai memberantas penyelundupan harimau, bagianbagian tubuh gajah, dan beruang. Budaya kuliner yang sangat keji ini bertentangan dengan lingkungan hidup, ujarnya. Yayasan Freeland, yang mendapat dukungan dari pemerintah Amerika, membentuk kerjasama di antara pemerintahan-pemerintahan regional, polisi setempat, dan organisasi-organisasi kepolisian internasional, seperti INTERPOL. F re e l a n d m e n g a t a k a n peningkatan pengawasan menghasilkan peningkatan 10 kali lipat tindak penegakan hukum di Asia dalam lima tahun belakangan. Menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh Freeland, lebih dari 190 tindakan hukum dilakukan antara bulan April sampai September 2010, dengan ditemukannya 16.000 satwa hidup, dan 14 ton bagianbagian tubuh binatang yang di pasar gelap bernilai 6 juta dolar. Polisi juga menangkap 100 orang lebih. Namun, Steve Galster, direktur Yayasan Freeland, mengatakan meskipun dilakukan penangkapan-penangkapan itu para gembongnya bisa lolos. Kesulitan terbesar yang kami hadapi adalah membuat badan-badan p emerintah bersedia melakukan penangkapan orang-orang yang punya pengaruh. Jika hal itu terlaksana, saya rasa kita akan segera menyaksikan berkurangnya perburuan gelap, penyelundupan, dan konsumsi daging satwa-satwa yang terancam punah, ujarnya. Douglas Hendrie yang bekerja pada lembaga Education for Nature Vietnam yang berkantor pusat di Hanoi mengatakan kemajuan ekonomi di Vietnam mendorong meningkatnya permintaan satwa liar untuk dimakan.

9Namun, Hendrie mengatakan generasi muda berpendidikan di Vietnam nampaknya tidak mau makan daging satwa liar. Ia mengata-kan upaya untuk menegakkan hukum bagi perlindungan satwa liar juga membesarkan hati. Tetapi, walaupun ada kemajuan yang dicapai di Asia, perdagangan gelap binatang meluas ke bagian-bagian lain dunia. Kelompok-kelompok antipenyelundupan menunjuk pada permintaan akan satwa liar hidup sebagai hewan peliharaan dari negara-negara Ti m u r Te n g a h . M e r e k a mengatakan sejauh ini, para penyelundup berhasil lolos dari kejaran penegak hukum diAsia Sumber : http://www.voanews.com/in donesian/news/TiongkokB a n t u - A S E A N - Tu m p a s Penyelundupan-Satwa-Liar126066003.html

Gabung ProFauna dengan menjadi Supporter ProFauna agar terus mendapat majalah Suara Satwa online dan Anda tidak ketinggalan informasi seputar ProFauna, pelestarian satwa liar dan hutan.

Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi [email protected] +62 8990517433Volume XV No. 3/Juli-September 2011

10

Global News

MelindungiHidupan Liar Duniauntuk Kebaikan Ekonomi

S

eorang ilmuwan Inggris terkemuka, Profesor Bob Watson, mengatakan bahwa sebuah badan dunia baru tentang perlindungan hidupan liar (satwa dan tanaman liar) dan perlindungan ekosistem telah dibentuk oleh PBB dengan tujuan untuk tidak menyalahkan negara-negara berkembang, di mana keanekaragaman hayati di dunia lebih banyak terjadi. Profesor yang merupakan sosok pemimpin dalam pembentukan badan PBB yang bernama Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (Deklarasi Antar Pemerintah tentang Manfaat Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem), disingkat IPBES, menambahkan bahwa konsumsi berlebihan dari negara-negara Barat merupakan pemicu degradasi lingkungan di dunia yang sama besarnya dengan pertumbuhan populasi di negara-negara berkembang. Badan baru ini mengacu pada badan PBB sebelumnya yakni Intergovernmental Panel on Climate Change (Diskusi antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim) disingkat

Sebuah badan baru PBB dibentuk untuk mengembangkan ekonomi dan keanekaragamanhayatiIPCC. IPBES akan menilai tentang bagaimana dan mengapa alam mengalami kerusakan, akibat apa saja yang akan ditanggung masyarakat, dan apa saja yang bisa dilakukan untuk menghentikan proses kerusakan tersebut. Profesor Watson menambahkan bahwa badan ini harus menghindari batas-batas antara negara kaya dan miskin. Profesor yang dulunya menjabat sebagai Ketua IPCC dan sekarang merupakan Kepala Penasehat Ilmiah Departemen Urusan Lingkungan, Pangan dan Pedesaan Inggris mengatakan, "Jika khalayak berpikir bahwa dunia ini hanyalah tentang dunia putih, negara-negara maju, dan hanya memberitahu mereka apa yang harus dilakukan saja; maka dunia hanya akan berhenti sampai di situ saja... Selama ini perdebatan iklim hanya berupa 'kalian negaranegara kaya menjadi kaya karena menggunakan bahan bakar murah, dan sekarang kalian menyuruh kami untuk tidak menggunakan bahan bakar murah tersebut'. Kita tidak boleh berkutat di tahap ini. Penilaian masalah keanekaragaman hayati untuk level regional harus "dimiliki" oleh daerah yang bersangkutan, imbuh Profesor Watson. Jadi jika ada penilaian keanekaragaman hayati daerah Amerika Latin, maka para ilmuwan dari Amerika Latinlah yang akan melaksanakannya, bukan ilmuwan asing atau dari negara lain. Profesor Watson memainkan peran kunci saat pertemuan di Nairobi pada 3 Oktober 2011 untuk memutuskan bagaimana IPBES dibentuk, kemungkinan akan diresmikan pada 2012. IPBES sangat diharapkan untuk dapat membantu menghentikan hilangnya hidupan liar dan habitatnya di dunia.

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Global NewsIPBES didasarkan pada konsep semakin berpengaruhnya manfaat ekosistem: bahwa hutan-hutan, sungai-sungai, dan rawa gambut bukan hanya bagian dari alam; tetapi bermanfaat untuk menghasilkan oksigen, menyediakan sumber makanan, dan menyerap karbon yang ada di atmosfer. Manfaat-mafaat ini sangat penting dalam memerangi perubahan iklim. IPBES, yang didukung oleh mayoritas negara-negara di dunia, bertumpu pada dua laporan: Penilaian Ekosistem Milenium tahun 2005 (Millennium Ecosystems Assessment of 2005), yang menunjukkan bahwa sebagian besar ekosistem dunia mengalami penurunan yang serius, dan laporan Sifat-sifat Ekonomi dari Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati (The Economics of Ecosystems and Biodiversity) yang dirilis tahun 2010, yang memperkirakan bahwa alam dan manfaatmanfaatnya dapat menghasilkan milyaran dolar Amerika Serikat setiap tahun untuk masyarakat. IPBES bertujuan untuk menampilkan nilai dari keanekaragaman hayati baik dari segi etis dan sosial, maupun segi ekonomi. Profesor Watson dianggap sebagai sosok yang ideal untuk mengawasi badan keaneka-

11ragaman hayati PBB tersebut, karena ia telah memimpin penilaian lingkungan hidup internasional dari masalahmasalah global yang utama, seperti: penipisan ozon, perubahan iklim, perubahan ekosistem, serta pertanian dan pengembangan. Selain itu, ahli kimia atmosfer yang berusia 63 tahun dan berasal dari Romford, London Timur ini merupakan otoritas terkemuka di dunia mengenai respon-respon kebijakan terhadap perubahan global. Namun, Profedor Watson tidak dikenal di Inggris karena dia telah menghabiskan 34 tahun karirnya di Amerika Serikat, di mana dia

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

12memegang posisi senior di NASA, di Gedung Putih Clinton, dan di Bank Dunia. Dia memimpin IPCC dari tahun 1997 hingga 2002. Menurutnya, ekosistem global diserang oleh lima penyebab: konversi lahan (seperti penggundulan hutan), eksploitasi berlebihan (penangkapan ikan secara berlebihan), pengenalan/ introduksi spesies eksotik, polusi, dan perubahan iklim. Menurutnya, ekosistem global diserang oleh lima

Global Newspenyebab: konversi lahan (seperti penggundulan hutan), eksploitasi berlebihan (penangkapan ikan secara berlebihan), pengenalan/ introduksi spesies eksotik, polusi, dan perubahan iklim. Dia juga berpendapat sebaliknya dari kebanyakan tujuan kebijakan iklim dunia bahwa perubahan iklim tidak dapat dihentikan pada kenaikan dua derajat Celsius. "Kita harus mempersiapkan diri untuk bisa beradaptasi dengan kenaikan empat derajat," katanya. Nilai ekosistem Jika Anda bertanya pada diri sendiri tentang apakah yang bisa manusia peroleh dari hutan , maka jawabannya yang jelas adalah kayu. Jawaban lainnya mungkin satwa dan tanaman liar. Atau bisa juga jalan-jalan wisata menikmati hutan. Tetapi tentu saja untuk mengetahui nilai dari ekosistem bukan berarti mendata manfaatmanfaat apa saja yang bisa diperoleh dari pepohononan di hutan. Hutan-hutan seperti Amazon merupakan ekosistem yang memberikan manfaat yang luar bisas yang sangat penting untuk kelanjutan hidup manusia. Manfaat-manfaatnya meliputi sejumlah besar oksigen, air segar, dan iklim yang menguntungkan, serta menyerap miliaran ton karbon dioksida yang dilepaskan oleh industri manusia ke atmosfer sehingga menyebabkan dunia menjadi semakin panas, dan berakibat pada potensi banyak bencana. Dan pada akhirnya, manfaat-manfaat nyata dari ekosistem baru disadari saat ini. Tahun 2010 lalu, PBB merilis sebuah laporan yang menggemparkan tentang Sifatsifat Ekonomi dari Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati (The Economics of Ecosystems and Biodiversity) yang menempatkan nilai moneter/ keuangan dari manfaat alam yang diberikan kepada manusia. Laporan itu menyebutkan bahwa nilai ekonomi dari alam di dunia ini mencapai triliunan dolar per tahun.

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Global News

13

Foto: youwall.com

foto: klhsindonesia.org

Misalnya, dalam laporan itu disebutkan bahwa nilai kesejahteraan manusia yang diberikan oleh terumbu karang mencapai 109 milyar poundsterling setiap tahunnya. Menurut laporan tersebut, penghancuran terumbu karang tidak hanya merusak kehidupan laut, tetapi juga menimbulkan resiko bagi masyarakat. Sekitar 30 juta orang di seluruh dunia bergantung pada sumber daya terumbu karang untuk produksi makanan, dan untuk mata pencaharian. Dalam contoh lain, laporan itu menyatakan bahwa nilai

ekonomi dari serangga penyerbuk, seperti lebah madu, dalam produksi tanaman secara global adalah 134 milyar poundsterling per tahun. Kerusakan sumber alam termasuk hutan, lahan basah dan padang rumput sama dengan kerugian senilai 2 milyar hingga 4.5 milyar dolar Amerika per tahun. Tetapi angka ini tidak termasuk dalam data ekonomi seperti Pendapatan Domestik Bruto atau di rekening-rekening perusahaan. Dengan dibentuknya IPBES, diharapkan nilai-nilai ekonomi dari ekosistem dan

keanekaragaman hayati akan diperhitungkan, dan gambaran yang sesungguhnya tentang berapa banyak kerugian keanekaragaman hayati yang berakibat pada dunia bisa ditunjukkan. Sumber: Independent.co.uk, 3 Oktober 2011, oleh Michael McCarthy, Editor Lingkungan http://www.independent.co.uk/ e n v i ro n m e n t / n a t u re / w h y protecting-the-worlds-wildlifeis-good-for-our-wallets2364701.htmlVolume XV No. 3/Juli-Septmber 2011

14

News

Kebakaran

Hutandi Jatim Meningkat Tajamusim kemarau 2011, tidak hanya berdampak pada kekeringan sawah dan kesulitan air bersih, akan tetapi juga meningkatkan terjadinya kebakaran hutan di Jawa Timur. Akibatnya, ribuan pohon mati, polusi udara, serta ratusan keluarga yang tinggal di permukiman dekat hutan terancam. Kebakaran Hutan di Jawa Timur terjadi antara lain di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Magetan. Hampir setiap hari masyarakat melaporkan terjadinya kebakaran hutan, baik di kawasan hutan yang dikelola masyarakat maupun yang dikelola oleh Perum Perhutani. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan, Ruminarto, Jumat (23/9/2011), mengatakan, selama musim kemarau Agustus-September 2011, tercatat sedikitnya 13 kali kebakaran hutan di wilayahnya. Padahal pada periode yang sama tahun 2010, tidak ada laporan terjadi kebakaran. Luas areal hutan yang

M

terbakar mencapai 25 hektar, dari luas keseluruhan hutan rakyat sebanyak 69.400 hektar. Hutan yang terbakar itu tersebar di empat desa di Kecamatan Pacitan yakni Desa Sambong, Desa Semanten, Desa Bolosingo, dan Desa Bangunsari. "Sebagian hutan rakyat di Pacitan memang rawan terbakar. Terutama hutan yang tidak dikelola atau ditelantarkan oleh pemiliknya. Pada musim kemarau ini temperatur udara memang tinggi, sehingga kalau ada masyarakat yang sembrono atau lalai bisa memicu kebakaran hutan," ujar Ruminarto. Sementara itu pada Jumat siang, hutan jati di petak 298 A Resor Pemangkuan Hutan Wungu, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Dungus, Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun, terbakar. Kebakaran itu menimbulkan asap hitam pekat yang membubung di udara, sehingga kebakaran bisa dilihat dari jarak lima kilometer. Dari pantauan di lapangan terdapat sedikitnya tiga titik

lokasi kebakaran. Akan tetapi Asisten Perhutani BKPH Dungus Suyanto mengatakan kebakaran hanya terjadi di satu titik, dengan luas areal yang terbakar mencapai 0,3 hektar. Di Madiun, kebakaran hutan juga meningkat tajam selama m u s i m k e m a r a u . Wa k i l Administratur Perhutani KPH Madiun, Bambang Cahyo, mengatakan, selama 2011 hingga pertengahan Agustus lalu pihaknya sudah menerima 20 laporan kebakaran di hutan seluas 31.000 hektar. Kebakaran hutan terjadi antara lain di BKPH Mojorayung, Caruban, Ngadirejo, Sampung, dan Sumoroto. Total luas areal hutan yang terbakar mencapai 42,35 hektar, dan dipastikan sudah bertambah karena selama September tercatat terjadi beberapa kali kebakaran hutan. Sumber : http://regional.kompas.com/re ad/2011/09/23/18351340/Keb akaran.Hutan.di.Jatim.Menin gkat.Tajam

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

News

15

ProFauna Desak Pemerintah

Mengusut Tuntas Kematian 8 ekor Gajah di Bengkuluematian 8 ekor gajah sumatera di kawasan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Seblat Bengkulu menunjukan belum optimalnya upaya perlindungan gajah sumatera yang dilakukan selama ini. Apalagi kematian 8 ekor gajah tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu 7 bulan yaitu antara Januari hingga Juli 2011. Kuat dugaan bahwa gajah-gajah tersebut bukan mati secara alami namun mati namun karena adanya kesengajaan dengan diracun dan diburu. ProFauna menduga ada sebuah upaya sistematis yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk memusnahkan gajah dari kawasan PKG seblat ini. Karena selama ini keberadaan gajah sumatera dan satwa liar lainnya menjadi penghalang bagi usaha-usaha pemanfaatan kawasan hutan di sekitar kawasan PKG seblat ini. Oleh karena itu dengan menghilangnya gajah liar dari kawasan sekitar PKG seblat ini akan memudahkan pihak-pihak tersebut untuk memanfaatkan kawasan hutan sekitar PKG Seblat ini. Tentunya dugaan itu harus diselidiki lebih lanjut oleh aparat penegak hukum. Peristiwa matinya gajah di

K

sekitar kawasan Pusat Konservasi gajah Seblat ini bukan baru terjadi pada tahun ini saja, akan tetapi merupakan kejadian berulang setiap tahunnya. ProFauna mencatat setidaknya sejak 2004 sampai 2011 ini telah terjadi 17 kasus kematian gajah di sekitar kawasan Pusat Konservasi Gajah Seblat. Ini Berarti rata-rata ada 2 ekor gajah mati tiap tahunnya. Berdasarkan catatan ProFauna setidaknya ada 2 kasus kematian gajah yang sangat penting untuk diungkap namun sampai saat ini belum bisa terungkap yaitu kematian Gajah binaan PKG Seblat bernama Pratama dalam kondisi yang mengenaskan dengan kepala hancur dan gading telah dicuri pada tanggal 17 Juli 2007 serta matinya 2 ekor gajah binaan yang bernama Gia dan Paula pada tanggal 23 Maret 2009. Meskipun sudah ditemukan proyektil peluru di kepala gajah bernama Gia tersebut namun sampai saat ini pihak kepolisian daerah Bengkulu belum bisa mengetahui siapa pelaku penembakan gajah tersebut. Pada bulan Juni tahun 2009 ProFauna mendorong BKSDA Bengkulu untuk tidak lagi memperpanjang MoU penggu-

naan jalan poros oleh PT. Alno Agro Utama. Hal ini didasarkan oleh pertimbangan bahwa jalan poros ini merupakan jalur penghubung bagi satwa liar untuk masuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) serta dengan pertimbangan bahwa terbukanya jalan poros ini juga membuka ruang terjadinya perambahan kawasan dan juga perburuan. Keberadaan gajah liar dan satwa-satwa endemik seperti harimau sumatera dansiamang di sekitar kawasan PKG menunjukan bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan penting bagi konservasi satwa liar. Sudah sepatutnya kawasan PKG ditingkatkan statusnya menjadi kawasan suaka margasatwa, sehingga kelestarian satwa liarnya menjadi lebih terjamin. ProFauna menegaskan bahwa ketersediaan ruang hidup yang cukup bagi gajah sumatera ini adalah mutlak diperlukan. Hal ini penting demi menjamin kehidupan gajah liar dan juga secara pasti akan mengurangi dampak terjadinya konflik yang bisa merugikan masyarakat

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

16

News

Diperjualbelikan di

Satwa Liarobat," katanya. Marjuki mengaku tidak mengetahui jika menjual satwa liar termasuk hal yang dilarang. Ia mengatakan sudah melakoni usahnya sejak lima tahun yang lalu dan tidak pernah mendapat masalah. Dikatakan Marjuki, pelanggannya datang dari berbagai daerah. Bahkan, dia pernah menjual 10 kucing hutan kepada warga Singapura. "Selama ini aman-aman saja, tidak ada yang melarang," katanya Perburuan satwa liar yang kian mengganas membuat masyarakat Pulo Murub Desa Sukawijaya Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi memperketat pengawasan dan perlindungan terhadap ribuan burung kuntul yang ada di wilayah mereka. Di tempat ini terdapat sekitar 10.000 ekor burung kuntul (Egretta sp). "Meskipun sudah kita larang, tetap saja ada orang yang berburu. Mereka menga-mbil daging burung kuntul untuk dijual. Satu potong daging burung kuntul biasanya dijual seharga Rp4.000 - Rp6.000, rasanya mirip daging burung tapi sedikit bau," kata M

BekasiPandung, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukawijaya. Menurutnya, sekitar 10.000 burung kuntul sudah menetap di desanya semenjak puluhan tahun silam. Burung itu ratarata membuat sarang di sejumlah pohon di atas ketinggian 10 meter, seperti seperti pohon asem, sengon, dan bambu. "Para pemburu biasanya datang sore dan malam hari, mereka memburu dengan senapan angin maupun perangkap," kata dia. Menurut Pandung, dulu di kampungnya terdapat ratusan ribu burung kuntul yang hidup harmonis berdampingan dengan masyarakat sekitar. Burung-burung tersebut pergi ke arah laut tiap pagi dan pulang saat matahari terbenam. "Kini keberadaan burungburung tersebut mulai berkurang karena terus berburu. Mudah-mudahan Pemerintah Daerah bisa mengambil langkah tegas untuk melindungi habitat burung kuntul tersebut," harap Pandung. Sumber: antaranews.com

S

ejumlah satwa liar hasil perburuan banyak diperjualbelikan di sejumlah pasar di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menurut pemantauan ANTARA di beberapa pasar tradisional Kabupaten Bekasi, Minggu, satwa seperti lutung hitam, kucing hutan, burung kuntul, burung elang, dan burung hantu yang biasanya hidup bebas di hutan, tampak dijual bebas. "Kami juga beli dari orang, biasanya setiap satu minggu sekali mereka datang. Saya tidak tahu dapatnya dari mana, katanya sih dari daerah pinggir laut," kata Marjuki, salah seorang pedagang di Pasar Sukatani. Marjuki enggan menyebutkan berapa harga yang ia bayar kepada pemburu satwa liar itu. Dia hanya mengatakan untuk satu ekor kucing hutan ukuran sedang dijualnya seharga Rp450 ribu hingga Rp600 ribu, sedangkan untuk lutung hitam pejantan dijualnya seharga Rp500 ribu hingga Rp750 ribu, sedangkan yang betina harganya lebih murah. "Biasanya untuk koleksi, kecuali untuk jenis ular untuk diambil darahnya sebagai

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

News

17

Penyelundupan Satwa Liar di Merauke Digagalkan

U

paya penyelundupan satwa liar dan dilindungi digagalkan aparat Balai Konservasi Sumber Daya Alam Merauke dan petugas keamanan Bandar Udara Mopah Merauke di Merauke, Papua, Kamis (21/7). Tingginya permintaan satwa liar dari luar daerah memicu perburuan serta penyelundupan satwa liar dan dilindungi dari Merauke. Satwa yang hendak diselundupkan ke Jakarta melalui Bandara Mopah, Merauke, itu meliputi 18 landak, 2 ular sanca (Morelia spilota veriegata), 3 ular sanca (Morelia ame thistina), 6 biawak, 2 kadal soa payung. Barang bukti diamankan di kantor Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah (KSDA) Wilayah I Merauke. Satwa-satwa tersebut saat ini akan dikarantina dan selanjutnya dilepaskan ke habitatnya. "Kadal soa payung itu merupakan satwa yang dilindungi, sedangkan lainya seperti landak dan biawak ada kuotanya. Namun, pengiriman satwa itu dilakukan tanpa dilengkapi surat izin," kata Oktavianus Bato Tampak, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I Merauke, di Merauke.

Satwa tersebut diselundupkan dengan cara dimasukkan dalam karung-karung kain kecil, kemudian dimasukkan ke dalam dua tas koper besar yang di dalamnya dimodifikasi memiliki ruang kotak-kotak kecil. Koper tersebut rencananya dimasukkan ke bagian bagasi penumpang pesawat. Saat melewati bagian pemeriksaan bagasi, petugas Bandara Mopah mencurigai isi tas dan keberadaan pelaku yang berada di luar gedung bandara. Kedua koper kemudian dibuka dan diketahui berisi satwa liar yang masih hidup tanpa disertai kelengkapan dokumen perizinan. Pelaku diidentifikasi berinisal ES, seorang pedagang tumbuhan dan satwa liar. "ES sebenarnya merupakan pedagang tumbuhan dan satwa liar yang memiliki izin resmi. Akan tetapi, pengiriman satwa liar tersebut dilakukan justru tanpa dilengkapi izin," kata Oktavianus. Ia menyatakan, ES pernah melakukan penyelundupan biawak dan ular pada Juni lalu dan tengah diperiksa. Diduga, ES berusaha lagi menyelundupkan satwa liar karena sedang bermasalah hukum sehingga kesulitan memperoleh izin. "Ini tertangkap tangan," kata Oktavianus.

Penyelundupan satwa liar dan dilindungi terjadi karena tingginya permintaan dari luar daerah terhadap satwa liar dan dilindungi, khususnya reptil. Oktavianus mengaku, jumlah personel polisi hutan di wilayah k e r j a K S D A Wi l a y a h I Merauke yang meliputi 13 kabupaten masih kurang sehingga tidak maksimal mengawasi perburuan satwa liar dan dilindungi. "Saat ini petugas kami hanya ada 27 orang, padahal idealnya adalah 127," ungkapnya. Di Merauke, perburuan dan penyelundupan satwa liar, seperti rusa, juga masih marak hingga kini. Hasil buruan berupa daging diselundupkan menggunakan kapal-kapal motor dari pedalaman, dan langsung dibawa menuju ke daerah-daerah tujuan, seperti Timika dan Sorong. Teguh Mujiarto, bidang Perizinan KSDA Merauke, menuturkan, meski kuota perburuan rusa sudah ditetapkan, perburuan ilegal diakuinya sulit dikontrol, terutama di wilayah pedalaman. Sumber : http://nationalgeographic.co.i d/lihat/berita/1606/penyelund upan-satwa-liar-di-meraukedigagalkanVolume XV No. 3/Juli-September 2011

FORMULIR SUPPORTERProFauna IndonesiaHeadquarters: Jl. Raya Candi II No. 179 Klaseman, Karangbesuki, Malang, Indonesia 65146 No. Telp. (0341) 570033, No. Fax. (0341) 569506, email: [email protected], website: www.profauna.net

S

porter o up

f

Ya, saya ingin membantu pelestarian satwa liar dan habitatnya, karena itu saya mendaftarkan diri menjadi Supporter ProFauna Indonesia.

Biodata:Nama: Tanggal lahir: Jenis kelamin: Pendidikan terakhir: Alamat lengkap: Telpon: Fax: HP: Email: Pekerjaan: Alamat kantor/universitas/sekolah:

Kode pos:

Kode pos:

Biaya Pendaftaran atau Donasi Sukarela: *Rp 50.000,Diatas Rp 50.000, yaitu Rp _______________

Cara Pembayaran:Langsung di Kantor ProFauna Indonesia Transfer ke rekening nomor 011-3125273 BCA Malang, Atas nama: Perkumpulan ProFauna Indonesia **

Keahlian/Skill:Komunikasi Lisan Komunikasi Tertulis/Jurnalistik Fotografi Film Disain grafis Fund Raising Pendampingan Masyarakat Bahasa Inggris Edukasi Menggambar/Illustrator

Bidang Minat:Kampanye Edukasi Pendampingan Masyarakat Lainnya ___________________ Isu Perdagangan Satwa Liar Isu Hutan Fund Raising

Dari Mana Anda Tahu ProFauna:Teman, _____________ Suara Satwa Internet Lainnya _____________ Radio/TV

Demikian formulir ini saya isi dengan sebenarnya dan dengan ini saya menyatakan bahwa saya bukanlah seorang exploitator satwa liar. Tgl. _________________

*

Biaya pendaftaran tidak termasuk biaya pengiriman KTS (Kartu Tanda Supporter) dari Malang ke alamat supporter ** Untuk pembayaran lewat bank, bukti transfer dan formulir ini harap dikirim via pos, fax atau email ke ProFauna Indonesia *** Formulir ini bisa di foto copy sendiri

____________________

Suara Supporter

19

Upaya Konservasi Dengan Birdwatching

S

imbol dari kemajun suatu daerah, Karena dengan adanya pembangunan mencirikan penduduk yang sudah memiliki pola pikir yang modern, paradigma inilah yang menyebabkan adanya beberapa proyek pembangunan yang tiada henti dilakukan, dengan mengacu pada pola pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat baik jika dalam sebuah

pembangunan masih mempertimbangkan faktor-faktor ekologis yang ada disekitarnya, karena terkadang dampak dari sebuah pembangunan berakibat pada berkurangnya beberapa fungsi ekologis sehingga berakibat pada menipisnya sumberdaya alam untuk generasi masa depan. Permasalahan inilah yang sesungguhnya tidak diharap-

kan dari adanya sebuah pembangunan, pada dasarnya konsep pembangunan yang baik adalah pembangunan yang berkelanjutan yaitu proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Salah satu faktor yang harus dihadapiVolume XV No. 3/Juli-September 2011

20untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan dengan upaya konservasi tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembentukan karakter konservasi dipandang perlu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dimasa sekarang dan untuk masa mendatang. Dengan berfikir global dan bertindak lokal merupakan langkah yang konkrit untuk saat ini, oleh karena itu pada tanggal 25 September 2011 diadakan study adventure untuk mahasiswa baru Biologi UIN malang, bertemakan Keep invirontment, keep Organizing, and be good behavior ruang lingkup kegiatan ini seputar konservasi dengan beberapa tema seperti birdwaching dan pengenalan alam. Pemberian pemahaman tentang arti konservasi sangat diperlukan sebagai dasar dalam memperlajari dunia biologi dan aplikasinya sebagai ilmu pengetahuan. Karena disiplin ilmu biologi cakupannya sangat luas maka seharusnya mampu membaca beberapa perubahan yang terjadi di alam menggunakan bioindikator dan biomonitoring. Dalam sebuah literatur dikatakan semakin tingkat diversitas (keanekaragaman) kelompok aves (bird) tinggi maka daerah tersebut baik dari sisi ekologis nya, dengan diperjelas minimal jenis burung yang berbeda tidak kurang dari 20 spesies dalam suatu daerah, begitu juga sebaliknya jika keragamannyaVolume XV No. 3/Juli-September 2011

Suara Supporterkurang dari 20 spesies, maka bisa dikatakan daerah tersebut kurang baik dari segi ekologisnya. Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui burung yang ada disuatu daerah menggunakan birdwaching yaitu Pengamatan terhadap burung yang dilakukan dialam terbuka, aspek yang diamati mulai dari identifikasi jenis berdasarkan morfologi, identifikasi lewat suara, behaviour, populasi, distribusi, dsb. Sebelum melakukan pengamatan dilapangan, maba biologi mendapatkan materi terkait tertang birdwaching yang diadakan di auditorium Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang dan pada pekan berikutnya dilanjutkan praktek langsung kelapangan dengan pengamatan langsung dihutan Kondang merak dan disepanjang pantai Kondang merak. Dari pengamatan yang dilakukan pada pagi hari didapatkan tidak kurang dari 20 jenis burung, seperti spesies tekur tohtor,Elang Ular, Cekakak jawa, Walet sapi, Cerukcuk, Kutilang, Cipoh kocat, kacamata, Cinenen, Cica daun besar, dll. Hal ini menunjukkan diversitas yang tinggi didaerah Pantai Kondang merak, Namun tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang sudah tidak lagi bisa mendapati beberapa spesies burung yang ada di alam seperti saat ini, dikarenakan terjadinya kepunahan maupun dipunahkan oleh manusia dengan maraknya perdagangan satwa liar. Oleh sebab itu harus dijaga kelestariannya yaitu dengan memelihara habitat alaminya, karena semua fauna akan lebih indah jika berada di alam. Kesadaran konservasi dibutuhkan dalam mempertimbangkan segala sesuatunya. Karena bukan hanya bicara kondisi saat ini, tapi terlebih pada nasib generasi yang akan datang, dengan harapan menjaga kesetimbangan alam supaya tetap setabil. Sekecil apapun makhluk yang diciptakan tuhan pasti memiliki fungsi secara ekologis seperti fungsi dalam jaring rantai makanan maupun sebagai dekomposer, hal ini membuktikan perlu adanya hubungan timbal balik yang baik antara faktor abiotik dan biotik dalam ekosistem. Banyak cerita menarik ketika saya memberikan materi tentang Birdwaching, karena materi ini baru pertama kali disampaikan ke mahasiswa biologi, namun minat dan respon yang baik dari audience menginterpretasikan masih banyak juga mahasiswa yang peduli terhadap keberadaan satwa liar dan habitatnya, disisi lain dukungan dan Peran serta profauna Indonesia dalam memberikan pendidikan dan penyadaran tentang konservasi kepada semua golongan, tentunya sangat membantu sekali dalam membentuk karakter suatu bangsa. semoga tetap istiqomah dalam memperjuangkan jalan ini,, salam lestari M. Fathoni Hamzah,S.Si Supporter ProFauna, tinggal di Malang

Suara Supporter

21

WAW di Kondang Merakdi tahun 2007, habitat burungburung di Pantai Kondang Merak sangat turun, apa lagi Pantai Kondang Merak masih dijadikan pendaratan spesies penyu yang mendarat dan bertelur di pantai ini. Hal ini disebabkan angka perburuan masih sangat tinggi. Terbukti saat melakukan perjalanan masuk menuju pantai, sekitar 1 hingga 2 orang membawa senapan angin, tetapi sayang kita tidak bisa mengambil gambar karena kosentrasi dengan jalan yang parah tak beraspal, ini merupakan tantangan untuk ProFauna Indonesia, dengan memberi penyuluhan di desa sekitar hutan yang terletak di Pantai Kondang Merak. Berikut Satwa yang ditemukan di Hutan sekitar Pantai Kondang Merak: 1. Elang Ular Bido ( Spilornis cheela) 2. Cekakak Jawa (Todirhampus chloris) 3. Cekakak Sungai (Halycon cyanoventris) 4. Takur Tohtor (Megalaima armillaris) 5. Cipoh Kacat (Aegithina tiphia) 6. Cucak Kutilang ( Pycnonotus aurigaster) 7. Kacamata Biasa ( Zosterops palpebrosus) 8. Cica daun Besar ( Chloropsis sonnerati) 9. Elang Hitam ( Ictinaetus malayensis)Volume XV No. 3/Juli-September 2011

S

etelah sekian lama tidak menapak ke pantai ini, akhirnya sebanyak 20 aktivis ProFauna kembali melakukan pengamatan satwa liar yang 'menghuni' di tempat ini. Terletak di sebelah selatan kota Malang tepatnya di sebelah utara pantai Balekambang, secara administrative masuk wilayah kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Pesona alamnya yang masih lengkap dengan pemandangan pantai dan hutannya, membuat habitat burung-burung dan penyu masih ada di tempat ini. Dengan menempuh perjalanan selama 2 jam dari kota Malang. Para aktivis ini lengkap dengan 'persenjataan nya' menyusur tepi pantai dengan sesekali melihat tajuk-tajuk pohon yang tinggi. Tampak suara dan bentuk burung itu sembari mengidentifikasi dan mencatat hasil penemuannya.

Tak hanya menyusuri tepi pantai, peserta juga menuju hutan yang lengkap dengan flora hutannya dan fauna hutannya, hutan yang masih hijau dan perawan ini merupakan akses menuju Pantai Balekambang yang terletak di sebelah Pantai Kondang Merak dan hanya membutuhkan waktu 1 jam dengan jalan kaki. Kicauan-kicauan tampak terdengar jelas di dalam hutan ini, tetapi tidak menyurutkan semangat akitivis ini untuk mencari dan terus mencari keberadaan wujud dari suara itu. Perjalanan masih diteruskan hingga Pantai Balekambang. Masih tetap dengan tingkah laku peserta yang siap siaga dengan 'senjata nya' melihat diatas tajuk pohon saat suara kicauan burung terdengar. Menurut dari peserta yang sebelumnya ikut dalam WAW

22

Suara Supporter

Back to Nature

Menyusuri Sungai di Selokerto

S

upporter ProFauna Indonesia yang ada di Malang memanfatkan liburan di bulan Juli 2011 dengan jalan-jalan menyusuri sungai kecil yang ada di Desa Selokerto, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Desa Selokerto yang juga dikenal sebagai desa penghasil jeruk itu memang sangat menarik untuk menjadi tujuan jalan-jalan, back to nature. Sepanjang

sungai bisa melihat aneka pohon buah-buahan seperti jeruk, apukat, mangga, dan lain-lain. Jalan yang ditelusuri berkelok-kelok, kadang menyempit. Jika tidak hati-hati bisa tercebur ke sungai. Udaranya yang segar dan pemandangan yang hijau membuat perjalanan menjadi tidak melelahkan. Beberapa kali kami istirahat di bawah

rindangnya pohon. Selain melihat pemandangan alam pedesaan, kami juga melihat beberapa jenis burung liar seperti elang ular, terucuk, burung kacamata dan raja udang. Nada Prinia, salah satu Supporter ProFauna, mengatakan, wah enak sekali jalanjalan di Selokerto ini, karena jalannya tidak terlalu menanjak tetapi suasananya segar.

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Dunia Satwa

23

Monyet JepangBerbeda dengan Indonesia yang memiliki 40 jenis primata atau 20 % dari jumlah primata di dunia, Jepang hanya memilikik satu jenis primata. Namanya monyet jepang, merupakan jenis monyet yang hidup di paling utara permukaan bumi. Satu-satunya monyet yang tahan akan dinginnya salju, bahkan nama lainnya monyet salju (Snow monkey) dapat bertahan hidup hingga suhu -20o C. Dalam bahasa jepang memang di sebut sebagai nihonzaru, yang juga berarti monyet (zaru) jepang (nihon). Nama latinnya Macaca fuscata, seperti halnya jenis macaca di Indonesia jenis ini adalah jenis primata yang lebih survive dibanding jenis primata lain di dunia. Hasil penelitian menyebutkan jenis ini semi terrestrial karena antara jantan dan betina dewasa ada kecenderungan perbedaan, jantan lebih suka bertahan di lantai hutan sedangkan yang betina lebih cenderung berlama-lama di atas pohon. Dimensi tubuhnya (ukuran tubuh dan berat badan) juga mirip dengan jenis macaca yang ada di Indonesia, umumnya berat badan jantan sekitar 11 kg, sedangkan betina

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

24sekitar 8 kg. Bisa bertahan hidup hingga 28 tahun untuk jantan dan 32 tahun untuk betina. Di kepulauan Jepang jenis ini tersebar di beberapa pulau, seperti di pulau besar utama jepang Honshu, Shikoku dan Kyusu. Yang hidup di paling utara adalah di semenanjung Shimokita, yaitu tempat di utara pulau Honshu, sedangkan yang paling selatan adalah di pulau Yakushima. Sehingga tidak tinggal di utara (Hokaido), atau di kepulauan kecil selatan Jepang (Okinawa). Monyet jepang adalah omnivora atau pemakan segala. Lebih dari 200 jenis tumbuhan dimakan oleh monyet ini. Bagian tumbuhan yang dijadikan makanan utama yang dimakan adalah buah, daun dan jatuhan buah/biji. Mereka juga memakan serangga dan 'tanah', invertebrata seperti cacing, akar-akaran, jamur, pakis dan bahkan ikan. Di wilayah utara jepang di musim panas mereka lebih banyak memakan kacang-kacangan untuk disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh untuk di musim dingin. Monyet jepang aktif di siang hari (diurnal), dengan variasi aktivitas. Karena ada empat musim, aktivitas harian tergantung keadaan musim. Dominasi aktivitas adalah hubungan sosial (social grooming) seperti saling mencari kutu, kemudian mencari makan, bergerak dan istirahat. Biasanya mereka tidur di atas pohon atau di lantai

Dunia Satwahutan. Di musim dingin biasanya mereka tidur di lantai hutan dengan cara bergerombol untuk menjaga kehangatan. Kadang di musim dingin mereka berendam pada air panas alami (hot spring). Dalam beberapa cerita dan hasil penelitian, monyet jepang juga memiliki budaya dan kecerdasan. Mereka meniru manusia yang mencuci kentang atau mencuci biji-bijian lain untuk dimakan. Kebiasaan mandi atau berendam di air panas merupakan suatu yang berbeda dengan jenis primata yang lain, apalagi dilakukan dimusim dingin. Hasil penelitian juga menyatakan ada aksen yang berbeda dalam komunikasi dari kelompok jenis yang terpisah. Dinyatakan b a h w a m e r e k a mengembangkan proses komunikasi yang berbeda. Juga penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk obat, dan telah diteliti khasiatnya oleh peneliti farmasi. Dalam agama Shinto, mitos binatang digambarkan seperti monyet ini. Bahkan pesan yang tertulis di salah satu kuil terkenal Tosho-gu, jangan melihat seperti penjahat, jangan mendengar seperti penjahat dan jangan berbicara seperti penjahat digambarkan pesan tersebut disampaikan oleh tiga monyet bijak. Namun t e r a k h i r, m o n y e t j u g a digambarkan sebagai suatu yang negatif, misalnya kepada kepada cowok playboy yang suka gonta-ganti pasangan mereka disebut sebagai zaru dalam bahasa jepang yang berarti monyet. Yang jelas monyet jepang tidak terlepas dari budaya jepang. Monyet jepang pernah direlokasi ke Texas Amerika Serikat di tahun 1972. Di amerika jenis ini mampu bertahan dan bahkan berkembangbiak dan bertambah banyak populasinya, serta mampu beradaptasi dengan makanan di tempat barunya. Di jepang sendiri jenis ini bisa bertahan di beberapa hutan alami yang terisolir dan terfragmen satu sama lain. Juga tersebar di beberapa kebun binatang. Di Tokyo puluhan monyet jepang berada di kebun binatang tertua jepang, Ueno Zoo. Walaupun tampak survive tetapi sama seperti satwaliar lainnya, jenis monyet ini juga terancam populasinya karena perubahan habitat aslinya. Beberapa hutan alami di Jepang seperti hutan menggugurkan daun (deciduous forest) dan hutan berdaun lebar (broadleaf forest) alami telah berubah menjadi hutan tanaman, beberapa kawasan hutan ini dikuasai oleh bambu, dan tentu pembangunan pemukiman dan infrastruktur lain. Perubahan habitat memaksa satwaliar untuk beradaptasi, bahkan walaupun mampu bertahan, bertahan bak penjahat (hama) yang selalu diburu-buru. (dari berbagai sumber) Rustam (supporter ProFauna di Kaltim/Staf pengajar di Fahutan Universitas Mulawarman Samarinda)

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Suara Hati

25

Mati Kelaparan di Lumbung PadiOleh: Rosek NursahidFounder and Chairman ProFauna Indonesia

i awal musim penghujan saya mengunjungi sahabat saya, seorang petani di Poncokusumo, Kabupaten Malang. Petani itu biasa disapa Bu Is, seorang wanita paruh baya yang ulet dan bertahun-tahun bergelut dengan tanah di ladangnya. Bu Is menanam sayur-sayuran, kadang ubi dan juga cokelat. Pokoknya apapun yang bisa ditanam di tanahnya, dia akan menanamnya walaupun seringkali hasil panennya tidak memuaskan karena harga jual yang terjun bebas. Sambil nyeruput kopi dan ditemani gemericik hujan, Bu Is yang duduk di depan saya, nyeletuk, aduh sekarang semakin susah mendapat air. Saya kaget dengar celetukan Bu Is tersebut, soalnya desa tempat tinggal Bu Is itu cukup dekat dengan hutan yang dikenal banyak sumber airnya. Jadi merasa aneh saja ketika justru di musim hujan malah kesulitan mendapatkan air bersih. Lho kenapa bu koq sulit dapat air, bukankah ada banyak sumber di sekitar desa ini? tanya saya keheranan. Sambil ngupas kulit kacang Bu Is menjawab dengan lugas, air semakin sulit mas soalnya hutan

D

banyak yang ditebangi, jadi banyak sumber air yang mati. Wanita desa seperti Bu Is itu tahu bahwa kalau hutan hilang maka lenyap juga sumber air. Mungkin orang desa seperti Bu is tidak mengenyam pendidikan tinggi yang mengajaarkan ilmu biologi atau kehutanan, namun dia bisa merasakan berdasarkan pengalaman. Dulu waktu hutanya masih bagus, air lancarlancar saja, sekarang semakin kecil airnya, bahkan di beberapa desa sudah mati, imbuh Bu Is. Ada banyak orang atau mungkin semua orang tahu bahwa hutan itu penting untuk menjaga ketersediaan air. Semua orang juga paham bahwa tanpa air, itu adalah awal tidak adanya kehidupan yang layak. Air kini menjadi barang yang berharga, yang di banyak tempat harganya justru jauh lebih mahal dibandingkan harga minyak. Sejak kita sekolah SD juga sudah diajarkan tentang fungsi hutan ini, meskipun hanya sekedar teori belaka. Namun kenapa susah untuk mengajak orang peduli akan pelestarian hutan? Orang kota mungkin akan bilang, ngapain saya harus peduli soal hutan, khan rumah saya jauh dari hutan. Pemikiran seperti itu harus ditendang jauh-jauh dan kemudian dikubur dalam-dalam. Rumah kita boleh jauh dari hutan, namun dari mana asal mula air yang kita minum seharihari? Darimana asal mula air

yang kita pakai mandi dan mencuci? Semua itu tidak terlepas dari keberadaan hutan. Ketika hutan semakin menyusut, masyarakat desa skeitar hutan seperti Bu is itulah yang akan pertama kali merasakan dampaknya. Krisis air menjadi momok buat mereka, padahal mereka tinggal di tepi hutan yang hanya butuh jalan kaki tidak sampai 1 jam. Bencana longsor juga menjadi hantu yang menakutkan, karena akan melumat semuanya tanpa pandang bulu. Di tahun 90-an di desanya Bu Is itu sempat dihajar banjir bandang yang membawa berton-ton tanah lumpur. Tanah lumpur itu berasal dari lereng gunung yang telah dibabat habis hutannya. Ketika bencana banjir dan longsor menerjang, hanya ada tangis pilu dan penderitaan. Penyesalan memang pasti selalu di akhir. Ketika orang desa yang di tepi hutan saja bisa kesulitan air bersih. Lalu bagaimana nasib orang kota yang jauh dari hutan yang banyak sumber airnya? Bu Is hanyalah salah satu contoh orang desa yang justru sulit mendapatkan air, padahal dia tinggal di dekat hutan (yang semakin berkurang luasnya). Bu Is ini bagaikan tikus yang kelaparan di lumbung padi. Hutan adalah sumber kehidupan, dan ketika sumber kehidupan itu rusak maka yang ada adalah kematian.

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

26

Seribu Pesona

Taman Nasional Gunung Rinjani

T

aman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan satusatunya Taman Nasional yang ada di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya berada di pulau Lombok, tepatnya di k o o r d i n a t 11 6 2 1 ' 3 0 " 11634'15" BT dan 818'18" 832'19" LS. Wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan daerah yang bergunung-gunung dengan variasi ketinggian antara 500 m 3.726 m (puncak Rinjani). Kontur lahan di Taman Nasional Gunung Rinjani juga bervariasi dari yang landai, datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung-gunung. Beberapa gunung yang ada didalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain : Gunung Pelawangan ( 2.658 m dpl), Gunung Daya ( 2.914m dpl), Gunung Sangkareang ( 2.588

m dpl), Gunung Buah Mangge ( 2.895 m dpl) dan Gunung Kondo (2.947 m dpl). Pada kepundan pegunungan (sekitar 2.800 m ) terdapat danau yang sangat indah yang disebut danau Segara Anak dengan luas sekitar 1.100 Ha. Kedalaman danau Segara Anak berkisarr 160 m 230 m. Di tengah danau Segara Anak ada sebuah gunung baru yang disebut Gunung Baru Jari. Sedangkan curah hujan rata rata di kawasan ini adalah 2.000ml/tahun. Taman Nasional Gunung Rinjani diresmikan tanggal 27 Mei 1997 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1997 dengan luas 40.000 Ha,. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani, awalnya kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan Suaka

Margasatwa yang ditetepkan Gubrnur Hindia Belanda pada tahun 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staablaat Nomor 77 tanggal 12 Maret 1941. Saat ini Taman Nasional Gunung Rinjani dibagi 2 wilayah pengelolaan yaitu : 1. Seksi Konservasi wilayah I Lombok Barat, menangani wilayah Taman Nasional yang berada di kabupaten Lombak Barat dengan luas areal 12.357,67 Ha yang dibagi dalam 3 Resort. 2. Seksi Konservasi Wilayah II Lombok Timur, menangani wilayah Taman Nasional yang berada di 2 kabupaten yaitu Lombok Timur seluas 22.152,88 Ha dan kabupaten Lombok Tengah dengan luas 6.819,45 Ha. Seperti halnya dengan Taman Nasional lainnya, Taman Nasional Gunung Rinjani juga dibagi beberapa

Volume XV No. 3/Juli-September 2011

Habitat

27

Sumber: academic.ru Zona, yaitu zona inti seluas 20.842,50 Ha, zona rimba seluas 17.349,50 Ha, zona pemanfaatan seluas 700 Ha, zona pemanfaatan tradisional seluas 583 ha, zona rehabilitasi seluas 1,755 Ha dan zona lainnya seluas 2.338 Ha. Potensi keanekaragaman hayati Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terdiri dari beberapa tipe ekosistem dan vegetasi yang cukup kaya, dari hutan tropis dataran rendah (semi evergreen) sampai hutan hujan tropis pegunungan (1.500 m 2.000 m) yang berupa hutan primer, hutan cemara dan vegetasi sub alpin (> 2.000 m). Beberapa ragam flora yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain : Jelatang (Laportea stimulans), Dedurenan (Aglaea argentea), Bayur (Pterospermum Javanicum),Beringin (Ficus benjamina), Jambu-jambuan (Syzygium sp) Keruing ( Dipterocarpus hasseltii ), Rerau (D. Imbricatus), Cemara Gunung (Casuarina junghuniana ), Eidelweis ( Anaphalis Javanica ) dan beberapa macam anggrek hutan endemik yaitu Perisstylus rinjaniensis dan Perisstylus lombokensis . Sedangkan ragam fauna yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain; Musang Rinjani (Paradoxurus hemaprhoditus rinjanicus ), Rusa ( Muntiacus muntjak nainggolani), Lutung Budeng ( Tr a c h y p i t h e c u s a u r a t u s kohlbrugge i), Trenggiling ( Manis javanicus ),burung Cikukua Tanduk (Philemon buceroides neglectus), Dawah Hutan (Ducula lacernulata sasakensis), Kepodang Kuduk Hitam ( Oriolus chinensis broderipii) dan beberapa jenis reptilia ditambah sejumlah jenis ikan air tawar yang hidup di danau Segara Anak, antara lain; Mujair dan Karper. Dengan potensi yang dimiliki Taman Nasional Gunung Rinjani makan Taman Nasional Gunung Rinjani dapat dijadikan sumber plasma nutfah dan dapat dikembangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan , penelitian dan wisata alam. Potensi WisataAlam Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan salah tujuan satu wisata alam andalan propinsi Nusa Tenggara Barat. Beberapa lokasi menarik yang dapat dikunjungi di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, antara lain :Volume XV No. 3/Juli-September 2011

28

HabitatNasional Gunung Rinjani tepatnya di desa Kembang Kuning. Di sekitar air terjun juga banyak tersedia home stay, cottages maupun rumah makan. Lokasi ini juga habitat bagi ratusan lutung dan burung elang. Pemandian Otak Kokok Gading Daerah ini mempunyai pemandangan yang sangat indah dan sejuk. Dilokasi ini juga terdapat air terjun, c a m p i n g g ro u n d dan arboretum yang dikembangkan oleh pihak Taman Nasional Gunung Rinjani. Pemandian Air Panas Sebau Dengan mandi di pemandian air panas Sebau ini diyakimi dapat mengobati berbagai jenis penyakit kulit. Selain itu pemandangan yang indah berupa perbukitan dan mudahnya menjumpai aneka jenis burung, monyet ekor panjang dan lutung menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Aksesbilitas o Mataram - Selong sambelia - Sembalun Lawang, 140 km (4,5 jam) o Mataram - Bayan - Senaru, 82 km (2,5 jam) o Mataram - Bayan - torean, 85 km (2,5 jam) o Mataram - Masbagik Kutaraja - Tetebatu, 60 km (1,7 jam) Diolah dari berbagai sumber

Puncak Gunung Rinjani Puncak gunung Rinjani merupakan salah satu tujuan yang wajib dikunjungi bagi sebagian besar petualang/ pecinta alam yang berkunjung ke kawasan ini. Pengunjung puncak gunung Rinjani ini tidak hanya dari wisatawan dalam negeri tetapi banyak juga wisatawan mancanegara. Di beberapa titik keberangkatan pendakian dengan mudah dijumpai guide dan porter yang siap membantu para pengunjung bila ingin mendaki puncak Rinjani. Danau SegaraAnak Pesona unggulan dan tujuan utama wisatawan ke Taman Nasional Gunung Rinjani adalah danau Segara Anak dengan ketinggian 2.020 m yang berbentuk menyerupai bulan sabit.. Lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur yaitu Senaru dan Sembalun. Dari Senaru, danau Segara AnakVolume XV No. 3/Juli-September 2011

dapat ditempuh sekitar 7-10 jam berjalan kaki. Sedangkan bila melalui Sembalun, danau Segara Anak dapat dicapai dalam waktu 8-10 jam berjalan kaki. Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan tang cukup luas dan datar yang dapat digunakan untuk berkemah. Obyek lain yang patut dikunjungi di sekitar Danau Segara Anak adalah hulu sungai Koko Puteg, Goa Susu, Goa Manik, Goa Payung Air Terjun Sendang Gile Senaru Di desa Senaru terdapat air terjun yang layak dikunjungi yaitu air terjun bertingkat dua yang disebut air terjun Gile dengan ketinggian sekitar 25m.

Aksesibilitas Air Terjun Jeruk ManisAir terjun Jeruk Manis mempunyai ketinggian sekitar 30 m. Lokasinya terletak di s e b e l a h s e l a t a n Ta m a n

Pendiri ProFauna Indonesia : Rosek Nursahid Made Astuti Advisory Board: Prof. David Pinault, Ph.D Prof. Herawatie Susilo, Ph.D Dr. Stewart Metz Hiltrud Cordes, Ph.D Joe Yaggi Herlina Agustin, S.Sos, MT Rustam, M.P Bibin Bintariadi Daniel Sugama, MM, MSA, Ak. Arief Setyanto, S.Pi, M.App, Sc drh. Wita Wahyudi Dr. Endang Arisoesilaningsih Ketua/Chairman: Rosek Nursahid Sekretaris/Secretary: Darmanto Bendahara/Finance: Made Astuti Profauna Indonesia: Jl. Raya Candi II No. 179 Klaseman, Karangbesuki, Malang, Indonesia 65146 Tel 0341-570033, Fax 569506, Email: [email protected] Website: www.profauna.net Bali Representative: Email: [email protected] Jakarta Representative: Email: [email protected] Maluku Representative: Email: [email protected] Australia Representative: Email: [email protected] ProFauna UK: PO. Box 264 Northwood HA6 9AP, UK ProFauna International: Email: [email protected] Website: www.profauna.net Petungsewu Wildlife Education Center (P-WEC): Jl. Margasatwa No. 1 Ds.Petungsewu, Kec.Dau, Kab. Malang, Tel. 0341-7040564, Email: [email protected] Website: www.p-wec.org

BANTU KAMI MENGHENTIKAN EKSPLOITASI SATWA LIAR INDONESIABanyak cara yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kepedulian kita terhadap pelestarian alam dan satwa liar, salah satunya adalah dengan menjadi Supporter ProFauna Indonesia. Sebagai Supporter ProFauna kita dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan ProFauna, baik dalam program kampanye perlindungan satwa liar, pendidikan dan lain sebagainya. Kita juga memperoleh majalah Suara Satwa, publikasi-publikasi lainnya yang diterbitkan oleh ProFauna dan memperoleh potongan harga dalam pembelian suvenir ProFauna. Syarat menjadi Supporter ProFauna Indonesia adalah dengan donasi minimal sebesar Rp 50.000,-* berlaku selamanya dan calon supporter bukanlah seorang eksploitator satwa liar. Pendaftaran Supporter ProFauna terbuka setiap waktu, formulir pendaftarannya dapat dicopy di halaman 30 dari majalah Suara Satwa ini. Anda juga Formulir online di website www.profauna.net

Satwa liar tidak bisa bicara, kita bisa bicara dan berbuat untuk mereka

www.profauna.org

KATALOG PRODUK PROFAUNA 2011

Rp 60.000,T-shirt Logo ProFauna (Hitam) Reg XL dan XXL Rp 70.000,-

Rp. 60.000,T-shirt Logo ProFauna (Pink) Reguler S,M, L, XL

Rp 60.000,T-shirt Logo ProFauna (Biru) Reguler S,M, L, XL

Rp. 60.000,T-shirt Logo ProFauna (Kuning) Reguler S,M, L, XL

Rp. 60.000,Kemeja Batik ProFauna Reguler S,M, L, XL

(TS101)

(TS119b)

(TS118)

(TS119a)

(KM117)

Rp. 60.000,Kaos Polo ProFauna (Merah) Reguler S, M, L, XL

Rp. 60.000,Kaos Polo ProFauna (Biru Muda) Reguler S, M, L, XL

Rp. 60.000,T-shirt Stop Illegal Login Reguler S, M, L, XL

Rp. 60.000,T-shirt Save Our Forest Reg XL dan XXL Rp 70.000,-

Rp. 60.000,T-shirt Save Rain Forest Lady S, M, L

(KP-L124)

(KP-L123)

(TS222)

(TS218b)

(TS223)

Rp. 70.000,T-shirt Bali Island let's save Sea Turtle Lady S, M, L

Rp. 70.000,T-shirt Keep Orangutan In the Wild Lady S, M, L

Rp. 45.000,T-shirt Sudah Punah Reguler S, M, L, XL

Rp. 40.000,T-shirt Keep Parrot In the Wild Reguler S, M, L, XL

Rp. 7.000,Gantungan Kunci ProFauna

(TS224)

(TS225)

(TS304)

(TS305)

Rp. 30.000,Boneka Lutung (BN701)

Rp. 20.000,Boneka Burung Nuri (BN702)

Rp. 500,Stiker Logo ProFauna

Rp. 6.000,Beberapa Koleksi Pin ProFauna