Wanda Aziizah Rahayu

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    1/28

    i

    LAPORAN AKHIR

    JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

    DISUSUN OLEH :

    NAMA

    WANDA AZIIZAH RAHAYU

    NIM

    1511015052

    KELOMPOK 1A

    NAMA

    Bayu Rosandy

    Gefanni Emilla Alya

    Nuraenun Ayu LestariNur Jannah

    Wanda Aziizah Rahayu

    Wirda Alawiah

    Wulandari

    NIM

    1511015018

    1511015042

    15110150451511015045

    1511015083

    1511015052

    1511015043

    1511015079

    JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA MOLEKULER

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM2015

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    2/28

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN AKHIR JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

    Disusun Oleh:NAMA NIM

    Wanda Aziizah Rahayu 1511015045

    Kelompok/ kelas

    1A

    NAMA NIM

    Bayu rosandy 1511015018

    Geafanni Emilla Alya 1511015042

    Nur Aenun Ayu Lestari 1511015045

    Nur Jannah 1511015083

    Wanda Aziizah Rahayu 1511015052

    Wirda Alawiah 1511015043

    Wulandari 1511015079

    Laporan akhir praktikum Mikrobiologi Dasar ini telah di serahkan di Samarinda pada tanggal

    21 bulan Desember 2015 dan telah memenuhi syarat.

    Menyetujui,

    Asisten I Asisten II Asisten III

    Cep Hikmat Maulana Yusuf

    NIM. 1307025037

    Ersaliany Nurul Pratiwi Qodrie

    NIM. 1307025018

    Nur Maulida Aulia

    NIM. 1307025011

    Asisten IV Asisten V Asisten VI

    Riska Prihatiningsih

    NIM. 1307025081

    Tunik khoiriyah

    NIM.1307025027

    Yusnaini

    NIM.1307025010

    Mengetahui

    Kepala Laboraturium Mikrobiologi Dasar

    Dr. rer. Nat. Boedhi Dharma. M. Si.

    NIP. 19710726 200012 1 002

    Dosen

    Ir. SamsuriantoNIP. 1910726 200012 1 002

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    3/28

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    anugerah-nya, sehingga penyusunan laporan resmi dengan judul Laporan Akhir Praktikum

    Mikrobilogi Dasardapat diselesaikan.

    Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswi dalam ujian praktikum.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tidak

    mungkin laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

    meyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak dan ibu yang telah banyak memberikan doa, materi dan moril yang tak ternilai

    serta memberikan semangat dalam penyelesaian laporan resmi ini,

    2. Asisten Cep Hikmat M. Y, Ersaliany N. P. Q, Nur Maulida Aulia, RiskaPrihatiningsih,

    Tunik Khoiriyah, dan Yusnaini yang telah membimbing, memberikan masukan dan

    bantuan kepada punulis,

    3.

    Teman-teman FKM 2015 Kelas A dan B telah memberikan masukan dan bantuan

    kepada penulis,

    4. Teman-teman asrama putri tarakan yang telah memberikan masukan dan bantuan

    kepada penulis.

    Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, Penulis beharap

    semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang akan melakukan penelitian dan

    dapat menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.

    Samarinda, 22 Desember 2015

    Penyusun

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    4/28

    iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i

    HALAMANPENGESAHAN .................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv

    DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... v

    PRAKTIKUMPERALATAN STERILISASI DAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA 1

    PRAKTIKUMISOLASI DAN IDENTIFIKASI MORFOLOGI KOLONI MIKROBA .......... 6

    PRAKTIKUMPEMBUATAN BIAKAN MURNI .................................................................... 9

    PRAKTIKUMPEWARNAAN BAKTERI ............................................................................. 12

    PRAKTIKUMPENGAMATAN JAMUR MIKROSKOPIS ................................................... 16

    PRAKTIKUMPENGONTROLAN MIKROORGANISME ................................................... 18

    PRAKTIKUMANALISIS MIKROORGANISME PADA JAMU ......................................... 22

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    5/28

    v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkenalan Alat ......................................................................................................... 2

    Tabel 1.2 Pembuatan Media ....................................................................................................... 4

    Tabel 2.1 Isolasi Morfologi Koloni Mikroba ............................................................................. 7

    Tabel 3.1 Pembiakan Murni ..................................................................................................... 10

    Tabel 4.1 Pewarnaan Bakteri .................................................................................................... 14Tabel 5.1 Pengamatan Jamur Mikroskopis .............................................................................. 17

    Tabel 6.1 Pengontrolan Mikroorganisme ................................................................................. 19

    Tabel 7.1 Analisis Mikroorganisme Pada Jamu Pegal Linu ..................................................... 23

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    6/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 1

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba

    Wanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi DasarFakultas Kesehatan Masyarakat

    Abstrak

    Dalam prakteknya sterilisasi alat medium dapat dilakukan secara pemanasan, penyinaran, danpenyaringan. Adapun media pertumbuhan mikroba yang digunakan adalah media hidup, media buatan,

    dan lain - lain. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara mensterilkan dan fungsi dariperalatan yang akan digunakan dalam praktikum dan melakukan pembuatan medium dasar. Bahan

    yang digunakan yaitu medium PDA yaitu ekstrak kentang 250 ml, dextrose2,5 gram, dan agar 3,75gram. Medium NA ekstrak daging 250 ml, agar 3,75 gram, dan pepton 1,25 gram. Hasil yang didapatpada praktikum ini ialah untuk membuat medium kita harus teliti sehingga hasil akhirnya menjadisempurna dengan cara mensterilkan alat-alat praktikum dengan metode uap bertekanan atau autoclave.

    Kata Kunci:Sterilisasi/ Potato Dextrose Agar/ Nutrient AgarTanggal Praktikum : 23 November 2015; Diserahkan tanggal 27 November 2015

    PendahuluanMikrobiologi adalah ilmu yang mempelajaritentang mikroorganisme yang tidak dapatdilihat dengan mata telanjang untuk menelitiapa saja yang terkandung di dalammikroorganisme. Dalam menelitimikroorganisme diperlukan teknik dan cara-cara khusus [4].

    Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkalikita tidak terlepas dari Tentang fungsi dansifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatanyang digunakan pada laboratorium

    mikrobiologi yaitu berupa alat-alat gelas antaralain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur danpipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer,gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer,botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengankawat alat-alat yang berada dalamlaboratorium. Untuk itu diperlukanpemahaman [4].

    Untuk mempelajari serta untuk meneliti

    mikroorganisme baik sifat maupunkarakteristiknya, tentu diperlukan adanyapengenalan alat yang akan digunakan serta

    mengetahui cara penggunaan alatalat yangberhubungan dengan penelitian yang akan

    dilakukan [4].Alat-alat yang digunakan dalam praktikum

    mikrobiologi juga harus dalam keadaan sterilatau bebas dari kuman serta bakteri, virus danjamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan

    pula pengetahuan

    Asisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf

    5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab:Koordiantor mata Kuliah Mikrobiologi

    Dasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika

    Molekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    tentang cara- cara/ teknik sterilisasi. Hal inidilakukan karena alat- alat yang digunakanpada laboratorium mikrobiologi memilikiteknik sterilisasi yang berbeda. Sterilisasimerupakan Metode praktis yang dirancanguntuk membersihkan dari mikroorganisme. [4]

    Pada tahun 1832 William Henry, seorangDokter Manchester, mempelajari efek panaspada penularan dengan menempatkan bahanyang terkontaminasi, yaitu pakaian yangdikenakan oleh penderita dari tifus dandemam, di udara dipanaskan oleh air kemudian

    dalam bejana yang ditekan. Dia menyadaribahwa dia bisa mencapai suhu lebih tinggi dari100 C dengan menggunakan bejana tertutupdilengkapi dengan katup pengaman yang tepat.Ia menemukan bahwa pakaian diperlakukanbisa dikenakan dengan impunitas oleh oranglain, yang tidak kontrak penyakit. LouisPasteur juga menggunakan bejana tekanandengan katup pengaman untuk sterilisasi [1].

    Komposisi media tumbuh bervariasitergantung pada jenis mikroorganisme yangakan ditumbuhkan, namum semua

    mikroorganisme mempunyai kebutuhan dasaryang sama dalam media tumbuhnya, yaitu air,

    karbon, energi, mineral dan faktortumbuh.Derajat keasaman (pH) media sangat

    menentukan pertumbuhan mikroorganisme,pada ummnya mikroorganisme hidup padakisarah pH netral (7), tetapi mikroorganisme

    patogen biasanya hdup pada pH basa. Padapraktikum ini kita menggunakan media NA

    dan PDA.Praktikum ini bertujuan untuk sterilisasi

    terhadap peralatan yang akan digunakan dalampembuatan media. Manfaat dari praktikum iniadalah agar praktikan mengetahui bagaimana

    cara mensterilisasikan peralatan yang akan

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    7/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 2

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    digunakan sebelum dipakai untuk melakukanpembuatan medium dan lai-lain.

    Metode

    Waktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,23 Novemeber 2015 pada pukul 13.00-15.30

    WITA. Bertempat di LaboratoriumMikrobiologi dan Genetika Molekuler Gedung,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan

    Alam, Universitas Mulawaraman, Samarinda.

    Alat dan BahanAlat

    Alat yang digunakan yaitu gelaserlenmeyer, neraca analitik, ose melengkung,ose lup, lampu Bunsen, hot plate, stirer,autoclave, cawan petri, spatula, karet gelang,kertas, air, kapas, alumunium foil, aquades,

    kertas label, mikropipet, blue tip, yellow tip,magnetic stirrer, batang mahnetik, vortex,incubator, pinset, kuvet, gelas ukur, shaker,dan refigator.

    Bahan

    Bahan yang digunakan yaitu untukpembuatan PDA digunakan ekstrak kentang250 ml, agar 5 gr, dan dextrose 5 gr. Untukpembuatan NA digunakan Ekstrak Daging 250ml, agar 3,75 gr dan peptone 2,25 gr.

    Cara kerjaSterilisasi Alat

    Cara sterilisasi cawan petri yaitu dengandibungkus dengan kertas, disisi kanan dan kiri

    dilipat membentuk segitiga, lalu dilipat kebawah membentuk kotak.

    Media PDADimasukkan dextrose kedalam mangkuk

    kecil sebanyak 2,5 gram dan ditimbangmenggunakan neraca analitik. Dimasukkan

    dextrose yang telah diukur kedalam

    Erlenmeyer. Dimasukkan agar kedalammangkuk kecil sebanyak 3,75 gr dan ditimbangmenggunakan neraca analitik. Dimasukkanagar yang telah dikur kedalam Erlenmeyer.

    Kemudian dimasukkan ekstrak kentang yangdiukur menggunakam tabung ukur sebanyak250 ml dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer.Setelah itu dihomogenkan bahan yang telahdicampur. Ditutup mulut erlemeyer denganmenggunakan kasa yang ditumpukmenggunakan kapas sampai mulut benar-benar

    tertutup rapat lalu dipanaskan bahan yang telahdihomogenkan dengan hot platesampai bahan-

    bahan yang terdapat di Erlenmeyer benar-benar homogen dengan sempurna.

    Media NADimasukkan pepton kedalam mangkuk

    kecil sebanyak 1,25 gram dan ditimbangmenggunakan neraca analitik. Dimasukkan

    peptone yang telah diukur kedalamErlenmeyer, dimasukkan agar kedalammangkuk kecil sebanyak 3,75 gr. Dimasukkan

    agar yang sudah ditimbang tadi kedalam gelasErlenmeyer. Dimasukkan ekstrak daging yangsudah diukur sebanyak 250 ml dan diletakkankedalam gelas Erlenmeyer. Dihomogenkanbahan yang telah dicampur. Kemudian ditutupmulut erlenmeyer dengan menggunakan kasayang ditumpuk dengan kapas sampai mulutnyabener-benar tertutup. Dipanasakan bahan yangtelah dihomegenkan dengan hot plate sampai

    bahan-bahan yang terdapat di Erlenmeyerbenar-benar homogen dengan sempurnaSetelah dipanaskan dengan hot plate,dimasukkan Erlenmeyer kedalam autoklavedengan suhu 1210C selama 20 menit.

    Hasil dan Pembahasan

    1.1 Perkenalan Alat

    No Nama Alat Keterangan

    1 Autoclave Fungsinya untukmensterilkan bahandan alat alatdengan uap air panasbertekanan tinggi

    2 Batangpengaduk

    Fungsinya untukmengaduk bahan

    3 Blue tip Fungsinya untukmemindahkan cairan

    yang bervolume1000 l.

    4 Cawan petri Fungsinya sebagaiwadah penyimpanan

    dan pembuatanmedia.

    5 Corong Fungsinya untuk

    memudahkan suatularutan masuk

    kedalam suatu wadah

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    8/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 3

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    6 Evavorator Fungsinya untukmenguapkan bahan

    7 Gelas ukur Fungsinya untuk

    mengukur larutan

    8 Hockey stick Fungsinya untk

    meratakan mediadalam cawan petri

    9 Hot plate Fungsinya untukmemanaskan bahan

    10 Inkubator Fungsinya untukmenginkubatorkanbahan

    12 Kuvet Fungsinya untukmengukur

    pertumbuhan bakteri

    13 LampuBunsen/Spiritus

    Fungsinya untukmensterilkan jarumose atau bahan

    bahan yang terbuatdari platina ataukhorm dengan carapemijaran

    14 Magneticstirrer

    Magnetic stirreradalah perangkatlaboratorium yangmenggunakan medanmagnet berputardidalam cairan.

    14 Mikropipet Fungsinya untukmemindahkan mediacair pada tempatyang satu ke tempatyang lain

    15 Neracaanalitik

    Fungsinya untukmengukur bahan

    yang akan digunakan

    16 Ose lup Fungsinya untukmengisolasi bakteri

    17 Ose

    melengkung

    Fungsinya untuk

    mengambiljamur/fungi yangberfilamen

    18 Pinset Fungsinya untukmemndahkan ataumengambil bahanmedium

    19 Pipet Fungsinya untukmengambil bahan-bahan yang bersifatcair

    20 Shaker Fungsinya untukmengaduk denganotomatis

    21 Inkubator Menginkubasi media

    22 Spektrofoto

    meter

    Fungsinya untuk

    menghitung bakteripada kuvet

    23 TabungErlenmeyer

    Fungsinya sebagaiwadah untuk mediacair

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    9/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 4

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    24 Vortex Fungsinya untukmenghomogen bahan

    25 Oven Menginkubasi media

    26 Yellow tip

    Fungsinya untuk

    memindahkan cairanyang bervolume 100l.

    Pada tabel diatas dapat kita lihat berbagaimacam alat dan pembuatan media. Masing-masing alat mempunyai fungsi berbeda-beda.Setiap alt tersebut harus disterilkan terlebihdahulu sebelum digunakan.

    Cara sterilisasi yang tepat tergantung padajenis dan sifat bahan yang disterilkan. Padapraktikum ini digunakan sterilisasi uapbertekanan, sterilisasi uap bertekananmenggunakan autoklaf. Autoklaf adalahsterilisasi untuk alat dan medium kulturjaringan. Alat-alat yang berupa gelaserlenmeyer dan cawan petri sebelumdigunakan harus disterilkan dahulu. Denganpemanasan di dalam autoklaf maka bakteridan mikrobia dapat mati akibat suhu yang

    tinggi (121C) dan tekanan uap air yang besar

    selama 20 menit.Autoklaf adalah alat steril yang

    memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggibiasanya digunakan untuk mensterilkanperalatan yang tahan panas dan tidak rusakoleh panas. Sterilisasi menggunakan autoklaf

    merupakan cara yang paling baik karena uapair panas dengan tekanan tinggi menyebabkan

    penetrisi uap air panas kedalam sel-sel mikrobamenjadi optimal sehingga langsung mematikanmikroba [3].

    Autoklaf mempunyai cara kerja yanghampir sama dengan alat masak pressure

    cooker , sebab alat ini merupakan sebuahbejana yang diisi air dan ditutup rapat-rapat.

    Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pulayang harus diletakkan diatas kompor gas. Jika

    alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap airyang tidak dapat keluar karena bejana tertutup

    rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naiksampai melebihi tekanan normal [2].

    Medium yang disterilkan ditempatkan didalam autoclave selama 15-20 menit. Isitempat air hingga batas angsang didalam

    bejana. Bungkus terlebih dahulu alat yang akandisterilkan. Setelah pintu autoclave ditutuprapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dantemperatur akan terus-menerus naik sampai1210C dengan tekanan 2 atm. Setelah sterilisasiselasai jangan langsung membuka penutupautoklaf, tetapi tunggu sebentar hinggatermometer turun hingga angka nol.

    Tabel 1.2 Pembuatan MediaNo Media Keterangan

    1

    Ekstrak kentang

    KomposisiEkstrakkentang :250 mlAgar :3,75gramDextrose :2,5 gram

    2 Ektrak dagingsapi

    Komposisi :Ekstrakdaging sapi :250 mlAgar : 3,75gramPepton : 1,25gram

    Pada praktikum pembuatan media NA danPDA. Medium PDA atau disebut juga PotatoDextrose Agarmerupakan media yang berasal

    dari ekstrak kentang, dextron, agar danaquades, yang biasa digunakan untukmenumbuhkan jamur dan merupakan salahsatu media cair. Media NA atau disebut jugadengan Nutrien Agar merupakan media yang

    terbuat dari agar, peptonedan aquades. Media

    ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri.Salah satu media yang baik digunakanuntuk membiakkan suatu organisme (bakteri

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    10/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 5

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    atau mikroba) adalah Potato Dextrose Agar(PDA).

    Macam-macam media pertumbuhan1.Medium berdasarkan sifat fisik

    Medium padat, yaitu media yangmengandung agar 1-1,5% sehingga

    setelah dingin media menjadi padat.Medium setengah padat, yaitu mediayang mengandung agar 0,3-0,4%

    sehingga menjadi sedikit kenyal, tidakpadat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supayapertumbuhan mikroba menyebar keseluruh media tetapi tidak mengalamipencampuran sempurna jika tergoyang.Medium cair yaitu media yang tidakmengandung agar, contohnya adalah NB(nutrient broth),LB (lactose broth) [5].

    2.

    Medium berdasarkan komposisiMedium sintesis yaitu media yang

    komposisi zat kimianya diketahui jenisdan takarannya secara pasti, misalnyaglukosa agar, mac conkey agar. Mediasemi sintesis yaitu media yang sebagiankomposisinya diketahui secara pasti.Misalnya PDA (potato dextrose agar)yang mengandung agar, dekstrosa danekstrak kentang. Untuk bahan ekstrakkentang, kita tidak dapat mengetahuisecara detail tentang komposisi senyawa

    penyusunnya. Medium non sistesis yaitumedia yang dibuat dengan komposisiyang tidak dapat diketahui secara pastidan biasanya langsung diekstrak dari

    bahan dasarnya, misalnya tomato juiceagar, brain heart infusion agar,pancreatic extract [5].

    3.Medium berdasarkan tujuanMedia untuk isolasi. Media ini

    mengandung semua senyawa esensialuntuk pertumbuhan mikroba, misalnya

    nutrient broth, blood agar. Mediaselektif/penghambat. Media yang selainmengandung nutrisi juga ditambah suatuzat tertentu sehingga media tersebutdapat menekan pertumbuhan mikroba

    lain dan merangsang pertumbuhanmikroba yang diinginkan.[5]

    Media diperkaya (enrichment). Media yangmengandung komponen dasar untukpertumbuhan mikroba dan ditambah komponen

    kompleks seperti darah, serum, kuning telur.Media diperkaya juga bersifat selektif untuk

    mikroba tertentu. Bakteri yang tumbuh padamedia ini tidak hanya membutuhkan nutrisi

    sederhana untuk berkembangbiak, tetapimembutuhkan komponen kompleks: blood

    tellurite agar, bile agar, serum agar .Media untuk peremajaan kultur. Media

    umum atau spesifik yang digunakan untuk

    peremajaan kultur. Media untuk menentukankebutuhan nutrisi spesifik. Media inidigunakan untuk mendiagnosis ataumenganalisis metabolisme suatu mikroba.Media untuk karakterisasi bakteri. Media yangdigunakan untuk mengetahui kemampuanspesifik suatu mikroba. Kadang-kadangindikator ditambahkan untuk menunjukkanadanya perubahan kimia. Media differsial.

    Media ini bertujuan untuk mengidentifikasimikroba dari campurannya berdasakankarakter spesifik yang ditunjukkan pada mediadiffentia [5].

    Kesimpulan

    Kesimpulan untuk membuat medium kitaharus teliti sehingga hasil akhirnya menjadisempurna dengan cara mensterilkan alat-alatpraktikum dengan metode uap bertekanan atauautoclave.

    Referensi

    [1]Ayliffes, Hugo, dan Rusell. 2004.

    Principles and practice of disinfection,

    preservation and sterilization. Hong

    kong: blackwellpublishing.Halaman 5

    [2]Hendrayono, D.P dan Wijayani, A.

    Teknik Kultur Jaringan Yogjakarta:

    Kanisius 2012. Halaman 55

    [3]Sumasih, Sri. 2010. Untung Besar UsahaBibit Jamur Tiram. Jakarta: PT NiagaSwadaya. Halaman 30

    [4]

    Suriantika, Cipto DKK. 2013. LaporanKelompok Praktikum Mikrobiologi-Virologi Sterilisasi Dan PengenalanPeralatan Mikrobiologi, Jakarta:Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka. Halaman 4

    [5] Volk dan Wheeler. 1993. MikrobiologiDasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta:

    Erlangga. Halaman

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    11/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 6

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Isolasi dan Identifikasi Morfologi Koloni MikrobaWanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    AbstrakIsolasi adalah cara memindahkan medium dari lingkungan ke medium yang lain. Kemudian

    diidentifikasikan yang dilihat dari form, elevation, dan marginnya. Bahan yang digunakan adalah hasilpraktikum pertama yaitu medium PDA, medium NA, alkohol, air galon, dan buah mangga busuk yangberjamur. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik dasar isolasi mikroba (Bakteri

    dan Jamur) dan cara identifikasi dasar metode yang digunakan adalah pengenceran. Hasil yang didapatpada praktikum ini ialah PDA Cawan Petri 10-5, Sp 1, Form : Spindle,Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah : 19, PDA Cawan Petri 10-6Sp 1, Form : Spindel, Elevation :Flat, Margin :Entire,Jumlah :23, Sp 2, Form :Rhizoid, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :1, PDA Cawan Petri 10-7tidak berhasil, NA Cawan Petri 10-8Sp 1, Form :Rizoid, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :10,Sp 2, Form :Iragullar, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :15, NA Cawan Petri 10-9Sp 1, Form:Rizoid, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :38, Sp 2, Form :Iragullar, Elevation :Flat, Margin

    :Entire, Jumlah :25, dan NA Cawan Petri 10-10 Sp 1, Form :Rizoid, Elevation :Flat, Margin :Entire,Jumlah :7, Sp 2, Form :Iragullar, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :21

    Kata kunci :isolasi/ koloni/ pengenceran/identifikasiTanggal Praktikum : 30 November 2015 dan 2 Desember 2015 Diserahkan tanggal 3 Desember 2015

    PendahuluanMikroba seperti makhluk hidup lainnya

    yang memerlukan nutrisi pertumbuhan.

    Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan iniakan membantu didalam mengkultivasi,mengisolasi, dan mengidentifikasimikroba [1].

    Mikroba memiliki karakteristik dan cirri-

    ciri yang berbeda didalam persyaratanpertumbuhanya. Ada mikroba yang bisa hiduphanya pada media yang mengandung sulfur

    dan ada pula yang tidak mampu hidupseterusnya. Karakteristik persyaratanpertumbuhan mikroba inilah yang

    menyebabkan bermacam-macam mediapenunjang pertumbuhan mikroba [1].

    Saat ini media agar merupakn media yangsangat umum digunakan dalam penelitian-peneltian mikrobilogi. Mediaagar inimemungkinkan untuk dilakukanya isolasibakteri dari suatu sampel, karakteristikmorfologi, sampai perhitungan bakteri yangdikenal dengan nama total plate count. Bentukkoloni bakteri dan warna-warninya mudahsekali dikelani dengan media ini dengan caramengubahh komposisi nutrient atau menambahindicator [3].

    Pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini 3.Ersaniany

    4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf 5. 6.RiskaPrihatiningsihPenanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah MikrobiologiDasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.

    Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika

    Molekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    Mikroorganisme tidak hanya bervariasidalam persyaratannya, tetapi juga menunjukanrespon yang berbeda-beda terhadap kondisi

    fisik didalam lingkungannya. Untukkeberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri,dibuthkan satu kombinasi nutrient sertalingkungan fisik yang sesuai [3].

    Isolasi bakteri adalah proses mengambilbakteri dari medium atau lingkungan asalnyadan menumbuhkannya di medium buatan

    sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteridipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnyaharus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik

    berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisiterkontaminasi karena mikroorganisme lain.

    Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerjadengan bakteri. Beberapa alat yang digunakanuntuk menjalankan prosedur ini adalah bunsendan laminar air flow Bila tidak dijalankandengan tepat, ada kemungkinan kontaminasioleh miroorganisme lain sehingga akanmengganggu hasil yang diharapkan. Teknikaseptik juga melindungi laboran darikontaminasi bakteri [4].

    Tujuan dari praktikum ini adalah untukmengetahui teknik dasar isolasi mikroba(Bakteri dan Jamur) dan cara identifikasi dasarmetode yang digunakan adalah pengenceran.

    Metode

    Alat dan bahanAlat

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    12/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 7

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Peralatan yang digunakan yaitu, peralatangelas, jarum ose, mikropipet,yellow tip, tabung

    reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, lampuBunsen, vortex, inkubator, danspray.

    Bahan

    Bahan yang digunakan adalah hasilpraktikum pertama yaitu medium PDA,medium NA, alkohol, air galon, dan buah

    mangga busuk yang berjamur.

    Cara kerja

    Disiapakan tabung rekasi sebanyak 10 buahdan air galon. Diberi aquadest setiap tabungreaksi tersebut. Diberi keterangan

    1010210310105 10padatabung reaksi dan dilakukan terlebih dahulu

    pengencerean sampai 10. Lalu pada tabung

    reaksi 10 diberikan 1 mikropipet air galonkedalam tabung reaksi. Pada saat pengambilansatu mikropipet didekatkan mikropipet dengannyala lampu Bunsen. Pada saat pemberian airgalon ke tabung reaksi, mikropipet harusdidekatkan dengan lampu Bunsen agar tetapstreril dan tidak terkontaminasi denganmikroba. Setelah itu dicampur denganmenggunakan vortex. Setelah dicampur di

    vortex lalu air pada tabung reaksi 10

    diberikan pada tabung reaksi 102dan begitu

    seterusnya sampai tabung reaksi 10.

    Kemudian air pada tabung reaksi

    105106107 nanti dimasukan pada cawanpetri lalu dicampur dengan medium PDA yangsudah disterilkan. Tabung reaksi

    10810910dimasukkan pada cawan petri

    lalu dicampur dengan medium NA. Setelah itudiaduk secara merata dengan menggeserkan

    petri membentuk angka delapan sebayak 26kali. Kemudian diinkubasikan pada suhu 370Cselama 48 jam.

    Hasil dan pembahasanTabel 2.1 Isolasi Morfologi Koloni Mikroba

    No Media Keterangan

    1 PDA Cawan Petri10-5

    Sp 1Form : SpindleElevation :Flat

    Margin :EntireJumlah : 19

    2 PDA Cawan Petri

    106

    Sp 1Form : Spindel

    Elevation :FlatMargin :Entire

    Jumlah :23

    Sp 2

    Form :Rhizoid

    Elevation :FlatMargin :Entire

    Jumlah :1

    3 PDA Cawan Petri

    107

    Tidak berhasil

    4 NA Cawan Petri

    108

    Sp 1Form :RizoidElevation :Flat

    Margin :Entire

    Jumlah :10

    Sp 2

    Form :IragullarElevation :Flat

    Margin :EntireJumlah :15

    5 NA Cawan Petri

    109

    Sp 1

    Form :RizoidElevation :FlatMargin :EntireJumlah :38

    Sp 2Form :Iragullar

    Elevation :FlatMargin :Entire

    Jumlah :25

    6 NA Cawan Petri

    10

    Sp 1

    Form :Rizoid

    Elevation :Flat

    Margin :Entire

    Jumlah :7

    Sp 2

    Form :Iragullar

    Elevation :Flat

    Margin :Entire

    Jumlah :21Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa

    pada media PDA yang paling domain memilki

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    13/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 8

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    form berbentuk spindle. Begitu pula denganmedia NA yang paling dominan adalah form

    yang berbentuk rhizoid.Beberapa teknik untuk isolasi adalah

    sebagai berikut :1. Metode streak plate merupakan metode

    isolasi kualitatif yang dapat dilakukandengan cepat. Perlu dilakukan teknikpengenceran dengan menggunakan ujung

    jarum inokulasi bulat untuk membantumenyebarkan kultur pada permukaanmedium.

    2. Teknik spread plate membutuhkancampuran mikroorganisme yangdiencerkan sebelumnya. Selama inokulasisel-sel akan terpisahkan ke seluruhpermukaan medium padat denganmenggunakan batang kaca yang berujung

    L sedang cawan petri di putarmenggunakan suatu alat lazy-susan.

    3. Teknik pour plate membutuhkanpengenceran seri dari kultur campurandengan menggunakan jarum inokulasiatau pipet. Inokulum yang telahdiencerkan kemudian ditambahkan kedalam medium agar yang telah dicairkanke dalam cawan petri, ocok kemudianbiarkan membeku.

    Dengan Pengenceran Cara ini pertama-tamadilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia

    berhasil memiara murni Streptococcus lactisyang diisolasikannya dari susu yang sudahmasam. Suatu sampel dari suatu suspensi yangberupa campuran bermacam-macam spesies

    diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Darienceran ini kemudian diambil 1 ml untukdiencerkan lagi. Dan dari pengenceran yangkedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebihlanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini

    diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatumedium padat, kemungkinan besar kita akan

    mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalammedium tersebut, tetapi mungkin juga kitahanya memperoleh satu koloni saja. Dalam halyang demikian ini kita memperoleh satu koloni

    murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kitajadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin,

    bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itumurni, kita dapat mengulang pengenceran

    dengan menggunakan koloni ini sebagaisampel [5].

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum adalah PDA

    Cawan Petri 10-5, Sp 1, Form : Spindle,Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah : 19,PDA Cawan Petri 10-6Sp 1, Form : Spindel,Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :23,Sp 2, Form :Rhizoid, Elevation :Flat, Margin:Entire, Jumlah :1, PDA Cawan Petri 10-7tidak berhasil, NA Cawan Petri 10-8Sp 1,Form :Rizoid, Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :10, Sp 2, Form :Iragullar,

    Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :15,NA Cawan Petri 10-9Sp 1, Form :Rizoid,Elevation :Flat, Margin :Entire, Jumlah :38,Sp 2, Form :Iragullar, Elevation :Flat,Margin :Entire, Jumlah :25, dan NA CawanPetri 10-10 Sp 1, Form :Rizoid, Elevation :Flat,Margin :Entire, Jumlah :7, Sp 2, Form :Iragullar, Elevation :Flat, Margin :Entire,Jumlah :21

    Referensi

    [1] Hajoeningtijas, Oetami Dwi. 2012.

    Mikrobilogi pertanian. Yogyakarta: GrahaIlmu. Halaman 61.

    [2] Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988.

    Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit

    UI Press. Jakarta. p:23-24.[3] Sastryawibowo, Muhammad Wahyu.

    2011. Teknik isolasi bakteri. Lampung:Universitas lampung. Halaman 2.

    [4] Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory

    Practice. Swiss. Springer-Verlag

    Berlin Heidelberg Media. Halaman 61.

    [5]

    Waluyo, L. 2007. MikrobiologiUmum. UMM Press. Malang,

    Halaman: 61-67.

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    14/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 9

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Pembuatan Biakan murni

    Wanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    AbstrakBiakan murni adalah suatu biakan yang hanya mengandung satu spesies mikroorganisme. Metode

    yang dipakai adalah metode cawan tuang, cawan sebar, totol dan cawan gores. Tujuan dari praktikumini adalah untuk mengetahui macam-macam bakteri dan jamur yang tumbuh pada cawan petri dengan

    menggunakan metodestreakdan totol. Bahan yang digunakan yaitu bakteri bacillus cereus, mediumPDA, medium NA, alkohol, dan buah mangga yang berjamur. Untuk medium PDA dengan mikrobabakteri menggunakan metode totol. Untuk menggunakan medium NA dengan mikroba jamur maka

    metode yang digunakan adalah metode gores. Kesimpulan dari praktikum adalah metodestreakdantotol.

    Kata kunci:Metode Streak/Metode Totol/Pembiakan murniTanggal Praktikum : 30 November 2015 dan 2 Desember 2015 Diserahkan tanggal 3 Desember 2015

    Pendahuluan

    Mikrobiologi ialah telaah mengenaiorganisme hidup yang berukuran mikrokopis.Dunia mikroorganisme terdiri dari limakelompok organisme: bakteri, protozoa, virus,serta algae dan cendawan mikroskopis [3].

    Dalam kelompok mikroba juga terdapatjamur. Jamur merupakan protista tidakfotosistetik yang tumbuh sebagai suatu massafilament yang bercabang-cabang dan salingmenjalin dan dikenal dengan miselium [1].

    Mikroba yang ditemukan disuatulingkungan ditemukan dalam populasicampuran, sangat jarang sekali yang ditemukansebagai satu spesies tunggal. Penelitianmengenai mikroorganisme biasanya

    memerlukan teknik untuk memisahkanpopulasi campuran menjadi spesies yangberbeda-beda sebagai biakan murni [4].

    Populasi mikroba merupakan populasicampuran dari berbagai mikroorganisme yangdisebut sebagai bikan murni. Teknik biakan

    murni digunakan untuk memisahkan berbagaimacam bakteri. Teknik yang digunakan untukmemperoleh biakan murni yaitu metode tuangdan metode gores [4].

    Untuk menumbuhkan kultur jamur tirammurni ada beberapa jenis media yang bisadigunakan, seperti MA, PDA, dan taugedextrose agar. Media yang umumnya

    digunakan adalah PDA dan MA [5].Tidak ada bakteri yang hidup tersendiri danAsisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf

    5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah MikrobiologiDasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.

    Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan GenetikaMolekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    terlepas dari spesiesnya. Kerap kali bakteripatogen kedapatan bersama-sama bekterisaprobe. Untuk menyendirikan suatu spesiesada dikenal dengan beberapa cara yaitu,pengenceran dan penuangan. MetodePengenceran, cara ini pertama-tama dilakukanoleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasilmemiara biakan murni Streptococcus lactisyang diisolasikannya dari susu yang sudahmasam.

    Suatu sampel dari suatu suspense yang

    berupa campuran bermacam-macam spesiesdiencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Darienceran ini kemudian diambil barang 1 mluntuk diencerkan lagi. Kalau perlu, darienceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk

    diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceranyang ketiga ini diambil 0,1 ml untukdisebarkan pada suatu medium padat,kemungkinan besar kira akan mendapatkanbeberapa koloni tumbuh dalam mediumtersebut, tetapi mungkin juga kita hanya

    memperoleh suatu koloni saja. Dalam hal yangdemikian ini kita memperoleh satu kolonimurni, dan selanjutnya spesies ini dapat kitajadikan piaraan murni. Kalau kita belum yakin,bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itumurni, kita dapat mengulang pengencerandengan menggunakan koloni ini sebagaisampel [4].

    Metode penuangan mempunyai metodeyang lain, yaitu dengan mengambil sedikitsampel campuran bakteri yang sudahdiencerkan, dan sampel ini kemudian

    disebarkan di dalam suatu medium dari kaldudan gelatin encer. Dengan demikiandiperolehnyalah suatu piaraan adukan. Setelah

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    15/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 10

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    medium itu mengental, maka selang beberapajam kemudian nampaklah koloni koloni yang

    masing-masing dapat dianggap murni. Denganmengulang pekerjaan seperti diatas ini, maka

    akhirnya akan diperoleh piaraan murni yanglebih terjamin.

    Dalam melakukan metode ini ada dua orangpembantu Koch yang sangat berjasa, yaituPetri yang menciptakan cawan dengan tutup

    yang sekarang terkenal sebagai caawan petri(petridish). Pembantu yang kedua ialah Hasseyang menemukan agar-agar untukmenggantikan gelatin. Memang agar-agarternyata lebih baik daripada gelatin untukbahan pengental suatu medium. Agar-agartidak lekas mencair, titik cairnya 95oC [4].

    Suatu jenis mikroba yang terpisah darikoloni campurannya akan lebih mudah untuk

    diamati. Selain itu teknik untuk memisahkandan mendapatkan kooloni tunggal sertapemeliharannya terapat beberapa jenis.Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dankelemahan. Beberapa cara dapat dilakukanuntuk menetukan jumlah bakteri yang terdapatpada bahan pemeriksaan. Cara yang palingsering digunakan adalah cara penghitungankoloni pada lempeng pembiakan juga dapatdilakukan penghitungan secara mikroskopis[4].

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk

    mengetahui macam-macam bakteri dan jamuryang tumbuh pada cawan petri denganmenggunakan metodestreakdan totol.

    Metode

    Waktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,30 Novemeber 2015 pada pukul 13.00-15.30WITA dan dilanjutkan pada hari Rabu, 2

    November 2015 pada pukul 14.00-WITA.Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan

    Genetika Molekuler, Fakultas Matematika danIlmu Pengatahuan Alam, UniversitasMulawaraman, Samarinda.

    Alat dan Bahan

    Alat

    Alat yang digunakan adalah jarum ose,

    mikropipet, cawan petri, lampu Bunsen, tabungrekasi, rak tabung reaksi, danyellow tip.

    Bahan

    Bahan yang digunakan yaitu bakteribacillus cereus, alkohol, buah mangga yang

    berjamur, aquadest, medium PDA, danmedium NA.

    Cara kerja

    Teknik penggoresan (streak)

    Sebelum praktikum bersihkan mejapraktikumdengan alkohol, kemudian fiksasi

    diatas nyala lampu bunsen. Siapakan cawanpetri yang sudah distrelikan pada praktikum

    sebelumnya. Kemudian pada cawan petriberikan air tabung reaksi 102 sebanyak 1mikropipet, lalu campurkan medium NAkedalam cawan petri tersebut. Setelah ituhomogenkan cawan petri sebanyak 26 kalidengan membentuk angka delapan. Setalahdihomogrnkan tunggu cawan petri tersebuthingga memadat. Setelah memadat sentuh

    permukaan koloni yang telah ditentukandengan jarum ose kemudian goreskan padapermukaan media sebanyak tiga kali goresan.Untuk goresan pertama rapat, goresan kedua

    agak renggang, dan goresam terakhir sangatrenggang. Setelah digoreskan inkubasikansecara terbalik pada suhu 370C selama 48 jam

    atau dua hari. Setelah itu amati pertumbuhankoloninya.

    Teknik totolSebelum praktikum bersihkan meja

    praktikum dengan alkohol, kemudian fiksasidiatas nyala lampu bunsen. Siapakan cawanpetri yang sudah distrelikan pada praktikumsebelumnya. Setelah itu berikan air dari tabung

    reaksi 10sebanyak 1 mikropipet kedalam

    cawan petri lalu tuang medium PDA kedalamcawan petri. Setelah dituang homogenkansebanyak 26 kali dengan membentuk angka

    delapan. Tunggu sampai memadat. Setelahmemadat ambil jamur yang ada pada buah

    mangga yang sudah busuk secara perlahan-lahan lalu totolkan pada cawan petri sebanyaktiga kali membentuk sudut segitiga. Setelahditotokan inkubasikan secara terbalik padasuhu 370C selama 48 jam atau dua hari. Setelah

    itu amati pertumbuhan koloninya.

    Hasil dan pembahasan

    Dari hasil praktikum dapat diperoleh hasilsebagai berikut :Tabel 3.1 Pembiakan Murni

    No Media Keterangan

    1

    NA dengan metodestreak

    1. Sreak 12. Streak 23. Koloni

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    16/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 11

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    2 PDA denganmetode totol

    1. Koloni

    Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwaadanya bakteri dan jamur yang tumbuh setelahmasa inkubasi dilakukan. Yaitu pada media 1yaitu medium PDA yang diberikan jamur padabuah mangga. Pada media kedua terdapat 1koloni jamur yang tumbuh didalam cawan

    petri.Sebagai substrat untuk menumbuhkan

    biakan murni maka dibuat media agar-agarcawan. Langkah awal untuk membuat media

    agar-agar cawan dengan mencairkan mediabiakan yang sudah steril. Lalu sipakan ruanganyang bersih. Menyeka meja dengandisinfektan, misalnya alkohol 70% [2].

    Cawan-cawan petri steril diletakkan dimeja. Didekat cawan tersebut disipakan

    pembakar spritus atau nyala lampu Bunsen.Saat penuangan media dapat dilakukan secara

    aseptik [2].Membiakan jamur pada suatu media juga

    memerlukan teknik aseptik. Pekerjaan inisebaiknya dilakukan di tempat yang bersih dantidak banyak angin sehingga tujuan

    mendapatkan biakan jamur yang murni sepertiyang diingikan dapat tercapai. Pekerjaan ini

    biasanya dilakukan di dalam kotak inokulasiatau aparat alira udara berlapis. Jika dalammembiakan jamur yang tumbuh bukan hanyajamur yang diinginkan, tetapi jugakontaminannya maka permuniaan harus

    dilakukan. Pemurnian dapt dilakukan denganmengambil sekelumit hifa jamur yang

    tubuhnya terpisah dari kontaminannya.Sekelumit hifa tersebut kemudian dipindahkan

    keagar-agar cawan yang telah disediakan [2].Goresan dalam caawan petri adalah

    alat penting dalam mikrobiologi. merekamemungkinkan bakteri dan jamur untuk

    tumbuh pada permukaan semi-padat untukmenghasilkan koloni terpisah. koloni ini dapatdigunakan untuk membantu mengidentifikasi

    organisme, memurnikannya sehingga bebasdari kontaminan, dan menghasilkan klongenetik murni [5].

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum adalah kitadapat mengetahui macam-macam bakteri danjamur yang tumbuh pada cawan petri. Denganmetode pengenceran dan dan penuangan.

    Referensi

    [1] Brooks Geo. F, Janet S. Butel, L.Nicholas Ornston. 1996. MikrobiologiKedokteran. Jakarta: EGC. Halaman 6.

    [2] Gunawan, Agutin wydia. 2011. Usahapembibitan jamur. Jakarta: PenebarSwadaya. Halaman 53, 54, dan 56.

    [3] Hajoeningtijas, Oetami Dwi. 2012.Mikrobiologi pertanian. Yogyakarta:Graha Ilmu. Halaman 2.

    [4] Muslimin. 2014. Laporan praktikum

    mikrobiologi dasarteknik biakan murni.Universitas Hulu Oleo. Halaman 2, 3,dan6.

    [5] Piryadi, Triono Untung. 2013. Bisnis

    jamur tiram. Jakarta: AgroMedia.Halaman 54.

    [6] Thiel, Teresa.1999. streaking microbialcultures on agar plates.Department ofbiology: University of Missouri-St. Louis.

    Halaman 1.

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    17/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 12

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Pewarnaan bakteriWanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Abstrak

    Pengamatan tanpa pewarnaan ini lebih sukar dan tidak dipakai untuk melihat bagian-bagian seldengan teliti, karena sel bakteri atau mikroba lainnya transparan atau semi transparan. Beberapa cara

    pewarnaan yang penting ialah pewarnaan negatif, pewarnaan sederhana, pewarnaan gram, dan

    pewarnaan spora. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui identifikasi morfologi dan

    bentuk mikroba. Bahan yang digunakan adalah biakan dari satu jenis bakteri (misal: Bacillus sp), zat

    warna crystal violet, zat warna nigrosin, lugol, aquadest, alkohol, dan safranin. Hasil dari pengamtan

    praktikum ialah dapat diketahui bahwa pada pewarnaan sederhanan bakteri berbentuk basil dengan

    berwarna ungu, pada pewarnaan gram bakteri berbentuk skepto basil (batang bergerombol) bakteri

    yang didapatkan ialah bakteri gram positif karena berwarna ungu, pada pewarnaan negative

    didapatkan hasil bakteri tidak berwarna atau bening dengan latar belakang putih dan terdapat spora

    berbentuk coccus.

    Kata Kunci:bacillus sp /pewarnaan /mikroskop

    Tanggal Praktikum : 3 Desember 2015; Diserahkan tanggal 11 Desember 2015

    PendahuluanPengenalan bentuk mikroba, kecuali untuk

    kelompok mikroalge, harus dilakukan melaluipewarnaan terlebih dahulu. Karena tanpamelalui pewarnaan, maka bentuk tersebut tidakakan dapat diamati secar jelas [3].

    Observasi awal yang palingmikroorganisme yang dibuat dengan persiapanpatri. pewarnaan berarti mewarnaimikroorganisme dengan pewarna yangmenekankan struktur tertentu. Sebelummikroorganisme dapat bernoda, namun merekaharus tetap (terlampir) ke mikroskop [5].Bakteri bersifat tidak berwarna atau transparanbukan saja karena ukurannya sangat kecil jugakarena warna selnya transparan sehinggaapabila berada pada medium berair sangat sulitdilihat, apalagi dalam kondisi hidup. Untuk

    mengamati bakteri yang kecil dan sulit dilihatpada kondisi aslinya, maka dilakukan upayauntuk mewarnai atau memasukkan zat warna

    yang dapat mengotori (staining) ataumengubah penampakan dari keadaantransparan menjadi berwarna kontras. Metodepewarnaan dengan warna biologi menjadiprosedur yang penting dalam

    Asisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah Mikrobiologi

    Dasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika

    Molekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    hubungannya dengan pengamatan

    mikrobiologi dengan mikroskop cahaya [2].Mikroorganisme yang tidak diwarnai

    umumnya tampak transparan (tembuspandang) bila diamati dengan mikroskopcahaya biasa. Hal ini karena sitoplasma selmikroba memiliki indeks bias yang hampirsama dengan indeks bias lingkungannya yangbersifat cair dan mikroba tidak mengadsorbsiatau membiaskan cahaya. Kontraks antara seldan latar belakangnya (medium) dapatdiperjelas dengan cara mewarnai sel-selmikroba tersebut dengan zat-zat warna [6].

    Zat warna pada umumnya dapat dibagimenjadi dua golongan yakni pewarna yangbersifat basa atau asam. Pada zat warna basa,merupakan bagian yang berperan dalammemberikan warna yang dinamakan

    kromatofor dan mempunyai muatan positiif.Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yangberperan memberikan zat warna mempunyai

    muatan negative. Zat warna basa lebih banyakdigunakan karena muatan negatif banyakditemukan pada dinding sel, membran sel, dansitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatanpositif pada zat warna basa akan berikatan

    dengan muatan negative dalam sel, sehinggamikroorganisme terlihat jelas [6].

    Zat warna atau cat biologi adalahpersenyawaan organik yang mempunyai

    gugusan kromatofor daan gugusan auxokromyang terikat dalam suatu cincin benzena.Gugusan kromatofor merupakan gugusan yang

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    18/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 13

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    dapat memberikan warna pada molekul cat,sedangkan auxokrom adalah zat yang dapat

    memberikan disosiasi elektrolit-elektrolit padamolekul cat sehingga cat bersifat lebih mudah

    bereaksi [6].Pewarnaan yang digunakan untuk melihat

    salah satu struktur sel dinamakan pewarnaankhusus, sedangkan pewarnaan yang digunakanuntuk memilihkan mikroorganisme dinamakan

    pewarnaan diferensial. Pewarnaan grammerupakan contoh pewarnaan diferensial yangmemilahkan bakteri menjadi kelompok grampositif dan gram negatif. Pewarnaandiferensial yang lain adalah pewarnaan Ziehl-Neelsen yang memilahkan bakteri menjadikelompok tahan asam dan kelompok tidaktahan asam [6].

    Beberapa cara pewarnaan mikroba yaitu,

    pewarnaan sederhana atau pewarnaan tunggaladalah salh satu cara pewarnaan yang hanyamenggunakan satu macam zat warna. Tujuanpewarnaan ini yakni untuk meningkatkankontras antara mikoorganisme dengansekellingnya. Zat warna yang biasa digunakanadalah metilen blue, crystal violet, karbolfuksin, safranin [6].

    Pewarnaan negatif yaitu untuk mewarnaibeberapa mikroorganisme sulit diwarnai. Olehkarena itu, perlu ada metode khusus untukmaksud tersebut. Pewarnaan ini bukan untuk

    mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latarbelakangnya menjadi gelap. Caranya secaraumum dengan mencampur mikroba dalamsetetes tinta lalu menyebarkannya diatas kaca

    obyek yang bersih [6].Pewarnaan gram merupakan salah satu

    prosedur yang penting dan paling banyakdigunakan dalam laboratorium mikorbiologi.Pewarnaan gram juga merupakan tahap

    penting dalam identifikasi bakteri, termasukpewarnaan diferensial [6].

    Melihat dan mengamati bakteri dalamkeadaan hidup sangat sulit, kerena selainbakteri itu tidak berwarna juga transparan dansangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebutmaka dikembangkan suatu teknik pewarnaan

    sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas danmudah diamati. Olek karena itu teknik

    pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatucara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi [1].

    Tujuan dari praktikum ini adalah untukmengetahui identifikasi morfologi dan bentuk

    mikroba.

    Metode

    Waktu dan tempat

    Praktikum dilakukan pada hari Senin, 8Desember 2015, pukul 13.00-15.30 WITA.

    Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi danGenetika Molekuler, Fakultas Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasMulawarwan, Samarinda.

    Alat dan bahan

    Alat

    Peralatan yang digunakan adalah cawanpetri, objek glass, jarum ose, mikroskop, danpreparat ulas.

    Bahan

    Bahan yang digunakan adalah biakan darisatu jenis bakteri (misal: Bacillus sp), zat

    warna crystal violet, zat warna nigrosin, lugol,aquadest, alkohol, dan safranin.

    Cara kerja

    Pewarnaan sederhanaDibersihkan preparat ulas dan meja dengan

    alkohol sampai bebas lemak, kemudiandifiksasi diatas nyala lampu spiritus. Kemudiandiambil secara aseptik satu ose suspensi bakteridan diratakan diatas preparat ulas. Laludikeringkan anginkan preparat hinggamembentuk noda. Setelah kering difiksasi

    dengan cara dipanaskan diatas nyala lampuspiritus. Lalu diteteskan crystal violet.Kemudian diamkan selama satu menit. Laludicuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa zat

    warna tercuci seluruhnya. Selanjutnya preparatdikering anginkan. Lalu diamati dibawahmikroskop, sel-sel bakteri akan tampakberwarna merah (ungu).

    Pewarnaan gramDibersihkan preparat ulas dan meja dengan

    alkohol sampai bebas lemak, kemudiandifiksasi diatas nyala lampu spiritus. Kemudiandiambil secara aseptik satu ose suspensi bakteridan diratakan diatas preparat ulas. Laludikeringkan anginkan preparat hingga lapisan

    tipis sekali. Setelah kering difiksasi dengancara dipanaskan diatas nyala lampu spiritus.

    Lalu diteteskan zat warna crystal violet.Kemudian didiamkan selama satu menit. Laludicuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa zatwarna dicuci seluruhnya. Lalu teteskan lagi zatwarna lugol dan dibiarkan selam satu menit.

    dicuci dan diangikan lalu diberi alkohol 95%selama 30 detik. Setelah itu dicuci dandianginkan. Kamudian diberikan lagi zat warna

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    19/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 14

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    berupa safranin dan dibiarkan dua menit.Setelah itu dicuci dan dikering anginkan. Lalu

    diamati dibawah mikroskop dengan perbesaranyang kuat.

    Pewarnaan negatif

    Dibersihkan preparat ulas dan meja denganalkohol sampai bebas lemak, kemudiandifiksasi diatas nyala lampu spiritus. Kemudian

    diambil secara aseptik satu ose suspensi bakteridan diratakan diatas preparat ulas. Laludikeringkan anginkan preparat hingga lapisantipis sekali. Setelah dikering difiksasi dengancara dipanaskan diatas nyala lampu spiritus.Kemudian diambil sedikit zat warna nigrosindan dicampurkan dengan suspense bakteriyang telah diletakan diatas preparat dandibiarkan selama satu menit. Selanjutnya

    preparat dikering anginkan. Lalu diamatidengan mikroskop dengan kuat, sel-sel bakteriakan tampak transparan dengan latar belakanghitam.

    Hasil dan pembahasan

    Tabel 4.1 Pewarnaan bakteri

    No Pewarnaan Hasil

    1. Pewarnaan Sederhana

    Pembesaran 10 x 10

    Bakteriberbentuk

    basildenganberwarnaungu

    2. Pewarnaan Gram

    Pembesaran 40 x 10

    Bakteriberbentukskepto basil

    (batangbergerombol) bakteriyangdidapatkanialahbakteri

    gram positif

    karena

    berwarnaungu

    3. Pewarnaan Negatif

    Pembesaran 10 x 10

    Didapatkanhasil bakteri

    tidakberwarnaatau bening

    dengan latarbelakang

    merah danterdapatsporaberbentukcoccus.

    Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa

    pada pewarnaan sederhanan bakteri berbentuk

    basil dengan berwarna ungu, pada pewarnaan

    gram bakteri berbentuk skepto basil (batang

    bergerombol) bakteri yang didapatkan ialah

    bakteri gram positif karena berwarna ungu,

    pada pewarnaan negative didapatkan hasil

    bakteri tidak berwarna atau bening dengan

    latar belakang putih dan terdapat spora

    berbentuk coccus.

    Pewarnaan sederhanaPewarnaan sederhana yaitu pewarnaan

    dengan menggunkan satu macam zat warnadengan tujuan hanya untuk melihat bentuk selbakteri dan untuk mengetahui morfologi dan

    susunan selnya. Pewarnaan ini dapatmenggunakan pewarnaan ini dapatmenggunakan pewarnaan basa pada umunya

    antara lain Kristal violet, methylen blue,karbol, fucshsin, dan safranin [1].

    Pewarnaan sederhana merupakan teknikpewarnaan yang paling banyak digunakan.

    Disebut sederhana karena hanya menggunakansatu jenis zat warna untuk mewarnai organismetersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksidengan pewarnaan-pewarnaan sederhanakarena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka

    dengan basa). Zat-zat warna yang digunakanuntuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat

    alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat

    mengetahui bentuk dan rangkaian sel-selbakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan

    untuk pewarnaan sederhana sederhana ini

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    20/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 15

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.Tujuan pengecetan sederhana ini adalah untuk

    melihat bentuk sel [1].

    Pewarnaan negatifPewarnaan negatif menyebabkan mikroba

    kelihatan trasnparan dan tampak jelas pisahdiantara medan yang gelap karena pewarnaanyang diberikan tidak menembus sel mikroba.

    Teknik pewarnaan ini berguna untukmenetukan morfologi dan ukuran sel. Berbedadengan metode pewarnaa yang lain, padapewarnaan negatif olesan tidak mengalamipemanasan atau perlakuan lain dengan bahan

    kimia. Metode ini sering digunakan terhadapterutama spirokerta yang sukar diwarnai [6].

    Tinta yang dipakai dalam pewarnaannegatif adalah negrosin. Berhasil tidaknya

    metode ini tergantung: a) kaca obyek harusbetul-betul bersih, b) jumlah negrosin yangdigunakan menetukan keberhasilan pewarnaan, dan c) campuran mikroorganisme harusdigesekkan diatas kaca obyek, bukan sekedardidorong [6].

    Pewarnaan gramPewarnaan gram bertingkat adlah suatu cara

    kerja pewarnaan yang paling berguna yangdilakukan dalam bakteriologi. Denganmenggunkan cara kerja ini maka bakteri dapat

    digolongkan menjadi dua golongan yaitubakteri gram positif dan bakteri gram negative

    [4].Pewarnaan gram mula-mula dikembangkan

    oleh ahli histology bernama Christian gram(1884) dan kemudian disempurnakan oleh ahliahli lainnya. Perbedaan dalam pewarnaan ini

    disebabkan oleh adanya variasi dalam lapisanpermukaan atau dinding dari kedua jenis sel.

    Pada umumnya, organisme gram-positif

    memberikan reaksi berbeda dari organismegram-negatif dengan senyawa-senyawa kiimia

    [4].

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum ini adalah

    praktikum ialah dapat diketahui bahwa padapewarnaan sederhanan bakteri berbentuk basildengan berwarna ungu, pada pewarnaan gram

    bakteri berbentuk skepto basil (batangbergerombol) bakteri yang didapatkan ialahbakteri gram positif karena berwarna ungu,pada pewarnaan negative didapatkan hasilbakteri tidak berwarna atau bening dengan

    latar belakang putih dan terdapat sporaberbentuk coccus.

    Referensi

    [1]

    Lestari, Rina. 2012. Makalah PewarnaanSederhana, Negative, Kapsul, dan Gram.Yogyakarta: Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Yogyakarta. Halaman 2

    [2] Subandi, H.M. 2014. Mikrobiologi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Halaman 181

    [3] Surianiria, Unus. 2005. MikrobiologiDasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

    Halaman 38[4] Sutedjo, Mul Mulyani, A.G.

    Kartasapoetra, dan RD. S Sastroatmodjo.

    1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PTRineka Cipta. Halaman 308

    [5] Tortora, Gerarad J, Berdell R. Funke, danChiritine L. Case. 2013. Microbiology An

    Introduction. United states of America :Pearson Education. Halaman 67

    [6] Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan MetodeDasar dalam Mikrobiologi. Malang:UMM Press. Halaman 90

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    21/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 16

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Pengamatan Jamur MikroskopisWanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Abstrak

    Dalam perkembangan setiap jenis memiliki ciri koloni sendiri. Yang perlu diperhatikan dari kolonifungi adalah bentuk koloni, diameter, tepi koloni, permukaannya, konsistensi, warna, pembentukanpigmen dalam media dan apakah koloni tumbuh pada permukaan atau didalam media. Untukmengetahui setiap jenis mold selain ciri koloni juga perlu dilihat susunannya dibawah mikroskop.

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi jamur dari mangga busuk. Bahan yangdigunakan adalah jamur yang sudah disoslasi pada praktikum sebelumnya, Medium PDA, dan alkohol.

    Metode yang digunakan adalah squre block. Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah adanyajamur yang tumbuh pada medium PDA yaitu jamur Aspergillus flavus yang ditunjukkan dengan ciri-

    ciri kepala konindia khas berbentuk bulat kemudian merekah menjadi beberapa koloni.

    Kata Kunci:fungi/square block/Aspergilus flavus

    Tanggal Praktikum : 14 Desember 2015; Diserahkan tanggal 18 Desember 2015

    PendahuluanDiantara tumbuhan-tumbuhan rendah

    (bercahaya), maka golongan ganggang algadan golongan jamur merupakan kelanjutandaripada golongan bakteri. Apakah golonganganging itu langsung menjadi golongan bakteriataukah jamur yang menjadi kelanjutanlangsung dari bakteri. Hal ini sangat sukarditentukan. Peninjauan secara morfologi danfisiologi menentukan suatu golongan bakteri,yaitu ordo chalamydobacterialos, yang dapat

    dipandang sebagai pangkal pertumbuhangolongan ganggang, hal mana dapat diketahui

    dari sifat-sifatnya mengenai adanya laisanlender yang mengelubungi tubuh organismtersebut, akan tetapi pembiakannya denganmenggunakan konidia itu lebihmenggenangkan kepada sifat jamur [2].

    Selanjutnya golongan jamur itu demikianluasnya sehingga penguasa dibidang ilmu

    pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri.Hanya jamur-jamur tingkat rendah masuk

    dalam bidang mikrobiologi [2].Mikologi studi tentang jamur munculsebagai cabang botani. Seperti yang

    ditunjukkan sebelumnya, jamur dianggapanggota kerajaan tanaman, struktur, siklus

    hidup dan penyebaran telah menerima banyakperhatian dari ilmuwan awalnya dilatih sebagaiahli botani [1].

    Asisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah Mikrobiologi

    Dasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.

    Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan GenetikaMolekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPAUnmul

    Jamur benang atau biasa disebut jamurmerupakan organisme anggota kingdomfungi). Pertumbuhan jamur di permukaanbahan makanan mudah dikenali karenaseringkali membentuk koloni berserabutseperti kapas. Tubuh jamur berupa benangyang disebut hifa, sekumpulan hifa disebutmiselium. Miselium dapat mengandungpigmen dengan warna-warna merah, ungu,kuning, coklat, abu-abu dsb. Jamur jugamembentuk spora berwarna hijau, biru-hijau,

    kuning, jingga, merah muda dsb. Warna-warnatersebut dapat menjadi ciri khas spesies jamur

    [3].Jamur dapat tumbuh di hasil-hasil pertanian

    sebelum dipanen, hasil panen yang sedangdisimpan maupun bahan makanan yang telahdiolah. Bahan makanan yang mengalami

    dekomposisi oleh jamur dapat menjadi barbaubusuk dan bernoda dengan warna tertentu [3].

    Aflatoksi merupakan nama sekelompoksenyawa yang termasuk mitoksin, bersifat

    sangat toksik dan di produksi oleh jamuraspergillus flavus dan aspergillusprasiticus(wrather dan sweet, 2006) [3].

    Tujuan praktikum ini adalahmengidentifikasi jamur dari mangga busuk.

    MetodeWaktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,14 Desember 2015 pada pukul 13.00-15.30

    WITA. Bertempat di LaboratoriumMikrobiologi dan Genetika Molekuler,

    Fakultas Matematika dan Ilmu PengatahuanAlam, Universitas Mulawaraman, Samarinda.

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    22/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 17

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Alat dan BahanAlat

    Peralatan yang digunakan adalah cawanpetri, alumunium foil, cover glass, objek glass,

    silet, jarum ose dan mikroskop.

    BahanBahan yang digunakan adalah jamur yang

    pada praktikum sebelumnya, Medium PDA,

    alumunium foil, kertas label dan alkohol.

    Cara kerja

    Disiapkan cawan petri, objek danalumunium foil yang digulung dan dibentukmenjadi bentuk huruf U. Disiapkan sampeljamur dari mangga busuk, lalu disipakan mediaPDA yang telah diisi, kemudian potong mediaPDA dengan menggunakan pisau/ silet, lalu

    dipanaskan jarum ose, diambil suspense darimangga busuk, setelah itu diinokulasikandengan metode digoreskan pada keempat sisipinggiran agar, diambil cover glass denganpinset yang telah disterilkan dengan lampuBunsen, dicelupkan ke dalam larutan alkoholkemudian difiksasi diatas lampu Bunsen,diletakkan cover glass diatas media PDA yangtelah diinokulasikan suspense jamur, diamatikarakteristik dan koloni yang terbentuk.

    Hasil dan Pembahasan

    Berdasarkan praktikum yang telahdilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

    Tabel 5.1 Pengamatan Jamur Mikroskopis

    No. Nama Keterangan1

    Aspergillus flavusPerbesaran 10x10

    1. Konidiofor

    2. Kondia

    3. Strigma

    Dari hasil pengamatan diketahui bahwajamur yang tumbuh yaitu aspergilus flavusditunujkkan dengan ciri-ciri Kepala konindiakhas berbentuk bulat, kemudian merekahmenjadi beberapa koloni

    Aspergillus flavus yaitu koloni padamedium Czapeks dox mencapai diameter 3-5

    cm dalam waktu 7 hari, dan berwarna hijaukekuningan karena lebatnya konidiofor yang

    terbentuk. Kepala konindia khas berbentukbulat, kemudia merekah menjadi beberapa

    koloni, dan berwarna hijau kekuningan hinggahijau tua kekuningan. Konindiofor berwarna

    hialin kasar, dan dapat mencapai panjang 1,0mm [4].

    Habitat sepsis ini umum ditemukan padakacang-kacang, rempah-rempah, biji yang

    mengandung minyak, serelia, dan kadang-kadang pada buah-buahan yang dikeringkan[4].

    Racun fungi yang umum dikenal dengannama mitoksin, dihasilkan oleh banyakjenisjamur, umumnya termasuk ke dalam jenisAspergillus, Penicillium dan Fusarium.Kelebihan sifat mitoksin ialah sifatkarsinogenik, yaitu sifat dapat merangsangterjadinya gejala atau proses kanker [5].

    Aspergillus flavus dan aspergillusparasiticus merupakan jamur yang sering

    didaptkan pada setiap daerah. Pada umunyaaflatoksin dapat dihasilkan oleh aspergillusflavus pada berbagai macam substrat yangberbantuk bahan makanan [5].

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum ini adalahadanya jamur yang tumbuh pada medium PDAyaitu jamur aspergillus flavus link.

    Referensi

    [1]

    Carlile, Michael J, Sarah C. Watkinson,dan Graham W. Gooday. 2001. The fungi.California: Aharcount science andtechnology company. Halaman 7

    [2] Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasarmikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

    [3] Handajani, Noor Soesanti dan RatnaSetyaningsih. 2006. BiodiversitasIdentifikasi jamur dan deteksi aflatoksi B1

    terhadap petis udang komersial.Journalof biological diversity. Vol 7. Jurusan

    biologi FMIPA Universitas Sebelas maret

    Surakarta, Puslitbang bioteknologi danbiodiversitas universitas sebelas maretSurakarta. Halaman 212-215

    [4] Indrawati Gandjar. 2000. Pengenalan

    kapang tropic umum. Jakarta: YayasanObor Indonesia. Halaman 22

    [5] Suriawiria, Unus. 2005. MikrobiologiDasar. Jakarta: Papas Sinar Sinarti.Halaman 124-127.

    1

    2

    3

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    23/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 18

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Pengontrolan MikroorganismeWanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    AbstrakDisinfektan berarti mematikan atau menyingkirkan organism yang dapat menybabakan infeksi.

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa bagusnya zat desinfektan untuk

    membunuh kuman. Bahan yang digunakan adalah jamur yang pada praktikum sebelumnya, alkohol,

    Medium PDA, rinso, lifebuoy, bayclindan cloramfenikol. Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah

    rata-rata daya hambat untuk disinfektan cloramfenikol sebesar 8,6 mm, kebesaran disinfektan rinso

    tidak dapat dihitung, disinfektan bayclin sebesar 12,25 mm, dan disinfektan lifebuoy sebesar 9,4 mm.

    Dari empat disinfektan yang telah diuji dapat kita ketahui bahwa disinfektan yang bagus yaitu rinso

    karena zona hambatnya yang tidak bisa dihitung.

    Kata Kunci:rinso/ cloramfenikol/ lifebuoy/ bayclin/ zona hambat.

    Tanggal Praktikum : 14 Desember 2015; Diserahkan tanggal 17 Desember 2015

    Pendahuluan

    Desinfektan yang digunakan oleh Joseph

    Lister, tahun 1917 mengadung persenyawaan

    fenol untuk mendisinfektasi peralatan

    bedanhnya. Senyawa ini berupa asam karbol.

    Sampai sekarang senyawa fenol masih

    digunakan sebagai larutan baku penentu

    keampuhan disinfektan [5].

    Meskipun ada banyak definisi dari

    desinfeksi , defenisi umum dari disifektan

    adalah penghapusan dari bahaya kontaminasi

    atau infeksi . Karena , tujuan pengujian

    disinfektan adalah untuk memeriksa apakah

    produk ini memenuhi tujuan mereka atau ,

    lebih biasanya , untuk menentukan apakah

    mikroorganisme dibunuh atau dihilangkan oleh

    aksi disinfektan [1].

    Untuk menguji kekuatan disinfektan dalam

    menghambat pertumbuhan mikroba dapat

    digunakan cakram kertas. Pada kertas cakram

    ini dibasahi dengan disinfektan, kemudian

    diletakkan pada lempengan agar yang telah

    diinokulasi mikroba cara pengerjaan ini sama

    dengan teknik pengujian antibiotika [5].

    Asisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf

    5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah MikrobiologiDasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.

    Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika

    Molekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    Lempengan agar kemudian diinkubasi

    selama 48 jam. Bila disinfektan menghambat

    pertumbuhan mikroba, maka akan terlihat zona

    jernih disekeliling cakram kertas atau juga

    dinamakan zona hambat. Luas daerah terang

    inimenjadi ukuran kekuatan daya kerja

    disinfektan [5].

    Penggunaan efektif dari disinfektan dan

    prosedur sterilisasi yang tepat merupakan

    faktor yang penting dalam mencegah

    terjadinya infeksi nosokomial. Pencucian dan

    disinfeksi atau sterilisasi merupakan aktivitas

    dasar dalam proses dekontaminasi alat

    kesehatan dan lingkungan rumah sakit.

    Pencucian berarti menghilangkan kotoran,

    bahan organik, residu atau sisa bahan kimia

    dan lain-lain. Bahan organik yang tertinggal di

    alat kesehatan atau lingkungan rumah sakit

    mungkin melindungi mikroorganisme dari

    bahan antimikroba, mungkin juga mengikat

    dan menginaktivasi aktivitas kimia bahan

    antimikroba [4].

    Tujuan praktikum ini adalah untuk

    mengetahui seberapa bagusnya zat desinfektan

    untuk membunuh kuman.

    Metode

    Waktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,

    14 Desember 2015 pada pukul 13.00-15.30Wita. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi

    dan Genetika Molekuler, Fakultas Matematika

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    24/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 19

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    dan Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas

    Mulawaraman, Samarinda.

    Alat dan Bahan

    Alat

    Peralatan yang digunakan adalah cawan

    petri, cover glass, pinset, objek glass, kertas

    cakram, cotton bath, mikroskop.

    Bahan

    Bahan yang digunakan adalah jamur yang

    sudah diisolasi pada praktikum sebelumnya,

    alkohol, Medium PDA, rinso, lifebuoy, bayclin

    dan Cloramfenikol.

    Cara kerja

    Disediakan cawan petri yang sudah ada

    medium PDAnya lalu dioleskan permukaan

    medium PDA menggunakan cotton bath

    Diambil kertas cakram dibasahi dengan

    disinfektan kemudian diletakkan pada

    lempengan agar yang telah diinokulasi

    mikroba. Diletakkan kertas cakram tersebut

    pada permukaan medium PDA dibagian tengah

    masing-masing kuadran (tekan sedikit kertas

    cakram untuk meletakkan dengan media,

    diinkubasikan selama 24-48 jam. Diamati dandiukur zona hambat (daerah jernih disekeliling

    kertas cakram).

    Hasil dan Pembahasan

    Tabel 6.1 Pengontrolan Mikroorganisme

    No Desinfektan Keterangan

    1. Cloramfenikol Perhitungan rata-rata diameter yaitu:U1= 39 mmU1= 33 mm

    U2 = 4,1 cmU2= 35 mm

    U3= 35 mm

    U1 = : 4

    = 33 : 4= 8,25 mm

    U2 = : 4= 35 : 4

    = 8,75 mm

    U3 = : 4

    = 35 : 4

    = 8,75 mm

    Rataratakeseluruhan= (U1 +U2 +U3)

    : 3= (8,25 + 8,75+8,75) : 3= 25,75

    : 3= 8,6 mmJadi, daya hambatkeseluruhan

    menggunakandisinfektancloramfenikoladalah sebesar 8,6

    mm.

    2. Bayclin Perhitunganrata-rata diameteryaitu:U1 =D1+D2+D3+D4

    = 1,87 +1,7 + 1,9+ 1,7

    = 7,1 cm= 71 mm

    6 mmU1 = 65 mm

    U2 =D1+D2+D3+D4

    = 1,5 + 1,5+ 1,4+ 1,4

    = 5,8 cm= 58 mm

    6 mmU2 = 52 mm

    U3 =D1+D2+D3+D4

    = 1 + 0,9 +0,8+ 0,9

    = 3,6 cm= 36 mm

    6 mmU3 = 30 mm

    U1 = : 4= 65 : 4= 16,25

    mm

    U2 = : 4

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    25/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 20

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    = 52 : 4

    = 13 mm

    U3 = : 4= 30 : 4= 7,5 mm

    Rataratakeseluruhan= (U1 +U2 +U3)

    : 3= (16,25 + 13+ 7,5)

    : 3= 36,75

    : 3= 12,25 mmJadi, daya hambatkeseluruhan

    menggunakandisinfektan bayclinadalah sebesar12,25 mm.

    3. Rinso Tidak berhasil

    4. Lifeboy Perhitunganrata-rata diameteryaitu:U1 =D1+D2+D3+D4

    = 0,6 + 0,6+ 0,5+ 0,7

    = 2,3 cm= 23 mm

    6 mmU1 = 17 mm

    U2 =D1+D2+D3+D4

    = 0,5 + 0,4+ 0,4+ 0,4

    = 1,7 cm= 17 mm

    6 mm

    U2 = 11 mm

    U3 =D

    1+D

    2+D

    3+D

    4

    = 1,2 + 2,2+ 1,5+ 1

    = 5,9 cm

    = 59 mm 6 mmU3 = 53 mm

    U1 = : 4

    = 17 : 4= 4,25 mm

    U2 = : 4= 11 : 4

    = 0,75 mm

    U3 = : 4= 53 : 4= 13,25

    mm

    Rata ratakeseluruhan= (U1 +U2 +U3)

    : 3= (4,25 + 0,75+

    13,25) : 3= 9,4 mm

    Hasil pengamatan pada praktikum ini

    adalah rata-rata daya hambat untuk disinfektan

    cloramfenikol sebesar 8,6 mm, kebesaran

    disinfektan rinso tidak dapat dihitung,disinfektan bayclin sebesar 12,25 mm, dan

    disinfektan lifebuoy sebesar 9,4 mm. Dari

    empat disinfektan yang telah diuji dapat kita

    ketahui bahwa disinfektan yang bagus yaitu

    rinso karena zona hambatnya yang tidak bisa

    dihitung.

    Disinfektan adalah bahan yang digunakan

    untuk melaksanakan disinfeksi. Seringkali

    sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik,

    tetapi pengertian disinfeksi dan disinfektanbiasanya ditujukan terhadap benda-benda mati,

    seperti lantai, piring, pakaian [2].

    Antibiotik adalah suatu substansi (zat-zat)

    kimia yang diperoleh dari atau dibentuk dan

    dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat

    itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai

    daya penghambat kegiatan mikroorganisme

    yang lain. Antibiotika terbesar di alam, dan

    memegang peranan penting dalam mengatur

    populasi mikroba dalam tanah, air, limbah, dan

    kompos. Antibiotika yang kini banyak

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    26/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 21

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    digunakan, kebanyakan dari genus bacillus,

    penicillum, danstreptomyces [5].

    Antibiotik yang pertama dikenal adalah

    penisilin, suatu zat yang dihasilkan oleh jamur

    penicillium. Penisilin ditemukan oleh A.

    Fleming pada tahun 1929, namun baru tahun

    1943 antibiotik ini banyak digunakan sebagai

    pembunuh bakteri. Selama perang dunia kedua

    dan sesudahnya bermacam-macam antibiotik

    ditemukan, dan sekarang jumlahnya ratusan

    [5].

    Mikroba juga dihancurkan oleh prosedur

    desinfeksi, meskipun organisme lebih tahan

    dapat bertahan hidup . sayangnya, istilah

    desinfeksi dan strelisasi kadang memilki arti

    yang.

    Kesimpulan

    Kesimpulan pada praktikum ini adalah rata-

    rata daya hambat untuk disinfektan

    cloramfenikol sebesar 8,6 mm, kebesaran

    disinfektan rinso tidak dapat dihitung,

    disinfektan bayclin sebesar 12,25 mm, dan

    disinfektan lifebuoy sebesar 9,4 mm. Dari

    empat disinfektan yang telah diuji dapat kita

    ketahui bahwa disinfektan yang bagus yaitu

    rinso karena zona hambatnya tidak bisa

    dihitung.

    Referensi

    [1] Ayliffes, Hugo, dan Rusell. 2004.Principles and practice of disinfection,

    preservation and sterilization. Hongkong: blackwellpublishing. Halaman 220

    [2] Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologimenguak dunia mikroorganisme.Bandung: CV. Yrama Widya. Halaman75-76

    [3] Murray, Patrick R. 2013. MedicalMicrobiology. Halaman 10-11

    [4] Susilo, Livia Novianto. 2010. Pengaruh

    Penambahan Produk Enzim Pada

    Disinfektan Terhadap Penurunan JumlahMikroba Pada Kateter Intravena Di CssdRsud Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya:Universitas Katolik Widya Mandala

    Surabaya. Halaman 4[5] Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan metode

    dasar dalam Mikrobiologi. Malang:Universitas muhammadiyah malang.Halaman 193-196

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    27/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 22

    Laboraturium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Biologi, FMIPA Unmul

    Analisis Mikroorganisme pada JamuWanda Aziizah Rahayu, Bayu Resandy, Geafanni Emilia Alya, Nur Jannah, Nuraenun Ayu L, Wirda Alawiah, dan Wulandari.

    Kelompok 1A Praktikum Mikrobiologi Dasar

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    AbstrakObat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam. Tujuan dari

    praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan jamu yang ada pada jamu. Bahan yang

    digunakan adalah Medium PDA, alkohol dan jamu pegal linu. Kesimpulan dari praktikum ini adalah

    adanya 3 spesies yang terdapat pada cawan petri. Spesies 1 ciri-cirinya form: rhizoid, margin:

    filamentous, elevation: flat, jumlah: 24. Spesies 2 form: puntiform, margin: entire, elevation: flat,

    jumlah: 6. Spesies 3 form: circular, margin: entire, elevation: umbote, jumlah 7.

    Kata Kunci:jamu pegal linu/ indetifikasi/ analisis mikroorganismeTanggal Praktikum : 19 Desember 2015; Diserahkan tanggal 21 Desember 2015

    PendahuluanJamu pegal linu merupakan salah satu obat

    tradisional yang banyak dikonsumsi masyarakt

    indonesiaberdasarkan peraturan mentri

    kesehatan RI No.246/menkes/per/v/1990 BAB

    V pasal 23 bahwa segala jenis obat tradisional

    dilarang mengdung bahan kimia hasil isolasi

    atau sintetik yang berkhasit obat [1].

    Obat tradisional merupakan salah satu

    warisan budaya bangsa Indonesia yang telah

    berabad-abad, untuk pemeliharaan danpeningkatan kesehatan serta pencegahan dan

    pengobatan penyakit. Produksi dan

    penggunaan oabt tradisional di Indonesia

    memperlihatkan kecendrungan terus

    meningkat, baik jenis maupun volumenya.

    Semakin maraknya penggunaan obat

    tradisional berdasarkan khasiat yang turun

    temurun, semakin memperluas kesempatan

    terjadinya pemalsuan simplisia, bahkan ada

    beberapa jamu yang mengadung BKO (bahan

    kimia obat) yang telah jelas dilarang

    penambahannya, baik sengaja maupun tidak

    sengaja ke dalam produk obat tradisional [1].

    Obat bahan alam merupakan obat yang

    menggunakan bahan baku berasal dari alam

    (tumbuhan dan hewan) [3].Asisten pendamping: 1.Tunik Khoiriyah 2.Yusnaini

    3.Ersaniany 4.Nurul PratiwiQodrie, 4.Cep Hikmat Maulan Yusuf

    5. 6.Riska Prihatiningsih

    Penanggung jawab: Koordiantor mata Kuliah Mikrobiologi

    Dasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S.

    Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan GenetikaMolekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

    Obat bahan alam dapat dikelompokkanmenjadi 3 jenis, yaitu jamu, obat herbal

    terstandar danfitofarmaka[1].

    Sedangkan mikroorganime lainnya

    memerlukan suatu medium yang sangat

    kompleks, yaitu berupa medium ditambahkan

    darah atau bahan-bahan kompleks lainnya[5].

    Meskipun telah dijabarkan berbagai

    macam jenis dari medium, perlu diiingat

    bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi

    yang memuaskan bagi kultivasi untuk semuabakteri di laboratorium. Bertahannya

    kehidupan bakteri bergantung pada bahan

    makanan kondisi lingkungan [2].

    Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis

    mikroorganisme yang terdapat pada sampel

    jamu serta mengetahui kualitas sampel jamu.

    Metode

    Waktu dan Tempat

    Praktikum dilakukan pada hari sabtu, 19

    Desember 2015, pukul 08.00-10.00 WITA.

    Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan

    Genetika Molekuler, Fakultas Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

    Mulawarwan, Samarinda.

    Alat dan Bahan

    Alat

    Peralatan yang digunakan adalah cawan

    petri,tabung reaksi, spatula, vortex, rak tabung

    reaksi, tabung Erlenmeyer, Bunsen,mikropipet, blue tip.

  • 7/25/2019 Wanda Aziizah Rahayu

    28/28

    Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar 23

    Bahan

    Bahan yang digunakan adalah Medium

    PDA dan jamu pegal linu. Cara kerja diambil

    jamu.

    Cara kerja

    Diambil jamu dengan spatula. Dimasukkan

    kedalam tabung reaksi. Dilakukan

    pengenceran. Dimulai dari 10-1 sampai pada

    pengenceran 10-5. Setelah pengenceran 10-1

    lalu divortex dan pada pengenceran 10-2

    diambil satu mikropipet dari pengenceran

    pertama. Dimasukkan kedalam pengenceran

    kedua dan dilakukan begitu seterusnya sampai

    pada pengenceran 10-5. Pada pengeceran 10-5.

    Dimasukkan satu mikropipet kedalam cawan

    petri dan dicampur dengan media PDA.

    Dihomogen. Ditunggu sampai padat.

    Dimasukkan kedalam inkubator. Diinkubasi

    selama 24 jam. Kemudia diamati.

    Hasil dan Pembahasan

    7.1 Analisis Mikroorganisme Jamu Pada Jamu

    Pegal Linu

    No Nama Keterangan

    1. 1. Sp 1

    Form : rhizoidMargin :filamentaousElevation : flatJumlah : 24

    2. Sp2Form : puntiformMargin: entireElevation: flatJumlah : 6

    3.

    Sp 3Form : circularMargin : entireElevation: umboteJumlah: 7

    Dari hasil praktikum terdapat 3 spesies

    yang pada cawan petri. Spesies 1 ciri-cirinya

    form: rhizoid, margin: filamentous, elevation:

    flat, jumlah: 24. Spesies 2 form: puntiform,

    margin: entire, elevation: flat, jumlah: 6.

    Spesies 3 form: circular, margin: entire,

    elevation: umbote, jumlah 7.

    Dalam praktikum ini, cara yang digunakan

    untuk menganalisa mikroorganisme adalah

    cara kuantitatif. Kuantitatif yaitu cara yang

    digunakan dengan menghitung jumlah

    mikroorganisme yang terdapat pada jamu [4].

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum ini adalah

    adanya 3 spesies yang terdapat pada cawan

    petri. Spesies 1 ciri-cirinya form: rhizoid,

    margin: filamentous, elevation: flat, jumlah:

    24. Spesies 2 form: puntiform, margin: entire,

    elevation: flat, jumlah: 6. Spesies 3 form:

    circular, margin: entire, elevation: umbote,

    jumlah 7.

    Referensi

    [1] Ernie H. Purwaningsih. 2013.Jamu, ObatTradisional Asli Indonesia Pasang SurutPemanfaatannya di Indonesia. JurnalKesehatan Indonesia. Vol. 1(2). Hal. 88 :

    Universitas Indonesia.[2] Kartika. 2013. Pemantuan kualitas jamu

    pegal linu yang beredar di kota cimahi.Universitas Jendral Ahmad Yani: Jurusan

    Farmasi.[3] Murray, P. R., Ken S. R. dan Michael A.

    P. 2013. Medical Microbiology. China.

    Saunders.[4] Rivera, J. O., Loya, A. M. dan Ceballos.

    2013. Use of Herbal Medicines andImplications for Conventional DrugTherapy Medical Sciences. Alternative

    and Integrative Medicine Journal. Vol.2(6). Hal. 1 : University of Texas at ElPaso College of Health Sciences, El Paso,Texas, USA.

    [5]

    Volk dan Wheeler. 1993. Dasar-DasarMikrobiologi. Jakarta. Erlangga.