5
Anindia | Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|29 Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak Anindia Putri Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Space occupying lesion (SOL) intrakranial dapat didefinisikan sebagai neoplasma, inflamasi atau massa parasitic dalam rongga kranial yang dapat mencakup hematom, kista, dan malformasi vaskular. Tumor primer sistem saraf pusat (SSP) hanya sekitar 9 % dari seluruh jenis tumor di tubuh manusia. Glioma merupakan tumor yang paling banyak ditemukan (80 %) dari total seluruh tumor ganas primer otak. Umumnya pasien datang dengan keluhan nyeri kepala menetap, kejang, mual, muntah, gangguan neurokognitif dan perubahan perilaku. Tumor dapat diidentifikasi melalui pencitraan otak dan diagnosis pasti dengan histopatologi untuk menentukan jenis tumor serta terapi dan prognosisnya.Seorang wanita berusia 31 tahun datang dengan keluhanpandangan kabur sejak 1 tahun yang laludan nyeri kepala sejak 2 tahun yang lalu dan. Trauma kapitis dan kejang tidak ditemukan sebelumnya. Pemeriksaan fisik neurologis didapatkan visus OD 0 dan OS 1/∞. Pemeriksaan CT Scan kepala menunjukkan massa pada lobus frontal dextra. Pasien dalam kasus ini didiagnosis tumor otakdan direncanakan tindakan bedah selain terapi suportif. Kata kunci: kebutaan, tumor otak A 31 Years Old Woman with Brain Tumor Abstract Intracranial Space occupying lesion (SOL) can be defined as a neoplasm, inflammatory or parasitic mass in the cranial cavity. This could be as a hematoma, cyst, and vascular malformation. Primary tumor of the central nervous system (CNS) is only about 9 % of all tumor types in the human body. Glioma is the most common tumor (80 %) of total primary malignant brain tumor. Generally, the patients present with symptoms of persistent headache, seizures, nausea, vomiting, impaired neurocognitive and behavioral changes. Tumors can be identified through brain imaging and histopathologicalfeature to determine the type of tumor, treatment and prognosis. A women, 31-year-old presented blurred vision since one year ago and headache since 2 years ago. There was no history of head injury and seizures. Neurological examination of visual acuity were OD 0 and OS 1/∞. Head CT scan showed a mass on right frontal lobe which causes midline shift toward the left. Patients in this case diagnosed as brain tumors and planned surgery and the other supportive therapy. Keywords: blindness, brain tumor Korespondensi: Anindia Putri, S.Ked, alamat Jl. Soematri Brojonegoro No.1, e-mail [email protected] Pendahuluan Space occupying lesion (SOL) intrakranial dapat didefinisikan sebagai neoplasma, baik jinak atau ganas, primer atau sekunder, baik karena proses inflamasi atau suatu massa parasitic dalam rongga kranial. Definisi ini dapat mencakup hematom, kista, dan malformasi vaskular. Tumor primer sistem saraf pusat (SSP) hanya sekitar 9 % dari seluruh jenis tumor di tubuh manusia. Dari seluruh tumor intrakranial, sekitar 40-50 % berasal dari neuroepitel parenkim otak. 1 Data pada tahun 2007-2011 di Amerika Serikat menunjukkan tingkat insidensi tumor pada otak dan medulla spinalis adalah 21,42 kasus per 100.000 jiwa untuk total 343.175 kasus tumor (7,25 per 100.000 jiwa untuk tumor ganas dan 14,17 per 100.000 jiwa untuk tumor jinak). Angka kejadian lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Tingkat insidensi tumor SSP ganas primer pada tahun 2012 di seluruh dunia adalah 3,4 per 100.000 jiwa dengan rasio pria dan wanita adalah 3,9:3. Kejadian ini lebih banyak ditemukan di negara berkembang. Glioma merupakan tumor yang paling banyak ditemukan melalui pemeriksaan histopatologi yang mencapai 80% dari total seluruh tumor ganas primer otak. 2-4 Tumor otak primer merupakan alasan utama pasien mencari konsultasi neurologis di dunia. 5-7 Lokasi dan tipe tumor menentukan manifestasi klinis dan pilihan terapi. Gejala klinis pada pasien dapat disebabkan oleh efek massa, pengaruh sekresi atau depresi hormone atau tekanan terkait massa yang menyebabkan hidrosefalus. 8,9 Umumnya pasien dengan tumor otak datang dengan keluhan nyeri kepala menetap, kejang, mual, muntah, gangguan neurokognitif dan perubahan perilaku. Tumor dapat diidentifikasi melalui pencitraan otak dan

Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

Anindia|Wanita31TahundenganTumorOtak

JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|29

Wanita31TahundenganTumorOtak

AnindiaPutriFakultasKedokteran,UniversitasLampung

Abstrak

Space occupying lesion (SOL) intrakranial dapat didefinisikan sebagai neoplasma, inflamasi atau massa parasitic dalamrongga kranial yang dapat mencakup hematom, kista, danmalformasi vaskular. Tumor primer sistem saraf pusat (SSP)hanyasekitar9%dariseluruhjenistumorditubuhmanusia.Gliomamerupakantumoryangpalingbanyakditemukan(80%) dari total seluruh tumor ganas primer otak.Umumnya pasien datang dengan keluhan nyeri kepalamenetap, kejang,mual,muntah, gangguan neurokognitif dan perubahan perilaku. Tumor dapat diidentifikasimelalui pencitraan otak dandiagnosispastidenganhistopatologiuntukmenentukanjenistumorsertaterapidanprognosisnya.Seorangwanitaberusia31 tahundatangdengan keluhanpandangan kabur sejak 1 tahun yang laludannyeri kepala sejak 2 tahun yang lalu dan.Traumakapitisdankejangtidakditemukansebelumnya.PemeriksaanfisikneurologisdidapatkanvisusOD0danOS1/∞.Pemeriksaan CT Scan kepala menunjukkan massa pada lobus frontal dextra. Pasien dalam kasus ini didiagnosis tumorotakdandirencanakantindakanbedahselainterapisuportif.Katakunci:kebutaan,tumorotak

A31YearsOldWomanwithBrainTumor

AbstractIntracranial Space occupying lesion (SOL) can be defined as a neoplasm, inflammatory or parasiticmass in the cranialcavity.Thiscouldbeasahematoma,cyst,andvascularmalformation.Primarytumorofthecentralnervoussystem(CNS)isonlyabout9%ofalltumortypesinthehumanbody.Gliomaisthemostcommontumor(80%)oftotalprimarymalignantbraintumor.Generally,thepatientspresentwithsymptomsofpersistentheadache,seizures,nausea,vomiting, impairedneurocognitive andbehavioral changes. Tumors canbe identified throughbrain imaging andhistopathologicalfeature todeterminethetypeoftumor,treatmentandprognosis.Awomen,31-year-oldpresentedblurredvisionsinceoneyearagoandheadachesince2yearsago.Therewasnohistoryofheadinjuryandseizures.NeurologicalexaminationofvisualacuitywereOD0andOS 1/∞.HeadCT scan showedamasson right frontal lobewhich causesmidline shift toward the left.Patientsinthiscasediagnosedasbraintumorsandplannedsurgeryandtheothersupportivetherapy.Keywords:blindness,braintumorKorespondensi:AnindiaPutri,S.Ked,alamatJl.SoematriBrojonegoroNo.1,[email protected]

Space occupying lesion (SOL)intrakranial dapat didefinisikan sebagaineoplasma,baikjinakatauganas,primeratausekunder, baik karena proses inflamasi atausuatu massa parasitic dalam rongga kranial.Definisi ini dapat mencakup hematom, kista,danmalformasivaskular.Tumorprimersistemsaraf pusat (SSP) hanya sekitar 9 % dariseluruh jenis tumor di tubuh manusia. Dariseluruh tumor intrakranial, sekitar 40-50 %berasaldarineuroepitelparenkimotak.1

Data pada tahun 2007-2011 diAmerika Serikat menunjukkan tingkatinsidensi tumor pada otak dan medullaspinalis adalah 21,42 kasus per 100.000 jiwauntuk total 343.175 kasus tumor (7,25 per100.000jiwauntuktumorganasdan14,17per100.000 jiwa untuk tumor jinak). Angkakejadian lebih tinggi pada wanitadibandingkanpria.TingkatinsidensitumorSSP

ganas primer pada tahun 2012 di seluruhdunia adalah 3,4 per 100.000 jiwa denganrasiopriadanwanitaadalah3,9:3.Kejadianinilebih banyak ditemukan di negaraberkembang. Glioma merupakan tumor yangpalingbanyakditemukanmelaluipemeriksaanhistopatologi yang mencapai 80% dari totalseluruhtumorganasprimerotak.2-4

Tumorotakprimermerupakanalasanutamapasienmencarikonsultasineurologisdidunia.5-7 Lokasi dan tipe tumor menentukanmanifestasi klinis dan pilihan terapi. Gejalaklinispadapasiendapatdisebabkanolehefekmassa, pengaruh sekresi atau depresihormone atau tekanan terkait massa yangmenyebabkanhidrosefalus.8,9

Umumnya pasien dengan tumor otakdatangdengankeluhannyerikepalamenetap,kejang,mual,muntah,gangguanneurokognitifdan perubahan perilaku. Tumor dapatdiidentifikasi melalui pencitraan otak dan

Page 2: Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

Anindia|Wanita31TahundenganTumorOtak

JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|30

diagnosis pasti dikonfirmasi denganhistopatologi untuk menentukan jenis tumorserta terapi dan prognosis bagi jenis tumortersebut.10

KasusWanita, 31 tahun, datang dengan

keluhan penglihatan kabur di keduamatanyasejak 1 tahun yang lalu. Semakin lamapenglihatan pasien makin kabur. Saat inipasien hanya bisa melihat bayangan orangyang lewat. Sejak 4 bulan SMRSmata bagiankanan tidak dapat melihat, diikuti denganmata bagian kiri hanya bisa melihat cahaya.Tidak ada keluhan seperti melihat asap ataupelangi. Pasien sebelumnya masih dapatmembedakanwarnadenganbaik.

Sejak 2 tahun yang lalu pasienmengeluh nyeri kepala di seluruh bagiankepala. Nyeri dapat muncul tiba-tiba, saatistirahat ataupun aktivitas, nyeri tidakdidahuluifaktorpencetus.Nyeriterasasepertiditimpa beban berat, dan leher juga terasaberat, kurang lebih 1minggu sebelummasukrumah sakit nyeri dirasakan semakin lamasemakin sering dan memberat. Saat nyerikepala, pasien minum obat dari bidanPuskesmasataupunobatwarung,tetapitidakadaperubahan.

Pasien dalam keadaan sadar (tidakada penurunan kesadaran), mual muntahtidak ada, kejang tidak ada, kelemahananggota gerak tidak ada, traumakepala tidakada, perubahan perilaku tidak ada, gangguan

keseimbangan tidak ada, gangguan berbicaratidak ada, gangguan pendengaran tidak ada,gangguan pengecap dan, demam tidak ada,batuk lama tidak ada, sesak nafas tidak ada,penurunan berat badan sejak sakit tapi tidakterlaludrastis.

Sekitar 4 bulan yang lalu pasiendibawa ke dokter, dikatakan terdapat tumordibagian belakang kepala dengan anjuranoperasi. Namun keluarga menolak untukdilakukan operasi.Riwayat trauma kapitis,hipertensi dan dibetes melitus disangkal.Riwayatkeluargadisangkal.

Dari pemeriksaan fisik didapatkankeadaan umum tampak sakit sedang. Statusgeneralis dalam batas normal. Pada statusneurologis didapatkan visus OD tidak adapersepsi cahaya dan OS 1/∞. Hasilpemeriksaanlaboratoriumnormal.

Hasil CT Scan kepala menunjukkanadanya massa multipel massa pada lobusfrontal dextra yang mendesak ventrikellateralis dextra, terdapatmidline shift,massapada lobus parietal sinistra dan massa padalobusoksipital.

Pemeriksaan laboratorium profil lipiddanelektrolitkesannormal.

Hasil CT Scan kepala menunjukkanyang menunjukkan adanya multipel massaisodens pada lobus frontal dextra yangmendesak ventrikel lateralis dextra, terdapatmidline shift, massa pada lobus parietalsinistradanmassapadalobusoksipital.

Gambar1.GambaranCTScanpasien.

Pasien dalam kasus ini didiagnosis

tumorotak.Terapiyangdiberikanbersifatnonfarmakologi dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis meliputi tirah baring, observasitandavitaldankesadaran.Terapifarmakologisyang diberikan meliputi infus RL 15tetes/menit, vitamin B1 B6 B12 2x1 tablet,Dexametason3x5mgIV,Ranitidin2x50mgIV,Paracetamol 3x500 mg peroral. Prognosispasieniniadalahdubia.

PembahasanNeoplasmasistemsarafpusatumumnya

menyebabkan suatu evaluasi progresifdisfungsi neurologis. Gejala yang disebabkantumor yang pertumbuhannya lambat akanmemberikangejalayangperlahanmunculnya,sedangkan tumor yang terletak pada posisiyang vital akan memberikan gejala yangmunculdengancepat.Sekitar10%darisemuaprosesneoplasmadiseluruhtubuhditemukan

Page 3: Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

Anindia|Wanita31TahundenganTumorOtak

JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|31

pada susunan saraf dan selaputnya, 8 %berlokasi di ruang intrakranial dan 2 % diruangkanalisspinalis.11

Pasien dalam kasus datang dengankeluhan utama pandangan kabur sejak 1tahunyanglalu.Semakin lamasemakinkaburhingga saat ini hanya bisamelihat bayangan.Keluhan ini bersifat kronik progresif yangumumnya dimiliki oleh suatu neoplasma.Keluhanpasieninitermasukgejalavisualyangmemang sering ditemukan pada tumorintrakranial.12

Tumor intrakranial dapat bermanifestasisebagai gangguan penglihatan, yang munculakibat hasil dari efek penekanan pada jalurvisual, nervus ocular dan jaringan orbito-ocular.7,9,12-17 Tanda dan gejala oftalmologispada tumor otak berupa Hilangnyapenglihatan, perubahan diskus optikus (atrofioptik, papiledema), gangguan gerakan bolamata (nervus kranial 3,4,6), eksoftalmus,defek lapang pandang, hilangnya persepsiwarna,danhilangnyasensasisomatik (nervuskraniallima.

Manifestasi yang muncul bergantungpada jenis, lokasi dan ukuran tumor.13Keterlibatanneuro-oftalmiksebesar46,8-88,6%telahdilaporkanpadaberbagaikasustumorintrakranial.7,9,16,17 Pasien di negaraberkembangumumnyadatangpadasaatyangtelah lanjut dengan massa besar danmempengaruhi prevalensi serta polamanifestasivisualyangtimbul.19

Pada penelitian Helen et al., merekamenemukan bahwa dua pertiga atau 67 %pasien dengan tumor intrakranial memilikigejalavisual.Sedangkan,Marcoetal.diKenyamenemukan 72 % pasien dengan jaringanrujukan yang buruk dan penanganan yanglambat memiliki gejala visual.20 Penglihatankaburmerupakan keluhan utama yang seringdisampaikanolehpasiensaatdatangpertamakaliyangmunculpada52-88%kasus.16,17,19

Selain itu nyeri kepala terus menerussejak2tahunyang lalu.Hal inisesuaidengananamnesis SOL dimana terjadi peningkatantekanan intracranial yangmenyebabkannyerikepala.Padatumorotak,nyerikepalabersifatdalam, terus-menerus, tumpul dan kadang-kadang bersifat hebat sekali, biasanya palinghebat pada pagi hari dan diperberat saatberaktivitas yang menyebabkan peningkatanTIK,yaitubatuk,membungkukdanmengejan.Nausea dan muntah akibat rangsangan pada

medual oblongata. Penyebab nyeri kepala inididuga akibat tarikan (traksi) pada painsensitive structure seperti dura, pembuluhdarahatauserabutsaraf.21

Pemeriksaan fisik mendukungdengandidapatkanbahwavisusvisusODtidakada persepsi cahaya dan OS 1/∞. Hal inimendukung gejala visual dari tumorintrakranial berupa penurunan visus. WHOmengkategorikan gangguan penglihatanmenjadigangguanpenglihatanringan,sedang,beratdankebutaan.22

Penegakkan diagnosis dapat dilakukandengan bantuan pemeriksaan penunjangradiologidan laboratorium sebelum dilakukanbiopsi. Pemeriksaan CT Scan rutin digunakanuntukmengevaluasi tumorotakkarenadapatmenyediakan informasi morfologik yangpenting seperti lokasi, ukuran dan efekmasadari tumor otak. Dengan pemberian kontras,teknik pemeriksaan ini dapat menjadi lebihakurat menegaskan jaringan neoplasmaterhadap jaringan normal sekitarnya.23 Padapasien ini, telah ditegakkan diagnosisberdasarkan pemeriksaan CT Scan yangmenunjukkan adanya lesi atau multipelmassaisodens pada lobus frontal dextra yangmendesak ventrikel lateralis dextra, terdapatmidline shift, massa pada lobus parietalsinistradanmassapadalobusoksipital.Tabel 1. Kategori gangguanpenglihatanmenurutWHO.22

PresentingdistancevisualacuityCategory Worsethan: Equaltoor

betterthanMildornovisual

impairment(0)

6/183/10(0.3)20/70

Moderatevisual

impairment(1)

6/183/10(0.3)20/70

6/601/10(0.1)20/200

Severevisualimpairment

(2)

6/601/10(0.1)20/200

3/601/20(0.05)20/400

Blindness(3)

3/601/20(0.05)20/400

1/60*1/50(0.02)

5/300(20/1200)

Blindness(4)

1/60*1/50(0.02)

5/300(20/1200)

Lightperception

Blindness(5) Nolightperception

Page 4: Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

Anindia|Wanita31TahundenganTumorOtak

JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|32

Terapi lini pertama pada tumor otakadalah tindakan bedah. Tujuan pembedahanadalah untuk menegakkan diagnosishistologis, mengurangi massa tumor umtukmencegah defisit neurologis dan sebagaitatalaksana hidrosefalus jika ada.Pembedahan dapat bersifat kuratif untuktumor jinak. Jika tidakmemungkinkan, biopsisimpel dapat menjadi pilihan pada kasusdimanareseksidapatmenyebabkankematianatau defisit neurologis berat. Terapi lainnyaadalah radioterapi yang dapatmemperpanjang masa survival ataumenyembuhkan pada beberapa kasus tumor.Umumnyaradioterapidikombinasikandengankemoterapi pada kasus glioma. Kemoterapiyang biasa digunakan adalah temozolamide,alkylatingagentyangdapatmenembussawardarahotakdenganbaik.24-26

Terapi suportif lain seperti pemberiankortikosteroid dapatmengurangi efek edemaotakdanmeningkatkankualitashiduppasien.Terapi antikonvulsan dapat diberikan padapasiendengan kejang. Trombosis venadalamatau emboli parudapat terjadi pada 20-30%pasien tumor otak akibat pelepasantromboplastin ketika jaringan otak cedera.Pada pasien seperti ini, dapat diberikanantikoagulan untuk mencegah terjadinyatrombosisberikutnya.24

Pada pasien diatas dianjurkan untukdilakukan operasi, yang bertujuan untukmengangkatmassa tumor tersebut, selain itudengan pembedahan dapat diambil jaringantumornyadandilakukanpemeriksaanpatologianatomi untuk mengetahui apakah tumortersebut mengarah ganas atau tidak.Penentuan ganas atau tidaknya ini akanberpengaruh terhadap pemilihan terapiselanjutnya, namun karena keluargamenolakdilakukan operasi, penatalaksanaan padakasus ini tidak selesai meskipunmedikamentosa diberikan dan tidak dapatmenyelesaikan permasalahan utamanya,sehinggamedikamentosasajakurangadekuat.Simpulan

Tumor otak memiliki berbagaimanifestasi berdasarkan jenis, lokasi, danukuran massa. Salah satu yang paling seringtimbul adalah gangguan penglihatan.Dalammelakukanpenegakkandiagnosis pasti tumorotakharusmelaluipemeriksaanradiologisdanhistopatologi.Terapimeliputitindakanbedah,

kemoterapi, radioterapi, dan terapi suportiflain.Prognosistergantungpadajenistumor.DaftarPustaka1. Butt ME, Khan SA, Chaudrhy NA,

Qureshi GR. Intra-Cranial SpaceOccupying Lesions A MorphologicalAnalysis.Biomedica.2005;21:31-5.

2. OstromQT,GittlemanH, Liao P, RouseC, Chen Y, Dowling J, dkk. CBTRUSStatistical Report: Primary Brain andCentral Nervous System TumorsDiagnosedintheUnitedStatesin2007-2011.NeuroOncol.2014;16(s5):1-63.

3. GLOBOCAN2012v1.0.CancerIncidenceand Mortality Worldwide: IARCCancerBase No. 11 [internet].International Agency for Research onCancer; 2013. [disitasi tanggal 19Februari 2014] Tersedia dari:http://globocan.iarc.fr.

4. SchwartzbaumJA,Fisher JL,AldapeKD,Wrensch M. Epidemiology andmolecular pathology of glioma. NatureClinicalPracticeNeurology.2006;2:494-503.

5. Mehrazin M, Rahmat H, Yavari P.Epidemiology of primary intracranialtumors in Iran, 1978-2003. Asian Pac JCancerPrev.2006;7:283-8.

6. JaneJA.Managementofpediatricsellartumors. Pediatr Endocrinol Rev. 2008;5(2):720-6.

7. Shamim MS, Bari ME, Khursheed F,JoomaR,EnamSA.Pituitaryadenomas:presentationsandoutcomes inaSouthAsian country. Can J Neurol Sci. 2008;35:198-203.

8. Chanson P, Salenave S. Diagnosis andtreatment of pituitary adenomas.MinervaEndocrinol.2004;29:241-75.

9. SharmaK,PradhanS,VarmaA,RathiB.Irreversible Blindness Due to MultipleTuberculomasintheSuprasellarCistern.JNeuro-Ophthalmol2003;23:211-2.

10. ChandanaSR,MovvaS,AroraM, SinghT. Primary Brain Tumors in Adults. AmFamPhysician.2008;77(10):1423-30.

11. Wahjoepramono EJ. Tumor Otak.Jakarta:FKPelitaHarapan;2006.

12. EchevarríaME,FangusaroJ,GoldmanS.PediatricCentralNervousSystemGermCell Tumors:AReview. TheOncologist.2008;13:690-9.

Page 5: Wanita 31 Tahun dengan Tumor Otak - Unila

Anindia|Wanita31TahundenganTumorOtak

JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|33

13. Neacşu E, Bogdănici C, Ianovici N.Papillary edema in expansiveintracranialtumors.Oftalmologia.2008;52:78-83.

14. Noble JD. Pituitary Apoplexy Goes totheBar:LitigationforDelayedDiagnosis,Deficient Vision, and Death. J Neuro-Ophthalmol2006;26:128-33.

15. Kim SH, Lee KC, Kim SH. Cranial nervepalsies accompanying pituitary tumour.JClinNeurosci.2007;14:1158-62.

16. Masaya-Anon P, Lorpattanakasem J.Intracranial tumors affecting visualsystem: 5-year review in PrasatNeurologicalInstitute.JMedAssocThai.2008;91:515-9.

17. Kitthaweesin K, Ployprasith C. Ocularmanifestations of suprasellar tumors. JMedAssocThai.2008;91:711-5.

18. Kottler BL. Brain Tumors Relevant toClinical Neuro-Opthalmology. SpringerBerlinHeidelberg;2007:171-83.

19. Helen OO, Oluwole KE, Folasade A,KayodeA,AdeyoyinKM,AbiodunAA,etal.Ophthalmic Manifestations InPatients With Intracranial Tumours.AJNS.2009;28(1):56-64.

20. Marco S, Karimurio J, Kariuki M,Lubanga P. Visual loss and Ocularinvolvement in adult patients withintracranial neoplasms in Kenyatta

National Hospital, Nairobi, Kenya. EastAfrJOphthalmol.2007;13:15-20.

21. Ropper AH, Brown RH. IntracranialNeoplasms and ParaneoplasticDisorders in Adams and Victor’sPrinciplesofNeurology.Edisike-8.USA:McGrawHill;2005.hlm.546-91.

22. WorldHealthOrganization.Change theDefinition of Blindness. Tersedia dari:http://www.who.int/blindness/Change%20the%20Definition%20of%20Blindness.pdf

23. Schwartz RB. Neuroradiology of BrainTumors.NeurolClin.1995;13:723-56.

24. Buckner JC, Brown PD,O'Neill BP,MeyerFB,WetmoreCJ,UhmJH.Centralnervous system tumors. Mayo Clinicproceedings.2007;82(10):1271-86.

25. Pannullo SC, Fraser JF, Moliterno J,Cobb W. Stereotactic Radiosurgery: AMetanalysis of Current TherapeuticApplicationsinNeurooncologicDisease.Journal of Neurooncology. 2011;103(1):1-17.

26. van den Bent MJ,Hegi ME,Stupp R.Recentdevelopmentsintheuseofchemotherapy in brain tumours.European journalof cancer. 2006;42(5):582-8.