Upload
rani-mulia
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cardiovascular disease
Citation preview
Efektifitas Warfarin Secara Nyata Pada Pasien Stroke dengan Atrial
Fibrilasi : studi analisis observasional dari Patient-Centered Research into
Outcomes Stroke Patients Prefer and Effectiveness Research (PROSPER)
Ying Xian,1 Jingjing Wu,1 Emily C O’Brien,1 Gregg C Fonarow,2 DaiWai M Olson,3 Lee H
Schwamm,4 Deepak L Bhatt,5 Eric E Smith,6 Robert E Suter,7 Deidre Hannah, Brianna
Lindholm, Lesley Maisch, Melissa A Greiner,1 Barbara L Lytle,1 Michael J Pencina,1 Eric D
Peterson,1 Adrian F Hernandez1
Yang telah diketahui dari topik ini :
Warfarin dianjurkan untuk pencegahan tromboemboli pada pasien dengan fibrilasi atrium,
atas dasar uji klinis pada populasi pasien yang dipilih. Namun, penggunaan dan manfaat
klinis dari warfarin untuk fibrilasi atrium luar pengaturan uji klinis tidak didefinisikan dengan
baik, terutama di antara pasien stroke iskemik yang lebih tua
Yang ditambahkan di topic ini :
Pemberian warfarin pada pasien dengan fibrilasi atrium setelah stroke dikaitkan dengan
rendahnya risiko kejadian kardiovaskular utama yang merugikan, semua penyebab kematian,
dan dirawat kembali untuk stroke iskemik, serta home time lebih banyak
Manfaat klinis yang terkait dengan pengobatan warfarin konsisten di seluruh subkelompok
klinis yang relevan
Temuan ini mendukung penggunaan rutin warfarin untuk pasien stroke iskemik yang
memenuhi syarat dengan fibrilasi atrium, termasuk lebih dari 80 tahun, perempuan, orang-
orang dengan stroke yang lebih parah, dan mereka dengan kondisi komorbiditas
ABSTRAK
Objektif
Untuk menilaihubungan antara terapi warfarin dan hasilnya setelah serangan stroke iskemik
pada pasien dengan atrial fibrilasi di praktek masyarakat
Design
Studi Obesrvasional
Lokasi penelitian
Rumah sakit yang berpartisipasi dalam program Get with The Guideline Stroke di Amerika
Serikat, dari tahun 2009 – 2011.
Sampel
12552 pasien atrial fibrilasi yang dirawat di rumah sakit dengan stroke iskemik dan diterapi
dengan warfarin dibandingkan dengan pasien yang tanpa terapi antikoagulan oral.
Kriteria Ojektif
Kejadian kardiovaskular yang merugikan (MACE) dan waktu pasien di rumah, didefinisikan
sebagai jumlah hari bebas dari perawatan institusional setelah pasien keluar. Sebuah skor
dengan metode kecenderungan probabilitas digunakan untuk menjelaskan semua perbedaan
karakteristik yang diamati antara kelompok perlakuan.
Hasil
Di antara 12 552 penderita stroke, 11 039 (88%) diterapi denganwarfarin. Pasien yang
diterapi dengan warfarin sedikit lebih muda dan cenderung tidak memiliki riwayat stroke
sebelumnya atau penyakit arteri koronar tapi memililki keparahan stroke yang sama yang
dinilai dengan skala stroke dari National Institute of Health. Dibandingkan dengan pasien
yang tidak diterapi, pasien yang mendapat terapi warfarin memiliki lebih banyak waktu di
rumah (dibandingkan dengan rawat inap) selama 2 tahun setelah keluar (perbedaan
penyesuaian waktu di rumah 47.6 hari, kepercayaan 99% dengan interval 26.9 sampai 68.2).
Pasien yang pulang dengan terapi warfarin juga memiliki risiko MACE yang lebih sedikit
(sesuai hazard ratio 0.87, kebenaran 99% dengan interval 0.78 - 0.98), semua menyebabkan
mortalitas (0.72, 0.63 - 0.84), dan stroke iskemik ulangan (0.63, 0.48 - 0.83). Perbedaan ini
konsisten diantara subgroup klinik yang sesuai berdasarkan umur, jenis kelamin, keparahan
stroke, riwayat penyakit arteri koronar dan riwayat stroke.
Kesimpulan
Diantara pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi, terapi warfarin berhubungan
perkembangan klinik waktu yang dimiliki pasien di rumah.
Registrasi uji klinik
Clinical trials NCT02146274.
Pendahuluan
Sekitar 15 juta orang di seluruhdunia menderita stroke setiap tahunnya.1 Atrial fibrilasi
merupakan faktor risiko penting, sekitar 15% sebagai penyabab stroke, dan insiden tertinggi
pada pasien usia lanjut.2 3 Sebuah studi kilinik pada populasiterpilih telah menunjukkan
keberhasilan warfarin dalam mecegah stroke padapasien dengan atrial fibrilasi.4-10 Dari data
yang tersedia, kedua panduan dari Eropa dan Amerika merekomendasikan pemberian
warfarin dengan dosis tertentu untuk mencegah stroke pada pasien atrial fibrilasi non-
valvular. .11 12
Meskipun terdapat bukti, penerapan bukti uji klinis dalam praktek klinis rutin sering
menjadi tantangan. Kebanyakan uji klinis dari warfarin sebagai pencegahan stroke pada
pasien dengan atrial fibrilasi tidak spesifik terdaftar sebagai pasien rawat inap dengan stroke
iskemik akut.8-11 Selain itu, uji klinis sering memiliki protokol yang sangat ketat sehubungan
dengan pemilihan pasien, tindak lanjut, pemantauan, dan penyesuaian dosis untuk
memaksimalkan waktu pasien dalam kisaran terapeutik. Selain itu, sebagian studi populasi
berdasarkan berasal dari negara-negara Eropa, dan tingkat antikoagulan setelah stroke pada
pasien fibrilasi atrium telah meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir.12 13 Meskipun
keberhasilan dari warfarin terlihat dalam uji klinis, efektivitas dalam praktek saat ini belum
jelas, terutama untuk pencegahan sekunder pada pasien yang lebih tua yang telah memiliki
stroke iskemik dan dalam subkelompok klinis relevan yang memiliki risiko tinggi perdarahan
dan manajemen warfarin lebih menantang.
Dari sudut pandang pasien, indikator penting tentang keberhasilan terapi antikoagulan
pada penderita adalah pencegahan serangan ulangan atau lamanya masa rawat inap penderita.
Focus grup menunjukkan menunjukkan bahwa “hidup, tanpa stroke ulangan, dan tanpa
perawatan karena komplikasi” sebagai hasil yang paling diharapkan.14-16 Penilaian hasil
berbasis pasien, yang disebut dengan “home time”, belum diteliti dengan baik dalam uji
klinis. Berdasarkan data dari American Heart Association/American Stroke Association Get
With The Guidelines-Stroke (GWTG-Stroke) yang terhubung dengan Centers for Medicare
and Medicaid Services (CMS), kami mengevaluasi hubungan antara terapi warfarin dengan
hasil longutidunal setelah stroke iskemik pada poplulasi umum dengan atrial fibrilasi, serta
antara pada subkelompok klinis relevan.
Metode
Rancangan penelitian dan keterlibatan pasien
Rincian rancangan dan pelaksanaan penelitian Patient-Centered Research into Outcomes
Stroke Patients Prefer and Effectiveness Research (PROSPER) sebelumnya telah dijelaskan.17
Secara singkat, PROSPER adalah institusi penelitian yang berbasis pasien (PCORI) yang
dirancang untuk membantu pasien, dokter, dan yang memiliki kepentingan lainnya untuk
membuat keputusan tentang perawatan stroke dan untuk meningkatkan hasil melalui
penelitian efektivitas komparatif yang inovatif. Penelitian ini disusun dan dirancang oleh tim
PROSPER, kelompok peneliti multidisiplin di Duke Institute Clinical Research, Rumah Sakit
Umum Massachusetts, University of California di Los Angeles, University of Texas
Southwestern Medical Center, Brigham and Women’sHospital, dan Universitas Calgary ,
bermitra dengan peneliti pasien dan pemangku kepentingan yang mewakili kepentingan
beragam pasien, perawat, dokter, sistem kesehatan, pembuat kebijakan, lembaga pemerintah,
dan masyarakat profesional.
Untuk mengidentifikasi topic penelitianyang paling relevan dan hasil yang berarti,
kami bekerja dengan rekan peneliti pasien dan melakukan serangkaian kelompok fokus
dengan penderita stroke dan diberikan survei kualitatif disesuaikan untuk pasien stroke. Hasil
yang diperoleh dari upaya ini selanjutnya ditinjau oleh rekan peneliti pasien dan komite
narasumber, yang akan mengubah keperluan penelitian ke bentuk penelitian berbasis pasiesn,
termasuk efektivitas warfarin pada pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi.
Konsep keterlibatan pasien juga diterjemahkan ke dalam desain dan pelaksanaan
tahapan penelitian. Kami menyediakan bahan-bahan pengetahuan dasar dan petunjuk
penelitian untuk membantu meperkenalkan konsep dan istilah dalam penelitian. Pro dan
kontra dari berbagai jenis desain penelitian dan metode penelitian yang didiskusikan dengan
pasien, menggunakan bahasa orang awam untuk memfasilitasi pemahaman bersama dan
meminta umpan balik mereka. Kemudian kami revisi sesuai dengan tujuan dari rancangan
penelitan yang diselarasakan dengan apa apa yang menjadi perhatian utama pasien. Sebagai
hasilnya, kami meninjau temuan bersama pasien untuk mendapatkan perspektif dan
tanggapan mereka untuk memastikan bahwa kami mempresentasikan temuan dalam cara
yang paling efektif di luar komunitas riset ke populasi umum. Melalui proses berulang,
pasien membuat kontribusi yang tinggi untuk desain dan pelaksanaan penelitian, sementara
kami mempertahankan karya ilmiah.
Sumber Data
PROSPER dibentuk pada program GWTG-Stroke, American Stroke Association / Asosiasi
Jantung Amerika, yang merupakan perbaikan kualitas nasional yang sedang berlangsung.18 19
Standar pengumpulan data di GWTG-Stroke termasuk demografi pasien, riwayat kesehatan,
tes diagnostik, pencitraan otak, pengobatan di rumah sakit, obat pada saat keluar, dan hasil
rawat inap. Kelayakan dari masing-masing indikator dikonfirmasi melalui ulasan grafik.
Validitas dan reliabilitas pengumpulan data dalam database GWTG-Stroke telah dilaporkan
di penelitian sebelumnya.20
Sebagai registri rawat inap GWTG-Stroke, kami menghubungkan data GWTG-Stroke
dan klaim Medicare dengan mencocokkan serangkaian data, termasuk tanggal masuk, tanggal
keluar, usia pasien atau tanggal lahir, dan jenis kelamin, untuk penilaian hasil longitudinal .
Metode hubungan-usia, yang dikembangkan oleh tim analisis kami, telah berhasil
diselesaikan dan divalidasi menggunakan klaim pasien inap Medicare.21 Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien dalam data base GWTG-Stroke / CMS
mewakili populasi nasional pasien stroke iskemik.22 Quintiles Inc sebagai pengumpul data
(melalui alat manajemen pasien) dan pusat koordinasi GWTG-Stroke. The Duke Clinical
Research Institute berfungsi sebagai pusat analisis data dan memiliki kesepakatan untuk
menganalisis dan mengidentifikasi data untuk tujuan penelitian.
Populasi penelitian
Analisis kami termasuk biaya Medicare untuk penerima layanan rawat inap di rumah sakit
GWTG-Stroke dengan stroke iskemik akut dan keluar dalam keadaan hidup dengan atrial
fibrilasi persisten atau paroksismal yangtercatat antara 1 Januari 2009 dan 31 Desember
2011. Setiap pasien memiliki setidaknya satu tahun masa tindak lanjut setelah keluar dari
rumah sakit, menggunakan data klaim rumah sakit yang disampaikan kepada CMS sampai
Desember 2012. Gambar 1 menunjukkan rincian kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini.
Secara singkat, kami mengeksklusi pasien yang kontraindikasi pengobatan antikoagulan,
serta mereka yang menerima terapi paliatif saja atau dipindahkan ke rumah sakit lain. Untuk
menghindari bias, kami selanjutnya menyingkirkan pasien yang menerima pengobatan
antikoagulan sejak lama sebelum dirawat inap.23
Kami mengumpulkan data tentang pengobatan pasien setelah keluar rumah sakit dari
catatan medis rumah sakit. Kami membagi pasien menjadi dua kelompok berdasarkan obat
saat keluar : pasien yang diobati dengan warfarin dibandingkan mereka yang tidak diobati
dengan antikoagulan oral. Pasien yang menolak warfarin tetapi tidak memiliki kontraindikasi
dianggap memenuhi syarat untuk warfarin tetapi tidak menerima pengobatan (n = 1162).
Antikoagulan oral baru seperti dabigatran dan rivaroxaban tidak dicatat dalam GWTG-Stroke
sampai Oktober 2011. Oleh karena itu, kami juga menyingkirkan pasien yang mendapatkan
terapi antikoagulan oral baru atau agen lainnya seperti weigh molekul heparin atau
fondaparinux. Skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) (ukuran defisit
neurologis dari 0 sampai 42, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan keparahan yang
lebih besar dari stroke) adalah prediktor penting stroke iskemik akut, 24 25 Studi populasi
utama kami terdiri dari 12 552 pasien dengan data NIHSS lengkap dari 1.487 rumah sakit
GWTG-Stroke di Amerika Serikat.
Pengukuran Hasil
Kami melakukan kelompok fokus dan survei pasien untuk mengidentifikasi hasil yang paling
relevan dan bermakna untuk pasien yang selamat dari stroke.17Hasil yang paling sering dan
penting diidentifikasi adalah "hidup di rumah, tanpa stroke berulang, dan tanpa dirawat di
rumah sakit karena komplikasi."15 16 Atas dasar penafsiran respon pasien dan penyempurnaan
lebih lanjut oleh pasien co-peneliti, kami menerjemahkan konsep ini ke dalam home-time,
yang kami didefinisikan sebagai jumlah total hari hidup setelah keluar dari rumah sakit atau
fasilitas perawatan dalam waktu dua tahun. Kami menghitung home-time dengan
menggunakan data rawat inap Medicare, fasilitas rehabilitasi, dan fasilitas perawatan.26
Demikian pula, Major Adverse Cardiovascular Event (MACE) adalah ukuran gabungan dari
semua penyebab kematian atau rawat inap kembali, yang mencerminkan keinginan pasien
tentang "hidup di rumah, tanpa stroke berulang, atau dirawat di rumah sakit karena
komplikasi." Hasil sekunder termasuk semua penyebab kematian, rawat inap kembalidengan
penyakit kardiovaskular, stroke iskemik ulangan, atau rawat inap kembali dengan stroke
hemoragik.
Kami menentukan tanggal kematian melalui file denominator Medicare. Kami
dipastikan tanggal dan penyebab rawat inap kembali dari data klaim rumah sakit yang
disampaikan kepada CMS, dengan klasifikasi internasional penyakit, revisi kesembilan,
modifikasi klinis (ICD-9-CM) kode diagnosis utama 433.x1 atau 434.x1 untuk stroke iskemik
dan 430 atau 431 untuk stroke hemoragik dan Agency for Healthcare Research and Quality’s
untuk klasifikasi klinis diagnosis kategori 96-118 untuk rawat inap dengan kardiovaskular.
Perangkat lunak klasifikasi klinis adalah skema diagnosis dan prosedur kategorisasi yang
dikembangkan oleh Agency for Healthcare Research and Quality’s untuk mengidentifikasi
penyakit tertentu atau prosedur penerimaan rumah sakit dengan mengelompokkan kode ICD-
9-CM ke dalam kategori klinik bermakna.27 Penggunaan ICD-9-CM kode 433.x1, 434.x1,
430, dan 431 telah diusulkan oleh American Heart Association / American Stroke
Association untuk mendefinisikan stroke yang menggunakan kode ICD-9-CM dan untuk
penilaian stroke CMS.28-30
Analisis Statistik
Rencana analisis statistik telah dijelaskan sebelumnya.17 Untuk meringkas, kami
menggunakan cara, median, dan persentase untuk menggambarkan distribusi variabel
kontinyu dan kategori antara pasien yang pulang dengan terapi warfarin dan mereka yang
tidak mendapat terapi antikoagulan oral. Kami menentukan terapi warfarin dengan pemberian
pada saat pasien pulang dari rumah sakit, yang didokumentasikan dalam GWTG-Stroke.
Kami menggunakan perbedaan standar untuk membandingkan karakteristik awal antara
pasien. Perbedaan standar mutlak lebih dari 10% menunjukkan ketidakseimbangan signifikan
kovariat, sedangkan nilai yang lebih kecil mendukung asumsi keseimbangan antara kelompok
perlakuan.31
Tidak seperti uji klinis acak, keputusan untuk mengobati pasien praktek “secara
nyata” sering didasarkan pada faktor-faktor prognostik. Oleh karena itu, perkiraan efektivitas
untuk warfarin mungkin membingungkan sebagai hasil seleksi pengobatan. Kami
menggunakan pendekatan nilai probabilitas inverse untuk mengendalikan bias yang
bermakna. Nilai inverse probabilitas merupakan perpanjangan dari metode skor
kecenderungan yang digunakan untuk meringkas probabilitas bersyarat dari terapi.32 33
Menggunakan metode ini, dengan pengobatan warfarin sebagai variable dependent dan
semua karakteristik pasien diamati sebagai variabel independen. Variabel-variabel ini
termasuk usia; jenis kelamin; ras / etnis; riwayat stroke sebelumnya / transient ischemic
attack, penyakit arteri koroner / infark miokard, stenosis karotis, penyakit pembuluh darah
perifer, hipertensi, dislipidemia, diabetes, atau merokok; pelayanan medis darurat yang
buruk; presentasi NIHSS; Ukuran tempat tidur rumah sakit; Volume stroke iskemik tahunan;
American Heart Association / American Stroke Association sebagai pusat stroke primer;
Status akademik; lokasi pedesaan / perkotaan; dan tahun kalender. Setiap pasien kemudian
dinilai dengan perkiraan probabilitas dari perlakuan yang diterima.
Kami kemudian menggunakan model nilai regresi probabilitas inverse dengan
pengobatan warfarin sebagai variabel independen untuk memperkirakan hubungan antara
pengobatan warfarin dan setiap hasil yang diperkirakan, mengontrol pemberian obat lain
sebagai kovariat. Obat lain yang termasuk antihipertensi, statin, dan antiplatelets (aspirin,
aspirin / dipyridamole, clopidogrel, aspirin / clopidogrel terapi antiplatelet ganda, dan agen
antiplatelet lainnya). Karena adaya over-dispersi dalam home time dan fakta bahwa tidak
semua pasien memiliki jangka waktu yang sama di follow-up (misalnya, pasien kehilangan
biaya Medicare untuk cakupan layanan atau dialihkan ke Medicaid), kami menggunakan
regresi negatif binomial dengan offset log dari model proporsi waktu tindak lanjut ke model
home time. Kami menggunakan mode Cox proporsional data waktu serangan, termasuk
MACE, semua penyebab kematian, semua penyebab rawat inap ulang, rawat inap ulang
karena penyakit kardiovaskular, stroke iskemik ulangan, dan rawat inap kembali dengan
stroke hemoragik.
Selain populasi umum dari pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi, kami
melakukan analisis ini di subkelompok klinis yang relevan dengan usia (65-80 dan >80
tahun), jenis kelamin, riwayat stroke sebelumnya / transient ischemic attack dan penyakit
arteri koroner / miokard infark, dan keparahan stroke yang diukur dengan NIHSS (ringan 0-5,
sedang 6-14, dan berat 15-42). Analisis kami juga memperhitungkan pengelompokan dengan
menggunakan efek acak untuk model binomial negatif dan estimator Sandwich untuk Cox
proportional hazards model. Dalam analisis sensitivitas, termasuk 7574 (37,6%) pasien
dengan data NIHSS yang hilang dan memperluas populasi penelitian kami ke seluruh
penelitian kohort (Total n = 20 126). Kami menggunakan metode multiple imputasi untuk
menghubungkan nilai-nilai NIHSS yang hilang. Karakteristik dari pasien kohort, termasuk
mereka yang tidak dicatat skor NIHSS dan hanya pasien dengan NIHSS tercatat yang
ditunjukkan dalam tabel pelengkap A.
Semua nilai P adalah dua sisi. Karena beberapa hasil dan subkelompok dinilai, kami
melaporkan interval kepercayaan 99% dan nilai-nilai P dianggap kurang dari 0,01 menjadi
signifikan secara statistik. Kami menggunakan SAS versi 9.3 untuk semua analisis statistik.
Hasil
Dari 12 552 pasien dengan stroke iskemik habis hidup dengan fibrilasi atrium persisten atau
paroksismal atau bergetar dan tidak diobati dengan antikoagulan oral sebelum masuk, 11 039
(87,9%) diobati dengan warfarin pada debit. Tabel 1 menunjukkan dasar demografi,
karakteristik klinis, dan rumah sakit sesuai dengan warfarin resep di debit. Distribusi usia dari
kelompok studi ditunjukkan pada gambar tambahan A. Dibandingkan dengan pasien yang
tidak menerima warfarin pada debit, mereka yang diobati dengan warfarin sedikit lebih muda
dan kurang mungkin untuk memiliki riwayat stroke sebelumnya atau penyakit arteri koroner.
Lebih sedikit pasien yang menerima warfarin diobati dengan aspirin / dipyridamole,
clopidogrel, aspirin atau / clopidogrel terapi antiplatelet ganda di debit. Sebaliknya, kedua
kelompok memiliki tingkat keparahan stroke yang sama seperti yang diukur oleh NIHSS
(median 6 (kisaran interkuartil 2-13) v 5 (2-12)). Hasil dari model kecenderungan pengobatan
warfarin menunjukkan bahwa pasien yang lebih tua dengan riwayat stroke sebelumnya,
penyakit arteri koroner, diabetes, atau merokok kurang mungkin untuk diobati dengan
warfarin pada debit, sedangkan pasien yang dirawat di pusat-pusat stroke primer lebih
mungkin untuk menerima warfarin (tabel B). Setelah terbalik probabilitas penyesuaian bobot,
pasien juga cocok pada semua karakteristik yang diamati, dengan perbedaan standar mutlak
kurang dari 10%.
MACE dan waktu pulang
Insiden MACE adalah 54,7% pada pasien yang diobati dengan warfarin pada debit,
dibandingkan dengan 66,8% pada mereka yang tidak memakai warfarin (disesuaikan P
<0,001). Rata-rata, pasien yang menerima warfarin pada debit memiliki 86 hari lagi waktu
rumah di masa tindak lanjut dua tahun daripada mereka yang tidak menerima warfarin pada
debit (disesuaikan P <0,001) (Tabel 2). Setelah pembobotan dengan probabilitas kebalikan
dari perlakuan dan kontrol untuk obat debit lainnya, pasien yang diobati dengan warfarin
pada debit memiliki risiko yang jauh lebih rendah dari MACE lebih dari dua tahun (rasio
hazard yang disesuaikan 0,87, kepercayaan 99% interval 0,78-0,98) dan lebih mungkin untuk
menghabiskan hari hidup dan keluar dari rumah sakit atau fasilitas perawatan terampil (waktu
rumah disesuaikan perbedaan 47,6, kepercayaan 99% interval 26,9-68,2, hari) dibandingkan
mereka tidak menerima antikoagulan oral di debit (tabel 2, gambar 2). Asosiasi warfarin
dengan hasil utama MACE (rasio hazard yang disesuaikan 0,87, 0,80-0,96) dan waktu rumah
(48,5, 36,5-60,4, hari) dasarnya tetap tidak berubah setelah masuknya pasien dengan data
yang hilang NIHSS.
Kami juga dievaluasi hasil klinis untuk subkelompok klinis yang relevan. Dari 12 552
pasien dengan stroke iskemik, 6590 (52,5%) lebih tua dari 80 tahun, 7.538 (60,1%) adalah
perempuan, 6.068 (48,3%) memiliki NIHSS 0-5, 3931 (31,3%) memiliki sebagai NIHSS dari
6 -14, 2553 (20,3%) memiliki NIHSS dari 15-42, 3963 (31,6%) memiliki riwayat penyakit
arteri koroner, dan 2990 (21,6%) telah mengalami stroke sebelumnya / transient ischemic
attack. Kami menemukan kecenderungan yang sama dari risiko yang lebih rendah dari
MACE dan waktu pulang lebih terkait dengan pengobatan warfarin di setiap subkelompok
klinis yang relevan, meskipun manfaat dalam hal MACE tampaknya lebih menonjol pada
pasien yang lebih tua, adalah perempuan, disajikan dengan stroke yang lebih parah , dan tidak
memiliki riwayat penyakit arteri koroner (gambar 3).
Hasil Sekunder
Kejadian disesuaikan dari semua penyebab kematian, semua penyebab diterima kembali,
iskemik diterima kembali stroke, dan penerimaan kembali kardiovaskular lebih rendah di
antara pasien yang diobati dengan warfarin pada debit (tabel 2). Sebaliknya, pasien yang
menerima warfarin memiliki insiden yang lebih tinggi disesuaikan stroke hemoragik daripada
mereka yang tidak menerima pengobatan antikoagulan selama masa tindak lanjut (1,4% v
1,1%, P = 0,50). Setelah terbalik penyesuaian probabilitas bobot dan kontrol untuk obat debit
lainnya, pengobatan debit warfarin dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dari semua
penyebab kematian (rasio hazard yang disesuaikan 0,72, 0,63-0,84) dan iskemik diterima
kembali stroke (0,63, 0,48-0,83) tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
stroke hemoragik (1,37, 0,61-3,06) dalam dua tahun setelah debit.
Diskusi
Menggunakan registry kontemporer nasional besar pasien dirawat di rumah sakit dengan
stroke iskemik akut, kami menemukan bahwa resep baru pengobatan warfarin pada pasien
dengan atrial fibrilasi dikaitkan dengan rendahnya risiko MACE, semua penyebab kematian,
dan diterima kembali untuk stroke iskemik, serta karena lebih banyak institusi waktu rumah
gratis. Manfaat klinis yang terkait dengan pengobatan warfarin konsisten di seluruh
subkelompok klinis yang relevan dan metode penyesuaian risiko. Secara kolektif, temuan
kami menunjukkan bahwa khasiat antikoagulan dalam uji klinis dapat diterjemahkan ke
dalam praktek klinis dunia nyata dan mendukung rekomendasi pedoman saat pengobatan
warfarin sebagai pendekatan antikoagulan untuk pencegahan stroke berulang pada pasien
dengan atrial fibrillation.11 12
Warfarin telah terbukti lebih unggul dengan plasebo dalam uji pencegahan stroke
primer antara pasien dengan fibrilasi atrium, tetapi data pada pencegahan sekunder antara
pasien yang telah mengalami stroke iskemik dan dalam subkelompok klinis yang relevan,
termasuk pasien yang lebih tua dari 80 tahun dan wanita, jauh lebih limited.7-11 A meta-
analisis dari enam uji klinis acak menemukan penurunan 64% pada stroke berhubungan
dengan dosis yang disesuaikan pengobatan warfarin di atrium fibrilasi karena populations.34
Kami mengevaluasi efektivitas klinis pengobatan warfarin untuk pencegahan sekunder antara
tua pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi dalam praktek masyarakat. Kami menemukan
bahwa mereka yang diobati dengan warfarin pada debit memiliki 86 hari lagi (48 hari setelah
penyesuaian) rata-rata bebas dari perawatan institusional daripada rekan-rekan mereka yang
tidak diobati selama dua tahun setelah stroke. Kami juga mengamati hubungan yang
menguntungkan pengobatan warfarin dengan risiko penurunan MACE, semua penyebab
kematian, dan kambuh-sewa stroke iskemik. Meskipun manfaat diamati lebih kecil daripada
yang dilaporkan dalam uji klinis, pengamatan kami tidak mengejutkan, mengingat bahwa
kemanjuran pengobatan warfarin tergantung pada intensitas anticoagulation.35 ini sebagian
meringankan con-CERN bahwa manfaat dari warfarin dilaporkan di uji klinis mungkin tidak
diterjemahkan ke dalam perawatan klinis biasa, khususnya di kalangan pasien yang lebih tua
dan orang-orang dengan beberapa kondisi komorbiditas.
Yang penting, kami menemukan bahwa manfaat yang terkait dengan pengobatan
warfarin konsisten di seluruh kelompok yang relevan secara klinis oleh usia, jenis kelamin,
tingkat keparahan stroke, dan riwayat stroke dan penyakit arteri koroner. Temuan menonjol
adalah bahwa pasien yang lebih tua (usia> 80), perempuan, dan orang-orang dengan stroke
yang lebih parah (NIHSS 15-42) tampaknya memiliki manfaat yang lebih besar dari
pengobatan warfarin, namun pasien ini kurang mungkin untuk diobati dengan warfarin dalam
praktek klinis . Alasan untuk paradoks pengobatan berisiko yang kompleks, tetapi mereka
mungkin berhubungan dengan dokter kesalahan persepsi, ketidakpastian risiko dan manfaat,
dan keengganan untuk menyebabkan kerugian pada pasien dengan risiko tinggi yang sering
kurang terwakili dalam trials.36 klinis 37 Studi kami mencoba untuk mengisi kesenjangan ini
dengan mengevaluasi efektivitas klinis pengobatan warfarin dalam subkelompok klinis yang
relevan. Meskipun kami tidak memiliki informasi tentang keadaan klinis yang tepat dari
keputusan pengobatan, dokter mungkin cenderung menghindari risiko dan tidak meresepkan
pengobatan yang lebih agresif untuk pasien berisiko tinggi yang mungkin dianggap memiliki
prognosis buruk. Alat prediksi manfaat / risiko obyektif dan tepat akan membantu mengatasi
paradoks dengan mempromosikan pemahaman yang lebih baik dari faktor klinis yang
berkontribusi terhadap hasil pasien.
Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, penelitian kami adalah studi perbandingan
efektivitas pertama pada penggunaan warfarin setelah stroke dengan atrial fibrilasi yang telah
memasukkan masukan dari pasien selama proses penelitian secara keseluruhan, yang
mencerminkan prioritas perawatan kesehatan mereka, pilihan ukuran hasil, dan masukan ke
dalam Rencana analisis statistik. Salah satu kekuatan dari penelitian kami adalah integrasi
waktu di rumah, yang merupakan pasien ukuran berpusat hasil fungsional memanjang
diprioritaskan oleh penderita stroke dan pemangku kepentingan. Waktu rumah adalah ukuran
yang obyektif sederhana dan sangat erat kaitannya dengan skala Rankin yang dimodifikasi
dan Barthel index.26 38 Karena keterbatasan data, kita tidak bisa sepenuhnya membedakan
apakah waktu rumah berarti bahwa pasien yang tinggal di rumah mereka sendiri, hidup di
kerabat atau rumah teman, di rumah dengan layanan perawatan di rumah, di rumah dengan
dukungan masyarakat lainnya, di hidup dibantu, tunawisma, atau melebihi manfaat Medicare
untuk perawatan pasca-akut dan transisi ke Medicaid karena kemiskinan. Kami juga
mengakui bahwa berada di rumah tidak sama dengan tidak adanya kecacatan. Bahkan dengan
ketidaksempurnaan ini, waktu rumah menunjukkan tidak adanya perawatan institusional,
yang merupakan negara kesehatan sangat dihargai diprioritaskan stroke survivors.15 16
Lebih penting lagi, waktu rumah mencerminkan status kesehatan keseluruhan dari pasien
setelah stroke, bermakna dari perspektif pasien ' , dan mudah diukur menggunakan data
klaim.
Manfaat dari hari lagi di rumah dengan warfarin memperlakukan-ment bisa sebagian
dijelaskan oleh MACE rendah tingkat-khususnya, pengurangan kematian dan kejadian stroke
iskemik berulang setelah debit. Meskipun peristiwa pendarahan numeri-Cally lebih pada
pasien yang diobati dengan warfarin, hubungan antara pengobatan warfarin dan stroke
hemoragik secara statistik tidak signifikan setelah penyesuaian risiko. Temuan ini harus
ditafsirkan dengan hati-hati, karena penelitian kami tidak cukup bertenaga untuk menilai
stroke hemoragik, karena insiden rendah secara keseluruhan. Namun demikian, fakta bahwa
kejadian keseluruhan stroke hemoragik rendah adalah meyakinkan, menunjukkan bahwa
keuntungan bersih dari warfarin kemungkinan akan lebih besar daripada efek perdarahan,
bahkan jika perbedaan itu signifikan secara statistik.
Keterbatasan Penelitian
Studi kami harus ditafsirkan dalam konteks keterbatasan tertentu. Pertama, ini adalah analisis
pengamatan data registri. Meskipun penggunaan teknik skor kecenderungan untuk
meminimalkan pengganggu diamati, sisa dan tidak terukur pembaur mungkin ada. Untuk
membantu membatasi Bias, kami menggunakan desain baru pengguna serta protokol studi
pra-ditentukan dan rencana analisis statistik mirip dengan yang digunakan dalam uji klinis.
Kedua, analisis kami berdasarkan status warfarin pada debit dan kami tidak memiliki data
tentang kepatuhan terhadap pengobatan dan rasio normalisasi internasional selama masa
tindak lanjut. Penghentian awal pengobatan atau ketidakpatuhan berpotensi prategangan
beberapa temuan ini. Ini dikatakan, tingkat antikoagulasi dengan pengobatan warfarin sering
dikelola kurang baik dalam praktek masyarakat dari dalam uji klinis. Sebuah studi terbaru
menunjukkan bahwa 50% dari penerima Medicare yang disarankan untuk mengambil
antikoagulan oral yang diisi hanya satu prescription.39 Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa penelitian kami menunjukkan niat untuk mengobati perbandingan yang mencerminkan
efektivitas dunia nyata. Manfaat yang terkait dengan pengobatan warfarin akan lebih besar
jika kepatuhan yang lebih tinggi dapat dicapai. Ketiga, penelitian kami dibatasi untuk biaya
untuk layanan penerima Medicare dan, sebagai hasilnya, mungkin tidak digeneralisasikan
untuk populasi lain. Keempat, kami tidak dapat melaporkan ukuran hasil fungsional langsung
seperti kecacatan dan skala Rankin yang dimodifikasi. Sebaliknya, penelitian kami dapat
melaporkan waktu pulang, hasil obyektif berkorelasi erat dengan skala Rankin yang
dimodifikasi dan semakin diteliti dalam penelitian Stroke. Selanjutnya, waktu pulang lebih
mencerminkan preferensi pasien 'hidup mandiri di masyarakat. Menyajikan manfaat dari
warfarin dalam hal sentris pasien daripada melalui titik akhir klinis tradisional dan hasil dapat
membantu untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan antikoagulan. Akhirnya,
GWTG-Stroke adalah program sukarela. Meskipun stroke registry terbesar di Amerika
Serikat, menangkap lebih dari sepertiga dari penerimaan Stroke iskemik tahunan, hasil ini
mungkin tidak diekstrapolasi untuk pasien yang dirawat di rumah sakit non-GWTG-Stroke
atau pasien di negara lain.
Kesimpulan
Di antara pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi, pemberian pengobatan warfarin pada
saat pasien keluar dikaitkan dengan angka kematian yang lebih rendah, kejadian
kardiovaskular yang merugikan lebih sedikit, peristiwa stroke iskemik berulang lebih sedikit,
dan lebih banyak waktu yang dihabiskan di rumah selama dua tahun setelah stroke. Temuan
ini mendukung penggunaan rutin pengobatan warfarin untuk pasien stroke iskemik yang
memenuhi syarat dengan fibrilasi atrium, termasuk lebih dari 80 tahun, perempuan, orang-
orang dengan stroke yang lebih parah, dan mereka dengan kondisi komorbiditas. Dengan
ketersediaan antikoagulan oral baru dalam praktek klinis, penelitian lebih lanjut harus
mengevaluasi keamanan dan efektivitas klinis regimen antikoagulan lainnya.