2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adat merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan salah satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa di dunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri- sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru oleh karena ketidak samaan itu dapat di katakan bahwa adat itu merupakan unsur yang terpenting yang memberikan identitas kepada bangsa yang bersangkutan.Tingkatan peradaban, maupun cara penghidupan yang modern, ternyata tidak mampu menghilangkan adat kebiasaan yang hidup dalam masyarakat, yangterlihat dalam proses kemajuan zaman itu adalah, bahwa adat tersebutmenyesuaikan diri dengan keadaan dan kehendak zaman, sehingga adat itumenjadi kekal serta tetap segar.Adat merupakan endapan kesusilaan dalam masyarakat yaitu bahwa:kaidah-kaidah adat itu berupa kaidah-kaidah kesusilaan yang kebenarannya telahmendapat pengakuan umum dalam masyarakat itu. Meskipun ada perbedaan sifatatau perbedaan corak antara kaidah-kaidah kesusilaan dan kaidah-kaidah hukum, namun bentuk-bentuk perbuatan yang menurut hukum di larang atau disuruh ituadalah menurut kesusilaan bentuk-bentuk yang dibela atau dianjurkan. Sehingga pada hakikinya dalam patokan lapangan itu juga hukum itu berurat padakesusilaan. Apa yang tidak dapat terpelihara lagi hanya oleh kaidah kesusilaan,diikhtiyarkan pemeliharaannya dengan kaidah

Waris Adat 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

masing-masing daerah

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAdat merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan salah satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa di dunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri-sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru oleh karena ketidak samaan itu dapat di katakan bahwa adat itu merupakan unsur yang terpenting yang memberikan identitas kepada bangsa yang bersangkutan.Tingkatan peradaban, maupun cara penghidupan yang modern, ternyata tidakmampu menghilangkan adat kebiasaan yang hidup dalam masyarakat, yangterlihat dalam proses kemajuan zaman itu adalah, bahwa adat tersebutmenyesuaikan diri dengan keadaan dan kehendak zaman, sehingga adat itumenjadi kekal serta tetap segar.Adat merupakan endapan kesusilaan dalam masyarakat yaitu bahwa:kaidah-kaidah adat itu berupa kaidah-kaidah kesusilaan yang kebenarannya telahmendapat pengakuan umum dalam masyarakat itu. Meskipun ada perbedaan sifatatau perbedaan corak antara kaidah-kaidah kesusilaan dan kaidah-kaidah hukum, namun bentuk-bentuk perbuatan yang menurut hukum di larang atau disuruh ituadalah menurut kesusilaan bentuk-bentuk yang dibela atau dianjurkan. Sehinggapada hakikinya dalam patokan lapangan itu juga hukum itu berurat padakesusilaan. Apa yang tidak dapat terpelihara lagi hanya oleh kaidah kesusilaan,diikhtiyarkan pemeliharaannya dengan kaidah hukum.Melacak asal muasal hukum adat adalah dengan cara memahami akardimana kaidah-kaidah kesusilaan itu diakui dan diyakini mempunyai daya mengikat dan memaksa bagi masyarakat adat. Dengan demikian kaidah-kaidah kesusilaan atau norma yang mereka yakini tersebut menjadi baku dan kokoh sehingga menjadi hukum adat. Norma dan hukum mempunyai hubungan dengan kesusilaan, langsung atau tidak langsung. Dengan demikian maka dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada tempat bagi sesuatu yang tidak selaras atau yangbertentangan dengan kesusilaan. Demikian juga dengan hukum Adat teristimewa disini dijumpai perhubungan dan persesuaian yang langsung antara hukum dan kesusilaan pada akhirnya hubungan antara Hukum dan Adat yaitu sedemikian langsungnya sehingga istilah buat yang di sebut Hukum Adat itu tidakdibutuhkan oleh rakyat biasa yang memahamkan menurut halnya sebutan Adatitu, atau dalam artinya sebagai (Adat) sopan-santun atau dalam artinya sebagai hukum. Hukum adat juga mengatur terkait kewarisan dalam ruang lingkup hidup masyarakatnya, di samping waris adat di Indonesia berlaku hukum-hukum waris lainnya, yakni hukum waris islam dan hukum waris menurut hukum barat atau Burgerlijk Wetboek..