Upload
gereja-reformasi-indonesia
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Â
Citation preview
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 4
Kebaktian Tengah Minggu GerejaReformasi Indonesia Jemaat Antiokhia
TEMPAT : WISMA BERSAMA, Jl. Salemba Raya 24 A-B, Jakarta Pusat
Surat dari Gembala
MAKIN LAMA, MAKIN KUAT
NARASUMBERMODERATOR
SHARING 1SHARING 2KONSUMSI
PEMAZMUR bani Korah adalah suatu keluarga dari suku Lewi yang pandai bernyanyi. Puji-pujian dinaikan kepada Tuhan, dengan penuh sukacita dan dengan keagungan. Syiarnya yang indah menambah rasa kegaguman
kepada Allah yang disembah. Perjalanan imannya yang begitu agung dituangkan dalam kerinduannya yang mendalam akan Allah yang dipercayai. Menikmati kekaguman akan Dia itulah yang terjadi. Sang pemazmur pun mengungkapkan bahwa ia senang dengan tempat kediaman Tuhan. Kerinduan yang membuat jiwanya hancur merindukan tempat yang khusus itu. Apakah memang tempat itu yang menjadi alasannya? Tentu saja tidak, namun tempat itu menjadi simbol kerinduan akan Pribadi Allah itu sendiri. Memang seharusnya, Allah dan kehadiran-Nya menjadi hasrat kita. Semakin dalam kita mengenal Dia, maka kita dibuatnya semakin rindu dan haus akan Dia.
Daud sampai merasakan ada kalanya Tuhan dirasa begitu jauh dan adakalanya Ia terasa begitu dekat. Gambaran jauh dan dekat seolah menjadi ukuran dalam kebersaman dengan Tuhan. Tentu saja hanya mereka yang pernah dekat dengan-Nya bisa merasakan situasi seperti itu. Yang pasti Tuhan tidak pernah jauh dari kita, yang ada hanyalah kita yang menjauh daripada-Nya. Pernahkah anda merasakan jiwa yang hancur karena merindukan Tuhan? Rindu yang disertai semangat yang kuat untuk menikmati hadir-Nya. Bukan karena rutinitas dalam melakukan kewajiban agamawi saja. Sebab seharusnya Allah menjadi pusat yang mendatangkan kebahagiaan yang sejati. Itu sebab segala puji-pujian dinaikan kepada Allah dan mereka merasa ketika mereka meninggikan nama-Nya ada kekuatan yang mengalir di dalam seluruh kehidupan yang menuntun mereka untuk bergerak, berkata-kata dan berani membayar harga karena Dia layak menerima-Nya. Bila Allah tidak menjadi kebagiaan kita maka sebenarnya kita telah kehilangan makna kebagiaan dalam hidup. Semua kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia ini adalah semu adanya. Kita hanya dibuat senang sementara dan sedih selamanya. Namun di dalam Dia kita memiliki kebahagiaan yang kekal. Kebahagiaan inilah yang memimpin kita untuk terus semangat dalam perjuangan dan pertandingan iman di dalam dunia ini.
Bila seseorang berjalan di dalam perjalanan iman yang benar maka secara progresif perjalanan imannya semakin lama, makin kuat. Perjalanan yang keras sekalipun tidak pernah dapat melemahkan langkah mereka. Bahkan apabila mereka melintasi lembah baka, mereka tidak pernah putus asa, namun mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air. Sebab Allah adalah sumber kekuatan mereka. Tak ada satupun persoalan dapat menghambat langkah orang yang berserah penuh kepada Tuhan. Bahkan dalam kesukaran hidup pun, kebaikan-Nya dapat dirasakan oleh mereka yang bersandar pada-Nya. Kasih dan kemuliaan-Nya, Ia berikan. Ia mendengarkan doa orang percaya yang meminta pertolongan. Ia bahkan menjadi perisai. Dan Ia menjadi tempat perteduhan yang menyukakan hati. Sama seperti seorang ayah atau ibu yang selalu ingin melakukan kebaikan kepada anak-anaknya, demikian juga dengan Allah kita. Ia rindu memberikan kebaikan-Nya itu, dan kita dianggap-Nya layak menerimanya. Sebab itu, Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Berbahagialah mereka yang percaya kepada Tuhan.
Oleh: GI. Nikodemus Rindin
Mazmur 84:1-13
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA5
Warta Tengah Minggu
Kebaktian Tengah Minggu GerejaReformasi Indonesia Jemaat Antiokhia
TEMPAT : WISMA BERSAMA, Jl. Salemba Raya 24 A-B, Jakarta Pusat
Persekutuan Oikumene - Rabu, 25 Mei 2016, Pkl : 13.00 WIB
Antiokhia Ladies Fellowship - Kamis, 26 Mei 2016, Pkl : 11.00 WIB
Sabtu, 28 Mei 2016, Pkl. 13.00 WIB
Antiokhia Youth Fellowship Sabtu, 28 Mei 2016, Pkl. 16.00 WIB
Jumat, 27 Mei 2016, Pkl. 19.00 WIB
Tuhan, Keluarga, dan PekerjaanPdt. Bigman Sirait
Mendesain JiwaIbu Tuty Mesakh
pendalaman alkitab
Are You Listening, God?
GERAKAN PENGABDIANPEMUDA BANGSA
NARASUMBERMODERATOR
SHARING 1SHARING 2KONSUMSI
Pdt. Bigman SiraitPnt. Aryanto YudiBp. Robby TanuwijayaBp. David HuwaeKel. Bp. Saut Simorangkir & Kel. Ibu Evi Pangestu
ejadian 44
Pnt. An An Sylivana
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 6
Mengenal Alkitab
MEWARNAI JAMAN DENGAN KASIH
DALAM Perjanjian Lama (PL), Yesaya mengibaratkan kasih Allah kepada umat seperti kasih seorang ibu kepada anaknya (Yes 49:15). Dalam surat-surat Paulus kasih sebagai karunia Roh Kudus. Kasih itu bukan usaha manusia,
dan oleh karena itu bukan alasan untuk membanggakan diri (1Kor 13:4). KasihNya yang luar biasa besar, melampaui akal manusia memberikan gambaran penting, betapa dalamnya cinta Allah terhadap manusia. Kehebatan kasihNya, Ia menentukan kita dari semula. Kata “menentukan” mengandung arti: memisahkan/mengistimewakan, menetapkan, menunjuk, memilih manusia untuk menjadi anak-anakNya. Siapa yang bisa membantah ketika Allah sudah menetapkannya? TIDAK ADA. Namun terkadang manusia yang adalah ciptaanNya, berusaha untuk bertanya sekaligus menyimpulkannya sendiri. Bagaimana mungkin manusia sudah ditetapkanNYA Dari semula, tapi jatuh dalam dosa, melawan Allah, dan lain sebagainya. Ketidakmampuan ciptaan untuk memahami Penciptanya selalu tergambar dalam kebodohan manusia untuk memahami rancangan Allah yang sesungguhnya.
“…dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya”. Kata “anak-anak-Nya” mengacu pada mereka yang oleh karena iman, sungguh menjadi milik Allah dalam segala abad. Juga untuk mereka yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus dan yang memancarkan karakter Allah dalam kehidupan. Dengan demikian, harusnya kita menyadari dan mensyukurinya, sungguh luar biasa rencana agungNya dalam hidup orang percaya.
Rasa syukur dan hormat yang tak berujung, disampaikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus “Terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakannya pada kita di dalam Dia.” Kata “dikaruniakanNya” bukan hal yang biasa yang dipahami oleh manusia dewasa ini. Namun sebenarnya memiliki arti yang sangat dalam maknanya. “DikaruniakanNya” berarti pengasihan Allah kepada umat yang terwujud dalam pengampunan dosa (Kel 33:19). Allah mengaruniakan anugerah atau kemurahan-Nya sebagai pemberian kasih-Nya yang tidak semestinya diberikan (Yes 63:7). Hal ini merupakan makna dasar firman yang terdapat dalam Perjanjian Baru (PB), ketika anugerah Allah dihubungkan dengan Yesus, yang dalam pribadi-Nya memperlihatkan kemurahan Allah terhadap manusia. Yesus sendiri adalah kepenuhan karunia dan kebenaran itu (Yoh 1:14-17). Menyadari kasih Allah dalam hidup kita, maka kita akan semakin berhati-hati, serius menjalani hidup ini. Waktu yang diberikanNya sangat bernilai, jangan lagi menggunakannya dalam kesalahan! Hormatilah Tuhan dengan hidup benarmu! Bersyukurlah atas keistimewaan yang dibrikanNya. Mengakui diri sebagai anak-anakNya, maka sudah sepatutnya kita mewarnai zaman dengan kasih yang sungguh.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (Efesus 1:5-6)
GI. Julius Mokolomban
SELAMATATAS PENAHBISAN
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA7
Info GRI
Guru Injil Julius Mokolombanke dalam JabatanPendeta
Bp. Arosokhi Laolike dalam Jabatan
Pendeta
Bp. Nikodemus Rindinke dalam Jabatan
Guru Injil
Bp. Slamet Wiyonoke dalam JabatanGuru Injil
SELAMATATAS PENAHBISAN
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 8
Pelita
DI Oregon State University, Dr. Marvin Dubbe telah mengadakan penyelidikan di antara para mahasiswa mengenai hubungan mereka dengan orang tuanya; hasilnya, 95% lebih dari mahasiswa tersebut tidak dapat berdialog dengan
orang tuanya. Dr. Billy Graham dalam bukunya “The Christ Centered Home” menuliskan “Saya telah menerima beribu-ribu surat dari segala penjuru dunia. Banyak di antara surat-surat tersebut menceritakan tentang perkawinan yang tidak bahagia dan rumah tangga yang berantakan. Mereka mengeluh tentang anak-anak mereka yang berandal, tentang orang tua yang tidak setia menjalankan tugasnya …” Ternyata, ada korelasi yang erat antara perkawinan yang tidak bahagia dan rumah tangga yang berantakan! Walaupun orang tua berusaha mengasihi anak secara adil, namun pada kenyataannya, orang tua tidak selalu berhasil melakukannya. Banyak orang tua merasakan kedekatan yang khusus dengan anak tertentu dan tidak jarang anak yang lainnya mengeluh bahwa orang tuanya lebih mengasihi saudaranya, daripada dirinya, ada istilah ”anak kesayangan atau anak favorit atau anak mama-anak papa” ( Bacalah kitab Kejadian 25:27-33). Ternyata, dampak ”anak kesayangan atau anak favorit atau anak mama-anak papa” adalah: terjadinya penipuan antar keluarga (Ribka menggunakan Yakub anaknya untuk menipu suaminya sendiri), kebencian Esau yang melahirkan niat untuk membunuh Yakub, keluarga itu terpecah dan Yakub harus meninggalkan rumahnya selama bertahun-tahun serta hidup di dalam ketakutan. Yang lebih menghkawatirkan adalah berdampak terhadap masalah di dalam keluarga:
a). Kebencian & iri hati antara anggota keluarga: Esau dan Yakub atau Yusuf dan saudara-saudaranya
b). Sikap mementingkan diri sendiri, ketidakjujuran dalam pernikahan dan orangtua mencurahkan kasih sayang yang berlebihan terhadap anak tertentu: Ishak sayang kepada Esau, tetapi Ribka kasih kepada Yakub (Kej 25:28)
c). Isteri memperdaya suami untuk merampas otoritas suami: Ribka “menyulap” Yakub putera kesayangannya sedemikian rupa agar mirip dengan Esau, kakaknya. Ia berhasil menipu Ishak suaminya (Kej 27:5-17). Suatu keluarga terdiri atas seorang ayah, seorang ibu tanpa atau dengan seorang anak atau beberapa orang anak karena poros keluarga adalah hubungan antara suami-istri, bukan orang tua-anak! Orang tua harus bersama-sama terlibat dalam pembinaan rohani anak-anak mereka (Ams 1:8) sehingga mereka menjadi anak-anak yang bijaksana, menaati, dan menghormati orang tuanya (Ams 3:1). Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari melalui peristiwa ini yaitu: 1. Saat membesarkan anak, para orang tua hendaknya jangan menunjukkan sikap pilih kasih, harus memberi dorongan dan juga teguran, dan mendidik mereka dalam kasih! Walaupun sekandung, namun kenyataannya watak mereka berbeda-beda. Perbedaan watak ini, kalau terlalu tajam dapat menimbulkan pertentangan.
2. Untuk menghadapi perselisihan, ayah dan ibu harus bertindak adil (tidak ada ”anak kesayangan atau anak favorit atau anak mama-anak papa” ).
3. Dalam keluarga Kristen, harus ada kehidupan yang suka saling menolong, saling mengasihi, saling memaafkan, dan saling melayani.
4. Jadikan keluarga kita FAMILY: Father And Mother I Love You setiap hari.
Selamat mempraktikkan cinta kasih di tengah-tengah keluarga kita!
ANAK MAMA, ANAK PAPAIbu Juaniva Sidharta
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA9
COFFEE BREAK ADALAH KELOMPOK KECIL YANG MENGGALI KEBENARAN FIRMAN TUHAN
DAN SALING BERBAGI KESAKSIAN
KELAPA GADINGTANAH ABANG, CIDENG
SALEMBA SLIPI
BEKASIKALIBATA
KEMANGGISAN
Bp. Hendry SuryaBp. Saut SimorangkirBp. Slamet WiyonoLidya WattimenaBp. Adil ParlindunganBp. David SipahutarBp. TP. Malau
:::::::
Pembinaan
PERSIAPAN GSMMinggu, 22 Mei 2016
Pkl 12.00 WIB di Wisma Bersama
LATIHAN CHOIRSetiap Minggu ke 2 & 4Pkl 12.00 WIB di Wisma BersamaBersama: Ibu Rukyah Marpaung
GEREJA REFORMASI INDONESIA AKAN MENGADAKAN PELAYANAN BAPTISAN PADA HARI/
TANGGAL: MINGGU, 12 JUNI 2016. BAGI BAPAK/IBU YANG INGIN MEMBAPTISKAN ANAK DAPAT
MENGHUBUNGI SECRETARIAT GEREJA.TELEPON (021) 392-4229, HP. 08118888802.
INFO BAPTISAN
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 10
Tokoh Kristen
YESUS, MANUSIA YANG MENJADI ALLAHPaulus dari Samosata (200-275 AD)
ADA beragam pandangan yang bermunculan dan berkembang terkait substansi Tuhan Yesus. Sebagian orang melihat Yesus tidak lebih dari manusia biasa. Sebagian lagi menyebut Dia adalah 50% manusia dan 50% Allah. Lalu
teolog lain mengatakan, jika Yesus 50% manusia dan 50% Allah, maka Yesus bukanlah manusia sejati, dan bukan pula Allah yang sejati (manusia jadi-jadian/manusia super). Tidak itu saja, ada pula pandangan yang lebih fanatik kepada satu pribadi saja, hanya melihat kepada keesaan Allah Bapa. Muaranya pada konsep pembedaan substansi antara Yesus dan Allah Bapa. Ajaran seperti itulah yang dipegang oleh Paulus dari Samosata. Teolog dan ahli filsafat yang hidup antara tahun 200-275 AD itu mengajarkan, bahwa Yesus terlahir sebagai seorang manusia biasa, tapi, ketika Dia dibabtis, maka di saat yang sama Logos atau firman Allah itu meresap masuk dalam diriNya. Oleh karena itu, Yesus dipandang bukan sebagai Allah yang menjadi manusia, tapi sebagai manusia yang menjadi-Allah. Dalam sebuah tulisan untuk Sabinus untuk melawan ajaran dari Anastasius, Paulus menulis: “Setelah diurapi oleh Roh Kudus dia menerima gelar yang diurapi, yaitu Christos, menderita sesuai dengan fitrahnya, bekerja secara ajaiban sesuai dengan kasih karunia.” Menurut Paulus, Tuhan Allah hanya dapat dipandang sebagai satu pribadi saja. Tetapi di dalam diri Allah dapat dibedakan antara Logos (Firman) dan Hikmat. Logos dapat disebut Anak, sedang Hikmat dapat disebut Roh. Namuan demikian Paulus menegaskan, bahwa Logos itu bukanlah suatu pribadi, tapi semacam kekuatan tersendiri yang tidak berpribadi.
Logos yang sama (kekuatan), kata uskup Antiokhia pada tahun 260 ini telah bekerja pada diri Musa dan para nabi di dalam Perjanjian Lama. Selanjutnya, Roh yang sama di sebut Paulus Samosta juga bekerja di dalam diri Yesus, anak Maria. Yesus Kristus adalah Juruselamat manusia, yang datang dari bawah, namun Allah memberikan Logos atau Firman, yang datangnya dari atas. Logos atau Firman yang berdiam dalam diri Yesus Kristus adalah logos yang sama, seperti Hikmat atau Roh di dalam diri para nabi di Perjanjian Lama. Perbedaannya ada fungsionalitas Hikmat atau Roh yang mempunyai sifat yang khas. Ajaran Paulus Samosta yang memandang Yesus Kristus tidak lebih dari sebuah wadah yang didiami oleh Roh Allah atau Hikmat Allah yang sempurna itu terang dipandang sebagai ajaran sesat. Menjadi representasi kuat ajaran Monarkiasme dinamis atau adopsionis yang diikuti paulus Samosta. Ajaran ini berusaha membuat Yesus lebih rendah dari pada Allah Bapa. Ajaran dari Theodotus dari Byzantium, seorang diekskomunikasi oleh Gereja pada tahun 190 ini menyatakan bahwa Kristus hanyalah manusia semata-mata, yang di dalamnya Allah hadir secara istimewa. Yesus adalah Anak yang diangkat (diadopsi) dan mengenakan keilahian yang dinamis. Tidak saja berbeda dengan Dogma gereja, tapi jelas bertentang dengan apa yang Alkitab tuliskan tentang siapa Yesus. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1). Kemudian, Firman yang adalah Allah itu sendiri Yohanes terangkan telah menjadi Manusia, mengacu kepada Yesus sendiri. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14). Slawi/ dbs
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA11
Info Khusus
1. DIRI SENDIRI:a. Bersyukur untuk Firman Tuhan
2. JEMAAT: a. Kesetiaan dan pertumbuhan umat dalam beribadahb. Jemaat dalam pergumulan pekerjaan, keluarga, sakit c. Jemaat yang berulang tahund. Doa khusus :
3. GEREJA: a. Rencana dan program gerejab. Ibadah Minggu dan tengah Mingguc. Kesungguhan dan kesehatian pengurusd. Mitra pelayanan gereja : MIKA, PAMA, REFORMATA
4. BANGSA DAN NEGARA:a. Para pejabat pemerintah agar diberi hikmat memimpinb. Persoalan kebangsaan: sosial, politik, ekonomic. Keterlibatan warga gereja dalam pengabdiannya
POKOK DOA JEMAATSEGERA !!!
Bergabunglah dengan Gereja Reformasi Indonesiamelalui, sosial media
Anda akan menerima informasi-informasi terkini seputar kegiatan GRI-Antiokhia
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 12
Serba-Serbi
PELAYANAN RADIOOn Air RPK FM 96,30
Senin, 23 MEI 2016 Pkl 20.00 WIB
BINCANG BINCANG ANAK TUHAN
Reformata Audio Streaming (RAS)klik: www.reformataradio.comSetiap Selasa
Pkl. 15.00-17.00 WIB
TERIMA KASIHUNTUK PENGANAN
22 MEI 2016
Pkl. 07.30 WIB : Sdr. Yunus Mikaart
Pkl. 10.00 WIB : Ibu Nona
Pkl. 17.00 WIB : Bp. Ronny Napitupulu
Bagi Bapak/Ibu yang ingin ikut ambil bagian dalam penyediaan penganan dapat menghubungi (WB) Ibu Riana; (PP) Ibu Evi+Ibu Angelica
Pantar PurnawanFrans S Gultom
Merry TobingDianis WauIbu Maryati
Ibu Liana TirtaFrendy Rimba
Marsha RosalindElfrida Simanjunta
Gina Laniyati HartonoMeitasari
YunusJemima Tabitha Wirawan
Tiorida SagalaRukyah Marpaung
15 Mei15 Mei18 Mei22 Mei22 Mei22 Mei23 Mei25 Mei25 Mei27 Mei27 Mei27 Mei29 Mei29 Mei30 Mei
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA13
1. CD Khotbah - Injil- Kesetiaan Yang Sejati- Kepatuhan Kristiani- Mengatasi Kekuatiran- Hukum Dalam Perspektif Kristiani- Memahami Rencana Allah- Kemuliaan Hidup Kristiani- Awas Pelayan Sesat
2. DVDKhotbah 7 seri (7 DVD):- 7 Kata Penuh Kuasa - 7 Fakta Seputar Salib- 7 Alasan Mengapa Yesus Disalibkan- 7 Gelar Yesus Dalam Penyaliban- 7 Kemungkinan Tokoh Dalam Penyaliban
Khotbah Khusus Wanita (7 DVD) - 7 Mahkota Wanita
Khotbah Natal:- Mujizat Natal - Natal Berdarah- Kidung Natal- Misteri Natal
Khotbah Trilogi Kenaikan:- Mahsyurkan Injil-Nya Vol. 1- Mahsyurkan Injil-Nya Vol. 2- Mahsyurkan Injil-Nya Vol. 3
Informasi dan pemesanan CD dan DVD : (021) 392-4229
SAKSIKAN PELAYANAN TELEVISI Pdt. Bigman Sirait
1. INDOVISION, LIFE Channel 70
Minggu, Pkl. 03.30 & 14.00 WIBTgl. 29 MEI 2016“WARISAN TERMAHAL”
2. Media Cinema IndonesiaHi TV Channel 303
Sabtu Pkl. 05.00 - 05.30 WIB Minggu Pkl. 05.00 - 05.30 WIBTgl. 28 Mei 2016“MEMASUKKI LEMBAHBAYANG MAUT ”
3. Indovision, LIFE ChannelProgram: Bijaksana Amsal
Selasa, Kamis & SabtuPkl. 13.00 & 21.00 WIB
MingguPkl. 05.00, 23.00 WIB
PELAYANAN RADIOOn Air RPK FM 96,30
Setiap Senin Pkl 20.00 WIBSetiap Jumat Pkl 05.00 WIBSenin 1 : Bina PasutriSenin 2 : Bina Pendidikan MIKASenin 3 : Bincang2 KeluargaSenin 4 : Pemuda (Binatu)Senin 5 : Cinta Anak
TERSEDIA
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 14
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA15
22 MEI 2016 | GEREJA REFORMASI INDONESIA 16
Catatan Khotbah